Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN MAGANG I

PT.PLN (PERSERO) CABANG MEDAN


RAYON MEDAN SELATAN

Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan mata kuliah
Magang I di Jurusan Teknik Elektro Universitas Negeri Medan
Oleh:
Eko We Asa Purba
5163230009

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2018
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN MAGANG I
PT.PLN (persero) CABANG MEDAN RAYON MEDAN SELATAN

Oleh :
Eko We Asa Purba
5163230009

Disetujui atau disahkan dikota Medan pada tanggal :

_____________________________________________________

Ketua Prodi Teknik Elektro Dosen Pembimbing Magang

Dr. Adi Sutopo M.T Ir. Mustamam, MT


NIP :196402201991031002 NIP : 196501061999031001
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN MAGANG I
PT.PLN (persero) CABANG MEDAN RAYON MEDAN SELATAN

Oleh :
Eko We Asa Purba
5163230009

Disetujui atau disahkan dikota Medan pada tanggal :

_____________________________________________________

Supervisor PLN Rayon Medan Selatan Pembimbing Magang

Jadiman Arfedi Hutapea, ST Jadiman Arfedi Hutapea, ST


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan YME,yang telah memberi
kesempatan dan perlindungan kepada penulis selama penulisan laporan ini.
Penulis menyadari, bahwa dalam penyusunan laporan ini masih jauh dari
kesempurnaan baik isi maupun susunan bahasanya. Dalam kesempatan ini penulis
ingin menyampaikan ucapan terima kasih serta penghargaan yang setinggi-
tingginya kepada :
1. Bapak Jadiman Arfedi Hutapea, ST. selaku pembimbing ketika penulis
melakukan magang di PT.PLN (Persero) CABANG MEDAN RAYON
MEDAN SELATAN.
2. Bapak Judiko Rajaguguk,ST. yang telah membantu penulis untuk dapat
masuk PT.PLN (Persero) CABANG MEDAN RAYON MEDAN
SELATAN dan membantu penulis selama penulis melaksanakan magang.
3. Ibuk Prof Dr. Harun Sitompul, M.Pd. sebagai Dekan Fakultas Teknik
Universitas Negeri Medan.
4. Bapak Dr. Baharudin, ST, M.Pd. selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro di
Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan.
5. Bapak Dr. Adi Sutopo, MT. Selaku ketua Prodi Teknik Elektro di Fakultas
Teknik Universitas Negeri Medan.
6. Bapak Salman Bintang selaku Sekertaris Jurusan Teknik Elektro di
fakultas Teknik Universitas Negeri Medan.
7. Bapak Ir. Mustamam, MT. Selaku Dosen Pembimbing Magang 1
8. Kedua Orang Tua saya dan Kedua Saudara yang telah memberikan
dukungan moril serta materil kepada penulis selama penulisan laporan ini.
9. Rekan-rekan mahasiswa yang telah memberikan bantuan dan semangat.

Medan, Maret 2018

Eko We Asa Purba


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR ISI ............................................................................................................................ 5
BAB I PENDAHULUAN ............................................................... Error! Bookmark not defined.
A. LATAR BELAKANG ......................................................... Error! Bookmark not defined.
B. TUJUAN MAGANG ........................................................ Error! Bookmark not defined.
C. MANFAAT MAGANG ..................................................... Error! Bookmark not defined.
BAB II GAMBARAN UMUM PLN RAYON MEDAN SELATAN ....... Error! Bookmark not defined.
A. SEJARAH PERUSAHAAN................................................. Error! Bookmark not defined.
B. JENIS USAHA................................................................. Error! Bookmark not defined.
C. STRUKTUR ORGANISASI PERUSAHAAN.......................... Error! Bookmark not defined.
BAB III LANDASAN TEORI DAN PENGALAMAN LAPANGAN ....... Error! Bookmark not defined.
A. LANDASAN TEORI ......................................................... Error! Bookmark not defined.
B. PENGALAMAN LAPANGAN............................................ Error! Bookmark not defined.
BAB IV ANALISIS, INTERPRETASI DAN PEMBAHASAN ............... Error! Bookmark not defined.
A. ANALISIS DATA ............................................................. Error! Bookmark not defined.
B. INTERPRETASI DAN PEMBAHASAN................................ Error! Bookmark not defined.
BAB V PENUTUP ...................................................................... Error! Bookmark not defined.
A. KESIMPULAN ................................................................ Error! Bookmark not defined.
B. SARAN .......................................................................... Error! Bookmark not defined.
Lampiran-lampiran.............................................................................................................. 26
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan informasi dan komunikasi menyebabkan kebutuhan akan energi
listrik semakin meningkat. Perusahaan Listrik Negara (PLN) sebagai satu-satunya
perusahaan yang diberi wewenang untuk menyediakan energi listrik harus dapat
memenuhi kebutuhan masyarakat akan listrik. Salah satunya PT.PLN CABANG
MEDAN RAYON MEDAN SELATAN merupakan cabang PT.PLN AREA
MEDAN yang beralamat di Jl. Sakti Lubis No. 30, Sitirejo II, Medan Amplas,
Kota Medan, Sumatera Utara. Dengan adanya rayon dimedan selatan pastinya
akan memberikan pelayanan dengan mudah diwilayah rayon tersebut. Adapun
Visi dan Misi beserta Moto yang terdapat pada PT. PLN Rayon Medan Selatan ini
antara lain :

1. Visi : Diakui sebagai perusahaan kelas dunia yang bertumbuh – kembang,


unggul dan terpercaya dengan bertumpu pada potensi insani.
2. Misi :
a. Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait,
berorientasi pada kepuasan pelanggan, anggota perusahaan dan
pemegang saham.
b. Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas
kehidupan masyarakat.
c. Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan
ekonomi.
d. Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.

