Anda di halaman 1dari 27

BUKU INFORMASI

SKEMA OTOMASI INDUSTRI


BIDANG PERANCANGAN PERALATAN DAN SISTEM KELISTRIKAN

SEMESTER 2 – Minggu Ke -3
Jurusan Teknik Mesin

No. Kode Unit Judul Unit


1 C.282900.038.01 Merancang Peralatan dan Sistem Kelistrikan

KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN R.I.


DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS
DIREKTORAT BINA STANDARDISASI KOMPETENSI DAN PELATIHAN KERJA
Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 51 Lt. 6.A Jakarta Selatan
2020
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
AHLI TEKNIK OTOMASI INDUSTRI C.282900.030.01 ; C.282900.040.01
BIDANG PERANCANGAN PERALATAN DAN SISTEM ELEKTRONIK

PENDAHULUAN

A. Tujuan Umum
Setelah mempelajari modul ini peserta latih diharapkan mampu menyusun laporan
akhir hasil penyelenggaraan pelatihan.
B. Tujuan Khusus
Adapun tujuan mempelajari unit kompetensi melalui buku informasi Menyiapkan
Informasi dan Laporan Pelatihan ini guna memfasilitasi peserta latih sehingga pada akhir
pelatihan diharapkan memiliki kemampuan sebagai berikut:
1. Mampu mengoperasikan Elektronik meliputi pemilihan Komponen Elektronik,
dan rangkaian sesuai prosedur pekerjaan pengoperasian.
2. Mampu melaksanakan pemasangan, pengujian dan men-setup perangkat
Elektronik sistem otomasi industri sesuai spesifikasi yang dipersyaratkan dan
dilaksanakan sesuai prosedur pemeliharaan
3. Mampu mengoperasikan sistem Elektronik sesuai spesifikasi yang
dipersyaratkan dan dilaksanakan sesuai prosedur standar pengoperasian
sistem Elektronik.
4. Mampu memelihara rutin, perbaikan dan pengujian peralatan sistem
Elektronik secara presisi dan menyeluruh dan dilaksanakan sesuai prosedur
standar.
5. Mampu menguji sistem elekronik sesuai standar pengujian.
6. Mampu memeriksa dan pengujian Sistem Elektronik yang telah diinstalasi
untuk menentukan kelaikan operasinya.

Judul Modul: Ahli Teknik Otomasi Industri Bidang Perancangan


Peralatan Dan Sistem Elektronik Halaman: 2 dari 27
Buku Informasi Versi: 2020

2
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
AHLI TEKNIK OTOMASI INDUSTRI C.282900.030.01 ; C.282900.040.01
BIDANG PERANCANGAN PERALATAN DAN SISTEM ELEKTRONIK

UNIT : C.282900.038.01
Merancang Peralatan dan Sistem Kelistrikan

1. Komponen Peralatan Pelistrikan


1.1 MCB
Arus yang berlebihan dalam suatu rangkaian listrik memang tidak bisa disepelekan. Anda
membutuhkan komponen yang tepat agar hal ini bisa dicegah. Komponen yang bisa digunakan
adalah MCB atau Miniature Circuit Breaker. Melakukan instalasi listrik dengan metode dan
teknik yang tepat merupakan sebuah keharusan. Listrik menjadi bagian dari kehidupan rumah
tangga maupun industri. Oleh karena itu, proses instalasi listrik harus memperhatikan setiap
komponen yang dibutuhkan, tak terkecuali MCB ini.

Miniature Circuit Breaker atau MCB adalah sebuah perangkat instalasi listrik yang
berfungsi sebagai pelindung rangkaian listrik dari arus yang berlebihan. Ketika besar arus listrik
yang melewati MCB sudah melebihi batas, maka alat tersebut akan memutuskan arus secara
otomatis. Sedangkan ketika arus listrik dalam keadaan normal, MCB berperan sebagai saklar
yang bisa menghidupkan maupun mematikan arus listrik secara manual.

1.1.1 Tipe MCB dan Fungsinya


Miniatur pemutus sirkuit ini bisa dibagi menjadi beberapa tipe. Hal ini dibedakan
berdasarkan karakteristik pemutusan sirkuit listik. Adapun ketiga tipe MCB adalah MCB Tipe D,
MCB Tipe C, dan MCB Tipe B.

1. MCB Tipe B
Tipe pertama dari MCB yang satu ini akan mengalami trip ketika arus listrik melewati 3-5
kali dari arus maksimum yang ditercantum pada pemutus sirkuit ini. MCB Tipe B biasanya
dipasang dalam proses instalasi listrik pada industri ringan maupun perumahan.

Judul Modul: Ahli Teknik Otomasi Industri Bidang Perancangan


Peralatan Dan Sistem Elektronik Halaman: 3 dari 27
Buku Informasi Versi: 2020

3
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
AHLI TEKNIK OTOMASI INDUSTRI C.282900.030.01 ; C.282900.040.01
BIDANG PERANCANGAN PERALATAN DAN SISTEM ELEKTRONIK

2. MCB Tipe C

Tipe selanjutnya dari MCB adalah Tipe C yang akan mengalami trip ketika arus listrik mencapai
5-10 kali dari batas maksimum. Tipe yang satu ini biasa digunkaan pada lampu penerangan
gedung, kendaraan kecil, dan industri yang memerlukan arus yang lebih tinggi.

3. MCB Tipe D

Ketika arus listrik melewati 10-25 kali dari batas normal, MCB tipe D ini akan segera mengalami
trip. Biasanya jenis MCB yang satu ini banyak digunakan pada mesin las, motor-motor besar,
mesin produksi, mesin X-Ray dan peralatan listrik yang menghasilkan lonjaakan arus tinggi
lainnya.

Adapun arus nominal pada miniatur pemutus sirkuit ini mulai dari 6A, 10A, 13A, 16A,
20A, 25A, 32A, 40A, 50A, 63A, 80A, 100A sampai 125A.

1.1.2 Fungsi MCB


Penggunaan MCB ini sama persis seperti yang ada pada Sekring (Fuse) sebagai
komponen keamanan listrik. Perbedaannya adalah di Sekring ketika terjadi beban berlebih atau
konslet maka aliran daya akan diputus dan otomatis Sekring diganti dengan yang baru, sedangkan
pada MCB bisa diaktifkan lagi setelah masalah sudah diatasi.

