Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN INDUSTRI

RELAY PADA GENERATOR

DI PLTA SIPAN SIHAPORAS

OLEH :

ESTHO MANULLANG

5163331008

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2021
LEMBAR PERSETUJUAN

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN INDUSTRI

Judul : Relay Pada Generator Di PLTA Sipansihaporas

Nama : ESTHO MOVAME HOTMA MANULLANG

Nim : 5163331008

Prodi : Pendidikan Teknik Elektro

Fakultas : Teknik

Lokasi PKLI : PLTA SIPANSIHAPORAS


LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN INDUSTRI

RELAY PADA GENERATOR DI PLTA SIPANSIHAPORAS

Oleh :

ESTHO MANULLANG

NIM : 5163331008

Medan, APRIL 2021

Pembimbing lapangan Dosen pembimbing

Boyke T. Sinaga Drs. Jongga Manullang.M. Pd

NIP.19680205.199203.1.002

Ketua Jurusan

Pendidikan Teknik Elektro

Dr. SALMAN BINTANG, M.Pd

NIP. 196806151993031001
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis sampaikan atas segala rahmat dan


karunia dari Tuhan Yang Maha Esa penulis dapat
menyelesaikan laporan Praktek Kerja Lapangan Industri
(PKLI) yang berjudul, “RELAY PADA GENERATOR DI
PLTA SIPANSIHAPORAS” dengan batas waktu yang
telah di tentukan. Adapun PKLI ini dilaksanakan di PT. PLN
(Persero) Sektor Pembangkitan Pandan PLTA
Sipansihaporas.

Laporan kerja praktek ini merupakan bentuk


pertanggungjawaban dan evaluasi terhadap objek yang
penulis teliti selama kurang lebih satu bulan penulis
melaksanakan Praktek Kerja Lapangan Industri di PT. PLN
(Persero) Sektor Pembangkitan Pandan PLTA
Sipansihaporas. Sebagai salah satu mata kuliah di Jurusan
Pendidikan Teknik Elektro Program Studi Pendidikan
Teknik ElektroUniversitas Negeri Medan. Praktek Kerja
Lapangan Industri juga dijadikan sebagai salah satu
parameter institusi untuk menilai sejauh mana kemampuan
mahasiswa ketika terjun langsung di dunia industri. Didalam
pengerjaan laporan ini kami mendapat dukungan yang besar
dari banyak pihak.
Dalam penyusunan laporan ini, kami menyampaikan
terima kasih kepada :
1. Kedua orang tua kami atas dukungan, motivasi, kasih sayang
dan segala pengorbanan yang telah mereka berikan,
2. Bapak Dr. Salman Bintang, M.Pd selaku Ketua Jurusan
Pendidikan Teknik Elektro UNIMED.
3. Bapak Dr. Muhammad Amin, S,T, M.Pd, selaku Sekretaris
Program Studi Pendidikan Teknik Elektro UNIMED.
4. Bapak Drs. Jongga Manullang, M.Pd selaku Dosen
Pembimbing PKLI yang telah meluangkan waktu dan penuh
kesabaran untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan
laporan PKLI
5. Bapak Hariyanto selaku Manager PT. PLN (Persero) Sektor
Pembangkitan Pandan PLTA Sipansihaporas,
6. Bapak Andry Ardi Lubis selaku Supervasior OPHAR di PT.
PLN (Persero) Pembangkitan Pandan PLTA Sipansihaporas,
7. Bapak Boyke T. Sinaga selaku pembimbing lapangan PT.
PLN (Persero) Pembangkitan Pandan PLTA Sipansihaporas,
8. Seluruh karyawan dan staf PT. PLN (Persero) Sektor
Pembangkitan Pandan,
9. Seluruh karyawan dan staf PT. PLN (Persero) Sektor
Pembangkitan Pandan,
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini
jauh dari kata sempurna, untuk itu saran serta kritik yang
bersifat membangun penulis harapkan untuk bekal dan
kesuksesan dimasa yang akan datang. Akhirnya penulis
berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca.

