Anda di halaman 1dari 9

KERETA API LISTRIK

Disusun Oleh:
Perdana Jaya Manurung (5193131006)
Oscar Josqueline Serpara (5193131017)
Naomi Sitorus (5193131001)
Kereta rel listrik (KRL) adalah kereta yang menggunakan energi listrik sebagai suplai
tegangan kerjanya. Daya listrik yang dibutuhkan KRL ini akan disuplai dari sebuah gardu
traksi menggunakan kawat konduktor yang membentang di bagian atas sepanjang rute
KRL tersebut yang disebut dengan system catenary atau LAA (Listrik Aliran Atas).
SISTEM PENGGERAK
Ada dua macam sumber listrik yang biasa dipake sama KRL, ada sumber AC (Alternating
Current) dan sumber DC (Direct Current),  bagi yang belom tau apa perbedaannya, baca lagi buku
Fisikanya yah..  Sumber DC yang umum dipakai biasanya 1500 Volt, sedangkan untuk kereta super
cepat bisa memakai sumber AC hingga 25 kV ato 25.000 volt. Untuk menyalurkan ke kereta yang
berjalan digunakan piranti atau perangkat bernama pantograf. Tipe pantograf ada yang diamond-shaped
atau single-arm, kedua tipe ini memiliki fungsi sama untuk mengalirkan listrik dari sumber diatas ke
konverter kemudian diteruskan ke motor  sehingga KRL berjalan.  Lihat gambar

Pantograf harus bisa kontak secara kontinyu dengan konduktor sumber tanpa cepat
aus disamping pantograf harus aerodinamis karena dipakai di kecepatan yang relatif tinggi
terus-menerus.
GAMBAR PANTOGRAF :

Gambar di atas adalah gambar pantograf Single-Arm. KRL generasi sekarang biasanya pake pantograf tipe ini.

Nah kalo yang ini namanya pantgraf Diamond Shape. Pantograf model
kayak gini sering kita liat kalo liat KRL Jabodetabek.
GAMBAR Sistem Penggerak Motor DC

KRL di Jabodetabek yang pake sistem DC itu ya semua KRL eks-Jepang kaya Tokyo Metro 5000,
6000, 7000, dan 05, soalnya kan KRL eks Jepang yang di kirim kesni semua buatan tau antara 1970-
1980-an.. Tuir Gila. Tapi hebat yang udah pada keren banget design-nya.
Selain sistem DC, ada juga sistem AC, karena  semakin berkembangnya teknologi saklar statis
untuk rangkaian elektronika daya mengakibatkan KRL generasi selanjutnya lebih memanfaatkan motor
AC daripada motor DC. Untuk menggerakkan motor AC pada KRL ditunjukkan pada Gambar 3.
Apabila sumber yang digunakan berupa sumber DC maka pengaturan kecepatan menggunakan inverter
VVVF (variable voltage, variable frequency) untuk mendapatkan tegangan AC tiga fasa yang bisa
diubah-ubah tegangan sekaligus frekuensinya sehingga kecepatan motor AC dapat berubah-ubah
(Gambar 3 atas). Pada kasus sumber yang dipakai adalah sumber AC satu fasa, diperlukan tambahan
penyearah untuk mengubah sumber AC menjadi AC, kemudian baru diubah lagi menjadi tegangan tiga
fasa menggunakan VVVF(Gambar 3 bawah). Mengapa tampak repot dengan konfigurasi AC-DC-AC
padahal sumbernya AC dan motornya AC juga? Karena pada umumnya sumber AC yang dipakai
merupakan sumber satu fasa sedangkan motor AC yang digunakan adalah motor tiga fasa, sampai saat
ini konversi satu fasa ke tiga fasa langsung belum bisa.
Sistem Penggerak Motor AC

Penggunaan motor AC pun terbagi menjadi dua macam, ada KRL yang menggunakan
mesin AC asinkron dan ada juga yang menggunakan mesin AC sinkron. Contoh terkenal
dari KRL yang menggunakan mesin AC sinkron adalah TGV di Perancis. Alasan
penggunaan motor AC sinkron pada TGV adalah pada saat generasi TGV pertama rilis,
dengan menggunakan mesin AC sinkron, komutasi dan pemadaman thyristor dapat
dilakukan secara natural. Hal ini akan menghilangkan rangkaian tambahan untuk
memadamkan thyristor (yang harus ada apabila motor yang dipakai adalah motor ac
asinkron). Alasan lain adalah adanya peraturan berat maksimum dari boogie pada TGV.
Teknologi KRL sekarang lebih banyak yang memanfaatkan mesin ac asinkron sebagai
motor traksinya.
Terpusat atau terdistribusi?
 
Terdapat dua jenis KRL, terpusat (locomotive-hauled) atau terdistribusi (electric multiple unit/EMU). Kereta cepat di Eropa
kebanyakan menganut sistem terpusat dengan hanya 1 gerbong yang memiliki sistem penggerak, seperti lokomotif pada kereta
konvensional. Keuntungan dari sistem ini adalah biaya produksi yang lebih rendah karena hanya 1 gerbong saja yang berisi peralatan,
disamping itu getaran dan kebisingan yang lebih rendah bagi para penumpang. Sebaliknya KRL yang banyak dipakai di Jepang
menganut tipe terdistribusi, termasuk shinkansen (bullet train), sebagai gambaran 1 unit KRL biasanya terdiri dari 5 gerbong dimana
3 gerbong memilki sistem penggerak dan 2 gerbong tanpa penggerak.  Keuntungan sistem terdistibusi adalah penyebaran berat yang
merata, peluang kegagalan yg lebih rendah karena penggerak yang tersebar, pengereman regeneratif, dsb. Pemilihan apakah sistem
penggerak terpusat atau terdistribusi murni bebas, bahkan alasan geografis pun bisa dipakai, seperti sistem KRL di Jepang yang jarak
antar stasiun berdekatan tentu saja sistem terdistribusi akan lebih baik karena akselerasi dan deselerasi dalam waktu singkat.
KESIMPULAN
TERIMA KASIH……

Anda mungkin juga menyukai