Oleh :
i
ii
DISUSUN OLEH:
18660011
Supervisor Teknik
ii
iii
DISUSUN OLEH:
NPM : 18660011
FAKULTAS : TEKNIK
MARGONO MARGONO
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang
telah memberi kesempatan dan perlindungan kepada penulis sehingga penulis
dapat melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) serta dapat menyelesaikan
laporannya dengan lancar tanpa ada halangan yang berarti.
Laporan praktek kerja lapangan ini disusun berdasarkan kegiatan yang
dilakukan saat dilapangan yaitu pada PT. PLN (PERSERO) ULP Batang.
Praktek kerja lapangan merupakan syarat wajib yang harus dipenuhi
dalam Program Studi Teknik Elektro, selain utnuk memenuhi persyaratan
program studi yang penulis tempuh, praktek kerja lapangan ini juga banyak
memberikan manfaat kepada penulis baik dari segi pengalaman maupun untuk
pelajaran yang tidak didapatkan oleh penulis pada saat diperkuliahan.
Pada kesempatan kali ini penulis juga mengucapkan terimakasih yang
sebesar-besarnya atas segala bantuan yang telah di berikan kepada penulis dalam
menyusun dan menyelesaikan laporan kerja praktek ini, teruatama kepada :
1. Orangtua yang telah memberikan dukungan moril atau spiritual kepada
penulis.
2. Bapak Margono S.T.,M.Eng., selaku pembimbing dan Kaprodi Teknik
Elektro Universitas PGRI Semarang.
3. Bapak Rifki Ade Ardiansyah selaku Manager PT. PLN (PERSERO) ULP
Batang.
4. Bapak Martono Aji Wibowo selaku Supervisior Teknik PT. PLN
(PERSERO) ULP Batang.
5. Bapak Tomy Setiawan selaku Staff Teknik PT. PLN (PERSERO) ULP
Batang.
6. Bapak Fauzan selaku Staff Teknik PT. PLN (PERSERO) ULP Batang.
7. Bapak Ryan Sugesti selaku Staff Teknik PT. PLN (PERSERO) ULP
Batang.
8. Nur Milatul Ulfa selaku sepupu dan teman-teman kelompok praktek
kerja lapangan yang telah membantu menyelesaikan Laporan Kerja
Pektek.
i
Pada penulisan laporan kerja praktek lapangan ini apabila nantinya
terdapat kekeliruan penulisan, penulis mengharapkan kritik dan sarannya.
Akhir kata semoga laporan kerja praktek ini dapat memberikan banyak
manfaat untuk kita semua.
Semarang,
ii
ABSTRAK
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................... i
ABSTRAK....................................................................................................... iii
DAFTAR ISI................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL........................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
iv
BAB IV PEMBAHASAN............................................................................... 34
BAB V PENUTUP.......................................................................................... 47
5.1 Kesimpulan.......................................................................................... 47
5.2 Saran.................................................................................................... 47
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 48
v
DAFTAR TABEL
Tberl 4.4 Tindak Lanjut Pekerjaan Berdasarkan Hasil Online Assesment Tier-1 41
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1
luar transformator dan dapat terjadi kapan saja dengan waktu yang tidak
dapat ditentukan. Salah satu dari gangguan external tersebut adalah
gangguan beban lebih Transformator akan bekerja secara kontinyu apabila
transformator tersebut berada pada beban nominalnya. Namun apabila
beban yang dilayani mendekati 100 % bahkan lebih besar dari 100%, maka
transformator tersebut akan mendapat pemanasan lebih dan dapat
memperpendek umur isolasinya. Mengingat dampak yang ditimbulkan
akibat beban lebih, maka perlu kiranya dilakukan penelitian untuk dapat
mengatasi beban lebih tersebut. (Putu arya 2015).
