Disusun oleh :
NAMA : AL IFDAL
NIM : 5173530003
Disusun oleh :
Al Ifdal
5173530003
Menyetujui :
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas segala
limpahan berkat dan Kasih Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan kerja
praktek industry ini dan dapat menyusun laporan pelaksanaan kerja praktek industri
dengan judul “Pengoperasian Pembebasan Dan Penormalan Pada Bay Penghantar
Kisaran – Rantau Parapat Di Gardu Induk Kisaran” dengan tepat pada waktunya.
Laporan ini di susun sebagai hasil akhir kerja praktek yang dilaksanakan mulai
tanggal 06 Januari 2020 sampai dengan 07 Februari 2020. Laporan Kerja Praktek ini
disusun sebagai salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk menyelesaikan salah satu
matakuliah pada program studi Teknik Elektro Universitas Negeri Medan.
Selama proses pelaksanaan Kerja Praktek Industri ini, penulis banyak
mendapatkan bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini,
penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada yang telah membantu pelaksanaan dan
penyusunan Laporan Kerja Praktek Industri ini, khususnya kepada Yang Terhormat:
1. Allah SWT atas nikmat yang luar biasa yang telah diberikan kepada saya,
sehingga dapat menyelesaikan magang ini dalam keadaan yang sehat dan
tanpa kekurangan apapun.
2. Kepada Ayahanda dan Ibunda yang selalu memberikan dukungan dan do’a
serta materi kepada penulis.
3. Bapak Prof. Dr. Harun Sitompul., M.Pd., selaku Dekan Fakultas Teknik
Universitas Negeri Medan.
4. Bapak Dr. Baharuddin S.T., M.Pd. selaku Ketua Jurusan PendidikanTeknik
Elektro Universitas Negeri Medan
5. Bapak Dr. Adi Sutopo, M.Pd., M.T., selaku Ketua Prodi Teknik Elektro
Universitas Negeri Medan.
6. Bapak Agus Junaidi, ST, MT. selaku dosen pembimbing Kerja Praktek Industri
saya di Teknik Elektro.
i
7. Bapak Yudhi Arief Ekatama selaku Manager PT PLN (Persero) UIP3B
SUMATERA ULTG KISARAN yang telah memberikan izin dan bersedia
menerima penulis magang kerja praktek.
8. Rekan-rekan Pemeliharaan Listrik ULTG KISARAN Pak Ardian,Pak Andi
Febriandi, Pak Rudi, Pak Yovi Pratama, Pak Ribut Alias Adi, Pak Jaka Naldi, Bu
Vivi Anggraini,Pak Oggi Fahrizal yang telah berbagi ilmu dan pengalaman
dalam bekerja.
9. Rekan-rekan out sourching operator dan pemelihaaraan gardu induk kisaran
Pak Ajron Hasan Naipospos, Pak DTM Falya Alfi, Pak Ranto Samosir, dan Pak
Ngatibin yang membagi ilmu dan pengalaman dalam bekerja.
10. Rekan-rekan CS (Cleaning Service) dan rekan-rekan security yang sangat
ramah tamah.
11. Muhammad Alfisyahrin Lubis, Al Ifdal Dolly Syahputra Siregar dan Febrianti
Hutahaean selaku teman selama kerja praktek industri berjalan hingga
penulisan laporan selesai.
12. Semua pihak yang telah membantu terselesainya laporan Kerja Praktek
Industri ini yang tidak dapat penulis sebut satu persatu.
Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu
penyusun dan mohon maaf atas segala kesalahan yang pernah dilakukan selama
mengikuti Kerja Praktek ini baik disengaja maupun tidak disengaja.
Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih banyak kekurangan.
Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik membangun untuk
menyempurnakan laporan selanjutnya yang akan dihadapi dimasa yang akan datang.
