TUGAS AKHIR
OLEH
Agustina Irawanti
NIM 1823735021
i
ABSTRAK
Dalam hal ini PT.PLN (Persero) Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan Flores
Bagian Timur mengalami kendala dalam menyalurkan energi listrik. Untuk
kendala tersebut dikarenakan adanya gangguan yang terjadi pada sistem distribusi
yang diakibatkan oleh arus lebih yang mengakibatkan rusak atau putusnya NH
Fuse. Untuk hal ini menunjukan bahwa perlu adanya tindakan terhadap masalah
NH Fuse tersebut. Dimana untuk NH Fuse yang telah rusak atau putus tidak dapat
diperbaiki, melainkan diganti dengan NH Fuse yang baru, dimana salah satunya
adalah dengan memastikan pemakaian NH Fuse yang terpasang harus sesuai
dengan kapasitas beban pada trafo.
Untuk masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini yaitu besar kapasitas
beban tiap fasa dari 3 sampel gardu distribusi jaringan tegangan rendah sebelum
dan setelah penggantian NH-Fuse di PT. PLN (Persero) Unit Pelaksana Pelayanan
Pelanggan Flores Bagian Timur dan besar rating NH-Fuse yang sesuai untuk
pembebanan gardu distribusi jaringan tegangan rendah di PT. PLN (Persero) Unit
Pelaksana Pelayanan Pelanggan Flores Bagian Timur.
Untuk metode yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif yaitu, dimana dilakukan dengan cara mendeskripsikan data-data yang
diperoleh melalui dilokasi penelitian kemudian disajikan dalam bentuk tabel,
grafik dan persentase kemudian dinarasikan.
Rating NH Fuse yang sesuai berdasarkan pemakaian arus pada beban tiap
fasa pada masing-masing gardu adalah sebagai berikut. Untuk gardu KA 126
sebesar A, gardu KA 148 sebesar A, dan gardu KA 006 sebesar A.
In this case PT. PLN (Persero) Customer Service Implementing Unit for
Eastern Flores experienced problems in distributing electrical energy. For these
problems, there were disturbances in the distribution system caused by
overcurrent which resulted in damage or breakage of the NH Fuse. This shows
that there is a need for action on the NH Fuse problem. Where for the NH Fuse
that has been damage or broken it cannot be repaired, but replaced with a new
NH Fuse, one of which is to ensure that the installed NH Fuse must match with
load capacity on transformer.
The problem that will be discussed in this study, namely the load capacity of
each phase of 3 samples of the low voltage network distribution substation before
and after the replacement of NH Fuse at PT. PLN (Persero) Customer Service
Implementation Unit for Eastern Flores and the appropriate NH Fuse rating for
loading low-voltage network distribution substations at PT. PLN (Persero)
Customer Service Implementation Unit for Eastern Flores.
The method that will be discussed in this study is a descriptive method,
which is done by describing the data obtained through the research location and
then presented in tabular form, graphs and percentages are then narrated.
The appropriate NH Fuse rating based on current usage at the load of each
phase at each substation is as follows. For KA 126 substations of A, KA 148
substations of A, and KA 006 substations of A.
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, karena
atas berkat dan rahmatNya, penulis dapat memperoleh lindungan dan
bimbimngan-Nya selama menyelesaikan penulisan proposal tugas akhir ini
dengan baik. Dengan proposal tugas akhir yang berjudul “STUDI PEMAKAIAN
NH FUSE PADA 3 SAMPEL GARDU DISTRIBUSI JARINGAN TEGANGAN
RENDAH DI PT. PLN (PERSERO) UNIT PELAKSANA PELAYANAN
PELANGGAN FLORES BAGIAN TIMUR”
Disusun untuk memenuhi syarat kelulusan akademi dan untuk
menyelesaikan pendidikan program Diploma 3 jurusan teknik elektro program
studi teknik listrik.
Dalam menyelesaikan proposal tugas akhir ini, penulis banyak menghadapi
masalah dan kesulitan, namun berkat bimbingan dari berbagai pihak maka
proposal tugas akhir ini dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena penulis
mengucapkan terimakasi kepada:
1) Ibu Nonce Farida Tuati SE, M, Si. Selaku direktur politek negeri kupang
2) Bapak Jemsrado Sine ST, M, Eng. Selaku ketua jurusan teknik listrik
3) Bapak Ir. Yustinus S.B Ada’, M. Kes Selaku dosen pembimbing I dalam
penulisan proposal tugas akhir.
