Anda di halaman 1dari 91

BUKU AJAR

PERANCANGAN
Jilid 1 INSTALASI MESIN LISTRIK
Perancangan Instalasi
Motor Listrik

Rusman Sinaga
Jurusan Teknik Elektro

1
KATA PENGANTAR

Buku Ajar Perancangan Instalasi Mesin Listrik merupakan buku yang berisi bahan
pengajaran matakuliah perancangan instalasi mesin listrik pada program studi Teknik
Listrik dan Teknik Instalasi Listrik. Penyajian buku ini disederhanakan sedemikian rupa
sehingga para mahasiswa akan mudah mengerti setiap pembahasan materi yang
disajikan. Agar mampu membuat suatu perancangan instalasi mesin listrik yang
komprehensif, sudah merupakan suatu kewajiban mahasiswa harus mampu
menggambar instalasi mesin listrik menggunakan aplikasi komputer, untuk itu pada
lampiran buku ini juga disajikan materi menggambar perancangan instalasi mesin listrik
dengan menggunakan aplikasi microsoft visio. Semua materi kuliah yang disajikan dalam
buku ajar Jilid 1 ini diberikan pada semester empat dan pada prinsipnya membahas
perancangan instalasi motor listrik dalam beberapa penggunaan.
Pengetahuan dasar mengenai pengenalan komponen dalam perancangan
instalasi mesin listrik sebagai bagian permulaan harus dikuasai mahasiswa sebelum
masuk ke bagian perancangan. Kombinasi dari rancangan rangkaian utama dan
rancangan kontrol dari instalasi motor listrik harus dapat digambar dan diuji oleh
mahasiswa sebagai calon ahli perancangan instalasi mesin listrik. Disamping kedua hal
tersebut mahasiswa juga harus mampu membuat perhitungan kebutuhan bahan dan
atau komponen listrik berdasarkan kebutuhan daya yang disertakan dalam perencanaan
Instalasi, termasuk konsepsi dari panel yang direncanakan dan tata letak yang
merupakan dasar untuk melaksanakan pekerjaan.
Tanpa latihan praktek pengujian penginstalasian rancangan setelah menggambar
dan membuat prinsip kerja instalasi, mahasiswa tidak akan pernah mempunyai
pengalaman yang cukup untuk membuktikan hasil kerjanya, untuk itu mahasiswa harus
mampu membuktikan kebenaran gambar rancangan dan prinsip kerja instalasi yang
dibuat tersebut dalam pengujiannya. Penulis sangat mengharapkan kiranya mahasiswa
yang telah menyelesaikan matakuliah ini akan memiliki kompetensi ahli dalam bidang
Perancangan Instalasi Mesin Listrik Industri berstandar Nasional dan Internasional.
Akhirnya penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam menyelesaikan buku ajar ini. Kiranya Buku Ajar ini bermanfaat bagi
kita semua.

Kupang, Maret 2023


Penulis,

Rusman Sinaga

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR (2)
DAFTAR ISI (3)
BAB I KOMPONEN UTAMA PERANCANGAN INSTALASI MESIN LISTRIK (5)
A. Pendahuluan
1. Gambaran Umum Materi
2. Relevansi dengan Pengetahuan
3. Capaian Pembelajaran Khusus
B. Penyajian
1. Kontaktor Magnet
2. Tombol Tekan (Push Button Switch)
3. Relay Elektromekanis
4. Thermal Overload Relay (TOR)
5. Miniature Circuit Breaker (MCB)
6. Relay Penunda Waktu (Time Delay Relay)
7. Motor Induksi
C. Penutup

BAB II SIMBOL-SIMBOL PADA PERANCANGAN INSTALASI MESIN LISTRIK (20)


A. Pendahuluan
1. Gambaran Umum Materi
2. Relevansi dengan Pengetahuan
3. Capaian Pembelajaran Khusus
B. Penyajian
C. Penutup

BABA III SISTEM PEMULA JALAN MOTOR LISTRIK (26)


A. Pendahuluan
1. Gambaran Umum Materi
2. Relevansi dengan Pengetahuan
3. Capaian Pembelajaran Khusus
B. Penyajian
1. Sistem Kerja Pemula Jalan motor Listrik
2. Pemula Jalan dengan Saklar Beban Phasa Tunggal
3. Sambungan Motor 3 Phasa dengan Phasa Tunggal
4. Pemula Jalan dengan Sambungan Langsung pada Jala-jala
5. Pemula Jalan untuk Motor Induksi Cincin Geser
6. Pemula Jalan Menggunakan Tenaga Sentrifugal
7. Transformator Mula Jalan
8. Pembalik Putaran Motor 3 Phasa
9. Menjalankan Motor 3 Phasa Dua Kecepatan dengan Dua Kumparan
10. Menjalankan Motor 3 Phasa Dua Kecepatan Dahlander
11. Rangkaian Instalasi Pemula Jalan Bintang Segitiga (Y/D)
12. Rangkaian Instalasi Pemula jalan Bintang Segitiga Otomatis
13. Pemula Jalan Bintang Segitiga (Y/D) yang dapat dibalik
C. Penutup

BAB IV PERSYARATAN UMUM INSTALASI LISTRIK UNTUK MOTOR, SIRKIT DAN


KENDALI (54)
A. Pendahuluan
1. Gambaran Umum Materi
2. Relevansi dengan Pengetahuan
3. Capaian Pembelajaran Khusus
B. Penyajian

3
1. Persyarat umum
2. Pengendalian
3. Keadaan lingkungan
4. Sirkit motor
5. Proteksi beban lebih
6. Penggunaan dalam lingkungan gas, uap atau debu
7. Penempatan unsur sensor
8. Proteksi hubung pendek sirkit motor
9. Nilai pengenal atau setelan gawai proteksi
10. Kendali
11. Sarana pemutus
12. Pencegahan terhadap sentuh langsung
13. Pembumian
C. Penutup

BAB V PERANCANGAN INSTALASI MESIN LISTRIK DI INDUSTRI (70)


A. Pendahuluan
1. Gambaran Umum Materi
2. Relevansi dengan Pengetahuan
3. Capaian Pembelajaran Khusus
B. Penyajian
1. Perencanaan Mesin Pemindahan Biji-bijian dengan Tiupan Angin
2. Penggilingan Pembawa Bahan Baku Melalui Sabuk Ban Berjalan
C. Penutup
LAMPIRAN (82)
MENGGAMBAR PERANCANGAN INSTALASI MESIN LISTRIK DENGAN
MENGGUNAKAN APLIKASI MICROSOFT VISIO

4
BAB I
KOMPONEN UTAMA DALAM
PERANCANGAN INSTALASI MESIN LISTRIK

A.Pendahuluan
Awal dari perkuliahan Perancangan Instalasi Mesin Listrik terlebih dahulu harus
mengenal peralatan dalam perancangan. Tanpa mengenal peralatan yang digunakan di
lapangan tentu tidaklah mudah membayangkan bagaimana peralatan tersebut di
Instalasi.

1. Gambaran Umum Materi


Materi perkuliahan dengan pokok bahasan Pengenalan Peralatan dalam
Perancangan Instalasi mesin listrik menjelaskan peralatan yang digunakan untuk
penggambaran rancangan sistem, sehingga para mahasiswa mendapatkan bayangan
dimana dan bagaimana peralatan-peralatan tersebut ditempatkan. Dengan demikian
gambar perancangan yang membetuk simbol-simbol perancangan instalasi listrik dapat
diaplikasikan dengan baik dan benar.

2. Relevansi dengan Pengetahuan Mahasiswa


Untuk bekerja di perusahaan, baik perusahaan milik negara maupun swasta dan
atau berwirausaha dengan membuka konsultan perencana khususnya di bidang Instalasi
Mesin Listrik, maka para mahasiswa harus mampu membuat suatu gambar Perancangan
Instalasi Mesin Listrik, serta gambar tersebut dapat diaplikasikan dengan pembacaan
gambar rangkaian untuk mengiinstalasi gambar tersebut. Simulasi pengujian rancangan
dapat dilakukan di Laboratorum Mesin Mesin Listrik.

3. Capaian Pembelajaran Khusus


Setelah mempelajari Materi Kuliah ini mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan
komponen utama instalasi mesin listrik yang dibutuhkan di lapangan dalam bentuk
perancangan gambar (Design).

5
B. Penyajian
1. Kontaktor Magnet
Kontaktor adalah jenis saklar yang bekerja secara magnetik yaitu kontak bekerja
apabila kumparan diberi energi. The National Electrical Manufacturers Assosiation
(NEMA, 2007) mendefinisikan kontaktor magnetis sebagai alat yang digerakan secara
magnetis untuk menyambung dan membuka rangkaian daya listrik. Beban yang dilayani
kontaktor meliputi lampu, pemanas, transformator, kapasitor, dan motor listrik. Adapun
peralatan elektromekanis jenis kontaktor magnet disajikan pada gambar 1.1.

Gambar 1.1 Bentuk kontaktor magnet

Prinsip Kerja Kontaktor Magnet


Satu unit kontaktor terdiri dari koil, beberapa kontak Normally Open (NO) dan
beberapa Normally Closed (NC). Pada saat satu kontaktor normal, NO pada keadaan
membuka dan pada saat kontaktor bekerja, NO akan menutup. Sedangkan kontak NC
sebaliknya yaitu ketika dalam keadaan normal kontak NC pada kondisi tertutup dan
dalam keadaan bekerja kontak NC akan membuka. Koil adalah lilitan yang apabila diberi
tegangan akan terjadi magnetisasi dan menarik kontak-kontaknya sehingga kontakor
bekerja. Kontaktor yang dioperasikan secara elektromagnetis adalah salah satu

6
mekanisme yang paling bermanfaat yang pernah dirancang untuk menutup dan
membuka rangkaian listrik dengan prinsip kerja disajikan pada Gambar 1.2.

Gambar 1.2 Prinsip kerja kontaktor magnet

Kontaktor magnet adalah jenis saklar motor listrik yang digerakkan oleh magnet,
dimana seperti pada Gambar 1.2 jika jepitan a dan b kumparan magnet diberi tegangan,
maka magnet akan menarik jangkar sehingga kontak-kontak bergerak yang
berhubungan dengan jangkar tersebut ikut tertarik. Penggunaan arus listrik untuk
kontaktor ini dapat menggunakan arus bolak balik (AC) maupun arus searah (DC),
tergantung dari bagaimana magnet tersebut dirancang. Untuk beberapa keperluan
digunakan juga kumparan arus (bukan tegangan), akan tetapi dari segi produksi lebih
disukai kumparan tegangan karena besarnya tegangan umumnya sudah dinormalisasi
dan tidak tergantung dari keperluan alat pemakai tertentu.

Spesifikasi Kontaktor
Spesifikasi kontaktor magnet yang harus diperhatikan adalah kemampuan daya
kontaktor yang ditulis dalam satuan Watt atau kW (disesuaikan dengan beban yang
digunakan), kemampuan menghantarkan arus dari kontak–kontaknya dalam satuan
ampere (A), kemampuan tegangan dari kumparan magnet (tegangan 127 Volt atau 220
Volt), begitupun frekuensinya (50Hz/60Hz), kemampuan melindungi terhadap tegangan
rendah, misalnya ditulis ± 20 % dari tegangan kerja. Dengan demikian dari segi
keamanan dan kepraktisan, penggunaan kontaktor magnet jauh lebih baik dari pada
saklar biasa.

Kelebihan Penggunaan Kontaktor Magnetis


Keuntungan penggunaan kontaktor magnetis sebagai pengganti peralatan
kontrol yang dioperasikan secara manual antara lain:

7
a. Kontaktor magnetis relatif lebih sederhana digunakan dalam perancangan instalasi
mesin listrik.
b. Kontaktor magnetis memungkinkan operasi majemuk dilaksanakan dari satu operator
(satu lokasi) dan interlocked untuk mencegah kesalahan dan bahaya operasi.
c. Instalasi motor listrik menggunakan kontaktor magnetis dapat dioperasikan baik
secara semi otomotas maupun secara otomatis.
d. Kontaktor dapat dikontrol secara otomatis dengan alat pilot atau sensor yang sangat
peka.
e. Tegangan yang tinggi dapat diatasi oleh kontaktor dan menjauhkan seluruhnya dari
operator, sehingga meningkatkan keselamatan / keamanan instalasi.
f. Menggunakan kontaktor magnetis peralatan kontrol dapat dipasangkan pada titik-titik
yang jauh. Satu-satunya ruang yang diperlukan dekat mesin adalah ruangan untuk
tombol tekan.
g. Pengendalian otomatis dan semi otomatis dapat dilakukan dengan peralatan kontrol
logika yang dapat diprogram menggunakan Programmable Logic Controller (PLC).

2. Tombol tekan (Push Button Switch)


Tombol Tekan (Push Button Switch) adalah tombol yang berfungsi untuk
menghubungkan atau memisahkan bagian–bagian dari instalasi mesin listrik. Tombol
tekan terdiri dari tombol start, stop, reset dan emergency. Tombol tekan memiliki kontak
NC (normally close) dan NO (normally open). Bentuk fisik tombol tekan dapat dilihat
pada gambar 1.3.

