PERANCANGAN
Jilid 1 INSTALASI MESIN LISTRIK
Perancangan Instalasi
Motor Listrik
Rusman Sinaga
Jurusan Teknik Elektro
1
KATA PENGANTAR
Buku Ajar Perancangan Instalasi Mesin Listrik merupakan buku yang berisi bahan
pengajaran matakuliah perancangan instalasi mesin listrik pada program studi Teknik
Listrik dan Teknik Instalasi Listrik. Penyajian buku ini disederhanakan sedemikian rupa
sehingga para mahasiswa akan mudah mengerti setiap pembahasan materi yang
disajikan. Agar mampu membuat suatu perancangan instalasi mesin listrik yang
komprehensif, sudah merupakan suatu kewajiban mahasiswa harus mampu
menggambar instalasi mesin listrik menggunakan aplikasi komputer, untuk itu pada
lampiran buku ini juga disajikan materi menggambar perancangan instalasi mesin listrik
dengan menggunakan aplikasi microsoft visio. Semua materi kuliah yang disajikan dalam
buku ajar Jilid 1 ini diberikan pada semester empat dan pada prinsipnya membahas
perancangan instalasi motor listrik dalam beberapa penggunaan.
Pengetahuan dasar mengenai pengenalan komponen dalam perancangan
instalasi mesin listrik sebagai bagian permulaan harus dikuasai mahasiswa sebelum
masuk ke bagian perancangan. Kombinasi dari rancangan rangkaian utama dan
rancangan kontrol dari instalasi motor listrik harus dapat digambar dan diuji oleh
mahasiswa sebagai calon ahli perancangan instalasi mesin listrik. Disamping kedua hal
tersebut mahasiswa juga harus mampu membuat perhitungan kebutuhan bahan dan
atau komponen listrik berdasarkan kebutuhan daya yang disertakan dalam perencanaan
Instalasi, termasuk konsepsi dari panel yang direncanakan dan tata letak yang
merupakan dasar untuk melaksanakan pekerjaan.
Tanpa latihan praktek pengujian penginstalasian rancangan setelah menggambar
dan membuat prinsip kerja instalasi, mahasiswa tidak akan pernah mempunyai
pengalaman yang cukup untuk membuktikan hasil kerjanya, untuk itu mahasiswa harus
mampu membuktikan kebenaran gambar rancangan dan prinsip kerja instalasi yang
dibuat tersebut dalam pengujiannya. Penulis sangat mengharapkan kiranya mahasiswa
yang telah menyelesaikan matakuliah ini akan memiliki kompetensi ahli dalam bidang
Perancangan Instalasi Mesin Listrik Industri berstandar Nasional dan Internasional.
Akhirnya penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam menyelesaikan buku ajar ini. Kiranya Buku Ajar ini bermanfaat bagi
kita semua.
Rusman Sinaga
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR (2)
DAFTAR ISI (3)
BAB I KOMPONEN UTAMA PERANCANGAN INSTALASI MESIN LISTRIK (5)
A. Pendahuluan
1. Gambaran Umum Materi
2. Relevansi dengan Pengetahuan
3. Capaian Pembelajaran Khusus
B. Penyajian
1. Kontaktor Magnet
2. Tombol Tekan (Push Button Switch)
3. Relay Elektromekanis
4. Thermal Overload Relay (TOR)
5. Miniature Circuit Breaker (MCB)
6. Relay Penunda Waktu (Time Delay Relay)
7. Motor Induksi
C. Penutup
3
1. Persyarat umum
2. Pengendalian
3. Keadaan lingkungan
4. Sirkit motor
5. Proteksi beban lebih
6. Penggunaan dalam lingkungan gas, uap atau debu
7. Penempatan unsur sensor
8. Proteksi hubung pendek sirkit motor
9. Nilai pengenal atau setelan gawai proteksi
10. Kendali
11. Sarana pemutus
12. Pencegahan terhadap sentuh langsung
13. Pembumian
C. Penutup
4
BAB I
KOMPONEN UTAMA DALAM
PERANCANGAN INSTALASI MESIN LISTRIK
A.Pendahuluan
Awal dari perkuliahan Perancangan Instalasi Mesin Listrik terlebih dahulu harus
mengenal peralatan dalam perancangan. Tanpa mengenal peralatan yang digunakan di
lapangan tentu tidaklah mudah membayangkan bagaimana peralatan tersebut di
Instalasi.
5
B. Penyajian
1. Kontaktor Magnet
Kontaktor adalah jenis saklar yang bekerja secara magnetik yaitu kontak bekerja
apabila kumparan diberi energi. The National Electrical Manufacturers Assosiation
(NEMA, 2007) mendefinisikan kontaktor magnetis sebagai alat yang digerakan secara
magnetis untuk menyambung dan membuka rangkaian daya listrik. Beban yang dilayani
kontaktor meliputi lampu, pemanas, transformator, kapasitor, dan motor listrik. Adapun
peralatan elektromekanis jenis kontaktor magnet disajikan pada gambar 1.1.
6
mekanisme yang paling bermanfaat yang pernah dirancang untuk menutup dan
membuka rangkaian listrik dengan prinsip kerja disajikan pada Gambar 1.2.
Kontaktor magnet adalah jenis saklar motor listrik yang digerakkan oleh magnet,
dimana seperti pada Gambar 1.2 jika jepitan a dan b kumparan magnet diberi tegangan,
maka magnet akan menarik jangkar sehingga kontak-kontak bergerak yang
berhubungan dengan jangkar tersebut ikut tertarik. Penggunaan arus listrik untuk
kontaktor ini dapat menggunakan arus bolak balik (AC) maupun arus searah (DC),
tergantung dari bagaimana magnet tersebut dirancang. Untuk beberapa keperluan
digunakan juga kumparan arus (bukan tegangan), akan tetapi dari segi produksi lebih
disukai kumparan tegangan karena besarnya tegangan umumnya sudah dinormalisasi
dan tidak tergantung dari keperluan alat pemakai tertentu.
Spesifikasi Kontaktor
Spesifikasi kontaktor magnet yang harus diperhatikan adalah kemampuan daya
kontaktor yang ditulis dalam satuan Watt atau kW (disesuaikan dengan beban yang
digunakan), kemampuan menghantarkan arus dari kontak–kontaknya dalam satuan
ampere (A), kemampuan tegangan dari kumparan magnet (tegangan 127 Volt atau 220
Volt), begitupun frekuensinya (50Hz/60Hz), kemampuan melindungi terhadap tegangan
rendah, misalnya ditulis ± 20 % dari tegangan kerja. Dengan demikian dari segi
keamanan dan kepraktisan, penggunaan kontaktor magnet jauh lebih baik dari pada
saklar biasa.
7
a. Kontaktor magnetis relatif lebih sederhana digunakan dalam perancangan instalasi
mesin listrik.
b. Kontaktor magnetis memungkinkan operasi majemuk dilaksanakan dari satu operator
(satu lokasi) dan interlocked untuk mencegah kesalahan dan bahaya operasi.
c. Instalasi motor listrik menggunakan kontaktor magnetis dapat dioperasikan baik
secara semi otomotas maupun secara otomatis.
d. Kontaktor dapat dikontrol secara otomatis dengan alat pilot atau sensor yang sangat
peka.
e. Tegangan yang tinggi dapat diatasi oleh kontaktor dan menjauhkan seluruhnya dari
operator, sehingga meningkatkan keselamatan / keamanan instalasi.
f. Menggunakan kontaktor magnetis peralatan kontrol dapat dipasangkan pada titik-titik
yang jauh. Satu-satunya ruang yang diperlukan dekat mesin adalah ruangan untuk
tombol tekan.
g. Pengendalian otomatis dan semi otomatis dapat dilakukan dengan peralatan kontrol
logika yang dapat diprogram menggunakan Programmable Logic Controller (PLC).
8
Prinsip kerja tombol tekan adalah apabila dalam keadaan normal tidak ditekan
maka kontak tidak berubah, apabila ditekan maka kontak NC akan berfungsi sebagai
stop (memberhentikan) dan kontak NO akan berfungsi sebagai start (menjalankan)
biasanya digunakan pada sistem pengontrolan motor–motor induksi untuk menjalankan
dan atau mematikan motor pada industri.
3. Relay Elektromekanis
Relay elektromekanis digunakan sebagai alat penghubung pada rangkaian dan
pada beberapa aplikasi pada industri dan kontrol proses memerlukan relay sebagai
elemen kontrol penting.