2
Alamat : Jl. Jendral Sudirman N0.71, Kasepuhan, Kec. Batang, Kabupaten
Batang, Jawa Tengah 51216
3
1.7 Sistematika Penulisan
Laporan kerja praktek ini disusun dalam beberapa bab dan subbab dan
dibagi menjadi 4 bab utama, diantaranya :
BAB I : PENDAHULUAN
Dalam bab ini diuraikan Latar Belakang Masalah,Perumusan Masalah,
Batasan Masalah, Waktu dan Lokasi Kerja Praktik Industri, Tujuan Kerja
Praktik, Metode Pengambilan Data, serta Sistematika Penulisan.
BAB II : GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Pada bab ini diuraikan sejarah berdirinya perusahaan, Visi Misi Motto
Perusahaan, Makna dan Bentuk Logo Perusahaan,Nilai Perusahaan, Bisnis
Utama Perusahaan, Gambaran Umum Perusahaan, Kapasitas Daya
Perusahaan, Lokasi Perusahaan dan struktur organisasi perusahaan.
BAB III : DASAR TEORI
Bab ini menguraikan tentang teori yang terkait dengan objek pembahasan
antara lain meliputi pengertian dan tujuan pengujian, serta teori-teori
penunjang lainnya.
BAB IV : PEMBAHASAN
Pada bab ini mengemukakan pembahasan hasil penelitian dan pengujian
hipotesis.
BAB V : PENUTUP
Dalam bab ini diuraikan tentang kesimpulan dan saran-saran dari hasil
penelitian yang telah dilakukan.
4
BAB II
Kelistrikan di Indonesia dimulai pada akhir abad ke-19, pada saat beberapa
perusahaan Belanda, antara lain pabrik gula dan pabrik teh mendirikan
pembangkit tenaga listrik untuk keperluan sendiri. Kelistrikan untuk
kemanfaatan umum mulai ada pada saat perusahaan swasta Belanda yaitu NV
NIGN yang semula bergerak di bidang gas memperluas usahanya di bidang
listrik untuk kemanfaatan umum. Pada tahun 1927 Pemerintah Belanda
membentuk s’Lands Waterkracht Bedrijven (LB) yaitu perusahaan listrik
Negara yang mengelola PLTA Plengan,PLTA Lamjan,PLTA Bengkok
Dago,PLTA Ubrug, dan Kracak di Jawa Barat,PLTA Giringan di
Madiun,PLTA Tes di Bengkulu,PLTA Tonsea Lama diSulawesi Utara dan
PLTU di Jakarta.Selain itu di beberapa Kotapraja dibentuk perusahaan-
perusahaan listrik Kotapraja.
Setelah berhasil merebut perusahaan listrik dan gas dari tangan kekuasaan
Jepang, kemudian pada bulan September 1945, Delegasi dari buruh / pegawai
Listrik dan gas yang diketuai oleh kobarsjih menghadap Pimpinan KNI pusat
yang waktu diketuai oleh Mr. Kasman Singodimejo untuk melaporkan hasil
5
perjuangan mereka. Selanjutnya delegasi kobarsjih bersama sama dengan
pimpinan KNPI pusat menghadap Presiden Soekarno, untuk menyerahkan
perusahaan-perusahaan listrik dan gas kepada pemerinah Republik Indonesia .
Penyerahan tersebut diterima oleh Presiden Soekarno dan kemudian dengan
Penetapan Pemerintah tahun 1945 No.1 tertanggal 27 Oktober 1945 maka
dibentuklah Jawatan listrik dan gas dibawah department pekerjaan umum dan
tenaga.
6
yang digabung dengan Hari Kebaktian Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik
yang jatuh pada tanggal 3 Desember. Mengingat Pentingnya semangat dan
nilai nilai hari listrik, maka berdasarkan keputusan Menteri Pertambangan
dan Energi, Nomor 1134.K/43/MPE 1992 tanggal 31 Agustus 1992
ditetapkan tanggal 27 Oktober sebagai Hari Listrik Nasional.