Gambar 1.3 Tombol tekan (Push Button Switch)

8
Prinsip kerja tombol tekan adalah apabila dalam keadaan normal tidak ditekan
maka kontak tidak berubah, apabila ditekan maka kontak NC akan berfungsi sebagai
stop (memberhentikan) dan kontak NO akan berfungsi sebagai start (menjalankan)
biasanya digunakan pada sistem pengontrolan motor–motor induksi untuk menjalankan
dan atau mematikan motor pada industri.

3. Relay Elektromekanis
Relay elektromekanis digunakan sebagai alat penghubung pada rangkaian dan
pada beberapa aplikasi pada industri dan kontrol proses memerlukan relay sebagai
elemen kontrol penting.
Syarat-syarat sebuah relay:
a. Dapat diandalkan
b. Bekerja dengan cepat
c. Selektif
d. Ekonomis

Prinsip Kerja Relay Elektromekanis


Relay pengendali elektromekanis adalah merupakan saklar magnetis. Relay ini
menghubungkan rangkaian beban on dan off dengan pemberian energi elektro magnetis
yang membuka dan menutup pada rangkaian. Relay ini biasanya mempunyai satu
kumparan, tetapi relay dapat mempunyai beberapa kontak. Bentuk fisik relay dapat
dilihat pada gambar 1.4.

Gambar 1. 4 Relay elektromekanis

9
Relay elektromekanis berisi kontak diam dan kontak bergerak. Kontak yang
bergerak dipasangkan pada plunger. Kontak ditunjuk sebagai Normally Open (NO) dan
Normally Close (NC). Apabila kumparan diberikan arus listrik maka akan terjadi medan
elektromagnetis pada kumparan tersebut. Aksi dari medan pada gilirannya menyebabkan
plunger bergerak pada kumparan menutup kontak NO dan membuka kontak NC.
Kontruksi relay jenis ini diperlihatkan pada Gambar 1.5.

Gambar 1.5 Konstruksi relay elektromekanis

Kontak NO dalam kondisi terbuka ketika tidak ada arus mengalir pada kumparan
dan akan tertutup secepatnya setelah kumparan menerima aliran arus listrik. Kontak NC
akan tertutup apabila tidak diberi arus listrik dan membuka ketika kumparan mengalir
arus listrik. Simbol relay NO dan NC dapat disajikan pada Gambar1.6.

Gambar 1.6 Simbol relay NO dan NC

10
Level Tegangan Pada Kumparan Relay
Level tegangan pada kumparan relay yang diberikan energi listrik, menyebabkan
penghubungan kontak yang disebut tegangan tegangan tarik (pick up). Setelah relay
diberi energi listrik, level tegangan pada kumparan relay dimana kontak kembali pada
kondisi tidak dioperasikan disebut tegangan lepas (drop out ). Kumparan relay dirancang
untuk tidak lepas sampai penurunan tegangan minimum sekitar 85 % dari tegangan
kerja. Kumparan relay juga tidak akan menarik (memberi energi) sampai tegangan
meningkat pada 85 % tegangan kerja, tanpa merusak kumparan. Kumparan relay
sekarang dibuat dari konstruksi cetakan. Hal ini membantu mengurangi penyerapan
kelembaban dan meningkatkan kekuatan mekanis.

4. Thermal Overload Relay (TOR)


Fungsi dari Thermal Overload Relay (TOR) adalah untuk mengamankan (mem-
proteksi) motor listrik yang diakibatkan beban lebih. TOR bekerja berdasarkan prinsip
pemutus bimetal sesuai dengan besar arus yang mengalir, semakin tinggi arus yang
mengalir pada bimetal maka akan semakin tinggi kenaikan temperatur yang
menyebabkan terjadinya pembengkokan bimetal dimana arus listrik yang mengalir
melebihi arus nominal dari TOR tersebut, dengan demikian akan terjadi pemutusan arus,
sehingga motor akan berhenti bekerja. Selama bimetal trip masih panas, maka kontak–
kontaknya belum dapat dikembalikan kekondisi semula walaupun reset buttonnya
ditekan, apabila bimetal sudah dingin barulah kontaknya dapat kembali lurus dan
kontaknya baru dapat di hubungkan kembali dengan menekan reset button. Jenis
pemutus bimetal terdiri dari jenis satu phasa dan tiga phasa, tiap phasa terdiri atas
bimetal yang terpisah tetapi saling terhubung, berguna untuk memutuskan semua phasa
apabila terjadi kelebihan beban. Pemutus bimetal satu phasa biasa digunakan untuk
pengaman beban lebih pada motor berdaya kecil. Bentuk TOR disajikan pada Gambar
1.7.

11
Gambar 1.7 Thermal Overload Relay (TOR)

5. Miniature Circuit Breaker (MCB)


MCB berfungsi sebagai pengaman arus lebih. Bekerjanya bila pada rangkaian yang
diamankan mendapat beban yang berlebihan diatas rating arus MCB, maka bimetal menjadi panas
dan melengkung memutuskan kontak listrik untuk mengamankan rangkaian. Dalam suatu
instalasi motor dengan kapasitas arus beban besar yaitu di atas 100 Ampere, MCB harus dipasang
berdekatan dengan pengaman lebur. Bentuk fisik MCB ditunjukkan pada Gambar 1.8.

Gambar 1.8 Miniature Circuit Breaker (MCB) 1 fasa (Kiri) 3 fasa (Kanan)

Cara mengetahui daya maximum dari MCB adalah dengan mengalikan kapasitas dari MCB
tersebut dengan 220 V (tegangan umum di Indonesia). Beberapa kegunaan MCB:
• Membatasi penggunaan listrik

12
• Mematikan listrik apabila terjadi hubungan singkat (korslet)
• Mengamankan instalasi listrik
• Membagi rumah menjadi beberapa bagian listrik, sehingga lebih mudah untuk
mendeteksi kerusakan instalasi listrik.

6. Relay Penunda Waktu (Time Delay Relay)


Relay penunda waktu disebut juga sakelar pewaktu (Time Delay Relay/TDR) yaitu suatu
sakelar dimana proses membuka dan menutupnya kontak hubung ditentukan oleh pengaturan
waktu. Bentuk fisik TDR dan Soket TDR ditunjukkan pada Gambar 1.9.

Gambar 1.9 TDR dan soket TDR

7. Motor Induksi
Motor induksi sangat banyak digunakan di dalam kehidupan sehari-hari baik di
industri maupun di rumah tangga. Motor induksi yang umum dipakai adalah motor
induksi tiga phasa dan motor induksi satu phasa. Motor induksi tiga phasa dioperasikan
pada sistem tiga phasa dan banyak digunakan pada industri, sedangkan motor induksi
satu phasa dioperasikan pada sistem satu phasa yang banyak digunakan terutama pada
penggunaan untuk peralatan rumah tangga seperti kipas angin, lemari es, pompa air,
mesin cuci dan sebagainya karena motor induksi satu phasa mempunyai daya keluaran
yang rendah. Bentuk fisik dari motor induksi tiga phasa dapat dilihat pada gambar berikut
1.10.

13
Gambar 1. 10 Bentuk fisik motor induksi tiga phasa
Motor induksi merupakan motor listrik arus bolak balik (AC) yang paling luas
digunakan. Penamaannya berasal dari kenyataan bahwa motor ini bekerja berdasarkan
induksi medan magnet stator ke rotornya, dimana arus rotor motor ini bukan diperoleh
dari sumber tertentu, tetapi merupakan arus yang terinduksi sebagai akibat adanya
perbedaan relatif antara putaran rotor dengan medan putar ( rotating magnetic field)
yang dihasilkan oleh arus stator.
Belitan stator yang dihubungkan dengan suatu sumber tegangan tiga phasa akan
menghasilkan medan magnet yang berputar dengan kecepatan sinkron. Medan putar
pada stator tersebut akan memotong konduktor-konduktor pada rotor, sehingga
terinduksi arus yang sesuai dengan Hukum Lentz, rotor pun akan ikut berputar mengikuti
medan putar stator.
Perbedaan putaran relatif antara stator dan rotor disebut slip. Bertambahnya
beban, akan memperbesar kopel motor, sehingga akan memperbesar arus induksi pada
rotor, sehingga slip antara medan putar stator dan putaran rotor pun akan bertambah
besar. Jadi, apabila beban motor bertambah, putaran rotor cenderung menurun.
Kerja motor induksi seperti juga kerja transformator adalah berdasarkan prinsip
induksi elektromagnet. Kerja motor induksi tergantung pada tegangan dan arus induksi
pada rangkaian rotor dari rangkaian stator. rangkaian ekivalen motor induksi mirip
dengan rangkaian ekivalen trafo. Rangkaian tersebut dapat dilihat pada Gambar 1.11.

14
Gambar 1.11 Rangkaian ekivalen motor induksi

Gamba 1.9 menunjukkan bahwa X2 merupakan reaktansi kumparan rotor, Rc adalah


tahanan inti besi, XM adalah reaktansi rangkaian penguat perphasa, I1 adalah arus yang
mengalir pada kumparan stator bila motor tidak berbeban (beban nol dalam Amper
perphasa), I2 adalah arus rotor yang berpatokan pada stator, E1 adalah tegangan
induksi pada kumparan stator dalam Volt perphasa

Slip Motor Induksi


Slip timbul karena adanya perbedaan antara kecepatan medan putar
(synchronous speed) dan kecepatan rotor (rotor speed). Kecepatan slip dapat dihitung
dengan persamaan (1.1)
nSlip = nSync - nm …………………………………………………………………………(1.1)
Dimana:
nSlip : Kecepatan Slip
nSync : Kecepatan medan putar (Synchronous speed)
nm : Kecepatan rotor (Mechanical speed)

Slip (S) dapat dinyatakan dalam persen seperti persamaan (1.2).

𝑛𝑠𝑦𝑛𝑐 −𝑛𝑚
S= x 100% …………………………………………………………………………………. (1.2)
𝑛𝑠𝑦𝑛𝑐

Dimana kecepatan medan putar (synchronous speed) dinyatakan oleh persamaan (1.3).

15
120 𝑓
𝑛𝑆𝑦𝑛𝑐 = ……………………………………………………………………..…………………… (1.3)
𝑃
Dimana:
f= frekuensi
p= jumlah Kutub
Sedangkan kecepatan rotor dinyatakan oleh persamaan (1.4).

𝑛𝑚 = (1-S) 𝑛𝑆𝑦𝑛𝑐 .......................................................................................(1.4)

Frekuensi Arus Rotor


Pada waktu rotor masih diam maka frekuensi arus rotor sama dengan frekuensi
arus stator (f). Waktu rotor berputar maka frekuensinya (f 1) akan dipengaruhi oleh slip
yang mengikuti persamaan (1.5).
f 1 = S. f …………………….…………………………………………………………………….. (1.5)

Tipe Motor Induksi


Berdasarkan jenis rotor yang digunakan, motor induksi tiga phasa dapat
dibedakan menjadi dua tipe yaitu:
1). Rotor Belitan
Motor induksi jenis ini mempunyai rotor dengan belitan kumparan tiga phasa
sama seperti kumparan stator. Kumparan stator dan rotor juga mempunyai jumlah kutub
yang sama. Rotor yang mempunyai tiga belitan yang mirip dengan belitan stator. Ketiga
belitan tersebut biasanya terhubung bintang. Ujung-ujung belitan tersebut dihubungkan
dengan slipring yang terdapat pada poros rotor. Belitan-belitan tersebut dihubung
singkat melalui sikat (brush) yang menempel pada slipring. Jenis rotor belitan dapat
dilihat pada gambar 1.12.

16
Gambar 1. 12 Motor induksi jenis rotor belitan

2). Rotor Sangkar


Motor induksi jenis ini mempunyai rotor dengan kumparan yang terdiri atas
beberapa batang konduktor yang disusun sedemikian rupa hingga menyerupai sangkar
tupai. Rotor yang terdiri dari sederetan batang-batang penghantar yang terletak pada
alur-alur sekitar permukaan rotor. Ujung-ujung batang penghantar dihubung singkat
dengan menggunakan cincin hubung singkat. Jenis rotor sangkar dapat dilihat pada
gambar 1.13.

Gambar 1.13 Motor Induksi Jenis rotor sangkar

Adapun jenis konstruksi motor induksi terdiri dari :


(1) Stator, bagian yang diam.
(2) Rotor, bagian yang berputar.

17
(3) Celah udara, adalah ruang antara stator dan rotor.
Konstruksi stator terdiri dari :
(1) Rumah stator dari besi tuang.
(2) Inti stator dari besi lunak atau baja silicon.
(3) Alur dan gigi materialnya sama dengan inti, alur tempat meletakan belitan.
(4) Belitan stator dari tembaga.

Belitan sator dirangkai untuk motor induksi tiga phasa tetapi juga dapat di rangkai
untuk motor induksi satu phasa, disamping itu juga dirangkai untuk jumlah kutub
tertentu. Stator motor induksi dapat dilihat pada gambar dibawah 1.14.

Gambar 1.14 Stator motor induksi

Konstruksi rotor terdiri dari:


(1) Inti rotor bahannya sama dengan inti stator.
(2) Alur dan gigi materialnya sama dengan inti, alur tempat meletakan belitan.
(3) Belitan rotor bahannya dari tembaga, dari konstruksi lilitan akan memberikan
dua macam rotor yakni :
- Motor induksi dengan rotor sangkar
- Motor induksi dengan rotor belitan
(4) Poros atau as.
Rotor dan stator membentuk rangkaian magnetis, berbentuk silindris yang
simetris dan diantaranya terdapat celah udara. Celah udara antara stator dan rotor, kalau
terlalu luas maka effisiensi rendah, sebalikanya jika terlalu sempit menimbulkan

18
kesukaran mekanis pada mesin. Apabila ada beda perputaran maka akan menimbulkan
slip.