3. Motto : “Bersama Kita Yakin Untuk Menjaga Medan Tetap Terang”.


4. Lokasi Perusahaan / industri :
Jl. Sakti Lubis No. 30, Sitirejo II, Medan Amplas, Kota Medan, Sumatera
Utara.
B. Tujuan Magang
1) Mahasiswa dapat merasakan perbedaan ilmu teori dengan praktek di
perusahaan/industri.
2) Untuk memperoleh pengalaman kerja di perusahaan/industri.
3) Untuk mengenal lingkungan dunia kerja disuatu perusahaan/industri.
4) Mahasiswa dapat menambah pengetahuan yang bertambah.
5) Mengaplikasikan kemampuan praktik yang diperoleh diperkuliahan
kedunia industri.

C. Manfaat Magang

a.) Manfaat Terhadap Mahasiswa/i :


1.) Menambah wawasan bagi Mahasiswa/i baik berupa teori dan praktek
lapangan.
2.) Mahasiswa lebih mengenal dunia lapangan kerja.
3.) Mahasiswa dapat menyalurkan ilmu Teori maupun ilmu praktek di
perusahaan/industri. Lebih mampu beradaptasi dengan karyawan maupun
pegawai diperusahaan/industri.
4.) Melatih Mahasiswa menjadi lebih disiplin dan mandiri.
5.) Belajar secara praktis dan bukan sekedar teoritis.
b.) Manfaat Terhadap Perusahaan/industri :
1.) Membantu sesuatu pekerjaan didalam perusahaan/industri.
2.) Mengharumkan nama baik perusahaan/industri.
3.) Dapat memberikan ilmu teori ataupun ilmu praktek terhadap Mahasiswa/i.
4.) Mengenal sifat-sirat Mahasiswa sebagai generasi penerus.
c.) Manfaat Terhadap Universitas.
1.) Membuat alumni Mahasiswa menjadi kompeten.
2.) Mengenalkan nama baik Universitas.
3.) Melatih kemampuan Mahasiswa/i.
BAB II

GAMBARAN UMUM PT.PLN (persero) CABANG MEDAN RAYON


MEDAN SELATAN

A. SEJARAH PT.PLN (PERSERO) CABANG MEDAN RAYON


MEDAN SELATAN

Sejarah keberadaan PT.PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara berawal dari


dimulainya usaha kelistrikan di Sumatera Utara pada tahun 1923, yakni ketika
perusahaan swasta belanda bernama NV NIGEM / OGEM membangun sentral
listrik ditanah pertapakan yang saaat ini menjadi lokasi kantor PLN Cabang
Medan di Jl. Listrik No. 12 Medan. Kemudian menyusul pembangunan kelistrikan
ditanjung pura dan pangkalan brandan pada tahun 1924, di Tebing Tinggi tahun
1927, di Sibolga (oleh NV ANIWM) Berastagi dan Tarutung tahun 1929, di
Tanjung Balai tahyn 1931, di Labuhan Bilik tahun 1936 Tanjung Tiram pada
tahun 1937.

Setelah proklamasi kemerdekaan RI tanggal 17 Agustus 1945, bergeraklah aksi


karyawan perusahaan listrik di seluruh penjuru tanah air untuk mengambil alih
perusahaan listrik bekas milik swasta Belanda dari tangan Jepang. Perusahaan
listrik yang diambil alih itu kemudian diserahkan kepada Pemerintah RI yakni
kepada Departemen Pekerjaan Umum. Untuk mengenang peristiwa ambil alih itu
maka dengan Penetapan Pemerintah No.1 SD/45 ditetapkanlah tanggal 27
Oktober sebagai Hari Listrik.Dalam suasana hubungan antara Indonesia dan
Belanda yang makin memburuk, maka pada tanggal 3 Oktober 1953 terbitlah
Surat Keputusan Presiden No. 163 yang memuat ketentuan Nasionalisasi
Perusahaan Listrik milik swasta Belanda sebagai bagian dari perwujudan pasal 33
ayat (2) UUD 1945. Setelah aksi ambil alih itu maka sejak tahun 1955 berdiri
Perusahaan Listrik Negara Distribusi Cabang Sumatera Utara (yang meliputi
daerah Sumatera Timur dan Tapanuli) yang berpusat di Medan.

