Oleh :
CHRISTIAN NAKLUY
NIM: 1823735025
0
LEMBAR PENGESAHAN
PEMELIHARAAN JARINGAN DISTRIBUSI TEGANGAN MENENGAH 20 KV
AREA KERJA PT. PLN (PERSERO) ULP SOE PADA PENYULANG OEBESA
Disusun
Oleh:
Nama: Christian Nakluy
Nim: 1823735025
MENGESAHKAN
MENYUTUJUI
Ketua Jurusan Teknik Elektro
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karna atas berkat
dan rahmat-Nya, dapat menyelesaikan laporan praktek kerja lapangan (PKL)
ini.Laporan PKL ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk
mendapatkan nilai praktik kerja lapangan PKL pada program studi Teknik
Listrik, Jurusan Teknik Elektro, Politeknik Negeri Kupang.Menyadari bahwa
tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, sangatlah sulit bagi penulis
untuk menyelesaikan laporan PKL ini. Oleh karna itu, mengucapkan terimah
kasih kepada:
1. Ibu Nonce Farida Tuati, SE, Msi selaku direktur Politeknik Negeri Kupang.
2. Bapak Jemsrado Sine, ST, M,Eng Selaku ketua Jurusan Teknik Elekro
Politeknik Negeri Kupang.
3. Bapak Samsudin Makha Selaku manajer PT. PLN (Persero) ULP Soe.
4. Kepada seluruh pegawai dan staf yang ada di PT. PLN (persero) ULP Soe
5. Kedua orang tua penulis bapak Yeremia dan Mama Yance yang selalu
senantiasa mendo’akan, mencurahkan kasih sayang, pehatian, nasihat, serta
dukungan baik.
6. Bapak, mama yang ada di PANTI ASUHAN KATOLIK SONAF MANEKA
yang selalu senantiasa memberikan arahan, dukungan, motivasi, nasihat,
kepada penulis.
7. Kepada kakak, adik yang ada di PANTI ASUHAN KATOLIK SONAF
MANEKA yang telah memberikan dukungan, semangat, serta pehatian
kepada penulis.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karna itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dalam
menyempurnakan laporan ini.
Harapan penulis, semoga laporan PKL ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca dalam mengembangkan ilmu pengetahuan.
2
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................iii
DAFTAR ISI....................................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................................iv
BAB I.................................................................................................................................5
PENDAHULUAN.............................................................................................................5
1.1 latar Belakang..............................................................................................................5
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................................2
1.3 Batasan Masalah.........................................................................................................2
1.4 Metode penulisan........................................................................................................2
BAB II...............................................................................................................................3
PROFIL PERUSAHAAN.................................................................................................3
2.1 Sejarah Umum PT.PLN (Persero) Unit Layanan Pelanggan Soe................................3
2.3Kondisi Lingkungan Perusahaan..................................................................................5
2.4Struktur Organisasi.......................................................................................................6
BAB III............................................................................................................................12
DASAR TEORI...............................................................................................................12
3.1 Pengertian Sistem Distribusi Tenaga Listrik........................................................12
3.2 Defenisi Penyulung Pada Sistem Tenaga Listrik.................................................14
3.3 Jaingan Tegangan Menengah...............................................................................15
3.4 Perlengkapan Jaringan Distribusi Yang Akan Dilakukan Pemeliharaan.............18
3.5 Gangguan Pada Jaringan Distribusi.....................................................................24
3.6 Gardu Induk..........................................................................................................26
BAB IV............................................................................................................................29
PEMBAHASAN..............................................................................................................29
4.1 Jadwal Pemeliharaan Jaringan Distribusi.............................................................29
3
4.2 Kegiatan Dan Periode Pemeliharaan Jaringan Distribusi.....................................30
4.3 Mekanisme LBS...................................................................................................34
