BAB I
PENDAHULUAN
Listrik merupakan salah satu bentuk energi yang sangat berguna bagi umat
operasi suatu alat/barang elektronik. Listrik bisa didapat dari konversi energi
mekanik menjadi energi listrik, alat yang biasa disebut sebagai generator.
Sebaliknya, energi bisa juga diubah menjadi bentuk lain yang berguna bagi
umat manusia, yaitu energi mekanik (pada motor-motor), energi panas (setrika
listrik) ataupun juga yang paling nyata manfaatnya, yaitu energi cahaya
(lampu penerangan).
1
Politeknik Negeri Sriwijaya
1.2 Tujuan
Adapun tujuan yang hendak dicapai dari praktek instalasi penerangan dan
penyusunan laporan bengkel ini. Beberapa sumber juga didapat dari referensi
di internet.
2
Politeknik Negeri Sriwijaya
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Kehandalan
Kehandalan yang dimaksud adalah handal secara mekanik maupun
elektrik. Kehandalan juga menyangkut ketepatan pengaman untuk menanggapi
jika terjadi gangguan misalnya untuk pemasangan instalasi penerangan di
dalam ruangan yang suhunya di atas normal, maka lebih handal jika digunakan
kabel berisolasi karet silikon dibanding PVC.
2. Keamanan
Yang dimaksud keamanan disini adalah secara elektrolis untuk manusia,
ternak dan bahan lainnya itu pada kotak kontak tertutup untuk gedung taman
kanak-kanak adalah lebih aman jika dibandingkan dengan kotak kontak yang
terbuka.
3. Keindahan
Yang dimaksud keindahan di sini adalah kerapian pemasngan peralatan
sesuai aturan yang berlaku, misalnya pemasangan beberapa pipa pada
permukaan tembok tampak lebih indah jika di pasang sejajar atau di beri
sekang (klem).
4. Ketersediaan
Ketersedian yang dimaksud adalah kesiapan suatu instalasi melayani
kebutuhan baik daya, maupun perluasan instalasi, misalnya suatu panel
3
Politeknik Negeri Sriwijaya
5. Ekonomis
Ekonomis di sini adalah biaya yang dikeluarkan untuk instalasi harus
hemat, hal ini karena besarnya biaya yang digunakan tidak menjamin mutu
suatu instalasi. Misalnya untuk arus 15 A cukup digunakn penghantar dengan
penampang 2,5 mm tidak ekonomis jika menggunakan penghantar 6 mm.
4
Politeknik Negeri Sriwijaya
5
Politeknik Negeri Sriwijaya
penerangan yang disambungkan pada jaringan distribusi tidak sering terjadi, maka
gangguan-gangguan perubahan tegangan pada jaringan harus dibatasi.
6
Politeknik Negeri Sriwijaya
7
Politeknik Negeri Sriwijaya
2.5 Saklar
Saklar merupakan suatu alat untuk memutuskan dan menghubungkan arus
listrik dari sumber ke beban. Pada umumnya saklar di lengkapi dengan pegas yang
berfungsi untuk membuka dan menutup pada saklar di operasikan.
a. Saklar Tunggal
Berfungsi untuk mengoperasikan satu buah titik beban pada instalasi
penerangan.
b. Saklar Tukar
Berfungsi untuk mengoperasikan beban dari dua tempat. Saklar ini mempunyai
dua buah posisi operasi.
c. Tombol Tekan
Tombol ini dapat dioperasikan dengan cara di tekan. Kontaknya terdiri dari NO
dan NC.
d. Impuls
Adalah saklar yang bekerja berdasarkan magnet. Posisi anak kontak impuls
akan berubah setiap impuls yang diberikan, impuls pertama saklar ON dan
posisi impuls dua saklar OFF.
e. Kontaktor
Kontaktor atau sering disebut relay elektromagnetik. Kontaktor memiliki dua
buah kontak yaitu kontak utama dan kontak bantu. Kontak utama dan kontak
bantu terdiri dari anak kontak NC dan NO.
