Oleh :
NPM : 177002073
TASIKMALAYA
JANUARI, 2021
PENGESAHAAN LAPORAN KERJA PRAKTEK
KERJA PRAKTEK
Oleh:
FAQIH SUBYAKTO
NPM. 177002073
Menyetujui
Tasikmalaya, 20 Januari 2021
Mengetahui,
Ketua Program Studi
Teknik Elektro
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan
Laporan Kerja Praktek yang berjudul “SISTEM PENGAMANAN GARDU
DISTRIBUSI UNI PENYULANG RENI PLN ULP PANGANDARAN”. Oleh
karena itu, penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada:
1. Allah SWT yang telah memberikan Ridho-Nya sehingga penulis bisa
menyelesaikan Kegiatan dan Laporan Kerja Praktek ini.
2. Kedua Orang Tua yang selalu memberikan dukungan baik secara moril
ataupun materil serta doa yang senantiasa mengantarkan penulis hingga
menyelsaikan Kerja Praktek ini.
3. Bapak (Madruji) selaku Manager PT. PLN (Persero) ULP Pangandaran
yang telah memberikan kesempatan Kerja Praktek di Perusahaan ini.
4. Bapak (Egi Kusmiprayogi) selaku Supervisor Teknik PT. PLN (Persero)
ULP Pangandaran sekaligus pembimbing lapangan yang telah membantu
menyelesaikan kerja praktek ini.
5. (Andri Ulus Rahayu) selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan
bimbingan, motivasi, petunjuk, dan arahan kepada penulis dalam
Kegiatan juga penyusunan Laporan ini
6. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan
Laporan Kerja Praktek ini.
Semoga segala bantuan yang telah diberikan kepada penulis dibalas dengan
pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT. Aminn.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
COVER............................................................................................................................... i
ABSTRAK......................................................................................................................... v
KESIMPULAN................................................................................................................62
DOKUMENTASI ............................................................................................................63
iv
ABSTRAK
v
Judul Kerja praktek :
Egi Kusmiprayogi
vi
LOGBOOK KERJA PRAKTEK
NPM: 177002073
Ttd
Hari ke Tanggal Item Kegiatan Pembimbing
lapangan
- Pengenalan perusahaan
1. 9/11/2020 - Pengarahan dari Manager PLN
ULP Pangandaran
Kesimpulan :
Pengenalan perusahaan
1
dengan bagian teknik.
- Pemeliharaan Gabungan di
Kecamatan Cigugur, dan
2. 10/11/2020
sebagian kecamatan cijulang.
Kesimpulan :
- ROW
(Right of way ) Jarak aman adalah jarak antara bagian aktif/fase dari jaringan
terhadap benda-benda disekelilingnya baik secara mekanis atau elektromagnetis
yang tidak memberikan pengaruh membahayakan. Secara rinci Jarak aman
jaringan terhadap bangunan lain dapat dilihat pada tabel dibawah. Khusus
terhadap jaringan telekomunikasi, jarak aman minimal adalah 1 m baik vertikal
atau horizontal. Bila dibawah JTM terdapat JTR, jarak minimal antara JTM
dengan kabel JTR dibawahnya minimal 120 cm.
Tabel 1
2
Gambar 1 ROW
- Perbaikan Kontruksi
3
Gambar 2
Memperbaiki kabel SUTM dari tiang lam yaitu tiang kotak ke bulat dengan
tinggi di sesuaikan dengan keterangan di atas yaitu 12 meter.
4
- diskusi tentang sistem
3. 11/11/2020 Jaringan distribusi pln ULP
pangandaran.
Kesimpulan :
10 penyulang
PNJG, PATO, PNTR, PECU, RSUP, CGGR, KRNI, BHIU, JUPO, RENI.
5
Gambar 3
Gambar 4
Konstruksi SKTM ini adalah konstruksi yan aman dan andal untuk
mendistribusikan tenaga listrik Tegangan Menengah, tetapi relatif lebih mahal
untuk penyaluran daya yang sama. Keadaan ini dimungkinkan dengan konstruksi
isolasi penghantar per Fase dan pelindung mekanis yang dipersyaratkan. Pada
rentang biaya yang diperlukan, konstruksi ditanam langsung adalah termurah bila
dibandingkan dengan penggunaan konduit atau bahkan tunneling (terowongan
beton).
6
Gambar 5
1. Penghantar
Konduktor dengan bahan utama tembaga(Cu) atau alluminium (Al) yang di pilin
bulat padat , sesuai SPLN 42 -10 : 1986 dan SPLN 74 : 1987 Pilihan konduktor
penghantar telanjang yang memenuhi pada dekade ini adalah AAC atau AAAC.
Sebagai akibat tingginya harga tembaga dunia, saat ini belum memungkinkan
penggunaan penghantar berbahan tembaga sebagai pilihan yang baik.
Konduktor dengan bahan utama aluminium ini diisolasi dengan material XLPE
(croslink polyetilene langsung), dengan batas tegangan 6 kV dan harus
memenuhi SPLN No 43-5-6 tahun 1995.
Gambar 6
7
2. Isolator
Gambar 7
Gambar 8
3. Peralatan switching
Pada percabangan atau pengalokasian seksi pada jaringan SUTM untuk maksud
kemudahan operasional harus dipasang Pemutus Beban (Load Break Switch :
LBS), selain LBS dapat juga dipasangkan Fused Cut-Out (FCO).
8
Gambar 9
4. Tiang
SPLN 115 : 1995 berisikan tentang Tiang Kayu untuk jaringan distribusi,
kekuatan, ketinggian dan pengawetan kayu sehingga pada beberapa wilayah
pengusahaan PT PLN Persero bila suplai kayu memungkinkan, dapat digunakan
sebagai tiang penopang penghantar penghantar SUTM.
