Disusun Oleh:
MINTARESA
Puji Dan Syukur Senantiasa Kami Ucapkan Kepada Tuhan Yang Maha Esaa
Atas Rida Dan Rahmat-Nya Sehingga Kami Dapat Menyelesaikan Makalah Yang
Berjudul Evaluasi Pemasangan Gardu Sisip Guna Mengatasi Beban Lebih
Transformator Gardu Distribusi Di Pt.PLN (Persero) UP3 Ogan Ilir Sumatera Selatan
Tidak lupa, kami mengucapkan terima kasih kepada semua asesor dan
panitia sertifikasi kompetensi yang yang telah membantu kami dalam proses
mengikuti ujian ini.
Penulis
I
DAFTAR ISI
ABSTRA
K
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................ 1
BAB V KESIMPULAN.............................................................................................. 20
DAFTAR PUSTAKA
II
ABSTRAK
Transformator Distribusi adalah salah satu komponen yang sangat penting dalam
penyaluran tenaga listrik dari gardu distribusi ke pelanggan. Pelayanan terhadap
pelanggan akan terganggu sehinggan apabila terjadi pemutusan aliras listrik atau
pemadaman yang diakibatkan dari kerusakan pada Transformator Distribusi.
Transformator distribusi yang mengalami pembeban yang melebihi 80% dari
kapasitas transformator tersebut maka akan berefek pada umur / life time
transformator distribusi dan juga dapat mempengaruhi tingkat dan mutu pelayanan
pada konsumen serta berpotensi besar terjadi gangguan. Maka dari itu perlu
dilakukan suatu tindakan agar persentase pembebanan transformator distribusi tidak
melebihi kapasitas transformator dengan metode pemasangan Gardu Sisip Di
PT.PLN (Persero) UP3 Ogan Ilir terdapat transformator yang mengalami
pembebanan berlebih (overload) yang terjadi pada Gardu Distribusi CA 9S Sebesar
84,85% dan dilakukan pemasangan Gardu Sisip, pembebanan pada gardu CA 9S
menjadi 49,65%. Dengan ini dapat dibuktikan bahwa pemasangan Gardu Sisip
merupakan metode yang cukup baik untuk mengatasi gangguan pembebanan
berlebih (Overload) pada Gardu CA 9S, sehingga dapat memperpanjang umur trafo/
life time transformator, meningkatkan kualitas pelayanan pada pelanggan dan
mengurangi potensi terjadinya gangguan karena transformator pembebanannya
dibawah 80% dapat bekerja secara baik.
III
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Di daerah perkotaan seperti Jakarta hingga Tangerang semakin
meningkatnya kebutuhan tenaga listrik diberbagai sektor konsumen yang selaras
dengan pembangunan didaerah tersebut menandakan bahwa daerah tersebut
semakin berkembang pada setiap tahunnya mengalami kenaikan pertumbuhan
ekonomi, dengan kenaikan pertumbuhan ekonomi ini maka pembangunan
pembangunan seperti pembangunan kompleks perumahan dan pembangunan di
bidang industri akan semakin banyak. Seiring dengan berkembangnya permintaan
listrik oleh masyarakat maka akan timbul permasalahan yang harus dihadapi oleh
Perusahaan Listrik Negara, guna untuk mengatasi hal tersebut perlu dilakukan
pengembangan system kelistrikan secara ekonomis namun efisien.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah disampaikan,
rumusan masalah yang akan dipecahkan, yaitu:
1. Bagaimana kondisi pembebanan gardu distribusi sebelum dilakukan pemasangan Gardu
Sisip berdasarkan persentase pembebanan
2. Bagaimana kondisi pembebanan gardu distribusi sesudah dilakukan pemasangan Gardu
Sisip
3. Bagaimana menghitung nilai jatuh tegangan (Drop Voltage) ujung jaringan tersebut.
1
C. TUJUAN PENELITIAN
1. Menghitung data nilai pembebanan transformator sebelum
pemasangan Gardu Sisip.
