Anda di halaman 1dari 54

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 PT PLN (Persero) Rayon Kuta


PT PLN (Persero) Rayon Kuta sebagai salah satu unit bisnis dari PT PLN
(Persero) yang berada di bawah Distribusi Bali. PT PLN (Persero) Rayon Kuta
memiliki struktur organisasi sebagai dasar dalam melakukan segala kegiatan
usaha di dalamnya. PT PLN (Persero) Rayon Kuta sendiri terletak di Jl. Sunset
Road, Kuta, Kabupaten Badung, Bali 8036.

1.1.1 Gambaran Umum Perusahaan


Pada tanggal 17 Agustus 2010 PT PLN (Persero) Distribusi Bali
mendeklarasikan penggabungan Area Pelayanan dan Area Jaringan sesuai dengan
Undang - Undang No. 30 Tahun 2009 pengganti Undang - Undang No 20 Tahun
2002 tentang penggabungan retail dan wire. Maka perubahan AP dan AJ akan
menjadi Area dan UP/UJ menjadi Rayon. Di dalam operasional PT PLN (Persero)
Distribusi Bali didukung oleh 19 unit pelaksana sesuai dengan Surat Keputusan
Direksi No. 349.K1DIR/2010 tentang “Keputusan Direksi PT PLN (Persero)
tentang organisasi PT. PLN (Persero) Distribusi Bali”. Adapun struktur organisasi
diatur sebagai berikut:
1. Tiga (3) Unit Area yaitu : Area Bali Selatan, Area Bali Utara dan Area
Bali Timur.
2. Tiga belas (13) Unit Rayon yaitu : Rayon Denpasar, Rayon Mengwi,
Rayon Kuta, Rayon Tabanan, Rayon Gianyar, Rayon Klungkung, Rayon
Bangli, Rayon Karangasem, Rayon Tejakula, Rayon Seririt, Rayon
Negara, Rayon Singaraja dan Rayon Gilimanuk.
3. Satu (1) Unit Area Pelayanan Prima (APP).
4. Satu (1) Unit Area Pengatur Distribusi (APD).

Adapun fungsi dan tugas pokok PT PLN (Persero) Rayon Kuta adalah
mengelola operasi dan pemeliharaan jaringan distribusi tenaga listrik, mengelola

1
2

niaga dan pelayanan pelanggan sesuai dengan kewenangannya dalam rangka


meningkatkan pelayanan ketenagalistrikan secara efisien dan efektif dengan mutu
dan keandalan untuk mencapai target kinerja unit.

1.1.2 Gambaran Khusus Topik Kerja Praktek


PT. PLN (Persero) Rayon Kuta memiliki batas wilayah dengan luas Area
Pelayanan ±150,64 km2 yang terbagi menjadi tiga Kecamatan yaitu : Kecamatan
Kuta Utara (31,99 km2), Kecamatan Kuta Tengah (17,52 km2) dan Kecamatan
Kuta Selatan (101,13 km2). Luasnya wilayah kerja ini memungkinkan banyaknya
gangguan yang terjadi sehingga dapat mengganggu kontinyuitas penyaluran
tenaga listrik, dalam hal ini sistem distribusi yang paling dekat dengan pelanggan,
sehingga keandalan dalam sistem akan langsung berdampak kepada pelanggan.

Dalam pendistribusian tenaga listrik ke pelanggan, sistem distribusi


memiliki peranan penting untuk menyalurkan tenaga listrik dari sumber daya
(pembangkit) ke pemakai atau konsumen. Untuk itulah penyaluran tenaga listrik
ke konsumen arus dilakukan secara sebaik-baiknya untuk saat tertentu dan saat
yang akan datang. Kawat penghantar merupakan salah satu komponen penting
dalam sistem pendistribusian. Kawat penghantar merupakan bahan yang
digunakan untuk menghantarkan tenaga listrik pada sistem saluran udara dari
Pusat Pembangkit ke Pusat-Pusat Beban (load center), baik langsung
menggunakan jaringan distribusi ataupun jaringan transmisi terlebih dahulu.
Pemilihan kawat penghantar yang digunakan untuk saluran udara didasarkan pada
besarnya beban yang dilayani, makin luas beban yang dilayani makin besar
ukuran penampang kawat penghantar yang digunakan. Dengan penampang kawat
yang besar akan membuat tahanan kawat menjadi kecil. Agar tak terjadi
kehilangan daya pada jaringan dan daya guna (efisiensi) penyaluran tetap tinggi,
diperlukan tegangan yang tinggi. Dengan demikian besarnya penampang kawat
penghantar tidak mempengaruhi atau mengurangi penyaluran tenaga listrik. Tetapi
dengan penampang kawat yang besar akan membuat kenaikan harga peralatan.
Oleh sebab itu pemilihan kawat penghantar diperhitungkan seekonomis mungkin
dengan konduktivitas dan kekuatan tarik yang tinggi, serta dengan beban yang
3

rendah tentunya. Oleh karena itu untuk jaringan distribusi tegangan tinggi maupun
distribusi tegangan rendah lebih banyak menggunakan kawat penghantar
aluminium yang mempunyai faktor-faktor yang memenuhi syarat sebagai kawat
penghantar.
Laporan kerja praktek ini dibuat untuk mengetahui SOP pergantian kabel
jenis AAAC (All Alloy Aluminium Conductor) ke kabel AAACS (All Alloy
Aluminium Conductor with XLPE Insulated) pada jaringan tegangan menengah di
PT. PLN (Persero) Rayon Kuta.

1.1.3 Struktur Organisasi PT.PLN (Persero) Rayon Kuta


Setiap perusahaan pasti memiliki struktur organisasi masing-masing
sehingga setiap pekerjaan yang di lakukan menjadi terstruktur dan terkoordinasi
dengan baik, begitupun dengan PT. PLN (Persero) Rayon Kuta.
PEMELIHARAHAN

SPV. TEKNIK
OPERASI

PEMELIHARAAN DAN

STAF AHLI KINERJA


SPV. PELAYANAN,
ADMINISTRASI

ADMINSTRAS
PELAYANAN

MANAGER
PELANGAN

STAF AHLI

RAYON
PEMELIHARAAN APP

PEMUTUSAN DAN
PENYAMBUNGAN

SPV. TRANSAKSI
CATAT METER

ENERGI
PJU
4

Gambar 1.1 Struktur Organisasi PT PLN (Persero) Rayon Kuta


Sumber : PT PLN (Persero) Rayon Kuta

Struktur Organisasi pada PT. PLN (Persero) Rayon Kuta, pembagian tugas dan
wewenang masing – masing bagian dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Manager Rayon
a) Meneruskan sasaran pengusahaan jangka pendek dan jangka panjang
sesuai kebijakan Kantor Induk.
b) Mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan pendistribusian TL.
c) Mengkoordinasikan dan pengendalian kegiatan pembangunan dan
pemeliharaan sarana pendistribusian tenaga listrik.
d) Mengkoordinasikan dan pengendalian kegiatan investasi dan operasi
lain penunjang tugas pokok.
e) Memberdayakan SDM untuk mengoptimalkan produktivitas
pemanfaatan Aset dan Sumber Daya lain secara optimal.
f) Memberikan diklat kepada pegawai sesuai bidang tugasnya untuk
meningkatkan kompetensi dan merubah Mind-set pegawai
g) Mengevaluasi hasil kerja secara periodik sebagai bahan untuk
penyempurnaan rencana selanjutnya
2. Bidang Teknik
a) Melaksanakan koordinasi dengan Asman terkait di AP/AJ.
b) Merencanakan dan Pelaksanaan pengoperasian sarana pendistribusian
tenaga listrik.
c) Membuat rencana kebutuhan material pengoperasian sistem
perindustrian tenaga listrik.
d) Melakukan pembinaan terhadap instalator jaringan distribusi tenaga
listrik.
e) Melaksanakan pemeriksaan gardu serta jaringan distribusi tenaga
listrik.
f) Melaksanakan penertiban pemakaian tenaga listrik (P2TL).
g) Melaksanakan kegiatan pengaturan operasi sistem pendistribusian
tenaga listrik.
5