Adalah jenis tiang terbuat dari pipa besi yang disambungkan hingga diperoleh
kekuatan beban tertentu sesuai kebutuhan. Walaupun lebih mahal, pilihan tiang
besi untuk area/wilayah tertentu masih diijinkan karena bobotnya lebih ringan
dibandingkan dengan tiang beton. Pilihan utama juga dimungkinkan bilamana
total biaya material dan transportasi lebih murah dibandingkan dengan tiang
beton akibat diwilayah tersebut belum ada pabrik tiang beton.
Untuk kekuatan sama, pilihan tiang jenis ini dianjurkan digunakan di seluruh
PLN karena lebih murah dibandingkan dengan jenis konstruksi tiang lainnya
termasuk terhadap kemungkinan penggunaan konstruksi rangkaian besi profil.
KONSTRUKSI SUTM
Jarak aman adalah jarak antara bagian aktif/fase dari jaringan terhadap benda-
benda disekelilingnya baik secara mekanis atau elektromagnetis yang tidak
memberikan pengaruh membahayakan. Secara rinci Jarak aman jaringan
terhadap bangunan lain dapat dilihat pada tabel Khusus terhadap jaringan
telekomunikasi, jarak aman minimal adalah 1 m baik vertikal atau horizontal.
Bila dibawah JTM terdapat JTR, jarak minimal antara JTM dengan kabel JTR
dibawahnya minimal 120 cm
9
Gambar 10
Konstruksi ini dipasang untuk lintasan jaringan SUTM 0° - 15° dengan 3 buah
isolator tumpu dan 1 buah cross arm UNP 10 x 2000.
b). Konstruksi tiang Sudut Kecil dengan sudut 15° s/d 30° dan
kelengkapannya
Konstruksi ini dipasang untuk jaringan SUTM dengan sudut 15°- 30° dengan 6
buah isolator tumpu, 2 buah cross arm UNP 10 x 2200.
c). Konstruksi tiang sudut besar dengan sudut lintasan 30°- 60° dan
kelengkapannya
Konstruksi ini memakai 6 set isolator tarik, 3 buah isolator tumpu dan 2 buah
cross arm UNP 10 x 2200.
d). Konstruksi tiang sudut besar dengan sudut lintasan 60°- 90° dan
kelengkapannya
Konstruksi ini memakai 6 set isolator tarik, 1 buah isolator tumpu dan 4 buah
cross arm UNP 10 x 2000.
10
e). Konstruksi tiang awal (Riser Pole) dan kelengkapannya
Konstruksi tiang awal ini dipasang pada awal jaringan dimana terdapat kabel
naik dari gardu induk/pusat listrik. Pada tiang ini terpasang 3 set isolator tarik, 2
buah cross arm UNP 10 x 2000, lightning arrester, pipa galvanis pelindung kabel
diameter 4 inci, dan instalasi pembumian. Kekuatan tiang disesuaikan dengan
besarnya penampang penghantar yang digunakan.
Konstruksi ini adalah gabungan antara konstruksi tiang penumpu dan tiang awal
tanpa lightning arrester, kabel naik, namun di tambah dengan 1 buah isolator
tumpu dan 1 set Topang tarik, jika tidak memungkinkan penggantian tiang
dengan kekuatan tarik yang lebih besar.
11
Konstruksi tiang akhir ini sebagaimana konstruksi tiang awal dengan atau tanpa
kabel naik. Tiang yang di pakai dengan kekuatan tarik sesuai penampang
penghantar atau dengan kekuatan tarik lebih kecil di tambah konstruksi topang
tarik.
KONSTRUKSI SKUTM
1. Penggunaan SKUTM
• Kabel udara dengan ketahanan isolator penuh / 24 kV / Fasa – Fasa ) dari jenis
NFA2XSEY – T, berukuran ( 3 x 150 A1 + 90 SE ) dan 9 3 x 70 A1 + 70 SE ).
Mengingat berat massa kabel ini, kekuatan tiang untuk SKUTM memakai tiang
12
350 daN.
Pada konstrtuksi ini digunakan kotak ujung ( Cable Terminator ) dan Lightning
Arrester 10 kA dengan kekuatan tiang awal sekurang – kurangnya 500 daN.
Dead End Clamp / Strain Clamp dengan kelengkapannya sebagai penarik
pemikul / Messenger SKUTM. Nilai tahanan pembumian Lightning Arrester
tidak melebihi 1 ohm.
Tiang penumpu memakai konstruksi Line Role dengan Suspension Clamp dan
Suspension Bracket dan kelengkapannya. Tiang penumpu dapat berfungsi
sebagai tiang sudut dengan dan besarnya sudut lintasan 0° - 15°.
Pada konstruksi ini pada sudut lintasan 15° s/d 30° digunakan dua buah
Suspension Clamp pada komponen tambahan, Yoke. Komponen pelengkapnya
sama dengan konstruksi tiang penumpu dan penopang tiang 9 Guy Wire ).
Dua buah Suspension Clamp, satu buah Yoke tetap digunaka, namun ditambah
satu buah Yoke berbentuk segi tiga yang digantung Pole Bracket.
Untuk sudut lintasan antara 45° s/d 90° harus memakai konstruksi Double Dead
End yaitu dua konstruksi pada tiang awal.
Konstruksi tiang akhir sama dengan tiang awal. Kabel diterminasi dengan
dihubungkan ke Lightning Arrester 10 KA. Kekuatan tiang akhir sekurang –
kurangnya 500 daN.
