Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM BENGKEL

INSTALASI LISTRIK INDUSTRI

DOSEN PENGAMPU : AJI HR, S.T, M.T.

DISUSUN OLEH :

KEVIN ADITA PUTRA JAYA (3.31.21.2.12)

LT-2C

D3 - TEKNIK LISTRIK

TEKNIK ELEKTRO

POLITEKNIK NEGERI SEMARANG

TAHUN AJARAN 2022/2023


KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa saya mengucapkan terimakasih
terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik
pikiran maupun materinya.

Saya sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan saya berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi saya sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman saya. Untuk itu
saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Semarang, 27 Mei 2023

Kevin Adita Putra Jaya


I. Tujuan Praktikum
1. Membaca gambar kerja instalasi penerangan dan tenaga dengan benar.
2. Melaksanakan pembongkaran, perakitan, pengawatan, dan pemasangan
panel distribusi dengan baik dan benar.
3. Melaksanakan pembongkaran, perakitan, pengawatan, dan pemasangan
panel kontrol dengan baik dan benar.
4. Melaksanakan pembongkaran, perakitan, pengawatan, dan pemasangan
panel penerangan dengan baik dan benar.
5. Melaksanakan pemasangan instalasi penerangan tiga fasa dengan baik dan
benar.
6. Melaksanakan pemasangan instalasi tenaga tiga fasa dengan baik dan
benar.
7. Mengoperasikan pengujian instalasi listrik dengan baik dan benar.
II. Deskripsi
1. Instalasi Tenaga Listrik
Instalasi tenaga listrik adalah pemasangan komponen-komponen peralatan
listrik untuk melayani perubahan energi listrik menjadi tenaga mekanis dan kimia.
Instalasi listrik yang lebih baik adalah instalasi yang aman bagi manusia dan akrab
dengan lingkungan sekitarnya.
● Instalasi Penerangan Listrik
Instalasi penerangan merupakan suatu rangkaian beberapa komponen listrik
dari sumber ke beban yang saling berhubungan antara satu dengan lainnya
secara listrik, yang terletak pada suatu tempat atau ruangan tertentu. Jenis
instalasi ini berupa titik cahaya sehingga terbentuklah suatu sistem yang
mempunyai fungsi.
2. Penghantar Listrik/Kabel
Kabel adalah panjang dari satu atau lebih inti penghantar, baik yang berbentuk
solid/pejal maupun serabut yang masing – masing dilengkapi dengan isolasinya
sendiri dan membentuk suatu kesatuan.
a. Kabel NYA
Kabel jenis ini juga sering disebut sebagai kabel rumah. Kabel ini bisa
digunakan dalam ruangan yang kering dan untuk instalasi tetap dalam pipa.
Tegangan nominal berkisar antara 400 - 690 (600) V. Jenis bahan yang
digunakan adalah kawat tembaga yang dianilkan (pemanasan kemudian
didinginkan pelan-pelan) dengan isolasi PVC yang terekstrusi.
b. Kabel NYAF
Kabel ini juga sering disebut dengan kabel rumah. Kabel jenis ini memiliki inti
atau kawat tembaga serabut (fleksibel) dengan selubung PVC yang terkstrusi.
Kabel ini bisa digunakan untuk instalasi permanen dalam pipa kabel yang
diplester atau kawat yang memanjang di lokasi kering. Tegangan nominal
berkisar antara 300 - 500 V.
3. Saklar
Saklar atau sakelar merupakan sebuah perangkat yang digunakan untuk
memutus jaringan listrik, atau untuk menghubungkannya. Jadi, saklar pada
dasarnya adalah alat penyambung atau pemutus aliran listrik.
a. Saklar dalam Instalasi Penerangan
i. Saklar tukar
Saklar tukar adalah saklar yang yang dapat digunakan untuk menghidupkan
dan mematikan lampu dari tempat yang berbeda. Instalasi saklar tukar
adalah penggunaan dua buah saklar untuk meyalakan dan menghidupkan
satu buah lampu dengan cara bergantian.
ii. Saklar impuls
Saklar impuls adalah salah satu jenis saklar yang bekerja berdasarkan
prinsip elektromagnetik dengan posisi saklar yang akan berubah setiap
impuls bekerja ketika ada tegangan yang masuk ke coil. Dalam
pengoperasiannya, saklar impuls harus dikombinasikan dengan saklar tekan
(push button). Saklar tekan adalah saklar yang dapat menghubungkan dan
memutuskan aliran listrik tanpa adanya penguncian.
b. Saklar dalam Instalasi Tenaga
i. Push Button
Push button switch (saklar tombol tekan) adalah perangkat/saklar
sederhana yang berfungsi untuk menghubungkan atau memutuskan
aliran arus listrik dengan sistem kerja tekan unlock (tidak mengunci).
Sistem kerja unlock disini berarti saklar akan bekerja sebagai device
penghubung atau pemutus aliran arus listrik saat tombol ditekan, dan
saat tombol tidak ditekan (dilepas), maka saklar akan kembali pada
kondisi normal.
ii. Selector Switch
Selector Switch atau biasa disebut dengan Rotary Switch adalah sakelar
yang dioperasikan atau difungsikan dengan cara memutar. Saklar ini
digunakan untuk memilih satu dari dua atau lebih posisi. Ada yang
berlaku seperti toggle switch dimana selektor dapat berhenti pada satu
posisi, dan ada yang berlaku seperti push button, dimana setelah
melakukan pemilihan maka seletor akan kembali ke posisi semula atau
posisi netral.
4. Fitting
Fitting lampu adalah perangkat kelistrikan yang berfungsi sebagai dudukan
atau tempat meletakkan lampu. Pins juga akan sangat terbantu selama
pemasangan lampu karena alat ini akan melindungi tangan sehingga lebih aman
dan tidak tersengat listrik.
5. Stop Kontak
Stop kontak adalah sebuah alat pemutus ketika terjadi kontak antara arus
positif, arus negatif dan grounding pada instalasi listrik.
6. Kontak Sambung
Penyambungan atau pencabangan hantaran listrik pada instalasi dengan pipa
harus dilakukan dalam kotak sambung. Hal ini dimaksudkan untuk melindungi
sambungan atau percabangan hantaran dari gangguan yang membahayakan. Pada
umumnya bentuk sambungan yang digunakan pada kotak sambung ialah
sambungan ekor babi (pig tail), kemudian setiap sambungan ditutup dengan las
dop setelah diisolasi.