4) Ibu Monalisa A. Malelak ST, MT. Selaku dosen pembimbing II dalam
penulisan proposal tugas akhir ini.
5) Orang tua dan keluarga yang telah memberi doa dan dukungan sepenuhnya
untuk penulis agar bisa menyelesaikan proposal tugas akhir ini.
Penulis juga menyadari bahwa penulisan proposal tugas akhir ini masih
banyak kekurangan yang perlu untuk disempurnakan, oleh karena itu penulis
mengharapkan saran dan kritik dari pembaca yang bersifat membangun dari
kesempurnaan proposal tugas akhir ini.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI .........................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR............................................................................................iii
DAFTAR TABEL iv
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Tujuan 2
1.4 Manfaat 3
1.5 Batasan Masalah 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4
2.1 Peneliti Terdahulu 4
2.2 Gardu Distribusi 4
2.3 Pengertian Transformator 10
2.4 Jenis-Jenis Transformator 11
2.5 Pengertian Jenis-Jenis Transformator 11
2.6 Pembebanan Trafo 12
2.7 Keseimbangan Beban 13
2.8 Papan Hubung Bagi Tegangan Rendah (PHB-TR) 16
2.9 Fungsi PHB-TR 16
2.10 NF-Fuse 17
BAB III METODE PENELITIAN 22
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 22
3.2 Alat dan Bahan 22
3.3 Metode Pengumpulan Data 22
3.4 Teknik Analisa Data 23
3.5 Diagram Alir 24
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 22
4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 22
ii
BAB V PENUTUP 22
5.1 Kesimpulan 22
5.2 Saran 22
DAFTAR PUSTAKA 25
iii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.2 Gardu Distribusi Tipe Portal dan Diagram Satu Garis 5
Gambar 2.3 Gardu Cantol 6
Gambar 2.4 Gardu Beton 7
Gambar 2.5 Gardu Kios 8
Gambar 2.6 Bagan Satu Garis Konfigurasi π Section Gardu Pelanggan Umum
9
Gambar 2.7 Bagan Satu Garis Pelanggan Khusus 10
Gambar 2.8 Transformator Step-Up 11
Gambar 2.9 Transformator Step- Down 12
Gambar 2.10 Vektor Diagram Arus Keadaan Seimbang 13
Gambar 2.11 Vektor Diagram Arus Tidak Seimbang 14
Gambar 2.12 Diagram Fasor Tegangan Daya Model Fasa Tunggal 15
Gambar 2.13 Fuse Base 17
Gambar 2.14 NH Fuse 18
Gambar 2.15 Puller NH Fuse 19
Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian 24
iv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian 22
v
BAB I
PENDAHULUAN
1
menunjukan bahwa perlu adanya tindakan terhadap masalah NH Fuse
tersebut. Dimana untuk NH Fuse yang telah rusak atau putus tidak dapat
diperbaiki, melainkan diganti dengan NH Fuse yang baru.
Untuk keadaan ini jika dibiarkan secara terus-menerus maka akan
menyebabkan terjadinya penurunan keandalan sistem distribusi dan kualitas
energi listrik pada pengoperasian sistem distribusi, maka diperlukan kualitas
dan tingkat keandalan yang baik, dimana salah satunya adalah dengan
memastikan pemakaian NH Fuse yang terpasang harus sesuai dengan
kapasitas beban pada trafo. Mengingat pentingnya NH Fuse bagi
transformator terhadap kondisi arus lebih disisi tegangan rendah, maka penulis
ingin melakukan penelitian dengan judul “Studi Pemakaian NH Fuse Pada 3
Sampel Gardu Distribusi Jaringan Tegangan Rendah DI PT. PLN
(Persero) Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan Flores Bagian Timur”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka, untuk rumusan masalah dalam
penelitian ini yaitu:
1. Berapa besar kapasitas beban tiap fasa dari 3 sampel gardu distribusi
jaringan tegangan rendah sebelum dan setelah penggantian NH-Fuse di PT.
