Anda di halaman 1dari 43

Politeknik Negeri Sriwijaya

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Instalasi penerangan merupakan kebutuhan yang banyak membantu
kegiatan manusia terutama di malam hari dalam pemanfaatannya diperlukan
instalasi yang modern sehingga perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
sekarang ini dapat meningkatkan keterampilan pengguna dari berbagai peralatan
listrik. Pada pemasangan instalasi yang baik harus memenuhi syarat-syarat
pemasangan instalasi dan untuk itu dalam praktek bengkel listrik semester III
sangat menunjang.
Dalam penggunaan listrik kita menggunakan suatu penghantar yang
disebut dengan kabel sebagai tempat mengalirnya arus listrik tersebut dan untuk
digunakan pada penerangan rumah tinggal, untuk itu kita harus merencanakan dan
menggambar instalasinya. Dalam melakukan pemasangan instalasi kita harus
berpedoman pada dasar-dasar instalasi listrik atau disebut dengan peraturan umum
instalasi listrik (PUIL).
Yang dimaksud dengan rencana instalasi listrik adalah suatu berkas
gambar rencana dan uraian tekhnis yang akan diguanakan sebagai pedoman untuk
melaksanakan suatu instalasi listrik adapun rencana instalasi listrik tersebut antara
lain:
Gambar situasi menunjukkan letak gedung atau bangunan tempat instalasi
listrik tersebut dipasang dan merencanakan penyambungan dengan sumber
tegangan listrik.
Gambar situasi menunjukkan :
1. Tata letak rencana, yang menunujukkan dengan jelas perletakan komponen
listrik
2. Rencana hubungan peralatan dengan pengaturan yang baik dan benar.
3. gambar antara bagian-bagian akhir rangakaian atau cabang akhir
rangakaian dari PHB.

1
Politeknik Negeri Sriwijaya

Diagram garis tunggal :


1. Rencana atau keteranagan mengenai daya nominal atau ukuran setiap
komponennya.
2. Keterangan beban yang terpasang serta bagiannya.
3. Ukuran dan jenis penghantar yang digunakan.
4. Sistem pentanahan

Gambar rincian atau keterangan :


1. Perkiraan ukuran fisiknya
2. Cara pemasangan komponen listrik
3. Cara pemasangan kabelnya.

1.2 Tujuan Dan Manfaat


Setelah melaksanakan praktik bengkel listrik pada semester III ini
mahasiswa diharapkan dapat :
 Membaca diagram lokasi dan diagram garis tunggal.
 Mengetahui dan memahami dasar penginstalasian secara teori maupun
praktek.
 Menggunakan semua peralatan yang akan dipasang dalam suatu
instalasi dengan baik dan benar.
 Mengetahui prinsip kerja dari peralatan yang digunakan.
 Meningkatkan kemampuan khusus dalam bidang kelistrikan.
 Mengetahui dan mengenal macam-macam bahan dan komponen listrik
yang digunakan dalam praktik.
 Menganalisa rangkaian serta membuat kesimpulan kerja dari suatu
pelaksanaan instalasi.
 Mengetahui dan menentukan letak kesalahan suatu pemasangan
instalasi dan dapat memperbaikinya.

2
Politeknik Negeri Sriwijaya

1.3 Permasalahan
Pada praktek bengkel semester 3 ini, Biasanya permasalahan yang sering
timbul adalah pada pemasangan rangkaian kontrol manual dan otomatis. Yang
menggunakan kontaktor dan juga biasanya terjadi pada pemasangan LDR dan
kontrol otomatis yang dioperasikan oleh LDR. Dimana LDR ini berfungsi karena
dipengaruhi oleh intensitas cahaya. Apabila ada cahaya yang menyinarinya ia
akan padam dan sebaliknya.

1.4 Pemecahan Masalah


Dari masalah-masalah tersebut maka kita harus dapat mengetahui jalan
pemecahannya. Untuk merangkai rangkaian kontrol manual dan otomatis kita
harus dapat mengetahui karakteristik benda terlebih dahulu lalu kita bandingkan
dengan gambar. Baru kemudian kita rangkai secara teliti mengikuti gambar yang
benar.
Sedangkan LDR biasanya banyak terjadi kerusakan pada alat. Periksa alat
tersebut apakah dalam kondisi baik. Kemudian baru kita pararelkan dengan
rangkaian kontrol otomatis.

1.5 Sistematika Penulisan


Dalam penulisan laporan ini, adapun sistematika penulisan yang akan di
uraikan pada setiap bab :

BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini menjelaskan apa yang menjadi latar belakang dari
praktikum pengenalan instalasi listrik bangunan, tujuan dan manfaat yang
di peroleh, permasalahan, pemecahan masalah dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


Pada bab ini membahas mengenai teori-teori penunjang dan teori
yang mendasar dari praktikum instalasi listrik bangunan.

3
Politeknik Negeri Sriwijaya

BAB III INSTALASI LISTRIK BANGUNAN


Pada bab ini membahas mengenai lokasi praktikum dilakukan job
yang menjadi praktikum, alat-alat dan bahan yang digunakan pada saat
praktikum serta jurnal kegiatan.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


Pada bab ini menjelaskan secara garis besar dari hasil praktikum
yang dikerjakan.

BAB V PENUTUP
Pada bab ini berisi tentang kesimpulan dari pembahasan
praktikum yang telah dilakukan serta saran penulis.

4
Politeknik Negeri Sriwijaya

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Umum
Instalasi listrik merupakan suatu rangkaian peralatan listrik yang saling
berhubungan satu sama lain yang berada dalam suatu lokasi. Dan pada Praktek
Bengkel semester III ini mempelajari pengontrolan baik secara manual maupun
secara otomatis. Perencanaan dan pemasangan instalasi yang benar akan didapat
apabila dalam perencanaan dan pemasangan memenuhi prinsip-prinsip dasar
instalasi juga peralatan dan material yang digunakan harus standar, hal ini berguna
agar instalasi yang di pasang nantinya dapat memenuhi prinsip dasar pemasangan
instalasi. Adapun prinsip dasar tersebut adalah sebagai berikut :
1. Keamanan
Instalasi listrik harus dikerjakan sedemikian rupa sehingga
kemungkinan timbul kecelakaan sangat kecil. Agar instalasi tidak
membahayakan manusia, maka peralatan tersebut harus memiliki
peraturan yang berlaku, seperti PUIL 2000. Untuk mengamankan listrik
dari kerusakan akibat gangguan seperti hubung singkat, beban lebih, dan
tegangan lebih, maka hendaknya dipasang pengaman yang sesuai seperti
Sekring, MCB, dll.
2. Keandalan
Kelangsungan pemberian atau pengaliran listrik pada konsumen
atau pada beban yang digunakan harus terjamin baik, jadi instalasi listrik
yang akan dikerjakan harus direncanakan dengan baik agar kemungkinan
terputus atau terhentinya arus listrik. Maka harus mudah bagi kita untuk
memperbaiki gangguan-gangguan tersebut.
3. Ketersediaan
Instalasi yang dipasang( komponen - komponen listrik) harus
menggunakan komponen-komponen yang dapat sering ditemui dengan
kata lain komponen tersebut sesuai standar dan mudah didapat(masih
tersedia).
4. Ekonomis

5
Politeknik Negeri Sriwijaya

Instalasi harus dengan sedemikian rupa sehingga harga keseluruhan


dari instalasi tersebut dapat ditekan semurah mungkin tanpa menyalahi
aturan dalam penginstalan.
5. Keindahan
Pada instalasi faktor keindahan juga perlu diperhatikan sebab
keindahan dan kerapian dalam instalasi adalah termasuk dalam salah satu
yang mutlak yang diperlukan.Contohnya dalam pemasangan pipa tidak
boleh melintang diatas tembok tetapi dibuat lurus mengikuti alur sudut-
sudut ruang bagi instalasi yang tidak ditanam di dalam tembok.
6. Kemudahan Tercapai
Instalasi dipasang harus disesuaikan dengan konsumen dalam arti
peralatan yang dipasang harus mudah dicapai atau dijangkau baik dalam
pengoperasian, pemeriksaan, pengawasan, pemeliharaan, perbaikan serta
kemudahan dalam menghubungkannya. Contohnya menurut PUIL letak
saluran dipasang 1,5 m dari lantai.

