DISUSUN OLEH
MEGA SAPUTRI 1805031007
MUHAMMAD RIZKI 1805031028
PANGIHUTAN SINAGA 1805031012
REZA PAHLAWAN 1805031050
RISKY SYAWALUDDIN 1805031008
DISUSUN OLEH :
EL – 6C
Kelas : EL-6C
Kelompok : Kelompok 5
Nilai :
i
DAFTAR ISI
LEMBAR PENILAIAN............................................................................................................ i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULAN........................................................................................................... 1
ii
BAB I
PENDAHULAN
2.1 Pendahuluan
Latihan bengkel semester VI ini tertuju pada perencanan instalasi Kontrol listrik pada
pompa air limbah yang diperkecil, yang bertujuan agar kelak dapat merencanakn penginstalasi
pada proyek yang sebenarnya. Pada akhir praktek semester VI ini mahasiswa akan mendapat
tugas membuat laporan praktek.
Maksud dari pembuatan laporan praktek ini adalah membimbing mahasiswa untuk
mencapai tujuan utama yakni menghasilkan mahasiswa yang memiliki nalar, kreatifitas, dan
kemampuan/skill yang tinggi sebagai modal dalam menghadapi dan menguasai keadaan
lapangan kelak. Karena hal-hal diatas maka pemasangan instalasi control listrik harus benar-
benar direncanakan dari awal hingga selesai. Untuk lebih maksimal sebaiknya pekerjaan
tersebut mengikuti sistem yang disarankan pada PUIL.
Karena disana telah dijelaskan dengan rinci bagaimana tentang instalasi kontrol listrik
yang baik dan benar serta memenuhi standard. Disana juga diterangkan beberapa Teknik proses
perencangan dari pemasangan instalasi control listrik sebagaimana mestinya.Misalnya
;melakukan pendataan komponen yang akan digunakan sesuai PUIL berlaku, mengukur waktu
selama proses pengerjaan seperti penarikan kabel, penempatan peralatan,
penyambungankabel,serta mencari kesalahan(troubleshooting ).
Namun bukan hal tersebut saja dalam hal ini juga dipraktikkan juga bagaimana cara
perencanaan menginstalasi motor3 phase sebagai output dari control pompa air limbah yang
terhubung bintang secara DOL (Direct On Line). Yang mana proses pengerjaan harus
dilakukandenganmenggunakanpedomanPUIL2011.Namun sebelum kita melakukan pekerjaan
instalasi motor 3
1
BAB II
PEMBAHASAN
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
d S29
e LEVEL 4
f
S28
g LEVEL 3
h SUMUR B
S27
LEVEL 2
i
j S26
LEVEL 1
k
n b12 b16
p S11
q P1
r
SUMUR A
s
P2
t
2
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
c LINE UP TERMINAL
e
WIRING CHANEL
f
i
WIRING CHANEL
j
m
WIRING CHANEL
n
o
TRAFO
p
q
WIRING CHANEL
y
LAYOUT PANEL KONTROL Page : 00
z
3
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
220V 10a
a
F08 10b
b 6A
48V
c
F09
d 6A
e 220V/48V
3
f S01
h F07
6A
i PANEL BODY
j
PANEL DOOR
k
l RACK
o 220V 10o
48V 10p
p
PE
PE
PE
L1
L2
L3
q
U
U
W
W
N
V
V
u
SUPPLY PHB
y
DIAGRAM SUMBER KONTROL Page : 1
z
4
5
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
c
4 1 5 1
19g 1 6 11 1
g
i 5
j
S26 S27 S28 S29
k 6 7 8 9
q
NO NC NO NC NO NC NO NC NO NC NO NC
v
LEVEL 4
LEVEL 1
LEVEL 3
LEVEL 2
IMPULS
y
DIAGRAM KONTROL Page : 3
z
6
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
d
PE
e
a
f b
K.PUMP 1
c
g d
e
h f
K.PUMP 2
g
i h
1
j 2 FLOWTING SWITCHS S11
PE
3
k NO FLOW CONTROLLER
4
PUMP 1 (b12)
N
l
5
6
m FLOWTHING SWITCH S26
PE
7
n FLOWTHING SWITCH S27
PE
8
o FLOWTHING SWITCH S28
PE
9
p FLOWTHING SWITCH S29
PE
10 SWITCH / AUTO PUMP 1
q
11
12
r SWITCH / AUTO PUMP 2
13
14
s N
ALARM CONTROLLER
t 16 NO FLOW CONTROLLER
PUMP 2 (b16)
N
u 17
N
v 18
N
w
y
REKAPITULASI TERMINAL Page : 4
z
7
2.2 Komponen/ Bahan yang digunakan
MCB adalah suatu rangkaian pengaman yang dilengkapi dengan komponen thermis
(bimetal) untuk pengaman beban lebih dan juga dilengkapi relay elektromagnetik untuk
pengaman hubung singkat. Dengan kata lain, MCB dapat memutuskan arus listrik secara
otomatis ketika arus listrik yang melewati MCB tersebut melebihi nilai yang ditentukan. Rating
arusnya bisa mencapai 125 A.
Pada kondisi Normal, MCB berfungsi sebagai sakelar manual yang dapat
menghubungkan (ON) dan memutuskan (OFF) arus listrik.MCB juga memiliki fungsi sebagai
proteksi dari beban lebih dan kesalahan pada hubung singkat. Sehingga MCB memiliki 2
operasi yang berbeda, yaitu pengaman secara thermis dan pengaman secara elektromagnetik.
Secara thermis, MCB akan memproteksi sebuah sirkuit dari arus beban lebih dengan bantuan
bimetal strip, sehingga apabila terjadi beban lebih pada suatu sirkuit maka akan timbul panas
dan membuat bimetal menjadi bengkok sehingga MCB trip. Sedangkan secara
elektromahnetik, MCB akan memproteksi sebuah sirkuit dari kesalahan hubung singkat yang
dideteksi oleh magnetic trip berupa solenoid dimana besarnya arus listrik yang mengalirakan
menimbulkan gaya tarik magnet pada solenoid yang menarik tuas sehingga MCB trip.
8
• Komponen – komponen pada MCB
MCB ini bekerja menggunakan prinsip bimetal dan memiliki beberapa komponen atau
elemen. terlihat pada gambar diatas,
a. Palang (latch)
b. Solenoid
c. Tuas
d. Plunger
e. Terminal masukan
g. Arc Chutes
h. Kontak bergerak
i. Kontak tetap
k. Terminal keluaran
l. Bimetal carrier
m. Bimetal str.
9
2. Saklar Impuls
Saklar impuls adalah salah satu jenis saklar yang bekerja berdasarkan prinsip
elektromagnetik dengan posisi saklar yang akan berubah setiap impuls bekerja ketika ada
tegangan yang masuk ke coil. Dalam pengoperasiannya, saklar impuls harus dikombinasikan
dengan saklar tekan (push button). Saklar tekan adalah saklar yang dapat menghubungkan dan
memutuskan aliran listrik tanpa adanya penguncian.
Dalam mengontrol sebuah beban (on atau off), saklar tekan berfungsi sebagai kontrol
bantu sehingga apabila ada sinyal dari saklar tekan maka impuls akan bekerja dan membuat
beban akan ON atau OFF.
Push button di tekan > Impuls bekerja OFF > lampu padam
Push button di tekan > Impuls bekerja OFF > lampu padam
Begitu seterusnya………
10
• Simbol Saklar Impuls
11
3. RELAY
Relay adalah Saklar (Switch) yang dioperasikan secara listrik dan merupakan komponen
Electromechanical (Elektromekanikal) yang terdiri dari 2 bagian utama yakni Elektromagnet
(Coil) dan Mekanikal (seperangkat Kontak Saklar/Switch). Relay menggunakan Prinsip
Elektromagnetik untuk menggerakkan Kontak Saklar sehingga dengan arus listrik yang kecil
(low power) dapat menghantarkan listrik yang bertegangan lebih tinggi. Sebagai contoh,
dengan Relay yang menggunakan Elektromagnet 5V dan 50 mA mampu menggerakan
Armature Relay (yang berfungsi sebagai saklarnya) untuk menghantarkan listrik 220V 2A.
Dibawah ini adalah gambar bentuk Relay dan Simbol Relay yang sering ditemukan di
Rangkaian Elektronika.
1. Electromagnet (Coil)
2. Armature
4. Spring
12
Berikut ini merupakan gambar dari bagian-bagian Relay :
▪ Normally Close (NC) yaitu kondisi awal sebelum diaktifkan akan selalu berada di
posisi CLOSE (tertutup)
▪ Normally Open (NO) yaitu kondisi awal sebelum diaktifkan akan selalu berada di posisi
OPEN (terbuka)
Berdasarkan gambar diatas, sebuah Besi (Iron Core) yang dililit oleh sebuah kumparan
Coil yang berfungsi untuk mengendalikan Besi tersebut. Apabila Kumparan Coil diberikan
arus listrik, maka akan timbul gaya Elektromagnet yang kemudian menarik Armature untuk
berpindah dari Posisi sebelumnya (NC) ke posisi baru (NO) sehingga menjadi Saklar yang
dapat menghantarkan arus listrik di posisi barunya (NO). Posisi dimana Armature tersebut
berada sebelumnya (NC) akan menjadi OPEN atau tidak terhubung. Pada saat tidak dialiri arus
listrik, Armature akan kembali lagi ke posisi Awal (NC). Coil yang digunakan oleh Relay
untuk menarik Contact Poin ke Posisi Close pada umumnya hanya membutuhkan arus listrik
yang relative kecil.
13
• Fungsi-fungsi dan Aplikasi Relay
Beberapa fungsi Relay yang telah umum diaplikasikan kedalam peralatan Elektronika
diantaranya adalah :
B. Relay digunakan untuk memberikan Fungsi penundaan waktu (Time Delay Function)
C. Relay digunakan untuk mengendalikan Sirkuit Tegangan tinggi dengan bantuan dari
Signal Tegangan rendah.
D. Ada juga Relay yang berfungsi untuk melindungi Motor ataupun komponen lainnya dari
kelebihan Tegangan ataupun hubung singkat(short)
4. Auxiliary contact
Pada kontaktor, terdapat auxiliary contact yang bertujuan untuk mengunci kontaktor agar
terus bekerja walau perintah bekerja sudah tidak ada lagi dari operator (lihat terminal 13-14
(NO)).
Selain itu, kontaktor dapat dipasang dengan auxiliary contact tambahan. Tujuan dari
penambahan ini adalah untuk menyediakan saklar ON-OFF lebih banyak yang bisa
dihubungkan ke rangkaian lain seperti aktivasi timer, lampu indicator atau kontaktor lainnya.
14
5. Socket Relay
Socket berfungsi sebagai tempat dudukan relay dan memiiki beberapa nomor sesuai
dengan fungsi setiap terminal.