2. Menghitung data nilai pembebanan sesudah pemasangan Gardu Sisip.
3. Untuk Mengetahui cara menghitung nilai jatuh tegangan ujung jaringanya.
D. MANFAAT PENELITIAN
Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Dapat menghitung data pembebanan transformator sebelum pemasangan Gardu
Sisip.
2. Dapat menghitung data pembebebanan transformator sesudah pemasangan Gardu
Sisip.
3. Dapat menghitung nilai jatuh tegangan ujung jaringanya.
2
BAB II
LANDASAN TEORI
3
penambahan Transformator sisipan dengan kapasitas yang ditentukan
nantinya. Dengan memasang gardu sisipan. Pemasang gardu sisipan ini
diharapkan akan menimbulkan dampak baik dalam penyaluran energi listrik
ujung dan penekanan losses (Wahyudi Widiatmika et al., 2018).
Klasifikasi Beban
Berdasarkan jenis pelanggan energi listrik, secara garis besar,
ragam beban bisa di klasifikasikan yaitu:
1. Beban rumah tangga, biasanya beban rumah tangga sperti lampu pe
nerangan rumah, peralatan rumah tangga, sprti kipas angin,
pemanas air, lemari es, ac, mixer, oven, pompa air dan lain
sebagainya. Biasa nya beban rumah tangga tinggi pada saat malam
hari.
2. Beban komersial, biasanya beban komersial seperti penerangan pada
reklame, kipas angin, ac dan peralatan listrik lainnya yang dibutuhkan
untuk restoran. Beban hotel juga bisa di klasifikasikan sebagai beban
komersial (bisnis) begitu jg dengan perkantoran/ beban secara
drastis naik pada siang hari untuk beban perkantoran dan pertokoan
dan bia sanya menurun di waktu sore.
3. Beban industri dapat dibedakan dalam skala kecil dan skala besar.
Pada skala kecil, biasanya broperasi pd siang hari sedangkan industri
besar sekarang ini banyak yang beroperasi hingga 24 jam
(Sutawinaya & Teresna, 2014).
5
Tabel 2.2 Nilai Arus berdasarkan pembebanan transformator
𝐼𝑝 = 𝑆/√3 . 𝑉 …………………(3.1)
6
Sistem Regulasi Jaringan Listrik
Sistem regulasi jaringan listrik yaitu perbedaan antara tegangan ujung
pengiriman dan tegangan ujung penerimaan, Drop Voltage biasanya terjadi
akibat hambatan dan arus, pada jaringan ac nilainya tergantung pada
impedansi dan admitansi (perbandingan) saluran dan pada beban dan juga
factor daya. Drop Voltage relative yang disebut regulasi tegangan dinyata kan
dengan rumus (Lisma & Hakimah, 2013) :
Vreg =
𝑉𝑠−𝑉𝑟
𝑉𝑟
𝑥 100%…………………(3.7
7
b. Tahanan dan reaktansi pada jaringan
c. Panjang jaringan
d. Luas penampang kabel/jaringan
BAB III
METODE PENELITIAN
8
A. JENIS PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan dengan metode lapangan dan analisis secara teoritis
melalui sumber-sumber kepustakaan.
D. ANALISA DATA
Keandalan sistem distribusi tenaga listrik ditenukan oleh beberapa hal, yaitu
salah satunya dari penyuplaian energy listrik yang baik. Penyuplaian energi listrik
tentu akan berhubungan dengan besarnya beban pada jaringan distribusi, semakin
besar nilai beban maka akan semakin mempengaruhi daya hantar listriknya. Pada
suatu jaringan distribusi perlu diperhatikan nilai Load Density Factor (LDF) yaitu
angka yang menunjukkan besarnya pembebanan jaringan distribusi. Nilai LDF
dalam suatu wilayah dapat berbeda-beda, biasanya naik atau turun sesuai dengan
karakteristik dari sistem di wilayah tersebut. Dalam hal ini diharapkan agar didapat
nilai LDF yang optimal, agar diperoleh pengusahaan yang menguntungkan baik
dari segi teknis maupun ekonomis. Beberapa parameter yang menentukan
besarnya kepadatan beban pada jaringan distribusi adalah kapasitas trafo,
penampang saluran distribusi dan besarnya beban (pelanggan).
