Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM INSTALASI LISTRIK

Disusun oleh :

1. Nama : Fadly Bawaqih


2. NPM : 2220501062
3. Kelompok : 02
4. Kelas/ Rombel : 04

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS TIDAR

2023
JUDUL PRAKTIKUM

RANGKAIAN SATU SAKLAR TUNGGAL DAN MOTOR SATU


FASA

Praktikum ke :5

Tgl Praktikum : 21 September 2023


Dosen Pengampu : Ibrahim Nawawi, S.T., M.T.

Dikoreksi oleh :
Laporan diterima tanggal :
Laporan disetujui tanggal :
Nama Asisten Praktikum : Fahrul Andriansyah
Tanda Tangan :
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Instalasi tenaga listrik adalah langkah yang melibatkan pemasangan berbagai komponen
peralatan listrik untuk mengkonversi energi listrik menjadi tenaga mekanis dan kimia. Pada
hakikatnya, instalasi listrik yang efektif adalah yang menciptakan lingkungan yang aman bagi
manusia dan sejalan dengan lingkungan sekitarnya.
Dalam perencanaan instalasi listrik di bangunan, prinsip yang mendasari adalah mematuhi
pedoman dan regulasi yang berlaku, khususnya PUIL 2000 dan Undang-Undang
Ketenagalistrikan 2002. Bangunan bertingkat umumnya memerlukan konsumsi energi listrik
yang cukup tinggi. Oleh karena itu, distribusi energi listrik harus dipertimbangkan secara
seksama agar kebutuhan energi terpenuhi dengan baik dan sesuai aturan.
Penggunaan berlebihan energi listrik bisa menimbulkan sejumlah masalah, seperti risiko
kerusakan pada kabel, terutama pada lapisan pelindung PVC yang melindungi inti kabel.
Kebanyakan masalah ini disebabkan oleh pelapukan bahan pelindung kabel yang membuatnya
lebih rentan terhadap kegagalan.
Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan suatu perangkat yang berfungsi sebagai pengaman
dan monitor energi listrik. Perangkat ini akan membantu mengukur konsumsi energi secara
akurat dan, jika terjadi beban berlebih, akan mengawasi suhu pada kabel untuk menghindari
overheat akibat penurunan ketahanan PVC kabel yang melewati batas aman. Tujuannya adalah
untuk menjaga suhu kabel tetap stabil agar tidak terjadi overheating yang dapat mengancam
keselamatan instalasi listrik. Selain itu, perangkat ini juga memungkinkan pemantauan konsumsi
energi untuk setiap peralatan elektronik yang terhubung. Ini bertujuan untuk memantau
pemakaian listrik masing-masing peralatan dan bertindak sebagai langkah pengamanan
tambahan untuk mencegah kegagalan instalasi listrik secara keseluruhan.
Dengan demikian, perangkat tersebut bertindak sebagai solusi yang menyeluruh untuk
memonitor, melindungi, dan menjaga kualitas instalasi listrik saat menghadapi konsumsi energi
yang berlebihan.