6. Line Up Terminal
Line up terminal > berfungsi untuk melindungi kabel dari alat yang dapat tersentuh kabel. Atau
sebagai tempat penyambungan kabel ke rangkaian listrik yang ingin di hubungkan.
7. Transformator
Transformator atau sering disingkat dengan istilah Trafo adalah suatu alat listrik yang
dapat mengubah taraf suatu tegangan AC ke taraf yang lain. Maksud dari pengubahan taraf
tersebut diantaranya seperti menurunkan Tegangan AC dari 220VAC ke 12 VAC ataupun
menaikkan Tegangan dari 110VAC ke 220 VAC. Transformator atau Trafo ini bekerja
berdasarkan prinsip Induksi Elektromagnet dan hanya dapat bekerja pada tegangan yang
berarus bolak balik (AC).Transformator (Trafo) memegang peranan yang sangat penting dalam
pendistribusian tenaga listrik. Transformator menaikan listrik yang berasal dari pembangkit
listrik PLN hingga ratusan kilo Volt untuk di distribusikan, dan kemudian Transformator
15
lainnya menurunkan tegangan listrik tersebut ke tegangan yang diperlukan oleh setiap rumah
tangga maupun perkantoran yang pada umumnya menggunakan Tegangan AC 220Volt.
Sebuah Transformator yang sederhana pada dasarnya terdiri dari 2 lilitan atau kumparan
kawat yang terisolasi yaitu kumparan primer dan kumparan sekunder. Pada kebanyakan
Transformator, kumparan kawat terisolasi ini dililitkan pada sebuah besi yang dinamakan
dengan Inti Besi (Core). Ketika kumparan primer dialiri arus AC (bolak-balik) maka akan
menimbulkan medan magnet atau fluks magnetik disekitarnya. Kekuatan Medan magnet
(densitas Fluks Magnet) tersebut dipengaruhi oleh besarnya arus listrik yang dialirinya.
Semakin besar arus listriknya semakin besar pula medan magnetnya. Fluktuasi medan magnet
yang terjadi di sekitar kumparan pertama (primer) akan menginduksi GGL (Gaya Gerak
Listrik) dalam kumparan kedua (sekunder) dan akan terjadi pelimpahan daya dari kumparan
primer ke kumparan sekunder. Dengan demikian, terjadilah pengubahan taraf tegangan listrik
baik dari tegangan rendah menjadi tegangan yang lebih tinggi maupun dari tegangan tinggi
menjadi tegangan yang rendah.
Sedangkan Inti besi pada Transformator atau Trafo pada umumnya adalah kumpulan
lempengan-lempengan besi tipis yang terisolasi dan ditempel berlapis-lapis dengan
kegunaanya untuk mempermudah jalannya Fluks Magnet yang ditimbulkan oleh arus listrik
kumparan serta untuk mengurangi suhu panas yang ditimbulkan.
16
Beberapa bentuk lempengan besi yang membentuk Inti Transformator tersebut diantaranya
seperti :
E – I Lamination
E – E Lamination
L – L Lamination
U – I Lamination
Rasio lilitan pada kumparan sekunder terhadap kumparan primer menentukan rasio
tegangan pada kedua kumparan tersebut. Sebagai contoh, 1 lilitan pada kumparan primer dan
10 lilitan pada kumparan sekunder akan menghasilkan tegangan 10 kali lipat dari tegangan
input pada kumparan primer. Jenis Transformator ini biasanya disebut dengan Transformator
Step Up. Sebaliknya, jika terdapat 10 lilitan pada kumparan primer dan 1 lilitan pada kumparan
sekunder, maka tegangan yang dihasilkan oleh Kumparan Sekunder adalah 1/10 dari tegangan
input pada Kumparan Primer. Transformator jenis ini disebut dengan Transformator Step
Down.
Pipa union terbuat dari plat besi dan mudah dibengkokkan dalam keadaan dingin. Pipa
ini diproduksi oleh pabrik tanpa menggunakan las. Harga pipa ini relatif murah sehingga
mudah didapatkan dipasaran. Fungsi pipa ini adalah untuk melindungi pemasangan kawat
penghantar. Dengan pemasangan pipa akan diperoleh bentuk instalasi yang baik dan rapi.
17
Keunggulan lain dari pipa ini adalah mudah dipotong sehingga memudahkan pekerjaan
instalasi listrik. Untuk menghindari korosi dan karat, pipa ini cocok digunakan di tempat yang
kering. Jika lokasi pemasangannya mudah dijangkau tangan, maka harus dihubungkan dengan
pentanahan, kecuali bila digunakan untuk menyelubungi kawat pentanahan (arde).
Rel din profil ini terbuat dari aluminium. Fungsi dari komponen ini adalah sebagai
dudukan untuk MCB, relay, dan komponen lainnya. Keunggulan dari din profil ini adalah
mudah dipotong sehingga memudahkan pekerjaan instalasi listrik, dan harganya relatif murah.
Saklar merupakan suatu nama yang di berikan untuk menyebut alat yang dapat
berhubungan dengan arus listrik. Saklar merupakan suatu pemutusan dan juga penyambungan
arus listrik atau aliran listrik. Saklar memiliki dua keadaan yaitu keadaan membuka dan
keadaan menutup.
18
Saklar sendiri memiliki fungsi yang utama yaitu sebagai alat yang dapat memutuskan
dan juga menyambungkan arus listrik yang ada di dalam rangkaian. Saklar ini sangat berguna
ketika kita ingin mengatur arus listrik yang masuk dan keluar. Dan dapat juga di gunakan utnuk
memberikan kenyamanan ketika ada hal yang tidak di inginkan.
Wiring channel memiliki fungsi yaitu Untuk Mengkoordinasi Antar Pemilik Jaringan
Kabel, Sepanjang Jalan Pemasangan akan membantu jaringan kabel menjadi lebih tertata dan
merapikan kabel sehingga terlihat tertib dan bersih disepanjang jalan. Fungsi ini sangat
digunakan untuk segala proyek yang berhubungan dengan kabel, Memberikan Kemudahan
Dalam Pemeliharaan Kabel, Dapat Saling Memberi Informasi Bila Terlihat Kerusakan Pada
Masing-Masing Jaringan
19
Pilot Lamp digunakan pada panel, kegunaan pilot lamp adalah untuk mengetahui apakah
ada aliran listrik yang masuk pada panel tersebut, jika terdapat aliran listrik yang masuk maka
lampu pada pilot lamp akan menyala. Untuk itu walaupun kecil pilot lamp merupakan suatu
komponen yang cukup penting pada struktur panel listrik.
Pilot Lamp akan bekerja saat ada tegangan yang masuk ( Phase - Netral ) dtandai dengan
menyala nya lampu pada pilot lamp tersebut.
Warna tersebut paling sering digunakan oleh perakit panel (Panel Maker), sebagai indikator
pada panel.
push Button adalah saklar yang berupa tombol dan berfungsi sebagai pemutus atau
penyambung arus listrik dari sumber arus ke beban listrik.
Suatu sistem saklar tekan push button terdiri dari saklar tekan start, stop reset dan saklar tekan
untuk emergency.Push button memiliki kontak NC (normally close) dan NO (normally open).
Prinsip kerja Push Button adalah apabila dalam keadaan normal tidak ditekan maka
kontak tidak berubah, apabila ditekan maka kontak NC akan berfungsi sebagai stop
20
(memberhentikan) dan kontak NO akan berfungsi sebagai start (menjalankan) biasanya
digunakan pada sistem pengontrolan motor – motor induksi untuk menjalankan mematikan
motor pada industri – industri.
Selector Switch adalah sebuah komponen listrik yang berada diluar panel listrik yang
berfungsi sebagai Memilih mode atau merubah arah arus listrik Yang bekerja dengan memutar
kanan atau kirim dari selector switch.
Selector switch/saklar putar pada dasarnya terdiri dari sebuah spindel atau rotor yang
memiliki shaft yang memproyeksikan dari posisi terminal yang sedang dipilih. Terminal-
terminal ini disusun sedemikian rupa dalam lingkaran di sekitar rotor. Dengan pemilihan posisi
21
switch ini, maka terminal akan terhubung dengan salah satu terminal yang aktif, dengan
demikian aliran listrik akan terjadi menuju/menggerakkan beban listrik.
Ketika Selector Switch diputar kenan yang semulanya ada di kiri maka arus akan
mengalir menuju kekontak N/O atau N/C dari selector Kanan. Selector istilahnya memilih
tetapi dalam komponen listrik selector berfungsi untuk memindahkan Arus listrik dari kontak
block menuju ke kontak block lainya.
Dengan bergunanya Selector Switch sebagai memilih atau mengaktifnya sebuah interlock (
Enable / Disable ) Maka tipe dari Selector Switch memilih beragam kontak dan sistem kerja.
15. Kontaktor
22
umumnya dipergunakan untuk memutuskan dan menyambungkan arus listrik secara elektrik.
Biasanya di pergunakan untuk aplikasi : motor, heater, penerangan ataupun distribusi daya
listrik.
o Bagian-Bagian Kontakor
a. Kontak Utama
Kontaktor biasanya terdiri dari tiga kontak NO (Normally Open) yang diberi angka dari
1 sampai 6 dan saling berpasangan. Biasanya untuk instalasi industry, beban dihubungkan
langsung pada ketika fasa ini. Selanjutnya, kumparan tembaga (coil) pada kontaktor yang
berfungsi untuk menentukan kontrolnya.
b. Kontak Bantu
Pada kontaktor biasanya mempunyai kontak bantu yang terdiri dari NO (Normally Open)
dan NC (Normally Close). Kedua kontak tersebut dapat membantu kita dalam mengendalikan
arus listrik. Kontak bantu ini biasanya diberi kode penomoran dari angka 13 sampai 22.
o Prinsip kerja
Pada dasarnya, prinsip kerja kontaktor sama seperti relay. Didalam kontaktor juga
terdapat komponen berupa saklar yang dikendalikan secara elektromagnetik. Selain itu, pada
23
kontaktor juga terdapat komponen saklar NO dan NC serta ada sebuah kumparan tembaga.
Apabila kumparan tembaga (coil) diberikan arus listrik bolak-balik maka saklar didalamnya
akan terhubung atau merubah kondisinya secara otomatis.
Misalkan perubahan kondisinya seperti pada posisi awal saklar OFF menjadi ON dan
begitu juga sebaliknya. Dalam proses tersebut biasanya sebuah kontaktor memerlukan waktu
selama 4-9 ms (untuk ON) dan 12-22 ms (untuk OFF).Namun, ketika arus yang masuk kedalam
kontaktor berhenti maka medan magnetnya akan hilang dan menyebabkanya kembali ke
keadaan semula.
Motor listrik merupakan sebuah perangkat elektromagnetis yang mengubah energi listrik
menjadi energi mekanik. Energi mekanik ini digunakan untuk, misalnya, memutar impeller
pompa, fan atau blower, menggerakan kompresor, mengangkat bahan, dan lain sebagainya.