4.4 Perbaikan dan Pelayanan Terhadap Tegangan.....................................................34
4.5 Komponen Yang Digunakan Pada Sistem Distribusi Tenaga Listrik Antara Lain
Sebagai Berikut:..............................................................................................................35
BAB V.............................................................................................................................41
PENUTUP.......................................................................................................................41
5.1 Kesimpulan...........................................................................................................41
5.2 Saran.....................................................................................................................41
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................42
LAMPIRAN 43
4
DAFTAR GAMBAR
5
BAB I
PENDAHULUAN
Jaringan Distribusi merupakan jaringan yang paling dekat dengan konsumen tenaga
Listrik. Sebagaijaringanyangpaling dekatdengan konsumenjaringan distribusiyang
paling sering terkena ganguan, karena pada jaringan distribusi semua komponen
terpasang dilingkung anterbuka sehinga rentang mengalami ganguan. Sebagaitindak
lanjutan untuk mengurangi dan mencegah ganguan tersebut diperlukan pemeliharan
secara rutin.Ada tiga cara Pemeliharaan jaringan distribusi yaitu secara preventif,
korektif maupun pemeliharaan darurat.Pemeliharaan secarapreventif bertujuan untuk
mencegah kerusakan
Secara tiba-tiba pada jaringan listrik dan juga berguna untuk mempertahankan
umur peralatan pada jaringan listrik. Pemeliharansecara korektif dilaksanakan saat
pelaksanaan pemeliharaan secara preventifgagal, yang bertujuan untuk memperbaiki
kerusakan dan mengurangi lama gangguan. Sedangkan pemeliharaan darurat
dilaksanakan saat terja diganguan akibat bencanaalam.(Robyandri67,2015)
Unit distribusi tenaga listrik merupakan salah satu bagian dari suatu sistem tenaga
listrik yang terdiri dari unit pembangkit, unit penyaluran/transmisi dan unit distribusi
yang dimulai dari PMT incoming di Gardu Induks ampai dengan Alat Penghitung dan
Pembatas (APP) di instalasi Unit distribusi tenaga listrik dalan halini berfungsi untuk
menyalurkan dan mendistribusikan tenaga listrik dari pusat suplai atau Gardu Induk ke
pusat-pusat beban yang berupa gardu-gardu distribusi (gardu trafo) atau secara
langsung mensuplai tenaga listrik ke konsumen dengan mutu yang memadai .Pada
kondisi normal sistem distribusi teraliri oleh arus maupun tegangan sehingga
mempengaruhi proses pendistribusian ke konsumen.(Hasbullah,2017)
Kondisi kerjaperlengkapandistribusi seperti isolator,konduktor,trafomaupun
sambunganpadasaluranudarasangatmudahmengalami gangguandankerusakanyang
ditimbulkanolehbebanlebihseperti sambaranpetirdanpensaklaran.Arusbebandapat
menimbulkanrugi-rugi danmeningkatkansuhupadaperalatansistemdistribusisehingga
menurunkantingkateffisiensidanumurdariperalatanyang ada.(priyono,2020)
Selainadanyaarus bebanyangmengganggu,kerusakanperalatandistribusidapatjuga
ditimbulkanolehpercikanbungaapi(flashover)yangmunculkarenaadanyagapantar
fasayangmempengaruhi perlengkapanpadajaringan distribusiSaluranUdaraTegangan
Menengah20KV(SUTM)menjadipanas.(72, 1987) Perawatan dan pemeliharaan
perlengkapanjaringan distribusiyangrutinbertujuan untuk mengatasi penurunan
effisiensi dan kerusakanagar perlengkapan tersebut dapat bekerja dengan baik sesuai
fungsinya Dalam hal ini perawatan dan pemeliharaan jaringan yang dilakukan oleh
Perusahaan Listrik Negara (PLN) dengan sistemtanpategangan (pemadaman) menjadi
6
masalah vital yang dialami oleh konsumen maupun perusahaan listrik karena dapat
menurunkan kontinuitas pelayanan.Suplai tenagalistrik untuk pelanggan menjadi
terhambat dan tidak dapat melakukan proses produksidenganoptimal. (priyono,2020)
Penyulang Oebesa merupakan jaringan distribusi primer 20kV radial yang
disuplai dari gardu hubung Nonohonis Soe dengan daya Transformator 30 MVA,
penyulung Oebesa merupakan salah satu penyulung yang disuplai dari Gardu
Hubung Nonohonis, saluran Oebesa melayani beban pada beberapa wilayah di Kota
Soe sehingga memungkinkan terjadinya jatuh tegangan dan rugi-rugi daya yang
besar. Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka penulis ingin mempelajari dan
menerapkan ilmu yang telah didapat dengan melihat sendri pada penyulung Oebesa
Nonohonis Soe, maka degan ini penulis membuat judu: “PEMELIHARAAN
JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV PENYULUNG OEBESA”
7
Penulis melakukan pengamatan secara langsung di lapangan.
2. Diskusi dan Wawancara
Penulis melakukan diskusi dan wawancara dengan karyawan PLN
berhungan dengan objek penelitian.
3. Studi Literatur
Penulis melengkapi data dan keterangan yang yang diperoleh dari observasi
dan wawancara dengan refensi yang ada, yaitu buku pegangan dan panduan
PLN.