C. Penutup
Tes/Soal:
1. Jelaskan Prinsip Kerja Kontaktor Magnet
2. Jelaskan Karakteristik Kontaktor Magnet
3. Apa Kegunaan dari relay elektromekanis
4. Sebutkan Syarat-syarat dari sebuah relay
5. Jelaskan Prinsip kerja dari relay elektromekanis
6. Jelaskan fungsi Thermal Overload Relay pada Instalasi mesin listrik
7. Gambarkan dan jelaskan rangkaian ekivalen dari motor induksi
8. Sebutkan Jenis Konstruksi motor induksi
9. Sebutkan Jenis Konstruksi Stator motor induksi
10. Apa yang dimaksud dengan slip pada motor induksi

19
BAB II
SIMBOL-SIMBOL PADA
PERANCANGAN INSTALASI MESIN LISTRIK

A. Pendahuluan
Setelah mengenal peralatan dalam perancangan Instalasi Mesin Listrik (PIML),
pada bab dua ini mempelajari symbol-simbol yang digunakan pada perancangan instalasi
mesin listrik. Pembelajaran mengenai symbol-simbol pada PIML bertujuan agar
mahasiswa dapat membaca gambar dan merancang rangkaian kontrol maupun
rangkaian utama dala PIML.

1. Gambaran Umum Materi


Materi perkuliahan dengan pokok bahasan symbol-simbol pada PIML menjelaskan
dan menggambarkan symbol-simbol yang digunakan pada PML. Simbol-simbol ini
merupakan symbol standar international electrotechnical commission (IEC)

2. Relevansi dengan Pengetahuan Mahasiswa


Untuk bekerja di perusahaan, baik perusahaan milik negara maupun swasta dan
atau berwirausaha membuka sebuah konsultan perencana khususnya di bidang Instalasi
Mesin Listrik maka para mahasiswa harus mampu merancang dan membaca suatu
gambar Perancangan Instalasi Mesin Listrik dengan symbol-simbol rancangan berstandar
internasional. Dengan demikian para mahasiswa dengan contoh simbol-simbol yang ada
akan dapat melakukan pengembangan dalam perancangan instalasi mesin listrik.

3. Capaian Pembelajaran Khusus


Setelah mempelajari Materi Kuliah ini mahasiswa diharapkan mampu merancang
dan membaca gambar Perancangan Instalasi Mesin Listrik berdasarkan symbol-simbol
PIML berstandar internasional, serta mendiskripsikan Gambar Rancangan Instalasi Mesin
listrik tersebut.

20
B.Penyajian
Sebelum memulai suatu perancangan sudah merupakan kewajiban untuk
mengetahui simbol yang dibutuhkan untuk perancangan tersebut. Berikut ini simbol yang
wajib diketahui dalam melaksanakan penggambaran perancangan instalasi mesin listrik.
Gambar Simbol berdasarkan IEC 117-3 ; IEC 60617 Symbols

Kontak dengan 2 atau 3 kedudukan

Membuat kontak terbuka

Membuat kontak tersambung

Merubah kontak ( lepas sebelum terjadi )

Kontak dua jalan dengan kedudukan OOF di tengah

Kontak pengukur (menjembatani)

Menutup sebelum kontak putus

Kontak dengan 2 posisi

Pasing membuat kontak tertutup sebelum operasi

Pasing membuat kontak tertutup selama pelepasan

Pasing membuat kontak tertutup selama operasi dan pelepasan

Urutan kontak dan kontak tunda

Kontak pemhubung yang relatif lebih awal beroperasi dari kontak – kontak lainnya

Kontak pemutus yang relatif lebih awal beroperasi dari kontak – kontak lainnya

Kontak penghubung operasi dengan tunda waktu

Kontak pemutus pada pelepasan dengan tunda waktu

Kontak pemutus pada saat operasi dengan tunda waktu

Kontak penghubung dengan tunda waktu operasi dan pelepasan

21
Kumpulan kontak dengan 1 kontak (NC) dngan tunda waktu saat pelepasan,
1 kontak penghubug (NO) dengan tunda waktu saat operasi, dan 1 NO tanpa
tunda waktu

Saklar – saklar mekanik

Kontaktor dengan rele baban lebih untuk pemula jalan

Pemutus rangkaian 3 kutub

Isolator 3 kutub

Saklar pembatas (Limit switches)

Kontak (NO) dan kontak (NC) pada limit switch

Limit switch yang dioperasikan secara mekanik dalam kedua arah, dengan rangkaian terpisah

Saklar bekerja dengan temperatur


Kontak pemutus dengan rele panas ( rele beban lebih )

Sikring dan perlengkapannya


Sikring ( ditunjukan dengan garis tebal )

Pemutus dilengkapi dengan sikring

Transformator ( untuk pengukuran )

Trafo arus

Trafo tegangan

Mengatur elektro mekanik

Kumparan rele kontaktor, secara umum dinyatakan dengan gulungan

Kumparan dinyatakan dua gulungan jajar dengan 3 atau 4 sambungan

Penarik maknit listrik ( kumparan rele ) dari rele dengan gerakan


lambat/pengembalian lambat

22
Alat pelepas untuk kutub rele panas/kutub tiga

Pengunci dan Grendel Mekanik

Pengunci mekanik dalam

Grendel mekanik

Starter (Pemula Jalan). Simbol-simbol untuk merencanakan instalasi/blok diagram. Simbol-


simbol berikut yang umum dipakai, selama motor-motor biasa dijalankan dari perakitan mesin
dengan kontrol atau panel sendiri termasuk pembagian kerja motor.

Pemula jalan ; simbol umum

Pemula jalan dengan bertahap ( contoh 5 tahap )

Pemula jalan dapat diatur

Pemula jalan tanpa pembalik putaran motor

Pemula jalan untuk pembalik putaran motor


Pemula jalan otomatis

Pemula jalan semi otomatis ( lihat catatan atas )

Pemula jalan otomatis dengan pelepasan

Bila di inginkan suatu simbol starter tertentu dalam arti menggunakan peralatan khusus, maka
simbol tertentu boleh ditambahkan pada simbol umum, brikut ditunjukan contoh:

Saklar pembalik putaran

Saklar hubung langsung ke jala – jala

Pemula jalan bintang segitiga, dengan manual dan alat proteksi


Pemula jalan jajar deret

Pemula jalan trafo hemat

Pemula jalan motor kapasitor 1 phasa

Pemula jalan hambatan

23
- Pemula jalan langsung jala pada motor industri 3 phasa konduktor
untuk membalik motor

- Pemula jalan motor otomatis

- Pemula jalan penukar kutub ( contoh 8/4 kutub )

Simbol Hubungan untuk Motor Listrik ( Menurut IEC 34-8; IEC TS 60034-34)

Type : Jumlah Tanda – tanda Contoh


Motor sangkar ujung sambungan sambungan Diagram sambunga
Tiga phasa kumparan-motor

1Kecepatan 3 U.V.W 1 2
2Kecepatan 6
U1 V1 W1
U2 V2 W2

2Kecepatan 6 1U 1V11W
2Kumparan terpisah 2U 2V 2W

2Kecepatan 6
- Motor Dahlander
- Satu kumparan dengan percabangan ditengah untuk merubah sambungan
- Pada kecepatan rendah disambung seri segi tiga
- Pada kecepatan tinggi disambung paralel bintang YY
U1 V1 W1
U2 V2 W2

1Kecepatan dalam sambungan 6 1U 1V 1W


segitiga untuk kerja normal 2U 2V 2W
Sebaiknya untuk mula jalan dengan sambungan
bintang segitiga

Catatan:
• Ujung-ujung kumparan motor ditandai dengan huruf dan angka.
• Angka yang ditulis setelah huruf menyatakan ujung permulaan kumparan dan ujung akhir dari
kumparan, misalnya u1 – v2

24
• Angka yang ditulis sebelum huruf menyatakan adanya beberapa kumparan misalnya: 1u1 –
1u2 = menyalakan ujung kumparan permulaan dan akhir dari kumparan pertama.
• Angka dapat dihapuskan bila tidak menimbulkan kesulitan, misalnya: motor dengan dua
kecepatan dengan dua kumparan terpisah, kedua-duanya sudah disambung bintang dalam
motor itu sendiri. Hanya satu ujung dari kumparan yang dikeluarkan pada plat penyambung.

Data-data teknik motor selalu diberikan pada plat nama pada motor tersebut. Tegangan terendah
adalah 3 x 380/220 V. Plat pengenal pada motor lisrik dapat dibaca sebagai pada tabel 2.1.

Tabel 2.1. Plat Pengenal Motor Listrik

220 V Semua motor ini kumparannya dirancang untuk tegangan 220 V. oleh
sebab itu harus disambung Y.
220/380 V
380/220 V
380 V Motor ini kumparannya dirancangkan untuk tegangan 380 V. untuk
mendapatkannya daya nominal motor disambung D, motor ini cocok
380/660 V
disambung Y/D, mula jalan dalam sambungan bintang, sebab tiap
kumparan memperoleh tegangan 660 Volt

C. Penutup
Tes/Soal:
Simbol IEC kelistrikan standar juga dikenal sebagai IEC 60617 (British Standard BS 3939)
digunakan untuk mewakili berbagai perangkat (https://symbols.radicasoftware.com/225/iec-
symbols). Bandingkan Simbol IEC dangan Simbol JICA, dan berikan minimal 5 contoh simbol
dalam perbandingan tersebut.

25
BAB III
SISTEM PEMULA JALAN MOTOR LISTRIK

A. Pendahuluan
Setelah mengenal komponen dalam perancangan Instalasi Mesin Listrik, pada
bab tiga ini mempelajari sistem pemula jalan (starter) motor listrik. Namun sebelum
membahas lebih jauh tentang starter motor listrik tersebut sudah barang tentu harus
diketahui terlebih dahulu simbol-simbol listrik yang digunakan dalam perancangan
instalasi listrik yang disajikan pada bab dua, sehingga mahasiswa dapat membaca
gambar dan merancang rangkaian kontrol maupun rangkaian utama penggunaan
instalasi mesin listrik

1. Gambaran Umum Materi


Materi perkuliahan dengan pokok bahasan sistem pemula jalan motor Listrik
menjelaskan dan menggambarkan rangkaian utama dan rangkaian kontrol sistem
pemula jalan atau pengasutan/starting motor-motor listrik. Sistem pemula jalan ini akan
digambarkan dalam penggabungan simbol-simbol Perancangan Instalasi Mesin Listrik.

2. Relevansi dengan Pengetahuan Mahasiswa


Untuk bekerja di perusahaan, baik perusahaan milik negara maupun swasta dan
atau berwirausaha membuka sebuah konsultan perencana khususnya di bidang Instalasi
Mesin Listrik maka para mahasiswa harus mampu merancang dan membaca suatu
gambar Perancangan Instalasi Mesin Listrik. Dengan demikian para mahasiswa dengan
contoh perancangan yang ada akan dapat melakukan pengembangan perancangan
instalasi mesin listrik sesuai kebutuhan industri.

3. Capaian Pembelajaran Khusus


Setelah mempelajari Materi Kuliah ini mahasiswa diharapkan mampu merancang
dan membaca gambar Perancangan Instalasi Mesin Listrik serta mendiskripsikan Gambar
Rancangan Instalasi Mesin listrik tersebut.

26
B. Penyajian
1. Sistem Kerja Pemula Jalan motor Listrik
Pemula jalan (Stater) motor listrik dapat dibedakan menjadi 3 sistem kerja antara
lain adalah:
• Kerja manual
• Kerja semi otomatik
• Kerja otomatik
Pertama dari dua kelompok di atas merupakan saklar mekanik yang dilengkapi
pelindung terhadap beban lebih. Kelompok kedua dan ketiga adalah starter yang
dilengkapi kontaktor-kontaktor gabungan. Semuanya itu dikerjakan oleh piranti control
(saklar, tombol tekan dsb)
Starter otomatik dibuat oleh industri dalam jumlah yang besar. Walaupun prinsip
kerja dari starter otomatik adalah sama, tetapi tiap industri mempunyai komponen-
komponen yang berbeda, mempunyai pengawatan atau prinsip diagram sendiri, namun
perbedaannya sangat kecil, pada dasarnya kebanyakan industri mengikuti saran
International Electrotechnical Commission (IEC), sehingga hampir semua industri
menyesuaikan komponen- komponen yang mereka rencanakan. Jadi starter Mitsubitshi
dari jepang hanya terdapat perbedaan sedikit dari buatan pabrik Telemecanic dari
Perancis.