2.2 Prinsip Dasar Instalasi


Untuk dapat melakukan pemasangan pada instalasi penerangan terlebih
dahulu kita harus megnenal materi yangakan kita pasang. Termasuk fungsi dan
prinsip kerjanya. Selain itu, kita juga harus mengenal simbol-simbol yang
digunakan. Perencanaan instalasi yang baik akan didapat apabila dalam
perencanaannya memenuhi peraturan yang berlaku.
Adapun ketentuan yang akan digunakan dalam merencanakan instalasi
listrik adalah:
 PUIL 2000, digunakan sebagai dasar merencanakan instalasi listrik.
 Standar IEC, ddipergunakan sebagai ukuran standar dalam
menggambar teknik seperti simbol-simbol.
Langkah awal untuk memasang suatu instalasi yaitu dibuatnya gambar rencana
berdasarkan denah bangunan dimana instalasi tersebut nantinya akan dipasang.

6
Politeknik Negeri Sriwijaya

2.3 Pipa
Pipa adalah bahan listrik yang digunakan sebagai selubung dari kabel atau
penghantar suatu impedansi instalasi.
Macam-macam pipa yang digunakan dalam instalasi adalah :
1. Pipa baja
2. Pipa union
3. Pipa galvanis
4. Pipa fleksibel
5. Pipa PVC
6. Pipa paralon
7. Pipa KRF
8. Pipa KRFW
Fungsi atau kegunaan dari pipa :
1. Untuk instalasi diatas dinding (on plaster) dimana tahanan mekanik
yang tinggi untuk konduktor diperlukan .
2. Untuk instalasi dibawah plaster atau didalam plaster (in plaster)
supaya menjamin pada waktu pengawatan.
Peraturan – peraturan untuk instalasi pipa :
1. Arah dari pipa harus dilalui untuk NYA atau penghantar
sejenisnya.
2. Arah pipa harus dengan jalan vertical dan horizontal
3. Arah pipa harus mengganggu untuk arah kabel
4. Beberapa arah dari pipa yang arahnya harus bersamaan
5. Bila lebih dari empat, system pengawatan yang berbeda akan lebih
ekonomis
6. Pipa harus terpasang dipermukaan dengan kuat jalan yang
dipercaya.
7. Arah pipa yan panjang dan lurus diselingi kotak – kotak terpisah.

7
Politeknik Negeri Sriwijaya

Persyaratan yang harus dipenuhi untuk pipa yang dipakai untuk


pemasangan instalasi listrik :
a. Bahan
Tahan panas, tahan tekanan tinggi, tahan tekanan dan tidak menjalar
api
b. Konstruksi
1. Melindungi tekanan mekanis
2. permukaan rata dan dilindungi karet
3. Jari-jari pada pembengkokan pipa adalah 3D untuk pipa PVC,
4D untuk pipa baja 16 mm, 6D untuk pipa baja 16 mm.
4. Penyambungan pipa harus baik.
c. Mekanis
Tidak boleh pecah, retak, berubah bentuk bila terkena benda luar.
d. Thermis
Pipa PVC tidak menjalarkan api.
e. Elektris
Pipa PVC harus mempunyai tahanan isolasi yang baik.

2.4 Kabel
Kabel adalah suatu penghantar arus listrik yang memiliki isolasi yang
melilitnya hingga mencapai panjang tertentu. Menurut PUIL 110 K, yang disebut
dengan kabel adalah semua jenis hantaran berisolasi dan berselubung, yang karena
sifat isolasinya dan selubungnya tidak boleh dipasang pada atau dalam tanah.
Konstruksi atau bahan panghantar yang banyak digunakan adalah dari
bahan tembaga(Cu). Untuk instalasi tegangan rendah bahan tembaga (Cu) tesebut
kemurniannya harus lebih dari 99,5 %. Untuk mencapai kemurnian tersebut
dilakukan derngan proses elektrolisis(proses secara kimia).
Pada umumnya kabel untuk instalasi sederhana seperti instalasi rumah
tinggal, pada praktek bengkel semester III menggunakan kabel NYA dan NYM.

8
Politeknik Negeri Sriwijaya

1. Kabel NYA
Kabelnya merupakan kabel dengan penghantar berinti pejal. Batas
tegangan yang diperbolehkan adalah 1 KV. Di dalam pemasangan instalasi
yang menggunakan kabel NYA berlaku ketentuan-ketentuan sebagai
brikut :
 Untuk pemasangan tetap dalam jangkauan tangan, harus digunakan
pipa instalasi.
 NYA tidak boleh menempel langsung pada plester, kayu, tetapi
harus dilindungi dengan pipa instalasi ( ayat 742 PUIL)
 Di luar jangkauan tangan NYA boleh dipasang terbuka dengan
menggunakan isolator jepit atau isolator rol, minimum 1 cm
terhadap dinding atau terhadap bagian lain dari bengunan.
 NYA boleh digunakan di dalam alat listrik, perlengkapan hubung
bagi (PHB), pada panel control dan sebagainya.
 NYA tidak boleh digunakan dalam ruangan yang lembab, di dalam
terbuka atau gudang dengan bahaya kebakaran atau ledakan.

2. Kabel NYM
Kabel NYM mempunyai penghantar berinti pejal berisolasi PVC
dengan ukuran penampang 1,5 – 10 mm2, sedangkan untuk penampang di
atas 16 mm2, intinya berupa sejumlah kawat pejal yang dipilih, warna
selubung luar adalah putih untuk batasan tegangan nomoinal 500V. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat dibawah ini :
 Boleh dipasang langsung menempel plesteran atau kayu, atau dapat
ditanam langsung dalam plesteran juga di ruang lembab atau basah,
di tempat kerja atau gudang dengan bahaya kebakaran dan ledakan.
 NYM tidak boleh di pasang di bawah tanah. Untuk pemasangannya
digunakan klem yaang serasi dan tidak terlalu berjauhan sehingga
kabel kelihatan rapi dan kokoh. Pada sambungan di tempet yang
basah harus menggunakan kotak hubung bagi yang kedap air.