8
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
9
1. Unit Induk Wilayah Nusa Tenggara Timur
2. Unit Layanan Pelanggan Kupang
3. Unit Layanan Pelanggan Soe
4. Unit Layanan Pelanggan Kefamenanu
5. Unit Layanan Pelanggan Atambua
6. Unit Layanan Pelanggan Kalabahi
7. Unit Layanan Pelanggan Rote Ndao
8. Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan Kupang
9. Pelanggan Oesao
Unit Layanan PT. PLN (Persero) Rayon Soe merupakan perusahaan yang bergerak di
bidang pelayanan jasa ketenagalistrikan di Indonesia yang di tunjuk pemerintah dan
tergabung dalam satuan BUMN dengan memiliki tugas utama untuk meningkatkan rasio
elektrifikasi di Indonesia.
VISI
Menjadikan unit induk wilayah Nusa Tenggara Timur sebagai unit bisnis
ketenaga listrikan setara kelas dunia yang terpercaya dan bertumpu pada potensi
insani
MISI
1. Menjalankan bisnis kelistrikan yang memiliki daya saing dengan
berorentasi pada kepuasan pelanggan serta dikelola secara efektif dan
efesien;
2. Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi penorong kegoatan ekonomi
dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat Nusa Tenggara Timur;
3. Menjalankan kegiatan usaha yang berorientasi pada pemenuhan K3 dan
ramah lingkungan;
4. Mewujudkan elektrifikasi Provinsi Nusa Tenggara Timur secara adil dan
merata;
5. Meningkatkan kualitas SDM berbasis kompotensi;
10
Gambar 2. 1 PT. PLN (Persero) ULP SOE
2.4Struktur Organisasi
11
STRUKTUR ORGANISASI
PT. PLN (Persero) UNIT LAYANAN PELANGGAN SOE
Manager Ulp Soe
Samsudin Makha
Nip. 7291064H
Supervisor Teknik Supervisor Transaksi Energi Supervisor Pelayanan Pelanggan Pejabat K3l
Staf Teknik Staf Transaksi Energi Staf Pelayanan Pelanggan Staf K3L
kordinator Yantek
- Yantri Lassi
Gambar 2. 2 Stuktur Organisasi PT. PLN (persero) ULP Soe
9
17. Menyusun laporan rutin sesuai bidang tugasnya.
PT. PLN (Persero) mempunyai beberapa fungsi dalam melaksanakan tugasnya yaitu :
1. Perumusan kebijaksanan teknis, pemberian bimbingan dan pembinaan sesuai
dengan kebijaksanaan yang telah ditetapkan menteri berdasarkan peraturan
perundang undangan yang berlaku, meliputi :
a. Penyediaan tenaga listrik meliputi pembangunan sarana kelistrikan,
pembangkitan transmisi serta distribusi.
b. Pengusahaan tenaga listrik.
c. Pemanfaatan dan pengembangan tenaga listrik.
2. Pelaksanaannya sesuai dengan tugas dan berdasarkan peraturan perundang
undangan yang berlaku.Usaha-usaha ketenagalistrikan yang dilakukan oleh PT.
PLN (Persero) dalam mencapai tujuannya meliputi usaha dalam bidang :
1. Produksi, transmisi dan distribusi tenaga listrik.
2. Perencanaan dan pembangunan bidang ketenagalistrikan.
3. Pengendalian pengembangan tenaga listrik.
4. Pengusahaan jasa-jasa dibidang tenaga listrik.
Adapun kegiatan usaha yang dilaksanakan yang berhubungan dengan penyediaan
tenaga listrik antara lain sebagai berikut :
1. Pembangunan jaringan
Pembangunan jaringan merupakan pembangunan hantaran udara yang meliputi:
a. Tegangan Rendah (TR)
b. Tegangan Menengah (TM)
c. Tegangan dibawah tanah (kabel TR dan TM)
2. Pembangunan gardu-gardu distribusi
10
Pembangunan gardu-gardu distribusi merupakan pembangunan gardu yang
mendistribusi kWh atau menyalurkan tenaga atau aliran kepada langganan melalui
jaringan tegangan rendah (TR) termasuk perlengkapan kWh.
3. Pembangunan tiang
Meliputi tiang tegangan rendah dan tegangan menengah.
4. Pemeliharaan gardu, jaringan, sambungan rumah dan pemeliharaan gedung secara
khusus meliputi :
a. Pemeliharaan gangguan gardu tembok.
b. Pemeliharaan gangguan gardu tiang.
c. Pemeliharaan gangguan gardu kios.
d. Pemeliharaan gangguan saluran udara tegangan menengah (SUTM).
e. Pemeliharaan gangguan saluran udara tegangan rendah.
f. Pemeliharaan gangguan sambungan rumah (SR).
5. Penyambungan baru
Berarti mengadakan kegiatan pemasangan atau penyambungan rumah-rumah
konsumen baru.
6. Tambah daya
Perubahan beban daya baik penambahan atau penurunan daya.
7. Perubahan tariff
Perubahan tariff merupakan perubahan jenis tariff dari pelanggan umum ke
kelompok lainnya atau sebaliknya, misalnya dari rumah tinggal ketarif industri atau
usaha.
