Anda di halaman 1dari 51

BAB II

LANDASAN TEORI

Sistem tenaga listrik sangatlah besar dan kompleks karena terdiri atas

komponen peralatan atau mesin listrik seperti generator, transformator, beban

dan alat-alat pengaman dan pengaturan yang saling dihubungkan membentuk

suatu sistem yang digunakan untuk membangkitkan, menyalurkan, dan

menggunakan energi listrik. Namun secara mendasar sistem tenaga listrik dapat

dikelompokkan atas 3 bagian utama yaitu :

1) Sistem Pembangkitan
Merupakan tempat dimana energi listrik dibangkitkan, dapat berupa
PLTU, PLTGU, PLTA, PLTP dan PLTD
2) Sistem Transmisi
Merupakan sistem yang menyalurkan energi listrik dari pembankit melalui
kawat-kawat atau saluran transmisi menuju gardu induk (GI).
3) Sistem Distribusi
Merupakan sistem yang menyalurkan energi listrik dari gardu induk
menuju ke konsumen.

Ketiga bagian utama (pembangkitan, transmisi, dan distribusi) tersebut


menjadi bagian penting dan harus saling mendukung untuk mencapai tujuan
utama sistem tenaga listrik yaitu penyaluran energy listrik kepada konsumen.

Gambar 2.1 Penyaluran Sistem Tenaga


Listrik
Dari gambar 2.1 di atas dilihat alur pendistribusian Tenaga Listrik dari

mulai Pembangkitan sampai dengan Pelanggan, Tenaga listrik dibangkitkan dalam

pusat-pusat listrik seperti PLTA, PLTU, PLTP, PLTD dan PLTG. Kemudian

disalurkan melalui saluran transmisi setelah terlebih dahulu dinaikkan

tegangannya oleh transformator penaik tegangan ( step up transformator) yang

ada pada pusat listrik. Setelah tenaga listrik disalurkan melalui saluran transmisi

maka sampailah tenaga listrik ke Gardu Induk (GI) untuk diturunkan tegangannya

melalui transformator penurun tegangan ( step down transformator) menjadi

tegangan menengah yang merupakan sistem distribusi tenaga listrik.

2.1 Sistem Distribusi Tenaga Listrik

Bagian dari sistem tenaga listrik yang paling dekat dengan pelanggan

adalah sistem distribusi.Sistem distribusi ini berguna untuk menyalurkan

tenaga listrik dari sumber daya listrik besar (Bulk Power Source) sampai ke

pelanggan. Secara umum fungsi sistem distribusi tenaga listrik adalah :

1. Pembagian atau penyaluran tenaga listrik ke beberapa tempat


(pelanggan).
2. Merupakan sub sistem tenaga listrik yang langsung berhubungan dengan

pelanggan, karena catu daya pada pusat-pusat beban (pelanggan) dilayani

langsung melalui jaringan distribusi.

Jaringan setelah keluar dari Gardu Induk disebut sebagai jaringan

distribusi. Tenaga listrik yang disalurkan melalui saluran transmisi akan

diturunkan tegangannya menjadi tegangan distribusi primer. Tegangan

distribusi primer yang dipakai PLN adalah 20 kV. Setelah tenaga listrik
disalurkan melalui jaringan distribusi primer maka tegangannya akan

diturunkan dalam gardu-gardu distribusi menjadi tegangan rendah 380 / 220

Volt untuk kemudian disalurkan ke rumah-rumah pelanggan (konsumen).

Gambar 2.2 Sistem Distribusi Tenaga Listrik

Dari gambar 2.2 dapat dilihat Jaringan distribusi berdasarkan letak

jaringan terhadap posisi gardu distribusi, dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu :

 Jaringan distribusi primer (jaringan distribusi tegangan menengah)

yaitu Terletak pada sisi primer trafo distribusi, yaitu antara titik

Sekunder trafo substation (Gardu Induk) dengan titik primer trafo

distribusi. Saluran ini bertegangan menengah 20 kV.

 Jaringan distribusi sekunder (jaringan distribusi tegangan rendah)

yaitu Terletak pada sisi sekunder trafo distribusi, yaitu antara titik

sekunder dengan titik cabang menuju beban (Lihat Gambar 2.2)

Jaringan distribusi primer (JDTM) merupakan suatu jaringan yang

letaknya sebelum gardu ditribusi berfungsi menyalurkan tenaga listrik

bertegangan menengah (misalnya 20 kV).hantaran dapat berupa kabel dalam

tanah atau saluran/kawat udara yang menghubungkan gardu induk (sekunder


trafo) dengan gardu distribusi atau gardu hubung (sisi primer trafo

didtribusi).

Jaringan distribusi sekunder (JDTR) merupakan suatu jaringan yang

letaknya setelah gardu distribusi berfungsi menyalurkan tenaga listrik

bertagangan rendah (misalnya 220 V/380 V). Hantaran berupa kabel

tanah atau kawat udara yang menghubungkan dari gardu distribusi (sisi

sekunder trafo distribusi) ke tempat konsumen atau pemakai (misalnya

industri atau rumah – rumah).

Berdasarkan konfigurasi jaringan, sistem jaringan distribusi dapat

dikelompokkan menjadi 3 macam, yaitu sistem distribusi radial, loop dan

spindel.

- Sistem Jaringan Distribusi Radial

Bentuk jaringan ini merupakan bentuk yang paling sederhana,

banyak digunakan dan murah.Dinamakan radial karena saluran ini ditarik

secara radial dari suatu titik yang merupakan sumber dari jaringan itu dan

dicabang-cabangkan ke titik-titik yang dilayani, seperti terlihat pada

Gambar 2.3.

Gambar 2.3 Sistem Jaringan Distribusi Radial


Jaringan distribusi radial yaitu catu daya berasal dari satu titik

sumber dan karena adanya percabangan-percabangan tersebut maka arus

beban yang mengalir sepanjang saluran menjadi tidak sama sehingga luas

penampang konduktor pada jaringan bentuk radial ini ukurannya tidak

sama. Arus yang paling besar mengalir pada jaringan yang paling dekat

dengan garsu induk.Sehingga saluran yang paling dekat dengan gardu

induk ini ukuran penampang konduktornya relative besar.Arus

beban yang ada di ujung percabangan lebih kecil dan mengakibatkan

ukuran kosduktornya pun lebih kecil. Spesifikasi dari jaringan bentuk

radial ini adalah :

a. Bentuknya sederhana

b. biaya investasi murah

c. Kualitas pelayanan daya relative jelek, karena rugi tegangan dan rugi

daya yang terjadi pada saluran relative besar.

d. Jika jalur utama mengalami gangguan maka seluruh gardu akan

padam.

Untuk melokalisir gangguan pada bentuk radial ini biasanya

dilengkapi dengan peralatan pengaman, fungsinya utnuk membatasi

daerah yang mengalami pemadaman total.

- Sistem Jaringan Distribusi Loop


Jaringan ini merupakan bentuk tertutup, disebut juga bentuk

jaringan ring.Susunan rangkaian memungkinkan titik beban terlayani

dari dua saluran, sehingga kontinuitas pelayanan lebih terjamin serta


kualitas dayanya lebih baik karena drop tegangan dan rugi daya

saluran menjadi lebih kecil.

Gambar 2.4 Sistem Jaringan Distribusi Loop

Dari gambar 2.4 dapat dilihat alur dari bentuk sistem jaringan

distribusi loop ini ada 2 macam, yaitu bentuk open loop

yangdilengkapi normally open switch dan bentuk close loop yang

dilengkapi normally close loop. Pada umumnya penghantar dari

struktur ini mempuyai ukuran yang sama di semua jaringan. Jaringan

distribusi loop mempunyai kualitas dan kontinuitas pelayanan daya

yang lebih baik, tetapi biaya investasi lebih mahal dan cocok

digunakan pada daerah yang padat dan memerlukan keandalan tinggi.

- Sistem Jaringan Distribusi Spindel

Jaringan spindel adalah suatu pola kombinasi jaringan dari

pola Radial dan Loop seperti terlihat pada Gambar 3.5.Jaringan

distribusi spindel mini berupa saluran kabel tanah tegangan menengah


(SKTM) yang penerapannya sangat cocok di kota-kota besar.Sistem

spindel terdiri dari beberapa penyulang (feeder) yang tegangannya

diberikan dari Gardu Induk dan tegangan tersebut berakhir pada

sebuah Gardu Hubung (GH). Sistem jaringan distribusi yang

digunakan di PLN Area Cengkareng adalah sistem jaringan ditsribusi

spindel.

Gambar 2.5 Sistem Jaringan Distribusi Spindel

Pada dasarnya gangguan yang sering terjadi pada sistem distribusi saluran

20 kV dapat digolongkan menjadi dua macam yaitu gangguan dari dalam sistem

dan gangguan dari luar sistem.Gangguan yang berasal dari luar sistem disebabkan

oleh sentuhan daun/pohon pada penghantar, sambaran petir, manusia, binatang,

cuaca dan lain-lain.Sedangkan gangguan yang datang dari dalam sistem dapat

berupa kegagalan dari fungsi peralatan jaringan, kerusakan dari peralatan

jaringan, kerusakan dari peralatan pemutus beban dan kesalahan pada alat

pendeteksi. Klasifikasi gangguan yang terjadi pada jaringan distribusi adalah :


a. Dari jenis gangguannya :.