Visi PLN :
Misi PLN :
Motto PLN :
“ Listrik untuk kehidupan yang lebih baik (electricity for better life) “
7
Perusahaan Umum Listrik Negara No. 031/DIR/76 Tanggal 1 Juni 1976,
mengenai Pembakuan Lambang Perusahaan Umum Listrik Negara. Elemen-
elemen pada logo PT. PLN (Persero)
8
Petir atau Kilat
Tiga Gelombang
Memiliki arti gaya lambat energi listrik yang dialirkan oleh tiga bidang
usaha utama yang digeluti perusahaan yaitu pembangkitan, penyaluran, dan
distribusi yang seiring sejalan dengan kerja keras para insan PT. PLN
(Persero) guna memberikan layanan terbaik bagi pelanggannya. Diberi warna
biru untuk menampilkan kesan konstan (sesuatu yang tetap) seperti halnya
listrik yang tetap diperlukan dalam kehidupan manusia. Di samping itu biru
juga melambangkan keandalan yang dimiliki insan-insan perusahaan dalam
memberikanlayanan.
9
Gambar 2.4 Tiga Gelombang.
PT PLN (Persero) ULP Batang dipimpin oleh seorang Manager Bp. Rifki
Ade Ardiansyah. yang dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh beberapa
Supervisor yaitu Supervisor Pelayanan dan Administrasi,Supervisor
Teknik,Supervisor Transaksi Energi,dan PJ K3L.
10
STRUKTUR ORGANISASI
PT PLN (Persero) ULP BATANG
MANAGER
RIFKI ADE
ARDIANSYAH
11
Manager ULP
Supervisor Teknik
12
c. Menjaga aset dan pemutakhiran dan pemutusan aliran listrik.
d. Melaksanakan penyambungan dan pemutusan aliran tenaga listrik.
e. Melaksanakan Keselamatan Ketenagalitrikan (K2L)
PJ K3L
13
BAB III
DASAR TEORI
Distribusi tenaga listrik adalah tahap akhir dalam pengiriman tenaga listrik
ini merupakan proses membawa listrik dari sistem transmisi listrik menuju ke
konsumen listrik. Gardu distribusi terhubung ke sistem transmisi dan
menurunkan tegangan transmisinya dengan menggunakan trafo.Jadi fungsi
distribusi tenaga listrik adalah :
14
Pada sistem penyaluran daya jarak jauh, selalu digunakan tegangan
setinggi mungkin, dengan menggunakan trafo-trafo step-up. Nilai tegangan
yang sangat tinggi ini (HV,UHV,EHV) menimbulkan beberapa konsekuensi
antara lain: berbahaya bagi lingkungan dan mahalnya harga perlengkapan-
perlengkapannya, selain menjadi tidak cocok dengan nilai tegangan yang
dibutuhkan pada sisi beban. Maka, pada daerah-daerah pusat beban tegangan
saluran yang tinggi ini diturunkan kembali dengan menggunakan trafo-trafo
step-down. Akibatnya, bila ditinjau nilai tegangannya, maka mulai dari titik
sumber hingga di titik beban, terdapat bagian-bagian saluran yang memiliki
nilai tegangan berbeda-beda.
15
banyak karena daya yang dipakai tidak terlalu banyak. Jaringan dari gardu
distribusi dikenal dengan JTR (Jaringan Tegangan Rendah), lalu dari JTR
dibagi-bagi untuk ke rumah pelanggan, saluran yang masuk dari JTR ke rumah
pelanggan disebut Sambungan Rumah (SR). Pelanggan tegangan ini
banyaknya menggunakan listrik satu fasa, walau ada beberapa memakai listrik
tiga fasa.Sistem ini akan dihubungkan kepada konsumen/pelanggan dengan
melalui peralatan-peralatan sebagai berikut;
16
3.3 Gardu Disrtibusi
Gardu Portal adalah gardu listrik tipe terbuka (out-door) dengan memakai
konstruksi dua tiang atau lebih. Tempat kedudukan transformator sekurang
kurangnya 3 meter di atas tanah dan ditambahkan platform sebagai fasilitas
kemudahan kerja teknisi untuk operasi dan pemeliharaan
17
3. Sebuah kubikel pengaman transformer, kubikel ini terdiri dari
beberapa pemutus arus yang dilengkapi dengan pengaman lebur. Untuk
gardu distribusi yang mempunyai 2 buah transformator dapat dipasang
2 buah kubikel tipe ini.
