Anda di halaman 1dari 34

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr. Wb.


Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkah dan limpahan
rahmat-Nya sehingga laporan akhir semester hasil praktek bengkel listrik Semester 1 ini
dapat terselesaikan, dengan judul laporan “Praktik Bengkel Listrik Semester I ”.
Laporan ini berisi tentang segala yang berkaitan dengan praktek yang telah dilakukan,
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak dalam hal ini
instruktur dan rekan lainnya, maka dalam praktek maupun pembuatan laporan ini tidak dapat
terselesaikan dengan baik, oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada
semua pihak terkait, khususnya kepada dosen pembimbing (instruktur).
Penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan
mengharapkan adanya kritik dan saran untuk menyempurnakan laporan ini.

Malang, 15 Oktober 2019


Penulis
DAFTAR ISI

Cover...............................................................................................................................i
Kata Pengantar................................................................................................................ii
Daftar Isi .......................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1.................................................................................................................................... Latar
Belakang...................................................................................................................1
1.2.................................................................................................................................... Tujuan
...................................................................................................................................1
BAB II DASAR TEORI
2.1 Instalasi Listrik..........................................................................................................2
2.2 Peraturan dan Standarisasi........................................................................................2
2.3 Prinsip Dasar Instalasi Listrik...................................................................................2
2.4 Kesehatan Kesalamatan Kerja (K3)..........................................................................3
BAB III LANGKAH KERJA DAN KOMPONEN ALAT KERJA
3.1 Pengambaran Sketsa, Pemipaan, dan Pengkawatan instalasi penerangan 1 fasa.....5
3.2 Pengerjaan Panel ......................................................................................................7
3.3 Commisioning ..........................................................................................................7
3.3.1 Commisioning tidak bertegangan...................................................................7
3.3.2 Pengujian Seluruh Sistem...............................................................................8
3.4 Peralatan Instalasi Penerangan 1 fasa.......................................................................9
3.5 Bahan-bahan instalasi penerangan 1 fasa.................................................................11
3.6 Komponen dan Alat dalam Pembuatan Propil U......................................................17
3.7 Komponen dan Alat dalam Pembuatan Mata Itik.....................................................20
3.8 Alat ukur pada Instalasi Penerangan 1 Fasa.............................................................21
BAB IV ALAT DAN BAHAN
4.1 Jangka Sorong...........................................................................................................22
4.2 Mikrometer ..............................................................................................................25
4.3 Daftar kebutuhan bahan Praktikum Bengkel semester 1.........................................27
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan...............................................................................................................29
5.2 Saran.........................................................................................................................29
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Teknik listrik merupakan salah satu program studi yang ada di Politeknik Negeri
Malang. Salah satu mata kuliah di program studi Teknik Listrik adalah bengkel listrik.
praktek bengkel listrik ini bertujuan untuk melatih keterampilan mahasiswa Teknik
Listrik yang didapat pada mata kuliah teori serta meningkatkan kedisiplinan yang berguna
bagi mahasiswa itu sendiri

Dalam praktek mata kuliah Bengkel listrik ini mendapatkan satu Job Sheet yang
menjadikan arahan dalam pengerjaan tugasnya. Dalam Job Sheet memuat praktek yang
teorinya telah didapatkan dalam pembelajaran mata kuliah lain. Seperti halnya dalam
mata kuliah Instalasi listrik pada materi instalasi penerangan rumah.

Setelah menyelesaikan praktek mahasiswa dituntut untuk membuat laporan hasil


praktek yang dikumpulkan pada akhir semester sebagai salah satu syarat untuk memenuhi
nilai ujian akhir semester. Dengan laporan ini dapat diketahui tentang kemampuan
mahasiswa dalam memahami materi yang telah disampaikan oleh dosen pembimbing. Hal
ini juga sebaga referensi atau bekal dalam dunia nyata maupun tempat bekerja setelah
mahasiswa lulus dari perkuliahan. Dengan keterampilan bengkel, mahasiswa mampu
mengaplikasikan semua teori yang didapatkan dari mata kuliah lain dalam prakteknya
yang bisa menciptakan lulusan yang terampil dan siap kerja

