Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

PEMELIHARAAN KUBIKEL TEGANGAN MENENGAH PADA


GARDU INDUK BANDA ACEH

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Kurikulum Semester V


Teknik Elektro
Politeknik Negeri Lhokseumawe

Oleh :
Nama : Syamsul Hadi
Nim : 1720403029

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LISTRIK


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI LHOKSEUMAWE
TAHUN 2019/2020
LEMBAR PENGESAHAN

Judul : Pemeliharaan Kubikel Tegangan Menengah Pada Gardu Induk Banda Aceh
Nama : Syamsul Hadi
Nim : 1720403029

Mengetahui, Menyetujui,
KetuaProdi Teknik Listrik Pembimbing PKL

SUPRIHARDI, ST., MT SUBHAN, ST., MT


Nip.19690723 199903 1 001001 Nip. 19720902 199903 1 001

Mengetahui/Mengesahkan:
Ketua Jurusan Teknik Elektro

ZAMZAMI, S.T., M.Eng


Nip.19791112 200312 1 003
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Puji syukur ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan hidayah dan
kekuatan sehingga penulis telah dapat menyelesaikan laporan Kerja Praktek di PT. PLN
(Persero) GARDU INDUK Banda Aceh yang telah dilaksanakan mulai tanggal 06
Agustus 2018 – 31 Agustus 2018. Shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW,
keluarga dan sahabat serta orang-orang mukmin yang tetap istiqamah di jalannya.

Laporan Kerja Praktek ini merupakan hasil orientasi langsung penulis pada
proses kelistrikan dan perbaikan alat-alat listrik di menyelesaikan laporan Kerja Praktek
di PT. PLN (Persero) GARDU INDUK Banda Aceh. Tugas khusus yang diberikan
kepada penulis yaitu” PEMELIHARAAN KUBIKEL TEGANGAN MENENGAH
PADA GARDU INDUK 150 KV DI GARDU INDUK BANDA ACEH”

Latar Belakang Praktek Kerja Lapangan


Kurikulum jurusan Teknologi Elektro Politeknik Negeri Lhokseumawe yang
terdiri dari enam semester perkuliahan yang salah satu mata kuliahnya adalah PKL yang
mempunyai bobot 2 (Dua) SKS pada semester V (Lima).
PKL ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Diploma Tiga
di Politeknik Negeri Lhokseumawe, disamping itu dalam Program PKL ini mahasiswa
dapat mengamati secara langsung kenyataan di industri yang berkaitan dengan disiplin
ilmu yang dimiliki, sehingga diharapkan tidak canggung untuk terjun kemasyarakat.
Dalam era globalisasi sekarang ini dan disertai dengan adanya perkembangan teknologi yang
semakin pesat pertumbuhannya salah satu perkembangan teknologi yang berkembang adalah
perkembangan teknologi dalam bidang kelistrikan. Energi listrik telah menjadi kebutuhan pokok
bagi kehidupan manusia pada masa sekarang ini. Ketersediaan listrik amat dibutuhkan bagi
setiap lapisan masyarakat baik untuk kegiatan industri, kegiatan komersial, dan kegiatan
kehidupan sehari-hari masyarakat. Berbagai peralatan telah tersedia untuk memudahkan
kegiatan manusia sehari-hari, dan agar dapat bekerja dengan baik tentunya peralatan tersebut
membutuhkan sumber energi. Energi primer yang tersedia di alam tidak dapat digunakan secara
langsung untuk mengoperasikan peralatan tersebut sehingga dibutuhkan konversi energi terlebih
dahulu
Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan Laporan Praktek Kerja lapangan ini yaitu:

1. Mengetahui prinsip kerja dari proses PT. PLN (Persero) GARDU INDUK BANDA
ACEH
2. Dapat memberikan pandangan umum bagi mahasiswa tentang pekerjaan di lapangan
beserta penerapan ilmu yang telah diperoleh di bangku perkuliahan.
3. Dengan penulisan laporan pelaksanaan kerja praktek ini diharapkan dapat menguraikan
dan membahas sistem pemeliharaan yang baik dan benar pada jaringan distribusi.
4. Mengetahui dan memahami cara pemeliharaan yang baik dan benar pada jaringan
distribusi.

Penulis telah berusaha dalam menyempurnakan laporan ini, namun penulis


menyadari bahwa bukanlah seseorang yang sempurna yang tidak mungkin luput dari
kesalahandan kesilapan, untuk itu penulis membutuhkan kritik dan saran yang
membangun dari semua pihak sangat demi kesempurnaan laporan ini.

