Anda di halaman 1dari 79

BUKU AJAR

PERANCANGAN
Jilid 1 INSTALASI MESIN LISTRIK
Perancangan Instalasi
Motor Listrik

Rusman Sinaga
Teknik Listrik
KATA PENGANTAR

Buku Ajar Perancangan Instalasi Mesin Listrik merupakan buku yang berisi bahan
pengajaran matakuliah perancangan instalasi mesin listrik pada program studi Teknik
Listrik. Penyajian buku ini disederhanakan sedemikian rupa sehingga para mahasiswa
akan mudah mengerti setiap pembahasan materi yang disajikan. Semua materi kuliah
yang disajikan dalam buku ajar Jilid 1 ini diberikan pada semester empat dan pada
prinsipnya membahas perancangan instalasi motor listrik dalam beberapa penggunaan.
Pengetahuan dasar mengenai pengenalan peralatan dalam perancangan instalasi
mesin listrik sebagai bagian permulaan harus dikuasai mahasiswa sebelum masuk ke
bagian perancangan. Kombinasi dari rancangan utama dan rancangan kontrol dari
instalasi motor listrik harus dapat dibuat oleh mahasiswa sebagai calon ahli perancangan
instalasi mesin listrik. Disamping kedua hal tersebut mahasiswa juga harus mampu
membuat perhitungan kebutuhan daya yang disertakan dalam perencanaan Instalasi,
termasuk konsepsi dari panel yang direncanakan dan tata letak yang merupakan dasar
untuk melaksanakan pekerjaan.
Tanpa latihan praktek di laboratorium untuk melakukan penginstalasian
rancangan setelah menggambar dan membuat prinsip kerja instalasi, mahasiswa tidak
akan pernah mempunyai pengalaman yang cukup untuk membuktikan hasil kerjanya,
untuk itu mahasiswa harus mampu membuktikan kebenaran gambar rancangan dan
prinsip kerja instalasi yang dibuat tersebut dalam pengujiannya di laboratorium.
Penulis sangat mengharapkan kiranya mahasiswa yang telah menyelesaikan
matakuliah ini akan memiliki kompetensi ahli dalam bidang Perancangan Instalasi Mesin
Listrik Industri berstandar Nasional dan Internasional.
Akhirnya penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam menyelesaikan buku ajar ini. Kiranya Buku Ajar ini bermanfaat bagi
kita semua.

Kupang, 5 Maret 2019


Penulis,

Rusman Sinaga

i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
DAFTAR GAMBAR iii
DAFTAR TABEL v
I. PENGENALAN PERALATAN DALAM PERANCANGAN INSTALASI MESIN LISTRIK 1
A. Pendahuluan 1
1. Gambaran Umum Materi 1
2. Relevansi dengan Pengetahuan 1
3. Tujuan Instruksional Khusus 1
B. Penyajian 2
2
1. Kontaktor Magnet
2
2. Prinsip Kerja Kontaktor Magnet 3
3. Karakteristik Kontaktor 3
4. Aplikasi Kontaktor Magnetis 4
5. Tombol Tekan (Push Button Switch) 5
6. Relay Elektromekanis 7
7. Thermal Overload Relay (TOR) 7
8. Motor Induksi 8
C. Penutup 13

14
II. SISTEM PEMULA JALAN MOTOR LISTRIK
14
A. Pendahuluan
14
1. Gambaran Umum Materi
14
2. Relevansi dengan Pengetahuan
3. Tujuan Instruksional Khusus 14
B. Penyajian 15
15
1. Pemula Jalan Motor Listrik
15
2. Simbol-simbol pada Perancangan Instalasi Mesin Listrik
16
3. Pemula Jalan dengan Sambungan Langsung pada Jala-jala 21
4. Pemula Jalan dengan Saklar Beban Phasa Tunggal 25
5. Sambungan Motor 3 Phasa dengan Phasa Tunggal 27
6. Saklar Mula Jalan dengan Pengunci 29
7. Pemula Jalan untuk Motor Induksi Cincin Geser 32
8. Pemula Jalan Menggunakan Tenaga Sentrifugal 34
9. Transformator Mula Jalan 34
10. Pembalik Putaran Motor Tiga Phasa 35
11. Menjalankan Motor 3 Phasa Dua Kecepatan dengan Dua Belitan 39
12. Menjalankan Motor 3 Phasa Dua Kecepatan Dahlander 41
13. Rangkaian Instalasi Pemula Jalan Bintang Segitiga 45
14. Rangkaian Instalasi Pemula jalan Bintang Segitiga Otomatis 48
15. Pemula Jalan Y/D yang dapat dibalik 49
C. Penutup 53

III. PERENCANAAN KEBUTUHAN DAYA PADA INSTALASI MESIN LISTRIK 54


A. Pendahuluan 54
1. Gambaran Umum Materi 54
2. Relevansi dengan Pengetahuan 54
3. Tujuan Instruksional Khusus 54
B. Penyajian 55
1. Arus dan Daya Nominal Motor 3 Phasa 55
2. Petunjuk Untuk Menentukan Ukuran Rangkaian Utama M.Induksi 57
3. Menentukan Rangkaian Utama Motor Induksi 57
4. Perhitungan Kebutuhan Daya pada Rangkaian Motor Listrik 59
C. Penutup 63

ii
18
18
18
19
19
IV. PERANCANGAN INSTALASI MESIN LISTRIK INDUSTRI 65
A. Pendahuluan 65
1. Gambaran Umum Materi 65
2. Relevansi dengan Pengetahuan 65
3. Tujuan Instruksional Khusus 65
B. Penyajian 66
1. Perencanaan Mesin Pemindahan Biji-bijian dengan Tiupan Angin 70
2. Penggilingan Pembawa Bahan Baku Melalui Sabuk Ban Berjalan 72
C. Penutup 74

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1.1 Bentuk kontaktor magnet 2


1.2 Prinsipkerjakontaktor magnet 3
1.3 Tombol tekan (Push Button Switch) 4
1.4 Relay Elektromekanis 5
1.5 Konstruksi rekay elektromekanis 6
1.6 Simbol relay NO dan NC 6
1.7 Thermal Overload Relay (TOR) 8
1.8 Bentuk fisik motor induksi tiga phasa 8
1.9 Rangkaian ekivalen motor induksi 9
1.10 Motor induksi jenis rotor belitan 11
1.11 Motor induksi jenis rotor sangkar 12
1.12 Stator motor induksi 12
2.1. Rangkaian instalasi utama DOL sistem 21
2.2. Rangkaian kontrol DOL sistem 22
2.3. Saklar tangan 26
2.4. Saklar otomatis 26
2.5. Sambungan motor 3 phasa dengan phasa tunggal 27
2.6. Rangkaian utama saklar mula jalan dengan pengunci 29
2.7. Rangkaian kontrol saklar mula jalan dengan pengunci 30
2.8. Rangkaian kontrol alternatif saklar mula jalan dengan pengunci 30
2.9. Rangkaian utama dan kontrol motor mula jalan dengan relay panas 31
2.10. Motor cicin gese dengan tahanan mula jalan 33
2.11. Lengkung torsi dari motor cicinseret 33
2.12. Pemula jalan dengan tahanan dan sentrifugal 34
2.13. Sambungan motor induksi menggunakan transformator mula jalan 35
2.14. Prinsip pembalik putaran motor 3 phasa 35
2.15. Rangkaian utama saklar pembalik putaran 3 phasa 36
2.16. Rangkaian kontrol pembalik putaran 3 phasa 37
2.17. Rangkaian kontrol pembalik puaran 3 phasa 38
2.18. Rangkaian utama M 3 phasa dua kecepatan dua kumparan stator 39
2.19. Rangkaian kontrol M 3 phasa dua kecepatan dua kumparan stator 40
2.20. Sambungan kumparan motor dahlander 41
2.21. Sambungan kutub motor dua kecepatan dahlander 41
2.22. Rangkaian kontrol motorduakecepatan dahlander 43
2.23. Analogi pemula jalan bintang segitiga 45
2.24. Sambungan sakelar tangan Y/D 46
2.25. Rangkaian konrol pemula jalan Y/D 47
2.26. Rangkaian kontrol pemula jalan Y/D otomatis 48
2.27. Rangkaian utama pemulajalan Y/D yang dapat dibalik 50
2.28. Rangkaian kontrol pemula jalan Y/D yang dapat dibalik 51
3.1 Parameter penting pada rangkaian utama motor induksi 58
3.2 Parameterpenting untuk instalasi motor listrik 60
3.3 Diagram contoh perhitungan parameter penting 62
4.1. Model sketsa pemindahan biji-bijian melalui tiupan angin 67
4.2. Diagram kerja pemindahan biji-bijian melalui tiupan angin 68
4.3. Diagram rangkaian PBb melalui tiupan angin (hal 1) 69
4.4. Diagram rangkaian PBp melalui tiupan angin (hal 2) 70
4.5. Diagram rangkaian PBp melalui tiupan angin (hal 3) 71
4.6. Model sketsa penggilingan pembawa bahan baku 73

iv
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Plat pengenal motor listrik 20


2.2 Arus dan daya pada posisi step I dan II pemula jalan Y/D 52
3.1 Arus dan daya nominal 3 phasa 55
3.2 Petunjuk arus dan torsi mula jalan 57

v
BAB I
PENGENALAN PERALATAN
DALAM PERANCANGAN INSTALASI MESIN LISTRIK

A. Pendahuluan
Awal dari perkuliahan Perancangan Instalasi Mesin Listrik terlebih dahulu harus
mengenal peralatan dalam perancangan. Tanpa mengenal peralatan yang digunakan di
lapangan tentu tidaklah mudah membayangkan bagaimana peralatan tersebut di
Instalasi.

1. Gambaran Umum Materi


Materi perkuliahan dengan pokok bahasan Pengenalan Peralatan dalam
Perancangan Instalasi mesin listrik menjelaskan peralatan yang digunakan untuk
penggambaran rancangan sistem, sehingga para mahasiswa mendapatkan bayangan
dimana dan bagaimana peralatan-peralatan tersebut ditempatkan. Dengan demikian
gambar perancangan yang membetuk simbol-simbol perancangan instalasi listrik dapat
diaplikasikan dengan baik dan benar.

2. Relevansi dengan Pengetahuan Mahasiswa


Untuk bekerja di perusahaan, baik perusahaan milik negara maupun swasta dan
atau berwirausaha dengan membuka konsultan perencana khususnya di bidang Instalasi
Mesin Listrik, maka para mahasiswa harus mampu membuat suatu gambar Perancangan
Instalasi Mesin Listrik, serta gambar tersebut dapat diaplikasikan dengan pembacaan
gambar rangkaian untuk mengiinstalasi gambar tersebut. Simulasi pengujian rancangan
dapat dilakukan di Laboratorum Mesin Mesin Listrik.

3. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah mempelajari Materi Kuliah ini mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan
peralatan instalasi mesin listrik yang dibutuhkan di lapangan dalam bentuk perancangan
gambar (Design).

1
B. Penyajian
1. Kontaktor Magnet
Kontaktor adalah jenis saklar yang bekerja secara magnetik yaitu kontak bekerja
apabila kumparan diberi energi. The National Electrical Manufacturers Assosiation
(NEMA, 2007) mendefinisikan kontaktor magnetis sebagai alat yang digerakan secara
magnetis untuk menyambung dan membuka rangkaian daya listrik. Beban yang dilayani
kontaktor meliputi lampu, pemanas, transformator, kapasitor, dan motor listrik. Adapun
peralatan elektromekanis jenis kontaktor magnet disajikan pada gambar 1.1.

Gambar 1.1 Bentuk kontaktor magnet

2. Prinsip Kerja Kontaktor Magnet


Satu unit kontaktor terdiri dari koil, beberapa kontak Normally Open (NO) dan
beberapa Normally Closed (NC). Pada saat satu kontaktor normal, NO pada keadaan
membuka dan pada saat kontaktor bekerja, NO akan menutup. Sedangkan kontak NC
sebaliknya yaitu ketika dalam keadaan normal kontak NC pada kondisi tertutup dan
dalam keadaan bekerja kontak NC akan membuka. Koil adalah lilitan yang apabila diberi
tegangan akan terjadi magnetisasi dan menarik kontak-kontaknya sehingga kontakor
bekerja. Kontaktor yang dioperasikan secara elektromagnetis adalah salah satu
mekanisme yang paling bermanfaat yang pernah dirancang untuk menutup dan
membuka rangkaian listrik dengan prinsip kerja disajikan pada Gambar 1.2.