Pada bulan Maret 1958 dibentuk Penguasa Perusahaan-Perusahaan Listrik dan


Gas (P3LG) yang merupakan gabungan antara pengusahaan listrik dan
pengusahaan gas. Dalam perjalanannya, pada tahun 1959 P3LG berubah menjadi
Direktorat Djenderal PLN (DDPLN). Pada tanggal 1 Januari 1961 dibentuklah
Badan Pimpinan Umum Perusahaan Listrik Negara (BPU –PLN) yang bergerak di
bidang listrik, gas dan kokas. Setelah BPU PLN berdiri dengan SK Menteri PUT
No. 16/1/20 tanggal 20 Mei 1961, maka organisasi kelistrikan pun berubah.
Perusahaan listrik di Sumatera Utara, Aceh, Sumatera Barat dan Riau diubah
namanya menjadi PLN Eksploitasi. Pada tanggal 1 Januari 1965, BPU-PLN
dibubarkan melalui Peraturan Menteri PUT No. 9 /PRT/64 dan kemudian
dibentuklah 2 perusahaan negara yaitu Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang
mengelola tenaga listrik dan Perusahaan Gas Negara (PGN) yang mengelola gas.
Kemudian dengan terbitnya Peraturan Menteri No. 1/PRT/65 ditetapkanlah
pembagian daerah kerja PLN secara nasional menjadi 15 Kesatuan daerah
Eksploitasi, dimana PLN Sumatera Utara ditetapkan menjadi PLN Eksploitasi I.
Sebagai tindak lanjut dari pembentukan PLN Eksploitasi I Sumatera Utara
tersebut, maka dengan Surat Keputusan Direksi PLN No. KPTS
009/DIRPLN/1966 tanggal 14 April 1966, PLN Eksploitasi I dibagi menjadi
empat cabang dan satu sektor, yaitu Cabang Medan, Binjai, Sibolga, dan
Pematang Siantar (yang berkedudukan di Tebing Tinggi).

Peraturan Pemerintah No. 18 tahun 1972 mengubah bentuk perusahaan menjadi


Perusahaan Umum (PERUM) yang isinya mempertegas kedudukan PLN sebagai
Perusahaan Umum Listrik Negara dengan hak, wewenang dan tanggung jawab
yuntuk membangkitkan, menyalurkan dan mendistribusikan tenaga listrik ke
seluruh Wilayah RI. Dalam Surat Keputusan Menteri PUTL No. 01/PRT/73
menetapkan PLN Eksploitasi I Sumatera Utara diubah menjadi PLN Eksploitasi II
Sumatera Utara. Menyusul kemudian terbit Peraturan Menteri PUTL No.
013/PRT/75 yang mengubah PLN Eksploitasi menjadi PLN Wilayah, dimana
PLN Eksploitasi II berubah namanya menjadi PLN Wilayah II Sumatera Utara.
Dengan berlakunya undang-undang No. 15 tahun 1985 tentang Ketenagalistrikan,
Perusahaan Umum (PERUM) Listrik Negara ditetapkan sebagai Pemegang Kuasa
Usaha Ketenagalistrikan (PKUK). Dalam rangka meningkatkan efisiensi dan
efektifitas usaha penyediaan tenaga listrik, maka pada tanggal 16 Juni 1994
terbitlah Peraturan Pemerintah No.23/1994 yang isinya menetapkan status PLN
yang berubah dari Perusahaan Umum (PERUM) Listrik Negara dialihkan
bentuknya menjadi Perusahaan Perseroan (PERSERO).
Sejak status perusahaan berubah, perkembangan kelistrikan di Sumatera Utara
terus mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang begitu pesat. Hal ini
ditandai dengan semakin bertambahnya jumlah pelanggan, perkembangan fasilitas
kelistrikan, kemampuan pasokan listrik dan indikasi-indikasi pertumbuhan
lainnya. Untuk mengantisipasi pertumbuhan dan perkembangan kelistrikan
Sumatera Utara dimasa mendatang serta sebagai upaya untuk meningkatkan
kualitas pelayanan jasa kelistrikan, maka berdasarkan Surat Keputusan Direksi
Nomor 078.K/023/DIR/1996 tanggal 8 Agustus 1996, dibentuklah organisasi baru
bidang jasa pelayanan kelistrikan yaitu PT PLN (Persero) Pembangkitan dan
Penyaluran Sumatera Bagian Utara.
B. Jenis Usaha P.T PLN (persero) Kota Medan

Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di indonesia sudah tidak asing lagi
kita dengar salah satunya adalah PT.PLN (persero) Cabang Medan Rayon Medan
Selatan merupakan salah satu unit cabang PT. PLN (Persero) AREA MEDAN dan
memiliki beberapa rayon yang bertugas dan bertanggung jawab terhadap
pelayanan konsumen dan pemeliharaan jaringan-jaringan tenaga listrik yang
disalurkan dari setiap gardu ke setiap penyulang dan seterusnya dialirkan ke setiap
rumah-rumah di kota Medan.

C. Struktur Organisasi Perusahaan/industri


Dalam hal ini pembagian tugas dan tanggung jawab dalam suatu struktur
organisasi bagi suatu perusahaan akan meningkatkan efisiensi dan efektifitas
perusahaan. Keadaan ini akan membantu perusahaan dalam menilai serta
mengidentifikasi seberapa besar kemampuan serta skill dari masing-masing
bagian yang d isesuaikan dengan proporsional jabatan yang dimiliki. Demikian
juga pada PT. PLN (Persero) Rayon Medan Selatan, untuk memperlancar
usahanya perusahaan membuat sedemikian rupa sistem pembagian tugas dan
wewenang agar dapat terjadi suatu kerjasama yang selaras dan seimbang antara
bagian sesuai dengan keadaan dan kondisi yang ada pada PT. PLN (Persero)
Rayon Medan Selatan. Struktur Organisasi diperlukan untuk membedakan batas-
batas wewenang dan tanggung jawab secara sistematis yang menunjukkan adanya
hubungan/keterkaitan antara setiap bagian untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.