h) Melaksanakan pelayanan atau penanggulan gangguan jaringan


distribusi, sambungan rumah serta alat pengukur dan pembatas (APP).
i) Melaksanakan kegiatan pemeriksaan APP pelanggan.
j) Melaksanakan pembuatan berita acara peerikasaan dan penyimpanan
dokumen serta barang bukti penyalahgunaan jaringan tenaga listrik
pada pelanggan dan pembongkaran SR atau APP akibat pelanggaran
yang tidak terselesaikan.
3. Bagian PPA (Pelayanan Pelanggan Administrasi)
a) Melaksanakan koordinasi dengan Asman terkait di AP atau AJ.
b) Mengklasifikasi data permohonan penyambung yang diterima guna
penetapan jabwal pelaksanaan pekerja.
c) Penjadwalan kegiatan pengendalian dan pengawasan pekerjaan
pembangunan jaringan distribusi tenaga listrik dan bagunan sipil
terkait.
d) Menyiapkan bon permintaan barang untuk kegiatan penyambungan
PB atau PD.
e) Melaksanakan pengawasan pembangunan jaringan distribusi untuk
pemangsangan baru ataupun perubahan daya.
f) Melaksanakan pemeriksaan, pengujian jaringan distribusi, dan
instalasi milik pelanggan sebelum dioperasikan.
g) Melaksanakan pengawasan pemasangan APP untuk PB atau PD dan
penyegelan.
h) Melaksanakan pemutusan dan penyambungan sementara serta
pembongkaran rampung.
i) Membuat laporan sesuai dengan bidang tugasnya.
4. Bidang Transaksi Energi
a) Mengklasifikasi dan permohonan penyambungan yang diterima guna
penetapan jabwal pekerjaan.
b) Mengawasi penarikan SR dan APP.
c) Mengikuti pelaksanaan pemasangan APP dan penyegelan.
6

d) Memeriksa bon permintaan barang yang berhubungan dengan


penyambungan PB/PD.
e) Menyiapkan kontrak-kontrak berkaitan dengan kegiatan
penyambungan PB/PD.
f) Membuat laporan sesuai dengan bidang tugasnya.
1.2 Tujuan
Tujuan dari pelaksanaan Kerja Praktek ini diantaranya untuk menambah
wawasan dan pengalaman bagi mahasiswa, sebagai perbandingan antara ilmu
yang didapatkan di bangku perkuliahan dengan ilmu yang didapat pada industri
selama masa Kerja Praktek (KP), untuk mengetahui cara pergantian kawat
penghantar jenis AAAC (All Alloy Aluminium Conductor) ke kabel AAACS (All
Alloy Aluminium Conductor with XLPE Insulated) pada sistem distribusi 20 kV di
Rayon Kuta.

1.3 Ruang Lingkup


Pelaksanaan kerja praktek dibatasi dalam ruang lingkup untuk
menjelaskan lingkup bahasan yang akan disusun pada laporan. Adapun
lingkupannya adalah sebagai berikut.
1. Sifat Kegiatan
Kerja praktek merupakan kegiatan yang wajib dilakukan oleh mahasiswa
semester VI untuk memenuhi ketentuan kurikulum S1 Teknik Elektro
Fakultas Teknik Universitas Udayana.
2. Waktu Kegiatan
Pelaksanaan kerja praktek dilakukan pada masa liburan akhir semester VI
selama satu bulan dari tanggal 30 Juli sampai dengan 30 Agustus 2018 di
PT.PLN (Persero) Rayon Kuta.
3. Bidang Kegiatan
Kegiatan kerja praktek yang dilakukan penulis lebih dikonsentrasikan pada
pembelajaran dan pengenalan tentang kegiatan pergantian kawat
penghantar jenis AAAC (All Alloy Aluminium Conductor) ke kabel
7

AAACS (All Alloy Aluminium Conductor with XLPE Insulated) pada


sistem distribusi 20 kV di Rayon Kuta.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sistem Tenaga Listrik


Sekalipun tidak terdapat suatu sistem tenaga listrik yang “tipikal”, namun
pada umumnya dapat dikembalikan batasan pada suatu sistem yang lengkap
mengandung empat unsur. Pertama, adanya suatu unsur pembangkit tenaga listrik.
Tegangan yang dihasilkan oleh pusat tenaga listrik itu biasanya merupakan
tegangan menengah (TM). Kedua, suatu sistem transmisi, lengkap dengan gardu
induk. Karena jaraknya biasanya jauh, maka diperlukan penggunaan tegangan
tinggi (TT), atau tegangan ekstra tinggi (TET). Ketiga, adanya saluran distribusi.
Yang biasanya terdiri atas saluran distribusi primer dengan tegangan menengah
(TM) dan saluran distribusi sekunder dengan tegangan rendah (TR). Keempat,
adanya unsur pemakaian yang utilisasi, yang terdiri atas instalasi pemakaian
tenaga listrik. Instalasi rumah tangga biasanya memakai tegangan rendah,
sedangkan pemakaian besar seperti industry mempergunakan tegangan menengah
ataupun tegangan tinggi. Gambar 2.1 memperlihatkan skema suatu system tenaga
listrik. Perlu dikemukakan bahwa suatu system dapat terdiri atas beberapa
subsistem yang saling berhubungan, atau yang biasa disebut sebagai sistem
terinterkoneksi.
Berdasarkan fungsi dari masing–masing subsistem dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1. Pembangkitan berperan sebagai sumber daya tenaga listrik.
2. Sistem transmisi berfungsi sebagai penyalur daya listrik secara besar-
besaran dari pembangkit ke bagian sistem distribusi/konsumen.
3. Sistem distribusi berperan sebagai distributor energi listrik ke
konsumen-konsumen yang membutuhkan energi listrik tersebut.

8
9

Gambar 2.1 Sistem Tenaga Listrik


(Sumber: Polsri, 2013)
Catatan :
PTL = Pembangkit Tenaga Listrik
GI = Gardu Induk
TT = Tegangan Tinggi
TET = Tegangan Ekstra Tinggi
TM = Tegangan Menengah
GD = Gardu Distribusi
TR = Tegangan Rendah

2.2 Sistem Distribusi Tenaga Listrik


Jaringan distribusi tenaga listrik merupakan semua bagian dari sistem tenaga
listrik yang menghubungkan sumber daya besar (big power source) dengan
rangkaian pelayanan pada konsumen. Sumber daya besar tersebut dapat berupa :
10

a. Pusat pembangkit tenaga listrik yang langsung berhubungan dengan


jaringan distribusi.
b. Gardu induk, yaitu gardu yang di supply dari pusat pembangkit tenaga
listrik melalui jaringan – jaringan transmisi dan sub transmisi. Salah satu
fungsi dari gardu induk adalah untuk mensupply tenaga listrik ke gardu
distribusi melalui jaringan distribusi.
c. Gardu distribusi, yaitu gardu yang di supply dari gardu induk melalui
jaringan distribusi. Salah satu fungsi dari gardu distribusi adalah sebagai
sarana supply tenaga listrik kekonsumen yang lataknya jauh dari gardu
induk maupun pusat pembangkit tenaga listrik.
Adapun fungsi utama dari sistem distribusi adalah menyalurkan tenaga
listrik dari sumber daya (pembangkit) ke pemakai atau konsumen, baik buruk
suatu jaringan distribusi dapat dinilai dari bermacam-macam factor, antara lain
mengenai hal-hal sebagai berikut :
a. Regulasi tegangan
b. Kontinuitas pelayanan
c. Efisiensi
d. Fleksibilitas
e. Harga system
Dari 5 faktor diatas, masalah-masalah yang dihadapi dalam suatu system
jaringan distribusi adalah bagaimana menyalurkan tenaga listrik ke konsumen
dengan cara sebaik-baiknya untuk saat tertentu dan juga untuk masa yang akan
datang. System distribusi tenaga listri harus memenuhi beberapa syarat sebagai
berikut :
a. Gangguan terhadap pelayanan pada suatu daerah tidak boleh terlalu lama.
b. Gangguan terhadap pelayanan (interruption) tidak boleh terlalu sering.
c. Harus fleksibel (mudah menyesuaikan diri dengan keadaan yang terjadi,
seperti perubahan-perubahan pada sistem perubahan beban yang tidak
menelan biaya yang tinggi).
d. Regulasi tegangan tidak terlampau besar .
e. Biaya sistem operasional harus serendah mungkin.
11

Bagian – bagian dari system jaringan distribusi tenaga listrik secara garis besar.
Untuk jaringan distribusi pada umumnya terdiri dari dua bagian besar, yaitu
sebagai berikut :
a. Jaringan Distribusi Primer
Jaringan distribusi primer yaitu jaringan tenaga listrik yang menyalurkan
daya listrik dari gardu induk sub transmisi ke gardu distribusi. Jaringan ini
merupakan jaringan tegangan menengah atau jaringan tegangan primer.
Biasanya jaringan ini menggunakan 6 jenis jaringan yaitu sistem radial dan
sistem lup (loop), sistem ring, sistem network, sistem spindel dan system
cluster.
b. Jaringan Distribusi Sekunder
Jaringan distribusi sekunder mempergunakan tegangan rendah.
Sebagaimana halnya dengan distribusi primer, terdapat pula pertimbangan-
pertimbangan prihal keadaan pelayanan dan rugulasi tegangan, distribusi
sekunder Yaitu jaringan tenaga listrik yang menyalurkan daya listrik dari
gardu distribusi ke konsumen. Jaringan ini sering disebut jaringan
tegangan rendah. Sistem Distribusi Sekunder (Jaringan Tegangan Rendah
380/220V)
seperti pada gambar 2.2 merupakan salah satu bagian dalam system
distribusi, yaitu mulai dari gardu trafo sampai pada pemakai akhir atau
konsumen.

