LANDASAN TEORI
Sistem tenaga listrik sangatlah besar dan kompleks karena terdiri atas
menggunakan energi listrik. Namun secara mendasar sistem tenaga listrik dapat
1) Sistem Pembangkitan
Merupakan tempat dimana energi listrik dibangkitkan, dapat berupa
PLTU, PLTGU, PLTA, PLTP dan PLTD
2) Sistem Transmisi
Merupakan sistem yang menyalurkan energi listrik dari pembankit melalui
kawat-kawat atau saluran transmisi menuju gardu induk (GI).
3) Sistem Distribusi
Merupakan sistem yang menyalurkan energi listrik dari gardu induk
menuju ke konsumen.
pusat-pusat listrik seperti PLTA, PLTU, PLTP, PLTD dan PLTG. Kemudian
ada pada pusat listrik. Setelah tenaga listrik disalurkan melalui saluran transmisi
maka sampailah tenaga listrik ke Gardu Induk (GI) untuk diturunkan tegangannya
Bagian dari sistem tenaga listrik yang paling dekat dengan pelanggan
tenaga listrik dari sumber daya listrik besar (Bulk Power Source) sampai ke
distribusi primer yang dipakai PLN adalah 20 kV. Setelah tenaga listrik
disalurkan melalui jaringan distribusi primer maka tegangannya akan
yaitu Terletak pada sisi primer trafo distribusi, yaitu antara titik
yaitu Terletak pada sisi sekunder trafo distribusi, yaitu antara titik
didtribusi).
tanah atau kawat udara yang menghubungkan dari gardu distribusi (sisi
spindel.
secara radial dari suatu titik yang merupakan sumber dari jaringan itu dan
Gambar 2.3.
beban yang mengalir sepanjang saluran menjadi tidak sama sehingga luas
sama. Arus yang paling besar mengalir pada jaringan yang paling dekat
a. Bentuknya sederhana
c. Kualitas pelayanan daya relative jelek, karena rugi tegangan dan rugi
padam.
Dari gambar 2.4 dapat dilihat alur dari bentuk sistem jaringan
yang lebih baik, tetapi biaya investasi lebih mahal dan cocok
spindel.
Pada dasarnya gangguan yang sering terjadi pada sistem distribusi saluran
20 kV dapat digolongkan menjadi dua macam yaitu gangguan dari dalam sistem
dan gangguan dari luar sistem.Gangguan yang berasal dari luar sistem disebabkan
cuaca dan lain-lain.Sedangkan gangguan yang datang dari dalam sistem dapat
jaringan, kerusakan dari peralatan pemutus beban dan kesalahan pada alat
Gangguan permanen
gangguan ini yaitu adanya kawat yang putus, terjadinya gangguan hubung
Gangguan temporer
penghantar phasa atau antara penghantar phasa dengan tanah. Secara nyata
Kesalahan mekanis
Kesalahan thermos
tegangan lebih
konduktor putus
Polusi debu
tidak hanya akan merusak peralatan dimana gangguan terjadi tetapi bisa
bertahan
pada komponen listrik di gardu distribusi seperti trafo, rak TR, kabel dan
gangguan petir, pohon, atau binatang. Untuk itu perlu di perhatikan hal
berikut:
beban lebih tinggi, misalnya kota metropolitan atau kota kota besar. Untuk
itu penanaman dan perentangan kabel tanah di dalam lubang yang telah
digali perlu penanganan khusus, karena hal ini akan mempengaruhi umur
lingkungan. Hal ini penting untuk kota yang padat penduduknya seta
Dari gambar 3.13 dapat dilihat Gardu Distribusi jenis beton merupakan
3. Gardu Cantol
Dari gambar 3.15 dapat dilihat alur dari gardu cantol adalah gardu trafo
4. Gardu Kios
Dari gambar 3.16 dapat dilihat alur dari gardu kios adalah gardu yang
bangunan keseluruhannya terbuat dari plat besi dengan konstruksi seperti kios.
