Anda di halaman 1dari 6

Merancang Instalasi Penerangan Gedung Betingkat

Tiga
Achmad Rosikun dan Djodi Antono, B.Tech., M.Eng.
achmadrosikun01@gmail.com

Jurusan Teknik Elektro Polines


Jln. Prof. Sudarto Tembalang Semarang INDONESIA
energi listrik sehingga dapat menghemat biaya pemakaian
daya listrik.
Untuk memanfaatkan listrik pada suatu bangunan
diperlukan suatu perencanaan yang baik. Dalam
merencanakan suatu instalasi listrik sebaiknya mengikuti
persyaratan-persyaratan dan standar yang berlaku agar
pengusahaan instalasi listrik terselenggara dengan baik
Penerangan gedung merupakan penggunaan yang dominan,
karena dibutuhkan oleh semua gedung dan juga waktu
penggunaannya yang panjang. Jumlah lampu yang digunakan
akan mempengaruhi pembagian group dari panel penerangan;
penampang penghantarnya dan pengamannya (sekring atau
MCB) serta saklar kendalinya.
Pada bangunan besar seperti perkantoran, sekolah, hotel,
rumah sakit, pabrik, mal, gedung, olah raga, stadion, dan
sebagainya, juga memerlukan penerangan untuk ruang kerja,
kelas, lab, bengkel, ruang lobi, ruang pertemuan, ruang pasien,
ruang operasi, ruang mesin pada pabrik, toko, tempat olah
raga dan sebagainya. Untuk diluar bangunan, penerangan
yang diperlukan adalah PJU (Penerangan Jalan Umum),
lampu reklame, dekorasi, dan sebagainya.

Intisari
Instalasi listrik untuk penerangan atau biasa disebut instalasi
penerangan adalah instalasi listrik yang memberi tenaga listrik
untuk keperluan penerangan (lampu) dan alat-alat yang lain.
Suatu instalasi penerangan dapat berfungsi dengan baik dan
aman haruslah memenuhi syarat pemilihan pengaman dan
penghantar. Faktor-faktor yang harus diperhatikan di

dalam merencanakan suatu instalasi penerangan listrik


adalah: comfort (kenyamanan), estetika (keindahan) dan
memenuhi syarat-syarat teknis. Dalam merancang
instalasi penerangan kita harus membuat berkas
rancangan yang terdiri dari: gambar situasi, gambar
instalasi, gambar diagaram garis tunggal dan gambar
rinci. Selain itu dalam merancang instalasi penerangan
harus menentukan tata letak lampu dan pembagian
beban, menentukan banyak kelompok penerangan,
menentukan keseimbangan beban, menentukan ukuran
sekering dan penghantar dan juga harus mengetahui
komponen- komponen yang digunakan untuk memasang
instalasi penerangan.
KeywordsMenentukan ukuran pengaman dan penghantar
yang akan digunakan, Komponen-komponen Instalasi,
Gambar Instalasi, Pembagian kelompok penerangan atau
pembagian group penerangan
I.

II.

PEMBAHASAN

A. Pengertian instalasi penerangan


Instalasi penerangan listrik adalah pemasangan seluruh
instalasi listrik yang digunakan untuk memberikan daya listrik
pada lampu. Pada lampu ini daya listrik/tenaga listrik diubah
menjadi cahaya yang digunakan untuk menerangi
tempat/bagian sesuai dengan kebutuhannya.
Dalam merancang instalasi penerangan kita harus
memperhatikan hal berikut ini :
1. Menganalisa kebutuhan-kebutuhan.
2. Menentukan beban listrik yang dibutuhkan.
3. Menentukan jenis kabel yang akan dipakai.
4. Mengutamakan keselamatan kerja.
5. Merencanakan sistem distribusi.
Yang termasuk di dalam instalasi penerangan listrik adalah
seluruh instalasi listrik yang digunakan untuk memberikan
daya listrik pada lampu. Pada lampu ini daya listrik/tenaga
listrik diubah menjadi cahaya yang digunakan untuk
menerangi tempat/bagian sesuai dengan kebutuhannya.
Instalasi penerangan listrik ada 2 (dua) macam :
Instalasi di dalam gedung/bangunan/rumah
Instalasi di luar gedung /bangunan/rumah

