OLEH :
ESTHO MANULLANG
5163331008
FAKULTAS TEKNIK
2021
LEMBAR PERSETUJUAN
Nim : 5163331008
Fakultas : Teknik
Oleh :
ESTHO MANULLANG
NIM : 5163331008
NIP.19680205.199203.1.002
Ketua Jurusan
NIP. 196806151993031001
KATA PENGANTAR
Penulis,
ESTHO MANULLANG
Nim: 5163331008
ABSTRAK
Kerja Praktek (KP) adalah suatu bentuk pendidikan dengan cara
memberikan pengalaman belajar bagi mahasiswa untuk berpartisipasi
dengan tugas langsung di Lembaga BUMN, BUMD, Perusahaan
Swasta, dan Instansi Pemerintahan setempat. Kerja Praktek (KP)
memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk mengabdikan ilmu-
ilmu yang telah diperoleh di kampus. Kerja Praktek (KP) merupakan
wujud relevansi antara teori yang di dapat selama di perkuliahan
dengan praktek yang ditemui baik dalam dunia usaha swasta maupun
pemerintah. Pelaksanaan mata kuliah Kerja Praktek (KP) bertujuan
untuk :memberikan pengalaman kerja secara nyata sebelum
memasuki dunia kerja, memberikan kesempatan untuk
membandingkan dan menerapkan pengetahuan akademis yang telah
didapatkan dengan memberikan kontribusi pengetahuan pada
perusahaan, lebih memahami konsep-konsep non akademis dan non
teknis di dunia kerja nyata seperti hubungan atasan-bawahan,
penerapan lapangan yang terkadang tidak sesuai dengan teori
akademis dan lain sebagainya.
ABSTRAK .........................................................................................iii
BAB IPENDAHULUAN.....................................................................1
LAMPIRAN………………………………………………………..13
DAFTAR GAMBAR
\
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Listrik sangat berguna baik dalam pemenuhan kebutuhan rumah
tangga ataupun kebutuhan dunia industri. Kebutuhan listrik dari tahun
ke tahun semakin meningkat seiring dengan laju pertumbuhan
penduduk. Maka dibangunlan pembangkit-pembangkit energi listrik
sehingga terpenuhi kebutuhan listrik dalam negeri. Tentu saja
pembangkit listrik mempunyai peran yang sangat besar pada semua
sektor kehidupan masyarakat sehingga keberadaannya menjadi sangat
penting. PLTA adalah suatu pusat tenaga air yang memiliki peralatan
tertentu dan bertujuan untuk merubah (konversi) energi potensial air
menjadi energi listrik. Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) bekerja
dengan cara merubah energi potensial (dari dam atau air terjun)
menjadi energi mekanik (dengan bantuan turbin air) dan dari energi
mekanik menjadi energi listrik (dengan bantuan generator). Pada
prinsipnya PLTA adalah pembangkit Listrik yang memanfaatkan air
menjadi listrik dengan malalui proses perubahan energi, yaitu dari
energi potensial air (KTH) diubah menjadi energi kinetis dengan
adanya ketinggian (Penstock), lalu energi kinetis ini dirubah menjadi
energi listrik (Generator).
1.4 Tujuan
Pelaksanaan Kerja Praktek ini bertujuan untuk menggali ilmu
pengetahuan, serta mendapatkan pengetahuan yang lebih mendalam
tentang sistem proteksi dan pemeliharaan generator 3 fasa di Sub Unit
PLTA Lamajan. Adapun tujuan dari pelaksanaan Kerja Praktek PLTA
Sipan Sihaporas adalah:
a. Mempelajari dan mendapatkan ilmu pengetahuan yang
mendalam mengenai pengetahuan dibidang teknologi terutama
dalam bidang pembangkit listrik dan pengontrolan.
b. Mempelajari dan menganalisis sebuah generator yang ada di
PLTA Sipan Sihaporas terutama dalam sistem proteksinya serta
pemeliharaannya.
c. Agar mengetahui fungsi dari sebuah generator dan semua yang
ada di pembangkit listrik.
d. Memahami dan mengetahui proteksi apa saja yang digunakan di
PLTA Sipan Sihaporas.