8. Pembacaan meter
Melakukan pencatatan standar meter atas pemakaian tenaga listrik.
9. Pembuatan rekening atas pemakaian tenaga listrik.
10. Penerimaan pelunasan atau pembayaran rekening listrik.
11. Pengawasan tunggakan rekening listrik.
11
BAB III
DASAR TEORI
12
Gambar 3 1 Sistem penyaluran tenaga listrik
13
8. Untuk mempertahankan seluruh peralatan dengan efisiensi yang maksimum.
9. Dan tujuan akhirnya yaitu untuk mendapatkan suatu kombinasi yang ekonomis
antar berbagai faktor biaya.
Pemeliharaan jaringan distribusi dapat dikelompokan menjadi tiga macam
pemeliharaan yaitu:
a. Pemeliharaan rutin (preventif maintenance)
14
Untuksistem distribusi, dapat dilakukan baik dengan saluran udara maupun
dengan saluran bawah tanah.Biasanya jenis saluran yang digunakan adalah saluran
udara, namun untuk kepada tan beban yang jauh lebih besar dari pada daerah,
perkotaan atau metropolitan sering digunakan saluran bawah tanah.Menggunakan
saluranbawah tanahmaupun saluran udara sangat tergantung pada sejumlah faktor
yang berlainan, antaralain pentingnya kontinuitas pelayanan, arah perkembangan
daerah, biaya pemeliharaan tahunan yang sama, biaya modal, dan umur manfaat
system tersebut.(Hasbullah,2017).
Padasistem distribusi primer digunakan tegangan menengah tiga fasa tanpa
penghantar netral, sehingga tiga kawat. Halini berbeda dengan tegangan rendah,
yang digunakan penghantarnetral, sehingga terdapat empat kawat. di
daerahdengan banyak gangguan cuacanya,terutama intensitas petirnya yang sangat
sering, dapat dilengkapi dengan kawat petir. Kawat ini dipasang kanpada bagian
atas penghantar, dan dihubungkan langsung ke tanah.Sehingga saat adanya
gangguan yang disebabkan oleh petir, yang terlebih dahulu tersambar oleh petir
adalah kawat petir tersebut. Energi yang dihasilkan oleh petir iniakan langsung
disalurkan ke bumi melalui system pentanahan.(72,1987).
Saluran udara merupakan penghantar energi listrik tegangan menengah
ataupun tegangan rendahyang terpasang dibagian atastiang–tianglistrikdi
luarbangunan maupun gedung. Sedangkan pada kabel tanah, penghantarnya akan
dibungkus dengan bahan isolasi .Kabel tanah dapat digunakan untuk
teganganrendah maupun menengah.Apabila dilihat dari segi ekonomi maka
saluran udara lebih murah dibandingkan dengan saluranbawah tanah dikarenakan
saluran bawah tanah membutuhkan isolasi yang khusus,dibandingkan dengan
saluran udara sendiri. Dari segi pemeliharaan saluran udara, juga lebih mudah
diban dingkan saluran bawah tanah.Tapi jika dilihat dari segi estetika,
saluran bawah tanah lebih indah dibandingkan dengan saluran udara yang
mengganggu pemandangan dan lingkungan. (Hasbullah,2017)
1. Gardu induk
Gardu induk berisikan ujung-ujung dari saluran transmisi/ subtransmisi,
transformator, peralatan proteksi, peralatan kontrol dan pangkal saluran
distribusi.
2. Gardu hung
Gardu hubung merupakan gardu penghung antara gardu induk dengan gardu
distribusi
3. Gardu distribusi
15
Gardu distribusi adalah gardu yang berisikan trafo distribusi dan merupakan
daerah/ titik pertemuan antara jaringan primer dan jaringan sekunder karena
pada gardu ini tegangan menengah (TM) diubah ke tegangan rendah (TR).