1.2 TUJUAN

Tujuan praktik bengkel listrik semester 2, yaitu:


a. Dapat menggambar dan membaca suatu gambar instalasi;
b. Dapat mempersiapkan alat-alat dan komponen yang dibutuhkan untuk praktikum;
c. Dapat memahami fungsi dan dapat memasang komponen yang dibutuhkan dalam
praktikum;
d. Dapat memasang pipa dan penghantar serta memeriksa suatu instalasi bertegangan;
e. Dapat membaca diagram pengawatan panel, memasang isi panel, melakukan
pengawatan dalam panel, melakukan pemeriksaan pengawatan dalam panel;
f. Dapat mengukur tahanan isolasi menggunakan Megger;
BAB II
DASAR TEORI

2.1 INSTALASI LISTRIK

Instalasi penerangan listrik adalah saluran listrik dari sumber (PLN, genset dan
lain-lain) menuju beban yang terpasang di dalam atau di luar bangunan untuk
menyalurkan arus listrik kepada konsumen setelah APP (Alat Pengukur dan
Pembatas)
Untuk pemasangan instalasi penerangan listrik untuk rumah tangga terlebih
dahulu harus melihat gambar-gambar rencana instalasi penerangan yang sudah
dibuat oleh perencana berdasarkan diagram situasi

2.2 PERATURAN DAN STANDARISASI

Pemasangan suatu instalasi listrik terikat pada peraturan. Adapun tujuan dari
diadakannya peraturan ini adalah supaya aman bagi manusia, binatang, maupun
peralatan lain, adanya kesatuan atau keragaman, sebagai tuntunan pemakaian
energi listrik. Oleh karena itu agar energi listrik dapat dimanfaatkan seefisien
mungkin, maka syarat-syarat yang ditentukan dalam peraturan tersebut sangat
ketat. Di Indonesia ini dikenal dengan Peraturan Umum Instalasi Listrik
2000/2011, atau disebut PUIL 2000 atau PUIL 2011

2.3 PRINSIP DASAR INSTALASI LISTRIK

Prinsip dasar sangat diperlukan pada kegiatan yang berhubungan dengan


kelistrikan yaitu, merancang, memasang, dan mengoprasikan instalasi listrik. Ada
6 prinsip dasar yaitu :

1. Keamanan
Artinya, harus mempertimbangkan faktor keamanan dari suatu instalasi
listrik, baik keamanan terhadap manusia, bangunan, atau harta benda,
makhluk hidup lain dan peralatan itu sendiri.
2. Keandalan
Artinya, seluruh peralayan yang dipakai pada instalasi tersebut
haruslah handal dan baik secara mekanik maupun secara kelistrikannya.
Keandalan juga berkaitan dengan sesuai tidaknya pemakaian pengaman
jika terjadi gamgguan, contohnya bila terjadi suatu kerusakan atau
gangguan harus mudah dan cepat diatasi dan diperbaiki agar gangguan
yang terjadi dapat diatasi.
3. Kemudahan
Artinya, dalam pemasangan peralatan instalasi listrik yang relatif
mudah dijangkau oleh pengguna pada saat mengoprasikannya dan tata
letak komponen listrik tidak susah untuk dioperasikan, sebagai contoh
pemasangan saklar tidak terlalu tingi atau terlalu rendah.

4. Ketersediaan
Artinya, Kesiapan suatu instalasi listrik dalam melayani kebutuhan
baik berupa daya, peralatan maupun kemungkinan perluasan instalasi.
Apabila ada perluasa instalasi tidak mengganggu sistem instalasi yang
sudah ada, tetapi kita hanya menghubungkannya pada sumber cadangan
(spare) yang telah diberi pengaman.

5. Estetika
Artinya, dalam pemasangan komponen atau peralatan instalasi listrik
harus ditata sedemikian rupa, sehingga dapat terlihat rapih dan indah serta
tidak menyalahi peraturan yang berlaku.

6. Ekonomi
Artinya, biaya yang dikeluarkan dalam pemasangan instalasi listrik
harus diperhitungkan dengan teliti dengan pertimbangan - pertimbangan
tertentu sehingga biaya yang dikeluarkan dapat seheat mungkin tanpa
harus mengesampingkan hal-hal diatas