1.2. Tujuan
1. Mahasiswa dapat mempraktikan penginstalan rangkaian saklar tunggal dan motor satu fasa.
2. Mahasiswa mampu memahami motor satu fasa.
3. Mahasiswa mampu memahami cara kerja motor satu fasa.
4. Mahasiswa mampu memahami putaran Clockwise dan AntiClockwise pada praktikum
motor satu fasa.
1.3. Tinjauan Pustaka
Proses instalasi listrik adalah langkah penting dalam memasang sistem listrik yang aman dan
efisien di rumah, bangunan komersial, atau tempat lainnya. Ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam proses instalasi listrik untuk memastikan keselamatan dan kinerja yang baik.
Berikut adalah beberapa hal yang harus Anda perhatikan:
1. Perencanaan yang Baik
Sebelum memulai instalasi listrik, Anda harus merencanakan dengan baik. Tentukan
kebutuhan listrik Anda, seperti jumlah soket listrik, lampu, dan peralatan elektronik yang akan
dihubungkan. Pertimbangkan juga lokasi switch (saklar) dan perangkat perlindungan seperti
sakelar pemutus sirkuit (MCB) dan perangkat pengaman lainnya.
2. Kepatuhan Kode dan Standar
Pastikan bahwa instalasi listrik Anda mematuhi semua peraturan, kode, dan standar
keselamatan listrik yang berlaku di wilayah Anda. Ini termasuk penggunaan kabel yang tepat,
pemutus sirkuit yang sesuai, dan jarak aman antara kabel listrik dan bahan-bahan yang mudah
terbakar.
3. Komponen Berkualitas
Gunakan komponen listrik yang berkualitas dan memiliki sertifikasi keselamatan. Ini
termasuk kabel listrik, sakelar, stopkontak, pemutus sirkuit, dan perlengkapan listrik lainnya.
Hindari penggunaan komponen murahan atau ilegal yang tidak memiliki sertifikasi keselamatan.
4. Grounding yang Benar
Pastikan sistem listrik Anda memiliki sistem grounding yang benar. Grounding adalah
metode untuk mengalirkan aliran listrik yang berlebihan ke tanah untuk mencegah bahaya
kejutan listrik dan kebakaran.
5. Pemutus Sirkuit (Circuit Breakers)
Instalasi pemutus sirkuit yang sesuai dengan kapasitas beban adalah penting. Pemutus
sirkuit akan memutus aliran listrik jika terjadi kelebihan arus atau gangguan lainnya, yang dapat
mencegah bahaya listrik.
6. Isolasi yang Tepat
Pastikan kabel-kabel listrik dan komponen lainnya terisolasi dengan baik. Ini melibatkan
penggunaan isolasi yang sesuai untuk mencegah kontak langsung dengan kabel atau komponen
listrik yang berpotensi berbahaya.
7. Pemeriksaan Reguler
Setelah instalasi selesai, lakukan pemeriksaan rutin secara berkala untuk memastikan
bahwa semua komponen masih berfungsi dengan baik dan tidak ada masalah yang muncul
seiring waktu.
8. Pemeliharaan
Lakukan pemeliharaan rutin terhadap sistem listrik Anda, seperti membersihkan
stopkontak dan sakelar, memeriksa kabel-kabel yang aus, dan memastikan semua koneksi tetap
kuat dan aman.
9. Tanda Peringatan dan Label
Pasang tanda peringatan yang sesuai, seperti peringatan bahaya listrik atau petunjuk
penggunaan, di tempat yang mudah terlihat dan dimengerti.
10. Penggunaan Ahli
Jika Anda tidak yakin tentang proses instalasi listrik, sebaiknya gunakan jasa seorang
profesional listrik berlisensi.
Ingatlah bahwa kesalahan dalam instalasi listrik dapat mengakibatkan bahaya listrik,
kebakaran, atau kerusakan peralatan. Oleh karena itu, penting untuk memperhatikan semua
aspek keselamatan dan kualitas saat melakukan instalasi listrik.
Dalam praktikum instalasi sederhana yang dilaksanakan, berikut adalah keterangan
beberapa komponen inti yang digunakan dalam pelaksanaanya:
a. Voltmeter
Voltmeter adalah alat pengukur yang digunakan untuk mengukur tegangan listrik dalam
suatu sirkuit atau perangkat elektronik. Ini biasanya digunakan untuk mengukur perbedaan
potensial atau tegangan antara dua titik dalam sirkuit dan diukur dalam satuan volt (V).
Voltmeter dapat digunakan untuk memantau atau mengukur tegangan dalam berbagai aplikasi,