Medan, APRIL 2021

Penulis,

ESTHO MANULLANG
Nim: 5163331008
ABSTRAK
Kerja Praktek (KP) adalah suatu bentuk pendidikan dengan cara
memberikan pengalaman belajar bagi mahasiswa untuk berpartisipasi
dengan tugas langsung di Lembaga BUMN, BUMD, Perusahaan
Swasta, dan Instansi Pemerintahan setempat. Kerja Praktek (KP)
memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk mengabdikan ilmu-
ilmu yang telah diperoleh di kampus. Kerja Praktek (KP) merupakan
wujud relevansi antara teori yang di dapat selama di perkuliahan
dengan praktek yang ditemui baik dalam dunia usaha swasta maupun
pemerintah. Pelaksanaan mata kuliah Kerja Praktek (KP) bertujuan
untuk :memberikan  pengalaman kerja secara nyata sebelum
memasuki dunia kerja, memberikan kesempatan untuk
membandingkan dan menerapkan pengetahuan akademis yang telah
didapatkan dengan memberikan kontribusi pengetahuan pada
perusahaan, lebih memahami konsep-konsep non akademis dan non
teknis di dunia kerja nyata seperti hubungan atasan-bawahan,
penerapan lapangan yang terkadang tidak sesuai dengan teori
akademis dan lain sebagainya.

Kerja praktek dilaksanakan di PLTA SIPANSIHAPORAS,


yaitu sebuah perusahaan yang fokus pada pembangkit listrik tenaga
air. Kerja praktek pada PLTA SIPANSIHAPORAS dimulai dari
tanggal 7 Januari 2019 sampai dengan 8 Februari (±1 bulan). Kerja
praktek yang dilakukan di perusahaan ini yaitu meneliti dan
mempelajari cara proses pengoperasian PLTA SIPANSIHAPORAN
pada unit 1 dan 2 , dan difokuskan pada sistem proteksi generator.
DAFTAR ISI

SURAT PERNYATAAN ..................................................................i

KATA PENGANTAR ...................................................................... ii

ABSTRAK .........................................................................................iii

DAFTAR ISI ......................................................................................iv

DAFTAR GAMBAR .......................................................................viii

BAB IPENDAHULUAN.....................................................................1

1.1 Latar Belakang ........................................................................... .1

1.2 Rumusan Masalah ....................................................................... 1

1.3 Batasan Masalah...........................................................................1

1.5 Tujuan ......................................................................................... 1

1.6 Manfaat .........................................................................................2

BAB II LANDASAN TEORI ............................................................3

2.1 Pengertian Sistem Proteksi...........................................................3

2.2 Pengertian Generator...................................................................4

2.3 Pengertian Relay ..........................................................................4

BAB III PEMBAHASAN ..................................................................5

3.1 Menjelaskan Relay ...................................................................... 5

3.2 Pengertian Relay................ ..........................................................5


3.3 Cara kerja ............................................. .....................................7

BAB IV PENUTUP ..........................................................................12

LAMPIRAN………………………………………………………..13
DAFTAR GAMBAR

GAMBAR 3.1 Bentuk Relay dan Simbol Relay…………………….5


GAMBAR 3.2 Single Line Relay Gangguan Rotor Hubung Tanah…7
GAMBAR 3.3 Single Line Diagram Relay Arus Lebih……………...8
GAMBAR 3.4 Single Line Diagram Relay Daya Balik……………...9
GAMBAR 3.5 Common Plant Interface…………………………….10
GAMBAR 3.6 Interface Gangguan Pada Generator Utama………...11
GAMBAR 3.7 Bentuk Fisik Power Reverse Relay…………………12
GAMBAR 3.8 Data Untuk Setting Power Reverse Relay…………..12
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan PKLI