 Gangguan dua fasa atau tiga fasa melalui hubungan tanah

 Gangguan fasa ke fasa

 Gangguan dua fasa ke tanah

 Gangguan satu fasa ke tanah atau gangguan tanah

b. Dari lamanya gangguan

 Gangguan permanen

Gangguan permanen dapat disebabkan oleh kerusakan peralatan,

sehinggga gangguan ini baru hilang setelah kerusakan ini diperbaiki.

Terjadinya gangguan ditandai dengan jatuhnya pemutus tenaga, untuk

mengatasinya operator memasukkan tenaga secara manual. Contoh

gangguan ini yaitu adanya kawat yang putus, terjadinya gangguan hubung

singkat, dahan yang menimpa kawatphasa dari saluran udara, adanya

kawat yang putus, dan terjadinya gangguan hubung singkat.

 Gangguan temporer

Gangguan temporer ini tidak akanberlangsung lama dan dapat

normal kembali.Gangguan ini dapat hilang dengan sendirinya atau dengan

memutussesaat bagian yang terganggu dari sumber tegangannya.

Kemudiandisusul dengan penutupan kembali peralatan hubungnya.

Apabila ganggguan temporer sering terjadi dapat menimbulkan kerusakan

pada peralatan dan akhirnya menimbulkan gangguan yang bersifat

permanen. Salah satu contoh gangguan yang bersifat temporer adalah


gangguan akibat sentuhan pohon yang tumbuh disekitar jaringan, akibat

binatang seperti burung kelelawar, ular dan layangan.

Gangguan biasanya diakibatkan oleh kegagalan isolasi diantara

penghantar phasa atau antara penghantar phasa dengan tanah. Secara nyata

kegagalan isolasi dapat menimbulkan beberapa efek pada system yaitu

menghasilkan arus yang cukup besar atau mengakibatkan adanya

impedansi diantara penghantar phasa atau antara penghantar phasa dengan

tanah. Terjadinya gangguan pada jaringan distribusi disebabkan oleh :

 Kesalahan mekanis

 Kesalahan thermos

 tegangan lebih

 material yang cacat atau rusak

 gangguan hubung singkat

 konduktor putus

Faktor-faktor penyebab terjadinya gangguan adalah :

 Surja petir atau surja hubung

 Burung atau daun-daun

 Polusi debu

 Pohon yang tumbuh di dekat jaringan

 Keretakan pada isolator


Akibat yang paling serius dari gangguan adalah kebakaran yang

tidak hanya akan merusak peralatan dimana gangguan terjadi tetapi bisa

berkembang ke sistem dan akan mengakibatkan kegagalan total dari

sistem. Berikut adalah beberapa akibat yang disebabkan oleh gangguan :

a. Penurunan tegangan yang cukup besar pada sistem daya sehingga

dapat merugikan pelanggan atau mengganggu kerja peralatan listrik

b. Bahaya kerusakan pada peralatan yang diakibatkan oleh arching

(busur api listrik )

c. Bahaya kerusakan pada peralatan akibat overheating (pemanasan

berlebih) dan akibat tekanan mekanis (alat pecah dan sebagainya)

d. Terganggunya stabilitas sistem dan ini dapat menimbulkan

pemadaman menyeluruh paa sistem tenaga listrik

e. Menyebabkan penurunan tegangan sehingga koil tegangan rele gagal

bertahan

Untuk mengurangi terjadinya gangguan, maka perlu dilakukan hal-

hal sebgai berikut :

a. Memperbaiki desain sistem (konstruksi)

b. Memperbaiki kualitas komponen

c. Mempergunakan rele proteksi yang lebih baik

d. Pengoperasian dan pemeliharaan yang lebih baik.


2.2 Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM)

Saluran udara tegangan menengah adalah jaringan distribusi yang

tergelar di alam bebas, di mana banyak terjadi gangguan internal dan

eksternal.Gangguan internal biasanya di sebabkan karena adanya gangguan

pada komponen listrik di gardu distribusi seperti trafo, rak TR, kabel dan

sebagainya, sedangkan gangguan eksternal biasanya di sebabkan karena

gangguan petir, pohon, atau binatang. Untuk itu perlu di perhatikan hal

berikut:

a. Sistem pentanahan/pembumian yang terpasang pada tiang SUTM. Hal

ini perlu di perhatikan untuk daerah-daerah di mana tiang SUTM paling

tinggi dari lingkungannya , agar bila jaringan terkena gelombang petir

akan tersalur ke tanah melalui pentanahan tersebut

b. Batas jaringan dengan pohon atau bangunan (>1m)

c. Arrester dan pentanahannya (tahanan tanah <3ohm)

2.3 Saluran Kabel Tegangan Menengah (SKTM)

Jaringan bawah tanah direncanakan untuk kawasan dengan padat

beban lebih tinggi, misalnya kota metropolitan atau kota kota besar. Untuk

kawasan dengan padat beban sedang atau tidak seragam biasanya

menggunakan jaringan campuran. Bagian bagaian kabel untuk melayani

daerah industri, perdagangan dan kantor kantor. Penanaman kabel dapat

dilakukan secara langsung atau memakai pipa pelindung. Pemakaian kabel

tanah dengan pipa pelindung dilakukan untuk keperluan setempat, misalnya


jaringan menyebrang sungai, instalasi di dalam gedung dan lain lain. Selain

itu penanaman dan perentangan kabel tanah di dalam lubang yang telah

digali perlu penanganan khusus, karena hal ini akan mempengaruhi umur

maupun kemampuan kabel dalam penyaluran tenaga. Beberapa

pertimbangan untuk kabel tanah dapat disebut seperti berikut.

Keuntunganatau kelebihan berupa:

a) Kabel tanah tidak terlihat, maka tidak mengganggu pemandangan atau

lingkungan. Hal ini penting untuk kota yang padat penduduknya seta

padat lalu1lintas kendaraan.

b) Pengoperasiannya lebih mudah karena tidak terpengaruh oleh hujan,

petir, atau angin.

Kerugian atau kekurangan adalah :

a) Harganya yang tinggi, lebih lebih untuk tegangan yang tinggi.

b) Bilamana terjadi gangguan, tidak mudah untuk menemukan tempat

gangguan terjadi. Lagipula, melakukan reparasi pada kabel yang rusak,

sangat sulit karena mengganggu lalulintas kendaraan, sehingga

menambah masalah kemacetan lalulintas dan membutuhkan waktu

yang lama untuk memperbaiki akibat gangguan serta membutuhkan

biaya investasi yang mahal.

c) Kurang fleksibel, karena biasanya kabel yang sudah ditanam tidak

akan dirubah untuk masa yang akan datang.


Konstruksi SKTM terdiri dari komponen-komponen peralatan utama yaitu :

1. Kabel tanah hantaran tunggal (Single Core Cable).


2. Kabel tanah 3 hantaran (Three Core Cable).
Gardu distribusi merupakan salah satu komponen dari suatu system

distribusi yang berfungsi untuk menghubungkan jaringan ke konsumen atau untuk

membagikan / mendistribusikan tenaga listrik pada beban / konsumen baik

konsumen tegangan menengah maupun konsumen tegangan rendah. Gardu

distribusi dapat dibedakan dari beberapa hal yang diantaranya :

1. Gardu Tembok (Gardu Beton)

Dari gambar 3.13 dapat dilihat Gardu Distribusi jenis beton merupakan

peralatan Gardu Distribusi yang dipasang dalam bangunan yang secara

keseluruhan konstruksinya tersebut dari tembok/beton.Keuntungannya adalah

peralatan yang ada didalamnya terlindungi darcuaca dan pengamanannya lebih

mudah. Kapasitas trafo >400 kVA

Gambar 2.5 Gardu Beton


2. Gardu Portal
Dari gambar 3.14 dapat dilihat alur dari gardu portal adalah gardu trafo
yang secara keseluruhan instalasinya dipasang pada 2 buah tiang atau lebih.
Kapasitas trafo 100 kVA- 400 kVA. Pemansangan gardu portal harus di
lengkapi fuse cut out (pengaman trafo sisi TM)

Gambar 2.6 Gardu Portal

3. Gardu Cantol

Dari gambar 3.15 dapat dilihat alur dari gardu cantol adalah gardu trafo

yang secara keseluruhan instalasinya dipasang pada satu tiang. Kapasitas

trafo <100 kVA (3 fasa atau 1 fasa).


Gambar 2.7 Gardu Cantol

4. Gardu Kios

Dari gambar 3.16 dapat dilihat alur dari gardu kios adalah gardu yang
bangunan keseluruhannya terbuat dari plat besi dengan konstruksi seperti kios.

Gambar 2.8 Gardu Kios


5. Gardu hubung

Gardu hubung adalah gardu yang berfungsi untuk membagi beban pada

sejumlah gardu atau untuk menghubungkan satu feeder TM dengan feeder TM

yang lain.Pemakaian gardu hubung di pergunakan untuk jaringan kabel tanah

yang mempergunakan sistem spindle.

