Cover...............................................................................................................................i
Kata Pengantar................................................................................................................ii
Daftar Isi .......................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1.................................................................................................................................... Latar
Belakang...................................................................................................................1
1.2.................................................................................................................................... Tujuan
...................................................................................................................................1
BAB II DASAR TEORI
2.1 Instalasi Listrik..........................................................................................................2
2.2 Peraturan dan Standarisasi........................................................................................2
2.3 Prinsip Dasar Instalasi Listrik...................................................................................2
2.4 Kesehatan Kesalamatan Kerja (K3)..........................................................................3
BAB III LANGKAH KERJA DAN KOMPONEN ALAT KERJA
3.1 Pengambaran Sketsa, Pemipaan, dan Pengkawatan instalasi penerangan 1 fasa.....5
3.2 Pengerjaan Panel ......................................................................................................7
3.3 Commisioning ..........................................................................................................7
3.3.1 Commisioning tidak bertegangan...................................................................7
3.3.2 Pengujian Seluruh Sistem...............................................................................8
3.4 Peralatan Instalasi Penerangan 1 fasa.......................................................................9
3.5 Bahan-bahan instalasi penerangan 1 fasa.................................................................11
3.6 Komponen dan Alat dalam Pembuatan Propil U......................................................17
3.7 Komponen dan Alat dalam Pembuatan Mata Itik.....................................................20
3.8 Alat ukur pada Instalasi Penerangan 1 Fasa.............................................................21
BAB IV ALAT DAN BAHAN
4.1 Jangka Sorong...........................................................................................................22
4.2 Mikrometer ..............................................................................................................25
4.3 Daftar kebutuhan bahan Praktikum Bengkel semester 1.........................................27
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan...............................................................................................................29
5.2 Saran.........................................................................................................................29
BAB I
PENDAHULUAN
Teknik listrik merupakan salah satu program studi yang ada di Politeknik Negeri
Malang. Salah satu mata kuliah di program studi Teknik Listrik adalah bengkel listrik.
praktek bengkel listrik ini bertujuan untuk melatih keterampilan mahasiswa Teknik
Listrik yang didapat pada mata kuliah teori serta meningkatkan kedisiplinan yang berguna
bagi mahasiswa itu sendiri
Dalam praktek mata kuliah Bengkel listrik ini mendapatkan satu Job Sheet yang
menjadikan arahan dalam pengerjaan tugasnya. Dalam Job Sheet memuat praktek yang
teorinya telah didapatkan dalam pembelajaran mata kuliah lain. Seperti halnya dalam
mata kuliah Instalasi listrik pada materi instalasi penerangan rumah.
1.2 TUJUAN
Instalasi penerangan listrik adalah saluran listrik dari sumber (PLN, genset dan
lain-lain) menuju beban yang terpasang di dalam atau di luar bangunan untuk
menyalurkan arus listrik kepada konsumen setelah APP (Alat Pengukur dan
Pembatas)
Untuk pemasangan instalasi penerangan listrik untuk rumah tangga terlebih
dahulu harus melihat gambar-gambar rencana instalasi penerangan yang sudah
dibuat oleh perencana berdasarkan diagram situasi
Pemasangan suatu instalasi listrik terikat pada peraturan. Adapun tujuan dari
diadakannya peraturan ini adalah supaya aman bagi manusia, binatang, maupun
peralatan lain, adanya kesatuan atau keragaman, sebagai tuntunan pemakaian
energi listrik. Oleh karena itu agar energi listrik dapat dimanfaatkan seefisien
mungkin, maka syarat-syarat yang ditentukan dalam peraturan tersebut sangat
ketat. Di Indonesia ini dikenal dengan Peraturan Umum Instalasi Listrik
2000/2011, atau disebut PUIL 2000 atau PUIL 2011
1. Keamanan
Artinya, harus mempertimbangkan faktor keamanan dari suatu instalasi
listrik, baik keamanan terhadap manusia, bangunan, atau harta benda,
makhluk hidup lain dan peralatan itu sendiri.
2. Keandalan
Artinya, seluruh peralayan yang dipakai pada instalasi tersebut
haruslah handal dan baik secara mekanik maupun secara kelistrikannya.
Keandalan juga berkaitan dengan sesuai tidaknya pemakaian pengaman
jika terjadi gamgguan, contohnya bila terjadi suatu kerusakan atau
gangguan harus mudah dan cepat diatasi dan diperbaiki agar gangguan
yang terjadi dapat diatasi.