Akhir kata, semoga laporan ini dapat menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi
penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
Medan, April 2020
Al Ifdal
ii
DAFTAR ISI
2.2 Ruang Lingkup Usaha PT. PLN (Persero) UI P3BS UPT Pematang Siantar ..... 6
2.3 Sejarah Singkat PT. PLN (Persero) UI P3B Sumatera Gardu Induk Kisaran ..... 7
2.5 Struktur organisasi PT. PLN (Persero) UI P3BS Gardu Induk Kisaran .............. 9
iii
3.1.3 Pemutus Tenaga (PMT) .............................................................................. 16
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Struktur Organisasi PT. PLN (Persero) UI P3BS Gardu Induk Kisaran... 9
Gambar 2.2 Logo PLN ................................................................................................ 11
Gambar 3.1 Gardu Induk............................................................................................. 13
Gambar 3.2 Sistem Penyaluran ................................................................................... 15
Gambar 3.3 PMT Single Pole ..................................................................................... 18
Gambar 3.4 PMT Three Pole ...................................................................................... 19
Gambar 3.5 PMT Satu Katup dengan Gas SF6 ........................................................... 20
Gambar 3.6 PMT Bulk oil ........................................................................................... 20
Gambar 3.7 PMT Udara Hembus/ Air Blast ............................................................... 21
Gambar 3.8 Ruang KontakUtama (Breaking Chamber) pada PMT Vacum ............... 22
Gambar 3.9 Interupter ................................................................................................. 24
Gambar 3.10 Terminal utama ..................................................................................... 24
Gambar 3.11 Isolator Pada Interrupting Chamber Dan Support ................................. 26
Gambar 3.12 Sistem Pegas Pilin (Helical) .................................................................. 27
Gambar 3.13 Sistem Pegas Gulung (Scroll)............................................................... 27
Gambar 3.14 Skematik Diagram Sistem Hidraulik..................................................... 28
Gambar 3.15 Diagram Mekanisme Opwrasi Pmt Sf6 Dynamicd ............................... 29
Gambar 3.16 Skematik Pmt Sf6 Dynamic .................................................................. 30
Gambar 3.17 Lemari Mekanik .................................................................................... 31
Gambar 3.18 Pemisah ................................................................................................. 33
Gambar 3.19 Isolator ................................................................................................... 35
Gambar 3.20 Pemisah Engsel...................................................................................... 36
Gambar 3.21 Pemisah Putar ........................................................................................ 36
Gambar 3.22 Pemisah Siku ......................................................................................... 36
Gambar 3.23 PMT 20 KV Draw-Out .......................................................................... 37
Gambar 3.24 Pemisah Pantograph .............................................................................. 37
Gambar 3.25 Terminal Utama/ Klem.......................................................................... 38
v
Gambar 3.26 PMS Penggerak Manual ........................................................................ 38
Gambar 3.27 Mekanik PMS dengan Penggerak Motor .............................................. 39
Gambar 3.28 Mekanik PMSTekanan Udara ............................................................... 38
Gambar 3.29 Pisau Pentanahan ................................................................................... 40
vi
DAFTAR TABEL
vii
BAB I
PENDAHULUAN
Tenaga listrik sudah menjadi kebutuhan yang paling utama dibandingkan dengan
kebutuhan – kebutuhan lainnya. Itu sudah terbukti bahwasanya dalam kehidupan
sehari – hari tenaga listrik tidak terpenuhi atau boleh dikatakan defisit, maka baik itu
rumah tangga, industri, dan penerangan – penerangan lainnya, akan terganggu untuk
mengerjakan aktivitasnya masing – masing. Atau mungkin masyarakat banyak yang
mengeluh terhadap PLN akibat listrik tidak terpenuhi. Pada hal defisitnya tenaga
listrik tersebut di sebabkan karena penduduk semakin bertambah, sehingga tidak
sanggup untuk menyuplai tenaga listik ke semua penduduk, dan juga pengaruh –
pengaruh lainnya seperti adanya gangguan – gangguan dari dalam sistem maupun
dari luar sistem, dengan demikian suatu sistem tenaga listrik sangat diharapkan untuk
dapat menyalurkan daya secara terus-menerus (kontinue) kepada konsumen.
1
menjaga kualitas sistem penyaluran dan kerusakan peralatan, maka diperlukan suatu
sistem pengaman dan sistem pemeliharaan instalasi gardu induk. Hal tersebut harus
memperhatikan aspek teknis, ekonomis dan yang sesuai dengan kondisi peralatan
yang ada.
Dalam suatu sistem tenaga listrik pasti terdapat sistem penghantar (Bay) yang
berguna untuk menghubungkan antara Jaringan Transmisi dengan busbar yang
terdapat pada Gardu Induk. Dengan begitu, penulis membuat judul laporan ini
“Pengoperasian Pembebasan dan Penormalan Pada Bay Penghantar Kisaran –
Rantau Parapat di Gardu Induk Kisaran”
2
1.4 Tujuan dan Manfaat KPI
Kurikulum studi Teknik Elektro Universitas Negeri Medan, mata kuliah kerja
praktek industri merupakan kuliah yang wajib dilaksanakan oleh mahasiswa dalam
persyaratan kelulusan.
