Anda di halaman 1dari 53

Politeknik Negeri Sriwijaya

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Listrik merupakan salah satu bentuk energi yang sangat berguna bagi umat

manusia. Manusia menggunakan listrik, baik untuk penerangan maupun

operasi suatu alat/barang elektronik. Listrik bisa didapat dari konversi energi

mekanik menjadi energi listrik, alat yang biasa disebut sebagai generator.

Sebaliknya, energi bisa juga diubah menjadi bentuk lain yang berguna bagi

umat manusia, yaitu energi mekanik (pada motor-motor), energi panas (setrika

listrik) ataupun juga yang paling nyata manfaatnya, yaitu energi cahaya

(lampu penerangan).

Praktek instalasi penerangan adalah praktikum bagi mahasiswa Politeknik

Negeri Sriwijaya untuk semester 4 yang dimaksudkan agar mahasiswa mampu

memahami bagaimana energi listrik dimanfaatkan di dalam dunia industri.

Tidak seperti praktek instalasi sebelumnya yang hanya sebatas penerangan,

kali ini siswa diharapkan mampu memahami bagaimana energi listrik

dimanfaatkan dalam dunia industri untuk menggerakkan motor-motor dengan

berbagai macam pengasutannya. Motor-motor inilah yang menjadi nyawa

dalam kegiatan dunia industri saat ini.

1
Politeknik Negeri Sriwijaya

1.2 Tujuan

Adapun tujuan yang hendak dicapai dari praktek instalasi penerangan dan

tenaga ini adalah :

1. Memahami dan mengetahui cara pembacaan gambar diagram lokasi pada

instalasi penerangan dan tenaga.

2. Mengetahui dan memahami dasar instalasi penerangan dan tenaga secara

teori dan praktek.

3. Mengetahui dan memahami cara penggunaan semua peralatan yang akan

diasang dalam suatu instalasi secara baik dan benar.

4. Dapat mencari kesalahan dan langsung melakukan perbaikan apabila

terjadi kesalahan pada instalasi tersebut.

5. Mengetahui dan memahami prinsip kerja dari motor-motor listrik.

1.3 Pembatasan Masalah

Pemasangan instalasi penerangan dan instalasi tenaga ini dititik beratkan

pada pengoperasian instalasi penerangan dan pengoperasian motor-motor

listrik yang sering digunakan pada industri-industri.

1.4 Metedologi Penulisan

Dalam penyusunan laporan ini data-data di dapat dari berbagai sumber,

diantaranya adalah konsultasi dengan pembimbing dan juga dari berbagai

referensi buku-buku kelistrikan yang dapat memberi masukan dalam

penyusunan laporan bengkel ini. Beberapa sumber juga didapat dari referensi

di internet.

2
Politeknik Negeri Sriwijaya

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Syarat Instalasi


Sebelum melakukan intalasi, ada baiknya kita mengenali dulu beberapa
persyaratan yang harus dipenuhi untuk setiap instalasi yang akan kita lakukan.
Adapun beberapa persyaratan yang harus dipenuhi untuk instalasi listrik adalah
sebagai berikut.

1. Kehandalan
Kehandalan yang dimaksud adalah handal secara mekanik maupun
elektrik. Kehandalan juga menyangkut ketepatan pengaman untuk menanggapi
jika terjadi gangguan misalnya untuk pemasangan instalasi penerangan di
dalam ruangan yang suhunya di atas normal, maka lebih handal jika digunakan
kabel berisolasi karet silikon dibanding PVC.

2. Keamanan
Yang dimaksud keamanan disini adalah secara elektrolis untuk manusia,
ternak dan bahan lainnya itu pada kotak kontak tertutup untuk gedung taman
kanak-kanak adalah lebih aman jika dibandingkan dengan kotak kontak yang
terbuka.

3. Keindahan
Yang dimaksud keindahan di sini adalah kerapian pemasngan peralatan
sesuai aturan yang berlaku, misalnya pemasangan beberapa pipa pada
permukaan tembok tampak lebih indah jika di pasang sejajar atau di beri
sekang (klem).

4. Ketersediaan
Ketersedian yang dimaksud adalah kesiapan suatu instalasi melayani
kebutuhan baik daya, maupun perluasan instalasi, misalnya suatu panel

3
Politeknik Negeri Sriwijaya

mempunyai sekering cadangan yang tidak di sambung ke beban dengan


maksud untuk perluasan.

5. Ekonomis
Ekonomis di sini adalah biaya yang dikeluarkan untuk instalasi harus
hemat, hal ini karena besarnya biaya yang digunakan tidak menjamin mutu
suatu instalasi. Misalnya untuk arus 15 A cukup digunakn penghantar dengan
penampang 2,5 mm tidak ekonomis jika menggunakan penghantar 6 mm.

2.2 Instalasi Penerangan


Bagian pertama yang dikerjakan dari mahasiswa adalah pada bagian instalasi
penerangan. Di sini, instalasi dibagi menjadi 3 group. Dari Fuse pada panel, untuk
grup pertama, adalah untuk stop kontak Pemasak. Untuk grup kedua, adalah
penerangan Dapur, Gedung, dan WC. Untuk grup kedua ini, kita memanfaatkan
saklar tukar dan saklar tunggal, dengan lampu A sebagai penerangan. Sedangkan
grup terakhir adalah Grup ketiga, yaitu penerangan bengkel, yang menggunakan
Saklar Impuls untuk menghidupkan lampu TL dan lampu C.
Untuk minggu pertama, fokus mahasiswa adalah untuk memasang instalasi
penerangan. Dimulai dengan membongkar instalasi penerangan yang sudah
terpasang sebelumnya, baru kemudian pembagian kabel dan memasang setiap
bahan untuk setiap grupnya. Yang perlu diperhatikan di sini adalah pembagian
grup dan bagaimana alur kabel pada panel penerangan.

2.2.1 Instalasi Pada Permukaan (On Bow)


Dalam hal melakukan instalsi pada permukaan (On Bow) tidaklah terlalu
cermat jika dibandingkan dengan kita melakukan instalsi di dalam tembok
ataupun di rumah kayu, karena instalsi pada permukaan tidak di tinjau dari segi
penempatan pipa dan komponen di dalam tembok, sehingga perbaikannya tidak
terlalu sulit apabila terjadi trouble pada sistem jaringan listrik.

4
Politeknik Negeri Sriwijaya

2.2.2 Instalasi Di dalam Tembok (In Bow)


Pemasangan instalasi di dalam tembok harus lebih cermat dibandingkan
dengan pemasangan instalasi di luar tembok ataupun di rumah kayu, di tinjau dari
segi penempatan pipa dan komponen. Apabila ada kesalahan penempatan pipa dan
komponen dalam tembok maka selain kesulitan pebaikannya juga dapat
mengurangi kerapian. Untuk itu, perlu suatu perencanaan yang mantap dalam
setiap bahan dan komponen listriknya,. Seperti contoh dalam pemasangan pipa,
pipa yang di pasang di sini berfungsi sebagai pelindung kawat penghantar
terhadap gangguan mekanis di dalam tembok selain dari pada itu, pemasangan
pipa dalam tembok juga dimaksudkan untuk memudahkan pemasangan kawat
instalasi baru dan memudahkan penghantar kawat yang sudah waktunya untuk di
ganti atau diperbaharui. Dianjurkan bahwa dalam jangka waktu 10-15 tahun
diadakan pergantian kawat penghantar instalasi secara total. Pemeriksaan total
instalasi dilakukan setiap 5 tahun sekali.

2.3 Instalasi Tenaga


Instalasi tenaga adalah suatu pemasangan atau rangkaian yang ada pada
umumnya pemakai tenaga listriknya berupa motor listrik arus putar dan mesin-
mesin listrik lainnya. Sedangkan pemakaian penghantar, penghubung, pengaman
dan pemasangannya berbeda dengan instalasi penerangan. Lebih khususnya lagi
instalasi tenaga umumnya dilengkapi dengan pengontrol secara manual maupun
otomatis.
Perlu diketahui bahwa untuk memulai bekerja (running) sebuah motor listrik
memerlukan arus mulai gerak I (arus start) sekitar 1,5 sampai 2,5 kali arus
nominal (In). Arus mula gerak yang begitu besar tersebut, pada suatu bengkel-
bengkel kerja akan menimbulkan gangguan terhadap instalasi penerangan (lamp
ticket). Terlebih lagi bila mototr-motor listrik tersebut tidak bekerja secara terus
menerus (kontinyu), maka gangguan akan semakin terasa.
Arah mula gerak yang besar dapat menimbulkan rugi tegangan tersebut dapat
mempengaruhi nyala lampu, terutama akan tampak jelas pada jenis lampu pijar
akan menyala terang redup sesaat. Supaya gangguan terhadap instalasi

5
Politeknik Negeri Sriwijaya

penerangan yang disambungkan pada jaringan distribusi tidak sering terjadi, maka
gangguan-gangguan perubahan tegangan pada jaringan harus dibatasi.

2.3.1 Pengasutan Motor Induksi


Motor induksi banyak sekali dipakai di industri sebagai alat penggerak.
Pada dasarnya, menjalankan motor induksi sama halnya dengan menghubungkan
singkatan sebuah transformator. Sehingga arus start yang di ambil sangat besar
bernilai 7-9 kali In.
Motor-motor dengan daya yang lebih kecil dari 5 PK dapat dijalankan
dengan menghubungkan ke jala-jala. Tetapi untuk motor yang dayanya lebih besar
dari start mula harus di atur dengan menyambungkan motor tersebut dengan
sumber yang di atur bertahap sehingga arus start dapat diperkecil.
Cara untuk mendapatkan arus start yang kecil yang dapat dilakukan
dengan beberapa cara, antara lain :
1. Mula Jalan dengan Sistem Bintang Segitiga
Menjalankan motor dengan sistem ini adalah dengan cara menghubungkan
dengan hubungan bintang ke belitan stator motor. Kelemahan dari system ini
yaitu terjadinya interupsi (pemutus arus) ke motor pada saat perpindahan
hubungan dari bintang ke segitiga.
2. Direct Online (DOL) Starter
DOL Starter adalah metoda starting motor dengan memberikan tegangan
penuh dari jala-jala secara langsung.
Starter jenis ini biasanya digunakan untuk motor-motor listrik yang
berukuran kecil. DOL Starter digunakan apabila penurunan tegangan saat
motor dihidupkan (starting) tidak menjadi masalah atau tegangan jatuh tidak
melewati batas toleransi yang diijinkan mengingat arus starting motor jenis ini
bisa 4-7 kali lebih besar dari arus nominalnya. Sebagai contoh jika motor
dalam kondisi running arusnya sekitar 4 ampere, maka ketika starting bisa
mencapai 16 s/d 28 ampere.
DOL Starter umumnya digunakan untuk starting motor dengan kapasitas
dibawah 10 kW.

6
Politeknik Negeri Sriwijaya

2.3.2 Pembalik Putaran Motor Induksi Tiga Phase


Untuk membalik putaran motor satu phase, kita cukup merubah arah
medannya yaitu dengan cara membalik sumbernya. Pada motor tiga phase untuk
membalik arah putarannya yaitu dengan cara menukar atau membalik salah satu
phase dari sumbernya. Untuk putaran kanan urutan phasenya yaitu R, S, dan T.
Sedangkan untuk putaran kiri urutannya adalah R, T, dan S dengan membalik
salah satu phasenya maka arah medan putar akan berubah secara otomatis.