2.4 KESEHATAN KESELAMATAN KERJA (K3)

K3 adalah suatu ilmu pengetahuan dan penerapan guna mencegah


kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan
dan lingkungan kerja. Secara umum keselamatan kerja dapat dikatakan sebagai
ilmu dan penerapan yang berkaitan dengan mesin pesawat, alat kerja, bahan dan
proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan lingkungan kerja serta cara
melakukan pekerjaan guna menjamin keselamatan tenaga kerja dan aset
perusahaan agar terhindar dari kecelakaan dan kerugian lainnya. Keselamatan
kerja juga meliputi penyediaan APD, perawatan mesin dan pengaturan jam kerja
yang manusiawi.
Dalam pemasangan instalasi listrik, biasanya rawan terhadap terjadinya
kecelakaan. Kecelakaan bisa timbul akibat adanya sentuh langsung dengan
penghantar beraliran arus atau kesalahan dalam prosedur pemasangan instalasi.
Oleh karena itu perlu diperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan bahaya listrik
serta tindakan keselamatan kerja.
Langkah – langkah keselamatan kerja berhubungan dengan peralatan listrik,
tempat kerja, dan cara-cara melakukan pekerjaan pemasangan instalasi lisrik dapat
diikuti pentunjuk berikut:
1. Menurut PUIL ayat 920 B6, beberapa ketentuan peralatan listrik
diantaranya :
a. Peralatan yang rusak harus segera diganti dan diperbaiki. Untuk
peralatan rumah tangga seperti sakelar, fiting, kotak -kontak,
setrika listrik, pompa listrik yang dapat mengakibatkan kecelakaan
listrik.
b. Tidak diperbolehkan :
1. Mengganti pengaman arus lebih dengan kapasitas yang lebih
besar
2. Mengganti kawat pengaman lebur dengan kawat yang
kapasitasnya lebih besar
3. Memasang kawat tambahan pada pengaman lebur untuk
menambah daya
c. Bagian yang berteganagan harus ditutup dan tidak boleh disentuh
seperti terminal-terminal sambungan kabel, dan lain -lain.
d. Peralatan listrik yang rangkaiannya terbuat dari logam harus
ditanahkan
e. Menurut PUIL ayat 920 A1, tentang keselamatan kerja berkaitan
dengan tempat kerja, diantaranya :
 Ruangan yang didalamnya terdapat peralatan lsitrik terbuka,
harus diberi tanda peringatan “ AWAS BERBAHAYA”
 Berhati-hatilah bekerja dibawah jaringan listrik
 Perlu digunakan perelatan pelindung bila bekerja di daerah yang
rawan bahaya listrik
f. Pelaksanaan pekerjaaan instalasi listrik yang mendukung pada
keselamatan kerja,
antara lain :
 Pekerja instalasi listrik harus memiliki pengetahuan yang telah
ditetapkan olehPLN (AKLI)
 Pekerja harus dilengkapi dengan peralatan pelindung seperti :
Baju pengaman (lengan panjang, tidak mengandung logam, kuat
dan tahan terahadap gesekan), Sepatu, Helm, Sarung tangan.
 Peralatan (komponen) listrik dan cara pemasangan instalasinya
harsus sesuai dengan PUIL.
 Bekerja dengan menggunakan peralatan yang baik
 Tidak memasang tusuk kontak secara bertumpuk
 Tidak boleh melepas tusuk kontak dengan cara menarik
kabelnya, tetapi dengancara memegang dan menarik tusuk
kontak tersebut.
BAB III
LANGKAH KERJA DAN KOMPONEN ALAT KERJA

3.1 PENGAMBARAN SKETSA, PEMIPAAN, DAN PENGKAWATAN INSTALASI


PENERANGAN

1. PENGAMBARAN SKETSA
Tahap pengerjaan :

1. Menggunakan APD untuk keamanan. Contoh: baju bengkel.


2. Menyiapkan alat dan bahan dalam membuat sketsa, yaitu kapur, penggaris,
lap, dan gambar kerja.
3. Membersihkan papan yang akan dikerjakan dengan menggunakan lap
bersih.
4. Menggunakan kapur untuk menggambar sketsa gambar instalasi sesuai
gambar jobsheet.
5. Menggunakan penggaris dan meteran untuk membantu dalam
menggambar sketsa.
6. Menggambar garis tepi untuk mempermudah penggambaran.
7. Menggambar komponen-komponen yang akan dipasang pada papan sesuai
letak yang telah tercantum dalam jobsheet.
8. Setelah selesai, memeriksa kembali sketsa gambar yang telah digambar
pada papan.
9. Jika sudah benar, Memulai pasang komponen, kecuali selcon, panel IML.
2. PEMIPAAN

Tahap pengerjaan:

1. Memotong pipa sesuai panjang yang telah ditentukan antar komponen.


2. Membuat L-bow dengan cara membending dengan bantuan heater
3. Menyambungkan pipa dengan L-bow untuk pipa yang melengkung.
4. Memasang pipa sesuai dengan gambar jobsheet.
5. Merekatkan pipa menggunakan klem.