Terdapat 3 fungsi utama MCB (Miniatur Cisrcuit Breaker) yakni untuk pemutus arus,
proteksi terhadap beban lebih (overload) serta untuk memproteksi adanya hubung singkat
(konsleting). Untuk penjelasannya masing – masing dapat disimak dibawah ini :

Judul Modul: Ahli Teknik Otomasi Industri Bidang Perancangan


Peralatan Dan Sistem Elektronik Halaman: 4 dari 27
Buku Informasi Versi: 2020

4
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
AHLI TEKNIK OTOMASI INDUSTRI C.282900.030.01 ; C.282900.040.01
BIDANG PERANCANGAN PERALATAN DAN SISTEM ELEKTRONIK

1. Sebagai Pemutus Arus

2. Memproteksi adanya beban lebih (overload)

Overload atau beban lebih adalah suatu kejadian ketika penggunaan arus listrik melebihi
batas penggunaan listrik pada bangunan yang ditempati. Komponen dari MCB yang bertugas
mendeteksi adanya beban lebih adalah pada elemen bimetalnya.
Contohnya ketika suatu ruangan atau rumah menggunakan MCB dengan batas arus 6A
maka seharusnya penggnaan listrik yang diperbolehkan tidak boleh lebih dari 6A. Untuk instalasi
penerangan mungkin masih terkendali akan tetapi untuk instalasi tenaga (stop kontak) biasanya
sering dilalaikan.
Ketika anda menancapkan komponen elektronika dengan daya tinggi sehingga membuat
arus naik menjadi 7A maka elemen bimetal pada MCB akan melengkung karena terkena panas
lebih dan otomatis mematikan kontak MCB sehingga terjadilah Trip atau pemutusan arus.

Judul Modul: Ahli Teknik Otomasi Industri Bidang Perancangan


Peralatan Dan Sistem Elektronik Halaman: 5 dari 27
Buku Informasi Versi: 2020

5
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
AHLI TEKNIK OTOMASI INDUSTRI C.282900.030.01 ; C.282900.040.01
BIDANG PERANCANGAN PERALATAN DAN SISTEM ELEKTRONIK

3. Memproteksi adanya hubung singkat (konsleting)


Untuk fungsi proteksi hubung singkat ini komponen mcb yang bertugas untuk
mendeteksi adalah magnetic trip yang berupa solenoid. Sama seperti beban lebih,
komponen ini bereaksi akibat panas yang diterima namun pada kasus hubung singkat panas
yang masuk sangat tinggi. Besarnya panas yang diterima akan menimbulkan adanya gaya
magnet pada solenoid dan otomatis menarik switch sehingga aliran listrik terputus.

1.2 Stop Kontak


Stop kontak adalah sebuah alat pemutus ketika terjadi kontak antara arus positif, arus
negatif dan grounding pada instalasi listrik. Dan yang lebih penting lagi ELCB bisa memutuskan
arus listrik ketika terjadi kontak antara listrik dan tubuh manusia. Stop kontak adalah komponen
instalasi listrik yang memiliki fungsi mendistribuskan energi listrik dari instalasi rumah ke beban.

Berdasarkan bentuk serta fungsinya, stop kontak dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
a) Stop kontak kecil, merupakan stop kontak dengan dua lubang (kanal) yang berfungsi
untuk menyalurkan listrik pada daya rendah ke alatalat listrik melalui steker yang juga
berjenis kecil.
b) Stop kontak besar, juga nerupakan stop kontak dengan dua kanal AC yang dilengkapi
dengan lempeng logam pada sisi atas dan bawah kanal AC yang berfungsi sebagai
ground.sakelar jenis ini biasanya digunakan untuk daya yang lebih besar.

Sedangkan berdasarkan tempat pemasangannya. Dikenal dua jenis stop kontak, yaitu:
a) Stop kontak in bow, merupakan stop kontak yang dipasang didalam tembok.
b) Stop kontak out bow, yang dipasang diluar tembok atau hanya diletakkan dipermukaan
tembok pada saat berfungsi sebagai stop kontak portable.
Adapun jenis jenis dari stop kontak yaitu:
1) Stop Kontak Biasa
Stop kontak atau biasa juga disebut KKB (kotak kontak biasa). Stop kontak ini digunakan
untuk instalasi rumah dengan daya listrik relatif kecil. Stop kontak biasa ini lebih banyak
digunakan daripada stop kontak khusus dalam pemasangan instalsi rumah. Stop kontak
dibagi atas beberapa macam berdasarkan bentuknya, yaitu stop kontak biasa, stop kontak
dengan hubungan tanah, dan stop kontak tahan air/tetesan. Sedangkan berdasarkan
pemasangannya, stop kontak dibagi menjadi dua jenis yaitu stop kontak yang dapat
ditanam dalam dinding dan stop kontak yang dipasang di permukaan dinding.

Judul Modul: Ahli Teknik Otomasi Industri Bidang Perancangan


Peralatan Dan Sistem Elektronik Halaman: 6 dari 27
Buku Informasi Versi: 2020

6
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
AHLI TEKNIK OTOMASI INDUSTRI C.282900.030.01 ; C.282900.040.01
BIDANG PERANCANGAN PERALATAN DAN SISTEM ELEKTRONIK

Gambar Stop Kontak Biasa


2) Stop Kontak Khusus
Stop kontak khusus ini merupakan stop kontak yang mempunya keamanan (sefety) dari
jangkaun anak-anak. Stop kontak khusus atau biasa disebut juga dengan KKK (kotak
kontak khusus). Stop kontak ini digunakan untuk instalasi rumah dengan daya listrik yang
relatif besar. Stop kontak ini dipasang beberapa buah dalam pemasangan instalasi rumah
dibanding dengan stop kontak biasa. . Contoh pemasangannya yaitu untuk menyuplai
listrik pada air conditioner (AC) atau water heater. Stop kontak khusus dibagi menjadi dua
jenis berdasarkan cara dan bentuk pemasangannya, yaitu stop kontak khusus dapat
dipasang di luar dinding atau ditanam di dalam dinding.

