SEMESTER 2 – Minggu Ke -3
Jurusan Teknik Mesin
PENDAHULUAN
A. Tujuan Umum
Setelah mempelajari modul ini peserta latih diharapkan mampu menyusun laporan
akhir hasil penyelenggaraan pelatihan.
B. Tujuan Khusus
Adapun tujuan mempelajari unit kompetensi melalui buku informasi Menyiapkan
Informasi dan Laporan Pelatihan ini guna memfasilitasi peserta latih sehingga pada akhir
pelatihan diharapkan memiliki kemampuan sebagai berikut:
1. Mampu mengoperasikan Elektronik meliputi pemilihan Komponen Elektronik,
dan rangkaian sesuai prosedur pekerjaan pengoperasian.
2. Mampu melaksanakan pemasangan, pengujian dan men-setup perangkat
Elektronik sistem otomasi industri sesuai spesifikasi yang dipersyaratkan dan
dilaksanakan sesuai prosedur pemeliharaan
3. Mampu mengoperasikan sistem Elektronik sesuai spesifikasi yang
dipersyaratkan dan dilaksanakan sesuai prosedur standar pengoperasian
sistem Elektronik.
4. Mampu memelihara rutin, perbaikan dan pengujian peralatan sistem
Elektronik secara presisi dan menyeluruh dan dilaksanakan sesuai prosedur
standar.
5. Mampu menguji sistem elekronik sesuai standar pengujian.
6. Mampu memeriksa dan pengujian Sistem Elektronik yang telah diinstalasi
untuk menentukan kelaikan operasinya.
2
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
AHLI TEKNIK OTOMASI INDUSTRI C.282900.030.01 ; C.282900.040.01
BIDANG PERANCANGAN PERALATAN DAN SISTEM ELEKTRONIK
UNIT : C.282900.038.01
Merancang Peralatan dan Sistem Kelistrikan
Miniature Circuit Breaker atau MCB adalah sebuah perangkat instalasi listrik yang
berfungsi sebagai pelindung rangkaian listrik dari arus yang berlebihan. Ketika besar arus listrik
yang melewati MCB sudah melebihi batas, maka alat tersebut akan memutuskan arus secara
otomatis. Sedangkan ketika arus listrik dalam keadaan normal, MCB berperan sebagai saklar
yang bisa menghidupkan maupun mematikan arus listrik secara manual.
1. MCB Tipe B
Tipe pertama dari MCB yang satu ini akan mengalami trip ketika arus listrik melewati 3-5
kali dari arus maksimum yang ditercantum pada pemutus sirkuit ini. MCB Tipe B biasanya
dipasang dalam proses instalasi listrik pada industri ringan maupun perumahan.
3
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
AHLI TEKNIK OTOMASI INDUSTRI C.282900.030.01 ; C.282900.040.01
BIDANG PERANCANGAN PERALATAN DAN SISTEM ELEKTRONIK
2. MCB Tipe C
Tipe selanjutnya dari MCB adalah Tipe C yang akan mengalami trip ketika arus listrik mencapai
5-10 kali dari batas maksimum. Tipe yang satu ini biasa digunkaan pada lampu penerangan
gedung, kendaraan kecil, dan industri yang memerlukan arus yang lebih tinggi.
3. MCB Tipe D
Ketika arus listrik melewati 10-25 kali dari batas normal, MCB tipe D ini akan segera mengalami
trip. Biasanya jenis MCB yang satu ini banyak digunakan pada mesin las, motor-motor besar,
mesin produksi, mesin X-Ray dan peralatan listrik yang menghasilkan lonjaakan arus tinggi
lainnya.
Adapun arus nominal pada miniatur pemutus sirkuit ini mulai dari 6A, 10A, 13A, 16A,
20A, 25A, 32A, 40A, 50A, 63A, 80A, 100A sampai 125A.