8
Politeknik Negeri Sriwijaya
2.7 Penghantar
Di bawah ini akan dibicarakan 2 jebis kabel tanah termoplastik tanpa perisai,
yaitu NYY dan NAYY. Pada prinsipnya susunan NYY ini sama dengan susunan
NYM, hanya tebal isolasi dan selubung luarnya, serta jenis komponen PVC yang
digunakan berbeda. Warna selubung luarnya hitam. Untuk kabel tegangan randah,
tegangan nominalnya 0,6/1 Kv, dimana :
0,6 Kv = tegangan nominal terhadap tanah, dan
1 Kv = tegangan nominal antar penghantar
Uratnya dapat berjumlahsatu sampai dengan lima. Luas penampang
penghantarnya dapat mencapai 240 mm2 ke atas digunakan atau lebih. Diameter
luar kabel dengan dua urat atau lebih dan dengan luas penampang penghantar
besar, akan menjadi besar sekali kalau digunakan penghantar-penghantar bulat.
Karena itu, untuk ukuran-ukuran besar umumnya mulai 50 mm2 ke atas digunakan
penghantar bentuk sektor. NYY dapat juga dibuat sebagai kabel kontrol dengna
banyak urat. Sebagai kabel kontrol jumlah uratnya dapat mencapai 61. Luas
penampang penghantarnya umumnya 1,5 mm2 atau 2,5 mm2. Penggunaan utama
NYY sebagai kabel tenaga ialah untuk instalasi industri di dalam gedung maupun
di alam terbuka, saluran kabel dan dalam lemari hubung bagi, apabila dapat
diperkirakan tidk akan ada gangguan mekanis. NYY dapat juga di tanam dalam
tanah, asalkan di beri perlindungan secukupnya terhadap kemungkinan terjadinya
kerusakan mekanis. NAYY memiliki penghantar aluminium, selebihnya kabel ini
sama dengan NYY, juga penggunaannya.
9
Politeknik Negeri Sriwijaya
10
Politeknik Negeri Sriwijaya
mm dan tinggi dindingnya 40 mm, satu saluran dapt di bagi menjadi dua saluran
yang terpisah dengan memasang suatu dinding pemisah.
Saluran-saluran ini dapat di gantung dengan menggunakan klem langit-langit
berlapis seng, dengan batang ulir dan mur berlapis seng. Untuk
menggatungkannya saluran kabel pada balok-balok tidak boleh tepat di tengah-
tengah diperbolehkan, lubang-lubang juga tidak dapt di bor tepat di tengah-tengah
flensa sebuah balok I. Jadi saluran kabel yang bersangkutan tidak bisa di gantung
tepat ditengah-tengah balok.
Kalau saluran kabel itu harus di gantung di samping balok I, dapt digunakan
klem. Memperlihatkan sebuah klem dengan saluran panel yang diletakkan
diatasnya pada saluran tersebut harus lebih tinggi.
11
Politeknik Negeri Sriwijaya
sejauh jangkauan orang normal yang berdiri dari logam tersebut. Besar arus
gangguan dibatasi oleh tanahan orang dan tahanan kontak ke tanah dari kaki orang
tersebut.
Keterangan gambar :
R0 = Tahanan antara tempat kita berdiri dengan tempat yang jauh
R1 = Tahanan antara tempat kita berdiri dengan peralatan
R1 + R2 = Besar pentanahan tahanan total
R1 = Tahanan tanah yang berada di bawah tiapa kaki
Rk = Tahanan tubuh manusia
Dari gambar di atas di dapat tegangan sentuh yang besarnya adalah :
Esentuh = (Rk + Rf / 2) Ik............................................................(II/4)
Dimana :
E = Tegangan sentuh (Volt)
Rk = Tahanan badan orang (1000 ohm)
Rf = Tahanan kontak ke tanah dari 1 kaki pada tanah (3 ps)
Ik = Besarnya arus yang melalui tubuh
Sehingga akan didapatkan hasil sebagai berikut :
0,116
Esentuh = (1000 + 1,5 ps) ................................... (II-5)
√𝑡
116+0,17
Es = ........................................................(II-6)
√𝑡
12
Politeknik Negeri Sriwijaya
b. Persyaratan
300.B Seluruh bagian aktif perlengkapan atau instalasi listrik harus diamankan
terhadap bahaya sentuh langsung.
