Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH PERENCANAN INSTALASI LISTRIK PADA

BANGUNAN KAMPUS

Dosen Pengampu :

Drs. Nelson Sinaga, M.Pd

Oleh : Kelompok 4
MUARA HASIHOLAN SIMARANGKIR (5192131002)
HELTON CRISSORENSEN SAGALA (5193331007)
RIVALDO PURBA (5193131005)
BINSAR MANIK (5193131016)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2021
i
KATA PENGANTAR

Puji Syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa berkat dan rahmatNya Tim Penulis
mampu menyelesaikan makalah ini dengan baik..

Makalah ini membahas materi tentang “Merencanakan Instalasi Bangunan


Kampus”. Tim Penulis berharap semoga pembaca dapat memahami isi materi yang
disampaikan dan dapat menambah wawasan serta pengetahuan bagi pembaca.

Tim Penulis menyadari masih adanya kekurangan dalam penyusunan makalah ini.
Oleh karena itu, Tim Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca untuk kesempurnaan makalah. Demikian yang dapat Tim Penulis sampaikan, atas
perhatiannya kami ucapkan terimakasih.

Medan, 6 September 2021

Tim Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................... i


DAFTAR ISI ......................................................................................................................... ii
BAB I .................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ................................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ...................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................ 1
1.3 Tujuan .................................................................................................................... 1
BAB II ................................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN ................................................................................................................... 2
2.1 Pengertian Instalasi Listrik ................................................................................. 2
2.2 Aturan PUIL ......................................................................................................... 3
2.3 Perencanaan Instalasi Bangunan Kampus ......................................................... 4
BAB III ............................................................................................................................... 10
PEMBAHASAN ................................................................................................................ 10

BAB IV................................................................................................................................ 11
PENUTUP .......................................................................................................................... 11
3.1 Kesimpulan .......................................................................................................... 11
3.2 Saran .................................................................................................................... 11
DAFTAR ISI ........................................................................................................................ 1

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dari masa ke masa seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan


kemajuan teknologi, manusia menghendaki kehidupan yang lebih nyaman. Bagi
masyarakat modern, energi listrik merupakan kebutuhan primer. Salah satunya
yaitu kebutuhan akan instalasi penerangan pada rumah tinggal.
Di Indonesia, penyedia energi listrik dikelola pengusaha
ketenagalistrikan (PT. PLN), dan pelaksana instalasinya dikerjakan oleh
instalatir. Agar pemakai / konsumen listrik dapat memanfaatkan energi
listrik dengan aman, nyaman dan kontinyu, maka diperlukan instalasi listrik
beserta komponen pendukungnya, yang perencanaan maupun
pelaksanaannya memenuhi standar berdasarkan peraturan yang berlaku.
Standar Nasional Indonesia (SNI) menerapkan Peraturan Umum
Instalasi Listrik yaitu PUIL 2000. Dimana segala aspek yang berhubungan
dengan instalasi listrik seperti, besarnya beban atau daya keseluruhan,
jumlah titik beban, jenis peralatan atau komponen, dan penghantar yang
digunakan, sudah ada aturan dan cara perhitungannya masing – masing.
Oleh karena itu saat sedang mebangun sebuah ruang kampus, instalasi listriknya
perlu diperhatikan.
Semua hal itu tidak lain bertujuan untuk, menghindari hal – hal yang
tidak diinginkan seperti kebakaran karena hubung singkat atau terjadinya
kerusakan pada peratan listrik karena arus beban lebih.

1.2 Rumusan Masalah

a. Bagaimana merencanakan instalasi listrik pada bangunan kampus ?