9
Politeknik Negeri Sriwijaya

Setiap penghantar mempunyai tahanan tersebut tergantung pada beban


antara lain :
a. Tahanan jenis, diameter, panjang penghantar.
R=
b. Sedangkan untuk panjang penghantarnya
L=

Dimana :
S = Penampang kawat minimum ( mm2)
R = Besar tahanan penghantar (Ω)
I = Panjang penghantar (m)
A = Penampang penghantar (mm2)

2.5 Fuse
Adalah pengaman yang berfungsi untuk memutuskan arus listrik bila
terjadi beban lebih dan hubung singkat. Salah satu yang biasa terjadi di dalam
suatu instalasi listrik adalah arus hubung singkat dan arus beban lebih. Untuk
mengantisipasi hal tersebut maka digunakan sekaring atau fuse.
Alat pengaman ini biasanya digunakan untuk :
1. Hantaran, aparatur dan motor listrik terhadap beban lebih.
2. Pengaman terhadap hubungan singkat antara fasa dengan netral dan
terhadap hubungan singkat dalam aparatur atau motor listrik.
3. Pengaman terhadap hubungan singkat dengan badan mesin. Pengaman
sekering terdiri dari rumah sekering, pengepas patron dan patron lebur.
Untuk menentukan besar pengaman terlebih dahulukita cari besar In
rangkaian :
In = P Total/ V. Cos o

Besar pengaman yang kita pakai :


1 pengaman yang kita pakai = 1,1 x In

10
Politeknik Negeri Sriwijaya

Bagian –bagian fuse adalah :


A. Rumah sekering
Menurut ayat 630 B17 hantaran suplainya harus dihubungkan
dengan kontak alas rumah sekering. Kalau hantaran suplai ini juga harus
dihubungkan dengan sekering lain, harus digunakan rumah sekering
dengan dua terminal pada kontak alasnya. Sebab menurut ayat 741 A5 sub
a, satu terminal hanya boleh digunakan untuk satu kawat saja.
B. Tudung sekering
Tudung sekering memiliki sebuah bumbung berulir, jenis E 33, E
27 atau E16. Tudung sekering memiliki sebuah jendela kecil , kaca ini
dapat dilepas untuk keperluan pengukuran. Setelah pengukuran selesai
kacanya harus di pasang kembali, sebab kaca ini untuk menutupi patron
leburnya yang bertegangan. Selain itu, kalau patronnya tidak diberi
menutup kaca dapat menimbulkan lidah api yang menjilat keluar. Tudung
sekering terdiri dari K III patron 25 A, K II patron 2 A sampai dengan 25
A. K I juga terdiri 2 A sampai 25 A, tetapi jarang digunakan.
C. Pengepas patron
Pengepas patron memiliki lubang pas dengan diameter yang
berbeda-beda tergantung pada arus nominalnya. Setiap pengepas patron
diberi kode yang sama. Jadi patron lebur dan pengepas dengan arus
nominal yang sama memiliki kode yang sama. Pengepas patron 10 A tidak
dapat dimasuki patron 25 A.
D. Patron Lebur
Patron lebur memiliki kawat lebur dari perak dengan campuran
timbal, seng, dan tembaga. Bila arus yang melalui kawat lebur melebihi
kemampuan kawat lebur, maka kawat tersebut akan melebur. Patron lebur
yang rusak tidak boleh diperbaiki dengan jalan mengganti kawat leburnya.
Warna kode yang digunakan untuk menandai patron lebur dan pengeps
patron, berasal dari perangko jerma yaitu sebagai berikut :
2A : Merah muda
4A : Coklat
6A : Hijau

11
Politeknik Negeri Sriwijaya

10 A : Merah
16 A : Kelabu
20 A : Biru
25 A : Kuning
35 A : Hitam
50 A : Putih
65 A : Warna tembaga
Nilai sesaat arus hubung singkat pada saat terjadinya hubungan singkat
tergantung pada :
- Nilai sesaat dari tegangan bolak baliknya
- Impedansi seluruh dari rangkaian yang akan dihubungkan singkat pada
saat terjadinya hubung singkat
2.6 Panel
Panel adalah suatu tempat pengontrol peralatan listrik dimana pada bagian
dalam panel dapat dilihat alat-alat pengaman seperti MCB dan fuse serta alat
contoh listrik lainnya seperti impuls, rellay, timer, dan staircase.
Demikian juga peralatan untuk pembuatan suatu panel kontrol harus juga
diperhatikan antara lain :
a. Triplek, Kerangka, Engsel
Sebagai tempat pengontrol diperlukan suatu tempat yang
berfungsi untuk meletakkan dan melindungi alat kontrol listrik
sehingga alat terlihat rapi dan terjamin keandalannya dan terjamin
keamanannya.
b. Cable duct
Sebagai tempat penyimpanan atau meletakkan yang terdapat
dalam panel kontrol dan juga berguna untu merapikan jalur kabel yang
berada di dalam panel tersebut.
c. Line up terminal
Sebagai tempat penyambungan kabel-kabel yang akan disebut
penyambungan baik dari pengontrol ke beban, sistem penyambungan
dengan terminal ini lebih terjamin keandalannya.

12
Politeknik Negeri Sriwijaya

d. Busbar tembaga
Digunakan sebagai terminal untuk penyambungan hantaran netral
dan pentanahan.
e. Peralatan penahanan
Peralatan penahanan adalah suatu perlengkapan sebagai alat
dalam bantu dalam meletakkan semua alat penahanan ini adalah C
untuk terminal dan profil.
2.7 Busbar
Pada suatu panel adanya busbar sangat perlu karena busbar berfungsi
sebagai tempat pendistibusian sumber ke beban. Biasanya busbar yang terdapat di
dalam panel merupakan busbar yang terbuat dari tembaga atau logam lain yang
dapat menghantar arus listrik dengan baik dan memenuhi persyaratan sebagai
penghantar listrik.
Pada busbar biasanya dilengkapi dengan profil G yang berfungsi sebagai
tempat duduknya dan untuk menghindari terdapatnya hubungan antara netral
dengan hantaran pentanahan, maka pada busbar dipasang pertinax yang diletakkan
pada masing-masing busbar pada ujungnya. Biasanya pada suatu busbar terdapat
suatu kabel sebagai suatu sambungan penghantaer yang besarnya lubang dari
suatu kabel tersebut sesuai dengan diameter dari suatu penghantar.

13
Politeknik Negeri Sriwijaya

2.8 Saklar
Saklar adalah suatu alat listrik yan digunakan untuk memutuskan atau
menghubungkan alat /suatu rangkaian listrik. Pada praktik bengkel semester III
ini saklar yang digunakan, yaitu :
a. Saklar Seri
Saklar ini berfungsi untuk menghubungkan dan memutuskan dua
buah beban dari satu tempat. Saklar ini mempunyai dua togel yang
biasanya digunakan dalam ruang yang membutuhkan penerangan yang
terpisah. Saklar ini mempunyai satu input dan dua output sreta satu
togel. Sistem pengaturannya digunakan untuk melayani satu
pemakaian atau banyak untuk ON dan OFF dari tiga temoat atau lebih.
Setiap pergantian pengoperasian dari tiap-tiap saklar akan merubah
keadaan lampu.
b. Saklar Tukar atau Saklar Ganda satu kutub
Saklar tukar mempunyai dua posisi pengoperasian yaitu hanya
bisa menyalakan salah satu lampu E1 dan E2 secara bergantian. Saklar
tukar ini juga digunakan untuk mengoperasikan dua pemakaian dengan
sumber tegangan yang sama atau dua tegangan yang berbeda atau
dipasang pada tangga.
c. Saklar Silang
Saklar silang mempunyai prinsip kerja yang sama bila tanpa
dikombinasi dengan saklar tukar.

d. Saklar Selektor
Saklar selektor adalah saklar jenis tertutup. Susunan dari saklar
ini terdiri dari sejumlah piringan isolasi dan suatu mekanik penggerak.
Pengoperasian saklar ini dengan cara memutar. Pada tuas selektor
terdapat pegas. Piringan-piringan itu disusun sedemikian rupa
membentuk bangun sehingga dapat ditempatkan pada kotak kontak.
Mekanik penggerak selektor ini mempunyai pemutus sesaat.
Konstruksi dua saklar dapat diputar kekiri dam kekanan.

