Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH INSTALASI LISTRIK

KATA PENGANTAR

  Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan
puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya
kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah Sistem Komunikasi.

    Makalah ilmiah ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak
terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
   
    Terlepas dari semua itu, Saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi
susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka saya menerima
segala saran dan kritik dari pembaca agar saya dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
   
    Akhir kata saya berharap semoga makalah ilmiah tentang Sistem Komunikasi pada mata kuliah
Dasar Telekomunikasi ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
   
                                                                                              
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.         Latar Belakang

Pemasangan instalasi listrik di rumah tangga idealnya harus mengikuti standar yang berlaku. Hal ini
bertujuan supaya produsen energi listrik dan pelanggan terhindar dari kerugian. Salah satu usaha
yang dilakukan untuk meningkatkan keamanan adalah dengan membuat sistem pembumian instalasi
listrik rumah tangga.

Baik tidaknya suatu sistem pembumian dipenguruhi oleh sumber daya perancang dan instalateur
instalasi listrik. Pengetahuan akan standar dan peraturan yang berlaku sangatlah penting dimiliki
oleh seorang perancang dan instalateur instalasi listrik.  

Pada saat sekarang juga kebanyakan orang hanya bisa mengerti dengan apa itu instalasi,sedangkan
mereka tidak tau bagaimana cara aturan dan pemakaian yang benar.Sehingga hal itu menyebabkan
pengaruh yang buruk terhadap cara dan penggunaan instalasi listrik. Mereka tidak tau bagaimana
bahaya dari itu semua,dan bagaimana seharusnya sikap dalam menghadapi instalasi listrik
tersebut.Oleh sebeb itu dalam makalah ini,saya mencoba untuk menjelaskan bagaimana instalasi
listrik itu seharusnya,dan cara penggunaannya serta bagaimana pengaruhnya terhadap diri dan 
tubuh si pengguna.

1.2.         Rumusan Masalah

1.   Apa definisi listrik ?

2.   Bagaimanakah seharusnya pemasangan instalasi itu dilakukan ?

3.   Cara memelihara instalasi listrik rumah ?

1.3.            Tujuan

a.  Mengerti dan memahami Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL).

b.  Mengerti dan memahami cara instalasi listk di rumah yang aman

1.4.            Batasan Masalah

Berdasarkan landasan teori dan rumusan masalah di atas, maka dalam permasalahan ini perlu
adanya pembatasan masalah agar pengkajian masalah dalam penelitian ini dapat lebih terfokus dan
terarah. Karena keterbatasan yang dimiliki maka permasalahan ini hanya membatasi masalah pada
instalasi listrik pada rumah.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1.   Definisi Listrik

Listrik adalah merupakan daya atau kekuatan yang ditimbulkan oleh adanya pergesekan ataupun
melalui sebuah proses kimia tersebut biakan s digunakan untuk kemudian menghasilkan panas,
cahaya atau bahkan bias dimanfaatkan untuk menggerakan sebuah mesin atau bahkan menjadi
penerangan bagi suatu bangunan atau tempat.

2.2.    Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL)

 Sistem penyaluran dan cara pemasangan instalasi listrik di Indonesian harus mengikuti aturan yang
ditetapkan oleh PUIL (Peraturan umum Instalasi Listrik) yang diterbitkan tahun 1977, kemudian
direvisi tahun 1987 dan terakhir tahun 2000.  Sisteminstalasi listrik yang dimulai dari sumber listrik
(tegangan, frekwensi), peralatan listrik, cara pemasangan, pemeliharaan dan keamanan, sudah diatur
dalam PUIL.