Pengaman terhadap bahaya sentuh langsung itu dapat dilakukan dengan cara-
cara tersebut di bawah ini :
300.B.1 Semua bagian aktif perlengkapan dan instalasi : Di beri isolasi ; atau
konstruksi serta lokasinya di atur demikian rupa sehingga sentuh
langsung tidak mungkin terjadi.
13
Politeknik Negeri Sriwijaya
c. Pencegahan
Ketentuan ini tidak berlaku bagi perlengkapan yang terdapat dalam ruang kerja
listrik dan ruang kerja listrik terkunci (pasal 810 dan 811)
Catatan :
Lapisan email, lapisan lak, lapisan oksida, semua jenis lapisan serat,
walaupun diempregnasi, tidak dapat digolongkan sebagai isolasi. Jika tempat
masuk kabel menyambung pada perlengkapan listrik dalam jangkauan, lapisan
pelindung dan selubung luarnya harus masuk ke dalam kotak hubung, atau dalam
hal tanpa kotak hubung, ke dalam perlengkapan tersebut. Lapisan logam
pelindung kabel tidak boleh dimasukkan ke dalam kotak hubung, tetapi tidak
boleh ke dalam mof ujung kabel atau mof sambungan kabel. 300.B.2 Bagian aktif
perlengkapan dan instalsi yang tidak dapat di beri isolasi, harus di beri selungkup,
sekat, rumah atau pelindung lain yang sejenis, dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Pelindung harus kuat dan terpasang secara kokoh ;
2. Jika pelindung tersebut berupa kisi atau pelat kerawang, padanya tidak boleh
mendapat celah, atau lubang yang lulus jari uji (lihat pasal 108) dalam hal jari uji
dapat lulus keadaan celah atau lubang pelindung, jari uji tersebut tidak boleh
menyetuh bagian aktif. Perlengkapan
300.B.3 Sentuh langsung yang tidak dapat dihindari karena masalah teknis dan
operasi seperti pada mesin las, tungku lebur, dan instalsi elektrolis,
bahayanya dapat di cegah jika lantai ruang kerja dilapisi isolasi
pengaman atau operator mengenakan sepatu berisolasi atau
menggunakan perkakas yang berisolasi. Selain itu di pasang tanda
bahaya.
300.B.4 Jika di akai tegangan ekstra rendah pengaman, yang diperoleh dari
sumber yang memenuhi ketentuan yang tersebut dalam pasal 311,
maka pengaman yang tersebut di Ayat 300.B.1, 300.B.2, dan 300.B.3
tidak diperlukan.
Keringanan ini tidak berlaku diruangan-ruangan dengan bahaya
ledakan atau bahaya kebakaran, atau di tempat-tempat yang harus
memakai tegangan ekstra pengaman.
14
Politeknik Negeri Sriwijaya
301.A.3 Kegagalan isolasi seperti yang tersebut pada ayat 301.A.1, harus di
cegah terutama dengan cara berikut :
Perlengkapan listrik harus di rancang dan di buat dengan baik ;
Bagian aktif harus di isolasi dengan bahan yang tepat;
Instalasi listrik harus di pasang dengan baik;
301.A.5 Tegangan sentuh yang terlalu tinggi adalah tegangan sentuh yang >50
Volt. Khusus untuk tempat-tempat berikut ini :
Tempat yang lembab / basa,
Ruang kerja industri pertanian,
Tempat yang mensyaratkan adanya pengaman dengan isolasi pengaman atau
pemisah pengaman.
Tegangan sentuh yang terlalu tinggi adalah tegangan sentuh yang > 25 volt.