3. Kemudahan
Artinya, dalam pemasangan peralatan instalasi listrik yang relatif
mudah dijangkau oleh pengguna pada saat mengoprasikannya dan tata
letak komponen listrik tidak susah untuk dioperasikan, sebagai contoh
pemasangan saklar tidak terlalu tingi atau terlalu rendah.
4. Ketersediaan
Artinya, Kesiapan suatu instalasi listrik dalam melayani kebutuhan
baik berupa daya, peralatan maupun kemungkinan perluasan instalasi.
Apabila ada perluasa instalasi tidak mengganggu sistem instalasi yang
sudah ada, tetapi kita hanya menghubungkannya pada sumber cadangan
(spare) yang telah diberi pengaman.
5. Estetika
Artinya, dalam pemasangan komponen atau peralatan instalasi listrik
harus ditata sedemikian rupa, sehingga dapat terlihat rapih dan indah serta
tidak menyalahi peraturan yang berlaku.
6. Ekonomi
Artinya, biaya yang dikeluarkan dalam pemasangan instalasi listrik
harus diperhitungkan dengan teliti dengan pertimbangan - pertimbangan
tertentu sehingga biaya yang dikeluarkan dapat seheat mungkin tanpa
harus mengesampingkan hal-hal diatas
1. PENGAMBARAN SKETSA
Tahap pengerjaan :
Tahap pengerjaan:
3. PENGAWATAN
Tahap pengerjaan:
Tahap pengerjaan:
1. Menggunakan APD untuk keamanan, contoh: baju bengkel.
2. Menyiapkan alat dan bahan untuk pengerjaan panel
3. Melepas plat yang ada di dalam panel dan pintu panel
4. Memasang komponen yang akan dipasang pada panel, seperti terminal,
busbar, fuse, saklar impuls.
5. Melakukan pengawatan pada panel sesuai dengan jobsheet.
6. Memeriksa sambungannya menggunakan multimeter. Jika sudah benar,
masukkan plat panel ke dalam panel.
7. Menghubungkan kabel yang ada pada pipa dengan terminal sesuai gambar
yang terdapat di jobsheet. Kemudian, Memeriksa sambungannya
menggunakan multimeter.
3.3 COMMISIONING
3.3.1 COMMISIONING TIDAK BERTEGANGAN
Pemeriksaan sambungan:
1. TANG
- Tang Sudut
Moncong rahang mempunyai sudut kemiringan 45derajat.
Fungsinya untuk menjepit kawat dan kabel yang sulit dijangkau,
ibarat di kolong
meja.
Kelemahannya,
hanya cocok untuk
belahan dengan
sudut kemiringan
45 derajat.
2. OBENG
4. GERGAJI
Gergaji adalah suatu alat tipis dan tajam yang
dapat digunakan untuk memotong bahan yang
keras. Dalam jobdesk ini, gergaji digunakan untuk
memotong pipa PVC agar sesuai dengan ukuran
yang diinginkan pada papan.
5. UNCK
Unck
digunakan
untuk
memberi
tanda pada
benda
lunak. Pada
jobdesk ini, unck digunakan sebagai pemberi lubang agar skrup bisa
masuk dengan mudah pada saat diobeng.
6. PENGGARIS
1. PAPAN KERJA
2. PIPA
Pada jobdesk ini, pipa pvc berfungsi sebgai
penghubung antara komponen satu ke
komponen yang lain. Selain itu, pipa juga
berfungsi sebagai pelindung kabel dari
debu, air dan lingkungan. Pipa ini juga
menjaga kerapian kabel serta keindahan
agar enak dipandang. Pada job ini
mahasiswa membutuhkan 4 meter pipa pvc
yang berukuran 5/8 inchi
4. FITTING DUDUK
Terbuat dari bahan
keramik. Memiliki 2 terminal,
satu terminal untuk kabel
phasa dan satu lagi untuk
kabel netral. Fitting jenis ini
memiliki keunggulan yaitu
dapat digunakan untuk penerangan di luar ruangan dan tidak memerlukan
roset sebagai dudukannya, dan secara fisiknya jauh lebih kuat dari fitting
lokal. Pada job ini mahasiswa membutuhkan 1 buah fitting duduk.
5. FITTING LOKAL
Berfungsi untuk
dudukan lampu. Fitting ini
memiliki 2 terminal. Satu
terminal untuk kabel phasa
dan terminal keda untuk
kabel netral. Fitting ini
terbuat dari bahan plastik.