seperti dalam instalasi listrik, elektronika, dan pengujian perangkat listrik.
b. Amperemeter
Amperemeter adalah alat pengukur yang digunakan untuk mengukur arus listrik yang
mengalir dalam suatu sirkuit atau penghantar listrik. Alat ini digunakan untuk mengukur besaran
arus listrik dalam satuan ampere (A). Amperemeter biasanya dihubungkan secara seri dalam
sirkuit yang akan diukur, sehingga arus listrik yang mengalir melalui sirkuit juga mengalir
melalui amperemeter. Amperemeter sangat penting dalam pengukuran arus listrik karena
membantu dalam memantau dan mengendalikan arus dalam berbagai aplikasi, seperti instalasi
listrik, industri, dan laboratorium. Dengan menggunakan amperemeter, kita dapat menentukan
sejauh mana arus listrik yang mengalir dalam suatu sirkuit atau perangkat listrik, yang sangat
penting untuk menjaga keamanan dan kinerja peralatan listrik.
c. MCB
MCB adalah singkatan dari "Miniature Circuit Breaker." Ini adalah perangkat perlindungan
listrik yang digunakan dalam instalasi listrik untuk melindungi sirkuit dari kelebihan arus atau
gangguan arus pendek. MCB bekerja dengan cara membuka sirkuit saat arus listrik melebihi
batas yang telah ditetapkan, sehingga mencegah terjadinya kerusakan pada peralatan listrik atau
bahkan kebakaran. MCB biasanya dipasang dalam panel listrik dan memiliki beberapa
keunggulan, seperti ukurannya yang kecil, kemampuan untuk dengan cepat memutuskan aliran
listrik saat terjadi gangguan, dan kemudahan untuk di-reset setelah terjadi pemutusan sirkuit.
MCB tersedia dalam berbagai jenis dan kapasitas arus yang berbeda sesuai dengan kebutuhan
instalasi listrik. Mereka adalah komponen penting dalam sistem proteksi listrik dan membantu
menjaga keamanan dan keandalan instalasi listrik.
d. Saklar tunggal
Saklar tunggal adalah salah satu jenis saklar atau switch yang paling umum digunakan
dalam instalasi listrik rumah atau bangunan komersial. Saklar tunggal digunakan untuk
mengontrol lampu atau perangkat listrik tunggal dari satu lokasi. Ini adalah saklar sederhana
yang memiliki dua posisi: ON dan OFF. Saat saklar dalam posisi ON, listrik mengalir ke
perangkat yang terhubung, seperti lampu, sehingga menyala. Saat saklar dalam posisi OFF,
aliran listrik terputus, sehingga perangkat mati. Saklar tunggal adalah salah satu komponen dasar
dalam instalasi listrik, dan pemahaman tentang cara mengoperasikannya dan menggantinya
adalah penting dalam perawatan dan pemeliharaan listrik rumah atau bangunan.
e. Kabel
Kabel yang umum dipakai pada instalasi listrik biasanya menggunakan kabel dengan jenis
NYM dan NYA dengan ukuran yang disesuaikan dengan keadaan beban yang terpasang.
Biasanya untuk instalasi penerangan digunakan kabel dengan ukuran 1,5 mm, untuk instalasi
stop kontak digunakan kabel dengan ukuran 2,5 mm dan untuk pemasangan dari KWH menuju
MCB digunakan kabel dengan ukuran 4 mm.
f. Motor listrik satu fasa
Motor listrik satu fasa adalah sebuah jenis motor listrik yang digunakan untuk mengubah
energi listrik menjadi energi mekanik. Motor ini disebut "satu fasa" karena hanya memerlukan
satu sumber tegangan listrik untuk beroperasi. Ini berbeda dari motor listrik tiga fasa yang
memerlukan tiga sumber tegangan listrik untuk beroperasi. Motor listrik satu fasa sering
digunakan dalam aplikasi rumahan dan industri ringan. Mereka dapat digunakan dalam berbagai
peralatan seperti kipas angin, mesin cuci, kompresor udara kecil, pompa air, dan banyak
peralatan lainnya. Motor listrik satu fasa sangat berguna untuk aplikasi-aplikasi yang
membutuhkan daya yang lebih kecil dan tidak memerlukan kecepatan konstan. Meskipun
demikian, motor ini memiliki beberapa keterbatasan dalam hal efisiensi dan daya tahan
dibandingkan dengan motor tiga fasa, sehingga pemilihan jenis motor harus disesuaikan dengan
kebutuhan spesifik aplikasi.
BAB II
ALAT DAN BAHAN

