Disusun Oleh :
RIZTKY KUMALA ANGGRAINI
16/401654/SV/12158
B. Rumusan Masalah
Masalah-masalah yang berkaitan dengan Sistem Jaringan pada Penyulang SPL
13 adalah :
1. Bagaimana langkah melakukan Inspeksi di penyulang SPL 13 sesuai SOP?
2. Apakah penyebab terjadinya gangguan pada jaringan di penyulang SPL 13?
3. Bagaimana cara mengatasi gangguan pada jaringan di penyulang SPL 13?
C. Batasan Masalah
Pada pembahasan Laporan Kerja Praktik ini terdapat beberapa batasan masalah
agar selaras dengan pokok bahasan, antara lain:
1. Penjelasan mengenai SOP pelaksanaan Inspeksi jaringan.
2. Mengetahui penyebab serta cara mengatasi gangguan pada jaringan di
penyulang SPL 13.
D. Tujuan
1. Tujuan Umum
a. Untuk membandingkan teori yang telah didapat di bangku perkuliahan
dengan teknologi yang berkembang saat ini.
b. Mengaplikasikan teori yang telah didapat di perkuliahan dan
menerapkannya dalam dunia industri.
c. Sebagai sarana untuk belajar bersosialisasi untuk melatih kerjasama dan
kedisiplinan.
d. Sebagai sarana untuk berfikir kritis, efektif, dan efisien dalam melakukan
rutinitas.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan studi Diploma III
Jurusan Teknologi Listrik, Sekolah Vokasi, Universitas Gadjah Mada.
b. Memperdalam pengetahuan tentang Inspeksi jaringan untuk mengurangi
gangguan penyulang.
c. Mendapatkan ilmu pengetahuan tentang Inspeksi jaringan untuk
mengurangi gangguan penyulang.
d. Memperoleh gambaran nyata tentang lingkungan dan situasi kerja di PT
PLN (Persero) UP3 Semarang.
e. Mengetahui jenis-jenis gangguan pada saluran distribusi listrik penyulang
SPL 13 dan menganalisa cara mengatasi gangguan tersebut.
E. Manfaat
Adapun manfaat dari kerja praktik di PT PLN (Persero) antara lain:
1. Bagi Mahasiswa
a. Memperoleh pengalaman nyata tentang dunia kerja dan iklim kerja di PT.
PLN (Persero).
b. Mengetahui Pelakasanaan kegiatan Inspeksi Jaringan di PT. PLN (Persero)
UP3 Semarang.
c. Mengetahui cara mengatasi gangguan yang terjadi di PT. PLN (Persero)
UP3 Semarang.
G. Rumusan Masalah
Ruang lingkup dan pokok pembahasan utama dalam laporan kegiatan Kerja
Praktik ini mengenai “Inspeksi Jaringan Pada Penyulang SPL 13 Guna Peningkatan
Kinerja Penurunan Gangguan Penyulang Pada PT PLN (Persero) UP3 Semarang “
dengan batasan masalah sebagai berikut :
1. Sistem jaringan distribusi pada penyulang Simpang Lima 13 (SPL13).
2. Peralatan yang digunakan untuk menunjang sistem jaringan distribusi pada
penyulang Simpang Lima 13 (SPL13).
3. Gangguan- gangguan di saluran distribusi tenaga listrik pada penyulang Simpang
Lima 13 (SPL13).
4. Rencana mengatasi penyebab gangguan di saluran distribusi pada penyulang
Simpang Lima 13 (SPL13).
Memiliki arti gaya rambat energi listrik yang dialirkan oleh tiga bidang usaha
utama yang digeluti perusahaan yaitu pembangkitan, penyaluran dan distribusi
dengan kerja keras para insan PT PLN (Persero) guna memberikan layanan
terbaik. Diberi warna biru untuk kesan konstan (sesuatu yang tetap) seperti
halnya listrik yang tetap diperlukan dalam kehidupan manusia. Di samping itu
biru juga melambangkan keandalan yang dimiliki insan-insan perusahaan
dalam memberikan layanan terbaik bagi para pelanggannya.