2. Pemula Jalan dengan Saklar Beban Phasa Tunggal


Pada Umumnya motor-motor kecil dibuat sebagai motor kolektor (Motor dengan
jangkar dililit), oleh sebab itu sakelar yang digunakan adalah sakelar pasa tunggal yang
umum dipakai. Motor phasa tunggal digunakan pada lemari es, mesin cuci, mesin
pembersih dan sebagainya. Motor-motor ini mempunyai kumparan utama dan kumparan
bantu yang diletakkan bergeser sembilan puluh derajat. Kondensator atau tahanan akan
menghubungkan kumparan bantu untuk mendapatkan pergeseran phasa, waktu untuk
berputar. Kondensator memberikan geseran pasa yang besar, torsi yang besar dan faktor
kerja yang baik. Kondensator akan terlepas hubungannya setelah motor berputar sama
halnya jika digunakan cara dengan 2 buah kondensator dimana salah satu kondensator
sebagai kondensator mula jalan dan lainnya sebagai kondensator kerja. Kondensator

27
mula jalan akan terbuka setelah tercapai kedudukan putaran kerja normal. Pemula jalan
motor listrik phasa tunggal ini menggunakan sakelar tangan atau sakelar otomatis
(sakelar sentifugar) seperti diperlihatkan pada gambar 3.1. dan 3.2.

Gambar 3.1. Saklar tangan Gambar 3.2. Saklar otomatis

Arus mula jalan rata-rata dan torsi mula dari motor phasa tunggal dengan menggunakan
kumparan bantu dan kondensator mula jalan:
(In = arus nominal, Mn = Torsi nominal)
Arus mula Is ~ 5. In

Torsi mula Ms ~ 3. Mn
Faktor kerja Cos ~ 0.9
Rendemen ~0.7
Harga kondensator C ~ 4.5 KVAR/1 KW motor power.

28
3. Sambungan Motor 3 Phasa dengan Phasa tunggal
Ada kemungkinan menjalankan motor 3 pasa pada sumber phasa tunggal dengan
daya nominal kira-kira 75%. Walaupun demikian motor harus disambung untuk Y
tegangan 380 V atau D untuk tegangan 220 V. dalam hal ini kondensator mula jalan
sangat diperlukan. Sambungan pasa tunggal untuk motor 3 pasa untuk merubah arah
putaran, kumparan bantu dihubungkan berlawanan dengan kumparan utama. (Jangan
merubah kawat line).

Gambar 3.3 Sambungan motor 3 phasa dengan phasa Tunggal

4. Pemula Jalan dengan Sambungan Langsung pada Jala-jala


Pemula jalan dengan sambungan langsung pada jala-jala sering juga disebut
dengan Direct On Line Starter (DOLS), di Amerika (USA) disebut dengan Full Load Starter
(FLS), artinya sistem pemula jalan ini disambungkan langsung dengan sumber listrik tiga
phasa dimana diagram kontrol satu phasa menggunakan tombol tekan dilengkapi dengan
satu unit kontaktor. Rangkaian instalasi utama dapat dilihat seperti pada gamabr 3.4.

29
220/380 V 3/N/PE ~ 50 Hz
L1
L2
L3
N
PE

FUSE ARRANGEMENT
F1 SEE PREFACE

1 3 5
K1
2 4 6

1 3 5 95 97

F3
2 4 6 96 98

M
3~

Gambar 3.4. Rangkaian Instalasi Utama DOLS Sistem

30
220V ~ 50 Hz
L1

F2

95
F3
96

1
S0
2

3 13
S1 K1
4 14

A1
K1
A2

Gambar 3.5 Rangkaian Kontrol DOLS Sistem

Pada Gambar 3.5. rangkaian kontrol DOLS sistem menggunakan sumber satu
phasa L1 220V, 50 Hz, dilengkapi pengaman hubungan singkat berupa sekering (F2),
sedangkan F3 adalah pengaman beban lebih menggunakan Thermal Overload Relay
(TOR), Rangkaian ini dilengkapi dengan dua unit tombol tekan yang terdiri dari SO dalam
posisi normal tertutup (Normally Close/ NC) yang berfungsi sebagai tombol Off, dan S1
dalam posisi terbuka (Normally Open/NC) yang berfungsi sebagai tombol ON. Rangkaian
DOLS ini hanya menggunakan satu kontaktor K1.
Untuk melakukan pengujian rangkaian ini membutuhkan:
• 1 Unit Motor Tak Serempak Rotor Sangkar Tiga Phasa
• 1 Unit Motor Protection Relay

31
• 1 Unit Kontaktor Tiga Kutub 2 NO dan 2 NC
• 1 Unit Tombol Tekan (Push Button Switch) triple pc 1 NO dan 1 NC
• 1 Unit Fuse Single Pole
• 1 Unit MCB Tiga Fase

Ukuran kontraktor untuk pemula jalan langsung mengubungkan ke jala-jala (DOLS)


1. Sesuai dengan arus nominal motor
2. Sesuai dengan ukuran pengaman utama. Ukuran maksimum pengaman biasanya
diberikan pada plat pengenal kontraktor. Catat spesifikasi yang ada pada
kontaktor tersebut
3. Kontraktor dengan ukuran yang lebih besar mungkin juga dipakai sebab
dirancang untuk waktu yang lebih lama atau
4. Bila frekwensi penggunanya (lepas hubung) lebih tinggi
5. Jika suhu diatas 600C (karena pada ruangan tertutup dan banyaknya kontraktor
yang dipasang) untuk kondisi ini gunakan kipas untuk mendinginkan.

Latihan 1. PIML Pemula Jalan Motor Listrik dengan Relay Panas :


Lengkapilah diagram pada gambar 3.6 di kertas kerja saudara. Diskripsikan
Bagaimana kontak khusus dari rele panas (thermal reley) bekerja pada rangakaian
kontrol untuk memutuskan arus ke kumparan kontaktor bila terjadi beban lebih.

Gambar 3.6 Rangakaian utama dan kontrol motor mula jalan dengan relay panas

32
5. Pemula Jalan untuk Motor Induksi Cincin Geser
Untuk motor-motor listrik yang memikul beban besar dibutuhkan pembatasan
arus mula, diperhitungkan khusus untuk menghindari kerugian tegangan sumber. Agar
tercapai arus mula yang rendah, digunakanlah tahanan atur atau transformator mula
jalan baik sendiri-sendiri maupun kombinasi yang memungkinkan lebih cocok dalam
penyambungan dengan motor induksi cincin geser.
Kumparan rotor motor induksi dihubungkan pada cincin geser dan sikat arang
dihubungkan pada tahanan mula jalan. Pada start kumparan rotor disambung seri
dengan tahanan atur dalam kedudukan penuh/maksimum hal ini membuat arus rortor
berkurang, sehingga arus start dari sumberpun menurun. Pada saat berputar penuh
tahanan mula jalan terhubung singkat, menyebabkan kumparan jangkar hubung singkat
dengan adanya peralatan mekanik, kontak khusus yang terdapat pada sumbu, sehingga
motor berputar seperti umumnya tipe motor induksi, dimana rotor dalam hubungan
singkat. Tahanan mula jalan sering dibuat dengan lima tingkat atau lebih dengan harga-
harga berbeda.

Gambar 3.7 Motor cincin geser dengan tahanan mula jalan

33
Gambara 3.7 Lengkung torsi dari motor cincin seret

6. Pemula Jalan Menggunakan Tenaga Sentrifugal


Untuk motor dengan ukuran kecil sakelar dengan sistim tenaga sentrifugal cocok
dikombinasikan dengan tahanan mula yang langsung dipasangkan pada sumbu rotor.
Penempatan cincin geser dan penyambungan tahanan mula terpisah.
Tahanan mula yang merupakan kumparan dihubungkan dengan ketiga
kontraktor, yang mana bekerjanya step by step, sakelar pertama sakelar kedua dan
seterusnya tergantung dari kekuatan dari tiap kontaktor dan juga tergantung dari
kecepatan putaran motor.

Gambar 3.8 Pemula jalan dengan tahanan dan sentrifugal

34
7. Transformator Mula Jalan
Untuk menjalankan motor-motor yang besar, transformator mula jalan sangatlah
membantu dalam mengurangi arus mula. Transformator mula jalan hampir tidak
mengambil daya, tetapi pengurangan tegangan line, karena sifat transformator
memberikan pengurangan torsi mula. Dalam hal ini tranformator stray adalah
penyelesaian untuk mendapatkan kedudukan sifat otomatis yang singkat pada motor
induksi yang besar. Pengurangan tegangan sekunder sebagai hasil dari stray efek
transformator akan mengurangi arus mula motor. Setengah tegangan akan memberikan
seperempat torsi mula dan juga seperempat arus mula, sistim ini mempunyai faktor kerja
yang rendah. Uraian dari ukuran motor besar dengan menggunakan transformator mula
didapatkan hanya dari pabrik pembuatnya.

Gambar 3.9 Sambungan motor induksi menggunakan transformator mula jalan

8. Pembalik Putaran Motor Tiga Phasa


Untuk merubah arah putaran motor listrik, cara yang paling mudah ialah
memindahkan dua kawat dari 3 kawat yang tersambung pada papan penghubung. Dalam
hal ini kita dapat merubah arah medan magnit pada motor 3 phasa dari sumber utama.
Seperti pada Gambar 3.10

35
Gambar 3.10 Prinsip pembalik putaran motor tiga phasa

Rangkaian utama sakelar pembalik putaran terdiri dari dua kontaktor dengan
pengunci untuk menghindari hubung singkat bila kedua kontaktor kerja. Sakelar
pembalik putaran dari putaran kiri ke putaran kanan, hanya dapat bekerja bila terjadi
hubungan ke kontaktor magnit. Rangkaian utama saklar pembalik putaran disajika pada
Gambar 3.11.

Gambar 3.11 Rangkaian utama saklar pembalik putaran

36
Latihan 2: PIML Pembalik Putaran Motor 3 Phasa:
• Gambar kembali diagram rangkaian kontrol pada Gambar 3.12 dimana motor dapat
dijalankan putar kanan dan kiri. Analisa rangkaian tersebut dan tuliskan prinsip kerja
rangkaian.
• Lengkapilah pembalik putaran dengan semua tanda-tanda. Kedua lampu tanda harus
menyala yang menunjukkan arah putaran (baik ke kiri maupun ke kanan) dan bila
terjadi gangguan maka lampu akan mati hal ini disebabkan terbukanya rele panas.
• Tuliskan daftar nama-nama komponen yang diperlukan

Gambar 3.12 Rangkaian kontrol pembalik putaran motor 3 phasa

37
Gambar 3.13 Rangkaian utama pembalik putaran 3 phasa

Alat dan bahan yang dibutuhkan:


• 1 unit motor takserempak rotor sangkar 3 phasa
• 2 unit kontaktor, 3 kutub dengan 2 kontak NC dan 2 kontak NO
• 1 unit fuse single pole
• 1 triple unit tombol tekan dengan 1 NC dan 1 no
• 1 unit relay proteksi motor
• 1 triple unit lampu tanda
• 2 unit limit switch 1 NO dan 1 NC

38
9. Menjalankan Motor 3 Phasa Dua Kecepatan dengan Dua Kumpaan Stator
Motor 3 phasa dengan dua kumparan yang terpisah, dibuat untuk dua kecepatan.
Dalam hal ini rangkaian utama diperlukan dua kontaktor dan dua rele panas, seperti
diperlihatkan pada diagram di bawah ini. Ukuran/kapasitas kontaktor diperhitungkan
untuk besarnya arus nominal dari tiap kumparan motor.

Gambar 3. 14 Rangakain utama Motor 3 phasa Dua Kecepatan dengan Dua


Kumparan Stator

39
Gambar 3. 15 Rangakaian kontrol motor 3 phasa Dua Kecepatan Dengan Dua
Kumparan Stator

Alat dan bahan yang dibutuhkan:


• 1 unit motor takserempak rotor sangkar 3 phasa
• 2 unit kontaktor, 3 kutub dengan 2 kontak NC dan 2 kontak NO
• 1 unit fuse single pole
• 1 triple unit tombol tekan dengan 1 NC dan 1 no
• 1 unit relay proteksi motor
• 1 triple unit lampu tanda
• 2 unit limit switch 1 NO dan 1 NC

40
10. Menjalankan Motor 3 Phasa Dua Kecepatan Dahlander
Kemungkinannya motor berputar untuk kutub dua atau kutub 4 sehingga sebagai
motor dengan dua kecepatan putarannya berbanding 1 : 2. Dengan cara mencabangkan
kumparan hubung kumparan stator sehingga ujung-unjung yang keluar hanyalah 6
kawat yang dapat disambung pada papan hubung.

Gambar 3.16 Sambungan kumparan motor dahlander

4 Kutub Putaran Rendah 2 Kutub Putaran Tinggi 2 Kutub Putaran Dipermusah

Gambar 3.17 Sambungan kutup motor dua kecepatan dahlander

41
Catatan:
• Arus mula jalan motor dahlander + 5 x arus nominal pada kecepatan tinggi (2 kutub).
• Motor dahlander tidak cocok untuk tegangan sumber yang berbeda.
Sebenarnya pada saat kutub 4, perbandingannya 1 : 2, pada saat sambungan
kutub 4, kumparan kelompok per phasa di sambung serie, jadi bila sumber jala-jala 380
V, maka tegangan antara phasa = 380 V. oleh sebab itu tiap kumparan kelompok
menerima tegangan 380/2 = 190 V (serie delta)
Pada saat disambung untuk 2 kutub, kumparan kelompok per phase dalam
sambungan jajar berarti motor dalam sambungan jajar bintang sehingga tegangan per
kumparan kelompok = √ 380/ 3 = 220 V.
Bandingkanlah:
Daya nominal pada motor berkutub 4 berpahase 3 = 4 KVA selanjutnya pada motor
Dahlander dengan ukuran/kapasitas sama adalah:
Pada sambungan kutub 4 (1470 rpm) = 3 KVA
Pada sambungan kutub 2 (2940 rpm) = 4,5 KVA.
Catatan:
Harap diperhatikan bahwa rangkaian utama motor Dahlander selalu pada sambungan
kecepatan tinggi (dayanya besar).
Sambungan motor Dahlander atau Pole Amplitude Modulation (PAM) memberikan
banyak kenyataan dalam pemakaian mengingat dapat diinginkan dua kecepatan.
Sambungan untuk rangkaian utama tergantung dari arus nominal pada tingkat ke II ialah
pada kecepatan tinggi (daya besar). Perubahan dari tingkat kecepatan I ke tingkat
kecepatan II atau sebaliknya hanya mungkin dengan perubahan waktu paling sedikit 50
ms.