Terdapat 3 fungsi utama MCB (Miniatur Cisrcuit Breaker) yakni untuk pemutus arus,
proteksi terhadap beban lebih (overload) serta untuk memproteksi adanya hubung singkat
(konsleting). Untuk penjelasannya masing – masing dapat disimak dibawah ini :
4
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
AHLI TEKNIK OTOMASI INDUSTRI C.282900.030.01 ; C.282900.040.01
BIDANG PERANCANGAN PERALATAN DAN SISTEM ELEKTRONIK
Overload atau beban lebih adalah suatu kejadian ketika penggunaan arus listrik melebihi
batas penggunaan listrik pada bangunan yang ditempati. Komponen dari MCB yang bertugas
mendeteksi adanya beban lebih adalah pada elemen bimetalnya.
Contohnya ketika suatu ruangan atau rumah menggunakan MCB dengan batas arus 6A
maka seharusnya penggnaan listrik yang diperbolehkan tidak boleh lebih dari 6A. Untuk instalasi
penerangan mungkin masih terkendali akan tetapi untuk instalasi tenaga (stop kontak) biasanya
sering dilalaikan.
Ketika anda menancapkan komponen elektronika dengan daya tinggi sehingga membuat
arus naik menjadi 7A maka elemen bimetal pada MCB akan melengkung karena terkena panas
lebih dan otomatis mematikan kontak MCB sehingga terjadilah Trip atau pemutusan arus.
5
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
AHLI TEKNIK OTOMASI INDUSTRI C.282900.030.01 ; C.282900.040.01
BIDANG PERANCANGAN PERALATAN DAN SISTEM ELEKTRONIK
Berdasarkan bentuk serta fungsinya, stop kontak dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
a) Stop kontak kecil, merupakan stop kontak dengan dua lubang (kanal) yang berfungsi
untuk menyalurkan listrik pada daya rendah ke alatalat listrik melalui steker yang juga
berjenis kecil.
b) Stop kontak besar, juga nerupakan stop kontak dengan dua kanal AC yang dilengkapi
dengan lempeng logam pada sisi atas dan bawah kanal AC yang berfungsi sebagai
ground.sakelar jenis ini biasanya digunakan untuk daya yang lebih besar.
Sedangkan berdasarkan tempat pemasangannya. Dikenal dua jenis stop kontak, yaitu:
a) Stop kontak in bow, merupakan stop kontak yang dipasang didalam tembok.
b) Stop kontak out bow, yang dipasang diluar tembok atau hanya diletakkan dipermukaan
tembok pada saat berfungsi sebagai stop kontak portable.
Adapun jenis jenis dari stop kontak yaitu:
1) Stop Kontak Biasa
Stop kontak atau biasa juga disebut KKB (kotak kontak biasa). Stop kontak ini digunakan
untuk instalasi rumah dengan daya listrik relatif kecil. Stop kontak biasa ini lebih banyak
digunakan daripada stop kontak khusus dalam pemasangan instalsi rumah. Stop kontak
dibagi atas beberapa macam berdasarkan bentuknya, yaitu stop kontak biasa, stop kontak
dengan hubungan tanah, dan stop kontak tahan air/tetesan. Sedangkan berdasarkan
pemasangannya, stop kontak dibagi menjadi dua jenis yaitu stop kontak yang dapat
ditanam dalam dinding dan stop kontak yang dipasang di permukaan dinding.
