Anda di halaman 1dari 6

JOB : 04 PENGASUTAN MOTOR Tanggal : 29 November 2017

Jurusan : Teknik Elektro INDUKSI TIGA PHASE Nama : Jusura Mulahesa


Prodi : D3-Teknik Listrik
SLIPRING NIM/Kelas : 3.31.16.0.12/LT-2A
dan
Mata Kuliah : Rancangan Listrik Dosen Pembimbing : Djodi Antono,
Kendali Industri
SOFT STARTER B.Tech, M.Eng.

I. TUJUAN
Setelah selesai melakukan percobaan ini mahasiswa dapat :
1. Membaca gambar-gambar diagram rangkaian kendali pada mesin di industry dengan baik dan
benar,
2. Merancang system kendali pada mesin sederhana di industry dengan baik dan benar,
3. Menerapkan kendali pengasutan motor dengan metode pengassutan slipring, soft starter, dan
variable speed drive (VSD) pada berbagai mesin industry.

II. DASAR TEORI


1. Pengasutan Slipring
Motor slipring atau sering disebut motor rotor lilit termasuk motor induksi 3 phasa dengan
rotor belitan dan dilengkapi dengan slipring yang dihubungkan dengan sikat arang ke terminal.
Motor slipring dirancang untuk daya besar. Motor slipring pada terminal box memiliki sembilan
terminal, enam terminal terhubung dengan tiga belitan stator masing-masing ujungnya (U1-U2,
V1-V2 dan W1-W2), tiga terminal (K-L-M) terhubung ke belitan rotor melalui slipring. Ada tiga
cincing yang disebut slipring yang terhubung dengan sikat arang. Sikat arang ini secara berkala
harus diganti karena akan memendek karena aus.
Pengasutan rotor lilit belitan rotor yang ujungnya terminal K-L-M dihubungkan dengan
resistor luar yang besarnya bisa diatur. Dengan mengatur resistor luar berarti mengatur besarnya
resistor total yang merupakan jumlah resistansi rotor dan resistansi luar (Rrotor+ Rluar),
sehingga arus rotor I2 dapat diatur.
Ketika resistor berharga maksimum, arus rotor yang mengalir minimum, sekaligus
memperbaiki faktor kerja motor. Kelebihan pengasutan rotor lilit yaitu diperoleh torsi starting
yang tinggi, dengan arus starting yang tetap terkendali.
Pengasutan Slipring termasuk pengasutan dengan menambahkan tahanan pada rangkaian
rotornya, hanya bisa dilakukan pada motor 3 phasa jenis rotor lilit. Dengan mengatur besaran
tahanan rotor, arus dan torsi starting dapat diatur besarnya.
2. Pengasutan Soft Starter
Pengasutan soft starting menggunakan komponen solid-state, yaitu enam buah Thyristor yang
terhubung antiparallel. Saat saklar Qs di-ON-kan tegangan akan dipotong gelombang
sinusoidanya oleh enam buah Thyristor ynag dikendalikan oleh rangkaian triger. Dengan
mengatur sudut penyalaan triger Thyristor, sama mengatur tegangan ke belitan stator motor.
Dengan k sebagai ratio tegangan asut dengan tegangan nominal besarnya torsi motor starting.
Karakteristik arus fungsi putaran pada pengaturan soft starting, memperlihatkan grafik arus
starting besarnya tiga kali arus nominalnya sampai motor mencapai putaran mendekati 85%.
Arus motor berangsur-angsur menuju arus nominalnya ketika putaran motor mendekati
nominalnya.

3. Pengasutan Variable Speed Drive (VSD)


VSD (Variable Speed Drive), VFD (Variable frequency Drive) atau Inverter terdiri dari 2
bagian utama yaitu penyearah tegangan AC (50 atau 60 HZ) ke DC dan bagian kedua adalah
membalikan dari DC ke tegangan AC dengan frequency yang diinginkan. VSD memanfaatkan
sifat motor sesuai dengan rumus sbb :

