BAB I
PENDAHULUAN
1
Politeknik Negeri Sriwijaya
2
Politeknik Negeri Sriwijaya
1.3 Permasalahan
Pada praktek bengkel semester 3 ini, Biasanya permasalahan yang sering
timbul adalah pada pemasangan rangkaian kontrol manual dan otomatis. Yang
menggunakan kontaktor dan juga biasanya terjadi pada pemasangan LDR dan
kontrol otomatis yang dioperasikan oleh LDR. Dimana LDR ini berfungsi karena
dipengaruhi oleh intensitas cahaya. Apabila ada cahaya yang menyinarinya ia
akan padam dan sebaliknya.
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini menjelaskan apa yang menjadi latar belakang dari
praktikum pengenalan instalasi listrik bangunan, tujuan dan manfaat yang
di peroleh, permasalahan, pemecahan masalah dan sistematika penulisan.
3
Politeknik Negeri Sriwijaya
BAB V PENUTUP
Pada bab ini berisi tentang kesimpulan dari pembahasan
praktikum yang telah dilakukan serta saran penulis.
4
Politeknik Negeri Sriwijaya
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Umum
Instalasi listrik merupakan suatu rangkaian peralatan listrik yang saling
berhubungan satu sama lain yang berada dalam suatu lokasi. Dan pada Praktek
Bengkel semester III ini mempelajari pengontrolan baik secara manual maupun
secara otomatis. Perencanaan dan pemasangan instalasi yang benar akan didapat
apabila dalam perencanaan dan pemasangan memenuhi prinsip-prinsip dasar
instalasi juga peralatan dan material yang digunakan harus standar, hal ini berguna
agar instalasi yang di pasang nantinya dapat memenuhi prinsip dasar pemasangan
instalasi. Adapun prinsip dasar tersebut adalah sebagai berikut :
1. Keamanan
Instalasi listrik harus dikerjakan sedemikian rupa sehingga
kemungkinan timbul kecelakaan sangat kecil. Agar instalasi tidak
membahayakan manusia, maka peralatan tersebut harus memiliki
peraturan yang berlaku, seperti PUIL 2000. Untuk mengamankan listrik
dari kerusakan akibat gangguan seperti hubung singkat, beban lebih, dan
tegangan lebih, maka hendaknya dipasang pengaman yang sesuai seperti
Sekring, MCB, dll.
2. Keandalan
Kelangsungan pemberian atau pengaliran listrik pada konsumen
atau pada beban yang digunakan harus terjamin baik, jadi instalasi listrik
yang akan dikerjakan harus direncanakan dengan baik agar kemungkinan
terputus atau terhentinya arus listrik. Maka harus mudah bagi kita untuk
memperbaiki gangguan-gangguan tersebut.
3. Ketersediaan
Instalasi yang dipasang( komponen - komponen listrik) harus
menggunakan komponen-komponen yang dapat sering ditemui dengan
kata lain komponen tersebut sesuai standar dan mudah didapat(masih
tersedia).
4. Ekonomis
5
Politeknik Negeri Sriwijaya
6
Politeknik Negeri Sriwijaya
2.3 Pipa
Pipa adalah bahan listrik yang digunakan sebagai selubung dari kabel atau
penghantar suatu impedansi instalasi.
Macam-macam pipa yang digunakan dalam instalasi adalah :
1. Pipa baja
2. Pipa union
3. Pipa galvanis
4. Pipa fleksibel
5. Pipa PVC
6. Pipa paralon
7. Pipa KRF
8. Pipa KRFW
Fungsi atau kegunaan dari pipa :
1. Untuk instalasi diatas dinding (on plaster) dimana tahanan mekanik
yang tinggi untuk konduktor diperlukan .
2. Untuk instalasi dibawah plaster atau didalam plaster (in plaster)
supaya menjamin pada waktu pengawatan.
Peraturan – peraturan untuk instalasi pipa :
1. Arah dari pipa harus dilalui untuk NYA atau penghantar
sejenisnya.