7. Sekring
Sekring (dari bahasa Belanda zekering) adalah suatu alat yang digunakan
sebagai pengaman dalam suatu rangkaian listrik apabila terjadi kelebihan muatan
listrik atau suatu hubungan arus pendek. Cara kerjanya apabila terjadi kelebihan
muatan listrik atau terjadi hubungan arus pendek, maka secara otomatis sekring
tersebut akan memutuskan aliran listrik dan tidak akan menyebabkan kerusakan
pada komponen yang lain.
8. MCB (Miniature Circuit Breaker)
MCB merupakan komponen kelistrikan yang bertugas untuk memutus aliran
listrik ketika terjadi arus berlebih ataupun konsleting. Pemutusan alur listrik
dilakukan secara otomatis dan ditujukan untuk memberi keamanan terhadap
pemakai listrik dirumah, kantor maupun tempat lainnya.
9. TOR (Thermal Overload Relay)
Thermal overload relay sendiri merupakan sebuah komponen pengaman pada
kontaktor utama atau pelindung ketika terjadi arus berlebih yang bisa
mengakibatkan kerusakan pada suatu rangkaian motor listrik. Jika suatu arus
mengalir dalam sebuah panel listrik sangat besar, maka TOR ini akan memberikan
sinyal berupa perubahan posisi kontak NC-NO yang kemudian akan diteruskan
pada rangkaian listrik untuk memutus arus pada beban motr listrik. Sistem kerja
dari overload relay ialah menggunakan bimetal, yakni dua buah metal atau logam
yang mempunyai koefesien muai yang sangat berbeda dan dipasangkan menjadi
satu. Jika terjadi panas, logam-logam tersebut akan mengalami lengkungan.
Sehingga pemuaian logam tersebut bisa dimanfaatkan untuk memutuskan sebuah
arus listrik yang dialirkan ke sebuah motor jika terlalu panas.
10. Motor Listrik
Motor listrik adalah alat untuk mengubah energi listrik menjadi energi
mekanik. Alat yang berfungsi sebaliknya, mengubah energi mekanik menjadi
energi listrik disebut generator atau dinamo. Motor listrik dapat ditemukan pada
peralatan rumah tangga seperti kipas angin, mesin cuci, pompa air dan penyedot
debu. Motor listrik yang umum digunakan di dunia industri adalah motor listrik
asinkron, dengan dua standar global yakni IEC dan NEMA. Motor asinkron IEC
berbasis metrik (milimeter), sedangkan motor listrik NEMA berbasis imperial
(inch), dalam aplikasi ada satuan daya dalam horsepower (hp) maupun kiloWatt
(kW).