1.5 Manfaat
Melalui kerja praktek ini, mahasiswa dapat menimba
pengalaman kerja dari para pegawai tempat kerja praktek. Kerja
praktek yang dilakukan dirasakan sangat banyak manfaatnya.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Generator
Generator adalah suatu alat yang dapat mengubah tenaga mekanik
menjadi energi listrik. Tenaga mekanik bisa berasal dari panas, air,
uap, dll. Energi listrik yang dihasilkan oleh generator bisa berupa
Listrik AC (listrik bolak-balik) maupun DC (listrik searah). Hal
tersebut tergantung dari konstruksi generator yang dipakai oleh
pembangkit tenaga listrik.
Generator menggunakan prinsip percobaannya faraday yaitu
memutar magnet dalam kumparan atau sebaliknya, ketika magnet
digerakkan dalam kumparan maka terjadi perubahan fluks gaya
magnet (perubahan arah penyebaran medan magnet) di dalam
kumparan dan menembus tegak lurus terhadap kumparan sehingga
menyebabkan beda potensial antara ujung-ujung kumparan (yang
menimbulkan gerak gaya listrik). Syarat utama harus ada perubahan
fluks magnetik, jika tidak maka tidak akan timbul listrik. Cara
mengubah fluks magnetik adalah menggerakkan magnet dalam
kumparan atau sebaliknya dengan energi dari sumber lain, seperti
angin dan air yang memutar baling-baling turbin untuk
menggerakkan magnet tersebut. Jika suatu konduktor digerakkan
memotong medan magnet akan timbul beda tegangan di ujung-ujung
konduktor tersebut.
Terdapat dua jenis generator, yaitu generator arus bolak-balik (AC)
dan generator arus searah (DC). Generator arus bolak-balik sering
disebut juga dengan alternator. Alat ini terdiri atas magnet dengan
kutub berbentuk cekung dan kumparan kawat yang dililitkan pada
suatu armatur dan dapat berputar dalam suatu medan magnet.
Armatur berupa kumparan persegi dengan lilitan mengitari sebuah
inti besi lunak. Generator arus searah sering disebut juga dengan
dinamo. Alat ini terdiri atas magnet dan kumparan kawat yang
dililitkan pada suatu armatur dan dapat berputar dalam suatu medan
magnet. Perbedaannya dengan generator AC adalah pada bagian
komponen yang berhubungan dengan ujung kumparan yang
berputar. Dinamo menggunakan sebuah cincin belah atau disebut
sebagai komutator, sedangkan generator AC menggunakan dua buah
slip ring.
2.2 Sistem proteksi
Proteksi sistem tenaga listrik adalah sistem proteksi yang dipasang
pada peralatan-peralatan listrik suatu sistem tenaga listrik misalnya
generator, transformator, jaringan dan lain-lain, terhadap kondisi
abnormal operasi sistem itu sendiri. Kondisi abnormal itu dapat
berupa antara lain: hubung singkat, tegangan lebih, beban lebih,
frekuensi sistem rendah, asinkron dan lain-lain.
Tujuan dari sistem proteksi adalah sebagai berikut:
Mengurangi kerusakan peralatan yang terganggu, maupun
peralatan yang dilewati oleh arus gangguan.
Mengisolir bagian sistem yang terganggu sekecil mungkin dan
secepat mungkin.
Mencegah meluasnya gangguan
2.3 Relay
Relay adalah komponen listrik yang bekerja berdasarkan prinsip
induksi medan elektromagnetis. Jika sebuah penghantar dialiri oleh
arus listrik, maka di sekitar penghantar tersebut timbul medan magnet.
Medan magnet yang dihasilkan oleh arus listrik tersebut selanjutnya
diinduksikan ke logam ferromagnetis. Logam ferromagnetis adalah
logam yang mudah terinduksi medan elektromagnetis. Ketika ada
induksi magnet dari dari lilitan yang membelit logam, logam tersebut
menjadi “magnet buatan” yang sifatnya sementara. Cara ini kerap
digunakan untuk membuat magnet non permanen. Sifat kemagnetan
pada logam ferromagnetis akan tetap ada selama pada kumparan yang
melilitinya teraliri arus listrik. Sebaliknya, sifat kemagnetannya akan
hilang jika suplai arus listrik ke lilitan diputuskan.