Dalam beberapa tahun terakhir ini, masalah listrik menjadi polemik yang
berkepanjangan dan telah memunculkan multi implikasi yang sangat kompleks di
berbagai aspek kehidupan, antara lain : keuangan, ekonomi, sosial, budaya,
politik, dan lain-lain. Kondisi tersebut mengindikasikan bahwa listrik telah
menjadi bagian yang sangat penting bagi umat manusia.
Oleh karenanya tak berlebihan bahwa listrik bisa dikatakan sebagai
salah satu kebutuhan utama bagi penunjang dan pemenuhan kebutuhan hidup
umat manusia. Beberapa tantangan besar yang dihadapi dunia pada masa kini,
antara lain, bagaimana menemukan sumber energi baru, mendapatkan sumber
energi yang pada dasarnya tidak akan pernah habis untuk masa mendatang,
menyediakan energi di mana saja diperlukan, dan mengubah energi dari satu ke
lain bentuk, serta memanfaatkannya tanpa menimbulkan pencemaran yang dapat
merusak lingkungan hidup kita. Dibanding dengan bentuk energi yang lain, listrik
merupakan salah satu bentuk energi yang praktis dan sederhana. Di samping itu
listrik juga mudah disalurkan dari dan pada jarak yang berjauhan, mudah
didistribusikan untuk area yang luas, mudah diubah ke dalam bentuk energi lain,
dan bersih (ramah lingkungan). Oleh karena itu, manfaat listrik telah dirasakan
oleh masyarakat, baik pada kelompok perumahan, sosial, bisnis atau perdagangan,
industri dan publik.
Tenaga listrik sebagai bagian dari bentuk energi dan cabang produksi yang
penting bagi negara sangat menunjang upaya dalam memajukan dan
mencerdaskan bangsa. Sebagai salah satu hasil pemanfaatan kekayaan alam yang
menguasai hajat hidup orang banyak, tenaga listrik perlu dipergunakan untuk
kesejahteraan dan kemakmuran rakyat.
Perkembangan teknologi yang semakin maju pada saat ini mengakibatkan
banyaknya pemakaian sumber daya listrik sebagai penunjang kehidupan yang
lebih baik. Dengan peningkatan pemakaian energi listrik ini menunjukkan standar
kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang lebih baik. Oleh sebab itu dibutuhkan
kualitas sistem jaringan distribusi yang handal.
Sistem distribusi tenaga listrik ditunjang oleh perlengkapan-perlengkapan
distribusi yang memadai. Pada kondisi normal sistem distribusi teraliri oleh arus
maupun tegangan kerja sehingga mempengaruhi kinerja perlengkapan yang ada.
Peralatan distribusi tersebut merupakan peralatan yang sensitif terhadap
gangguan-gangguan baik yang berasal dari faktor dalam (internal) alat tersebut
maupun dari luar (external) alat tersebut.
Kondisi kerja perlengkapan distribusi seperti isolator, konduktor, trafo
maupun sambungan pada saluran udara sangatlah rawan mengalami gangguan dan
kerusakan yang ditimbulkan oleh arus beban. Arus beban dapat menimbulkan
rugi-rugi dan meningkatkan suhu pada peralatan sistem distribusi sehingga
menurunkan tingkat effisiensi dan umur dari peralatan yang ada. Selain adanya
arus beban yang mengganggu, kerusakan peralatan distribusi dapat juga
ditimbulkan oleh percikan bunga api (flashover) yang muncul karena adanya
hubungan antar fasa yang mempengaruhi perlengkapan-perlengkapan pada
jaringan distribusi Saluran Udara Tegangan Menengah 20 KV (SUTM) menjadi
panas.
Perawatan dan pemeliharaan perlengkapan jaringan distribusi yang rutin
bertujuan untuk mengatasi penurunan effisiensi dan kerusakan agar perlengkapan
tersebut dapat bekerja dengan baik sesuai fungsinya. Dalam hal ini perawatan dan
pemeliharaan jaringan yang dilakukan oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN)
dengan sistem tanpa tegangan (pemadaman) menjadi masalah vital yang dialami
oleh konsumen maupun perusahaan listrik karena dapat menurunkan kontinuitas
pelayanan. Suplai tenaga listrik untuk pelanggan menjadi terhambat dan tidak
dapat melakukan proses produksi dengan optimal karena tenaga listrik tidak
tersalurkan. Kerugian yang dialami oleh perusahaan listrik sangatlah besar karena
adanya pemadaman listrik mengakibatkan banyaknya energi listrik yang hilang
dan tidak dapat terjualkan kepada konsumen.
Solusi untuk menekan adanya pemadaman, maka perusahaan listrik
melakukan pemeliharaan jaringan distribusi Tegangan Menengah 20 KV dengan
sistem hot line maintenance (Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan/ PDKB).
Tanpa adanya pemadaman listrik yang dilakukan oleh PDKB-TM maka suplai
tenaga listrik tetap dapat disalurkan. Dengan adanya pemeliharaan dalam keadaan
bertegangan ini, konsumen tidak lagi mengalami kerugian, produksi
tetap berjalan, produktivitas meningkat, quota terpenuhi dan kontinuitas
pelayanan energi listrik menjadi lebih baik. Dari segi ekonomi energi listrik yang
hilang akibat pemadaman dapat terselamatkan dan perusahaan listrik tidak
mengalami kerugian. Perekonomian negara dapat ditingkatkan dan kualitas SDM
akan menjadi lebih baik dan optimal.

(a) (b)

Gambar 2.9 : (a) dan (b), Salah satu Tim PDKB (Pekerjaan Dalam Keadaan
Bertegangan)
2.4 Definisi Pemeliharaan Jaringan Distribusi
Pemeliharaan jaringan distribusi merupakan salah satu faktor penting
dalam upaya meningkatkan mutu dan pelayanan PLN di masyarakat, karena
indikasi baik atau buruknya pelayanan PLN dapat dilihat dari jumlah
keluhan pelanggan PLN tentang gangguan pasokan listrik dan pekerjaan
PLN lainnya. Oleh karenanya pemeliharaan jaringan distribusi yang baik
secara tidak langsung akan membantu dalam menjaga citra PLN di
masayarakat. Sampai saat ini pemeliharaan jaringan masih sering dilakukan
hanya pada peralatan ketika terjadi kerusakan, dengan anggapan bahwa
apabila tidak terjadi kerusakan maka pekerjaan pemeliharaan adalah suatu
pemborosan. Analisis terhadap tugas-tugas pemeliharaan apa saja yang
harus dilakukan adalah penting dalam membuat skala prioritas untuk
mencapai sasaran pemeliharaan yang optimal, efektif dan efisien. Dalam
penelitian ini akan dilakukan pemilihan tugas-tugas pemeliharaan dan
pengelompokannya dengan memperhatikan faktor biaya kerugian karena
kerusakan dan biaya pemeliharaan peralatan. Salah satu metode yang dapat
membantu mencapai keseimbangan yang tepat antara jenis pemeliharaan
yang berbeda adalah Reliability-controlled maintenance (RCM).
Pemeliharaan merupakan suatu pekerjaan yang dimaksudkan untuk
mendapatkan jaminan bahwa suatu sistem atau peralatan akan berfungsi
secara optimal, umur teknisnya meningkat dan aman baik bagi personil
maupun bagi masyarakan umum. Kegiatan pokok pemeliharaan rutin ini
ditentukan berdasarkan periode atau waktu pemeliharaan: bulanan, triwulan,
semesteran atau tahunan. Kegiatan pemeliharaan ini meliputi rangkaian
tahapan kerja mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga pengendalian dan
evaluasi pekerjaan pemeliharaan instalasi dan sistem distribusi yang
dilakukan secara terjadwal (schedule) ataupun tanpa jadwal.

2.5 Jadwal Pemeliharaan Distribusi.


Salah satu usaha untuk meningkatkan mutu, daya guna, dan
keandalan tenaga listrik yang telah tercantum dalam tujuan pemeliharaan
adalah menyusun program pemeliharaan periodik dengan jadual tertentu.
Menurut siklusnya kegiatan pelaksanaan pemeliharaan distribusi dapat
dikelompokkan dalam beberapa kelompok yaitu :

- Pemeliharaan harian
- Pemeliharaan tri wulanan.
- Pemeliharaan bulanan.
- Pemeliharaan semesteran.
- Pemeliharaan tahunan.
- Pemeliharaan 3 tahunan.
Karena volume fisik sistem jaringan distribusi ini cukup banyak, maka
dalam pelaksanaannya perlu diatur waktunya disesuaikan dengan
kemampuan yang ada. Misalnya, untuk pemeliharaan gardu diatur sesuai
dengan jumlah gardu distribusi yang ada seperti contoh berikut :

a. Pemeliharaan Harian
Pemeliharaan harian adalah suatu kegiatan dilapangan yang
dilaksanakan setiap hari dengan tujuan untuk mengadakan pemeriksaan
kondisi sistem. Biasanya pemeliharaan harian ini dilakukan ketika ada
suatu keluhan dari konsumen atau masyarakat yang melaporkan bahwa
terjadi pemadaman listrik. Maka Tim Pemeliharaan akan segera
memeriksa daerah yang mengalami pemadaman listrik dan akan segera
melakukan perbaikan dan pemeliharaan sistem tersebut.
b. Pemeliharaan Tri wulanan (3 bln)
Pemeliharaan tri wulanan atau 3 bulanan adalah suatu kegiatan
dilapangan yang dilaksanakan dalam tiga bulan dengan maksud untuk
mengadakan pemeriksaan kondisi system. Dengan harapan bahwa
langkah-langkah yang perlu dilaksanakan perbaikan system peralatan yang
terganggu dapat ditentukan lebih awal. Bila ada keterbatasan dalam
masalah data pemeliharaan, program pemeliharaan triwulan dapat dibagi
untuk memelihara bagian-bagian jaringan distribusi yang rawan gangguan,
diantaranya adalah saluran telanjang atau tidak berisolasi. Dimana saluran
udara semacam ini diperkirakan paling rawan terhadap berbagai gangguan
external misalnya pohon-pohon, benang layang-layang dsb. Kegiatan yang
perlu dilakukan dalam program triwulanan adalah :
 Mengadakan inspeksi terhadap saluran udara harus mempunyai jarak
aman yang sesuai dengan yang diizinkan (2 m).
 Mengadakan evaluasi terhadap hasil inspeksi yang telah dilaksanakan
dan segera mengadakan tindak lanjut.

c. Pemeliharaan Bulanan
Jadwal ini dilaksanakan dalam keadaan beroperasi/bertegangan, misalnya
: Trafo distribusi.