11. Kontaktor (Contactor/Magnetic Contactor)


Kontaktor (Contactor/Magnetic Contactor) adalah alat elektrikal yang bekerja
dengan induksi elektromagnetik pada sebuah kumparan tembaga (coil) yang
dialirkan tenaga listrik sehingga menimbulkan medan magnet yang menyebabkan
kontak bantu NO (Normally Open) akan tertutup dan Kontak Bantu NC (Normally
Close) akan terbuka.
III. Dasar Teori
1. Pengasutan Motor Induksi Tiga Fasa Direct on Line (DOL)
Pengasutan secara langsung (DOL) adalah metode pemberian tegangan
langsung dari sumber tegangan ke motor listrik melalui perangkat saklar listrik
(magnetic contactor). Jala-jala dengan tegangan rendah 380 V melalui pemutus
rangkaian atau kontaktor Q1 langsung terhubung dengan motor induksi. Sekering
berfungsi sebagai pengaman hubung singkat. Jika terjadi beban lebih diamankan
oleh relay pengaman beban lebih (overload relay).
Saat pemutus rangkaian/kontaktor di ON kan motor induksi akan menarik arus
starting antara 5 sampai 6 kali arus nominal motor. Untuk motor induksi dengan
daya kecil 5 KW, hubungan langsung (DOL) bisa dipakai. Arus starting yang besar
akan menyebabkan drop tegangan disisi suply. Rangkaian jenis ini banyak dipakai
untuk motor-motor penggerak mekanik seperti mesin bubut, mesin bor, mesin
freis.
2. Pengasutan Bintang Segitiga pada Motor Listrik 3 Fasa
Rangkaian star delta ialah sirkuit yang paling sering dipakai buat
mengoperasikan motor tiga phase karena memiliki cukup besar daya. Untuk
menggerakkan motor tersebut memang diperlukan daya awal yg besar, serta
dengan jenis rangkaian ini dimana rangkaian star dipakai hingga semuanya
menjadi stabil akan rangkaiannya diubah menjadi delta.
Rangkaian Star Delta banyak komponen konektor dan timer. Timer tersebut
dipakai untuk mengatur waktu berubahnya rangkaian dari star menjadi rangkaian
delta, yaitu diantara lima hingga sepuluh detik. Kemudian ada yang namanya
Thermal Overload Relay atau disingkat TOR. Guna dari TOR adalah untuk
memotong rangkaian hingga motor menjadi berhenti jika terjadi kelebihan beban.
Rangkaian star delta juga memiliki fungsi lainnya yaitu mengurangi jumlah
arus start disaat motor untuk pertama kalinya dihidupkan. Karena fungsi inilah,
star delta paling banyak digunakan pada system starting di motor-motor listrik.
Pemakaian rangkaian ini akan mengurangi lonjakan arus-listrik pada saat motor di
starter.
Prinsip kerjanya adalah dengan membuat star awal menjadi tidak dikenakan
tegangan secara penuh, yaitu dengan cara dihubungkan dengan star. Kemudian
saat motor telah berputar serta arus menjadi menurun, fungsi timer pun berjalan
yang akan memindahkan dengan otomatis rangkaian menjadi delta. Dengan
berubahnya menjadi delta, maka arus yang melalui motor akan menjadi penuh.
Sambungan STAR disusun dengan menyambungkan terminal X, Y, Z (atau U2,
V2, W2) menjadi satu titik. Biasanya sambungan STAR jika motor akan diberikan
sumber tegangan yang lebih tinggi. Sedangkan untuk mendapat untuk
mendapatkan motor dengan suply tegangan yang lebih rendah menggunakan
sambungan DELTA (Δ), sambungan ini didapat dengan cara menyambungkan
terminal U1-W2, V1-U2, W1-V2.

