Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH INSTALASI LISTRIK

Penyusun
Agung Rudiyanto
(221013008)

PRODI TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS REKAYASA SISTEM

UNIVERSITAS TEKNOLOGI SUMBAWA


Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan
kesempatan pada saya untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-
Nya lah saya dapat menyelesaikan makalah berjudul “Instalasi Listrik” tepat
waktu.
Makalah “Instalasi Listrik” disusun guna memenuhi tugas dosen pada program
studi Teknik Elektro di Universitas Teknologi Sumbawa. Selain itu, saya juga
berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang
“Instalasi Listrik”.
saya mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak selaku dosen mata
kuliah “”. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan
wawasan terkait bidang yang saya tekuni. saya juga mengucapkan terima kasih
pada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini.
saya menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun akan kami terima demi kesempurnaan makalah ini.
BAB I
PENDAHULUAN
Latar belakang
Peraturan instalasi listrik yang pertama kali digunakan sebagai pedoman
beberapa instansi yang berkaitan dengan instalasi listrik adalah AVE (Algemene
Voorschriften voor Electrische Sterkstroom Instalaties) yang diterbitkan sebagai
Norma N 2004 oleh Dewan Normalisasi Pemerintah Hindia Belanda. Kemudian
AVE N 2004 ini diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dan diterbitkan pada
tahun 1964 sebagai Norma Indonesia NI6 yang kemudian dikenal sebagai
Peraturan Umum Instalasi Listrik disingkat PUIL 1964, yang merupakan penerbitan
pertama dan PUIL 1977 dan 1987 adalah penerbitan PUIL yang kedua dan ketiga
yang merupakan hasil penyempurnaan atau revisi dari PUIL sebelumnya, maka
PUIL 2000 ini merupakan terbitan ke 4. Jika dalam penerbitan PUIL 1964, 1977
dan 1987 nama buku ini adalah Peraturan Umum Instalasi Listrik, maka pada
penerbitan sekarang tahun 2000, namanya menjadi Persyaratan Umum Instalasi
Listrik dengan tetap mempertahankan singkatannya yang sama yaitu PUIL.
Penggantian dari kata “Peraturan” menjadi “Persyaratan” dianggap lebih
tepat karena pada perkataan “peraturan” terkait pengertian adanya kewajiban
untuk mematuhi ketentuannya dan sangsinya. Sebagaimana diketahui sejak AVE
sampai dengan PUIL 1987 pengertian kewajiban mematuhi ketentuan dan
sangsinya tidak diberlakukan sebab isinya selain mengandung hal-hal yang dapat
dijadikan peraturan juga mengandung rekomendasi ataupun ketentuan atau
persyaratan teknis yang dapat dijadikan pedoman dalam pelaksanaan pekerjaan
instalasi listrik.
Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan instalasi listrik
2. Apa saja yang menjadi persyaratan instalasi dan penjelasan tentang
persyaratan tersebut?
3. Apa yang dimaksud dengan K3 dalam dunia kerja
4. Apa saja yang menjadi komponen – komponen instalasi listrik?
5. Apa saja jenis – jenis kabel?
6. Apa saja macam – macam dari MCB
BAB II
PEMBAHASAN