PENDAHULUAN

Sejak pertama kali ditemukannya listrik oleh seorang


ilmuan berkebangsaan Yunani yang bernama Thales.
Kemudian listrik pun terus berkembang sampai akhirnya
seperti sekarang ini. Bisa dikatakan listrik turut ikut serta
membantu dalam perkembangan zaman karena hamper setiap
teknologi yang ada sekarang ini digerakkan oleh energi listrik.
Instalasi listrik merupakan kata yang tidak asing lagi bagi
kita. Hampir setiap hari kita melihatnya, naik itu di rumahrumah, bangunan-bangunan, toko, gedung, dan lain-lain. Akan
tetapi pernahkah terlintas dipikiran kita bagaimana proses
ditemukannya listrik sehingga bias berkembang seperti
sekarang ini?
Dan juga apakah instalasi yang terpasang dirumah anda
sudah terpasang dengan benar dan sesuai dengan Peraturan
Umum Instalasi Listrik atau biasa disebut dengan PUIL?
Karena pemasangan instalasi listrik yang benar dan sesuai
dengan PUIL dapat mencegah terjadinya bahaya akibat
kebocoran arus yang dapat berakibat fatal seperti kebakaran.
Selain itu pemasangan instalasi listrik yang benar juga dapat
mengurangi rugi-rugi daya yang terjadi pada saat pemakaian

B. Faktor-faktor dalam merencanakan instalasi listrik

mudah menghubungkannya dengan sistem instalasi


yang baru (tidak banyak merubah dan mengganti
peralatan yang ada).

Faktor-faktor yang harus diperhatikan di dalam merencanakan


suatu instalasi penerangan listrik adalah :
Comfort (kenyamanan); berhubungan tingkat
pencahayaan pada berbagai fungsi ruangan
Estetika (Keindahan); berhubungan dengan jenis
warna cahaya dan kekuatan penerangan
Memenuhi syarat-syarat teknis
C. Syarat-syarat teknis dalam merencanakan instalasi listrik
Syarat-syarat teknis di dalam merencanakan instalasi listrik
penerangan adalah :
Aman bagi manusia, hewan dan barang
Material yang dipasang harus mempunyai kualitas
yang baik
Penghantar (kabel) yang digunakan harus mampu
dialiri arus (current carrying capacity) yang lewat
Kerugian tegangan / drop voltage pada beban tidak
boleh melebihi 2% dari tegangan nominal pada
penerangan.
D. Prinsip dasar dalam pemasangan instalasi listrik
Agar instalasi listrik yang dipasang dapat digunakan secara
optimum, maka ada be-berapa prinsip dasar yang perlu
sebagai bahan pertimbangan yaitu paling tidak me-menuhi
5K+E (Keamanan, Keandalan, Ketersediaan, Ketercapaian,
Keindahan dan Ekonomis
1.)

Keandalan: Keandalan atau kelangsungan kerja


dalam mensuplai arus listrik ke beban/ konsumen
harus terjamin dengan baik. Untuk itu pemasangan
instalasi listriknya harus dirancang sedemikian rupa,
sehingga kemungkinan terputusnya aliran listrik
akibat gangguan ataupun karena untuk pemeliharaan
dapat dilakukan sekecil mungkin :

Diperbaiki dengan mudah dan cepat

Diisolir pada daerah gangguan saja sehingga


konsumen pengguna listrik tidak terganggu.

3).

Ketersediaan: Artinya kesiapan suatu instalasi dalam


melayani kebutuhan pemakaian listrik lebih berupa
daya,
peralatan
maupun
kemungkinan
pengembangan / perluasan instalasi, apabila
konsumen melakukan perluasan instalasi, tidak
mengganggu sistem instalasi yang sudah ada, dan

Ketercapaian: Penempatan dalam pemasangan


peralatan instalasi listrik relatif mudah dijangkau
boleh pengguna, mudah mengoprasikannya dan tidak
rumit.

5).