Tiang peregang ( Tension Pole ) memakai dua jenis konstruksi Dead End
sebagaimana pada tiang awal dan tiang akhir. Kekuatan tiang yang dipakai sama
13
dengan kekuatan tiang awal dan akhir. Konstruksi tiang peregang dapat
digunakan sebagai titik sambung antara dua penghantar SKUTM. Bulusan /
kotak sambung kabel ditopang sedemikian rupa sehingga tidak menahan beban
mekanis dan pada posisii lurus. Pada titik sambungan kabel Twisted TM diberi
cadangan sekurang – kurangnya 3 meter sebagai penghantar pada gawang
jaringan.
Sambungan antara SUTM dan SKUTM kabel Twisted harus memakai kotak
ujung / Cable Terminator pada kabel Twisted dan Lightning Wrrester 10 KA.
Posisi kotak ujung kabel harus tegak lurus dan tahanan Pembumian Lightning
Arrester tidak melebihi 1 ohm.
Ruang Bebas ( Right of Way ) dan jarak aman ( Safety Clearence) pada
konstruksi SKUTM harus tetap memenuhi syarat keamanan lingkungan dan
keandalan. SKUTM yang menggunakan kabel Twisted, jarak aman sekurang –
kurangnya 60 cm, dan ROW kabel tidak boleh bersentuhan dengan pohon /
bangunan. Pada titik sambungan SKUTM kabel Twisted dan SUTM AAAC,
jarak aman sama dengan ketentuan pada SUTM AAAC.
14
proteksi ( pemutus balik / Recloser jarak seksi otomatis / Sectionalized ). Semua
bagian konduktif terbuka harus di bumikan dapat menjadi satu dengan
Penghantar Pembumian Lightning Arrester.
KONSTRUKSI SKTM
Karena menyangkut fasilitas PEMDA seperti jalan raya, trotoar atau instalasi
pengguna lainnya (telekom/PAM), dikawasan perkotaan pekerjaan konstruksi
SKTM untuk sistem distribusi harus dilaksanakan dengan ketentuan/seijin
PEMDA setempat. Sebagaimana ditetapkan dalam SNI 04-0225-2000 tentang
Peraturan Umum Instalasi Listrik, Jarak aman antara instalasi bawah tanah lain
ditetapkan sebagai berikut :
15
Bila saat instalasi kondisi lapangan tidak memungkinkan untuk pemenuhan jarak
aman tersebut diatas, pelaksanaan akhir harus ditambahkan penguatan struktur
pelindung dan dengan sepengetahuan PEMDA.
Jenis Konstruksi SKTM bawah tanah pada garis besarnya dibedakan atas sistem
16
tanam langsung (direct buried cable) menggunakan pipa saluran/ducting atau
terowongan (tunneling cable). Dasar pemilihan jenis konstruksi ini secara ringkas
dapat dilihat sebagai berikut.
17
Sebelum kabel diletakan pada galian, untuk mengantisipasi dissipasi panas dan
kelenturan, galian harus di lapisi pasir setebal 10 cm terlebih dulu; demikian juga
setelah diletakan untuk kemudian ditutup dengan batu pengaman dengan tebal 6
cm. Batu pengaman yang berwujud lempengan beton harus diberi tanda PLN 20
kV. Untuk peletakan lebih dari 1 kabel, diantara kabel juga harus disekat dengan
batu pengaman setebal 6 cm. Saat konstruksi harus diperhatikan struktur tanah
setempat, bilamana diperlukan dindingnya perlu ditopang, agar tepinya terhindar
dari longsor.
Konstruksi SKTM dibawah trotoar berbeda dengan dibawah tanah biasa atau
taman.Sebelum SKTM digelar, harus memperhitungkan konstruksi trotoar,
sehingga kedalaman galian disesuaikan menurut tabel
Pada konstruksi jalan lingkungan dengan kedalaman galian yang sama, sebagai
antisipasi akibat beban untuk mencegah terjadinya deformasi kabel TM yang
berpengaruh dan beresiko terhadap kerusakan kabel, maka seluruh galian diisi
dengan pasir urug. Struktur jalan lingkungan harus dikembalikan sesuai kondisi
18
semula.
Gambar 11
Dalam hal pemotongan jalan tidak dijinkan atau tidak memungkinkan oleh
PEMDA, pelaksanaan crossing harus dilakukan dengan membuat bor atau
terowongan melintang jalan. Pembuatan sistem bor atau terowongan dapat
dengan cara manual atau mesin. Segera setelah pekerjaan bor selesai segera
dilakukan pemasangan pipa besi minimal 6 Inci untuk pelintasan kabel TM.
Kedalaman persilangan untuk jalan raya ini minimal sama dengan untuk jalan
kereta api, kecuali bila ditetapkan khusus oleh PEMDA/PJKA .
Untuk bentangan sungai lebih dari 50 m, crossing sungai lebih effektif dengan
menggunakan penggelaran SUTM diatas sungai. Periksa konstruksi tiang ujung
SKTM – transisi dengan SUTM Crossing. Konstruksi tiang beton SUTM
Crossing harus dipastikan berada sekurang-kurangnya 2 m dari sisi kering sungai
19
(perhatikan kemungkinan siklus banjir 10 tahunan) dan kekuatan minimal 500
daN. Ketinggian tiang beton yang diperlukan, disesuaikan dengan jarak aman
SUTM terhadap muka sungai.
Gambar 12
solusinya yaitu mengganti jalur satu fasa ke jalur yang tegangannya masih baik.
20
Kesimpulan:
Gambar 13
Gambar 14
21
Gambar 15
Gambar 16
22
Gambar 17
Gambar 18
23
- Pemilharaan jaringan SUTM
kecamatan cimerak, desa
8. 18/09/2020 kertaharja, kampung pandan
wangi desa kertamukti.