Akhirnya penulis berharap semoga Laporan Kerja Praktek ini dapat bermanfaat
bagi semua pihak, Amin.

Banda Aceh 09 April 2019

Syamsul Hadi
Nim:1720403029
ABSTRAK

Pemeliharaan Kubikel Tegangan Menengah


Di PT PLN (Persero) P3B Sumatera
UPT Banda Aceh
Gardu Induk Banda Aceh

Oleh :
Syamsul Hadi
NIM : 1720403029

Pada instalasi tenaga listrik dan peralatan elektrik banyak dijumpai panel-panel
yang digunakan untuk melindungi peralatan tersebut. Salah satunya adalah
peralatan hubung bagi atau yang biasa disebut sebagai kubikel. Fungsinya adalah
sebagai pengendali, penghubung dan pelindung serta membagi tenaga listrik dari
sumber tenaga listrik. Dalam instalasi tegangan menengah kubikel diperlukan agar
lebih mudah dalam pemantauan atau pemeliharaan sehingga peralatan listrik lebih
awet. Seiring dengan berjalannya waktu, maka kubikel pun mengalami penurunan
kualitas pelayanan sehingga perlu dilakukan adanya upara perawatan agar dapat
mempertahankan atau mengembalikan pada tingkat prestasi awal dan dapat
beroperasi dengan keandalan yang tinggi sehingga kontinuitas pelayanan listrik
akan tercapai. Pada makalah kerja praktek ini akan dibahas bagaimana cara
perawatan pada kubikel sehingga kubikel tetap mampu melayani kebutuhan listrik
tanpa adanya gangguan yang berarti berdampak kerugian lebih besar.
.

Kata kunci : Panel penghubung bagi, keandalan, maintenance.


DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL DALAM.............................................................................................i

LEMBAR PERSETUJUAN...............................................................................ii

LEMBAR PENGESAHAN................................................................................ii

KATA PENGANTAR .........................................................................................iii

ABSTRAK .........................................................................................................iv

DAFTAR ISI .....................................................................................................v

DAFTAR GAMBAR..........................................................................................viii

DAFTAR TABEL................................................................................................ix

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang...........................................................................................1

1.2 Tujuan.........................................................................................................2

1.3 Batasan Masalah.........................................................................................2

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Singkat PT PLN (Persero).............................................................3