Motor listrik digunakan juga di rumah (mixer, bor listrik, fan atau kipas angin) dan di industri.
Motor listrik dalam dunia industri seringkali disebut dengan istilah “kuda kerja” nya industri
sebab diperkirakan bahwa motor-motor menggunakan sekitar 70% beban listrik total di
industri.
Prinsip kerja motor listrik pada dasarnya sama untuk semua jenis motor secara umum :
• ika kawat yang membawa arus dibengkokkan menjadi sebuah lingkaran/loop, maka kedua
sisi loop, yaitu pada sudut kanan medan magnet, akan mendapatkan gaya pada arah yang
berlawanan.
24
• Motor-motor memiliki beberapa loop pada dinamonya untuk memberikan tenaga putaran
yang lebih seragam dan medan magnetnya dihasilkan oleh susunan elektromagnetik yang
disebut kumparan medan.
Pada dasarnya motor listrik terbagi menjadi 2 jenis yaitu motor listrik DC dan motor listrik
AC. Kemudian dari jenis tersebut digolongkan menjadi beberapa klasifikasi lagi sesuai dengan
karakteristiknya.
Dari gambar diatas terlihat jelas pengelompokan jenis-jenis motor listrik. Jenis-jenis motor
listrik diatas akan diuraikan secara lebih lengkap dalam artikel motor listrik DC dan motor
listrik AC.
Thermal Overload Relay (TOR) adalah sebuah alat elektronik untuk mengamankan
beban lebih Overload bedasarkan suhu Thermal yang mempunyai relay untuk memutuskan
sebuah rangkaian kontrol seperti direct online dan start delta untuk mengoperasikanya
biasanya hanya menggunakan push button Start / Stop.
25
Thermal Overload Relay (TOR) berfungsi sebagai pengaman beban lebih pada sebuah
rangkaian kontrol Direct Online maupun Star Delta, jadi motor yang dikontrol tidak akan
terbakar disaat beban lebih motor tersebut akan mati.
Thermal Overload Relay bekerja saat suhu pada dalam TOR tersebut terpenuhi, jadi TOR
ini terdapat sebuah settingan berapa maksimum amper untuk melakukan trip
jika ampere tersebut sudah terpenuhi. Didalam TOR tersebut ada
sebuah Bimetal Element yang menjadi panas saat ampere beban sudah
melebihi ampere settingan TOR.
Mangkanya disebut Thermal yaitu suhu, gampangnya seperti kabel yang hanya mampu
dilewati arus 5A tetapi bebanya 10A maka kabel tersebut akan panas. seperti halnya TOR ini
prinsip kerjanya sama tetapi bedanya ketika suhu tersebut terpenuhi maka akan menggerakan
sebuah coil untuk menutup atau membuka kontak yang ada di TOR tersebut.
o Symbol TOR
Terdapat 3 kontak yang sebelah kiri dari kontak 95 itu adalah wiring untuk UVW setelah
kontaktor, TOR ini tidak hanya memutuskan rangkian kontrol saja tetapi power dari motor juga
diputus 2 pengaman langsung. Pin no 95 dan 95 adalah kontak Normaly Closed yang biasanya
digunakan untuk memutuskan rangkian kontrol sesudah MCB kontrol, nanti baru ke push
button dll. Pin no 97 dan 98 adalah kontak Normaly Open (NO) biasanya digunakan untuk
indicator lampu alarm atau trip.
26
18. NTC ( Negative Temperatur Coeffient )
Thermistor NTC merupakan jenis thermal resistor yang mampu resistansi ketika adanya
kenaikan suhu. Lalu, pada saat suhu mengalami penurunan, maka nilai hambatan listrik dari
komponen ini akan meningkat. Artinya, NTC berbanding terbalik antara suhu dan resistansi.
Thermistor NTC juga merupakan salah satu komponen yang paling banyak digunakan
ada banyak sekali barang – barang elektronika yang menggunakan komponen ini di dalamnya.
TDR (Time Delay Relay) sering disebut juga relay timer atau relay penunda batas waktu
banyak digunakan dalam instalasi motor terutama instalasi yang membutuhkan pengaturan
waktu secara otomatis.
Fungsi dari peralatan kontrol ini adalah sebagai pengatur waktu bagi peralatan yang
dikendalikannya. Timer ini dimaksudkan untuk mengatur waktu hidup atau mati dari kontaktor
atau untuk merubah sistem bintang ke segitiga dalam delay waktu tertentu.Timer dapat
dibedakan dari cara kerjanya yaitu timer yang bekerja menggunakan induksi motor dan
menggunakan rangkaian elektronik.
Timer yang bekerja dengan prinsip induksi motor akan bekerja bila motor mendapat
tegangan AC sehingga memutar gigi mekanis dan menarik serta menutup kontak secara
mekanis dalam jangka waktu tertentu.
27
20. Kabel ( Jenis kabel NYAF & NYM )
Kabel listrik adalah media untuk menghantarkan arus listrik. Kabel listrik terdiri dari
bahan isolator dan konduktor. Konduktor terbuat dari bahan tembaga ataupun aluminium.
Konduktor merupakan bagian dari kabel yang berguna untuk menghantarkan arus listrik,
sedangkan isolator merupakan bahan pembungkus kabel yang biasanya terbuat dari bahan
termoplastik. Isolator tidak bisa menghantarkan listrik, karena fungsinya hanya sebagai
pelindung.
Kabel NYAF listrik ini direncanakan dan direkomendasikan untuk instalasi dalam kabel
kotak distribusi pipa atau di dalam duct. Kabel NYAF merupakan jenis kabel fleksibel dengan
penghantar tembaga serabut berisolasi PVC. Digunakan untuk instalasi panel-panel yang
memerlukan fleksibelitas yang tinggi, kabel jenis ini sangat cocok untuk tempat yang
mempunyai belokan-belokan tajam. Jenis kabel listrik ini digunakan pada lingkungan yang
kering dan tidak dalam kondisi yang lembab/basah atau terkena pengaruh cuaca secara
langsung.
Jenis kabel NYM merupakan yang palinh banyka digunakan untuk intalasi rumah
maupun Gedung, pada dasarnya kabel NYM adalah kaleb NYA yang digabungkan menjadi
beberapa kabel yang diberi tambahan isolator supaya lebih aman. Ukuran kabel NYM sangat
tergantung tegantung dari jumlah inti kabel tembaga yang bisa terdiri dari 2, 3, sampai 4 jika
diperlukan untuk tabahan grounding. Kelebihan dari kabel ini ialah terdapat isolator tambahan
maka lebih aman dari NYA sehingga bisa ditempatkan di lingkungan basah maupun kering ,
sedangkan kelemahannya ialah kabel ini tidak ditanam langsung ketanah dan harganya cukup
mahal.
28
2.3 Spesifikasi bahan/komponen yang digunakan beserta harganya
29
Diameter = 22 mm
Model AD16-22DS
Berat : 18 gram
Rated Voltage(V) :
400 V
Bersertifikasi –
DOM11350SNI
Rated Voltage(V) :
230 V
30
Bersertifikasi -
DOM12251SNI
control type : Toggle
AC 50 Hz
Rated Voltage(V) :
230/240 VAC / 110
VDC
standar : IEC/EN
60669-2-2
9 Relay 1
Omron Buah Voltage : 250 VAC~ Rp. Rp.
50/60 Hz 150.000 150.000
Model : MKS3P
OMRON
31
Socket relay pf113a
MK3P 11 pin & 11
Kaki
Voltage : 250V AC
Weight (gram) : 60
SKU :
916362537_ID-
1367532582
Rated Voltage(V) :
220 / 48 V
Core Material =
Tembaga
32
13 NTC 2 NTC Power Rp. Rp.
Buah Thermistor 10D25 15.000 30.000
Resistance pada
25DegC = 10 Ohm
Approx. R Max.Cur =
0.130 Ohm
Dissipation factor
(mW) = 32
Voltage : 220v AC
Current : 20 mA
Warna : Hijau
AC11 :
220/380/500VAC
6/4/3A
33
16 Selector 2 Selector Switch Auto Rp. Rp.
Switch 3 Buah Off Manual 3 Posisi 78.000 156.00
Posisi AOM 3 Pole 20A
220V
Rotary Switch A-O-M
3P IEC60947-3
Type: SA16-3-3/CA-
34 ( A-O-M 3P )
Voltage Rate:
380V~440V,
220V~240V : Ui:
660V, ith.20A
AC-15 ~ 380V ~ 1,8A
DC-15 ~ 220V ~ 0,2A
AC-3 ~ 380V ~ 16A
Warna Body Hitam-
Biru
Ukuran : p = 1,7 m
l = 45 mm
t = 45 mm
warna : abu-abu
material : high
impact,warp prouf
PVC, self
extinguishing, UL
approved 94 V-0
34
18 Pipa besi 3 Merk : Pipa Galvanis Rp. Rp.
Meter 32.000 96.000
Ukuran : 1/2” (Inci)
Tebal : 2,60 mm
Panjang : 1 m
Panjang Ulir : 19 mm
30 mm
hitam, biru
Ukuran : 0,75 mm
35
b. Jenis kabel : NYM
Warna : Hitam
Ukuran : 3 x 1,5 mm
KHA : 15 A
Tegangan : 300/500
Volt
Ukuran : 5,9cm(P) x
6cm(L) x 4cm(T)
36
2.4 Alat – alat digunakan
Alat yang digunakan pada praktek di bengkel ini, peralatan mekanik dan listrik dipakai
secara bersama-sama. Alat mekanik lebih digunakan pada saat pembuatan rangka panel dan
kontrol. Peralatan listrik untuk merangkai rangkaian kontrol, simulasi dan panel kontrol.
Peralatan ini ada yang berupa peralatan tangan (hand tool) sampai alat besar. Pembuatan lubang
dengan diameter tertentu yang harus disesuaikan dengan bahan yang digunakan.
6. Taspen : 1 Buah
Kontrol pompa air bersih berfungsi untuk memompakan air dari sumur A ke tangki B.
Pompa akan bekerja jika sumur A berisi air yang ditandai dengan S11 On dan air dalam tangki
B berada di bawah level 3. Akan tetapi, sebelum kontrol pompa air bersih dioperasikan maka
langkah pertama yang harus dilakukan operator adalah melakukan pengecekan apakah kedua
motor dalam keadaan baik dan sudah siap untuk dioperasikan. Hal ini dilakukan dengan
memutar selector switch S12 dan S16 pada posisi Jmp. Apabila motor 1 dan motor 2 selesai
diperiksa maka sistem control sudah siap untuk dioperasikan. Secara normal, urutan kerja
kontrol pompa air bersih adalah sebagai berikut :
1 Jika air pada tangki B berada dibawah level 2 maka kedua pompa (M1 dan M2) akan
bekerja untuk mengisi tangki B.