Syarat-syarat sebuah relay:
a. Dapat diandalkan
b. Bekerja dengan cepat
c. Selektif
d. Ekonomis
9
Relay elektromekanis berisi kontak diam dan kontak bergerak. Kontak yang
bergerak dipasangkan pada plunger. Kontak ditunjuk sebagai Normally Open (NO) dan
Normally Close (NC). Apabila kumparan diberikan arus listrik maka akan terjadi medan
elektromagnetis pada kumparan tersebut. Aksi dari medan pada gilirannya menyebabkan
plunger bergerak pada kumparan menutup kontak NO dan membuka kontak NC.
Kontruksi relay jenis ini diperlihatkan pada Gambar 1.5.
Kontak NO dalam kondisi terbuka ketika tidak ada arus mengalir pada kumparan
dan akan tertutup secepatnya setelah kumparan menerima aliran arus listrik. Kontak NC
akan tertutup apabila tidak diberi arus listrik dan membuka ketika kumparan mengalir
arus listrik. Simbol relay NO dan NC dapat disajikan pada Gambar1.6.
10
Level Tegangan Pada Kumparan Relay
Level tegangan pada kumparan relay yang diberikan energi listrik, menyebabkan
penghubungan kontak yang disebut tegangan tegangan tarik (pick up). Setelah relay
diberi energi listrik, level tegangan pada kumparan relay dimana kontak kembali pada
kondisi tidak dioperasikan disebut tegangan lepas (drop out ). Kumparan relay dirancang
untuk tidak lepas sampai penurunan tegangan minimum sekitar 85 % dari tegangan
kerja. Kumparan relay juga tidak akan menarik (memberi energi) sampai tegangan
meningkat pada 85 % tegangan kerja, tanpa merusak kumparan. Kumparan relay
sekarang dibuat dari konstruksi cetakan. Hal ini membantu mengurangi penyerapan
kelembaban dan meningkatkan kekuatan mekanis.
11
Gambar 1.7 Thermal Overload Relay (TOR)
Gambar 1.8 Miniature Circuit Breaker (MCB) 1 fasa (Kiri) 3 fasa (Kanan)
Cara mengetahui daya maximum dari MCB adalah dengan mengalikan kapasitas dari MCB
tersebut dengan 220 V (tegangan umum di Indonesia). Beberapa kegunaan MCB:
• Membatasi penggunaan listrik
12
• Mematikan listrik apabila terjadi hubungan singkat (korslet)
• Mengamankan instalasi listrik
• Membagi rumah menjadi beberapa bagian listrik, sehingga lebih mudah untuk
mendeteksi kerusakan instalasi listrik.
7. Motor Induksi
Motor induksi sangat banyak digunakan di dalam kehidupan sehari-hari baik di
industri maupun di rumah tangga. Motor induksi yang umum dipakai adalah motor
induksi tiga phasa dan motor induksi satu phasa. Motor induksi tiga phasa dioperasikan
pada sistem tiga phasa dan banyak digunakan pada industri, sedangkan motor induksi
satu phasa dioperasikan pada sistem satu phasa yang banyak digunakan terutama pada
penggunaan untuk peralatan rumah tangga seperti kipas angin, lemari es, pompa air,
mesin cuci dan sebagainya karena motor induksi satu phasa mempunyai daya keluaran
yang rendah. Bentuk fisik dari motor induksi tiga phasa dapat dilihat pada gambar berikut
1.10.
13
Gambar 1. 10 Bentuk fisik motor induksi tiga phasa
Motor induksi merupakan motor listrik arus bolak balik (AC) yang paling luas
digunakan. Penamaannya berasal dari kenyataan bahwa motor ini bekerja berdasarkan
induksi medan magnet stator ke rotornya, dimana arus rotor motor ini bukan diperoleh
dari sumber tertentu, tetapi merupakan arus yang terinduksi sebagai akibat adanya
perbedaan relatif antara putaran rotor dengan medan putar ( rotating magnetic field)
yang dihasilkan oleh arus stator.
Belitan stator yang dihubungkan dengan suatu sumber tegangan tiga phasa akan
menghasilkan medan magnet yang berputar dengan kecepatan sinkron. Medan putar
pada stator tersebut akan memotong konduktor-konduktor pada rotor, sehingga
terinduksi arus yang sesuai dengan Hukum Lentz, rotor pun akan ikut berputar mengikuti
medan putar stator.
Perbedaan putaran relatif antara stator dan rotor disebut slip. Bertambahnya
beban, akan memperbesar kopel motor, sehingga akan memperbesar arus induksi pada
rotor, sehingga slip antara medan putar stator dan putaran rotor pun akan bertambah
besar. Jadi, apabila beban motor bertambah, putaran rotor cenderung menurun.
Kerja motor induksi seperti juga kerja transformator adalah berdasarkan prinsip
induksi elektromagnet. Kerja motor induksi tergantung pada tegangan dan arus induksi
pada rangkaian rotor dari rangkaian stator. rangkaian ekivalen motor induksi mirip
dengan rangkaian ekivalen trafo. Rangkaian tersebut dapat dilihat pada Gambar 1.11.
14
Gambar 1.11 Rangkaian ekivalen motor induksi
𝑛𝑠𝑦𝑛𝑐 −𝑛𝑚
S= x 100% …………………………………………………………………………………. (1.2)
𝑛𝑠𝑦𝑛𝑐
Dimana kecepatan medan putar (synchronous speed) dinyatakan oleh persamaan (1.3).
15
120 𝑓
𝑛𝑆𝑦𝑛𝑐 = ……………………………………………………………………..…………………… (1.3)
𝑃
Dimana:
f= frekuensi
p= jumlah Kutub
Sedangkan kecepatan rotor dinyatakan oleh persamaan (1.4).
16
Gambar 1. 12 Motor induksi jenis rotor belitan
17
(3) Celah udara, adalah ruang antara stator dan rotor.
Konstruksi stator terdiri dari :
(1) Rumah stator dari besi tuang.
(2) Inti stator dari besi lunak atau baja silicon.
(3) Alur dan gigi materialnya sama dengan inti, alur tempat meletakan belitan.
(4) Belitan stator dari tembaga.
Belitan sator dirangkai untuk motor induksi tiga phasa tetapi juga dapat di rangkai
untuk motor induksi satu phasa, disamping itu juga dirangkai untuk jumlah kutub
tertentu. Stator motor induksi dapat dilihat pada gambar dibawah 1.14.
18
kesukaran mekanis pada mesin. Apabila ada beda perputaran maka akan menimbulkan
slip.
C. Penutup
Tes/Soal:
1. Jelaskan Prinsip Kerja Kontaktor Magnet
2. Jelaskan Karakteristik Kontaktor Magnet
3. Apa Kegunaan dari relay elektromekanis
4. Sebutkan Syarat-syarat dari sebuah relay
5. Jelaskan Prinsip kerja dari relay elektromekanis
6. Jelaskan fungsi Thermal Overload Relay pada Instalasi mesin listrik
7. Gambarkan dan jelaskan rangkaian ekivalen dari motor induksi
8. Sebutkan Jenis Konstruksi motor induksi
9. Sebutkan Jenis Konstruksi Stator motor induksi
10. Apa yang dimaksud dengan slip pada motor induksi
19
BAB II
SIMBOL-SIMBOL PADA
PERANCANGAN INSTALASI MESIN LISTRIK
A. Pendahuluan
Setelah mengenal peralatan dalam perancangan Instalasi Mesin Listrik (PIML),
pada bab dua ini mempelajari symbol-simbol yang digunakan pada perancangan instalasi
mesin listrik. Pembelajaran mengenai symbol-simbol pada PIML bertujuan agar
mahasiswa dapat membaca gambar dan merancang rangkaian kontrol maupun
rangkaian utama dala PIML.
20
B.Penyajian
Sebelum memulai suatu perancangan sudah merupakan kewajiban untuk
mengetahui simbol yang dibutuhkan untuk perancangan tersebut. Berikut ini simbol yang
wajib diketahui dalam melaksanakan penggambaran perancangan instalasi mesin listrik.