Demi tercapainya tujuan umum suatu instansi diperlukan suatu wadah untuk
mengatur seluruh aktivitas maupun kegiatan instansi tersebut. Pengaturan ini
dihubungkan dengan pencapaian instansi yang telah ditetapkan sebelumnya.
Wadah tersebut disusun dalam suatu struktur organisasi dalam instansi. Melalui
struktur organisasi yang baik, pengaturan pelaksanaan dapat diterapkan, sehingga
efisiensi dan efektivitas kerja dapat diwujudkan melalui kerjasama dengan
koordinasi yang baik sehingga tujuan perusahaan dapat dicapai. Berikut dibawah
ini adalah struktur Organisasi yang terdapat pada PT.PLN CABANG MEDAN
RAYON MEDAN SELATAN dapat kita lihat pada gambar 2.1.

MANAGER RAYON

SPV. TEKNIK Spv. Pelayanan & ADM Spv. Transaksi Energi

Staf Teknik Staf Pelayanan & ADM Staf Transaksi Energi

Koordinator Yantek

1. Team Putus
2. Team Penyambung

Gambar 2.1 Struktur Organisasi PT.PLN CABANG MEDAN RAYON MEDAN


SELATAN.
BAB III

LANDASAN TEORI DAN PENGALAMAN LAPANGAN

A. LANDASAN TEORI

Saluran Kabel Tegangan Menengah (SKTM)

Pada Saluran Kabel Tegangan Menengah (SKTM) ini pada umumnya kabel
yang digunakan adalah berisolasi XLPE kabel ini ditanam langsung ditanah
pada kedalaman tertentu dan diberi pelindung terhadap pengaruh mekanis
dari luar. Pada umumnya Saluran Kabel Tegangan Menengah (SKTM) ini
dipasang didaerah pusat perkotaan dan tidak banyak pepohonan agar aman
dan rawan terjadinya kerusakan pada SKTM.
a.) Konstruksi SKTM terdiri dari komponen-komponen peralatan yaitu :
1.) Kabel tanah hantaran tunggal (Single Core Cable).
2.) Kabel tanah 3 hantaran (Three Core Cable).
b.) Jenis-jenis isolasi kabel bawah tanah adalah :
1.) Kertas (diimpregnasi didalam cairan minyak).
2.) PVC (Poil Vinil Chloride).
3.) XLPE (Cross Linked Poil Ethylene).
c.) Jenis-jenis penghantar kabel adalah :
1.) Kabel tembaga (Cu) dengan penampang dalam mm2 adalah : 3x25,
3x50, 3x70, 3x95, 1x150.
2.) Kabel alumanium (Ac) dengan penampang dalam mm2 adalah :
3x35, 3x70, 3x150, dan 3x240.
Gambar 3.1 kabel SKTM type XLPE (Cross Linked Poil Ethylene)

d.) Cara pemasangan SKTM

Dibawah ini adalah Cara Pemasangan Kabel Tanah Tanam Langsung


Kedalaman galian alur kabel yang akan dilewati kabel primer ditentukan ± 80 cm
atau sesuai peraturan PEMDA setempat (contoh Jakarta ± 130 cm). Pada dasarnya
Penggantian kabel SKTM ini jarang terjadi karena kerusakan yang dimiliki
SKTM ini juga sangat jarang sekali dan ketahanannya memiliki dalam waktu
yang panjang. Kabel SKTM ini diganti dengan alasan kha (Kuat Hantar Arus)
mungkin sudah lemah dan tidak sesuai standard yang dianjurkan agar tidak terjadi
hal-hal yang tidak kita inginkan. Adapun ketentuan cara penggalian secara
standard yang harus dilakukan adalah sebagai berikut :

1.) Lebar galian bagian atas alur kabel = ± 40 cm.


2.) Lebar galian bagian bagian bawah alur kabel = ± 30 cm.
Gambar 3.2 Pemasangan (SKTM) dipinggir jalan Raya.

Dengan semakin berkembangnya ilmu dan teknologi, maka masyarakat sebagai


pemakai energi listrik saat ini, mulai berfikir secara kritis, sehingga suatu saat
dapat menuntut masalah keandalan dalam penyediaan tenaga listrik ini, maka hal
ini perlu diperhatikan. Dalam sistem tenaga listrik, tentu tidak terhindar dari suatu
masalah mutu atau kualitas tegangan maupun kontinuitas pelayanan. Hal ini
terbukti dengan adanya keluhan terhadap gangguan listrik dari
masyarakat konsumen listrik, berupa tegangan turun, kedip tegangan, maupun
sering terjadinya padam.

JARINGAN TEGANGAN RENDAH (JTR)


Jaringan Tegangan Rendah (JTR) adalah bagian hilir dari sistem tenaga listrik
pada tegangan distribusi dibawah 1000 Volt. Yang langsung memasuki kebutuhan
tegangan rendah kekonsumen dengan menggunakan kabel penghantar jenis XLPE
atau lebih dikenal dengan LVTC (Low Voltage Twisted Cablwe). Dinegara
Indonesia, tegangan operasi transmisi JTR saat ini adalah 220/380 Volt.
a.) Radius operasi Jaringan Tegangan Rendah (JTR) dibatasi oleh :
1.) Susut tegangan yang disyaratkan.
2.) Luas penghantar jaringan.
3.) Distribusi pelanggan sepanjang jalur jaringan distribusi.
4.) Sifat daerah pelayanan (desa, kota, dan lain lain).
5.) Susut tegangan yang diijinkan adalah +5% dan -10%, dengan radius
pelayanan berkisar 350 meter.
b.) Konstruksi Jaringan Tegangan Rendah (JTR)
Terdapat 2 jenis konstruksi JTR sesuai dengan sistemnya :
1. Konfigurasi fasa 3 menggunakan kabel pilin (twisted cable) dengan 3
penghantar fasa + 1 netral.
2. Konfigurasi fasa 2 menggunakan kabel pilin (twisted cable) dengan 2
penghantar fasa + 1 netral atau penghantar BC atau AAAC.
Kedua sistem tersebut berdiri pada tiang sendiri atau dibawah saluran
udara tegangan menengah. Radius pelayanan jaringan lebih kurang 300
meter dan tingkat tegangan pelayanan dibatasi + 5% dan – 10%.