2. Arah pipa harus dengan jalan vertical dan horizontal
3. Arah pipa harus mengganggu untuk arah kabel
4. Beberapa arah dari pipa yang arahnya harus bersamaan
5. Bila lebih dari empat, system pengawatan yang berbeda akan lebih
ekonomis
6. Pipa harus terpasang dipermukaan dengan kuat jalan yang
dipercaya.
7. Arah pipa yan panjang dan lurus diselingi kotak – kotak terpisah.
7
Politeknik Negeri Sriwijaya
2.4 Kabel
Kabel adalah suatu penghantar arus listrik yang memiliki isolasi yang
melilitnya hingga mencapai panjang tertentu. Menurut PUIL 110 K, yang disebut
dengan kabel adalah semua jenis hantaran berisolasi dan berselubung, yang karena
sifat isolasinya dan selubungnya tidak boleh dipasang pada atau dalam tanah.
Konstruksi atau bahan panghantar yang banyak digunakan adalah dari
bahan tembaga(Cu). Untuk instalasi tegangan rendah bahan tembaga (Cu) tesebut
kemurniannya harus lebih dari 99,5 %. Untuk mencapai kemurnian tersebut
dilakukan derngan proses elektrolisis(proses secara kimia).
Pada umumnya kabel untuk instalasi sederhana seperti instalasi rumah
tinggal, pada praktek bengkel semester III menggunakan kabel NYA dan NYM.
8
Politeknik Negeri Sriwijaya
1. Kabel NYA
Kabelnya merupakan kabel dengan penghantar berinti pejal. Batas
tegangan yang diperbolehkan adalah 1 KV. Di dalam pemasangan instalasi
yang menggunakan kabel NYA berlaku ketentuan-ketentuan sebagai
brikut :
Untuk pemasangan tetap dalam jangkauan tangan, harus digunakan
pipa instalasi.
NYA tidak boleh menempel langsung pada plester, kayu, tetapi
harus dilindungi dengan pipa instalasi ( ayat 742 PUIL)
Di luar jangkauan tangan NYA boleh dipasang terbuka dengan
menggunakan isolator jepit atau isolator rol, minimum 1 cm
terhadap dinding atau terhadap bagian lain dari bengunan.
NYA boleh digunakan di dalam alat listrik, perlengkapan hubung
bagi (PHB), pada panel control dan sebagainya.
NYA tidak boleh digunakan dalam ruangan yang lembab, di dalam
terbuka atau gudang dengan bahaya kebakaran atau ledakan.
2. Kabel NYM
Kabel NYM mempunyai penghantar berinti pejal berisolasi PVC
dengan ukuran penampang 1,5 – 10 mm2, sedangkan untuk penampang di
atas 16 mm2, intinya berupa sejumlah kawat pejal yang dipilih, warna
selubung luar adalah putih untuk batasan tegangan nomoinal 500V. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat dibawah ini :
Boleh dipasang langsung menempel plesteran atau kayu, atau dapat
ditanam langsung dalam plesteran juga di ruang lembab atau basah,
di tempat kerja atau gudang dengan bahaya kebakaran dan ledakan.
NYM tidak boleh di pasang di bawah tanah. Untuk pemasangannya
digunakan klem yaang serasi dan tidak terlalu berjauhan sehingga
kabel kelihatan rapi dan kokoh. Pada sambungan di tempet yang
basah harus menggunakan kotak hubung bagi yang kedap air.
9
Politeknik Negeri Sriwijaya
Dimana :
S = Penampang kawat minimum ( mm2)
R = Besar tahanan penghantar (Ω)
I = Panjang penghantar (m)
A = Penampang penghantar (mm2)
2.5 Fuse
Adalah pengaman yang berfungsi untuk memutuskan arus listrik bila
terjadi beban lebih dan hubung singkat. Salah satu yang biasa terjadi di dalam
suatu instalasi listrik adalah arus hubung singkat dan arus beban lebih. Untuk
mengantisipasi hal tersebut maka digunakan sekaring atau fuse.