PLN (Persero) Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan Flores Bagian Timur?
2. Berapa besar rating NH-Fuse yang sesuai untuk pembebanan gardu
distribusi jaringan tegangan rendah di PT. PLN (Persero) Unit Pelaksana
Pelayanan Pelanggan Flores Bagian Timur?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun Tujuan dari penelitian ini yaitu:
1. Untuk mengetahui besar kapasitas beban tiap fasa dari gardu distribusi
jaringan tegangan rendah sebelum dan setelah penggantian NH-Fuse pada 3
sampel gardu di PT. PLN (Persero) Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan
Flores Bagian Timur.
2. Untuk mengetahui besarnya rating NH-Fuse yang sesuai untuk pembebanan
gardu distribusi jaringan tegangan rendah di PT. PLN (Persero) Unit
Pelaksana Pelayanan Pelanggan Flores Bagian Timur.
2
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat dalam penulisan Proposal Penelitian ini yaitu:
1. Bagi Penulis
Dapat menambah pengetahuan serta cara dalam menentukan rating atau
KHA NH Fuse yang tepat untuk digunakan.
2. Bagi Universitas
Sebagai bahan evaluasi dan masukan bagi pengembangan penulisan dan
penelitian karya ilmiah, khususnya yang berkaitan dengan studi pemakaian
NH Fuse.
3. Bagi Obyek Penelitian
Penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam menentukan
rating NH Fuse yang tepat untuk digunakan.
4. Bagi Peneliti yang akan datang
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi dan
sebagai acuan bagi peneliti lanjutan terutama dalam pembahasan tentang
perhitungan rating NH Fuse yang tepat untuk digunakan.
1.5 Batasan Masalah
Sesuai dengan judul proposal penelitian ini, maka penulis membatasi masalah
yaitu:
1. Hanya membahas cara menghitung besar kapasitas beban tiap fasa dari
gardu distribusi jaringan tegangan rendah, sebelum dan setelah
penggantian NH-fuse pada 3 sampel gardu distribusi, yaitu gardu KA 162,
KA 148, dan KA 006 di PT. PLN (Persero) Unit Pelaksana Pelayanan
Pelanggan Flores Bagian Timur.
2 Hanya membahas cara menentukan besarnya rating NH-Fuse yang sesuai
untuk pembebanan gardu distribusi jaringan tegangan rendah di PT. PLN
(Persero) Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan Flores Bagian Timur.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
1) Gardu Distribusi Pasangan Luar
Gardu distribusi pasangan luar merupakan gardu yang memiliki trafo
dan PHB terpasang pada tiang jaringan dengan kapasitas
transformator yang terbatas. Gardu distribusi pasangan luar juga
merupakan gardu yang dimana untuk seluruh komponennya
diletakan/ditempatkan diluar dengan kapasitas transformator kecil.
Gardu distribusi pasangan luar dipasok melalui jaringan saluran
udara. Untuk gardu distribusi pasangan luar terdiri dari dua tipe
yaitu:
a. Gardu Distribusi Tipe Portal
Gardu distribusi tipe portal merupakan gardu tiang tipe terbuka
(Outdoor) dengan kontruksi ditopang oleh dua tiang atau lebih.
Dudukan transformer diletakan minimal sekitar 3meter diatas
permukaan tanah. Karena trafo berada diatas dan semakin besar
daya trafo maka semakin berat trafo maka daya maksimal pada
gardu portal adalah 400 kVA. Gardu portal juga karena ditopang
oleh dua tiang atau lebih maka kapasitas trafo minimal adalah 160
kVA lebih besar dari kapasitas gardu cantol. Biasanya gardu tipe
ini disambungkan dengan saluran distribusi udara.
Gardu distribusi tipe portal dapat dilihat pada gambar 2.2
Gambar 2.2 Gardu Distribusi Tipe Portal dan Diagram Satu Garis
Sumber: Asis, M, (2013)
5
b. Gardu Distribusi Tipe Cantol
Pada gardu distribusi tipe cantol transformator dengan daya
kurang lebih 100 kVA tiga fasa ataupun 1 fasa. Untuk
transformator yang dipasang adalah jenis transformator CSP
(completety self protected transformator) yang peralatan
switching dan proteksinya sudah terpasang lengkap dalam tengki
transformator. Untuk perlengkapan perlindungan transformator
tambahan yaitu LA (Lightining Arrester) dipasang terpisah
dengan penghantar pembumiannya yang dihubung langsung
dengan badan transformator.