4. Dua buah transformator atau lebih dengan kapasitas maksimum 2 x 630
KVA.
5. Rak tegangan rendah dengan fasilitas 4 atau 8 feeder TR.
1. Halaman Gardu
2. Pagar
3. Pintu Gardu
4. Dinding Luar dan Dalam
5. Dak Atas
6. Saluran Air
7. Man Hole
8. Lantai
9. Ventilasi
10. Jalan Masuk Gardu
11. Lampu Penerangan didalam dan diluar
18
Gambar 3.3 Gardu Beton
Gardu cantol adalah gardu distribusi tipe satu tiang untuk pemasangan
terbuka (out-door).Seluruh bagian transformator dan papan hubung bagian
(PHB TR) dicantolkan pada satu tiang yang sama.Transformator dipasang
diatas dan panel PHB TR pada bagian bawah 1,5m/2m diatas tanah.
19
3.4 Tansformator distirbusi
Mengingat kerja keras dari suatu transformator seperti itu maka cara
pemeliharaan juga dituntut sebaik mungkin. Oleh karena it transformator
harus dipelihara dengan menggunakan sistem dan peralatan yang benar, baik
dan tepat. Untuk itu regu pemeliharaan harus mengetahui bagian-bagian
transformator dan bagian-bagian-bagian-bagian mana yang perlu diawasi
melebihi bagian yang lainnya. Berdasarkan tegangan operasinya dapat
dibedakan menjadi transformator 500/150 kV dan 150/70 kV biasa disebut
Interbus Transformator (IBT). Transformator 150/20 kV dan 70/20 kV
disebut juga trafo distribusi. Titik netral transformator ditanahkan sesuai
dengan kebutuhan untuk sistem pengamanan / proteksi, sebagai contoh
transformator 150/70 kV ditanahkan secara langsung di sisi netral 150 kV dan
transformator 70/20 kV ditanahkan dengan tahanan rendah atau tahanan
tinggi atau langsung di sisi netral 20 kV nya.
1. Transformator 1 fasa
Transformator 1 fasa adalah transformator yang menuju sistem
arus bolak balik dengan menggunakan satu sistem dimana tegangan
transfomator berubah secara bersamaan.Sistem ini digunakan apabila
sebagian besar bebannya adalah alat penerangan dan
pemanas.Transformator satu fasa biasa terdapat pada pemukiman yang
20
sebagian besar konsumennya masih menggunakan listrik dengan skala
kecil.
2. Transformator 3 fasa
Sebuah transformator tiga fasa secara prinsip sama dengan sebuah
transformator satu fasa, perbedaan yang paling mendasar adalah pada
sistem kelistrikannya yaitu sistem satu fasa dan tiga fasa. Sehingga sebuah
transformator tiga fasa bisa dihubung bintang, segitiga, atau zig-zag.
Transformator 3 fasa mempunyai inti dengan tiga kaki disetiap
kaki mendukung belitan primer dan sekunder.Lilitan primer biasanya
dihubungkan secara bintang (Y) dan lilitan sekunder dihubungkan secara
delta (^). Di dalam transformator tiga fasa terdapat tiga konduktor yang
mengalirkan arus AC yang mencapai nilai maksimum pada saat yang tidak
bersamaan.
21
22
3.5 Teori Dasar Transformator
a. Inti
b. Kumparan primer
c. Kumparan sekunder
23
Gambar 3.6 Transformator 1 Fasa
a. Bagian Utama.