2
Gambar 1. 2 Prinsip kerja kontaktor magnet

Kontaktor magnet adalah jenis saklar motor listrik yang digerakkan oleh magnet,
dimana seperti pada Gambar 1.2 jika jepitan a dan b kumparan magnet diberi tegangan,
maka magnet akan menarik jangkar sehingga kontak-kontak bergerak yang
berhubungan dengan jangkar tersebut ikut tertarik. Penggunaan arus listrik untuk
kontaktor ini dapat menggunakan arus bolak balik (AC) maupun arus searah (DC),
tergantung dari bagaimana magnet tersebut dirancang. Untuk beberapa keperluan
digunakan juga kumparan arus (bukan tegangan), akan tetapi dari segi produksi lebih
disukai kumparan tegangan karena besarnya tegangan umumnya sudah dinormalisasi
dan tidak tergantung dari keperluan alat pemakai tertentu.

3. Karakteristik Kontaktor
Spesifikasi kontaktor magnet yang harus diperhatikan adalah kemampuan daya
kontaktor yang ditulis dalam satuan Watt atau kW (disesuaikan dengan beban yang
digunakan), kemampuan menghantarkan arus dari kontak–kontaknya dalam satuan
ampere (A), kemampuan tegangan dari kumparan magnet (tegangan 127 Volt atau 220
Volt), begitupun frekuensinya (50Hz/60Hz), kemampuan melindungi terhadap tegangan
rendah, misalnya ditulis ± 20 % dari tegangan kerja. Dengan demikian dari segi
keamanan dan kepraktisan, penggunaan kontaktor magnet jauh lebih baik dari pada
saklar biasa.

4. Aplikasi Kontaktor Magnetis


Keuntungan penggunaan kontaktor magnetis sebagai pengganti peralatan
kontrol yang dioperasikan secara manual antara lain:

a. Kontaktor magnetis relatif lebih sederhana digunakan dalam perancangan instalasi


mesin listrik.

3
b. Kontaktor magnetis memungkinkan operasi majemuk dilaksanakan dari satu operator
(satu lokasi) dan interlocked untuk mencegah kesalahan dan bahaya operasi.
c. Instalasi motor listrik menggunakan kontaktor magnetis dapat dioperasikan baik
secara semi otomotas maupun secara otomatis.
d. Kontaktor dapat dikontrol secara otomatis dengan alat pilot atau sensor yang sangat
peka.
e. Tegangan yang tinggi dapat diatasi oleh kontaktor dan menjauhkan seluruhnya dari
operator, sehingga meningkatkan keselamatan / keamanan instalasi.
f. Menggunakan kontaktor magnetis peralatan kontrol dapat dipasangkan pada titik-titik
yang jauh. Satu-satunya ruang yang diperlukan dekat mesin adalah ruangan untuk
tombol tekan.
g. Pengendalian otomatis dan semi otomatis dapat dilakukan dengan peralatan kontrol
logika yang dapat diprogram menggunakan Programmable Logic Controller (PLC).

5. Tombol tekan (Push Button Switch)


Tombol Tekan (Push Button Switch) adalah tombol yang berfungsi untuk
menghubungkan atau memisahkan bagian–bagian dari instalasi mesin listrik. tombol
tekan terdiri dari tombol start, stop, reset dan emergency. Tombol tekan memiliki kontak
NC (normally close) dan NO (normally open). Bentuk fisik tombol tekan dapat dilihat
pada gambar 1.3.

Gambar 1.3 Tombol tekan (Push Button Switch)

4
Prinsip kerja tombol tekan adalah apabila dalam keadaan normal tidak ditekan
maka kontak tidak berubah, apabila ditekan maka kontak NC akan berfungsi sebagai
stop (memberhentikan) dan kontak NO akan berfungsi sebagai start (menjalankan)
biasanya digunakan pada sistem pengontrolan motor–motor induksi untuk menjalankan
dan atau mematikan motor pada industri.

6. Relay Elektromekanis
Relay elektromekanis digunakan sebagai alat penghubung pada rangkaian dan
pada beberapa aplikasi pada industri dan kontrol proses memerlukan relay sebagai
elemen kontrol penting.
Syarat-syarat sebuah relay:
a. Dapat diandalkan
b. Bekerja dengan cepat
c. Selektif
d. Ekonomis

a. Prinsip Kerja Relay Elektromekanis


Relay pengendali elektromekanis adalah merupakan saklar magnetis. Relay ini
menghubungkan rangkaian beban on dan off dengan pemberian energi elektro magnetis
yang membuka dan menutup pada rangkaian. Relay ini biasanya mempunyai satu
kumparan, tetapi relay dapat mempunyai beberapa kontak. Bentuk fisik relay dapat
dilihat pada gambar 1.4.

Gambar 1. 4 Relay elektromekanis

5
Relay elektromekanis berisi kontak diam dan kontak bergerak. Kontak yang
bergerak dipasangkan pada plunger. Kontak ditunjuk sebagai Normally Open (NO) dan
Normally Close (NC). Apabila kumparan diberikan arus listrik maka akan terjadi medan
elektromagnetis pada kumparan tersebut. Aksi dari medan pada gilirannya menyebabkan
plunger bergerak pada kumparan menutup kontak NO dan membuka kontak NC.
Kontruksi relay jenis ini diperlihatkan pada Gambar 1.5.

Gambar 1.5 Konstruksi relay elektromekanis

Kontak NO dalam kondisi terbuka ketika tidak ada arus mengalir pada kumparan
dan akan tertutup secepatnya setelah kumparan menerima aliran arus listrik. Kontak NC
akan tertutup apabila tidak diberi arus listrik dan membuka ketika kumparan mengalir
arus listrik. Simbol relay NO dan NC dapat disajikan pada Gambar1.6.

Gambar 1.6 Simbol relay NO dan NC

6
b. Level Tegangan Pada Kumparan Relay
Level tegangan pada kumparan relay yang diberikan energi listrik, menyebabkan
penghubungan kontak yang disebut tegangan tegangan tarik (pick up). Setelah relay
diberi energi listrik, level tegangan pada kumparan relay dimana kontak kembali pada
kondisi tidak dioperasikan disebut tegangan lepas (drop out ). Kumparan relay dirancang
untuk tidak lepas sampai penurunan tegangan minimum sekitar 85 % dari tegangan
kerja. Kumparan relay juga tidak akan menarik (memberi energi) sampai tegangan
meningkat pada 85 % tegangan kerja, tanpa merusakan kumparan. Kumparan relay
sekarang dibuat dari konstruksi cetakan. Hal ini membantu mengurangi penyerapan
kelembaban dan meningkatkan kekuatan mekanis.

7. Thermal Overload Relay (TOR)


Fungsi dari Thermal Overload Relay (TOR) adalah untuk mengamankan (mem-
proteksi) motor listrik yang diakibatkan beban lebih. TOR bekerja berdasarkan prinsip
pemutus bimetal sesuai dengan besar arus yang mengalir, semakin tinggi arus yang
mengalir pada bimetal maka akan semakin tinggi kenaikan temperatur yang
menyebabkan terjadinya pembengkokan bimetal dimana arus listrik yang mengalir
melebihi arus nominal dari TOR tersebut, dengan demikian akan terjadi pemutusan arus,
sehingga motor akan berhenti bekerja. Selama bimetal trip masih panas, maka kontak–
kontaknya belum dapat dikembalikan kekondisi semula walaupun reset buttonnya
ditekan, apabila bimetal sudah dingin barulah kontaknya dapat kembali lurus dan
kontaknya baru dapat di hubungkan kembali dengan menekan reset button. Jenis
pemutus bimetal terdiri dari jenis satu phasa dan tiga phasa, tiap phasa terdiri atas
bimetal yang terpisah tetapi saling terhubung, berguna untuk memutuskan semua phasa
apabila terjadi kelebihan beban. Pemutus bimetal satu phasa biasa digunakan untuk
pengaman beban lebih pada motor berdaya kecil. Bentuk TOR disajikan pada Gambar
1.7.

7
Gambar 1.7 Thermal Overload Relay (TOR)

8. Motor Induksi
Motor induksi sangat banyak digunakan di dalam kehidupan sehari-hari baik di
industri maupun di rumah tangga. Motor induksi yang umum dipakai adalah motor
induksi tiga phasa dan motor induksi satu phasa. Motor induksi tiga phasa dioperasikan
pada sistem tiga phasa dan banyak digunakan pada industri, sedangkan motor induksi
satu phasa dioperasikan pada sistem satu phasa yang banyak digunakan terutama pada
penggunaan untuk peralatan rumah tangga seperti kipas angin, lemari es, pompa air,
mesin cuci dan sebagainya karena motor induksi satu phasa mempunyai daya keluaran
yang rendah. Bentuk fisik dari motor induksi tiga phasa dapat dilihat pada gambar berikut
1.8.

Gambar 1. 8 Bentuk fisik motor induksi tiga phasa

8
Motor induksi merupakan motor listrik arus bolak balik (AC) yang paling luas
digunakan. Penamaannya berasal dari kenyataan bahwa motor ini bekerja berdasarkan
induksi medan magnet stator ke rotornya, dimana arus rotor motor ini bukan diperoleh
dari sumber tertentu, tetapi merupakan arus yang terinduksi sebagai akibat adanya
perbedaan relatif antara putaran rotor dengan medan putar ( rotating magnetic field)
yang dihasilkan oleh arus stator.
Belitan stator yang dihubungkan dengan suatu sumber tegangan tiga phasa akan
menghasilkan medan magnet yang berputar dengan kecepatan sinkron. Medan putar
pada stator tersebut akan memotong konduktor-konduktor pada rotor, sehingga
terinduksi arus yang sesuai dengan Hukum Lentz, rotor pun akan ikut berputar mengikuti
medan putar stator.
Perbedaan putaran relatif antara stator dan rotor disebut slip. Bertambahnya
beban, akan memperbesar kopel motor, sehingga akan memperbesar arus induksi pada
rotor, sehingga slip antara medan putar stator dan putaran rotor pun akan bertambah
besar. Jadi, apabila beban motor bertambah, putaran rotor cenderung menurun.
Kerja motor induksi seperti juga kerja transformator adalah berdasarkan prinsip
induksi elektromagnet. Kerja motor induksi tergantung pada tegangan dan arus induksi
pada rangkaian rotor dari rangkaian stator. rangkaian ekivalen motor induksi mirip
dengan rangkaian ekivalen trafo. Rangkaian tersebut dapat dilihat pada Gambar 1.9.

Gambar 1.9 Rangkaian ekivalen motor induksi

Gamba 1.9 menunjukkan bahwa X2 merupakan reaktansi kumparan rotor, Rc adalah


tahanan inti besi, XM adalah reaktansi rangkaian penguat perphasa, I1 adalah arus yang
mengalir pada kumparan stator bila motor tidak berbeban (beban nol dalam Amper

9
perphasa), I2 adalah arus rotor yang berpatokan pada stator, E1 adalah tegangan
induksi pada kumparan stator dalam Volt perphasa

a. Slip Motor Induksi


Slip timbul karena adanya perbedaan antara kecepatan medan putar
(synchronous speed) dan kecepatan rotor (rotor speed). Kecepatan slip dapat dihitung
dengan persamaan (1.1)
nSlip = nSync - nm …………………………………………………………………………(1.1)
Dimana:
nSlip : Kecepatan Slip
nSync : Kecepatan medan putar (Synchronous speed)
nm : Kecepatan rotor (Mechanical speed)

Slip (S) dapat dinyatakan dalam persen seperti persamaan (1.2).

𝑛𝑠𝑦𝑛𝑐 −𝑛𝑚
S= x 100% …………………………………………………………………………………. (1.2)
𝑛𝑠𝑦𝑛𝑐

Dimana kecepatan medan putar (synchronous speed) dinyatakan oleh persamaan (1.3).

120 𝑓
𝑛𝑆𝑦𝑛𝑐 = 𝑃
……………………………………………………………………..…………………… (1.3)

Dimana:
f= frekuensi
p= jumlah Kutub
Sedangkan kecepatan rotor dinyatakan oleh persamaan (1.4).

𝑛𝑚 = (1-S) 𝑛𝑆𝑦𝑛𝑐 .......................................................................................(1.4)

b. Frekuensi Arus Rotor


Pada waktu rotor masih diam maka frekuensi arus rotor sama dengan frekuensi
arus stator (f). Waktu rotor berputar maka frekuensinya (f 1) akan dipengaruhi oleh slip
yang mengikuti persamaan (1.5).
f 1 = S. f …………………….…………………………………………………………………….. (1.5)

10
c. Tipe Motor Induksi
Berdasarkan jenis rotor yang digunakan, motor induksi tiga phasa dapat
dibedakan menjadi dua tipe yaitu:
1). Rotor Belitan
Motor induksi jenis ini mempunyai rotor dengan belitan kumparan tiga phasa
sama seperti kumparan stator. Kumparan stator dan rotor juga mempunyai jumlah kutub
yang sama. Rotor yang mempunyai tiga belitan yang mirip dengan belitan stator. Ketiga
belitan tersebut biasanya terhubung bintang. Ujung-ujung belitan tersebut dihubungkan
dengan slipring yang terdapat pada poros rotor. Belitan-belitan tersebut dihubung
singkat melalui sikat (brush) yang menempel pada slipring. Jenis rotor belitan dapat
dilihat pada gambar 1.10.