Perlengkapan hubung bagi tegangan rendah maksimum jurusan
dengan saklar pemisah pada sisi masuk dan pengaman lebur
dengan tipe NH, NT sebagai pengaman jurusan.
Gardu distribusi tipe cantol dapat dilihat pada gambar 2.3
6
Gardu distribusi pasangan dalam terdiri dari dua tipe yaitu:
a. Gardu beton atau gardu tembok
Gardu beton adalah gardu distribusi tipe pasangan dalam, karna
pada umumnya seluruh komponen utama instalasi yaitu transformator,
peralatan switching dan proteksi terangkai dalam bangunan sipil yang
dirancang, dibangun dan difungsikan dengan konstruksi bangunan
pelindung yang terbuat dari beton (masonrywall build) dalam semua
peralatan pembangunan yang dirancang dan dipasang pada lokasi
sesuai dengan ukuran bangunan gardu.
Peralatan hubung bagi tegangan menengah (PHB-TM) pada gardu
beton berbentuk lemari yang disebut kubikel dan difungsikan sebagai
alat penghubung pemutus pada sisi tegangan menengah. Sedangkan
peralatan hubung bagi pada tegangan rendah (PHB-TR) berbentuk
rangka terbuka tanpa panel pelindung yang disebut rak TR dan
memiliki cabang jurusan yang akan menyalurkan tegangan listrik ke
jaringan tegangan rendah.
Untuk Gardu Beton Luas gardunya minimal 7x4 m dan kapasitas
trafo maksimum 2x630 kVA.
Gardu distribusi tipe cantol dapat dilihat pada gambar 2.4
7
b. Gardu Kios atau Gardu Metal Clad
Gardu kios merupakan gardu distribusi tenaga listrik yang
kontruksi pembuatannya terbuat dari bahan kontruksi baja, fiberglas
atau kombinasinya. Gardu ini dibangun dilokasi yang tidak
memungkinkan didirikannya gardu beton atau gardu tembok. Karena
sifatnya Mobilitas, maka kapasitas transformator yang terpasang
terbatas maksimum 400 kVA.
Gardu Kios dapat dilihat pada gambar 2.5
8
Untuk tingkat keandalan yang dituntut lebih dari gardu pelanggan
umum biasa, maka gardu dipasok oleh Saluran Kabel Tegangan
Menengah (SKTM) lebih dari satu penyulang sehingga jumlah
saklar hubung lebih dari satu dan dapat digerakan secara otomatis
atau biasa disebut ACOS (automatic change over switch) atau secara
remote control.
Bagan Satu Garis Pelanggan Umum dapat dilihat pada gambar 2.6
9
Bagan satu garis pelanggan khusus dapat dilihat pada gambar 2.7
10
Transformator juga merupakan suatu alat magnet elektrik yang sederhana,
andal, dan evisien untuk mengubah tegangan arus bolak balik dari suatu
tingkat ke tingkat yang lain. Transformator berfungsi untuk
mentransformasikan daya (arus dan tegangan) sistem AC ke sistem arus dan
tegangan lain pada frekuensi yang sama menggunakan prinsip
elektromagnetik.
2.4 Jenis-Jenis Transformator
Adupun jenis-jenis dari transformator yaitu:
1. Transformator penaik tegangan (step-up)
2. Tranformator penurun tegangan (step down)
2.5 Pengertian Jenis-Jenis Transformator
1. Transformator Penaik tegangan (step-up)
Transformator penaik tegangan (Step-Up) adalah transformator yang
memiliki lilitan sekunder lebih banyak dari lilitan primer sehingga
berfungsi sebagai penaik tegangan yang dihasilkan generator menjadi
tegangan tinggi yang digunakan dalam transmisi jarak jauh.