2.2.1.   Tujuan Dari Peraturan Instalasi Listrik

a.    Melindungi manusia terhadap bahaya sentuhan dan kejutan arus listrik.

b.   Keamanan instalasi dan peralatan listrik.

c.    Menjaga gedung serta isinya dari bahaya kebakaran akibat gangguan listrik.

d.   Menjaga ketenangan listrik yang aman dan efisien,

2.2.2.   Dasar-Dasar Instalasi Listrik

Standarisasi juga mengurangi pekerjaan tangan maupun pekerjaan otak. Dengan tercapainya
standarisasi, mesin-mesin dan alat-alat dapat dipergunakan secara lebih baik dan lebih efisien,
sehingga dapat menurunkan harga pokok dan meningkatkan mutu. Standarisasi juga membatasi
jumlah jenis bahan dan barang, sehingga mengurangi kemungkinan terjadinya kesalahan.

2.3.     Instalasi Rumah Tinggal

Apabila hendak memasang instalasi listrik, maka harus  mengetahui terlebih dahulu gambaran
secara umum keadaan dari suatu bangunan yang akan dipasang instalasi listriknya. Hal ini akan
lebih mudah dalam mengatur tata letak komponen dan peralatan serta penentuan titik-titik cahaya
sesuai dengan kebutuhan ruangan. Harus diperhatikan spesifikasi dan syarat pekerjaan ini
menguraikan syarat yang harus dipenuhi pihak pemborong, antara lain mengenai pelaksanaannya
material yang digunakan, waktu penyerahannya dan sebagainya.

Gambar-gambarnya harus jelas, mudah dibaca dan dimengerti. Gambar denah bangunannya
biasanya disederhanakan. Dinding-dindingnya digambar dengan garis tunggal agar tipis, saluran-
saluran listriknya karena lebih penting maka digambar lebih tebal. Supaya gambarnya rapi harus
dipilih tebal garis yang tepat.
Dari penyederhanaan gambar sketsa tersebut, ilustrasi semacam ini akan banyak membantu kita
dalam membuat perencanaan instalasi listrik, dari yang sederhana sampai pada yang lebih komplit.

2.4.  Keamanan dan Keselamatan Instalasi Listrik

Pengaman instalasi listrik adalah salah satu jenis peralatan yang berfungsi mengamankan peralatan
listrik dari gangguan arus hubung singkat (short circuit) dan beban lebih (over load) . Penggunaan
peralatan pengaman (proteksi) pada instalasi listrik merupakan hal yang sangat penting, karena
berhubungan langsung terhadap keamanan dan keselamatan bagi pengguna listrik dari bahaya
sengatan listrik atau kerusakan instalasi dan peralatan listrik yang digunakan.

Pemasangan peralatan pengaman listrik harus memperhitungkan besarnya arus listrik dari
bebaninstalasi listrik atau besarnya arus dan tegangan listrik yang masih mampu ditanggung dalam
beberapa saat, apabila suatu instalasi maupun peralatan listrik yang digunakan mengalami
gangguan. Gangguan-gangguan yang terjadi pada instalasi listrik diantaranya : (a) arus beban lebih,
b) arus hubung singkat (arus hubung pendek), c)arus bocor ke bumi.

Dengan demikian, pemilihan dan penggunaan peralatan pengaman listrik yang tepat akan
mendukung didapatnya suatu sistem instalasi listrik yang aman dan andal.

2.5.  Komponen Instalasi Listrik

Komponen instalasi listrik merupakan perlengkapan yang paling pokok dalam suatu rangkaian
instalasi listrik, dalam pemasangan instalasi listrik komponen instalasi listrik yang akan dipasang
pada instalasi listrik, harus memenuhi persyaratan dan ditata sehingga terpenuhi keperluannya.
Standarisasi peralatan listrik berfungsi untuk mengatur keseragaman, kemampuan dan keandalan
peralatan listrik dengan mengadopsi standar dari IEC (International Electrotechnical Commision),
yang anggotanya meliputi sejumlah Negara termasuk Indonesia. Di Indonesia, lembaga pengujian
peralatan listrik adalah Lembaga Masalah

Peralatan listrik yang baik adalah peralatan yang telah diuji dan diberi label sesuai dengan tanda di
Negara tersebut, misal: SNI (Indonesia), tanda dari lembaga pengujian suatu negara disebut Safety
Marks.