Gambar Stop Kontak Khusus

1.3 Kabel
Kabel Listrik yang dalam bahasa Inggris disebut dengan Electrical Cable adalah media
untuk menghantarkan arus listrik yang terdiri dari Konduktor dan Isolator. Konduktor atau bahan
penghantar listrik yang biasanya digunakan oleh Kabel Listrik adalah bahan Tembaga dan juga
yang berbahan Aluminium meskipun ada juga yang menggunakan Silver (perak) dan emas
sebagai bahan konduktornya namun bahan-bahan tersebut jarang digunakan karena harganya yang
sangat mahal. Sedangkan Isolator atau bahan yang tidak/sulit menghantarkan arus listrik yang

Judul Modul: Ahli Teknik Otomasi Industri Bidang Perancangan


Peralatan Dan Sistem Elektronik Halaman: 7 dari 27
Buku Informasi Versi: 2020

7
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
AHLI TEKNIK OTOMASI INDUSTRI C.282900.030.01 ; C.282900.040.01
BIDANG PERANCANGAN PERALATAN DAN SISTEM ELEKTRONIK

digunakan oleh Kabel Listrik adalah bahan Thermoplastik dan Thermosetting yaitu polymer
(plastik dan rubber/karet) yang dibentuk dengan satu kali atau beberapa kali pemanasan dan
pendinginan.

Gambar Kontruksi Dasar Kabel yang Sering Dipergunakan


Kabel Listrik pada dasarnya merupakan sejumlah Wire (kawat) terisolator yang diikat
bersama dan membentuk jalur transmisi multikonduktor. Dalam pemilihan kabel listrik, kita perlu
memperhatikan beberapa faktor penting yaitu warna kabel listrik, label informasi dan aplikasinya.
Informasi yang tercetak di kabel listrik merupakan informasi-informasi penting tentang kabel
listrik yang bersangkutan sehingga kita dapat menyesuaikan kabel listrik tersebut dengan
penggunaan kita. Informasi-informasi penting yang tercetak di kabel listrik tersebut diantaranya
adalah sebagai berikut :
a) Ukuran Kabel (Cable Size), yaitu ukuran pada setiap individu wire yang terikat bersama pada
kabel yang bersangkutan. Berdasarkan ukuran American Wire Gauge (AWG), Ukuran yang
tercetak tersebut diantaranya seperti 8, 10, 12, 14, 16 dan lain-lainnya yang masing-masing
angka tersebut mewakilkan diameter wire pada kabelnya. Makin besar angka tersebut makin
kecil ukuran wire kabelnya. Sedangkan di Indonesia, kita biasanya menggunakan satuan mm2
seperti 1.5mm², 2.5mm², 4mm², 6 mm² dan seterusnya.
b) Tegangan nominal, yaitu tegangan operasional wire kabel yang bersangkutan seperti
450/750V yang artinya tegangan nominalnya adalah sekitar 450V hingga 750V.
c) Kode Bahan dan Jumlah Wire dalam Kabel, beberapa kode kabel yang sering kita jumpai
diantaranya seperti NYA, NYAF, NGA, NYM, NYMHY, NYY, NYYHY dan lain-lainnya.
Dari kode tersebut kita dapat mengetahui Bahan Konduktor dan Bahan Isolator yang
digunakan serta jumlah wire konduktornya tunggal atau serabut (lebih dari satu).

Judul Modul: Ahli Teknik Otomasi Industri Bidang Perancangan


Peralatan Dan Sistem Elektronik Halaman: 8 dari 27
Buku Informasi Versi: 2020

8
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
AHLI TEKNIK OTOMASI INDUSTRI C.282900.030.01 ; C.282900.040.01
BIDANG PERANCANGAN PERALATAN DAN SISTEM ELEKTRONIK

1.3.1 Jenis-jenis Kabel Listrik

Berdasarkan bentuknya, kabel listrik ini dapat dibagi menjadi beberapa jenis. Berikut ini
adalah jenis-jenis kabel listrik yang sering digunakan untuk menghantarkan arus listrik ataupun
kabel-kabel listrik yang berfungsi untuk transmisi data.
a) Kabel Berpasangan (Paired Cable), yaitu kabel yang terbuat dari dua konduktor yang
diisolasi secara individual. Kabel Berpasangan atau Paired Cable ini sering digunakan
untuk arus listrik DC dan arus listrik AC yang berfrekuensi rendah.
b) Kabel Twin Lead, yaitu kabel yang terdiri dari dua konduktor dengan bentuk yang mirip
dengan pita. Kabel Twin Lead ini biasanya digunakan sebagai media transmisi yang
menghubungkan Antena dengan Receiver (perangkat penerima sinyal) seperti Radio
ataupun Televisi. Kabel Twin Lead ini sering disebut juga dengan kabel 300Ω karena
impedansinya adalah 300Ω.
c) Kabel Shielded Twin Lead, kabel jenis ini mirip dengan kabel berpasangan atau paired
cable, namun pada bagian dalam kabel dikelilingi oleh lapisan logam tipis yang terhubung
ke wire konduktor ground. Lapisan logam tipis ini berfungsi untuk melindungi kabel dari
medan magnet atau untuk menghindari gangguan lainnya yang berpotensi menyebabkan
sinyal Noise pada kabel yang bersangkutan.
d) Kabel Multi Konduktor (Multiple Conductor Cable), yaitu kabel yang terdiri dari sejumlah
konduktor dengan bungkusan Isolator secara individual yang warna-warni. Kabel jenis ini
biasanya digunakan di perangkat listrik rumah tangga ataupun instalasi listrik rumah.
e) Kabel Koaksial (Coaxial Cable), yaitu kabel yang digunakan untuk menghantarkan sinyal
frekuensi tinggi. Kabel Koaksial memiliki dua konduktor yang mana satu konduktor
berada di rongga luar mengelilingi satu konduktor tunggal yang dipisahkan oleh bahan
Isolator. Kabel jenis ini memiliki impedansi transmisi yang konstan serta tidak
menghasilkan medan magnet sehingga cocok untuk mentransmisikan sinyal frekuensi
tinggi.
f) Kabel Pita (Ribbon), kabel jenis ini sering disebut juga dengan Kabel Pelangi dan
biasanya digunakan pada aplikasi atau rangkaian elektronik yang memerlukan banyak
kawat konduktor sebagai penghubung. Kabel Pita atau Ribbon yang memiliki fleksibilitas
tinggi ini umumnya digunakan pada rangkaian yang memerlukan tegangan rendah
terutama pada rangkaian sistem digital.
g) Kabel Serat optik (Fiber optic Cable), yaitu kabel yang terbuat dari serat kaca atau plastik
halus yang dapat mentransmisikan sinyal cahaya dari satu tempat ke tempat lainnya.