2.1 Alat
Tabel 2.1. Alat praktikum
No Nama Spesifikasi/Merk Jumlah
1. Ampere Meter Digital 1 Unit
2. Trainer Portable 1 Unit
3. Frequency Meter Digital 1 Unit
4. Volt Meter Digital 1 Unit
5. Multimeter Digital 1 Unit
6. Testpen Analog 1 Unit

2.2 Bahan
Tabel 2.2. Bahan praktikum
No Nama Spesifikasi/Merk Jumlah
1. Saklar tunggal 10A, 250V 1 Unit
2. Jumper Merah,Hitam,dan Biru 18 Unit
4. Motor 1 Fasa 1,5 kW,220V, 150 Rpm 1 Unit
5. MCB 6A 1 Unit
BAB III
PROSEDUR KERJA

1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk proses instalasi pada Trainer.
2. Pahami skema rangkaian yang diberikan.

motor

Gambar 3.1 Skema rangkaian satu saklar tunggal dan motor satu fasa
3. Susun alat pada trainer dengan urutan mengikuti gambar skema
4. Siapkan kabel jumper 2 warna (merah dan biru) untuk membedakan antara Fasa dan
Netral pada proses penghubungan setiap komponen ke sumber listrik.
5. Hubungkan sumber daya sesuai keterangan yang terdapat pada skema rangkaian.
6. Hubungkan setiap terminal fasa dan netral yang dibutuhkan dari komponen lainnya.
7. Jika semua jalur sudah terhubung, maka hubungkan MCB ke sumber daya dari PLN
8. Pindahkan saklar MCB pada posisi ON.
9. Rangkaian satu saklar tunggal dan motor satu fasa sudah siap.
10. Uji dan analisis cara kerja clockwise dan anticlockwise pada motor.

U1 W1

V1
U2
W2
V2

Gambar 3.2 Wiring Diagram wiring Satu Saklar Tunggal Dan Motor Satu Fasa
Anticlockwise
BAB IV

HASIL & PEMBAHASAN

Gambar 4.1 Rangkaian percobaan

4.1. Prinsip kerja rangkaian

Pada praktikum kali ini digunakan alat yang diujikan yaitu motor satu fasa. Listrik masuk
lewat MCB yang diteruskan ke frekuensimeter. Sumber voltmeter pada rangkaian diambil dari
terusan frekuensimeter. Lalu amperemeter mendapat sumber fasa saja yang fasa outputnya
diterusakan ke saklar. Output saklar kemudian diteruskan ke motor, dimana pada rangkaian
motor Anticlock outputan dari saklar di sambungkan ke V1 lalu di sambung ke U2 dan V2,
untuk netral dipasang pada U1 dan W2. Sedangkan pada rangkaian clockwise outputan dari
saklar di sambungkan ke U1,V1 dan V2, sedangkan netral di sambungkan ke W2 dan U2. Disaat
MCB dihidupkan atau pada posisi ON, nilai voltase dan frekuensi akan muncul. Lalu ketika
saklar dihidupkan maka nilai arus pada amperemeter akan muncul dan motor akan berputar.

4.2. Analisis rangkaian

Terdapat dua jenis rangkaian pada motor satu fasa ini, yaitu clockwise dan anticlockwise.
Dimana clockwise (putaran searah jarum jam) didapatkan dari menghubungkan sumber fasa ke
U1,V1 dan V2 dan netral disambungkan W2 dan U2. Namun dengan membuat rangkaian
clockwise hasil yang didapatkan pada motor merupakan kebalikannya yaitu anticlockwise,
begitupun sebaliknya jika membuat rangkaian anticlockwise (putaran berlawanan jarum jam)
dengan menghubungkan fasa ke V1, U2 dan V2 dan netral disambungkan ke U1 dan W2 maka
didapatkan putaran clockwise. Hal ini bisa terjadi karena kesalahan dari rangkaian motor ini
sendiri. Pada motor sendiri terdapat pin CA dan CB dimana CA adalah singkatan dari common
dan merupakan titik pusat atau terminal umum dari motor satu fasa, sedangkan CB adalah
singkatan dari starting winding yang digunakan selama proses pembangkitan daya ini digunakan
selama proses putaran awal pada motor satu fasa yang pada saat prosesnya pin CB dan CA
dihubungkan untuk menciptakan medan magnet yang dibutuhkan untuk memulai pergerakan
rotor.