14
Politeknik Negeri Sriwijaya

e. Tombol Tekan
Tombol tekan merupakan saklar yang dioperasikan dengan cara
menekan. Sifat tombol tekan hanya menghubungkan sesaat saja yaitu
pada saat menekan saja. Pemakaiaannya biasanya dikombinasikan
dengan material yang lainnya, misalnya staircase, impuls, dan
kontraktor.
f. Implus
Saklar Implus adalah suatu saklar yang berbeda berdasarkan
magnet dimana posisi saklarnya akan berubah pad asetiap implus,
lamanya pengoperasian dari kotak tekan tidak mempengaruhi system
kerjanya saklar implus mempunyai dua posisi kontak yaitu : kontak
ON pada pengoperasian lampu pertama dan kontak OFF untuk
pengoperasian pada lampu implus kedua.
Dengan pengaturan saklar ini sebuah beban dapat dioperasikan
dari berbagai tempat yaitu dengan memasang tombol tekan dalam
hubungan paralel. Penempatan tombol tekan dapat disesuaikan dengan
kebutuhan. Penggunaan saklar ini dapat disesuaikan dengan
kebutuhan.
Penggunaan saklar ini dapat menggantikan sebuah sitem
pengaturan dua arah dan saklar silang. Keuntungannya adalah
pengoperasian listriknya lebih praktis.
g. Staircase
Staircase adalah saklar yang bekerja dengan magnetis, yang
dapat memutuskan rangkaian dari beban secara otomatis sesuai dengan
batasan waktu yang telah ditentukan pengoperasian timer bisa
dilakukan kembali walaupun batasan waktu belum habis.
Staircase memutuskan rangkaian beban dengan cara otomatis
sesuai dengan batasan waktu yang telah ditentukan pada pengoperasian
pertama(t1), dan pengoperasian kembali tombol tekan pada saat beban
bekerja tidak mempengaruhi batasan waktu. Penyambungan pada timer
staircase dapat dilakukan dengan sistem tiga kawat dan empat kawat .

15
Politeknik Negeri Sriwijaya

Prinsip kerjanya sama dengan system kerja tiga kawat bedanya


hanaya pengoperasian empat kawat pengoperasian kembaki dari
staircase atau tombol tekan walau batasan waktunya belum habis akan
mempengaruhi wakyu dari rangkaian. Sistem pengaturan staircase
biasa digunakan paada instalasi penerangan tangga, koridor, lorong-
lorong panjang, gudang laboratorium dan sebagainya.

16
Politeknik Negeri Sriwijaya

2.9 Kontaktor
Kontraktor sering juga disebut saklar magnet. Bisa disebut juga relay
elektromagnetik yang prinsip kerjanya yaitu sebuah batang logam yang dibelit
dengan kumparan dan diberi arus listrik maka batang logam tersebur berubah
menjadi magnet. Pada dasarnya kontaktor dibagi dua yaitu kontaktor untuk
tenaga dan kontaktor untuk kontrol. Sesuai dengan namanya kontaktor akan
bekerja bila kumparan dialiri listrik yangakan menarik kontak NO dan NC,
dimana kontak-kontak itu berfungsi untuk menghubungkan arus dengan beban
serta memutuskannya. Apabila kontaktor dialiri arus listrik maka menggerakkan
kontak-kontak bantunya. Dimana yang semula posisinya NO begitu juga
sebaliknya.
Menurut IEC penandaan kontaktor adalah sebagai berikut:
1,,3,5 : Hubungan untuk supply atau rangkaian utama
2,4,6, : Hubungan untuk beban atau rangkaian utama
13,14 : Kotak kontak bantu NO (normally open)
21,22 : Kotak kontak bantu NC ( normally close)
a, b : Konektor-konektor (koil) kumparan magnet
Bentuk kontaktor biasanya ditentukan oleh :
 Tegangan kerja
 Jenis tegangan
 Kapasitas arus
Kontraktor dapat dioperasikan dengan pengontrol menggunakan sebuah
saklar, arus dari supplai akan menuju ke kumparan magnet yang diatur oleh
bekerjanya saklar.
Cara kerja dari kontraktor adalah bila saklar pada posisi ON kontraktor
akan bekerja, sebaliknya bila kontraktor akan bekerja pada posisi OFF kontraktor
akan terlepas. Untuk pengaturan kontraktor dengan sistem sentuh atau dapat
digunakan tombol tekan.

17
Politeknik Negeri Sriwijaya

2.10 Timer
Timer adalah saklar waktu yang bekerja berdasarkan magnetis yang akan
memutuskan rangkaian beban secara otomatis dengan batasan waktu yang telah
ditentukan. Timer memutuskan rangkaian beban secara otomatis pada
pengoperasian pertama bila kontak dioperasikan kembali tidak mempengaruhi
batasan waktu timer. Timer juga berfungsi menghemat energi listrik dan
pemakaian umur lampu.

2.11 LDR ( Ligh Dependent Resistor )


LDR merupakan saklar yang prinsip kerjanya berdasarkan perubahan atau
pengaruh cahaya. Dalam komponen LDR terdapat sebuah sebuah resistor yang
resistansinya dapat berubah-ubah bila mendapatsinar dengan kekuatan cahaya
yang berubah-ubah. Harga resistansi LDR pada tempat terang adalah lebih besar
dari tempat gelap.
Perubahan dari kekuatan cahaya dengan level tertentu ke tempat yang kuat
cahayanya rendah atau gelap dalam waktu tertentu akan merubah harga resistansi
dimana harga resistansinya mengecil, yang akan menyebabkan LDR tersebut akan
menterjemahkan sistem operasi saklar timer untuk menghubungkan anak
kontaknya.
Kecepatan perubahan resistansinya adalah dalam K (dt) untuk tipe arus
harganya lebih besar dari 200 K (dt) atau selama 20 menit pertama mulai dari
kecepatan cahaya 100 lux, ini bereaksi saat pensaklaran beraksi. Pada pensaklaran
cahaya dari gelap ke terang akan terlepas. Kecapatan perubahan akan lebih tinggi,
dimana pada keadaan cahaya terbesar 300 lux kecepatan perubahan kurang dari
10 milidetik sesuai dengan kekuatan cahaya 400 lux. Pemakaian LDR pada
frekwensi tertentu bisa menjadi tidak memungkinkan karena LDR relatif sangat
lambat bereaksi.

18
Politeknik Negeri Sriwijaya

2.12 Lampu
Dalam suatu lampu instalasi, lampu sangat diperlukan sebab lampu
merupakan hal yang sangat penting yang merupakan sumber yang memberikan
penerangan pada ruang-ruang yang memerlukan penerangan. Ada beberapa
macam lampu yang sering digunakan untuk suatu penerangan antara lain :
1. Lampu pijar
Cahaya lampu pijar dibangkitkan dengan mengalirkan arus-arus
listrik dalam suatu kawat halus. Dalam kawat ini, energi listrik dirubah
menjadi energi panas dan tenaga. Suatu kawat pijar yang tinggi atau
besar agar lampu pijar ini dapat memancarkan cahaya sebanyak
mungkin oleh lampu pijar yang memiliki spektrum yang kontinyu,
kualitas cahaya dari jenis-jeniswarna yang dipancarkan tergantung dari
suhu kawat pijar. Pada lampu ini dilengkapi dengan sepotong kawat
monelyang berguna sebagai pengaman jika ada gangguan hubung
singkat.
2. Lampu tabung fluouresen
Lampu ini biasanya juga disebut dengan lampu neon atau TL.
Pada lapisan ini terdapat serbuk-serbuk fluouresenini bagian sebelah
dalam dari tabung terdapat sebuah elektroda yang terdiri dari kawat
pijar yang terbuat dari wolfram dengan sebuah emiter untuk
mempermudah emisi elektron. Untuk menghitung jumlah lampu dalam
ruangan adalah denganmenggunakan rumus :

Dimana :
E = Kuat penerangan (Lux)
A = Luas pemukaan (m)
Q = Flux cahaya (Lm)
NB = Faktor daya guna
Jumlah kelompok lampu dirumuskan :

N = Jumlah pipa

19
Politeknik Negeri Sriwijaya

Z = Jumlah lampu dalam kelompok

2.13 Kotak kontak


Kotak kontak adalah suatu alat listrik yang dipasang untuk melayani
peralatan rumah tangga yang menggunakan tenaga listrik.