Judul Modul: Ahli Teknik Otomasi Industri Bidang Perancangan


Peralatan Dan Sistem Elektronik Halaman: 9 dari 27
Buku Informasi Versi: 2020

9
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
AHLI TEKNIK OTOMASI INDUSTRI C.282900.030.01 ; C.282900.040.01
BIDANG PERANCANGAN PERALATAN DAN SISTEM ELEKTRONIK

Sumber cahayanya dapat berupa sinar Laser ataupun sinar LED. Diameter kabel serat
optik sekitar 120 mikrometer.
h) Kabel pasangan berpilin (Twisted pair cable), Twisted pair Cable pada dasarnya
merupakan sepasang kabel tembaga yang diputar bersama-sama berbentuk spiral dan
dibungkus dengan lapisan plastik. Twisted Pair Cable ini pada dasarnya dapat dibedakan
menjadi dua jenis yaitu Kabel UTP (unshielded Twisted Pair) dan STP (Shielded Twisted
Pair). Diameter Twisted Pair sekitar 0,4mm hingga 0,8mm.

Gambar Jenis-Jenis Kabel Listrik

1.4 Catu Daya


Catu daya atau sering disebut dengan Power Supply adalah perangkat elektronika yang
berguna sebagai sumber daya untuk perangkat lain. Secara umum istilah catu daya berarti suatu
sistem penyearah-filter yang mengubah ac menjadi dc murni. Sumber DC seringkali dapat
menjalankan peralatan-peralatan elektronika secara langsung, meskipun mungkin diperlukan
beberapa cara untuk meregulasi dan menjaga suatu ggl agar tetap meskipun beban berubah-ubah.
Energi yang paling mudah tersedia adalah arus bolak-balik, harus diubah atau disearahkan
menjadi dc berpulsa (pulsating dc), yang selanjutnya harus diratakan atau disaring menjadi
tegangan yang tidak berubah-ubah. Tegangan dc juga memerlukan regulasi tegangan agar dapat
menjalankan rangkaian dengan sebaiknya.
Secara garis besar, pencatu daya listrik dibagi menjadi dua macam, yaitu pencatu daya tak
distabilkan dan pencatu daya distabilkan. Pencatu daya tak distabilkan merupakan jenis pencatu
daya yang paling sederhana. Pada pencatu daya jenis ini, tegangan maupun arus keluaran dari
pencatu daya tidak distabilkan, sehingga berubah-ubah sesuai keadaan tegangan masukan dan
beban pada keluaran. Pencatu daya jenis ini biasanya digunakan pada peranti elektronika

Judul Modul: Ahli Teknik Otomasi Industri Bidang Perancangan


Peralatan Dan Sistem Elektronik Halaman: 10 dari 27
Buku Informasi Versi: 2020

10
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
AHLI TEKNIK OTOMASI INDUSTRI C.282900.030.01 ; C.282900.040.01
BIDANG PERANCANGAN PERALATAN DAN SISTEM ELEKTRONIK

sederhana yang tidak sensitif akan perubahan tegangan. Pencatu jenis ini juga banyak digunakan
pada penguat daya tinggi untuk mengkompensasi lonjakan tegangan keluaran pada penguat.
Pencatu daya distabilkan pencatu jenis ini menggunakan suatu mekanisme lolos balik
untuk menstabilkan tegangan keluarannya, bebas dari variasi tegangan masukan, beban keluaran,
maupun dengung. Ada dua jenis yang digunakan untuk menstabilkan tegangan keluaran, antara
lain:
1) Pencatu daya linier, merupakan jenis pencatu daya yang umum digunakan. Cara kerja dari
pencatu daya ini adalah mengubah tegangan AC menjadi tegangan AC lain yang lebih kecil
dengan bantuan Transformator. Tegangan ini kemudian disearahkan dengan menggunakan
rangkaian penyearah tegangan, dan di bagian akhir ditambahkan kondensator sebagai
penghalus tegangan sehingga tegangan DC yang dihasilkan oleh pencatu daya jenis ini tidak
terlalu bergelombang. Selain menggunakan diode sebagai penyearah, rangkaian lain dari
jenis ini dapat menggunakan regulator tegangan linier sehingga tegangan yang dihasilkan
lebih baik daripada rangkaian yang menggunakan dioda. Pencatu daya jenis ini biasanya
dapat menghasilkan tegangan DC yang bervariasi antara 0 - 60 Volt dengan arus antara 0 -
10 Ampere.
2) Pencatu daya Sakelar, pencatu daya jenis ini menggunakan metode yang berbeda dengan
pencatu daya linier. Pada jenis ini, tegangan AC yang masuk ke dalam rangkaian langsung
disearahkan oleh rangkaian penyearah tanpa menggunakan bantuan transformer. Cara
menyearahkan tegangan tersebut adalah dengan menggunakan frekuensi tinggi antara
10KHz hingga 1MHz, dimana frekuensi ini jauh lebih tinggi daripada frekuensi AC yang
sekitar 50Hz.Pada pencatu daya sakelar biasanya diberikan rangkaian umpan balik agar
tegangan dan arus yang keluar dari rangkaian ini dapat dikontrol dengan baik (Shrader,
1991,hal:200-201).

1.4.1 Prinsip Kerja DC Power Supply


Arus Listrik yang kita gunakan di rumah, kantor dan pabrik pada umumnya adalah
dibangkitkan, dikirim dan didistribusikan ke tempat masing-masing dalam bentuk Arus Bolak-
balik atau arus AC (Alternating Current). Hal ini dikarenakan pembangkitan dan pendistribusian
arus Listrik melalui bentuk arus bolak-balik (AC) merupakan cara yang paling ekonomis
dibandingkan dalam bentuk arus searah atau arus DC (Direct Current).
Akan tetapi, peralatan elektronika yang kita gunakan sekarang ini sebagian besar
membutuhkan arus DC dengan tegangan yang lebih rendah untuk pengoperasiannya. Oleh karena

Judul Modul: Ahli Teknik Otomasi Industri Bidang Perancangan


Peralatan Dan Sistem Elektronik Halaman: 11 dari 27
Buku Informasi Versi: 2020

11
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
AHLI TEKNIK OTOMASI INDUSTRI C.282900.030.01 ; C.282900.040.01
BIDANG PERANCANGAN PERALATAN DAN SISTEM ELEKTRONIK

itu, hampir setiap peralatan Elektronika memiliki sebuah rangkaian yang berfungsi untuk
melakukan konversi arus listrik dari arus AC menjadi arus DC dan juga untuk menyediakan
tegangan yang sesuai dengan rangkaian Elektronika-nya. Rangkaian yang mengubah arus listrik
AC menjadi DC ini disebut dengan DC Power Supply atau dalam bahasa Indonesia disebut
dengan Catu daya DC. DC Power Supply atau Catu Daya ini juga sering dikenal dengan nama
“Adaptor”.
Sebuah DC Power Supply atau Adaptor pada dasarnya memiliki 4 bagian utama agar
dapat menghasilkan arus DC yang stabil. Keempat bagian utama tersebut diantaranya adalah
Transformer, Rectifier, Filter dan Voltage Regulator.
Sebelum kita membahas lebih lanjut mengenai Prinsip Kerja DC Power Supply, sebaiknya
kita mengetahui Blok-blok dasar yang membentuk sebuah DC Power Supply atau Pencatu daya
ini. Dibawah ini adalah Diagram Blok DC Power Supply (Adaptor) pada umumnya.

Gambar Blok Diagram DC Power Supply


a) Transformator (Transformer / Trafo)
Transformator (Transformer) atau disingkat dengan Trafo yang digunakan untuk DC
Power supply adalah Transformer jenis Step-down yang berfungsi untuk menurunkan tegangan
listrik sesuai dengan kebutuhan komponen Elektronika yang terdapat pada rangkaian adaptor (DC
Power Supply). Transformator bekerja berdasarkan prinsip Induksi elektromagnetik yang terdiri
dari 2 bagian utama yang berbentuk lilitan yaitu lilitan Primer dan lilitan Sekunder. Lilitan Primer
merupakan Input dari pada Transformator sedangkan Output-nya adalah pada lilitan sekunder.
Meskipun tegangan telah diturunkan, Output dari Transformator masih berbentuk arus bolak-balik
(arus AC) yang harus diproses selanjutnya.

Gambar Trasformator

Judul Modul: Ahli Teknik Otomasi Industri Bidang Perancangan


Peralatan Dan Sistem Elektronik Halaman: 12 dari 27
Buku Informasi Versi: 2020

12
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
AHLI TEKNIK OTOMASI INDUSTRI C.282900.030.01 ; C.282900.040.01
BIDANG PERANCANGAN PERALATAN DAN SISTEM ELEKTRONIK

b) Penyearah Gelombang (Rectifier)


Rectifier atau penyearah gelombang adalah rangkaian Elektronika dalam Power Supply
(catu daya) yang berfungsi untuk mengubah gelombang AC menjadi gelombang DC setelah
tegangannya diturunkan oleh Transformator Step down. Rangkaian Rectifier biasanya terdiri
dari komponen Dioda. Terdapat 2 jenis rangkaian Rectifier dalam Power Supply yaitu “Half
Wave Rectifier” yang hanya terdiri dari 1 komponen Dioda dan “Full Wave Rectifier” yang
terdiri dari 2 atau 4 komponen dioda.
Prinsip penyearah (rectifier) yang paling sederhana ditunjukkan pada gambar 2.3. berikut
ini. Transformator diperlukan untuk menurunkan tegangan AC dari jala-jala listrik pada
kumparan primernya menjadi tegangan AC yang lebih kecil pada kumparan sekundernya.

Gambar Rangkaian Penyearah Sederhana


Pada rangkaian ini, dioda berperan untuk hanya meneruskan tegangan positif ke beban
RL. Ini yang disebut dengan penyearah setengah gelombang (half wave). Untuk mendapatkan
penyearah gelombang penuh (full wave) diperlukan transformator dengan center tap (CT)

Gambar Rangkaian Penyearah Gelombang Penuh


c) Penyaring (Filter)
Dalam rangkaian DC Power supply, filter digunakan untuk meratakan sinyal arus yang
keluar dari Rectifier. Filter ini biasanya terdiri dari komponen Kapasitor (Kondensator) yang
berjenis Elektrolit atau ELCO (Electrolyte Capacitor).

Judul Modul: Ahli Teknik Otomasi Industri Bidang Perancangan


Peralatan Dan Sistem Elektronik Halaman: 13 dari 27
Buku Informasi Versi: 2020

13
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
AHLI TEKNIK OTOMASI INDUSTRI C.282900.030.01 ; C.282900.040.01
BIDANG PERANCANGAN PERALATAN DAN SISTEM ELEKTRONIK

Gambar Penyaring (Filter) DC Power Supply


d) Pengatur Tegangan (Voltage Regulator)
Untuk menghasilkan Tegangan dan Arus DC (arus searah) yang tetap dan stabil,
diperlukan Voltage Regulator yang berfungsi untuk mengatur tegangan sehingga tegangan
Output tidak dipengaruhi oleh suhu, arus beban dan juga tegangan input yang berasal Output
Filter. Voltage Regulator pada umumnya terdiri dari Dioda Zener, Transistor atau IC (Integrated
Circuit).
Pada DC Power Supply yang canggih, biasanya Voltage Regulator juga dilengkapi dengan
Short Circuit Protection (perlindungan atas hubung singkat), Current Limiting (Pembatas Arus)
ataupun Over Voltage Protection (perlindungan atas kelebihan tegangan).