Gambar 1. 10 Motor induksi jenis rotor belitan

2). Rotor Sangkar


Motor induksi jenis ini mempunyai rotor dengan kumparan yang terdiri atas
beberapa batang konduktor yang disusun sedemikian rupa hingga menyerupai sangkar
tupai. Rotor yang terdiri dari sederetan batang-batang penghantar yang terletak pada
alur-alur sekitar permukaan rotor. Ujung-ujung batang penghantar dihubung singkat
dengan menggunakan cincin hubung singkat. Jenis rotor sangkar dapat dilihat pada
gambar 1.11.

11
Gambar 1.11 Motor Induksi Jenis rotor sangkar

Adapun jenis konstruksi motor induksi terdiri dari :


(1) Stator, bagian yang diam.
(2) Rotor, bagian yang berputar.
(3) Celah udara, adalah ruang antara stator dan rotor.
Konstruksi stator terdiri dari :
(1) Rumah stator dari besi tuang.
(2) Inti stator dari besi lunak atau baja silicon.
(3) Alur dan gigi materialnya sama dengan inti, alur tempat meletakan belitan.
(4) Belitan stator dari tembaga.

Belitan sator dirangkai untuk motor induksi tiga phasa tetapi juga dapat di rangkai
untuk motor induksi satu phasa, disamping itu juga dirangkai untuk jumlah kutub
tertentu. Stator motor induksi dapat dilihat pada gambar dibawah 1.12.

Gambar 1.12 Stator motor induksi

12
Konstruksi rotor terdiri dari:
(1) Inti rotor bahannya sama dengan inti stator.
(2) Alur dan gigi materialnya sama dengan inti, alur tempat meletakan belitan.
(3) Belitan rotor bahannya dari tembaga, dari konstruksi lilitan akan memberikan
dua macam rotor yakni :
- Motor induksi dengan rotor sangkar
- Motor induksi dengan rotor belitan
(4) Poros atau as.

Rotor dan stator membentuk rangkaian magnetis, berbentuk silindris yang


simetris dan diantaranya terdapat celah udara. Celah udara antara stator dan rotor, kalau
terlalu luas maka effisiensi rendah, sebalikanya jika terlalu sempit menimbulkan
kesukaran mekanis pada mesin. Apabila ada beda perputaran maka akan menimbulkan
slip.

C. Penutup
Tes/Soal:
1. Jelaskan Prinsip Kerja Kontaktor Magnet
2. Jelaskan Karakteristik Kontaktor Magnet
3. Apa Kegunaan dari relay elektromekanis
4. Sebutkan Syarat-syarat dari sebuah relay
5. Jelaskan Prinsip kerja dari relay elektromekanis
6. Jelaskan fungsi Thermal Overload Relay pada Instalasi mesin listrik
7. Gambarkan dan jelaskan rangkaian ekivalen dari motor induksi
8. Sebutkan Jenis Konstruksi motor induksi
9. Sebutkan Jenis Konstruksi Stator motor induksi
10. Apa yang dimaksud dengan slip pada motor induksi

Daftar Pustaka
 [NEMA] 2006. Industrial Control and Systems Controllers, Contactors and
Overload Relays Rated 600 Volts. Standards Publication ICS 2-2000 (R2005)
National Electrical Manufacturers Association. Virginia
 Stephen J. Chapman, 1999, Electric Machinery Fundamentals, MC Graw-Hill,
Singapore
 Zuhal, 2000, Dasar Tenaga Listrik Dan Elektronika Daya, PT.Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta

13
BAB II
SISTEM PEMULA JALAN MOTOR LISTRIK

A. Pendahuluan
Setelah mengenal peralatan dalam perancangan Instalasi Mesin Listrik, pada bab
dua ini mempelajari sistem pemula jalan (starter) motor listrik. Namun sebelum
membahas lebih jauh tentang starter motor listrik tersebut sudah barang tentu harus
diketahui terlebih dahulu simbol-simbol listrik yang digunakan dalam perancangan
instalasi listrik, sehingga mahasiswa dapat membaca gambar dan merancang rangkaian
kontrol maupun rangkaian utama penggunaan instalasi mesin listrik

1. Gambaran Umum Materi


Materi perkuliahan dengan pokok bahasan sistem pemula jalan motor Listrik
menjelaskan beberapa rangkaian kontrol stater motor dengan menggunakan berbagai
simbol dalam perancangan instalasi mesin listrik yang kemudian gambar desain tersebut
diuji di laboratorium untuk mengetahui hasil yang pasti dalam contoh perancangan yang
ditampilkan

2. Relevansi dengan Pengetahuan Mahasiswa


Untuk bekerja di perusahaan, baik perusahaan milik negara maupun swasta dan
atau berwirausaha membuka sebuah konsultan perencana khususnya di bidang Instalasi
Mesin Listrik maka para mahasiswa harus mampu membaca suatu gambar Perancangan
Instalasi Mesin Listrik, serta gambar tersebut dapat diaplikasikan dalam pengujian di
Laboratorum. Dengan demikian para mahasiswa dengan contoh perancangan yang ada
akan dapat melakukan pengembangan perancangan instalasi mesin listrik sesuai
kebutuhan industri.

3. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah mempelajari Materi Kuliah ini mahasiswa diharapkan mampu membaca
gambar Perancangan Instalasi mesin listrik dan mempraktekkannya dalam
penginstalasian di Laboratorium Mesin Mesin Listrik

14
B. Penyajian
1. Pemula Jalan Motor Listrik
Pemula jalan (Stater) Motor Listrik dapat dibedakan menjadi 3 macam antara lain
adalah:
1. Kerja manual
2. Kerja semi otomatik
3. Kerja otomatik
Pertama dari dua kelompok di atas merupakan saklar mekanik yang dilengkapi
pelindung terhadap beban lebih. Kelompok kedua dan ketiga adalah starter yang
dilengkapi kontaktor-kontaktor gabungan. Semuanya itu dikerjakan oleh piranti control
(saklar, tombol tekan dsb)
Dalam bab ini akan menguraikan ketiga kelompok starter motor. Starter otomatik
dibuat oleh industri dalam jumlah yang besar. Walaupun prinsip kerja dari starter
otomatik adalah sama, tetapi tiap industri mempunyai komponen-komponen yang
berbeda, mempunyai pengawatan atau prinsip diagram sendiri, namun perbedaannya
sangat kecil, pada dasarnya kebanyakan industri mengikuti saran International
Electrotechnical Commission (IEC), sehingga hampir semua industri menyesuaikan
komponen- komponen yang mereka rencanakan. Jadi starter Mitsubitshi dari jepang
hanya terdapat perbedaan sedikit dari buatan pabrik Telemecanic dari Perancis.
Berikut ini kita akan mengenal dasar-dasar dari bermacam-macam rangkaian
starter yang dapat dipakai untuk semua pabrik pembuatnya. Pertanyaan awal dalam bab
ini adalah sejauh mana pengetahuan dasar anda tentang teknik kontrol untuk
pengembangan rangkaian dari suatu penyajian dimana anda telah mempelajarinya.
Teori dalam bab ini tidak selalu menguraikan fungsi dari pada starter, dan
mahasiswa harus mengikutinya, serta membetulkan bila ada kesalahan. Fungsi uraian
harus selalu berisikan saklar terbuka, saklar tersambung. Fungsi uraian harus terperinci
sedemikan rupa seperti pada contoh demonstrasi. Namun demikan sebelum
perancangan dalam bentuk gambar dan pengujian di laboratorium anda harus terlebih
dahulu mengetahui simbol-simbol listrik yang digunakan pada perancangan instalasi
mesin listrik. Untuk itu penyajian simbol-simbol disajikan selanjutnya.

15
2. Simbol-simbol pada Perancangan Instalasi Mesin Listrik
Sebelum memulai suatu Perancangan sudah merupakan kewajiban untuk
mengetahui simbol yang dibutuhkan untuk perancangan tersebut. Berikut ini beberapa
simbol yang wajib diketahui mahasiswa dalam melaksanakan penggambaran
perancangan instalasi mesin listrik.
Gambar Simbol berdasarkan IEC 117-3
Kontak dengan 2 atau 3 kedudukan

Membuat kontak terbuka

Membuat kontak tersambung

Merubah kontak ( lepas sebelum terjadi )

Kontak dua jalan dengan kedudukan OOF di tengah

Kontak pengukur (menjembatani)

Menutup sebelum kontak putus

Kontak dengan 2 posisi

Pasing membuat kontak tertutup sebelum operasi

Pasing membuat kontak tertutup selama pelepasan

Pasing membuat kontak tertutup selama operasi dan pelepasan

Urutan kontak dan kontak tunda

Kontak pemhubung yang relatif lebih awal beroperasi dari kontak – kontak
lainnya

Kontak pemutus yang relatif lebih awal beroperasi dari kontak – kontak lainnya

Kontak penghubung operasi dengan tunda waktu

Kontak pemutus pada pelepasan dengan tunda waktu

Kontak pemutus pada saat operasi dengan tunda waktu

16
Kontak penghubung dengan tunda waktu operasi dan pelepasan

Kumpulan kontak dengan 1 kontak (NC) dngan tunda waktu saat pelepasan,1
kontak
penghubug (NO) dengan tunda waktu saat operasi, dan 1 NO tanpa tunda waktu

Saklar – saklar mekanik

Kontaktor dengan rele baban lebih untuk pemula jalan

Pemutus rangkaian 3 kutub

Isolator 3 kutub

Saklar pembatas (Limit switches)

Kontak (NO) dan kontak (NC) pada limit switch

Limit switch yang dioperasikan secara mekanik dalam kedua arah, dengan rangkaian
terpisah

Saklar bekerja dengan temperatur


Kontak pemutus dengan rele panas ( rele beban lebih )
Sikring dan perlengkapannya
Sikring ( ditunjukan dengan garis tebal )

Pemutus dilengkapi dengan sikring

Transformator ( untuk pengukuran )

Trafo arus

Trafo tegangan

17
Mengatur elektro mekanik

Kumparan rele kontaktor, secara umum dinyatakan dengan gulungan

Kumparan dinyatakan dua gulungan jajar dengan 3 atau 4 sambungan

Penarik maknit listrik ( kumparan rele ) dari rele dengan gerakan


lambat/pengembalian lambat

Alat pelepas untuk kutub rele panas/kutub tiga

Pengunci dan Grendel Mekanik

Pengunci mekanik dalam

Grendel mekanik

S T A R T E R (Simbol-simbol untuk merencanakan instalasi / blok diagram). Simbol-


simbol berikut tidak umum dipakai, selama motor – motor biasa dijalankan dari perakitan
mesin dengan kontrol atau panel sendiri termasuk pembagian kerja motor.

Pemula jalan ; simbol umum

Pemula jalan dengan bertahap ( contoh 5 tahap )

Pemula jalan dapat diatur


Pemula jalan tanpa pembalik putaran motor
Pemula jalan untuk pembalik putaran motor
Pemula jalan otomatis
Pemula jalan semi otomatis ( lihat catatan atas )

Pemula jalan otomatis dengan pelepasan

Bila di inginkan suatu simbol starter tertentu dalam arti menggunakan peralatan khusus,
maka simbol tertentu boleh ditambahkan pada simbol umum.pada halaman brikut
ditunjukan contoh:

Saklar pembalik putaran


Saklar hubung langsung ke jala – jala

Pemula jalan bintang segitiga, dengan manual dan alat proteksi

18
Pemula jalan jajar deret
Pemula jalan trafo hemat

Pemula jalan motor kapasitor 1 phasa

Pemula jalan hambatan


- Pemula jalan langsung jala pada motor industri 3 phasa
konduktor untuk membalik motor

- Pemula jalan motor otomatis

Pemula jalan penukar kutub ( contoh 8/4 kutub )

SIMBOL HUBUNGAN UNTUK MOTOR LISTRIK ( MENURUT IEC 34-8 )

Type : Jumlah Tanda – tanda Contoh


Motor sangkar ujung sambungan sambungan Diagram sambunga
Tiga phasa kumparan-motor

1 Kecepatan 3 U.V.W 1
Kecepatan 6
U1 V1 W1
U2 V2 W2

2 Kecepatan 6 1U 1V11W
2 Kumparan terpisah 2U 2V 2W

2 Kecepatan 6
- Motor Dahlander
- Satu kumparan dengan percabangan ditengah untuk merubah sambungan
- Pada kecepatan rendah disambung seri segi tiga
- Pada kecepatan tinggi disambung paralel bintang YY
U1 V1 W1
U2 V2 W2

1 Kecepatan dalam sambungan 6 1U 1V 1W


segitiga untuk kerja normal 2U 2V 2W
Sebaiknya untuk mula jalan dengan sambungan
bintang segitiga

19
Catatan:
 Ujung-ujung kumparan motor ditandai dengan huruf dan angka.
 Angka yang ditulis setelah huruf menyatakan ujung permulaan kumparan dan ujung
akhir dari kumparan, misalnya u1 – v2
 Angka yang ditulis sebelum huruf menyatakan adanya beberapa kumparan misalnya:
1u1 – 1u2 = menyalakan ujung kumparan permulaan dan akhir dari kumparan
pertama.
 Angka dapat dihapuskan bila tidak menimbulkan kesulitan, misalnya: motor dengan
dua kecepatan dengan dua kumparan terpisah, kedua-duanya sudah disambung
bintang dalam motor itu sendiri. Hanya satu ujung dari kumparan yang dikeluarkan
pada plat penyambung.