2.14 Komponen lain


Selain komponen-komponen diatas, adapun komponen lain yang digunakan untuk
mengerjakan suatu instalasi antara lain :
1. Ragum
Ragum adalah alat menjepit benda kerja agar alebih mudah didalam
melaksanakan kerja terhadap benda kerja, pada instalasi digunakan untuk
meluruskan kabel.
Ragum biasanya terbuat dari besi atau baja tempa. Rahang berigi
dibuat dari baja yang dikeraskan dengan pengikat benda kerja menjadi
lebuh berat. Ragum dipergunakan untuk menjepit benda digerigi dan
meluruskan kabel.
2. Mistar Baja
Mistar baja yaitu alat yang digunakan untuk mengukur dengan
menunjukan perbandingan langsung dari skala alat asli. Alat ini terbuat
dari baja yang keras, tipis dan sangat lentur. Kelenturannya ini sangat baik
untuk mengukur permukaan yang lengkug. Alat ini sering digunakan
dibengkel meskipun mempunyai ketelitian yang sangat rendah.
3. Palu Besi
Palu besi berfungsi untuk memukul meratakan benda yang bengkok
dan untuk memukul paku untuk pemasangan pada pipa.
Palu yang terbaik adalah yang memilki persyaratan sebagai berikut:
- Serat kayu dari tangkainya sejajar dengan tiap-tiap sumbunya.
- Tangkainya memukul dan bagian atas pemukul merupakan sebagian
titik berat sedangkan bagian atas / bagian yang runcing sebagai
pengimbang.

20
Politeknik Negeri Sriwijaya

- Bentuk tangkai palu bagian ujungnya sedikit besar dibandingkan


dengan bagian yang dekat pemukulnya.
4. Klem
Klem adalah suatu alat yang terbuat dari aluminium yang digunakan
untuk mengklem pipa atau kabel agar tidak terlepas dan terlihat rapi.
5. Tang Kombinasi
Tang kombinasi berfungsi untuk menjepit, memotong dan memutir
benda yang akan dikerjakan. Seperti kabel / kawat yang digunakan pada
instalasi penerangan.
6. Tang Buaya / Lancip
Tang lancip berfungsi untuk menjepit dan memetong kabel saja.
7. Tang Pembulat
Tang pembulat berfungsi untuk membulatkan kabel / kawat
penghantar, misalkan pembuatan mata itik.
8. Tang Pemotong
Tang pemotong berfungsi untuk memotong kabel / kawat penghantar
dengan ukuran sesuai dengan benda kerja.
9. Tang Pengupas
Tang pengupas berfungsi untuk mengupas kabel / kawat penghantar
yang akan digunakan untuk penyambungan.

10. Obeng Minus dan Plus


Obeng minus dan plus untuk memutar atau mengencangkan dan
mengendorkan skrup yang digunakan untuk menempelkan benda pada
papan kerja.
11. Water Pas
Water pas digunakan untuk memeriksa dan menandai garis
horizontal (permukaan yang datar) tetapi dapat digunakan didalam bingkai
yang berbentuk kurva yang disebut vial.

21
Politeknik Negeri Sriwijaya

BAB III
INSTALASI LISTRIK BANGUNAN

3.1 Denah Praktek

Ruang WC
Dosen
Dapur

Ruang
Peralatan

Ruang Praktek Instalasi

Ruang
Praktek
Meja Bor Instalasi

Gambar 3.1 Denah Lokasi

Denah lokasi di atas adalah denah tempat kami melakukan kerja praktek
instalasi listrik. Pada denah tersebut terdapat beberapa ruangan. Pada gambar yang
terdapat angka 2 adalah lokasi meja dimana kami melakukan kerja dan 21 meja
lainnya adalah tempat teman-teman saya melakukan praktek kerja lainnya.
Tempat kami mengambil peralatan terdapat pada ruang peralatan yang dibantu
oleh teknisi. Meja bor merupakan tempat dimana kami akan membuat lubang
pada bahan yang dibutuhkan. Selebihnya merupakan tempat praktek untuk
praktek kerja lainnya, WC untuk dosen dan teknisi, serta dapur.

22
Politeknik Negeri Sriwijaya

3.2 Daftar Peralatan dan Material

Adapun daftar peralatan dan material yang digunakan dalam praktek


instalasi listrik bangunan adalah sebagai berikut :

NO Nama Alat / Komponen Jumlah Satuan


1. Tang potong 1 Buah
2. Tang buaya 1 Buah
3. Tang kupas 1 Buah
4. Tang kombinasi 1 Buah
5. Tang pembulat 1 Buah
6. Obeng plus (+) besar 1 Buah
7. Obeng plus (+) kecil 1 Buah
8. Obeng negative (-) besar 1 Buah
9. Obeng negative (-) kecil 1 Buah
10. Obeng penusuk 1 Buah
11. Palu 1 Buah
12. Pisau cutter 1 Buah
13. Mistar besi 1 Buah
14. Rellay Kontaktor 2 Buah
15. Selector 1 Buah
16. LDR ( light Depent Resistor) 1 Buah
17. Starrcise / Delay 2 Buah
18. Timmer ( Sakelar waktu 220 V) 1 Buah
19. Impuls 220 V 1 Buah
20. Fiting 6 Buah
21. Roset kayu 6 Buah
22. Kotak kontak 1 fhasa + PE 3 Buah
23. Fuse 4 Buah
24. Kotak hubung plastik (Junction 4 Buah
box) 1 Buah

23
Politeknik Negeri Sriwijaya

25. Lampu tanda (merah/hijau) 6 Buah


26 Lampu pijar 6 Buah
27. Cabang “T” ( KIR) 1 Buah
28. Elbo kacil 1 Buah
29. Rumah control panel 1 Buah
30. Kabel suplay 1 Buah
31. Sakelar tukar 2 Buah
32. Sakelar silang 1 Buah
33. Sakelar seri 1 Buah
34. Sakelar tekan 2 Buah
35. Sakelar tekan dengan lampu 1 Buah
tanda 1
36. Sakelar tekan dengan lampu IP 1 Buah
55
37. Acrylit glass Buah
38. Pertinax Buah
39. Terminal pin Set
40. Terminal blok Set
41. Line up terminal Set

24
Politeknik Negeri Sriwijaya

3.3 Jurnal Kegiatan Praktek Instalasi Listrik Bangunan

Tanggal Waktu Kegiatan Paraf


23 Oktober 12.40 – 13.00 Baris, absensi, pengarahan dan doa
2013 pembukaan
13.00 – 14.00 Menulis nama-nama peralatan yang
akan digunakan
14.00 – 15.10 Pengenalan alat-alat kerja
15.10 – 15.40 Istirahat
15.40 – 17.30 Pemeriksaan alat-alat kerja
17.30 – 18.10 Pembersihan, baris, pengarahan dan
doa penutup

24 Oktober 12.40 – 13.00 Baris, absensi dan doa pembukaan


2013 13.00 – 14.00 Pengambilan dan pembagian
fotocopy job
14.00 – 15.10 Pembagian kabel
15.10 – 15.40 Istirahat
15.40 – 17.30 Melanjutkan pembagian kabel
17.30 – 18.10 Pembersihan, baris dan doa
penutup