6
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
AHLI TEKNIK OTOMASI INDUSTRI C.282900.030.01 ; C.282900.040.01
BIDANG PERANCANGAN PERALATAN DAN SISTEM ELEKTRONIK
1.3 Kabel
Kabel Listrik yang dalam bahasa Inggris disebut dengan Electrical Cable adalah media
untuk menghantarkan arus listrik yang terdiri dari Konduktor dan Isolator. Konduktor atau bahan
penghantar listrik yang biasanya digunakan oleh Kabel Listrik adalah bahan Tembaga dan juga
yang berbahan Aluminium meskipun ada juga yang menggunakan Silver (perak) dan emas
sebagai bahan konduktornya namun bahan-bahan tersebut jarang digunakan karena harganya yang
sangat mahal. Sedangkan Isolator atau bahan yang tidak/sulit menghantarkan arus listrik yang
7
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
AHLI TEKNIK OTOMASI INDUSTRI C.282900.030.01 ; C.282900.040.01
BIDANG PERANCANGAN PERALATAN DAN SISTEM ELEKTRONIK
digunakan oleh Kabel Listrik adalah bahan Thermoplastik dan Thermosetting yaitu polymer
(plastik dan rubber/karet) yang dibentuk dengan satu kali atau beberapa kali pemanasan dan
pendinginan.
8
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
AHLI TEKNIK OTOMASI INDUSTRI C.282900.030.01 ; C.282900.040.01
BIDANG PERANCANGAN PERALATAN DAN SISTEM ELEKTRONIK
Berdasarkan bentuknya, kabel listrik ini dapat dibagi menjadi beberapa jenis. Berikut ini
adalah jenis-jenis kabel listrik yang sering digunakan untuk menghantarkan arus listrik ataupun
kabel-kabel listrik yang berfungsi untuk transmisi data.
a) Kabel Berpasangan (Paired Cable), yaitu kabel yang terbuat dari dua konduktor yang
diisolasi secara individual. Kabel Berpasangan atau Paired Cable ini sering digunakan
untuk arus listrik DC dan arus listrik AC yang berfrekuensi rendah.
b) Kabel Twin Lead, yaitu kabel yang terdiri dari dua konduktor dengan bentuk yang mirip
dengan pita. Kabel Twin Lead ini biasanya digunakan sebagai media transmisi yang
menghubungkan Antena dengan Receiver (perangkat penerima sinyal) seperti Radio
ataupun Televisi. Kabel Twin Lead ini sering disebut juga dengan kabel 300Ω karena
impedansinya adalah 300Ω.
c) Kabel Shielded Twin Lead, kabel jenis ini mirip dengan kabel berpasangan atau paired
cable, namun pada bagian dalam kabel dikelilingi oleh lapisan logam tipis yang terhubung
ke wire konduktor ground. Lapisan logam tipis ini berfungsi untuk melindungi kabel dari
medan magnet atau untuk menghindari gangguan lainnya yang berpotensi menyebabkan
sinyal Noise pada kabel yang bersangkutan.
d) Kabel Multi Konduktor (Multiple Conductor Cable), yaitu kabel yang terdiri dari sejumlah
konduktor dengan bungkusan Isolator secara individual yang warna-warni. Kabel jenis ini
biasanya digunakan di perangkat listrik rumah tangga ataupun instalasi listrik rumah.
e) Kabel Koaksial (Coaxial Cable), yaitu kabel yang digunakan untuk menghantarkan sinyal
frekuensi tinggi. Kabel Koaksial memiliki dua konduktor yang mana satu konduktor
berada di rongga luar mengelilingi satu konduktor tunggal yang dipisahkan oleh bahan
Isolator. Kabel jenis ini memiliki impedansi transmisi yang konstan serta tidak
menghasilkan medan magnet sehingga cocok untuk mentransmisikan sinyal frekuensi
tinggi.
f) Kabel Pita (Ribbon), kabel jenis ini sering disebut juga dengan Kabel Pelangi dan
biasanya digunakan pada aplikasi atau rangkaian elektronik yang memerlukan banyak
kawat konduktor sebagai penghubung. Kabel Pita atau Ribbon yang memiliki fleksibilitas
tinggi ini umumnya digunakan pada rangkaian yang memerlukan tegangan rendah
terutama pada rangkaian sistem digital.
g) Kabel Serat optik (Fiber optic Cable), yaitu kabel yang terbuat dari serat kaca atau plastik
halus yang dapat mentransmisikan sinyal cahaya dari satu tempat ke tempat lainnya.