2 Jika air pada tangki B berada di atas level 2 maka salah satu pompa saja yang bekerja
mengisi tangki B hingga sampai ke level 3.
3 Jika ketinggian air pada tangki B naik-turun di antara level 2 dan Ketika ketinggian air
pada tangki B diatas Level 2, M1 dan M2 akan bekerja secara bergantian.
4 Jika air pada tangki B berada di atas level 3 maka kedua pompa akan berhenti bekerja.
37
5 Jika ketinggian air pada tangki B naik-turun di antara level 3 dan Ketika ketinggian air
pada tangki B dibawah level 3, M1 dan M2 akan bekerja secara bergantian.
Dalam melakukan langkah – langkah perencanaan instalasi pompa air bersih membutuhkan
waktu maksimal 30 Jam
38
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
2. Gunakanalah semua peralatan dan bahan secara efisien dan baik dalam melakukan
penginstalan.
39
LAPORAN PRAKTIK BENGKEL
PANEL KONTROL POMPA AIR LIMBAH DAN JASA
INSTALASI MOTOR 3 PHASE
DISUSUNOLEH
Percobaan : 01
Kelompok : 4 (empat)
Nilai :
2
DAFTAR ISI
3
DAFTAR GAMBAR
4
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Daftar metode instalasi acuan yang membentuk dasar tabel KHA ........................ 13
Tabel 2 KHA untuk metode instalasi .................................................................................. 14
Tabel 3 Faktor koreksi suhu udara ...................................................................................... 15
Tabel 4 Faktor reduksi untuk lebih dari satu kabel multi inti.............................................. 15
Tabel 5 KHA kabel .............................................................................................................. 16
Tabel 6 Faktor jumlah inti ................................................................................................... 18
Tabel 7 Faktor udara ............................................................................................................ 18
Tabel 8 Faktor pemasangan ................................................................................................. 19
Tabel 9 Radius belokan minimum ....................................................................................... 22
5
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Pendahuluan
Latihan bengkel semester VI ini tertuju pada instalasi Kontrol
listrik pada pompa air limbah yang diperkecil yang bertujuan agar
kelak dapat menginstalasi pada proyek yang sebenarnya .
Namun bukan hal tersebut saja dalam hal ini juga dipraktikkan juga
bagaimana cara menginstalasi motor 3 phase sebagai output dari kontrol
pompa air limbah yang terhubung bintang secara DOL(Direct On
Line).Yang mana proses pengerjaan harus dilakukan dengan
menggunakan pedoman PUIL 2011.Namun sebelum kita melakukan
pekerjaan pengawatan instalasi motor 3 phase tersebut,kita harus
mengetahui spesifikasinya.
d
6 1 3 4 5 6 7
m NO FLOW P1 NO FLOW P2
n 0 0
jmp
S12 auto
LIGHT TEST jmp
S17 auto
o
SWITCH PUMP 1 SWITCH PUMP 2
p
MAIN SWITCH
q
c 5 18
d S13 S18
e 6 19
f
5 4 7 6
g
K16 K16
1 14 3
h
M A M A 20
6h
i S12 12 K13 S17
j 3
55 67
16
55 67
4 2
q NO NC
NO NC NO NC NO NC NO NC
1x13 1x11 1x14 1x17 2x12 1x12 2x18 1x15 1x12 1x12
r 1x14 1x19 1x15 1x18 1x18 1x18
s
K11M K17M K13T K18T K16
t
P2
Flow indicating P1
Flow indicating P2
u
Multiple contact
←
Change P1→
x KABEL NYAF1,5 mm 2
y
DIAGRAM KONTROL Page no : 1
z
BAB II
ISI
Tabel 4 Faktor reduksi untuk lebih dari satu kabel multi inti
Dari data tabel tersebut maka akan diperoleh perhitungan :
𝐾𝐻𝐴𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙
𝐼𝐾𝐻𝐴 = ′
𝑓 × 𝑓 ′′
16,5 𝐴𝑚𝑝𝑒𝑟𝑒
𝐼𝐾𝐻𝐴 =
1,06 × 0,85
Dari nilai tersebut dapat kita tentukan jenis kabel NYY 1,5 mm2 yang
mana dapat kita lihat melalui tabel dibawah ini:
Tabel 5 KHA kabel
3/4 HP = 550,5 w
Efficiency = 73%
𝐶𝑜𝑠 𝜑 = 0,76
Ditanya : IKHA......??
Jawab :
𝑃𝑖𝑛
𝐼𝑛 =
√3 × 380 × cos ∅ × 𝜇
559,5 𝑤𝑎𝑡𝑡
𝐼𝑛 =
√3 × 380 × 0,76 × 0,73
𝐼𝑛 = 1,532 𝐴𝑚𝑝𝑒𝑟𝑒
Iset =125% x In
𝐼 𝑠𝑒𝑡
𝐼𝐾𝐻𝐴 =
𝑓 ′ 𝑥𝑓 ′′ 𝑥𝑓 ′′′ 𝑥𝑓 𝑛
1,9 𝐴𝑚𝑝𝑒𝑟𝑒
𝐼𝐾𝐻𝐴 =
𝑓𝑝𝑒𝑛𝑔𝑖𝑠𝑖𝑎𝑛 𝑥𝑓𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑛𝑡𝑖 × 𝑓𝑠𝑢ℎ𝑢 𝑥𝑓𝑝𝑒𝑚𝑎𝑠𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛
1,9
𝐼𝐾𝐻𝐴 =
0,26𝑥0,55𝑥1,00𝑥0,76
1,9
𝐼𝐾𝐻𝐴 =
0,10868
1. Faktor Pengisian
𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑝𝑒𝑛𝑔ℎ𝑎𝑛𝑡𝑎𝑟
𝑓𝑝 = × 100%
𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑝𝑖𝑝𝑎
7,65
𝑓𝑝 = × 100%
3,14 𝑥 8,5
𝑓𝑝 = 26%
3. Faktor udara
Tabel 7 Faktor udara
4. Faktor Pemasangan
= 5,355 A (6A)
= 6,12 A
c. Spesifikasi Tor
= 1,7595 A
Kabel NYYHY
kabel NYYHY ini adalah kabel yang memiliki inti kabel lebih
dari satu. dan type tembaganya adalah tembaga serabut.
Sehingga kabel ini sering dinamai orang sebagai kabel flexible.
Kabel ini memiliki voltase 300 sd 750 volt. Kabel NYYHY ini
memiliki ukuran 1.5mm sd 10mm dan untuk warna kabel ini
berwarna hitam dan kabel ini dapat digunakan instalasi bawah
tanah karena mempunyai lapisan isolator yang tebal,lebih kuat
dari kabel NYM dan tidak disukai tikus.
2.1.2 Standard teknik kerapian
Dkabel=8,5 mm
Pondasi yang digunakan yaitu meja besi dengan berat kisaran 200 KG.
Vp = P x L x T
T = Vp / (PxL)
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
48V 10a
a
10A 10A 6A
220V 10b
b F04 F05 F06b
c 1,3,5 1,3,5
d K12M K17M
220V/48V
e 1
S01
f F12M F17M
2,4,6 2,4,6
g 0 1
6A 6A
S09
h F06h F07
i PANEL BODY
j
PANEL DOOR
k
l RACK
H09
m
2
n
o
48V 10o
p
220V 10p
W2
PE
PE
PE
U1
W1
U2
V1
V2
q
N
R
S
T
KABEL NYYHY
r 5*1,5 mm2
U1 V1 W1 U1 V1 W1
t W2 U2 V2 W2 U2 V2
M M
u
SUPPLY PLN
MOTOR PUMP 1
MOTOR PUMP 2
y
DIAGRAM KONTROL Hal 0
z
PINTU PANEL
KONTROL
78 cm
PAPAN SIMULASI
20 cm
10 cm
MOTOR 2 MOTOR 1
12 cm
GAMBAR 19 Kelompok 4
2.1.4 Sistem operasional kontrol instalasi motor listrik
• Pada saat air mencapai level 1 dan level 2,P1 dan P2 bekerja
• Pada saat air mencapai level 3 maka P1 dan P2 tidak bekerja
• Pada saat air berada diantara level 2 dan level 3,hanya salah satu
dari kedua pompa yang bekerja
• Saat air tidak menyentuh flowsheet pada P1 dan P3 maka pompa
tersebut mati untuk mencegah beban kosong
• Ketika air berada di S11,control 220 v langsung aktif
• Jika tidak air di dalam sumur A,K11 tidak aktif
• Arus mengalir melalui K27
• K25 dapat menyuplai arus secara bergantian
• Sumber diambil langsung dari 220 v untuk mengetes
pompa,untuk mengeset timer sebelum dioperasikan
• Dilakukan pengecekan secara manual lalu dimasukkan ke auto
untuk melihat apakah langsung kontak menggerakkan
• Untuk menghidupkan K12M cukup memasukkan ke terminal a
dan b (kontaktor tidak ada)
• Pada kolom 3,walauun kondisi auto tetapi tetap masuk ke K13
• F12,NO terpakai
• K12M tidak ada,masuk ke terminal c dan d
• Jika terjadi overload pada posisi K14 maka motor harus
dimatikan
• H15 adalah lamou overload (warna merah)
• Jika diperlukan diperkenankan mempararel buzzer atau pun bel
• K26 langsung beroperasi
• Melalui K26,K28 langsung mengoperasikan
• Pada kolom 2 dan 3 terjadi penguncian K13
• K26 dikunci untuk mencegah efek dari ombak yang dihasilkan
oleh air yang masuk ke dalam wadah pada level 1
• Jika air menyentuh level 3,S28 otomatis mati
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
DISUSUN OLEH:
EDWIN 1805032057
ELVIS KRISTOPEL PANE 1805032050
EVRAN M. SIMANJUNTAK 1805032017
SRI MENDA SEMBIRING 1805032015
NIM : - 1805032057
- 1805032050
- 1805032017
- 1805032017
Kelas : EL – 6D
Kelompok : 02 (Dua)
- Abdullah S.Si,M.T
Nilai :
ii
DAFTAR ISI
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 9 Daftar metode instalasi acuan yang membentuk dasar tabel KHA .. 21
iv
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Pendahuluan
Latihan bengkel semester VI ini tertuju pada instalasi kontrol listrik pada pada
pompa air bersih yang diperkecil yang bertujuan agar kelak dapat
menginstalasi pada proyek yang sebenarnya . Pada semester VI ini setiap
mahasiswa dibagi atas 2 group, yaitu kontrol pompa air bersih dan kontrol
pencegah air limbah. Masing-masing group berbeda pada sistem operasinya,
dengan maksud agar mahasiswa dapat menyerap informasi teknik sebanyak
mungkin. Pada akhir praktek semester VI ini mahasiswa akan mendapat tugas
membuat laporan praktek. Maksud dari pembuatan laporan praktek ini adalah
membimbing mahasiswa untuk mencapai tujuan utama yakni menghasilkan
mahasiswa yang memiliki nalar, kreatifitas, dan kemampuan/skill yang tinggi
sebagai modal dalam menghadapi dan menguasai keadaan lapangan kelak
Karena hal-hal di atas maka pemasangan instalasi kontrol listrik harus benar-
benar di rencanakan dari awal hingga selesai.