Pada umumnya daya yang sampai ke titik-titik beban pada sistem


distribusi primer lebih kecil dibandingkan daya yang dibangkitkan. Hal ini
disebabkan karena adanya rugi-rugi daya sepanjang jaringan yang disebabkan
pemakaian beban oleh konsumen, panjang saluran yang dipakai danluas
penampang penghantar. Rugi-rugi daya ini akan berbeda-beda pada setiap
penyulang, tergantung dari besarnya pemakaian beban dan luasnya daerah
pelayanan dari masing-masing penyulang. Dari rugi-rugi daya inilah yang akan
12

mempengaruhi berapa nilai efisiensi penyaluran untuk menentukan besar energi


itu sampai kepada konsumen.

Gambar 2.2 Sistem Jaringan Tegangan Menengah


(Sumber: Polsri, 2013)

2.1.1 Jaringan Tegangan Menengah


Sistem distribusi tegangan menengah ( TM ) adalah sistem distribusi
dengan tegangan kerja yang dikenakan adalah sebesar 20 kV atau masih ada yang
menggunakan tegangan 6 kV. Jaringan Tegangan Menengah ini secara umum
dapat dibedakan menjadi dua, yaitu Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM)
dan Saluran Kabel Tegangan Menengah (SKTM).
1. Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM)
SUTM merupakan jaringan distribusi yang tergelar atau yang
ditempatkan diatas tiang (diudara). Ada dua jenis penghantar yang
digunakan, yaitu penghantar tidak berisolasi (kawat) dan penghantar
yang berisolasi (kabel). Penghantar yang tidak berisolasi memiliki
kekurangan yaitu sering terjadinya gangguan-gangguan listrik yang
dialaminya seperti terkena sambaran petir, terkena pohon dan binatang
yang menyebabkan gangguan phasa-netral ataupun phasa-phasa.
Kelebihannya adalah harganya yang relatif murah.
2. Saluran Kabel Tegangan Menengah (SKTM)
13

SKTM merupakan jaringan distribusi yang dipasang atau ditempatkan


ditanam di bawah tanah. Kekurangan penggunaan kabel ini adalah jika
terjadi gangguan akan sulit untuk menemukan lokasi gangguannya
dan keuntungannya adalah gangguan yang terjadi akan lebih kecil dan
estetikanya lebih indah.

Masalah utama dalam operasi sistem distribusi adalah bagaimana


mengatasi gangguan dengan cepat karena gangguan yang terbanyak dalam sistem
tenaga listrik terdapat dalam sistem distribusi, jaringan distribusi tegangan
menengah atau juga disebut jaringan distribusi primer. Gangguan pada SUTM
jumlahnya lebih banyak dan kebanyakan bersifat temporer sedangkan pada
SKTM jumlah ganguannya relatif lebih sedikit tetapi kebanyakan bersifat
sementara.

2.1.2 Jaringan Tegangan Rendah


Sistem distribusi tegangan rendah adalah sistem distribusi yang besar
tegangan yang dikenakan pada saluran adalah
- Tegangan rendah 380 V untuk sistem 3 phasa
- Tegangan rendah 127 V untuk sistem 3 phasa
- Tegangan 220 V atau 110 V untuk tegangan antara fasa dengan netralnya.
Pada sistem distribusi primer, ada yang disebut penyulang atau feeder, yaitu suatu
saluran yang digunakan untuk mensuplai dan mengalirkan daya listrik pada
masing-masing bebannya. Biasanya penyulang ini diberi nama sesuai dengan
daerah atau wilayah bebannya agara lebih mudah dalam identifikasi dan
mengenali area bila ada pemeliharaan ataupun gangguan.
Selain TM dan TR, komponen yang penting pula dalam masalah
pendistribusian energi listrik adalah pengaman dengan adanya pengaman kinerja
jaringan akan lebih terjaga dan berjalan dengan baik, sehingga dapat
meminimalisir gangguan-gangguan yang akan terjadi.

2.3 Komponen-Komponen Utama Saluran Distribusi


Komponen-komponen utama dari saluran transmisi udara terdiri dari :
14

A. Tiang Distribusi
Tiang distribusi adalah suatu bangunan penopang saluran distribusi
yang bisa berupa menara baja, tiang baja, tiang beton bertulang dan
tiang kayu. Tiang-tiang baja, beton atau kayu umumnya digunakan
pada saluran dengan tegangan kerja relatif rendah (di bawah 70 kV).

Gambar 2.3 Tiang Distribusi


(Sumber: Polsri, 2013)
B. Isolator
Jenis isolator yang digunakan pada saluran transimisi adalah jenis
porselin atau gelas. Isolator jenis pasak digunakan pada saluran
transmisi dengan tegangan kerja (20 – 30 kV).

Gambar 2.4 Isolator Jenis Pasak


(Sumber: Polsri, 2013)
C. Kawat Penghantar
Jenis kawat penghantar udara yang biasa digunakan pada saluran
transmisi tegangan menengah adalah : AAC (All Aluminium
Conductor), yaitu penghantar yang seluruh terbuat dari aluminium.
AAAC (All Aluminium Alloy Conductor), yaitu penghantar yang
15

seluruhnya terbuat dari aluminium campuran. AAACS (All


Aluminium Alloy Conductor Shielded), yaitu penghantar yang
seluruhnya terbuat
dari aluminium campuran yang memiliki isolasi.
1. Kabel Udara
a. Kabel jenis AAC
AAC (All Aluminium Conductor), yaitu penghantar yang terbuat dari
kawat-kawat aluminium keras yang dipilin, tidak berisolasi dan tidak
berinti baja. Kabel jenis ini bentuknya berurat banyak dengan ukuran luas
penampang antara 16 - 1000 mm2.

Gambar 2.5 Kabel Jenis AAC


(Sumber: Polsri, 2013)
b. Kabel jenis AAAC
AAAC (All Aluminium Alloy Conductor) yaitu penghantar yang
terbuat dari kawat-kawat aluminium campuran yang dipilin, tidak
berisolasi dan tidak berinti Kabel jenis ini mempunyai ukuran diameter
antara 1,50 – 4,50 mm, dengan bentuk fisiknya berurat banyak.

Gambar 2.6 Kabel Jenis AAAC


(Sumber: Polsri, 2013)
16

c. Kabel tembaga jenis AAACS


AAACS (All Aluminium Alloy Conductor Shielded) merupakan
penghantar AAAC yg berselubung polietilen ikat silang (XPLE).
Penghantarnya berupa aluminium paduan dipilin bulat tidak
dipadatkan. Isolasi kabel AAACS memiliki ketahanan isolasi, sampai
dengan 6 kV sehingga penghantar jenis ini harus diperlakukan seperti
halnya penghantar udara telanjang.

Gambar 2.7 Kabel Jenis AAACS


(Sumber: Polsri, 2013)

d. Kabel bawah tanah (NYFGbY)


Kabel ini berisolasi dan berselubung PVC berperisai kawat baja atau
aluminium untuk tegangan kerja sampai dengan 0,6/1 kV. Dengan
adanya pelindung kawat pita baja, kabel ini memungkinkan ditanam
langsung ke dalam tanah tanpa pelindung tambahan.