Kerja praktek yang dilakukan di gardu induk 150 kV Kisaran, PT. PLN
(Persero) Transmisi Sumatera Bagian Utara bertujuan untuk :
1. Tujuan KPI
Tujuan dan sasaran KPI adalah upaya membekali lulusan dengan
pengalaman lapangan sebagai bentuk pembelajaran praktek diluar proses
belajar mengajar di kelas laboratorium. Adapun tujuan dari kerja praktek
industri ini adalah :
a. Tujuan Umum
2. Manfaat KPI
3
Adapun manfaat yang didapatkan dari Kerja Praktek Industri ini antara
lain:
a. Mahasiswa dapat memahami dan mengaplikasikan teori pelajaran
yang diperoleh dalam perkuliahan ke dunia industri.
b. Mahasiswa dapat memahami proses dengan teori dan praktik baik
dalam perkuliahan maupun dalam praktik industri.Mahasiswa
dapat menerapkan teori yang diperoleh di perkuliahan dalam
praktik di lapangan.
c. Mahasiswa dapat menambah pengetahuan dan pengalaman dalam
dunia industri pembangkitan.
d. Mahasiswa dapat memperoleh kesempatan untuk melatih
kemampuan dalam melakukan pekerjaan atau kegiatan lapangan.
4
BAB II
Tiga puluh tahun kemudian (1923) listrik mulai ada di Medan. Sentralnya
dibangun di pertapakan kantor PLN cabang Medan yang sekarang di jalan listrik no
12 Medan. Kemudian menyusul pembangunan listrik di Tanjung Pura dan Pangkslsn
Brandn 1924. Tebing tingi 1927, sibolga , brastagi dan tarutung 1929, dan Tanjung
Balai 1931, labuhan bilik 1936 dan tanjung tiram 1937. Antara tahun 1942-1945
terjadi peralihan pengelolaan perusahaan Belanda tersebut oleh Jepang proses
peralihan kekuasan kembali terjadi di akhir Perang Dunia II pada Agustus 1945.
Kesempatan ini dimanfaatka oleh pemuda Indonesia dan buruh listrik melalui
delegasi buruh/pegawai listrik dan gas bersama dengan pimpinan KNI pusat
berinisiatif menghadap presiden Soekarno untuk menyerahkan perusahaan tersebut
kepada pemerintah republic Indonesia.
Pada 27 Oktober 1945 presiden soekarno membentuk jawatan listrik dan gas
dibawah Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga dengan kapasitas pembangkit
listrik sebesar 157,5 MW. Untuk mengenang peristiwa pengambilan alih maka
pemerintah menetapkan tanggal 27 oktober sebagai hari listrik. Pada 01 Januari 1965
5
perusahaan negara yaitu PLN ( Perusahaan Listrik Negara) sebagai pengelola tenaga
litrik milik negara dan Perusahaan Gas Negara (PGN) sebagai pengelola gas
diresmikan. Pada tahun 1972 sesuai peraturan pemerintah no 17 status PLN ditetapkn
sebagai Perusahan Umum Listrik Negara dan Sebagai Pemegang Kuasa Usaha
Ketenagalistrikan (PUKK) dengan tugas menyediakan tenaga listrik bagi kepentingan
umum. Seirig dengan kebijakan pemerintah yang memberikan kesempatan kepada
sector swasta untuk bergerak dalm bidang bisnis penyediaan listrik. Maka sejak tahun
1994status PLN beralih dari Perusahaan Umum menjadi Perusahaan Perseroan
(Persero) dan juga sebagai PUKK dalam menyediakan listrik bagi kepentingan umum
hingga sekarang. Sejak resmi unit kerja baru pembangitan dan penyaluran pada
taggal 7 january 1997, kepemimpinan PT PLN (Persero) Sumbagut dipercayakan
kepada Ir. Demdam R Sukada.
2.2 Ruang Lingkup Usaha PT. PLN (Persero) UI P3BS UPT Pematang Siantar.
6
1) Gardu Induk Tele.
2) Gardu Induk Brastagi.
3) Gardu Induk Sidikalang.
4) Gardu Induk Pangururan.
5) Gardu Induk Siempat Rube.
6) Gardu Induk Sanggul.
2.3 Sejarah Singkat PT. PLN (Persero) UI P3B Sumatera Gardu Induk Kisaran.
Seiring pertumbuhan ekonomi yang makin pesat di Kabupaten Asahan yang
diikuti dengan menigktnya kebutuhan energi listrik, maka pada tahun 1984 sudah
dimulai dengan pembangunan Gardu Induk Kisaran yang mulai beroperasi pada 21
Maret 1986 dengan beban puncak siang 1,2 MW dan beban puncak malam 2,2 MW
7
dengan trafo daya terpasang 2x10 MVA dan satu penyulang (feeder) yang beroperasi
pada waktu itu. Pada awal operasi Gardu Induk Kisaran ini di dikepalai oleh Bapak
Chairul Anwar. Suplai daya pada gardu induk kisaran ini didapat dari Gardu Induk
Kuala Tanjung yang lebih dahulu beroperasi.