Transformator Step-Up dapat dilihat pada gambar 2.8
11
Transformator Step-Down dapat dilihat pada gambar 2.9
12
Keterangan:
% beban = Persentase Pembebanan Transformator (%)
IR = Arus Fasa R (A)
IS = Arus Daya Semu (VA)
IT = Arus fasa T (A)
VS = Tegangan Daya Semu (V)
VR = Tegangan Fasa R (V)
VT = Tegangan Fasa T (V)
2.7 Keseimbangan Beban
Yang dimaksud dengan keadaan seimbang yaitu suatu keadaan dimana
ketiga vektor arus dari masing-masing fasa (R, S, dan T) mempunyai nilai
yang sama besar. Dan perbedaan sudut dari ketiga vektor fasa adalah masing-
masing berbeda 1200.
Sedangkan yang dimaksud dengan keadaan tidak seimbang yaitu keadaan
dimana salah satu atau kedua syarat keadaan seimbang tidak terpenuhi. Ada
beberapa hal yang terjadi apabila mengalami keadaan tidak seimbang yaitu
Vektor arus pada fasa (R, S, dan T) mempunyai nilai yang sama besar tetapi
sudut antar fasa satu dengan yang lain tidak membentuk 120º.
Vektor Diagram Arus Keadaan Seimbang dapat dilihat pada gambar 2.10
13
Vektor Diagram Arus Tidak Seimbang dapat dilihat pada gambar 2.11
14
Diagram Fasor Tegangan Daya Model Fasa Tunggal dapat dilihat pada gambar
2.12
15
Apabila persamaan (2.7) dan persamaan (2.8) menyatakan daya yang
besarnya sama, maka dari kedua persamaan tersebut dapat diperoleh
persyaratan koefisien a, b dan c adalah:
a + b + c = 3 ..................................................................................................(2.9)
Dengan anggapan yang sama, arus yang mengalir dipenghantar netral dapat
dinyatakan sebagai berikut:
IN = IR + IS + IT ............................................................................................(2.10)
Susut daya saluran adalah jumlah susut pada penghantar fasa dan
penghantar netral adalah=
Pl = { [IR2] + [ IS2] + [IT2]} . R + [IN2]. RN .................................................(2.11)
= ( a2 + b2 + c2) [ I]2 R + (a2 + b2 + c2 – ab –bc ) [IN]2........................... (2.12)
Dengan RN adalah tahanan penghantar netral.
2.8. Papan Hubung Bagi Tegangan Rendah (PHB-TR)
Papan hubung bagi tegangan ( PHB-TR) adalah suatu kombinasi dari satu
atau lebih perlengkapan hubung bagi tegangan rendah dengan peralatan
kontrol, peralatan ukur dan pengaman pengendali yang saling berhubungan,
keseluruhannya dirakit lengkap dengan sistem pengawatan dan mekanis pada
bagian-bagian penyangganya. Secara umum papan hubung bagi tegangan
rendah (PHB-TR) sesuai SPLN 118-3-1-1996 untuk pemasangan dalam
adalah adalah jenis pemasangan terbuka.
Papan hubung bagi tegangan rendah (PHB-TR) jenis terbuka adalah suatu
rakitan papan hubung bagi (PHB) yang terdiri dari susunan penyangga
peralatan proteksi dan peralatan hubung bagi dengan seluruh bagian-bagian
yang bertegangan dan terpasang tanpa isolasi. Jumlah jurusan
pertransformator atau gardu distribusi sebanyak-banyaknya 8 jurusan,
disesuaikan dengan besar daya transformator dan kemampuan hantar arus
(KHA) penghantar jaringan tegangan rendah yang digunakan pada PHB-TR.
2.9 Fungsi PHB-TR
Fungsi PHB-TR yaitu sebagai penghubung dan pembagi atau sebagai
pendistribusian tenaga listrik dari output trafo sisi tegangan rendah ke rel
pembagi dan diteruskan menuju Jaringan Tegangan Rendah melalui kabel
jurusan yang dinamakan oleh NH Fuse pada jurusan masing-masing.
16
Untuk kepentingan efisiensi dan penekanan susut jaringan (loses) saat ini
banyak unit PLN untuk tidak memfungsikan rangkaian pengukuran maupun
rangkaian kontrolnya. Untuk hal ini dimaksudkan agar tidak banyak lagi
energi listrik yang mengalir ke alat ukur maupun control yang dapat terbuang
untuk keperluan control dan pengukuran itu sendiri secara terus menerus.