1
1.2 Tujuan
4. Melatih praktikan agar mampu bekerja dengan cepat dan tepat sesuai
dengan skedul/jadwal yang telah disepakati bersama.
2
BAB 2
ISI
2.1 Perencanaan Rancang Bangun Kontrol Pompa Air Limbah/Bersih
a. Peralatan
Peralatan Pada praktek di bengkel ini, peralatan mekanik dan listrik dipakai
secara bersama-sama. Alat mekanik lebih digunakan pada saat pembuatan
rangka panel dan kontrol. Peralatan listrik untuk merangkai rangkaian
kontrol, simulasi dan panel kontrol. Peralatan ini ada yang berupa peralatan
tangan (hand tool) sampai alat besar. Pembuatan lubang dengan diameter
tertentu yang harus disesuaikan dengan bahan yang digunakan, dengan
menggunakan drilling machine Rochwell LVC, dan drilling machine VSC
Twenty pada kecepatan rendah. Peralatan - peralatan yang digunakan :
Tabel III. 1 Peralatan yang digunakan.
Bahan yang digunakan pada praktek kontrol Pompa Air Bersih/Limbah ini
terdiri dari bahan yang digunakan sebagai pengontrol dan bahan simulasi.
Bahan simulasi digunakan karena jika bahan yang sebenarnya digunakan,
tidak mencukupi untuk semua praktikan ataupun mungkin tidak ada
3
tersedia di bengkel, misalnya motor. Jadi untuk mengetahui cara kerja
motor tersebut cukup digunakan bahan simulasi, dan dari bahan simulasi
ini nantinya akan terlihat bagaimana cara kerja motor yang sebenarnya.
Pada praktek kontrol Pompa Air ini bahan simulasi untuk motor digunakan
lampu tanda. Setiap bahan yang digunakan diusahakan seefisien mungkin
dan sesuai dengan cara kerja rangkaian. Bahan yang digunakan dibagi
menjadi dua kelompok, yaitu:
1. Bahan tetap, yaitu: bahan yang tidak habis, merupakan bahan masih
utuh setelah digunakan selesai praktek dan dapat digunakan kembali
sesuai dengan fungsi yang sebenarnya dimasa yang akan datang.
Bahan tetap diletakkan pada rangka panel, panel kontrol dan simulasi,
misalnya kontaktor, triver trafo, relay 48 V dan relay 220 V, dioda,
lampu tanda 48 V dan lampu tanda 220 V, saklar, hour meter, push
button NO/NC, terminal, dan lain-lain.
2. Bahan habis, yaitu: bahan yang berubah bentuk dari aslinya, dimana
bahan ini digunakan untuk modifikasi dari rangkaian kontrol, maupun
panel kontrol, contohnya : chanel, profil C dan profil G, din profil, plat
besi, PVC pejal, kabel, dan lain-lain. Penggunaan bahan pada praktek
ini dipisahkan antara bahan untuk panel kontrol dan simulasi. Adapun
bahan – bahan yang digunakan dalam perakitan Panel Kontrol Pompa
Air Bersih dan simulasinya.
4
2.1.2 Denah letak komponen kontrol Pompa Air Bersih
5
Gambar 2. 2 Layout Panel Kontrol
6
Gambar 2. 3 Diagram Sumber Kontrol
7
8
Gambar 2. 4 Diagram Kontrol Air Bersih
9
Gambar 2. 5 Rekapitulasi Terminal
10
2.1.3 Denah letak komponen kontrol Pompa Air Limbah
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
d
6 1 3 4 5 6 7
m NO FLOW P1 NO FLOW P2
n 0 0
o
SWITCH PUMP 1 SWITCH PUMP 2
p
MAIN SWITCH
q
11
Gambar 2. 6 Simulasi Praktek
12
Gambar 2. 7 Diagram Kontol Pompa Air Limbah
13
14
2.1.4 Spesifikasi Komponen
Voltage = 24 v ac/dc
Warna = Merah ,
Kuning, Hijau
Lampu 3 Rp. Rp.
5 Diameter = 22 mm
Tanda Buah 15.000 45.000
Model AD16-22DS
Berat : 18 gram
Merek :Schneider
Electric Domae
Rated Voltage(V) :
400 V
15
Weight (gram) : 400
16
Operating
temperature range: –
40 ÷ +80 °C
Rated voltage:
1000V Weight
Line Up 40 Rp. Rp.
11 (gram) : 60 UK
Terminal Buah terminal blok 2.5 140.000 140.000
Mm
SKU :
916362537_ID-
1367532582
Merek : Sanken
Core Material =
Tembaga
NTC Power
Thermistor 10D25
Resistance pada
25DegC = 10 Ohm
Max Steady State
Current = 7 Ohm
2 Approx. R Max.Cur Rp. Rp.
13 NTC =
Buah 15.000 30.000
0.130 Ohm
Dissipation factor
(mW) = 32
Thermal time
constant (s) = 150
Merk SB dan Powell
AD16-22
Voltage : 220v AC
Push 1 Rp. Rp.
14 Current : 20 mA
Button Buah Warna : Hijau
7.500 7.500
17
Klockner Moeller
T2- 2-10 Rotary
Disconnect Switch
0107
Selector Rp. Rp.
1 AC 1 : 500 VAC
15 Switch 3 25A AC11 :
Buah 105.000 105.000
phasa 220/380/500VAC
6/4/3A
Type :VDE 0660 BS
5419 IEC 408
Selector Switch Auto
Off Manual 3 Posisi
AOM 3 Pole 20A
220V
Rotary Switch A-O-
M 3P IEC60947-3
Type: SA16-3-3/CA-
34 ( A-O-M 3P )
Selector Rp. Rp.
2 Voltage Rate:
16 Switch 3 380V~440V,
Buah 78.000 156.000
Posisi 220V~240V : Ui:
660V, ith.20A
AC-15 ~ 380V ~
1,8A DC-15 ~ 220V
~ 0,2A AC-3 ~ 380V
~ 16A
Warna Body Hitam-
Biru
Merek : PMD (
wiring duct )
Ukuran : p = 1,7 m
l = 45 mm
t = 45 mm
Wiring 1,7 Rp. Rp.
17 warna : abu-abu
channel Meter material : high 15.000 25.000
impact,warp prouf
PVC, self
extinguishing, UL
approved 94 V-0
Merk : Pipa Galvanis
Ukuran : 1/2” (Inci)
Tebal : 2,60 mm
3 Panjang : 1 m Rp. Rp.
18 Pipa besi Jumlah Ulir : 14”
Meter 32.000 96.000
(Inci)
Panjang Ulir : 19
mm
18
Height : 100-400 mm
Upper flange height :
50-100 mm
Lower flange height :
50-100 mm
Upper lip width : 15-
Chip 1 30 mm Rp. Rp.
19 Lower lip width : 15-
profil Batang 54.000 54.000
30 mm
Model : Tempel
Tembok / Luar
Tembok
Saklar 2 Warna : Cream - Rp. Rp.
21 Tipe
Tunggal Buah 13.000 26.000
: New gee 16210 /
pencetan 1 saklar -
10A 250V
Ukuran : 5,9cm(P) x
6cm(L) x 4cm(T)
Voltage : 220/380 V
Arus : 2,6/1,5 A
Daya : 0,55 KW, 50 Rp. Rp.
Motor 2 Hz
22 1.500.00 3.000.00
Listrik Buah IP 44, 3/4 HP Ins.clB
1390 r/min CONN 0 0
delta/bintang Ink
Tanika
19
2.2 Pemasangan Instalasi Motor Listrik Kontrol Air Limbah/Bersih
Dalam merencanakan tata letak kabel maka harus berdasarkan puil yang
berlaku. Pada peraturan PUIL 2011dijelaskan pada A.52.1 “Persyaratan
lampiran ini dimaksudkan untuk memberikan umur konduktor dan insulasi
yang memuaskan yang terkena efek termal hantar arus untuk periode waktu
yang lama dalam pelayanan normal. Pertimbangan lain mempengaruhi
pilihan luas penampang konduktor,seperti persyaratan untuk proteksi
terhadap kejut listrik (Bagian 4-41), proteksi terhadap efek termal (Bagian
4-42), proteksi arus lebih (Bagian 4-43), drop voltase (Ayat 525 standar
ini), dan pembatasan suhu untuk terminal perlengkapan yang konduktor
dihubungkan padanya (Ayat 526 standar ini).
Maka dari itu unuk mendapatkan ukuran kabel yang memenuhi standard
KHA kabel kita harus menentukan layout untuk peletakan kabel kita.
Pada praktikan bengkel kali ini,tata letak kabel yang telah direncanakan
dibuat di dinding papan dengan jarak papan kayu ± 6 cm sehingga acuan
yang kita gunakan yaitu peletaka kabel pada dinding kayu.
20
Gambar 2. 9 Daftar metode instalasi acuan yang membentuk dasar tabel KHA
21
Gambar 2. 10 KHA untuk metode instalasi
22
Dalam perencanaan yang telah kita lakukan diperoleh,nilai KHA tabel sebesar 16,5
Ampere yang mana untuk mendapatkan nilai arus KHA yang sesuai juga diperhatikan
faktor koreksinya hal tersebut dapat kita lihat melalui tabel dibawah ini :
23
Dari data tabel tersebut maka akan diperoleh perhitungan :
𝐾𝐻𝐴𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙
𝐼𝐾𝐻𝐴 =
𝑓 × 𝑓,
16,5 𝐴𝑚𝑝𝑒𝑟𝑒
𝐼𝐾𝐻𝐴 =
1,06 × 0,85
Dari nilai tersebut dapat kita tentukan jenis kabel NYY 1,5 mm2 yang mana
dapat kita lihat melalui tabel dibawah ini:
Cara tersebut juga dapat dibuktikan dengan cara melihat spesifikasi yang ada di
name plate motor.
24
Diketahui :
1 HP = 746 w
3/4 HP = 550,5 w
Efficiency = 73%
Cos φ = 0,76
Ditanya : IKHA....??