Pemilihan peralatan listrik sesuai dengan pengaruh luar perlu dipertimbangkan, selama ini kita
memilih peralatan listrik baru mencakup fungsinya saja. Untuk menjamin keandalan dari
peralatan/perlengkapan listrik, maka IEC telah mengatur dan mengelompokkan dengan kode-kode
yang terdiri dari sekumpulan huruf besar dan sebuah angka (indek proteksi) sehingga mudah untuk
dipahami.

Komponen-komponen instalasi listrik ada beberapa macam, antara lain :

1. Pengaman, adalah suatu alat yang digunakan untuk melindungi sistem instalasi dari beban

yang melebihi kemampuannya. Biasanya arus yang mengalir pada suatu penghantar akan

menimbulkan panas, baik pada saluran penghantar maupun pada alat listriknya sendiri.

2. Sakelar, adalah komponen instalasi yang berfungsi adalah untuk memutuskan dan

menghubungkan rangkaian listrik. Sakelar ada kalanya disebut sakelar beban, memiliki

pemutusan sesaat. Pada saat sakelarnya akan membuka untuk memutuskan rangkaian,

sebuah pegas akan diregangkan. Pegas inilah yang menggerakkan sakelarnya sehingga dapat

memutuskan rangkaian dalam waktu yang sangat pendek. Jadi kecepatan pemutusannya

ditentukan oleh pegas dan tidak tergantung pada pelayanannya. karena cepatnya pemutusan,

kemungkinan timbulnya busur api antara kontak-kotak pemutusan hanya kecil. Sakelar

dapat digunakan untuk memutuskan rangkaian dalam keadaan berbeban. Sakelar menurut

fungsinya dapat dibedakan sebagai berikut : sakelar tunggal, sakelar kutub dua, sakelar

kutub tiga, sakelar seri, sakelar tukar dan sakelar silang.

3. Kotak perangkat Hubung Bagi (PHB), adalah suatu perlengkapan instalasi listrik yang

dilengkapi alat-alat pengaman sesuai persyaratan yang telah ditentukan. Kotak PHB harus

dibuat dari bahan yang tidak dapat terbakar, tahan lembab dan kukuh (ayat 610 A1). Pada

setiap hantaran fasa keluar suatu perlengkapan hubung bagi harus dipasang pengaman arus

(ayat 602 D1). Pada hantaran netral tidak boleh dipasang pengaman arus, kecuali bila

potensial hantaran netralnya tidak selalu mendekati potensial tanah. Setiap peralatan listrik,

kecuali kotak-kontak dengan kemampuan hantar arus nominal 16 A atau lebih, harus

merupakan rangkaian akhir tersendiri kecuali jika peralatan tersebut bagian yang tidak

terpisahkan dari suatu unit instalasi (ayat 602 N1).


4. Fitting, adalah tempat memasang bola lampu listrik, dan menurut penggunaannya dapat

dibagi menjadi tiga jenis, yaitu : fitting duduk, fitting gantung, dan fitting kedap air.

5. Kotak-kontak, merupakan tempat untuk mendapatkan sumber tegangan listrik yang

diperlukan untuk benda yang menggunakan listrik (alat-alat elektronik, alat-alat rumah

tangga, dan lain sebagainya). Tegangan Sumber listrik ini diperoleh dari hantaran fasa dan

netral yang berasal dari PLN. Kotak-kontak harus dibuat dari bahan khusus yang tidak dapat

terbakar, tahan lembab dan cukup kuat. Supaya tercapai kontak yang baik, tabung-tabung

kontak dibuat berpegas. Pemasangan kotak-kontak pada rumah umumnya ditanam di dalam

kotak tanam pada dinding. Simbol dan bentuk kotak-kontak dapat dilihat pada gambar.