Gambar 3.3 Konstruksi Jaringan Tegangan Rendah.

Pada konstruksi JTR digunakan tiang tiang sebagai penyanggah kabel JTR
yang dibantu oleh DA (Dead Asembly) dan SA (Suspension Asembly)
yang digunakan pada tiang tiang, baik itu tiang kayu,besi,dan beton.
c.) Jenis – jenis tiang Jaringan Tegangan Rendah (JTR).
Pada umumnya tiang listrik yang digunakan pada JTR sekarang ini terbuat
dari beton bertulang dan tiang besi dan ada juga tiang kayu, namun tiang
kayu sudah jarang digunakan karna daya tahannya relatif pendek dan
memerlukan pemeliharaan khusus. Pada jaringan Tegangan Rendah yang
menggunakan tiang bersama dengan jaringan tegangan menengah maka
jarak gawang (span) harus dijaga agar tidak lebih dari 60 meter. Panjang
tiang minimum untuk tegangan rendah adalah 9 meter (7,5 meter diatas
tanah).
d.) Mendirikan /menanam Tiang.
Bagian tiang yang harus ditanam dibawah permukaan tanah adalah 1/6
dari panjang/tinggi tiang. Jadi kedalaman lubang tergantung panjang/tinggi
tiang yang akan dipasang. Pada bagian tanah yang lembek bagian bawah
tiang harus dipasang bantalan (beton blok) agar bagian tiang yang
tertanam dalam tanah tetap 1/6 panjang tiang.
Selanjutnya untuk mendirikan tiang dapat dilakukan dengan langkah-
langkah sebagai berikut :
1. Mempersiapkan alat-alat kerja dan perlengkapan yang diperlukan
untuk mendirikan tiang tersebut.
2. Mendistribusikan tiang – tiang tersebut kelokasi dimana letak tiang
yang akan didirikan.
3. Menggali lubang pada setiap tempat yang akan didirikan tiang.
4. Jika galian sudah siap, maka kegiatan mendirikan ting dapagt
dilakukan.

Gambar 3.4 mendirikan tiang JTR


e.) Komponen – komponen Jaringan Tegangan Rendah (JTR)
Jaringan Tegangan Rendah (JTR) dengan LVTC (Low Voltage Twistad
Cable), saat ini sudah dikembangkan, hal ini untuk mempertinggi
kendalan, faktor keamanan dan lain – lain. Untuk kabel LVTC ini
pemasangannya,
1. Dibawah SUTM (Underbuilt) dan
2. Khusus LVTC (JTR murni). Spesifikasi kabel LVTC.
Accesories twisted cable terdiri dari :
1. Suspension assembly.
2. Large angle assembly.
3. Dead end assembly.
4. Insulated tap connector berbagai ukuran.
5. Insulated Nontension joint.
6. Insulated tension joint.
7. Guy set/stay set JTR.
Konfigurasi jaringan secara umum adalah radial, hanya pada kasus khusus
dipergunakan sistem tertutup (loop). JTR menggunakan penghantar kabel
jenis Twisted / kabel pilin (NFAAX-T) dengan penampang berukuran luas
penampang 35 mm2, 50 mm2 dan 70 mm2 serta penghantar tak berisolasi
dengan penampang 25 mm2 , 35 mm2 dan 50 mm2.

B. PENGALAMAN LAPANGAN
1. Saluran Kabel Tegangan Menengah (SKTM).

Hasil Pengalaman mengenai Saluran Kabel Tegangan Menengah (SKTM) yang


saya temui pada saat melakukan pengukuran panjang kabel yang terpasang di Jl.
STM sampai ke pusat Gardu Induk (GI) yang berada di Titi Kuning tersebut, Saya
melakukan pengukuran kabel tersebut dengan cara berjalan dengan menggunakan
alat ukur (Walking Meter) sepanjang 2 KM.

Saluran Kabel Tegangan menengah (SKTM) ini menggunakan isolasi dan kabel
penghantar sebagai berikut :
a.) Jenis-jenis isolasi kabel bawah tanah adalah :
1. Kertas (diimpregnasi didalam cairan minyak)
2. PVC (Poil Vinil Chloride).
3. XLPE (Cross Linked Poil Ethylene).
b.) Jenis-jenis penghantar kabel adalah :
1. Kabel tembaga (Cu) dengan penampang dalam mm2 adalah : 3x25, 3x50,
3x70, 3x95, 1x150.
2. Kabel alumanium (Ac) dengan penampang dalam mm2 adalah : 3x35,
3x70, 3x150, dan 3x240.

Saluran Kabel Tegangan Menengah ini (SKTM) ini sama halnya dengan Saluran
Udara Tegangan Menengah (SUTM), Hanya saja SKTM ini dipasang di bawah
tanah didaerah perkotaan (Pusat Kota) yang ditanam dipinggir jalan raya,
Sedangkan Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) ini dipasang di udara
melalui tiang penyanggah yang berada dipinggir jalan.

