Oleh:
Muhammad Hildan Ramadiansyah
NIM 2008133
Disusun oleh:
Nama : Muhammad Hildan Ramadiansyah
NIM : 2008133
Program Studi : Teknik Elektro S-1
Kosentrasi : Teknik Tenaga Elektrik
Disetujui Oleh,
Iwan Kustiawan
NIP.19630727 199302 1 001
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PRAKTIK INDUSTRI
PT Indonesia Power UPB Saguling - Cangkuang Cikalong
Disusun oleh:
Nama : Muhammad Hildan Ramadiansyah
NIM : 2008133
Program Studi : Teknik Elektro S-1
Kosentrasi : Teknik Tenaga Elektrik
Disetujui Oleh,
Penulis
DAFTAR ISI
ABSTRAK....................................................................................................i
KATA PENGANTAR..................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................i
DAFTAR GAMBAR....................................................................................i
DAFTAR TABEL.........................................................................................i
BAB 1 PENDAHULUAN...........................................................................1
2.1.1 Visi...........................................................................................1
2.1.2 Misi...........................................................................................1
2.1.3 Moto.........................................................................................1
3.4 Transformator.................................................................................1
BAB IV........................................................................................................1
PEMBAHASAN..........................................................................................1
4.6.1 Kesan..............................................................................................1
4.6.2 Pesan...............................................................................................1
BAB V..........................................................................................................1
PENUTUP....................................................................................................1
5.1 Kesimpulan........................................................................................1
5.2 Saran...................................................................................................1
Daftar Pustaka............................................................................................1
Lampiran....................................................................................................1
DAFTAR GAMBAR
gambar 2.1 Logo Indonesia Power...............................................................5
gambar 2. 2 Stuktur Organisasi PT. Indonesia Power.................................5
gambar 2. 3 Struktur Grup Perusahaan........................................................6
Gambar 3. 1 Generator.................................................................................9
Gambar 3. 2 Sistem Distribusi dan Transmisi...........................................10
Gambar 3. 3 Transformator........................................................................10
Gambar 3. 4 Kumparan Transformator......................................................20
Gambar 3. 5 Inti Besi.................................................................................21
Gambar 3. 6 Bushing..................................................................................21
Gambar 3. 7 Tanki dan Konservator..........................................................22
DAFTAR TABEL
Tabel 4 1 Rancangan Kegiatan Praktik Industri........................................30
Tabel 4 .2 Logbook Kegiatan.....................................................................31
Tabel 4 3 Nilai Tahanan Isolasi.................................................................40
Tabel 4 4 Standar Indeks Polarisasi...........................................................41
BAB 1
PENDAHULUAN
1
2
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
II.1.1 Visi
Menjadi Perusahaan Energi terbaik yang tumbuh berkelanjutan
6
II.1.2 Misi
Menyediakan solusi energi yang Andal, Inovatif, Raman Lingkungan dan
Melampaui Harapan Pelanggan
II.1.3 Moto
Energy of Things
II.4 Tentang PT. Indonesia Power UP Saguling Sub Unit PLTA Cikalong
PLTA Cikalong merupakan perusahaan pembangkit listrik yang
bergabung pada PT. Indonesia Power dibawah Unit Bisnis Pembangkitan
Saguling yang berlokasi di Desa Cikalong, Kecamatan Cimaung, Kabupaten
Bandung. PLTA Cikalong dibangun pada tahun 1957 dan mulai beroprasi pada
tahun 1961 setelah diresmikan oleh Presiden RI Pertama yaitu Ir. Soekarno.
Pada tahun pertama operasi, PLTA Cikalong masih termasuk ke dalam
Perusahaan PLN. PLTA Cikalong dibangun atas kerja sama antara PLN (dari
pihak Indonesia) dan Negara Perancis. Pada tahun 1994, PLN merubah bentuk
Perusahaan dari Perum menjadi Persero. Satu tahun kemudian, PT. PLN (Persero)
membentuk dua anak perusahaan yang bertujuan untuk memisahkan misi social
dan misi komersial yang diemban dalam hal ini adalah menjalankan usaha pada
bidang pembangkitan tenaga listrik. Kedua anak perusahaan tersebut adalah PT.
