Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan mata kuliah
Magang I di Jurusan Teknik Elektro Universitas Negeri Medan
Oleh:
Eko We Asa Purba
5163230009
FAKULTAS TEKNIK
2018
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN MAGANG I
PT.PLN (persero) CABANG MEDAN RAYON MEDAN SELATAN
Oleh :
Eko We Asa Purba
5163230009
_____________________________________________________
Oleh :
Eko We Asa Purba
5163230009
_____________________________________________________
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan YME,yang telah memberi
kesempatan dan perlindungan kepada penulis selama penulisan laporan ini.
Penulis menyadari, bahwa dalam penyusunan laporan ini masih jauh dari
kesempurnaan baik isi maupun susunan bahasanya. Dalam kesempatan ini penulis
ingin menyampaikan ucapan terima kasih serta penghargaan yang setinggi-
tingginya kepada :
1. Bapak Jadiman Arfedi Hutapea, ST. selaku pembimbing ketika penulis
melakukan magang di PT.PLN (Persero) CABANG MEDAN RAYON
MEDAN SELATAN.
2. Bapak Judiko Rajaguguk,ST. yang telah membantu penulis untuk dapat
masuk PT.PLN (Persero) CABANG MEDAN RAYON MEDAN
SELATAN dan membantu penulis selama penulis melaksanakan magang.
3. Ibuk Prof Dr. Harun Sitompul, M.Pd. sebagai Dekan Fakultas Teknik
Universitas Negeri Medan.
4. Bapak Dr. Baharudin, ST, M.Pd. selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro di
Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan.
5. Bapak Dr. Adi Sutopo, MT. Selaku ketua Prodi Teknik Elektro di Fakultas
Teknik Universitas Negeri Medan.
6. Bapak Salman Bintang selaku Sekertaris Jurusan Teknik Elektro di
fakultas Teknik Universitas Negeri Medan.
7. Bapak Ir. Mustamam, MT. Selaku Dosen Pembimbing Magang 1
8. Kedua Orang Tua saya dan Kedua Saudara yang telah memberikan
dukungan moril serta materil kepada penulis selama penulisan laporan ini.
9. Rekan-rekan mahasiswa yang telah memberikan bantuan dan semangat.
A. Latar Belakang
Perkembangan informasi dan komunikasi menyebabkan kebutuhan akan energi
listrik semakin meningkat. Perusahaan Listrik Negara (PLN) sebagai satu-satunya
perusahaan yang diberi wewenang untuk menyediakan energi listrik harus dapat
memenuhi kebutuhan masyarakat akan listrik. Salah satunya PT.PLN CABANG
MEDAN RAYON MEDAN SELATAN merupakan cabang PT.PLN AREA
MEDAN yang beralamat di Jl. Sakti Lubis No. 30, Sitirejo II, Medan Amplas,
Kota Medan, Sumatera Utara. Dengan adanya rayon dimedan selatan pastinya
akan memberikan pelayanan dengan mudah diwilayah rayon tersebut. Adapun
Visi dan Misi beserta Moto yang terdapat pada PT. PLN Rayon Medan Selatan ini
antara lain :
C. Manfaat Magang
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di indonesia sudah tidak asing lagi
kita dengar salah satunya adalah PT.PLN (persero) Cabang Medan Rayon Medan
Selatan merupakan salah satu unit cabang PT. PLN (Persero) AREA MEDAN dan
memiliki beberapa rayon yang bertugas dan bertanggung jawab terhadap
pelayanan konsumen dan pemeliharaan jaringan-jaringan tenaga listrik yang
disalurkan dari setiap gardu ke setiap penyulang dan seterusnya dialirkan ke setiap
rumah-rumah di kota Medan.
Demi tercapainya tujuan umum suatu instansi diperlukan suatu wadah untuk
mengatur seluruh aktivitas maupun kegiatan instansi tersebut. Pengaturan ini
dihubungkan dengan pencapaian instansi yang telah ditetapkan sebelumnya.
Wadah tersebut disusun dalam suatu struktur organisasi dalam instansi. Melalui
struktur organisasi yang baik, pengaturan pelaksanaan dapat diterapkan, sehingga
efisiensi dan efektivitas kerja dapat diwujudkan melalui kerjasama dengan
koordinasi yang baik sehingga tujuan perusahaan dapat dicapai. Berikut dibawah
ini adalah struktur Organisasi yang terdapat pada PT.PLN CABANG MEDAN
RAYON MEDAN SELATAN dapat kita lihat pada gambar 2.1.