Tabel 2.1 Daftar Pemeliharaan Komponen Trafo Distribusi pada


Pemeliharaan Bulanan
No KOMPONEN / CARA PELAKSANAAN
PERAWATAN

1. Tinggi pemukaan minyak Periksa tinggi permukaan


minyak

2. Bushing Periksaadanya yang keretakan /


pecah

3. Tangki radiator Periksa adanya suara-suara tidak


normal, karena kebocoran
minyak

4. Pemadam kebakaran Periksa alat pemadam kebakaran


seperti aapakah masih berfungsi
baik / atau tidak
5. Pengukuran beban Ukuran arus dan tegangan
sekunder, ukur arus primer
dengan tang amper meter

d. Pemeliharaan Semesteran (6 bln)


Pemeliharaan semesteran atau enam bulanan adalah suatu kegiatan
yang dilakukan dilapangan dengan maksud untuk mengetahui sendiri
kemungkin keadaan beban jaringan dan tegangan pada ujung jaringan
suatu penyulang TR (tegangan rendah). Dimana besarnya regulasi
tegangan yang diijinkan oleh PLN pada saat ini adalah + 5% untuk sisi
pengirim dan – 10% untuk sisi penerima. Perbandingan beban untuk
setiap fasanya pada setiap penyulang TR tidak kurang dari 90%; 100% dan
110%. Hal ini untuk menjaga adanya kemencengan tegangan yang terlalu
besar pada saat terjadi gangguan putusnya kawat netral (Nol) di jaringan
TR. Kegiatan yang perlu dilakukan dalam pemeliharaan ini adalah :
- Melakukan pengukuran (timbang) beban.
- Melaksanakan pengukuran tegangan ujung jaringan.
- Mengadakan evaluasi hasil pengukuran dan menindak lanjuti.
Contoh : Jadwal pemeliharaan Semesteran
Dilaksanakan dalam keadaan tidak bertegangan.
Tabel 2.2 Daftar Pemeliharaan Komponen pada Pemeliharaan
Semesteran
No KOMPONEN / CARA PELAKSANAAN
PERAWATAN
1. Kawat Penghantar o Bebaskan kawat penghantar dari tegangan
o Pasang peralatan grounding pada kawat
tersebut
o Periksa kondisi kawat
o Bersihkan kawat dari benda asing
o Pasang repair slove atau armorgrif apabila
ada kawat yang rusak
o Periksa andongan kawat
o Periksa ikatan kawat pada isolator
o Periksa klem sambungan baut-bautnya

Sambungan tabel 2.2 daftar pemeliharaan komponen pada pemeliharaan


semesteran.
No KOMPONEN / CARA PELAKSANAAN
PERAWATAN
2. Bocoran o Bersihkan dari debu dan kotoran yang
menempel pada isolator
o Periksa apakah ada yang cacat atau pecah
o Lakukan penggantian untuk isolator yang
rusak
o Kencangkan baut-baut penguatnya dsb

3. Tiang o Periksa posisi tiang


o Untuk tiang besi bila catnya rusak di cat
kembali
o Ganti apabila tiang mulai keropos
o Pasang schoor apabila posisi tiang miring
akibat tarikan kawat dan sebagainya

e. Pemeliharaan Tahunan (1 thn)


Pemeliharaan tahunan merupakan suatu kegiatan yang
dilaksanakan untuk mengadakan pemeriksaan dan perbaikan system
peralatan. Kegiatan pemeliharaan tahunan biasanya dilaksanakan menurut
tingkat prioritas tertentu. Pekerjaan perbaikan system peralatan yang
sifatnya dapat menunjang operasi secara langsung atau pekerjaan-
pekerjaan yang dapat mengurangi adanya gangguan operasi system perlu
mendapat prioritas yang lebih tinggi. Pada prakteknya pemeliharaan
tahunan dapat dilaksanakan dalam dua keadaan yaitu :
- Pemeliharaan tahunan keadaan bertegangan.
- Pemeliharaan tahunan keadaan bebas tegangan.

f. Pemeliharaan tahunan keadaan bertegangan.


Pemeliharaan peralatan / perlengkapan jaringan distribusi (tr / tm)
yang dilaksanakan dimana obyeknya dalam keadaan aktif bekerja atau
bertegangan. Pekerjaan-pekerjaan yang perlu dilakukan untuk
pemeliharaan tahunan keadaan bertegangan adalah mengadakan
pemeriksaan secara visual (inspeksi) dengan maksud untuk menemukan
hal-hal atau kelainan-kelainan yang dikawatirkan/dicurigai dapat
menyebabkan gangguan pada operasi system sebelum periode
pemeliharaan tahunan berikutnya terselenggara. Pemeliharaan semacam ini
pada pelaksanaanya menggunakan chek list untuk memudahkan para
petugas memeriksa dan mendata hal-hal perlu diperhatikan dan dinilai.
Contoh :
 Pemeriksaan rutin kondisi gardu yang sedang beroperasi
 Pengukuran beban dan tegangan gardu

Ketentuan bekerja pada keadaan bertegangan :


 Petugas / pelaksana pekerjaan mempunyai kompetensi yang
dibutuhkan.
 Memiliki surat ijin kerja dari yang berwenang.
 Dalam keadaan sehat, sadar, tidak mengantuk atau tidak dalam keadaan
mabuk.
 Saat bekerja harus berdiri pada tempat atau mempergunakan perkakas
yang berisolasi dan andal.
 Menggunakan perlengkapan badan yang sesuai dan diperiksa setiap
dipakai sesuai petunjuk yang berlaku.
 Dilarang menyentuh perlengkapan listrik yang bertegangan dengan
tangan telanjang.
 Keadaan cuaca tidak mendung / hujan.
 Dilarang bekerja di ruang dengan bahaya kebakaran / ledakan, lembab
dan sangat panas.

Ketentuan bekerja di dekat instalasi bertegangan : Saat bekerja


harus berada pada jarak minimum aman kerja.
Tabel 2.3 Jarak Minimum Aman kerja

TEGANGAN JARAK MINIMUM AMAN


( antara fasa dan bumi ) KERJA
(KV) (cm)

1 50
12 60
20 75
70 100
150 125
220 160
500 300

 Bila bekerja di dekat instalasi yang lebih tinggi dari pada tegangan
perlengkapan yang dikerjakan, harus dipastikan bahwa perlengkapan
tersebut bebas dari kebocoran isolasi atau imbas yang membahayakan
dan sebaiknya dibumikan.
 Dilarang menggunakan pengukur panjang, tali logam atau tali dengan
anyaman benang logam.
 Di dekat bagian bertegangan, dilarang menggunakan tangga kayu atau
bambu yang diperkuat dengan batang logam yang memanjang searah
dengan arus listrik.
 Jika jarak aman tidak dapat dipenuhi, petugas harus menggunakan
pengaman dari bahan isolasi.

g. Pemeliharaan Tahunan Keadaan Bebas Tegangan.


Pemeliharaan peralatan / perlengkapan jaring distribusi TM / TR
yang dilaksanakan dimana obyeknya dalam keadaan tanpa tegangan atau
pemadaman. Hal ini bukan berarti disekitar obyek pemeliharaan benar-
benar sama sekali tidak bertegangan. Pekerjaan-pekerjaan pemeliharaan
tahunan pada keadaan bebas tegangan adalah pekerjaan-pekerjaan yang
meliputi :
- Pemeriksaan.
- Pembersihan.
- Pengetesan.
- Penggantian material Bantu : fuse link, sekring.
Adapun bagian-bagian system yang perlu dilakukan pemeliharaan tahunan
secara periodik diantaranya adalah :
- JTM dan peralatanya.
- Gardu distribusi.
- JTR dan peralatanya (bila ada).
- Sambungan rumah dan APP.
Contoh :
Pada waktu pemeliharaan PHB – TR pada gardu distribusi, maka
pada sisi TM FCO atau kubikel dan trafo harus dipadamkan, tetapi pada
keadaan tertentu tetap dioperasikan. Dengan demikian segi keamanan
terhadap tegangan sentuh harus tetap diperhatikan. Alasan dilaksanakan
pemeliharaan dalam keadaan tanpa tegangan :
- Pemeliharaan dengan metode PDKB memang belum dimungkinkan.
- Instalasi dilengkapi dengan sistem cadangan sehingga tidak
mengganggu suplai tenaga listrik.
- Jaringan yg akan dipelihara secara ekonomis tdk terlalu
mengguntungkan dan secara sosial tidak berdampak negatif.
- SDM dan sarana yg diperlukan untuk pemeliharaan dg PDKB belum
tersedia.
Keuntungan dan kerugian pemeliharaan tanpa tegangan
Keuntungannya :
- Terjadinya kecelakaan terhadap sentuhan tegangan listrik dapat
dihindarkan.
- Pekerjaan dimungkinkan dapat dilaksanakan dengan kondisi cuaca
hujan.
- Peralatan kerja, alat bantu kerja dan peralatan K3 harganya lebih murah.
- Beaya pekerjaan pemeliharaan lebih murah.
Kerugiaannya :
- Akibat pemadaman berarti energi tidak tersalurkan / terjual menjadi
lebih besar sebanding dengan lamanya pekerjaan.