Gambar Simbol berdasarkan IEC 117-3 ; IEC 60617 Symbols
Kontak pemhubung yang relatif lebih awal beroperasi dari kontak – kontak lainnya
Kontak pemutus yang relatif lebih awal beroperasi dari kontak – kontak lainnya
21
Kumpulan kontak dengan 1 kontak (NC) dngan tunda waktu saat pelepasan,
1 kontak penghubug (NO) dengan tunda waktu saat operasi, dan 1 NO tanpa
tunda waktu
Isolator 3 kutub
Limit switch yang dioperasikan secara mekanik dalam kedua arah, dengan rangkaian terpisah
Trafo arus
Trafo tegangan
22
Alat pelepas untuk kutub rele panas/kutub tiga
Grendel mekanik
Bila di inginkan suatu simbol starter tertentu dalam arti menggunakan peralatan khusus, maka
simbol tertentu boleh ditambahkan pada simbol umum, brikut ditunjukan contoh:
23
- Pemula jalan langsung jala pada motor industri 3 phasa konduktor
untuk membalik motor
Simbol Hubungan untuk Motor Listrik ( Menurut IEC 34-8; IEC TS 60034-34)
1Kecepatan 3 U.V.W 1 2
2Kecepatan 6
U1 V1 W1
U2 V2 W2
2Kecepatan 6 1U 1V11W
2Kumparan terpisah 2U 2V 2W
2Kecepatan 6
- Motor Dahlander
- Satu kumparan dengan percabangan ditengah untuk merubah sambungan
- Pada kecepatan rendah disambung seri segi tiga
- Pada kecepatan tinggi disambung paralel bintang YY
U1 V1 W1
U2 V2 W2
Catatan:
• Ujung-ujung kumparan motor ditandai dengan huruf dan angka.
• Angka yang ditulis setelah huruf menyatakan ujung permulaan kumparan dan ujung akhir dari
kumparan, misalnya u1 – v2
24
• Angka yang ditulis sebelum huruf menyatakan adanya beberapa kumparan misalnya: 1u1 –
1u2 = menyalakan ujung kumparan permulaan dan akhir dari kumparan pertama.
• Angka dapat dihapuskan bila tidak menimbulkan kesulitan, misalnya: motor dengan dua
kecepatan dengan dua kumparan terpisah, kedua-duanya sudah disambung bintang dalam
motor itu sendiri. Hanya satu ujung dari kumparan yang dikeluarkan pada plat penyambung.
Data-data teknik motor selalu diberikan pada plat nama pada motor tersebut. Tegangan terendah
adalah 3 x 380/220 V. Plat pengenal pada motor lisrik dapat dibaca sebagai pada tabel 2.1.
220 V Semua motor ini kumparannya dirancang untuk tegangan 220 V. oleh
sebab itu harus disambung Y.
220/380 V
380/220 V
380 V Motor ini kumparannya dirancangkan untuk tegangan 380 V. untuk
mendapatkannya daya nominal motor disambung D, motor ini cocok
380/660 V
disambung Y/D, mula jalan dalam sambungan bintang, sebab tiap
kumparan memperoleh tegangan 660 Volt
C. Penutup
Tes/Soal:
Simbol IEC kelistrikan standar juga dikenal sebagai IEC 60617 (British Standard BS 3939)
digunakan untuk mewakili berbagai perangkat (https://symbols.radicasoftware.com/225/iec-
symbols). Bandingkan Simbol IEC dangan Simbol JICA, dan berikan minimal 5 contoh simbol
dalam perbandingan tersebut.
25
BAB III
SISTEM PEMULA JALAN MOTOR LISTRIK
A. Pendahuluan
Setelah mengenal komponen dalam perancangan Instalasi Mesin Listrik, pada
bab tiga ini mempelajari sistem pemula jalan (starter) motor listrik. Namun sebelum
membahas lebih jauh tentang starter motor listrik tersebut sudah barang tentu harus
diketahui terlebih dahulu simbol-simbol listrik yang digunakan dalam perancangan
instalasi listrik yang disajikan pada bab dua, sehingga mahasiswa dapat membaca
gambar dan merancang rangkaian kontrol maupun rangkaian utama penggunaan
instalasi mesin listrik
26
B. Penyajian
1. Sistem Kerja Pemula Jalan motor Listrik
Pemula jalan (Stater) motor listrik dapat dibedakan menjadi 3 sistem kerja antara
lain adalah:
• Kerja manual
• Kerja semi otomatik
• Kerja otomatik
Pertama dari dua kelompok di atas merupakan saklar mekanik yang dilengkapi
pelindung terhadap beban lebih. Kelompok kedua dan ketiga adalah starter yang
dilengkapi kontaktor-kontaktor gabungan. Semuanya itu dikerjakan oleh piranti control
(saklar, tombol tekan dsb)
Starter otomatik dibuat oleh industri dalam jumlah yang besar. Walaupun prinsip
kerja dari starter otomatik adalah sama, tetapi tiap industri mempunyai komponen-
komponen yang berbeda, mempunyai pengawatan atau prinsip diagram sendiri, namun
perbedaannya sangat kecil, pada dasarnya kebanyakan industri mengikuti saran
International Electrotechnical Commission (IEC), sehingga hampir semua industri
menyesuaikan komponen- komponen yang mereka rencanakan. Jadi starter Mitsubitshi
dari jepang hanya terdapat perbedaan sedikit dari buatan pabrik Telemecanic dari
Perancis.
27
mula jalan akan terbuka setelah tercapai kedudukan putaran kerja normal. Pemula jalan
motor listrik phasa tunggal ini menggunakan sakelar tangan atau sakelar otomatis
(sakelar sentifugar) seperti diperlihatkan pada gambar 3.1. dan 3.2.
Arus mula jalan rata-rata dan torsi mula dari motor phasa tunggal dengan menggunakan
kumparan bantu dan kondensator mula jalan:
(In = arus nominal, Mn = Torsi nominal)
Arus mula Is ~ 5. In
Torsi mula Ms ~ 3. Mn
Faktor kerja Cos ~ 0.9
Rendemen ~0.7
Harga kondensator C ~ 4.5 KVAR/1 KW motor power.
28
3. Sambungan Motor 3 Phasa dengan Phasa tunggal
Ada kemungkinan menjalankan motor 3 pasa pada sumber phasa tunggal dengan
daya nominal kira-kira 75%. Walaupun demikian motor harus disambung untuk Y
tegangan 380 V atau D untuk tegangan 220 V. dalam hal ini kondensator mula jalan
sangat diperlukan. Sambungan pasa tunggal untuk motor 3 pasa untuk merubah arah
putaran, kumparan bantu dihubungkan berlawanan dengan kumparan utama. (Jangan
merubah kawat line).
29
220/380 V 3/N/PE ~ 50 Hz
L1
L2
L3
N
PE
FUSE ARRANGEMENT
F1 SEE PREFACE
1 3 5
K1
2 4 6
1 3 5 95 97
F3
2 4 6 96 98
M
3~
30
220V ~ 50 Hz
L1
F2
95
F3
96
1
S0
2
3 13
S1 K1
4 14
A1
K1
A2
Pada Gambar 3.5. rangkaian kontrol DOLS sistem menggunakan sumber satu
phasa L1 220V, 50 Hz, dilengkapi pengaman hubungan singkat berupa sekering (F2),
sedangkan F3 adalah pengaman beban lebih menggunakan Thermal Overload Relay
(TOR), Rangkaian ini dilengkapi dengan dua unit tombol tekan yang terdiri dari SO dalam
posisi normal tertutup (Normally Close/ NC) yang berfungsi sebagai tombol Off, dan S1
dalam posisi terbuka (Normally Open/NC) yang berfungsi sebagai tombol ON. Rangkaian
DOLS ini hanya menggunakan satu kontaktor K1.
Untuk melakukan pengujian rangkaian ini membutuhkan:
• 1 Unit Motor Tak Serempak Rotor Sangkar Tiga Phasa
• 1 Unit Motor Protection Relay
31
• 1 Unit Kontaktor Tiga Kutub 2 NO dan 2 NC
• 1 Unit Tombol Tekan (Push Button Switch) triple pc 1 NO dan 1 NC
• 1 Unit Fuse Single Pole
• 1 Unit MCB Tiga Fase
Gambar 3.6 Rangakaian utama dan kontrol motor mula jalan dengan relay panas
32
5. Pemula Jalan untuk Motor Induksi Cincin Geser
Untuk motor-motor listrik yang memikul beban besar dibutuhkan pembatasan
arus mula, diperhitungkan khusus untuk menghindari kerugian tegangan sumber. Agar
tercapai arus mula yang rendah, digunakanlah tahanan atur atau transformator mula
jalan baik sendiri-sendiri maupun kombinasi yang memungkinkan lebih cocok dalam
penyambungan dengan motor induksi cincin geser.
Kumparan rotor motor induksi dihubungkan pada cincin geser dan sikat arang
dihubungkan pada tahanan mula jalan. Pada start kumparan rotor disambung seri
dengan tahanan atur dalam kedudukan penuh/maksimum hal ini membuat arus rortor
berkurang, sehingga arus start dari sumberpun menurun. Pada saat berputar penuh
tahanan mula jalan terhubung singkat, menyebabkan kumparan jangkar hubung singkat
dengan adanya peralatan mekanik, kontak khusus yang terdapat pada sumbu, sehingga
motor berputar seperti umumnya tipe motor induksi, dimana rotor dalam hubungan
singkat. Tahanan mula jalan sering dibuat dengan lima tingkat atau lebih dengan harga-
harga berbeda.