Pembangkitan Jawa Bali I (PJB I) dan PT. Pembangkitan Jawa Bali II (PJB II).
PLTA Cikalong berada di ketinggian 1500 m diatas permukaan air. Air yang
digunakan berasal dari curahan air hujan, mata air yang disatukan dari Situ
Cileunca dan Situ Patuja yang kemudian air tersebut digunakan oleh 3
pembangkit listrik, diantaranya PLTA Plengan, PLTA Lamajan, dan PLTA
Cikalong.
PLTA Plengan berada di posisi awal, lalu diikuti oleh PLTA Lamajan, dan
kemudian terakhir diikuti oleh PLTA Cikalong. Aliran air sungai yang
sebelumnya berasal dari PLTA Lamajan, aliran airnya akan diteruskan ke PLTA
Cikalong dan terakhir dialirkan lagi ke Perusahaan air minum untuk khususnya
daerah Bandung dan sekitarnya.
BAB III
KAJIAN PUSTAKA
Gambar 3. 1 Generator
(Sumber: dokumen penulis)
Gambar 3. 3 Transformator
(sumber : Dokumen Penulis)
2. Komponen Utama:
3. Tipe PLTA:
4. Kelebihan PLTA:
5. Kekurangan PLTA:
generator adalah sebesar 6,3 kV. Setelah air melewati turbin, lalu
pembuangan air kemudian dimanfaatkan oleh PDAM Kota Bandung
sebagai bahan baku air bersih yang di manfaatkan oleh masyarakat di
Kota Bandung.
Listrik yang dihasilkan oleh generator ditransmisikan ke Gardu Induk
(GI). Di gardu induk, terjadi penaikan tegangan menggunakan
Transformator, dari 6,3 kV menjadi 70 kV. Lalu kemudian, listrik
didistribusikan kepada konsumen, yang dimana PLTA Cikalong ini
menyuplai listrik untuk wilayah Bandung Selatan.
III.4 Transformator
Transformator adalah perangkat listrik yang digunakan untuk
mentransformasikan tegangan listrik dari satu level ke tegangan yang lain, baik
lebih tinggi (step-up) atau lebih rendah (step-down), dengan menjaga frekuensi
tetap. Ini merupakan komponen kunci dalam sistem kelistrikan, terutama dalam
distribusi dan transmisi tenaga listrik, serta dalam berbagai aplikasi industri. [6]
Prinsip kerja transformator didasarkan pada hukum elektromagnetisme
Faraday yang menyatakan bahwa perubahan medan magnet yang melintasi kawat
konduktif akan menginduksi arus listrik di dalamnya. Transformator terdiri dari
dua gulungan kawat, yang disebut sebagai gulungan primer dan gulungan
sekunder, yang dihubungkan oleh inti feromagnetik. [7]
Berikut adalah beberapa komponen dan konsep penting yang terkait
dengan transformator:
- Kumparan Transformator
- Inti Besi
Inti besi digunakan sebagai alat untuk mengalirnya fluks yang timbul
akibat induksi arus bolak-balik pada kumparan yang melingkupi inti
besi. Ini memungkinkan induksi kembali ke kumparan lainnya. Inti
besi dibentuk dari lempengan-lempengan untuk mengurangi arus eddy
yang merupakan arus sirkulasi pada inti besi sebagai hasil dari induksi
medan magnet. Arus tersebut dapat menyebabkan kerugian. Inti
transformator bisa dibuat dari bahan lain selain dari besi dengan syarat
memiliki konduktivitas listrik yang baik.