MANAGER RAYON
Koordinator Yantek
1. Team Putus
2. Team Penyambung
A. LANDASAN TEORI
Pada Saluran Kabel Tegangan Menengah (SKTM) ini pada umumnya kabel
yang digunakan adalah berisolasi XLPE kabel ini ditanam langsung ditanah
pada kedalaman tertentu dan diberi pelindung terhadap pengaruh mekanis
dari luar. Pada umumnya Saluran Kabel Tegangan Menengah (SKTM) ini
dipasang didaerah pusat perkotaan dan tidak banyak pepohonan agar aman
dan rawan terjadinya kerusakan pada SKTM.
a.) Konstruksi SKTM terdiri dari komponen-komponen peralatan yaitu :
1.) Kabel tanah hantaran tunggal (Single Core Cable).
2.) Kabel tanah 3 hantaran (Three Core Cable).
b.) Jenis-jenis isolasi kabel bawah tanah adalah :
1.) Kertas (diimpregnasi didalam cairan minyak).
2.) PVC (Poil Vinil Chloride).
3.) XLPE (Cross Linked Poil Ethylene).
c.) Jenis-jenis penghantar kabel adalah :
1.) Kabel tembaga (Cu) dengan penampang dalam mm2 adalah : 3x25,
3x50, 3x70, 3x95, 1x150.
2.) Kabel alumanium (Ac) dengan penampang dalam mm2 adalah :
3x35, 3x70, 3x150, dan 3x240.
Gambar 3.1 kabel SKTM type XLPE (Cross Linked Poil Ethylene)
Pada konstruksi JTR digunakan tiang tiang sebagai penyanggah kabel JTR
yang dibantu oleh DA (Dead Asembly) dan SA (Suspension Asembly)
yang digunakan pada tiang tiang, baik itu tiang kayu,besi,dan beton.
c.) Jenis – jenis tiang Jaringan Tegangan Rendah (JTR).
Pada umumnya tiang listrik yang digunakan pada JTR sekarang ini terbuat
dari beton bertulang dan tiang besi dan ada juga tiang kayu, namun tiang
kayu sudah jarang digunakan karna daya tahannya relatif pendek dan
memerlukan pemeliharaan khusus. Pada jaringan Tegangan Rendah yang
menggunakan tiang bersama dengan jaringan tegangan menengah maka
jarak gawang (span) harus dijaga agar tidak lebih dari 60 meter. Panjang
tiang minimum untuk tegangan rendah adalah 9 meter (7,5 meter diatas
tanah).
d.) Mendirikan /menanam Tiang.
Bagian tiang yang harus ditanam dibawah permukaan tanah adalah 1/6
dari panjang/tinggi tiang. Jadi kedalaman lubang tergantung panjang/tinggi
tiang yang akan dipasang. Pada bagian tanah yang lembek bagian bawah
tiang harus dipasang bantalan (beton blok) agar bagian tiang yang
tertanam dalam tanah tetap 1/6 panjang tiang.
Selanjutnya untuk mendirikan tiang dapat dilakukan dengan langkah-
langkah sebagai berikut :
1. Mempersiapkan alat-alat kerja dan perlengkapan yang diperlukan
untuk mendirikan tiang tersebut.
2. Mendistribusikan tiang – tiang tersebut kelokasi dimana letak tiang
yang akan didirikan.
3. Menggali lubang pada setiap tempat yang akan didirikan tiang.
4. Jika galian sudah siap, maka kegiatan mendirikan ting dapagt
dilakukan.
B. PENGALAMAN LAPANGAN
1. Saluran Kabel Tegangan Menengah (SKTM).
Saluran Kabel Tegangan menengah (SKTM) ini menggunakan isolasi dan kabel
penghantar sebagai berikut :
a.) Jenis-jenis isolasi kabel bawah tanah adalah :
1. Kertas (diimpregnasi didalam cairan minyak)
2. PVC (Poil Vinil Chloride).
3. XLPE (Cross Linked Poil Ethylene).
b.) Jenis-jenis penghantar kabel adalah :
1. Kabel tembaga (Cu) dengan penampang dalam mm2 adalah : 3x25, 3x50,
3x70, 3x95, 1x150.