Gambar 2.8 Kabel Jenis NYFGbY


(Sumber: Polsri, 2013)
17

2. Konstruksi dan Penandaan


Jenis kawat berisolasi maupun kabel untu instalasi listrik harus sesuai
dengan pertelaan dari pabrik dan penggunaannya disesuaikan dengan
PUIL 87. Penghantar yang lazim digunakan dalah tembaga atau
aluminium. Tembaga atau aluminium yang digunakan harus mempunyai
kemurnian yang tinggi, yaitu 99,5 % sehingga daya hantarnya tinggi.
Aluminium lebih ringan dibanding tembaga, namun kekuatan tarik
aluminium lebih kecil daripada kekuatan tarik tembaga. Untuk itu,
penghantar aluminium yang ukurannya besar dan pemasangannya
direntangkan memerlukan penguat baja atau paduan aluminium pada
bagian tengahnya. Perbandingan beberapa sifat antara aluminium dan
tembaga dilihat di tabel 2.1.
Tabel 2.1 Perbandingan antara aluminium dan tembaga
Sifat Aluminium Tembaga
Massa jenis 2,7 g/cm3 8,9 g/cm3
Kekuatan Tarik 20 – 30 kg/cm2 40 kg/cm2
Daya Tahan Jenis 0,0175 ohm.m/mm2 0,029 ohm.m/mm2
Daya Hantar Jenis 57 mm2/ohm.m 35 mm2/ohm.m
Catatan: Nilai-nilai pada table 2.2 tidaklah mutlak dan tergantung pada bahan

D. Current Transformer
CT adalah suatu perangkat listrik yang berfungsi untuk menurunkan
arus yang besar menjadi arus dengan ukuran yang lebih kecil. CT
digunakan karena dalam pengukuran arus tidak mungkin dilakukan
langsung pada arus beban atau arus gangguan, hal ini disebabkan arus
sangat besar dan bertegangan sangat tinggi (Retno, 2013).

Fungsi CT adalah untuk memperoleh arus yang sebanding dengan arus


yang hendak diukur (sisi sekunder 5A atau 1 A) dan untuk
memisahkan sirkuit dari sistem yang arusnya hendak diukur (sirkuit
primer) terhadap sirkuit dimana instrumen tersambung (sirkuit
sekunder). Berbeda dari transformator tenaga yang arusnya tergantung
dari beban disisi sekundernya, tetapi pada trafo arus sama halnya
18

seperti Ampermeter yang disisipkan ke dalam sirkuit primer, arusnya


tidak tergantung beban disisi sekunder, melainkan semata-mata
tergantung pada arus di sisi primernya (Retno, 2013).

Gambar 2.9 CT dan Rangkaian Ekuivalen CT


(Sumber: Retno, 2013)

E. Potential Transformer
PT adalah suatu peralatan listrik yang dapat memeprkecil tegangan
tinggi menjadi tegangan rendah, yang dipergunakan dalam rangkaian
arus bolak-balik. Fungsi PT adalah untuk memperoleh tegangan yang
sebanding degan tegangan yang dipergunakan dan untuk memisahkan
sirkuit dari sistem dengan tegangan tinggi (sirkuit primer) terhadap
sirkuit dimana alat ukur tersemabung (sisi sekunder). Berbeda dengan
trafo tenga yang dibutuhkan adalah tegangan dan dayanya sedangkan
pada PT yang dibutuhkan adalah tingkat ketelitiannya dan penurunan
tegangan yang disesuaikan dengan alat ukur (Retno, 2013).

Gambar 2.10 PT dan Rangkaian Ekuivalen PT


(Sumber: Retno, 2013)
F. Lightning Arrester
19

Lightning Arrester adalah suatu alat pelindung bagi peralatan sistem


tenaga listrik terhadap surja petir. Alat pelindung terhadap gangguan
surja ini berfungsi melindungi peralatan sistem tenaga listrik dengan
cara membatasi surja tegangan lebih yang datang dan mengalirkannya
ke tanah (Retno, 2013). Berhubung dengan fungsinya itu ia harus
dapat menahan tegangan sistem 50 Hz untuk waktu yang terbatas dan
harus dapat melewatkan surja arus ke tanah tanpa mengalami
kerusakan. Lightning Arrester berlaku sebagai jalan pintas sekitar
isolasi. Lightning Arrester membentuk jalan yang mudah untuk dilalui
oleh kilat atau petir, sehingga tidak timbul tegangan lebih yang tinggi
pada peralatan (Retno, 2013).

Gambar 2.11 Lightning Arrester


(Sumber: Retno, 2013)
G. Fuse Cut Out
Fuse (Pelebur) merupakan suatu alat pemutus yang dengan
meleburnya bagian dari komponennya yang telah dirancang khusus
dan disesuaikan ukurannya untuk itu, membuka rangkaian dimana
pelebur tersebut terpasang dan memutuskan arus bila arus tersebut
melebihi suatu nilai tertentu dalam waktu yang telah ditentukan sesuai
dengan ukuran pelebur yang digunakan (Retno, 2013). Fuse cut out
(sekring) adalah suatu alat pengaman yang melindungi jaringan
terhadap arus beban lebih (over load current) yang mengalir melebihi
dari batas maksimum, yang disebabkan karena hubung singkat (short
circuit) atau beban lebih (over load). Konstruksi dari fuse cut out ini
jauh lebih sederhana bila dibandingkan dengan pemutus beban (circuit
breaker) yang terdapat di Gardu Induk (sub-station). Akan tetapi fuse
20

cut out ini mempunyai kemampuan yang sama dengan pemutus beban
tadi. Fuse cut out ini hanya dapat memutuskan satu saluran kawat
jaringan di dalam satu alat. Apabila diperlukan pemutus saluran tiga
fasa maka dibutuhkan fuse cut out sebanyak tiga buah (Retno, 2013).

H. Panel Kontrol
Panel kontrol merupakan kelengkapan LBS yang berisi peralatan-
peralatan yang berfungsi sebagai pengontrol operasi LBS. Peralatan
yang termasuk di dalamnya adalah rele-rele, modem komunikasi,
MCB, baterai. Panel kontrol biasanya terbuat dari bahan logam yang
dilapisi dengan cat untuk mengurangi resiko pengaratan karena
biasanya panel kontrol ini diletakkan di ruangan tebuka atau outdoor
(Retno, 2013).

Gambar 2.12 Panel Kontrol


(Sumber: Retno, 2013)

Panel kontrol yang diletakkan pada ruangan terbuka selakyaknya perlu


dilakukan pemeliharaan pada panel kontrol tersebut. Karena seperti
yang kita ketahui semua bagian terpenting atau pusat pengendali LBS
berada di dalam panel kontrol ini. Untuk menjaga agar panel kontrol
selalu dalam kondisi yang baik, pastikan dilakukan pengecekan pada
panel kontrol minimal 6 bulan sekali untuk melihat bagaimana kondisi
di dalamnya, seperti ada air yang masukah, daun-daunnan, atau debu-
21

debu yang menempel perlu dilakukan pembersihan pada panel kontrol


tersebut. Sehingga kinerja peralatan seperti MCB, relai, baterai bisa
beroperasi dengan baik dalam waktu yang cukup lama (Retno, 2013).
BAB III
LAPORAN KEGIATAN KERJA PRAKTEK