4. Struktur Organisasi
Struktur organisasi PT PLN (Persero) UP3 Semarang dapat dilihat pada
Gambar 2.5 Struktur Organisasi UP3 Semarang. Dari Gambar 2.5 dapat dilihat
bahwa UP3 Semarang terdiri dari 6 (enam) bagian yang berada langsung di
bawah manajer UP3, yaitu terdiri dari Bagian Perencanaan dan Evaluasi,
Bagian Jaringan, Bagian Konstruksi, Bagian Transaksi Energi, Bagian
Pelayanan dan Administrasi dan Bagian Pemasaran dan Pelayanan Pelanggan.
Untuk struktur organisasi ULP terdiri dari 3 (tiga) seksi yang berada langsung
di bawah manajer ULP, yaitu seksi teknik, seksi transaksi energi listrik, dan
seksi pelayanan pelanggan.
Gambar 2.5 Struktur PT.PLN (Persero) UP3 Semarang
BAB III
JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV PENYULANG SPL 13
Tabel 3.2 Contoh Spesifikasi Tiang Besi untuk SUTM dengan panjang 11 m
Beban kerja (daN) 100 200 350 500 800 1200
C - 114,3 165,2 190,7 216,3 267,4
Lenturan pada beban kerja (mm) - 196 144 142 108 106
- Tiang beton : dari bahan campuran semen, pasir dan batu split, dicor
dengan kerangka besi baja.
Bentuk tiang beton ada 2 ( dua ) macam, yaitu berbentuk profil
H dan berbentuk bulat.
9 500
11 200 200 125 320 250
11 350 200 125 320 250 15 55 55 85
11 500 230 145 410 310 15 65 60 95
13 350 200 125 342 272 15 55 55 85
13 500 230 145 442 340 15 65 60 95
- Tiang kayu : dari kayu yang tahan perubahan cuaca ( panas, hujan )
dan tidak mudah rapuh oleh bahan-bahan lain yang ada didalam tanah,
tidak dimakan rayap atau binatang pangerat. Pada saat ini tiang kayu
sudah jarang digunakan lagi dengan alasan ekonomis, yaitu tiang dari
bahan beton lebih murah harganya. Spesifikasi tiang kayu yang dapat
digunakan pada jaringan distribusi harus memenuhi SPLN 115:1995
tentang Tiang kayu untuk jaringan distribusi.
b. Isolator
Fungsi utamanya adalah sebagai penyekat listrik pada penghantar
terhadap penghantar lainnya dan penghantar terhadap tanah. Tetapi karena
penghantar yang disekatkan tersebut mempunyai gaya mekanis berupa
berat dan gaya tarik yang berasal dari berat penghantar itu sendiri, dari
tarikan dan karena perubahan akibat temperatur dan angin, maka isolator
harus mempunyai kemampuan untuk menahan beban mekanis yang harus
dipikulnya.
Bahan isolator untuk SUTM adalah porselin / keramik yang dilapisi
glazur dan gelas, tetapi yang paling banyak adalah dari porselin ketimbang
dari gelas, dikarenakan udara yang mempunyai kelembaban tinggi pada
umumnya di Indonesia isolator dari bahan gelas permukaannya mudah
ditempeli embun.