6. Kabel penghantar, merupakan suatu bahan yang dapat menghantarkan arus listrik.

Penghantar yang digunakan pada instalasi listrik pada umumnya menggunakan bahan

tembaga dan alumunium.

7. Lampu Penerangan, merupakan alat yang berfungsi sebagai penerang ruangan. Lampu

penerangan beragam jenisnya, antara lain : lampu pijar, lampu Tube Luminescent (TL),

Lampu hologen, dan lain sebagainya.

8. Pipa Instalasi, digunakan untuk pemasangan kabel listrik yang dihubungkan dengan sakelar,

kotak-kontak, kotak hubung bagi dan sambungan listrik lainya, serta untuk melindungi

bahaya listrik terhadap sentuhan langsung dengan manusia. Pipa ini dapat dibedakan

menjadi : pipa baja yang di cat dengan meni, pipa PVC, dan pipa fleksibel.

9. Kotak sambung, penyambungan kabel atau kawat dalam instalasi listrik harus dilakukan

dalam kotak sambung dan tidak boleh dilakukan dalam pipa, sebab dikhawatirkan akan

mengalami putus akibat penarikan, selain itu sambungan listrik dalam pipa pelat akan

memudahkan terjadi kontak listrik dengan pipa sehingga berbahaya bagi manusia.

10. Lasdop, adalah suatu alat bantu instalasi yang berfungsi menutup sambungan sehingga aman

dari sentuhan luar. Sebelum sambungan ditutup dengan lasdop, terlebih dahulu sambungan

tersebut dibungkus dengan isolasi.

11. Roset kayu, adalah suatu komponen instalasi yang terbuat dari bahan kayu. Komponen ini

digunakan pada pemasangan instalasi rumah kayu. Komponen ini berfungsi sebagai tempat

untuk menempelkan sakelar, fitting, kotak-kontak, dan kotak sambung pada instalasi rumah

kayu.
12. Elbow, digunakan pada pemasangan pipa instalasi di sudut-sudut ruangan. Elbow terbuat

dari bahan yang sama dengan pipa instalasi, yaitu dari bahan PVC dan baja.

2.6. Cara memelihara instalasi listrik rumah

 Pastikan Instalasi Listrik di rumah/bangunan milik Anda telah terpasang dengan tepat, benar
dan aman serta menggunakan material listrik yang terjamin kualitasnya dan sesuai
kapasitasnya.
 Lakukan pemeriksaan rutin, minimal setahun sekali untuk memastikan apakah instalasi
listrik masih layak untuk digunakan atau perlu direhabilitasi. Jika instalasi listrik telah
terpasang lebih dari 5 (lima) tahun, sebaiknya perlu untuk direhabilitasi. Hal ini untuk
menjaga agar instalasi listrik tetap layak dipergunakan dan mencegah kemungkinan
terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan. 
 Pergunakan peralatan rumah tangga elektronik yang disesuaikan dengan daya tersambung
dan kapasitas/kemampuan kabel instalasi listrik yang terpasang. Jika ingin memasang,
merehabilitasi atau memeriksa instalasi listrik, sebaiknya menggunakan jasa instalatir yang
resmi terdaftar sebagai anggota AKLI (Asosiasi Kontraktor Listrik Indonesia). Informasi
tentang Instalatir Listrik dapat menghubungi kantor PLN terdekat.

2.7. Tips Mencegah Bahaya Listrik

    Bahaya listrik bisa berujud kebakaran akibat arus hubung singkat, bahaya sentuh (kesetrom).
Untuk mencegah terjadinya bahaya listrik, bisa dilakukan cara-cara berikut ini 

 Jangan menumpuk stop kontak pada satu sumber listrik.