3.1 Kegiatan Kerja Praktek


Kegiatan Kerja Praktek dilakukan dari tanggal 30 Juli 2018 sampai 30
Agustus 2018. Minggu pertama, pada hari Senin 30 Juli 2018 Saya mendapat
pengarahan dari pembimbing lapangan tentang pergantian rekonduktor jaringan
SUTM 20 kV di Jl. Bypass Ngurah Rai depan Bosche. Hari kedua, Selasa 31 Juli
2018 Saya diajak keluar untuk melihat secara langsung pemeliharaan dan
pemasangan perisai binatang di trafo distribusi 20 kV di Jl. Bypass Ngurah Rai
Nusa Dua.. Hari ketiga, Rabu 1 Agustus 2018, Saya melakukan pengecekan
instalasi listrik bangunan untuk di gunakan calon costumer di daerah BTDC Nusa
Dua dan Treatmen trafo distribusi 20 kV di daerah Ungasan. Hari keempat, Kamis
2 Agustus 2018, Saya mengikuti kegiatan pemeliharaan dan pemasangan perisai
binatang di trafo distribusi 20 kV (4 Trafo) dan rekonduktor jaringan SUTM 20
kV di Jl. Legian Kuta. Hari kelima, Jumat 3 Agustus 2018 Saya mengikuti
kegiatan Inspeksi Jaringan SUTM di Jl. Legian Kuta dan Senam di pagi harinya.
Minggu kedua, pada hari Senin 6 Agustus 2018 Saya mendapat
pengarahan dari Manager tentang ’Susut distribusi untuk mengurangi losses’. Hari
ketujuh, Selasa 7 Agustus 2018 Saya mendapat pengarahan dari divisi TE
(Transaksi Energi) dan Survey pelanggan di perbatasan Rayon Kuta, Mengwi, dan
Denpasar. Hari kedelapan, Rabu 8 Agustus 2018 Saya melakukan Survey
pelanggan di perbatasan Rayon Kuta, Mengwi, dan Denpasar. Hari kesembilan,
Kamis 9 Agustus 2018 melakukan Survey pelanggan di perbatasan Rayon Kuta,
Mengwi, dan Denpasar lagi untuk melanjutkan pekerjaan yang belum selesai
dihari kemaren. Hari kesepuluh, Jumat 10 Agustus 2018 Saya melakukan evaluasi
dan menyerahkan hasil survey pelanggan di perbatasan Rayon Kuta, Mengwi, dan
Denpasar.
Minggu ketiga, pada hari Senin 13 Agustus 2018 Saya mengikuti kegiatan
pemeliharaan Lightning Arrester. Hari kedua belas, Selasa 14 Agustus 2018 Saya
mengikuti kegiatan Persiapan pemindahan Trafo 20 kV ke tiang baru di Jl.

22
23

Dharmawangsa Nusa Dua. Hari ketiga belas, Rabu 15 Agustus 2018 Saya
mengikuti kegiatan Pemindahan Trafo 20 kV di Jl. Dharmawangsa Nusa Dua.
Hari keempat belas, Kamis 16 Agustus 2018 Saya mengikuti kegiatan
Pemangasan Kabel jurusan di Jl. Dharmawangsa Nusa Dua. Hari kelima belas,
Jumat 17 Agustus merupakan Libur Hari Kemerdekaan Indonesia jadi saya tidak
pergi ke kantor.
Minggu keempat, pada hari Senin 20 Agustus 2018 Saya mengikuti
kegiatan inspeksi dan pemeliharaan kabel jaringan di daerah Kampus UNUD.
Hari ketujuh belas, Selasa 21 Agustus 2018 Saya melakukan pemeliharaan dan
Pemasangan perisai binatang di daerah Politeknik Bukit Jimbaran. Hari kedelapan
belas, Rabu 22 Agustus 2018 merupakan hari libur Idul Adha. Hari kesembilan
belas, Kamis 23 Agustus 2018 Saya melakukan Evaluasi kegiatan yang sudah di
lakukan dalam seminggu terakhir. Hari kedua puluh, Jumat 24 Agustus 2018 Saya
mengikuti kegiatan pergantian rekonduktor jaringan SUTM 20 kV di Penyulang
Sawangan Jl. Raya Kuta, Tuban.
Minggu Kelima, pada hari Senin 27 Agustus 2018 Saya Izin karena da
aperkuliahan. Hari kedua puluh dua, Selasa 28 Agustus 2018 Saya mengikuti
kegiatan inspeksi di daerah balangan dan Pemeliharaan jaringan di daerah Gunung
Payung. Hari kedua puluh tiga, Rabu 29 Agustus 2018 Saya melakukan
Pemeliharaan Jaringan di daerah Dewa Ruci. Hari kedua puluh empat, Kamis 30
Agustus melakukan kegiatan pergantian rekonduktor jaringan SUTM 20 kV di
Penyulang Jl. Raya Kampus Unud, Bukit Jimbaran. Hari kedua puluh lima, Kamis
1 September, Saya berpamitan dan mengucapkan terima kasih kepada PT. PLN
Rayon Kuta.
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Topologi Jaringan Listrik di Penyulang Sawangan


Karena beban di jln. Gunung payung mendapat supplai dari penyulang
sawangan maka berikut merupakan sedikit penjelasan topologi jaringan listrik
yang di pakai di Penyulang Sawangan. Topologi jaringan listrik adalah sistem
listrik yang terdiri dari hantaran dan peralatan listrik yang terhubung satu sama
lain untuk menyalurkan tenaga llistrik. Ada beberapa macam tipe topologi
jaringan listrik yang bisa digunakan, yaitu :
1. Sistem jaringan radial 4. Sistem Spindle
2. Sistem Loop 5. Sistem Cluster
3. Sistem ring (open loop)
Jenis Topologi Jaringan Listrik di Penyulang Sawangan adalah Sistem
Jaringan Spindel. Jaringan ini merupakan jaringan distribusi primer gabungan dari
struktur radial yang ujung-ujungnya dapat disatukan pada gardu hubung dan
terdapat penyulang ekspres. Penyulang ekspres (express feeder) ini harus selalu
dalam keadaan bertegangan, dan siap terus menerus untuk menjamin bekerjanya
system dalam menyalurkan energi listrik ke beban pada saat terjadi gangguan atau
pemeliharaan. Dalam keadaan normal tipe ini beroperasi secara radial.

Gambar 4.1 Single Line Diagram Penyulang Sawangan

24
25

Gambar 4.2 Single Line Diagram Penyulang Sawangan


Dari gambar 4.2 maka dapat dikatakan bahwa daerah penyulang sawangan
ini menggunakan sistem jaringan listrik spindel dimana yang ujung-ujungnya
dapat disatukan pada gardu hubung. Jika dalam keadaan normal maka daerah
penyulang sawangan ingin akan bekerja secara tipe radial sedangkan jika terjadi
gangguan maka LBS akan dioperasikan sehingga gangguan dapat terlokalisir.
Misal, jika terjadi gangguan di Penyulang kampus maka LBS Trompong yang di
keadaan normal nya bersifat normally open akan akan berubah menjadi terubung
(close) maka kebutuhan beban di daerah LBS Trompong akan mendapar supplai
dari penyulang sawangan (Iaeeta 2017).
26

4.2 Tujuan Pergantian kabel AAAC ke AAAC-S


Tujuan dilakukannya pergantian kabel ini dikarenakan kabel AAAC-S
merupakan kabel yang lebih baik dibandingkan dengan kabel AAAC karena dari
pengalaman dilapangan, kabel AAAC sangat sensitif, contoh kasus, jika kabel ini
terlilit oleh benang layang - layang, maka jaringan yang menggunakan kabel ini
akan padam. sehingga untuk melakukan perbaikan sistem jaringan dilakukan
pergantian jaringan SUTM kabel AAAC dengan kabel AAAC-S. Dengan tujuan
menjaga kontiunitas pasokan energi listrik.

4.3 Pergantian Kawat Penghantar AAAC ke Kabel AAACS di Jln.


Gunung Payung
Pergantian kawat penghantar AAAC ke kabel AAACS jln. gunung
payung ini dilakukan pada tanggal 13 Agustus 2018 oleh PLN Rayon Kuta. Ini
merupakan salah satu program dari Event IMF (Internatioal Monetary Fund)
World Bank, yang dimana mengharuskan penggantian semua kawat penghantar
AAAC menjadi kabel AAACS. Pergantian kabel ini dilakukan dari LBS Villa
Asmara sampai dengan Trafo distribusi KA 2944/100 yang berjarak 10 gawang
(11 Tiang Listrik). Berikut merupakan single line diagram jln. Gunung payung
(lingkaran merah menunjukan daerah yang dilakukan pergantian kabel).