Gardu hubung adalah gardu yang berfungsi untuk membagi beban pada
Dalam beberapa tahun terakhir ini, masalah listrik menjadi polemik yang
berkepanjangan dan telah memunculkan multi implikasi yang sangat kompleks di
berbagai aspek kehidupan, antara lain : keuangan, ekonomi, sosial, budaya,
politik, dan lain-lain. Kondisi tersebut mengindikasikan bahwa listrik telah
menjadi bagian yang sangat penting bagi umat manusia.
Oleh karenanya tak berlebihan bahwa listrik bisa dikatakan sebagai
salah satu kebutuhan utama bagi penunjang dan pemenuhan kebutuhan hidup
umat manusia. Beberapa tantangan besar yang dihadapi dunia pada masa kini,
antara lain, bagaimana menemukan sumber energi baru, mendapatkan sumber
energi yang pada dasarnya tidak akan pernah habis untuk masa mendatang,
menyediakan energi di mana saja diperlukan, dan mengubah energi dari satu ke
lain bentuk, serta memanfaatkannya tanpa menimbulkan pencemaran yang dapat
merusak lingkungan hidup kita. Dibanding dengan bentuk energi yang lain, listrik
merupakan salah satu bentuk energi yang praktis dan sederhana. Di samping itu
listrik juga mudah disalurkan dari dan pada jarak yang berjauhan, mudah
didistribusikan untuk area yang luas, mudah diubah ke dalam bentuk energi lain,
dan bersih (ramah lingkungan). Oleh karena itu, manfaat listrik telah dirasakan
oleh masyarakat, baik pada kelompok perumahan, sosial, bisnis atau perdagangan,
industri dan publik.
Tenaga listrik sebagai bagian dari bentuk energi dan cabang produksi yang
penting bagi negara sangat menunjang upaya dalam memajukan dan
mencerdaskan bangsa. Sebagai salah satu hasil pemanfaatan kekayaan alam yang
menguasai hajat hidup orang banyak, tenaga listrik perlu dipergunakan untuk
kesejahteraan dan kemakmuran rakyat.
Perkembangan teknologi yang semakin maju pada saat ini mengakibatkan
banyaknya pemakaian sumber daya listrik sebagai penunjang kehidupan yang
lebih baik. Dengan peningkatan pemakaian energi listrik ini menunjukkan standar
kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang lebih baik. Oleh sebab itu dibutuhkan
kualitas sistem jaringan distribusi yang handal.
Sistem distribusi tenaga listrik ditunjang oleh perlengkapan-perlengkapan
distribusi yang memadai. Pada kondisi normal sistem distribusi teraliri oleh arus
maupun tegangan kerja sehingga mempengaruhi kinerja perlengkapan yang ada.
Peralatan distribusi tersebut merupakan peralatan yang sensitif terhadap
gangguan-gangguan baik yang berasal dari faktor dalam (internal) alat tersebut
maupun dari luar (external) alat tersebut.
Kondisi kerja perlengkapan distribusi seperti isolator, konduktor, trafo
maupun sambungan pada saluran udara sangatlah rawan mengalami gangguan dan
kerusakan yang ditimbulkan oleh arus beban. Arus beban dapat menimbulkan
rugi-rugi dan meningkatkan suhu pada peralatan sistem distribusi sehingga
menurunkan tingkat effisiensi dan umur dari peralatan yang ada. Selain adanya
arus beban yang mengganggu, kerusakan peralatan distribusi dapat juga
ditimbulkan oleh percikan bunga api (flashover) yang muncul karena adanya
hubungan antar fasa yang mempengaruhi perlengkapan-perlengkapan pada
jaringan distribusi Saluran Udara Tegangan Menengah 20 KV (SUTM) menjadi
panas.
Perawatan dan pemeliharaan perlengkapan jaringan distribusi yang rutin
bertujuan untuk mengatasi penurunan effisiensi dan kerusakan agar perlengkapan
tersebut dapat bekerja dengan baik sesuai fungsinya. Dalam hal ini perawatan dan
pemeliharaan jaringan yang dilakukan oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN)
dengan sistem tanpa tegangan (pemadaman) menjadi masalah vital yang dialami
oleh konsumen maupun perusahaan listrik karena dapat menurunkan kontinuitas
pelayanan. Suplai tenaga listrik untuk pelanggan menjadi terhambat dan tidak
dapat melakukan proses produksi dengan optimal karena tenaga listrik tidak
tersalurkan. Kerugian yang dialami oleh perusahaan listrik sangatlah besar karena
adanya pemadaman listrik mengakibatkan banyaknya energi listrik yang hilang
dan tidak dapat terjualkan kepada konsumen.