1.3 Tujuan
a. Mengetahui dan merencanakan instalasi pada bangunan kampus.

1
BAB II
PENGERTIAN
2.1. Pengertian Instalasi Listrik
Instalasi listrik adalah suatu bagian penting dalam sebuah bangunan gedung yang
berfungsi untuk menyalurkan tenaga listrik dari instalasi pengusaha ketenagalistrikan
ke titik-titik beban. Dalam suatu perancangan, produk yang dihasilkan adalah gambar
dan analisa.
Ada beberapa jenis gambar yang harus dikerjakan dalam tahap perancangan suatu
proyek pemasangan instalasi listrik penerangan dan tenaga yang baku menurut PUIL
2000. Rancangan instalasi listrik terdiri dari :
a. Gambar situasi
Gambar situasi adalah gambar yang menunjukkan dengan jelas letak
bangunan instalasi tersebut akan dipasang dan rencana penyambungannya dengan
jaringan listrik PLN.
b. Gambar instalasi meliputi :
1) Rancangan tata letak yang menunjukkan dengan jelas tata letak perlengkapan
listrik beserta sarana pelayanannya (kendalinya), seperti titik lampu, saklar,
kotak kontak, motor listrik, panel hubung bagi dan lain-lain.
2) Rancangan hubungan peralatan atau pesawat listrik dengan pengendalinya.
3) Gambar hubungan antara bagian-bagian dari rangkaian akhir, serta pemberian
tanda yang jelas mengenai setiap peralatan atau pesawat listrik.
c. Gambar diagram garis tunggal yang tercantum dalam diagram garis tunggal ini
meliputi:
1) Diagram PHB lengkap dengan keterangan mengenai ukuran dan besaran
nominal komponennya.
2) Keterangan mengenai jenis dan besar beban yang terpasang dan pembaginya.

2
3) Ukuran dan besar penghantar yang dipakai.
4) Sistem pembumiannya.
d. Gambar detail
1) Gambar detail meliputi :
2) Perkiraan ukuran fisik dari panel.
3) Cara pemasangan alat listrik.
4) Cara pemasangan kabel.
5) Cara kerja instalasi kontrolnya.
Selain gambar-gambar diatas, dalam merancang atau menggambar instalasi
listrik penerangan dan tenaga, juga dilengkapi dengan analisa data perhitungan
teknis mengenai susut tegangan, beban terpasang dan kebutuhan beban maksimum,
arus hubung singkat dan daya hubung singkat.
Disamping itu masih juga dilengkapi juga dengan daftar kebutuhan bahan
instalasi, dan uraian teknis sebagai pelengkap yang meliputi penjelasan tentang cara
pemasangan peralatan/bahan, cara pengujian serta rencana waktu pelaksanaan,
rencana anggaran biaya dan lama waktu pengerjaan .
Bangunan gedung baik untuk rumah tinggal, kantor, sekolahan yang
dilengkapi sarana pendukung listrik dalam membangun agar dapat berfungsi dan
dihuni dengan baik, nyaman serta memenuhi keselamatan memerlukan
perencanaan gambar instalasi listrik yang cermat dengan mengacu pada aturan-
aturan yang ditetapkan dalam dunia teknik listrik.
Gambar instalasi listrik memegang peranan yang sangat vital dan
menentukan dalam suatu perencanaan instalasi, karena hanya dengan bantuan
gambar suatu pekerjaan pemasangan instalasi dapat dilaksanakan .

2.2. Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL)

Sistem penyaluran dan cara pemasangan instalasi listrik di Indonesian harus


mengikuti aturan yang ditetapkan oleh PUIL (Peraturan umum Instalasi Listrik) yang
diterbitkan tahun 1977, kemudian direvisi tahun 1987 dan terakhir tahun 2000. Sistem
instalasi listrik yang dimulai dari sumber listrik (tegangan, frekwensi), peralatan listrik, cara
pemasangan, pemeliharaan dan keamanan, sudah diatur dalam PUIL.

2.2.1. Tujuan Dari Peraturan Instalasi Listrik

a. Melindungi manusia terhadap bahaya sentuhan dan kejutan arus listrik.

b. Keamanan instalasi dan peralatan listrik.


3
c. Menjaga gedung serta isinya dari bahaya kebakaran akibat gangguan listrik.

d. Menjaga ketenangan listrik yang aman dan efisien,

2.2.2. Dasar-Dasar Instalasi Listrik

Standarisasi juga mengurangi pekerjaan tangan maupun pekerjaan otak. Dengan


tercapainya standarisasi, mesin-mesin dan alat-alat dapat dipergunakan secara lebih baik
dan lebih efisien, sehingga dapat menurunkan harga pokok dan meningkatkan mutu.
Standarisasi juga membatasi jumlah jenis bahan dan barang, sehingga mengurangi
kemungkinan terjadinya kesalahan