Menurut jenis peranan dan letak peralatannya Gardu Induk Kisaran adalah
jenis gardu induk konvensional. Gardu Induk Konvensional merupakan gardu induk
yang sebagian besar peralatan atau komponennya ditempatkan diluar gedung, kecuali
ruang control system proteksi, sistem kendali, serta komponen lainnya di dalam
gedung Gardu Induk Kisaran memiliki 7 bay yaitu :
8
a. kubikel KS (kilo sera) yaitu : KS 1, KS 2, KS 3, KS 4, KS 5 kondisi
operasi.
b. kubikel KN (kilo nano) yaitu KN 2, KN 3, KN 4, KN 6, KN 7 kondisi
operasi
5. 10 sel feeder 20 kv kondisi operasi.
6. Satu buah Bus Tie 20 kv kondisi operasi.
7. Satu buah trafo PS (panel AC DC).
8. 130 Sel battery A (bank 1) 110 V kondisi operasi.
9. 92 sel battery B (bank 2) H0 V kondisi operasi.
10. 40 sel battery A 48 V kondisi operasi.
11. 1 buah charger battery A 110 V dc bank 1 kondisi operasi.
12. 1 buah charger battery B 110 V DC bank 2 kondisi operasi.
13. I buah charger DC 48 V kondisi operasi.
2.5 Struktur organisasi PT. PLN (Persero) UI P3BS Gardu Induk Kisaran
Struktur Organisasi merupakan suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian
dan posisi yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan dan again yang menjelskan
kegiatan operasional untuk mencapai tujuan. Dalam struktur organisasi yang baik
harus menjelaskan hubungan wewenang siapa yang melapor kepada siapa. Berikut ini
struktur organisasi pada PT. PLN (Persero) UIP3BS Gardu Induk Kisaran.
9
Manager Tragi
Kisaran
YUDHI ARIEF EKATAMA
Operator GI Kisaran
AJRON HASAN NAIPOSPOS
NGATIBIN
Security
Cleaning Service
10
Gambar 2.1 Struktur Organisasi PT. PLN (Persero) UI P3BS Gardu Induk Kisaran.
2.6 Atribut Perusahaan.
11
6. Warna biru melmbngkan kesetiaan dan pengabdian pada tugas dan
untuk mencapai kemakmuran dan kesejahteraan rakyat Indonesia
2.6.2 Visi dan Misi PT PLN (Persero) UIP3S Gardu Induk Kisaran
12
BAB III
LANDASAN TEORI DAN PEMBAHASAN
13
keandalan yang tinggi serta kualitas yang tidak diragukan lagi, atau dapat
dikatakan harus Optimal dalam kinerjanya sehingga masyarakat sebagai konsumen
tidak merasa dirugikan oleh kinerjanya. Oleh karena itu, sesuatu yang
berhubungan dengan rekonstruksi pembangunan gardu induk harus memiliki
syarat – syarat yang berlaku dan pembangunan gardu induk harus diperhatikan
besarnya beban. Maka prencanaan suatu gardu induk harus memenuhi persyaratan
sebagai berikut :
1. Operasi, yaitu dalam segi perawatan dan perbaikan mudah
2. Flexsibel
3. Konstruksi sederhana dan kuat
4. Memiliki tingkat keandalan dan daya guna yang tinggi
5. Memiliki tingkat keamanan yang tinggi
14
3.1.2 Sistem Penyaluran Tenaga Listrik.
1. Saluran Transmisi.
Saluran Transmisi adalah sistem penyaluran tenaga listrik yang beroperasi
pada TT (tegangan Tinggi), TET (Tegangan Ekstra Tinggi), dan TUT
(Tengangan Ultra Tinggi). Kemampuan sistem transmisi dengan tegangan
yang lebih tinggi akan menjadi jelas jika dilihat pada kemampuan transmisi
dari suatu saluran transmisi, kemampuan ini biasanya dinyatakan dalam Mega
Volt Ampere (MVA). Transmisi dapat menyalurkan tenaga listrik dari GI
Pembangkitan ke GI Tegangan Tinggi dan dari GI Tegangan Tinggi ke GI
Distribusi.
2. Saluran Distribusi.
Distribusi adalah sistem penyaluran tenaga listrik yang beroperasi pada TM
(Tegangan Menengah) dan TR (Tegangan Rendah).