Sebelum melakukan sambungan STAR atau DELTA, perhatikan terlebih dahulu


Name Plate motor tersebut. Misalnya jika suatu motor pada name plate tertulis
Δ/220V, artinya bahwa pada tegangan supley 220VAC, 3 phasa motor tersebut
harus disusun sambungan DELTA (Δ). Jika disusun dengan sambungan STAR (Y)
maka tegangan yang sesuai adalah 380V.

3. Pengendalian Motor Induksi 3 Fasa Double Speed Secara Manual


Pengendalian motor Double Speed atau Dua Kecepatan ini adalah salah satu
kerja motor induksi 3 phasa yang sering digunakan pada mesin mesin produksi
oleh banyak kalangan industri, baik industri kecil maupun industri besar. Secara
spesifik penggunaannya tidaklah terlalu penting, karena mesin mesin produksi
terus mengalami perkembangan dari segi pemanfaatan dan konstruksi mesinnya itu
sendiri. Namun secara prinsipnya adalah sama, yaitu mengatur putaran pelan dan
putaran cepat motor induksi dengan tombol tombol atau rangkaian interlock
tertentu.
IV. Alat dan Bahan Praktikum

NO Nama Alat Jumlah

1. Tang Kombinasi 1 buah

2. Tang Potong 1 buah

3. Tang Pengupas Kabel 1 buah

4. Tang Pembulat 1 buah

5. Obeng Plus 1 buah


6. Obeng Min 2 buah

7. Palu 1 buah

8. Pisau Cutter 1 buah

9. Penggaris Besi 1 buah

10. Tespen 1 buah

11. Multimeter 1 buah

Komponen Praktikum

NO Nama Alat Jumlah

Pipa dan Alat Bantu

1. Pipa PVC 5/8” secukupnya

2. Pipa Besi Union 5/8” secukupnya

3. EL Bovo Besi Union 5/8” secukupnya

4. Klem Kabel 10 mm secukupnya

5. Klem Pipa 17 mm secukupnya

Saklar dan Peralatannya

6. Saklar Seri 1 buah

7. Saklar Tunggal Jenis Tekan 4 buah

8. Saklar Tukar 2 buah

11. Saklar Impuls 1 buah

13. Lampu Indikator 1 buah

14. Lampu Pijar 3 buah

15. Lampu TL 3 buah


16 Kotak Hubung 4 buah

18 Roset Kayu 4 buah

19 Fitting Lampu 4 buah

20 Fitting Lampu Dinding 2 buah

21 Stop Kontak 2 buah

22 Stop Kontak 3 Phase 1 buah

23 Modul Pengasutan Star Delta 1 buah

24 Kontak Bantu NO 1 buah

25 Box Panel 2 buah

26 Panel

27 Sekering Diazed 10A 2 buah

28 Sekering Diazed 6A 1 buah

Relay Kontaktor 220V/10A 7 buah

29 Saklar Impuls 1 buah

30 Busbar Tembaga 3,5 x 15 mm 2 buah

31 Terminal Kabel 4 Pin 15 buah

32 Kabel NYM re 3,5 x 15 mm2 secukupnya

33 Kabel NYA 1,5 mm2 secukupnya

34 Kabel NYAF 1,5 mm2 secukupnya

35 Kabel NYA G secukupnya

36 Mur Baut M4 x 10 secukupnya

37 Steker 1 buah

38 MCB 3 Fasa 7 buah


39 MCB 1 Fasa 1 buah

40 Push Button NO 4 buah

41 Push Button NC 3 buah

42 Thermal Overload Relay 4 buah

43 Kontak Timer 1 buah

V. Langkah Kerja
A. Panel Utama
1. Gunakan pakaian pelindung sesuai dengan K3 kerja.
2. Lakukan pengecekan alat dan bahan yang akan digunakan.
3. Pastikan sumber tegangan dalam keadaan OFF.
4. Pahami gambar kerja rangkaian dengan jelas.
5. Mulai pengerjaan jobsheet dengan memasang komponen – komponen.
6. Rangkailah panel utama sesuai gambar diagram panel utama.
7. Setelah panel utama selesai,lakukan pengecekan dengan alat tester dengan
baik dan benar.
8. Hubungkan panel utama ke panel penerangan dan beban.