Berdasarkan beban yang dipikulnya isolator dibagi menjadi 2 jenis,
yaitu :
- Isolator tumpu ( pin insulator )
Beban yang dipikul oleh isolator berupa beban berat
penghantar, jika penghantar dipasang di bagian atas isolator ( top
side ) untuk tarikan dengan sudut maksimal 2 ° dan beban tarik
ringan jika penghantar dipasang di bagian sisi ( leher ) isolator
untuk tarikan dengan sudut maksimal 18 ° . Isolator dipasang
tegak-lurus dii atas travers.
c. Penghantar
Berfungsi untuk menghantarkan arus listrik. Penghantar untuk
saluran udara biasanya disebut kawat yaitu peghantar tanpa isolasi
(telanjang), sedangkan untuk saluran dalam tanah atau saluran udara
berisolasi biasanya disebut dengan kabel.
i. Syarat penghantar yang baik harus mempunyai sifat :
- Konduktivitas / Daya Hantar Tinggi
- Kekuatan Tarik Tinggi
- Fleksibilitas Tinggi
- Ringan
- Tidak Rapuh
ii. Jenis pengantar berdasarkan bahannya :
- Logam Murni
BCC : Bare Copper Conductor
AAC : All Aluminium Conductor
- Logam Campuran
AAAC : All Aluminium Alloy Conductor
- Logam Paduan
Copper Clad Steel : Kawat Baja Berlapis Tembaga
Aluminium Clad Steel : Kawat Baja Berlapis Aluminium.
- Kawat Lilit Campuran
ACSR : Aluminium Cable Steel Reinforce
Tabel 3.5 Perbandingan Konduktor
d. Kabel
- Kabel instalasi
Berinti satu atau banyak dan berkawat satu atau banyak
Berisolasi
Berisolasi dan berselubung
Kabel fleksibel
Berinti satu atau banyak dan berkawat banyak halus
Gambar 3.5 Kabel Inti Tunggal dan Inti Tiga
C. Gangguan Penyulang
Jaringan tenaga listrik yang terganggu harus dapat segera diketahui dan
dipisahkan dari bagian jaringan lainnya secepat mungkin dengan maksud agar
kerugian yang lebih besar dapat dihindarkan. Gangguan pada jaringan tenaga listrik
dapat terjadi diantaranya pada pembangkit, jaringan transmisi atau di jaringan
distribusi. Penyebab gangguan tersebut tersebut dapat diakibatkan oleh gangguan
sistem dan non sistem.
1. Gangguan Sistem
Gangguan sistem adalah gangguan yang terjadi di sistem tenaga listrik seperti
pada generator, trafo, SUTT, SKTT dan lain sebagainya. Gangguan sistem dapat
dikelompokkan sebagai gangguan permanen dan gangguan temporer. Gangguan
temporer adalah gangguan yang hilang dengan sendirinya bila PMT terbuka,
misalnya sambaran petir yang menyebabkan flash over pada isolator SUTT. Pada
keadaan ini PMT dapat segera dimasukan kembali, secara manual atau otomatis
dengan Auto Recloser. Gangguan permanen adalah gangguan yang tidak hilang
dengan sendirinya, sedangkan untuk pemulihan diperlukan perbaikan, misalnya
kawat SUTT putus.
Macam-macam faktor gangguan diantaranya:
a. Faktor Eksternal
Gangguan yang berasal dari alam misalnya karena binatang
diantaranya gigitan tikus pada kabel, burung, dll.
b. Faktor Internal
Gangguan dari peralatan itu sendiri misalnya faktor umur komponen
peralatan yang sudah tua.
c. Human Error
Gangguan yang disebabkan oleh kesalahan penanganan oleh manusia
(operator) seperti pentanahan (grounding) yang kurang baik.
2. Gangguan Non Sistem
PMT terbuka tidak selalu disebabkan oleh terjadinya gangguan pada sistem,
dapat saja PMT terbuka oleh karena relai yang bekerja sendiri atau kabel kontrol
yang terluka atau oleh sebab interferensi dan lain sebagainya. Gangguan seperti ini
disebut gangguan bukan pada sistem,selanjutnya disebut gangguan non–sistem.
Jenis gangguan non-sistem antara lain :
a. kerusakan komponen relai
b. kabel kontrol terhubung singkat
c. interferensi / induksi pada kabel kontrol.
Gangguan adalah suatu keadaan dimana terjadi ketidaknormalan pada sistem.