 Gunakan pemutus arus listrik (Sekering) yang sesuai dengan daya tersambung, jangan
dilebihkan atau dikurangi.
 Untuk sekering model patron lebur non otomatis, apabila putus gantilah dengan yang baru,
jangan disambung sendiri dengan kabel serabut.
 Kabel-kabel listrik yang terpasang di rumah jangan dibiarkan ada yang terkelupas atau
dibiarkan terbuka.
 Jauhkan sumber-sumber listrik seperti stop kontak, saklar dan kabel-kabel listrik dari
jangkauan anak-anak.
 Biasakan menggunakan material listrik, seperti kabel, saklar, stop kontak, steker (kontak
tusuk) yang telah terjamin kualitasnya dan berlabel SNI (Standar Nasional Indonesia) /
LMK (Lembaga Masalah Kelistrikan) / SPLN (Standar PLN).
 Pangkaslah pepohonan yang ada di halaman rumah jika sudah mendekati atau menyentuh
jaringan listrik.
 Hindari pemasangan antene televisi terlalu tinggi sehingga bisa mendekati atau menyentuk
jaringan listrik.
 Gunakan listrik yang memang haknya, jangan mencoba mencantol listrik, mengutak-atik
KWH Meter atau menggunakan listrik secara tidak sah. Tindakan ini bisa mengakibatkan
dijatuhkannya denda oleh PLN.
 Biasakan bersikap hati-hati, waspada dan tidak ceroboh dalam menggunakan listrik.
 Jangan bosan-bosan untuk mengingatkan anak-anak kita agar tidak bermain layang-layang
di bawah/dekat jaringan listrik.
 Pasanglah ELCB (earth leakage circuit breaker) yang sekarang telah banyak digantikan
dengan GFI (ground fault interrupter) atau RCD (residual-current device). Piranti ini
fungsinya untuk memutuskan hubungan apabila ada kebocoran arus listrik atau apabila ada
orang yang tersengat listrik. Kebanyakan piranti ini dipasang di kamar mandi (stop kontak
untuk hair dryer atau electric shaver/pencukur kumis) atau service room (tempat mesin
cuci), yang pada umumnya memiliki lantai basah.
 Selain itu, apabila memiliki rumah baru maka lebih baik meminta untuk dipasang instalasi
listrik dengan sistem 3 kabel. Karena ini akan memastikan bahwa peralatan listrik anda akan
memiliki pembumian/grounding yang benar. Pernahkan anda terasa kesetrum ketika
memegang lemari es? Ini kemungkinan karena instalasi listrik di rumah anda tidak memakai
sistem 3 kabel.

BAB III
PENUTUP

3.1.            Kesimpulan
Dari hasil penelitian mengenai dampak kerugian, bila instalasi listrik rumah dan gedung tidak
standar, maka:

1.      Kebakaran nyata yang timbul karena kelalaian dan pemakaian listrik yang salah, yang dapat
mengakibatkan kerusakan material yang cukup besar dan juga dapat mengakibatkan hilangnya
nyawa.

2.      Salah satu penyalahgunaan dalam pemanfaatan instalasi listrik yang khas adalah penggunaan
yang tidak tepat terhadap penginstalasian listrik, dan merupakan masalah yang umum di kalangan
masyarakat pengguna listrik di Indonesia.

3.      Instalasi listrik harus diadakan pemeriksaan dan pengujian secara teratur oleh instansi yang
berwenang terhadap penyalahgunaan, kerusakan atau pelaksanaan pemasangan yang tidak standar.

4.      Peralatan yang dipilih untuk dipasang dalam instalasi listrik harus memenuhi standar yang
berlaku dan mentaati ketentuan PUIL 2000, serta harus cocok pemakaiannya terhadap
lingkungannya, dan mengikuti instruksi pabrik pembuat peralatan tersebut.

5.      Mengigat vitalitas dan strategisnya fungsi dan peranan listrik, bagi yang menyediakan maupun
yang memanfaatkannya, maka ketersediaannya harus memenuhi azaz andal, aman dan akrab
lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai