Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan teknologi dewasa ini mengalami peningkatan yang sangat pesat.
Perkembangan ini cenderung mengarah pada peningkatan optimalisasi kecepatan kerja dan
minimalisasi. Artinya komponen elektronika atau kelistrikan diupayakan menggunakan
materi dan ukuran yang semakin kecil tetapi memiliki kemampuan kecepatan maupun kerja
yang lebih tinggi. Kesibukan manusia untuk melakukan kontrol secara kontinyu juga sangat
mempengaruhi, yang kian memilih produk yang melakukan pengoperasian otomatis
dibandingkan dengan produk yang cara pengoperasian manual. Dengan latar belakang
tersebut, mahasiswa mendapatkan materi praktikum yang dituntut untuk dapat memahami
dan merancang “Rangkaian Kontrol Pompa Air Kotor Menggunakan WLC Omron Type
61F-G”
WLC atau Water Level Control adalah satu dari sekian banyak system yang ada dalam
dunia industry maupun dalam kehidupan sehari-hari. Disamping sederhana, system tersebut
banyak sekali digunakan dalam dunia industry dan kehidupan sehari-hari. Misalkan saja pada
industry kimia yang memproduksi limbah. Dengan dukungan system, proses industry bisa
diawasi dan dikendalikan dari jauh, sehingga dapat menghemat waktu, biaya dan tenaga.
Dalam kehidupan sehari-haripun system ini sudah banyak diterapkan untuk mempermudah
kerja manusia.
1.2 Tujuan
Setelah selesai melakukan praktek, mahasiswa diharapkan dapat:
a. Memahami cara kerja rangkaian control pompa untuk akir kotor menggunakan WLC
b. Membuat rangkaian kontrol pompa untuk air kotor menggunakan WLC secara tepat dan
benar
c. Memilih komponen yang diperlukan untuk rangkaian pompa air kotor
d. Menginstalasi rangkaian kontrol pompa untuk air kotor menggunakan WLC
e. Menguji coba rangkaian kontrol pompa air kotor menggunakan WLC
f. Mencari/ memperbaiki gangguan (troubleshooting) pada rangkaian control pompa air
kotor menggunakan WLC
g. Bekerja dengan disiplin, tepat waktu, rapi, inovatif serta menguasai mateeeri praktik.
BAB II

TEORI DASAR

TEORI-TEORI PENUNJANG JOBSHEET

2.1 MCB (Miniature Circuit Breaker)

MCB (Miniature Circuit Breaker) atau Miniatur Pemutus Sirkuit adalah sebuah perangkat
elektromekanikal yang berfungsi sebagai pelindung rangkaian listrik dari arus yang
berlebihan. Dengan kata lain, MCB dapat memutuskan arus listrik secara otomatis ketika arus
listrik yang melewati MCB tesebut melebihi nilai yang ditentukan. Terjadinya kelebihan arus
listrik ini dapat dikarenakan adanya hubung singkat (Short Circuit) ataupun adanya beban lebih
(Overload). Namun saat arus dalam kondisi normal, MCB dapat berfungsi sebagai saklar yang
bisa menghubungkan atau memutuskan arus listrik secara manual.

Berdasarkan fasanya, MCB dibagi menjadi 2 tipe, yaitu : MCB 1 Phasa dan 3 Phase

Menurut karakteristik Tripnya, ada tiga tipe utama dari MCB, yaitu: tipe B, tipe C, dan tipe D
yang didefinisikan dalam IEC 60898.

1. MCB Tipe B, adalah tipe MCB yang akan trip ketika arus beban lebih besar 3
sampai 5 kali dari arus maksimum atau arus nominal MCB. MCB tipe B merupakan
karateristik trip tipe standar yang biasa digunakan pada bangunan domestik.
2. MCB Tipe C, adalah tipe MCB yang akan trip ketika arus beban lebih besar 5
sampai 10 kali arus nominal MCB. Karakteristik trip MCB tipe ini akan menguntungkan
bila digunakan pada peralatan listrik dengan arus yang lebih tinggi, seperti lampu, motor
dan lain sebagainya.
3. MCB tipe D, adalah tipe MCB yang akan trip ketika arus beban lebih besar 8
sampai 12 kali arus nominal MCB. Karakteristik trip MCB tipe D merupakan
karakteristik trip yang biasa digunakan pada peralatan listrik yang dapat menghasilkan
lonjakan arus kuat seperti, transformator, dan kapasitor.

2.2 Kontaktor

Kontaktor merupakan komponen listrik yang berfungsi untuk menyambungkan atau


memutuskan arus listrik AC. Kontaktor atau sering juga disebut dengan istilah relay contactor
dapat kita temui pada panel kontrol listrik. Pada panel listrik contactor sering digunakan sebagai
selektor atau saklar transfer dan interlock pada sistem ATS. Berikut adalah bentuk contactor
yang dapat kita temui.
Prinsip kerja contactor sama seperti relay, dalam contactor terdapat beberapa saklar yang
dikendalikan secara elektromagnetik. Pada suatu contactor terdapat beberpa saklar dengan jenis
NO (Normaly Open) dan NC (Normaly Close) dan sebuah kumparan atau coil elektromagnetik
untuk mengendalikan saklar tersebut. Apabila coil elektromagnetik contactor diberikan sumber
tegangan listrik AC maka saklar pada contactor akan terhubung, atau berubah kondisinya, yang
semula OFF menjadi ON dan sebaliknya yang awalnya ON menjadi OFF. Untuk memahami
prinsip kerja contactor dapat dilihat dari gambar skema contactor berikut.

Anda mungkin juga menyukai