Digunakan didalam ruangan yang jauh dari pengaruh luar yang dapat
menyebabkan kerusakan serta mempengaruhi kinerjanya. Lampu yang
dapat dimasukkan dalam fitting ini adalah jenis lampu ulir baik LHE
ataupun lampu pijar. Pada jobdesk ini, dibutuhkan 3 buah fitting duduk.
6. SAKLAR SERI
Saklar seri merupakan saklar yang digunakan
untuk mengoprasikan duah buah lampu
sekaligus. Saklar ini memiliki dua tombol
dengan empat terminal, dua untuk fasa sumber
dan dua untuk ke beban lampu. Saklar ini
mampu bekerja pada tegangan hingga 250 Volt.
Pada jobdesk ini, dibutuhkan 1 buah saklar seri.
8. ROSET KAYU
Roset kayu digunakan sebagi tempat dudukan pada papan untuk fitting
lokal. Memiliki bentuk
yang tebal, sehingga
untuk menempelkannya
pada papan harus
menggunakan sekrup
yang tebal. Pada jobdesk
ini, dibutuhkan 3 buah
roset kayu untuk 3 fitting
lokal.
9. KOTAK KONTAK 1 FASA
10. BENANG
Benang merupakan serat
yang berfungsi sebagai isolator
pada instalasu penerangan.
Benang membalut sambungan
ekor babi yang akan ditutup dengan lasdop kemudian. Fungsi benang
adalah sebagai pengerat agar
lasdop tidak lepas dan berfungsi
dengan baik sebagai isolator.
Pemasangan benang haruslah
pas, sehingga tidak dapat
dilepas dengan mudah. Pada
jobdesk ini, digunakan 10 helai
benang.
11. LASDOP
-NYA
Kabel NYA
berdiameter
2
1,5 mm berfungsi sebagai penghantar arus listrik. Pemasangan
kabell ini dilakukan NYA 3 warna. Yaitu merah untuk kabel fasa,
biru untuk kabel netral, dan hijau-kuning untuk kabel PE.
- NYM
17. CONNECTOR
Connector merupakan komponen yang
menghubungkan kabel distribusi dan kotak APP.
Connector mempunyai gigi-gigi yang menancap
langsung ke kabel sehingga tegangan dapat
tersalurkan. Cara memasangnya hanya dengan
memasukkan kabel ke lubang yang ada pada
connector, kemudian merapatkanmur yang ada
pada bagian atasnya dengan pengunci. Pada
jobdesk ini, dibutuhkan connector sebanyak 2
buah yaitu untuk netral dan fasa.
18. SAKLAR TUNGGAL
2. Ragum
Ragum digunakan untuk menjepit benda kerja saat melaksanakan pekerjaan
mekanik seperti mengikir, menggergaji, mengebor, memahat dan lain-lain.
Agar benda kerja tidak mengalami kerusakan/luka maka pada mulut ragum
dilengkapi dengan vice klem. Pemasangan ragum pada meja kerja harus
disesuaikan dengan tinggi pekerja yang akan bekerja. Sebagai patokan adalah
apabila ragum dipasang pada meja kerja, maka tinggi mulut ragum harus
sebatas siku dari pekerja pada posisi berdiri sempurna.
Hal-hal yang perlu diperhatikan atau
yang perlu dipedomani dalam
penjepitan benda kerja pada ragum
adalah sebahai berikut :
a. Gunakan pelapis rahang ragum
untuk mencegah benda kerja agar
tidak rusak permukaannya.
b. Penjepitan benda kerja harus rata,
artinya permukaan benda kerja
yang Untuk penjepitan benda kerja
yang tipis (pelat tipis) gunakan landasan dari kayu. Landasan tersebut
dijepit pada rahang ragum
3. Kikir
Material kikir adalah dari baja karbin tinggi/baja
special. Alat ini digunakan untuk mengurangi
sebagian material dengan jalan memarut sehingga
menjadi rata, cekung, cembung, bulat, dan lainnya.
4. Penggores
Alat ini digunakan untuk menandai ukuran pada benda kerja atau bahan yang
akan diolah. Ada bermacam-macam jenis penggores yaitu penggores tangan
sedukan, penggores dengan satu ujung bengkok, penggores dengan satu ujung
dirubah.
5. Penitik
Penitik dapat digunakan untuk menitik bagian benda kerja yang akan di bor.
Bentuk penitik yang sering digunakan adalah silinder yang dikartel dengan ujung
tirus yang bersudut 250° sampai 300°.
6. Penggaris Baja
Mistar baja ini berfungsi untuk mengukur benda kerja yang berukuran pendek,
selain itu juga dapat dipakai
untuk membimbing
penggoresan dalam melukis
batangan pada pelat yang
digunakan, ukuran panjang dari
mistar baja ini bermacam
macam, ada yang berukuran 300 mm, 500mm, 600mm dan 1000mm.