Gambar Rangkaian Dasar IC Voltage Regulator

2. Tegangan, Daya dan Arus listrik


2.1 Tegangan
Tegangan listrik adalah perbedaan potensial antara dua titik listrik yang dinyatakan dengan
satun volt. Tegangan listrik 1 phase di Indonesia adalah sebesar 220 volt, sedangkan 3 phase 380
volt.
2.2 Daya listrik
Daya listrik adalah laju hantaran energi dalam rangkaian listrik. Satuan daya bisa
watt, VA (volt ampere), ataupun VAR (Volt ampere Reaktif).

Judul Modul: Ahli Teknik Otomasi Industri Bidang Perancangan


Peralatan Dan Sistem Elektronik Halaman: 14 dari 27
Buku Informasi Versi: 2020

14
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
AHLI TEKNIK OTOMASI INDUSTRI C.282900.030.01 ; C.282900.040.01
BIDANG PERANCANGAN PERALATAN DAN SISTEM ELEKTRONIK

Daya semu dengan satuan VA


S=VxI

Daya aktif dengan satuan watt


P = S Cos Ø
= V x I Cos Ø

Dari persamaan diatas dapat disimoulkan bahwa 1 VA = 1 watt / cos Ø, kita ambil contoh
Cos Ø = 0.8 maka 1 VA = 0.8 watt.

3. Arus listrik
Sebuah arus listrik atau listrik dinamis adalah laju aliran muatan listrik melewati suatu
titik atau bagian.

Untuk 1 phase
Untuk 3 phase

Dimana :
P = Besar daya listrik
V = Besar tegangan listrik
I = Arus listrik
Cos phi = besarnya faktor daya listrik (biasanya 0.8)

Judul Modul: Ahli Teknik Otomasi Industri Bidang Perancangan


Peralatan Dan Sistem Elektronik Halaman: 15 dari 27
Buku Informasi Versi: 2020

15
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
AHLI TEKNIK OTOMASI INDUSTRI C.282900.030.01 ; C.282900.040.01
BIDANG PERANCANGAN PERALATAN DAN SISTEM ELEKTRONIK

2. Perancangan Peralatan dan Sistem Kelistrikan


2.1 Perhitungan arus listrik
Untuk melakukan perhitungan arus, terlebih dahulu melakukan identifikasi
perangkat elektronik dan kelistrikan. Data yang diambil berupa tegangan ataupun daya pada
perangkat kelistrikan dan perangkat elektronik. Setelah data didapatkan maka akan
dilakukan perhitungan dengan rumus diatas.
Tahapan perhitungan arus pada sistem kelistrikan,
1. Melakukan identifikasi perangkat elektronik dan kelistrikan berupa tegangan dan daya.
2. melakukan penjumlahan secara total pada peralatan dan perangkat kelistrikan
3. menghitung dengan rumus untuk mengetahui total arus pada sistem ketika dinyalakan
saat bersamaan.

2.2 Perhitungan penentuan diameter kabel


Ada beberapa tahap untuk menentukan ukuran diameter kabel instalasi kelistrikan
yang akan dipasang, baik di perumahan ataupun tempat industri. Adapun tahap – tahap yang
harus dilakukan untuk menentukan ukuran diameter kabel listrik adalah sebagai berikut :

1. Menghitung arus nominal


Alasannya adalah untuk menentukan seberapa besar penampang kabel dan berapa
ukuran MCB yang akan kita gunakan. dari hasil ukuran nominal tersebut kita bisa tentukan
MCB yang akan kita gunakan dalam hal ini MCB sebisa mungkin lebih tinggi dari arus
yang dibutuhkan tetapi mendekati hasil perhitungan.

2. Memilih kabel sesuai dengan ukuran KHA


Ada dua cara untuk menentukan ukuran kabel, yang pertama dengan cara melihat
tabel KHA kabel dan yang kedua dengan rumus.
Tabel Daya Hantar Kabel Tembaga pada Circuit Breaker

Judul Modul: Ahli Teknik Otomasi Industri Bidang Perancangan


Peralatan Dan Sistem Elektronik Halaman: 16 dari 27
Buku Informasi Versi: 2020

16
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
AHLI TEKNIK OTOMASI INDUSTRI C.282900.030.01 ; C.282900.040.01
BIDANG PERANCANGAN PERALATAN DAN SISTEM ELEKTRONIK

Rumus cara menentukan kabel power listrik

q = ( L . N ) : ( Y . eV . E )
Keterangan :

q = Penampang kabel dalam mm


L = Jarak dalam meter

Judul Modul: Ahli Teknik Otomasi Industri Bidang Perancangan


Peralatan Dan Sistem Elektronik Halaman: 17 dari 27
Buku Informasi Versi: 2020

17
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
AHLI TEKNIK OTOMASI INDUSTRI C.282900.030.01 ; C.282900.040.01
BIDANG PERANCANGAN PERALATAN DAN SISTEM ELEKTRONIK

N = Daya dalam watt


Y = Daya hantar jenis
eV = Rugi tegangan dalam volt
E = Tegangan dalam volt

Daya hantar jenis tembaga 56, aluminium 32.7 dan besi 7

3. Koreksi terhadap temperature

Dalam pemilihan suatu ukuran kabel perlu diperhatikan kondisi temperature.


berikut adalah faktor koreksi terhadap temperatur sekitar kabel :

Temperature 25 C x 1.03
Temperature 30 C x 1
Temperature 35 C x 0.94
Temperature 40 C x 0.87
Temperature 45 C x 0.79
Temperature 50 C x 0.71

2.3 Perhitungan Daya dan penentuan Circuit Braker.


MCB yang merupakan singkatan dari Miniature Circuit Breaker atau sering disebut
dengan Breaker adalah alat yang berfungsi untuk membatasi arus listrik yang digunakan dan
juga sebagai pengaman dalam Instalasi Listrik. Sebagai pengaman, MCB akan secara
otomatis akan memutuskan arus listrik jika terjadi hubungan singkat (Short Circuit) dan
juga memutuskan aliran listrik jika penggunaan daya listrik melebihi batas yang telah
ditentukan.
Dengan data yang didapat seperti tegangan dan arus maka dapat dicari besaran daya
semu maupun daya aktif dengan menggunakan rumus seperti dibawah ini.