1. Definisi Instalasi Listrik


Instalasi listrik adalah sebuah sistem yang digunakan untuk
menyalurkandaya listrik untuk memenuhi kebutuhan manusia dalam
kehidupannya. Dalam perancangan sistem instalasi listrik sebuah gedung, instalasi
listrik dibagimenjadi 2 yaitu:
1. Instalasi pencahayaan buatan
2. Instalasi daya listrik
Instalasi pencahayaan buatan adalah upaya untuk memberikan daya listrik
pada lampu sehingga dapat dijadikan sumber cahaya ketika pencahayaanalami
terkendala waktu dan lingkungan. Pencahayaan buatan ini meliputilampu, armatur
lampu, kabel/penghantar dan sakelar. Instalasi pencahayaan buatan ini bertujuan
untuk memberikan kenyamanan pada penghuni sebuahgedung dalam menjalankan
aktivitas keseharian.
Instalasi daya listrik merupakan instalasi untuk menjalankan mesin-
mesinlistrik yang ada dalam gedung untuk memeberikan supply daya listrik
padaseluruh peralatan yang membutuhkan daya listrik dalam sebuah gedung.
Sebuah rancangan instalasi listrik harus memenuhi standar dan undang-undang
yang berlaku di Indonesia.
Instalasi listrik adalah sambungan atau hubungan suatu peralatan listrik
terhadap peralatan listrik lainnya secara listrik yang harus memenuhi standar yang
sudah ditentukan oleh PUIL tahun 2000 [6].
2. Persyaratan Instalasi dan Penjelesannya

Dalam menginstalasi listrik wajib memenuhi tiga persyaratan yang


diberikan oleh pemerintah. Berikut adalah persyaratan dalam instalasi listrik:

1. Syarat Ekonomis

Pemasangan perangkat listrik pada hunian harus memenuhi syarat


ekonomis, artinya instalasi listrik dibuat sederhana sehingga biaya
pemasangan dan pemeliharaan yang dikeluarkan tidak terlalu besar

2. Syarat Keamanan

Instalasi listrik yang dilakukan jangan sampai membahayakan


keselamatan penghuni rumah, perangkat listrik, bangunan, dan benda-benda
lain yang mungkin terkena bahaya listrik. Pada syarat keamanan, terdapat dua
macam yang harus Anda pahami:

(a) Syarat Keamanan Perencanaan Kerja

Perangkat listrik yang Anda pasang harus dibuat seaman mungkin


sehingga tidak menimbulkan kecelakaan sekecil apapun. Tidak menyebabkan
kematian pada manusia. Selain itu juga wajib menggunakan alat-alat yang
sesuai peraturan dan terjamin kelayakannya. Tidak menimbulkan kerusakan
pada benda-benda di sekitarnya jika terjadi gangguan seperti tegangan tinggi,
arus pendek, beban lebih, dan lain sebagainya. Oleh sebab itu, sikring dan
pemutus daya listrik harus terpasang di rangkaian instalasi listrik.

(b) Syarat Keamanan Kelangsungan Kerja

Maksud dari syarat ini adalah pengaliran arus listrik pada konsumen
wajib terpenuhi dan terjamin dengan baik. Apabila terjadi gangguan pada
perangkat listrik, instalasi listrik yang terpasang harus dapat memutus aliran
listrik yang konslet. Kemudian, perangkat yang mengalami gangguan juga
wajib segera diperbaiki sesuai keandalan beban

3. Syarat Keandalan

Perangkat listrik yang terpasang wajib berfungsi baik dan optimal,


sehingga tidak mendatangkan bahaya dan mencelakai pengguna listrik.
3. Kesehatan dan Keselamatan Kerja

K3 Listrik atau Keselamatan dan Kesehatan Kerja Listrik adalah mekanisme


dan aturan kelistrikan dalam kebijakan K3 perusahaan. Alasan dibalik
diberlakukannya Keselamatan dan Kesehatan Kerja Listrik ini tidak lepas dari
perkembangan zaman dengan luasnya jangkauan dan besarnya daya pembangkit
listrik yang melampaui kesiapan masyarakat yang pengetahuannya masih terbatas
mengenai seluk beluk kelistrikan. Ditambah tak jarang kini kita menemukan
bahwa setiap perusahaan memiliki banyak peralatan listrik dan mesin yang
berpotensi besar menyebabkan terjadinya kebakaran.

Sehingga jika pengadaan pemberlakukan Keselamatan dan Kesehatan Kerja


Listrik ini tiadakan akan membahayakan para pekerja dan menimbulkan banyak
kerugian yang dialami perusahaan atau bahkan masyarakat umum.