33
Gambara 3.7 Lengkung torsi dari motor cincin seret
34
7. Transformator Mula Jalan
Untuk menjalankan motor-motor yang besar, transformator mula jalan sangatlah
membantu dalam mengurangi arus mula. Transformator mula jalan hampir tidak
mengambil daya, tetapi pengurangan tegangan line, karena sifat transformator
memberikan pengurangan torsi mula. Dalam hal ini tranformator stray adalah
penyelesaian untuk mendapatkan kedudukan sifat otomatis yang singkat pada motor
induksi yang besar. Pengurangan tegangan sekunder sebagai hasil dari stray efek
transformator akan mengurangi arus mula motor. Setengah tegangan akan memberikan
seperempat torsi mula dan juga seperempat arus mula, sistim ini mempunyai faktor kerja
yang rendah. Uraian dari ukuran motor besar dengan menggunakan transformator mula
didapatkan hanya dari pabrik pembuatnya.
35
Gambar 3.10 Prinsip pembalik putaran motor tiga phasa
Rangkaian utama sakelar pembalik putaran terdiri dari dua kontaktor dengan
pengunci untuk menghindari hubung singkat bila kedua kontaktor kerja. Sakelar
pembalik putaran dari putaran kiri ke putaran kanan, hanya dapat bekerja bila terjadi
hubungan ke kontaktor magnit. Rangkaian utama saklar pembalik putaran disajika pada
Gambar 3.11.
36
Latihan 2: PIML Pembalik Putaran Motor 3 Phasa:
• Gambar kembali diagram rangkaian kontrol pada Gambar 3.12 dimana motor dapat
dijalankan putar kanan dan kiri. Analisa rangkaian tersebut dan tuliskan prinsip kerja
rangkaian.
• Lengkapilah pembalik putaran dengan semua tanda-tanda. Kedua lampu tanda harus
menyala yang menunjukkan arah putaran (baik ke kiri maupun ke kanan) dan bila
terjadi gangguan maka lampu akan mati hal ini disebabkan terbukanya rele panas.
• Tuliskan daftar nama-nama komponen yang diperlukan
37
Gambar 3.13 Rangkaian utama pembalik putaran 3 phasa
38
9. Menjalankan Motor 3 Phasa Dua Kecepatan dengan Dua Kumpaan Stator
Motor 3 phasa dengan dua kumparan yang terpisah, dibuat untuk dua kecepatan.
Dalam hal ini rangkaian utama diperlukan dua kontaktor dan dua rele panas, seperti
diperlihatkan pada diagram di bawah ini. Ukuran/kapasitas kontaktor diperhitungkan
untuk besarnya arus nominal dari tiap kumparan motor.
39
Gambar 3. 15 Rangakaian kontrol motor 3 phasa Dua Kecepatan Dengan Dua
Kumparan Stator
40
10. Menjalankan Motor 3 Phasa Dua Kecepatan Dahlander
Kemungkinannya motor berputar untuk kutub dua atau kutub 4 sehingga sebagai
motor dengan dua kecepatan putarannya berbanding 1 : 2. Dengan cara mencabangkan
kumparan hubung kumparan stator sehingga ujung-unjung yang keluar hanyalah 6
kawat yang dapat disambung pada papan hubung.
41
Catatan:
• Arus mula jalan motor dahlander + 5 x arus nominal pada kecepatan tinggi (2 kutub).
• Motor dahlander tidak cocok untuk tegangan sumber yang berbeda.
Sebenarnya pada saat kutub 4, perbandingannya 1 : 2, pada saat sambungan
kutub 4, kumparan kelompok per phasa di sambung serie, jadi bila sumber jala-jala 380
V, maka tegangan antara phasa = 380 V. oleh sebab itu tiap kumparan kelompok
menerima tegangan 380/2 = 190 V (serie delta)
Pada saat disambung untuk 2 kutub, kumparan kelompok per phase dalam
sambungan jajar berarti motor dalam sambungan jajar bintang sehingga tegangan per
kumparan kelompok = √ 380/ 3 = 220 V.
Bandingkanlah:
Daya nominal pada motor berkutub 4 berpahase 3 = 4 KVA selanjutnya pada motor
Dahlander dengan ukuran/kapasitas sama adalah:
Pada sambungan kutub 4 (1470 rpm) = 3 KVA
Pada sambungan kutub 2 (2940 rpm) = 4,5 KVA.
Catatan:
Harap diperhatikan bahwa rangkaian utama motor Dahlander selalu pada sambungan
kecepatan tinggi (dayanya besar).
Sambungan motor Dahlander atau Pole Amplitude Modulation (PAM) memberikan
banyak kenyataan dalam pemakaian mengingat dapat diinginkan dua kecepatan.
Sambungan untuk rangkaian utama tergantung dari arus nominal pada tingkat ke II ialah
pada kecepatan tinggi (daya besar). Perubahan dari tingkat kecepatan I ke tingkat
kecepatan II atau sebaliknya hanya mungkin dengan perubahan waktu paling sedikit 50
ms.
42
Gambar 3.18 Rangkaian kontrol motor dua kecepatan dahlander
43
Gambar 3.19 Rangkaian utama motor dua kecepatan dahlander
44
11. Rangkain Instalasi Pemula Jalan Bintang segitiga (Y/D)
Kapasitas motor yang menggunakan pemula jalan (starting) bintang segitiga
berkisar 5 – 15 kVA, untuk itulah dibutuhkan pemula jalan bintang segitiga dimana
instalasi ini bertujuan mengurangi arus mula jalan.Pada pemula jalan Bintang segitiga
Motor ini harus mempunyai kumparan stator yang sesuai dengan tegangan sumber yang
tersedia untuk sambungan bintang segitiga. Motor tidak dibenarkan pada saat start
dalam sambungan segitiga walaupun kumparan phasa sesuai dengan tegangan jala.
Oleh sebab itu pada saat mula, motor disambung bintang sehingga kumparan mampu
√3 lebih tinggi dari tegangan jala.
Contoh:
Tegangan sumber 3 x 380/220 V. selanjutnya untuk menjalankan motor dalam
sambungan bintang segitiga haruslah dipesan motor 3 x 660/380 V.
45
Gambar 3.21 Sambungan sakelar tangan Y / D
46
Gambar 3.23 Rangkaian kontrol pemula jalan Y/D
47
12. Rangkain Instalasi Pemula jalan Bintang Segitiga Otomatis
Pada prinsipya Rangkaian Instalasi Pemula jalan Bintang segitiga dengan Bintang
segitiga otomatis adalah sama, yang membedakan rangkaian ini adalah penggunaan
kontaktor timer untuk memindahkan posisi dari bintang ke segitiga sehingga tidak
membutuhkan penekanan tombol perubah posisi (berpindah dari posisi bintang ke posisi
segitiga secara otomatis dengan pengesetan timer), sehingga rangkaian utama dari
sistem pemula jalan ini adalah sama sedangkan rangkaian kontrol dari instalasi pemula
jalan bintang segitiga otomatis ini dapat dilihat pada Gambar 2.24
48
Latihan 5. PIML Pemula Jalan Y/D otomatis
• Gambar kembali diagram rangkaian kontrol pada gambar 2.23-2.24 dimana motor
dapat dijalankan dengan rangkaian Y/D otomatis. Analisa rangkaian tersebut dan
tuliskan prinsip kerja rangkaian.
• Lengkapilah rangkaian dengan semua tanda-tanda. Kedua lampu tanda harus
menyala yang menunjukkan kecepatan posisi Y dan posisi D dan lengkapi lampu tanda
gangguan dimana bila terjadi gangguan maka lampu akan mati hal ini disebabkan
terbukanya rele panas.
• Tuliskan daftar nama-nama komponen yang diperlukan.
49
Gambar 3.25 Rangkaian utama pemula jalan Y/D yang dapat Dibalik
50
Gambar 3.26 Rangkaian kontrol pemula jalan Y/D yang dapat Dibalik
51
Latihan 6. PIML rangkaian Y/D pembalik putaran
• Gambar kembali diagram rangkaian kontrol pada gambar 3.25-3.26 dimana motor
dapat dijalankan dengan rangkaian Y/D pembalik putaran. Analisa rangkaian tersebut
dan tuliskan prinsip kerja rangkaian.