2.4 Pengaman Motor Listrik Tiga Phase


Untuk mengamankan motor listrik yang sedang bekerja dari kerusakan akibat
beban lebih (over load), arus lebih (cover current) akibatnya adanya hubung
singkat baik pada instalasi maupun pada motor itu sendiri.
a. Pengaman Lebur (Fuse)
Fuse adalah alat pengaman listrik yang paling familiar dan sering kita
jumpai. Fuse terpasang dalam rangkaiaan listrik tersusun secara seri, sehingga
jika terlewati arus yang melebihi kapasitas kerja dari fuse tersebut, maka fuse
akan terbakar dan memutus arus yang ada dalam rangkaian tersebut. Element
penghantar yang terdapat dalam fuse tersebut akan meleleh, dan memutus
rangkaian listrik tersebut sebagai pengaman terhadap komponen-komponen
lain dalam rangkaian listrik tersebut dari bahaya arus besar.
b. Thermal Over Load Relay
Thermal relay atau overload relay adalah peralatan switching yang peka
terhadap suhu dan akan membuka atau menutup kontaktor pada saat suhu yang
terjadi melebihi batas yang ditentukan atau peralatan kontrol listrik yang
berfungsi untuk memutuskan jaringan listrik jika terjadi beban lebih.

Gambar 2.1 Thermal Overload Relay

7
Politeknik Negeri Sriwijaya

c. Miniatur Circuit Breaker (MCB)


MCB adalah singkatan dari Miniature Circuit Breaker, Fungsi MCB
adalah sebagai peralatan pengaman terhadap gangguan hubung singkat dan
beban lebih yang mana akan memutuskan secara otomatis apabila melebihi dari
arus nominalnya.

2.5 Saklar
Saklar merupakan suatu alat untuk memutuskan dan menghubungkan arus
listrik dari sumber ke beban. Pada umumnya saklar di lengkapi dengan pegas yang
berfungsi untuk membuka dan menutup pada saklar di operasikan.
a. Saklar Tunggal
Berfungsi untuk mengoperasikan satu buah titik beban pada instalasi
penerangan.
b. Saklar Tukar
Berfungsi untuk mengoperasikan beban dari dua tempat. Saklar ini mempunyai
dua buah posisi operasi.
c. Tombol Tekan
Tombol ini dapat dioperasikan dengan cara di tekan. Kontaknya terdiri dari NO
dan NC.
d. Impuls
Adalah saklar yang bekerja berdasarkan magnet. Posisi anak kontak impuls
akan berubah setiap impuls yang diberikan, impuls pertama saklar ON dan
posisi impuls dua saklar OFF.
e. Kontaktor
Kontaktor atau sering disebut relay elektromagnetik. Kontaktor memiliki dua
buah kontak yaitu kontak utama dan kontak bantu. Kontak utama dan kontak
bantu terdiri dari anak kontak NC dan NO.

2.6 Pipa Instalasi


Instalasi dalam suatu bangunan harus aman dari jangkauan tangan, tekana
mekanik dan kerusakan yang mungkin terjadi oleh sentuhan benda yang terdapat

8
Politeknik Negeri Sriwijaya

disekelilingnya. Maka instalasinya harus di masukan ke dalam pipa. Pipa union,


pipa galvanis, pipa PVC, dan pipa KRF untuk pipa yang tahan terhada panas.
Syarat yang harus dipenuhi oleh suatu pipa instalasi antara lain :
1. Harus tahan terhadap tekana mekanik.
2. Harus memiliki tahan isolasi yang baik.
3. Harus tahan terhadap panas.
4. Tidak boleh menjalankan api.
5. Tahan terhadap bahan kimia.
6. Serta tidak boleh mudah merubah bentuk terhadap pengaruh benda lain.

2.7 Penghantar
Di bawah ini akan dibicarakan 2 jebis kabel tanah termoplastik tanpa perisai,
yaitu NYY dan NAYY. Pada prinsipnya susunan NYY ini sama dengan susunan
NYM, hanya tebal isolasi dan selubung luarnya, serta jenis komponen PVC yang
digunakan berbeda. Warna selubung luarnya hitam. Untuk kabel tegangan randah,
tegangan nominalnya 0,6/1 Kv, dimana :
0,6 Kv = tegangan nominal terhadap tanah, dan
1 Kv = tegangan nominal antar penghantar
Uratnya dapat berjumlahsatu sampai dengan lima. Luas penampang
penghantarnya dapat mencapai 240 mm2 ke atas digunakan atau lebih. Diameter
luar kabel dengan dua urat atau lebih dan dengan luas penampang penghantar
besar, akan menjadi besar sekali kalau digunakan penghantar-penghantar bulat.
Karena itu, untuk ukuran-ukuran besar umumnya mulai 50 mm2 ke atas digunakan
penghantar bentuk sektor. NYY dapat juga dibuat sebagai kabel kontrol dengna
banyak urat. Sebagai kabel kontrol jumlah uratnya dapat mencapai 61. Luas
penampang penghantarnya umumnya 1,5 mm2 atau 2,5 mm2. Penggunaan utama
NYY sebagai kabel tenaga ialah untuk instalasi industri di dalam gedung maupun
di alam terbuka, saluran kabel dan dalam lemari hubung bagi, apabila dapat
diperkirakan tidk akan ada gangguan mekanis. NYY dapat juga di tanam dalam
tanah, asalkan di beri perlindungan secukupnya terhadap kemungkinan terjadinya
kerusakan mekanis. NAYY memiliki penghantar aluminium, selebihnya kabel ini
sama dengan NYY, juga penggunaannya.

9
Politeknik Negeri Sriwijaya

Gambar 2.2 – Konstruksi kabel NYY

2.7.1 Pemasangan Melalui Saluran Kabel


Saluran-saluran kabel ini di pasang pada langit-langit dengan menggunakan
benda-benda bantu khusus. Di dalam dan di luar saluran di psang kotak kontak
sambung dan perlengkapan-perlengkapan lainnya.
Pemasangan dapat juga dilakukan oleh pekerja-pekerja yang bukan ahli listrik
akan tetapi penyelesaiannya dan pemasangan kabel yang diperlukan harus
diperlukan oleh ahli listrik.
Untuk pemasangannya dapat digunakan klem dengan jarak antara yang cukup
rapat, sehingga terpasang rapi, lurus, dan tidak melendot. Kalau di pasang di
ruang yang lembab harus digunakan kotak sambung yang kedap air dan kedap
lembab. Pemasangan saluran kabel atau rel dapat dilakukan dengan cara sebagai
berikut :
 Digantung pada langit-langit
 Digantung pada kawat rentang
 Dipasang pada penopang-penopang di dinding
 Dipasang pada penopang-penopang dan di antara mesin perkakas.
Keuntungan-keuntungan yang dimiliki sistem ini adalah :
a. Instalasi penerangan, instalasi tenaga, instalasi arus lemah dan lainnya, dapat
dipasang dalam saluran-saluran yang terpisah
b. Kabel-kabel yang diperlukan, dapat diletakkan begitu saja dalam saluran, tidak
perlu di ikat.
c. Saluran-saluran ini dapat disembunyikan di atas langit-langit sistem.
d. Mudah dalam pemeriksaan.
Saluran kabel ini di buat dari pelat baja setebal 1mm, panjang tiap-tiap
potongan sama dengan 992 mm atau 1984 mm. Lebar dasarnya 60 mm atau 80

10
Politeknik Negeri Sriwijaya

mm dan tinggi dindingnya 40 mm, satu saluran dapt di bagi menjadi dua saluran
yang terpisah dengan memasang suatu dinding pemisah.
Saluran-saluran ini dapat di gantung dengan menggunakan klem langit-langit
berlapis seng, dengan batang ulir dan mur berlapis seng. Untuk
menggatungkannya saluran kabel pada balok-balok tidak boleh tepat di tengah-
tengah diperbolehkan, lubang-lubang juga tidak dapt di bor tepat di tengah-tengah
flensa sebuah balok I. Jadi saluran kabel yang bersangkutan tidak bisa di gantung
tepat ditengah-tengah balok.
Kalau saluran kabel itu harus di gantung di samping balok I, dapt digunakan
klem. Memperlihatkan sebuah klem dengan saluran panel yang diletakkan
diatasnya pada saluran tersebut harus lebih tinggi.

Gambar 2.3 - Saluran kabel dengan klem seng

Syarat-Syarat Umum yang Harus Dipenuhi Saluran Kabel (PUIL 731.D.1) :


 Dilindungi luar dan dalam terhadap korosi, khususnya untuk yang terbuat
dari logam besi.
 Tidak di pasang di tempat dengan kemungkiana terjadinya kerusakan
berat
 Tidak di pasang di tempat yang berbahaya
 Secara mekanis harus tersambung

2.8 Tegangan Sentuh


Tegangan sentuh adalah perbedaan tegangan antara bagian logam yang
dihubungkan dengan sistem pentanahan dengan suatu titik dipermukaan tanah

11
Politeknik Negeri Sriwijaya

sejauh jangkauan orang normal yang berdiri dari logam tersebut. Besar arus
gangguan dibatasi oleh tanahan orang dan tahanan kontak ke tanah dari kaki orang
tersebut.

Gambar 2.4 - Proses terjadinya tegangan sentuh

Keterangan gambar :
R0 = Tahanan antara tempat kita berdiri dengan tempat yang jauh
R1 = Tahanan antara tempat kita berdiri dengan peralatan
R1 + R2 = Besar pentanahan tahanan total
R1 = Tahanan tanah yang berada di bawah tiapa kaki
Rk = Tahanan tubuh manusia
Dari gambar di atas di dapat tegangan sentuh yang besarnya adalah :
Esentuh = (Rk + Rf / 2) Ik............................................................(II/4)
Dimana :
E = Tegangan sentuh (Volt)
Rk = Tahanan badan orang (1000 ohm)
Rf = Tahanan kontak ke tanah dari 1 kaki pada tanah (3 ps)
Ik = Besarnya arus yang melalui tubuh
Sehingga akan didapatkan hasil sebagai berikut :
0,116
Esentuh = (1000 + 1,5 ps) ................................... (II-5)
√𝑡
116+0,17
Es = ........................................................(II-6)
√𝑡

12
Politeknik Negeri Sriwijaya

Tabel 2.1 Besaran Tegangan Sentuh yang Diizinkan Lamanya


Lama gangguan t Tegangan sentuh yang diizinkan
(detik) diizinkan (volt)
0,1 1,980
0,2 1400
0,3 1140
0,4 990
0,5 890
1,0 626
2,0 443
3,0 362

2.8.1 Tegangan Sentuh Langsung


Pasal 300. Pengaman Terhadap Bahaya Tegangan Sentuh Langsung
a. Umum
300.A Yang di maksud sentuh langsung pada bagian aktif perlengkapan atau
instalasi listrik. Bagian aktif perlengkapan atau instalasi listrik adalah
bagian konduktif yang merupakan bagian dari sirkit listriknya, yang
dalam keadaan kerja normal umumnya bertegangan dan dialiri arus.
300.A.1 Bahaya sentuh langsung dapat diatasi / ditanggulangi dengan cara :
Mencegah terjadinya sentuh langsung (ayat 30 Menghindari bahaya
sentuh langsung (ayat 300.B.3, 300.B.44 dan 300.B.5)

b. Persyaratan
300.B Seluruh bagian aktif perlengkapan atau instalasi listrik harus diamankan
terhadap bahaya sentuh langsung.
Pengaman terhadap bahaya sentuh langsung itu dapat dilakukan dengan cara-
cara tersebut di bawah ini :
300.B.1 Semua bagian aktif perlengkapan dan instalasi : Di beri isolasi ; atau
konstruksi serta lokasinya di atur demikian rupa sehingga sentuh
langsung tidak mungkin terjadi.