9
Transformator distribusi berfungsi untuk mentransformasikan energi listrik dari
sumber listrik ke pelanggan. Untuk tetap menjaga kualitas maka keandalan sistem
distribusi harus selalu terjaga dengan baik. Agar sistem distribusi tetap andal, maka
presentase pembebanan pada transformator distribusi tersebut jangan sampai
melebihi ketentuan, yaitu 80% dari bebanya. Begitu juga dengan drop tegangan di
sisi pelanggan tidak lebih dari 10%. Pemilihan kapasitas kVa transformator
distribusi didasarkan dengan beban yang akan dilayani. Diusahakan presentase
pembebanan transformator distribusii mendekati 80%.Bila beban transformator
terlalu besar, maka akan dilakukan penggantian transformator, penyisipan
transformator/mutase transformator. Jarak pada transformator yang terlalu jauh
dengan beban yang akan dilayani, Maka menyebabkan voltage drop yang besar.
Oleh sebab itu pada saat pendataan kVa transformator harus diperhatikan jarak
maksimum yang dari transformator distribusi tersebut terhadap konsumen.
10
1. Gardu Pelanggan Khusus
2. Gardu Pelanggan
Umum Untuk penjelasan dari Gardu Hubung yaitu Gardu yang dituju guna
mempermudah maneuver pembebanan antar penyulang yang bisa di lengkapi/tidak
dengan RTU (Remote Terminal Unit). Untuk fasilitas ini biasanya dilengkapi dengan
fasilitas DC Supply dari Trafo Distribusi pada pemakaian sendiri atau juga trafo
untuk umum yang diletakan pada satu kesatuan.
11
transformator yang ada, bisa di bagi dengan transformator baru dengan
adanya gardu sisip dapat diharapkan beban transformator overload
dapat berkurang.
2. Mutasi
Mutasi transformator adalah salah satu cara tindakan
pengelolaan transformator-transformator distribusi yang terpasang di
jaringan dalam upaya mengatasi ketidaksesuaian kapasitas
transformator dengan beban, dengan cara meningkatkan kapasitas
transformator yang lebih besar dan sebelumnya.
3. Pecah beban
Pecah beban dilakukan dengan cara membagi beban kejurusan lain
atau penambahan line jurusan JTR dari jurusan yang belum digunakan.
12
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. URAIAN PEMBAHASAN
Pada perhitungan yang akan dilakukan yaitu dengan dilakukanya
pemasangan gardu sisip yaitu gardu distribusi yang melayani pembebanan
dibawa 80%. Berdasarkan pada SE DIR 017.E/DIR/2014. Maksud dan tujuan
dari pemasangan gardu sisip ini yaitu untuk mengurangi adanya beban berlebih
(overload).
Transformator pada gardu CA9S mencapai beban sebesar 84.85%
sehingga menyebabkan suhu pada transformator semakin meningkat, dengan
kenaikan suhu ini yang berlebihan diakibatkan beban lebih dan juga
ketidakseimbangan beban maka akan menimbulkan panas pada transformator
sehingga akan berpengaruh terhadap isolasi kumparan. Dampaknya
transformator akan rentang mengalami gangguan, dan juga dapat mengurangi
usia dari transformator yang mana akan dapat merugikan PT. PLN(Persero) UP3
Ogan Ilir.
Berdasarkan pembahasan diatas, tindak lanjut yang tepat dalam
menangani hal tersebut yaitu dengan dilakukanya pemasangan gardu sisip yang
mana akan dilakukanya pecah beban dari gardu CA9S ke gardu sisip yaitu gardu
BLR 109 dengan tujuan untuk mengurangi beban lebih (Overload) pada gardu
distribusi CA9S.