- Mengganti fuse cute out
Kesimpulan :
Fuse Cut Out (FCO) merupakan sebuah alat pemutus rangkaian listrik yang
berbeban pada jaringan distribusi yang bekerja denga cara meleburkan bagian
dari komponennya (fuse link) yang telah dirancang khusus dan disesuaikan
dengan ukurannya itu. Disamping itu FCO merupakan peralatan proteksi yang
bekerja apabila terjadi gangguan arus lebih. Alat ini akan memutuskan rangkaian
listrik yang satu dengan yang lain apabila dilewati arus yang melewati kapasitas
kerjanya. Prinsip kerjanya adalah ketika terjadi gangguan arus maka fuse pada
cut out akan putus, dan tabung ini akan lepas dari pegangan atas, dan
menggantung di udara, sehingga tidak ada arus yang mengalir ke sistem.
Gambar 19
24
Gambar 20
Kesimpulan :
Program ini merupkan program PLN yang di koordinis oleh bagian K3 agar
supaya pegawai PLN dan satpam PLN (persero) Pangandaran mengetahui cara
menggunakan alat pemadam kebakaran dengan baik sebagai bentuk kewaspadaan
terhadap kebakaran.
25
Gambar 21
Gambar 22
- Investigasi gardu
11. 23/09/2020 - Mengganti kunci phb-tr
- Memasang isolator stay
Kesimpulan :
26
tindaklanjuti oleh bagian teknik apalagi untuk daerah pangandaran masih dalam
proses
Gambar 23
27
mengantisipasi beban malam dan beban siang lalu beban weekand karena hotel
arnawa pemakaian beban di weekand nya besar.
Gambar 24
28
- Pemindahan kabel tegangan
13. 25/09/2020 menengah ke tiang baru karena
terlalu pendek.
Kesimpulan :
Kegiatan ini saya menjelaskan tentang laporan kp yang dibatasi hanya pelaporan
saja tidak perlu ada analisa sesuai dengan pedoman yang berlaku dan saya
mengajukan tema berjudul sistem keamanan gardu distribusi.
- Pemeliharaan distribusi di
15. 27/09/2020 daerah majingklak kecamatan
kalipucang.
Kesimpulan :
Kesimpulan :
Mendapatkan tema yaitu gardu distribusi tipe tembok dan menentukan object
penelitian yaitu sisem proteksi pada gardu induk.
29
- Pemadaman di desa legok jawa
kecamatan cimerak
17. 1/12/2020
- Pekerjaan :mutasi trafo Gardu
KPBL
Keismpulan :
Berdiskusi mengenai judul kerja praktek yaitu menentukan judul kerja praktek
yaitu “sistem pengamanan gardu distribusi uni penyulang reni pln ulp
pangandaran ”
30
-Tidak ada kegiatan di lapangan
19 3/12/2020
-Mengerjakan laporan
Kesimpulan :
Kesimpulan :
Melanjutkan laporan yaitu mengerjakan look book dan landasan teori yaitu teori
gardu distribus
Menanggapi laporan dari warga terkait tiang listrik yang terlalu dekat dengan
perumahan warga di desa purbahayu dan berkoordinasi dengan pejabat daerah
setempat mengenai pemeliharaan taing listrik karena dakan ada pemadaman di
daerah tersebut.
31
- Diskusi dengan bidang P2TL
23. 9/10/2020
tentang cara kerja MCB
Kesimpulan :
Secara umum MCB adalah sebuah saklar listrik otomatis yang dirancang untuk
melindungi instalasi listrik, termasuk beban, kabel atau penghantar dari
kerusakan yang disebabkan oleh arus lebih (overload) atau hubungan pendek
(short circuit). Fungsi dasarnya adalah untuk memutus aliran arus setelah
komponen relay proteksi MCB tersebut mendeteksi adanya kondisi abnormal
atau gangguan.
Pada saat arus yang melewati strip bimetal ini nilainya di atas kemampuan daya
hantar circuit breaker, maka panas ini akan membuat strip bimetal ini
melengkung. Dengan membukanya contact antara incoming dan outgoing
terminal, fungsi perlindungan beban lebih ini berkerja (OFF).
Hubungan pendek (short circuit) bisa terjadi bila penghantar phase tersentuh
dengan sesama penghantar phase, penghantar netral ataupun grounding. Ketika
hubungan pendek, arus besar akan mengalir melalui kumparan induksi, dan
medan magnet yang dihasilkan sangat kuat hingga mencapai ribuan kali lipat dari
32
arus nominal. Sehingga saklar ini terdorong untuk membuka contact antara
terminal incoming dan outgoing.
Gambar 25
- Melakukan Pekerjaan
Pemeliharaan Distribusi
24. 10/10/2020
(Peninggian tiang, mengganti
jenis penghantar)
Kesimpulan :
- Melakukan Pekerjaan
25. 11/10/2020 Pelayanan Teknik (Melakukan
Dinas Gangguan)
33
Kesimpulan :
- Melakukan Pekerjaan
Pemeliharaan Distribusi
26. 14/10/2020
(Melakukan Penyeimbangan
Beban)
Kesimpulan :
- Melakukan Pekerjaan
Pemeliharaan Distribusi
27. 15/10/2020
(Merubah konstruksi tiang, dan
memasang stay)
Kesimpulan :
34
Gambar 26
Kesimpulan :
Kesimpulan :
35
30. 18/10/2020 - Tidak ada kegiatan
Kesimpulan :
36
LANDASAN TEORI
TEORI
1. Gardu Distribusi tenaga listrik
Pengertian umum Gardu Distribusi tenaga listrik yang paling dikenal
adalah suatu bangunan gardu listrik berisi atau terdiri dari instalasi
Perlengkapan Hubung Bagi Tegangan Menengah (PHB-TM),
Transformator Distribusi (TD) dan Perlengkapan Hubung Bagi Tegangan
Rendah (PHB-TR) untuk memasok kebutuhan tenaga listrik bagi para
pelanggan baik dengan Tegangan Menengah (TM 20 kV) maupun
Tegangan Rendah (TR 220/380V). Konstruksi Gardu distribusi dirancang
berdasarkan optimalisasi biaya terhadap maksud dan tujuan
penggunaannya yang kadang kala harus disesuaikan dengan peraturan
Pemda setempat.