Gambar 4.3 Daerah Pergantian Kabel AAAC ke AAACS


27

Gambar 4.4 Isolator Tarik

Pergantian kawat pengahantar AAAC ke kabel AAAC-S ini dimulai pukul


11.00 Wita sampai dengan pukul 16.00 Wita. Maka di daerah jln. Gunung payung
ini terjadi pemadaman listrik untuk sementara. Dimana pergantian dilakukan
sesuai dengan SOP pergantian kawat pengantar AAAC ke kabel AAAC-S. Pada
gambar 4.3 garis putus-putus menunjukan kabel yang dipakai masih kawat
penghantar AAAC, pada akhirnya semua kawat penghantar AAAC akan diganti
ke Kabel AAAC-S karena dari pengalaman dilapangan, kawat penghantar AAAC
sangat sensitif, contoh kasus, jika kawat ini terlilit oleh benang layang - layang,
maka jaringan yang menggunakan kawat ini akan padam. sehingga untuk
melakukan perbaikan sistem jaringan dilakukan pergantian jaringan SUTM kawat
penghantar AAAC dengan kabel AAAC-S. Dengan tujuan menjaga kontiunitas
pasokan energi listrik. Secara struktur kawat penghantar AAAC dengan kabel
AAAC-S hampir sama, perbedaan berada pada isolansinya, pada kawat
penghantar AAAC tidak terdapat isolasi, karena kabel ini merupakan kawat
telanjang, walaupun tidak dilingkupi oleh isolasi kawat ini tahan terhadap karat
karena dilapis vaselin. Pada kabel AAAC-S terdapat isolasi yang dapat menaham
tegangan sampai 6 KV, dan kabel ini tidak dilapisi oleh vaselin.
28

Berikut merupakan gambar- gambar 11 tiang listrik yang akan dilakukan


pergantian rekonduktor :
29
30

Gambar 4.5 LBS Villa Asmara Gambar 4.6 Tiang 2

Gambar 4.7 Tiang 3 Gambar 4.8 Tiang 4

Gambar 4.9 Tiang Trafo Distribusi KA3494/160 Gambar 4.10 Tiang 6


31

Gambar 4.11 Tiang 7 Gambar 4.12 Tiang 8


32

Gambar 4.13 Tiang 9 Gambar 4.14 Tiang 10

Gambar 4.15 Tiang Trafo Distribusi KA 2944/100


33

4.4 Perbandingan Kawat penghantar AAAC dengan kabel AAACS


Kabel AAACS merupakan kabel yang lebih baik disbanding Kawat
penghantar AAAC karena kabel AAACS dilengkapi dengan isolasi yang
berfungsi sebagai pencegah gangguan hubung singkat antar fase dan fase ke
tanah. Hubung singkat / short circuit adalah salah satu gangguan yang bisa terjadi
di sistem tenaga listrik. Defenisi hubung singkat menurut IEC 60909 adalah,
hubungan konduksi sengaja atau tidak sengaja melalui hambatan atau impedansi
yang cukup rendah antara dua atau lebih titik yang dalam keadaan normalnya
mempunyai beda potensial. Hubung singkat terjadi akibat dari faktor internal dan
faktor eksternal. Faktor internal dari gangguan adalah rusaknya peralatan listrik.
Faktor eksternal adalah antara lain cuaca buruk, seperti badai, hujan, dingin;
bencana, seperti gempa bumi, angin ribut, kecelakaan kendaraan; runtuhnya
pohon; petir; aktivitas konstruksi, ulah manusia, dan lain-lain. Sebagian besar
gangguan terjadi karena cuaca buruk, yaitu hujan atau badai, dan pohon. Secara
umum hubung singkat terjadi saat dua penghantar yang bertegangan terhubung
dengan impedansi yang rendah. Kemungkinan penyebabnya antara lain Isolasi
penghantar yang sudah terkelupas atau kondisi jelek atau penghantar tanpa isolasi
terkena air dan terhubung dengan penghantar lainnya. Perlu dicatat bahwa air
dalam kuantitas tertentu dapat menjadi konduktor juga. Oleh karena itu dengan
adanya isolasi pada kabel AAACS memperkecil kemungkingan terjadinya arus
hubung singkat antara dua pengantar yang berbeda tegangan yang terhubung
akibat adanya air pada saat terjadinya hujan. Dimana pada kabel AAAC tidak
mempunyai isolasi sehingga rawan terjadi arus hubung singkat.
34

4.4.1 Kawat penghantar AAAC (All Aluminium Alloy Conductor)


Kawat ini terbuat dari aluminium-magnesium-silicon campuran logam,
keterhantaran elektris tinggi yang berisi magnesium silicide, untuk memberi sifat
yang lebih baik. Kabel ini biasanya dibuat dari paduan aluminium. AAAC
mempunyai suatu anti karat dan kekuatan yang baik, sehingga daya hantarnya
lebih baik.

Gambar 4.16 Kawat AAAC


(Sumber : Sutrakabel.com)
Kawat AAAC Dipilih sebagai penghantar karena tingginya harga tembaga
di dunia sekarang ini. Saat ini belum memungkinkan penggunaan penggunaan
penghantar berbahan tembaga sebagai pilihan yang baik.
35

Berikut merupakan spesifikasi dari konduktor AAAC (All Aluminium


Alloy Conductor).
Tabel 4.1 Spesifikasi Kawat Penghantar AAAC
AAAC
Physical Properties Electrical Properties
Luas Penampang Jumlah Diameter Berat Calculated Resistansi Kuat Panjang
Nomina Nominal
dan Keseluruh Bersih Breaking DC di Hantar Secara
l Size Sebenarny
Diameter an Force 20°C Arus Standra
a
Kabel d
mm2 mm2 Pcs/mm mm kg/km kg Ohm/km A m
16 16.84 7/1.75 5.25 45 480 1.955 105 500
25 27.83 7/2.25 6.75 76 790 1.183 135 500
35 34.36 7/2.50 7.50 94 980 0.958 170 500
50 49.48 7/3.00 9.00 135 1410 0.665 210 500
50 45.70 19/1.75 8.75 126 1300 0.724 210 500
55 58.07 7/3.25 9.75 160 1655 0.567 220 500
70 75.55 19/2.25 11.25 208 2150 0.438 255 1000
95 93.27 19/2.50 12.50 257 2660 0.355 320 1000
100 99.30 7/4.25 12.75 272 2830 0.332 325 1000
120 112.85 19/2.75 13.75 310 3220 0.293 365 1000
150 157.62 19/3.25 16.25 434 4490 0.210 425 1000
150 147.12 37/2.25 15.75 406 4190 0.225 425 1000
185 181.60 37/2.50 17.50 501 5175 0.183 490 1000
240 238.76 19/4.00 20.00 657 6805 0.137 585 1000
240 242.54 61/2.25 20.25 670 6910 0.139 585 1000
300 299.44 61/2.50 22.50 827 8530 0.111 670 1000
400 431.18 61/3.00 27.00 1191 12290 0.077 810 1000
500 506.04 61/3.25 29.25 1398 14420 0.066 930 1000
630 643.24 91/3.00 33.00 1782 18330 0.052 1085 1000
800 754.92 91/3.25 35.75 2091 21515 0.044 1255 1000
1000 1005.07 91/3.75 41.25 2784 28640 0.033 1450 1000
(Sumber : Sutrakabel.com)

4.4.2 Kabel AAACS (All Aluminium Alloy Conductor Shielded)


Kabel AAACS Adalah Jenis Kabel Yang Berbahan Aluminium dengan
pembungkus lapisan XPLE, Kabel Tersebut Pada Umumnya Di Gunakan Sebagai
Kabel Penangkal Petir, Jaringan Listrik Dan Lain Sebagainya Pengganti Kabel
Tembaga, Di Samping Harganya Terjangkau Juga Dapat Mengurangi Resiko Dari
Pencurian. Biasanya Kabel Aluminium Tersebut Di Gunakan Untuk Instalasi
36

Penangkal Petir Tower Telekomunikasi ( Bts) Seperti Operator Telkomsel, Xl,


Indosat Jaringan Listrik Dan Lain Sebagainya.
Kabel AAAC-S terdiri dari 2 bagian yaitu selubung/isolatornya yang
terbuat dari bahan polietilen silang (XPLE) dan kawat yang terbuat dari
aluminium-magnesium-silicon dan beberapa campuran logam lainya. Campuran
logam ini memiliki keterhantaran elektris tinggi karena berisi magnesium silicide
yang berfungsi untuk memberi sifat yang lebih baik. Kabel AAAC-S digunakan
pada tegangan menengah. Perbedaan AAAC dan AAAC-S hanya pada
isolatornya, pada AAAC-S menggunakan selubung yang terbuat dari bahan
polietilen ikat silang (XPLE). Selubung polietilen ikat silang ini dimaksudkan
untuk mengurang jumlah gangguan pada sistem, terutama gangguan sentuhan
dengan pohon. Selubung tersebut tidak berfungsi sebagai isolasi penuh, oleh
karenanya penghantar jenis ini harus diperlakukan seperti halnya penghantar
udara telanjang.
1. Bahan
Penghantar ini biasanya terdiri dari Aluminium, Silicon, Magnesium, Fe,
Tembaga, Mn, Cr, Zn, B. Hantaran ini terbuat dari kawat-kawat
aluminium campuran yang dipilin. Ukuran diameter kawat : 1,50mm
sampai dengan 4,50mm.
2. Pilinan
a. Arah Pilinan
Yang dimaksud dengan arah pilinan kekanan ialah apabila antar kawat-
kawat sama dengan arah bagian tengah huruf Z jika hantaran itu
ditegakan. Yang dimaksud arah pilinan kekiri adalah apabila kawat-
kawat sama dengan arah bagian tengah huruf S jika hantaran tersebut
ditegakan. Apabila hantaran terdiri dari 2 atau lebih, maka lapisan-
lapisan tersebut harus dipilin berlawanan. Lapisan luar harus
mempunyai arah pilinan kekanan
b. Langkah Pilinan
37