Data-data teknik motor selalu diberikan pada plat nama pada motor tersebut. Tegangan
terendah di Politeknik adalah 3 x 380/220 V. Plat pengenal pada motor lisrik dapat dibaca
sebagai pada tabel 2.1.

Tabel 2.1. Plat Pengenal Motor Listrik

220 V Semua motor ini kumparannya dirancang untuk tegangan 220 V.


oleh sebab itu harus disambung Y.
220/380 V
380/220 V
380 V Motor ini kumparannya dirancangkan untuk tegangan 380 V. untuk
mendapatkannya daya nominal motor disambung D, motor ini
380/660 V
cocok disambung Y/D, mula jalan dalam sambungan bintang,
sebab tiap kumparan memperoleh tegangan 660 Volt

20
3. Pemula Jalan dengan Sambungan Langsung pada Jala-jala
Pemula jalan dengan sambungan langsung pada jala-jala sering juga disebut
dengan Direct On Line Starter (DOLS), di Amerika (USA) disebut dengan Full Load Starter
(FLS), artinya sistem pemula jalan ini disambungkan langsung dengan sumber listrik tiga
phasa dimana diagram kontrol satu phasa menggunakan tombol tekan dilengkapi dengan
satu unit kontaktor. Rangkaian instalasi utama dapat dilihat seperti pada gamabr 2.1.

220/380 V 3/N/PE ~ 50 Hz
L1
L2
L3
N
PE

FUSE ARRANGEMENT
F1 SEE PREFACE

1 3 5
K1
2 4 6

1 3 5 95 97

F3
2 4 6 96 98

M
3~

Gambar 2.1. Rangkaian Instalasi Utama DOLS Sistem

21
220V ~ 50 Hz
L1

F2

95
F3
96

1
S0
2

3 13
S1 K1
4 14

A1
K1
A2

Gambar 2.2 Rangkaian Kontrol DOLS Sistem

Pada Gambar 2.2. rangkaian kontrol DOLS sistem menggunakan sumber satu
phasa L1 220V, 50 Hz, dilengkapi pengaman hubungan singkat berupa sekering (F2),
sedangkan F3 adalah pengaman beban lebih menggunakan Thermal Overload Relay
(TOR), Rangkaian ini dilengkapi dengan dua unit tombol tekan yang terdiri dari SO dalam
posisi normal tertutup (Normally Close/ NC) yang berfungsi sebagai tombol Off, dan S1
dalam posisi terbuka (Normally Open/NC) yang berfungsi sebagai tombol ON. Rangkaian
DOLS ini hanya menggunakan satu kontaktor K1.

Untuk melakukan pengujian rangkaian ini di laboratorium membutuhkan:


 1 Unit Motor Tak Serempak Rotor Sangkar Tiga Phasa
 1 Unit Motor Protection Relay

22
 1 Unit Kontaktor Tiga Kutub 2 NO dan 2 NC
 1 Unit Tombol Tekan (Push Button Switch) triple pc 1 NO dan 1 NC
 1 Unit Fuse Single Pole
 1 Unit MCB Tiga Fase

Catatan:
Untuk menghindari adanya bahaya pada operator, bila motor berputar kembali tanpa di
tekan tombol start, hal ini harus dicegah kemungkinan ada kekeliruan penginstalasian.
(Kembalikan rele panas pada kedudukannya manual selling untuk menghindari motor
berputar kembali, setelah kekeliruan diperbaiki/sumber daya siap).

Latihan 1: Gambar Perancangan dan Pengujian Rangkaian:

1. Gambarkan rangkaian motor dengan pengawatan tunggal seperti yang diperlihatkan


pada gambar 2.2 juga gambarkan rangkaian instalasi seperti gambar 2.1.
2. Tuliskan tanda-tandanya dan beri nomor dalam diagramnya.
3. Buat daftar semua komponen yang anda perlukan untuk membuat penyajian
rangkaian dengan mempergunakan alat dan bahan pengajaran yang ada di
laboratorium
4. Mintalah komponen-komponen tersebut dari teknisi
5. Instalasi rangkaian di papan percobaan dan uji fungsi masing-masing komponen
6. Periksa fungsi pemutus rangkaian dari relay panas (thermal relay) dengan kerja
manual bila mungkin. Bila kontrol tidak kerja periksa kembali saluran relay panas yang
terlepas dari rangkaiannya.
7. Tentukan tulisan-tulisan atau huruf-huruf dalam kontraktor dengan melepaskan relay
panas demi keamanan
8. Catat hasil pengamatan anda sesuai dengan hasil kerja rangkaian

Bagaimana kerjanya Tombol Tekan


1. Tombol tekan ditekan S1: 13 – 14 (I) (disambung)
2. Kontraktor bekerja menyebabkan K1 menyambung.
3. Kontak penghubung tertutup K1 tersambung dan beban tersambung dengan
sumber daya.
4. Menutupnya K1: 13 – 14 mempertahankan rangkaian tetap dalam keadaan
tertutup walaupun tombol tekan ON sudah di lepas.
5. Gangguan yang tidak disengaja dari rangkaian kontrol akan menghilangkan daya
pada starter (tegangan tidak ada).

23
Melepaskan Rangkaian:
1. Tekan tombol off S0: 21 – 22 atau
2. Rele panas terbuka F1: 95 – 96 atau
3. Pengaman beban putus

Rangkaian kontrol ini akan terlepas bila kumparan K1 tidak ada tegangannya
(terganggu).
1. Untuk mengembalikan/menjalankan kembali, tombol S1 harus ditekan lagi.
2. Pemberian daya ini dapat mempertahankan terhubungnya kontak K1 13 – 14
melalui kontak terpisah K1: 23 – 24 (tidak diperlihatkan pada gambar).
3. Kontrol ini tidak dapat bekerja sendiri tanpa harus menekan tombol ON.

Ukuran kontraktor untuk pemula jalan langsung mengubungkan ke jala-jala (DOLS)


1. Sesuai dengan arus nominal motor
2. Sesuai dengan ukuran pengaman utama. Ukuran maksimum pengaman biasanya
diberikan pada plat pengenal kontraktor. Catat spesifikasi yang ada pada
kontaktor tersebut
3. Kontraktor dengan ukuran yang lebih besar mungkin juga dipakai sebab
dirancang untuk waktu yang lebih lama atau
4. Bila frekwensi penggunanya (lepas hubung) lebih tinggi
5. Jika suhu diatas 600C (karena pada ruangan tertutup dan banyaknya kontraktor
yang dipasang) untuk kondisi ini gunakan kipas untuk mendinginkan.

Latihan 2 Perancangan Instalasi Motor dengan Metode Lain:


Menjalankan motor dengan saklar tetap. Lengkapi kedua diagram instalasi. Saklar
yang digunakan untuk menghubungkan rangkaian motor pada jala utama
mempergunakan saklar biasa ON/OFF. Dalam hal ini dilengkapi pula dengan pengaman
beban lebih berupa thermorelay untuk membuka rangkaian. Untuk membuat gangguan
beban lebih maka harus dibantu dengan lampu tanda. Setelah menyelesaikan gambar
diagram akan diteruskan dengan menginstalasi sebagai latihan masiswa. Guna
mencegah hal-hal yang tidak dikehendaki maka dosen harus memeriksa rangkaian
terlebih dahulu pada tiap latihan masiswa sebelum tegangan suplai dihubungkan. Tulis
komponen-komponen yang diperlukan sebelum pengawatan dimulai untuk meyakini
bahwa pekerjaan dasar telah dikuasai.

24
4. Pemula Jalan dengan Saklar Beban Phasa Tunggal
Pada Umumnya motor-motor kecil dibuat sebagai motor kolektor (Motor dengan
jangkar dililit), oleh sebab itu sakelar yang digunakan adalah sakelar pasa tunggal yang
umum dipakai. Motor phasa tunggal digunakan pada lemari es, mesin cuci, mesin
pembersih dan sebagainya. Motor-motor ini mempunyai kumparan utama dan kumparan
bantu yang diletakkan bergeser sembilan puluh derajat. Kondensator (atau kadang-
kadang juga tahanan) akan menghubungkan kumparan bantu untuk mendapatkan
pergeseran phasa, waktu untuk berputar. Kondensator memberikan geseran pasa yang
besar, torsi yang besar dan faktor kerja yang baik. Kondensator akan terlepas
hubungannya setelah motor berputar sama halnya jika digunakan cara dengan 2 buah
kondensator dimana salah satu kondensator sebagai kondensator mula jalan dan lainnya
sebagai kondensator kerja. Kondensator mula jalan akan terbuka setelah tercapai
kedudukan putaran kerja normal. Pemula jalan motor listrik phasa tunggal ini
menggunakan sakelar tangan atau sakelar otomatis (sakelar sentifugar) seperti
diperlihatkan pada gambar 2.3. dan 2.4.

Gambar 2.3. Saklar tangan Gambar 2.4. Saklar otomatis

25
Arus mula jalan rata-rata dan torsi mula dari motor phasa tunggal dengan
menggunakan kumparan bantu dan kondensator mula jalan:
(In = arus nominal, Mn = Torsi nominal)
Arus mula Is ~ 5. In

Torsi mula Ms ~ 3. Mn
Faktor kerja Cos ~ 0.9
Rendemen ~0.7
Harga kondensator C ~ 4.5 KVAR/1 KW motor power.

5. Sambungan Motor 3 Phasa dengan Phasa tunggal


Ada kemungkinan menjalankan motor 3 pasa pada sumber phasa tunggal dengan
daya nominal kira-kira 75%. Walaupun demikian motor harus disambung untuk Y
tegangan 380 V atau D untuk tegangan 220 V. dalam hal ini kondensator mula jalan
sangat diperlukan. Sambungan pasa tunggal untuk motor 3 pasa untuk merubah arah
putaran, kumparan bantu dihubungkan berlawanan dengan kumparan utama. (Jangan
merubah kawat line).

Gambar 2.5 Sambungan motor 3 phasa dengan phasa Tunggal

26
Harga kondensator kira-kira harus:
Untuk sambungan 220 V: CF - 70 daya motor dalam KW
Untuk sambungan 380 V: CF - 25 daya motor dalam KW

Latihan Praktek Perancangan 1:


Data-data motor induksi ditunjukkan seperti di bawah ini:
Serial No. : 123456
Power : 2.2 KW
Volatge : 3 x 380/220 V
Current : 5.3 A
Eficiency : 0.86
Rotation : 1440 r.p.m
Tentukan ukuran-ukuran penting untuk menginstalasi motor serta gambarkan rankaian
utama motor tersebut

Latihan Praktek Perancangan 2:

Motor pompa 3 phasa telah tersedia, tetapi sumber utama hanya phasa tunggal dengan
tegangan 220V. Data-data seperti dibawah ini :
Power : 1.1 Kw
Voltage : 3 x 380/220 V
Current : 2.8 A
Frequency : 50 Hz
Mungkinkah motor dijalankan darurat pada tegangan 220 V?
Walaupun pemakai lebih senang menpunyai penghantar yang tersedia untuk 3 x 380/220
V untuk menghindari perubahan instalasi bila mana PLN menyediakan sumber utama
yang diperbaharui.
 Gambarkan digram pengawatan dari suatu intalasi terdiri dari tiga kawat pasang
tetapi hanya menggunakan 220V saja
 Perlihatkanlah bagaimana penyambungan pada papan sabungan dari motor yang
harus dikeluarkan untuk kondensantor mula jalan.
 Tentukan harga kondensantor mula jalan yang diperlukan
 Tentukan paling sedikat 2 buah kondensator yang normal mendekati pada ketentuan
diatas.
 Tuliskanlah daftar dari semua komponen instalasi termaksud 2 buah kondensator
yang baru saja saudara tentukan. (kolom-kolom jadwal untuk harga total per
komponen dan berikan tanda)
 Mintalah pergrup Komponen-komponen dari teknisi dan gunakanlah latihan
pengamatan ini dengan menggunakan peralatan yang ada di laboratorium

27
 Cobahlah pada keadaan jalan mula dengan menggunakan 2 kondensator baik
sendiri- sendiri atau bersama-sama dalam jajar atau seri.
 Tuliskanlah hasil pengamatan saudara dan dibuat dalam bentuk table

6. Sakelar Mula Jalan dengan Pengunci


Sakelar mula jalan dengan pengunci memberikan kemungkinan bahwa kontraktor
utama tetap dalam rangkaian tanpa pengaturan sakelar magnit. Kadang-kadang
diinginkan bahwa kontraktor utama tetap pada posisi ON untuk menghindari
membesarnya arus pada saat start kembali.
Pengunci membuat mekanik kontaktor dalam kedudukan ON dan akan lepas
hanya pada rangakaian kontrol yang kedua. Pada rangkaian kontrol gambar 2.7 tombol
S1 dapat mempunyai 2 atau 3 kedudukan. Rangkaian kontrol gambar 2.8 sebagai
rangkaian alternatif boleh digunakan untuk rangkaian kontaktor motor tanpa relay
thermo F1 sebagai rangkaian kontrol sakelar mula jalan dengan pengunci.