BAB III
PEMBAHASAN
1.1 MENJELASKAN RELAY
Relay adalah saklar (Switch) yang dioperasikan
secara listrik dan merupakan komponen Electromechanical
(Elektromekanikal) yang terdiri dari 2 bagian utama yakni
Eletromagnet (Coil) dan Mekanikal (seperangkat kontak
saklar/switch). Relay menggunakan prinsip
Elektromagnetik untuk menggerakkan kontak saklar
sehingga dengan arus listrik yang kecil (low power) dapat
menghantarkan listrik yang bertegangan lebih tinggi.
1.2PENGERTIAN RELAY
Relay adalah saklar yang dioperasikan secara listrik
dan merupakan komponen Elektromechanical
(Elektromekanikal) yang terdiri dari 2 bagian utama yakni
Elektromagnet (Coil) dan Mekanikal (seperangkat kontak
saklar/switch).
Prinsip Kerja Relay
1. Electromagnet (Coil)
2. Armature
3. Switch Contact Point (Saklar)
4. Spring
1.3Cara Kerja
1. Over Voltage Relay
Pada generator yang besar umumnya menggunakan
sistem pentanahan netral melalui transformator dengan tahanan
di sisi sekunder. Sistem pentanahan ini dimaksudkan untuk
mendapatkan nilai impedansi yang tinggi sehingga dapat
membatasi arus hubung singkat agar tidak menimbulkan bahaya
kerusakan pada belitan dan saat terjadi gangguan hubung
singkat stator ke tanah. Arus hubung singkat yang terjadi di
sekitar titik netral relatif kecil sehinga sulit untuk dideteksi oleh
rele differensial.
Dengan dipasang transformator tegangan, arus yang kecil
tersebut akan mengalir dan menginduksikan tegangan pada sisi
sekunder transformator. Untuk mengatasi hal tersebut
digunakan rele pendeteksi tegangan lebih yang dipasang pada
sisi sekunder transformator tegangan. egangan yang muncul
pada sisi sekunder transformator tegangan akan membuat rele
tegangan berada pada kondisi men]]deteksi apabila perubahan
tegangan melebihi nilai pengaturannya dan generator akan trip.
Rangkaian ini sangat baik karena dapat membatasi aliran arus
nol yang mengalir ke dalam generator ketika terjadi hubung
singkat fasa ke tanah di sisi tegangan tinggi transformator
tegangan. Akan tetapi karena efek kapasitansi pada kedua
belitan transformator dapat menyebabkan adanya arus bocor
urutan nol yang dapat mengaktifkan rele tegangan lebih di sisi
netral generator. Dengan demikian rele tegangan lebih yang
dipasang harus mempunyai waktu tunda yang dapat
dikoordinasikan dengan rele di luar generator. Adapun
penyebab overvoltage adalah sebagai berikut:
a. Kegagalan AVR.
b. Kesalahan operasi sistem eksitasi.
c. Pelepasan beban saaat eksitasi dikontrol secara manual.
d. Pemisahan generator dari sistem saat islanding.
2. Differential Relay
Differential Relay untuk melindungi generator dari
gangguan akibat hubung singkat (short circuit ) antar fasa-fase
atau fase ke tanah. Cara kerja relay differential adalah dengan
cara membandingkan arus pada sisi primer dan sisi sekunder,
Dalam kondisi normal jumlah arus yang mengalir melalui
peralatan listrik yang diproteksi bersirkulasi melalui loop pada
kedua sisi di daerah kerja. Jika terjadi gangguan didalam daerah
kerja relay differential , maka arus dari kedua sisi akan saling
menjumlah dan relay akan memberi perintah kepada PMT/CB
untuk memutuskan arus.
3. Stator Earth Fault Relay
Stator Earth Fault Relay untuk mendeteksi gangguan
pentanahan atau grounding pada generator. Ground fault
dideteksi dengan mem- bias rangkaian medan dengan tegangan
DC, yang menyebabkan akan ada arus mengalir melalui
relay jika terjadi gangguan tanah.