7. Penggaris Siku
Alat ini digunakan untuk menyiku ketelitian dari benda
kerja, ukuran panjangnya 300mm, terbuat dari bahan
baja.
8. Gergaji Besi
Gergaji besi dengan fungsi untuk menggergaji lapisan besi atau besi tipis,
karena bentuknya yang demikian beda dengan gergaji kayu, geriginya yang
kecil dan ujung depan dan belakangnya ada pemuntir yang gunanya untuk
mengencangkan dan menggendorkan gergaji besi. Gergaji besi terdiri dari
sengkang dan daun gergaji., sengkang adalah alat pegangan untuk menggergaji
sedangkan daun gergaji ada yang mempunyai gigi berbentuk lurus dan
berbentuk zig zag
9. Mesin Bor
Alat ini berfungsi untuk membuat lubang pada benda kerja mulai dari
diameter kecil hingga yang
besar.Yang harus menjadi perhatian
Kita pada saat menggunakan bor
adalah perhatikan jenis mata bor nya.
Sesuaikan bahan mata bor dengan
pengaplikasiannya. Mata bor untuk benda kerja berbahan besi tentu berbeda
dengan mata bor untuk benda kerja berbahan kayu
atau objek seperti tembok misalnya.
10. Tap
Alat yang digunakan untuk membuat ulir dalam dengan tangan dimanakan
“TAP” dalam hal ini disebut saja “Tap Tangan” untuk membedakan
penggunaannya dengan yang dipakai mesin. Bahannya terbuat dari baja karbon
atau baja suat cepat (HSS) yang dikeraskan
3.7 KOMPONEN DAN ALAT DALAM MEMBUAT MATA ITIK
1. Kabel
Kabel tipe NYA ukuran 1,5 mm2 dan ukuran 2,5 mm2
Kabel NYA 1,5mm Kabel NYA 2,5mm
1. MULTIMETER / AVOMETER
Multimeter adalah suatu alat yang dapat berfungsi sebagai
amperemeter, voltmeter, dan ohmmeter. Kegunaan : mengukur arus AC/DC,
mengukur tegangan AC/DC, dan mengukur tahanan.
Cara menggunakan:
a. Sebagai amperemeter dipasang secara seri dengan rangkaian.
Tentukan jenis arus yang diukur dan batas ukur yang digunakan.
b. Sebagai voltmeter dipasang secara paralel dengan rangkaian.
Tentukan jenis tegangan yang diukur dan batas ukur yang
digunakan.
c. Sebagai ohmmeter dipasang secara paralel atau seri.
2. Jangka Sorong
Kegunaan Jangka sorong biasa digunakan untuk mengukur kedalaman,
mengukur diameter luar dan dalam suatu benda.
3. Mikrometer
Adalah sebuah alat ukur yang dapat menilai dan menguku benda dengan
satuan ukur yang memiliki ketelitian hingga 0.01 mm.
4. Tespen
Kegunaan untuk mendeteksi tegangan, membedakan polaritas, menguji atau
memeriksa fuse atau MCB yang putus.
BAB IV
D. Pembacaan Ukuran
Sebelum membaca ukuran pada jangka sorong harus memperhatikan hal-hal
sebagai berikut:
1. Skala ukuran yang terdapat pada badan/batang jangka sorong.
Angka-angka yang tercantum pada skala utama terdapat angka 0, 1, 2, .. dan
seterusnya menunjukkan ukuran dalam centimeter.
2. Garis batas skala nonius pada rahang geser.
Pada rahang geser terdapat angka-angka 0, 1, 2, 3,.. dan sterusnya
menunjukkan desimal 0,1; 0,2; 0,3;.. dan seterusnya.
3. Perhatikan garis awal (0) pada skala utama sampai garis awal (0) pada skala
nonius, yang disebut ukuran pada skala utama.
4. Perhatikan garis awal (0) pada skala nonius sampai garis sejajar atau segaris
dengan skala utama yang menunjukkan desimal, yang disebut ukuran pada
skala nonius.
5. Dari skala utama dan ukuran pada skala nonius kita jumlahkan, maka didapat
ukuran total atau ukuran dari benda yang diukur.
E. Jangka sorong dengan ketelitian 0,1 mm
Pada skala utama tercantum angka 1, 2, 3, .. dan seterusnya yang
menunjukkan ukuran 10 mm, 20 mm, .. dan seterusnya. Pada skala noniusnya
terdapat 10 strip, jarak antara satu strip dengan lainnya menunjukkan ukuran desimal
0,1 mm.