Keindahan:Pemasangan komponen atau peralatan


instalasi listrik dapat ditata sedemikian rupa, selagi
dapat terlihat rapi dan indah dan tidak menyalahi
aturan yang berlaku.

6).

Ekonomis: Perencanaan instalasi listrik harus tepat


sesuai dengan kebutuhan dengan menggunakanbahan
dan
peralatan
seminim
mungkin,
mudah
pemasangannya maupun pemeliharaannya, segi-segi
daya listriknya juga harus diperhitungkan sekecil
mungkin. Dengan demikian hanya keseluruhan
instalasi listrik tersebut baik untuk biaya pemasangan
dan biaya pemeliharaannya bisa dibuat semurah
mungkin.

E. Syarat-syarat Umum Rancangan Instalasi Listrik


Persyaratan Umum Instalasi Listrik adalah untuk
terselenggaranya dengan baik instalasi listrik. Peraturan ini
lebih diutamakan pada keselamatan manusia ter hadap
bahaya sentuhan serta kejutan arus, keamanan instalasi
listrik beserta perlengkapan nya dan keamanan gedung
serta isinya terhadap kebakaran akibat listrik.

Keamanan: Instalasi harus dibuat sedemikian rupa,


sehingga tidak menimbulkan kecelakaan. Aman
dalam hal ini berarti tidak membahayakan jiwa
manusia dan terjaminnya per-alatan listrik dan bendabenda disekitarnya dari suatu kerusakan akibat
adanya gangguan-ganguan seperti hubung singkat,
arus lebih, tegangan lebih dan sebagai-nya. Oleh
karena itu pemilihan peralatan yang digunakan harus
memenuhi standar dan teknik pemasangannya sesuai
dengan peraturan yang berlaku.

2).

4).

1.) Persyaratan ini berlaku untuk semua instalasi arus kuat,


baik mengenai perencanaan, pemasangan, pemeriksaan,
pengujian, pelayanan, dan pengawasannya.
Persyaratan umum instalasi listrik ini tidak berlaku
untuk:
a. Bagian dari instalasi listrik dengan tegangan rendah
yang hanya digunakan untuk menyalurkan berita dan
isyarat.
b. Bagian dari instalasi listrik yang digunakan untuk
keperluan telekomunikasi dan pelayanan kereta rel
listrik.
c. Instalasi listrik dalam kapal laut, kapal terbang,
keereta rel listrik, dan kendaraaan lain yang
digerakkan secara mekanik.
d. Instalasi listrik dibawah tanah tambang.
e. Instalasi listrik dengan tegangan rendah yang tidak
melebihi 25 volt dan dayanya tidak melebihi 100
watt.
2.) Ketentuan yang terkait
Di samping Persyaratan Umum Instalasi Listrik ini,
harus pula diperhatikan ketentuan yang terkait dengan
dokumen berikut:
a. Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang
Keselamtan Kerja.

b.
c.
d.
e.
f.
g.

III.
a.

Undang-undang No. 15 Tahun 1985 tentang


Ketenagalistrikan.
Undang-undang No. 23 Tahun 1997 tentang
Pengeloaan Lingkungan Hidup.
Peraturan Pemerintah RI No. 10 Tahun 1989
tentang Penyediaan dan Pemanfaatan Tenaga
Listrik.
Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 1995 tentang
Usaha Penunjang Tenaga Listrik
Peraturan Menteri Pertambangan dan Energi No.
01.P/40/M.PE/1990
tentang
instalasi
Ketenagalistrikan.
Peraturan Menteri Pertambangan dan nergi No.
02.P/0322/M.PE/1995
tentang
Standarisasi,
Sertifikat dan Akreditasi dalam lingkungan
pertambangan dan energi.