4. Rotor Earth Fault Relay
Hubung tanah dalam sirkuit rotor, yaitu hubung singkat
antara konduktor rotor dengan badan rotor dimana dapat
menimbulkan distorsi medan magnet yang dihasilkan rotor dan
selanjutnya dapat menimbulakn getaran (vibrasi) berlebihan
dalam generator. Oleh karena itu, hal ini harus dihentikan oleh
rele rotor hubung tanah. Karena sirkuit rotor adalah sirkuit arus
searah, maka rele rotor hubung tanah pada prinsipnya
merupakan rele arus lebih untuk arus searah. Adapun single
line diagram rele gangguan rotor hubung tanah adalah sebagai
berikut:
Gambar 4.2 Single Line Diagram Rele Gangguan Rotor
Hubung Tanah
Pada gambar di atas, ketika tidak ada gangguan maka
arus simetri, {Ir = Ia+Ib+Ic =0}, namun ketika terjadi gangguan
hubung singkat ke tanah, maka arus menjadi tak simetri {Ir =
Ia+Ib+Ic = 3Iao}, sehingga terdapat arus yang mengalir pada
rele dan membuat rele mendeteksi gangguan.
5. Lost of Rotor Excitation Relay
Hilangnya medan penguat pada rotor akan
mengakibatkan generator kehilangan sinkronisasi dan berputar
di luar kecepatan sinkronnya sehingga generator beroperasi
sebagai generator asinkron. Daya reaktif yang diambil dari
sistem ini akan dapat melebihi rating generator sehingga
menimbulkan overload pada belitan stator dan menimbulkan
overheat yang menimbulkan penurunan tegangan generator.
Hilangnya medan penguat rotor dapat dideteksi dengan
kumparan yang dipasang paralel dengan main exciter dan
kumparan rotor generator. Pada kumparan ini akan mengalir
arus yang apabila nilainya kurang dari arus pengaturan yang
diinginkan, maka akan membuat rele mengeluarkan sinyal
alarm atau trip.
6. Over Current Relay
Rele ini berfungsi mendeteksi arus lebih yang mengalir
dalam kumparan stator generator. Arus yang berlebihan dapat
terjadi pada kumparan stator generator atau di dalam kumparan
rotor. Arus yang berlebihan pada kumparan stator dapat terjadi
karena pembebanan berlebihan terhadap generator. Adapun
single line diagram rele arus lebih adalah sebagai berikut:
BAB IV
PENUTUP
1.1Kesimpulan
a. Sistem proteksi sangatlah penting pada pembangkit-pembangkit
listrik, terutama pada PLTA Sipan Sihaporas. Tanpa ada sistem
proteksi yang baik maka tidak bisa dihindari adanya gangguan
pada mesin-mesin yang sedang di oprasikan dan bisa saja
terjadi kerusakan yang tidak diinginkan, oleh sebab itu peranan
dalam menjaga dan memelihara mesin adalah hal yang utama
karena baik/buruk kerja mesin terutama generator tergantung
dari cara pemeliharaan dan pengamanannya.
b. Suatu sistem tenaga listrik memerlukan adanya sistem proteksi
untuk dapat mendeteksi adanya gangguan pada sistem untuk
dapat mendeteksi adanya gangguan pada sistem sehingga dapat
mencegah atau membatasi kerusakan pada peralatan tenaga
listrik selain itu juga untuk menjaga mutu dan keadaan pasokan
daya listrik.
c. Perawatan dan pemeliharaan yang baik terhadap generator akan
berpengaruh terhadap kinerja generator dan terhindarnya dari
kerusakan serta memperpanjang umur generator.
d. Pada saat pemeliharaan tidak luput peralatan-peralatan yang
digunakan harus sesuai standar agar pemeliharaan dan
pendataan lebih akurat.
1.2Saran
a. Untuk menghindari ataupun untuk mengurangi kerusakan
peralatan- peralatan akibat gangguan (kondisi abnormal operasi
sistem) maka penting memproteksi peralatan peralatan tersebut
dengan memilih jenis rele yang sesuai dengan jenis gangguan
yang mungkin timbul.
b. Seharusnya ada pembekalan khusus untuk para mahasiswa
ataupun siswa sebelum terjun langusng ke lapangan.
DAFTAR PUSTAKA
Manual Book. Electrical Protections C.E.E, Di ambi dari perpustakaan
PLTA Sipan Sihaporas