Solusi untuk menekan adanya pemadaman, maka perusahaan listrik
melakukan pemeliharaan jaringan distribusi Tegangan Menengah 20 KV dengan
sistem hot line maintenance (Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan/ PDKB).
Tanpa adanya pemadaman listrik yang dilakukan oleh PDKB-TM maka suplai
tenaga listrik tetap dapat disalurkan. Dengan adanya pemeliharaan dalam keadaan
bertegangan ini, konsumen tidak lagi mengalami kerugian, produksi
tetap berjalan, produktivitas meningkat, quota terpenuhi dan kontinuitas
pelayanan energi listrik menjadi lebih baik. Dari segi ekonomi energi listrik yang
hilang akibat pemadaman dapat terselamatkan dan perusahaan listrik tidak
mengalami kerugian. Perekonomian negara dapat ditingkatkan dan kualitas SDM
akan menjadi lebih baik dan optimal.
(a) (b)
Gambar 2.9 : (a) dan (b), Salah satu Tim PDKB (Pekerjaan Dalam Keadaan
Bertegangan)
2.4 Definisi Pemeliharaan Jaringan Distribusi
Pemeliharaan jaringan distribusi merupakan salah satu faktor penting
dalam upaya meningkatkan mutu dan pelayanan PLN di masyarakat, karena
indikasi baik atau buruknya pelayanan PLN dapat dilihat dari jumlah
keluhan pelanggan PLN tentang gangguan pasokan listrik dan pekerjaan
PLN lainnya. Oleh karenanya pemeliharaan jaringan distribusi yang baik
secara tidak langsung akan membantu dalam menjaga citra PLN di
masayarakat. Sampai saat ini pemeliharaan jaringan masih sering dilakukan
hanya pada peralatan ketika terjadi kerusakan, dengan anggapan bahwa
apabila tidak terjadi kerusakan maka pekerjaan pemeliharaan adalah suatu
pemborosan. Analisis terhadap tugas-tugas pemeliharaan apa saja yang
harus dilakukan adalah penting dalam membuat skala prioritas untuk
mencapai sasaran pemeliharaan yang optimal, efektif dan efisien. Dalam
penelitian ini akan dilakukan pemilihan tugas-tugas pemeliharaan dan
pengelompokannya dengan memperhatikan faktor biaya kerugian karena
kerusakan dan biaya pemeliharaan peralatan. Salah satu metode yang dapat
membantu mencapai keseimbangan yang tepat antara jenis pemeliharaan
yang berbeda adalah Reliability-controlled maintenance (RCM).
Pemeliharaan merupakan suatu pekerjaan yang dimaksudkan untuk
mendapatkan jaminan bahwa suatu sistem atau peralatan akan berfungsi
secara optimal, umur teknisnya meningkat dan aman baik bagi personil
maupun bagi masyarakan umum. Kegiatan pokok pemeliharaan rutin ini
ditentukan berdasarkan periode atau waktu pemeliharaan: bulanan, triwulan,
semesteran atau tahunan. Kegiatan pemeliharaan ini meliputi rangkaian
tahapan kerja mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga pengendalian dan
evaluasi pekerjaan pemeliharaan instalasi dan sistem distribusi yang
dilakukan secara terjadwal (schedule) ataupun tanpa jadwal.
- Pemeliharaan harian
- Pemeliharaan tri wulanan.
- Pemeliharaan bulanan.
- Pemeliharaan semesteran.
- Pemeliharaan tahunan.
- Pemeliharaan 3 tahunan.