Contoh Pembacaan:
0 10 20 mm
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Contoh Pembacaan:
0 10
1 20 30 40 50 mm
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
0 10 20 30 40 50 mm
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
4.2 MIKROMETER
A. Pengertian Mikrometer
Mikrometer adalah suatu alat ukur presisi dengan ketelitian yang akurat dan
berfungsi untuk mengukur ketebalan, mengukur lubang, mengukur kedalaman, atau
mengukur celah dari suatu benda kerja.
B. Macam-macam Mikrometer
a. Ditinjau dari ketelitiannya
Mikrometer ketelitian 0,01 mm
Mikrometer ketelitian 0,002 mm
Mikrometer ketelitian 0,001 mm
b. Ditinjau dari pembacaan ukuran
Mikrometer dengan pembacaan ukuran skala langsung
Mikrometer dengan pembacaan skala ukuran dan nonius
Mikrometer dengan jam ukur
Mikrometer denga pembacaan digital
C. Bagian-bagian micrometer
Keterangan:
1. Frame (Bingkai/rangka)
2. Anvil (landasan tetap)
3. Spindle (poros geser)
4. Lock (Pengunci)
5. Sleeve (Tabung ukur)
6. Timble (Tabung Putar)
7. Ratchet (Ratset)
Fungsi Bagian-bagian mikrometer:
1. Bingkai (Frame),
Bingkai ini berbentuk huruf C terbuat dari bahan logam yang tahan panas serta
dibuat agak tebal dan kuat. Tujuannya adalah untuk meminimalkan
peregangan dan pengerutan yang mengganggu pengukuran. Selain itu, bingkai
dilapisi plastik untuk meminimalkan transfer panas dari tangan ketika
pengukuran karena jika Anda memegang bingkai agak lama sehingga bingkai
memanas sampai 10 derajat celcius, maka setiap 10 cm baja akan memanjang
sebesar 1/100 mm.
2. Landasan (Anvil)
Landasan ini berfungsi sebagai penahan ketika benda diletakan dan diantara
anvil dan spindle.
3. Spindle (poros geser)
Spindle ini merupakan silinder yang dapat digerakan menuju landasan.
4. Pengunci (lock)
Pengunci ini berfungsi sebagai penahan spindle agar tidak bergerak ketika
mengukur benda.
5. Sleeve (Tabung ukur)
Tempat skala utama.
6. Thimble (Tabung putar)
Tempat skala nonius berada, dan untuk memajukan dan memundurkan
spindel. . Tabung putar memiliki ulir yang dihubungkan dengan ujung poros
geser. Jika tabung putar diputar satu putaran maka poros geser akan bergerak
satu speed atau satu kisar ulir. Kisar ulir pada tabung putar ada yang
mempunyai ukuran 1 mm dan ada pula yang memiliki kisar ulir 0,5 mm. Satu
keliling tabung putar dibagi menjadi 50 garis skala ukuran, sehingga jarak
antara masing-masing garis skala ukuran menunjukkan bergeraknya tabung
putar atau poros geser sejauh 0,5/50 = 0,01 mm.
7. Ratchet Knob
Untuk memajukan atau memundurkan spindel agar sisi benda yang akan
diukur tepat berada diantara spindle dan anvil.
D. Pembacaan Ukuran
Untuk membaca nilai pada mikrometer sekrup ada 2 bagian yang harus
diperhatikan yaitu skala utama dan skala nonius. Untuk melihat ke-2 bagian
tersebut dapat dilihat dari sleve untuk skala utama dan thimble untuk melihat skala
nonius.
Agar lebih jelas tentang cara membaca mikrometer sekrup, kalian dapat
perhatikan contoh gambar dibawah ini :
Penyelesaian cara membaca dari gambar diatas :
1. Perhatikan letak garis skala di bagian sleve yang dilewati oleh bagian timhble yaitu 5
mm
2. Lihat garis skala bawah yaitu 0,5 mm
3. Perhatikan nilai di skala nonius yang berada dibagian thimble yaitu 30 mm maka
rumusnya dikalikan 0,01 mm maka hasilnya 30 x 0,01 = 0.3 mm
4. Jumlahkan lah hasil dari ketiga nilai diatas yaitu nilai skala atas + nilai skala bawah +
nilai di skala nonius = 5 + 0,5 + 0,3 = 5,8 mm
Maka hasil pengukuran dari contoh gambar diatas adalah 5,8 mm
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
5.2 SARAN