Setelah nilai arus yang didapat maka pemilihan MCB dapat dilakukan dengan
menggunakan tabel dibawah ini, dengan nilai Circuit breaker yang lebih besar dibandingkan
dengan total arus yang didapat.

Judul Modul: Ahli Teknik Otomasi Industri Bidang Perancangan


Peralatan Dan Sistem Elektronik Halaman: 18 dari 27
Buku Informasi Versi: 2020

18
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
AHLI TEKNIK OTOMASI INDUSTRI C.282900.030.01 ; C.282900.040.01
BIDANG PERANCANGAN PERALATAN DAN SISTEM ELEKTRONIK

Judul Modul: Ahli Teknik Otomasi Industri Bidang Perancangan


Peralatan Dan Sistem Elektronik Halaman: 19 dari 27
Buku Informasi Versi: 2020

19
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
AHLI TEKNIK OTOMASI INDUSTRI C.282900.030.01 ; C.282900.040.01
BIDANG PERANCANGAN PERALATAN DAN SISTEM ELEKTRONIK

MEMBUAT LAPORAN PERANCANGAN

A. Pengetahuan yang Diperlukan dalam Membuat Laporan Perancangan


Laporan perancangan dibuat sesuai dengan format yang ditetapkan perusahaan
Apabila semua perhitungan lux, beban seimbang, daftar komponen sudah sesuai dengan
format laporan
Perhitungan, beban dan daftar telah dilakukan sebelumnya pada perancangan
instalasi. Dan perancangan berjalan dengan baik, maka operator masih mempunyai
kewajiban lain yang harus dipenuhi berikutnya yakni membuat laporan perancangan
instalasi Elektronik. Laporan ini berfungsi untuk memberikan informasi kepada pihak
yang berwenang bahwasanya semua tahapan-tahapan sebelum melakukan perancangan
instalasi Elektronik telah dijalankan sesuai dengan SOP dan aturan-aturan lainnya yang
berlaku hingga perancangan instalasi Elektronik dengan baik dan lancar.
Semua langkah-langkah sebelum perancangan yakni dokumen-dokumen
pemeriksaan dan pengukuran semuanya dilampirkan dalam laporan yang dibuat, karena
dokumen-dokumen tersebut merupakan bukti pelaksanaan dari pemeriksaan dan
perakitan yang dilaksanakan.
Laporan ini ditujukan kepada pihak yang berwenang dalam masalah pengujian
dan perancangan Elektronik dalam suatu perusahaan tidak semuanya sama, begitu pula
dengan format laporannya karena dalam hal ini tidak ada standar yang baku dalam
pembuatannya. Selain ditujukan kepada yang berwenang, dalam laporan juga
dimasukan orang-orang yang terlibat di dalam setiap langkah-langkah sebelum
perencangan Misalnya seperti desainer, bagian perhitungan, teknisi dan yang lainnya.
Laporan kegiatan seperti ini didalam perusahaan tidak seperti yang terdapat
dalam laporan-laporan kegiatan pada instansi, perkantoran atau masyarakat. Pembuatan
laporan kegiatan perancangan Elektronik ini sifatnya sangat sederhana dan mudah
dipahami oleh setiap orang sehingga dapat dikerjakan dan dibuat dalam waktu singkat.
Bahkan format laporan tersebut terkadang sudah tersedia hanya tinggal menuliskan
kegiatan/pekerjaan yang telah dilakukan berikut dengan hasilnya.
Berita acara perancangan dibuat sebagai dokumen akhir bahwa pekerjaan
pemeriksaan, perakitan dan perencangan instalasi Elektronik berjalan dengan baik dan

Judul Modul: Ahli Teknik Otomasi Industri Bidang Perancangan


Peralatan Dan Sistem Elektronik Halaman: 20 dari 27
Buku Informasi Versi: 2020

20
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
AHLI TEKNIK OTOMASI INDUSTRI C.282900.030.01 ; C.282900.040.01
BIDANG PERANCANGAN PERALATAN DAN SISTEM ELEKTRONIK

sesuai dengan SOP serta tidak ada penyimpangan dalam aturan PUIL. Berita acara
perancangan merupakan dokumen yang menetapkan bahwa pekerjaan sudah dapat
digunakan secara permanen untuk mendukung jalannya produksi. Berita acara
perancangan juga merupakan bukti serah terima pekerjaan perancangan instalasi
bangunan kepada operator, sehingga operator sudah bisa diserahkan tanggung
jawabnya dalam menjalankan rangangan tersebut. Berita acara ini ditanda-tangani oleh
operator dan pihak terkait dari perusahaan yang berwenang menyerahkan pekerjaan
tersebut kepada operator yang telah dinilai cakap untuk memegang tanggung jawab
prencangan instalasi bangunan. Dalam berita acara dilampirkan pula semua dokumen-
dokumen dari pekerjaan yang telah dilaksanakan. Semua dokumen tersebut menjadi
bagian dari pada lampiran berita acara yang disampaikan.

B. Keterampilan yang Diperlukan dalam Membuat Laporan Perancangan


1. Cara membuat laporan perancangan
2. Cara membuat berita acara perancangan

C. Sikap kerja yang Diperlukan dalam Membuat Laporan Perancangan


1. Cermat
2. Teliti
3. Sesuai SOP

Judul Modul: Ahli Teknik Otomasi Industri Bidang Perancangan


Peralatan Dan Sistem Elektronik Halaman: 21 dari 27
Buku Informasi Versi: 2020

21
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
AHLI TEKNIK OTOMASI INDUSTRI C.282900.030.01 ; C.282900.040.01
BIDANG PERANCANGAN PERALATAN DAN SISTEM ELEKTRONIK

DAFTAR PUSTAKA

A. Dasar Perundang-undangan
1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2016. Teknik Otomasi Industri.
Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Pendidikan
2. Kementerian Tenaga Kerja Dan Transmigras. 2011. Materi Pelatihan Berbasis
Kompetensisektor Listrik Sub Sektor Elektronika Industri. Direktorat Jenderal
Pembinaan Pelatihan Dan Produktivitas

B. Buku Referensi
1. Sutrisno. 1986. Elektronika Teori dan Penerapannya. Bandung : ITB. Widodo,
Sri. 2002. Elektronika Dasar. Jakarta : Salemba Teknika.
2. Hesti, Emilia. 2013. Bahan Ajar Praktek Rancangan Rangkaian Elektronika.
Palembang : Politeknik Negeri Sriwijaya
3. Yunus Imaryanti .2018. Perawatan dan Perbaikan Peralatan Elektronika.
Makasar :Universitas Negeri Makasar.