Alat pengaman ini biasanya digunakan untuk :
1. Hantaran, aparatur dan motor listrik terhadap beban lebih.
2. Pengaman terhadap hubungan singkat antara fasa dengan netral dan
terhadap hubungan singkat dalam aparatur atau motor listrik.
3. Pengaman terhadap hubungan singkat dengan badan mesin. Pengaman
sekering terdiri dari rumah sekering, pengepas patron dan patron lebur.
Untuk menentukan besar pengaman terlebih dahulukita cari besar In
rangkaian :
In = P Total/ V. Cos o
10
Politeknik Negeri Sriwijaya
11
Politeknik Negeri Sriwijaya
10 A : Merah
16 A : Kelabu
20 A : Biru
25 A : Kuning
35 A : Hitam
50 A : Putih
65 A : Warna tembaga
Nilai sesaat arus hubung singkat pada saat terjadinya hubungan singkat
tergantung pada :
- Nilai sesaat dari tegangan bolak baliknya
- Impedansi seluruh dari rangkaian yang akan dihubungkan singkat pada
saat terjadinya hubung singkat
2.6 Panel
Panel adalah suatu tempat pengontrol peralatan listrik dimana pada bagian
dalam panel dapat dilihat alat-alat pengaman seperti MCB dan fuse serta alat
contoh listrik lainnya seperti impuls, rellay, timer, dan staircase.
Demikian juga peralatan untuk pembuatan suatu panel kontrol harus juga
diperhatikan antara lain :
a. Triplek, Kerangka, Engsel
Sebagai tempat pengontrol diperlukan suatu tempat yang
berfungsi untuk meletakkan dan melindungi alat kontrol listrik
sehingga alat terlihat rapi dan terjamin keandalannya dan terjamin
keamanannya.
b. Cable duct
Sebagai tempat penyimpanan atau meletakkan yang terdapat
dalam panel kontrol dan juga berguna untu merapikan jalur kabel yang
berada di dalam panel tersebut.
c. Line up terminal
Sebagai tempat penyambungan kabel-kabel yang akan disebut
penyambungan baik dari pengontrol ke beban, sistem penyambungan
dengan terminal ini lebih terjamin keandalannya.
12
Politeknik Negeri Sriwijaya
d. Busbar tembaga
Digunakan sebagai terminal untuk penyambungan hantaran netral
dan pentanahan.
e. Peralatan penahanan
Peralatan penahanan adalah suatu perlengkapan sebagai alat
dalam bantu dalam meletakkan semua alat penahanan ini adalah C
untuk terminal dan profil.
2.7 Busbar
Pada suatu panel adanya busbar sangat perlu karena busbar berfungsi
sebagai tempat pendistibusian sumber ke beban. Biasanya busbar yang terdapat di
dalam panel merupakan busbar yang terbuat dari tembaga atau logam lain yang
dapat menghantar arus listrik dengan baik dan memenuhi persyaratan sebagai
penghantar listrik.
Pada busbar biasanya dilengkapi dengan profil G yang berfungsi sebagai
tempat duduknya dan untuk menghindari terdapatnya hubungan antara netral
dengan hantaran pentanahan, maka pada busbar dipasang pertinax yang diletakkan
pada masing-masing busbar pada ujungnya. Biasanya pada suatu busbar terdapat
suatu kabel sebagai suatu sambungan penghantaer yang besarnya lubang dari
suatu kabel tersebut sesuai dengan diameter dari suatu penghantar.
13
Politeknik Negeri Sriwijaya
2.8 Saklar
Saklar adalah suatu alat listrik yan digunakan untuk memutuskan atau
menghubungkan alat /suatu rangkaian listrik. Pada praktik bengkel semester III
ini saklar yang digunakan, yaitu :
a. Saklar Seri
Saklar ini berfungsi untuk menghubungkan dan memutuskan dua
buah beban dari satu tempat. Saklar ini mempunyai dua togel yang
biasanya digunakan dalam ruang yang membutuhkan penerangan yang
terpisah. Saklar ini mempunyai satu input dan dua output sreta satu
togel. Sistem pengaturannya digunakan untuk melayani satu
pemakaian atau banyak untuk ON dan OFF dari tiga temoat atau lebih.