13
Politeknik Negeri Sriwijaya

c. Pencegahan
Ketentuan ini tidak berlaku bagi perlengkapan yang terdapat dalam ruang kerja
listrik dan ruang kerja listrik terkunci (pasal 810 dan 811)
Catatan :
Lapisan email, lapisan lak, lapisan oksida, semua jenis lapisan serat,
walaupun diempregnasi, tidak dapat digolongkan sebagai isolasi. Jika tempat
masuk kabel menyambung pada perlengkapan listrik dalam jangkauan, lapisan
pelindung dan selubung luarnya harus masuk ke dalam kotak hubung, atau dalam
hal tanpa kotak hubung, ke dalam perlengkapan tersebut. Lapisan logam
pelindung kabel tidak boleh dimasukkan ke dalam kotak hubung, tetapi tidak
boleh ke dalam mof ujung kabel atau mof sambungan kabel. 300.B.2 Bagian aktif
perlengkapan dan instalsi yang tidak dapat di beri isolasi, harus di beri selungkup,
sekat, rumah atau pelindung lain yang sejenis, dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Pelindung harus kuat dan terpasang secara kokoh ;
2. Jika pelindung tersebut berupa kisi atau pelat kerawang, padanya tidak boleh
mendapat celah, atau lubang yang lulus jari uji (lihat pasal 108) dalam hal jari uji
dapat lulus keadaan celah atau lubang pelindung, jari uji tersebut tidak boleh
menyetuh bagian aktif. Perlengkapan
300.B.3 Sentuh langsung yang tidak dapat dihindari karena masalah teknis dan
operasi seperti pada mesin las, tungku lebur, dan instalsi elektrolis,
bahayanya dapat di cegah jika lantai ruang kerja dilapisi isolasi
pengaman atau operator mengenakan sepatu berisolasi atau
menggunakan perkakas yang berisolasi. Selain itu di pasang tanda
bahaya.

300.B.4 Jika di akai tegangan ekstra rendah pengaman, yang diperoleh dari
sumber yang memenuhi ketentuan yang tersebut dalam pasal 311,
maka pengaman yang tersebut di Ayat 300.B.1, 300.B.2, dan 300.B.3
tidak diperlukan.
Keringanan ini tidak berlaku diruangan-ruangan dengan bahaya
ledakan atau bahaya kebakaran, atau di tempat-tempat yang harus
memakai tegangan ekstra pengaman.

14
Politeknik Negeri Sriwijaya

300.B.5 Sebagai pengaman tambahan terhadapa bahaya sentuh langsung dapat


digunakan saklar pengaman arus sisa (SPAS, lihat pasal 316) dengan
syarat nilai arus jatuh tidak lebih dari 30 Ma.

2.8.2 Tegangan Sentuh Tak Langsung


Pasal 301.A.1 Pengaman terhadap bahaya sentuh tak langsung
a. Umum
301.A.1 Sentuh tak langsung adalah sentuh pada bagian konduktif terbuka atau
(BKT) perlengkapan atau instalasi listrik yang menjadi bertegangan
akibat kegagalan isolasi (lihat pasal 108).

301.A.2 BKT perlengkapanatau instalasi listrik adalah bagian konduktif yang


tidak merupakan bagian dari sirkit listriknya, yang dalam keadaaan
normal tidak bertegangan (lihat pasal 108).

301.A.3 Kegagalan isolasi seperti yang tersebut pada ayat 301.A.1, harus di
cegah terutama dengan cara berikut :
 Perlengkapan listrik harus di rancang dan di buat dengan baik ;
 Bagian aktif harus di isolasi dengan bahan yang tepat;
 Instalasi listrik harus di pasang dengan baik;

301.A.4 Tindakan pengaman harus dilakukan sebak-baiknya agar tegangan


sentuh yang terlebih tinggi karena kegagalan isolasi tidak dapat terjadi
atau tidak dapat bertahan.

301.A.5 Tegangan sentuh yang terlalu tinggi adalah tegangan sentuh yang >50
Volt. Khusus untuk tempat-tempat berikut ini :
 Tempat yang lembab / basa,
 Ruang kerja industri pertanian,
 Tempat yang mensyaratkan adanya pengaman dengan isolasi pengaman atau
pemisah pengaman.
 Tegangan sentuh yang terlalu tinggi adalah tegangan sentuh yang > 25 volt.

15
Politeknik Negeri Sriwijaya

b. Cara Pengaman
301.B.1 Pengaman terhadap bahaya sentuh tak langsung dilakukan dengan
 Isolasi pengaman (pasal 310)
 Tegangan ekstra rendah pengaman (pasal 311)
 Pembumi pengaman (pasal 312)
 Pembumi netral pengaman (pasal 313)
 Penghantar pengaman (pasal 314)
 Saklar pengaman tegangan ke bumi (pasal 316)
 Saklar pengaman arus sisa (pasal 316)
 Pemisah pengaman (pasal 317)

Catatan :
Cara pengaman tersebut di atas tidak membebaskan produsen dari
tanggung jawab membuat perlengkapan listrik yang baik dan memenuhi syarat.
Produsen sama sekali tidak dibenarkan mengandalkan usaha pengaman yang
dilakukan oleh penggunaan atau pelaksanaan pemasangan perlengkapan listrik.

16
Politeknik Negeri Sriwijaya

BAB III
ANALISA DATA

3.1 Tujuan
Dalam melaksanakan praktek bengkel listrik semester IV ini Mahasiswa
diharapkan dapat :
 Memahami dan mengetahui cara membaca gambar dan diagram lokasi dan
diagram satu garis atau diagram kontrol instalasi penerangan.
 Mengetahui dan menguasai dasar-dasar penginstalasian secara teori dan
menerapkan dalam praktek.
 Mampu merencanakan suatu instalasi penerangan.
 Mampu memasang peralatan dan komponen-komponen instalasi tenaga di
dalam tembok dengan baik dan benar.
 Mengetahui dan memahami prinsip kerja peralatan yang digunakan dalam
praktek
 Mengetahui kesalahan-kesalahan yang terjadi pada instalasi penerangan
dan melakukan perbaikan.

3.2 PrinsipKerja
Sebelum melaksanakan atau mengerjakan instalasi penerangan maka seorang
pratikan harus terlebih dahulu mengerti prinsip kerja dari rangkaian yang akan di
pasang.
Prinsip kerja dari rangkaian listrik yang telah terpasang dapat di lihat
berdasarkan analisa berikut ini :

3.2.1 Diagram Instalasi


Diagram ini merupakan diagram satu garis yang menyatakan hubungan
besarnya pengaman dan diameter suatu penghantar, diagram ini berupa gambar
yang di buat berdasarkan group dan pengaman utama.

17
Politeknik Negeri Sriwijaya

3.2.2 Penerangan Group Pertama


Pada diagram instalasi group pertama hanya melayani kotak kontak fasa
tiga. Prinsip kerja dari group pertama yaitu sumber tiga fasa yang masuk melalui
panel utamamenuju ke panel penerangan. Di dalam panel penerangan sumber
dimasukkan ke dalam sekering-sekering sesuai dengan fasa masing-masing
keluaran tersebut dimasukkan ke dalam kotak kontak tiga fasa yang menggunakan
hubungan lima kawat yaitu R,S,T,N,PE orde hubungan bintang.
Adapun cara pemasangan kotak kontak tiga fasa yaitu sebagai berikut :
Baliklah posisi kotak kontak maka akan kelihatan bagian titik hubungnya,
L1,L2,L3,N,PE dan dihubungkan kabel penghantar L1,L2,L3,N,PE sesuai dengan
titik hubung yang ada di kotak kontak tiga fasa tersebut. Kotak kontak tiga fasa ini
hanya digunakan untuk memasak atau cooker.

3.2.3 Penerangan Group Kedua


Pada penerangan group kedua ini yaitu digunakan untuk penerangan dapur,
gedung wc dan juga dua buah kotak kontak satu fasa. Ruangan ini
pengoperasiannya dilakukan dengan menggunakan dua buah saklar tukar.
Berdasarkan diagram saklar tukar yang telah dipelajari, jika saklar tukar utama
ditekan maka sumber akan masuk ke terminal utama saklar tukar dan akan
mengalir ke terminal utama saklar tukar ke dua dan lampu menyala, dan jika kita
menekan sekali lagi saklar tukar, baik yang pertama maupun yang ke dua maka
lampu akan padam karena arus akan berpindah ke terminal ke dua. Pengoperasian
ini terjadi berulang-ulang. Jika kita hendak mengoperasikan lampu dari beberapa
tempat sistem ini dapat digunakan.
Pada penerangan group ke dua ini juga melayani dua buah kotak kontak
dimana kotak kontak yang pertama dioperasikan dengan saklar tunggal. Kotak
kontak utama ini akan berfungsi apabila saklar tunggal ditekan maka fasa akan
mengalir dan menuju kotak kontak. Kotak kontak yang ke dua sumber langsung
diambil dari keluaran MCB satu fasa.

18
Politeknik Negeri Sriwijaya

3.2.4 Penerangan Group Ke Tiga


Penerangan group ke tiga digunakan untuk penerangan bengkel. Dimana
pengaturannya dilakukan oleh impuls dan kontaktor magnet. Cara kerjanya pada
saat saklar di tekan (S6,S7,S8) dioperasikan maka arus yang berasal dari MCB 1
masuk ke coil impuls. Pada impuls terdapat kumparan dimana bila ada arus ke
coil maka akan terjadi fluks magnet yang akan menarik anak kontak NO menjadi
NC, sehingga arus akan mengalir menuju coil kontaktor, karena di dalam
kontaktor telah mendapat arus L1,L2,L3 maka ketika coil kontaktor mendapat
sumber dari anak kontak impuls, ketika itu juga anak kontak utama kontaktor
yang berkedudukan NO berubah dalam kedudukan NC. Sehingga arus akan
mengalir dan lampu akan menyala. Kembali S6,S7,S8 (saklar tekan) maka lampu
akan padam.
Pada penerangan group tiga ini lampu TL mendapat sumber yang berbeda. L1
untuk lampu T L 1, L2 untuk lampu TL 2, L3 untuk lampu TL 3. Maksud dari
pembagian ini adalah untuk mengurangi efek stroboskopik. Efek stroboskopik
yaitu suatu efek yang terjadi pada benda-benda yang bergerak lurus atau translasi
(pada kecepatan tertentu) seakan akan kelihatan gerakannya yang terhenti-henti
(tak lancar), sedangkan pada benda yang berputar atau rotasi efeknya akan
kelihatan berhenti atau lambat dari putaran yang sesungguhnya. Pada rangkaian
instalasi penerangan dari masing-masing beban menggunakan tiga macam saklar
yaitu :
a. Saklar Tunggal
Prinsip kerjanya yaitu menghubungkan dan memutuskan rangkaian listrik.
Cara pengoperasiannya yaitu dengan cara menekan tombol. Dimana pada saat
tombol ditekan maka kontak saklar akan menutup dan arus listrik mengalir,
untuk memutuskan arus listrik tersebut harus ditekan kembali dan arus listrik
akan terputus. Saklar ini melayani kotak kontak B satu phasa.
b. Saklar Dua Arah
Saklar dua arah ini disebut juga dengan saklar tukar. Cara
pengoperasiaannya dengan menekan tombol. Sistem kerjanya yaitu
mengganti posisi kontaknya secara bergantian. Jika menggunakan dua buah

19
Politeknik Negeri Sriwijaya

saklar dua arah maka lampu akan dapat dihidupkan dan dimatikan dari dua
tempat berlainan. Saklar ini melayani lampu A untuk penerangan dapur.
c. Saklar Impuls
Saklar impuls dioperasikan dengan memberi supply pada kumparan
magnetnya yang akan menarik dan melepas anak kontaknya sehingga anak
kontaknya akan membuka dan menutup rangkaian. Saklar impuls untuk
melayani penerangan gedung dan wc.