Tujuan Implementasi K3 Listrik

Untuk lebih jelasnya tujuan diimplementasikannya Keselamatan dan


Kesehatan Kerja Listrik bisa dirangkum menjadi 4 hal, yakni:

a. Melindungi Keselamatan dan Kesehatan tenaga kerja atau orang lain yang
berada di dalam lingkungan tempat kerja dari potensi bahaya listrik yang
timbul.

b. Membangun lingkungan kerja kondusif tanpa bahaya listrik yang mengintai


setiap orang di lingkungan kerja tersebut

c. Menciptakan instalasi listrik yang aman, dan handal serta memberikan


keselamatan bangunan beserta isinya

d. Mendorong produktivitas tenaga kerja dengan menciptakan tempat kerja


yang sehat dan selamat
4. Komponen – Komponen Instalasi Listrik

5. Komponen instalasi listrik


merupakan perlengkapan yang
paling pokok dalam
6. suatu rangkaian instalasi
listrik. Dalam pemasangan
instalasi listrik banyak
macamnya,
7. untuk memudahkan bagi
siswa / instalatir komponen
tersebut dikelompokan
8. :
9.
10.  Bahan Penghantar
11.
12.  Kotak Kontak
13.
14.  Fiting
15.
16.  Saklar
17.
18.  Pengaman
19.
20.  Peralatan Pelindung
21.
22. Komponen instalasi listrik
yang akan dipasang pada
instalasi listrik , harus
23. memenuhi persyaratan
sebagai berikut
24. :
25.
26. a. Keandalan, menjamin
kelangsungan kerja instalasi
listrik pada kondisi normal.
27.
28. b. Keamanan, komponen
instalasi yang dipasang dapat
menjamin keamanan system
29. instalasi listrik.
30. c. Kontinuitas, komponren
dapat bekerja secara terus
menerus pada kondisi n
31. Komponen instalasi listrik
merupakan perlengkapan yang
paling pokok dalam
32. suatu rangkaian instalasi
listrik. Dalam pemasangan
instalasi listrik banyak
macamnya,
33. untuk memudahkan bagi
siswa / instalatir komponen
tersebut dikelompokan
34. :
35.
36.  Bahan Penghantar
37.
38.  Kotak Kontak
39.
40.  Fiting
41.
42.  Saklar
43.
44.  Pengaman
45.
46.  Peralatan Pelindung
47.
48. Komponen instalasi listrik
yang akan dipasang pada
instalasi listrik , harus
49. memenuhi persyaratan
sebagai berikut
50. :
51.
52. a. Keandalan, menjamin
kelangsungan kerja instalasi
listrik pada kondisi normal.
53.
54. b. Keamanan, komponen
instalasi yang dipasang dapat
menjamin keamanan system
55. instalasi listrik.
56. c. Kontinuitas, komponren
dapat bekerja secara terus
menerus pada kondisi n
57. Komponen instalasi listrik
merupakan perlengkapan yang
paling pokok dalam
58. suatu rangkaian instalasi
listrik. Dalam pemasangan
instalasi listrik banyak
macamnya,
59. untuk memudahkan bagi
siswa / instalatir komponen
tersebut dikelompokan
60. :
61.
62.  Bahan Penghantar
63.
64.  Kotak Kontak
65.
66.  Fiting
67.
68.  Saklar
69.
70.  Pengaman
71.
72.  Peralatan Pelindung
73.
74. Komponen instalasi listrik
yang akan dipasang pada
instalasi listrik , harus
75. memenuhi persyaratan
sebagai berikut
76. :
77.
78. a. Keandalan, menjamin
kelangsungan kerja instalasi
listrik pada kondisi normal.
79.
80. b. Keamanan, komponen
instalasi yang dipasang dapat
menjamin keamanan system
81. instalasi listrik.
82. c. Kontinuitas, komponren
dapat bekerja secara terus
menerus pada kondisi n
83. Komponen instalasi listrik
merupakan perlengkapan yang
paling pokok dalam
84. suatu rangkaian instalasi
listrik. Dalam pemasangan
instalasi listrik banyak
macamnya,
85. untuk memudahkan bagi
siswa / instalatir komponen
tersebut dikelompokan
86. :
87.
88.  Bahan Penghantar
89.
90.  Kotak Kontak
91.
92.  Fiting
93.
94.  Saklar
95.
96.  Pengaman
97.
98.  Peralatan Pelindung
99.
100. Komponen instalasi
listrik yang akan dipasang
pada instalasi listrik , harus
101. memenuhi persyaratan
sebagai berikut
102. :
103.
104. a. Keandalan, menjamin
kelangsungan kerja instalasi
listrik pada kondisi normal.
105.
106. b. Keamanan, komponen
instalasi yang dipasang dapat
menjamin keamanan system
107. instalasi listrik.
108. c. Kontinuitas,
komponren dapat bekerja secara
terus menerus pada kondisi n
Komponen instalasi listrik merupakan perlengkapan yang paling
pokok dalam suatu rangkaian instalasi listrik. Dalam pemasangan
instalasi listrik banyak macamnya, untuk memudahkan instalatir
komponen tersebut dikelompokan :
a. Bahan Penghantar
b. Kotak Kontak
c. Fiting
d. Saklar
e. Pengaman
f. Peralatan Pelindung
Komponen instalasi listrik yang akan dipasang pada
instalasi listrik. harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Keandalan, menjamin kelangsungan kerja instalasi listrik pada
kondisi normal.
b. Keamanan, komponen instalasi yang dipasang dapat menjamin
keamanan system instalasi listrik.
c. Kontinuitas, komponren dapat bekerja secara terus menerus pada
kondisi normal.
5. Jenis – Jenis Kabel