Jawab :
Pin
In
3 380 cos
559,5watt
In
3 380 0,76 0,73
I n 1,532 Ampere
I set 125 % I n
I set 125 % 1,532 Ampere
I set 1,9 Ampere
I set
I KHA
f f f ,,, f n
, ,,
1,9 Ampere
I KHA
f pengisian f jum lahint i f suhu f pem asangan
1,9
I KHA
0,26 0,55 1,00 0,76
1,9
I KHA
0,10868
I KHA 1,485 Ampere
25
Perhitungan di atas juga memerlukan faktor koreksi
1. Faktor pengisian
𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛𝑡𝑎𝑟
𝑓𝑝 = × 100%
𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑝𝑖𝑝𝑎
7,65
𝑓𝑝 = × 100% = 𝑓𝑝 = 26%
3,14 × 8,5
2. Faktor jumlah inti
3. Faktor udara
26
Gambar 2. 16 Faktor pemasangan
Hasil tersebut hampir mendekati nilai pada KHA kabel NYY 1,5 mm2 sehingga
dapat kita gunakan kabel NYY 4x1,5 mm2 sebagai kabel penghantar motor 3
phase yang akan kita gunakan.
27
Dalam penentuan kabel kita juga memerlukan setting pengaman pada instalasi yang
akan kita buat.
a. Spesifikasi MCB yang digunakan
350% X In = 350% x 1,53 A
= 5,355 A (6A)
b. Spesifikasi fuse yang di gunakan
400% x In = 400% x 1,53 A
= 6,12 A
c. Spesifikasi Tor
110% x In = 110% x 1,53 A
= 1,7595 A
Kabel NYYHY
Kepanjangan dari kabel NYYHY, yaitu :
N = Kabel inti tembaga
Y = Isolasi PVC
Y = Isolasi PVC
H = Kabel Fleksibel (Serabut)
Y = Selubung luar Isolasi PVC
Kabel NYYHY ini adalah kabel yang memiliki inti kabel lebih dari satu. dan
type tembaganya adalah tembaga serabut. Sehingga kabel ini sering dinamai
orang sebagai kabel flexible. Kabel ini memiliki voltase 300 sd 750 volt. Kabel
NYYHY ini memiliki ukuran 1.5mm sd 10mm dan untuk warna kabel ini
berwarna hitam dan kabel ini dapat digunakan instalasi bawah tanah karena
mempunyai lapisan isolator yang tebal,lebih kuat dari kabel NYM dan tidak
disukai tikus.
28
2.2.2 Standard Teknik Kerapian
Dari hasil perhitungan KHA kabel yang kita peroleh,kita menggunakan kabel NYY
4x1,5 mm2 namun dikarenakan tidak adanya material di gudang maka diganti dengan
kabel NYYHY 5x1,5 mm2.Maka standard yang digunakan yaitu 5D,hal tersebut dapat
dibuktikan :
Dkabel=8,5 mm
29
ESTHETIC (keindahan) adalah suatu hal yang penting pada sistem instalasi
listrik adalah keindahan dan kerapian,yang meliputi:
Kondisi tersebut diatas akan menimbulkan gairah dan ketenangan kerja serta
disiplin kerja akan selalu terjaga.
Pondasi yang digunakan yaitu meja besi dengan berat kisaran 200 KG.
Bj = volume pondasi
Vp = P x L x T
30
Maka Tinggi Pondasi adalah : T = Vp / (PxL)
31
2. Wiring motor to kontrol pompa air limbah
32
2.2.4 Sistem operasional kontrol instalasi motor listrik
1. Pada saat air mencapai level 1 dan level 2,P1 dan P2 bekerja
2. Pada saat air mencapai level 3 maka P1 dan P2 tidak bekerja
3. Pada saat air berada diantara level 2 dan level 3,hanya salah satu dari
kedua pompa yang bekerja
4. Saat air tidak menyentuh flowsheet pada P1 dan P3 maka pompa tersebut
mati untuk mencegah beban kosong
5. Ketika air berada di S11,control 220 v langsung aktif
6. Jika tidak air di dalam sumur A,K11 tidak aktif
7. Arus mengalir melalui K27
8. K25 dapat menyuplai arus secara bergantian
9. Sumber diambil langsung dari 220 v untuk mengetes pompa,untuk
mengeset timer sebelum dioperasikan
10. Dilakukan pengecekan secara manual lalu dimasukkan ke auto untuk
melihat apakah langsung kontak menggerakkan
11. Untuk menghidupkan K12M cukup memasukkan ke terminal a dan b
(kontaktor tidak ada)
12. Pada kolom 3,walauun kondisi auto tetapi tetap masuk ke K13
13. F12,NO terpakai
14. K12M tidak ada,masuk ke terminal c dan d
15. Jika terjadi overload pada posisi K14 maka motor harus dimatikan
16. H15 adalah lamou overload (warna merah)
17. Jika diperlukan diperkenankan mempararel buzzer atau pun bel
18. K26 langsung beroperasi
19. Melalui K26,K28 langsung mengoperasikan
20. Pada kolom 2 dan 3 terjadi penguncian K13
21. K26 dikunci untuk mencegah efek dari ombak yang dihasilkan oleh air
yang masuk ke dalam wadah pada level 1
22. Jika air menyentuh level 3,S28 otomatis mati
33
2.3 Pemeriksaan Komponen Pompa Air Limbah
Langkah-
Komponen
langkah Status Gambar Proses Peralatan yang
No Yang
Pemeriksaan Komponen Pemeriksaan digunakan
Diperiksa
Komponen
Kabel terhubung
dan dapat
dioperasikan
untuk menyuplai
ke fuse
Main
F04,F05,F06
1 Switch 3 Berfungsi Multimeter
Fasa
Terhubung ke
terminal R
Fasa sudah
terhubung ke
terminal 5
kemudian dari
2 S13 terminal 5 Berfungsi Multimeter
terhubung ke S13
dari S13
terhubung ke
terminal 6
Fasa sudah
terhubung ke
terminal 18
kemudian dari
3 S18 terminal 18 Berfungsi Multimeter
terhubung ke S18
dari S18
terhubung ke
terminal 19
Menyuplai ke
K12M pada
hubungan NO dan
outputnya
terhubung ke
Fuse F04 F12M
4 (MCB 3 Berfungsi Multimeter
Fasa)
Pada hubungan
NC menyuplai ke
terminal
U1,V1,W1
34
Menyuplai ke
K17M pada
hubungan NO
Fuse F05
5 (MCB 3 Outputnya Berfungsi Multimeter
Fasa) terhubung ke
F17M pada
hubungan NC
Terhubung ke
Fuse F06
trafo 220/48V
6 (MCB 1 Berfungsi Multimeter
primer, terhubung
Fasa)
dengan baik
Terhubung ke
trafo 220/48V
sekunder,
terhubung dengan
F07
baik
7 (MCB 1 Berfungsi Multimeter
Fasa)
Netral dari
terminal
terhubung dengan
trafo sekunder
netral
F08 Netral 48 v
8 (MCB 1 terhubung ke Berfungsi Multimeter
Fasa) input F08
35
Untuk
pengecekan
implus hubungan
terminal 1 dan
K15
terminal 2 lalu on
9 Saklar Berfungsi Multimeter
kan saklar implus
Impuls
lakukan
pengecekan
mengunakan
multitester
Terhubung dari
S17, NTC dipakai
10 NTC 1 Berfungsi
dengan kontak
bantu NO 18T
NTC 3 Dari
Multimeter
terminal 7 ke
NTC kemudian
11 NTC 2 Berfungsi
dari NTC
terhubung ke
terminal 8 ke 13T
Terdapat NO
F11M yang
TOR terhubung ke
13 F11 M terminal 9 Berfungsi Multimeter
kemudian
menyuplai ke
alarm B14
36
NO F17M (TOR)
terhubung ke
TOR terminal 23
14 Berfungsi Multimeter
F17 M kemudian
menyuplai ke
alarm B17
Terhubung baik
ke komponen
Selektor K13T NC
15 Switch kemudian ke Berfungsi Multimeter
S12 F11M NC dan
menyuplai ke coil
A1 K11M
Terhubung baik
ke komponen
Selektor K18T NC
16 Switch kemudian ke Berfungsi Multimeter
S17 F17M NC dan
menyuplai ke coil
A1 K17M
Terhubung baik
dari terminal 1
Push menyuplai S09
17 Berfungsi Multimeter
Button untuk kemudian
menghidupkan
lampu tanda H09
37
Untuk
pengecekan
terminal NC
hubungan
terminal 5 dan 1
dan terminal 7
dan 3 kemudian
lakukan
pembacaan pada
Relay
18 alat ukur yang Berfungsi Multimeter
(K16)
digunakan untuk
pengecekan
terminal NO
hubungan
terminal 1 dan 4,3
dan 6 setelah itu
lakukan lakukan
pembacaan pada
alat ukur
Untuk mengecek
NC, hubungkan
terminal 55 dan
56.
Untuk NO,
Timer hubungkan
19 terminal 67 dan Berfungsi Multimeter
(13T)
68.
Untuk
mengecek NC,
hubungkan
terminal 55
Timer dan 56.
20 Berfungsi Multimeter
(K18T)
Untuk
mengecek NO,
hubungkan
terminal 67 dan
68
Hubungkan netral
ke 220 volt dari
F06 menuju trafo
21 Trafo Berfungsi Multimeter
220 volt.
Keluarannya ke
F07 dan F08.
38
Untuk mengecek
NC, hubungkan
terminal 61 dan
62, terminal 71
dan 72
Untuk mengecek
NO, hubungkan
Kontaktor terminal 53 dan
22 Berfungsi Multimeter
(K12M) 54, terminal 83
dan 84.
A1 dihubungkan
ke NO 13, A2
dihubungkan ke
netral.
Untuk mengecek
NC, hubungkan
terminal 61 dan
62, terminal 71
dan 72.
Kontaktor
23 Berfungsi Multimeter
(K17M) Untuk mengecek
NO, hubungkan
terminal 54 dan
56, terminal 83
dan 84.
39
2.4 Pemeriksaan Komponen Kontrol Pompa Air Bersih
Langkah
Nama lakngkah Status Gambar proses Peralaan yang
No
Komponen pemeriksaan komponen pemeriksaan digunakan
komponen
Perhatikan dan
periksa
ketegangan kabel,
Pastikan semua
Main Switch Kabel terhubung
1 Berfungsi Multimeter
3 Fasa dan dapat
dioperasikan
untuk menyuplai
ke fuse
F04,F05,F06
Hubungkan netral
ke 220 volt dari
F06 menuju trafo
2 Trafo Berfungsi Multimeter
220 volt.
Keluarannya ke
F07 dan F08.