Langkah pilinan (Lp) ialah panjang poros dari satu lilitan penuh spiral
yang dibentuk oleh masing-masing kawat oleh suatu penghantar yang
dipilin.
c. Perbandingan Pilinan
Perbandingan pilinan (Pp) adalah hasil bagi antara langkah pilinan dari
kawat-kawat yang membentuk suatu lapisan dengan diameter luar
(dl)hantaran yang terbentuk oleh lapisan tersebut. Pengerjaan ini
dilakukan dengan mempergunakan dapur pemanas dan harus dilakukan
secara bersama-sama, pada suhu yang sama dan dengan lama
pengerjaan yang sama.

Gambar 4.17 Kabel AAAC-S


(Sumber : Sutrakabel.com)

3. Selubung XLPE
XLPE adalah singkatan bahasa Inggris dari polyethylene berikatan silang,
polyethylene adalah sejenis struktur molekul linier. Proses penyilangan
38

polyethylene menjadikannya struktur bersih. Struktur ini memiliki


kemampuan yang kuat untuk menahan deformasi bahkan pada suhu tinggi.
Bahan pada kabel XLPE merupakan sejenis polietilen yang mengandung
peroksida organik. Di bawah kondisi suhu tinggi dan tekanan tinggi dan
gas inert, peroksida direaksikan secara kimia dengan polietilen, yang
membuat polietilena termoplastik menjadi polietilena termosetel, yaitu
XLPE (Elesun-Cable 2017). Kabel XLPE memiliki performa listrik yang
sangat baik. Kehilangan dielektrik lebih kecil dari isolasi kertas dan
insulasi PVC, dan kapasitansi kabel XLPE juga kecil. Oleh karena itu, arus
pengisian dan arus patahan dapat dikurangi dalam sistem ground star yang
tidak aktif.

Gambar 4.18 Kabel dengan Isolasi Termosetting XLPE


(Sumber : Automationid)
Gross-linked polyethylene (XLPE) adalah campuran thermoset yang
mempunyai sifat lebih baik dari PVC, oleh karenanya material ini dipakai
pada tegangan menengah sampai tegangan tinggi. Lebih tahan terhadap
perubahan sifat pada suhu tinggi dari pada PVC yang harus diganti secara
berkala. Dalam beberapa aplikasi juga menggantikan PILC. XLPE ini bisa
bertahan pada suhu sampai 90°C dibanding PVC yang hanya dapat
bertahan pada suhu sampai 70°C saja, dimana bisa meningkatkan kapasitas
arus, khususnya bila suhu lingkungan sangat tinggi.
39

4. Huruf kode Komponen


AAAC : Penghantar aluminium paduan sebagai penghantar.
S : Selubung polietilen ikat silang.
Rm : Penghantar bulat berkawat banyak.
Contoh : AAAC-S 150 rm Menyatakan suatu penghantar aluminium
paduan (AAAC) berselubung polietilen ikat silang (XLPE) dengan
penampang penghantar 150 mm²,dipilin bulat, berkawat banyak.
5. Penanda Selubung
Pada sepanjang permukaan luar selubung harus diberi tanda pengenal
dengan cara cetakan yang jelas dan tidak mudah terhapus sesuai dengan
SPLN 40-1, dengan jarak tidak melampaui 50 cm. Tanda pengenal harus
sekurang-kurangnya adalah:
a. Tanda pengenal standar
b. Tanda pengenal produsen
c. Kode pengenal
d. Luas penampang penghantar
e. Tegangan pengenal
f. Tanda pengenal Badan Penguji, bila telah diawasi mutunya oleh LMK

Gambar 4.19 Contoh Penanda Selubung pada Kabel AAAC - S


40

Berikut Merupakan Tabel data spesifikasi kabel AAAC-S (All Aluminium Alloy
Conductor Shielded).
Tabel 4.2 Spesifikasi Kabel AAAC - S
AAAC-S
Physical Properties Electrical Properties
Luas Penampang Jumlah Ketebalan Ketebalan Diameter Berat Calculated Resistansi Kuat Panjang
Nomina Nominal
dan Semi Isolasi Keseluruh Bersih Breaking DC di Hantar Secara
l Size Sebenarny
Diameter Konduktor an Kabel Force 20°C Arus Standrad
a
Kabel
mm2 mm2 Pcs/mm mm mm mm Kg/km Kg Ohm/km A m
35 34.36 7/2.50 0.80 3.0 15.10 227 980 0.958 167 1000
50 45.71 19/1.75 0.80 3.0 16.40 289 1300 0.724 200 1000
70 75.55 19/2.25 0.80 3.0 19.00 385 2150 0.438 275 1000
95 93.27 19/2.50 0.80 3.0 20.10 449 2660 0.355 315 1000
100 99.30 7/4.25 0.80 3.0 20.40 490 2830 0.332 325 1000
120 112.85 19/2.75 0.80 3.0 21.40 530 3220 0.293 356 1000
150 147.10 37/2.25 0.80 3.0 23.40 639 4190 0.225 423 1000
185 181.60 37/2.50 0.80 3.0 25.10 770 5170 0.183 484 1000
240 242.50 61/2.50 0.80 3.0 28.00 955 6910 0.139 585 1000
300 299.40 61/2.50 0.80 3.0 30.10 1062 8530 0.111 670 1000
400 431.18 61/3.00 0.80 3.0 34.60 1464 12290 0.077 810 500
500 506.04 61/3.25 0.80 3.0 36.85 1774 14420 0.066 930 500
630 643.24 91/3.00 0.80 3.0 40.60 2129 18330 0.052 1085 500
800 754.92 91/3.25 0.80 3.0 43.35 2471 21515 0.044 1255 500
1000 1005.07 91/3.75 0.80 3.0 48.85 3232 28640 0.033 1450 500
(Sumber : Sutrakabel.com)

4.5 SOP (Standard Operating Procedures) Pergantian Kabel AAAC ke


AAAC-S
Standar Operasional Prosedur atau disingkat dengan SOP adalah dokumen
yang berkaitan dengan prosedur yang dilakukan secara kronologis untuk
menyelesaikan suatu pekerjaan yang bertujuan untuk memperoleh hasil kerja yang
paling efektif dari para pekerja dengan biaya yang serendah-rendahnya. SOP juga
41

dapat dikatakan sebagai acuan atau pedoman untuk melakukan pekerjaan atau
tugasnya sesuai dengan fungsi dan alat penilaian kinerja para karyawan sesuai
indikator-indikator administrasi, teknik dan prosedural berdasarkan tata kerja,
sistem kerja dan prosedur kerja pada unit kerja yang berkaitan.