2. Jaringan Tegangan Rendah (JTR).

Jaringan Tegangan Rendah (JTR) pada dasarnya merupakan transmisi dari SUTM
yang tegangannya telah diturunkan menjadi 230/380 Volt sehingga dtransmisi ke
konsumen. Jaringan Tegangan Rendah ini dipasang dengan menggunakan SA
(Suspension Asembly) biasanya digunakan untuk menyanggah kabel pada saat
kabel sejajar dengan tiang, Sedangkan dan DA (Dead Asembly) ini biasanya
digunakan pada Tiang awal dan tiang akhir. SA (Suspension Asembly) dan DA
(Dead Asembly) ini dihubungkan (dipasan) pada tiang penyanggah. Dimana jarak
gawang antar titik tiang adalak 60 meter. Tiang penyanggah tersebut memiliki 3
jenis tiang yaitu:

1. Tiang Kayu.
2. Tiang Besi (Baja).
3. Tiang Beton (Semen).
a. Tiang Beton Bertulang.
b. Tiang Beton Pratekan.
Ketiga jenis tiang diatas tersebut memiliki kekurangan dan kelebihan masing-
masing yaitu :

1. Tiang Kayu (Wood Pole)

Tiang kayu banyak digunakan sebagai penyangga jaringan karena konstruksinya


yang sederhana dan biaya investasi lebih murah bila dibandingkan dengan tiang
jenis yang lain. Selain itu tiang kayu merupakan penyekat (isolator) yang paling
baik sebagai penompang saluran udara terhadap gangguan hubung singkat,
konstruksi yang sederhana dan bebas dari petir. Jenis kayu yang digunakan
sebagai tiang listrik diambil dari jenis tertentu. Untuk Indonesia yang memiliki
berjuta-juta hektar hutan kayu dari berbagai jenis, yaitu kayu untuk jaringan
distribusi dari jenis: kayu ulin, kayu jati, kayu rasamala. Sedangkan di Amerika
Serikat jenis tiang kayu yang digunakan dari jenis kayu den, kayu cemara, dan
kayu aras.

Kelemahan tiang kayu ini adalah tergantung pada persediaan kayu yang ada, perlu
pengawetant erlebih dahulu, umur lebih pendek : 10 – 12 tahun bila tak diawetkan
dan 20 – 30 tahun bila diawetkan, tidak dapat menyangga beban secara aman jika
terjadi satu atau dua kawat terputus. Sebelum digunakan tiang kayu ini diawetkan
terlebih dahulu agar tahan lama. Penggunaan tiang kayu yang tidak diawetkan
dianggap tidak ekonomis, karena kayu akan cepat lapok oleh sebangsa/ sejenis
cendawan (jamur) yang menempel pada kayu tersebut. Dimana cendawan lebih
senang hidup menempel pada kayu apabila dalam keadaan lembab. Dengan
diadakan pengawetan umur tiang kayu akan berkisar antara 25 – 30 tahun lebih,
apalagi bila digunakan jenis kayu ulin, kayu jatim dan kayu rasamala akan sangat
memuaskan sesuai dengan pengalaman selama ini. Terutama kayu ulin memiliki
kekerasan dan kekuatan yang baik apabila diawetkan. Sedangkan jenis kayu lain
apabila tidak diawetkan akan mempunya umuer hanya 10 – 12 tahun .
Penggunaan tiang kayu ini ternyata menghasilkan penghematan biaya investasi
yang tidak kecil dibandingkan tiang baja. Walaupun demikian biaya
penganggukatan untuk mendatangkan kayu ulin dari hutan-hutan dikalimatan
cukup tinggi. Beggitu pula untuk biaya pemeliharaan tiang, khususnya tiang yang
tiadk mengalami pengawetan sebelumnya.

2. Tiang Besi (steel Pole)

Tiang besi yang digunakan berupa pipa-pipa baja bulat yang disambungkan
dengan diameter yang berbeda dari pangkal hiingga ujungnya. Pada umumnya
ukuran penampang bagian pangkal lebih besar dari ukuran penampang bagian
atasnya (ujung).
Melihat konstruksinya yang lebih kokoh, lurus dan bentuknya leboh indah
dibandingkan dengan tiang kayu, tuang baha ini banyak dipakai. Walaupun
ongkos pengangkutan dan pemelihataan tiang baja ini lebih mahal, tetapi bila
dibandingkan dengan tiang kayu maka tiang baja ini lebih banyak dipilih untuk
penyangga kawat penghantar jaringan distribusi, terutama untuk jaringan
distribusi tegangan tinggi. Hal ini disebabkan beban penompang pada jaringan
distribusi tegangan tinggi lebih besar bila dibandingkan beban penompang pada
jaringan distribusi tegangan rendah.
Tiang bahan bulat sangat banyak digunakan untuk penopang jaringan listrik
SUTM dan JTR. Disamping penggunaan jenis lainnya seperti : tiang kayu, tiang
beton berulang, dan tiang konstruksi besi Tiang besi bulat ukuran 12m dan 14m
digunakan untuk keperluan-keperluan khusus. Seperti untuk tiang penopang
jaringan 20 kV yang melintasi jaringan 6 kV yang berada di bawah 20 kV
tersebut.
Tiang baja bulat ukuran 11m sering dipakai untuk penopang jaringan SUTM.
Tiang baja bulat ukuran 9 m digunakan untuk penopang jaringan JTR. Besi bulat
ukuran 8 m digunakan untuk tiang penyangga kawar pada penguat tiang jenis.
Baja bula ukuran 3m dipakai pada penyambungan tiang 9m ada untuk jaringan
JTR, dimana akan dipasangkan jaringan diatas jaringan JTR tersebut.