37
2. Macam-Macam Gardu Distribusi
1. Gardu Portal
Umumnya konfigurasi Gardu Tiang yang dicatu dari SUTM adalah
T section dengan peralatan pengaman Pengaman Lebur Cut-Out
(FCO) sebagai pengaman hubung singkat transformator dengan
elemen pelebur (pengaman lebur link type expulsion) dan Lightning
Arrester (LA) sebagai sarana pencegah naiknya tegangan pada
transformator akibat surja petir.
Gambar 27
38
distribusi dapat di catu dari arah berbeda yaitu posisi Incoming
Outgoing atau dapat sebaliknya.
Gambar 28
2. Gardu Cantol
Pada Gardu Distribusi tipe cantol, transformator yang terpasang
adalah transformator dengan daya ≤ 100 kVA Fase 3 atau Fase 1.
Transformator terpasang adalah jenis CSP (Completely Self
Protected Transformer) yaitu peralatan switching dan proteksinya
sudah terpasang lengkap dalam tangki transformator.
Gambar 29
Perlengkapan perlindungan transformator tambahan LA (Lightning
Arrester) dipasang terpisah dengan Penghantar pembumiannya yang
dihubung langsung dengan badan transformator. Perlengkapan
Hubung Bagi Tegangan Rendah (PHB-TR) maksimum 2 jurusan
dengan saklar pemisah pada sisi masuk dan pengaman lebur (type
NH, NT) sebagai pengaman jurusan. Semua Bagian Konduktif
Terbuka (BKT) dan Bagian Konduktif Ekstra (BKE) dihubungkan
dengan pembumian sisi Tegangan Rendah.
39
3. Gardu Beton
Gambar 30
Seluruh komponen utama instalasi yaitu transformator dan
peralatan switching/proteksi, terangkai didalam bangunan sipil yang
dirancang, dibangun dan difungsikan dengan konstruksi pasangan
batu dan beton (masonrywall building). Konstruksi ini dimaksudkan
untuk pemenuhan persyaratan terbaik bagi keselamatan
ketenagalistrikan.
4. Gardu Kios
Gambar 31
Gardu tipe ini adalah bangunan prefabricated terbuat dari konstruksi
baja, fiberglass atau kombinasinya, yang dapat dirangkai di lokasi
rencana pembangunan gardu distribusi. Terdapat beberapa jenis
konstruksi, yaitu Kios Kompak, Kios Modular dan Kios Bertingkat.
5. Gardu Pelanggan Umum
Umumnya konfigurasi peralatan Gardu Pelanggan Umum adalah π
section, sama halnya seperti dengan Gardu Tiang yang dicatu dari
SKTM.
40
Gambar 32
Karena keterbatasan lokasi dan pertimbangan keandalan yang
dibutuhkan, dapat saja konfigurasi gardu berupa T section dengan
catu daya disuplai PHB-TM gardu terdekat yang sering disebut
dengan Gardu Antena.Untuk tingkat keandalan yang dituntut lebih
dari Gardu Pelanggan Umum biasa, maka gardu dipasok oleh
SKTM lebih dari satu penyulang sehingga jumlah saklar hubung
lebih dari satu dan dapat digerakan secara Otomatis (ACOS
utomatic Change Over Switch) atau secara remote control.
6. Gardu Pelanggan Khusus
Gardu ini dirancang dan dibangun untuk sambungan tenaga listrik
bagi pelanggan berdaya besar. Selain komponen utama peralatan
hubung dan proteksi, gardu ini di lengkapi dengan alat-alat ukur
yang dipersyaratkan.Untuk pelanggan dengan daya lebih dari 197
kVA, komponen utama gardu distribusi adalah peralatan PHB-TM,
proteksi dan pengukuran Tegangan Menengah. Transformator
penurun tegangan berada di sisi pelanggan atau diluar area
kepemilikan dan tanggung jawab PT PLN (Persero).
Pada umumnya, Gardu Pelanggan Khusus ini dapat juga dilengkapi
dengan transformator untuk melayani pelanggan umum.
41
Gambar 33
7. Gardu Hubung
Gardu Hubung disingkat GH atau Switching Subtation adalah gardu
yang berfungsi sebagai sarana manuver pengendali beban listrik
jika terjadi gangguan aliran listrik, program pelaksanaan
pemeliharaan atau untuk maksud mempertahankan kountinuitas
pelayanan.
Isi dari instalasi Gardu Hubung adalah rangkaian saklar beban
(Load Break switch – LBS),dan atau pemutus tenaga yang
terhubung paralel. Gardu Hubung juga dapat dilengkapi sarana
pemutus tenaga pembatas beban pelanggan khusus Tegangan
Menengah.
Konstruksi Gardu Hubung sama dengan Gardu Distribusi tipe
beton. Pada ruang dalam Gardu Hubung dapat dilengkapi dengan
ruang untuk Gardu Distribusi yang terpisah dan ruang untuk sarana
pelayanan kontrol jarak jauh.
Ruang untuk sarana pelayanan kontrol jarak jauh dapat berada pada
ruang yang sama dengan ruang Gardu Hubung, namun terpisah
dengan ruang Gardu Distribusinya.
Berdasarkan kebutuhannya Gardu Hubung dibagi menjadi:
42
•Gardu Hubung untuk 7 buah sel kubikel.
•Gardu Hubung untuk ( 7 + 7 ) buah sel kubikel.
•Gardu Hubung untuk ( 7 + 7 +7 + 7 ) buah sel kubikel.