Setiap pergantian pengoperasian dari tiap-tiap saklar akan merubah
keadaan lampu.
b. Saklar Tukar atau Saklar Ganda satu kutub
Saklar tukar mempunyai dua posisi pengoperasian yaitu hanya
bisa menyalakan salah satu lampu E1 dan E2 secara bergantian. Saklar
tukar ini juga digunakan untuk mengoperasikan dua pemakaian dengan
sumber tegangan yang sama atau dua tegangan yang berbeda atau
dipasang pada tangga.
c. Saklar Silang
Saklar silang mempunyai prinsip kerja yang sama bila tanpa
dikombinasi dengan saklar tukar.
d. Saklar Selektor
Saklar selektor adalah saklar jenis tertutup. Susunan dari saklar
ini terdiri dari sejumlah piringan isolasi dan suatu mekanik penggerak.
Pengoperasian saklar ini dengan cara memutar. Pada tuas selektor
terdapat pegas. Piringan-piringan itu disusun sedemikian rupa
membentuk bangun sehingga dapat ditempatkan pada kotak kontak.
Mekanik penggerak selektor ini mempunyai pemutus sesaat.
Konstruksi dua saklar dapat diputar kekiri dam kekanan.
14
Politeknik Negeri Sriwijaya
e. Tombol Tekan
Tombol tekan merupakan saklar yang dioperasikan dengan cara
menekan. Sifat tombol tekan hanya menghubungkan sesaat saja yaitu
pada saat menekan saja. Pemakaiaannya biasanya dikombinasikan
dengan material yang lainnya, misalnya staircase, impuls, dan
kontraktor.
f. Implus
Saklar Implus adalah suatu saklar yang berbeda berdasarkan
magnet dimana posisi saklarnya akan berubah pad asetiap implus,
lamanya pengoperasian dari kotak tekan tidak mempengaruhi system
kerjanya saklar implus mempunyai dua posisi kontak yaitu : kontak
ON pada pengoperasian lampu pertama dan kontak OFF untuk
pengoperasian pada lampu implus kedua.
Dengan pengaturan saklar ini sebuah beban dapat dioperasikan
dari berbagai tempat yaitu dengan memasang tombol tekan dalam
hubungan paralel. Penempatan tombol tekan dapat disesuaikan dengan
kebutuhan. Penggunaan saklar ini dapat disesuaikan dengan
kebutuhan.
Penggunaan saklar ini dapat menggantikan sebuah sitem
pengaturan dua arah dan saklar silang. Keuntungannya adalah
pengoperasian listriknya lebih praktis.
g. Staircase
Staircase adalah saklar yang bekerja dengan magnetis, yang
dapat memutuskan rangkaian dari beban secara otomatis sesuai dengan
batasan waktu yang telah ditentukan pengoperasian timer bisa
dilakukan kembali walaupun batasan waktu belum habis.
Staircase memutuskan rangkaian beban dengan cara otomatis
sesuai dengan batasan waktu yang telah ditentukan pada pengoperasian
pertama(t1), dan pengoperasian kembali tombol tekan pada saat beban
bekerja tidak mempengaruhi batasan waktu. Penyambungan pada timer
staircase dapat dilakukan dengan sistem tiga kawat dan empat kawat .
15
Politeknik Negeri Sriwijaya
16
Politeknik Negeri Sriwijaya
2.9 Kontaktor
Kontraktor sering juga disebut saklar magnet. Bisa disebut juga relay
elektromagnetik yang prinsip kerjanya yaitu sebuah batang logam yang dibelit
dengan kumparan dan diberi arus listrik maka batang logam tersebur berubah
menjadi magnet. Pada dasarnya kontaktor dibagi dua yaitu kontaktor untuk
tenaga dan kontaktor untuk kontrol. Sesuai dengan namanya kontaktor akan
bekerja bila kumparan dialiri listrik yangakan menarik kontak NO dan NC,
dimana kontak-kontak itu berfungsi untuk menghubungkan arus dengan beban
serta memutuskannya. Apabila kontaktor dialiri arus listrik maka menggerakkan
kontak-kontak bantunya. Dimana yang semula posisinya NO begitu juga
sebaliknya.