Yang menunjukan gambar denah bangunan


(pandangan atas) dengan rencana tata letak
perlengkapan
listrik
dan
rencana
hubungan
perlengkapan listriknya. Saluran masuk langsung ke
APP yang biasanya terletak didepan / bagian yang
mudah dilihat dari luar. Dari APP ke PHB utama
melalui kabel toefoer, yang biasanya berjarak pendek,
dan posisinya ada didalam bangunan. Pada PHB ini
energi listrik didistribusikan ke beban menjadi
beberapa group / kelompok :
Untuk konsumen domestik / bangunan kecil, dari
PHB dibagi menjadi beberapa group dan langsung ke
beban. Biasanya dengan sistem satu fasa.
Untuk konsumen industri karena areanya luas,
sehingga jarak ke beban jauh dari PHB utama dibagi
menjadi beberapa group cabang / Sub Distribution
Panel baru disalurkan ke beban.

MERANCANG INSTALASI PENERANGAN

Berkas rancangan
Dalam perencanaan instalasi listrik pada suatu gedung /
bangunan, berkas rancangan instalasi listrik terdiri dari :
Rancangan instalasi listrik adalah berkas gambar
rancangan dan uraian teknik, yang digunakan sebagai
pedoman dalam melaksanakan pemasangan suatu instalasi
listrik. Rancangan instalasi listrik harus berdasarkan
persyaratan dasar dan memperhitungkan serta memenuhi
proteksi untuk keselamatan sesuai aturan yang telah
ditentukan. Sebelum merancang suatu instalasi listrik harus
dilakukan penilaian (assessment) dan survai lokasi seperti
yang dijelaskan dalam IEC 364-3. Rancangan instalasi
listrik harus dibuat dengan jelas, dan mudah dibaca, serta
dapat dipahami oleh teknisi listrik. Untuk itu harus diikuti
ketentuan dan standar yang ada..
Rancangan instalasi listrik terdiri dari :
1.
Gambar situasi, yang menunjukan dengan jelas letak
tempat dimana instalasi penerangan tersebut dan
rancangan pemyambuyngannya dengan sumber tenaga
listrik.

Gbr. 2 instalsi gedung bertingkat

3. Diagram Garis Tunggal: Yang tercantum dalam diagram


garis tunggal ini meliputi :
a.
Diagram PHB lengkap dengan keterangan mengenai
ukuran dan besaran nominal komponennya.
b.
Keterangan mengenai jenis dan besar beban yang
terpasang dan pembaginya.
c.
Ukuran dan besar penghantar yang dipakai.
d.
Sistem pembumiannya.

Gbr. 1 Gambar Situasi

2.

Gambar instalasi yang meliputi:

Gbr. 3 Gambar Diagram Garis Tunggal

4.

4) Jenis lampu yang dipakai dan sistem penerangannya.


Letak dan banyak lampu untuk suatu ruang harus
ditentukan sedemikian rupa sehingga ruang tersebut
mendapat sinar terbagi rata, tempat-tempat yang mendapat
cahaya dari suatu titik sumber cahaya. Untuk perhitungan
atau penentuan tingkat kuat penerangan dilakukan dengan
cara menggunakan rumus sebagai berikut :
n = Em . p . I /l . r . d
Dimana:
n = Jumlah titik lampu.
Em = Kuat penerangan yang dibutuhkan dalam suatu
ruangan.
l = Illuminasi cahaya (lumen).
p = Panjang ruangan.
r = Faktor penggunaan ruangan (utility).
d = Faktor depresiasi.
D. Penentuan Banyak Kelompok Penerangan
Menurut Peraturan Umum Instalasi Listrik di Indonesia
(Pasal 661 C1) : Instalasi penerangan harus dibagi dalam
group-group (kelompok) dan setiap group harus
diamankan sendiri-sendiri dengan pengaman arus lebih
(sekring) dan saklar. Banyaknya titik-titik pengambilan
arus untuk setiap group paling banyak 9 titik.
Pada instalasi yang mempergunakan supply 3 phase
untuk memudahkan dalam menentukan keseimbangan
beban nantinya sebaiknya (tidak mutlak) dibuat agar
banyaknya group merupakan angka kelipatan tiga.
Setelah ditentukan berapa banyaknya group/kelompok
penerangan kemudian ditentukan lampu-lampu atau stop
kontak-stop kontak manakah yang ikut dalam tiap-tiap
group tersebut.
Untuk menentukannya maka perlu diperhatikan faktorfaktor sebagai berikut :
Sebaiknya jarak tiap-tiap pengambilan arus untuk
setiap group jangan terlalu jauh atau menyebar,
hingga hantaran yang digunakan tidak terlalu panjang
(ingat rugi-rugi tegangan dan harga kawat).
Sedapat mungkin setiap group memerlukan daya
yang
sama/hampir
sama,
sehingga
dalam
menenentukan keseimbangan mudah.
Dalam satu ruangan hendaknya dibagi dalam
beberapa group dan sebaiknya setiap group berlainan
phasenya karena bila salah satu group mati masih ada
supply listrik dari group yang lain.
Untuk gedung-gedung yang besar, misalnya gedung
kuliah, bengkel kerja, gedung pertunjukan dan
sebagainya penerangan harus dibagi sekurangkurangnya 2 group dan setiap group dipasang dalam
phase yang berlainan.
F. Menentukan Ukuran Sekering dan Penghantar