Pengunaan kelompok – kelompok sel tersebut bergantung atas
sistem yang digunakan pada suatu daerah operasional, misalnya
Spindel, Spotload, Fork, Bunga, dan lain – lain.
Spesifikasi teknis sel – sel kubikel Gardu Hubung sama dengan
spesifikasi teknis Gardu Distribusi, kecuali kemungkinan
kemampuan Arus Nominalnya yang bisa berbeda.
43
3. Single Line Gardu Distribusi Uni
Gardu pelanggan umum dengan 1 (satu) buah trafo distribusi adalah : LBS,
LBS, PB – type 1A.
Keterangan:
3. PHB-TR 4 Jurusan.
44
4. Cara Kerja Komponen Dan Spesifikasi Komponen Pengamanan Gardu
Distribusi Uni pelanggan umum Tipe 1A.
1.1 TRAFO
Transformator atau sering disebut trafo adalah peralatan yang berfungsi
untuk menaikkan atau menurunkan tegangan.Transformator terdiri dari
sebuah inti besi (core) dan dua buah lilitan yang biasa disebut lilitan primer
dan lilitan sekunder dengan perbandingan.
Ns / Np = Ip / Is = Vs / Vp
Keterangan:
Ns = Lilitan sekunder transformator
Np = Lilitan primer transformator
Is = Arus sekunder transformator
Ip = Arus primer transformator
Vp = Tegangan primer transformator
Vs = Tegangan sekunder transformator
Gambar 34
Pada sistem distribusi listrik yang ada di Indonesia, tegangan dibangkitkan
pada pembangkit listrik sebesar 13,8 KV. Lalu tegangan dinaikkan untuk
disalurkan ke jalur transmisi listrik sebesar 150 KV.Tegangan pada jalur
transmisi yaitu sebesar 150 KV ini diturunkan kembali untuk
didistribusikan ke jalur distribusi listrik sebesar 20 KV.
Tegangan 20 KV ini disalurkan ke konsumen industri dan konsumen rumah
tangga. Untuk konsumen rumah tangga tegangan 20 KV ini diturunkan
45
kembali ke 380 V untuk pemakaian rumah tangga yaitu 220 Volt AC yang
didapat dari tegangan 1 phase to netral dari 380 VAC.
Spesifikasi Trafo Distribusi
Gambar 35
Keterangan Trafo.
1. Merk trafo B&D
2. Daya trafo 630 KVA
3. Berat total trafo 3160 KG
4. Tegangan Primer 20 kv
5. Tegangan Sekunder 400 volt
6. Frequency 50 hz
4.2 KUBIKEL/PHB-TM.
Kubikel 20 Kv adalah seperangkat peralatan listrik yang dipasang pada
gardu distribusi yang berfungsi sebagai pembagi, pemutus, penghubung
pengontrol dan proteksi sistem penyaluran tenaga listrik tegangan 20 kv,
kubikel 20 Kv biasa terpasang pada gardu distribusi atau gardu hubung
yang berupa beton maupun kios.
Berdasarkan fungsi dan nama peralatan yang terpasang kubikel dibedakan
menjadi beberapa jenis yaitu :
1. Kubikel Pemutus Tenaga ( PMT = CB )
2. Kubikel PMS ( Pemisah )
3. Kubikel LBS ( Load Break Sswitch )
4. Kubikel CB Out Metering ( PMT CB )
5. Kubikel TP ( Transformer Protection)
46
6. Kubikel PT ( Potential Transformer )
7. Kubikel B1 ( Terminal Out Going )
1. Komposisi Kubikel Tergantung Pada Sifat Pelayanan Gardu
Ada tiga jenis pelayanan gardu distribusi, yaitu :
A. Pelanggan umum TR
B. Pelanggan khusus TM
C. Pelanggan campuran TM dan TR
Untuk tipe gardu pelanggan umum dengan satu buah trafo distribusi adalah
gardu Type 1.A : LBS, LBS, TP
47
Gambar 36
2. Kubikel LBS
Terdapat 2 kubikel LBS incoming dan outgoing
2.1 Kubikel incoming
Gambar 37
2.2 Kubikel outgoing
Gambar 38
48
Gambar 39
Fungsi kubikel LBS adalah Berfungsi untuk membuka dan menutup aliran
listrik dalam keadaan berbeban atau tidak.
Kubikel LBS terdiri dari :
a. Ur = tegangan kerja maksimum = 20kV
b. Ik = arus breaking capacity = 16 kA
c. Irf dan Irb = pembatas utama = 630 A
d. Up = dapat bekerja pada tegangan maksimum 125 kV
49
Gambar 40
Spesifikasi Kubikel TP/PB.
1. Ur = tegangan kerja maksimum = 24 kV
2. Ik = arus breaking capacity = 16 kA
3. Irf dan Irb = pembatas utama = 630 A
4. Up = dapat bekerja pada tegangan maksimum= 125 kV
Breaking nya 1 second.
50
Gambar 41
Berfungsi sebagai alat pengaman transformator distribusi, dikenal juga
dengan istilah kubikel PB (Pemutus Beban) kubikel ini berisi lbs dan fuse
pengaman trafo dengan ukuran beragam dari 25A, 32 A, 43 A tergantung
kapasitas trafo yang akan diamankan
Ada dua jenis kubikel TP yaitu :
A. Kubikel TP dilengkapi shunt trip, jika fuse tm putus ada pin pada fuse
yang menggerakkan mekanik untuk melepas LBS.
B. Tidak dilengkapi shunt trip, jika fuse tm putus LBS tidak membuka
sehingga trafo masih mendapat gangguan dari fuse lain yang tidak putus
Simbol Diagram Kubikel TP.