Fasa sudah
terhubung ke
terminal 18
kemudian dari
MCB 3
3 terminal 18 Berfungsi Multimeter
FASA (FO4)
terhubung ke S18
dari S18
terhubung ke
terminal 19
Menyuplai ke
K12M pada
hubungan NO dan
outputnya
terhubung ke
MCB 3 F12M
4 Berfungsi Multimeter
FASA (FO5)
Pada hubungan
NC menyuplai ke
terminal
U1,V1,W1
40
Menyuplai ke
K17M pada
hubungan NO
MCB 1
5 Outputnya Berfungsi Multimeter
FASA (FO6)
terhubung ke
F17M pada
hubungan NC
Terhubung ke
trafo 220/48V
6 MCB 1 Berfungsi Multimeter
primer, terhubung
FASA (FO7)
dengan baik
Terhubung ke
trafo 220/48V
sekunder,
terhubung dengan
baik
MCB 1
7 Berfungsi Multimeter
FASA (FO8) Netral dari
terminal
terhubung dengan
trafo sekunder
netral
Untuk
pengecekan
implus
hubungan
terminal 1 dan
terminal 2 lalu
8 IMPLUS Berfungsi Multimeter
on kan saklar
implus
lakukan
pengecekan
mengunakan
multitester
41
Untuk
mengecek
NC,
hubungka
n terminal
55 dan 56.
9 K 17T Untuk Berfungsi Multimeter
mengecek
NO,
hubungkan
terminal
67 dan 68.
Dari terminal 21
ke NTC
kemudian dari
11 TOR (F12M) Berfungsi Multimeter
NTC terhubung
ke terminal 22 ke
18 T
Dari terminal 7 ke
NTC kemudian
12 TOR (F16M) dari NTC Berfungsi Multimeter
terhubung ke
terminal 8 ke 13T
Terdapat fasa
48V dari terminal
12 menyuplai
pararel kontak
bantu dari NO11
K11M dari
K17M NO
13 K12 M Berfungsi Multimeter
Outputnya kontak
bantu dari
NO11M
terhubung ke F10
yang menyuplai
ke H14m
42
Terdapat NO
F11M yang
terhubung ke
K 16 M
14 terminal 9 Berfungsi Multimeter
kemudian
menyuplai ke
alarm B14
NO F17M (TOR)
TOR
terhubung ke
F17 M
terminal 23
15 Selektor Berfungsi Multimeter
kemudian
Switch
menyuplai ke
S12
alarm B17
43
2.5 Langkah-langkah Pengecekan Motor
1. Pengecekan beban motor
a. Jika kondisi berbeban,diusahakan dapat diputar.
b. Jika kondisi tidak berbeban,cek putaran keluaran motor apakah ada gesekan
atau tidak ada gesekan.
2. Kondisi pada motor (Bersih atau tidak) dan pengecekan gangguan lingkungan.
a. Perhatikan pemasangan motor,sudah kokoh atau tidak.
b. Perhatikan kapasitas motor,sinkron atau tidak.
c. Perhatikan kondisi lingkungan disekitar motor. Harus dalam kondisi bersih.
d. Hubungan pada motor sesuai atau tidaknya.
e. Cek kelengkapan pada terminal-terminal motor :Tahanan motor (dengan
alat Ohm Meter).
f. Ukur tegangan pada motor sesuai atau tidaknya (dengan alat Volt Meter).
3. Cek pada control,apakah ada pengaman atau tidaknya ke motor.
4. Memastikan settingan pengaman pada motor (Thermal,Timer,Relay).
5. Cek Sumber daya seimbang atau tidak (dengan alat Volt Meter).
6. Pastikan Saklar Impuls bekerja.
1. Motor di rangkai agar dapat bekerja dalan dua kondisi yaitu kondisi Manual
dan Otomatis.
4. Pastikan pada saat pengoperasian segala sesuatu dalam kondisi aman dan
selamat.
5. Untuk memulai pengoperasian maka kita harus memutar saklar selector untuk
memasukkan daya pada rangkaian control.
6. Setelah daya masuk pada rangkaian control, kemudian naikan fuse yang ada di
dalam rangkaian control.
44
7. Setelah itu putar selector switch ke manual maka motor akan berjalan secara
manual. (lupa S berapa ke motor 1 dan 2)
8. Setelah pengoperasian manual, motor juga dapat dioperasikan dengan cara auto
dengan memindahkan slector switch dari manual ke auto.
9. Sistem kerja auto dapat dibantu dengan adanya saklar pelampung dimana jika
saklar pelampung naik, maka motor akan bekerja.
45
2.7 Pengukuran Tahanan pada Motor
Komponen Komponen
Gambar Proses Gambar Proses Peralatan yang
No yang diukur yang diukur
Pengukuran Pengukuran digunakan
pada Motor 1 pada Motor 2
U1-W1= 31,0
4 U1-W1= 30,2 Ω Ohm Meter
Ω
46
5 U1-V1= 32,8 Ω U1-V1= 29,9 Ω Ohm Meter
V1-W1= 30,6
6 V1-W1= 30,0 Ω Ohm Meter
Ω
47
2.8 Pengukuran Insulation (Tahanan Pengaman) pada Motor
Komponen Komponen yang Peralatan
Gambar Proses Gambar Proses
No yang diukur diukur pada yang
Pengukuran Pengukuran
pada Motor 1 Motor 2 digunakan
U1-PE= 168,2
1 U1-PE= 96,5 MΩ Megger
MΩ
V1-PE= 166,8
2 V1-PE= 110,8 MΩ Megger
MΩ
W1-PE= 170,0
3 W1-PE= 106,8 MΩ Megger
MΩ
48
V1-BODY= V1-BODY= 123,5
5 Megger
162,8 MΩ MΩ
49
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
50
LAPORAN PRAKTIK BENGKEL
PEMELIHARAAN KONTROL PANEL POMPA AIR
LIMBAH DAN BERSIH
DISUSUN OLEH
MEGA SAPUTRI 1805031007
MUHAMMAD RIZKI 1805031028
PANGIHUTAN SINAGA 1805031012
REZA PAHLAWAN 1805031050
RISKY SYAWALUDDIN 1805031008
i
LEMBAR PENILAIAN
Judul Praktek Bengkel : Pemeliharaan kontrol pompa air limbah dan bersih
Nama Praktikan : Mega Saputri
Muhammad Rizki
Pangihutan Sinaga
Reza Pahlawan
Risky Syawaluddin
Kelas : EL-6A
Kelompok : Kelompok 04
Cholissh, S.T.,M.T.
Nilai :
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Latihan bengkel semester VI ini tertuju pada perawataan kontrol listrik pada
pompa air bersih yang diperkecil yang bertujuan agar kelak dapat
melakukan perawatan ( maintance) pada proyek yang sebenarnya . Pada akhir praktek
semester VI ini mahasiswa akan mendapat tugas
membuat laporan praktek. Maksud dari pembuatan laporan praktek ini adalah
membimbing mahasiswa untuk mencapai tujuan utama yakni menghasilkan
mahasiswa yang memiliki nalar, kreatifitas, dan kemampuan/skill yang tinggi
sebagai modal dalam menghadapi dan menguasai keadaan lapangan kelak
Karena hal-hal di atas maka pemeliharaaan pada pompa Air Limbah dan Air Bersih
dilakukan preventif maintenance, detective maintenance, prediktif maintenance, dan
korektif maintenance. Untuk lebih maksimal sebaiknya pekerjaan tersebut mengikuti
system yang disarankan pada PUIL. Karena disana telah di jelaskan dengan rinci bagaimana
tentang pemeliharaan kontrol listrik yang baik dan benar.
Disana juga diterangkan beberapa teknik pemasangan instalasi kontrol listrik
sebagaimana mestinya. Misalnya ; melakukan pengawatan, penarikan kabel,
penempatan peralatan, penyambungan kabel, serta mencari kesalahan ( troubleshooting ).
1
1.2. Tujuan
2
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
d
6 1 3 4 5 6 7
m NO FLOW P1 NO FLOW P2
n 0 0
jmp
S12 auto
LIGHT TEST jmp
S17 auto
o
SWITCH PUMP 1 SWITCH PUMP 2
p
MAIN SWITCH
q
3
Gambar 1.2 Simulasi Praktek air Limbah
4
Gambar 1.3 Diagram Kontrol Air Limbah
5
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
c 5 18
d S13 S18
e 6 19
f
5 4 7 6
g
K16 K16
1 14 3
h
M A M A 20
6h
i S12 12 K13 S17
j 3
55 67
16
55 67
4 2
q NO NC
NO NC NO NC NO NC NO NC
1x13 1x11 1x14 1x17 2x12 1x12 2x18 1x15 1x12 1x12
r 1x14 1x19 1x15 1x18 1x18 1x18
s
K11M K17M K13T K18T K16
t
P2
Flow indicating P1
Flow indicating P2
u
Multiple contact
←
Change P1→
w
2
x KABEL NYAF1,5 mm
y
DIAGRAM KONTROL Page no : 1
z
6
POMPA AIR BERSIH
7
Gambar 1.6 Layout Panel Kontrol Pompa Ait Bersih
8
Gambar 1.7 Diagram Kontrol Pompa Air Bersih
9
Gambar 1.8 Diagram Kontrol Pompa Air Bersih
10
Gambar 1.9 Diagram Kontrol Pompa Air Bersih
11
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Perawatan
12
2008:134)
a. Agar kemampuan produksi dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan
sesuai dengan produksi.
b. Menjaga kwalitas pada tingkat yang tepat untuk memenuhi apa yang
dibutuhkan oleh produksi itu sendiri dan kegiatan produksi yang tidak
terganggu.
c. Untuk membantu mengurangi pemakaian dan penyimpangan diluar
batas ditentukan sesuai dengan kebijaksanaan perusahaan.
d. Untuk mencapai tingkat biaya perusahaan serendah mungkin, dengan
melaksanakan kegiatan maintenance secara efektif dan efisien
keseluruhannya.
e. Menghindari kegiatan maintenance yang dapat membahayakan
keselamatan para pekerja.
f. Mengadakan suatu kerja sama yang erat dengan fungsi utama dalam
rangka untuk mencapai tujuan utama perusahaan, yaitu tingkat keuntungan
atau return on invesment yang sebaik mungkin dan total biaya yang
terendah.
13
peralatan, pelumasan (lubrication) atua pengecekan olinya, pengecekan
bahan bakar serta pemanasan terhadap mesin-mesin selama beberapa
menit sebelum dipakai untuk produksi panjang.
Keuntungan PM :
1. Preventive Maintenance adalah anticipative maintenance. Dengan demikian
bagian produksi dan pemeliharaan dapat mengerjakan pekerjaan pembuatan
peramalan (forecasting) dan pembuatan schedule pemeliharaan yang lebih
baik.
2. Preventive maintenance akan meminimalisasi waktu yang mengganggu
produksi.
3. Preventive Maintenance memperbaiki kontrol atas komponen-komponen
mesin.
Kerugian :
1. Preventive Maintenance menghilangkan sisa umur komponen ketika
komponen tersebut harus diganti sebelum rusak total.
2. Banyak melibatkan tenaga kerja
3. Biaya pemeliharaan relatif lebih tinggi dibandingkan metode predictive
maintenance.
14
tugas secara periodik, predictive maintenance juga menunjukkan periode
perawatan, jadwal inspeksi, dimana hasilnya digunakan untuk menentukan
tugas preventive maintenance secara spesifik dan penggantian komponen.