Diagram Pengawatan
Diagram pengawatan merupakan diagram yang
digunakan untuk merencanakan instalasi penerangan,
tetapi lebih jelas dan memperjelas dari diagram segaris.
Diagram perencanaan bisa juga dijadikan bahan untuk
melatih memasang instalasi sebelum merencanakan
gambar instalasi pada denah rumah serta untuk
memahami merangkai rangkaian instalasi penerangan
baik pada saat praktikum maupun pada lapangan kerja
yang sesungguhnya. Untuk menentukan berapa jumlah
kawat penghantar yang dipasang dalam suatu instalasi,
maka langkah-langkah yang harus dilakukan adalah :
1.
2.

Rencanakan terlebih dahulu beberapa titik cahaya


yang akan dipasang.
Tentukan cara pelayanan titik cahaya yang akan
dipasang, misalnya dipasang dua buah titik cahaya
yang akan dilayani dari satu tempat yang sama.

3.

Pilihlah komponen serta cara pelayanan yang efektif


untuk titik-titik cahaya yang akan dipasang. Disini
dapat menggunakan sakelar seri untuk melayani
kedua lampu yang kan dipasang.

4.

Buatlah gambar diagram pengawatan agar


memudahkan di dalam membuat detail gambar
instalasi.

5.

Tentukan cara pemasangan yang akan digunakan,


apakah instalasinya sistem rentang atau sistem
tertutup. Jika menggunakan sistem tertutup, maka
membutuhkan pipa sebagai peralatan pelindung
hantaran, sebaliknya jika menggunakan sistem
rentang maka membutuhkan rol isolator sebagai
penyangga hantaran instalasinya.

6.
5.

Apabila akan membuat instalasi di dalam pipa, maka


kita sudah dapat mengetahui berapa banyak hantaran
yang akan dimasukkan ke dalam pipa.
Gambar rinci meliputi :
ukuran fisik PHB
cara pemasangan perlengkapan listrik
cara pemasangan kabel / penghantar
cara kerja rangkaian kendali
informasi / data yang diperlukan sebagai pelengkap

B. Penentuan Banyak dan Kekuatan Lampu


Jumlah dan kekuatan lampu yang dibutuhkan oleh
suatu ruangan tergantung pada :
1) Macam penggunaan dari ruangan , setiap macam
penggunaan macam ruangan mempunyai kebutuhan
kuat penerangan yang berbeda..
2) Luas dan ukuran dari ruangan, makin luas
ruangannya makin banyak penggunaan lampunya.
3) Keadaan dinding dari ruangan dapat menyerap atau
memantulkan cahaya.

Yang dimaksud ukuran sekring disini adalah besarnya arus


rating/arus nominal dari sekring. Sedang yang dimaksud
ukuran penghantar disini adalah ukuran luas penampang
kawat penghantar tadi.