2.2 Bisnis Inti P3B Sumatera...........................................................................5

2.3 Makna dan Logo PT PLN (Persero)...........................................................5

2.4 Visi dan Misi PT PLN (Persero) P3B Sumatera........................................7

2.4.1 Visi PT PLN (Persero) P3B Sumatera..............................................7


2.4.2 Misi PT PLN (Persero) P3B Sumatera.............................................7

2.5 Struktur dan Organisasi PT PLN (Persero) GI Banda Aceh......................8

2.6 Tugas Supervisor dan Operator Gardu Induk.............................................9

2.6.1 Tugas Supervisor Gardu Induk.........................................................9

2.6.2 Tugas Operator Gardu Induk.............................................................9

BAB III PERAWATAN KUBIKEL TEGANGAN MENENGAH PADA GARDU


INDUK BANDA ACEH

3.1 Dasar Teori.................................................................................................11

3.1.2 Kubikel Tegangan Menengah..................................................................12

3.1.2.1 Pengertian Kubikel Tegangan Menengah......................................12

3.2.2 Bagian-Bagian Kubikel....................................................................12

3.2.3 Fungsi Kubikel..................................................................................12

3.2.4 Jenis Kubikel.....................................................................................13

3.2.5 Penempatan Kubikel.........................................................................14

3.2 Komponen Komponen Komponen............................................................15

3.2.1 Komponen Utama ............................................................................15

3.2.2 Rel.....................................................................................................16

3.2.3 Trafo Arus (CT).................................................................................17

3.2.4 Trafo Tegangan (PT).........................................................................18

3.2.5 PMS (Pemisah) Rel...........................................................................18

3.2.6 PMS (Pemisah) Tanah/Grounding....................................................18


3.2.7 Komponen Pendukung......................................................................19

3.2.8 Lampu Indikator................................................................................19

3.2.9 Pemanas (Heater)..............................................................................19

3.2.10 Handle Kubikel...............................................................................19

3.2.11 Sistem Interlock..............................................................................20

3.2.12 Interlock Pintu.................................................................................20

3.2.13 Interlock PMT.................................................................................20

3.2.14 Interlock PMS Tanah.......................................................................21

3.2.15 Peralatan Uji dan Alat Pelindung Diri(APD)..................................21

3.2.16 Peralatan Uji....................................................................................21

3.2.17 Alat Pelindung Diri.........................................................................21

3.3 Pemeliharaan Kubikel Tegangan Menengah..............................................23

3.3.1 In Service Inspection.........................................................................23

3.3.2 In Service Measurement....................................................................24

3.3.3 Shutdown Measurement....................................................................25

3.3.4 Shutdown function check..................................................................33

BAB IV PENUTUP

5.1 Kesimpulan................................................................................................34

5.2 Saran...........................................................................................................34

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................35
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Listrik adalah bentuk energi sekunder yang paling praktis penggunaannya oleh
manusia, dimana listrik dihasilkan dari proses konversi energi sumber primer seperti
batu bara minyak bumi, gas, panas bumi, potensial air dan energi angin. Kebutuhan
listrik di masyarakat semakin meningkat seiring dengan meningkatnya pemanfaatan
tenaga listrik pada peralatan-peralatan rumah tangga, kantor dan sebagainya, sehigga
pasokan listrik harus ditambah yakni dengan pembangunan pembangkit listrik baru.
Selain tersedianya pembangkitan yang cukup, hal lain yang juga harus ditentukan
adalah apakah kondisi transient jika terjadi gangguan akan mengganggu operasi normal
sistem atau tidak. Hal ini akan berhubungan dengan kualitas listrik yang sampai ke
konsumen berupa kestabilan frekuensi dan tegangan.

Kebutuhan energi listrik (tenaga listrik) baik di sektor rumah tangga, gedung
perkatoran maupun industri meningkat tajam seiring dengan tingkat pendapatan
masyarakat dan pertumbuhan industri. Peningkatan energi listrik dari sisi pemakaian
akan menjadi kendala pada sisi pembangkitan, karena pembangkit-pembangkit tenaga
listrik di Indonesia relatif terbatas dan energi listrik yang dibangkitkan belum sebanding
dengan kebutuhan listrik masyarakat dan industri yang terus berkembang secara pesat
sehingga suplai tenaga listrik menjadi kebutuhan utama. Sehingga perlu dibangun
pembangkit-pembangkit baru untuk memenuhi kebutuhan energi listrik.

Perencanaan, pengelolaaan pembangkitan, penyaluran dan pendistribusian


energi listik dituntut untuk memenuhi tuntutan konsumen terhadap peningkatan
kuantitas dan kualitas energi yang dihasilkan. Peningkatan kualitas energi listrik juga
sangat berpengaruh dalam meningkatkan efisiensi dan keandalan sistem, hal ini
dimaksudkan untuk menjaga peralatan-peralatan sistem yang sensitif terhadap
gangguan, permasalahan besar dalam sektor energi listrik tersebut menuntut adanya
deregulasi sehingga diperoleh solusi yang menguntungkan semua pihak. Beberapa
kendala yang dihadapi untuk memenuhi tuntutan tersebut adalah keterbatasan sumber-
sumber energi, mahalnya biaya investasi, pemeliharaan dan operai sistem energi listrik.
Lebih-lebih dimasa mendatang ada kecendrungan sistem pembangkitan dilakukan
secara terdistribusi (distributed generation) sehingga akan memungkinkan munculnya
pelaku-pelaku bisnis baru khususnya di daerah-daerah.

Gardu induk dalam hal ini merupakan salah satu komponen pendistribusian
tenaga listrik ke konsumen. Fungsi gardu induk dalam hal ini sebagai pemantau
terhadap jumah beban yang ada di daerah kerja gardu induk tersebut.

Jumlah beban yang meningkat atau menurun dapat menjadi indikator terhadap
tingkat ekonomi masyarakat, tingkat peningkatan jumlah penduduk serta indikator-
indikator faktor ekonomi lainnya.