Gambar 2.6. Rangkaian utama saklar mula jalan dengan Pengunci

28
Gambar 2.7. Rangkaian kontrol saklar mula jalan dengan pengunci

Gambar 2.8 Rangkaian kontrol alternatif saklar mula jalan dengan pengunci

29
Latihan Praktek Perancangan 1:
Lengkapilah diagram pada gambar 2.9 di kertas kerja saudara, kemudian uji coba
instalasi anda di papan instalasi dan jelaskan bagaimana kontaktor akan bekerja.
Bagaimana kontak khusus dari rele panas (thermal reley) bekerja pada rangakaian
kontrol untuk memutuskan arus ke kumparan kontaktor bila terjadi beban lebih.

Gambar 2.9 Rangakaian utama dan kontrol motor mula jalan dengan relay panas

Catatan:
Rangkaain pengaturan harus mempunyai sekering yang terpisah dan sekering utama,
kemudian tanda bahaya dibuat pada rankaian kontrol. Rangkaian kontrol bekerja dengan
tegangan terpisah. Untuk mencegah kecelakaan pemberian tanda bahaya sangat
penting.

30
Latihan Praktek Perancangan 2:
Rencanakan rangakaian utama motor listrik yang dapat dijalankan dengan
menggunakan lebih dari satu tombol tekan ON/OFF. Lampu hijau menunjukkan motor
sedang bekerja sedangkan lampu merah menyala menunjukkan bila kontak rele panas
terbuka dan memutuskan rangkaian utama, hal ini menunjukkan adanya gangguan.
Lengkapilah diagram rangkaian dengan dasar sistem yang terlihat pada gambar 2.9 dan
berilah tanda berurutan dalam penyambungan kontak tombol tekan (kontak ON/OFF
semuanya dalam deret atau jajar).

7. Pemula Jalan untuk Motor Induksi Cincin Geser


Untuk motor-motor listrik yang memikul beban besar dibutuhkan pembatasan
arus mula, diperhitungkan khusus untuk menghindari kerugian tegangan sumber. Agar
tercapai arus mula yang rendah, digunakanlah tahanan atur atau transformator mula
jalan baik sendiri-sendiri maupun kombinasi yang memungkinkan lebih cocok dalam
penyambungan dengan motor induksi cincin geser.
Kumparan rotor motor induksi dihubungkan pada cincin geser dan sikat arang
dihubungkan pada tahanan mula jalan. Pada start kumparan rotor disambung seri
dengan tahanan atur dalam kedudukan penuh/maksimum hal ini membuat arus rortor
berkurang, sehingga arus start dari sumberpun menurun. Pada saat berputar penuh
tahanan mula jalan terhubung singkat, menyebabkan kumparan jangkar hubung singkat
dengan adanya peralatan mekanik, kontak khusus yang terdapat pada sumbu, sehingga
motor berputar seperti umumnya tipe motor induksi, dimana rotor dalam hubungan
singkat. Tahanan mula jalan sering dibuat dengan lima tingkat atau lebih dengan harga-
harga berbeda.

31
Gambar 2.10 Motor cincin geser dengan tahanan mula jalan

Gambara 2.11 Lengkung torsi dari motor cincin seret

32
8. Pemula Jalan Menggunakan Tenaga Sentrifugal
Untuk motor dengan ukuran kecil sakelar dengan sistim tenaga sentrifugal cocok
dikombinasikan dengan tahanan mula yang langsung dipasangkan pada sumbu rotor.
Penempatan cincin geser dan penyambungan tahanan mula terpisah.
Tahanan mula yang merupakan kumparan dihubungkan dengan ketiga
kontraktor, yang mana bekerjanya step by step, sakelar pertama sakelar kedua dan
seterusnya tergantung dari kekuatan dari tiap kontaktor dan juga tergantung dari
kecepatan putaran motor.

Gambar 2.12 Pemula jalan dengan tahanan dan sentrifugal

9. Transformator Mula Jalan


Untuk menjalankan motor-motor yang besar, transformator mula jalan sangatlah
membantu dalam mengurangi arus mula. Transformator mula jalan hampir tidak
mengambil daya, tetapi pengurangan tegangan line, karena sifat transformator
memberikan pengurangan torsi mula. Dalam hal ini tranformator stray adalah
penyelesaian untuk mendapatkan kedudukan sifat otomatis yang singkat pada motor
induksi yang besar. Pengurangan tegangan sekunder sebagai hasil dari stray efek
transformator akan mengurangi arus mula motor. Setengah tegangan akan memberikan
seperempat torsi mula dan juga seperempat arus mula, sistim ini mempunyai faktor kerja
yang rendah. Uraian dari ukuran motor besar dengan menggunakan transformator mula
didapatkan hanya dari pabrik pembuatnya.

33
Gambar 2.13 Sambungan motor induksi menggunakan transformator mula jalan

10. Pembalik Putaran Motor Tiga Phasa


Untuk merubah arah putaran motor listrik, cara yang paling mudah ialah
memindahkan dua kawat dari 3 kawat yang tersambung pada papan penghubung. Dalam
hal ini kita dapat merubah arah medan magnit pada motor 3 phasa dari sumber utama.
Seperti pada Gambar 2.14

Gambar 2.14 Prinsip pembalik putaran motor tiga phasa

34
Rangkaian utama sakelar pembalik putaran terdiri dari dua buah kontaktor
dengan pengunci untuk menghindari hubung singkat bila kedua kontaktor kerja. Sakelar
pembalik putaran dari putaran kiri ke putaran kanan, hanya dapat bekerja bila terjadi
hubungan ke kontaktor magnit. Rangkaian utama saklar pembalik putaran disajika pada
Gambar 2.15.

Gambar 2.15 Rangkaian utama saklar pembalik putaran

35
Latihan Praktek Perancangan:

 Gambar kembali diagram rangkaian kontrol pada gambar 2.16 dimana motor dapat
dijalankan putar kanan dan kiri. Analisa rangkaian tersebut dan tuliskan prinsip kerja
rangkaian.
 Instalasi Rangkaian kontrol gambar 2.16 Pada Papan percobaan, lanjutkan dengan
instalasi rangkaian utama seperti pada gambar 2.17
 Lengkapilah pembalik putaran lengkap dengan semua tanda-tanda. Kedua lampu
tanda harus menyala yang menunjukkan arah putaran (baik ke kiri maupun ke kanan)
dan bila terjadi gangguan maka lampu akan mati hal ini disebabkan terbukanya rele
panas.
 Tuliskan daftar nama-nama komponen yang diperlukan. Mintalah komponen-
komponen tersebut kepada teknisi
 Periksalah semua rangkaian. Amatilah apa yang terjadi pada motor, bila sakelar
pembalik digerakkan perlahan-lahan. (Bila mungkin sewaktu motor masih berputar
dalam arah yang berlawanan. Catatlah pengamatan anda di bawah ini, dan tuliskan
saran/pertimbangan tentang unsur perputaran motor.

Gambar 2.16 Rangkaian kontrol pembalik putaran 3 phasa

36
Gambar 2.17 Rangkaian utama pembalik putaran 3 phasa

Alat dan bahan yang dibutuhkan:


 1 unit motor takserempak rotor sangkar 3 phasa
 2 unit kontaktor, 3 kutub dengan 2 kontak NC dan 2 kontak NO
 1 unit fuse single pole
 1 triple unit tombol tekan dengan 1 NC dan 1 no
 1 unit relay proteksi motor
 1 triple unit lampu tanda
 2 unit limit switch 1 NO dan 1 NC

37
11. Menjalankan Motor 3 Phasa Dua Kecepatan Dengan Dua Kumpaan Stator
Motor 3 phasa dengan dua kumparan yang terpisah, dibuat untuk dua kecepatan.
Dalam hal ini rangkaian utama diperlukan dua kontaktor dan dua rele panas, seperti
diperlihatkan pada diagram di bawah ini. Ukuran/kapasitas kontaktor diperhitungkan
untuk besarnya arus nominal dari tiap kumparan motor.

Gambar 2. 18 Rangakain utama Motor 3 phasa Dua Kecepatan Dengan Dua


Kumparan Stator

38
Gambar 2. 19 Rangakaian kontrol motor 3 phasa Dua Kecepatan Dengan Dua
Kumparan Stator

Alat dan bahan yang dibutuhkan:


 1 unit motor takserempak rotor sangkar 3 phasa
 2 unit kontaktor, 3 kutub dengan 2 kontak NC dan 2 kontak NO
 1 unit fuse single pole
 1 triple unit tombol tekan dengan 1 NC dan 1 no
 1 unit relay proteksi motor
 1 triple unit lampu tanda
 2 unit limit switch 1 NO dan 1 NC

39
12. Menjalankan Motor 3 Phasa Dua Kecepatan Dahlander
Kemungkinannya motor berputar untuk kutub dua atau kutub 4 sehingga sebagai
motor dengan dua kecepatan putarannya berbanding 1 : 2. Dengan cara mencabangkan
kumparan hubung kumparan stator sehingga ujung-unjung yang keluar hanyalah 6
kawat yang dapat disambung pada papan hubung.

Gambar 2.20 Sambungan kumparan motor dahlander

4 Kutub Putaran Rendah 2 Kutub Putaran Tinggi 2 Kutub Putaran Dipermusah

Gambar 2.21 Sambungan kutup motor dua kecepatan dahlander

40
Catatan:
 Arus mula jalan motor dahlander + 5 x arus nominal pada kecepatan tinggi (2 kutub).
 Motor dahlander tidak cocok untuk tegangan sumber yang berbeda.
Sebenarnya pada saat kutub 4, perbandingannya 1 : 2, pada saat sambungan
kutub 4, kumparan kelompok per phasa di sambung serie, jadi bila sumber jala-jala 380
V, maka tegangan antara phasa = 380 V. oleh sebab itu tiap kumparan kelompok
menerima tegangan 380/2 = 190 V (serie delta)
Pada saat disambung untuk 2 kutub, kumparan kelompok per phase dalam
sambungan jajar berarti motor dalam sambungan jajar bintang sehingga tegangan per
kumparan kelompok = √ 380/ 3 = 220 V.
Bandingkanlah:
Daya nominal pada motor berkutub 4 berpahase 3 = 4 KVA selanjutnya pada motor
Dahlander dengan ukuran/kapasitas sama adalah:
Pada sambungan kutub 4 (1470 rpm) = 3 KVA
Pada sambungan kutub 2 (2940 rpm) = 4,5 KVA.
Catatan:
Harap diperhatikan bahwa rangkaian utama motor Dahlander selalu pada sambungan
kecepatan tinggi (dayanya besar).
Sambungan motor Dahlander atau Pole Amplitude Modulation (PAM) memberikan
banyak kenyataan dalam pemakaian mengingat dapat diinginkan dua kecepatan.
Sambungan untuk rangkaian utama tergantung dari arus nominal pada tingkat ke II ialah
pada kecepatan tinggi (daya besar). Perubahan dari tingkat kecepatan I ke tingkat
kecepatan II atau sebaliknya hanya mungkin dengan perubahan waktu paling sedikit 50
ms.