2.10 Komponen-komponen pada PHB-TR
Suatu Perangkat Hubung Bagi Tegangan Rendah (PHB-TR) mempunyai
beberapa komponen, yaitu:
1. Saklar Utama
Berfungsi untuk menghubungkan dan memutuskan hubungan listrik dari
transformator (keluaran 220/380 V) ke peralatan listrik didalam PHB dan
kepelanggan.
2. Busbar/Rel
Berfungsi sebagai pembagi tenaga listrik yang dibuat sesuai dengan
kapasitas transformatornya. Busbar/Rel terbuat dari tembaga berlapis logam
anti karat. Penyambungan dan pemasangan rel busbar ini hanya dapat
dilakukan dengan menggunakan mur baut. Pemboran lubang berulir pada
tembaga tidak dianjurkan. Untuk setiap sambungan busbar ini dilapisi dengan
timah dan perak.
1) Busbar Fasa: Merah (R), Kuning (S), Hitam (T)
2) Busbar Netral: Biru (N)
3. Fuse Base
Fuse Base adalah kedudukan dasar NH Fuse dimana untuk komponen ini
berbentuk jepitan dengan dua permukaan bidang kontak. Fuse Base berfungsi
untuk menjepit NH Fuse dan sebagai titik kontak penghubung antara busbar
dan saluran pambagi serta merupakan alat kontak yang terbuat dari tembaga.
Untuk nilai pengenal fuse base sekurang-kurangnya harus sama dengan arus
pengenal NH Fuse, dimana untuk Fuse Base yang dipasang tidak boleh
kurang dari arus pengenal NH Fuse.
17
Fuse Base dapat dilihat pada gambar 2.13
18
NH Fuse agar dapat terpasang pada dudukan NH Fuse atau Fuse Base maka
digunakan alat yang namanya Puller NH Fuse. Dimana Puller ini berfungsi
sebagai alat untuk memasang dan membuka NH Fuse pada Fuse Base atau
dudukan NH Fuse.
Untuk puller NH Fuse dapat dilihat pada gambar 2.15
19
elemen lebur gas yang terjadi tidak terlalu banyak. Sehingga apabila
digunakan ditempat yang sempit tidak jadi masalah.
NH Fuse umumnya dipasang pada PHB trafo listrik yang berfungsi
sebagai pemutus atau pengaman terhadap arus lebih. NH Fuse digunakan
untuk tegangan rendah dengan arus besar. Dimana untuk NH Fuse itu sendiri
didefinisikan dari dua huruf yang didasarkan dari penggunaannya, yaitu gG
(general use) untuk melindungi sirkit dari beban lebih dan arus pendek.
Untuk standar rating NH Fuse nya yaitu 300 A. Untuk menghindari
kerusakan atau putusnya NH Fuse, maka sebelumnya harus menentukan
kelayakan rating NH Fuse yang harus dipasang sesuai dengan kapasitas
beban trafo. Dimana dalam menentukan rating NH Fuse yang sesuai dengan
kapasitas beban trafo, dapat melakukan perhitungan terlebih dahulu dengan
menggunakan rumus berikut.
Berikut ini rumus untuk menghitung persamaan Arus NH Fuse untuk beban
Trafo:
P
In = ............................................................................................ (2.13)
√3 . V
Keterangan:
In = Arus Netral (A )
P = Kapasitas Transformator (VA)
V = Tegangan Fasa-Fasa (V)
√ 3 = 1,732
Arus tiap jurusan = In/ jumlah banyaknya jurusan ................................ (2.14)
KHA NH Fuse Dipilih = Arus Setiap Jurusan x 0,9................................(2.15)
Dimana Faktor kali 0,9 adalah faktor keamanan untuk beban trafo.
Misalnya perhitungan arus NH Fuse dengan kapasitas transfomator 400
kVA, ratio tegangan 20 kV/231–400 Volt dan jumlah tiap jurusan 4 jurusan.