Faktor-faktor yang menentukan besarnya ukuran kawat


penghantar yang dipergunakan untuk suatu instalasi adalah
sebagai berikut :
Kuat arus yang dibutuhkan beban, yang mengalir ada
kawat penghantar tersebut.
Jenis kawat/macam isolasi kawat yang dipakai.
Kemampuan menyalurkan arus (current carrying
capasity)
besarnya
tergantung
dari
jenis
kawat/macam isolasi kawat yang dipakai dan ukuran
kawat.
Kerugian tenaga dan kerugian tegangan (voltage
drop) maximum diperkenankan yaitu makin besar
ukuran kawat penghantar, makin kecil rugi-rugi.
Ukuran
minim
kawat
penghantar
yang
diperkenankan dipasang menurut peraturan-peraturan
dalam keselamatan.

Gbr. 4 Tabel Penampang kawat dan kemampuan arus yang diizinkan

G. Komponen- Komponen instalasi penerangan


Komponen-komponen instalasi listrik ada beberapa
macam, antara lain:
1) Pengaman: adalah suatu alat yang digunakan untuk
melindungi sistem instalasi dari beban yang melebihi
kemampuannya. Biasanya arus yang mengalir pada
suatu penghantar akan menimbulkan panas, baik
pada saluran penghantar maupun pada alat listriknya
sendiri.
2) Kotak perangkat Hubung Bagi (PHB): adalah suatu
perlengkapan instalasi listrik yang dilengkapi alatalat pengaman sesuai persyaratan yang telah
ditentukan. Kotak PHB harus dibuat dari bahan yang
tidak dapat terbakar, tahan lembab dan kukuh (ayat
610 A1). Pada setiap hantaran fasa keluar suatu
perlengkapan hubung bagi harus dipasang pengaman
arus (ayat 602 D1). Pada hantaran netral tidak boleh
dipasang pengaman arus, kecuali bila potensial
hantaran netralnya tidak selalu mendekati potensial
tanah. Setiap peralatan listrik, kecuali kotak-kontak
dengan kemampuan hantar arus nominal 16 A atau
lebih, harus merupakan rangkaian akhir tersendiri
kecuali jika peralatan tersebut bagian yang tidak
terpisahkan dari suatu unit instalasi (ayat 602 N1).
3) Sakelar:
adalah
komponen
instalasi
yang
berfungsi untuk
memutuskan
dan
menghubungkan rangkaian listrik. Sakelar ada
kalanya disebut sakelar beban, memiliki pemutusan
sesaat. Pada saat sakelarnya akan membuka untuk
memutuskan rangkaian, sebuah pegas akan
diregangkan. Pegas inilah yang menggerakkan
sakelarnya sehingga dapat memutuskan rangkaian
dalam waktu yang sangat pendek. Jadi kecepatan
pemutusannya ditentukan oleh pegas dan tidak
tergantung pada pelayanannya. karena cepatnya
pemutusan, kemungkinan timbulnya busur api antara
kontak-kotak pemutusan hanya kecil. Sakelar dapat
digunakan untuk memutuskan rangkaian dalam
keadaan berbeban. Sakelar menurut fungsinya dapat
dibedakan sebagai berikut : sakelar tunggal, sakelar,
sakelar seri, sakelar tukar dan sakelar silang.
4) Fitting: adalah tempat memasang bola lampu listrik,
dan menurut penggunaannya dapat dibagi menjadi
tiga jenis, yaitu : fitting duduk, fitting gantung, dan
fitting kedap air.
5) Kotak-kontak:
merupakan
tempat
untuk
mendapatkan sumber tegangan listrik yang
diperlukan untuk benda yang menggunakan listrik
(alat-alat elektronik, alat-alat rumah tangga, dan lain
sebagainya). Tegangan Sumber listrik ini diperoleh

Adapun cara menentukan ukuran sekring dan kawat


penghantar yang dipakai untuk pemasngan suatu instalasi
penerangan adalah sebagai berikut ;
Dihitung lebih dulu berapa watt seluruh beban pada kawat
penghantar tersebut berdasarkan besar beban itu, dihitung
besar arus listrik (ampere) yang mengalir pada kawat yaitu
dengan menggunakan rumus ;
1. untuk arus bolak-balik 1 fasa

2. untuk arus boalak-balik 3 fasa

3. Untuk arus searah

dimana:
I

= arus yang mengalir pada kawat (Ampere)

= besar muatan/daya (Watt)

= tegangan antar kawat (Volt)

Cos Q

= faktor daya dari beban

6)

7)

8)

9)

10)

11)

dari hantaran fasa dan netral yang berasal dari PLN.