4. Penyulang ((feeder)
Peyulang (feeder) pada jarigan distribusi merupakan saluran yang
menghubungkan gardu induk dengan gardu distribusi. Struktur jaringan
tegangan menengah dikelompokan dalam 5 bentuk, yaitu: (priyano, 2020)
a. Jaringan radial yaitu sistem jaringan distribusi tenaga listrik yang hanya
bisa menerima pasokan tenaga listrik dari penyulang tanpa bisa
menyalurkan / mendistribusikan tenaga listrrik ke penyulang lain saat
mengalami gangguan. Jaringan radian dapat dilihat pada gambar 3.2
berikut:
16
d. Jaringan Lingkaran (loop)
Jaringan lingkaran (loop) yaitu sistem jaringan pendistribusian tenaga
listrik yang memiliki bola sistem loop/melingkar. Jaringan lingkaran
dapat dilihat pada gambar 3.4 berikut:
e. Jaringan Spindel
Jaringan Spindel yaitu sistem jaringan distribusi tenaga listrik yang bisa
menerima pasokan tenaga listrik dari penyulang dan bisa pula
menyalukan/ mendistribusikan tenaga listrik ke penyulang lain saat
mengalami gangguan. Jaringan spindel dapat dilihat pada gambar 3.5
berikut:
17
Gamabr 3 2 Gugus Atau Kluster
18
Prinsip umum yang dipakai untuk pemadaman busur api adalah
mendinginkan busur api dengan mengurangi pembawa muatan listrik. Busur
bunga api tersebut melalui titik nol. Kekuatan pemadaman busur api tersebut,
dapat dibuat tergantung pada besarnya arus pemutusan, sehingga pada arus
pemadaman yang lebih kuatpun pemutus arus tetap dapat dilaksanakan.
Secara singkat tugas pokok PemutusTenaga adalah:
a. Keadaan normal membuka/ menutup rangkaian listrik
b. Keadaan tidak normal, dengan bantuan relay, PMT dapat membuka
sehingga gangguan dapat dihilangkan
3. Transformator
Transformator Tenaga adalah suatu peralatan tenaga listrik yang berfungsi
untuk menyalurkan tenaga/daya listrik dari tegangan tinggi ke tegangan
rendah atau sebaliknya. Dalam operasi tenaga listrik transformator dapat
dikatakan sebagai jantung dari transmisi dan distribusi. Dalam kondisi ini
suatu transformator diharapkan dapat beroperasi secara maksimal (kalau bias
terus menerus tanpa berhenti). Mengingat suatu kerja keras dari transformat
ors eperti itu maka cara pemeliharaan juga di tuntut sebaik mungkin. Oleh
karena itu transformator harus dipelihara dengan menggunakan sistemdan
peralatan yang benar, baik dan tepat.Untuk itu regu pemeliharaan harus
mengetahui bagian–bagian tranformator dan bagian– bagian mana yang perlu
diawasi melebihi bagian yang lainnya.
19
Berdasarkan tegangan operasinya dapat dibedakan menjadi
transformator 500/150 kV dan 150/70 kV biasa disebut Interbus Transformstor
(IBT). Transformator 150/20kV dan70/20kV disebutj uga trafodistribusi. Titik
netral transformator ditanah kansesuai dengan kebutuhan untuk sistem
pengaman/ proteksi,sebagaicontoh transformator150/70 kV
ditanahkansecaralangsungdisisi netral 150kVdan transformator 70/20 kV
ditanahkan dengan tahanan rendah atau tahanan tinggi atau langsung disisi
netral 20 kVnya.
Tranformator dapat dibagi menurut fungdi/ pemakaian seperti:
a. Transformator Mesin (Pembangkit)
b. Transformator Gardu Induk
c. Tranformator Distreibusi
20
Gamabr 3 5 Alat pengaman celah Batang (Rod Gap )
6. Lighting arrester
Lighting arrester (LA) adalah suatu alat pengaman yang melindungi
jaringan dan peralatannya terhadap tegangan lebih abnormal yang
21
terjadi karena sambaran petir (flashover) dan karena surja hubung
(switch ingsurge) di suatu jaringan. Light ning arrester ini, memberi
kesempatan yang lebih besar terhadap tegangan lebih abnormal untuk
dilewatkan ketanah sebelum alat pengaman ini merusak peralatan
jaringan seperti tansformator dan isolator. Oleh karena itu, light ning
arrester merupakan alat yang peka terhadap tegangan, maka
pemakaiannya harus disesuaikan dengan tegangan sistem.
Arrester petir atau disingkat arrester adalah suatu alat pelindung bagi
peralatan system tenaga listrik terhadap surya petir. Alat
pelindungterhadat
Gangguan surya ini berfungsi melindungi peralatan sistem
tenaga listrik dengan cara, membatasi surja tegangan lebih yang dating
dan mengalirkannya ketanah. Disebabkan oleh fungsinya, arrester
harus dapat menahan tegangan system 50Hz untuk waktu yang
terbatas dan harus dapat melewatkan surja arus ketanah tanpa
mengalami kerusakan. Gambar Lightning Arraster dapat dilihat pada
gambar 3.11 berikut:
22
busur api, yang segera dipadamkan oleh pasir yang berada di dalam
tabung porselin. Karena udara yang berada di dalam porselin itu kecil,
maka kemungkinan timbulnya ledakan akan berkurang karena diredam
oleh pasir putih. Panas yang ditimbulkan sebagian besar akan diserap
oleh pasir putih tersebut.