Setiap jenis kabel biasanya dilengkapi dengan informasi mengenai bahan


dasar pembuatannya, yang mencakup ukuran kabel, tegangan nominal, kode bahan,
dan jumlah wire dalam kabel. Informasi ini berguna agar Anda bisa menggunakan
jenis kabel yang sesuai dengan kebutuhan. Berikut ini beberapa jenis kabel listrik
beserta fungsinya.

1. Kabel NYM

Jenis kabel ini sering digunakan di rumah dan gedung, dengan inti kabel yang
terdiri dari satu sampai empat inti dan dilengkapi dengan lapisan isolasi PVC.
Keberadaan bahan isolasi membuat kabel bisa digunakan di daerah kering ataupun
basah, dan memiliki tingkat keamanan yang cukup baik.

2. Kabel NYY

Jenis kabel ini memiliki inti tembaga berisolasi PVC. Kabel jenis NYY dibuat
untuk instalasi tetap yang ditanam di dalam tanah, atau kondisi di lingkungan
terbuka dengan tambahan perlindungan seperti duct, pipa PVC, atau pipa besi.
Yang perlu Anda ketahui, bahan isolator pada kabel ini memiliki konstruksi yang
lebih kuat sehingga harganya lebih mahal. Selain itu, bahan isolator pada kabel
jenis NYY biasanya dilengkapi dengan anti gigitan tikus.

3. Kabel NYA

Kabel jenis NYA adalah kabel dengan inti yang terbuat dari bahan tembaga tunggal
dan dilapisi bahan isolator PVC satu lapis. Kabel jenis ini biasanya digunakan
untuk instalasi di perumahan dan instalasi kabel udara. Jika Anda ingin
menggunakan kabel NYA, sebaiknya dilengkapi dengan pelindung seperti pipa
PVC.