3. Tiang Beton (Semen)


a. Tiang Beton bertulang
Tiang jenis ini lebih mahal dari pada tiang kayu tetapi lebih murah dari pada tiang
baja bulat. Tiang ini banyak digunakan untuk mendistribusikan tenaga listrik di
daerah pedesaan dan daerah terpencil atau tempat-tempat yangnsulit dicapai.
Karena tiang beton berulang dapat dibuat ditempat tiang tersebut akan didirikan.
Tiamng beton bertulang juga dipilih jika dikehendaki adanya sisi dekoratif. Untuk
pembuatan beton bertulang digunakan campuran beton 1 : 1.5 : 3 dengan kerikil
yang seragam berukuran diameter 15 mm. Tiang beton bertulang memiliki umur
yang sangat panjang dengan perawatan yang sederhana, tetapi tiang ini berukuran
besar dan cukup berat. Kelemahannya tiang ini cenderung hancur jika ditabrak
kendaraan.
b. Tiang Beton Pratekan
Jenis tiang ini lebih mahal diari tiang beton bertulang. Pemasangannya lebih sulut
dibandingkan dengan tiang kayu karena sangat berat. Tiang beton bertulang
memiliki umur yang panjang dengan perawatan yang sangat sederhana. Tiang
jenis ini tidak perlu di cat untuk pengawetannya, karena tidak akan berkarat.
BAB IV

INTTERPRETASI DAN PEMBAHASAN


A. INTERPRETASI
1. Saluran Kabel Tegangan Menengah (SKTM)

Pada saluran Kabel Tegangan Menegah (SKTM) ini merupakan salah satu
jaringan distribusi listrik yang ada di Kota Medan yang bertujuan untuk
menstransmisikan energi listrik dari pusat Gardu Induk (GI) ke konsumen-
konsumen yang ada di Kota Medan. SKTM ini tidak begitu berbeda dengan
Jaringan Tegangan Menengah (JTM), Hanya saja SKTM ini dipsang dibawah
tanah. Ada halnya SKTM ini memiliki keuntungan dan kerugian sama seperti
JTR yang juga memiliki dan kekurangan masing – masing. Pada SKTM ini
banyak digunakan dipusat perkotaan untuk menghindari sembrautnya kabel –
kabel penghantar listrik di pusat kota. JTR ini cenderug masih banyak digunakan
karena penggunaan dan pemeliharaannya yang tidak begitu cenderung rumit.
Dan ada kekurangan tersebut rawan terjadinya kebakaran karena sembrautnya
kabrl- kabel penghantar diatas udara.

B. PEMBAHASAN

Saluran Kabel Tegangan Menengah (SKTM) ini menggunakan Kabel tembaga


(Cu) dengan penampang dalam mm2 adalah : 3x25, 3x50, 3x70, 3x95, 1x150.
Kabel alumanium (Ac) dengan penampang dalam mm2 adalah : 3x35, 3x70,
3x150, dan 3x240. Yang memiliki jenis isolasi type XLPE (Cross Linked Poil
Ethylene), dengan Lebar galian bagian atas alur kabel = ± 40 cm. Lebar galian
bagian bagian bawah alur kabel = ± 30 cm. Saluran Kabel Tegangan Menengah
(SKTM) ini memiliki keuntungan dan juga kerugian, yaitu :

a. Keuntungan.
1. Tidak mudah mengalami gangguan (Kerusakan).
2. Faktor keindahan lingkungan tidak terganggu.
3. Tidak mudah dipengaruhi keadaan cuaca, seperti : cuaca buruk, taufan,
hujan angin, bahaya petir dan sebagainya.
4. Faktor terhadap keselamatan jiwa terjamin.
b. Kerugian.
1. Biaya pemasangan mahal.
2. Gangguan biasanya bersifat permanent.
3. Sulit menemukan titik gangguan (Kerusakan) dibandingak dengan
sistem hantaran udara.

Jaringan Tegangan Rendah (JTR) yang memiliki tegangan 230 / 380 Volt dengan
menggunakan jenis kabel penghantar type LVTC (Low Voltage Twisted Cablwe).
pada tiang penyanggah. Tiang penyanggah tersebut memiliki 3 jenis tiang yaitu:

1. Tiang Kayu.
2. Tiang Besi (Baja).
3. Tiang Beton (Semen).
a. Tiang Beton Bertulang.
b. Tiang Beton Pratekan.

Pada Konstruksi Jaringan Tegangan Rendah (JTR) Terdapat 2 jenis konstruksi


JTR sesuai dengan sistemnya :

1. Konfigurasi fasa 3 menggunakan kabel pilin (twisted cable) dengan


penghantar fasa + 1 netral.
2. Konfigurasi fasa 2 menggunakan kabel pilin (twisted cable) dengan
penghantar fasa + 1 netral atau penghantar BC atau AAAC. Kedua sistem
tersebut berdiri pada tiang sendiri atau dibawah saluran udara tegangan
menengah. Radius pelayanan jaringan lebih kurang 300 meter dan tingkat
tegangan pelayanan dibatasi + 5% dan – 10%. Jaringan Tegangan Rendah
juga memiliki keuntungan dan kekurangan, yaitu :

a. Keuntungan
1. Pemasangan lebih mudah dibandingkan dengan sistem hantaran kabel bawah
tanah.
2. Pemeliharaan jaringan lebih mudah dengan sistem kabel bawah tanah.
3. Biaya pemasangan jauh lebih murah.
4. Titik gangguan langsung dapat dideteksi.
BAB V PENUTUP