9
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
AHLI TEKNIK OTOMASI INDUSTRI C.282900.030.01 ; C.282900.040.01
BIDANG PERANCANGAN PERALATAN DAN SISTEM ELEKTRONIK
Sumber cahayanya dapat berupa sinar Laser ataupun sinar LED. Diameter kabel serat
optik sekitar 120 mikrometer.
h) Kabel pasangan berpilin (Twisted pair cable), Twisted pair Cable pada dasarnya
merupakan sepasang kabel tembaga yang diputar bersama-sama berbentuk spiral dan
dibungkus dengan lapisan plastik. Twisted Pair Cable ini pada dasarnya dapat dibedakan
menjadi dua jenis yaitu Kabel UTP (unshielded Twisted Pair) dan STP (Shielded Twisted
Pair). Diameter Twisted Pair sekitar 0,4mm hingga 0,8mm.
10
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
AHLI TEKNIK OTOMASI INDUSTRI C.282900.030.01 ; C.282900.040.01
BIDANG PERANCANGAN PERALATAN DAN SISTEM ELEKTRONIK
sederhana yang tidak sensitif akan perubahan tegangan. Pencatu jenis ini juga banyak digunakan
pada penguat daya tinggi untuk mengkompensasi lonjakan tegangan keluaran pada penguat.
Pencatu daya distabilkan pencatu jenis ini menggunakan suatu mekanisme lolos balik
untuk menstabilkan tegangan keluarannya, bebas dari variasi tegangan masukan, beban keluaran,
maupun dengung. Ada dua jenis yang digunakan untuk menstabilkan tegangan keluaran, antara
lain:
1) Pencatu daya linier, merupakan jenis pencatu daya yang umum digunakan. Cara kerja dari
pencatu daya ini adalah mengubah tegangan AC menjadi tegangan AC lain yang lebih kecil
dengan bantuan Transformator. Tegangan ini kemudian disearahkan dengan menggunakan
rangkaian penyearah tegangan, dan di bagian akhir ditambahkan kondensator sebagai
penghalus tegangan sehingga tegangan DC yang dihasilkan oleh pencatu daya jenis ini tidak
terlalu bergelombang. Selain menggunakan diode sebagai penyearah, rangkaian lain dari
jenis ini dapat menggunakan regulator tegangan linier sehingga tegangan yang dihasilkan
lebih baik daripada rangkaian yang menggunakan dioda. Pencatu daya jenis ini biasanya
dapat menghasilkan tegangan DC yang bervariasi antara 0 - 60 Volt dengan arus antara 0 -
10 Ampere.
2) Pencatu daya Sakelar, pencatu daya jenis ini menggunakan metode yang berbeda dengan
pencatu daya linier. Pada jenis ini, tegangan AC yang masuk ke dalam rangkaian langsung
disearahkan oleh rangkaian penyearah tanpa menggunakan bantuan transformer. Cara
menyearahkan tegangan tersebut adalah dengan menggunakan frekuensi tinggi antara
10KHz hingga 1MHz, dimana frekuensi ini jauh lebih tinggi daripada frekuensi AC yang
sekitar 50Hz.Pada pencatu daya sakelar biasanya diberikan rangkaian umpan balik agar
tegangan dan arus yang keluar dari rangkaian ini dapat dikontrol dengan baik (Shrader,
1991,hal:200-201).
11
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
AHLI TEKNIK OTOMASI INDUSTRI C.282900.030.01 ; C.282900.040.01
BIDANG PERANCANGAN PERALATAN DAN SISTEM ELEKTRONIK
itu, hampir setiap peralatan Elektronika memiliki sebuah rangkaian yang berfungsi untuk
melakukan konversi arus listrik dari arus AC menjadi arus DC dan juga untuk menyediakan
tegangan yang sesuai dengan rangkaian Elektronika-nya. Rangkaian yang mengubah arus listrik
AC menjadi DC ini disebut dengan DC Power Supply atau dalam bahasa Indonesia disebut
dengan Catu daya DC. DC Power Supply atau Catu Daya ini juga sering dikenal dengan nama
“Adaptor”.