42
Gambar 3.18 Rangkaian kontrol motor dua kecepatan dahlander

Alat dan bahan yang dibutuhkan:


• 1 unit motor Dahlander 3 phasa
• 3 unit kontaktor, 3 kutub dengan 2 kontak NC dan 2 kontak NO
• 1 unit fuse single pole
• 1 unit tombol tekan triple pc dengan 1 NC dan 1 no
• 1 unit relay proteksi motor
• 1 triple unit lampu tanda
• 2 unit limit switch 1 NO dan 1 NC

43
Gambar 3.19 Rangkaian utama motor dua kecepatan dahlander

Latihan 3. PIML Dua Kecepatan Dahlander:


• Gambar kembali diagram rangkaian kontrol pada gambar 3.18; 3.19 dimana motor
dapat dijalankan dengan dua kecepatan. Analisa rangkaian tersebut dan tuliskan
prinsip kerja rangkaian.
• Lengkapilah PIML dua kecepatan lengkap dengan semua tanda-tanda. Kedua lampu
tanda harus menyala yang menunjukkan kecepatan I dan II, dan lengkapi lampu
tanda gangguan dimana bila terjadi gangguan maka lampu akan mati hal ini
disebabkan terbukanya rele panas.
• Tuliskan daftar komponen yang diperlukan

44
11. Rangkain Instalasi Pemula Jalan Bintang segitiga (Y/D)
Kapasitas motor yang menggunakan pemula jalan (starting) bintang segitiga
berkisar 5 – 15 kVA, untuk itulah dibutuhkan pemula jalan bintang segitiga dimana
instalasi ini bertujuan mengurangi arus mula jalan.Pada pemula jalan Bintang segitiga
Motor ini harus mempunyai kumparan stator yang sesuai dengan tegangan sumber yang
tersedia untuk sambungan bintang segitiga. Motor tidak dibenarkan pada saat start
dalam sambungan segitiga walaupun kumparan phasa sesuai dengan tegangan jala.
Oleh sebab itu pada saat mula, motor disambung bintang sehingga kumparan mampu
√3 lebih tinggi dari tegangan jala.
Contoh:
Tegangan sumber 3 x 380/220 V. selanjutnya untuk menjalankan motor dalam
sambungan bintang segitiga haruslah dipesan motor 3 x 660/380 V.

Gambar 3.20 Analogi pemula jalan bintang segitiga

Pada kedudukan permulaan motor dalam bintang sehingga tegangan tiap


kumparan 380 V: √3 = 220 V, hal ini menyebabkan pengurangan arus mula dimana
pada saat kedudukan segitiga arus akan memangkat √3 x arus nominal pada sambungan
segitiga.
Sambungan sakelar bintang segitiga dipergunakan agar pada saat dalam
kedudukan bintang, motor sudah berputar mendekati putaran normal. Pada saat sakelar
dipindah ke posisi segitiga dalam waktu yang singkat, motor tidak aka ada kesulitan
dalam pencapaian putaran. Tentu saja susut putaran menyebabkan timbulnya arus In.
Pada saat sakelar berpindah dari bintang ke segitiga harus tidak boleh ada gangguan,
jadi sambungan titik bintang harus terbuka sebelum ke kontak segitiga.

45
Gambar 3.21 Sambungan sakelar tangan Y / D

Gambar 3.22 Rangkaian utama pemula jalan Y/D

46
Gambar 3.23 Rangkaian kontrol pemula jalan Y/D

Latihan 4. PIML Pemula Jalan Y/D:


• Gambar kembali diagram rangkaian kontrol pada gambar 2.22-2.23 dimana motor
dapat dijalankan dengan rangkaian Y/D. Analisa rangkaian tersebut dan tuliskan
prinsip kerja rangkaian.
• Lengkapilah rangkaian dengan semua tanda-tanda. Kedua lampu tanda harus
menyala yang menunjukkan kecepatan posisi Y dan posisi D dan lengkapi lampu tanda
gangguan dimana bila terjadi gangguan maka lampu akan mati hal ini disebabkan
terbukanya rele panas.
• Tuliskan daftar nama-nama komponen yang diperlukan.

47
12. Rangkain Instalasi Pemula jalan Bintang Segitiga Otomatis
Pada prinsipya Rangkaian Instalasi Pemula jalan Bintang segitiga dengan Bintang
segitiga otomatis adalah sama, yang membedakan rangkaian ini adalah penggunaan
kontaktor timer untuk memindahkan posisi dari bintang ke segitiga sehingga tidak
membutuhkan penekanan tombol perubah posisi (berpindah dari posisi bintang ke posisi
segitiga secara otomatis dengan pengesetan timer), sehingga rangkaian utama dari
sistem pemula jalan ini adalah sama sedangkan rangkaian kontrol dari instalasi pemula
jalan bintang segitiga otomatis ini dapat dilihat pada Gambar 2.24

Gambar 3.24 Rangkaian kontrol pemula jalan Y/D otomatis

48
Latihan 5. PIML Pemula Jalan Y/D otomatis
• Gambar kembali diagram rangkaian kontrol pada gambar 2.23-2.24 dimana motor
dapat dijalankan dengan rangkaian Y/D otomatis. Analisa rangkaian tersebut dan
tuliskan prinsip kerja rangkaian.
• Lengkapilah rangkaian dengan semua tanda-tanda. Kedua lampu tanda harus
menyala yang menunjukkan kecepatan posisi Y dan posisi D dan lengkapi lampu tanda
gangguan dimana bila terjadi gangguan maka lampu akan mati hal ini disebabkan
terbukanya rele panas.
• Tuliskan daftar nama-nama komponen yang diperlukan.

13. Pemula Jalan Y/D yang Dapat Dibalik.


Ada kalanya diinginkan untuk merubah arah putaran motor dengan sakelar mula
jalan Y /D oleh sebab itu posisi mula jalan harus dapat digunakan untuk itu. Hal ini tidak
perlu diragukan karena tombol pemindah dan pembalik dari arah putaran seluruhnya
disesuaikan untuk keperluan motor. Rangkaian kontrol dengan pengaturan waktu untuk
pemindahan disajikan secara optimal. Berikut digambarkan rangkaian utama dari pemula
jalan Y/D yang dapat dibalik gambar 3.29 dan Rangkayan Kontrolnya diperlihatkan pada
Gambar 3.25.

49
Gambar 3.25 Rangkaian utama pemula jalan Y/D yang dapat Dibalik

Alat dan bahan yang dibutuhkan:


• 1 unit motor Tak serempak 3 phasa
• 4 unit kontaktor, 3 kutub dengan 2 kontak NC dan 2 kontak NO
• 1 unit fuse single pole
• 1 triple unit tombol tekan dengan 1 NC dan 1 no
• 1 unit relay proteksi motor
• 1 triple unit lampu tanda

50
Gambar 3.26 Rangkaian kontrol pemula jalan Y/D yang dapat Dibalik

51
Latihan 6. PIML rangkaian Y/D pembalik putaran
• Gambar kembali diagram rangkaian kontrol pada gambar 3.25-3.26 dimana motor
dapat dijalankan dengan rangkaian Y/D pembalik putaran. Analisa rangkaian tersebut
dan tuliskan prinsip kerja rangkaian.
• Lengkapilah rangkaian dengan semua tanda-tanda. Kedua lampu tanda harus
menyala yang menunjukkan kecepatan posisi Y dan posisi D dan lengkapi lampu tanda
gangguan dimana bila terjadi gangguan maka lampu akan mati hal ini disebabkan
terbukanya rele panas. Lampu tanda juga digunakan untuk putaran terbalik dan
putaran normal
• Tuliskan daftar komponen yang diperlukan.
Sakelar Y /D tidak hanya digunakan untuk membantu menjalankan motor, tetapi
juga sebagai sakelar pemakai daya 3 phasa dengan 2 step. Sebagai akibatnya, langkah-
langkah ini akan mengurangi daya kira-kira 1/3 dan 2/3. pada umumnya digunakan pada
pemanas yang besar.

Tabel 3.1 Arus dan daya pada posisis step I dan II Pemula jalan Y/D
A/P Step I Step II
Arus 0,33 x In (Y) In ( D )
Power 0,33 x Pn (Pn) Pn ( D )

(In = arus nominal pada beban (step II)


(Pn = daya nominal pada beban (step II)

Catatan:
Ukuran dari ketiga kontaktor
• Kontaktor utama K1 dengan 0,58 x In
• Kontaktor D K2 dengan 0,58 x In
• Kontaktor Y K3 dengan 0,2 x In
(Kontak K3 adalah sambungan D)

52
C. Penutup
Tes/Soal:
1. Gambarkan rangkaian kontrol DOLS sistem dan jelaskan prinsip kerja rangkaian
2. Berapa arus mula jalan rata-rata dan torsi mula jalan dari fase tunggal dengan
menggunakan kumparan bantu dan kondensator
3. Gambarkan sambungan rangkaian motor 3 phasa pada sumber phasa tunggal
4. Gambarkan rangkaian kontrol saklar mula jalan dengan pengunci dan berikan
penjelasan apa yang dimaksud dengan pengunci
5. Jelaskan dan gambarkan prinsip pembalik putaran motor 3 phasa
6. Gambarkan rangkaian kontrol motor tiga phasa dua kecepatan dengan dua kumparan
stator, jelaskan prinsip kerja rangkaian
7. Jelaskan dan gambarkan sambungan kutub motor dua kecepatan Dahlander
8. Gambarkan rangkaian kontrol motor dua kecepatan Dahlander dan jelaskan prinsip
kerjanya
9. Jelaskan analogi pengurangan arus mula jalan pada sistem pemula jalan bintang
segitiga
10. Gambarkan rangkaian kontrol pemula jalan Y/D dan jelaskan prinsip kerja rangkaian

53
BAB IV
PERSYARATAN UMUM INSTALASI LISTRIK
UNTUK MOTOR, SIRKIT DAN KENDALI

A. Pendahuluan
Menentukan besaran arus komponen yang digunakan pada instalasi mesin listrik
seperti gawai proteksi antara laian MCB, fuse sebagai pelindung terhadap arus hubungan
singkat, Thermal Overload Relay (TOR) sebagai pelindung terhadap arus beban lebih,
Kontaktor, saklar utama, ukuran dan jenis kabel yang digunakan dan komponen lainnya
maka dibutuhkan perencanaan yang matang melalui perhitungan yang disesuaikan
dengan Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL).

1. Gambaran Umum Materi


Materi perkuliahan dengan pokok bahasan persyaratan umum instalasi listrik
untuk motor, sirkit dan kendali menjelaskan beberapa teknis perhitungan untuk
menentukan besaran listrik dalam spesifikasi teknis seperti stelan maksimum gawai
proteksi arus hubung singkat, kapasitas hantar arus baik pada sirkit akhir maupun sirkit
pencabangan, besaran pemutus beban lebih, besaran komponen sistem kendali seperti
kontaktor yang digunakan dan lain-lain berdasarkan daya pada motor listrik yang
digunakan.

2. Relevansi dengan pengetahuan mahasiswa


Untuk bekerja di perusahaan, baik perusahaan milik negara maupun swasta dan
atau berwirausaha membuka sebuah konsultan perencana khususnya di bidang Instalasi
Mesin Listrik maka para mahasiswa harus mampu menentukan parameter besaran listrik
komponen yang dibutuhkan dalam Perancangan Instalasi Mesin Listrik berdasarkan
kebutuhan daya yang diperlukan. Dengan demikian para mahasiswa dengan contoh
perhitungan yang ada akan dapat melakukan perhitungan bearan listrik untuk komponen
yang dibutuhkan dalam perancangan Instalasi Mesin Listrik sesuai kebutuhan industri.

3. Capaian Pembelajaran Khusus


Setelah mempelajari Materi Kuliah ini mahasiswa diharapkan mampu
merencanakan dan menghitung parameter besaran listrik komponen yang dibutuhkan
dalam Perancangan Instalasi mesin listrik sesuai kebutuhan daya yang diperlukan
industri atau pelanggan.