Apabila kawat perak menjadi lumer karena tenaga arus yang
melebihi maksimum, maka waktu itu kawat akan hancur. Karena
adanya gaya hentakan, maka tabung porselin akan terlempar
keluar dari kontaknya. Dengan terlepasnya tabung porselin ini yang
berfungsi sebagai saklar pemisah, maka terhidarlah peralatan jaringan
distribusi dari gangguan arus beban lebih atau arus hubungsingkat.
Umur dari fusecut out ini tergantung pada arus yang melaluinya. Bila
arus yang melaluifuse cut out tersebut melebihi batas maksimum,
maka umur fuse cutout lebih pendek. Oleh karena itu, pemasangan
fuse cut out pada jaringan distribusi hendaknya yang memiliki
kemampuan lebih besar dari kualitas tegangan jaringan, lebih kurang
tiga sampai lima kaliarus nominal yang diperkenankan. Fuse cut out
ini, biasanya ditempatkan sebagai pengaman transformator distribusi,
dan pengaman padacabang-cabangsaluran feeder yang menuju
kejaringan distribusi sekunder. Gambar Fuse Cut Out dapat dilihat
pada gambar 3.12 berikut:
23
adanya gangguan maupun pemeliharaan jaringan. Load Brake Switch
sering ditempatkan diujung jaringan yang digunakan sebagai join
(bergabung) dengan jaringan lain. Ketika jaringan tersebut mengalam
igangguan pemeliharaan jaringan, karena dapat dioperasikan dari jarak
jauhdenganmenggunakan modem, sehingga pendistribusian energy
listrik dapat terusberlangsung. Gambar Load Brake Switch dapat dilihat
pada gambar 3.13 berikut: (72, 1987)
2. Gangguan temporer
Flash over karena sambaran petir, flash over dengan pohon, tertiup angin.
.
3. Gangguan beban lebih
Gangguan beben lebih terjadi karena pembebanan sistem distribusi yang
melebihi kapasitas sistem terpasang, gangguan ini sebenarnya bukan
gangguan bumi, tetapi bila dibiarkan terus menerus berlangsung akan
merusak peralatan.
24
Pada sistem distribusi hal ini disebabkan oleh kesalahan pada
Automatic Voltage Regulator atau pengatur tap pada transformator
distribusi.
b. Tegangan lebih surja gangguan ini biasanya disebabkan oleh suja
hubung atau surja petir. (Robyandri67, 2015)
25
Untuk melakukan manuver beban ini, ada beberapa persyaratan
yang perlu diperhatikan agar manuver beban dapat terlaksana dengan
baik.
Pada saat melakukan manuver beban atau jaringan distribusi yang
disebabkan karena pekerjaan pemeliharaan atau gangguan, untuk
meminimalisir daerah padam pada suatu penyulang, maka beberapa
beban yang tidak termasuk kedalam seksi/ daeerah gangguan akan
dimanuver ke penyulang lain agar tetap memperoleh pasokan energi
listrik. Ternyata ada beberapa hal yang perlu diperhatikan saat
melakukan manuver beban. Salah satu diantaranya yang dikemukakan
oleh Jamaah (2013;162) bahwa “a)urutan fasa antar penyulang harus
sama, b) Tegangan antar penyulang harus sama, c) seting peralatan
penyulang seperti Reclosee dan PMT d) KHA penghantar.” Pendapat
lain mengenai persyaratan manuver beban juga diungkapkan oleh sardi
(2013;4) seperti dibawah ini:
“1) tegangan antara 2 feeder harus dalam range ( 5%), 2) feeder
yang akan dibebani harus mampu memiliki beban total pada jam beban
puncak, 3) apabila beda trafo, maka trafo yang akan ditambah beban
harus mampu memikul beban pada jam beban puncak.”
Gardu induk merupakan suatu instalasi yang terdiri dari sekumpulan peralatan
listrik yang disusun menurut pola tertentu dengan pertimbangan teknis, ekonomis
serta keindahan.
Funsi dari gardu induk adalah sebagai berikut:
a. Mentransformasikan tenaga listrik tegangan tinggi yang satu ke tegangan
yang lainnya atau tegangan menegah.
26
b. Pengukuran pengawasan operasi serta pengaturan pengamanan dari sistem
tenaga listrik.
c. Pengaturan daya ke gardu-gardu lainnya melalui tegangan tinggi dan gardu
distribusi melalui feeder tegangan menengah.
Pada dasarnya gardu induk terdiri dari saluran masuk dan dilengkapi dengan
transformator daya, peralatan ukur, peralatan penghubung dan lainnya yang saling
menunjang.