2.3 Perencanaan Instalasi Bangunan Kampus


Apabila hendak memasang instalasi listrik, maka harus mengetahui terlebih
dahulu gambaran secara umum keadaan dari suatu bangunan yang akan dipasang
instalasi listriknya. Hal ini akan lebih mudah dalam mengatur tata letak komponen dan
peralatan serta penentuan titik-titik cahaya sesuai dengan kebutuhan ruangan. Harus
diperhatikan spesifikasi dan syarat pekerjaan ini menguraikan syarat yang harus
dipenuhi pihak pemborong, antara lain mengenai pelaksanaannya material yang
digunakan, waktu penyerahannya dan sebagainya.
Gambar-gambarnya harus jelas, mudah dibaca dan dimengerti. Gambar denah
bangunannya biasanya disederhanakan. Dinding-dindingnya digambar dengan garis
tunggal agar tipis, saluran-saluran listriknya karena lebih penting maka digambar lebih
tebal. Supaya gambarnya rapi harus dipilih tebal garis yang tepat. Perencanaan
instalasi bagununa sederhana (sekolah) harus memperhatikan :
a. Mengenal Peralatan Instalasi Listrik
1) Penghantar / kabel
Kawat penghantar digunakan untuk menghubungkan sumber
tegangan dengan beban.Kawat penghantar yang baik umumnya terbuat dari
logam.
a) Kabel NYA
Digunakan dalam instalasi rumah dan system tenaga.
Dalam instalasi rumah digunakan kabel NYAdengan ukuran 1,5 mm2 dan
2,5 mm2
b) Kabel NYM
Digunakan untuk kabel instalasi listrik rumah atau gedung dan
system tenaga. Kabel NYM : memiliki lapisan isolasi PVC (biasanya warna
4
putih atau abu-abu), ada yang berinti 2, 3 atau 4. Kabel NYM memiliki
lapisan isolasi dua lapis, sehingga tingkat keamanannya lebih baik dari
kabel NYA (harganya lebih mahal dari NYA).Kabel ini dapat dipergunakan
dilingkungan yang kering dan basah, namun tidak boleh ditanam.

c) Kabel NYY
Memiliki lapisan isolasi PVC (biasanya warna hitam), ada yang
berinti 2, 3 atau 4.Kabel NYY dieprgunakan untuk instalasi tertanam (kabel
tanah), dan memiliki lapisan isolasi yang lebih kuat dari kabel NYM
(harganya lebih mahal dari NYM).Kabel NYY memiliki isolasi yang terbuat
dari bahan yang tidak disukai tikus.
Tanda kabel / warna
Merah / Kuning / Hitam = Fasa R, Fasa S, Fasa T
Belang hijau kuning = Ground
Biru = Netral
b. Macam – macam saklar
Saklar merupakan alat untuk menghubungkan dan memutuskan hubungan
listrik.
Untuk instalasi penerangan umumnya digunakan saklar untuk menyalakan
dan mematikan lampu. Saklar menurut fungsinya dibedakan menjadi :
Saklar kutub satu
Saklar kutub ganda
Saklar kutub tiga
Saklar kelompok
Saklar seri
Saklar tukar
Saklar silang
c. Macam – macam fitting
1) Fiting downlight
Bisanya digunakan untuk pemasangan lampu yang menggunakan roset yang
menempel pada langit-langit(eternity/lainnya).
2) Fiting gantung