15
3.1.3 Pemutus Tenaga (PMT).
Berdasarkan IEV ( International Electrotchnical Vocabulary) 441-14-20
disebutkan bahwa CB/ Circuit Breaker atau pemutus tenaga/ PMT meupakan
peralatan saklar mekanis, yang mampu menutup, mengalirkan, dan memutus arus
beban dalam kondisi normal serta abnormal / saat terjadi gangguan seperti kondisi
short circuit / hubung singkat.
Suatu pemutus tenaga harus mempunyai beberapa syarat antara lain :
1. Mampu menyalurkan arus maksimum system secara terus menerus sesuai
kapasitas nominalnya.
2. Mampu memutuskan dan menutup jaringan dalam keadaan berbeban maupun
terhubung singkat tanpa menimbulkan kerusakan pada PMT itu sendiri.
3. Dapat memutuskan arus hubung singkat dengan kecepatan tinggi agar arus
hubung singkat tidak sampai merusak peralatan system atau membuat
system kehilangan kestabilan, dan merusak pemutus tenaga itu sendiri.
16
peredam, diantaranya yaitu dengan minyak, udara, dan gas. bahan GAS SF6
(Sulphur Hexafluoride).
2. Fungsi PMT.
Fungsi utama PMT adalah sebagai alat membuka / menutup suatu rangkaian
listrik dalam kondisi berbeban, serta dapat membuka / menutup saat terjadinya
arus gangguan (hubung singkat) pada jaringan / peralatan lain. Pada dasarnya
PMT terdiri satu atau lebih ruang pemutus yang terdapat satu unit kontak tetap
dan ketika terjadinya pemutusan / menghubungkan arus daya listrik akan terjadi
busur api diantara kontak – kontak dalam ruang pemutus.
3. Klasifikasi PMT.
Klasifikasi PMT dapat dibagi atas beberapa jenis, antara lain berdasarkan
tegangan rating / nominal, jumlah mekanik penggerak, media isolasi.
a) Berdasarkan besar/ kelas tegangan
1) PMT tegangan rendah.
Dengan range tegangan 0,1 s/d 1kV (SPLN 1.1995-3.3).
2) PMT tegangan menengah.
Dengan range tegangan 1 s/d 35kV (SPLN 1.1995-3.4).
3) PMT tegangan tinggi.
Dengan range tegangan 35 s/d 245kV (SPLN 1.1995-3.5).
4) PMT tegangan extra tinggi.
Dengan range tegangan lebih besar dari 245kVAC (SPLN 1.1995-3.6).
17
PMT type ini mempunyai mekanik penggerak pada masing- masing
pole, umumnya PMT jenis ini dipasang pada bay penghantar agar PMT
bisa reclose satu fasa.
18
Gambar 3.4 PMT Three Pole.
c) Berdasarkan media isolasi.
Jenis PMT dapat dibedakan menjadi:
1) PMT gas SF6.
Menggunakan gas SF6 sebagai media pemadam busur api yang timbul
pada waktu memutus arus listrik. Sebagai isolasi, gas SF6 mempunyai
kekuatan dielektrik yang lebih tinggi dibandingkan dengan udara dan
kekuatan dielektrik ini bertambah seiring dengan pertambahan tekanan.
Umumnya PMT jenis ini merupakan tipe tekanan tunggal (single
pressure type), dimana selama operasi membuka atau menutup PMT, gas
SF6 ditekan kedalam suatu tabung/ silinder yang menempel pada kontak
bergerak. Pada waktu pemutusan, gas SF6 ditekan melalui nozzledan
tiupan ini yang mematikan busur api.
19
1. Mekanisme penggerak (operating mechanism).
2. Pemutus (interupter).
porcelen).
perating Rod).
).
6. Terminal-terminal.
7. Saringan (filters).
8. Silinder bergerak (movable cylinder).
9. Torak tetap (fixed piston).
10. Kontak tetap (fixed contact).
2) PMT Minyak.
Menggunakan minyak isolasi sebagai media pemadam busur api yang
timbul pada saat PMT bekerja membuka atau menutup.
Jenis PMT dengan minyak ini dapat dibedakan menjadi :
• PMT menggunakan banyak minyak (bulk oil)
• PMT menggunakan sedikit minyak (small oil)
PMT jenis ini digunakan mulai dari tegangan menengah 6 kV sampai
tegangan ekstra tinggi 425 kV dengan arus nominal 400 A sampai 1250 A
dengan arus pemutusan simetris 12 kA sampai 50 kA.
20
3) PMT Udara Hembus (air blast).
PMT ini menggunakan udara sebagai media pemadam busur api dengan
menghembuskan udara ke ruang pemutus. PMT ini disebut juga sebagai
PMT Udara Hembus (Air Blast).