Penyelesaian:
Diketahui:
Kapasitas Transformator = 400 kVA
Ratio tegangan = 20 kV/231– 400 Volt
Jumlah tiap jurusan = 4 jurusan
20
Dimana untuk kapasitas transformator = 400 kVA dibawakan ke VA=
400x1000 VA = 400.000 VA
Jadi, kapasitas transformator = 400.000 VA
Phase-Netral = 231 Volt
Fasa-fasa = 400 Volt
P
In =
√3 . V
400.000 VA
In =
√ 3 × 400V
400.000 VA
In =
692,82V
In = 577,35 A
Arus tiap jurusan = In/ jumlah banyaknya jurusan
Arus tiap jurusan = 577,35 /4
Arus tiap jurusan = 144, 33 A
Mencari nilai KHA (Kemampuan Hantar Arus) atau rating NH Fuse
KHA NH Fuse Dipilih = Arus Tiap Jurusan x 0,9
KHA NH Fuse Dipilih = 144,33 A x 0,9
KHA NH Fuse Dipilih = 129,89 A
Pada perhitungan rating NH Fuse dengan kapasitas transformator 400
kVA didapatkan nilai KHA NH Fuse sebesar 129,89 A. Karena tidak ada
rating NH Fuse yang sesuai dengan perhitungan, maka digunakan rating NH
Fuse yang mendekati nilai KHA NH Fuse yang didapat tersebut yaitu dengan
rating NH Fuse 125 A. Karena nilai kapasitas dari NH Fuse ini mendekati
nilai KHA NH Fuse yang didapat.
21
BAB III
METODE PENELITIAN
Tahun 2021
Agustus September Oktober
N Jenis Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
o
1. Penyusunan Proposal
2. Seminar Proposal
3. Revisi Proposal
4. Penelitian
5. Penyusunan TA
6. Ujian TA
7. Revisi & Penjilidan
a. Metode Pustaka
22
Jenis metode pengambilan data dengan cara mengumpulkan materi
dari buku-buku referensi, skripsi, jurnal, majalah dan internet yang
mendukung atau berkaitan langsung dengan obyek yang diteliti.
b. Metode Observasi
Pengumpulan data dengan cara mengamati secara langsung
dilapangan pada saat pekerjaan.
c. Metode Wawancara (Interview)
Jenis metode bentuk komunikasi secara lisan yang dilakukan oleh
pewawancara dan narasumber secara langsung untuk mengumpulkan
informasi.
3.4 Teknik Analisa Data
Teknik analisa data yang digunakan dalam penulisan proposal tugas akhir
ini adalah teknik analisa data deskriptif, yaitu dimana dilakukan dengan cara
mendeskripsikan data-data yang diperoleh melalui dilokasi penelitian
kemudian disajikan dalam bentuk tabel, grafik dan persentase kemudian
dinarasikan.
23
Diagram Alir penelitian dapat dilihat pada gambar 3.1 diagram blok.
Start
Persiapan
Studi Pustaka
Kesimpulan
Selesai
24
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
25
BAB V
PENUTUP
5.1
26
DAFTAR PUSTAKA
27
STUDI PEMAKAIAN NH FUSE PADA 3 SAMPEL GARDU
DISTRIBUSI JARINGAN TEGANGAN RENDAH DI PT.PLN
(PERSERO) UP3 FLORES BAGIAN TIMUR
RINGKASAN
28
Pada kenyataannya adalah masalah yang akan dibahas yaitu berapa besar
kapasitas beban tiap fasa dari gardu distribusi jaringan tegangan rendah sebelum
dan setelah penggantian NH Fuse di PT. PLN UP3 FBT, dan berapa besar rating
NH Fuse yang sesuai untuk pembebanan gardu distribusi jaringan tegangan
rendah.
Untuk metode yang akan digunakan dalam menyusun proposal tugas akhir ini
adalah Metode pustaka yaitu, jenis metode pengambilan data dengan cara
mengumpulkan materi dari buku-buku referensi, skripsi, jurnal, majala dan
internet yang berkaitan dengan obyek yang diteliti, observasi yaitu pengumpulan
data dengan cara mengamati secara langsung dilapangan pada saat pekerjaan, dan
wawancara (interview) yaitu komunikasi secara lisan yang dilakukan oleh
pewawancara dan narasumber secara langsung untuk mengumpulkan informasi.
29