15
Politeknik Negeri Sriwijaya
b. Cara Pengaman
301.B.1 Pengaman terhadap bahaya sentuh tak langsung dilakukan dengan
Isolasi pengaman (pasal 310)
Tegangan ekstra rendah pengaman (pasal 311)
Pembumi pengaman (pasal 312)
Pembumi netral pengaman (pasal 313)
Penghantar pengaman (pasal 314)
Saklar pengaman tegangan ke bumi (pasal 316)
Saklar pengaman arus sisa (pasal 316)
Pemisah pengaman (pasal 317)
Catatan :
Cara pengaman tersebut di atas tidak membebaskan produsen dari
tanggung jawab membuat perlengkapan listrik yang baik dan memenuhi syarat.
Produsen sama sekali tidak dibenarkan mengandalkan usaha pengaman yang
dilakukan oleh penggunaan atau pelaksanaan pemasangan perlengkapan listrik.
16
Politeknik Negeri Sriwijaya
BAB III
ANALISA DATA
3.1 Tujuan
Dalam melaksanakan praktek bengkel listrik semester IV ini Mahasiswa
diharapkan dapat :
Memahami dan mengetahui cara membaca gambar dan diagram lokasi dan
diagram satu garis atau diagram kontrol instalasi penerangan.
Mengetahui dan menguasai dasar-dasar penginstalasian secara teori dan
menerapkan dalam praktek.
Mampu merencanakan suatu instalasi penerangan.
Mampu memasang peralatan dan komponen-komponen instalasi tenaga di
dalam tembok dengan baik dan benar.
Mengetahui dan memahami prinsip kerja peralatan yang digunakan dalam
praktek
Mengetahui kesalahan-kesalahan yang terjadi pada instalasi penerangan
dan melakukan perbaikan.
3.2 PrinsipKerja
Sebelum melaksanakan atau mengerjakan instalasi penerangan maka seorang
pratikan harus terlebih dahulu mengerti prinsip kerja dari rangkaian yang akan di
pasang.
Prinsip kerja dari rangkaian listrik yang telah terpasang dapat di lihat
berdasarkan analisa berikut ini :
17
Politeknik Negeri Sriwijaya
18
Politeknik Negeri Sriwijaya
19
Politeknik Negeri Sriwijaya
saklar dua arah maka lampu akan dapat dihidupkan dan dimatikan dari dua
tempat berlainan. Saklar ini melayani lampu A untuk penerangan dapur.
c. Saklar Impuls
Saklar impuls dioperasikan dengan memberi supply pada kumparan
magnetnya yang akan menarik dan melepas anak kontaknya sehingga anak
kontaknya akan membuka dan menutup rangkaian. Saklar impuls untuk
melayani penerangan gedung dan wc.
20
Politeknik Negeri Sriwijaya
21
Politeknik Negeri Sriwijaya
22
Politeknik Negeri Sriwijaya
23
Politeknik Negeri Sriwijaya
24
Politeknik Negeri Sriwijaya
25
Politeknik Negeri Sriwijaya
26
Politeknik Negeri Sriwijaya
18. Menurut langkah 14 setelah kabel penghantar saklar tukar keluar di dos
fitting lampu kemudian dimasukan ke dalam roset kayu hingga ujung
kabel tersebut keluar.
19. Setelah ujung kabel penghantar saklar tukar keluar, kupaslah kemudian
pasang di terminal fitting lampu ditambah kabel netral, kabel netral
tersebut dimasukan ke lubang roset kayu untuk menuju ke kotak hubung
(langkah nomor 3 ) setelah keluar kupaslah isolasi kabel tersebut
kemudian kopellah kabel netral tersebut dengan kabel netral yang ada di
kotak hubung.
20. Setelah pemasangan kabel ke fitting selesai, tekanlah fitting lampu ke
dinding roset kayu rapat-rapat kemudian utarlah sekrup ke kiri dan kanan
hingga kencang.
27
Politeknik Negeri Sriwijaya
kembali ke pipa untuk menuju ke panel penerangan. Jadi jumlah kabel panel
penerangan adalah tujuh kabel yaitu (3 kabel penghantar elektromagnetik, satu
penghantar saklar tombol tekan, satu line, satu netral, satu PE).