21
Insulation chamber
22
4. Komponen Dan Fungsi.
Sistem Pemutus Tenaga (PMT) terdiri dari beberapa sub-sistem yang
memiliki beberapa komponen. Pembagian komponen dan fungsi dilakukan
berdasarkan Failure Modes Effects Analysis(FMEA), sebagai berikut:
a) Penghantar arus listrik(electrical current carrying)
b) Sistem isolasi(electrical insulation)
c) Media pemadam busur api
d) Mekanik penggerak
e) Control/Auxilary circuit
f) Struktur mekanik
g) Sistem pentanahan(grounding)
1) Interrupter.
Merupakan bagian terjadinya proses membuka atau menutup kontak
PMT. Didalamnya terdapat beberapa jenis kontak yang berkenaan
langsung dalam proses penutupan atau pemutusan arus, yaitu:
a. Kontak bergerak moving contact.
b. Kontak tetap/fixed contact.
c. Kontak arcing arcing contact.
23
Gambar 3.9 Interupter.
2) Asesoris dari interrupter (jika ada).
Terdiri dari
a. Resistor
Resistor /tahanan dipasang paralel dengan untuk pemutus utama
bekera hanya pada saat teradinya penutupan kontak PMT dan berungsi
untuk:
- Mengurangi kenaikan harga dari tegangan pukul pestriking vonge)
- Mengurangi arus pukulan(chopping cumenn pada waktu
pemutusan
- Meredam lebih karena mengoperaskan PMT tanpa beban tegangan
pada penghantar panjang
b. Kapasitor.
- Kapasitor terpasang paralel dengan tahanan, unit pemutus utama
dan unit pemutus pembantu yang berfungsi untuk
- Mendapatkan pembagian tegangan (Voltage distribution) yang
sama pada setiap celah kontak, sehingga kapasitas pemutusan
breaking capacity) pada setiap celah adalah sama besarnya.
24
- Meningkatkan kinerja PMT pada penghantar pendek dengan
mengurangi frekuensi kerja
3) Terminal utama.
Bagian dari PMT yang merupakan titik sambungan koneksi antara PMT
dengan konduktor luar dan berfungsi untuk mengalirkan arus dari atau ke
konduktor luar.
a) Electrical Insulation.
Berfungsi sebagai isolasi bagian yang bertegangan dengan yang tidak
bertegangan serta antara bagian yang bertegangan. Pada Pemutus(PMT)
terdiri dari 2(dua) bagian isolasi yang berupa isolator, yaitu:
25
Gambar 3.11 Isolator Pada Interrupting Chamber Dan Support.
c) Sistem Penggerak.
Berfungsi menggerakkan kontak gerak(moving contact) untuk operasi
pemutusan atau penutupan PMT. Terdapat beberapa jenis sistem penggerak
pada PMT, antara lain:
26
PMT jenis ini menggunakan pegas pilin sebagai sumber tenaga
penggerak yang ditarik atau di regangkan oleh motor melalui rantai.
27
2. Penggerak Hidrolik Penggerak mekanik.
PMT hidrolik adalah rangkaian gabungan dan beberapa komponen
mekanik, elektrik dan hidrolik oil yang dirangkai sedemikian rupa
sehingga dapat berfungsi sebagai penggerak untuk membuka dan
menutup PMT.
- Skematik diagram Hidrolik dan Elektrik . Skematik diagram
sistem hydraulic dan elektrik berikut:
Merupakan skematk sederhana untuk memudahkan pemahaman
cara kerja sistem hydraulic dan keterkaitannya dengan sistem
elektrik. Pada kondisi PMT membuka keluar, sistem hidrolik
tekanan tinggi tetap pada possi seperti gambar piping diagram, di
mana minyak hidrolik tekanan rendah(wama pada biru)
bertekanan sama dengan tekanan Atmosfir dan(warna merah)
bertekanan tngs hingga 360 bar.
3. Penggerak Pneumatic.
Penggerak mekanik PMT pneumatic adalah rangkaian gabungan dari
beberapa komponen mekanik. elektrik dan udara bertekanan yang
28
dirangkai sedemikian rupa sehingga dapat berfungsi sebagai penggerak
untuk membuka dan menutup PMT.
29
Gambar 3.16 Skematik Pmt Sf6 Dynamic.
1. HV terminal
2. Fixed arcing contact.
3. Nozzle.
4. Moving main contact.
5. Upper porcelain insulator.
6. Insulating rod.
7. Opening valve group.
8. Closing valve group.
9. Auxiliary contacts.
10. Compressor.
11. Gas filling valve.
30
d) Control/Auxiliary Circuit.