41
Gambar 2.22 Rangkayan kontrol motor dua kecepatan dahlander

Alat dan bahan yang dibutuhkan:


 1 unit motor Dahlander 3 phasa
 3 unit kontaktor, 3 kutub dengan 2 kontak NC dan 2 kontak NO
 1 unit fuse single pole
 1 unit tombol tekan triple pc dengan 1 NC dan 1 no
 1 unit relay proteksi motor
 1 triple unit lampu tanda
 2 unit limit switch 1 NO dan 1 NC

42
Gambar 2.23 Rangkayan utama motor dua kecepatan dahlander

Latihan Praktek Perancangan:

 Gambar kembali diagram rangkaian kontrol pada gambar 2.22 dimana motor dapat
dijalankan dengan dua kecepatan. Analisa rangkaian tersebut dan tuliskan prinsip
kerja rangkaian.
 Instalasi Rangkaian kontrol gambar 2.22 Pada Papan percobaan, lanjutkan dengan
instalasi rangkaian utama seperti pada gambar 2.23
 Lengkapilah dua kecepatan lengkap dengan semua tanda-tanda. Kedua lampu tanda
harus menyala yang menunjukkan kecepatan I dan II, dan lengkapi lampu tanda
gangguan dimana bila terjadi gangguan maka lampu akan mati hal ini disebabkan
terbukanya rele panas.
 Tuliskan daftar nama-nama komponen yang diperlukan. Mintalah komponen-
komponen tersebut kepada teknisi
 Periksalah semua rangkaian. Amatilah apa yang terjadi pada motor. Catatlah
pengamatan dan tuliskan saran/pertimbangan tentang unsur perputaran motor.

43
13. Rangkain Instalasi Pemula Jalan Bintang segitiga
Kapasitas motor yang menggunakan pemula jalan (starting) bintang segitiga
berkisar 5 – 15 kVA, untuk itulah dibutuhkan pemula jalan bintang segitiga dimana
instalasi ini bertujuan mengurangi arus mula jalan.
Pada pemula jalan Bintang segitiga Motor ini harus mempunyai kumparan stator
yang sesuai dengan tegangan sumber yang tersedia untuk sambungan bintang segitiga.
Motor tidak dibenarkan pada saat start dalam sambungan segitiga walaupun kumparan
phasa sesuai dengan tegangan jala. Oleh sebab itu pada saat mula, motor disambung
bintang sehingga kumparan mampu √3 lebih tinggi dari tegangan jala.
Contoh:
Tegangan sumber 3 x 380/220 V. selanjutnya untuk menjalankan motor dalam
sambungan bintang segitiga haruslah dipesan motor 3 x 660/380 V.

Gambar 2.24 Analogi pemula jalan bintang segitiga

Pada kedudukan permulaan motor dalam bintang sehingga tegangan tiap


kumparan 380 V: √3 = 220 V, hal ini menyebabkan pengurangan arus mula dimana
pada saat kedudukan segitiga arus akan memangkat √3 x arus nominal pada sambungan
segitiga.
Sambungan sakelar bintang segitiga dipergunakan agar pada saat dalam
kedudukan bintang, motor sudah berputar mendekati putaran normal. Pada saat sakelar
dipindah ke posisi segitiga dalam waktu yang singkat, motor tidak aka ada kesulitan
dalam pencapaian putaran. Tentu saja susut putaran menyebabkan timbulnya arus In.
Pada saat sakelar berpindah dari bintang ke segitiga harus tidak boleh ada gangguan,
jadi sambungan titik bintang harus terbuka sebelum ke kontak segitiga.

44
Gambar 2.25 Sambungan sakelar tangan Y / D

Gambar 2.26 Rangkaian utama pemula jalan Y/D

45
Gambar 2.27 Rangkaian kontrol pemula jalan Y/D

Latihan Praktek Perancangan:

 Gambar kembali diagram rangkaian kontrol pada gambar 2.27 dimana motor dapat
dijalankan dengan rangkaian Y/D. Analisa rangkaian tersebut dan tuliskan prinsip
kerja rangkaian.
 Instalasi Rangkaian kontrol gambar 2.27 Pada Papan percobaan, lanjutkan dengan
instalasi rangkaian utama seperti pada gambar 2.26
 Lengkapilah rangkaian dengan semua tanda-tanda. Kedua lampu tanda harus
menyala yang menunjukkan kecepatan posisi Y dan posisi D dan lengkapi lampu tanda
gangguan dimana bila terjadi gangguan maka lampu akan mati hal ini disebabkan
terbukanya rele panas.
 Tuliskan daftar nama-nama komponen yang diperlukan. Mintalah komponen-
komponen tersebut kepada teknisi
 Periksalah semua rangkaian. Amatilah apa yang terjadi pada motor. Catatlah
pengamatan dan tuliskan saran/pertimbangan tentang unsur perputaran motor.

46
14. Rangkain Instalasi Pemula jalan Bintang Segitiga Otomatis
Pada prinsipya Rangkaian Instalasi Pemula jalan Bintang segitiga dengan Bintang
segitiga otomatis adalah sama, yang membedakan rangkaian ini adalah penggunaan
kontaktor timer untuk memindahkan posisi dari bintang ke segitiga sehingga tidak
membutuhkan penekanan tombol perubah posisi (berpindah dari posisi bintang ke posisi
segitiga secara otomatis dengan pengesetan timer), sehingga rangkaian utama dari
sistem pemula jalan ini adalah sama sedangkan rangkaian kontrol dari instalasi pemula
jalan bintang segitiga otomatis ini dapat dilihat pada gambar 2.28

Gambar 2.28 Rangkaian kontrol pemula jalan Y/D otomatis

47
Latihan Praktek Perancangan:

 Gambar kembali diagram rangkaian kontrol pada gambar 2.28 dimana motor dapat
dijalankan dengan rangkaian Y/D otomatis. Analisa rangkaian tersebut dan tuliskan
prinsip kerja rangkaian.
 Instalasi Rangkaian kontrol gambar 2.28 Pada Papan percobaan, lanjutkan dengan
instalasi rangkaian utama seperti pada gambar 2.26
 Lengkapilah rangkaian dengan semua tanda-tanda. Kedua lampu tanda harus
menyala yang menunjukkan kecepatan posisi Y dan posisi D dan lengkapi lampu tanda
gangguan dimana bila terjadi gangguan maka lampu akan mati hal ini disebabkan
terbukanya rele panas.
 Tuliskan daftar nama-nama komponen yang diperlukan. Mintalah komponen-
komponen tersebut kepada teknisi
 Periksalah semua rangkaian. Amatilah apa yang terjadi pada motor. Catatlah
pengamatan dan tuliskan saran/pertimbangan tentang unsur perputaran motor.

Alat dan bahan yang dibutuhkan:


 1 unit motor Tak serempak 3 phasa
 3 unit kontaktor, 3 kutub dengan 2 kontak NC dan 2 kontak NO
 1 unit fuse single pole
 1 triple unit tombol tekan dengan 1 NC dan 1 no
 1 unit relay proteksi motor
 1 triple unit lampu tanda

15. Pemula Jalan Y/D yang Dapat Dibalik.


Ada kalanya diinginkan untuk merubah arah putaran motor dengan sakelar mula
jalan Y /D oleh sebab itu posisi mula jalan harus dapat digunakan untuk itu. Hal ini tidak
perlu diragukan karena tombol pemindah dan pembalik dari arah putaran seluruhnya
disesuaikan untuk keperluan motor. Rangkaian kontrol dengan pengaturan waktu untuk
pemindahan disajikan secara optimal. Berikut digambarkan rangkaian utama dari pemula
jalan Y/D yang dapat dibalik gambar 2.29 dan Rangkayan Kontrolnya diperlihatkan pada
Gambar 2.30

48
Gambar 2.29 Rangkaian utama pemula jalan Y/D yang dapat Dibalik

Alat dan bahan yang dibutuhkan:


 1 unit motor Tak serempak 3 phasa
 4 unit kontaktor, 3 kutub dengan 2 kontak NC dan 2 kontak NO
 1 unit fuse single pole
 1 triple unit tombol tekan dengan 1 NC dan 1 no
 1 unit relay proteksi motor
 1 triple unit lampu tanda

49
Gambar 2.30 Rangkaian kontrol pemula jalan Y/D yang dapat Dibalik

50
Latihan Praktek Perancangan:

 Gambar kembali diagram rangkaian kontrol pada gambar 2.27 dimana motor dapat
dijalankan dengan rangkaian Y/D pembalik putaran. Analisa rangkaian tersebut dan
tuliskan prinsip kerja rangkaian.
 Instalasi Rangkaian kontrol gambar 2.27 Pada Papan percobaan, lanjutkan dengan
instalasi rangkaian utama seperti pada gambar 2.26
 Lengkapilah rangkaian dengan semua tanda-tanda. Kedua lampu tanda harus
menyala yang menunjukkan kecepatan posisi Y dan posisi D dan lengkapi lampu tanda
gangguan dimana bila terjadi gangguan maka lampu akan mati hal ini disebabkan
terbukanya rele panas. Lampu tanda juga digunakan untuk putaran terbalik dan
putaran normal
 Tuliskan daftar nama-nama komponen yang diperlukan. Mintalah komponen-
komponen tersebut kepada teknisi
 Periksalah semua rangkaian. Amatilah apa yang terjadi pada motor. Catatlah
pengamatan dan tuliskan saran/pertimbangan tentang unsur perputaran motor.

Sakelar Y /D tidak hanya digunakan untuk membantu menjalankan motor, tetapi


juga sebagai sakelar pemakai daya 3 phasa dengan 2 step. Sebagai akibatnya, langkah-
langkah ini akan mengurangi daya kira-kira 1/3 dan 2/3. pada umumnya digunakan pada
pemanas yang besar.

Tabel 2.2 Arus dan daya pada posisis step I dan II Pemula jalan Y/D
A/P Step I Step II
Arus 0,33 x In (Y) In ( D )
Power 0,33 x Pn (Pn) Pn ( D )

(In = arus nominal pada beban (step II)


(Pn = daya nominal pada beban (step II)

Catatan:
Ukuran dari ketiga kontaktor
 Kontaktor utama K1 dengan 0,58 x In
 Kontaktor D K2 dengan 0,58 x In
 Kontaktor Y K3 dengan 0,2 x In
(Kontak K3 adalah sambungan D)

51
C. Penutup
Tes/Soal:
1. Gambarkan rangkaian kontrol DOLS sistem dan jelaskan prinsip kerja rangkaian
2. Berapa arus mula jalan rata-rata dan torsi mula jalan dari fase tunggal dengan
menggunakan kumparan bantu dan kondensator
3. Gambarkan sambungan rangkaian motor 3 phasa pada sumber phasa tunggal
4. Gambarkan rangkaian kontrol saklar mula jalan dengan pengunci dan berikan
penjelasan apa yang dimaksud dengan pengunci
5. Jelaskan dan gambarkan prinsip pembalik putaran motor 3 phasa
6. Gambarkan rangkaian kontrol motor tiga phasa dua kecepatan dengan dua kumparan
stator, jelaskan prinsip kerja rangkaian
7. Jelaskan dan gambarkan sambungan kutub motor dua kecepatan Dahlander
8. Gambarkan rangkaian kontrol motor dua kecepatan Dahlander dan jelaskan prinsip
kerjanya
9. Jelaskan analogi pengurangan arus mula jalan pada sistem pemula jalan bintang
segitiga
10. Gambarkan rangkaian kontrol pemula jalan Y/D dan jelaskan prinsip kerja rangkaian

Daftar Pustaka
Anonim, 1990, Electrical Simbol, PEDC Bandung
Luluk dkk, 2000, Persyaratan Umum Instalasi Listrik, Yayasan PUIL Jakarta
Lucas. 2014, Training Systems for Drive Technology, Power Electronics & Electrical
Machines. Lucas-Nülle. Germany.
Stephen J. Chapman, 1999, Electric Machinery Fundamental, MC Graw-Hill,
Singaporehttp://dhenk.blogdetik.com/category/peralatan-kontrol/
Van Harten, 2000, Instalasi Listrik Arus Kuat III, Bina Cipta Jakarta
Zuhal, 2000, Dasar Tenaga Listrik Dan Elektronika Daya, PT.Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta

52
BAB III
PERENCANAAN PARAMETER PENTING DAN KEBUTUHAN DAYA
PADA INSTALASI MOTOR LISTRIK

A. Pendahuluan
Untuk menetapkan besaran parameter penting dan kebutuhan daya seperti
pengaman lebur sebagai pelindung terhadap arus hubungan singkat, penampang
penghantar pada saluran utama, penghubung utama ke pengahantar listrik, pemutus
relay panas, kabel penghubung motor ke relay panas maka dibutuhkan perencanaan
yang matang melalui beberapa perhitungan yang disesuaikan dengan Persyaratan Umum
Instalasi Listrik (PUIL).