54
B. Penyajian
1. Persyarat umum
Pada pelat nama setiap motor harus terdapat keterangan atau tanda sebagai
berikut:
1. Nama pembuat
2. Voltase pengenal
3. Arus beban pengenal
4. Daya pengenal
5. Frekuensi pengenal dan jumlah fase untuk motor arus bolak balik
6. Putaran per menit pengenal
7. Suhu lingkungan pengenal dan kenaikan suhu pengenal
8. Kelas insulasi
9. Voltase kerja dan arus beban penuh sekunder untuk motor induksi rotor lilit
10. Jenis lilitan: shunt, kompon, atau seri untuk motor a.s.
11. Daur kerja.
Setiap motor dan kelengkapannya yang hendak dipasang harus dalam keadaan
baik serta didesain dengan tepat untuk maksud penggunaannya dan sesuai dengan
keadaan lingkungan tempat motor dan kelengkapan tersebut akan digunakan. Motor
harus tahan tetes, tahan percikan air, tahan hujan, kedap air, atau memiliki kualitas lain
yang sesuai dengan keadaan lingkungan tempat motor itu hendak dipasang (PUIL,
2011:398).

Gambar 4.1 Contoh plat Nama motor

55
Gambar 4.2 Motor listrik dan kelengkapannya

Motor terbuka yang mempunyai komutator atau cincin pengumpul, harus


ditempatkan atau dilindungi sedemikian sehingga bunga api tidak dapat mencapai bahan
yang mudah terbakar di sekitarnya. Motor harus dipasang sedemikian sehingga
pertukaran udara sebagai pendinginnya cukup terjamin.

2. Pengendalian
Motor harus dipasang sedemikian sehingga dapat dijalankan, diperiksa, dan
dipelihara dengan mudah dan aman. Pemasangan motor harus diusahakan sedemikian
sehingga pelat nama motor mudah terbaca.Lengkapan pengatur dan perlengkapan
kendali harus dapat dijalankan, diperiksa, dan dipelihara dengan mudah dan aman.
Motor yang dipasang magun harus dikukuhkan dengan sekrup, baut, atau pengukuh lain
yang setaraf. Motor harus dilindungi dengan tepat di tempat yang kemungkinan besar
menimbulkan kerusakan mekanis.

56
3. Keadaan lingkungan
Dalam lingkungan yang lembab harus digunakan motor yang tahan lembab dan
jalan masuk kabelnya harus dilengkapi dengan paking atau busing, atau harus dapat
dipasangi pipa berulir. Dalam lingkungan berdebu, motor harus tertutup rapat atau
kedap debu, atau didesain secara lain yang setaraf. Dalam lingkungan berdebu, yang
menyebabkan debu atau bahan beterbangan berkumpul di atas atau di dalam motor,
sehingga mengakibatkan suhu yang berbahaya, harus digunakan jenis motor yang tidak
menjadi terlalu panas dalam keadaan tersebut. Di tempat yang sangat berdebu, mungkin
perlu digunakan motor yang berventilasi memakai pipa, atau motor ditempatkan dalam
ruang kedap debu dengan pertukaran udara dari sumber udara bersih.

4. Sirkit motor
Konduktor sirkit akhir yang menyuplai motor tunggal tidak boleh mempunyai KHA
kurang dari 125 % arus pengenal beban penuh. Di samping itu, untuk jarak jauh perlu
digunakan konduktor yang cukup ukurannya hingga tidak terjadi drop voltase yang
berlebihan. Konduktor sirkit akhir untuk motor dengan berbagai daur kerja dapat
menyimpang dari persyaratan di atas asalkan jenis dan penampang konduktor serta
pemasangannya disesuaikan dengan daur kerja tersebut. Konduktor sirkit akhir yang
mensuplai dua motor atau lebih, tidak boleh mempunyai KHA kurang dari jumlah arus
beban penuh semua motor itu ditambah 25 % dari arus beban penuh motor yang
terbesar dalam kelompok tersebut. Yang dianggap motor terbesar ialah yang mempunyai
arus beban penuh tertinggi.Bila pemanasan konduktor berkurang karena motor bekerja
dengan daur kerja tertentu, seperti pembebanan singkat, intermiten, atau karena tidak
semua motor bekerja bersamaan, dapat digunakan konduktor utama yang lebih kecil
daripada yang ditentukan asalkan konduktor tersebut mempunyai KHA cukup untuk
beban maksimum yang ditentukan oleh ukuran dan jumlah motor yang disuplai, sesuai
dengan sifat beban dan daur kerjanya.

5. Proteksi beban lebih


Proteksi beban lebih (arus lebih) dimaksudkan untuk melindungi motor, dan
perlengkapan kendali motor, terhadap pemanasan berlebihan sebagai akibat beban lebih
atau sebagai akibat motor tak dapat diasut. Beban lebih atau arus lebih pada waktu

57
motor beroperasi, bila bertahan cukup lama, akan mengakibatkan kerusakan atau
pemanasan yang berbahaya pada motor tersebut.

6. Penggunaan dalam lingkungan gas, uap atau debu


Dalam lingkungan dengan gas, uap, atau debu yang mudah terbakar atau mudah
meledak, setiap motor magun, harus diproteksi terhadap beban lebih. Setiap motor tiga
fase atau motor berdaya pengenal satu daya kuda atau lebih, yang magun dan dijalankan
tanpa pengawasan, harus diproteksi terhadap beban lebih. Gawai proteksi beban lebih
motor terdiri atas GPAL dan GPHP.
Arus pengenal Gawai Proteksi Arus Lebih (GPAL) motor sekurang-kurangnya
110% - 115% arus pengenal motor. Arus pengenal GPHP harus dikoordinasikan dengan
KHA kabel. KHA kabel (Iz) adalah 125 % arus pengenal beban penuh motor (IB). arus
pengenal GPHP harus ≤ Iz,biasanya nilainya di antara IB dan Iz.

7. Penempatan unsur sensor


Jika sekering digunakan sebagai proteksi beban lebih, sekering itu harus dipasang
pada setiap konduktor fase.Jika digunakan gawai proteksi yang bukan sekering, tabel
berikut menentukan penempatan dan jumlah minimum unsur pengindera seperti
kumparan trip, relai, dan pemutus termal.

Tabel 4.1 Penempatan unsur pengindera proteksi beban lebih

58
Gawai proteksi beban lebih yang bukan sekering, pemutus termal atau proteksi
termal, harus memutuskan sejumlah konduktor fase yang tak dibumikan secara cukup
serta menghentikan arus ke motor. Pemutus termal, relai arus lebih, atau gawai proteksi
beban lebih lainnya, yang tidak mampu memutuskan arus hubung pendek, harus
diproteksi secukupnya dengan GPHP.
Proteksi arus lebih untuk motor yang digunakan pada sirkit cabang serba guna
harus diselenggarakan sebagai berikut:
a) Satu motor atau lebih tanpa proteksi beban lebih dapat dihubungkan pada sirkit
cabang serba guna, hanya apabila syarat yang ditentukan untuk setiap dua motor
atau lebih dalam 510.5.6 dipenuhi.
b) Motor dengan nilai pengenal lebih dari yang ditentukan dalam 510.5.6 dapat
dihubungkan pada sirkit cabang serba guna, hanya apabila tiap motor diproteksi
beban lebih.
c) Jika motor dihubungkan pada sirkit akhir serba guna dengan kontak tusuk, dan setiap
proteksi beban lebih ditiadakan menurut butir 1) di atas, nilai pengenal kontak tusuk
tidak boleh lebih dari 16 A pada 125 V atau 10 A pada 250 V. Jika proteksi beban lebih
tersendiri, butir b) di atas mensyaratkan proteksi tersebut harus merupakan bagian
dari motor atau peranti bermotor yang dilengkapi tusuk kontak. Catatan: Nilai
pengenal kotak kontak harus sesuai dengan konduktor yang menyuplainya sehingga
nilai terse but dapat dianggap menentukan nilai pengenal sirkit tempat motor
dihubungkan.
d) GPBL, yang melindungi sirkit akhir tempat motor atau peranti bermotor dihubungkan,
harus mempunyai waktu tunda yang memungkinkan motor diasut dan mencapai
putaran penuh. GPBL yang dapat mengulang asut secara otomatis setelah jatuh
karena arus lebih, tidak boleh dipasang, kecuali bila hal itu diperbolehkan untuk motor
yang diproteksi. Motor yang setelah berhenti dapat diulang asut secara otomatis, tidak
boleh dipasang bila ulang asut otomatis itu dapat mengakibatkan kecelakaan.

8. Proteksi hubung pendek sirkit motor


Setiap motor harus diproteksi tersendiri terhadap arus lebih yang diakibatkan oleh
hubung pendek, kecuali untuk motor berikut:

59
a) Motor yang terhubung pada sirkit akhir, yang diproteksi oleh proteksi arus hubung
pendek yang mempunyai nilai pengenal atau setelan tidak lebih dari 16 A.
b) Gabungan motor yang merupakan bagian daripada mesin atau perlengkapan, asal
setiap motor diproteksi oleh satu atau lebih relai arus lebih, yang mempunyai nilai
pengenal atau setelah yang memenuhi 510.5.4.3 dan yang dapat menggerakkan
sebuah sakelar untuk menghentikan semua motor sekaligus.

9. Nilai pengenal atau setelan gawai proteksi


Nilai pengenal atau setelan gawai proteksi arus hubung pendek harus dipilih
sehingga motor dapat diasut, sedangkan konduktor sirkit akhir, gawai kendali, dan
motor, tetap diproteksi terhadap arus hubung pendek. Untuk sirkit akhir yang menyuplai
motor tunggal, nilai pengenal atau setelan proteksi arus hubung pendek tidak boleh
melebihi nilai dalam Tabel 3.2. Jumlah dan penempatan unsur pengindera gawai
proteksi hubung pendek harus sesuai dengan persyaratan mengenai gawai proteksi
beban lebih. Gawai proteksi hubung pendek harus dengan serentak memutuskan
konduktor tak dibumikan yang cukup jumlahnya untuk menghentikan arus ke motor. Jika
tempat hubungan suatu cabang ke saluran utama tak dapat dicapai, proteksi arus lebih
sirkit motor boleh dipasang di tempat yang dapat dicapai, asal konduktor antara
sambungan dan proteksi mempunyai KHA sekurang -kurangnya 1/3 KHA saluran utama,
tetapi panjangnya tidak boleh lebih dari 10 m, dan dilindungi terhadap kerusakan
mekanis.

60
Tabel 4.2 Setelan tertinggi gawai proteksi sirkit motor terhadap hubung pendek

Proteksi hubung pendek sirkit cabang


Suatu sirkit cabang yang menyuplai beberapa motor dan terdiri atas konduktor
harus dilengkapi dengan proteksi arus lebih yang tidak melebihi nilai setelan gawai
proteksi sirkit akhir motor yang tertinggi ditambah dengan jumlah arus beban penuh
semua motor lain yang disuplai oleh sirkit tersebut.
Catatan: Jika dua motor atau lebih dari suatu kelompok harus diasut serentak, perlu
dipasang konduktor saluran utama yang lebih besar, dan jika demikian halnya maka
perlu dipasang proteksi arus lebih dengan nilai pengenal atau setelan yang sesuai. Untuk
instalasi besar yang dipasangi sirkit yang besar sebagai persediaan bagi perluasan atau
perubahan di masa datang, proteksi arus lebih dapat didasarkan pada KHA konduktor
sirkit tersebut.

Contoh:
Sirkit cabang motor dengan voltase kerja 230 V menyuplai motor berikut:
a) Motor sangkar dengan pengasutan bintang-delta, arus pengenal beban penuh 42 A
b) Motor serempak dengan pengasutan autotransformator, arus pengenal beban penuh
54 A
c) Motor rotor lilit, arus pengenal beban penuh 68 A.

61
Masing-masing motor diproteksi terhadap hubung pendek dengan pemutus sirkit.
Tentukan:
Kapasitas Hantar Arus (KHA) konduktor sirkit cabang
a) Setelan proteksi hubung pendek sirkit cabang
b) Setelan proteksi saluran utama dari hubung pendek bila sirkit cabang itu disuplai oleh
satu saluran utama yang juga menyuplai motor rotor lilit dengan arus pengenal beban
penuh 68 A.

Penyelesaian:
a. Arus pengenal GPAL masing -masing motor adalah sebagai berikut (diambil 115%
arus pengenal motor) :
1. Motor sangkar: 115 % x 42 A = 48,3 A, diambil 50 A (sesuai standar yang berlaku).
2. Motor serempak: 115 % x 54 A = 62,1 A, diambil 63 A (sesuai standar yang
berlaku).
3. Motor rotor lilit: 115 % x 68 A = 78,2 A, diambil 80 A (sesuai standar yang berlaku).
KHA masing-masing kabel sirkit akhir motor (Iz) adalah sbb (misalnya NYY 3-inti di
udara:
1. Motor sangkar: 125 % x 42 A = 52,5 A, diambil 60 A (NYY 10 mm2)
2. Motor serempak: 125 % x 54 A = 67,5 A, diambil 80 A (NYY 16 mm2)
3. Motor rotor lilit: 125 % x 68 A = 85 A, diambil 106 A (NYY 25 mm2)
b. In gawai proteksi ≤ Iz.
1. Motor sangkar, In gawai proteksi diambil 50 A;
2. Motor serempak, In gawai proteksi diambil 63 A;
3. Motor rotor lilit, In gawai proteksi diambil 100 A.
c. KHA kabel sirkit cabang tidak boleh kurang dari 42 A + 54 A + 1,25 x 68 A =181 A,
diambil 202 A (NYY 70 mm2).
d. Sakelar sirkit cabang harus mempunyai arus pengenal 200 A
e. Arus pengenal gawai proteksi untuk sirkit cabang: ≤ 200 A, diambil 160 A.
f. Motor lilit kedua:
Arus pengenal GPAL: 115 % x 68 A = 78,2 A, diambil 80 A (sesuai standar yang
berlaku).