1.2 Tujuan

Laporan ini di buat untuk menyelesaikan mata kuliah KP (kerja praktek) di


gardu induk Banda Aceh. Adapun dari penulisan laporan ini yaitu untuk mempelajari
lebih dalam mengenai pemeliharaan Kubikel Gardu Induk 150 KV yang ada di daerah
kerja Gardu Induk Banda aceh

1.3 Batasan Masalah

Dalam laporan ini akan membahas topik permasalahan yang akan kami bahas
yaitu, mengenai Pemeliharaan Kubikel Gardu Induk 150 KV di daerah kerja Gardu
Induk Banda Aceh.
BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Singkat PT PLN (Persero)

Sejarah Ketenaga listrikan di Indonesia dimulai pada akhir abad ke-19, ketika
beberapa perusahaan Belanda mendirikan pembangkit tenaga listrik untuk keperluan
sendiri. Perusahaan tenaga listrik tersebut berkembang menjadi perusahaan untuk
kepentingan umum, diawali dengan perusahaan swasta Belanda yaitu NV. NIGM yang
memperluas usahanya dari hanya di bidang gas ke bidang tenaga listrik. Selama Perang
Dunia II berlangsung, perusahaan-perusahaan listrik tersebut dikuasai oleh Jepang dan
setelah kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, perusahaan-perusahaan
listrik tersebut direbut oleh pemuda-pemuda Indonesia pada bulan September 1945 dan
diserahkan kepada Pemerintah Republik Indonesia.

Sejalan dengan meningkatnya perjuangan bangsa Indonesia untuk


membebaskan Irian Jaya dari cengkraman penjajah Belanda, maka dikeluarkan Undang-
Undang No.86 tahun 1958 tertanggal 27 Desember 1958 tentang nasionalisasi
perusahaan Belanda dan peraturan pemerintah No. 18 tahun 1958 tentang nasionalisasi
Perusahan Gas dan Listrik Milik Negara.

Dengan Undang-Undang tersebut, maka seluruh perusahan listrik milik


Belanda berada di tangan Indonesia. Sejarah ketenagalistrikan di Indonesia mengalami
pasang surut sejalan dengan pasang surut perjuangan bangsa Indonesia. Tanggal 27
Oktober 1945 kemudian di kenal dengan Hari Listrik dan Gas, hari tersebut telah
diperingati untuk pertama kalinya pada tanggal 27 Oktober 1946 di gedung Badan
Pekerja Komite Nasional Pusat (BPKNIP) Yogyakarta. erangkat untuk pertama kalinya.

Penetapan secara resmi pada tanggal 27 Oktober 1945 sebagai Hari Listrik dan
Gas berdasarkan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik No. 20 tahun
1960, namun kemudian berdasarkan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga
Listrik yang terjatuh pada tanggal 3 Desember. Mengingat pentingya semangat dan
nilai-nilai Hari Listrik, maka berdasarkan keputusan Menteri Pertambangan dan Energi
No. 1134K/43.PE/1992 tanggal 31 Agutus 1992, ditetapkanlah tanggal 27 Oktober
sebagai Hari Listrik Nasional.

Di provinsi Aceh pertama kali dikenal listrik sekitarr tahun 1930 dengan pusat
tenaga diesel (PLTD) di sigli dan langsa. Pada akhir tahun 1959 dibangun lagi pusat
listrik tenaga diesel di Lhokseumawe yang dioperasikan secara resmi dengan status saat
ini sebagai ranting. Pada tahun 1972 dibuka cabang baru yaitu perusahaan listrik negara
cabang Langsa. Perusahaan listrik negara ranting Lhokseumawe saat ini masuk wilayah
kerja perusaahan listrik negara cabang Langsa.

Jumlah pelanggan PT PLN wilayah Aceh secara keseluruhan 726.001


pelanggan dengan jumlah KWH yang terjual 839.232.572 KWH. Beban puncak
pemakaian energi listrik di seluruh wilayah Aceh saat ini mencapai 204,5 MW. Dari
beban puncak tersebut yang dibangkitkan oleh mesin pembangkit PLN wilayah Aceh
adalah 58,2 MW, sisanya dipasok melalui sistem transmisi 150 KV dari PLN
pembangkitan Sumatra bagian utara khususnya untuk daerah pesisir timur Aceh.
Sedangkan pesisir barat masih merupakan sistem kelistrikan yang isolated.

Jumlah pegawai PLN di Aceh lebih kurang berjumlah 1.102 orang, dengan
jumlah pegawai laki-laki berjumlah 950 orang dan pegawai wanita 152. PLN juga
menggunakan tenaga out sourcing berjumlah 945 orang, pendapatan yang dihasilkan
PLN hampir setiap tahun dibawah target. Kekurangan pendapatan PLN tertutupi dengan
adanya subsidi dari pemerintah. Adapun tujuan perubahan status dari PT PLN adalah
sebagai berikut :