1. Inti Besi
Berfungsi sebagai rangkaian magnet yang dibangkitkan
oleh kumparan primer yang diberi tegangan bolak balik dimana
garis gayanya berubah-ubah terhdap waktu. Untuk mempermudah
jalan fluks, yang ditimbulkan oleh arus listrik yang melalui
kumparan. Dibuat dari lempengan-lempengan besi tipis yang
berisolasi, untuk mengurangi panas (sebagainrugi-rugi besi). Yang
diakobatkan oleh arus eddy (eddy current).
24
2. Kumparan trafo
Kumparan trafo terdiri dari beberapa lilitan kawat yang
berisolasi yang membentuk suatu kumparan atau belitan.
Kumparan tersebut terdiri dari kumparan primer dan kumparan
sekunder yang diisolasi terhadap inti besi maupun terhadap antar
kumparan dengan isolasi padat seperti karton,pertinak,kertas
isolasi dan lain-lain. Kumparan primer adalah belitan yang
dihubungkan dengan sumber tegangan. Sedangkan kumparan
sekunder adalah belitan yang dihubungkan dengan beban.
Kumaparan pada transformator berfungsi sebagai alat
transformasi tegangan dan arus. Untuk trafo step down
kumparan primer mempunyai belitan lebih banyak dibandingkan
kumparan sekunder,dan untuk trafo step up kebalikan dari trafo
step down dimana jumlah belitan kumparan sekunder lebih
banyak dibandingkan dengan kumparan primer.
3. Bushing
Merupakan penghubung antara kumparan trafo ke jaringan
luar. Bushing adalah sebuah konduktor yang diselimuti oleh
isolator,isolator tersebut berfungsi sebagai penyekat antara
konduktor tersebut dengan tangki trafo.
25
Gambar 3.9 Bushing primer
4. Tangki
Tangki transformator digunakan untuk tempat minyak
transformator dan pengatur sirkulasi pendingin, selain itu tempat
untuk inti dan kumparan. Pada umumnya bagian-bagian dari trafo
yang terendam minyak trafo yang ditempatkan didalam tangki
baja. Tangki transfor mator pada umumnya dilengkapi sirip-sirip
pendingin (cooling fi ) berfungsi untuk memperluas permukaan
dinding tangki, sehingga penyaluran panas menjadi semakin baik
tan efektif.
26
Gambar 3.11 Tangki Trafo 1 fasa
27
Tabel 3.2 Sistem Pendingin Transformator.
Macam MEDIA
No Sistem Didalam Diluar
. Pendingin Transformator Transformator
Sirkulasi Sirkulasi Sirkulasi Sirkulasi
Alami Paksa Alami Paksa
1. AN - - Udara -
2. AF - - - Udara
3. ONAN Minyak - Udara -
4. ONAF Minyak - - Udara
5. OFAN Minyak Udara -
6. OFAF Minyak - Udara
7. OFWF Minyak - Air
8. ONAN/ONAF Kombinasi 3 dan 5
9. ONAN/OFAN Kombinasi 3 dan 5
10. ONAN/OFAF Kombinasi 3 dan 6
11. ONAN/OFWF Kombinasi 3 dan 7
28
Sebagian besar transformator dtribusi 1 fasa menggunakan
minyak sebagai media pendingin. Hal ini dikarenakan minyak trafo
mempunyai sifat sebagai media pemindah panas (disirkulasi) dan
bersifat pula sebagai isolasi (daya tembus tegangan tinggi).
Sehingga selain berfungsi sebagai media pendingin, minyak
transformator juga berfungsi sebagai isolasi.
29
b. Peralatan Proteksi
1. Circuit Breaker
Alat ini berfungsi untuk memutuskan arus atau tripping
otomatis ketika terjadi gangguan pada trafo dan juga sebagai
penghubung. Selain itu circuit breaker berfungsi sebagai saklar
yang dikendalikan secara manual. Alat ini terpasang disisi
sekunder trafo.