25 Oktober 12.40 – 13.00 Baris, absensi, pengarahan dan doa


2013 pembukaan
13.00 – 14.00 Pengamplasan papan kerja
14.00 – 15.10 Istirahat
15.10 – 15.40 Pengamplasan papan kerja
15.40 – 17.30 Penjelasan Light Panel ELDRA
0033
17.30 – 18.10 Pembersihan, baris, pengarahan dan
doa penutup

25
Politeknik Negeri Sriwijaya

28 Oktober 12.40 – 13.00 Baris, absensi dan doa pembukaan


2013 13.00 – 14.00 Membuat garis pada papan kerja
14.00 – 15.10 Menempatkan saklar sesuai dengan
diagram lokasi
15.10 – 15.40 Istirahat
15.40 – 16.30 Menempatkan kotak kontak dan
kotak hubung sesuai dengan
diagram lokasi
16.30 – 17.30 Menempatkan tombol tekan sesuai
dengan diagram lokasi
17.30 – 18.10 Pembersihan, baris dan doa
penutup

29 Oktober 12.40 – 13.00 Baris, absensi dan doa pembukaan


2013 13.00 – 14.00 Menempatkan fitting lampu sesuai
dengan diagram lokasi
14.00 – 14.30 Pemasangan box sekering ke panel
14.30 – 15.10 Pemasangan LDR
15.10 – 15.40 Istirahat
15.40 – 16.00 Penyambungan power suplay ke
terminal pin panel
16.00 – 17.30 Penyambungan kabel dari power
suplay ke fuse dan ke busbar(untuk
netral dan pentanahan)
17.30 – 18.10 Pembersihan, baris dan doa
penutup

30 Oktober 12.40 – 13.00 Baris, absensi dan doa pembukaan


2013 13.00 – 15.10 Pemasangan pipa instalasi
penerangan
15.10 – 15.40 Istirahat
15.40 – 17.30 Melanjutkan pemasangan pipa

26
Politeknik Negeri Sriwijaya

instalasi penerangan
17.30 – 18.10 Pembersihan, baris dan doa
penutup

31 Oktober 12.40 – 13.00 Baris, absensi, pengarahan dan doa


2013 pembukaan
13.00 – 15.10 Mid Test I
15.10 – 15.40 Istirahat
15.40 – 17.30 Pemasangan kabel NYA 1.5 mm2
di dalam pipa
17.30 – 18.10 Pembersihan, baris dan doa
penutup

1 November 12.40 – 13.00 Baris, absensi, pengarahan dan doa


2013 pembukaan
13.00 – 13.30 Melanjutkan pemasangan kabel
NYA 1.5 mm2 di dalam pipa
13.30 – 15.10 Pemasangan kabel NYA 1.5 mm2
pada saklar
15.10 – 15.40 Istirahat
15.40 – 16.00 Pemasangan kabel NYA 1.5 mm2
pada tombol tekan
16.00 – 16.30 Pemasangan kabel NYA 1.5 mm2
16.30 – 17.30 pada fitting lampu dan kotak-
kontak
17.30 – 18.10 Pembersihan, baris dan doa
penutup

4 November 12.40 – 13.00 Baris, absensi dan doa pembukaan


2013 13.00 – 13.30 Pemasangan kabel NYM re

27
Politeknik Negeri Sriwijaya

3×1.5mm2, warna untuk 2Ph + N


13.30 – 15.10 Pemasangan kabel NYM re
3×1.5mm2 ke saklar tekan, LDR
dan fitting lampu
15.10 – 15.40 Istirahat
15.40 – 17.30 Pengujian Sambungan kabel
(rangkaian) dengan menggunakan
multitester
17.30 – 18.10 Pembersihan, baris dan doa
penutupan

5 November 12.40 – 13.00 Baris, absensi dan doa pembukaan


2013 13.00 – 13.30 Pemasangan kabel pada panel
untuk penerangan kamar tamu,
ruang makan dan dapur
13.30 – 15.10 Pemasangan kabel pada panel
untuk penerangan kamar mandi,
tidur selasar panel ruangan
15.10 – 15.40 Istirahat
15.40 – 16.00 Tes rangkaian dengan
menggunakan multitester
16.00 – 17.30 Perbaikan kesalahan pada
rangkaian
17.30 – 18.10 Pembersihan, baris dan doa
penutup

6 November 12.40 – 13.00 Baris, absensi dan doa pembukaan


2013 13.00 – 15.10 Pemasangan kabel pada panel
untuk kontrol penerangan parkir
dalam rumah, kontrol penerangan
parkir diluar rumah dan kontrol
penerangan dengan pengontrol

28
Politeknik Negeri Sriwijaya

cahaya
15.10 – 15.40 Istirahat
15.40 – 17.30 Pemasangan kabel pada panel
untuk kontrol penerangan parkir
dalam rumah, kontrol penerangan
parkir diluar rumah dan kontrol
penerangan dengan pengontrol
cahaya
17.30 – 18.10 Pembersihan, baris dan doa
penutup

7 November 12.40 – 13.00 Baris, absensi dan doa pembukaan


2013 13.00 – 15.10 Pemasangan kabel pada panel
untuk kontrol penerangan parkir
dalam rumah, kontrol penerangan
parkir diluar rumah dan kontrol
penerangan dengan pengontrol
cahaya
15.10 – 15.40 Istirahat
15.40 – 17.30 Pemasangan kabel pada panel
untuk kontrol penerangan parkir
dalam rumah, kontrol penerangan
parkir diluar rumah dan kontrol
penerangan dengan pengontrol
cahaya
17.30 – 18.10 Pembersihan, baris dan doa
penutup

8 November 12.40 – 13.00 Baris, absensi dan doa pembukaan


2013 13.00 – 13.30 Menguji rangkaian pengawatan
panel dengan menggunakan

29
Politeknik Negeri Sriwijaya

multitester
13.30 – 15.10 Testing rangkaian dengan
menggunakan sumber listrik
15.10 – 15.40 Istirahat
15.40 – 16.00 Membetulkan kesalahan rangkaian
pada saklar untuk impuls
16.00 – 17.30 Membetulkan kesalahan rangkaian
anak kontak staircase
17.30 – 18.10 Pembersihan, baris dan doa
penutupan

11 November 12.40 – 13.00 Baris, absensi, pengarahan dan doa


2013 pembukaan
13.00 – 13.30 Membetulkan LDR
13.30 – 15.10 Testing rangkaian dengan
menggunakan sumber listrik
15.10 – 15.40 Istirahat
15.40 – 17.30 Pengujian / pengambilan nilai dari
rangkaian yang telah dikerjakan
dan MID TEST II
17.30 – 18.10 Pembersihan, baris, pengarahan dan
doa penutup

12 November 12.40 – 13.00 Baris, absensi dan doa pembukaan


2013 13.00 – 13.30 Penjelasan tipe staircase dan timer
13.30 – 15.10 Mempersiapkan rangkaian untuk
diuji
15.10 – 15.40 Istirahat
15.40 – 17.30 Melanjutkan pengujian /
pengambilan nilai dari rangkaian
yang telah dikerjakan dan MID
TEST II

30
Politeknik Negeri Sriwijaya

17.30 – 18.10 Pembersihan, baris dan doa


penutup

13 November 12.40 – 13.00 Baris, absensi, pengarahan dan doa


2013 pembukaan
13.00 – 15.10 Membongkar rangkaian
15.10 – 15.40 Istirahat
15.40 – 17.30 Pemeriksaan dan pengembalian
barang
17.30 – 18.10 Pembersihan, baris dan doa
penutup

31
Politeknik Negeri Sriwijaya

BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Diagram Lokasi


Dalam suatu instalasi harus dibuat terlebih dahulu diagram lokasinya,
diagram lokasi ini untuk mempermudah pengerjaan instalasi sehingga letak
daripada material yang akan disusun dapat tersusun dengan digram lokasinya.
Untuk membuat diagram lokasi ini harus dibuat dengan saksama yangberdasarkan
cara-cara dan ketentuan yang berlaku, agar penerapan lokasi tersebut dalam
praktek pemasangan instalasi pada tempat sederhana dapat berhasil dengan baik.
Karena itu memerlukan pengerjaan yang sebenarnya dan teliti mungkin yaitu
dengan memakai skala yang tepat agar diagram lokasi bisa dalam bentuk
sederhana sehingga bila penerapan dalam pemasangan tidak mengalami kesulitan.