4. Kabel NYAF

Jenis kabel ini memiliki inti tembaga berserabut, dengan inti tunggal berisolasi
bahan isolator PVC satu lapis. Ini adalah kabel yang memiliki sifat fleksibilitas
yang tinggi karena inti tembaganya berbentuk serabut. Kabel jenis ini cocok untuk
instalasi pada panel listrik yang membutuhkan banyak lekukan. Namun, kabel
NYAF sebaiknya tidak digunakan di lingkungan terbuka yang bersifat basah
maupun kering karena mudah terkelupas.

5. Kabel NYYHY

Jenis kabel ini memiliki satu atau lebih inti tembaga berserabut dan memiliki
selubung luar berupa bahan isolator dari PVC. Ini adalah jenis kabel yang sering
digunakan di dalam rumah karena fleksibel sehingga mudah untuk dipasang.
Membeli rumah saat pameran properti memang menggoda karena ada promo
yang ditawarkan. Namun, hindari terburu-buru membeli dan simak dulu
panduannya melalui video ini.

6. Kabel NYMHY

Jenis kabel ini memiliki lebih dari satu inti tembaga berserabut dengan bahan
isolasi terluar berupa PVC. Kabel ini juga sering dipakai untuk instalasi listrik
skala rumah tangga di bawah 900 watt. Kabel NYMHY terdiri dari tiga bagian,
yakni bagian konduktor, isolator bagian dalam, dan pelindung luar yang juga
terbuat dari bahan isolator.

7. Kabel NYMHYO

Jenis kabel ini memiliki lebih dari satu inti tembaga berserabut yang diisolasi
dengan bahan isolator PVC dan memiliki selubung luar. Kabel ini sering dipakai di
peralatan audio, seperti sound system, kabel loudspeaker, dan lain-lain. Kabel
NYMHYO tidak didesain untuk instalasi listrik arus besar dan penggunaannya
hanya untuk di dalam ruangan karena kabel ini tidak memiliki selubung luar yang
tahan cuaca.

8. Kabel BC

Kabel BC atau bare core adalah kabel yang tidak memiliki lapisan isolator,
sehingga lebih sering digunakan pada instalasi penangkal petir dan dalam
instalasi grounding. Namun, penggunaan kabel BC disarankan menggunakan
bahan pelindung seperti pipa PVC.

9. Kabel ACSR

Kabel ACSR adalah kabel yang terbuat dari alumunium dengan inti kawat baja dan
biasanya dipakai pada instalasi arus listrik skala besar seperti pada perusahaan
listrik. Kabel ini berfungsi sebagai penghantar tegangan listrik berarus besar antar
menara distribusi listrik. Kabel ini tidak memiliki lapisan isolator, dengan tujuan
agar kabel inti utama dapat segera menurunkan suhunya saat menghantarkan arus
yang begitu besar.

10. Kabel NYRGBY/NYFGBF/NYBY

Jenis kabel ini memiliki satu inti tembaga atau lebih dengan bahan isolator PVC,
memiliki pelindung kawat baja bulat dan lilitan plat baja, serta memiliki bahan
isolasi PVC di bagian terluar. Kabel ini dibuat untuk tahan ditanam di dalam tanah
tanpa perlu bahan tambahan sebagai pelindung. Namun, untuk instalasi kabel yang
ditanam di bawah jalan raya, tetap diperlukan pipa PVC sebagai pelindung.
6. Macam – Macam MCB

MCB merupakan singkatan dari Miniature Circuit Breaker. Perangkat ini


berfungsi sebagai sakelar otomatis yang dapat untuk memutuskan aliran listrik
pada sirkuit rumah Anda ketika terjadi masalah guna melindungi dan mencegah
kerusakan pada seluruh komponen listrik. Tugas utama MCB adalah untuk
memberikan perlindungan pada kegagalan sistem listrik, baik itu yang disebabkan
oleh korsleting atau lonjakan arus.