• Lengkapilah rangkaian dengan semua tanda-tanda. Kedua lampu tanda harus
menyala yang menunjukkan kecepatan posisi Y dan posisi D dan lengkapi lampu tanda
gangguan dimana bila terjadi gangguan maka lampu akan mati hal ini disebabkan
terbukanya rele panas. Lampu tanda juga digunakan untuk putaran terbalik dan
putaran normal
• Tuliskan daftar komponen yang diperlukan.
Sakelar Y /D tidak hanya digunakan untuk membantu menjalankan motor, tetapi
juga sebagai sakelar pemakai daya 3 phasa dengan 2 step. Sebagai akibatnya, langkah-
langkah ini akan mengurangi daya kira-kira 1/3 dan 2/3. pada umumnya digunakan pada
pemanas yang besar.
Tabel 3.1 Arus dan daya pada posisis step I dan II Pemula jalan Y/D
A/P Step I Step II
Arus 0,33 x In (Y) In ( D )
Power 0,33 x Pn (Pn) Pn ( D )
Catatan:
Ukuran dari ketiga kontaktor
• Kontaktor utama K1 dengan 0,58 x In
• Kontaktor D K2 dengan 0,58 x In
• Kontaktor Y K3 dengan 0,2 x In
(Kontak K3 adalah sambungan D)
52
C. Penutup
Tes/Soal:
1. Gambarkan rangkaian kontrol DOLS sistem dan jelaskan prinsip kerja rangkaian
2. Berapa arus mula jalan rata-rata dan torsi mula jalan dari fase tunggal dengan
menggunakan kumparan bantu dan kondensator
3. Gambarkan sambungan rangkaian motor 3 phasa pada sumber phasa tunggal
4. Gambarkan rangkaian kontrol saklar mula jalan dengan pengunci dan berikan
penjelasan apa yang dimaksud dengan pengunci
5. Jelaskan dan gambarkan prinsip pembalik putaran motor 3 phasa
6. Gambarkan rangkaian kontrol motor tiga phasa dua kecepatan dengan dua kumparan
stator, jelaskan prinsip kerja rangkaian
7. Jelaskan dan gambarkan sambungan kutub motor dua kecepatan Dahlander
8. Gambarkan rangkaian kontrol motor dua kecepatan Dahlander dan jelaskan prinsip
kerjanya
9. Jelaskan analogi pengurangan arus mula jalan pada sistem pemula jalan bintang
segitiga
10. Gambarkan rangkaian kontrol pemula jalan Y/D dan jelaskan prinsip kerja rangkaian
53
BAB IV
PERSYARATAN UMUM INSTALASI LISTRIK
UNTUK MOTOR, SIRKIT DAN KENDALI
A. Pendahuluan
Menentukan besaran arus komponen yang digunakan pada instalasi mesin listrik
seperti gawai proteksi antara laian MCB, fuse sebagai pelindung terhadap arus hubungan
singkat, Thermal Overload Relay (TOR) sebagai pelindung terhadap arus beban lebih,
Kontaktor, saklar utama, ukuran dan jenis kabel yang digunakan dan komponen lainnya
maka dibutuhkan perencanaan yang matang melalui perhitungan yang disesuaikan
dengan Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL).
54
B. Penyajian
1. Persyarat umum
Pada pelat nama setiap motor harus terdapat keterangan atau tanda sebagai
berikut:
1. Nama pembuat
2. Voltase pengenal
3. Arus beban pengenal
4. Daya pengenal
5. Frekuensi pengenal dan jumlah fase untuk motor arus bolak balik
6. Putaran per menit pengenal
7. Suhu lingkungan pengenal dan kenaikan suhu pengenal
8. Kelas insulasi
9. Voltase kerja dan arus beban penuh sekunder untuk motor induksi rotor lilit
10. Jenis lilitan: shunt, kompon, atau seri untuk motor a.s.
11. Daur kerja.
Setiap motor dan kelengkapannya yang hendak dipasang harus dalam keadaan
baik serta didesain dengan tepat untuk maksud penggunaannya dan sesuai dengan
keadaan lingkungan tempat motor dan kelengkapan tersebut akan digunakan. Motor
harus tahan tetes, tahan percikan air, tahan hujan, kedap air, atau memiliki kualitas lain
yang sesuai dengan keadaan lingkungan tempat motor itu hendak dipasang (PUIL,
2011:398).
55
Gambar 4.2 Motor listrik dan kelengkapannya
2. Pengendalian
Motor harus dipasang sedemikian sehingga dapat dijalankan, diperiksa, dan
dipelihara dengan mudah dan aman. Pemasangan motor harus diusahakan sedemikian
sehingga pelat nama motor mudah terbaca.Lengkapan pengatur dan perlengkapan
kendali harus dapat dijalankan, diperiksa, dan dipelihara dengan mudah dan aman.
Motor yang dipasang magun harus dikukuhkan dengan sekrup, baut, atau pengukuh lain
yang setaraf. Motor harus dilindungi dengan tepat di tempat yang kemungkinan besar
menimbulkan kerusakan mekanis.
56
3. Keadaan lingkungan
Dalam lingkungan yang lembab harus digunakan motor yang tahan lembab dan
jalan masuk kabelnya harus dilengkapi dengan paking atau busing, atau harus dapat
dipasangi pipa berulir. Dalam lingkungan berdebu, motor harus tertutup rapat atau
kedap debu, atau didesain secara lain yang setaraf. Dalam lingkungan berdebu, yang
menyebabkan debu atau bahan beterbangan berkumpul di atas atau di dalam motor,
sehingga mengakibatkan suhu yang berbahaya, harus digunakan jenis motor yang tidak
menjadi terlalu panas dalam keadaan tersebut. Di tempat yang sangat berdebu, mungkin
perlu digunakan motor yang berventilasi memakai pipa, atau motor ditempatkan dalam
ruang kedap debu dengan pertukaran udara dari sumber udara bersih.
4. Sirkit motor
Konduktor sirkit akhir yang menyuplai motor tunggal tidak boleh mempunyai KHA
kurang dari 125 % arus pengenal beban penuh. Di samping itu, untuk jarak jauh perlu
digunakan konduktor yang cukup ukurannya hingga tidak terjadi drop voltase yang
berlebihan. Konduktor sirkit akhir untuk motor dengan berbagai daur kerja dapat
menyimpang dari persyaratan di atas asalkan jenis dan penampang konduktor serta
pemasangannya disesuaikan dengan daur kerja tersebut. Konduktor sirkit akhir yang
mensuplai dua motor atau lebih, tidak boleh mempunyai KHA kurang dari jumlah arus
beban penuh semua motor itu ditambah 25 % dari arus beban penuh motor yang
terbesar dalam kelompok tersebut. Yang dianggap motor terbesar ialah yang mempunyai
arus beban penuh tertinggi.Bila pemanasan konduktor berkurang karena motor bekerja
dengan daur kerja tertentu, seperti pembebanan singkat, intermiten, atau karena tidak
semua motor bekerja bersamaan, dapat digunakan konduktor utama yang lebih kecil
daripada yang ditentukan asalkan konduktor tersebut mempunyai KHA cukup untuk
beban maksimum yang ditentukan oleh ukuran dan jumlah motor yang disuplai, sesuai
dengan sifat beban dan daur kerjanya.
57
motor beroperasi, bila bertahan cukup lama, akan mengakibatkan kerusakan atau
pemanasan yang berbahaya pada motor tersebut.
58
Gawai proteksi beban lebih yang bukan sekering, pemutus termal atau proteksi
termal, harus memutuskan sejumlah konduktor fase yang tak dibumikan secara cukup
serta menghentikan arus ke motor. Pemutus termal, relai arus lebih, atau gawai proteksi
beban lebih lainnya, yang tidak mampu memutuskan arus hubung pendek, harus
diproteksi secukupnya dengan GPHP.
Proteksi arus lebih untuk motor yang digunakan pada sirkit cabang serba guna
harus diselenggarakan sebagai berikut:
a) Satu motor atau lebih tanpa proteksi beban lebih dapat dihubungkan pada sirkit
cabang serba guna, hanya apabila syarat yang ditentukan untuk setiap dua motor
atau lebih dalam 510.5.6 dipenuhi.
b) Motor dengan nilai pengenal lebih dari yang ditentukan dalam 510.5.6 dapat
dihubungkan pada sirkit cabang serba guna, hanya apabila tiap motor diproteksi
beban lebih.
c) Jika motor dihubungkan pada sirkit akhir serba guna dengan kontak tusuk, dan setiap
proteksi beban lebih ditiadakan menurut butir 1) di atas, nilai pengenal kontak tusuk
tidak boleh lebih dari 16 A pada 125 V atau 10 A pada 250 V. Jika proteksi beban lebih
tersendiri, butir b) di atas mensyaratkan proteksi tersebut harus merupakan bagian
dari motor atau peranti bermotor yang dilengkapi tusuk kontak. Catatan: Nilai
pengenal kotak kontak harus sesuai dengan konduktor yang menyuplainya sehingga
nilai terse but dapat dianggap menentukan nilai pengenal sirkit tempat motor
dihubungkan.
d) GPBL, yang melindungi sirkit akhir tempat motor atau peranti bermotor dihubungkan,
harus mempunyai waktu tunda yang memungkinkan motor diasut dan mencapai
putaran penuh. GPBL yang dapat mengulang asut secara otomatis setelah jatuh
karena arus lebih, tidak boleh dipasang, kecuali bila hal itu diperbolehkan untuk motor
yang diproteksi. Motor yang setelah berhenti dapat diulang asut secara otomatis, tidak
boleh dipasang bila ulang asut otomatis itu dapat mengakibatkan kecelakaan.