4.2 Diagram Kontrol Penerangan

4.2.1 Penerangan Kamar tamu, Ruang makan, dan dapur


Pemasangan instalasi termasuk dalam grup 1 yang dilayani dengan
F1 yang mempunyai dua macam sistem pengaturan dua beban dengan
menggunakan saklar seri, tombol tekan, dan sisitem pengaturan beban
dengan menggunakan saklar impuls. Kerja dari pengaturan tersebut tidak
saling mempengaruhi.
Prinsip kerja dari sistem pengaturan yang menggunakan saklar seri,
sumber tenaga diambil dari F1 untuk mengatur pengopersian lampu C dan
C1. Arus mengalir dari F1 yang menuju ke kotak hubung dan masuk ke
saklar seri yang terminal nya berada di tengah. Saklar seri merupakan dua
saklar satu arah yang disatukan. Apabila kotak kontak C pada saklar seri
terhubung maka arus akan menuju ke lampu C untuk menghidupkan hal
ini sama juga dengan kotak C1. Prinsip dari pengaturan implus adalah bila
tombol tekan ( S1 terdiri dari 2 tombol tekan yang terhubung paralel )
maka arus dari F1 mengalir melalui kontak tombol S1 ( no ) menuju
kumparan a – b, kumparan akan menimbulkan magnet untuk menarik anak

32
Politeknik Negeri Sriwijaya

kontak ( 1 – 2 ), S1 dilepas maka kumparan tidak mempunyai tegangan


lagi dan magnet hilang tetapi kontak masih tetap terhubung karena
terkunci. Ini terjadi pada impuls pertama yaitu operasi ON, kemudian pada
saat penekanan S1 untuk yang kedua aliran arus maka masih seperti
impuls pertama sehingga kumparan a – b kembali menjadi magnet untuk
menarik kembali anak kontaknya. Keadaan pada impuls operasi ini kontak
1 – 2 adalah off, sedangkan pengaturan operasi lampu adalah di kerjakan
oleh kontak 1 – 2 yang mengambil suply langsung F1. Kontak-kontak
pada grup 1 mendapatkan suply langsung dari F1 sehingga akan siap
melayani beban tanpa di pengaruhi oleh kedua sistem pengaturan diatas.

4.2.2 Penerangan Kamar mandi selasar dan Panel ruangan


Dalam instalasi ini melayani oleh F2, untuk sistem ini dilakukan
sistem pengaturan dari satu buah saklar silang yang di rangkai dengan dua
buah saklar tukar menjadi dua buah sistem pengaturan beban yang dapat
dioperasikan dari berbagai tempat berbeda prinsip kerja dari pengaturan
tersebut adalah arus dari suply F2 masuk ke masukan saklar tukar yang
pertama yang mempunyai dua arah pengoerasian ( 1 & 2 ), jika pada posisi
1 arus diteruskan kemasukan saklar silang yang mempunyai dua masukan
yaitu dari terminal 1 & 2, saklar silang terbagi dua lagi yaitu yang menuju
saklar tukar yangb kedua. Jika saklar tukar yang kedua pada posisi 1, maka
lampu akan menyala tetapi jika posisi 2, aliran lampu terputus. Arah arus
selalu mengikuti posisi saklar untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada
gambar diagram kerja grup 2.

4.2.3 Penerangan Jalan Parkir


Sistem ini untuk mengatur beban lampu penerangan parkir, sebagai
suply yang menuju beban diambil dari F3 dan suply rangkaian kontrolnya
dari F4. Pengaturan di bagi menjadi dua alternatif yaitu manual dan
otomatis. Prinsipnya adalah sebagai :

33
Politeknik Negeri Sriwijaya

a. Manual
Posisi selektor pada manual ( M ) arus mengalir ke kontak NC
K9A, sehingga lampu H5 yang menandakan pengoperasian
pada posisi manual lampu dapat dihidupkan dengan menekan
saklar S6 yang terdiri dua buah tombol tekan yang terhubung
paralel. Arus mengalir melalui S6 menuju kumparan K5T yang
bekerja dengan batasan waktu tertentu. Kontak staircase K5T
akan mengalir arus ke K7 dan menghubungkan anak kontak
pada saat K7 tersebut lampu menyala karena arus mengalir dari
F3 melalui kontak K7 dan ke lampu pada posisi manual ini
lampu dapat di operasikan setiap saat.

b. Otomatis
Pada selektor posisi otomatis arus mengalir ke K9A, kontak
NO K9A terhubung dan lampu H5 padam. Pada posisi ini
pengaturan dapat dilakukan dengan cara seperti pada posisi
manual yaitu dengan menekan tombol S6 maka lampu akan
menyala, dengan mengatur waktu yang diperlukan yaitu
dengan menatur timer. K4T adalah sebuah timer atau saklar
waktu yangh berkerja selama 24 jam nonstop untuk
mengoperasikan anak kontaknya, sesuai dengan pengaturan
waktu ON dan OFFnya, jika K4T sudah terhubung dan keadaan
diluar gelap maka LDR akan berkerja menghubungkan kontak
dengan S8 sehingga K7 berkerja. Dengan bekerjanya K7 maka
lampu penerangan jalan dan parkir akan menyala.

4.2.4 Penerangan pada Cahaya


Rangkaian penerangan pada cahaya bekerja secara manual pada
lampu jalan pada parkir dengan sebuah lampu tanda merah. Saat diberi
tegangan dan dihubungkan, arus mengalir melalui F4 menuju selektor
smith yang dipilih arus pecah menjadi cabang, yaitu:

34
Politeknik Negeri Sriwijaya

1. Ke kontak NC K9A menuju ke lampu tanda ( lampu tanda


menyala )
2. Ke kontak Staircase dilanjutkan ke koil K7
3. Ke saklar tekan ( impuls ) dengan lampu tanda
4. Ke kontak NO K9A

Bila saklar tekan ( dengan lampu tanda ) ditekan, arus mengalir ke


koil staircase, staircase bekerja dan kontak NO pada staircase tersebut
berubah menjadi NC, arus meneruskan ke koil K7 sehingga menyebabkan
anak kontaknya terhubungkan dan lampu menyalakan, lamanya lampu
hidup berdasarkan penyetelan waktu pada staircase.

4.3 Diagram Distribusi


Letak dari diagram distribusi adalah di dalam panel. Diagram
didistribusikan ke rangkaian melalui masing-masing grup. Dengan demikian
masing-masing arus beban per grup diketahui dan arus beban total ditentukan
ukuran sekering induk yang besarnya sama atau lebih besar dari arus beban.