Ketentuan bekerja pada keadaan tidak bertegangan


- Pelaksanaan pekerjaan harus mempunyai kompetensi yang dibutuhkan.
- Perlengkapan listrik yang dipekerjakan harus bebas dari tegangan.
- Sarana pemutusan sirkit dipasang rambu peringatan.
- Melaksanakan pemeriksaan tegangan untuk memastikan keadaan bebas
tegangan.
- Perlengkapan yang dikerjakan harus dibumikan secara baik.
- Petugas untuk pembebasan tegangan harus mempunyai surat tugas dari
atasan yang berwenang.
- Mengunci peralatan yang mungkin dapat dimasukkan / dikeluarkan.
- Bagian perlengkapan yang telah dibebaskan dari tegangan dan akan
dibuang sisa muatan listriknya, harus diperiksa secara teliti.

h. Pemeliharaan Tiga Tahunan.


Pemeliharaan tiga tahunan merupakan program pemeliharaan
sebagai tindak lanjut dari kegiatan pemeliharaan tahunan yang telah
diselenggarakan. Kegiatan pemeliharaan tiga tahunan dilaksanakan
dalam keadaan bebas tegangan dimana sifat pemeliharaanya baik teliti
dan penyaluran, biasa sampai tahap bongkar pasang (over houl). Dengan
keadaan ini, pelaksanaan pemeliharaan tiga tahunan merupakan kegiatan
pemeliharaan rutin yang termasuk pekerjaan pemeriksaan rutin
sistematis.

2.6 Tujuan Pemeliharaan Distribusi


Dengan dasar Surat Edaran Direksi PT.PLN (Persero) Nomor :
040.E/152/DIR/1999 maksud diadakannya kegiatan pemeliharaan jaringan
distribusi, tujuan utama dari pelaksanaan pemeliharaan distribusi adalah
untuk :

a. Menjaga agar peralatan/komponen dapat dioperasi-kan secara optimal


berdasarkan spesifikasinya sehingga sesuai dengan umur ekonomisnya.
b. Menjamin bahwa jaringan tetap berfungsi dengan baik untuk
menyalurkan energi listrik dari pusat listrik sampai ke sisi pelanggan.
c. Menjamin bahwa energi listrik yang diterima pelanggan selalu berada
dalam tingkat keandalan dan mutu yang baik.
d. Mendapatkan jaminan bahwa system/peralatan distribusi aman baik bagi
personil maupun bagi masyarakat umum.
e. Untuk mendapatkan efektivitas yang maksimum dengan memperkecil
waktu tak jalan peralatan sehingga ongkos operasi yang menyertai
diperkecil.
f. Menjaga kondisi peralatan atau sistem dengan baik, sehingga kwalitas
produksi atau kwalitas kerja dapat dipertahankan.

g. Mempertahankan nilai atau harga diri peralatan atau system, dengan


mencegah timbulnya kerusakan-kerusakan.
h. Untuk menjamin keselamatan bagi karyawan yang sedang bekerja dan
seluruh peralatan dari kemungkinan adanya bahaya akibat kerusakan dan
kegagalan suatu alat.
i. Untuk mempertahankan seluruh peralatan dengan efisiensi yang
maximum.
j. Dan tujuan akhirnya yaitu untuk mendapatkan suatu kombinasi yang
ekonomis antar berbagai factor biaya dengan hasil kerja yang optimum.
k. Mendapat jaminan bahwa keandalan dan mutu tenaga listrik akan
mempunyai nilai tinggi :
 Andal (Reable).
 Kesiapan (Avaibility) tinggi.
 Unjuk kerja (Performance) baik.
 Umur (Live Time) sesuai desain.
 Waktu pemeliharaan (Down time) Efektif.
 Biaya pemeliharaan (Cost) Efisien/Ekonomis.
Dilihat dari tujuan diatas, maka pemeliharaan pencegahan tidaklah dapat
diabaikan, bahkan merupakan hal yang penting untuk dilakukan.
2.7 Jenis-jenis Gangguan Pada Pemeliharaan Distribusi
a. Gangguan Beban Lebih
Beban lebih ini dapat terjadi pada trafo atau pada saluran karena
konsumen yang dipasoknya terus mengalami kenaikan kuantitas atau
karena adanya manuver beban dijaringan setelah adanya gangguan.
Beban lebih itu menimbulkan panas yang berlebih, oleh karena itu dapat
mempercepat proses penuaan atau memperpendek umur trafo tersebut.
b. Gangguan Hubung Singkat
Hubung singkat dapat terjadi antar fasa (tiga fasa atau satu fasa)
atau antara fasa ke tanah dan dapat bersifat temporer (non persistant) atau
permanent. Gangguan permanent misalnya rusaknya isolasi padat pada
belitan trafo atau belitan generator. Gangguan ini dapat berawal dari
tegangan lebih, penuaan isolasi, atau kerusakan mekanis isolasi.
Gangguan temporer misalnya berupa flash over antara penghantar fasa
dan tanah atau tiang, travers atau kawat tanah pada SUTT atau SUTM
karena sambaran petir. Dalam hal ini yang tembus adalah saluran
udaranya sehingga tidak ada kerusakan permanent. Arus hubung singkat
dua fasa lebih kecil dari pada arus hubung singkat tiga fasa. Jika tahanan
diabaikan maka besaran arus hubung singkat dua fasa : (= 0,866) kali
arus hubung singkat tiga fasa.
c. Gangguan tegangan lebih
Tegangan lebih dengan power frequency terjadi misalnya karena :
 Kehilangan beban atau penurunan beban di jaringan akibat switching
karena gangguan atau karena manuver.
 Kecepatan lebih (over speed) pada generator karena kehilangan beban.
d. Gangguan Kekurangan Daya
Kekurangan daya dapat terjadi karena tripnya unit pembangkit
akibat gangguan di Prime Movernya, di generator atau karena gangguan
hubung singkat di jaringan yang menyebabkan bekerjanya relay dan
circuit breakernya yang berakibat terlepasnya suatu unit pembangkit dari
sistem. Jika tingkat pembebanan unit pembangkit yang hilang/terlepas
tersebut melampaui cadangan putar (spinning reserve) sistem, maka
pusat-pusat pembangkit yang masih kerja akan mengalami pembebanan
yang berlebihan sehingga frekuensi akan terus merosot. Jika hal ini tidak
diamankan maka akan mengakibatkan tripnya pusat-pusat pembangkit itu
secara beruntun (cascading) yang selanjutnya dapat berakibat runtuhnya
(collapse) sistem tang dapat berakibat pemadaman total.
e. Gangguan ketidakstabilan
Gangguan hubung singkat dapat menyebabkan ayunan daya (power
swing) atau yang lebih parah lagi dapat menyebabkan unit-unit
pembangkit lepas sinkron (pull out of synchronism). Ayunan daya dapat
menyebabkan gangguan yang lebih luas. Lepas sinkron dapat
menyebabkan berkurangnya daya pembangkit karena tripnya unit
pembangkit itu atau terpisahnya sistem yang selanjutnya dapat
menyebabkan gangguan yang lebih luas bahkan keruntuhan sistem
(collapse).
Cara Mengatasi Gangguan
Usaha - usaha untuk mengatasi gangguan dapat dikelompokkan ke
dalam 2 golongan sebagai berikut :
1. Mengurangi terjadinya gangguan
Gangguan tidak dapat dicegah sama sekali, tapi dapat dikurangi
kemungkinan terjadinya gangguan dengan cara sebagai berikut :
a. Dengan hanya menggunakan peralatan yang dapat diandalkan.
b. Penentuan spesifikasi yang tepat dan desain yang baik sehingga
dalam keadaan normal maupun tidak, semua peralatan tahan baik
termis, elektris, maupun mekanis.
c. Pemasangan yang benar sesuai desain dan spesifikasi dari pabrik.
d. Penggunaan kawat tanah pada SUTT / SUTET dengan tahanan
yang rendah untuk menghindari terjadinya gangguan akibat
sambaran petir.
e. Penebangan pohon yang berdekatan dengan kawat fasa SUTM dan
SUTT.
f. Penggunaan kawat / kabel udara berisolasi untuk SUTM secara
selektif.
g. Operasi dan pemeliharaan yang baik.
h. Mengurangi penyebab kerugian dengan penyelidikan.

2. Mengurangi akibat gangguan


Usaha untuk mengurangi akibat gangguan adalah :
a. Mengurangi besarnya arus gangguan dengan cara :
 Mengurangi konsentrasi pembangkitan.
 Menggunakan reactor.
 Menggunakan tahanan untuk pembumian netral JTM
b. Penggunaan lightning arrester dan penentuan tingkat dasar isolasi.
c. Melepaskan bagian sistem yang terganggu dengan menggunakan
circuit breaker dan relay proteksi.
d. Penggunaan program pelepasan beban (load shedding), pemisahan
sistem dan pembentukan pulau untuk mengurangi pemadaman dan
mempercepat penulihan sistem setelah gangguan.
e. Penggunaan relay dan circuit breaker yang cepat dan AVR dengan
respon yang cepat pula untuk mengurangi kemungkinan lepas
sinkron akibat hubung singkat atau jatuhnya unit pembangkit.
f. Menghindari atau mengurangi pemadaman listrik.