3.3 Daftar Alat dan Bahan


3.3.1 Peralatan
Dalam praktek bengkel semester IV pekerjaan akan tercapai dengan baik dan
selesai tepat waktu apabila di tunjang dengan peralatan yang baik, peralatan-
peralatan yang digunakan dalam praktek bengkel semester IV adalah :
 Tang potong, digunakan untuk memotong kabel.
 Tang kupas, digunakan untuk mengupas isolasi kabel.
 Tang buaya, digunakan untuk menjepit atau menarik kabel.
 Tang pembulat, digunakan untuk membuat mata itik pada kabel.
 Tang kombinasi merupakan tang serba guna.
 Obeng minus (-), terdiri dari beberapa ukuran yaitu besar, sedang, kecil.
 Obeng plus (+), terdiri dari beberapa ukuran yaitu besar, sedang, kecil.
 Obeng penusuk, digunakan untuk membuat lubang awal.
 Pisau, digunakan untuk memotong material yang terbuat dari bahan yang
bukan logam.
 Hammer, digunakan untuk memukul paku.
 Gergaji besi, digunakan untuk memotong material yang terbuat dari logam
dan juga memotong pipa.
 Water pass, digunakan untuk mengukur ketepatan posisi.
 Meteran, digunakan untuk mengukur panjang dan tinggi pada rangkaian
yang ada pada dinding.
 Buzer, digunakan untuk menguji coba peralatan atau material.
 Multi tester, digunakan untuk mengukur tegangan.
 Tespen, digunakan untuk mengetahui apakah fasa bertegangan atau tidak

20
Politeknik Negeri Sriwijaya

3.3.2 Material yang Digunakan


A. Material untuk Group 1
 3 buah fuse
 1 buah kontak 3 fasa dilengkapi dengan N dan PE
 Pipa dan paku serta kabel secukupnya.
B. Material untuk Group 2
 1 buah MCB satu fasa
 2 buah saklar tukar
 1 buah saklar tunggal
 2 buah kotak kontak satu fasa
 1 buah lampu pijar
 1 buah roset kayu
 1 buah kotak hubung
 Pipa dan screw serta kabel secukupnya
 1 buah fitting lampu
C. Material untuk Group 3
 1 buah MCB 3 fasa
 1 buah impuls
 1 buah kontaktor
 2 buah tombol tekan
 2 buah lampu pijar
 3 buah lampu TL
 2 buah roset kayu
 1 buah kotak hubung
 2 buah fitting lampu
 Pipa dan screw serta kabel secukupnya.

3.4 Panel Penerangan


Panel adalah tempat pengontrolan peralatan listrik, pada bagian dalam dari
panel dapat di lihat alat-alat pengaman seperti MCB dan fuse serta alat kontrol
lainnya, seperti impuls, kontaktor dan overload.

21
Politeknik Negeri Sriwijaya

Dalam merencanakan suatu panel faktor keamanan, keandalan, ekonomis dan


keindahan harus diperhatikan karena itu harus memperhatikan hal sebagai berikut:
 Harus di rancang dan di pasang sedemikian rupa sehingga rapi dan teratur,
dan harus ditempatkan dalam ruang yang cukup leluasa.
 Semua komponen yang ada pada waktu kerja memerlukan pelayanan,
seperti alat ukur, tombol dan saklar, harus dapat dilayani dengan mudah
dan aman dari depan tanapa bantuan tangga, meja atau perkakas yang
tidak lazim lainnya.
 Terminal saluran kendali harus terpisah dari terminal saluran daya.
 Penyambungan saluran masuk dan saluran keluar harus menggunakan
terminal sehingga penyambungannya dengan komponen dapat dilakukan
dengan mudah, teratur dan aman. Ketentuan ini tidak berlaku bila
komponen tersebut letaknya dekat saluran keluar atau saluran masuk.
 Semua mur-baut dan komponen yang terbuat dari logam dan berfungsi
sebagai penghantar, harus dilapisi logam pencegah karat untuk menjamin
kontak listrik yang baik. Rel dari tembaga hanya memerlukan pelapisan
tersebut pada pemakaian arus 1000 A ke atas. Sambungan dua jenis loam
yang berlainan harus menggunakan konektor khusus, misalnya konektor
bimetal.
Selain itu juga harus memperhatikan material atau bahan-bahan panel kontrol,
yaitu :
1. Triplex kerangka dan engsel
Sebagai empat pengontrolan diperlukan panel yang berfungsi untuk
meletakkan dan melindungi alat kontrol listrik sehingga kelihatan rapi dan
handal.
2. Cable Duet
Merupakan tempat atau saluran kabel, dengan kabel duet pengawatan
panel kontrol dapat dibuat rapi dan teratur.
3. Line up terminal
Merupakan tempat penyambungan kabel-kabel yang berasal dari
peralatan kontrol maupun dari beban atau peralatan operasi lainnya. Pada
terminal ini diberi penomoran yang berfungsi untuk memudahkan dalam

22
Politeknik Negeri Sriwijaya

pengecekan apabila terjadi kesalahan pada rangkaian instalasi.


Penyambungan dengan memakai terminal ini lebih menjamin keandalan
sistem.
4. Tutup kontrol
Merupakan pengaman peralatan kontrol yang terdapat di dalam panel
kontrol. Ini penting artinya untuk menghindari bahaya tegangan sentuh.
5. Peralatan Penahan
Peralatan penahan adalah suatu perlengkapan atau alat bantu dalam
meletakkan semua alat. Penahan ini antara lain profil C sebagai terminal
line up dan profil G untuk relay.
6. Busbar Tembaga
Digunakan sebagai terminal penyambungan hantaran netral dan
pentanahan.
Dalam praktek bengkel listriksemester IV ini, panel instalasi
penerangan terbuat dari seng yang di tanam dalam tembok dengan ukuran
yang tertera pada gambar. Panel harus terbuat dari bahan yang tidak dapat
terbakar, tahan lembab dan kukuh (ayat 601 A1).
Instalasi-instalasi kecil hanya memiliki satu perlengkapan hubung bagi
yang di pasang di dekat alat ukur PLN. Instalasi konsumen di mulai
sesudah alat ukur ini. Pada saluran masuk suatu perlengkapan hubung bagi
yang berdiri sendiri, harus ada sekurang-kurangnya sama dengan arus
nominal pengamannya, tetapi tidak boleh kurang dari 10 A. Saklar masuk
tersebut boleh ditiadakan kalau perlengkapan hubung baginya mendapat
supply dari saluran keluar suatu perlengkapan hubung bagi lainnya, dan
pada saluran keluar ini sudah ada saklar yang mudah di capai. Dalam hal
ini ke dua perlengkapan hubung bagi tersebut harus berada dalam ruangan
yang sama dengan jarak antara tidak boleh lebih dari lima meter.

23
Politeknik Negeri Sriwijaya

Gambar 3.1 -Tutup panel penerangan

Gambar 3.2 -Panel penerangan

3.5 Langkah Pemasangan


Pemasangan instalasi dalam tembok harus lebih cermat dibandingakan
dengan pemasangan instalasi di luar tembok ataupun di rumah kayu, di tinjau dari
segi penempatan pipa dan komponen apabila ada kesalahan penempatan pipa dan
komponen dalam tembok maka selain kesulitan perbaikan juga dapat mempersulit
dalam pemasangannya. Untuk itu perlu perencanaan yang mantap dalam setiap
pelaksanaan pemasangan instalasi di dalam tembok.
Adapun langkah-langkah pemasangan instalasi di dalam tembok pada semester IV
ini adalah sebagai berikut :

24
Politeknik Negeri Sriwijaya

3.5.1 Langkah Pemasangan Untuk Group I


Adapun langkah pemasangan untuk group I adalah :
1. Masukan lima buah kabel (R, S, T, N, PE) ke pipa dari panel penerangan.
2. Setelah kabel keluar dari dos kotak kontak 3 fasa, tarik perlahan-lahan
hingga ujung kabel yang ada pada panel penerangan tersisa dan ujung
yang satunya di potong dengan menyisakan sedikit kira-kira cukup untuk
disambungkan ke terminal kotak kontak.
3. Setelah itu kupasalah kabel-kabel tersebut hingga bersih, dan barulah di
pasang pada terminal kotak kontak. Cara memasangnnya yaitu dengan
cara membalik kotak kontak 3 fasa dimana di belakang kotak kontak
terdapat tulisan L1, L2, L3 N, PE setelah itu pasang kabel penghantar
sesuai dengan tulisan tersebut.
4. Setelah pemasangan kabel selesai baru kita atur kabel di dalam dos
kemudian setelah kabel teratur baru kotak kontak tersebut kita tekan rapat-
rapat ke dalam dos kemudian sekrupkanlah kaki pencekraman kiri dan
kanan hingga kencang.

3.5.2 Langkah Pemasangan Untuk Group II


Adapun langkah pemasangan untuk group II adalah sebagai berikut :
1. Masukan 3 kabel penghantar L, N, PE ke dalam panel penerangan hingga
ujungnya keluar.
2. Setelah 3 kabel masuk ke dalam panel penerangan kemudian ke tiga ujung
kabel tersebut dimasukan ke dalam pipa untuk menuju ke kotak hubung.
3. Setelah kabel keluar di kotak hubung barulah ke tiga kabel tersebut di
kopel untuk menuju ke kotak kontak yang dikombinasikan dengan saklar
tukar dan ke kotak kontak yang ada di lampu A.
4. Ketiga kabel tersebut L, N, PE dimasukan ke dalam pipa untuk menuju ke
dos saklar tunggal B, keluar satu kabel yaitu L di dos saklar tunggal B dan
barulah dua buah kabel N, PE, ditambah dengan penghantar saklar di
masukan ke dalam pipa untuk menuju ke dos kotak kontak B.
5. Setelah ke tiga ujung kabel keluar, kupaslah ujunglah dan pasanglah pada
terminal yang ada pada kotak kontak B.

25
Politeknik Negeri Sriwijaya

6. Setelah selesai tekanlah kotak kontak B hingga rapat ke bagian dinding


sambil memutar sekrup kaki kiri dan kanan hingga kencang.
7. Kopellah kabel line yang ada pada langkah ke empat dan masukan ke
dalam pipa untuk menuju ke dos saklar tukar
8. Setelah ujung kabel keluar, kupaslah ujung kabel tersebut kemudian
masukan ke terminal B atau line saklar tukar sedangkan keluaran saklar
tukar yang mempunyai dua penghantar saklar di masukan kembali ke
dalam pipa untuk menuju ke saklar tukar yang satunya lagi.
9. Setelah dua penghantar saklar tukar keluar, kupaslah ujungnya dan pasang
terminal saklar tukar 1,2 atau ke terminal saklar tukar.
10. Sedangkan untuk terminal fasa setelah saklar tukar masukan kabel kembali
dan ujung yang satunya ke kotak hubung.
11. Setelah langkah pemasangan untuk nomor 8,9,10 barulah kita tekan saklar
ke dinding hingga rapat sambil memutar sekrup pencengkraman kiri dan
kanan hingga rapat.
12. Untuk langkah nomor 4, kupaslah tiga kabel tersebut hingga bersih serta
pasang juga saklar tunggal tersebut.
13. Setelah selesai masukan dua buah kabel ke terminal line (untuk langkah 7)
dan satunya lagi unutk menuju kotak kontak B.
14. Menurut langkah nomor 10 setelah kabel penghantar saklar tukar keluar di
kotak hubung dan kemudian dimasukan kembali ke pipa untuk menuju ke
fitting lampu.
15. Menurut langkah nomor 3 kopelan yang terdiri atas 3 kabel L, N, PE
dimasukkan ke pipa untuk menuju ke kotak kontak yang ada di bawah
lampu A.
16. Setelah ujung kabel (langkah 15) di dos kotak kontak, kupaslah ke tiga
ujung kabel tersebut (L, N, PE) kemudian pasanglah pada terminal ujung
yang ada di belakang kotak kontak.
17. Setelah selesai memasang kabel tekanlah kotak kontak rapat-rapat ke
dinding dan aturlah kabelnya kemudian putarlah sekrup kaki
pencengkraman kiri dan kanan hingga kencang.