- Bushing
Gambar 3. 6 Bushing
- Pendingin
- Tap charger
- Peralatan proteksi
Terdapat beberapa peralatan proteksi pada transformator, diantaranya:
o Relai Bucholz
Merupakan relai untuk mendeteksi gangguan di dalam trafo yang
menimbulkan gas, dan gas tersebut dihasilkan oleh:
Hubung singkat antar lilitan pada/dalam fasa
Hubung singkat antar fasa
Hubung singkat antar fasa ke grounding
Busur api listrik antar laminasi
Busur api listrik karena kontak yang kurang baik
o Arrester
26
1. Preventive Maintenance
2. Predictive Maintenance
3. Corrective Maintenance
27
4. Breakdown Maintenance
4. Prosedur Pengukuran:
a. Transformator harus terlebih dahulu dalam keadaan mati dan terputus
dari sumber tegangan.
b. Kabel pengukuran dari alat megger dihubungkan ke dua sisi isolasi yang
akan diuji.
c. Alat megger kemudian menghasilkan tegangan DC dan mengukur arus
isolasi.
d. Hasil pengukuran dibaca dan dicatat.
e. Nilai tahanan isolasi harus dibandingkan dengan nilai referensi atau nilai
ambang batas yang telah ditentukan.
6. Tindakan Lanjut:
Jika pengukuran tahanan isolasi menunjukkan nilai yang rendah atau
menurun dari nilai referensi, tindakan lanjut diperlukan. Ini bisa termasuk
membersihkan isolasi, mengeringkan transformator, atau bahkan
mengganti isolasi yang rusak. Tindakan pemeliharaan lebih lanjut juga
bisa diperlukan untuk mengidentifikasi dan mengatasi masalah lebih lanjut
jika diperlukan.
BAB IV
PEMBAHASAN
32
39 Kamis, 10 Agustus
- Preventif maintenance turbin guide bearing,
2023
governor unit 1,2,3
40. Jum’at 11 Agustus
- Preventif Maintenance guide vane, shaft seal
2023
unit 1,2,3
Transformator ini diproduksi pada tahun 1955 dan sesuai dengan standar
A.S.A. Dengan impedansi sebesar 6,83%, transformator ini beroperasi pada
frekuensi 50 Hz dan memiliki massa minyak seberat 4500 Kg. Total berat
transformator adalah 22800 Kg. Jenis tap changer yang digunakan adalah DETC
(tap2), meskipun serial number dari tap changer tersebut tidak disebutkan.
Transformator ini memiliki tipe pendinginan ONAF dan termasuk dalam
kelompok vektor YNd11.
2. Kondisikan Transformator:
3. Hubungkan Megger:
- Atur tegangan pengujian yang sesuai pada Megger. Nilai tegangan ini
akan bergantung pada transformator yang diuji, tetapi biasanya
digunakan tegangan DC tinggi.
5. Lakukan Pengukuran:
7. Analisis Hasil:
8. Tindakan Lanjutan:
Dari data yang diperoleh diatas, terdapat perhitungan indeks polarisasi sebagai
berikut :
Pada HV/G, 70KV
R 10
IP=
R1
78 , 0
IP=
53 , 0
IP=1 , 47
43
Pada LV/G:
57 ,6
I P=
38 , 4
I P=1.50
Pada HV/LV
103 , 1
I P=
41 , 6
I P=2.48
Pada perhitungan diatas menyatakan bahwa indeks polarisasi pada transformator
unit 2 di PLTA Cikalong masih dalam keadaan baik, standar indeks polarisasi
adalah sebagai berikut
Standar indeks polarisasi transformator, jika hasil pengujian di bawah 1,1 hingga
1,25, harus mengalami tindak lanjut. Apakah transformator tersebut terkena
kontaminasi, kelembaban, atau memiliki potensi kerusakan isolasi, maka perlu
tindakan lanjut seperti uji kadar minyak dan uji tan delta. Namun, jika hasil
pengujian berada di atas 1,1 hingga 1,25, transformator dianggap dalam keadaan
baik dan tidak memerlukan pemantauan lanjutan. Meskipun demikian, hasil
pengujian dengan nilai antara 1,1 hingga 1,25 tetap perlu dipantau secara berkala.