Ada beragam variasi MCB yang dapat Anda temukan di pasaran, yaitu tipe
B, C, D, K, dan Z. Namun tiga versi utama yang paling umum digunakan adalah
tipe B, C, dan D. Masing-masing MCB ini dirancang agar responsif terhadap
kemungkinan kekuatan lonjakan listrik dalam pengaturan yang berbeda. Untuk
lebih jelasnya, mari kita lihat perbedaan masing-masing jenis MCB.

1. Tipe B
MCB tipe B merupakan pemutus sirkuit yang dirancang untuk memutus listrik
secara otomatis ketika aliran arus mencapai tiga hingga lima kali lipat lebih tinggi
dari beban yang direkomendasikan. Tipe ini merupakan jenis MCB umum yang
paling sensitif dan banyak digunakan untuk aplikasi domestik dan komersial kecil,
di mana lonjakan arus cenderung rendah.

2. Tipe C
MCB tipe C digunakan untuk sistem listrik yang lebih besar seperti lingkungan
komersial dan industri, di mana setiap lonjakan cenderung tinggi. Tipe ini
dirancang untuk memutus aliran listrik jika terjadi lonjakan yang mencapai lima
sampai sepuluh kali lebih tinggi dibanding beban yang seharusnya.
3. Tipe D
MCB tipe D adalah jenis yang paling tidak sensitif, di mana mereka hanya aktif
ketika arus melonjak antara sepuluh hingga dua puluh kali beban yang seharusnya.
MCB jenis ini dibuat untuk perangkat komersial dan industri tugas berat yang
cenderung mengalami lonjakan arus yang sangat tinggi, seperti contohnya meliputi
peralatan las, mesin X-ray, mesin besar, dan banyak lagi.

4. Tipe K
MCB tipe K akan berubah trip saat lonjakan arus mencapai delapan hingga dua
belas kali beban maksimum yang direkomendasikan. Mereka biasanya menjadi
pilihan MCB yang bagus untuk berbagai jenis mesin.

5. Tipe Z
MCB tipe Z juga memiliki sensitifitas yang cukup tinggi, yang akan langsung trip
ketika lonjakan arus mencapai dua sampai tiga kali lipat lebih tinggi dibanding
beban yang seharusnya. Karena termasuk MCB khusus, tipe Z biasanya hanya
digunakan untuk perangkat-perangkat tertentu yang sangat rentan terhadap
korsleting, seperti halnya semikonduktor.
BAB III

KESIMPULAN

Kesimpulan

Instalasi daya listrik merupakan instalasi untuk menjalankan mesin-


mesinlistrik yang ada dalam gedung untuk memeberikan supply daya listrik
padaseluruh peralatan yang membutuhkan daya listrik dalam sebuah gedung.
Sebuah rancangan instalasi listrik harus memenuhi standar dan undang-undang
yang berlaku di Indonesia.
Adapun syarat – syaratnya yang telah ditetapkan oleh pemerintah ada 3
yaitu: Ekonomis, Keamanan dan Keandalan.
K3 Listrik atau Keselamatan dan Kesehatan Kerja Listrik adalah mekanisme
dan aturan kelistrikan dalam kebijakan K3 perusahaan. Alasan dibalik
diberlakukannya Keselamatan dan Kesehatan Kerja Listrik ini tidak lepas dari
perkembangan zaman dengan luasnya jangkauan dan besarnya daya pembangkit
listrik yang melampaui kesiapan masyarakat yang pengetahuannya masih terbatas
mengenai seluk beluk kelistrikan.
Komponen instalasi listrik merupakan perlengkapan yang paling pokok
dalam suatu rangkaian instalasi listrik.
Jenis – jenis kabel dibagi menjadi 10 yaitu: Kabel NYM, Kabel NYY, Kabel
NYA, Kabel NYAF, Kabel NYYHY, Kabel NYMHYO, Kabel BC, Kabel ACSR,
Kabel NYRGBY/NYFGBF/NYBY.
Macam – macam kabel yaitu dengan tipe A, B,C, D, K, Z.

Anda mungkin juga menyukai