Lampiran 2 Dokumentasi Pelaksanaan PKLI

Lampiran 3 Absensi Mahasiswa PKLI

Lampiran 4 Kartu Bimbingan PKLI

Lampiran 5 Surat Penugasan Dosen Pembimbing

Lampiran 6 Surat Pengantar Ke Perusahaan

Lampiran 7 Surat Balasan Dari Perusahaan

Lampiran 8 Surat Keterangan Selesai PKLI Dari Perusahaan

\
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Listrik sangat berguna baik dalam pemenuhan kebutuhan rumah
tangga ataupun kebutuhan dunia industri. Kebutuhan listrik dari tahun
ke tahun semakin meningkat seiring dengan laju pertumbuhan
penduduk. Maka dibangunlan pembangkit-pembangkit energi listrik
sehingga terpenuhi kebutuhan listrik dalam negeri. Tentu saja
pembangkit listrik mempunyai  peran yang sangat besar pada semua
sektor kehidupan masyarakat sehingga keberadaannya menjadi sangat
penting. PLTA adalah suatu pusat tenaga air yang memiliki peralatan
tertentu dan  bertujuan untuk merubah (konversi) energi potensial air
menjadi energi listrik. Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) bekerja
dengan cara merubah energi potensial (dari dam atau air terjun)
menjadi energi mekanik (dengan  bantuan turbin air) dan dari energi
mekanik menjadi energi listrik (dengan  bantuan generator). Pada
prinsipnya PLTA adalah pembangkit Listrik yang memanfaatkan air
menjadi listrik dengan malalui proses perubahan energi, yaitu dari
energi  potensial air (KTH) diubah menjadi energi kinetis dengan
adanya ketinggian (Penstock), lalu energi kinetis ini dirubah menjadi
energi listrik (Generator).

1.2 Rumusan Masalah


PLTA Sipan Sihaporas terdiri dari waduk, kolam pengendap,
kolam tando harian,  pipa pesat (penstock ), turbin air, generator
bolak-balik, peralatan control dan peralatan proteksinya. Adapun
masalah yang di fokuskan pada laporan ini membahas tentang sistem
proteksi dan pemeliharaan generator 3 fasa sub unit PLTA Sipan
Sihaporas

1.3 Batasan Masalah

Pembahasan dari laporan ini hanya seputar analisis sistem


proteksi secara umum, adapun pembahasan-pembahasan yang lain
sebagai berikut :
a. Gangguan-gangguan yang terjadi pada generator sinkron 3
fasa.
b. Macam-macam sistem proteksi yang digunakan di PLTA Sipan
Sihaporas.
c. Cara-cara pemeliharaan generator sinkron 3 fasa.

1.4 Tujuan
Pelaksanaan Kerja Praktek ini bertujuan untuk menggali ilmu
pengetahuan, serta mendapatkan pengetahuan yang lebih mendalam
tentang sistem proteksi dan pemeliharaan generator 3 fasa di Sub Unit
PLTA Lamajan. Adapun tujuan dari pelaksanaan Kerja Praktek PLTA
Sipan Sihaporas adalah:
a. Mempelajari dan mendapatkan ilmu pengetahuan yang
mendalam mengenai pengetahuan dibidang teknologi terutama
dalam bidang  pembangkit listrik dan pengontrolan.
b. Mempelajari dan menganalisis sebuah generator yang ada di
PLTA Sipan Sihaporas terutama dalam sistem proteksinya serta
pemeliharaannya.
c. Agar mengetahui fungsi dari sebuah generator dan semua yang
ada di  pembangkit listrik.
d. Memahami dan mengetahui proteksi apa saja yang digunakan di
PLTA Sipan Sihaporas.