5
Pemasangannya biasanya digabungkan pada fiting langit-langit.Pada bigian
atas fiting ini terdapat cicin yang dipakai untuk mengikatkan tali penarik hingga
kedudukannya menjadi kuat.
d. Pipa
Didalam instalasi listrik banyak sekali dipakai pipa. Pipa digunakan sebagai
pelindung kabel atau hantaran dari gangguan. Dengan pipa pemasangan hantaran
atau kabel lebih rapi. Pipa yang digunakan biasanya jenis pipa union atau bisa juga
pipa PVC dengan ukuran 5/8 dlm.
e. Stop Kontak
Merupakan tempat untuk mendapatkan sumber tegangan.Tegangan ini
diperoleh dari hantaran fasa dan nol yang dihubungkan dengan kontak-kontak
stopkontak. Stop kontak dipasang untuk memudahkan mendapatkan tegangan yang
diperlukan bagi peralatan listrik yang dapat dipindahkan.
f. Klem
Adalah suatu bahan yang dipakai untuk menahan pipa agar dapat dipasang
pada dinding atau langit-langit. Klem ini dibuat dari pelat besi atau plastic dengan
ukuran disesuaikan dengan ukuran pipa.jarak pemasangan klem satu dengan lainny
maksimal 80 cm.
g. Kotak Sambung
Pada saat penyambung kabel pada titik percabangan harus menggunakan
kotak sambung. Menurut ketentuan peraturan instalasi yang diijinkan tidak boleh
dalam pipa terdapat sambungan, karena dikwatirkan kawat putus dalam pipa.
Macam-macam kotak sambung :
Kotak sambung cabang dua
Digunakan untuk menyambung lurus.
Kotak sambung cabang tiga (T-Dos)
Digunakan untuk percabangan-percabangan, misalnya terdapat pemakaian
saklar, stop kontak.
Kotak sambung cabang empat (Cross Dos)
Pemakaian sama dengan T-Dos hanya percabangan bukan tiga tapi empat.
h. Rol Isolator
Untuk pemasangan kawat hantaran diatas plafon tanpa menggunakan pipa
digunakan rol isolator. Jarak antara rol satu dengan yang lain 50 cm dan antar
hantaran jaraknya 5 cm. Rol isolator dibuat dari keramik atau plastic dan
6
kekuatannya disesuaikan dengan besar hantaran dan tegangan kerja untuk
kepentingan peletakan besar hantaran dan tegangan kerja untuk kepentingan
peletakan hantaran pada instalasi penerangan rumah.
i. Kotak Sekring
Kotak sekring merupkan alat yang digunakan membatasi besar arus yang
mengalir dalam suatu rangkaian listrik.Fungsinya sebagai pengaman. Apbiladialiri
arus melebihi ketetapa maka sekring akan putus, sehingga tidak ada arus yang
mengalir dalam rangkaian. Ada dua tipe sekring yang terdapat dipasaran yaitu
sekring patron lebur dan sekring otomat. Keduanya memiliki fungsi yang sama tapi
kerja teknis yang berbeda.
j. MCB (miniature Circuit Breaker)
Fungsi MCB adalah untuk pengaman terhadap beban lebih atau hubung
singkat.Bila terjadi arus beban lebih atau hubung pendek MCB memutuskan sirkit
dari sumber.
k. KWH Meter
Digunakan sebagai pengukur energi listrik. Secara praktisnya KWH meter
digunakan untuk mengukur daya terpakai (daya aktif) yang digunakan dalam
pemakaian beban listrik dalam jangka waktu tertentu.

7
BAB III

PEMBAHASAN

Instalasi Kampus

1. Ruang Dosen
2. Ruang kelas sebanyak 10
3. Laboratorium sebanyak 4
4. Toilet sebanyak 8 Toilet
5. Perpustakaan

Tabel Standar Kuat Penerangan dalam Ruangan

8
1. LOBY
Ukuran Ruangan Loby;
Lebar : 20 meter
Panjang : 15 meter
Tinggi : 4 meter
 Fluktor Refleksi Kelas
- Langit Langit , warna cerah dengan rp = 0,7
- Dinding , warna cerah dengan rw = 0,7
- Bidang kerja , warna gelap rm = 0,1
 Indeks Bentuk

PxL
K=
h. ( P + L )

20 x 15
𝐾=
4( 20 + 15 )

𝐾 = 2,142

Jadi indeks bentuk (K) adalah 2,142


 Efisiensi Penerangan

K = 2 ,η = 0,57
K = 2,5 , η = 0,60
Efisiensi penerangan untuk 1,151 ditentukan :
( 2,142−2 )
η = 0,57 + x( 0,60 − 0,57 )
( 2,5−2 )
= 0,578
 Menentukan itensitas penerangan Lux (Dari tabel kuat penerangan)
Untuk kelas Itensitas yang diperlukan adalah 500 Lux
E = 500 Lux
 Perhitungan Jumlah Titik Lampu
EXA
n=
ϕ Lampu X η X d
500 X 300
= 9750 X 0,57 X 0,8 = 33,73 ( d = depresiasi ruangan, lihat tabel )
33,73
n= 2
= 16,86 ,
Jadi jumlah lampu yang digunakan sebayak 16 lampu TL 65W