Karena volume fisik sistem jaringan distribusi ini cukup banyak, maka
dalam pelaksanaannya perlu diatur waktunya disesuaikan dengan
kemampuan yang ada. Misalnya, untuk pemeliharaan gardu diatur sesuai
dengan jumlah gardu distribusi yang ada seperti contoh berikut :
a. Pemeliharaan Harian
Pemeliharaan harian adalah suatu kegiatan dilapangan yang
dilaksanakan setiap hari dengan tujuan untuk mengadakan pemeriksaan
kondisi sistem. Biasanya pemeliharaan harian ini dilakukan ketika ada
suatu keluhan dari konsumen atau masyarakat yang melaporkan bahwa
terjadi pemadaman listrik. Maka Tim Pemeliharaan akan segera
memeriksa daerah yang mengalami pemadaman listrik dan akan segera
melakukan perbaikan dan pemeliharaan sistem tersebut.
b. Pemeliharaan Tri wulanan (3 bln)
Pemeliharaan tri wulanan atau 3 bulanan adalah suatu kegiatan
dilapangan yang dilaksanakan dalam tiga bulan dengan maksud untuk
mengadakan pemeriksaan kondisi system. Dengan harapan bahwa
langkah-langkah yang perlu dilaksanakan perbaikan system peralatan yang
terganggu dapat ditentukan lebih awal. Bila ada keterbatasan dalam
masalah data pemeliharaan, program pemeliharaan triwulan dapat dibagi
untuk memelihara bagian-bagian jaringan distribusi yang rawan gangguan,
diantaranya adalah saluran telanjang atau tidak berisolasi. Dimana saluran
udara semacam ini diperkirakan paling rawan terhadap berbagai gangguan
external misalnya pohon-pohon, benang layang-layang dsb. Kegiatan yang
perlu dilakukan dalam program triwulanan adalah :
Mengadakan inspeksi terhadap saluran udara harus mempunyai jarak
aman yang sesuai dengan yang diizinkan (2 m).
Mengadakan evaluasi terhadap hasil inspeksi yang telah dilaksanakan
dan segera mengadakan tindak lanjut.
c. Pemeliharaan Bulanan
Jadwal ini dilaksanakan dalam keadaan beroperasi/bertegangan, misalnya
: Trafo distribusi.
1 50
12 60
20 75
70 100
150 125
220 160
500 300
Bila bekerja di dekat instalasi yang lebih tinggi dari pada tegangan
perlengkapan yang dikerjakan, harus dipastikan bahwa perlengkapan
tersebut bebas dari kebocoran isolasi atau imbas yang membahayakan
dan sebaiknya dibumikan.
Dilarang menggunakan pengukur panjang, tali logam atau tali dengan
anyaman benang logam.
Di dekat bagian bertegangan, dilarang menggunakan tangga kayu atau
bambu yang diperkuat dengan batang logam yang memanjang searah
dengan arus listrik.
Jika jarak aman tidak dapat dipenuhi, petugas harus menggunakan
pengaman dari bahan isolasi.
Ris menit.10
PI =
Ris menit.1
0 0,25
5 0,36
10 0,50
15 0,72
20 1,0
30 1,98
40 3,95
50 7,85
Tabel 2.5. Kondisi Ketahanan isolasi Trafo
Kondisi Isolasi
( KV / cm )
5. Viskositas
Pelaksanaan pengujian
Persiapan pengujian
Pengujian tegangan tembus minyak isolasi menggunakan
perangkat ukur, berupa dua sela bola tegangan jarak 2,5 mm, dan
tegangan yang dapat menaikan sebesar 2 kv / sec. Sesuai standart iec
156 tahun 1995. Minyak yang akan diuji diambil dari katup
pembuangan trafo, ditaruh dalam botol yang bersih botol harus
penuh dengan minyak, caranya setelah botol terisi, putarlah secara
perlahan-lahn hingga posisi terbalik. Amati adanya udara dan bila
ternyata ada, botol diisi lagi dan ulangi membalik posisi botol. Bila
perangkat penguji berada dekat trafo, pengujian dapat langsung
dilaksanakan, tetapi bila jaraknya jauh, pengujiannya menunggu 15 -
20 menit setelah minyak tiba di tempat.
Pelaksanaan pengujian
Perangkat pengujian menggunakan merk “ baur “dengan
standarisasi VDE
V1 V2 V3 V4 V5 V6
Tegangan tembus rata-rata =
6
- Jumlah belitan sisi primer dan atau skunder tidak sama pada
pembuatannya
- Ukuran penampang belitan sisi primer dan atau skunder tidak
sama pada pembuatannya
- Adanya hubung singkat pada belitan primer dan atau skunder