1. Gambaran Umum Materi


Materi perkuliahan dengan pokok bahasan perencanaan parameter penting dan
kebutuhan daya pada instalasi motor listrik menjelaskan beberapa teknis perhitungan
untuk menentukan besaran parameter dalam spesifikasi teknis seperti stelan maksimum
pemutus tenaga, kemampuan hantar arus baik pada sircit akhir maupun sircit
pencabangan, besaran pemutus beban lebih, pemutus arus hubung singkat dan lain-
lain berdasarkan kebutuhan daya pada motor listrik yang digunakan

2. Relevansi dengan pengetahuan mahasiswa


Untuk bekerja di perusahaan, baik perusahaan milik negara maupun swasta dan
atau berwirausaha membuka sebuah konsultan perencana khususnya di bidang Instalasi
Mesin Listrik maka para mahasiswa harus mampu menentukan parameter penting dalam
Perancangan Instalasi Mesin Listrik berdasarkan kebutuhan daya yang diperlukan.
Dengan demikian para mahasiswa dengan contoh perhitungan yang ada akan dapat
melakukan perhitungan parameter penting dalam perancangan Instalasi Mesin Listrik
sesuai kebutuhan industri

3. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah mempelajari Materi Kuliah ini mahasiswa diharapkan mampu
merencanakan dan menghutung parameter penting dalam Perancangan Instalasi mesin
listrik sesuai kebutuhan daya yang diperlukan industri atau pelanggan

53
B. Penyajian
1. Arus dan Daya Nominal Motor 3 Phasa
Daftar pada Tabel 3.1 memberi gambaran tentang besarnya arus dan daya
nominal motor induksi sesuai dengan tegangan sumber yang tersedia.

Tabel 3.1 Arus dan daya nominal motor 3 Phasa


Daya Nominal Arus Nomina (In)
KW (PS) 220 V 240 V 380 V 415 V 460 V 500 V 660 V
(HP)
0,06 1,12 0,5 0,5 0,3 0,3
0,09 1/8 0,7 0,6 0,4 0,4
0,12 1/6 0,9 0,8 0,5 0,5
0,18 ¼ 1,2 1,1 0,7 0,6
0,25 1/3 1,5 1,4 0,9 0,8 0,7 0,6 0,6
0,37 ½ 2 1,8 1,2 1,1 1 0,9 0,7
0,55 ¾ 2,8 2,6 1,6 1,5 1,4 1,2 0,9
0,75 1 3,5 3,2 2 1,8 1,8 1,5 1,2
1,1 1,5 5 4,5 2,8 2,5 2,6 2,1 1,6
1,5 2 6,5 6 3,7 3,4 3,4 2,8 2,1
2,2 3 9 8 5,3 4,8 4,8 4 3
2,5 3,4 10 9 6 5,5 5,5 4,5 3,4
3 4 12 11 7 6,5 6,5 5,3 4
3,7 5 14,5 13 8,5 7,6 7,6 6,5 4,8
4 5,5 15 14 9 8,2 8,2 7 5,2
5,5 7,5 21 19 12 11 11 9 7
6,3 6,5 24 22 14 12,5 12,5 10,5 8
7,5 10 29 25 16 14 14 12 9
10 13,5 36 33 21 19 19 16 12
11 15 39 35 23 21 21 17 13
12,5 17 45 41 25 24 24 20 15
15 20 52 48 30 28 27 23 17
16 22 55 51 32 30 29 24 18
18,5 25 64 59 37 34 34 28 21
20 27 69 63 40 37 37 30 23

54
22 30 75 70 43 40 40 33 25
25 34 85 78 49 46 45 37 28
30 40 100 95 59 55 52 45 34
31,5 42 107 99 62 57 55 47 36
37 50 125 115 72 66 65 55 42
40 54 135 125 78 72 70 59 45
45 60 150 140 85 80 77 65 50
50 67 165 150 95 90 87 72 66
55 75 180 170 105 100 96 80 60
63 85 210 195 120 110 110 92 70
75 100 250 235 140 135 124 110 80
90 125 300 280 170 160 156 130 100
110 150 360 330 210 200 180 160 120
132 175 430 400 250 230 210 190 140
150 200 480 450 280 250 240 210 160
160 220 520 480 300 270 250 230 175
185 250 600 550 350 320 302 260 200
200 270 630 600 380 350 320 280 220
220 300 700 630 420 380 361 310 240
250 350 800 720 480 430 414 360 270
300 400 970 880 570 510 477 420 320
335 450 1100 1000 630 580 540 460 360
375 500 1200 1100 700 650 590 530 400

Catatan:
Satuan KW menurut normalisasi IEC.
Satuan PS menurut normalisasi Amerika
(PS = PK IPS = 0,736 KW 1 HP = 0,746 KW)
Toleransinya sekitar 10 % (untuk motor-motor kecil diatas 50 %)

55
2. Petunjuk untuk Menentukan Ukuran Rangkaian Utama Motor Induksi
Harga yang diuraikan berikut ini hanyalah perkiraan, tetapi cukup layak
dilaksanakan dalam pekerjaan-pekerjaan yang praktis. Motor induksi pada saat mula
jalan, memerlukan arus dan torsi mula jalan begitu pula kemampuan dari sumber yang
tersedia.

Tabel 3.2 Petunjuk arus dan torsi mula jalan


Langsung Y/ Cara lain
Arus mula (A) 6 x In 1,8 x In 1………….4 x In
Torsi mula 2 x Mn 0,6 x Mn 0,8………..2 x Mn
Perkiraan kasar besarnya pengaman motor induksi:
Pengaman cepat : 3 x In
Pengaman lambat : 2 x In

3. Menentukan Rangkaian Utama Motor Induksi


Bila kita hendak menentukan parameter keseluruhan instalasi dari rangkaian
utama motor induksi, supaya memperhatikan normalisasi khusus yang dikeluarkan oleh
pabrik pembuatnya, atau paling sedikit gunakanlah daftar pada tabel 3.1.
Pemakai motor induksi pada prinsipnya harus melengkapi seluruh parameter yang
diperlukan dalam rangkaian utama

56
Fg: Pengaman lebur sebagai pelindung
hubung singkat dan beban lebih.
Ls Saluran utama (L1…..3/PE) penampang
supaya disesuaikan dengan pengaman
lebur Fg (dalam hal ini jarak kurang dari 1
meter, supaya penampang kawat dapat
dikurangi).
K1:Penghubung utama, ukurannya
tergantung dari In motor.
F1: Pemutus rele panas. Pengaturan harus
disetel pada arus effektip motor.
LH :Kabel penghubung L1…..3 PE, kawat
disesuaikan dengan pengaturan
penampang arus rele panas.
M1: Motor induksi 3 phase.

Gambar 3.1 Parameter penting pada rangkaian utama motor induksi

Contoh menentukan rangkaian utama motor induksi


Setelah ukuran motor dinyatakan sebagai data pemakai, rangkaian motor utama dapat
diperlihatkan sebagai contoh di bawah ini:
 Misalkan pemakai menentukan motor: 2,2 KW pada tegangan 3 x 380/220 V 50 Hz.
 Ketentuan PLN mengizinkan sambungan langsung dengan jala-jala sampai 5 KW.
 Menurut normalisasi motor 2,2 KW, Tabel 3.1 In = 5,3 A.
 Diperkirakan waktu mula jalan tidak melebihi 10 detik.

57
 Didapatkan : Arus mula jalan
 Ist = 6 x In = 6 x 5,3 = 31,8 A
 Didapatkan: Pengaman lebur.
 Pengaman lebur cepat I = 3 x In = 3 x 5,3 = 15,9 A
 Pengaman lebur lambar I = 2 x In = 2 x 5,3 = 10,6 A
 Didapatkan: Pengaman lebur lambar (Fg) 16 A yang dipilih.
 Didapatkan: Kontaktor 3 kutub pada rangkaian utama dengan kemampuan kontak
15 A dan batas arus 5 – 6 A pada rele panas sesuai catalog CAT 3 – 16.

Latihan praktek:
 Gambarkanlah diagram garis tunggal lengkapi dengan harga dari perhitungan diatas.
 Pada sakelar kontak akan didapatkan diagram seperti gambar. Coba kerjakan,
sakelar jenis apakah yang digunakan. Catatlah perbedaan sambungan pada
kedudukan yang memungkinkan dikerjakan.

4. Perhituangan Keutuhan Daya pada Rangkaian Motor Listrik


Perencana atau perancang instalasi motor listrik harus dapat menentukan
perhitungan kebutuhan daya yang diperlukan dari panel hubung bagi. Untuk keperluan
daya pada setiap instalasi motor berbeda satu sama lain. Pengaruh arus mula jalan harus
diperhitungkan sebaik-baiknya dan pengaman utama harus mampu bertahan baik pada
saat motor di start maupun dalam kondisi putaran normal. Pengaruh utama dari arus
mula jalan walaupun dalam waktu yang sangat singkat arus dapat mencapai lima sampai
enam kali arus nominal. Ada beberapa pedoman perhitungan untuk mendapatkan harga-
harga yang cocok dalam menentukan parameter penting pada instalasi motor listrik yang
terdapat pada Persyaratan Umum Instalasi Litrik seperti pada gamabar 3.2.

58
Gambar 3.2 Parameter penting untuk instalasi motor listrik

Catatan: (PUIL, 2011)


Persyaratan umum 510.5.1
Keadaan lingkungan 510.5.2
Pencegahan terhadap sentuhan 510.5.9
Pembumian 510.5.10

59
Untuk menghindari terjadinya perubahan tegangan jala-jala yang di sebabkan
oleh arus mula jalan motor listrik keharusan PUIL dalam mengawasi semua perencanaan
instalasi.
Untuk mendapatkan sumber daya utama, diharuskan menentukan pemakaian
daya tiap-tiap motor pada arus maximum (arus mula jalan) tiap motor melalui
perhitungan-perhitungan yang telah ditentukan. Arus mula jalan tertinggi harus
ditambahkan dengan arus nominal masing-masing motor untuk mendapatkan arus total
dari sumber listrik. Hal ini diharuskan sebab motor-motor tersebut tidak selalu dijalankan
pada saat yang bersamaan

Contoh Perhitungan Parameter Penting untuk Kebutuhan Daya


Rangkaiaan cabang motor dengan tengagan kerja 220V mensuplai motor-motor berikut:
1. Motor rotor sangkar dengan pemula jalan bintang segitiga arus beban penuh
nominal
42 A.
2. Motor serempak dengan pemula jalan atotransformator, arus beban penuh
nominal 54 A.
3. Motor rotor lilit, arus beban penuh nominal 68 A. masing-masing motor
diamankan terhadap hubung singkat dengan pemutus tenaga.
Tentukan:
a. Kemampuan hantar arus hantaran rangkaian cabang.
b. Setelan pengaman hubung singkat rangkaian cabang.
c. Bila rangkaian cabang itu disuplay oleh satu aliran utama, yang juga mensuplai
rangkaian akhir lain yang mensuplay motor lilit dengan arus beban penuh nominal
68 A, tentukan parameter pengaman saluran utama terhadap hubung singkat.
Penyelesaian:
a. Menurut pasal 5.5.3.2 PUIL, kemampuan hantar arus tidak noleh kurang dari: 42
A + 54 A + 68 A + 0,1 x 68 A = 170,8 A.
b. Menurut pasal 5.5.6 PUIL, setelan maksimum alat pengaman masing-masing
motor adalah sebagai berikut:
1. Motor sangkar : 250% x 42 A = 105 A
2. Motor serempak : 200% x 54 A = 108 A
3. Motor rotor lilit : 150% x 68 A = 102 A
Setelan maksimum alat pengaman rangkaian cabang terhadap hubung singkat
tidak boleh melebihi: 108 A + 42 A + 68 A = 218 A.

60
c. Setelan alat pengaman hubung singkat masing-masing rangkaian cabang adalah
218 dan 150% x 68 A. setelan alat pengaman hubung singkat saluran utama
tidak boleh melebihi 218 A + 68 A = 286 A.

Setelan Maksimum Pemutus Tenaga : 218 +68 = 286 A

Kapsitas hantar arus (KHA ) = 170,8 + 68 = 238,8 A

Setelan Maksimum 102 A


Pemutus Tenaga : 108 + 68 + 42 = 218 A

KHA : 74,3 + 54 + 42 = 170,3 A 74,8 A

M1

Motor Rotor Lilit


In = 68 A

Setelan Maksimum
2,5x 42 = 105 A 2,5x 54 = 108 A 1,5 x 68 = 102 A
Pemutus Tenaga
( 5.5.5 )
Kapasitas Hantar
Arus
( 5.5.3 ) 1.1x42 = 46,2 A 1,1x54 = 59,4 A 1,1 x 68 = 74,8 A

M2 M3 M4

Motor Rotor Motor Serempak Motor Rotor


Sangkar Diasut dengan Lilit
In = 42 A Atotrafo In = 68 A
In = 54 A
Gambar 3.3 Diagram contoh perhitungan parameter penting dalam
kebutuhan daya

Pengaman motor jalan atau beban lebih harus disetel dekat pada arus
nominalnya. Pemilihan penghantar ditentukan oleh kemampuan hantar arus yang
dihitung seperti diatas.

61
C. Penutup
Tes/Soal:
Untuk perkembangan sebuah industri pabrikasi, telah dipersiapkan beberapa motor listrik
yang akan dipasang, diminta anda untuk menentukan parameter penting dalam
perencanaan industri pabrikasi tersebut. Spesifikasi teknis motor yang diperlukan seperti
tertulis dibawah ini. Semua motor dihubungkan pada tegangan 3 x 380/220 V.