Menurut IEC penandaan kontaktor adalah sebagai berikut:
1,,3,5 : Hubungan untuk supply atau rangkaian utama
2,4,6, : Hubungan untuk beban atau rangkaian utama
13,14 : Kotak kontak bantu NO (normally open)
21,22 : Kotak kontak bantu NC ( normally close)
a, b : Konektor-konektor (koil) kumparan magnet
Bentuk kontaktor biasanya ditentukan oleh :
Tegangan kerja
Jenis tegangan
Kapasitas arus
Kontraktor dapat dioperasikan dengan pengontrol menggunakan sebuah
saklar, arus dari supplai akan menuju ke kumparan magnet yang diatur oleh
bekerjanya saklar.
Cara kerja dari kontraktor adalah bila saklar pada posisi ON kontraktor
akan bekerja, sebaliknya bila kontraktor akan bekerja pada posisi OFF kontraktor
akan terlepas. Untuk pengaturan kontraktor dengan sistem sentuh atau dapat
digunakan tombol tekan.
17
Politeknik Negeri Sriwijaya
2.10 Timer
Timer adalah saklar waktu yang bekerja berdasarkan magnetis yang akan
memutuskan rangkaian beban secara otomatis dengan batasan waktu yang telah
ditentukan. Timer memutuskan rangkaian beban secara otomatis pada
pengoperasian pertama bila kontak dioperasikan kembali tidak mempengaruhi
batasan waktu timer. Timer juga berfungsi menghemat energi listrik dan
pemakaian umur lampu.
18
Politeknik Negeri Sriwijaya
2.12 Lampu
Dalam suatu lampu instalasi, lampu sangat diperlukan sebab lampu
merupakan hal yang sangat penting yang merupakan sumber yang memberikan
penerangan pada ruang-ruang yang memerlukan penerangan. Ada beberapa
macam lampu yang sering digunakan untuk suatu penerangan antara lain :
1. Lampu pijar
Cahaya lampu pijar dibangkitkan dengan mengalirkan arus-arus
listrik dalam suatu kawat halus. Dalam kawat ini, energi listrik dirubah
menjadi energi panas dan tenaga. Suatu kawat pijar yang tinggi atau
besar agar lampu pijar ini dapat memancarkan cahaya sebanyak
mungkin oleh lampu pijar yang memiliki spektrum yang kontinyu,
kualitas cahaya dari jenis-jeniswarna yang dipancarkan tergantung dari
suhu kawat pijar. Pada lampu ini dilengkapi dengan sepotong kawat
monelyang berguna sebagai pengaman jika ada gangguan hubung
singkat.
2. Lampu tabung fluouresen
Lampu ini biasanya juga disebut dengan lampu neon atau TL.
Pada lapisan ini terdapat serbuk-serbuk fluouresenini bagian sebelah
dalam dari tabung terdapat sebuah elektroda yang terdiri dari kawat
pijar yang terbuat dari wolfram dengan sebuah emiter untuk
mempermudah emisi elektron. Untuk menghitung jumlah lampu dalam
ruangan adalah denganmenggunakan rumus :
Dimana :
E = Kuat penerangan (Lux)
A = Luas pemukaan (m)
Q = Flux cahaya (Lm)
NB = Faktor daya guna
Jumlah kelompok lampu dirumuskan :
N = Jumlah pipa
19
Politeknik Negeri Sriwijaya
20
Politeknik Negeri Sriwijaya
21
Politeknik Negeri Sriwijaya
BAB III
INSTALASI LISTRIK BANGUNAN
Ruang WC
Dosen
Dapur
Ruang
Peralatan
Ruang
Praktek
Meja Bor Instalasi
Denah lokasi di atas adalah denah tempat kami melakukan kerja praktek
instalasi listrik. Pada denah tersebut terdapat beberapa ruangan. Pada gambar yang
terdapat angka 2 adalah lokasi meja dimana kami melakukan kerja dan 21 meja
lainnya adalah tempat teman-teman saya melakukan praktek kerja lainnya.