Kotak-kontak harus dibuat dari bahan khusus yang
tidak dapat terbakar, tahan lembab dan cukup kuat.
Supaya tercapai kontak yang baik, tabung-tabung
kontak dibuat berpegas. Pemasangan kotak-kontak
pada rumah umumnya ditanam di dalam kotak tanam
pada dinding. Simbol dan bentuk kotak-kontak
dapat dilihat pada gambar.
Kabel penghantar: merupakan suatu bahan yang
dapat menghantarkan arus listrik. Penghantar yang
digunakan pada instalasi listrik pada umumnya
menggunakan bahan tembaga dan alumunium.
Pipa Instalasi: digunakan untuk pemasangan kabel
listrik yang dihubungkan dengan sakelar, kotakkontak, kotak hubung bagi dan sambungan listrik
lainya, serta untuk melindungi bahaya listrik
terhadap sentuhan langsung dengan manusia. Pipa ini
dapat dibedakan menjadi : pipa baja yang di cat
dengan meni, pipa PVC, dan pipa fleksibel.
Kotak sambung: penyambungan kabel atau kawat
dalam instalasi listrik harus dilakukan dalam kotak
sambung dan tidak boleh dilakukan dalam pipa,
sebab dikhawatirkan akan mengalami putus akibat
penarikan, selain itu sambungan listrik dalam pipa
pelat akan memudahkan terjadi kontak listrik dengan
pipa sehingga berbahaya bagi manusia.
Lasdop: adalah suatu alat bantu instalasi yang
berfungsi menutup sambungan sehingga aman dari
sentuhan luar. Sebelum sambungan ditutup dengan
lasdop, terlebih dahulu sambungan tersebut
dibungkus dengan isolasi.
Roset kayu: adalah suatu komponen instalasi yang
terbuat dari bahan kayu. Komponen ini digunakan
pada pemasangan instalasi rumah kayu. Komponen
ini berfungsi sebagai tempat untuk menempelkan
sakelar, fitting, kotak-kontak, dan kotak sambung
pada instalasi rumah kayu.
Elbow: digunakan pada pemasangan pipa instalasi di
sudut-sudut ruangan. Elbow terbuat dari bahan yang
sama dengan pipa instalasi, yaitu dari bahan PVC
dan baja.

REFERENSI
[1]
[2]
[3]
[4]
[5]
[6]
[7]
[8]
[9]
[10]

IV. KESIMPULAN
Dalam merancang instalasi penerangan gedung bertingkat
tiga haruslah sesuai dengan persyaratan umum instalasi listrik.
Pada instalasi gedung bertingkat,sebaiknya menggunakan
system pembagian grup pada setiap lantainya dengan
memanfaatkan kotak pengaman untuk jalur pembagian
grupnya.

Badan Standarisasi Nasional Persyaratan Umum, Peraturan umum


Instalasi Listrik 2000.Jakarta: Badan Standarisasi Nasional, 2000.
http://em-ridho.blogspot.co.id/2011/12/tugas-akhir-perencanaan-panelhubung.html
http://architectdeni.blogspot.co.id/2013/07/pengertian-instalasilistrik.html
http://teknik-ketenagalistrikan.blogspot.co.id/2013/05/persyaratanumum-instalasi-listrik.html#.WD2za1zXCVs
https://duniatehnikku.wordpress.com/2011/01/04/rumus-rumus-dasarelektrikal-arus-listrik/
http://elektrogazebo.blogspot.co.id/2012/01/perancangan-instalasi1.html
http://royansyah-putra.blogspot.co.id/2013/02/gambar-instalasi-listrikrumah-tinggal.html
https://faizaldwiariyanto05.wordpress.com/2012/10/03/instalasirumah-sederhana/
http://setiawahid.blogspot.co.id/2015/01/instalasi-listriksederhana.html

Anda mungkin juga menyukai