59
a) Motor yang terhubung pada sirkit akhir, yang diproteksi oleh proteksi arus hubung
pendek yang mempunyai nilai pengenal atau setelan tidak lebih dari 16 A.
b) Gabungan motor yang merupakan bagian daripada mesin atau perlengkapan, asal
setiap motor diproteksi oleh satu atau lebih relai arus lebih, yang mempunyai nilai
pengenal atau setelah yang memenuhi 510.5.4.3 dan yang dapat menggerakkan
sebuah sakelar untuk menghentikan semua motor sekaligus.
60
Tabel 4.2 Setelan tertinggi gawai proteksi sirkit motor terhadap hubung pendek
Contoh:
Sirkit cabang motor dengan voltase kerja 230 V menyuplai motor berikut:
a) Motor sangkar dengan pengasutan bintang-delta, arus pengenal beban penuh 42 A
b) Motor serempak dengan pengasutan autotransformator, arus pengenal beban penuh
54 A
c) Motor rotor lilit, arus pengenal beban penuh 68 A.
61
Masing-masing motor diproteksi terhadap hubung pendek dengan pemutus sirkit.
Tentukan:
Kapasitas Hantar Arus (KHA) konduktor sirkit cabang
a) Setelan proteksi hubung pendek sirkit cabang
b) Setelan proteksi saluran utama dari hubung pendek bila sirkit cabang itu disuplai oleh
satu saluran utama yang juga menyuplai motor rotor lilit dengan arus pengenal beban
penuh 68 A.
Penyelesaian:
a. Arus pengenal GPAL masing -masing motor adalah sebagai berikut (diambil 115%
arus pengenal motor) :
1. Motor sangkar: 115 % x 42 A = 48,3 A, diambil 50 A (sesuai standar yang berlaku).
2. Motor serempak: 115 % x 54 A = 62,1 A, diambil 63 A (sesuai standar yang
berlaku).
3. Motor rotor lilit: 115 % x 68 A = 78,2 A, diambil 80 A (sesuai standar yang berlaku).
KHA masing-masing kabel sirkit akhir motor (Iz) adalah sbb (misalnya NYY 3-inti di
udara:
1. Motor sangkar: 125 % x 42 A = 52,5 A, diambil 60 A (NYY 10 mm2)
2. Motor serempak: 125 % x 54 A = 67,5 A, diambil 80 A (NYY 16 mm2)
3. Motor rotor lilit: 125 % x 68 A = 85 A, diambil 106 A (NYY 25 mm2)
b. In gawai proteksi ≤ Iz.
1. Motor sangkar, In gawai proteksi diambil 50 A;
2. Motor serempak, In gawai proteksi diambil 63 A;
3. Motor rotor lilit, In gawai proteksi diambil 100 A.
c. KHA kabel sirkit cabang tidak boleh kurang dari 42 A + 54 A + 1,25 x 68 A =181 A,
diambil 202 A (NYY 70 mm2).
d. Sakelar sirkit cabang harus mempunyai arus pengenal 200 A
e. Arus pengenal gawai proteksi untuk sirkit cabang: ≤ 200 A, diambil 160 A.
f. Motor lilit kedua:
Arus pengenal GPAL: 115 % x 68 A = 78,2 A, diambil 80 A (sesuai standar yang
berlaku).
62
KHA kabel = 125 % x 68 A = 85 A, diambil 106 A (NYY 25 mm2).
In gawai proteksi diambil 100 A.
g. Sirkit utama:
KHA kabel = 181 A + 68 A = 249 A, diambil 244 A (NYY 95 mm2).
Arus pengenal sakelar sirkit utama diambil 250 A.
Arus pengenal gawai proteksi diambil 200 A.
63
Gambar 4.3 Singe line diagram stelan proteksi dan komponen Instalasi Motor Listrik
64
Tabel 4.3. Luas penampang kabel berdasarkan KHA terus menerus
10. Kendali
Kendali ialah sarana yang mengatur tenaga listrik, yang dialirkan ke motor
dengan cara yang sudah ditentukan. Di dalamnya termasuk juga sarana yang biasa
digunakan untuk mengasut dan menghentikan motor. Setiap motor harus dilengkapi
dengan kendali tersendiri, kecuali dalam hal berikut:
a. Semua motor dengan daya pengenal tidak lebih dari 0,5 kW, yang disuplai oleh sirkit
cabang yang diproteksi oleh gawai proteksi hubung pendek dengan nilai pengenal
atau setelan tidak lebih dari 25 A, asal saja ada sakelar dalam ruang yang sama, yang
dapat memutuskan suplai ke motor tersebut.
65
b. Semua motor dengan daya pengenal tidak lebih dari 0,5 kW, yang dihubungkan ke
catu daya dengan tusuk kontak.
c. Semua motor yang merupakan bagian dari satu perkakas atau mesin, asal saja
tersedia suatu sakelar bersama bagi semua motor tersebut.
Desain kendali
Tiap kendali harus mampu mengasut dan menghentikan motor yang
dikendalikannya. Untuk motor AB kendali harus mampu memutuskan arus motor yang
macet. Suatu pengasut jenis ototransformator harus menyediakan satu kedudukan buka,
satu kedudukan jalan dan sekurang -kurangnya satu kedudukan asut. Pengasut jenis
ototransformator harus didesain sedemikian sehingga tidak dapat berhenti pada
kedudukan yang membuat proteksi arus lebih tak bekerja. Reostat untuk mengasut
motor harus didesain sedemikian sehingga lengan kontak tidak dapat diam berhenti pada
segmen antara. Instansi yang berwenang dapat menetapkan peraturan yang
mengharuskan dilakukannya pembatasan arus asut sampai nilai tertentu bagi motor
dengan daya pengenal tertentu. Bilamana motor dan mesin yang digerakkannya tidak
tampak dari tempat kendali, instalasi harus memenuhi salah satu syarat berikut:
a. Sarana pemutus kendali dapat dikunci dalam keadaan terbuka.
b. Sakelar yang digerakkan dengan tangan, yang memutuskan hubungan motor dengan
suplai dayanya, dipasang di tempat yang tampak dari tempat motor.
Kemungkinan yang dapat mengakibatkan bahaya pengasutan kembali secara otomatik
setelah motor berhenti karena penurunan voltase atau pemutusan suplai, harus dicegah
dengan cara yang tepat.
Sirkit kendali
Sirkit kendali harus diatur sedemikian sehingga akan terputus dari semua sumber
suplai, jika sarana pemutus dalam keadaan terbuka. Sarana pemutus boleh terdiri atas
dua gawai, satu diantaranya memutuskan hubungan motor dan kendali dari sumber
suplai daya untuk motor, dan yang lain memutuskan hubungan sirkit kendali dari suplai
dayanya. Bilamana digunakan dua gawai terpisah, kedua nya harus ditempatkan
berdampingan.
66
Bilamana digunakan transformator atau gawai lain untuk memperoleh voltase
yang lebih rendah bagi sirkit kendali dan ditempatkan pada kendali, transformator atau
gawai lain tersebut harus dihubungkan ke sisi beban sarana sirkit kendali.
67
12. Pencegahan terhadap sentuh langsung
Bagian aktif yang terbuka pada motor dan kendali yang bekerja pada voltase ke
bumi di atas 50 V harus dihindarkan dari sentuh tak sengaja dengan selungkup atau
dengan salah satu cara penempatan sebagai berikut:
a. Dipasang dalam ruang atau pengurung yang hanya dapat dimasuki oleh orang yang
berwenang.
b. Dipasang di atas balkon, serambi, atau panggung yang ditinggikan dan diatur
hingga tercegahlah sentuhan oleh orang yang tak berwenang.
c. Ditempatkan 2,5 meter atau lebih di atas lantai.
d. Dilindungi palang bagi motor yang bekerja pada sistem voltase 1000 V atau kurang.