7. Setelah pemasangan penghantar pada tombol tekan S6 dan S7 sesuai, barulah
tombol tekan S6 dan S7 di tekan ke dinding dengan rapat kemudian sekrup
kaki pencengkraman kiri dan kanan di putar hingga kencang.
8. Menurut langkah pemasangan nomor 3, kelima kabel tersebut (3 penghantar
saklar elektromagnetis, 1 N, 1 PE). Penghantar saklar elektromagnetis L1
dikopel di kotak hubung yang satu untuk lampu pijar dan yang satunya untuk
lampu TL, begitu juga penghantar saklar kontaktor L2, dikopel di kotak
hubung yang satunya untuk lampu TL sedangkan penghantar saklar L3 tidak
dikopel tetapi langsung menuju ke lampu TL.
9. Setelah ujung kabel keluar di roset kayu (penghantar saklar L1 dan N) barulah
pasang fitting lampu kemudian kupaslah kabel tersebut dan barulah pasang
kabel tersebut di terminal fitting lampu. Ini juga berlakunya untuk pemasangan
kabel penghantar saklar L2 dan N.
28
Politeknik Negeri Sriwijaya
29
Politeknik Negeri Sriwijaya
30
Politeknik Negeri Sriwijaya
31
Politeknik Negeri Sriwijaya
32
Politeknik Negeri Sriwijaya
33
Politeknik Negeri Sriwijaya
,dimana pada saat kita menekan tombol NO maka kontaktor 1 akan mulai
beroperasi sengga motor berputar ke kanan dan limit switch 1 yang menggunakan
NC akan membuat motor berhenti (anak kontak pada kontaktor lepas) jika limit
switch tersebut ditekan,namun pada saat limit switch 2 dalam posisi NC motor
akan bergerak ke kiri sampai pada saat kita menyentuh limit switch 2 yang
menyebabkan motor berhenti berputar.
34
Politeknik Negeri Sriwijaya
B. Material Group II
3 buah fuse
1 buah saklar tekan 3 phasa
1 buah motor listrik 3 phasa
C. Material untuk Group III
3 buah fuse
1 buah saklar tekan NO
1 buah saklar tekan NC
2 buah lampu tanda
1 buah saklar tukar 3 phasa
1 buah kontaktor
1 buah overload
1 buah motor listrik 3 phasa
1 buah kotak kontak 3 phasa
D. Material unutk Group IV
1 buah MCB phasa
1 buah camswitch
1 buah motor listrik 3 phasa hubungan bintang segitiga
E. Material untuk Group V
1 buah MCB 3 phasa
4 buah saklar tekan NO
2 buah saklar tekan NC
2 buah saklar tekan NC
2 buah lampu tanda
3 buah kontaktor
2 buah overload
1 buah motor listrik Putar Kiri Kanan 3 phasa
35
Politeknik Negeri Sriwijaya
Departemen Tenaga Kerja atau sesuai dengan Persyaratan Umum Instalasi Listrik
( PUIL 2000).
Kecelakaan pada pekerjaan umumnya disebabkan oleh faktor sebagai berikut :
Kesalahan manusianya, misalnya karena kelelahan dan kecerobohan
(termasuk kesalahan penggunaan peralatan
Lingkungan yang kurang menguntungkan (tidak normal), misalnya
berdebu, lembab, dan suhhu di atas 250 C.
Gangguan pada gawai atau peralatan, misalnya kebocoran isolasi dan
kerusakan mekanik pada bagian mesin listrik.
Jika bekerja pada daerah kelistrikan, yang paling penting dihindari adalah
terjadinya tegangan sentuh. Tegangan sentuh dapat terjadi karena
seseorang menyentuh langsung hantaran aktif maupun karena kegagalan
isolasi. Karena itu sangat dilarang melaksanakan pekerjaan listrik pada
saat hantaran bertegangan. Tidak jarang seseorang terluka dengan serius
akibat tegangan sentuh. Untuk itu,jika terjadi tegangan sentuhadalah
segera membebaskan penderita dari aliran dengan cara tertentu.