Gangguan pada jaringan distribusi tegangan menengah berasal dari dalam maupun
luar sistem jaringan. Jaringan tenaga lstrik yang terganggu harus dapat segera
diketahui dan dipisahkan dari bagian jaringan lainnya secepat mungkin dengan
maksud agar kerugian yang lebih besar dapat dihindarkan. Gangguan pada jaringan
tenaga listrik apat terjadi diantarannya pada pembangkit, jaringan transmisi atau di
jaringan distribusi. Penyebab gangguan tersebut dapat diakibatkan oleh gangguan
sistem ataupun gangguan non sistem.
D. Jenis Gangguan
Berdasarkan lama gangguan yang teradi, gangguan dapat dibedakan menjadi
beberapa tipe antara lain :
1. Gangguan Permanen
Merupakan gangguan yang tidak hilang apabila tidak ditidak lanjuti.
Contoh gangguan permanen adalah gangguan hubung singkat, yang bisa terjadi
pada kabel atau pada belitan transformator tenaga yang disebabkan karena arus
gangguan hubung singkat melebihi kapasitasnya, sehingga penghantar menjadi
panas yang dapat mempengaruhi isolasi atau minyak trans-formator, sehingga
isolasi tembus, ataupun adanya pohon tumbang akibat hujan angin dan
mengenai kawat 3 fasa 1 ground. Apabia hal tersebut tidak ditindaklanjuti
maka akan terjadi pemadaman yang lama. Pada generator yang disebabkan
adanya gangguan hubung singkat atau pembebanan yang melebihi kapasitas.
Sehingga rotor memasok arus dari eksitasi berlebih yang dapat menimbulkan
pemanasan yang dapat merusak isolasi sehingga isolasi tembus.
Dengan adanya gangguan seperti sambaran petir yang mengenai
jaringan, ranting pohon yang menempel pada kabel jaringan dan benang
layang-layang yang menempel atau melilit kabel jaringan maka akan
berdampak terjadinya hal-hal sebagai berikut :
a. Beban lebih
Pada saat terjadinya gangguan maka sistem akan mengalami keadaan
kelebihan beban karena arus gangguan yang masuk ke istem dan
mengakibatkan sistem menjadi tidak normal, jika dibiarkan berlangsung
dapat membahayakan peralatan sistem.
b. Hubung singkat
Pada saat hubung singkat akan menyebabkan ganguan yang bersifat
temporer maupun yang bersifat permanen. Gangguan permanen dapat
terjadi pada hubung singkat 3 phase, 2 phase ke tanah, hubung singkat
antar phasa maupun hubung singkat 1 phase ke tanah. Sedangkan
gangguan temporer terjadi karena flash over antar penghantar dan tiang
antara penghantar dan kawat tanah.
c. Tegangan lebih
Tenganan lebih dengan frekuensi daya, yaitu peristiwa kehilangan atau
penurunan beban karena switching, gangguan AVR, over speed karena
kehilangan beban. Selain itu sebab lebih terjadi akibat tegangan lebih
transient surya hubung / switching.
d. Hilangnya sumber tenaga
Hilangnya pembangkit biasanya diakibatkan oleh gangguan di unit
pembangkit, gangguan hubung singkat jarak rele dan CB bekerja dan
jaringan terputus oleh pembangkit.