13. Pembumian
Bagian Konduktif Terbuka (BKT) motor stasioner harus dibumikan jika terdapat
salah satu keadaan berikut:
a. Motor disuplai dengan konduktor terbungkus logam;
b. Motor ditempatkan di tempat basah dan tidak terpencil atau dilindungi;
c. Motor ditempatkan dalam lingkungan berbahaya;
d. Motor bekerja pada voltase ke bumi di atas 50 V.
BKT motor stasioner, yang bekerja pada voltase di atas 50V ke bumi, harus dibumikan
atau dilindungi dengan cara insulasi ganda yang disahkan, atau dengan cara lain yang
setaraf.
C. Penutup
Tes/Soal:
1. Untuk perkembangan industri pabrikasi, telah dipersiapkan beberapa motor listrik
yang akan dipasang, diminta anda untuk menentukan KHA dan parameter besaran
listrik komponen yang dibutuhkan dalam Perancangan Instalasi mesin listrik.
Spesifikasi teknis motor yang diperlukan seperti tertulis dibawah ini. Semua motor
dihubungkan pada tegangan 3 x 380/220 V.
1) Motor Induksi 2,2 KW Direct on Line Starter (D0LS)
2) Motor Induksi 7,5 KW Y/∆ started
3) Motor Induksi 15 KW Slipring/ tahanan
4) Motor Induksi 5,5 KW Y/∆ started
Gambar Singe line diagram stelan proteksi dan komponen Instalasi Mesin Listrik yang
dibutuhkan
68
2. Untuk perkembangan industri pabrikasi, telah dipersiapkan beberapa motor listrik
yang akan dipasang, diminta anda untuk menentukan KHA dan parameter besaran
listrik komponen yang dibutuhkan dalam Perancangan Instalasi mesin listrik.
Spesifikasi teknis motor yang diperlukan seperti tertulis dibawah ini. Semua motor
dihubungkan pada tegangan 3 x 380/220 V.
1) Motor Induksi 1,5 HP Direct on Line Starter (D0LS)
2) Motor Induksi 30 HP Y/∆ starter
3) Motor Induksi 40 HP Slipring starter
4) Motor Induksi 50 HP Autotransformer starter
Gambar Singe line diagram stelan proteksi dan komponen Instalasi Mesin Listrik
yang dibutuhkan
69
BAB V
PERANCANGAN INSTALASI MESIN LISTRIK DI INDUSTRI
A. Pendahuluan
Sebagai bab akhir dari buku ajar Perancangan Instalasi Mesin Listrik ini
menyajikan perancangan instalasi mesin listrik di industri. Bab ini dibuat untuk
penugasan mahasiswa untuk merancang suatu instalasi industri yang akan di aplikasikan
dalam pemasangannya di Workshop/bengkel listrik semester lima.
70
B. Penyajian
1. Pemindahan Biji-bijian melalui Tiupan Angin (Air Blash)
Deskripsi kerja dari sistem perancangan instalasi mesin listrik di industri
menggunakan rangkaian instalasi manual dan otomatis. Salah satu contoh industri yang
akan dibahas adalah industri pabrikan pemindahan biji-bijian dengan tiupan angin
buatan. Sistem pengunjian dengan motor peniup udara, motor fooder. Kontrol aliran
udara dilengkapi indikator lengkap dengan sistim stop. Selektifitasnya dengan
pengoperasian starting atau stopping.
Model dari industri pemindahan biji-bijian dengan tiupan angin digambarkan
seperti pada Gamabr 5.1 Gambar diagram blok sebagai untuk latihan tertulis disajikan
pada gamabr 5.2. Diagram rangkaian (penggambaran satu garis) berisi juga rangkaian-
rangkaian utama yang memakai penggambaran satu garis disajikan pada gamabr 5.4-
5.6 Untuk selanjutnya modifikasi rangkaian sesuai dengan deskripsi pengoperasian
pabrikan jika memungkinkan diberikan kebebasan kepada mahasiswa untuk berkreasi.
Tujuan Latihan
Tujuan dari latihan ini antara lain adalah mahasiswa dapat:
• Mengerti penggambaran dari instalasi listrik pabrik melalui diagram blok.
• Mengerti diagram kerja untuk uraian instalasi.
• Mengerti diagram rangkaian dalam latihan ini.
• Mengerjakan sesuai dengan diagram rangkaian.
• Membuat daftar kabel dan daftar material instalasi.
Tugas mahasiswa
• Pelajari bagan dan deskripsi kerja instalasi
• Gambarkan diagram blok dan kemudian bandingkan dengan persiapan model.
• Gambarkan diagram kerja dan kemudian bandingkan dengan persiapan model.
• Kerjakan diagram rangakaian kemudian bandingkan dengan persiapan model
71
Konsep Dasar
Konsep dasar dalam perencangan instalasi industri yang dalam hal ini pabrik
pakan ternak direncanakan peniup udara yang diapasang pada pabrik tersebut dan
dilengkapi dengan jalannya bahan-bahan pokok dari kereta dorong ke dalam gudang
tempat menyimpan makanan ternak (silo). Untuk itu disediakan 1 unit motor peniup
udara M1 dengan Y/∆ starter, 1 unit vibrator 3 x 380 V, pengirim sinyal penuh b 10 dan
pengontrol aliran b 8.
Deskripsi Kerja
Instalasi ini harus diawasi dan dioperasikan oleh seorang operator di dalam ruang
kontrol tersendiri. Untuk pengoperasian instalasi ini operator harus menekan tombol
tekan b4 (S6b) plant akan ON (Gambar 5.3). Dengan sistim penguncian (interlocking)
menolak kemungkinan terjadi saklar ON pada penggetar (vibrator). Sebelum motor
peniup udara berputar pada daya penuh dan pengontrol aliran tidak mengunci
penggetar. Penggetar penuhnya bahan pada bagian atas dari silo, atau menekan tombol
tekan OFF akan mematikan penggetar dengan segera, selagi motor peniup udara telah
kosong membawa bahan-bahan melalui pipa.
Untuk memperbaiki atau membersihkan komponen-komponen, saklar pemindah
(selector switch) dipindah dari posisi otomatis ke posisi hand. Posisi hand untuk
menyediakan kemampuan memindahkan fungsi dari komponen itu sendiri. Dalam “posisi
hand”, sinyal akan memberi tanda pada operator. Gambar model sketsa pemindahan
biji-bijian disajikan pada Gambar 5.1.
72
Gambar 5.1 Model sketsa pemindahan biji-bijian melalui tiupan angin
73
Gambar 5.2 Diagram kerja pemindahan biji-bijian melalui tiupan angin
74
Gambar 5.3 Rangkaian Instalasi pemindahan biji-bijian melalui tiupan angin
halaman 1
75
Gambar 5.4 Rangkaian Instalasi pemindahan biji-bijian melalui tiupan angin
halaman 2
76
Gambar 5.5 Rangkain Instalasi pemindahan biji-bijian melalui tiupan angin
halaman 3
77
1. Mesin Penggilingan (Milling) Pembawa Bahan Baku Melalui
Sabuk Ban Berjalan
Deskripsi kerja dari sistem perancangan instalasi mesin listrik di industri
menggunakan rangkaian instalasi pengoperasian manual dan semi otomatis.
Perancangan instalasi mesin listrik ini diberi nama “Mesin penggilingan pembawa bahan
baku melalui sabuk ban berjalan”.
Model sketsa dari industri pabrikan ini digambarkan seperti pada gamabr 4.6,
selanjutnya anda diberi kebebasan merancang instalasi sesuai dengan deskripsi
pengoperasian industri atau pabrik tersebut.
Tujuan Latihan
Tujuan dari latihan ini antara lain adalah mahasiswa dapat:
• Mengerjakan dan mengerti penggambaran instalasi listrik pabrik (plant) melalui
diagram Blok.
• Mengerti dan mengerjakan diagram kerja pada penguraian plant.
• Merancang instalasi rangkaian utama dan rangkaian konrol
• Membuat daftar bahan yang dibutuhkan.
Tugas Mahasiswa
• Pelajari model sketsa dan deskripsi kerja
• Membuat diagram kerja sesuai dengan deskripsi
• Merancang Instalasi baik rangkaian utama maupun rangkaian kontrol
Konsep Dasar
Penggilingan dirancang sedemikian rupa dimana sisi dari feeder mempunyai
vibrator, klep listrik pneumatic, motor dengan kontrol perubahan frekwensi untuk mesin
pengisi, dan sabuk pembawa bahan yang digiling. Pemindahan barang-barang dikerjakan
oleh sabuk ban berjalan yang lainnya.