Dalam pemasangan suatu instalasi kita harus berhati-hati. Keselamatan
kerja sangat dibutuhkan. Faktor yang dapat menyebabkan kecelakaan kerja
yaitu :
Faktor Manusia
Keselamatan kerja manusia sangat penting sekali. Dalam kita bekerja
kita harus dalam keadaan dan kondisi yang sehat dan dalam melakukan
kerja jangan ceroboh kalau merasa lelah atau letih harus segera
beristirahat jangan dipaksakan.
Faktor Lingkungan
Lingkungan juga sangat berpengaruh terhadap keselamatan kerja
manusia. Contohnya bila kerja itu berdebu maka kita harus
menggunakan perlengkapan yang tahan debu.
Faktor Peralatan
Keselamatan kerja juga dipengaruhi oleh peralatan. Jika peralatan yang
kita gunakan rusak atau tidak sesuai dengan PUIL jika terjadi
36
Politeknik Negeri Sriwijaya
37
Politeknik Negeri Sriwijaya
38
Politeknik Negeri Sriwijaya
3.8.3 Sikap dan Tindakan yang Perlu Diperhatikan atau Dilakukan Penolong
Setiap Melakukan Pertolongan (P3K)
P = Penolong mengamankan dirinya sendiri terlebih dahulu sebelum bertindak.
A = Amankan korban dari gangguan sekitar tempat kejadian hingga bebas dari
bahaya
T = Tandailah tempat kejadian hingga orang lain tahu bahawa di tempat itu ada
bahaya.
U = Usahakan segera menghubungi ambulance, dokter, rumah sakit. Atau
keamanan setempat.
T = Tindakan Pertolongan P3K terhadap korban dalam urutan yang paling tepat.
3.8.4 Dua Kategori Kecelakaan yang Diakibatkan Oleh Arus Listrik Pada
Manusia
1. Ringan : -Korban tetap sadar
-Luka bakar pada daerah tubuh yang trkena listrik
2. Berat : -Tidak sadar
-Pernapasan berhenti, denyut nadi ada
-Pernapasan berhenti, denyut nadi tidak ada
39
Politeknik Negeri Sriwijaya
Bila keadaan korban termasuk kategori berat, pertolongan yang paling efektif
adalah dengan menggunakan pernapasan buatan.
Macam-macam metode pernapasan buatan :
1. Metode Nielsen (Metode tekan punggung-tarik lengan)
Penderita ditelungkup, ke dua tangan lengannya di tekuk, dan ke dua
tangannya diletakkan bertumpang tindih. Dengan berbantal punggung tangan,
kepalanya dipalingkan ke samping, lalu di tarik keluar tangan pada daratan
punggung penderita sehingga tempatkan ke dua tangan pada dataran punggung
penderita sehinga telapak tepat berada di bawah garis khayal yang di tarik di
antara ke dua ketiak. Ayunkan badan ke depan hingga lengan hampir tegak
lurus pada punggung penderita dan biarkan bobot badan menekan tubuh
penderita lewat tangan. Sesudah itu tariklah ke dua lengan penderita ke arah
penolong sampai terasa penahanan dan tegangan pada pundak penderita. Lalu
turunkan lengan penderita kembali ke tanah. Ulangi daur ini kira-kira 10-15
kali permenit sambil sering-sering memeriksa mulut penderita jangan sampai
terhalang.
2. Metode Silvester (Metode Tekan Dada-Angkat Tangan)
Penderita ditelentangkan, letakkan sesuatu di bawah pundaknya sebagai
bantal unutk mengangkat pundak agar kepala terkulai ke belakang. Peganglah
ke dua lengan penderita pada pergelangannya, lau persilangkan dan sambil
mengayunkan badan ke depan, kedua lengan itu ditekannkan pada dada bawah
penderita. Tekan ini akan mendorong udara keluar. Setelah itu, sambil
mengayunkan badan ke belakang, penolong menarik ke dua lengan penderita
ke atas melewati kepala penderita sampai turun ke tanah. Dengan demikian
otot dada menarik iga dada atas sehingga meluaskan rongga dada. Ulangi daur
ini kira-kira 10-15 kali permenit sampai pernapasan penderita pulih kembali.