2. Gangguan Temporer
Salah satu contoh gangguan temporer karena adanya sambaran petir
(penghantar terkena sambaran petir) yang menyebabkan flashover antara
penghantar dengan traver melalui isolator atau penghantar tertiup angin yang
menimbulkan gangguan antara fasa atau penghantar fasa menyentuh pohon
yang dapat menimbulkan gangguan satu fase ke tanah. Gangguan tembus
(breakdown) adalah isolasi udaranya, oleh karena itu tidak ada kerusakan yang
permanen. Setelah arus gangguannya terputus, misalnya karena terbukanya
circuit breaker oleh relai pengamannya, peralatan atau saluran yang terganggu
tersebut siap dioperasikan kembali.
b. Inspeksi Semesteran
Inspeksi semesteran atau enam bulanan adalah suatu kegiatan yang
dilakukan di lapangan dengan maksud untuk mengetahui sedini mungkin
keaadaan beban jaringan dan tegangan pada ujung jaringan suatu
penyulang tegangan rendah. Dimana inspeksi semsteran atau enam bulanan
adalah suatu kegiatan yang dilakukan di lapangan degan maksud untuk
mengetahui sedini mungkin keadaan beban jaringan dan regulasi tegangan
yang diijinkan oleh PLN, pada saat ini adalah +5% dan -10% pada sisi
penerima dari tengan nominal.
Perbandingan beban untuk setiap phasa pada setiap penyulang
tegangan rendah tidak kurang dari 90% : 100% : 110%, dimakan hal ini
untuk menjaga adanya kemiringan jaringan yang terlalu besar ada saat
terjadi ganguan putusnya kawat netral (Nol) jaringan.
Kegiatan yang perlu dilakukan dalam pemeriksaannya adalah:
i. Melaksanakan pengukuran beban (Cek arusnya)
ii. Melaksanakan pengukuran tegangan ujung (Cek tegangan
diujung jaringan)
iii. Mengevaluasi hasil pengukuran dan mengadakan tindak lanjut
c. Inspeksi tahunan
Inspeksi tahunan merupakan suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk
mengadakan pemeriksaan peralatan sistem distribusinya. Kegiatan inspeksi
tahunan ini biasanya dilaksanakan menurut tingkat prioritas tertentu.
Pekerjaan ini sifatnya untuk menunjang operasi secara langsung atau dapat
mengurangi adanya gangguan operasi system.
Pada prakteknya inspeksi tahunan dapat dilaksanakan dalam 2 (dua)
keadaan yaitu:
i. Inspeksi tahunan keadaan bertegangan
Pekerjaan yang perlu dilakukan untuk inspeksi tahunan keadaan
bertegangan adalah mengadakan pemeriksaan secara visual dengan
maksud untuk menemukan hal – hal yang mengka-watirkan
(dicurigai) dapat menyebabkan gangguan pada operasi sistem,
sebelum periode inspeksi berikutnya dilakukan lagi.
Inspeksi semacam ini pada pelaksanaanya menggunakan chek list
untuk memudahkan para petugas memeriksa dan mendata hal – hal
yang perlu diperhatikan .
ii. Inspeksi tahunan keadaan bebas tegangan
Pekerjaan inspeksi tahunan ini pada keadaan bebas tegangan adalah
- Pemeriksaan (GD, JTM, JTR, SR, fuse link, HRC fuse, dll).
- Pengetesan / percobaan (proteksi, PS, lampu pemasangan
penerangan, peralatan bantu dll).
Berikut merupakan single line diagram dari Penyulang Simpang Lima 13 yang
akan dilaksanakan inspeksi, single line diagram ini digunakan untuk memudahkan
petugas untuk mengetahui letak gangguan yang ditemukan pada jaringan SPL 13.