C. Majalah atau Buletin


1. –

D. Referensi Lainnya
Browsing Internet:
1. Modul Teori
2. Pengertian dan Fungsi Induktor beserta Jenis-jenis Induktor:
http://teknikelektronika.com/pengertian-dan-fungsi-induk tor-beserta-jenis-
jenis- induktor/ Diakses pada 3 Januari 2018.
3. Jenis-jenis Kapasitor : https://djukarna.files.wordpress.com/ 2012/03/kap6.jpg
. Diakses pada 3 Januari 2019.
4. Pengertian Dan Fungsi Kapasitor : http://artikel.okeschool.
com/artikel/fisika/570/pengertian-dan-fungsi-kapasitor.html Diakses pada 3
Januari 2018. Schoolphysics.2013. Transistors,
http://www.schoolphysics.co.uk/age1619/

Judul Modul: Ahli Teknik Otomasi Industri Bidang Perancangan


Peralatan Dan Sistem Elektronik Halaman: 22 dari 27
Buku Informasi Versi: 2020

22
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
AHLI TEKNIK OTOMASI INDUSTRI C.282900.030.01 ; C.282900.040.01
BIDANG PERANCANGAN PERALATAN DAN SISTEM ELEKTRONIK

5. Prosedur Pengujian dan inspeksi APD :


(https://www.academia.edu/16854224/PROSEDUR_PENGUJIAN_DAN_INSPEK
SI_APD)
6. Perawatan dan Perbaikan rangkaian elektronika :
http://ppg.spada.ristekdikti.go.id/master/pluginfile.php/29163/mod_resource/content/3
/Kegiatan%20Belajar%2004%20-%20Elektronika%20Dasar.pdf

Judul Modul: Ahli Teknik Otomasi Industri Bidang Perancangan


Peralatan Dan Sistem Elektronik Halaman: 23 dari 27
Buku Informasi Versi: 2020

23
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
AHLI TEKNIK OTOMASI INDUSTRI C.282900.030.01 ; C.282900.040.01
BIDANG PERANCANGAN PERALATAN DAN SISTEM ELEKTRONIK

DAFTAR PERALATAN/MESIN DAN BAHAN

A. Daftar Peralatan/Mesin

No. Nama Peralatan/Mesin Keterangan


1. Laptop/Komputer, Infocus, laserpointer Di Ruang Teori & Praktek
2. Printer Di Ruang Teori & Praktek
3. Pelubang kertas Di Ruang Teori & Praktek
4. Penjepit kertas ukuran kecil dan sedang Di Ruang Teori & Praktek
5. Standar chart dan kelengkapannya Di Ruang Teori & Praktek
6. Peralatan Praktik terkait dgn keahlian Di Ruang Teori & Praktek
peserta (untuk evaluasi praktik)
7. Multimeter Di Ruang Teori & Praktek
8. Protoboard Di Ruang Teori & Praktek
9. Baterai Di Ruang Teori & Praktek
10. Catudaya Di Ruang Teori & Praktek
11. Kabel Jumper Di Ruang Teori & Praktek
12. LED Di Ruang Teori & Praktek
13. IC Di Ruang Teori & Praktek
14. Resistor Di Ruang Teori & Praktek
15. Kapasitor Di Ruang Teori & Praktek
16. Transistor Di Ruang Teori & Praktek

Judul Modul: Ahli Teknik Otomasi Industri Bidang Perancangan


Peralatan Dan Sistem Elektronik Halaman: 24 dari 27
Buku Informasi Versi: 2020

24
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
AHLI TEKNIK OTOMASI INDUSTRI C.282900.030.01 ; C.282900.040.01
BIDANG PERANCANGAN PERALATAN DAN SISTEM ELEKTRONIK

B. Daftar Bahan

No. Nama Bahan Keterangan


1. Modul Pelatihan (buku informasi, buku kerja, Setiap peserta
buku penilaian)
2. Kertas HVS A4
3. Spidol whiteboard
4. Spidol marker
5. Kertas chart (flip chart)
6. Tinta printer
7. ATK siswa
8. Brosur, leaflet
9. Lembar pendaftaran

Judul Modul: Ahli Teknik Otomasi Industri Bidang Perancangan


Peralatan Dan Sistem Elektronik Halaman: 25 dari 27
Buku Informasi Versi: 2020

25
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
AHLI TEKNIK OTOMASI INDUSTRI C.282900.030.01 ; C.282900.040.01
BIDANG PERANCANGAN PERALATAN DAN SISTEM ELEKTRONIK

LAMPIRAN

Judul Modul: Ahli Teknik Otomasi Industri Bidang Perancangan


Peralatan Dan Sistem Elektronik Halaman: 26 dari 27
Buku Informasi Versi: 2020

26
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
AHLI TEKNIK OTOMASI INDUSTRI C.282900.030.01 ; C.282900.040.01
BIDANG PERANCANGAN PERALATAN DAN SISTEM ELEKTRONIK

DAFTAR PENYUSUN MODUL

NO. NAMA PROFESI


1. Abdul Muchlis Instruktur dan Asisten LSP
2. Hilwah Nur Islamiyanti Asisten LSP

Judul Modul: Ahli Teknik Otomasi Industri Bidang Perancangan


Peralatan Dan Sistem Elektronik Halaman: 27 dari 27
Buku Informasi Versi: 2020

27

Anda mungkin juga menyukai