1. Menyediakan tenaga listrik bagi kepentingan masyarakat dan kesejahteraan


bangsa dan negara
2. Meningktk kesejahteraan dan kemakmuran rakyat secara adil dan merata serta
mendorong kegiatan ekonomi dalam masyarakat.
3. Mengusahakan keuntungan agar dapat membiayai pengembangan tenaga listrik
untuk melayani kebutuhan masyarakat umum di masa yang akan datang.
4. Merintis kegiatan usaha penyedia tenaga listrik.
5. Menyelenggarakan usaha-usaha lain yang meenunjang usaha penyediaan
tenaga listrik, sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2.2 Bisnis Inti Perusahaan P3B Sumatera

Jumlah Gardu Induk P3B Sumatera Utara di wilayah UPT Banda Aceh terdiri
dari 10 unit Gardu Induk (GI) tersebar di seluruh daerah dalam provinsi Aceh yaitu :

1. Gardu Induk Banda Aceh 150 KV


2. Gardu Induk Sigli 150 KV
3. Gardu Induk Bireun 150 KV
4. Gardu Induk Nagan Raya 150 KV
5. Gardu Induk Meulaboh 150 KV
6. Gardu Induk Blang Pidie 150 KV
7. Gardu Induk Langsa 150 KV
8. Gardu Induk Tualang Cut 150 KV
9. Gardu Induk Idi 150 KV
10. Gardu Induk Lhokseumawe 150 KV
11. Gardu Induk Aron 150 KV
12. Gardu Induk Jantho 150 KV
13. Gardu Induk Panton labu 150 KV

2.3 Makna Logo PT PLN (Persero)

Logo perusahaan PLN adalah seperti yang tercantum pada gambar 2.1 berikut
ini :

Gambar 2.1 Logo perusahaan PLN

Logo suatu perusahaan merupakan simbol yang mencerminkan perusahaan


tersebut. Logo pun merupakan bagian dari identitas perusahaan (corporate identity),
identitas tersebut merupakan suatu hal yang memungkinkan perusahaan dapat dikenal
dan memiliki perbedaan dengan perusahaan lain.

PT PLN (Persero) mempunyai logo atau lambang yang dijadikan sebagai


identitas perusahaan dengan tujuan agar pelanggan, konsumen, atau public pada
umumnya dapat mengenal dan mengingat perusahaan. Adapun logo yang di gunakan
oleh PT PLN (Persero) adalah “Petir” yang telah lama digunakan PT PLN (Persero)
beserta satuannya. Berikut elemen-elemen dasar logo PT PLN (Persero) :

1. Bidang Persegi Panjang Vertikal

Gambar 2.2 Bidang Persegi Panjang Vertikal

Menjadi bidang dasar bagi elemen-elemen lambang lalnnya, melambangkan


bahwa PT PLN (Persero) merupakan wadah atau organisasi yang terorganisir dengan
sempurna. Berwarna kuning untuk menggambarkan pencerahan, seperti yang
diharapkan PLN bahwa listrik mampu menciptakan pencerahan bagi kehidupan
masyarakat. Kuning juga melambangkan semangat yang menyala-nyala yang dimiliki
tiap insan yang berkarya di perusahaan ini.

2. Petir atau Kilat

Gambar 2.3 Petir atau Kilat

Melambangkan tenaga listrik yang terkandung di dalamnya sebagai produk


jasa utama yang dihasilkan oleh perusahaan. Selain itu petir pun mengartikan kerja
cepat dan tepat para insan PT PLN (Persero) dalam memberikan solusi terbaik bagi para
pelanggannya. Warnanya yang merah melambangkan kedewasaan PLN sebagai
perusahaan listrik pertama di Indonesia dan kedinamisan gerak laju perusahaan beserta
tiap insan perusahaan serta keberanian dalam menghadapi tantangan perkembangan
jaman.
3. Tiga Gelombang

Gambar 2.4 Tiga Gelombang

Memiliki arti gaya rambat energi listrik yang dialirkan oteh tiga bidang usaha
utama yang digeluti perusahaan yaitu pembangkitan, penyaluran dan distribusi yang
seiring sejalan dengan kerja keras para insan PT PLN (Persero) guna memberikan
layanan terbaik bagi pelanggannya. Diberi warna biru untuk menampilkan kesan
konstan (sesuatu yang tetap) seperti halnya listrik yang tetap diperlukan dalam
kehidupan manusia. Di samping itu biru juga melambangkan keandalan yang dimiliki
insan-insan perusahaan dalam memberikan layanan terbaik bagi para pelanggannya.