Jalan Mayjend
SPL13 Sutoyo
-06
Jalan Mayjend
SPL13 Sutoyo
-11
Jalan Mayjend
SPL13 Sutoyo
-12
Jalan Mayjend
SPL13 Sutoyo
-13
10
Jalan Mayjend
SPL13 Sutoyo
-14
Jalan Mayjend
SPL13 Sutoyo
-15
Jalan Mayjend
SPL13 Sutoyo
-16
Jalan Mayjend
SPL13 Sutoyo
-17
Jalan Mayjend
SPL13 Sutoyo
-18
Jalan Mayjend
SPL13 Sutoyo
-19
Jalan
SPL13 Kimangun
-22 Sarkoro
Jalan
Kimangun
SPL13
Sarkoro
-23
Jalan
SPL13 Kimangun
-24 Sarkoro
Jalan
SPL13 Kimangun
-25 Sarkoro
Jalan
SPL13 Kimangun
-25A Sarkoro
Jalan
SPL13
Kimangun
-26
Sarkoro
Jalan
SPL13
Kimangun
-27
Sarkoro
Jalan
SPL13 Kimangun
-28 Sarkoro
Jalan
SPL13 Kimangun
-29 Sarkoro
SPL13 Jalan
-30 Kimangun
Sarkoro
Jalan
SPL13 Kimangun
-31 Sarkoro
Jalan
SPL13 Kimangun
-37 Sarkoro
SPL13 Jalan
-38 Kimangun
Sarkoro
Jalan Cipta
SPL13 Karya
-38/T1
SPL13
Jalan Cipta
-38/T3
Karya
SPL13 Jalan
- Kimangun
40A/T Sarkoro
1
Jalan
SPL13 Kimangun
-41 Sarkoro
SPL13
-45 (
Jalan Ahmad
REC
Yani
T2-32
)
SPL13
Jalan Erlangga
-
Timur
42/S2/
T5
SPL13
-42/S6 Jalan Erlangga
Timur
Pada hasil inspeksi
SPL13-42/S6 s/d
SPL13 42/S7 yaitu terdapat
-42/S6 andongan sehingga
s/d Jalan Erlangga
Timur perlu adanya re-
42/S7 shagging.
SPL13
Jalan Singosari
-
Raya
42/S13
SPL13
- Jalan Singosari
42/S22 Timur
/T3
Jalan Erlangga
SPL13 Timur
-42/S2
SPL13
- Jalan Erlangga
42/S4/ Timur
T3
SPL13
Jalan Erlangga
-
Timur
42/S15
SPL13
- Jalan Singosari
42/S16 Raya
SPL13
- Jalan Singosari
42/S29 Raya
70 99
1 A3CS 150 0
240 0
70 0
2 JOINTSLEEVE
150 0
240 0
3 LVTC 70 0
70-70 88
70-150 0
4 CCO 150-150 0
70-240 18
240-240 0
5 SUSPENSION 7
6 ISOLATOR TUMPU 16
7 ARESTER 12
8 FCO 4
9 EMCO 127
70 0
10 ALCU
240 0
11 IJUK 0
ISOLATOR 209
BUSHING TRAFO 53
12 TEKEP
ARESTER 72
FCO 128
SCHOOR 0
13 CAPING
TIANG 0
14 BRACKET SEGITIGA 72
15 TRAFO 50 KVA 0
1.5 m 0
16 CROSSARM 2m 0
3m 0
17 BRISTEEL 0
18 CENTER BRAKET 6
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari laporan kerja praktek tentang inspeksi jaringan penyulang SPL 13 di PT
PLN (Persero) UP3 Semarang dapat diambil kesimpulan bahwa kondisi jaringan dari
penyulang SPL 13 dalam kondisi baik dan standar, pada beberapa titik perlu dilalukan
penggantian trafo, jumper,isolator, cross arm dan EMCO serta melakukan rabas-rabas
pada pohon yang hampir mengenai jaringan untuk mengurangi gangguan-gangguan.
B. Saran
Dari pelaksanaan kegiatan Magang di PT PLN (Persero) Area Semarang,
terdapat beberapa saran sebagai berikut:
1. Dengan besarnya wilayah kerja dan beban tugas yang tinggi. Oleh karena itu
hendaknya perlu diadakan penambahan kuantitas SDM yang ada agar semua
pekerjaan dapat terlaksana dengan baik, terutama pada bagian PDKB untuk
menurunkan angka SAIDI dan SAIFI.
2. Untuk mahasiswa magang perlu mendalami materi yang berkaitan dengan
kegiatan yang akan dilakukan di PLN (Persero) UP3 Semarang.
3.