26
Politeknik Negeri Sriwijaya

18. Menurut langkah 14 setelah kabel penghantar saklar tukar keluar di dos
fitting lampu kemudian dimasukan ke dalam roset kayu hingga ujung
kabel tersebut keluar.
19. Setelah ujung kabel penghantar saklar tukar keluar, kupaslah kemudian
pasang di terminal fitting lampu ditambah kabel netral, kabel netral
tersebut dimasukan ke lubang roset kayu untuk menuju ke kotak hubung
(langkah nomor 3 ) setelah keluar kupaslah isolasi kabel tersebut
kemudian kopellah kabel netral tersebut dengan kabel netral yang ada di
kotak hubung.
20. Setelah pemasangan kabel ke fitting selesai, tekanlah fitting lampu ke
dinding roset kayu rapat-rapat kemudian utarlah sekrup ke kiri dan kanan
hingga kencang.

3.5.3 Langkah Pemasangan Untuk Group III


1. Masukanlah 5 kabel dari dalam panel penerangan untuk menuju ke kotak
hubung, 5 kabel tersebut yaitu L, N, PE, dan 3 penghantar saklar
elektromagnetis.
2. Setelah kabel tersebut keluar dikotak hubung, tariklah kabel tersebut keluar
secara perlahan agar ujung yang satunya tersisa di dalam panel penerangan.
3. Setelah kabel tersebut keluar masukkanlah kabel line ke pipa untuk menuju ke
dos tombol tekan, sedangkan ke 5 kabel tersebut (3 penghantar saklar saklar N,
PE) dibiarkan di luar pada kotak hubung.
4. Kemudian setelah kabel line keluar di dos tombol tekan (S6) paralelkan kabel
line tersebut unutk menuju ke dos tombol tekan yang satunya (S7).
5. Setelah kabel tersebut keluar di dos tombol tekan (S7) kupaslah kabel tersebut
dan pasanglah pada terminal tombol tekan sedangkan keluaran penghantar
saklar tekan (S7) dimasukkan ke terminal penghantar saklar tombol tekan (S6).
6. Menurut langkah nomor 4 pasanglah tombol tekan (S6) dan masukan kabel
penghantar line ke terminal tombol tekan. Sedangkan keluaran penghantar
saklar (S7) dimasukan ke terminal penghantar saklar S6 sedangkan ujung yang
satunya dimasukan secara perlahan-lahan ke pipa unutk menuju ke kotak
hubung. Setelah kabel penghantar saklar di kotak hubung kemudian dimasukan

27
Politeknik Negeri Sriwijaya

kembali ke pipa untuk menuju ke panel penerangan. Jadi jumlah kabel panel
penerangan adalah tujuh kabel yaitu (3 kabel penghantar elektromagnetik, satu
penghantar saklar tombol tekan, satu line, satu netral, satu PE).
7. Setelah pemasangan penghantar pada tombol tekan S6 dan S7 sesuai, barulah
tombol tekan S6 dan S7 di tekan ke dinding dengan rapat kemudian sekrup
kaki pencengkraman kiri dan kanan di putar hingga kencang.
8. Menurut langkah pemasangan nomor 3, kelima kabel tersebut (3 penghantar
saklar elektromagnetis, 1 N, 1 PE). Penghantar saklar elektromagnetis L1
dikopel di kotak hubung yang satu untuk lampu pijar dan yang satunya untuk
lampu TL, begitu juga penghantar saklar kontaktor L2, dikopel di kotak
hubung yang satunya untuk lampu TL sedangkan penghantar saklar L3 tidak
dikopel tetapi langsung menuju ke lampu TL.
9. Setelah ujung kabel keluar di roset kayu (penghantar saklar L1 dan N) barulah
pasang fitting lampu kemudian kupaslah kabel tersebut dan barulah pasang
kabel tersebut di terminal fitting lampu. Ini juga berlakunya untuk pemasangan
kabel penghantar saklar L2 dan N.

3.5.4 Langkah Pemasangan Untuk Panel Penerangan


Adapun langkah pemasangan untuk panel penerangan adalah sebagai berikut :
1. Lepaskanlah kerangka panel penerangan dari tempatnya.
2. Setelah lepas barulah kita dapat dan menyusun komponen-omponen yang ada
untuk di letakkan di kerangka panel.
3. Setelah komponen-komponen di pasang seperti tiga fasa, satu MCB satu fasa,
satu MCB tiga fasa, satu impuls, satu kontaktor, lima terminal line utama. Di
pasang dengan rangkap barulah kita dapat menghubungkan kabel penghantar
sesuai dengan diagram kontrol yang ada di buku diktat.
4. Setelah selesai pemasangan kabel penghantar sesuai dengan diagram kontrol
yang ada di dekat barulah pasang kembali rangka panel ke tempatnya dengan
menyekrup hingga kencang.
5. Setelah kerangka panel disekrup dengan kencang, barulah kabel supply
dimasukkan ke terminal utama yaitu L1, L2, L3, N, PE. Sedangkan ke dua

28
Politeknik Negeri Sriwijaya

terminal utama N dan PE dimasukan ke busbar N dan busbar PE tetapi kabel


supply di sini belum diaktifkan.

3.5.5 Langkah Pemasangan Untuk Group I, II, III ke Panel Penerangan


1. Untuk group I
a. Jumlah kabel untuk group I adalah 5 yaitu L1, L2, L3, N, PE.
b. Kabel L1 dimasukkan keluaran sekering 1, kabel L2 juga dimasukkan.
c. Kabel L1 dimasukkan ke terminal keluaran sekering R, kabel L2
dimasukkan ke terminal keluaran sekering S, kabel L3 dimasukkan ke
dalam terminal keluaran sekering T. Sedangkan untuk netral PE di ambil
langsung dari busbar yang telah di kopel ke terminal utama N dan PE.
2. Untuk group II
a. Jumlah kabel untuk group II adalah 3, yaitu L, N, PE.
b. Kabel line dimasukkan keluaran MCB 1 fasa dengan cara membuka
sekrupnya kemudian masukan kabel dan setelah itu masukan kembali.
c. Untuk penghantar N dan PE langsung disambungkan ke busbar N dan PE.
3. Untuk Group III
a. Jumlah kabel untuk group III adalah 7 kabel, yaitu 3 penghantar kontaktor,
1 penghantar tombol tekan 1L, 1 N, 1 PE.
b. Tiga kabel penghantar kontaktor dimasukkan ke terminal utama kontaktor
dengan nomor 2, 4, 6 dari kontaktor. Dengan membuka sekrupnya dan
kemudian masukan penghantar sekrupnya dan kencangkan kembali.
c. Satu kabel L dimasukkan keluaran salah satu MCB 3 fasa. Baik fasa R, S,
T.
d. Sedangkan satu penghantar saklar tombol tekan dimasukkan ke coil impuls.
e. Untuk penghantar N dan PE langsung diambil ke busbar.

3.6 Panel Tenaga


Panel adalah suatu tempat pengontrolan peralatan listrik, pada bagian dalam
dari panel dapat di lihat alat-alat pengaman seperti MCB dan fuse serta alat
kontrol lainnya seperti kontaktor dan overload.

29
Politeknik Negeri Sriwijaya

Dalam merencanakan suatu panel, faktor keamanan, keandalan, ekonomis dan


juga keindahan harus diperhatikan karena itu harus memperhatikan hal sebagai
berikut :
 Harus dirancang dan dipasang sedemikian rupa sehingga terlihat rapi dan
teratur, dan harus ditempatkan dalam ruang yang cukup leluasa.
 Semua komponen yang pada waktu kerja memerlukan pelayanan, seperti
alat ukur, tombol dan saklar, harus dapat dilayani dengan mudah dan aman
dari depan tanpa bantuan tangga, meja atau perkakas yang tidak lazim
lainnya.
 Terminal saluran kendali harus terpisah dari terminal saluran daya.
 Penyambungan saluran masuk dan saluran keluar harus menggunakan
terminal sehingga penyambungannya dengan komponen dapat dilakukan
dengan mudah, teratur dan aman. Ketentuan ini tidak berlaku bila
komponen tersebut letaknya dekat saluran atau saluran masuk.
 Semua mur-baut dan komponen yang terbuat dari logam dan berfungsi
sebagai penghantar, harus dilapisi logam pencegah karat unutk menjamin
kontak listrik yang baik. Rel dari tembaga hanya memerlukan pelapisan
tersebut pada pemakaian arus 1000A ke atas. Sambungan dua jenis logam
yang berlainan harus menggunakan konektor khusus, misalnya konektor
bimetal.
Selain itu juga harus memperhatikan material atau bahan-bahan panel
kontrol, yaitu :
1. Triplex Kerangka dan Engsel
Sebagai tempat pengontrolan diperlukan panel yang berfungsi untuk
meletakkan dan melindungi alat kontrol listrik sehingga kelihatan rapi
dan handal.
2. Cable Duct
Merupakan tempat atau saluran kabel, dengan kabel duct pengawatan
panel kontrol dapat di buang rapi dan teratur.
3. Line Up Terminal
Merupakan tempat penyambungan kabel-kabel yang berasal dari
peralatan kontrol maupu dari beban atau peralatan operasi lainnya.

30
Politeknik Negeri Sriwijaya

Pada terminal ini diberi penomoran yang berfungsi untuk memudahkan


dalam pengecekan apabila terjadi kesalahan pada rangkaian instalasi.
Penyambungan dengan memakai terminal ini lebih menjamin
keandalan sistem.
4. Tutup Kontrol
Merupakan pengaman peralatan kontrol yang terdapat di dalam panel
kontrol. Ini penting artinya untuk menghindari bahaya tegangan
sentuh.
5. Peralatan Penahan
Peralatan penahan adalah suatu perlengkapan atau alat bantu dalam
meletakkan semua alat. Peralatan ini antara lain profil C sebagai
terminal line up dan profil G untuk relay.
6. Busbar Tembaga
Dalam praktek bengkel listrik semester IV ini, panel instalasi
penerangan terbuat dari seng yang di tanam dalam tembok dengan
ukuran yang tertera pada gambar. Panel harus terbuat dari bahan yang
tidak dapat terbakar, tahan lembab dan kukuh. (ayat 601 A1)
Instalasi-instalasi kecil hanya memiliki satu perlengkapan hubung bagi
yang di pasang di dekat alat ukur PLN. Instalasi konsumen di mulai
sesudah alat ukur ini. Pada saluran masuk suatu perlengkapan hubung
bagi yang berdiri sendiri, harus ada sekurang-kurangnya satu saklar.
Kemampuan hantar arus saklar masuk ini harus sekurang-kurangnya
sama dengan arus nominal pengamanny, tetapi tidak boleh kurang dari
10 A. Saklar masuk tersebut boleh ditiadakan kalau perlengkapan
hubung baginya mendapat supply dari saluran suatu perlengkapan
hubung bagi lain, dan pada saluran keluar ini sudah ada saklar yang
mudah dicapai. Dalam hal ini kedua perlengkapan hubung bagi
tersebut harus berada dalam ruangan yang sama dengan jarak antara
tidak boleh dari lima meter.