Terdiri dari:
1. Lemari mekanik control.
Berfungsi untuk melindungi peralatan tegangan rendah dan sebagai
tempat secondary equipment.
2. Terminal dan Wiring control
Sebagai terminal wiring kontrol PMT serta memberikan trigger pada
menk enggerak untuk operasi PMT
e) Struktur Mekanik.
Terdiri dari struktur besi/beton serta pondasi sebagai dudukan struktur
peraatan Pemutus(PMT) :
1. Struktur besi baja atau beton
Adalah rangkaian besi baja atau beton yang dibentuk sedemikian rupa
sehingga bentuk dan ukuran disesuaikan dengan kebutuhan peralatan
31
yang akan dipasang. Berfungsi sebagai penyangga peralatan / dudukan
PMT yang bahannya terbuat dari besi baja atau beton.
2. Pondasi
Adalah bagian dari suatu sistem rekayasa teknik yang mempunyai
fungsi untuk memikul beban luar yang bekerja dan beratnya sendiri
yang pada akhimya didistribusikan dan disebarkan pada lapisan tanah
dan batuan yang berada dibawahnya untuk distabilisasi. Sebagai
dudukan struktur peralatan PMT, terbuat dari beton.
Penempatan PMS terpasang di antara sumber tenaga listrik dan PMT (PMS
Bus) serta di antara PMT dan beban (PMSLine/ Kabel) dilengkapi dengan PMS
Tanah (Earthing Switch). Untuk tujuan tertentu PMS Line/ Kabel dilengkapi
dengan PMS Tanah. Umumnya antara PMS Line/ Kabel dan PMS Tanah terdapat
alat yang disebut interlock.
32
Pemisah adalah suatu alat untuk memisahkan tegangan pada peralatan instalasi
tegangan tinggi. Ada dua macam fungsi PMS, yaitu:
33
2. Pemisah Rel/ Bus.
Pemisah yang terpasang di sisi rel.
3. Pemisah Kabel.
Pemisah yang terpasang di sisi kabel.
4. Pemisah Seksi.
Pemisah yang terpasang pada suatu rel sehingga rel tersebut dapat
terpisah menjadi dua seksi.
5. Pemisah Tanah.
Pemisah yang terpasang pada penghantar/ line/ kabel untuk
menghubungkan ke tanah.
a. Dielektric.
34
Gambar 3.19 Isolator.
b. Primary.
Subsistem primary merupakan bagian dari PMS yang bersifat konduktif
dan berfungsi untuk menghantarkan/ mengalirkan arus listrik. Subsistem
primary terdiri dari dua bagian, yakni terdiri dari pisau-pisau/ Kontak PMS
dan klem.
1) Pisau-Pisau/ KontakPMS.
Menghubungkan atau memisahkan bagian yang bertegangan. Macam -
macam pisau pemisah berdasarkan gerakan lengan/ pisau pemisahnya
antara lain:
a) Pemisah Engsel
Dimana pemisah tersebut gerakannya seperti engsel
35
Gambar 3.20 Pemisah Engsel.
b) Pemisah Putar.
Dimana terdapat 2 (dua) buah kontak diam dan 2 (dua) buah kontak
gerak yang dapat berputar pada sumbunya.
c) Pemisah Siku.
Pemisah ini tidak mempunyai kontak diam, hanya terdapat 2 (dua)
kontak gerak yang gerakannya mempunyai sudut 900.
36
c) Pemisah Luncur.
PMS ini gerakan kontaknya ke atas – ke bawah (vertikal) atau ke
samping (horisontal). Banyak dioperasikan pada instalasi 20 kV.
Pada PMT 20 KV type draw-out setelah posisi Off dan dilepas/
dikeluarkan dari Cubicle maka pisau kontaktor penghubung dengan
Busbar adalah berfungsi sebagai PMS.
c) Pemisah Pantograph.
PMS ini mempunyai kontak diam yang terletak pada rel dan kontak
gerak yang terletak pada ujung lengan pantograph. Jenis ini banyak
dioperasikan pada sistem tegangan 500 KV.
37
2) Klem.
Bagian dari PMS yang merupakan titik sambungan antara PMS dengan
konduktor luar dan berfungsi untuk mengalirkan arus dari atau ke
konduktor luar.
1. Secara Manual.
Pengoperasian PMS ini (membuka/ menutup) secara manual dengan
memutar/ menggerakkan lengan PMS melalui fasilitas mekanik
38
2. Tenaga penggerak dengan motor.
Pengoperasian PMS ini (membuka/ menutup) dengan memutar/
menggerakkan lengan PMS melalui fasilitas penggerak dengan
motor
39
d. Pisau Pentanahan.