2. KELAS
19
Ukuran kelas
Lebar : 7 meter
Panjang : 10 meter
Tinggi : 3 meter
 Fluktor Refleksi Kelas
- Langit Langit , warna cerah dengan rp = 0,7
- Dinding , warna cerah dengan rw = 0,7
- Bidang kerja , warna gelap rm = 0,1
 Indeks Bentuk

PxL
K=
h. ( P + L )

7 x 10
𝐾=
3( 7 + 10 )

𝐾 = 1,372

Jadi indeks bentuk (K) adalah 1,372


 Efisiensi Penerangan

K = 2 ,η = 0,57
K = 2,5 , η = 0,60
Efisiensi penerangan untuk 1,151 ditentukan :
( 1,372−2 )
η = 0,57 + x( 0,60 − 0,57 )
( 2,5−2 )
= 0,532
 Menentukan itensitas penerangan Lux (Dari tabel kuat penerangan)
Untuk kelas Itensitas yang diperlukan adalah 300 Lux
E = 300 Lux
 Perhitungan Jumlah Titik Lampu
EXA
n=
ϕ Lampu X η X d
300 X 70
= 6000 X 0,532 X 0,8 = 8,22 ( d = depresiasi ruangan, lihat tabel )
8,22
n= 2
= 4,11 ,
Jadi jumlah lampu yang digunakan sebayak 4 lampu TL 40W

3. LABORATORIUM
Ukuran Laboratorium 15 x 10 meter, tinggi 3 meter, lampu yang digunakan adalah jenis
lampu TL 2 x 65 W
Dengan nilai Lumen Sebesar 9750 Lumen ,karena 1 lampu TL nya nilai Lumen Sebesar
4875 Lumen.
*) Indeks Bentuk
PxL
K=
h. ( P + L )

10 x 15
=
3( 10 + 15 )
19
=2

*) Efisiensi Penerangan
K = 2 , η = 0,57
K = 2,5 , η = 0,60
Efisiensi penerangan untuk 1,38 ditentukan :
( 2−2 )
η = 0,57 + x( 0,60 − 0,57 ) = 0,57
( 2,5−2 )
*) Menentukan itensitas penerangan Lux
Untuk Laboratorium Itensitas yang diperlukan adalah 500 Lux
E = 500 Lux
*) Perhitungan Jumlah Titik Lampu
EXA 500 X 150
n= = = 16,86
ϕ Lampu X η X d 9750 X 0,57 X 0,8
16,86
n= = 8,43 , dibagi dua karena menggunakan 2 lampu TL
2
sehingga Laboratorium membutuhkan 8 buah lampu TL 2 x 65 W

4. RUANG DOSEN
Ukuran ruang admin dan dosen 10 x 9 meter ,dengan tinggi 3 meter, ruang dosen
menggunakan jenis lampu TL 2 x 40 W .
*) Indeks Bentuk
PxL
K=
h. ( P + L )

10 x 9
=
3( 10 + 9 )

= 1,57
*) Efisiensi Penerangan
K = 2 , η = 0,57
K = 2,5 , η = 0,60
Efisiensi penerangan untuk 1,59 ditentukan :
( 1,57−2 )
η = 0,57 + x( 0,60 − 0,57 ) = 0,54
( 2,5−2 )
*) Menentukan itensitas penerangan Lux
Untuk ruang admin dan dosen Itensitas yang diperlukan adalah 350 Lux
E = 350 Lux

*) Perhitungan Jumlah Titik Lampu


ExA 350 x 90
n= = = 12,15
ϕ Lampu x η x d 6000 x 0,54 x 0,8
12,15
n= = 6,75 , dibagi dua karena menggunakan 2 lampu TL
2
sehingga ruang admin dan dosen membutuhkan 6 buah lampu TL 2 x 40 W

5. TOILET
Ukuran toilet 8 x 5 meter ,dengan tinggi 3 meter ,Toilet menggunakan jenis lampu TL 2 x 40
W.
Dengan nilai lumen sebesar 6000 Lumen ,karena 1 lampu TL besar nilai Lumennya adalah
3000 Lumen yang didapat dari 1 watt = 75 lumen.