Pada jaringan distribusi terbagi dari jaringan tegangan


menengah dan jaringan tegangan rendah dan berikut adalah
pembahasan dari pemeliharaan jaringan distribusi tersebut:
Pada Jaringan Tegangan Menengah, dikarenakan jaringan
saluran udara digelar di alam bebas cenderung gangguan dari
lingkungan karena sebab alam cukup tinggi, diantaranya adalah:
1. Petir
Karena ujung tiang biasanya lebih tinggi maka diharapkan
sambaran langsung jarang terjadi, kalau pun terjadi dan tahanan
tanah tiang cukup tinggi, bisa flash over ke konduktor fasa dan
menyebabkan gangguan tanah
2. Binatang
Burung, kalong, kodok besar, ular bisa menjadi penyebab
gangguan hubung singkat 1 fasa ketanah, bahkan 3 fasa.
3. Manusia
Permainan layang-layang dapat menyebabkan kabel jaringan putus,
kelalaian manusia, dll.
4. Tumbuhan, yaitu pada tumbuhan yang merambat dan dahan /
ranting pohon besar dapat pula menjadi penyebab gangguan.
5. Jumper putus
Karena korosi, terjadi pemburukan tahanan kontak maka jumper
konduktor putus jatuh ketanah.
6. Isolator retak atau pecah
Apabila terjadi isolator pecah mudah ditemukan namun apabila
isolator retak sulit ditemukan, keduanya dapat menjadi penyebab
gangguan.
7. Fuse dan Hooder yang korosi.
Fuse dan Hooder yang telah korosi akan menyebabkan terjadinya
flashover atu loncatan bunga api pada gardu listrik dan bisa
menyebabkan terjadinya kebakaran yang lebih meluas.
Dari beberapa penyebab diatas, berikut ini adalah kemungkinan dapat
tidaknya gangguan tersebut ditanggulangi:
a. Gangguan no 1 masih mungkin untuk dibuat perlindungannya
b. Gangguan dari sebab no 2 agak sulit ditanggulangi.
c. Gangguan dari sebab no 3 dan no 4 ditanggulangi dengan membuat
aturan dan pemeliharaan jaringan.
d. Gangguan dari sebab no 5 hindari proses korosi dengan sealer.
e. Gangguan dari sebab no 6 (bila retak atau tembus) dicari dengan
mengisolir seksi demi seksi jaringan bila sudah bisa dipersempit,
seksi yang isolatornya retak / tembus diperiksa dengan tegangan
impuls, sedangkan gangguan dari sebab no 7 bisa ditanggulangi
dengan cara mengganti fuse dan hooder yang telah korosi dengan
yang bagus.

Dalam pemeliharaannya, pemeriksaan tahanan kontak yang


buruk dilakukan dengan cara pengamatan sambungan dengan
menggunakan thermovision. Bila ditemukan temperatur tinggi pada
sambungan, maka beberapa hal-hal yang harus dilakukan adalah
sebagai berikut:
1. Memadamkan jaringan,
2. Mengukur tahanan kontak,
3. Membersihkan permukaan kontak,
4. Apabila klem penjepit sambungan rusak maka harus diganti,
5. Jaringan kembali disambungkan dan tahanan kontaknya diukur,
6. Apabila hasil ukur baik maka jaringan kembali dienergize.

Sama halnya dengan Jaringan Tegangan Menengah, Jaringan


Tegangan Rendah pun sering mengalami kerusakan akibat gangguan-
gangguan dari lingkungan, baik itu yang disebabkan oleh gangguan
dari luar jaringan, seperti gangguan yang diakibatkan oleh binatang
maupun gangguan dari jaringan itu sendiri seperti terjadinya korosi.
Pemeliharaan yang dilakukan terhadap JTR di antaranya :
1. Membersihkan jaringan dari sentuhan dahan (untuk jaringan dengan
konduktor telanjang).
2. Untuk jaringan dengan twisted cable, pemeliharaan
agak jarang kecuali untuk kabel yang tertekan dahan pohon.
3. Memonitor keseimbangan beban pada masing-masing fasa, agar
konduktor netral tidak teraliri arus besar, yang bisa membuat
masalah berupa terjadinya arus bocor atau hubung singkat.
4. Memonitor hot spot konduktor fasa / netral terutama konduktor
netral (bila sampai putus)
5. Menaikkan tegangan konsumen di fasa yang berbeban rendah
6. Hot spot sambungan diperiksa dengan thermovision bila temperatur
tinggi dan jaringan belum putus.

Kegagalan suatu komponen merupakan akibat dari suatu


proses penuaan material yang berjalan dengan waktu. Proses degradasi
ini tidak dapat dihindari, namun dapat dikendalikan melalui kegiatan
pemeliharaan yang tepat. Dewasa ini dikenal empat model
pemeliharaan: breakdown maintenance, pemeliharaan preventif,
pemeliharaan prediktif dan pemeliharaan proaktif. Dalam
filosofi breakdown maintenance, perbaikan dilakukan setelah
mengalami kerusakan. Dalam hal ini kegagalan atau kecelakaan sudah
telanjur terjadi. Korban bukan hanya sekedar materi namun juga
nyawa manusia. Biaya yang diakibatkan cenderung mahal dan bisa
berdampak domino pada sektor lain seperti hilangnya kepercayaan
masyarakat. Sedangkan, pemeliharaan secara preventif mengacu pada
penggantian komponen sesuai perkiraan waktu umur. Strategi seperti
ini diperkirakan dapat menghemat biaya sekitar 75%
dibanding breakdown maintenance. Namun, model pemeliharaan
preventif memiliki kelemahan karena tidak melihat apakah komponen
tersebut masih berkondisi bagus atau tidak. Atau mungkin saja,
kesalahan desain maupun kesalahan pengoperasian mengakibatkan
sebuah komponen mempunyai umur di bawah perkiraan. Hal ini dapat
mengarah pada kecelakaan dini. Oleh karena itulah dikembangkan
pemeliharaan secara prediktif yang didasarkan pada pantauan suatu
kondisi atau kinerja suatu peralatan. Kondisi yang dimonitor bisa saja
vibrasi, temperatur, unjuk kerja, unsur kimia dan lain-lain. Dengan
pantauan secara rutin, kejanggalan suatu kondisi dapat terdeteksi
secara dini. Pemeliharaan secara prediktif dapat menghemat biaya
sekitar 60% dibanding pemeliharaan secara preventif. Sedangkan
pemeliharaan proaktif mengacu pada suatu kegiatan pemeliharaan
yang bertujuan mengantisipasi terjadinya kegagalan. Revisi desain
ataupun penambahan komponen dalam rangka memperpanjang umur
suatu peralatan merupakan salah satu contoh dalam kategori
pemeliharaan secara proaktif. Hal ini dapat dilakukan karena
fenomena yang dapat merusak peralatan diketahui secara pasti.

2.8 Jenis Pemeliharaan:


a. Pemeliharaan rutin (preventif maintenance), yaitu pemeliharaan yang
direncanakan terselenggara terus menerus secara periodik, merupakan
pemeliharaan rutin dan ini suatu usaha atau kegiatan yang dimaksudkan
untuk mempertahankan kondisi sistem dalam keadaan baik dengan
keandalan dan daya guna yang optimal.
Kegiatan pemeliharaan rutin meliputi kegiatan :
ð Pemeriksaan / inspeksi rutin
ð Pemeliharaan rutin
ð Pemeriksaan prediktif
ð Perbaikan / penggantian peralatan
ð Perubahan / penyempurnaan jaringan
Contoh pemeriksaan rutin antara lain :
 Inspeksi jaringan SUTM : Memeriksa dan melaporkan keadaan
tiang, Bracket, Cross Arm, Pentanahan, Penghantar ,Isolator, Cut
Out, Arrester, PT-LBS / PTS dll.
 Inspeksi gardu Distribusi : Memeriksa dan melaporkan keadaan
inspeksi gardu distribusi ; Sipil, Ruang gardu, kubikel, Trfao, Panel
TR, Terminal, Sepatu Kabel dll.
 Inspeksi jaringan SUTR : Memeriksa dan melaporkan keadaan tiang,
Hantaran, Terminal Out Door, Konektor hantaran dll.
 Pemeriksaan instalasi dengan Infrared / Thermo Vision.
 Pemeriksaan Partial Discharge pada terminal indoor penyulang 20
KV di gadu induk / gardu hubung.
 Pengukuran beban pada trafo Distribusi.
 Pengukuran beban jurusan pada PHB TR gardu Distribusi.
 Pengukuran Tegangan ujung pada JTR.
 Test Trip pada PMT Penyulang 20 KV di gardu induk Dl.

Contoh pemeliharaan rutin antara lain :


 Pengecatan tiang pd SUTM dan SUTR.
 Pemeotongan ranting / dahan pada pohon yang dapat mengganngu
SUTM.
 Pengecatan gardu sipil.
 Revisi instalasi gardu distribusi dan gardu hubung.
 Revisi Instalasi gardu induk disisi 20 KV.

b. Pemeliharaan khusus (Corrective Maintenance), yaitu pemeliharaan


yang dmaksudkan untuk memperbaiki kerusakan atau untuk
mengadakan perubahan atau penyempurnaan. Bertujuan untuk
mempertahankan atau mengembalikan kondisi sistem atau peralatan
yang mengalami gangguan atau kerusakan sampai kembali pada keadaan
semula dengan kapasitas yang sama.
Contoh perbaikan kerusakan :
 Penggantian jointing yang meledak
 Perbaikan JTM andongannya rendah
 Penggantian bushing Trafo Distribusi yang pecah
 Penggantian Tiang yang bengkok tertabrak mobil
Contoh perbaikan untuk penyempurnaan :
 Rehabilitasi gardu distribusi
 Rehabilitasi JTM
 Rehabilitasi JTR

c. Pemeliharaan Darurat (Emergency maintenance), yaitu pemeliharaan


yang dimaksudkan untuk memperbaiki kerusakan yang disebabkan oleh
bencana alam seperti gempa bumi, banjir,angin,badai,longsor dan
sebagainya, yang sifatnya mendadak dan perlu segera dilaksanakan dan
pekerjaannya tidak direncanakan.
Contoh pemeliharaan darurat :
 Perbaikan / penggantian JTR yg rusak akibat kebakaran.
 Perbaikan / penggantian instalasi gardu yang rusak akibat banjir.
 Perbaikan / penggantian gardu dan jaringan yang rusak akibat huru-
hara.