Tempat kami mengambil peralatan terdapat pada ruang peralatan yang dibantu
oleh teknisi. Meja bor merupakan tempat dimana kami akan membuat lubang
pada bahan yang dibutuhkan. Selebihnya merupakan tempat praktek untuk
praktek kerja lainnya, WC untuk dosen dan teknisi, serta dapur.
22
Politeknik Negeri Sriwijaya
23
Politeknik Negeri Sriwijaya
24
Politeknik Negeri Sriwijaya
25
Politeknik Negeri Sriwijaya
26
Politeknik Negeri Sriwijaya
instalasi penerangan
17.30 – 18.10 Pembersihan, baris dan doa
penutup
27
Politeknik Negeri Sriwijaya
28
Politeknik Negeri Sriwijaya
cahaya
15.10 – 15.40 Istirahat
15.40 – 17.30 Pemasangan kabel pada panel
untuk kontrol penerangan parkir
dalam rumah, kontrol penerangan
parkir diluar rumah dan kontrol
penerangan dengan pengontrol
cahaya
17.30 – 18.10 Pembersihan, baris dan doa
penutup
29
Politeknik Negeri Sriwijaya
multitester
13.30 – 15.10 Testing rangkaian dengan
menggunakan sumber listrik
15.10 – 15.40 Istirahat
15.40 – 16.00 Membetulkan kesalahan rangkaian
pada saklar untuk impuls
16.00 – 17.30 Membetulkan kesalahan rangkaian
anak kontak staircase
17.30 – 18.10 Pembersihan, baris dan doa
penutupan
30
Politeknik Negeri Sriwijaya
31
Politeknik Negeri Sriwijaya
BAB IV
PEMBAHASAN
32
Politeknik Negeri Sriwijaya
33
Politeknik Negeri Sriwijaya
a. Manual
Posisi selektor pada manual ( M ) arus mengalir ke kontak NC
K9A, sehingga lampu H5 yang menandakan pengoperasian
pada posisi manual lampu dapat dihidupkan dengan menekan
saklar S6 yang terdiri dua buah tombol tekan yang terhubung
paralel. Arus mengalir melalui S6 menuju kumparan K5T yang
bekerja dengan batasan waktu tertentu. Kontak staircase K5T
akan mengalir arus ke K7 dan menghubungkan anak kontak
pada saat K7 tersebut lampu menyala karena arus mengalir dari
F3 melalui kontak K7 dan ke lampu pada posisi manual ini
lampu dapat di operasikan setiap saat.
b. Otomatis
Pada selektor posisi otomatis arus mengalir ke K9A, kontak
NO K9A terhubung dan lampu H5 padam. Pada posisi ini
pengaturan dapat dilakukan dengan cara seperti pada posisi
manual yaitu dengan menekan tombol S6 maka lampu akan
menyala, dengan mengatur waktu yang diperlukan yaitu
dengan menatur timer. K4T adalah sebuah timer atau saklar
waktu yangh berkerja selama 24 jam nonstop untuk
mengoperasikan anak kontaknya, sesuai dengan pengaturan
waktu ON dan OFFnya, jika K4T sudah terhubung dan keadaan
diluar gelap maka LDR akan berkerja menghubungkan kontak
dengan S8 sehingga K7 berkerja. Dengan bekerjanya K7 maka
lampu penerangan jalan dan parkir akan menyala.