4.5.1 Perlatan Kerja


1. Alat Kerja dan Alat Bantu
a. Katrol 3 Ton dan Katrol Tarik
b. Penopang Katrol
c. Radio Komunikasi
d. Scacle Stock / Stick panjang 11 meter 20 kV.
e. Tollkit ( Tang 1 set & Obeng plus dan minus 1 set ).
f. Tambang manila 25 meter (Alat Bantu).
g. Tang press
h. Powerpull 2.5 ton
i. Tas alat kerja (Alat Bantu).
j. Binding Wire (Alat Bantu).
k. Grounding.
l. Palu.
m. Tangga Fiber 10 meter (Alat Bantu).
n. Papan injak kerja ( Alat Bantu).
o. Alat Tulis

2. Perlengkapan K3
a. Helm Kerja
b. Sepatu alas karet
c. Sabuk pengaman.
d. Pakaian kerja.
e. Sarung tangan kaos.
42

f. Alas peralatan kerja.


g. Kotak obat P3K

3. Prosedur Kerja
a. Atas dasar PK (Perintah Kerja) dari atasan yang berwenang.
b. Lakukan pemeriksaan ke lokasi, untuk dasar persiapan pekerjaan.
c. Siapkan alat kerja,alat K-3 dan material kerja yang diperlukan.
d. Konfirmasikan tanggal dan jam pemadaman.
e. Laksanakan pekerjaan sesuai dengan jad2al yang sudah disepakati.
f. Selesaikan pelaksanaan pekerjaan,normalkan tegangan.
g. Laporkan kepada atasan yang menugaskan bahwa pekerjaan telah
selesai dilaksanakan.

4.5.2 Langkah Kerja


1. Sesuai PK (Dokumen TUL I-09) dari Manajer Rayon, segera petugas
melaksanakan sebagai berikut :
a. Siapkan Sarana angkutan, peralatan kerja dan peralatan K3.
b. Melakukan koordinasi dan pembagian kerja Tim Pemeliharaan.
c. Lakukan koordinasi dengan APDP sebelum berangkat ke lokasi
kerja, dan informasikan bahwa Regu Pemeliharaan akan
melaksanakan pekerjaan pemeliharaan Penggantian A3C menjadi
A3Cs pada tiang ………… penyulang ………
2. Setelah sampai di lokasi kerja, segera lakukan persiapan/pakai peralatan
K3.
3. Selanjutnya lapor/informasikan ke APDP bahwa regu pemeliharaan telah
siap dan akan melaksanakan pemeliharaan, serta mintakan pemadaman
penyulang untuk bebas tegangan di lokasi pekerjaan.
4. Bila tegangan ke lokasi pekerjaan dinyatakan sudah padam/bebas, segera
pastikan kembali dengan cara menghubung singkat SUTM ketiga fasanya
menggunakan stick/tongkat panjang 11 meter yang pada ujungnya sudah
dipasang Binding wire.
43

5. Setelah diyakini aman, segera lakukan pekerjaan pemeliharaan


Penggantian konduktor AAAC menjadi AAAC-S dengan langkah sebagai
berikut :
a. Pasang tangga ditiang, Petugas naik dan yakinkan tangga terpasang
kokoh dengan diikat tali.
b. Naikkan Grounding dan pastikan terpasang dengan baik dan
sempurna.
c. Siapkan dan naikkan peralatan kerja ke atas tiang yang diikatkan
ke tambang/tali.
6. Pemeliharaan Konduktor :
a. Buka pral-an isolator.
b. Rangkai Penopang Katrol dan naikkan katrol
c. Naikkan kabel AAAC-S
d. Siapkan personil untuk memotong Konduktor
e. Potong Konduktor pada isolator tarik di tiang pertama
f. Ikatkan konduktor terpotong tersebut pada konduktor AAAC-S
yang telah disiapkan
g. Tarik konduktor tersebut sampai di tiang terakhir.
h. Lepas ikatan konduktor lalu sambungkan pada konduktor di tiang
terakhir untuk di press
i. Potong konduktor AAAC-S pada tiang pertama lalu dipasang di
isolator tarik
j. Ikatkan konduktor AAAC-S pada isolator tumpu dengan binding
wire

7. Mengecek ulang semua sambungan/ikatan sudah terpasang kencang dan


pastikan bahwa pekerjaan yang dilakukan sudah benar (sesuai).
8. Buka dan turunkan semua peralatan/kunci-kunci berikut stick
pentanahan(grounding), simpan ditempat yang aman.
9. Memastikan tidak ada peralatan atau material yang tertinggal, petugas
turun dari atas tiang.
44

10. Lepas/turunkan tangga dan simpan ditempat yang aman.


11. Hubungi/informasikan ke APDP bahwa pekerjaan pemeliharaan
Konduktor sudah selesai dan aman, serta mintakan tegangan penyulang
untuk dimasukkan/ dinormalkan.
BAB V
PENUTUP

5.1 Simpulan
Berdasarkan laporan kerja praktek ini, maka penulis dapat mengambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. Jenis Topologi Jaringan Listrik di Penyulang Sawangan adalah Sistem
Jaringan Spindel. Jaringan ini merupakan jaringan distribusi primer gabungan
dari struktur radial yang ujung-ujungnya dapat disatukan pada gardu hubung
dan terdapat penyulang ekspres. Penyulang ekspres (express feeder) ini harus
selalu dalam keadaan bertegangan, dan siap terus menerus untuk menjamin
bekerjanya system dalam menyalurkan energi listrik ke beban pada saat
terjadi gangguan atau pemeliharaan. Dalam keadaan normal tipe ini
beroperasi secara radial.
2. Kabel AAACS merupakan kabel yang lebih baik dibanding Kawat
penghantar AAAC karena kabel AAACS dilengkapi dengan isolator yang
berfungsi sebagai pencegah gangguan hubung singkat antar fase dan fase ke
tanah.
3. Perbedaan signifikan dari Kawat penghantar AAAC dengan kabel AAAC-S
adalah kawat penghantar AAAC merupakan penghantar telanjang (Bare
Conductor) dengan bahan utama Aluminium (AL) sedangkan kabel AAAC-S
merupakan penghantar ber-isolasi setengah dengan bahan utama aluminium
(AL) yang diisolasi dengan material XLPE (Crosslink Polyetilene Direct).

45
46

5.2 Saran
Pada saat melakukan pekerjaan dilapangan, para pengawas meninjau
lokasi menurut single line diagram, kenyataannya pada lokasi tidak sesuai dengan
single line yang ada (ini terkait single line yang terbaru disesuaikan pada kondisi
lokasi). Ini mungkin disebabkan kurangnya koordinasi antara supervisor dengan
pengawas pekerjaan sehingga pengawas pekerjaan masih membawa single line
yang lama
47

Daftar Pustaka

Automationid 2016. Jenis Material Selubung Kabel [internet]. (diakses pada


tanggal : 13 Novemver 2018) tersedia pada :
http://www.automationid.com/2012/6-jenis-meterial-selubung-kabel.html

Daman Suswanto. 2009. Sistem Distribusi Tenaga Listrik. Teknik Elektro


Universitas Negeri Padang

Jiangsu Elesun Cable Co 2017. Best Feature Of Xlpe Insulation Cable Wire
[internet]. (diakses pada tanggal : 13 Novemver 2018) tersedia pada :
http://id.elesun-cable.com/info/best-feature-of-xlpe-insulation-cable-wire-
18978674.html

Polsri. 2013. Sistem Tenaga Listrik. Politeknik Negeri Sriwijaya

Retno Wulandari 2013. Makalah Trafo Distribusi.

Sutrakabel 2015. Spesifikasi kabel AAAC dan AAAC-S [internet]. (diakses pada
tanggal 10 November 2018) tersedia pada :
https://sutrakabel.com

Yass Arafat 2017. Makalah Kabel AAAC dan AAAC-S


48

LAMPIRAN – LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Dari Dekanat

Lampiran 2 Surat Penerimaan Kerja Praktek di PLN


49

Lampiran 3 Surat Tugas Penetapan Kerja Praktek


50

Lampiran 5 Single Line Diagram Penyulang Sawangan

Lampiran 6 Foto Kegiatan Selama Kerja Praktek

Pemotongan jumper di jln raya kampus udayana (disamping SMA TI Bali Global)
51

Pengecekan kembali menghubung singkat SUTM ketiga fasanya menggunakan


stick/tongkat panjang 11 meter yang pada ujungnya sudah dipasang Binding wire.

Briefing oleh pengawas untuk vendor sebelum melakukan pergantian kabel AAAC ke AAAC-S
52

Pemotongan Jumper SUTM Di jln. Raya Kampus Unud

Gulung Kabel AAAC-S yang akan digunakan


53

Penarikan kabel AAAC-S ke tiang listrik

Trafo baru yang akan dipakai untuk menggantikan trafo lama yang rusak akibat gempa bumi
(spesifikasi trafo sama) di Jln. Dharmawangsa
54

Penanaman tiang untuk menyangga Trafo baru di Jln. Dharmawangsa

Anda mungkin juga menyukai