2. Fuse
Fuse berfungsi untuk pengaman lebur jika terjadi arus lebih
yang melewatinya.
Fuse dipasang pada sisi primer trafo. Dengan adanya fuse
maka belitan trafo aman dari adanya arus lebih karena sudah di
interupsi dan dapat otomatis putus. Jika alat ini putus maka hanya
dilakukan penggantian fuse denganrating arus yang sama.
30
3. Lightning Arrester
Lightning Arrester berfungsi untuk melindungi isolasi atau
peralatan listrik terhadap tegangan lebih yang diakibatkan oleh
sambaran petir,arrester bekerja dengan menggalirkan arus surja ke
tanah.
1. Conventional transformers
31
dipasang di dalam tangki. Fuse ini disebut weak link. Proteksi trafo
terhadap gangguan internal menggunakan hubungan proteksi internal yang
dipasang antara beliran primer dengan bushing primer.
32
BAB IV
33
Dalam pemeliharaan instalasi listrik kita membedakan antara
pemeriksaan / monitoring (melihat, mencatat) dalam keadaan operasi dan
memelihara (pengujian, koreksi / resetting dan memperbaiki) dalam keadaan
padam. Pemeriksaan atau monitoring dapat dilaksanakan oleh operator atau
petugas setiap hari dengan sistem check list atau catatan. Sedangakan
pemeliharaan harus dilaksanakan oleh regu pemeliharaan.
34
3. Corrective Maintenance
adalah pemeliharaan yang dilakukan dengan berencana pada waktu-waktu
tertentu ketika peralatan listrik mengalami kelainan atau unjuk kerja
rendah pada saat menjalankan fungsinya dengan tujuan untuk
mengembalikan pada kondisi semula disertai perbaikan dan
penyempurnaan instalasi. Pemeliharaan ini disebut juga Curative
Maintance, yang bisa beerupa Trouble Shooting atau penggantian
part/bagian yang rusak atau kurang berfungsi yang dilaksanakan dengan
terencana.
4. Breakdown Maintenance
adalah pemeliharaan yang dilakukan setelah terjadi kerusakan mendadak
yang waktunya tidak tertentu dan sifatnya darurat. Pelaksanaan
pemeliharaan peralatan dapat dibagi 2 macam :
1. Pemeliharaan yang berupa monitoring dan dilakukan oleh petugas
operator atau petugas patroli bagi Gardu Induk yang tidak dijaga
2. Pemeliharaan yang berupa pembersihan dan pengukuran yang dilakuka
oleh petugas pemeliharaan.
1. Screening
Screening merupakan proses yang menghasilkan daftar urutan atau
prioritas trafo yang akan dilakukan tindakan lanjut ke tahapan selanjutnya.
2. Pemeliharaan Online
Pemeriksaan secara online merupakan tahapan awal yang dilakukan
dalam kondisi trafo distribusi yang sedang beroperasi untuk menghasilkan
database kondisi aktual (health index) untuk masing-masing peralatan
utama trafo. Dengan demikian potensi-potensi kerusakan trafo dapat
diminimalisir secara dini.
3. Pemeliharaan offline
Pemeliharaan trafo secara offline merupakan tahapan lanjutan
pemeliharaan yang dilakukan ketika trafo tidak beroperasi. Untuk
memperoleh kondisi aktual peralatan utama trafo secata detail.
35
4.2.3 Penyebab Gangguan Pada Trafo
36
b. Flash over
Flash over dapat terjadi apabila muncul teganggan lebih
pada jaringan distribusi seperti pada saat terjadi sambaran petir.
Bila besar surja tegangan yang timbul melebihi tahanan isolator
implus, kemungkinan akan terjadi flash over pada bushing. Pada
sistem 20 KV. Flash over menyebabkan loncatan api antara
indikator dengan bodi trafo sehingga mengakibatkan hubungan
singkat phasa ke tanah.