51
Gambar 42
Kompartemen
Merupakan rumah dari terminal penghubung, LBS, PMT, PMS, Fuse,
Trafo ukur, (CT, PT) peralatan mekanis dan instalasi tegangan rendah,
sehingga tidak membahayakan operator terhadap adanya sentuhan
langsung ke bagian - bagian yang bertegangan berupa lemari / kotak
terbuat pelat baja, terbagi menjadi 2 (dua) bagian, bagian atas untuk busbar
dan bagian bawah untuk penyambungan dengan terminasi kabel komponen
bagian bawah, pada bagian depan berupa pintu yang dapat dibuka tetapi
52
bisa dilakukan apabila tegangan sudah dibebaskan dan terminasi kabel
sudah ditanahkan.
Gambar 43
Rel / Busbar
Sebagai rel penghubung antara kubikel yang satu dengan lainnya, posisi rel
umumnya terletak pada bagian atas kubikel, pada kubikel type RMU (Ring
Main Unit) rel 20 kV terdapat dalam tabung SF 6 vacum bentuk rel ada
yang bulat ada yang pipih.
Busbar harus dari bahan tembaga atau aluminium. Busbar aluinium harus
dilapisi timah pada titik sambungan busbar. Busbar dapat dilapis karet
silikon atau bahan EPDM (heat shrink insulation material) untuk
memenuhi ketahanan tingkat isolasinya. Bahan pelapis tersebut yang
dipakai tidak bisa terbakar dan bila dari bahan yang dapat terbakar tetapi
api dapat cepat mati dengan sendirinya (selfextinguishing).
Isolator tonggak dapat dibuat dari bahan porselin atau isolasi lain yang
tidak mudah terbakar. Isolator porselin berdasarkan rekomendasi IEC 168.
Jarak rambat tidak boleh kurang dari 320 mm. Isolator sintetis harus bebas
dari cacat permukaan seperti rongga-rongga (fold blow holes) dan
sebagainya, yang dapat mengganggu operasi isolator selanjutnya ( sesuai
rekomendasi IEC 660 ).
53
Gambar 44
Kontak Pemutus
Sebagai pemutus / penghubung aliran listrik kontak pemutus terdiri dari
dua bagian yaitu kontak gerak (moving contact) dan kontak tetap (fixed
contact) sebagai peredam busur api pada kubikel jenis LBS atau PMT
digunakan media minyak, gas SF6, vacum atau dengan hembusan udara,
selain itu memperkecil terjadinya busur api dilakukan dengan pembukaan
dan penutupan kontak pemutus secara cepat secara mekanis.
Sirkuit Pembumian
Semua bagian logam PHB yang bukan merupakan bagian sirkuit utama
atau sirkuit bantu dan yang dapat bermuatan sehingga membahayakan
harus dihubungkan ke penghantar pembumian . Penghantar tersebut terbuat
dari tembaga dan mampu mengalirkan arus sebesar 12,5 kA selama 1 detik
tanpa menjadi rusak.
Kepadatan arus di sirkuit pembumian tidak boleh melampaui 200 A/mm2
dengan luas penampang penghantar tidak kurang dari 30 mm2 Pada setiap
ujung penghantar disambung dengan instalasi sistem pembumian
pembumian melalui baut berukuran M12. Penghantar pembumian
ditempatkan sedemikian sehingga tidak merintangi tangan untuk mencapai
terminal kabel. Selungkup kompartemen sekurang-kurangnya harus
terselubung di satu titik dengan penghantar bumi. Kontinuitas pembumian
54
antara badan kompartemen dan sekat atau tutup diyakinkan melalui
pemasangan baut dan mur atau cara lain yang dapat diandalkan.
Kontinuitas pembumian antara bagian bergerak yang berengsel dengan luas
penampang tidak kurang dari 30 mm2 suatu penguat ditambahkan pada pita
tersebut untuk melindungi anyaman pita terhadap tegangan mekanis yang
tidak semestinya.
Terminal Penghubung
Untuk menghubungkan bagian-bagian kubikel yang bertegangan satu
dengan yang lainnya, ada beberapa terminal antara lain :
a.Terminal busbar, tempat dudukan busbar
b.Terminal kabel, tempat menghubungkan kabel incoming dan out going
55
c.Terminal PT, tempat menyambung transformator tegangan untuk
pengukuran
d.Terminal CT, tempat menyambungkan transformator arus untuk
pengukuran
Fuse Holder
Untuk menempatkan fuse pengaman trafo pada kubikel PB atau kubikel PT
Gambar 45
Mekanik Kubikel
Berfungsi untuk menggerakkan dan merubah posisi membuka / menutup
kontak LBS PMT dan PMS maupun pemisah hubung tanah dibuat
sedemikian rupa, sehingga pada waktu membuka dan menutup kontak
pemutus berlangsung dengan cepat.
Lampu Indikator
Untuk menandai adanya tegangan (20 kV) pada sisi kabel, baik berasal dari
sisi lain kabel tersebut atau berasal dari busbar sebagai akibat alat hubung
dimasukkan, lampu indikator menyala dikarenakan adanya arus kapasitip
yang dihasilkan oleh kapasitor pembagi tegangan.
Kubikel jenis PMT lampu indikator digunakan nuntuk menandai posisi
alathubungnya dengan 2 ( dua ) warna yang berbeda untuk posisi masuk
atau keluar. Sumber listrik untuk lampu indikator berasal daris sumber arus
56
searah ( DC ) yang dihubungkan dengan kontak bantu yang bekerja
serempak dengan kerja poros penggerak alat-hubung utama.
Pemanas (Heater)
Untuk memanaskan ruang terminal kabel agar kelembabannya terjaga.
keadaan ini diharapkan dapat mengurangi efek c
orona pada terminal kubikel tersebut, besarnya tegangan heater 220 V
sumber tegangan berasal dari trafo distribusi.