2. Pemisah (PMS)
Pemeliharaan jaringan pemisah (disconnect switcs) ditentukan oleh lokasi, tata
bangunan luar (oudoor structure) dan sebagainya. Pada umumnya pemisah tidak
dapat memutuskan arus. Meskipun ia dapat memutuskan arus yang kecil, misalnya
arus pembangkit travo, tetapi pembukaan atau penutupannya harus dilakukan setalah
pemutus tenaga lebih dahulu dibuka, Untuk menjamin bahwa kesalahan urutan
operasi tidak terjadi, maka harus ada keasaan saling mengunci (interlock) antara
pemisah dan pemutus bebannya.
27
Sesuai dengan fungsi dan kegunaannya, maka PMS dibagi menjadi 2 macam
yaitu:
1. Pemisah tanah, befungsi untuk mengamankan peralatan dari sisi tegangan
yang timbul sesudah SUTT/SUTM diputuskan.
2. Pemisah peralatan, berfungsi untuk mengisolasikan peralatan listrrik dari
peralatan yang bertegangan. Pemisah ini dioperasikan tanpa beban.
28
BAB IV
PEMBAHASAN
29
b. Pemeliharaan tahunan keadaan bertegangan
Pekerjaan-pekerjaan pemeliharaan tahunan pada keadaan bebas tegangan adalah
pekerjaan-pekerjaan yang meliputi:
Pemeriksaan
Pembersihan
Pengetesan
Penggantian material bantu seperti fuse link HRC fuse
Adapun bagian-bagan sistem yang perlu dilakukan pemeliharaan tahunan secara
periodik diantaranya adalah:
Gardu distribusi
JTM dan peralatannya
JTR
Sambungan Rumah (SR)
4. Pemeliharaan Tiga Tahunan
Bagian system yang cukup rawan terhadap gangguan dari luar (external) adalah
saluran udara tidak berisolasi, dengan demikian pemeliharaan pada saluran udara
dalam bentuk pemeriksaan / inspeksi perfiodik sepanjang rute saluran sangat
menentukan. Pemeliharaan ini meliputi:
a. Pemeriksaan kawat penghantar: kekencangan, konektor, jumper.
b. Pembebasan saluran dari dahan-dahan pohon dengan radius tiga meter
(perabasan)
c. Pemeriksaan tiang: miring, keropos, bengkok, tidak tegak lurus sekaligus
diperbaiki atau digani baru (bila perlu)
d. Pengecekan tiang.
Dalam normal peralatan saluran udara tidak tidak akan besih dengan sendirinya
oleh siraman air hujan. Kemungkinan kotor adalah adalah karena garam untuk
tempat-tempat di pinggir laut. Pada tempat-tempat seperti itu perlu dilakukan
inspeksi periodik dalam 1-1,5 bulan sekali.
30
Untuk temapt lain inspeksi rutin setiap tiga bulan sekali. Pemeriksaan lengkap
sebaiknya dilakukan bersamaan dengan penebangan pohon yang di programkan
dari hasil laporan inspeksi rutin. Jangka waktu penebangan pohon ini tidak tentu,
tergantung kecepatan tubuhnya jenis pohon tersebut seperti: akasia, gamal, kapok
dan pisang. Pengecatan tiang dilakukan 1-3 tahun sekali.
2. Pemeriksaan kabel
b. Pemeiksaan keadaan isolator atau busing, apakah ada keretakan, lecet atau
adanya bahan-bahan lain yang menempel.
31
Jaringan tegangan rendah yang menggunakan kabel (SKRT) praktis tidak
memerlukan pemeliharaan, khususnya apabila pemasangan SUTR memerlukan
pemeliharaan tetap dan rutin meliputi:
32
Tulis etiketnya dari gardu mana dan tanggal berapa.
5. Sistem distribusi sekunder
4. Alat Pembatas dan pengukur daya (kWH. meter) serta fuse atau pengaman
pada pelanggan.