1. Motor Induksi 2,2 KW 5,3 A (DOLS)


2. Motor Induksi 7,5 KW 16 A Y/∆ started
3. Motor Induksi 15 KW 30 A slipring/ tahanan
4. Motor Induksi 5,5 KW 12 A Y/∆ started

Tentukanlah pengaman percabangan, penampang kawat Ls dan LH untuk setiap motor


serta tentukanlah pengaman utama dan instalasinya pada papan hubung bagi.
Rangkaian Diagram Pengembangan Industri Pabrikasi tersebut sebagai berikut:

62
Daftar Pustaka
 [PEDC] 1990, Electrical Simbol, Politechnyc Education and Development Centre
Bandung
 Luluk dkk, 2000, Persyaratan Umum Instalasi Listrik, Yayasan PUIL Jakarta
 Lucas, 2000, Elektroteknik Mikrocomputersy Steme, LN, German
 http://dhenk.blogdetik.com/category/peralatan-kontrol/
 Stephen J. Chapman, 1999, Electric Machinery Fundamental, MC Graw-Hill,
Singapore
 Van Harten, 2000, Instalasi Listrik Arus Kuat III, Bina Cipta Jakarta
 Zuhal, 2000, Dasar Tenaga Listrik Dan Elektronika Daya, PT.Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta

63
BAB IV
PERANCANGAN INSTALASI MESIN LISTRIK DI INDUSTRI

A. Pendahuluan
Sebagai bab akhir dari buku ajar Perancangan Instalasi Mesin Listrik ini
menyajikan perancangan instalasi mesin listrik di industri. Bab ini dibuat untuk
penugasan mahasiswa untuk merancang suatu instalasi industri yang akan di aplikasikan
dalam pemasangannya di bengkel listrik semester lima.

1. Gambaran Umum Materi


Materi perkuliahan dengan pokok bahasan perancangan instalasi mesin listrik di
industri menjelaskan beberapa aplikasi perancangan instalasi mesin listrik di industri
secara garis besar yang selanjutnya mahasiswa akan menyelesaikan perancangannya
yang diberikan berupa tugas akhir mata kuliah. Seluruh aplikasi dari bab satu sampai
dengan bab tiga dituangkan dalam bab empat ini.

2. Relevansi Dengan Pengetahuan Mahasiswa


Untuk bekerja di perusahaan, baik perusahaan milik negara maupun swasta dan
atau berwirausaha membuka sebuah konsultan perencana khususnya di bidang Instalasi
Mesin Listrik maka para mahasiswa harus mampu merancang instalasi mesin listrik di
industri. Dengan demikian para mahasiswa akan siap bekerja sesuai dengan bidang kerja
yang dibutuhkan

3. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah mempelajari Materi Kuliah ini mahasiswa diharapkan mampu merencang
instalasi mesin listrik di industri sesuai diskripsi kerja yang diperlukan industri atau
pelanggan tersebut

64
B.Penyajian
1. Perencanaan Mesin Pemindahan Biji-bijian dengan Tiupan Angin
Deskripsi kerja dari sistem perancangan instalasi mesin listrik di industri
menggunakan rangkaian instalasi manual dan otomatis. Salah satu contoh industri yang
akan dibahas adalah industri pabrikan pemindahan biji-bijian dengan tiupan angin
buatan. Sistem pengunjian dengan motor peniup udara, motor fooder. Kontrol aliran
udara dilengkapi indikator lengkap dengan sistim stop. Selektifitasnya dengan
pengoperasian starting atau stopping.
Model dari industri pemindahan biji-bijian dengan tiupan angin digambarkan
seperti pada Gamabr 4.1 Gambar diagram blok sebagai untuk latihan tertulis disajikan
pada gamabr 4.2. Diagram rangkaian (penggambaran satu garis) berisi juga rangkaian-
rangkaian utama yang memakai penggambaran satu garis disajikan pada gamabr 4.4-
4.6 Untuk selanjutnya modifikasi rangkaian sesuai dengan deskripsi pengoperasian
pabrikan jika memungkinkan diberikan kebebasan kepada mahasiswa untuk berkreasi.

a. Tujuan Latihan
Tujuan dari latihan ini antara lain adalah mahasiswa dapat:
 Mengerti penggambaran dari instalasi listrik pabrik melalui diagram blok.
 Mengerti diagram kerja untuk uraian instalasi.
 Mengerti diagram rangkaian dalam latihan ini.
 Mengerjakan sesuai dengan diagram rangkaian.
 Membuat daftar kabel dan daftar material instalasi.

b. Tugas mahasiswa
 Pelajari bagan dan deskripsi kerja instalasi
 Gambarkan diagram blok dan kemudian bandingkan dengan persiapan model.
 Gambarkan diagram kerja dan kemudian bandingkan dengan persiapan model.
 Kerjakan diagram rangakaian kemudian bandingkan dengan persiapan model

c. Konsep Dasar
Konsep dasar dalam perencangan instalasi industri yang dalam hal ini pabrik
pakan ternak direncanakan peniup udara yang diapasang pada pabrik tersebut dan

65
dilengkapi dengan jalannya bahan-bahan pokok dari kereta dorong ke dalam gudang
tempat menyimpan makanan ternak (silo). Untuk itu disediakan 1 unit motor peniup
udara M1 dengan Y/∆ starter, 1 unit vibrator 3 x 380 V, pengirim sinyal penuh b 10 dan
pengontrol aliran b 8.

d. Deskripsi Kerja
Instalasi ini harus diawasi dan dioperasikan oleh seorang operator di dalam ruang
kontrol tersendiri. Untuk pengoperasian instalasi ini operator harus menekan tombol
tekan b4 (S6b) plant akan ON. Dengan sistim penguncian (interlocking) menolak
kemungkinan terjadi saklar ON pada penggetar (vibrator). Sebelum motor peniup udara
berputar pada daya penuh dan pengontrol aliran tidak mengunci penggetar. Penggetar
penuhnya bahan pada bagian atas dari silo, atau menekan tombol tekan OFF akan
mematikan penggetar dengan segera, selagi motor peniup udara telah kosong membawa
bahan-bahan melalui pipa.
Untuk memperbaiki atau membersihkan komponen-komponen, saklar pemindah
(selector switch) dipindah dari posisi otomatis ke posisi hand. Posisi hand untuk
menyediakan kemampuan memindahkan fungsi dari komponen itu sendiri. Dalam “posisi
hand”, sinyal akan memberi tanda pada operator. Gambar model sketsa pemindahan
biji-bijian disajikan pada Gambar 4.1.

b10
Penggetar Pengatur
M2 SILO
b8

M1

Gambar 4.1 Model sketsa pemindahan biji-bijian melalui tiupan angin

66
Gambar 4.2 Diagram kerja pemindahan biji-bijian melalui tiupan angin

67
Gambar 4.4 Diagram rangkaian PBb melalui tiupan angin (hal 1)

68
Gambar 4.3. Diagram Kerja Pemindahan Bijia-bijian Melalui Tiupan Angin

Gambar 4.5 Diagram rangkaian PBb melalui tiupan angin (hal 2)

69
Gambar 4.6 Diagram rangkaian PBb melalui tiupan angin (hal3)

70
2. Penggilingan Pembawa Bahan Baku Melalui Sabuk Ban Berjalan (Conveyor)
Deskripsi kerja dari sistem perancangan instalasi mesin listrik di industri
menggunakan rangkaian instalasi pengoperasian manual dan semi otomatis. Proyek
perancangan ini diberi nama “Pabrikan penggilingan pembawa bahan baku melalui
sabuk ban berjalan”.
Model dari industri pabrikan ini digambarkan seperti pada gamabr 4.6. Diagram
rangkaian (penggambaran satu garis) berisi juga rangkaian-rangkaian utama yang
memakai penggambaran satu garis. Untuk selanjutnya anda diberi kebebasan membuat
rangkaian sesuai dengan deskripsi pengoperasian pabrikan

a. Tujuan Latihan
Tujuan dari latihan ini antara lain adalah mahasiswa dapat:
 Mengerjakan dan mengerti penggambaran instalasi listrik pabrik (plant) melalui
diagram blok.
 Mengerti dan mengerjakan diagram kerja pada penguraian plant.
 Membuat daftar kabel.

b. Tugas Mahasiswa
 Pelajari bagan dan deskripsi kerja
 Membuat diagram blok berisi kebutuhan-kebutuhan kabel.
 Menyusun diagram kerja sesuai dengan deskripsi

c. Konsep Dasar
Penggilingan dirancang sedemikian rupa dimana sisi dari feeder mempunyai
vibrator, klep listrik pneumatic, motor dengan kontrol perubahan frekwensi untuk mesin
pengisi, dan sabuk pembawa bahan yang digiling. Pemindahan barang-barang dikerjakan
oleh sabuk ban berjalan yang lainnya.

71
Gambar 4.6 Model sketsa penggilingan pembawa bahan baku

d. Deskripsi kerja
Pada posis normal rangkaian instalasi ini tidak bekerja secara otomatis. Oleh
karena itu operator harus mengendalikan dari ruang kontrol. Operator juga harus
menghubungkan dan memutuskan (ON/OFF) komponen-komponen untuk pemeliharaan.
Pada suatu sistim yang saling mengunci harus menjamin, bahwa tidak ada hal-hal yang
berbahaya, operasi-operasi yang berbahaya dapat dilakukan seperti mengisi penggiling
dengan syarat bila penggiling tidak sedang bekerja atau menggerakkan roda spiral,
dengan syarat bila tidak semua komponen-komponen pengikut tidak dalam keadaan
bekerja. Pada umumnya hal seperti ini dikatakan bahwa, suatu instalasi dengan
komponen yang berbeda hanya dapat di start dengan cara yang berlawanan terhadap
arah aliran barang. Pada sistim yang saling mengunci, bila ada kesalahan pada satu
komponen, maka semua komponen yang sedang bekerja harus berhenti dengan segera,
yang berada dalam arah yang berlawanan dengan aliran komponen yang bersangkutan
(komponen-komponen pengisi).
Dari penyelesaian bagan kerja mahasiswa, harus memperhitungkan
kemungkinan menangani dalam hal perbaikan-perbaikan yang diperlukan semua

72
komponen pada instalasi masing-masing. Dalam hal ini, peringatan (suara atau lampu)
harus menunjukkan adanya situasi yang tidak biasa. Pada posisi perawatan harus
dicantumkan pada lembar keterangan “posisi perbaikan”. Posisi normal “pemutus” harus
dikerjakan secara manual, awal pada permualaan barang mengalir, menghentikan
vibrator, klep dan roda spiral secara bersama, setelah sabuk pengangkut-pengangkut ke
2 dibebaskan, ia berhenti, sesudah penggiling kosong, sesudah pengankut ke 1 di
bebaskan, ia berhenti. Bila tidak ada barang yang mengalir pada semua bagian, hentikan
semua instalasi dengan menekan tombol sabuk ban berjalan ke 1 “OFF”. Rencanakan
blok diagram seperti pada contoh gambar 4.2 dan rangkaian diagram 4.4

C. Penutup
Tes/Soal:
1. Jelaskan Fungsi M1 pada pabrikan Penggilingan Pembawa Bahan Baku Melalui
Sabuk Ban Berjalan
2. Pada rangkaian pabrikan Penggilingan Pembawa Bahan Baku Melalui Sabuk Ban
Berjalan apakah dibutuhkan saklar putar, jelaskan pendapat anda
3. Jelakan masing-masing fungsi M1 dan M2 pada rangkaian Perencanaan Mesin
Pemindahan Biji-bijian dengan Tiupan Angin
4. Jelaskan secara singkat kenapa Mesin M1 pada rangkaian Perencanaan Mesin
Pemindahan Biji-bijian dengan Tiupan Angin menggunakan motor listrik
hubungan Y/∆
5. Jelaskan fungsi dua unit kontaktor timer yang digunakan pada rangkaian
Perencanaan Mesin Pemindahan Biji-bijian dengan Tiupan Angin

Daftar Pustaka
 [PEDC]. 1990, Electrical Simbol, Polytechic Education and Development Centre.
Bandung
 Luluk dkk, 2000, Persyaratan Umum Instalasi Listrik, Yayasan PUIL Jakarta
 Lucas, 2000, Elektroteknik Mikrocomputersy Steme, LN, German
 Stephen J. Chapman, 1999, Electric Machinery Fundamental, MC Graw-Hill,
Singaporehttp://dhenk.blogdetik.com/category/peralatan-kontrol/
 Van Harten, 2000, Instalasi Listrik Arus Kuat III, Bina Cipta Jakarta
 Zuhal, 2000, Dasar Tenaga Listrik Dan Elektronika Daya, PT.Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta

73

Anda mungkin juga menyukai