34
Politeknik Negeri Sriwijaya
35
Politeknik Negeri Sriwijaya
kerja yang digunakan adalah cos 0 = 0.8 ( cos 0 ini adalah 0,8 sudah
merupakan factor kerja standar untuk instalasi rumah tinggal.
a. Group 1
Jumlah titik lampu 3 buah = 375 w = 468 VA
Jumlah kotak kontak 2 buah = 1000 VA
1468 VA
Maka
b. Group 2
Jumlah titik lampu 1 buah = 125 w = 156 VA
Jumlah kotak kontak 1 buah = 500 w = 500 VA
656 VA
Maka I = 500
220 x 0,8
c. Group 3 dan 4
Jumlah titik lampu group 3 dua buah = 250 w = 312 VA
Jumlah titik lampu group 4 dua buah = 250 w =312 VA
Besarnya daya yang terdapat pada lampu tanda 10 w = 12,5 VA
Daya keseluruhan adalah 636,5 VA
Maka I = 636,5
220 x 0,8
= 3,6 A Fuse yang digunakan adalah 6A
36
Politeknik Negeri Sriwijaya
a. Group 1
I = 8,39 A
37
Politeknik Negeri Sriwijaya
A= 1,5 mm
P =0,0175 Ω/mm
Cos Q = 0.8
L = 1,5
2.8,39.0,0175.0,8
= 6,4 m
b. Group 2
I = 3,7 A
A = 1,5 mm
P = 0,0175 Ω/mm
Cos Q = 0,8
L = 1,5
2.3,7.0,0175.0,8
= 14,4 m
Panjang penghantar 14,4 meter adalah jumlah dari phasa dan netral
dengan panjang 7,2 meter. Apabila memerlukan kabel PE maka panjang
kabel PE tersebut adalah 7,2 meter. Jadi jumlah seluruh kabel pada group
2 adalah 21,6 meter.
c. Group 3 dan 4
I = 3,6 A
A = 1,5 mm
P = 0,0175 Ω/mm
Cos Q = 0.8
L= 1,5
2.3,6.0,0175.0,8
= 15 meter
3. Menentukan busbar
38
Politeknik Negeri Sriwijaya
39
Politeknik Negeri Sriwijaya
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah melaksanakan praktek bengkel semester III serta analisa
sampai tersusunnya laporan ini, praktikan mengambilan kesimpulan antara
lain :
1. Ukuran sekring atau fuse yang dipasang pada rangkaian untuk masing-
masing group berbeda sesuai pada perhitungan bab IV, yaitu :
- Group 1, I = 8,39 A. Fuse yang digunakan adalah 10 A
- Group 2, I = 3,7 A. Fuse yang digunakan adalah 6 A
- Group 3 dan 4, I = 3,6 A. Fuse yang digunakan adalah 6 A
3. Pada penghantarr utama arus yang mengalir adalah 19,25 A maka luas
penampang kawat yng digunakan adlah 2,5 mm2.
40
Politeknik Negeri Sriwijaya
5.2 Saran
Setelah melaksanakan praktek di bengkel, dari apa yang praktikan alami
dalam pelaksanaan kerja, maka praktikan menyarankan :
1. Dalam pelaksanaan praktikan hendaknya di tentukan terlebih dahulu beban
yang akan dipakai sehingga dalam penulisan laporan terutama dalam
penganalisa, praktikan tidak perlu permsalan.
2. Perlengkapan bengkel yang meliputi material penerangan maupun material
kontrol haru lebih mendapatkan perhatian karna pada saat melaksanakan
praktek perlengkapan tersebut sudah banyak yang rusak
3. Hendaknya pada masing-masing kelompok praktek disediakan sarana
tester sendiri agar dalam melaksanakan pemeriksaan tidak perlu
bergantian.
4. Kedisiplinan dalam menjaga peralatan pada pelaksanaan praktek lebih
ditingkatkan agar masing-masing kelompok dapat lebih menjaga peralatan
praktek tersebut.
41
Politeknik Negeri Sriwijaya
Daftar Pustaka
42
Politeknik Negeri Sriwijaya
L
A
M
P
I
R
A
N
43