31
Politeknik Negeri Sriwijaya

Gambar 3.3. Tutup panel tenaga

Gambar 3.4. Panel tenaga

3.6.1 Tenaga Group I


Pada diagram instalasi group pertama digunakan untuk melayani instalasi
panel penerangan. Prinsip kerja dari group pertama yaitu sumber tiga phase masuk
dari sumber utama (generator) kemudian masuk ke panel utama yang dimasukkan
ke tiga buah sekering sesuai dengan phase masing-masing. Keluarannya dialirkan
ke panel instalasi penerangan.

32
Politeknik Negeri Sriwijaya

3.6.2 Tenaga Group II


Pada panel tenaga group II ini digunakan untuk mengoperasikan 1 motor
listrik tiga phase sistem DOL (Direct On Line). Pada pegoperasiannya dilakukan
dengan menggunakan satu buah saklar tekan tiga phase (Q 10). Berdasarkan
prinsip kerja saklar tiga phase, jika saklar tekan tersebut kita tekan maka sumber
akan masuk ke terminal utama saklar tekan tersebut. Lalu mengalirkan sumber
listrik ke motor listrik tiga phase.

3.6.3 Tenaga Group Ke III


Pada panel tenaga group III ini digunakan untuk mengoperasikan motor tiga
phase. Sistem DOL (Direct On Line). Dimana meggunakan 1 buah kontaktor dan
pengaman overload. Cara kerjanya, pada saat saklar tekan S 07 ditekan kontaktor
(K 6) akan bekerja dan lampu tanda berwarna hijau akan menyala. Apabila saklar
tekan tersebut kita lepas kontaktor akan tetap bekerja karena telah dikunci oleh
anak kontak NO pada kontaktor. Bila kita akan memutuskannya kita harus
menekan saklar tekan S08, maka kontaktor akan terlepas dari anak kontaknya.
Apabila kita akan mengoperasikannya motor maka kita harus memutar saklar
putar tiga phase (S4) ke posisi 1 pada saat kontaktor pada posisi On. Bila kita
ingin memutuskannya kita harus memutar kembali saklar putar tiga phase tersebut
ke posisi 0.
Bila motor ada gangguan maka bimetal akan memutuskan rangkaian listrik
dengan sendirinya dan lampu tanda H9 akan menyala.

3.6.4 Tenaga Group ke IV


Pada panel tenaga group IV digunakan untuk pengoperasian motor bintang
segitiga. Dimana pengoperasiannnya mengunakan camswitch. Cara kerjaannya
arus yang berasal dari MCB masuk kontak utama saklar. Terminal-terminal yang
terdapat pada camswitch dihubungkan bintang-segitiga. Pada saat camswitch
diputar sekali maka akan menghubungkan motor pada bintang. Selanjutnya pada
saat camswitch diputar ke dua kali maka akan berhubungan segitiga dan motor
pada hubungan segitiga.

33
Politeknik Negeri Sriwijaya

3.6.5 Tenaga Group V


Panel tenaga group V digunakan untuk mengoperasikan motor listrik kanan kiri.
Pengaturannya menggunakan dua buah kontaktor serta limit switch dan dapat
dioperasikan melalui dua tempat.
System kerja dari motor ini sama dengan system interlock atau saling
menguncirangkaian interlock dapat diartikan sebagai rangkaian yang saling
mengunci. sehingga dibutuhkan 2 atau lebih kontaktor untuk membuat rangkaian
ini. pada prinsipnya, rangkaian interlock bekerja dengan salah satu channel saja,
sehingga tidak semua input dapat dijalankan bersama-sama walaupun ditekan
secara bersamaan. untuk menjalankan input yang lainnya harus direset terlebih
dahulu.
mari kita analisa kerja dari rangkaian interlock dibawah ini.

,dimana pada saat kita menekan tombol NO maka kontaktor 1 akan mulai
beroperasi sengga motor berputar ke kanan dan limit switch 1 yang menggunakan
NC akan membuat motor berhenti (anak kontak pada kontaktor lepas) jika limit
switch tersebut ditekan,namun pada saat limit switch 2 dalam posisi NC motor
akan bergerak ke kiri sampai pada saat kita menyentuh limit switch 2 yang
menyebabkan motor berhenti berputar.

3.6.6 Material yang Digunakan


A. Material untuk Goup I
 3 buah fuse
 1set panel penerangan

34
Politeknik Negeri Sriwijaya

B. Material Group II
 3 buah fuse
 1 buah saklar tekan 3 phasa
 1 buah motor listrik 3 phasa
C. Material untuk Group III
 3 buah fuse
 1 buah saklar tekan NO
 1 buah saklar tekan NC
 2 buah lampu tanda
 1 buah saklar tukar 3 phasa
 1 buah kontaktor
 1 buah overload
 1 buah motor listrik 3 phasa
 1 buah kotak kontak 3 phasa
D. Material unutk Group IV
 1 buah MCB phasa
 1 buah camswitch
 1 buah motor listrik 3 phasa hubungan bintang segitiga
E. Material untuk Group V
 1 buah MCB 3 phasa
 4 buah saklar tekan NO
 2 buah saklar tekan NC
 2 buah saklar tekan NC
 2 buah lampu tanda
 3 buah kontaktor
 2 buah overload
 1 buah motor listrik Putar Kiri Kanan 3 phasa

3.7 Keselamatan Kerja


Bekerja di bidang kelistrikan harus memperhatikan keselamatan kerja
sebagaimana tertuang pada Peraturan Keselamatan Kerja yang dikeluarkan oleh

35
Politeknik Negeri Sriwijaya

Departemen Tenaga Kerja atau sesuai dengan Persyaratan Umum Instalasi Listrik
( PUIL 2000).
Kecelakaan pada pekerjaan umumnya disebabkan oleh faktor sebagai berikut :
 Kesalahan manusianya, misalnya karena kelelahan dan kecerobohan
(termasuk kesalahan penggunaan peralatan
 Lingkungan yang kurang menguntungkan (tidak normal), misalnya
berdebu, lembab, dan suhhu di atas 250 C.
 Gangguan pada gawai atau peralatan, misalnya kebocoran isolasi dan
kerusakan mekanik pada bagian mesin listrik.
Jika bekerja pada daerah kelistrikan, yang paling penting dihindari adalah
terjadinya tegangan sentuh. Tegangan sentuh dapat terjadi karena
seseorang menyentuh langsung hantaran aktif maupun karena kegagalan
isolasi. Karena itu sangat dilarang melaksanakan pekerjaan listrik pada
saat hantaran bertegangan. Tidak jarang seseorang terluka dengan serius
akibat tegangan sentuh. Untuk itu,jika terjadi tegangan sentuhadalah
segera membebaskan penderita dari aliran dengan cara tertentu.
Dalam pemasangan suatu instalasi kita harus berhati-hati. Keselamatan
kerja sangat dibutuhkan. Faktor yang dapat menyebabkan kecelakaan kerja
yaitu :
 Faktor Manusia
Keselamatan kerja manusia sangat penting sekali. Dalam kita bekerja
kita harus dalam keadaan dan kondisi yang sehat dan dalam melakukan
kerja jangan ceroboh kalau merasa lelah atau letih harus segera
beristirahat jangan dipaksakan.
 Faktor Lingkungan
Lingkungan juga sangat berpengaruh terhadap keselamatan kerja
manusia. Contohnya bila kerja itu berdebu maka kita harus
menggunakan perlengkapan yang tahan debu.
 Faktor Peralatan
Keselamatan kerja juga dipengaruhi oleh peralatan. Jika peralatan yang
kita gunakan rusak atau tidak sesuai dengan PUIL jika terjadi

36
Politeknik Negeri Sriwijaya

kebocoran isolasi maka peralatan tersebut akan menghantarkan arus


sehingga membahayakan pekerja.
Jika dalam suatu kerja terjadi tegangan sentuh maka kita dapat
melakukan tindakan keselamatan sebagai berikut :
 Membebasakan tegangan dengan membuka saklar atau pengaman.
 Penghantar ditarik dari penderita dengan alat yang tidak
menghantarkan listrik seperti kayu kering, kain dan lain-lain.
 Penghantar dibuat hubung singkat.
Jika dalam keadaan yang tidak sangat mendesak, disarankan kita bekerja pada
keadaan tidak bertegangan. Sebagai contoh jika seseorang akanmenyambung atau
memperbaiki saluran instalasi listrik pada rumah tinggal, saklar pokok harus
dibuka dan sekering pengaman harus dilepas, serta pada saklar pokok diberi
keterangan tulisan agar orang lain tidak menghubungkan instalasi tersebut dengan
sumber tegangan. Demikian juga halnya untuk pekerjaan yang saklar pengerjaan
dan dayanya yang lebih besar.
Untuk menjaga keselamatan kerja, PUIL 2000 menjelaskan segala sesuatu
menyangkut :
a. Memasuki ruang kerja
 Ditemani paling sedikit satu orang
 Sehat jasmani dan rohani, berpakain kering, tahu apa yang dikerjakan.
 Membawa dan memakai perlengkapan seperti sepatu, topi, bangku isolasi,
serta tongkat pengaman.
 Mendapat izin dari petugas yang berwenang.
 Memperhatikan rambu peringatan, menjaga anggota badan, dan berada pada
tempat yang aman.
b. Bekerja keadaaan tidak bertegangan
 Peralatan harus dibebaskan dari tegangan dengan cara memutuskan sakalr
pokok dan sekering dari rumahnya.
 Harus diperiksa tegangan dengan menggunakan lampu uji, bahwa
perlengkapan yang dikerjakan bebas dari tegangan.
 Perlengkapan yang akan dikerjakan dibumikan dengan baik.
 Orang yang mengerjakan harus ahli.

37
Politeknik Negeri Sriwijaya

c. Bekerja pada keadaan bertegangan


 Ahli, terampil bekerja pada keadaan bertegangan, sedikitnya 2 orang dan
memiliki izin dari petugas.
 Sadar, tidak mengantuk, dan tidak mabuk.
 Tenaga kerja harus berdiri pada tempat yang berisolasi dan handal, sesuai
dengan tegangan kerja perlengkapan yang akan di pakai.
 Menggunakan pengaman badan, seperti sarung tangan pengaman, topi, dan
sepatu.
 Semua perlengkapan harus diperiksa sebelum di pakai.
 Keadaan cuaca baik, tidak mendung, dan tidak hujan.
d. Bekerja di dekat instalasi yang bertegangan
 Bekerja pada jarak minimum yang aman dari bahaya yang ditimbulkan
instalsi tersebut.
 Perlengkapan listrik tersebut bebas dari kebocoran isolasi dan harus
dibumikan.
 Dilarang menggunakan pengukur panjang atau tali dari logam.
 Dilarang menggunakan tenaga kayu yang diperkuat dengan batang logam.
 Jika jarak minimum yang aman tidak dapt di capai, maka pekerja listrik
harus menggunakan pengaman dari bahan isolasi yang secara listrik dapat
menyekat bagian yang bertegangan.