44
3. Teknisi Mesin
45
4. Teknisi Listrik
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil pengukuran tahanan isolasi pada transformator Unit 2 di PLTA
Cikalong, maka didapatkan kesimpulan yaitu :
IP=1 , 47
- Pada LV/G:
I P=1.50
- Pada HV/LV
49
I P=2.48
5. Dalam inspeksi ini, tahanan isolasi pada transformator telah diukur, dan
indeks polarisasi yang diperoleh berada dalam standar yang ditetapkan,
menunjukkan bahwa isolasi pada transformator tersebut masih dalam
kondisi yang baik dan tidak mengalami degradasi yang signifikan
5.2 Saran
Berdasarkan hasil pengukuran tahanan isolasi pada transformator unit 2 di
PLTA Cikalong didapatkan nilai indeks polarisasi yang masih besar dan
memenuhi standar, oleh karena itu lebih baik lagi jika melakukan perawatan serta
pengecekan nilai tahanan isolasi pada transformator yang sering dilakukan agar
selalu bisa mengetahui nilai tahanan isolasi pada transformator di PLTA Cikalong
yang memenuhi standar
50
Daftar Pustaka
[1] A. Wasri Hasanah, A. Makkulau, and Z. Faisal Fadhilah, “Perencanaan
Pengembangan Sistem Pembangkit Listrik Di Pulau Jawa,” J. Sutet, vol. 5,
no. 1, pp. 8–13, 2015, [Online]. Available:
https://stt-pln.e-journal.id/sutet/article/view/604
[2] R. Syahputra, “Teknologi Pembangkit Tenaga Listrik,” no. September,
2020.
[3] W. Hidayat, “Prinsip Kerja dan Komponen - Komponen Pembangkit
Listrik Tenaga Air (PLTA)Wahyu Hidayat”.
[4] A. D. Pangestu and N. Kn, “Pembangkit Listrik Tenaga Air Dengan Teknik
Turbulent Whirlpool,” vol. 5, no. 3, pp. 58–65.
[5] F. Vokasi, “PENGARUH COMBUSTION INSPECTION , TURBINE
INSPECTION , DAN MAJOR INSPECTION TERHADAP UNJUK
KERJA TURBIN GAS UNIT 1 . 2 PLTGU PT . PJB UP GRESIK
INSPECTION , DAN MAJOR INSPECTION TERHADAP UNJUK
KERJA TURBIN GAS UNIT 1 . 2 PLTGU PT . PJB UP GRESIK,” 2018.
[6] J. Siburian, D. Jurusan, T. Elektro, and U. Darma, “Karakteristik
transformator,” vol. VIII, no. 21, pp. 21–28, 2019.
[7] U. K. Petra, “digunakan untuk pengukuran yang terdiri atas transformator
arus (,” pp. 4–32.
[8] M. Ilham, A. Afgani, J. T. Mesin, F. Teknik, and U. N. Surabaya,
“Rancang Bangun Trainer Trafo Step Up dan Step Down Dalam Satu
Sistem Dyah Riandadari,” pp. 73–77, 2009.
[9] Badaruddin.(2000). “ANALISA MINYAK TRANSFORMATOR PADA
TRANSFORMATOR TIGA FASA DI PT X”.
[10] F. Teknik, P. Pasca, S. Bidang, I. Teknik, and D. T. Elektro,
“UNIVERSITAS INDONESIA STUDI GANGGUAN INTERBUS
TRANSFORMER ( IBT-1 ) 500 / 150 kV DI GITET 500 kV
KEMBANGAN - JAKARTA BARAT STUDI GANGGUAN INTERBUS
TRANSFORMER ( IBT-1 ) 500 / 150 kV DI GITET 500 kV
51
``
52