5.1 KESIMPULAN

Setelah saya melakukan Observasi Magang 1 di PT.PLN CABANG MEDAN


RAYON MEDAN SELATAN selama 30 Hari (satu bulan), selama magang
tersebut saya melakukan kegiatan observasi tentang Saluran Kabel Tegangan
Menengah (SKTM) dan juga observasi terhadap Jaringan Tegangan Rendah (JTR)
Pada kedua hasil pembahasan yang saya cantumkan didalam laporan ini, Maka
saya sendiri dapat menyimpulkan bahwa Saluran Kabel Tegangan Menengah
(SKTM) ini memiliki tegangan 20 Kv sama seperti Saluran Udara Tegangan
Menengah (SUTM) yang sama- sama memiliki tegangan 20 Kv. Tetapi memiliki
kekurangan dan kelebihan yang berbeda. Sedangkan Jaringan Tegangan Rendah
(JTR) memeiliki tegangan 230 / 380 Volt. Yang dimana tegangan tersebut telah
diturunkan oleh Transformator distribusi sebelum disalurkan ke Konsumen –
konsumen (Beban). Jaringan Tegangan Rendah (JTR) Ini juga memiliki kelebihan
serta kekurangan, Sehingga untuk menutuoi kekurangan dan kelebihan tersebut
harus diadakannya pemeliharaan terhadap Jaringan Distribusi tersebut.

5.2 SARAN

Sebagaimana setelah saya penulis laporan ini telah menyelesaikan laporan ini
dengan semampu saya, kiranya saya dapat berharap agar laporan ini dapat
bermanfaat bagi kita pembaca baik itu Mahasiswa/i khusunya di Jurusan Teknik
Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Medan. Saya penulis laporan sangat
menyadari bahawasanya laporan yang saya buat masih banyak kekurangan baik
disegi isi, fisik, dan lainnya. Maka dari itu, saya menerima dengan lapang dada
kritik dan saran dari saudara/i selagi masih bertujuan untuk memperbaiki laporan
ini. Kiranya Tuhan YME selalu memberkati.
Lampiran-lampiran

Jadwal dan Kegiatan Magang I di PT.PLN Cabang Medan Rayon Medan


Selatan

Hari Tanggal Kegiatan


Pengenalan terhadap staff / pegawai dan supervisor
Senin 08 Januari 2018 distribusi PLN Rayon Medan Selatan dan pencatatan
Stand meteran Listrik
Breafing Pagi Bersama Supervisor dan pelayanan
Selasa 09 Januari 2018
teknik (yantek)
Rabu 10 Januari 2018 Survey lapangan Jaringan Tegangan Rendah (JTR)
Kamis 11 Januari 2018 Survey lapangan Jaringan Tegangan Rendah (JTR)
Jumat 12 Januari 2018 Survey lapangan Jaringan Tegangan Rendah (JTR)
Pengukuran Saluran Kabel Tegangan Menengah
Senin 15 Januari 2018
(SKTM)
Pengukuran Saluran Kabel Tegangan Menengah
Rabu 17 Januari 2018
(SKTM)
Pengukuran Saluran Kabel Tegangan Menengah
Kamis 18 Januari 2018
(SKTM)
Pengukuran Saluran Kabel Tegangan Menengah
Senin 22 Januari 2018
(SKTM)
Pengukuran Saluran Kabel Tegangan Menengah
Selasa 23 Januari 2018
(SKTM)
Rabu 24 Januari 2018 Survey lapangan Jaringan Tegangan Rendah (JTR)
Kamis 25 Januari 2018 Survey lapangan Jaringan Tegangan Rendah (JTR)
Pengukuran Saluran Kabel Tegangan Menengah
Senin 29 Januari 2018
(SKTM)
Pengukuran Saluran Kabel Tegangan Menengah
Selasa 30 Januari 2018
(SKTM)
Mengukur panjang Saluran Kabel Tegangan
Rabu 31 Januari 2018
Menengah (SKTM)
Pengukuran Saluran Kabel Tegangan Menengah
Kamis 1 Pebruari 2018
(SKTM)
Jumat 2 Pebruari 2018 Mulai pembuatan laporan Magang
LEMBAR PENILAIAN KERJA
NAMA : EKO WE ASA PURBA
NIM : 51632300009
PROGRAM STUDI : Teknik Elektro
TEMPAT MAGANG : PT. PLN (Persero) CABANG MEDAN
RAYON MEDAN
SELATAN

NO ASPEK YANG DINILAI NILAI (10- RATA-


100) RATA
1 Kompetensi Profesional
a. Pemahaman terhadap tugas
b. Inisiatif dalam tugas
c. Kreatifitas melaksanakan tugas
d. Pemecahan masalah
2. Kompetensi Personal
a. Kejujuran
b. Kemandirian
c. Kedewasaan berfikir
d. Tanggung jawab
e. Disiplin
f. Antusiasme kerja
3 Kompetensi Sosial
a. Berkomunikasi
b. Kerja sama
c. Empati

.........................,..................2018
Pembimbing Lapangan

(Jadiman Arfedi Hutapea ST.)

Anda mungkin juga menyukai