B. Panel Penerangan dan Instalasi Penerangan


1. Gunakan pakaian pelindung sesuai dengan K3 kerja.
2. Lakukan pengecekan alat dan bahan yang akan digunakan.
3. Pastikan sumber tegangan dalam keadaan OFF.
4. Pahami gambar kerja rangkaian dengan jelas.
5. Mulai pengerjaan jobsheet dengan memasang komponen – komponen.
6. Rangkaialah panel penerangan sesuai gambar diagram panel penerangan.
7. Rangkailah Instalasi Penerangan sesuai gambar Instalasi Penerangan.
8. Setelah panel penerangan dan Instalasi Penerangan selesai, lakukan
pengecekan dengan alat tester dengan baik dan benar.
9. Hubungkan panel penerangan ke panel utama.
C. Rangkaian Direct On – Line (IN dan OUT)
1. Gunakan pakaian pelindung sesuai dengan K3 kerja.
2. Lakukan pengecekan alat dan bahan yang akan digunakan.
3. Pastikan sumber tegangan dalam keadaan OFF.
4. Pahami gambar kerja rangkaian dengan jelas.
5. Mulai pengerjaan jobsheet dengan memasang komponen – komponen.
6. Merangkai Rangkaian Kontrol dan Daya Direct On-Line sesuai dengan
gambar rangkaian Direct On-Line.
7. Setelah panel penerangan dan Instalasi Penerangan selesai,lakukan
pengecekan dengan alat tester dengan baik dan benar.
8. Hubungkan Rangkaian Direct On-Line ke panel utama.
D. Rangkaian STAR – DELTA
1. Gunakan pakaian pelindung sesuai dengan K3 kerja.
2. Lakukan pengecekan alat dan bahan yang akan digunakan.
3. Pastikan sumber tegangan dalam keadaan OFF.
4. Pahami gambar kerja rangkaian dengan jelas.
5. Mulai pengerjaan jobsheet dengan memasang komponen – komponen.
6. Merangkain Rangkaian Kontrol dan Daya Star-Delta sesuai dengan
gambar rangkaian Star-Delta.
7. Setelah panel penerangan dan Instalasi Penerangan selesai, lakukan
pengecekan dengan alat tester dengan baik dan benar.
8. Hubungkan Rangkaian Star-Delta ke panel utama.

E. Rangkaian Double Speed


1. Gunakan pakaian pelindung sesuai dengan K3 kerja.
2. Lakukan pengecekan alat dan bahan yang akan digunakan.
3. Pastikan sumber tegangan dalam keadaan OFF.
4. Pahami gambar kerja rangkaian dengan jelas.
5. Mulai pengerjaan jobsheet dengan memasang komponen – komponen.
6. Merangkai Rangkaian Kontrol dan Daya Double Speed sesuai dengan
gambar rangkaian Double Speed.
7. Setelah panel penerangan dan Instalasi Penerangan selesai,lakukan
pengecekan dengan alat tester dengan baik dan benar.
8. Hubungkan Rangkaian Double Speed ke panel utama.

VI. Hasil Instalasi


a. Instalasi Penerangan

Kondisi

Saklar Saklar Saklar


Sumber Stop Lampu
Tukar Impuls Tunggal
PLN Kontak
LA1 LA2 LC1 LC2 (LB) A L1 L2 L3 L2C L3C

0 - - - - v - 0 0 0 0 0 0

1 v - v - - - 1 1 1 1 1 1

1 - v - v - - 1 1 1 1 1 1

1 v v - - v v 0 0 0 0 0 0

Keterangan :
0 : Mati 1 : Nyala v : Berfungsi - : Tidak Berfungsi

b. DOL In

No Posisi Keadaan Lampu S Tks


(volt)
Saklar 1 Saklar 2 X

1. - - OFF 380V

2. v - ON 380V

3. - v OFF 380V

c. DOL Out
No Posisi Keadaan Lampu S Tks
(X) (volt)
Saklar 1 Saklar 2

1. - - OFF 380V

2. v - ON 380V

3. - v OFF 380V

d. Double Speed

Push Button Keadaan S Tks


No
Hijau 1 Hijau 2 Merah Lampu (X) (volt)