3.2 Pembahasan.
40
1. Kondisi Normal.
2. Kondisi Gangguan.
3. Kondisi Darurat/Emergency.
4. Kondisi Pemeliharaan
41
Menurut PT.PLN (Persero) dalam buku Sistem Proteksi dan Gardu Induk
manuver adalah suatu prosedur untuk mengubah posisi jaringan / instalasi dari
kondisi tidak operasi (keluar dari sistem) ke kondisi operasi (masuk kedalam
sistem) atau sebaliknya.
1. Tujuan Manuver :
a. Untuk memenuhi kebutuhan sistem tenaga listrik agar penyaluran
tenaga listrik dapat berjalan secara kontinu.
b. Untuk menjaga keamanan / keselamatan personil dan keamanan /
keselamatan instalasi / peralatan dari kondisi gangguan atau kondisi
darurat.
2. Macam – Macam Manuver.
Berikut merupakan macam – macam manuver pada gardu induk :
a. Manuver pembebasan tegangan dan pelepasan beban
Manuver pembebasan tegangan merupakan pengoperasian
peralatan switching guna membebaskan sistem tenaga listrik dari
tegangan untuk keperluan tertentu misalnya pelaksanaan
pemeliharaan perlatan gardu induk.
42
Manuver pemindahan beban merupakan pengoperasian
peralatan switching guna memindahkan beban yang tersambung
pada rel / penyulang ke re / penyulang lain yang bertujuan untuk
menjaga kehandalan sistem tenaga listrik.
43
DIAGRAM SATU GARIS MANUVER PEMBEBASAN TEGANGAN
4
1 PMT PHT Rantau Parapat
PMS GROUND
3 PMS LINE
2 PMS BUS 2 PHT Rantau Parapat
1 PMT PHT
44
3. Kertas kerja perintah manuver harus dibawa pada saat melaksanakan
manuver penormalan tegangan sesuai Formulir No. FR-TRS-LKK-006
pada DP3 (pemasukkan/pelepasan) PMT dan PMS.
4. Setiap memasuki Switchyard 150 kV harus memakai APD (Sepatu 20
kV dan Helm serta sarung tangan karet 20 KV).
2 PMS LINE
2 PMS LINE PHT Rantau Parapat
4 PMT PHT
BUS 2
BUS 1
4 PMT PHT Rantau Parapat
45
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Fungsi utama PMT adalah sebagai alat pembuka atau penutup suatu rangkaian
listrik dalam kondisi berbeban, serta mampu membuka atau menutup saat
terjadi arus gangguan (hubung singkat) pada jaringan atau peralatan lain.
2. Fungsi utamah PMS adalah mengamankan dari arus tegangan yang timbul
sesudah saluran tegangan tinggi diputuskan atau induksi tegangan dari
penghantar atau kabel lainnya. Juga untuk memisahkan peralatan listrik dari
peralatan lain atau instalasi lain yang bertegangan.
3. Pengoperasian gardu induk menyangkut pengawasan, pencatatan, kontrol dan
penyetelan operasi dari semua peralatan
4. Langkah manuver pembebasan tegangan pada bay penghantar yaitu :
a. Mengoperasikan PMT pada posisi open.
b. Mengoperasikan PMS Line pada posisi open.
c. Mengoperasikan PMS Rel pada posisi open.
d. Mengoperasikan PMS Ground pada posisi close.
5. Langkah manuver pembebasan tegangan pada bay penghantar yaitu :
a. Mengoperasikan PMS Ground pada posisi open.
b. Mengoperasikan PMS Rel pada posisi close.
c. Mengoperasikan PMS Line pada posisi close.
d. Memastikan kondisi sinkron kedua bus / rel gardu induk berhadapan
terpenuhi.
e. Mengoperasikan PMT pada posisi close.
46
4.2 Saran
1. Pada saat pengoperasian pembebasan dan penormalan penghantar haruslah
sesuai SOP yang sudah ditetapkan agar tidak terjadi bahaya dan kerusakan
pada peralatan tegangan tiggi lainnya
2. Mekanik Pemutus Tenaga (Circuit Breaker) dan Pemisah (PMS) harus selalu
dibersihkan agar tidak terjadi korosi akibat kelembapan udara yang membuat
pembebasan dan penormalan penghantar terganggu
47
DAFTAR PUSTAKA
Jurnal yang ditulis oleh Lubis dan Almizar Nur di Universitas Medan Area (2000)
dengan judul Sistem Interlock Peralatan Proteksi Aplikasi pada Unit Transmisi dan
Gardu Induk 150/20 KV Sei Rotan.
48