62
KHA kabel = 125 % x 68 A = 85 A, diambil 106 A (NYY 25 mm2).
In gawai proteksi diambil 100 A.
g. Sirkit utama:
KHA kabel = 181 A + 68 A = 249 A, diambil 244 A (NYY 95 mm2).
Arus pengenal sakelar sirkit utama diambil 250 A.
Arus pengenal gawai proteksi diambil 200 A.

63
Gambar 4.3 Singe line diagram stelan proteksi dan komponen Instalasi Motor Listrik

64
Tabel 4.3. Luas penampang kabel berdasarkan KHA terus menerus

10. Kendali
Kendali ialah sarana yang mengatur tenaga listrik, yang dialirkan ke motor
dengan cara yang sudah ditentukan. Di dalamnya termasuk juga sarana yang biasa
digunakan untuk mengasut dan menghentikan motor. Setiap motor harus dilengkapi
dengan kendali tersendiri, kecuali dalam hal berikut:
a. Semua motor dengan daya pengenal tidak lebih dari 0,5 kW, yang disuplai oleh sirkit
cabang yang diproteksi oleh gawai proteksi hubung pendek dengan nilai pengenal
atau setelan tidak lebih dari 25 A, asal saja ada sakelar dalam ruang yang sama, yang
dapat memutuskan suplai ke motor tersebut.

65
b. Semua motor dengan daya pengenal tidak lebih dari 0,5 kW, yang dihubungkan ke
catu daya dengan tusuk kontak.
c. Semua motor yang merupakan bagian dari satu perkakas atau mesin, asal saja
tersedia suatu sakelar bersama bagi semua motor tersebut.

Desain kendali
Tiap kendali harus mampu mengasut dan menghentikan motor yang
dikendalikannya. Untuk motor AB kendali harus mampu memutuskan arus motor yang
macet. Suatu pengasut jenis ototransformator harus menyediakan satu kedudukan buka,
satu kedudukan jalan dan sekurang -kurangnya satu kedudukan asut. Pengasut jenis
ototransformator harus didesain sedemikian sehingga tidak dapat berhenti pada
kedudukan yang membuat proteksi arus lebih tak bekerja. Reostat untuk mengasut
motor harus didesain sedemikian sehingga lengan kontak tidak dapat diam berhenti pada
segmen antara. Instansi yang berwenang dapat menetapkan peraturan yang
mengharuskan dilakukannya pembatasan arus asut sampai nilai tertentu bagi motor
dengan daya pengenal tertentu. Bilamana motor dan mesin yang digerakkannya tidak
tampak dari tempat kendali, instalasi harus memenuhi salah satu syarat berikut:
a. Sarana pemutus kendali dapat dikunci dalam keadaan terbuka.
b. Sakelar yang digerakkan dengan tangan, yang memutuskan hubungan motor dengan
suplai dayanya, dipasang di tempat yang tampak dari tempat motor.
Kemungkinan yang dapat mengakibatkan bahaya pengasutan kembali secara otomatik
setelah motor berhenti karena penurunan voltase atau pemutusan suplai, harus dicegah
dengan cara yang tepat.

Sirkit kendali
Sirkit kendali harus diatur sedemikian sehingga akan terputus dari semua sumber
suplai, jika sarana pemutus dalam keadaan terbuka. Sarana pemutus boleh terdiri atas
dua gawai, satu diantaranya memutuskan hubungan motor dan kendali dari sumber
suplai daya untuk motor, dan yang lain memutuskan hubungan sirkit kendali dari suplai
dayanya. Bilamana digunakan dua gawai terpisah, kedua nya harus ditempatkan
berdampingan.

66
Bilamana digunakan transformator atau gawai lain untuk memperoleh voltase
yang lebih rendah bagi sirkit kendali dan ditempatkan pada kendali, transformator atau
gawai lain tersebut harus dihubungkan ke sisi beban sarana sirkit kendali.

11. Sarana pemutus


Gawai yang memutuskan hubungan motor dan kendali dari sirkit sumber
dayanya.Setiap motor harus dilengkapi dengan sarana pemutus tersendiri, kecuali motor
dengan daya pengenal tidak lebih dari 1,5 kW. Untuk voltase rumah (domestik) sarana
pemutus dapat digunakan untuk melayani sekelompok motor dalam hal berikut:
a. Bilamana sekelompok motor menggerakkan beberapa bagian dari satu mesin atau
perlengkapan, seperti perkakas listrik, dan alat pengangkat.
b. Bilamana sekelompok motor diproteksi oleh satu perangkat proteksi arus lebih
c. Bilamana sekelompok motor berada dalam satu ruang dan tampak dari tempat sarana
pemutus.

Syarat bagi sarana pemutus


Sarana pemutus harus dapat memutuskan hubungan antara motor serta kendali
dan semua konduktor suplai yang tak dibumikan, dan harus didesain sedemikian
sehingga tidak ada kutub yang dapat dioperasikan tersendiri.Sarana pemutus harus
dapat menunjukkan dengan jelas apakah sarana tersebut pada kedudukan terbuka atau
tertutup. Sarana pemutus harus mempunyai kemampuan arus sekurang -kurangnya 115
% dari arus beban penuh motor. Sarana pemutus yang melayani beberapa motor atau
melayani motor dan beban lainnya, harus mempunyai kemampuan arus sekurang -
kurangnya 115% dari jumlah arus beban pada keadaan beban penuh.

Penempatan sarana pemutus


Sarana pemutus harus ditempatkan sedemikian sehingga tampak dari tempat
kendali. Jika sarana pemutus yang letaknya jauh dari motor, maka harus dipasang sarana
pemutus lain berdekatan dengan motor, atau sebagai gantinya, sarana pemutus yang
letaknya jauh harus dapat dikunci pada kedudukan terbuka.Jika motor menerima daya
listrik lebih dari satu sumber, maka harus dipasang sarana pemutus tersendiri untuk
setiap sumber daya.

67
12. Pencegahan terhadap sentuh langsung
Bagian aktif yang terbuka pada motor dan kendali yang bekerja pada voltase ke
bumi di atas 50 V harus dihindarkan dari sentuh tak sengaja dengan selungkup atau
dengan salah satu cara penempatan sebagai berikut:
a. Dipasang dalam ruang atau pengurung yang hanya dapat dimasuki oleh orang yang
berwenang.
b. Dipasang di atas balkon, serambi, atau panggung yang ditinggikan dan diatur
hingga tercegahlah sentuhan oleh orang yang tak berwenang.
c. Ditempatkan 2,5 meter atau lebih di atas lantai.
d. Dilindungi palang bagi motor yang bekerja pada sistem voltase 1000 V atau kurang.

13. Pembumian
Bagian Konduktif Terbuka (BKT) motor stasioner harus dibumikan jika terdapat
salah satu keadaan berikut:
a. Motor disuplai dengan konduktor terbungkus logam;
b. Motor ditempatkan di tempat basah dan tidak terpencil atau dilindungi;
c. Motor ditempatkan dalam lingkungan berbahaya;
d. Motor bekerja pada voltase ke bumi di atas 50 V.
BKT motor stasioner, yang bekerja pada voltase di atas 50V ke bumi, harus dibumikan
atau dilindungi dengan cara insulasi ganda yang disahkan, atau dengan cara lain yang
setaraf.

C. Penutup
Tes/Soal:
1. Untuk perkembangan industri pabrikasi, telah dipersiapkan beberapa motor listrik
yang akan dipasang, diminta anda untuk menentukan KHA dan parameter besaran
listrik komponen yang dibutuhkan dalam Perancangan Instalasi mesin listrik.
Spesifikasi teknis motor yang diperlukan seperti tertulis dibawah ini. Semua motor
dihubungkan pada tegangan 3 x 380/220 V.
1) Motor Induksi 2,2 KW Direct on Line Starter (D0LS)
2) Motor Induksi 7,5 KW Y/∆ started
3) Motor Induksi 15 KW Slipring/ tahanan
4) Motor Induksi 5,5 KW Y/∆ started
Gambar Singe line diagram stelan proteksi dan komponen Instalasi Mesin Listrik yang
dibutuhkan

68
2. Untuk perkembangan industri pabrikasi, telah dipersiapkan beberapa motor listrik
yang akan dipasang, diminta anda untuk menentukan KHA dan parameter besaran
listrik komponen yang dibutuhkan dalam Perancangan Instalasi mesin listrik.
Spesifikasi teknis motor yang diperlukan seperti tertulis dibawah ini. Semua motor
dihubungkan pada tegangan 3 x 380/220 V.
1) Motor Induksi 1,5 HP Direct on Line Starter (D0LS)
2) Motor Induksi 30 HP Y/∆ starter
3) Motor Induksi 40 HP Slipring starter
4) Motor Induksi 50 HP Autotransformer starter
Gambar Singe line diagram stelan proteksi dan komponen Instalasi Mesin Listrik
yang dibutuhkan

69
BAB V
PERANCANGAN INSTALASI MESIN LISTRIK DI INDUSTRI

A. Pendahuluan
Sebagai bab akhir dari buku ajar Perancangan Instalasi Mesin Listrik ini
menyajikan perancangan instalasi mesin listrik di industri. Bab ini dibuat untuk
penugasan mahasiswa untuk merancang suatu instalasi industri yang akan di aplikasikan
dalam pemasangannya di Workshop/bengkel listrik semester lima.

1. Gambaran Umum Materi


Materi perkuliahan dengan pokok bahasan perancangan instalasi mesin listrik di
industri menjelaskan beberapa aplikasi perancangan instalasi mesin listrik di industri
secara garis besar yang selanjutnya mahasiswa akan menyelesaikan perancangannya
yang diberikan berupa tugas akhir mata kuliah. Seluruh aplikasi dari bab satu sampai
dengan bab tiga dituangkan dalam bab empat ini.

2. Relevansi Dengan Pengetahuan Mahasiswa


Untuk bekerja di perusahaan, baik perusahaan milik negara maupun swasta dan
atau berwirausaha membuka sebuah konsultan perencana khususnya di bidang
Perancangan Instalasi Mesin Listrik maka para mahasiswa harus mampu merancang
instalasi mesin listrik di industri. Dengan demikian para mahasiswa akan siap bekerja
sesuai dengan bidang kerja yang dibutuhkan

3. Capaian Pembelajaran Khusus


Setelah mempelajari Materi Kuliah ini mahasiswa diharapkan mampu merencang
instalasi mesin listrik di industri sesuai diskripsi kerja yang diperlukan industri dan atau
pelanggan.

70
B. Penyajian
1. Pemindahan Biji-bijian melalui Tiupan Angin (Air Blash)
Deskripsi kerja dari sistem perancangan instalasi mesin listrik di industri
menggunakan rangkaian instalasi manual dan otomatis. Salah satu contoh industri yang
akan dibahas adalah industri pabrikan pemindahan biji-bijian dengan tiupan angin
buatan. Sistem pengunjian dengan motor peniup udara, motor fooder. Kontrol aliran
udara dilengkapi indikator lengkap dengan sistim stop. Selektifitasnya dengan
pengoperasian starting atau stopping.
Model dari industri pemindahan biji-bijian dengan tiupan angin digambarkan
seperti pada Gamabr 5.1 Gambar diagram blok sebagai untuk latihan tertulis disajikan
pada gamabr 5.2. Diagram rangkaian (penggambaran satu garis) berisi juga rangkaian-
rangkaian utama yang memakai penggambaran satu garis disajikan pada gamabr 5.4-
5.6 Untuk selanjutnya modifikasi rangkaian sesuai dengan deskripsi pengoperasian
pabrikan jika memungkinkan diberikan kebebasan kepada mahasiswa untuk berkreasi.

Tujuan Latihan
Tujuan dari latihan ini antara lain adalah mahasiswa dapat:
• Mengerti penggambaran dari instalasi listrik pabrik melalui diagram blok.
• Mengerti diagram kerja untuk uraian instalasi.
• Mengerti diagram rangkaian dalam latihan ini.
• Mengerjakan sesuai dengan diagram rangkaian.
• Membuat daftar kabel dan daftar material instalasi.

Tugas mahasiswa
• Pelajari bagan dan deskripsi kerja instalasi
• Gambarkan diagram blok dan kemudian bandingkan dengan persiapan model.
• Gambarkan diagram kerja dan kemudian bandingkan dengan persiapan model.
• Kerjakan diagram rangakaian kemudian bandingkan dengan persiapan model

71
Konsep Dasar
Konsep dasar dalam perencangan instalasi industri yang dalam hal ini pabrik
pakan ternak direncanakan peniup udara yang diapasang pada pabrik tersebut dan
dilengkapi dengan jalannya bahan-bahan pokok dari kereta dorong ke dalam gudang
tempat menyimpan makanan ternak (silo). Untuk itu disediakan 1 unit motor peniup
udara M1 dengan Y/∆ starter, 1 unit vibrator 3 x 380 V, pengirim sinyal penuh b 10 dan
pengontrol aliran b 8.