Pemeriksaan secara periodik bisa dilakukan oleh pekerja, meskipun
biasanya memerlukan keterampilan dengan level dan harus dilakukan oleh
staff maintenance.
Panel 1
NO Pemeliharaan Harian Mingguan Bulanan
Komponen 1 1 2 3 4 1 2 3 4
Utama pm pm dm prm crm pm dm prm Crm
1 Main Switch
√
2 Floating Switch
√
3 Lampu
Indikator √
15
4 TOR √
5 Timer √
6 Kontaktor
√
7 Trafo
8 Fuse/MCB
9 Impuls √
10 Relay √
11 Panel Door √
12 Panel Rack √
13 Panel Body √
14 NTC
15 Wiring Chanel
√ √
16 Motor 3 phasa √
Panel 2
2 Floating √
Switch
3 Lampu √
Indikator
4 TOR √
√ √
5 Timer √
6 Kontaktor
16
7 Trafo
8 Fuse/MCB √
9 Impuls
√
10 Relay
√
11 Panel Door
12 Panel Rack
13 Panel Body
14 NTC √
15 Wiring
Chanel
16 Motor 3 phasa √
Panel 3
2 Floating √
Switch
3 Lampu √
Indikator
4 TOR √
5 Timer √
6 Kontaktor √
7 Trafo
√ √
8 Fuse/MCB
√
17
9 Impuls
√
10 Relay
11 Panel Door
12 Panel Rack
13 Panel Body
14 NTC √
15 Wiring
Chanel
16 Motor 3 phasa
√
Panel 4
2 Floating √
Switch
3 Lampu √
Indikator
4 TOR √
5 Timer
6 Kontaktor √
7 Trafo
8 Fuse/MCB √
9 Impuls √ √
10 Relay √
18
11 Panel Door
√
12 Panel Rack
√
13 Panel Body
√
14 NTC
15 Wiring
Chanel
16 Motor 3 phasa
Panel 5
2 Floating √
Switch
3 Lampu
Indikator
4 TOR √
5 Timer
√
6 Kontaktor √ √
√ √
7 Trafo
8 Fuse/MCB √
9 Impuls √
10 Relay
√
11 Panel Door
12 Panel Rack
19
13 Panel Body √
14 NTC
15 Wiring
Chanel
16 Motor 3 phasa √
Panel 6
2 Floating
Switch √
3 Lampu
Indikator
4 TOR √
5 Timer
6 Kontaktor √
7 Trafo √
8 Fuse/MCB
9 Impuls √
10 Relay √
11 Panel Door √
12 Panel Rack √
13 Panel Body √
14 NTC √
√
20
15 Wiring
Chanel
16 Motor 3 phasa √
No Terminal Megger
Motor 1 Motor 2
1 U1-U2 0 0
2 U1-V2 1 1
3 U1-W2 1 1
4 V1-U2 1 1
5 V1-V2 0 0
6 V1-W2 1 1
7 W1-U2 1 1
8 W1-V2 1 1
9 W1-W2 0 0
10 U2-PE 1 1
11 V2-PE 1 1
12 W2-PE 1 1
No Terminal Tahanan
Motor 1 Motor 2
1 U2-U1 14,42 14,46
2 V2-V1 14,25 14,90
3 W2-W1 14,00 14,70
4 U1*V1=U2-V2 31 31
5 V1*W1=V2-W2 31 31
6 U1*W1=U2-W2 31 31
Panel 2
No Terminal Megger
Motor 1 Motor 2
1 U1-U2 1 1
2 U1-V2 1 1
3 U1-W2 0 0
4 V1-U2 0 0
5 V1-V2 1 1
6 V1-W2 1 1
21
7 W1-U2 0 0
8 W1-V2 1 1
9 W1-W2 1 1
10 U2-PE 1 1
11 V2-PE 1 1
12 W2-PE 1 1
No Terminal Tahanan
Motor 1 Motor 2
1 U2-U1 14,6 13,72
2 V2-V1 14,7 13,85
3 W2-W1 14,5 14,07
4 U1*V1=U2-V2 35 32
5 V1*W1=V2-W2 58 37
6 U1*W1=U2-W2 59 33
Panel 3
No Terminal Megger
Motor 1 Motor 2
1 U1-U2 1 1
2 U1-V2 1 1
3 U1-W2 0 0
4 V1-U2 0 0
5 V1-V2 1 1
6 V1-W2 1 1
7 W1-U2 0 0
8 W1-V2 1 1
9 W1-W2 1 1
10 U2-PE 1 1
11 V2-PE 1 1
12 W2-PE 1 1
No Terminal Tahanan
Motor 1 Motor 2
1 U2-U1 14,99 14,20
2 V2-V1 15,12 14,10
3 W2-W1 15,06 14,03
4 U1*V1=U2-V2 34 33
5 V1*W1=V2-W2 47 65
6 U1*W1=U2-W2 42 41
22
Panel 4
No Terminal Megger
Motor 1 Motor 2
1 U1-U2 1 1
2 U1-V2 1 1
3 U1-W2 1 1
4 V1-U2 0 0
5 V1-V2 0 0
6 V1-W2 0 0
7 W1-U2 1 1
8 W1-V2 1 1
9 W1-W2 1 1
10 U2-PE 1 1
11 V2-PE 1 1
12 W2-PE 1 1
No Terminal Tahanan
Motor 1 Motor 2
1 U2-U1 14,8 15
2 V2-V1 14,9 15
3 W2-W1 14,7 15
4 U1*V1=U2-V2 42,6 30
5 V1*W1=V2-W2 45,4 30
6 U1*W1=U2-W2 46,3 30
Panel 5
No Terminal Megger
Motor 1 Motor 2
1 U1-U2 0 0
2 U1-V2 1 1
3 U1-W2 1 1
4 V1-U2 1 1
5 V1-V2 0 0
6 V1-W2 1 1
7 W1-U2 1 1
8 W1-V2 1 1
9 W1-W2 0 0
10 U2-PE 1 1
11 V2-PE 1 1
12 W2-PE 1 1
23
No Terminal Tahanan
Motor 1 Motor 2
1 U2-U1 15 14,26
2 V2-V1 15 14,25
3 W2-W1 15 14,25
4 U1*V1=U2-V2 30 30
5 V1*W1=V2-W2 30 31
6 U1*W1=U2-W2 30 29
Panel 6
No Terminal Megger
Motor 1 Motor 2
1 U1-U2 1 1
2 U1-V2 1 1
3 U1-W2 1 1
4 V1-U2 0 0
5 V1-V2 0 0
6 V1-W2 0 0
7 W1-U2 1 1
8 W1-V2 1 1
9 W1-W2 1 1
10 U2-PE 1 1
11 V2-PE 1 1
12 W2-PE 1 1
No Terminal Tahanan
Motor 1 Motor 2
1 U2-U1 14,8 13,81
2 V2-V1 14,9 13,82
3 W2-W1 14,7 14,01
4 U1*V1=U2-V2 42,6 29,5
5 V1*W1=V2-W2 46,3 30,2
6 U1*W1=U2-W2 45,4 29,3
24
2.3.3. Tabel Perencanaan dan Pelaksanaaan Kontrol Pompa Air Limbah
3 Operasional √
switch (S16)
4 MCB 1
Phasa (F08) √
5 MCB 1
phasa (F09) √
6 MCB 1
Phasa (F07) √
7 Travo
220/48v √ √ √
8 Impuls
K24M √
9 Relay K25M
√ √
10 Relay K26M
√ √ √
11 Relay K27M
√ √ √
12 Relay K28M
√ √ √
13 Relay K11
√ √ √
14 Timer K13T √ √
15 Timer K17T √
√ √
16 Floating √
switch S11
17 Limit switch √
B12
18 Limit switch √
B16
25
19 MCB 3
Phasa F04 √
20 MCB 3
Phasa F05 √
21 Kontaktor 14
22 Kontaktor 18
23 Lampu √
indikator
H15
24 Lampu √
indikator
H19
25 Lampu √
indikator
H10
26 Floating √
switch S26
27 Floating √
switchS27
28 Floating √
switchS28
29 Panel body √
30 Panel rack √
31 Panel door √
32 Terminal
33 Pompa 1 √
34 Pompa 2 √
35 Relay K14M
36 Relay K18M
37 Wiring
Chanel
√
26
2.4. Analisa Tabel Perencanaan
2.4.1. Analisa Tabel Pompa Air Limbah
Banyak permasalahan yang terdapat pada papan panel air limbah, diantaranya
Papan 2
Pada K17 yang terdapat pada terminal NC 61 & 62 tidak berfungsi.
Papan 5
Terdapat pada trafo dimana kabel netral tidak terhubung.
Papan 6
Terdapat pada travo yang mana kabel netral nya tidak ter solder.
2.4.2. Analisa Tabel Corrective Maintenance
1. Trafo
PM,D,CRM
Gejala:
Terdapat sambungan netral pada terminal 220 v, dan sambungan 220v pada
terminal netral (terbalik).
Penyebab:
Salah rangkaian yang dilakukan oleh mahasiswa sebelumnya.
Klarifikasi:
Sambungan yang terbalik antara terminal 220 V dan netral telah diperbaiki,
dan terminal 220 V.
2. Relay K11
PM,DM,CRM
Gejala:
Banyak sambungan yang tidak sesuai karena relay yang digunakan yaitu
27
relay omron
Penyebab:
Terminal yang tertulis pada rangkaian tidak sesuai dengan relay omron.
Klarifikasi:
Sambungan yang tidak sesuai telah diperbaiki sesuai relay omron pada
terminal 1, 3, 4, 6, 10.
3. Relay K26
Gejala:
Terdapat sambungan salah dan tidak sesuai dengan relay omron.
Penyebab:
Terminal relay yang tertulis pada rangkaian tidak sesuai dengan relay
omron. Klarifikasi:
Sehingga ada perbaikan sambungan yang tidak sesuai
2.5. Kegiatan yang dilakukan
Banyak kegiatan yang dilakukan pada saat melakukan perawatan pada pompa
air limbah dan pompa air bersih,
28
Melakukan pengukuran pada trafo
29
Pembongkaran komponen yang tidak sesuai dengan gambar rangkaian
30
31
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dari praktik yang dilakukan, praktikan dapat menyimpulkan bahwa :
1. Melakukan perawatan dengan beberapa tahap yaitu: Preventive
maintanance, Detective Maintanance, Predictive Maintanance,
Corective Maintanance.
2. Melakukan pengecekan yang rutin pada setiap komponen dapat
mengoptimalkan kerja dari setiap komponen.
3. Banyak dari beberapa komponen yang terdapat pada pompa air limbah
dan pompa air bersih yang harus di korective maintanance setelah
dilakukan pengecekan.
4. Melakukan pengecekan secara rutin untuk mengoptimalkan kerja pada
setiap komponen.
32