Handle Kubikel
Untuk menggerakkan mekanik kubikel, yaitu membuka atau menutup
posisi kontak hubung : PMT, PMS, LBS, pemisah tanah (grounding) atau
pengisian pegas untuk energi membuka / menutup kontak hubung, pada
satu kubikel, jumlah handle yang tersedia bisa satu macam atau lebih.
4.3 PHB-TR.
Gambar 46
57
baik Gardu beton, Gardu kios, Gardu portal maupun Gardu cantol. Adapun
PHB TR yang banyak kita jumpai adalah PHB TR yang ada pada Gardu
Trafo Tiang (GTT).
PHB TR yang terpasang pada Gardu Trafo distribusi berbentuk lemari besi yang
didalamnya terdapat komponen-komponen antara lain :
1. Rak TR
2. Saklar Utama
3. NH Fuse Utama
4. Rel Tembaga
5. NH Fuse jurusan
6. Isolator penumpu Rel
7. Sirkuit Pengukuran
8. Alat ukur Ampere & Volt meter
9. Trafo Arus (CT)
10. Sistem Pembumian
11. Lampu Kontrol / Indikator.
Fungsi PHB TR
Fungsi atau kegunaan PHB TR adalah sebagai penghubung dan pembagi atau
pendistribusian tenaga listrik dari out put trafo sisi tegangan rendah TR ke Rel
pembagi dan diteruskan ke Jaringan Tegangan Rendah (JTR) melalui kabel jurusan
(Opstyg Cable) yang diamankan oleh NH Fuse jurusan masing-masing.
Untuk kepentingan efisiensi dan penekanan susut jaringan (loses) saat ini banyak unit
PLN yang mengambil kebijaksanaan untuk melepas atau tidak memfungsikan
rangkaian pengukuran maupun rangkaian kontrolnya, hal ini dimaksudkan agar tidak
banyak energi listrik yang mengalir ke alat ukur maupun kontrol terbuang untuk
keperluan kontrol dan pengukuran secara terus menerus, sedangkan untuk mengetahui
besarnya beban maupun tegangan, dilakukan pengukuran pada saat di perlukan saja
dan bisa menggunakan peralatan ukur portable seperti AVO atau Tang Ampere saja.
Konstruksi PHB TR
Menurut Konstruksinya PHB TR dibagi menjadi 2 (dua) macam konstruksi yaitu :
1. Konstruksi PHB TR 2 Jurusan
2. Konstruksi PHB TR 4 Jurusan
58
Kontruksi PHB-TR di gardu distribusi UNI adalah kontruksi PHB-TR 4 jurusan
Gambar 47
Gambar 48
59
Gambar 49
Gambar 50
Contoh menghitung arus NH fuse untuk beban trafo
1. Kapasitas Trafo = 630 kva
2. Tegangan = 20 kv / 231-400
3. Jumlah jurusan = 4 jurusan
4. In = 630.000 volt amp / √3 x 400 volt = 909.3533487 amp
60
5. arus tiap jurusan = 909.3533487 / 4 = 227.338
5. KHA NH-Fuse dipilih = 227.338 x 0,8 = 181.87 A (beban 80%)
Di bulatkan menjadi NH FUSE = 250 A
Faktor kali 0,8 adalah faktor keamanan untuk beban trafo.
KET : √3 hasilnya adalah 1,732
tegangan yang maksimal = fhase-netral = 231 volt
= fhase-fhase = 400 volt
Singkatan NH adalah
N = NIEDER SPANNUNG = tegangan rendah
H = HOCH LEISTUNG = arus besar
Jadi NH fuse di pergunakan untuk tegangan rendah degan arus besar
61
KESIMPULAN
Dari hasil kegiatan kerja praktek yang telah dilaksanakan disimpulkan bahwa :
1. Di PT. PLN (Persero) ULP Pangandaran penulis di proyeksikan jabatan di
bagian Teknik. Pada bagian teknik ini terdapat kegiatan Pemeliharaan
Distribusi dan Pelayanan Teknik
2. Pekerjaan yang dilakukan di bagian Hardist (pemeliharaan distribusi)
melakukan pekerjaan preventif ( pemeliharaan terencana) dan yantek
melakukan pekerjaan korektif (setelah terjadi gangguan ).
3. Dari kegiatan kerja praktek yang penulis lakukan pada tanggal 16/09/2020
yaitu mutasi gardu distribusi UNI di hotel uni penulis mendapatkan bahwa
sistem pengaman gardu pasangan luar dan dalam terdapat perbedaan salah
satunya pengaman trafo primer dari jaringan distribusi ke trafo, maka
penulis mengambil judul yaitu sistem pengaman gardu distribusi uni
penyulang reni pln ulp pangandaran agar penulis dan pembaca laporan ini
mengetahui spesifikasi dan kegunaan dari masing-masing komponen
pengamanan.
4. Sistem pengamanan gardu distribusi UNI merupakan sistem pengamanan
gardu pasangan dalam yang terdiri dari kubikel sebagai perlengkapan
hubung bagi tegangan menengah (PHB-TM) terdapat MV Fuse sebagai alat
proteksi di sisi tegangan menengah dan PHB-TR Yang di dalamnya terdapat
NH-FUSE sebagai pengamanan disisi tegangan rendah.
62
DOKUMENTASI
63
64
DAFTAR PUSTAKA
[1] PT. PLN, “PT. PLN (PERSERO) Pusat Pendidikan dan Pelatihan,” pp.
1–22, 1980, [Online]. Available:
https://www.coursehero.com/file/58821957/PUSDIKLAT-
PENGENALAN-KUBIKELpdf/.
[2] PT. PLN, “PT. PLN (PERSERO) Pusat Pendidikan dan Pelatihan,” vol.
1, pp. 29–65, 1980, [Online]. Available:
https://www.coursehero.com/u/file/59518245/83138841-1-1-Komponen-
JTMdoc.