2. Kabel alumanium (Ac) dengan penampang dalam mm2 adalah : 3x35,
3x70, 3x150, dan 3x240.
Saluran Kabel Tegangan Menengah ini (SKTM) ini sama halnya dengan Saluran
Udara Tegangan Menengah (SUTM), Hanya saja SKTM ini dipasang di bawah
tanah didaerah perkotaan (Pusat Kota) yang ditanam dipinggir jalan raya,
Sedangkan Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) ini dipasang di udara
melalui tiang penyanggah yang berada dipinggir jalan.
Jaringan Tegangan Rendah (JTR) pada dasarnya merupakan transmisi dari SUTM
yang tegangannya telah diturunkan menjadi 230/380 Volt sehingga dtransmisi ke
konsumen. Jaringan Tegangan Rendah ini dipasang dengan menggunakan SA
(Suspension Asembly) biasanya digunakan untuk menyanggah kabel pada saat
kabel sejajar dengan tiang, Sedangkan dan DA (Dead Asembly) ini biasanya
digunakan pada Tiang awal dan tiang akhir. SA (Suspension Asembly) dan DA
(Dead Asembly) ini dihubungkan (dipasan) pada tiang penyanggah. Dimana jarak
gawang antar titik tiang adalak 60 meter. Tiang penyanggah tersebut memiliki 3
jenis tiang yaitu:
1. Tiang Kayu.
2. Tiang Besi (Baja).
3. Tiang Beton (Semen).
a. Tiang Beton Bertulang.
b. Tiang Beton Pratekan.
Ketiga jenis tiang diatas tersebut memiliki kekurangan dan kelebihan masing-
masing yaitu :
Kelemahan tiang kayu ini adalah tergantung pada persediaan kayu yang ada, perlu
pengawetant erlebih dahulu, umur lebih pendek : 10 – 12 tahun bila tak diawetkan
dan 20 – 30 tahun bila diawetkan, tidak dapat menyangga beban secara aman jika
terjadi satu atau dua kawat terputus. Sebelum digunakan tiang kayu ini diawetkan
terlebih dahulu agar tahan lama. Penggunaan tiang kayu yang tidak diawetkan
dianggap tidak ekonomis, karena kayu akan cepat lapok oleh sebangsa/ sejenis
cendawan (jamur) yang menempel pada kayu tersebut. Dimana cendawan lebih
senang hidup menempel pada kayu apabila dalam keadaan lembab. Dengan
diadakan pengawetan umur tiang kayu akan berkisar antara 25 – 30 tahun lebih,
apalagi bila digunakan jenis kayu ulin, kayu jatim dan kayu rasamala akan sangat
memuaskan sesuai dengan pengalaman selama ini. Terutama kayu ulin memiliki
kekerasan dan kekuatan yang baik apabila diawetkan. Sedangkan jenis kayu lain
apabila tidak diawetkan akan mempunya umuer hanya 10 – 12 tahun .
Penggunaan tiang kayu ini ternyata menghasilkan penghematan biaya investasi
yang tidak kecil dibandingkan tiang baja. Walaupun demikian biaya
penganggukatan untuk mendatangkan kayu ulin dari hutan-hutan dikalimatan
cukup tinggi. Beggitu pula untuk biaya pemeliharaan tiang, khususnya tiang yang
tiadk mengalami pengawetan sebelumnya.
Tiang besi yang digunakan berupa pipa-pipa baja bulat yang disambungkan
dengan diameter yang berbeda dari pangkal hiingga ujungnya. Pada umumnya
ukuran penampang bagian pangkal lebih besar dari ukuran penampang bagian
atasnya (ujung).
Melihat konstruksinya yang lebih kokoh, lurus dan bentuknya leboh indah
dibandingkan dengan tiang kayu, tuang baha ini banyak dipakai. Walaupun
ongkos pengangkutan dan pemelihataan tiang baja ini lebih mahal, tetapi bila
dibandingkan dengan tiang kayu maka tiang baja ini lebih banyak dipilih untuk
penyangga kawat penghantar jaringan distribusi, terutama untuk jaringan
distribusi tegangan tinggi. Hal ini disebabkan beban penompang pada jaringan
distribusi tegangan tinggi lebih besar bila dibandingkan beban penompang pada
jaringan distribusi tegangan rendah.