19
*) Indeks Bentuk

PxL 8x5
K= = = 1,02
h. ( P + L ) 3( 8 + 5 )
*) Efisiensi Penerangan
K = 2 , η = 0,57
K = 2,5 , η = 0,60
Efisiensi penerangan untuk 1,59 ditentukan :
( 1,02−2 )
η = 0,57 + x( 0,60 − 0,57 ) = 0,51
( 2,5−2 )
*) Menentukan itensitas penerangan Lux
Untuk Toilet Itensitas yang diperlukan adalah 250 Lux
E = 250 Lux
*) Perhitungan Jumlah Titik Lampu
ExA 250 x 40
n= = = 4,08
ϕ Lampu x η x d 6000 x 0,51 x 0,8
4,08
n= = 2,04 , dibagi dua karena menggunakan 2 lampu TL
2
sehingga Aula membutuhkan 2 buah lampu TL 2 x 65 W

6. PERPUSTAKAAN
Ukuran perpustakaan 15 x 20 meter dengan tinggi 3 meter,lampu yang digunakan adalah
jenis lampu TL 2 x 65 W .
Dengan nilai Lumen Sebesar 9750 Lumen ,karena 1 lampu TL nya nilai Lumen Sebesar
4875 Lumen.
*) Fluktor Refleksi Perpustakaan
- Langit Langit , warna cerah dengan rp = 0,7
- Dinding , warna cream dengan rw = 0,5
- Bidang kerja , warna gelap rm = 0,1
*) Indeks Bentuk
PxL 15 x 20
K= = = 2,85
h. ( P + L ) 3( 15 + 20 )
*) Efisiensi Penerangan
K = 2 , η = 0,57
K = 2,5 , η = 0,60
Efisiensi penerangan untuk 1,59 ditentukan :
( 2,85−2 )
η = 0,57 + x( 0,60 − 0,57 ) = 0,621
( 2,5−2 )
*) Menentukan itensitas penerangan Lux
Untuk Perpustakaan Itensitas yang diperlukan adalah 350 Lux
E = 350 Lux
*) Perhitungan Jumlah Titik Lampu
ExA 350 x 300
n= = = 21,67
ϕ Lampu x η x d 9750 x 0,621 x 0,8
21,67
n= = 10,83 , dibagi dua karena menggunakan 2 lampu TL
2
sehingga Perpustakaan membutuhkan 10 buah lampu TL 2 x 65 W

19
BAB III
KESIMPULAN
3.1. Kesimpulan
Rancangan instalasi listrik ialah berkas gambar rancangan dan uraian teknis
yang digunakan sebagai pedoman untuk melaksanakan pemasangan suatu instalasi
listrik sesuai dengan ketentuan dan standar yang berlaku (PUIL 2000, 4.1 Hal
105). Rancangan instalasi listrik terdiri dari :
a. Gambar situasi letak gedung atau bangunan dan penyambungan sumber
tenaga listrik.
b. Diagram garis tunggal (Single Line Diagram) dan gambar instalasi
perlengkapan listrik seperti saklar, titik lampu, socket outlet, dan panel.
c. Gambar detail meliputi ukuran fisik, cara pemasangan dan wiring instalasi
pengendali,
d. Perhitungan teknis susut tegangan, faktor daya, beban terpasang, beban
maksimum, arus hubung pendek dan tingkat penerangan.
e. Tabel bahan instalasi dan uraian teknis cara pemasangan dan pengujian
f. Rencana Anggaran Biaya (RAB) Perkiraan
3.2 Saran
Tim Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih sangat sederhana dan
jauh dari kata sempurna karena kami yakin bahwa referensi yang kami baca juga
sangat minim. Oleh karena itu, luangkanlah waktu sedikit untuk mengoreksi
kembali apa yang sudah saya paparkan di atas. Mudah-mudahan sumbangsih
pemikiran dan saran yang akan pembaca berikan kepada penulis dapat membuat
makalah ini lebih berguna bagi kita semua.

19
DAFTAR ISI

Djoko, Modul Perencanaan Instalsi Listrik.Universitas Negeri Yogyakarta.Yogyakarta.2010.

19

Anda mungkin juga menyukai