Hal-hal Yang Perlu di Perhatikan Dalam pemeliharaan Jaringan


Distribusi
Untuk melaksanakan pemeliharaan yang baik perlu diperhatikan hal-hal
sebagai berikut :
 Sistem harus direncanakan dengan baik dan benar memakai bahan /
peralatan yang berkualitas baik sesuai standar yang berlaku.
 Sistem distribusi yang baru di bangun harus diperiksa secara teliti,
apabila terdapat kerusakan kecil segera diperbaiki pada saat itu juga.
 Staf / petugas pemeliharaan harus terlatih dengan baik dan dengan jumlah
petugas cukup memadai.
 Mempunyai peralatan kerja yang cukup memadai untuk melaksanakan
pemeliharaan dalam keadaan tidak bertegangan maupun pemeliharaan
dalam bertegangan.
 Mempunyai buku / brosur peralatan pabrik pembuat peralatan tersebut
dan harus diberikan kepada petugas terutama pada saat pelaksanaan
pemeliharaan.
 Gambar (peta) dan catatan pelaksanaan pemeliharaan dibuat dan di
pelihara untuk bahan pada pekerjaan pemeliharaan berikutnya.
 Jadwal yang telah dibuat sebaiknya dibahas ulang untuk melihat
kemungkinan penyempurnaan dalam pelaksanaan pekerjaan
pemeliharaan.
 Harus diamati tindakan pengamanan dalam pelaksanaan pemeliharaan,
gunakan peralatan keselamatan kerja yang baik dan benar.
 Memahami kegiatan operasi jaringan yang akan dilakukan sesuai SOP.
 Mempelajari perubahan konfigurasi jaringan yang akan dilaksanakan.
 Memahami kegiatan pemeliharaan kubikel yang akan dilakukan sesuai
dengan SOP.
 Pedoman K3 dalam pemeliharaan distribusi : Keselamatan dan kesehatan
kerja adalah satu hal yang harus menjadi perhatian utama dalam setiap
melakukan kegiatan apapun. Apalagi yang menyangkut pemeliharaan
distribusi 20 KV, dimana potensi bahayanya sangat tinggi mengingat
jarak antara bagian yang bertegangan terhadap personil tidak terlalu jauh
dan hanya disekat dengan pelat logam yang tidak terlalu tebal.

2.9 Pelaporan Pada Pekerjaan pemeliharaan


a. Fungsi Pelaporan
Setiap kegiatan dan kejadian dalam pemeliharaan jaringan harus
selalu dibuatkan laporannya. Fungsi laporan diharapkan dapat membantu
manajemen dalam :
- Menilai unjuk kerja jaringan, ranting / rayon dst.
- Mengetahui kondisi jaringan / gardu.
- Menentukan tindakan untuk memperbaiki kwalitas dan keandalan
jaringan.
- Memperkirakan kebutuhan material dan biaya pemeliharaan.

b. Kejadian Yang Perlu Dilaporkan


1. Pemadaman:
- Karena gangguan atau direncanakan.
- Jumlah pelanggan yang padam.
- Sebab pemadaman.
- Kwh yang tak tersalurkan.
- Pemakaian material untuk mengatasi gangguan.
2. Prosedur pengamanan dalam pekerjaan pada instalasi tegangan tinggi.
3. Pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan pemeliharaan.
4. Pengoperasian kembali.

2.10 Pemeliharaan JTR


a. Pemeliharaan JTR (umum)
Dengan bertambahnya pelanggan Tegangan Rendah semakin besar
yang diiringi dengan beban yang semakin besar pula, maka kontinuitas
pendistribusian beban ke pelanggan akan terkendala pula yang
dikarenakan makin tua umur peralatan di JTR tersebut. Hal ini dapat
menyebabkan mutu dari tegangan akan rendah dan lama-kelamaan
apabila tidak dipelihara akan menyebabkan penyaluran daya ke
pelanggan terganggu. Sesuai dengan SPLN 1 tahun 1995 yaitu tegangan
batas maksimum +5% dari tegangan nominal dan -10% dari tegangan
nominal. Dengan berpedoman SPLN tersebut maka mutu tegangan
tersebut perlu dijaga agar kepuasan pelanggan tersebut tetap terjamin.
Untuk mempertahankan hal tersebut diperlukan pengawasan untuk
penambahan pelanggan dan pemeliharaan Jaringan Tegangan Rendah
perlu ditingkatkan dan penjadual pemeliharaan dilaksanakan secara tepat
dan benar.

b. Jadwal Pemeliharaan Rutin Tahunan JTR


Pemeliharaan JTR dilaksanakan setiap tahun tidak sama dengan
JTM karena panjang dari JTR sangat pendek. Untuk memudahkan
perencanaan dan pelaksanaan pemeliharaan jaringan tegangan rendah
(JTR), pembagianya dikaitkan dengan gardu distribusi yang terkait,
demikian juga dalam pelaksanaanya bersamaan dengan pemeliharaan
gardu. Dalam kegiatan pemeliharaan rutin tahunan sambungan rumah,
penentuan volume fisik yang ada harus dipelihara sesuai sejumlah
sambungan rumah yang ada.
2.11 Pemeliharaan Instalasi Jaringan Distribusi
Pemeliharaan Gardu Distribusi Pasangan dalam
a. Pemeliharaan sipil pada gardu beton meliputi
- Halaman gardu --------------- bersihkan
- Pagar ----------------------------- kunci pintu pagar
- Kunci, pintu pagar ------------- periksa
- Pintu gardu----------------------- periksa
- Dinding luar dan dalam------periksa bersihkan bila perlu dicat ulang
- Lantai------------------------------ bersihkan periksa
- Dak atas -------------------------- bila kotor bersihkan
- Ventilasi --------------------------- bersihkan
- Saluran air ------------------------ bersihkan
- Talang air ------------------------- periksa dan bersihkan
- Man hole--------------------------- periksa dan bersihkan.
- Jalan masuk gardu -------------- bersihkan
- Tanda -tanda peringatan ------- bersihkan
- Lampu penerangan didalam --- periksa dan ganti bila sudah putus
- Lampu penerangan diluar------- periksa dan ganti bila sudah putus

b. Pemeliharaan peralatan listrik pada gardu beton


- Mengganti / merawat terminating kabel dan membersihkan kontak
sepatu kabel.
- Membersihkan kontak-kontak terminal pada kubikel.
- Memeriksa kerja mekanis peralatan kontak kubikel, bila perlu
perbaiki
- Menguji tahanan isolasi alat kontak kubikel bila perlu perbaiki
- Menguji tahanan kontak kubikel, bila nilainya lebih dari 200 micro-
ohm, perbaiki dan bila perlu ganti dengan kubikel baru
- Menguji keserempakan kubikel bila nya lebih dari 50 mili-detik,
perbaiki dan bila perlu ganti dengan kubikel baru
- Merawat kontak dan peralatan mekanis pemisah tanah pada kubikel.
- Menguji tahanan pentanahan kubikel, Rak TR, Rak Rel TM, Rak
Kabel dan pintu gardu bila nilainya melebihi dari 1,7 ohm perbaiki
- Merawat / memperbaiki pentanahan netral TR, bila nilainya melebihi
dari 5 ohm perbaiki
- Membersihkan / memperbaiki terminal-terminal trafo Distribusi TM
/ TR , trafo ukur, Rele pengamandan fuse.
- Memeriksa kekencangan baut-baut ² pengikat pada bushing trafo.
- Merawat pemutus beban TR , Rel TR, Kabel-kabel jurusan dan
terminalnya.
- Merawat kontak pelebur TR dan Fuse Base.
- Menguji tegangan tembus / break down minyak trafo distribusi, bila
kurang dari 80 KV / cm perbaiki / ganti.