Sebuah DC Power Supply atau Adaptor pada dasarnya memiliki 4 bagian utama agar
dapat menghasilkan arus DC yang stabil. Keempat bagian utama tersebut diantaranya adalah
Transformer, Rectifier, Filter dan Voltage Regulator.
Sebelum kita membahas lebih lanjut mengenai Prinsip Kerja DC Power Supply, sebaiknya
kita mengetahui Blok-blok dasar yang membentuk sebuah DC Power Supply atau Pencatu daya
ini. Dibawah ini adalah Diagram Blok DC Power Supply (Adaptor) pada umumnya.
Gambar Trasformator
12
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
AHLI TEKNIK OTOMASI INDUSTRI C.282900.030.01 ; C.282900.040.01
BIDANG PERANCANGAN PERALATAN DAN SISTEM ELEKTRONIK
13
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
AHLI TEKNIK OTOMASI INDUSTRI C.282900.030.01 ; C.282900.040.01
BIDANG PERANCANGAN PERALATAN DAN SISTEM ELEKTRONIK
14
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
AHLI TEKNIK OTOMASI INDUSTRI C.282900.030.01 ; C.282900.040.01
BIDANG PERANCANGAN PERALATAN DAN SISTEM ELEKTRONIK
Dari persamaan diatas dapat disimoulkan bahwa 1 VA = 1 watt / cos Ø, kita ambil contoh
Cos Ø = 0.8 maka 1 VA = 0.8 watt.
3. Arus listrik
Sebuah arus listrik atau listrik dinamis adalah laju aliran muatan listrik melewati suatu
titik atau bagian.
Untuk 1 phase
Untuk 3 phase
Dimana :
P = Besar daya listrik
V = Besar tegangan listrik
I = Arus listrik
Cos phi = besarnya faktor daya listrik (biasanya 0.8)
15
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
AHLI TEKNIK OTOMASI INDUSTRI C.282900.030.01 ; C.282900.040.01
BIDANG PERANCANGAN PERALATAN DAN SISTEM ELEKTRONIK
16
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
AHLI TEKNIK OTOMASI INDUSTRI C.282900.030.01 ; C.282900.040.01
BIDANG PERANCANGAN PERALATAN DAN SISTEM ELEKTRONIK
q = ( L . N ) : ( Y . eV . E )
Keterangan :
17
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
AHLI TEKNIK OTOMASI INDUSTRI C.282900.030.01 ; C.282900.040.01
BIDANG PERANCANGAN PERALATAN DAN SISTEM ELEKTRONIK
Temperature 25 C x 1.03
Temperature 30 C x 1
Temperature 35 C x 0.94
Temperature 40 C x 0.87
Temperature 45 C x 0.79
Temperature 50 C x 0.71
Setelah nilai arus yang didapat maka pemilihan MCB dapat dilakukan dengan
menggunakan tabel dibawah ini, dengan nilai Circuit breaker yang lebih besar dibandingkan
dengan total arus yang didapat.