Tiang bahan bulat sangat banyak digunakan untuk penopang jaringan listrik
SUTM dan JTR. Disamping penggunaan jenis lainnya seperti : tiang kayu, tiang
beton berulang, dan tiang konstruksi besi Tiang besi bulat ukuran 12m dan 14m
digunakan untuk keperluan-keperluan khusus. Seperti untuk tiang penopang
jaringan 20 kV yang melintasi jaringan 6 kV yang berada di bawah 20 kV
tersebut.
Tiang baja bulat ukuran 11m sering dipakai untuk penopang jaringan SUTM.
Tiang baja bulat ukuran 9 m digunakan untuk penopang jaringan JTR. Besi bulat
ukuran 8 m digunakan untuk tiang penyangga kawar pada penguat tiang jenis.
Baja bula ukuran 3m dipakai pada penyambungan tiang 9m ada untuk jaringan
JTR, dimana akan dipasangkan jaringan diatas jaringan JTR tersebut.
Pada saluran Kabel Tegangan Menegah (SKTM) ini merupakan salah satu
jaringan distribusi listrik yang ada di Kota Medan yang bertujuan untuk
menstransmisikan energi listrik dari pusat Gardu Induk (GI) ke konsumen-
konsumen yang ada di Kota Medan. SKTM ini tidak begitu berbeda dengan
Jaringan Tegangan Menengah (JTM), Hanya saja SKTM ini dipsang dibawah
tanah. Ada halnya SKTM ini memiliki keuntungan dan kerugian sama seperti
JTR yang juga memiliki dan kekurangan masing – masing. Pada SKTM ini
banyak digunakan dipusat perkotaan untuk menghindari sembrautnya kabel –
kabel penghantar listrik di pusat kota. JTR ini cenderug masih banyak digunakan
karena penggunaan dan pemeliharaannya yang tidak begitu cenderung rumit.
Dan ada kekurangan tersebut rawan terjadinya kebakaran karena sembrautnya
kabrl- kabel penghantar diatas udara.
B. PEMBAHASAN
a. Keuntungan.
1. Tidak mudah mengalami gangguan (Kerusakan).
2. Faktor keindahan lingkungan tidak terganggu.
3. Tidak mudah dipengaruhi keadaan cuaca, seperti : cuaca buruk, taufan,
hujan angin, bahaya petir dan sebagainya.
4. Faktor terhadap keselamatan jiwa terjamin.
b. Kerugian.
1. Biaya pemasangan mahal.
2. Gangguan biasanya bersifat permanent.
3. Sulit menemukan titik gangguan (Kerusakan) dibandingak dengan
sistem hantaran udara.
Jaringan Tegangan Rendah (JTR) yang memiliki tegangan 230 / 380 Volt dengan
menggunakan jenis kabel penghantar type LVTC (Low Voltage Twisted Cablwe).
pada tiang penyanggah. Tiang penyanggah tersebut memiliki 3 jenis tiang yaitu:
1. Tiang Kayu.
2. Tiang Besi (Baja).
3. Tiang Beton (Semen).
a. Tiang Beton Bertulang.
b. Tiang Beton Pratekan.
a. Keuntungan
1. Pemasangan lebih mudah dibandingkan dengan sistem hantaran kabel bawah
tanah.
2. Pemeliharaan jaringan lebih mudah dengan sistem kabel bawah tanah.
3. Biaya pemasangan jauh lebih murah.
4. Titik gangguan langsung dapat dideteksi.
BAB V PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
5.2 SARAN
Sebagaimana setelah saya penulis laporan ini telah menyelesaikan laporan ini
dengan semampu saya, kiranya saya dapat berharap agar laporan ini dapat
bermanfaat bagi kita pembaca baik itu Mahasiswa/i khusunya di Jurusan Teknik
Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Medan. Saya penulis laporan sangat
menyadari bahawasanya laporan yang saya buat masih banyak kekurangan baik
disegi isi, fisik, dan lainnya. Maka dari itu, saya menerima dengan lapang dada
kritik dan saran dari saudara/i selagi masih bertujuan untuk memperbaiki laporan
ini. Kiranya Tuhan YME selalu memberkati.
Lampiran-lampiran
.........................,..................2018
Pembimbing Lapangan