Pemeliharaan Gardu Distribusi Pasangan Luar


a. Pemeliharaan Konstruksi Gardu Portal / Cantol
- Memebersihkan pekarangan.
- Membersihkan dan men cat tiang rangka penyangga / Cross Arm
pada trafo.
- Pemeriksaan lampu penerangan, bila putus di ganti.
- Merawat pagar pengaman.
- Merawat papan peringatan / tanda peringatan.
- Merawat Rak TR.
- Merawat pipa saluran keluar kabel / Opstyg.
b. Pemeliharaan peralatan listrik pada gardu Portal / Cantol
- Memeriksa kondisi FCO
- Memeriksa kondisi Trafo
- Menguji tahanan isolasi Trafo
- Menguji tahanan isolasi PHB-TR
- Memeriksa kondisi saklar utama TR
- Memeriksa kondisi NH fuse dan dudukannya
- Memeriksa kondisi kabel penghubung trafo dengan PHB-TR dan
terminalnya
- Memeriksa kondisi kabel penghubung PHB-TR ke JTR ( Opstyg )
dan terminal sambungannya
- Menguji tahanan pentanahan netral sistem JTR dan peralatan .
2.12 Pemeliharaan Trafo Distribusi
a. Jadwal Pemeliharaan Trafo Distribusi:
- Bulanan : Dilaksanakan dlm keadaan beroperasi, pekerjaan berupa
pemeriksaan visual yang meliputi : Tinggi permukaan minyak ,
Bushing, Tangki dan radiator, pengukuran beban / tegangan dan
penyetelan sadapan / tap changer.
- Tahunan : Dilakasanakan dalam keadaan tidak bertegangan,
pekerjaan berupa : Pemeriksaan seperti pada pemeliharaan bulanan
ditambah dengan pemeriksaan dan perawatan terhadap Spark Ever /
gap, pentanahan pada terminal dudukan trafo, serta mengukur /
menguji secara kontinu Tahanan isolasi polaritas dan tahanan
dielektrik minyak.

b. Pengujian Tahanan Isolasi & Polaritas Index Belitan Trafo


Nilai Tahanan Isolasi belitan pd suhu = t ˚ Celsius, tujuannya adalah
untuk mengetahui ketahanan Isolasi terhadap tegangan kerja.
CxE
R is pada suhu t0 C ≥ .........M
kVAxks
Dimana :
C = Faktor belitan yang terendam isolasi minyak = 0,8
E = Tegangan Tertinggi ………. VOLT
KVA = Daya Trafo …………… KVA.
ks = Faktor koreksi suhu belitan.
Keterangan : Ketentuan ini diberlakukan untuk pengujian trafo produk
baru dari pabrik, kecuali trafo yang sudah beroperasi nilainya ditentukan
oleh Unit Operasional.
c. Nilai Polaritas Index Trafo
Tujuannya untuk mengetahui ketahanan Isolasi terhadap gangguan
tegangan lebih. Merupakan perbandingan nilai Tahanan isolasi belitan
pd menit ke 10 dibanding dengan tahanan isolasi menit ke 1.

Ris menit.10
PI =
Ris menit.1

Tabel 2.4. Faktor Koreksi Suhu Belitan Trafo

Faktor Koreksi Suhu Belitan ( ks )

Suhu belitan (  C ) Faktor koreksi

0 0,25
5 0,36
10 0,50
15 0,72
20 1,0
30 1,98
40 3,95
50 7,85
Tabel 2.5. Kondisi Ketahanan isolasi Trafo

Kondisi Isolasi

Polaritas Index Kondisi Isolasi

Kurang dari 1 Berbahaya


1.0 - 1.1 Kurang
1.1 - 1,25 Meragukan
1.25 - 2.0 Cukup
Lebih dari 2 Bagus
d. Pengujian minyak trafo
Fungsi dan karakteristik minyak trafo
Fungsi utama dari minyak adalah :
 Sebagai cairan isolasi.
 Sebagai pendingin.

Sebagai cairan isolasi minyak trafo baru harus mempunyai


tegangan tembus minimal 120 kv / cm, sedang untuk minyak yang
terpakai minimal 80 kv / cm. Sebagai cairan pendingin, nilai viskositas
untuk minyak baru maksimal 18,50 milipoises, sedang untuk minyak
yang terpakai maksimal 19,24 miliposes. Titik nyala minimum 146 C.
Trafo dalam keadaan berbeban akan timbul panas antara 60 C – 80 C
pada kumparan-kumparan yang disalurkan pada minyaknya dengan
cara konveksi dan radiasi ke udara melalui sistem pendinginannya.
Trafo dengan type conservator, minyak trafo mempunyai kontak
dengan udara luar yang mengandung zat asam. Dan inilah yang lambat
laun dapat merusak minyak trafo. Zat asam pada suhu minyak antara 60
C – 80 C bereaksi dengan minyak trafo, menyebabkan terjadi
pesenyawaan asam dan air sehingga kadar asam dan air dalam minyak
trafo ini makin tinggi. Bila minyak trafo berkadar asam tinggi bereaksi
dengan kumparan dan bagian logam trafo akan membentuk garam-
garam yang tak dapat larut mengendap berupa bintik-bintik berwarna
merah coklat. Kondisi tersebut bila dibiarkan berlangsung terus,
berakibat merusak kumparan trafo dan minyak menjadi kental, hingga
daya pendinginan serta tegangan tembusnya makin turun.

Pemeriksaan dan pengujian minyak trafo


Untuk mencegah gangguan pada trafo yang disebabkan karena
minyaknya, maka diperlukan secara periodik pemeriksaan minyak di
laboratorioum guna mengetahui :
 Nilai tegangan tembus
 Kadar asam dan air
 Nilai viskositas
 Keadaan visual (warna, endapan, kejernihan) hasil pemeriksaan
digunakan untuk melakukan tindak lanjut.

Tabel 2.6. sifat minyak trafo

No Sifat-sifat minyak Minyak Setelah Minyak


trafo trafo tua diolah trafo
dengan baru
reaktor
minyak

1. KADAR ASAM  1.00 0.03 0.03

(mg KOH/ g minyak)


2. Tegangan tembus < 80  120  120

( KV / cm )

3. Kadar air > 0.05 0.00 0.00

Sambungan tabel 2.6. sifat minyak trafo

4. Kadar kotoran > 1.10 0.00 0.00

5. Viskositas

( Milli poises ) > 30 19.24 18.45

6. Warna Coklat Kuning Kuning


merah muda tak
berwarna
7. Bau Sangat Tak berbau Tak
merangsang berbau

Hasil pemeriksaan digunakan untuk melakukan tindak lanjut yaitu :


 Minyak masih dapat dipakai
 Minyak harus diproses / disaring agar dapat dipakai lagi
 Minyak harus diganti dengan yang baru

Pelaksanaan pengujian
 Persiapan pengujian
Pengujian tegangan tembus minyak isolasi menggunakan
perangkat ukur, berupa dua sela bola tegangan jarak 2,5 mm, dan
tegangan yang dapat menaikan sebesar 2 kv / sec. Sesuai standart iec
156 tahun 1995. Minyak yang akan diuji diambil dari katup
pembuangan trafo, ditaruh dalam botol yang bersih botol harus
penuh dengan minyak, caranya setelah botol terisi, putarlah secara
perlahan-lahn hingga posisi terbalik. Amati adanya udara dan bila
ternyata ada, botol diisi lagi dan ulangi membalik posisi botol. Bila
perangkat penguji berada dekat trafo, pengujian dapat langsung
dilaksanakan, tetapi bila jaraknya jauh, pengujiannya menunggu 15 -
20 menit setelah minyak tiba di tempat.
 Pelaksanaan pengujian
Perangkat pengujian menggunakan merk “ baur “dengan
standarisasi VDE

Prosedur pengujian sebagai berikut :


Ambil minyak trafo dari kran drainer sebanyak isi cawan penguji.
- Atur jarak sela bola sebesar 2,5 mm dengan alat kalibrasi.
- Minyak yang akan diuji, dituang kedalam cawan sampai 5 mm
dibawah tutup cawan.
- Biarkan / tunggu selama 1 menit.
- Aduk minyak dengan alat pengaduk selama 1 menit.
- Matikan alat pengaduk dan biarkan minyak selama beberapa saat.
- Masukan tegangan uji dengan pilihan kenaikan tegangan 2 kv /
sec. Kenaikan tegangan akan berhenti bila tercapai tegangan
tembusnya.
- Catat besarnya tegangan tembus.
- Lakukan pengujian sampai 6 (enam) kali dengan tahapan yang
sama (pengadukan 1 menit, menunggu beberapa saat.
- Hitung nilai tegangan tembus rata-rata sela isolasi 2,5 mm yaitu :

V1  V2  V3  V4  V5  V6
Tegangan tembus rata-rata =
6

Menentukan nilai tegangan tembus minyak pada jarak 1 cm


dengan menggunakan grafik pembanding:

Gambar 2.3. Grafik Perbandingan Tegangan Tembus Minyak Trafo


Pengujian perbandingan transformasi
 Tujuan pengujian
Tujuaannya adalah untuk meyakinkan bahwa trafo akan
bekerja dengan tegangan keluaran yang seimbang, bila tegangan
masukkan seimbang. Trafo dengan kondisi kurang baik
keseimbangan tegangan dapat terjadi disebabkan adanya :

- Jumlah belitan sisi primer dan atau skunder tidak sama pada
pembuatannya
- Ukuran penampang belitan sisi primer dan atau skunder tidak
sama pada pembuatannya
- Adanya hubung singkat pada belitan primer dan atau skunder

Perlakuan pengujian perbandingan transformasi dilakukan


pada trafo baru, pemeriksaan rutin trafo yang sedang beroperasi dan
trafo setelah direparasi.
 Cara pengujian :
- Lepaskan kabel penghubung trafo.
- Pada sisi tegangan tinggi di beri tegangan 231 / 400 volt.
- Atur sadapan trafo.
- Ukur tegangan pada terminal-terminal.
Pengujian keseimbangan beban
 Tujuan pengujian
Tujuannya sama dengan pengujian perbandingan transformasi
dan penyebabnya juga sama tetapi dapat juga keseimbangan beban
terjadi oleh karena bahan / material kawat belitan ketiga fasa tidak
sama meski jumlah belitannya sama. Trafo yang diuji adalah trafo
baru dan trafo selesai direparasi
 Cara pengujian :
- Hubung singkatkan ke tiga terminal tegangan rendah.
- Masukkan tegangan 231 / 400 v pada terminal tegangan tinggi
- Atur sadapan trafo. Ukur arus pada masing-masing fasa sisi
primer dengan menggunakan tang amper meter.

Anda mungkin juga menyukai