Deskripsi Kerja
Instalasi ini harus diawasi dan dioperasikan oleh seorang operator di dalam ruang
kontrol tersendiri. Untuk pengoperasian instalasi ini operator harus menekan tombol
tekan b4 (S6b) plant akan ON (Gambar 5.3). Dengan sistim penguncian (interlocking)
menolak kemungkinan terjadi saklar ON pada penggetar (vibrator). Sebelum motor
peniup udara berputar pada daya penuh dan pengontrol aliran tidak mengunci
penggetar. Penggetar penuhnya bahan pada bagian atas dari silo, atau menekan tombol
tekan OFF akan mematikan penggetar dengan segera, selagi motor peniup udara telah
kosong membawa bahan-bahan melalui pipa.
Untuk memperbaiki atau membersihkan komponen-komponen, saklar pemindah
(selector switch) dipindah dari posisi otomatis ke posisi hand. Posisi hand untuk
menyediakan kemampuan memindahkan fungsi dari komponen itu sendiri. Dalam “posisi
hand”, sinyal akan memberi tanda pada operator. Gambar model sketsa pemindahan
biji-bijian disajikan pada Gambar 5.1.

72
Gambar 5.1 Model sketsa pemindahan biji-bijian melalui tiupan angin

73
Gambar 5.2 Diagram kerja pemindahan biji-bijian melalui tiupan angin

74
Gambar 5.3 Rangkaian Instalasi pemindahan biji-bijian melalui tiupan angin
halaman 1

75
Gambar 5.4 Rangkaian Instalasi pemindahan biji-bijian melalui tiupan angin
halaman 2

76
Gambar 5.5 Rangkain Instalasi pemindahan biji-bijian melalui tiupan angin
halaman 3

77
1. Mesin Penggilingan (Milling) Pembawa Bahan Baku Melalui
Sabuk Ban Berjalan
Deskripsi kerja dari sistem perancangan instalasi mesin listrik di industri
menggunakan rangkaian instalasi pengoperasian manual dan semi otomatis.
Perancangan instalasi mesin listrik ini diberi nama “Mesin penggilingan pembawa bahan
baku melalui sabuk ban berjalan”.
Model sketsa dari industri pabrikan ini digambarkan seperti pada gamabr 4.6,
selanjutnya anda diberi kebebasan merancang instalasi sesuai dengan deskripsi
pengoperasian industri atau pabrik tersebut.

Tujuan Latihan
Tujuan dari latihan ini antara lain adalah mahasiswa dapat:
• Mengerjakan dan mengerti penggambaran instalasi listrik pabrik (plant) melalui
diagram Blok.
• Mengerti dan mengerjakan diagram kerja pada penguraian plant.
• Merancang instalasi rangkaian utama dan rangkaian konrol
• Membuat daftar bahan yang dibutuhkan.

Tugas Mahasiswa
• Pelajari model sketsa dan deskripsi kerja
• Membuat diagram kerja sesuai dengan deskripsi
• Merancang Instalasi baik rangkaian utama maupun rangkaian kontrol

Konsep Dasar
Penggilingan dirancang sedemikian rupa dimana sisi dari feeder mempunyai
vibrator, klep listrik pneumatic, motor dengan kontrol perubahan frekwensi untuk mesin
pengisi, dan sabuk pembawa bahan yang digiling. Pemindahan barang-barang dikerjakan
oleh sabuk ban berjalan yang lainnya.

78
Gambar 5.6 Model sketsa penggilingan pembawa bahan baku

Deskripsi kerja
Pada posis normal rangkaian instalasi ini tidak bekerja secara otomatis. Oleh
karena itu operator harus mengendalikan dari ruang kontrol. Operator juga harus
menghubungkan dan memutuskan (ON/OFF) komponen-komponen untuk pemeliharaan.
Pada suatu sistim yang saling mengunci harus menjamin, bahwa tidak ada hal-hal yang
berbahaya, operasi-operasi yang berbahaya dapat dilakukan seperti mengisi penggiling
dengan syarat bila penggiling tidak sedang bekerja atau menggerakkan roda spiral,
dengan syarat bila tidak semua komponen-komponen pengikut tidak dalam keadaan
bekerja. Pada umumnya hal seperti ini dikatakan bahwa, suatu instalasi dengan
komponen yang berbeda hanya dapat di start dengan cara yang berlawanan terhadap
arah aliran barang. Pada sistim yang saling mengunci, bila ada kesalahan pada satu
komponen, maka semua komponen yang sedang bekerja harus berhenti dengan segera,

79
yang berada dalam arah yang berlawanan dengan aliran komponen yang bersangkutan
(komponen-komponen pengisi).
Dari penyelesaian bagan kerja mahasiswa, harus memperhitungkan
kemungkinan menangani dalam hal perbaikan-perbaikan yang diperlukan semua
komponen pada instalasi masing-masing seperti peringatan (suara atau lampu) harus
menunjukkan adanya situasi yang tidak biasa. Pada posisi perawatan dan perbaikan
harus dicantumkan pada lembar keterangan “posisi perawatan dan perbaikan”.
Posisi normal “pemutus” harus dikerjakan secara manual, mulai dari awal pada
permulaan barang berjalan, menghentikan vibrator klep dan roda spiral secara bersama,
setelah sabuk pengangkut ke 2 dibebaskan, berhenti sesudah penggiling kosong sesudah
pengankut ke 1 di bebaskan. Bila tidak ada barang yang berjalan pada semua bagian,
hentikan semua instalasi dengan menekan tombol sabuk ban berjalan ke 1 “OFF”.
Rencanakan blok diagram seperti pada contoh Gambar 5.2 dan rangkaian instalasi 5.3;
5.4;5.5.

C. Penutup
Tes/Soal:
1. Jelaskan Fungsi M1 pada pabrikan Penggilingan Pembawa Bahan Baku Melalui
Sabuk Ban Berjalan
2. Pada rangkaian pabrikan Penggilingan Pembawa Bahan Baku Melalui Sabuk Ban
Berjalan apakah dibutuhkan saklar putar, jelaskan pendapat anda
3. Jelakan masing-masing fungsi M1 dan M2 pada rangkaian Perencanaan Mesin
Pemindahan Biji-bijian dengan Tiupan Angin
4. Jelaskan secara singkat kenapa Mesin M1 pada rangkaian Perencanaan Mesin
Pemindahan Biji-bijian dengan Tiupan Angin menggunakan motor listrik
hubungan Y/∆
5. Jelaskan fungsi dua unit kontaktor timer yang digunakan pada rangkaian
Perencanaan Mesin Pemindahan Biji-bijian dengan Tiupan Angin

80
DAFTAR PUSTAKA

[NEMA] 2006. Industrial Control and Systems Controllers, Contactors and Overload
Relays Rated 600 Volts. Standards Publication ICS 2-2000 (R2005) National
Electrical Manufacturers Association. Virginia
[PEDC] 1989, Electrical Simbol, Politechnyc Education and Development Centre. Bandung
[PEDC] 1990, Electrical Design, Politechnyc Education and Development Centre. Bandung
[SNI 0225:2011] 2011. Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2011 (PUIL 2011). Standar
Nasional Indonesia. Badan Standar Nasional ICS 91.140.50. Jakarta
IEC. 2023. IEC Symbols. Tersedia pada https://symbols.radicasoftware.com/225/iec-
symbols
Lucas Nulle, 2000, Elektroteknik Mikrocomputers Steme, LN, German
Lucas Nulle, 2022, Electrical Power Engineering, LN, German
[Microsoft]. 2023. Buat Diagram Teknik Listrik. https://support.microsoft.com/en-
us/office/create-an-electrical-engineering-diagram-b1b1d8b5-1950-4f6a-8265-
0b088dc294bc
Stephen J. Chapman, 2012, Electric Machinery Fundamentals, Fifth Edition. MC Graw-
Hill. Singapore
Van Harten, 2000, Instalasi Listrik Arus Kuat III, Bina Cipta. Jakarta
Zuhal. 2000, Dasar Tenaga Listrik Dan Elektronika Daya, PT. Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta

81
LAMPIRAN:

MENGGAMBAR PERANCANGAN INSTALASI MESIN LISTRIK


DENGAN MENGGUNAKAN APLIKASI MICROSOFT VISIO

Microsoft Visio adalah software yang banyak dipergunakan untuk


membuat desain gambar teknik. Fitur-fitur yang disediakan pada Microsoft visio
sangat mudah dipergunakan karena telah disediakan simbol-simbol yang
mewakili gambar teknik sesuai dengan standard gambar teknik. Sebelum
menggunakan visio kita harus menginstall terlebih dahulu software-nya
(programnya) karena tidak secara langsung termasuk ke dalam fasilitas windows.
Setelah memastikan bahwa programnya terinstall pada komputer dan atau
laptop baru kita dapat mulai menggunakannya untuk membuat gambar. Langkah-
langkahnya menggunakan softwarwe mcrosoft Visio adalah sebagai berikut:

Membuka Program Aplikasi Microsoft Visio


• Klik icon microsoft visio pada dekstop sehingga muncul beranda dari microsoft visio
• Klik pada New - Blank Drawing

82
Muncul layar utama dari Microsoft visio. Area 1 berisi toolbox /fasilitas yang ada pada
Microsoft visio. Area 2 berupa area gambar
1

Mengatur Ukuran Kertas Dan Setting Gambar


Untuk mensetting ukuran kertas klik Design selanjutnya Klik Size dan pilih ukuran
kertas yang dibutuhkan.

Pada page setup pastikan ukuran yang dipakai untuk pengukuran dalam centimeter (untuk
memudahkan kita membuat perbandingan)

83
Buatlah Grid line agar lebih mudah dalam penggambaran klik View pilih Grid.

Medesign kepala gambar dan atau judul (Title) Gambar klik Desin selanjutnya pilih
kepala gambar yang diinginkan, namun kepala gambar bisa juga didesain sendiri sesuai
dengan permintaan pemilik proyek.

84
Untuk memudahkan menggambar beberapa fasilitas harus dipastikan aktif. Tersedia pada
View. Size and position window (untuk memastikan ukuran presisi dan posisi gambar),
Ruler (penggaris), Grid (garis bantu kotak-kotak), Connection point (memastikan
pertemuan 2 object).

Khusus untuk fasilitas gambar teknik listrik khususnya Perancangan Instalasi mesin listrik
klik More Shapes pilih Engineering selanjutnya klik Electrical Engineering dan klik
Switch and Relay

Menggambar Dan Mengedit Gambar

85
Jika telah selesai mengatur ukuran kertas dan setting ukuran gambar maka kita telah siap
untuk mulai menggambar pada area gambar.

Pada tahap latihan Penggambaran dalam Perancangan Instalasi Mesin listrik, gambar
yang akan dibuat adalah Rangkaian Kotrol dan Rangkaian Utama Direct On Line System
seperti pada Gambar 1, selanjutnya Dosen akan memberikan diskripsi Perancangan
Instalasi Listrik dan Mahasiswa mampu untuk menuangkan diskripsi tersebut pada
gambar Perancangan Instalasi Listrik yang selanjutnya Gambar Perancangan Listrik yang
sudah diselesaikan akan diperiksa oleh Dosen.

220V ~ 50 Hz
L1
220/380 V 3/N/PE ~ 50 Hz
L1
L2
F2
L3
N
PE

95 FUSE ARRANGEMENT
F3 F1 SEE PREFACE
96

1
S0 K 1 3 5
2
1 2 4 6

3 13
S1 K1 1 3 5
4 14 95 97

F3
2 4 6 96 98

A1 M
K1 3~
A2

Gambar 1 Rangkaian Kontrol dan Rangkaian Utama Direct on Line System

Mengerjakan penggambaran Klik, drag and drop icon wall dari stensil dan letakkan di
area gambar. Besar gambar baik simbol-simbol yang dibutuhkan maupun rangkaian dapat
seting dari jendala size and position pada posisi length. Lanjutkan penggambaran sesuai
dengan gambar perancangan yang dibutuhkan.

86
TIPS: untuk mempercepat waktu menggambar maka simbo-simbol gambar yang sama
dapat menggunakan copy paste.

Melakukan grouping: Ketika gambar kita jadi dan jika gambar tersebut masih berupa
gabungan dari berbagai macam bentuk dan ukuran garis yang masih terpisah satu sama
lain, kita memerlukan grouping untuk menyatukan gambar menjadi satu kesatuan gambar
yang tak terpisah satu sama lain. Langkah-langkah grouping: Blok semua gambar
(pastikan semua objek gambar masuk).
Jika telah ter-blok maka garis gambar akan berubah warna (biasanya ungu atau biru) klik
kanan di tempat - shape – group. Jika sudah menjadi satu group maka gambar sudah
menjadi satu dan kita bisa menggeser gambar tanpa ada yang tertinggal.

87
Posisi Gabar sudah dipindahkan ke atas seperti gambar dibawah ini

Gambar siap untuk diprint, bentuk Print Preview seperti gambar dibawah ini

88
Lanjutkan dengan gambar rangkaian utama DOLS di halaman 2 dengan mengklik tanda
+
Hasil Gambar pada halaman 2 disakisan sebagai berikut

Hasil akhir kedua gambar tersebut sebagai berikut:

89
90
SELAMAT BELAJAR AND SEMOGA SUKSES
91

Anda mungkin juga menyukai