78
Gambar 5.6 Model sketsa penggilingan pembawa bahan baku
Deskripsi kerja
Pada posis normal rangkaian instalasi ini tidak bekerja secara otomatis. Oleh
karena itu operator harus mengendalikan dari ruang kontrol. Operator juga harus
menghubungkan dan memutuskan (ON/OFF) komponen-komponen untuk pemeliharaan.
Pada suatu sistim yang saling mengunci harus menjamin, bahwa tidak ada hal-hal yang
berbahaya, operasi-operasi yang berbahaya dapat dilakukan seperti mengisi penggiling
dengan syarat bila penggiling tidak sedang bekerja atau menggerakkan roda spiral,
dengan syarat bila tidak semua komponen-komponen pengikut tidak dalam keadaan
bekerja. Pada umumnya hal seperti ini dikatakan bahwa, suatu instalasi dengan
komponen yang berbeda hanya dapat di start dengan cara yang berlawanan terhadap
arah aliran barang. Pada sistim yang saling mengunci, bila ada kesalahan pada satu
komponen, maka semua komponen yang sedang bekerja harus berhenti dengan segera,
79
yang berada dalam arah yang berlawanan dengan aliran komponen yang bersangkutan
(komponen-komponen pengisi).
Dari penyelesaian bagan kerja mahasiswa, harus memperhitungkan
kemungkinan menangani dalam hal perbaikan-perbaikan yang diperlukan semua
komponen pada instalasi masing-masing seperti peringatan (suara atau lampu) harus
menunjukkan adanya situasi yang tidak biasa. Pada posisi perawatan dan perbaikan
harus dicantumkan pada lembar keterangan “posisi perawatan dan perbaikan”.
Posisi normal “pemutus” harus dikerjakan secara manual, mulai dari awal pada
permulaan barang berjalan, menghentikan vibrator klep dan roda spiral secara bersama,
setelah sabuk pengangkut ke 2 dibebaskan, berhenti sesudah penggiling kosong sesudah
pengankut ke 1 di bebaskan. Bila tidak ada barang yang berjalan pada semua bagian,
hentikan semua instalasi dengan menekan tombol sabuk ban berjalan ke 1 “OFF”.
Rencanakan blok diagram seperti pada contoh Gambar 5.2 dan rangkaian instalasi 5.3;
5.4;5.5.
C. Penutup
Tes/Soal:
1. Jelaskan Fungsi M1 pada pabrikan Penggilingan Pembawa Bahan Baku Melalui
Sabuk Ban Berjalan
2. Pada rangkaian pabrikan Penggilingan Pembawa Bahan Baku Melalui Sabuk Ban
Berjalan apakah dibutuhkan saklar putar, jelaskan pendapat anda
3. Jelakan masing-masing fungsi M1 dan M2 pada rangkaian Perencanaan Mesin
Pemindahan Biji-bijian dengan Tiupan Angin
4. Jelaskan secara singkat kenapa Mesin M1 pada rangkaian Perencanaan Mesin
Pemindahan Biji-bijian dengan Tiupan Angin menggunakan motor listrik
hubungan Y/∆
5. Jelaskan fungsi dua unit kontaktor timer yang digunakan pada rangkaian
Perencanaan Mesin Pemindahan Biji-bijian dengan Tiupan Angin
80
DAFTAR PUSTAKA
[NEMA] 2006. Industrial Control and Systems Controllers, Contactors and Overload
Relays Rated 600 Volts. Standards Publication ICS 2-2000 (R2005) National
Electrical Manufacturers Association. Virginia
[PEDC] 1989, Electrical Simbol, Politechnyc Education and Development Centre. Bandung
[PEDC] 1990, Electrical Design, Politechnyc Education and Development Centre. Bandung
[SNI 0225:2011] 2011. Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2011 (PUIL 2011). Standar
Nasional Indonesia. Badan Standar Nasional ICS 91.140.50. Jakarta
IEC. 2023. IEC Symbols. Tersedia pada https://symbols.radicasoftware.com/225/iec-
symbols
Lucas Nulle, 2000, Elektroteknik Mikrocomputers Steme, LN, German
Lucas Nulle, 2022, Electrical Power Engineering, LN, German
[Microsoft]. 2023. Buat Diagram Teknik Listrik. https://support.microsoft.com/en-
us/office/create-an-electrical-engineering-diagram-b1b1d8b5-1950-4f6a-8265-
0b088dc294bc
Stephen J. Chapman, 2012, Electric Machinery Fundamentals, Fifth Edition. MC Graw-
Hill. Singapore
Van Harten, 2000, Instalasi Listrik Arus Kuat III, Bina Cipta. Jakarta
Zuhal. 2000, Dasar Tenaga Listrik Dan Elektronika Daya, PT. Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta
81
LAMPIRAN:
82
Muncul layar utama dari Microsoft visio. Area 1 berisi toolbox /fasilitas yang ada pada
Microsoft visio. Area 2 berupa area gambar
1
Pada page setup pastikan ukuran yang dipakai untuk pengukuran dalam centimeter (untuk
memudahkan kita membuat perbandingan)
83
Buatlah Grid line agar lebih mudah dalam penggambaran klik View pilih Grid.
Medesign kepala gambar dan atau judul (Title) Gambar klik Desin selanjutnya pilih
kepala gambar yang diinginkan, namun kepala gambar bisa juga didesain sendiri sesuai
dengan permintaan pemilik proyek.
84
Untuk memudahkan menggambar beberapa fasilitas harus dipastikan aktif. Tersedia pada
View. Size and position window (untuk memastikan ukuran presisi dan posisi gambar),
Ruler (penggaris), Grid (garis bantu kotak-kotak), Connection point (memastikan
pertemuan 2 object).
Khusus untuk fasilitas gambar teknik listrik khususnya Perancangan Instalasi mesin listrik
klik More Shapes pilih Engineering selanjutnya klik Electrical Engineering dan klik
Switch and Relay
85
Jika telah selesai mengatur ukuran kertas dan setting ukuran gambar maka kita telah siap
untuk mulai menggambar pada area gambar.
Pada tahap latihan Penggambaran dalam Perancangan Instalasi Mesin listrik, gambar
yang akan dibuat adalah Rangkaian Kotrol dan Rangkaian Utama Direct On Line System
seperti pada Gambar 1, selanjutnya Dosen akan memberikan diskripsi Perancangan
Instalasi Listrik dan Mahasiswa mampu untuk menuangkan diskripsi tersebut pada
gambar Perancangan Instalasi Listrik yang selanjutnya Gambar Perancangan Listrik yang
sudah diselesaikan akan diperiksa oleh Dosen.
220V ~ 50 Hz
L1
220/380 V 3/N/PE ~ 50 Hz
L1
L2
F2
L3
N
PE
95 FUSE ARRANGEMENT
F3 F1 SEE PREFACE
96
1
S0 K 1 3 5
2
1 2 4 6
3 13
S1 K1 1 3 5
4 14 95 97
F3
2 4 6 96 98
A1 M
K1 3~
A2
Mengerjakan penggambaran Klik, drag and drop icon wall dari stensil dan letakkan di
area gambar. Besar gambar baik simbol-simbol yang dibutuhkan maupun rangkaian dapat
seting dari jendala size and position pada posisi length. Lanjutkan penggambaran sesuai
dengan gambar perancangan yang dibutuhkan.
86
TIPS: untuk mempercepat waktu menggambar maka simbo-simbol gambar yang sama
dapat menggunakan copy paste.
Melakukan grouping: Ketika gambar kita jadi dan jika gambar tersebut masih berupa
gabungan dari berbagai macam bentuk dan ukuran garis yang masih terpisah satu sama
lain, kita memerlukan grouping untuk menyatukan gambar menjadi satu kesatuan gambar
yang tak terpisah satu sama lain. Langkah-langkah grouping: Blok semua gambar
(pastikan semua objek gambar masuk).
Jika telah ter-blok maka garis gambar akan berubah warna (biasanya ungu atau biru) klik
kanan di tempat - shape – group. Jika sudah menjadi satu group maka gambar sudah
menjadi satu dan kita bisa menggeser gambar tanpa ada yang tertinggal.
87
Posisi Gabar sudah dipindahkan ke atas seperti gambar dibawah ini
Gambar siap untuk diprint, bentuk Print Preview seperti gambar dibawah ini
88
Lanjutkan dengan gambar rangkaian utama DOLS di halaman 2 dengan mengklik tanda
+
Hasil Gambar pada halaman 2 disakisan sebagai berikut
89
90
SELAMAT BELAJAR AND SEMOGA SUKSES
91