3. Metode Sehaefer (Metode Tekan Punggung)
Penderita ditelungkupkan dan salah satu lengannya diluruskan ke atas
kepala dengan yang lain di pakai sebagai alas kepala. Kepala penderita
dipalingkan ke samping, sehingga jalan pernapasannya tidak terganggu.
Penolong mengangkat berlutut di ata pinggul penderita, atau berlutut di
samping penderita. Tempatkan ke dua telapak tangan pada punggung penderita
40
Politeknik Negeri Sriwijaya
pada iga yang terbawah dengan ibu jari menghadap ke tengah. Dengan lengan
lurus, ayunkan badan ke ke depan sampai ke dua lengan tegak lurus pada
punggung penderita. Dengan demikian berat badan berangsur-angsur menekan
punggung penderita hingga mendorong sekat rongga dadanya ke atas,
kemudian dengan cepat ayunkan badan kembali ke belakang sehingga tekanan
pada punggung penderita lenyap dengan sempurna. Ulangi daur ini kira-kira
10-15 kali permenit sampai pernapasan penderita pulih kembali.
4. Metode Mulut Ke Mulut
Penolong menelentangkan penderita, lalu berlutut di samping kepla
penderita. Satu tangan menarik dagu dan tangan yang lain mendorong dahi
penderita ke belakang sehingga dagu itu mencuat. Letakkan sapu tangan bersih
ke mulut penderita. Isaplah udara secara normal, kemudian tiupkan ke dalam
mulut penderita. Angkat kembali kepala untuk menghisap udara dan
memeriksa apakah penderita megeluarkan udara sendiri. Ulangi daur ini kira-
kira 12-15 kali permenit sampai pernapasan pulih kembali.
5. Metode Ujung Tiang-Tolak Hela
Metode ini dilakukan jika penderita menderita kejutan listrik yang berat di
atas tiang. Setelah hubungan listrik di putuskan, penolong segera naik ke tiang
dan menempatkan diri di belakang penderita sambil mengangkang dalam sabuk
pengaman. Peluklah penderita dengan ke dua lengan di bawah ikat pinggang
tekan perutnya di bawah iga. Tempatkan ke dua lengan di ketiak penderita.
Angkat ke dua lengan penderita ke atas kepalanya. Ulangi daur ini kira-kira 12
kali permenit. Hal ini terus dilakukan sambil berusaha dengan cepat
menurunkan, dan di bawah dilanjutkan dengan pertolongan menurut Metode
Nielson.
41
Politeknik Negeri Sriwijaya
42
Politeknik Negeri Sriwijaya
43
Politeknik Negeri Sriwijaya
44
Politeknik Negeri Sriwijaya
45
Politeknik Negeri Sriwijaya
46
Politeknik Negeri Sriwijaya
47
Politeknik Negeri Sriwijaya
sumber
dan S15A
supplay
48
Politeknik Negeri Sriwijaya
49
Politeknik Negeri Sriwijaya
lampu
07.10 - 09.30
Kamis, 12 Maret Sebelum ke motor
50
Politeknik Negeri Sriwijaya
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
kesimpulan :
2. Mengetahui sumber dari panel sebelum instalasi juga merupakan hal yang
name plate motor, agar tidak terjadi kesalahan dalam menggunakan motor
tersebut.
51
Politeknik Negeri Sriwijaya
4.2 Saran
praktek tersebut.
52
Politeknik Negeri Sriwijaya
DAFTAR PUSTAKA
1982.
PUIL 2000
http://citrapelanginusantara.blogspot.com/2011/04/direct-on-line-starter-dol-
starter.html
http://teknologi.kompasiana.com/otomotif/2010/11/08/pengaman-listrik/
http://www.inverterplus.com/2010/12/mcb-adalah-dan-fungsinya.html
53