18
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
AHLI TEKNIK OTOMASI INDUSTRI C.282900.030.01 ; C.282900.040.01
BIDANG PERANCANGAN PERALATAN DAN SISTEM ELEKTRONIK
19
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
AHLI TEKNIK OTOMASI INDUSTRI C.282900.030.01 ; C.282900.040.01
BIDANG PERANCANGAN PERALATAN DAN SISTEM ELEKTRONIK
20
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
AHLI TEKNIK OTOMASI INDUSTRI C.282900.030.01 ; C.282900.040.01
BIDANG PERANCANGAN PERALATAN DAN SISTEM ELEKTRONIK
sesuai dengan SOP serta tidak ada penyimpangan dalam aturan PUIL. Berita acara
perancangan merupakan dokumen yang menetapkan bahwa pekerjaan sudah dapat
digunakan secara permanen untuk mendukung jalannya produksi. Berita acara
perancangan juga merupakan bukti serah terima pekerjaan perancangan instalasi
bangunan kepada operator, sehingga operator sudah bisa diserahkan tanggung
jawabnya dalam menjalankan rangangan tersebut. Berita acara ini ditanda-tangani oleh
operator dan pihak terkait dari perusahaan yang berwenang menyerahkan pekerjaan
tersebut kepada operator yang telah dinilai cakap untuk memegang tanggung jawab
prencangan instalasi bangunan. Dalam berita acara dilampirkan pula semua dokumen-
dokumen dari pekerjaan yang telah dilaksanakan. Semua dokumen tersebut menjadi
bagian dari pada lampiran berita acara yang disampaikan.
21
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
AHLI TEKNIK OTOMASI INDUSTRI C.282900.030.01 ; C.282900.040.01
BIDANG PERANCANGAN PERALATAN DAN SISTEM ELEKTRONIK
DAFTAR PUSTAKA
A. Dasar Perundang-undangan
1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2016. Teknik Otomasi Industri.
Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Pendidikan
2. Kementerian Tenaga Kerja Dan Transmigras. 2011. Materi Pelatihan Berbasis
Kompetensisektor Listrik Sub Sektor Elektronika Industri. Direktorat Jenderal
Pembinaan Pelatihan Dan Produktivitas
B. Buku Referensi
1. Sutrisno. 1986. Elektronika Teori dan Penerapannya. Bandung : ITB. Widodo,
Sri. 2002. Elektronika Dasar. Jakarta : Salemba Teknika.
2. Hesti, Emilia. 2013. Bahan Ajar Praktek Rancangan Rangkaian Elektronika.
Palembang : Politeknik Negeri Sriwijaya
3. Yunus Imaryanti .2018. Perawatan dan Perbaikan Peralatan Elektronika.
Makasar :Universitas Negeri Makasar.
D. Referensi Lainnya
Browsing Internet:
1. Modul Teori
2. Pengertian dan Fungsi Induktor beserta Jenis-jenis Induktor:
http://teknikelektronika.com/pengertian-dan-fungsi-induk tor-beserta-jenis-
jenis- induktor/ Diakses pada 3 Januari 2018.
3. Jenis-jenis Kapasitor : https://djukarna.files.wordpress.com/ 2012/03/kap6.jpg
. Diakses pada 3 Januari 2019.
4. Pengertian Dan Fungsi Kapasitor : http://artikel.okeschool.
com/artikel/fisika/570/pengertian-dan-fungsi-kapasitor.html Diakses pada 3
Januari 2018. Schoolphysics.2013. Transistors,
http://www.schoolphysics.co.uk/age1619/
22
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
AHLI TEKNIK OTOMASI INDUSTRI C.282900.030.01 ; C.282900.040.01
BIDANG PERANCANGAN PERALATAN DAN SISTEM ELEKTRONIK
23
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
AHLI TEKNIK OTOMASI INDUSTRI C.282900.030.01 ; C.282900.040.01
BIDANG PERANCANGAN PERALATAN DAN SISTEM ELEKTRONIK
A. Daftar Peralatan/Mesin
24
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
AHLI TEKNIK OTOMASI INDUSTRI C.282900.030.01 ; C.282900.040.01
BIDANG PERANCANGAN PERALATAN DAN SISTEM ELEKTRONIK
B. Daftar Bahan
25
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
AHLI TEKNIK OTOMASI INDUSTRI C.282900.030.01 ; C.282900.040.01
BIDANG PERANCANGAN PERALATAN DAN SISTEM ELEKTRONIK
LAMPIRAN
26
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
AHLI TEKNIK OTOMASI INDUSTRI C.282900.030.01 ; C.282900.040.01
BIDANG PERANCANGAN PERALATAN DAN SISTEM ELEKTRONIK
27