Pada dasarnya tidak berbeda dengan sistem distribusi DC, faktor utama
yang perlu diperhatikan adalah besar tegangan yang diterima pada titik
beban mendekati nilai nominal, sehingga peralatan/beban dapat
dioperasikan secara optimal. Ditinjau dari cara pengawatannya, saluran
distribusi AC dibedakan atas beberapa macam tipe, dan cara pengawatan
ini bergantung pula pada jumlah fasanya, yaitu:
33
8. Sistem tiga fasa empat kawat 265/460 Volt
Di Indonesia dalam hal ini PT. PLN menggunakan sistem tegangan 220/380
Volt. Sedang pemakai listrik yang tidak menggunakan tenaga listrik dari PT. PLN,
menggunakan salah satu sistem diatas sesuai dengan standar yang ada. Pemakai
listrik yang dimaksud umumnya mereka bergantung kepada negara pemberi
pinjaman atau dalam rangka kerja sama, dimana semua peralatan listrik mulai dari
pembangkit (generator set) hingga peralatan kerja (motor-motor listrik) di suplai
dari negara pemberi pinjaman/kerja sama tersebut. Sebagai anggota, IEC
(International Electrotechnical Comission), Indonesia telah mulai menyesuaikan
sistem tegangan menjadi 220/380 Volt saja, karena IEC sejak tahun 1967
sudah tidak mencantumkan lagi tegangan 127 Volt. (IEC Standard Voltage pada
Publikasi nomor 38 tahun 1967
34
4.5 Komponen Yang Digunakan Pada Sistem Distribusi Tenaga Listrik
Antara Lain Sebagai Berikut:
4.5.1 Tiang
b. Tiang besi adalah tiang listrik yang terbuat dari material besi
yang berbentuk pipa selanjutnya dimodifikasi khusus untuk
penyangga listrik
35
4.5.2 Isolator
36
4.5.3 Penghantar
37
b. Kawat logam campuran, contohnya AAAC (All Almunium
Conduktor)
38
4.5.4 Fuse Cut Out (FCO)
Fuse Cut Out (FCO) adalah sebuah alat pemutus rangkaian listrik
yang berperan pada jaringan distribusi yang bekerja dengan cara
meleburkan bagian dari komponennya (Fuse link) yang telah
dirancang khusus dan disesuaikan ukurannya. FCO ini terdiri dari
c. Fuse link
Gardu Portal merupakan gardu tiang tipe terbuka (outdoor) dengan kontruksi
ditopang oleh dua tiang atau lebih. Dudukan transformer diletakan minimal sekitar 3
meter di atas tanah. Karena trafo berada di atas dan semakin besar daya trafo maka
semakin berat trafo maka daya maksimal pada gardu portal adalah 400 kVA, gardu
39
portal juga karena ditopang oleh dua tiang atau lebih maka kapasitas trafo minimal
adalah 160 kVA lebih besar dari kapasitas gardu cantol. Biasanya gardu tipe ini
disambungkan dengan saluran distribusi udara atau luar (SUTM).
Sistem proteksi berada di atas bersama trafo dengan FCO sebagai pemutus lebur dan
arrester sebagai penagkal surja petir, dan Papan Hubung Bagi Tegangan yang ada
NH Fuse TR, headbump dan rel TR di bagian bawah untuk memudahkan kerja
teknis dan pemeliharaan. Tiang yang dipergunakan untuk Gardu distribusi jenis ini
bisa berupa Tiang Beton maupun Tiang Besi, yang memiliki kekuatan kerja sekurang
kurangnya 500 dAn dengan panjang 11 atau 12 meter setiap tiangnya.
40
Gambar 4. 2 Gardu Cantol
41
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan kegiatan yang telah dilakukan maka penulis dapat menarik beberapa
kesimpulan yaitu:
1. Manuver pada jaringan distribusi 20 KV adalah serangkaian kegiatan
modifikasi terhadap operasi normal jaringan akibat adanya gangguan atau
pekerjaan pemeliharaan yang mengharuskan padanya suatu sengmen atau
sebagian jaringan distribusi 20 KV, sehingga dapat meminimalisir daerah
pemadaman dan tercapai kondisi penyaluran listrik yang maksimal.
2. Persyaratan-persyaratan manuver beban adalah urutan fasa antar penyulung
harus sama, setting peralatan penyulung seperti Recloser dan PMT, KHA
penghantar, tegangan antara 2 feeder harus dalam range (±5%), feeder yang
akan dibebani harus mampu memikul beban total pada jam beban puncak,
apabila beda trafo maka trafo yang akan di tambah beban harus mampu
memikul beban pada jam beban puncak .
3. Manuver beban penyulang yang dilakukan harus berdasarkan persyaratan yang
berlaku.
5.2 Saran
42
DAFTAR PUSTAKA
8. http://www.info-elektro.com/2013/12/mengenal-jaringan-distribusi-
sekunder.html
LAMPIRAN
43
Surat Ijin PKL dari PT. PLN (Persero) ULP Soe
44
Surat penempatan PKL
45
Daftar hadir PKL/ daftar harian kerja
46
Daftar hadir PKL/ daftar harian kerja
47
Daftar hadir PKL/ daftar harian kerja
48
Daftar hadir PKL/ daftar harian kerja
49
Daftar hadir PKL/ daftar harian kerja
50
Daftar hadir PKL/ daftar harian kerja
51
Nilai praktek kerja lapangan PKL
52
Gambar Single Line Diagram Gardu Induk Nonohonis
53
Penggalian lubang untuk penanaman tiang baru Lokasi Oenali
54
Sambung Kabel SR yang Putus Lakasi Kesetnana
55
Perabasan Lokasi Oebaki
56