3.8 Bantuan Pada Keselamatan Kerja


Pada peristiwa kecelakaan terkena aliran listrik, biasanya penderita terjatuh
setelah aliran listrik putus. Jika tempat kejadian itu membahayakan, misalanya di
atas tiang, sering orang mengalami kecelakan yang lebih berat. Dalam hal ini
Pertolongan Pertama Pada kecelakaan (P3K) yang dilakukan oleh seorang ahli
atau pembantu dokter,tidak dimaksudkan untuk mengambil alih tugas dokter,
melinkan semata-mata merupakan pertolongan darurat sampai dokter datang.

3.8.1 Cara Membebasakan Penderita dari Aliran Listrik (Kesetrum)


 Sedapat mungkin penghantar harus di buat bebas dengan tegangan dengan
jalan memutuskan saklar atau melepasakan gawai pengaman, atau

38
Politeknik Negeri Sriwijaya

penghantar ditarik sampai terlepas dari penderita dengan menggunakan


benda kering bukan logam, misalnya kayu.
 Penderita ditarik dari tempat kecelakaan
 Penghantar dilepaskan dari tubuh penderita dengan tangan yang dibungkus
atau dengan pakaian kering yang di lipat-lipat.
 Penghantar dibumikan

3.8.2 Prinsip Pokok Dalam Melaksanakan P3K


 Tindakan yang harus dilakukan segera dan selalu diarahkan pada
penyelamatan hidup.
 Tindakan yang dapat dilakukan kemudian berupa mencegah cacat dan
menghindar dari korban lebih buruk.

3.8.3 Sikap dan Tindakan yang Perlu Diperhatikan atau Dilakukan Penolong
Setiap Melakukan Pertolongan (P3K)
P = Penolong mengamankan dirinya sendiri terlebih dahulu sebelum bertindak.
A = Amankan korban dari gangguan sekitar tempat kejadian hingga bebas dari
bahaya
T = Tandailah tempat kejadian hingga orang lain tahu bahawa di tempat itu ada
bahaya.
U = Usahakan segera menghubungi ambulance, dokter, rumah sakit. Atau
keamanan setempat.
T = Tindakan Pertolongan P3K terhadap korban dalam urutan yang paling tepat.

3.8.4 Dua Kategori Kecelakaan yang Diakibatkan Oleh Arus Listrik Pada
Manusia
1. Ringan : -Korban tetap sadar
-Luka bakar pada daerah tubuh yang trkena listrik
2. Berat : -Tidak sadar
-Pernapasan berhenti, denyut nadi ada
-Pernapasan berhenti, denyut nadi tidak ada

39
Politeknik Negeri Sriwijaya

Bila keadaan korban termasuk kategori berat, pertolongan yang paling efektif
adalah dengan menggunakan pernapasan buatan.
Macam-macam metode pernapasan buatan :
1. Metode Nielsen (Metode tekan punggung-tarik lengan)
Penderita ditelungkup, ke dua tangan lengannya di tekuk, dan ke dua
tangannya diletakkan bertumpang tindih. Dengan berbantal punggung tangan,
kepalanya dipalingkan ke samping, lalu di tarik keluar tangan pada daratan
punggung penderita sehingga tempatkan ke dua tangan pada dataran punggung
penderita sehinga telapak tepat berada di bawah garis khayal yang di tarik di
antara ke dua ketiak. Ayunkan badan ke depan hingga lengan hampir tegak
lurus pada punggung penderita dan biarkan bobot badan menekan tubuh
penderita lewat tangan. Sesudah itu tariklah ke dua lengan penderita ke arah
penolong sampai terasa penahanan dan tegangan pada pundak penderita. Lalu
turunkan lengan penderita kembali ke tanah. Ulangi daur ini kira-kira 10-15
kali permenit sambil sering-sering memeriksa mulut penderita jangan sampai
terhalang.
2. Metode Silvester (Metode Tekan Dada-Angkat Tangan)
Penderita ditelentangkan, letakkan sesuatu di bawah pundaknya sebagai
bantal unutk mengangkat pundak agar kepala terkulai ke belakang. Peganglah
ke dua lengan penderita pada pergelangannya, lau persilangkan dan sambil
mengayunkan badan ke depan, kedua lengan itu ditekannkan pada dada bawah
penderita. Tekan ini akan mendorong udara keluar. Setelah itu, sambil
mengayunkan badan ke belakang, penolong menarik ke dua lengan penderita
ke atas melewati kepala penderita sampai turun ke tanah. Dengan demikian
otot dada menarik iga dada atas sehingga meluaskan rongga dada. Ulangi daur
ini kira-kira 10-15 kali permenit sampai pernapasan penderita pulih kembali.
3. Metode Sehaefer (Metode Tekan Punggung)
Penderita ditelungkupkan dan salah satu lengannya diluruskan ke atas
kepala dengan yang lain di pakai sebagai alas kepala. Kepala penderita
dipalingkan ke samping, sehingga jalan pernapasannya tidak terganggu.
Penolong mengangkat berlutut di ata pinggul penderita, atau berlutut di
samping penderita. Tempatkan ke dua telapak tangan pada punggung penderita

40
Politeknik Negeri Sriwijaya

pada iga yang terbawah dengan ibu jari menghadap ke tengah. Dengan lengan
lurus, ayunkan badan ke ke depan sampai ke dua lengan tegak lurus pada
punggung penderita. Dengan demikian berat badan berangsur-angsur menekan
punggung penderita hingga mendorong sekat rongga dadanya ke atas,
kemudian dengan cepat ayunkan badan kembali ke belakang sehingga tekanan
pada punggung penderita lenyap dengan sempurna. Ulangi daur ini kira-kira
10-15 kali permenit sampai pernapasan penderita pulih kembali.
4. Metode Mulut Ke Mulut
Penolong menelentangkan penderita, lalu berlutut di samping kepla
penderita. Satu tangan menarik dagu dan tangan yang lain mendorong dahi
penderita ke belakang sehingga dagu itu mencuat. Letakkan sapu tangan bersih
ke mulut penderita. Isaplah udara secara normal, kemudian tiupkan ke dalam
mulut penderita. Angkat kembali kepala untuk menghisap udara dan
memeriksa apakah penderita megeluarkan udara sendiri. Ulangi daur ini kira-
kira 12-15 kali permenit sampai pernapasan pulih kembali.
5. Metode Ujung Tiang-Tolak Hela
Metode ini dilakukan jika penderita menderita kejutan listrik yang berat di
atas tiang. Setelah hubungan listrik di putuskan, penolong segera naik ke tiang
dan menempatkan diri di belakang penderita sambil mengangkang dalam sabuk
pengaman. Peluklah penderita dengan ke dua lengan di bawah ikat pinggang
tekan perutnya di bawah iga. Tempatkan ke dua lengan di ketiak penderita.
Angkat ke dua lengan penderita ke atas kepalanya. Ulangi daur ini kira-kira 12
kali permenit. Hal ini terus dilakukan sambil berusaha dengan cepat
menurunkan, dan di bawah dilanjutkan dengan pertolongan menurut Metode
Nielson.

3.9 Pengujian Rangkaian


Pengujian rangkaian dapat dilakukan dengan sumber tegangan, apabila
rangkaian tersebut benar-benar sesuai dengan gambar. Tetapi apabila kita belum
yakin dapat kita lakukan dengan menggunakan buzzer adapun pengujian
rangkaian dengan buzzer yaitu dengan cara per group.
Langkah-langkah rangkaian dengan buzzer yaitu :

41
Politeknik Negeri Sriwijaya

3.9.1 Pengujian unutk Group I


Pengujian rangkaian untuk group I yang terdiri dari 1 buah kotak kontak 3 phasa
yang menggunakan 3 buah 3 fuse sebagai pengamannya.
Adapun langkah-langkah pengujian:
1. Ujung satu buzzer dihubungkan ke fuse R yang ada terminal kotak kontak,
sedangkan ujung dimasukkan ke terminal utama/ sumber yang ada pada panel
penerangan. Apabila sudah terhubung maka buzzer akan berbunyi.
2. Untuk fuse S, T, N dan PE dapat dilakukan juga dengan langkah I.
3. Apabila rangkaian telah benar maka buzzer akan berbunyi baik fase R, S, T, N
dan PE.
4. Maka unutk pengujian group I telah selesai dan dapat di beri sumber tegangan.

3.9.2 Pengujian Rangkaian untuk Group II


Pengujian rangkaian untuk group II yang terdiri dari 2 buah saklar tukar, 1 buah
saklar tunggla dan 2 buah kotak kontak, yang menggunakan MCB 1 fuse sebagai
pengamannya.
Adapun langkah-langkah pengujian rangkaian dapat dilakukan dengan cepat
apabila posisi MCB dalam keadaan 1/ON tetapi sumber utama masih di lepas.
a. Pengujian untuk kotak kontak yang dikendalikan dengan saklar tunggal yaitu
dengan cara ujung 1 buzzer dimasukkan ke terminal utama/ panel penerangan
fasa R. Sedangkan ujung yang satu dimasukkan ke kotak kontak fasa di sebelah
kiri. Apabila saklar tunggal kita tekan maka buzzer akan berbunyi dan apabila
di tekan kembali buzzer akan mati berarti rangkaian kita benar. Saklar tunggal
berfungsi untuk mematikan penghantar saklar untuk kotak kontak.
b. Pengujian rangkaian untuk saklar tukar, dapat dilakukan langsung di dalam
panel penerangan tetapi dengan syarat fitting lampu harus di pasang dengan
lampu pijar. Adapun cara-caranya sebagai berikut:
1. Pasang ujung buzzer pada terminal fasa R dan ujung yang satunya pada
terminal utama netral.
2. Tekanlah saklar tukar A1 dan buzzer berbunyi dan tekan kembali saklar
tukar A2 buzzer mati, dan kita dioperasikan berkali-kali saklar A2 untuk

42
Politeknik Negeri Sriwijaya

menghidupkan maupun sakalr A1 untuk mematikan. Bila buzzer untuk A2


hidup dan untuk A1 mati berarti rangkaian telah benar.
c. Pengujian kotak kontak yang berada di bawah lampu saklar tukar.
Adapun pengujian dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut :
1. Ujung buzzer yang satu dimasukkan ke terminal utama fasa R dan yang
satunya ke terminal kotak kontak apabila buzzer telah berbunyi maka fasa R
masuk.
2. Begitu pula pada terminal N, ujung buzzer yang satu dimasukkan ke
terminal utama N dan ujung yang satunya ke terminal kotak kontak sebelah
kanan dan apabila buzzer telah berbunyi berarti N telah masuk.

3.9.3 Pengujian Rangkaian Group III


Pengujian rangkaian group III in yang atas dua tombol tekan, satu kontaktor satu
buah impuls. Hanya dapat dilakukan dengan sumber tegangan karena impuls dan
kontaktor mempunyai coil yang dapat menarik anak kontak NO menjadi NC.
Tetapi kita dapat melakukan pengujiaannya hanya sebagian kecil dengan cara
sebagai berikut :
1. Masukan ujung buzzer kekeluaran anak kontak kontaktor yang di beri tanda 2
dengan ujung yang 1 ke lidah fitting lampu coil atau ke kabel line lampu TL,
L1 dan apabila buzzer hidup maka line satu telah benar.
2. Untuk line 2, line 3 dapat dilakukan dengan cara yang sama sesuai dengan line
lampu yang tertera pada buku diktat.
Tetapi apabila pengujian rangkaian dilakukan dengan menggunakan sumber
tegangan kita harus terlebih dahulu meminta izin kepada instruktur. Adapun cara-
cara pengujian dengan mengunakan sumer tegangan yaitu :
1. Masukan sumber tegangan
2. Naikkan MCB 3∅
3. Apabila MCB 3∅ telah dinaikkan maka lampu tanda pada tombol tekan akan
menyala.
4. Tekan tombol tekan maka lampu pijar L1, lampu pijar L2 dan lampu TL1,
TL2, TL3.