2.4 Visi dan Misi PT PLN (Persero) P3B Sumatera

2.4.1 Visi PT PLN (Persero) P3B Sumatera

 Diakui sebagai pengelola penyaluran dan pengatur beban sistem tenaga listrik
dengan tingkat pelayanan setara kelas dunia yang bertumbuh kembang, unggul
dan terpercaya dengan bertumpu pada potensi insani.

2.4.2 Misi PT PLN (Persero) P3B Sumatera

 Mengelola operasi sistem tenaga listrik secara andal


 Melakukan dan mengelola penyaluran tenaga listrik tegangan tinggi secara
efisien, andal dan akrab lingkungan
 Mengelola transaksi tenaga listrik secara kompetitif, transparan dan adil
 Melaksanakan pemeliharaan instalasi sistem transmisi tenaga listrik Sumatera
 Nilai-nilai : saling percaya, integritas, peduli dan pembelajar.

2.5 Struktur Organisasi PT PLN (Persero) Gardu Induk Banda Aceh


Struktur organisasi adalah bagian atau suatu kerangka yang disusun untuk
mempermudah organisasi dalam mempelajari tujuan. Untuk pencapaian tersebut PT
PLN (Persero) UPT Banda Aceh pada Gardu Induk Banda Aceh membentuk struktur
organisasi sesuai dengan pembagian kerja sehingga pelaksanaan kegiatan dapat tercapai
secara efektif dan efisien. Setiap badan usaha dibentuk karena adanya tujuan tertentu
yang ingin dicapai. Tujuan tersebut menentujan macam-macam dan luasnya pekerjaan
yang dilakukan. Karena itu diperlukan suatu desain organisasi atau stuktur organisasi
tersebut.

PT PLN (Persero) UPT Banda Aceh Gardu Induk Banda Aceh berdasarkan
fungsi dan struktur organisasinya menganut bentuk struktur organisasi fungsional atau
departementasi. Dengan supervisor sebagai pemimpin tertinggi dari PT PLN (Persero)
UPT Banda Aceh Gardu Induk Banda Aceh. Secara sistematis struktur organisasi
fungsional atau departementsai yang ada pada PT PLN (Persero) UPT Banda Aceh
Gardu Induk Banda Aceh dapat dilihat dalam gambar 2.5 berikut ini :

Supervisor
Dedek Iskandar

Operator

Pegawai Out Sourching (OS)

1. Rahmat Ardiansyah A. 1. Zulfan Maulana


2. Muhammad Ichsan 2. Muhammad Roziansyah
3. T.Muhammad Ari A.
4. Amran Jayusman
Gambar 2.5 Struktur organisasi struktur PT PLN (Persero) Gardu Induk Banda Aceh

Dari gambar di atas dapat diketahui bahwa struktur organisasi PT PLN


(Persero) Gardu Induk (GI) Banda Aceh hanya terdiri 1 orang supervisor dan 6 orang
operator dan diantara operator ada yang berstatus pegawai dan ada yang berstatus
kontrak (Out Sourcing).

2.6 Tugas Supervisor dan Operator Gardu Induk

Supervisor merupakan pimpinan Gardu Induk yang bertanggung jawab penuh


terhadap kinerja operator dalam menjalankan tugasnya untuk menjaga serta melakukan
maintance service terhadap peralatan yang ada pada gardu induk.

2.6.1 Tugas Supervisor Gardu Induk

Berikut merupakan tugas dari supervisor gardu induk dalam menjalankan tugas
dan tanggung jawabnya, yaitu :

1. Melaporkan segala permasalahan pada UPT apabila gardu induk perlu


dilakukan pemeliharaan dan pengujian terhadap peralatan yang ada pada gardu
induk.
2. Memberi arahan kepada operator untuk menjalankan tugasnya dengan
semestinya.

2.6.2 Tugas Operator Gardu Induk

Berikut merupakan tugas dari operator gardu induk dalam menjalankan tugas
dan tanggung jawabnya, yaitu :

1. Mengamati dan mencatat parameter yang ada pada panel control.


2. Melakukan Cheklist harian, mingguan, dan bulanan pada peralatan Gardu
Induk
3. Mengoperasikan peralatan gardu induk

Dengan demikian maka tugas supervisor dan operator gardu induk memiliki
peranan yang sangat penting guna memenuhi kebutuhan daya listrik pada masyarakat,
sehingga selain operator yang berstatus pegawai PLN juga menambah operator dengan
kontrak Out Sourcing (OS) sehingga dapat mencukupi petugas operator pada tiap-tiap
Gardu Induk.

Anda mungkin juga menyukai