Gambar 4.2 rangkaian clockwise Gambar 4.3 tegangan dan arus clockwise

Gambar 4.4 rangkaian anticlockwise Gambar 4.5 tegangan dan arus anticlockwise

Gambar 4.6 pengukuran CA Gambar 4.7 pengukuran CB

Tabel 4.1 Hasil Pengukuran Tegangan, Arus, dan Frekuensi


Teganga Arus Frekuensi
NO Motor 1 Fasa n (Ampere) (Hz)
(volt)
1 Clockwise 232,1 V 3,945 A 50 HZ

2 AntiClockwise 232,3 V 3,986 A 50 Hz

Tabel 4.2 Hasil Pengukuran nilai tahanan pada CA dan CB


NO Kondisi motor 1 fase Hambatan (ohm)
1 CA 197,6 k Ω
2 CB 33,5 k Ω

4.3 Prinsip kerja motor kapasitor


Motor satu fasa sering menggunakan motor kapasitor untuk memulai dan mengoprasikan
rotornya. Bisa dilihat pada gambar sebelumnya nilai pengukuran tahanan pada CA lebih besar
karena digunakan untuk kapasitor running, sedangkan nilai pengukuran tahanan CB lebih kecil
karena digunakan untuk kapasitor starting. Artinya saat memulai pergerakan rotor maka
kapasitor yang digunakan adalah kapasitor CB karena tahanan yang kecil membuat arus yang
masuk ke motor besar dan cukup untuk menggerakan rotor. Setelah pada kecepatan ±70% saklar
sentrifugal akan otomatis memutus arus dan memindahkan arus dari kumparan bantu ke
kumparan utama menggunakan kapasitor satunya yang memiliki nilai tahanan tinggi untuk
menstabilkan gerakan rotor pada kecepatan tertentu.

4.4 Kumparan utama dan Kumparan bantu


Pada motor 1 fasa terdapat kumparan bantu ( W1 dan W2) dan kumparan utama (U1 dan
U2) yang memiliki fungsi yang berbeda. Kumparan bantu adalah kumparan tambahan yang
memiliki jumlah lilitan lebih sedikit dibandingkan kumparan utama. Jika kumparan memiliki
jumlah lilitan lebih akibatnya torsi motor lebih rendah karena inersia yang tinggi. Fungsi utama
kumparan bantu untuk memberikan awal putaran pada rotor motor saat motor pertama kali
dihidupkan. Kumparan bantu menciptakan medan magnet tambahan yang membantu rotor
bergerak dari posisi diam.
BAB V

KESIMPULAN

Dalam praktikum ini, kita akan memahami 2 arah rangkaian dan arah perputaran pada
motor satu fasa, yaitu clockwise yang searah jarum jam dan anticlockwise berlawanan arah
jarum jam. Ketika MCB pada posisi ON dan saklar dihidupkan motor akan berputar kemudian
nilai arus akan muncul. Namun dari percobaan yang telah dilakukan rangkaian clockwise dan
anticlockwise menghasilkan perputaran yang berlawanan. Hal itu karena terjadinya eror internal
yang disebabkan oleh motor.

Nilai pengukuran tahanan pada CA lebih besar karena digunakan untuk kapasitor
running, yang artinya ketika motor telah mencapai kecepatan tertentu maka tahanan itu akan
membuat kecepatan motor tidak berubah dengan kecepatan maksimal yang di izinkan.
sedangkan nilai pengukuran tahanan CB lebih kecil karena digunakan untuk kapasitor starting
karena daya yang masuk pada awal akan lebih besar yang menyebabkan motor dapat berputar.
DAFTAR PUSTAKA

T. D. Cahyono and R. K. Pramuyanti. (2020). "Pelatihan Perancangan Instalasi Listrik Bangunan


Sederhana, " SENDIU

Nadia Mahdini , Fino Wahyudi Abdul . (2019). Alat Pelindung Diri Pada Pekerjaan yang

Bertegangan Listrik di PT. PLN Area Bekasi. JURNAL MAHASISWA BINA


INSANI, Vol.3, No.2, Februari 2019, 133 ± 142

Badan Standardisasi Nasional, Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2011 (PUIL 2011):
Amandeme
.

Anda mungkin juga menyukai