43
Politeknik Negeri Sriwijaya

3.10 Jurnal Kegiatan

Hari, Tanggal Waktu Kegiatan


07.00 – 08.30 Pengarahan perihal pertukaran pelajar
Pembagian kelompok, tempat kerja, dan
08.30 – 09.30
Senin, 23 Februari tool box
2015 09.30 – 10.00 Break
10.00 – 10.25 Pembersihan dan persiapan pulang
10.25 – 10.30 Doa dan pulang

Hari, Tanggal Waktu Kegiatan


07.00 – 07.30 Baris, doa
07.30 – 09.15 Pengarahan dari instruktur
09.15 – 09.30 Pengecekan barang-barang
Selasa, 24 Februari
09.30 – 10.00 Break
2015
10.00 – 11.30 Pemotongan kabel
11.30 – 11.50 Pembagian kabel dan pembersihan
11.50 – 12.00 Doa dan pulang

Hari, Tanggal Waktu Kegiatan


06.55 – 07.00 Senam pagi, baris, doa
Pembongkaran kabel-kabel lama
07.00 – 09.30 didalam panel maupun kotak hubung,
saklar, dan kotak kontak
Rabu, 25 Februari
09.30 – 10.00 Break
2015
Pemasangan kabel di MCB, impuls,
10.00 – 11.30
fuse, dan kontaktor dalam kotak panel
11.30 – 11.55 Pembersihan, persiapan ulang
11.55 – 12.00 Doa dan pulang

44
Politeknik Negeri Sriwijaya

Hari, Tanggal Waktu Kegiatan

06.55 – 07.00 Senam pagi, baris, doa

Melanjutkan pemasangan kabel di MCB,

fuse, impuls, dan kontaktor didalam

07.00 – 09.30 kotak panel penerangan dan pemasangan

kabel pada lampu, kotak kontak, dan


Kamis, 26 Februari
saklar di dinding
2015
09.30 – 10.00 Break

Menyambung kabel-kabel di kotak


10.00 – 11.30
hubung

11.30 – 11.55 Pembersihan dan Persiapan pulang

11.55 – 12.00 Doa dan pulang

Hari, Tanggal Waktu Kegiatan

06.55 – 07.00 Senam pagi, baris, doa

Memeriksa kembali rangkaian yang

07.00 – 09.30 telah dipasang dan diperbaiki jika ada

Jum’at, 27 Februari kekurangan

2015 09.30 – 10.00 Break

Memeriksa sumber dari panel utama


10.00 – 10.45
pada masing-masing kelompok

10.45 – 11.00 Pembersihan, doa, pulang

45
Politeknik Negeri Sriwijaya

Hari, Tanggal Waktu Kegiatan


07.40 – 07.45 Senam pagi, baris, doa
Memasang sumber dari panel utama ke
07.45 – 09.30 instalasi penerangan dan melakukan test
rangkaian pada instalasi penerangan
Senin, 2 Maret 2015 09.30 – 10.00 Break
Melanjutkan test rangkaian instalasi
10.00 – 11.15
penerangan
11.15 – 11.45 Test instalasi penerangan oleh instruktur
11.45 – 12.00 Pembersihan, doa, pulang

Hari, Tanggal Waktu Kegiatan


07.00 - 07.10 Masuk bengkel,senam, baris,dan berdoa
Bongkar panel utama
07.10 - 09.30
Memasang kabel di panel utama
Selasa, 3 Maret 2015 09.30 - 10.00 Istirahat
Melanjutkan memasang kabel panel
10.00 - 12.00
utama
10.00 - 12.30 Baris,berdoa,dan piket

Hari, Tanggal Waktu Kegiatan


07.00 - 07.10 Masuk bengkel,senam, baris,dan berdoa
Melanjutkan memasang kabel panel
07.10 - 09.30
utama
09.30 - 10.00 Istirahat
Rabu, 4 Maret 2015 Membongkar kabel supplay utama
(sumber)
10.00 - 12.00
Memasang kabel supplay utama
(sumber)
12.00 - 12.30 Baris,berdoa,dan piket

46
Politeknik Negeri Sriwijaya

Hari, Tanggal Waktu Kegiatan


07.00 - 07.10 Masuk bengkel,senam, baris dan berdoa
Memasukkan kabel supplay utama ke
panel utama
07.10 - 09.30
Penggantian lampu tanda pada kabel
supplay sumber
09.30 - 10.00 Istirahat
Membenarkan beberapa komponen
Kamis, 5 Maret instalasi tenaga
2015 Melanjutkan sambungan kabel pada
panel utama
10.00 - 12.00 Mengecek sambungan sambungan kabel
pada panel utama
Memasang kabel dari panel utama ke s4
Memasang rangkaian kabel dalam
komponen Q11
12.00 - 12.30 Baris,berdoa,dan piket

Hari, Tanggal Waktu Kegiatan


07.00 - 07.10 Masuk bengkel,senam, baris dan berdoa
Memasang kabel pada H8 dan H9 ke
07.10 - 09.30 kotak hubung
Memasang kabel pada S5
Jum’at, 6 Maret 09.30 - 10.00 Istirahat
2015 Menyambung kabel pada Q13
Mengetes instalasi tenaga di supplay
10.00 - 12.00
utama,H8 H9,S5,panel utama
Menyambung kabel pada Q11
12.00 - 12.30 Baris,berdoa,dan piket

47
Politeknik Negeri Sriwijaya

Hari, Tanggal Waktu Kegiatan

07.00 - 07.10 Masuk bengkel,senam, baris dan berdoa

Pengetesan lampu H8 dan H9

Pemasangan kabel untuk Q11 dari

sumber

Memasang rangkaian kabel dalam


07.10 - 09.30
komponen S12

Memasang kabel S12 ke Q11

Memasang kabel dari Q11 ke tempat


Senin, 9 Maret 2015
operasi motor

09.30 - 10.00 Istirahat

Memasang kabel dari sumber ke S14A

dan S15A

10.00 - 12.00 Memasang kabel dari Q13 ke power

supplay

Memasang kabel dari S15 ke Q11

12.00 - 12.30 Baris,doa,dan piket

Hari, Tanggal Waktu Kegiatan

07.00 - 07.10 Masuk bengkel,senam, baris dan berdoa


Selasa, 10 Maret
Interview dengan pembimbing tentang
2015 07.10 - 09.30
instalasi penerangan dan tenaga

48
Politeknik Negeri Sriwijaya

Pemasangan kabel atau perbaikan pada

Q13 dan Q11

09.30 - 10.00 Istirahat

Pemasangan kabel di Q13 untukvmotor

Penandaan pada kabel way dan delta

Pemasangan kabel Q1 ke panel

Penggantian S4 dengan MCB 3 phasa

10.00 - 12.00 pemasangan kabel dari sumber ke kotak

hubung untuk S14A

pengetesan S14A dan S14B

pemasangan kabel dalam komponen S15

perbaikan S14A dan S15A

12.00 - 12.30 Baris,doa,dan piket

Hari, Tanggal Waktu Kegiatan

07.00 - 07.10 Masuk bengkel,senam, baris,dan berdoa

Interview dengan pembimbing tentang

instalasi penerangan dan tenaga


07.10 - 09.30
Rabu, 11 Maret Perbaikan pada panel supplay utama

2015 Perbaikan pada S5

09.30 - 10.00 Istirahat

10.00 - 12.00 Pengetesan seluruh instalasi tenaga

12.00 - 12.30 Baris,berdoa,dan piket

49
Politeknik Negeri Sriwijaya

Hari, Tanggal Waktu Kegiatan

07.00 - 07.10 Masuk bengkel,senam, baris dan berdoa

Semua instalasi selesai siap tes dengan

lampu
07.10 - 09.30
Kamis, 12 Maret Sebelum ke motor

2015 Pengetesan instalasi dengan lampu DOL

09.30 - 10.00 Istirahat

10.00 - 12.00 Pengetesan lampu putar kiri kanan

12.00 - 12.30 Baris,berdoa,dan piket

Hari, Tanggal Waktu Kegiatan

07.00 - 07.10 Masuk bengkel,senam, baris dan berdoa

Pengetesaninstalasi tenaga dengan lampu

07.10 - 09.30 way dan delta

Membongkar instalasi yang selesai dites


Jum’at, 13 Maret
09.30 - 10.00 Istirahat
2015
Pengembalian peralatan bengkel

10.00 - 12.00 Pendataan peralatan bengkel yang

dikembalikan setiap kelompok

12.00 - 12.30 Baris,berdoa,dan piket

50
Politeknik Negeri Sriwijaya

BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Setelah melaksanakan praktek bengkel semester IV, praktikum mengambil

kesimpulan :

1. Sebelum melaksanakan pemasangan instalasi listrik, terlebih dahulu kita

harus memperhitungkan jumlah bahan dan peralatan yang akan di pakai.

2. Mengetahui sumber dari panel sebelum instalasi juga merupakan hal yang

penting. Sumber utama tersebut terhubung paralel untuk beberapa

kelompok. Untuk menghindari hal yang tidak diinginkan pada saat

menyalakan instalasi, setiap kelompok wajib mengetahui sumber.

3. Untuk mengoperasikan motor, terlebih dahulu kita harus memeperhatikan

name plate motor, agar tidak terjadi kesalahan dalam menggunakan motor

tersebut.

4. Untuk pengasutan motor, sesuai praktek yang dilakukan, bisa dilakukan

dengan berbagai cara, misalnya Pengasutan Star-Delta dan Direct Online

untuk kapasitas motor yang kecil. Pengasutan motor sangat diperlukan

untuk memberikan arus starting yang lebih kecil dari seharusnya.

51
Politeknik Negeri Sriwijaya

4.2 Saran

Setelah melaksanakan praktek Bengkel Semester IV, praktikan menyarankan:

1. Dalam melaksanakan pekerjaan, haruslah dilaksanakan dengan serius,

disiplin, tekun dan bertanggung jawab.

2. Memanfaatkan waktu yang ada dengan sebaik-baiknya sehingga praktek

dapat diselesaikan sesuai waktu yang diinginkan.

3. Mengecek kondisi peralatan dan material sebelum dan sesudah praktek.

4. Kedisiplinan dalam menjaga peralatan pada pelaksanaan praktek dapat

ditingkatkan agar masing-masing kelompok dapat lebih menjaga peralatan

praktek tersebut.

5. Ada baiknya, sebelum menjalankan praktek bengkel, tiap mahasiswa

mempelajari terlebih dahulu gambar untuk setiap job/exercise, agar pada

saat di lapangan sudah mengetahui apa-apa saja yang akan dilakukan.

52
Politeknik Negeri Sriwijaya

DAFTAR PUSTAKA

Arimundar Artono. Teknik Tenaga Listrik. jilid II PT Pradya Paramita. Jakarta

1982.

Ismu W.A.Rida. Instalasi Cahaya dan Tenaga I. Jakarta

P.Van Harten. Arus Kuat 1,2 dan 3. Nederland. Groningen.

PUIL 2000

http://citrapelanginusantara.blogspot.com/2011/04/direct-on-line-starter-dol-

starter.html

http://teknologi.kompasiana.com/otomotif/2010/11/08/pengaman-listrik/

http://www.inverterplus.com/2010/12/mcb-adalah-dan-fungsinya.html

53

Anda mungkin juga menyukai