13
4.1.1 Single Line Diagram (SLD)
14
4.1.2 Data Teknis Transformator di Gardu CA 9S
Gardu distribusi CA 9S merupakan gardu distribusi tipe portal, yang
melayani konsumen umum. Berikut adalah spesifikasi dari transformator di
gardu CA 9S :
Tabel 4.1 Spesifikasi transformator di gardu CA 9S
No NAMEPLATE TRANSFORMATOR CA 9S
1 No Seri 163315843
2 Merk TRAFINDO
3 Tahun Pembuatan 2018
4 Frekuensi 50 Hz
5 Daya 400 kVA
6 Tegangan Primer 20.000 V
7 Tegangan Sekunder 400 V
8 Arus Primer 11,55 A
9 Arus Sekunder 577,35 A
10 Berat/ isi Minyak 510 Liters
11 Berat Total 1990 kg
14 Vektor Grup Dyn5
15 Impedansi 4,0%
16 Pendingin ONAN
15
4.1.3 Gardu Sisip
16
4.1.4 Perhitungan Trafo CA9S Sebelum dilakukan Pemasangan Gardu
Sisip
500
400
R
Beban
300
S
200 T
N
100
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
B. URAIAN HASIL
17
Berdasarkan dari hasil perhitungan persentase pembebanan transformator
CA 9S sebelum dilakukanya pemasangan Gardu Sisip, didapat hasil perhitungan
persentase sebesar 84,85% dengan pembebanan perfasanya yaitu, Fasa R 96,728
kVA, Fasa S 126,786 kVA dan Fasa T 115,875 kVA, dengan itu dari hasil yang
didapatkan dari perhitunga persentase pembebanan transformator CA 9S maka
dapat disimpulkan bahwa transformator CA 9S mengalami pembebanan
berlebih (Overload). Berdasarkan SE DIR 017.E/DIR/2014 tahapan Online
Assesment Tier 1 dijelaskan bahwa pembebanan transformator distribusi saat
mendekati range 80% - <100% dikatakan kategori kurang baik.
18
19
BAB V
KESIMPULAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan dari data dan hasil perhitungan dari pembahasan yang sudah
dibahas, maka dapat disimpulkan yaitu :
B. SARAN-SARAN
Pemasangan gardu sisip ini yaitu termasuk ke dalam salah satu metode
jangka panjang yang cukup baik untuk menangani gangguan beban lebih
(overload) trafo. Untuk itu diharapkan agar pembangunan gardu sisip ini juga
lebih dioptimalkan untuk mengatasi gangguan beban lebih untuk keandalan sistem
jaringan di PT.PLN(Persero) UP3 Ogan Ilir.
DAFTAR PUSTAKA
20
Hariansyah, M. (2010). Teknik Pemeliharaan Transformator Distribusi ada
Gardu Tiang Portal. Jurnal Sains Dan Teknologi Elektro, 4(2), 1–14.
Lisma, & Hakimah, Y. (2013). Perencanaan Pemasangan Gardu Sisip P117 Di
PT PLN (PERSERO) AREA BANGKA. Desiminasi Teknoogi, 1(1), 17–
26.
PT. PLN (Persero). (2010). Buku 4 Standar konstruksi gardu distribusi dan
gardu hubung tenaga listrik. In T. Penyusun (Ed.), PT PLN (Persero) (1st
ed.). Jakarta Selatan: PT. PLN (Persero).
Simamora, Y., & Tobing, P. S. M. L. (2014). Analisis Ketidakseimbangan Beban
Transformator Distribusi Untuk Identifikasi Beban Lebih Dan Estimasi Rugi-
Rugi Pada Jaringan Tegangan Rendah. Singuda ENSIKOM, 7(3), 137– 142.
Sutawinaya, I. P., & Teresna, I. W. (2014). Studi Analisis Penambahan
Transformator Sisipan Untuk Menopang Beban Lebih Dan Drop Tegangan
Pada Transformator Distribusi Ka 1516 Penyulang Buduk Menggunakan
Simulasi Program Etap 7. 0. Jurnal Logic, 14(3), 133–139.
21