Di mana RPM = kecepatan merupakan putaran dalam motor


f = frekuensi
p = jumlah kutub motor
Dengan demikian jika frekuensi motor ditingkatkan maka akan meningkatkan kecepatan
motor, sebaliknya dengan memperkecil frekuensi akan memperlambat kecepatan motor.
Prinsip kerja inverter yang sedehana adalah :
a. Tegangan yang masuk dari jala jala 50 Hz dialirkan ke board Rectifier/ penyearah DC,
dan ditampung ke bank capacitor. Jadi dari AC di jadikan DC.
b. Tegangan DC kemudian diumpankan ke board inverter untuk dijadikan AC kembali
dengan frekuensi sesuai kebutuhan. Jadi dari DC ke AC yang komponen utamanya adalah
Semiconduktor aktif seperti IGBT (Insulated Gate Bipolar Transistor). Dengan menggunakan
frekuensi carrier (bisa sampai 20 kHz), tegangan DC dicacah dan dimodulasi sehingga keluar
tegangan dan frekuensi yang diinginkan.
Pengontrolan start, stop, jogging dll bisa dilakukan dengan dua cara yaitu via local dan
remote. Local maksudnya adalah dengan menekan tombol pada keypad di inverternya.
Sedangkan remote dengan menghubungkan terminal di board control dengan tombol external
seperti push button atau switch. Masing masing option tersebut mempunyai kelemahan dan
keunggulan sendiri sendiri. Frekuensi dikontrol dengan berbagai macam cara yaitu : melalui
keypad (local), dengan external potensiometer, Input 0 ~ 10 VDC , 4 ~ 20 mA atau dengan
preset memori. Semua itu bisa dilakukan dengan mengisi parameter program yang sesuai.
III. ALAT DAN BAHAN
1. ABB 16 A Soft Starter PSR Series, IP20, 7.5 kW, 208 600 V 1 buah
2. Multimeter digital 1 buah
3. Tang amper 1 buah
4. Pengukur Rpm 1 buah
5. Kabel hubung 60 buah
6. Kontaktor 1 buah
7. Pushbutton (NO) 1 buah
8. Pushbutton (NC) 1 buah
9. TOLR 1 buah
10. Lampu tanda 2 buah
11. MCB 3Phase 1 buah
12. MCB 1Phase 1 buah
13. Motor 3 phase 1,5Kw 1 buah

IV. RANGKAIAN PERCOBAAN


1. Pengasutan Slip Ring
2. Pengasutan Soft Stater

V. LANGKAH PERCOBAAN
1. Siapkan alat dan bahan
2. Rangkai rangkaian sesuai dengan gambar rangkaian
3. Cek kembali rangkaian.
4. Lakukan percobaan sesuai dengan prinsip kerja rangkaian
5. Catat data hasil percobaan
6. Ulangi langkah 2 sampai langkah 5
7. Rapikan alat dan bahan kemudian kembalikan ke tempat semula
8. Bersihkan tempat kerja
VI. HASIL PERCOBAAN

Tabel 1. Data Hasil Pengukuran Pengasutan Slipring


Arus Putaran
(Ampere) Rotor(Rpm)
R minimum 1 1400
R maximum 1.3 1111.2
Tabel 2. Data Hasil Pengukuran Pengasutan SoftStater

Arus Putaran
(Ampere) Rotor(Rpm)
Start 0.4 1415
Running 1.1 1500

VII. PEMBAHASAN PERCOBAAN

Tahanan asut sendiri menggunakan variabel resistor untuk menurunkan arus starting
motor. Variabel resistor yang digunakan yaitu dengan nilai minimal 0 ohm dan maksimal 100
ohm. Pada nilai resistor 100 ohm arus start yang diukur sebesar 1A dan arus running sebesar
1.3A. Jadi penggunaan resistor yang dihubungkan dengan dapat mengurangi arus start yang
ditimbulkan. Semakin besar variabel resistor yang digunakan maka akan mengurangi arus yang
ditimbulkan. sedangkan arus starting terjadi secara softstarting yaitu arus naik perlahan-lahan
dengan tundaan sekian detik sebesar 0,4 0,65 A. Kemudian saat running, arus menjadi stabil
yaitu antara 1,1 A.

VIII. KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah dilakukan maka didapat yang tertera pada tabel di atas, dan
mengacu pada dasar teori yang ada maka dapat disimpulkan, bahwa jenis pengasutan motor
induksi 3 phase itu bermacam-macam. Slip ring dan softstater yang kali ini dipraktikan adalah
termasuk jenis pengasutan motor induksi 3 phase. Pengasutan motor dengan metode slip ring
yaitu dengan memanfaatkan tahanan luar yang dihubungkan ke rotor agar arus starting saat
motor tersebut diasut tidak tinggi. Semakin besar resistansi pada variable resistor yang
dihubungkan ke rotor maka semakin kecil arus starting.
Kemudian softstater juga termasuk jenis pengasutan motor induksi 3 phase. Pada jenis
pengasutan ini diperlukan alat softstarter, kali ini dengan merk ABB. Alat tersebut yang
berfungsi mengasut motor dengan soft(lembut). Di dalam alat tersebut terdapat SCR yang
memblokir aliran arus dalam satu arah tetapi meneruskan arus dalam arah yang lainnya setelah
menerima sinyal triger atau penyulut yang disebut pulsa gerbang. Enam buah SCR disusun
dalam konfigurasi apa yang disebut konverter AC-AC anti paralel. Jadi arus starting yang
dihasilkan jauh lebih rendah daripada saat running. Dengan memanfaatkan delay juga agar
putaran rotor sesuai dengan kapasitasnya.
IX. DAFTAR PUSTAKA
Ir. Sulasno, Analisa Sistem Tenaga Listrik,
Enguene C. Lister, Mesin dan Rangkaian Listrik, Edisi ke enam, Penerbit Erlangga, Jakarta, 1993.
Zuhal, Dasar Tenaga Listrik, Penerbit ITB Bandung,1991
A.E. Fitzgerald, Sharles Kingsley. Jr., Stephen D. Umans, Ir. Djoko Achyanto,M.Sc.EE, Mesin-mesin Listrik, Edisi
keempat, Penerbit Erlangga, Jakarta, 1992.

Anda mungkin juga menyukai