1. - - - 0 380V

2. v - - 1 380V

6. - v - 1 380V

7. - - v 0 380V

e. Star Delta

Keadaan
No Modul Star Delta Timer
Lampu (X)

1. - - -

2. v - Redup

3. v v Terang

VII. Troubleshooting
a. Tujuan
1. Untuk melatih mahasiswa mengembangkan pemikiran analisis terhadap
suatu permasalahan yang mungkin terjadi pada rangkaian yang
berhubungan dengan instalasi listrik.
2. Untuk mengantisipasi atau sebagai bekal mahasiswa di lapangan apabila
menemui suatu permasalahan atau troubleshooting.
b. Peralatan yang dibutuhkan
1. Tespen
2. Multimeter
3. Obeng (+) dan obeng (-)
4. Tang potong dan tang pengupas
c. Troubleshooting
● Adapun langkah penyelesaian troubleshooting sebagai berikut :
1. Mengecek fungsi rangkaian per-grup untuk mengetahui letak
troubleshoot pada rangkaian.
2. Menggunakan multimeter untuk mengecek setiap sambungan pada
rangkaian untuk mengetahui posisi trouble.
3. Melakukan Perbaikan dari hasil analisa yang telah digunakan.
● Adapun troubleshooting yang terjadi adalah :
a. Kabel netral tidak terpasang dengan sempurna sehingga membuat
seluruh lampu pada instalasi penerangan tidak ada yang menyala,
b. Terdapat kesalahan rangkaian pada rangkaian dua kecepatan
mengakibatkan rangkaian tidak mengunci,
c. Kabel netral yang berasal dari sumber tidak tersambung setelah
dilakukan perapian panel utama.
● Cara mengatasi troubleshooting yang terjadi :
1. Memasang kabel netral sesuai gambar rangkaian.
2. Mengganti timer yang rusak dengan timer yang baru, dan segera
memasang kabel sesuai gambar rangkaian.
3. Menghubungkan kembali kabel dengan menggunakan terminal
sehingga arus akan mengalir sempurna serta lebih aman dari hubung
singkat.
4. Memasang pipa besi menggunakan bor listrik dan diberi klem agar lebih
kokoh.
● Pada saat dilakukan tes fungsi setelah troubleshooting :
1. Pastikan kabel netral telah terpasang dengan benar.
2. Pastikan timer bekerja dengan baik.
3. Pastikan hubungan antar kabel yang ada di terminal sudah terhubung
sempurna.
4. Pastikan pipa yang terpasang kokoh.
VIII. Kesimpulan dan Saran
Setelah melakukan praktikum kerja bengkel, ada beberapa hal yang dapat
disimpulkan :
a. Praktikum kerja bengkel pada semester 4 ini mempraktikkan instalasi
penerangan dan instalasi tenaga.
b. Instalasi penerangan memanfaatkan saklar tukar, saklar impuls, dan saklar
tunggal untuk menghidupkan/mematikan lampu dan juga stopkontak.
c. Instalasi tenaga memanfaatkan rangkaian DOL In, DOL Out, Reverse Foward,
dan Star Delta yang biasa digunakan untuk motor. Akan tetapi, pada
praktikum kerja bengkel kali ini menggunakan lampu yang sudah dipasang di
fitting agar mencegah adanya kerusakan atau kebakaran pada motor ketika
terjadi kesalahan dalam pemasangan wiring.

Saran :

a. Sebelum memasang alat-alat dan komponen, lakukan pengecekan terlebih


dahulu. Apakah alat dan komponen tersebut masih bisa digunakan atau tidak.
b. Pada saat merangkai rangkaian pastikan terpasang sesuai dengan gambar kerja
dengan benar. Hal itu sangatlah penting untuk menghindari adanya
gangguan-gangguan saat bekerja.
c. Bertanggung jawab terhadap material dan peralatan yang dipinjam.
Gambar 1. Rangkaian Instalasi Penerangan

Gambar 2. Rangkaian Dua Kecepatan


Gambar 3. Rangkaian DOL

Gambar 4. Instalasi Tenaga


Gambar 5. Dokumentasi Kegiatan

Gambar 6. Panel Instalasi Tenaga

Anda mungkin juga menyukai