1.5 Manfaat
Melalui kerja praktek ini, mahasiswa dapat menimba
pengalaman kerja dari para pegawai tempat kerja praktek. Kerja
praktek yang dilakukan dirasakan sangat banyak manfaatnya.
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Generator
Generator adalah suatu alat yang dapat mengubah tenaga mekanik
menjadi energi listrik. Tenaga mekanik bisa berasal dari panas, air,
uap, dll. Energi listrik yang dihasilkan oleh generator bisa berupa
Listrik AC (listrik bolak-balik) maupun DC (listrik searah). Hal
tersebut tergantung dari konstruksi generator yang dipakai oleh
pembangkit tenaga listrik.
Generator menggunakan prinsip percobaannya faraday yaitu
memutar magnet dalam kumparan atau sebaliknya, ketika magnet
digerakkan dalam kumparan maka terjadi perubahan fluks gaya
magnet (perubahan arah penyebaran medan magnet) di dalam
kumparan dan menembus tegak lurus terhadap kumparan sehingga
menyebabkan beda potensial antara ujung-ujung kumparan (yang
menimbulkan gerak gaya listrik). Syarat utama harus ada perubahan
fluks magnetik, jika tidak maka tidak akan timbul listrik. Cara
mengubah fluks magnetik adalah menggerakkan magnet dalam
kumparan atau sebaliknya dengan energi dari sumber lain, seperti
angin dan air yang memutar baling-baling turbin untuk
menggerakkan magnet tersebut. Jika suatu konduktor digerakkan
memotong medan magnet akan timbul beda tegangan di ujung-ujung
konduktor tersebut.
Terdapat dua jenis generator, yaitu generator arus bolak-balik (AC)
dan generator arus searah (DC). Generator arus bolak-balik sering
disebut juga dengan alternator. Alat ini terdiri atas magnet dengan
kutub berbentuk cekung dan kumparan kawat yang dililitkan pada
suatu armatur dan dapat berputar dalam suatu medan magnet.
Armatur berupa kumparan persegi dengan lilitan mengitari sebuah
inti besi lunak. Generator arus searah sering disebut juga dengan
dinamo. Alat ini terdiri atas magnet dan kumparan kawat yang
dililitkan pada suatu armatur dan dapat berputar dalam suatu medan
magnet. Perbedaannya dengan generator AC adalah pada bagian
komponen yang berhubungan dengan ujung kumparan yang
berputar. Dinamo menggunakan sebuah cincin belah atau disebut
sebagai komutator, sedangkan generator AC menggunakan dua buah
slip ring.
2.2 Sistem proteksi
Proteksi sistem tenaga listrik adalah sistem proteksi yang dipasang
pada peralatan-peralatan listrik suatu sistem tenaga listrik misalnya
generator, transformator, jaringan dan lain-lain, terhadap kondisi
abnormal operasi sistem itu sendiri. Kondisi abnormal itu dapat
berupa antara lain: hubung singkat, tegangan lebih, beban lebih,
frekuensi sistem rendah, asinkron dan lain-lain.
Tujuan dari sistem proteksi adalah sebagai berikut:
 Mengurangi kerusakan peralatan yang terganggu, maupun
peralatan yang dilewati oleh arus gangguan.
 Mengisolir bagian sistem yang terganggu sekecil mungkin dan
secepat mungkin.
 Mencegah meluasnya gangguan

Adapun fungsi dari sistem proteksi adalah sebagai berikut:


 Mendeteksi adanya gangguan atau keadaan abnormal pada
bagian sistem yang diamankan
 Melepas bagian sistem yang terganggu, sehingga bagian sistem
yang lainnya masih dapat terus beroperasi.

Dalam aplikasinya, sistem proteksi terdiri dari beberapa peralatan


pendukung. Berikut ini adalah skema secara umum dari sistem proteksi
beserta peralatan pendukung yang digunakan.

Gambar 2.1Skema secara umum dari sistem proteksi


 Relai
Elemen perasa/pengukur untuk mendeteksi gangguan.
 Pemutus tenaga (PMT) sebagai pemutus arus dalam sirkuit tenaga
untuk melepas bagian sistem yang terganggu
 Trafo arus dan atau trafo tegangan mengubah besarnya arus dan
atau tegangan dari sirkuit primer ke sirkuit sekunder (relai)
 Baterai / aki sebagai sumber tenaga untuk mentripkan pmt dan
catu daya untuk relai statik dan relai bantu.
 Wiring untuk menghubungkan komponen-komponen proteksi
sehingga menjadi satu system

2.3 Relay
Relay adalah komponen listrik yang bekerja berdasarkan prinsip
induksi medan elektromagnetis. Jika sebuah penghantar dialiri oleh
arus listrik, maka di sekitar penghantar tersebut timbul medan magnet.
Medan magnet yang dihasilkan oleh arus listrik tersebut selanjutnya
diinduksikan ke logam ferromagnetis. Logam ferromagnetis adalah
logam yang mudah terinduksi medan elektromagnetis. Ketika ada
induksi magnet dari dari lilitan yang membelit logam, logam tersebut
menjadi “magnet buatan” yang sifatnya sementara. Cara ini kerap
digunakan untuk membuat magnet non permanen. Sifat kemagnetan
pada logam ferromagnetis akan tetap ada selama pada kumparan yang
melilitinya teraliri arus listrik. Sebaliknya, sifat kemagnetannya akan
hilang jika suplai arus listrik ke lilitan diputuskan.

Fungsi dan Cara kerja Relay


Relay adalah peralatan yang dioperasikan secara elektrik yang
secara mekanik akan men-switch sirkuit elektrif. Relay merupakan
bagian yang penting dalam sistem kontrol, karena kegunaannya dalam
kendali jarak jauh, dan mengendalikan listrik tegangan tinggi dengan
menggunakan listrik tegangan rendah. Ketika tegangan mengalir ke
dalam elektromagnet pada sistem kontrol relay, maka magnet akan
menarik lengan logam pada arah magnet, dengan demikian kontak
terjadi. Relay bisa memilih jenis NO atau NC ataupun duaduanya.
Banyak relay menggunakan elektromagnet untuk mengoperasikan
mekanisme switching mekanis, tetapi prinsip-prinsip operasi lain juga
digunakan. Relay digunakan dimana perlu untuk mengendalikan
rangkaian dengan sinyal rendah daya (dengan isolasi listrik lengkap
antara kontrol dan sirkuit dikontrol), atau di mana beberapa sirkuit
harus dikontrol oleh satu sinyal. Relay pertama digunakan di sirkuit
jarak jauh telegraf, mengulang sinyal yang datang dari satu sirkuit dan
retransmisi ke yang lain.

BAB III
PEMBAHASAN
1.1 MENJELASKAN RELAY
Relay adalah saklar (Switch) yang dioperasikan
secara listrik dan merupakan komponen Electromechanical
(Elektromekanikal) yang terdiri dari 2 bagian utama yakni
Eletromagnet (Coil) dan Mekanikal (seperangkat kontak
saklar/switch). Relay menggunakan prinsip
Elektromagnetik untuk menggerakkan kontak saklar
sehingga dengan arus listrik yang kecil (low power) dapat
menghantarkan listrik yang bertegangan lebih tinggi.
1.2PENGERTIAN RELAY
Relay adalah saklar yang dioperasikan secara listrik
dan merupakan komponen Elektromechanical
(Elektromekanikal) yang terdiri dari 2 bagian utama yakni
Elektromagnet (Coil) dan Mekanikal (seperangkat kontak
saklar/switch).
Prinsip Kerja Relay
1. Electromagnet (Coil)
2. Armature
3. Switch Contact Point (Saklar)
4. Spring

GAMBAR BENTUK RELAY DAN SIMBOL RELAY

1.3Cara Kerja
1. Over Voltage Relay
Pada generator yang besar umumnya menggunakan
sistem  pentanahan netral melalui transformator dengan tahanan
di sisi sekunder. Sistem pentanahan ini dimaksudkan untuk
mendapatkan nilai impedansi yang tinggi sehingga dapat
membatasi arus hubung singkat agar tidak menimbulkan bahaya
kerusakan pada belitan dan saat terjadi gangguan hubung
singkat stator ke tanah. Arus hubung singkat yang terjadi di
sekitar titik netral relatif kecil sehinga sulit untuk dideteksi oleh
rele differensial.
Dengan dipasang transformator tegangan, arus yang kecil
tersebut akan mengalir dan menginduksikan tegangan pada sisi
sekunder transformator. Untuk mengatasi hal tersebut
digunakan rele pendeteksi tegangan lebih yang dipasang pada
sisi sekunder transformator tegangan. egangan yang muncul
pada sisi sekunder transformator tegangan akan membuat rele
tegangan berada  pada kondisi men]]deteksi apabila perubahan
tegangan melebihi nilai  pengaturannya dan generator akan trip.
Rangkaian ini sangat baik karena dapat membatasi aliran arus
nol yang mengalir ke dalam generator ketika terjadi hubung
singkat fasa ke tanah di sisi tegangan tinggi transformator
tegangan. Akan tetapi karena efek kapasitansi  pada kedua
belitan transformator dapat menyebabkan adanya arus  bocor
urutan nol yang dapat mengaktifkan rele tegangan lebih di sisi
netral generator. Dengan demikian rele tegangan lebih yang
dipasang harus mempunyai waktu tunda yang dapat
dikoordinasikan dengan rele di luar generator. Adapun
penyebab overvoltage adalah sebagai  berikut:
a. Kegagalan AVR.
b. Kesalahan operasi sistem eksitasi.
c. Pelepasan beban saaat eksitasi dikontrol secara manual.
d. Pemisahan generator dari sistem saat islanding.
2. Differential Relay
Differential Relay untuk melindungi generator dari
gangguan akibat hubung singkat (short circuit ) antar fasa-fase
atau fase ke tanah. Cara kerja relay differential adalah dengan
cara membandingkan arus pada sisi primer dan sisi sekunder,
Dalam kondisi normal jumlah arus yang mengalir melalui
peralatan listrik yang diproteksi bersirkulasi melalui loop pada
kedua sisi di daerah kerja. Jika terjadi gangguan didalam daerah
kerja relay differential , maka arus dari kedua sisi akan saling
menjumlah dan relay akan memberi perintah kepada PMT/CB
untuk memutuskan arus.
3. Stator Earth Fault Relay
Stator Earth Fault Relay untuk mendeteksi gangguan
pentanahan atau grounding pada generator. Ground fault
dideteksi dengan mem- bias rangkaian medan dengan tegangan
DC, yang menyebabkan akan ada arus mengalir melalui
relay jika terjadi gangguan tanah.
4. Rotor Earth Fault Relay
Hubung tanah dalam sirkuit rotor, yaitu hubung singkat
antara konduktor rotor dengan badan rotor dimana dapat
menimbulkan distorsi medan magnet yang dihasilkan rotor dan
selanjutnya dapat menimbulakn getaran (vibrasi) berlebihan
dalam generator. Oleh karena itu, hal ini harus dihentikan oleh
rele rotor hubung tanah. Karena sirkuit rotor adalah sirkuit arus
searah, maka rele rotor hubung tanah pada prinsipnya
merupakan rele arus lebih untuk arus searah. Adapun single
line diagram rele gangguan rotor hubung tanah adalah sebagai
berikut:
Gambar 4.2 Single Line Diagram Rele Gangguan Rotor
Hubung Tanah
Pada gambar di atas, ketika tidak ada gangguan maka
arus simetri, {Ir = Ia+Ib+Ic =0}, namun ketika terjadi gangguan
hubung singkat ke tanah, maka arus menjadi tak simetri {Ir =
Ia+Ib+Ic = 3Iao}, sehingga terdapat arus yang mengalir pada
rele dan membuat rele mendeteksi gangguan.
5. Lost of Rotor Excitation Relay
Hilangnya medan penguat pada rotor akan
mengakibatkan generator kehilangan sinkronisasi dan berputar
di luar kecepatan sinkronnya sehingga generator beroperasi
sebagai generator asinkron. Daya reaktif yang diambil dari
sistem ini akan dapat melebihi rating generator sehingga
menimbulkan overload pada belitan stator dan menimbulkan
overheat yang menimbulkan penurunan tegangan generator.
Hilangnya medan penguat rotor dapat dideteksi dengan
kumparan yang dipasang paralel dengan main exciter dan
kumparan rotor generator. Pada kumparan ini akan mengalir
arus yang apabila nilainya kurang dari arus pengaturan yang
diinginkan, maka akan membuat rele mengeluarkan sinyal
alarm atau trip.
6. Over Current Relay
Rele ini berfungsi mendeteksi arus lebih yang mengalir
dalam kumparan stator generator. Arus yang berlebihan dapat
terjadi pada kumparan stator generator atau di dalam kumparan
rotor. Arus yang  berlebihan pada kumparan stator dapat terjadi
karena pembebanan  berlebihan terhadap generator. Adapun
single line diagram rele arus lebih adalah sebagai berikut:

Gambar 4.3 Single Line Diagram Rele Arus Lebih


Keterangan, CB = Circuit Breaker
TC = Trip Coil
CB I = Arus yang mengalir pada saluran yang diamankan
CT = Transformator Arus
Ir = Arus yang mengalir pada rele
C = Rele arus lebih
Ip = Arus  pick-updari rele
7. Out of Synchronism Relay
Rele daya balik berfungsi untuk mendeteksi aliran daya
balik aktif yang masuk pada generator. Berubahnya aliran daya
aktif pada arah generator akan membuat generator menjadi
motor, dikenal sebagai  peristiwa motoring. Pengaruh ini
disebabkan oleh pengaruh rendahnya input daya dari  prime
mover . Bila daya input ini tidak dapat mengatasi rugi-rugi daya
yang ada maka kekurangan daya dapat diperoleh dengan
menyerap daya aktif dari jaringan. Selama penguatan masih ada
maka aliran daya aktif generator sama halnya dengan saat
generator bekerja sebagai motor, sehingga daya aktif masuk ke
generator dan daya reaktif dapat masuk atau keluar dari
generator.
Adapun single line diagram rele daya balik adalah
sebagai berikut :

Gambar 4.4 Single Line Diagram Rele Daya Balik


Pada gambar tersebut, apabila terjadi gangguan pada F1,
maka rele akan men-Trip CB2, apabila gangguan terjadi pada
F2, maka rele tidak akan men-trip CB2 karena arah aliran arus
yng terbalik dari kanan ke kiri. Adapun tindak pencegahan
adanya gangguan pada generator bisa dilihat  pada common
plant gambar sebagai berikut:

Gambar 4.5 Common Plant Interface


Dengan sistem apabila terjadi gangguan pada generator
maka interface pada common plant akan menyala, ada pada
gambar berikut:
Gambar 4.11 Interface Gangguan Pada Generator
Utama
8. Reverse Power Relay
Reverse Power Relay untuk menditeksi adanya daya
balik/aliran arus dari sistem jaringan yang akan menyebabkan
generator bekerja sebagai motor.

a. Bentuk fisik relay power reverse

Bentuk Fisik Power Reverse Relay


b. Data pada relay power reverse
Data Untuk Setting Power Reverse Relay

BAB IV
PENUTUP
1.1Kesimpulan
a. Sistem proteksi sangatlah penting pada pembangkit-pembangkit
listrik, terutama pada PLTA Sipan Sihaporas. Tanpa ada sistem
proteksi yang baik maka tidak bisa dihindari adanya gangguan
pada mesin-mesin yang sedang di oprasikan dan bisa saja
terjadi kerusakan yang tidak diinginkan, oleh sebab itu peranan
dalam menjaga dan memelihara mesin adalah hal yang utama
karena baik/buruk kerja mesin terutama generator tergantung
dari cara  pemeliharaan dan pengamanannya.
b. Suatu sistem tenaga listrik memerlukan adanya sistem proteksi
untuk dapat mendeteksi adanya gangguan pada sistem untuk
dapat mendeteksi adanya gangguan pada sistem sehingga dapat
mencegah atau membatasi kerusakan pada peralatan tenaga
listrik selain itu juga untuk menjaga mutu dan keadaan pasokan
daya listrik.
c. Perawatan dan pemeliharaan yang baik terhadap generator akan
berpengaruh terhadap kinerja generator dan terhindarnya dari
kerusakan serta memperpanjang umur generator.
d. Pada saat pemeliharaan tidak luput peralatan-peralatan yang
digunakan harus sesuai standar agar pemeliharaan dan
pendataan lebih akurat.
1.2Saran
a. Untuk menghindari ataupun untuk mengurangi kerusakan
peralatan- peralatan akibat gangguan (kondisi abnormal operasi
sistem) maka penting memproteksi peralatan peralatan tersebut
dengan memilih jenis rele yang sesuai dengan jenis gangguan
yang mungkin timbul.
b. Seharusnya ada pembekalan khusus untuk para mahasiswa
ataupun siswa sebelum terjun langusng ke lapangan.

DAFTAR PUSTAKA
Manual Book. Electrical Protections C.E.E, Di ambi dari perpustakaan
PLTA Sipan Sihaporas

Academia. Sistem Proteksi generator, [Online] Tersedia :


http://www.academia.edu/sistem-proteksi-generator.html 2017 [21
Agustus 2017]

Jurnal. Sistem Proteksi Pembangkit, [Online] Tersedia


http://www.academia.edu/sistem-proteksi.html 2017 [21 Agustus
2017]

Anda mungkin juga menyukai