37
diketahui dan ditindaklanjuti agar tidak memperparah kondisi transformator
tersebut. Berikut proses tahapan pemeliharaan trafo distribusi, yaitu :
CONDITION BASE
MAINTANCE
38
dilakukan secara periodik setiap 6 bulan sekali. Teknik Diagnosa dan
satuan waktu/periode pelaksanaan tahapan online assessment tier-1
ditunjukan pada tabel berikut :
Tabel. 4.1 Teknik Diagnosa online assessment tier-1
Keterangan :
39
Pelaksanaan pada tahapan online assessment tier-1 dapat dilakukan
secara in-sourcing (PLN) atau out-sourcing (vendor), seperti ditunjukan
pada tabel berikut :
Pelaksana
Characteristi
Characteristic Pemborong
c
PLN Pekerjaan
Group
Kebocoran Minyak
Kondisi Fisik Trafo
Visual
Pentanahan Trafo √
Inspection
Kesesuaian Amper
Fuse TR
Kondisi Low Voltage
Switch (LVSB)
Besar Arus Fasa TR
Besar Arus
Pentanahan TR
Beban Trafo
40
Tabel. 4.2 Matrix online assesment tier-1 pada trafo distribusi.
41
Tabel. 4.3 Tindak Lanjut Pekerjaan Berdasarkan Hasil online
assessment tier-1
Tindakan segera
Buruk WO Preventive Action
(Perbaikan/Penggantian)
a. Infrared Thermography
Digunakan untuk mendapatkan suhu atau temperatur dari
peralatan-peralatan kritikal yang ada pada trafo distribusi yang
akan dibandingkan dengan ambang temperatur standar.
42
Gambar. 4.2 infrared thermography
43
Teknik diagnosa yang digunakan pada tahapan pemeliharaan secara offline
ditunjukan pada tabel dibawah ini :
Kelas Aset
Diagnostic Techniques
1 2 3 4
1.Turn-ratio measurement (TTR) YA YA YA YA
2.Insulation resistane widing TM & TR YA YA YA YA
3.Widing resistance TM & TR (PH-PH) YA YA YA YA
44
4.3.4 SOP Pemeliharaan Transformator Distribusi 50 kva (Cantol)
1. Persiapan
a. Sesuai perintah kerja Asman Pemeliharaan Transformator
Distribusi,petugas menyiapkan sarana peralatan kerja dan
peralatan K3.
b. Melakukan kordinasi dengan petugas piket Distribusi sehubungan
pekerjaan yang direncanakan, sebelum berangkat ke lokasi kerja,
dan menginformasikan akan melaksanakan pekerjaan
Pemeliharaan Transformator Distribusi.
c. Setelah sampai kelokasi kerja segera melakukan persiapan dengan
menata peralatan kerja, alat ukur dan material serta memakai
peralatan K3.
d. Menginformasikan ke Piket Distribusi bahwa regu Pemeliharaan
telah siap untuk melaksanakan Pemeilharaan Transformator
Distribusi.
2. Pelaksanaan Pekerjaan
a. Mengukur tegangan Fasa-Fasa dan Fasa- Netral.
b. Mengukur beban masing-masing beban jurusan.
c. Melepas beban masing-masing beban jurusan lalu saklar utama
dan catat jam pelepasan saklar utama.
d. Lapor pada petugas piket untuk melepas Fuse Cut Out dan catat
jam pelepasan saklar utama.
e. Mengukur tahanan kumparan fasa-fasa dan fasa netral.
f. Bersihkan bushing.
g. Bersihkan baut Bushing.
h. Perbaikan sepatu kabel jika sudah mulai rusak/keropos.
i. Tambah minyak transformator jika level minyak berkurang.
j. Mengambil minyak Transformator sebagai sampel.
k. Mengetes minyak transformator sesuai dengan IEC.
45
BAB V
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
46
DAFTAR PUSTAKA
47