4.4 Diagram Kontrol Panel


Diagram kontrol panel merupakan seluruh kontrol yang ada di dalam
panel. Untuk fuse, relay, timer, staircase, dan sebagainya berada di luar panel.
Penempatan busbar dan terminal blok berada di dalam panel terminal blok
horizontal di atas dan busbar vertikal di bawah rangkaian kontrol dihubungkan ke
sumber tegangan dengan penghantar yang melalui panel.

4.5 Pembagian Daya


Dalam praktek bengkel semester 3 perhitungan yang perlu diketahui antara
lain :

1. Penentuan sekering (Fuse) atau pengaman lampu yang digunakan adalah


lampu pijar 125 watt, untuk stop kontak dipasang kemampuan daya 500
watt. Karena arus yang masuk ditentukan oleh factor kerja, maka factor

35
Politeknik Negeri Sriwijaya

kerja yang digunakan adalah cos 0 = 0.8 ( cos 0 ini adalah 0,8 sudah
merupakan factor kerja standar untuk instalasi rumah tinggal.

a. Group 1
Jumlah titik lampu 3 buah = 375 w = 468 VA
Jumlah kotak kontak 2 buah = 1000 VA
1468 VA

Maka

= 8,39 A Fuse yang digunakan adalah 10 A

b. Group 2
Jumlah titik lampu 1 buah = 125 w = 156 VA
Jumlah kotak kontak 1 buah = 500 w = 500 VA
656 VA

Maka I = 500
220 x 0,8

= 3,7 A Fuse yang digunakan adalah 6A

c. Group 3 dan 4
Jumlah titik lampu group 3 dua buah = 250 w = 312 VA
Jumlah titik lampu group 4 dua buah = 250 w =312 VA
Besarnya daya yang terdapat pada lampu tanda 10 w = 12,5 VA
Daya keseluruhan adalah 636,5 VA

Maka I = 636,5
220 x 0,8
= 3,6 A Fuse yang digunakan adalah 6A

36
Politeknik Negeri Sriwijaya

d. Fuse total atau utama


I total = 8,39 + 3,7 + 3,6 + 3,6
= 19,25 A
Maka fuse yang digunakan adalah 25 A

2. Penghantar atau kabel


Luas penampang penghantar masing masing group adalah sebagai
berikut :
a. Group 1
Karena arus yang mengalir pada group 1 adalah 8,39 A maka luas
penampang yang digunakan adalah 1,5 mm
b. Group 2
Arus yang mengalir pada group 2 adalah 3,7 A, maka luas
penampang yang digunakan adalah 1,5 mm
c. Group 3 dan 4
Arus yang mengalir pada group 3 dan 4 adalah 3,6 A, maka luas
penampang yang digunakan adalah 1,5 mm

Perhitungan panjang penghantar menggunakan rumus :


S = 2 x I x Cos Q
Vr x X
Dimana :
- S = panjang penampang (m)
- Vr= rugi tegangan
- L= Jarak sumber ke beban (m)

Dari penjabaran diatas dapat ditentukan panjang penghantar :


L= A
2.Is.p.cos Q

a. Group 1
I = 8,39 A

37
Politeknik Negeri Sriwijaya

A= 1,5 mm
P =0,0175 Ω/mm
Cos Q = 0.8

L = 1,5
2.8,39.0,0175.0,8
= 6,4 m

b. Group 2
I = 3,7 A
A = 1,5 mm
P = 0,0175 Ω/mm
Cos Q = 0,8

L = 1,5
2.3,7.0,0175.0,8
= 14,4 m

Panjang penghantar 14,4 meter adalah jumlah dari phasa dan netral
dengan panjang 7,2 meter. Apabila memerlukan kabel PE maka panjang
kabel PE tersebut adalah 7,2 meter. Jadi jumlah seluruh kabel pada group
2 adalah 21,6 meter.
c. Group 3 dan 4
I = 3,6 A
A = 1,5 mm
P = 0,0175 Ω/mm
Cos Q = 0.8
L= 1,5
2.3,6.0,0175.0,8
= 15 meter
3. Menentukan busbar

38
Politeknik Negeri Sriwijaya

Dua busbar yang berguna sebagai tempat penyambungan antara


dua kabel atau lebih agar dapat berfungsi dengan baik harus dapat
memenuhi peraturan yang ada. Peraturan yang harus diperhatikan adalah
penentuan ukuran, luas penampang atau berat dari busbar.

Untuk instalasi yang dipraktekkan dipakai busbar :


Ukuran : 12 x 2 mm
Luas penampang : 21 mm
Berat : 0,23 kg/m

Perhitungan busbar ini berdasarkan arus yang mengalir pada


rangkaian yaitu 25 Ampere, kemudian dilihat berdasarkan table.

39
Politeknik Negeri Sriwijaya

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Setelah melaksanakan praktek bengkel semester III serta analisa
sampai tersusunnya laporan ini, praktikan mengambilan kesimpulan antara
lain :

1. Ukuran sekring atau fuse yang dipasang pada rangkaian untuk masing-
masing group berbeda sesuai pada perhitungan bab IV, yaitu :
- Group 1, I = 8,39 A. Fuse yang digunakan adalah 10 A
- Group 2, I = 3,7 A. Fuse yang digunakan adalah 6 A
- Group 3 dan 4, I = 3,6 A. Fuse yang digunakan adalah 6 A

2. Ukuran penghantar yang di pakai pada rangkaian ini berdasarkan


perhitungan arusnya maka masing –masing group memakai kabel yang
sama yaitu 1,5 mm2.

3. Pada penghantarr utama arus yang mengalir adalah 19,25 A maka luas
penampang kawat yng digunakan adlah 2,5 mm2.

4. Jumlah seluruh kabel pada masing-masing group antara lain


- Group 1, I = 8,39 A. Jumlah seluruh kabel 10,2 m
- Group 2, I = 3,7 A. Jumlah seluruh kabel 21,6 m
- Group 3 dan 4, I = 3,6 A. Jumlah seluruh kabel 22,5 m

5. Berdasarkan suplay arus, berdasarkan perhitungan maka busbar yang


dipakai adalah ukuran 12 X 2 mm dengan luas penampang 24 mm2.

40
Politeknik Negeri Sriwijaya

5.2 Saran
Setelah melaksanakan praktek di bengkel, dari apa yang praktikan alami
dalam pelaksanaan kerja, maka praktikan menyarankan :
1. Dalam pelaksanaan praktikan hendaknya di tentukan terlebih dahulu beban
yang akan dipakai sehingga dalam penulisan laporan terutama dalam
penganalisa, praktikan tidak perlu permsalan.
2. Perlengkapan bengkel yang meliputi material penerangan maupun material
kontrol haru lebih mendapatkan perhatian karna pada saat melaksanakan
praktek perlengkapan tersebut sudah banyak yang rusak
3. Hendaknya pada masing-masing kelompok praktek disediakan sarana
tester sendiri agar dalam melaksanakan pemeriksaan tidak perlu
bergantian.
4. Kedisiplinan dalam menjaga peralatan pada pelaksanaan praktek lebih
ditingkatkan agar masing-masing kelompok dapat lebih menjaga peralatan
praktek tersebut.

41
Politeknik Negeri Sriwijaya

Daftar Pustaka

1. Latihan Bengkel Listrik Semester III, Politeknik Negeri Sriwijaya


2. P. Van Harten, 1974, Instalasi arus kuat jilid 1,2, dan 3 Nedherland,
Groningen
3. PEDC 1987, Rancangan Listrik Semester III, Bandung
4. Diktat Kuliah Bengkel Listrik Semester III

42
Politeknik Negeri Sriwijaya

L
A
M
P
I
R
A
N

43

Anda mungkin juga menyukai