3. PENGAWATAN

Tahap pengerjaan:

1. Menggunakan APD untuk keamanan, contoh: baju bengkel.


2. Menentukan kabel yang akan dimasukkan ke dalam pipa
3. Memasukkan kabel ke dalam pipa secara bersamaan sesuai jumlah yang
telah ditentukan.
4. Memotong kabel yang sudah dimasukkan pipa. Jangan lupa memberi jarak
pada kabel yang akan dipotong untuk penyambungan dengan komponen
lainnya, seperti saklar, fitting, kotak sambung, stop kontak, panel, dan
tombol tekan.
5. Menyambung kabel pada saklar, fitting, selcon, stop kontak, push button.
6. Menggunakan lasdop dan
benang untuk sambungan
ekor babi di kotak
sambung.
3.2 PENGERJAAN PANEL

Tahap pengerjaan:
1. Menggunakan APD untuk keamanan, contoh: baju bengkel.
2. Menyiapkan alat dan bahan untuk pengerjaan panel
3. Melepas plat yang ada di dalam panel dan pintu panel
4. Memasang komponen yang akan dipasang pada panel, seperti terminal,
busbar, fuse, saklar impuls.
5. Melakukan pengawatan pada panel sesuai dengan jobsheet.
6. Memeriksa sambungannya menggunakan multimeter. Jika sudah benar,
masukkan plat panel ke dalam panel.
7. Menghubungkan kabel yang ada pada pipa dengan terminal sesuai gambar
yang terdapat di jobsheet. Kemudian, Memeriksa sambungannya
menggunakan multimeter.

3.3 COMMISIONING
3.3.1 COMMISIONING TIDAK BERTEGANGAN

Pemeriksaan sambungan:

• Menggunakan multimeter dalam mengecek tiap sambungan.


• Jika jarum multimeter bergerak ke arah kanan berarti terdapat
sambungan.
• Jika jarum tidak bergerak, maka cek kembali sambungannya.
• Setelah selesai, Mencatat hasil pengecekan.

Jalur NO. Komponen Jenis Kondisi


sambungan sambungan
Fasa Baik
1 Fitting lampu A
Netral Baik
Fasa Baik
2 Fitting lampu B
Netral Baik
1
Fasa Baik
Netral Baik
3 Kotak kontak
PE/ground Baik

Fasa load Baik


2 1 Selcon Fasa line Baik
Netral Baik
Fasa Baik
1 Fitting lampu C
Netral Baik
3
Fasa Baik
2 Fitting lampu D
Netral Baik
3.3.2 PENGUJIAN SELURUH SISTEM
 Memasang seluruh beban (4 lampu pijar)
 Menghubungkan panel dengan sumber tegangan
 Mengoperasikan semua beban
 Mengamati beban, catat dan buat tabel.

No. Komponen Keterangan


Lampu A Menyala
1.
Lampu B Menyala
2. Lampu C Menyala
3. Lampu D Menyala
4. Kotak kontak Bertegangan
3.4 PERALATAN INSTALASI PENERANGAN

Dalam pengerjaan jobdesk instalasi, diperlukan alat-alat yang nantinya


digunakan untuk mempermudah pengerjaan. Alat-alat yang dibutuhkan telah
disediaka oleh bengkel dan diletakkan pada drawer tiap mahasiswa.

1. TANG

- Tang Pemotong (Cutting Pliers)


Memiliki rahang tajam. Fungsinya untuk memotong kawat,
kabel plastik, dan fiber tipis. Bahannya dari besi chrome vanadium.
Gagangnya dilapis plastik. Kelemahan, tidak bisa memotong
ukuran bidang yang besar atau tebal.

- Tang Kombinasi (Multi Purpose Plier)


Memiliki Ujung rahang yang bergerigi rapat, untuk menjepit
kawat atau kabel. Di tengahnya, belahan yang bergerigi renggang,
untuk mengunci mur. Rahang tajam sebagai pemotong kawat dan
kabel. Kelemahannya, jikalau celah antar rahang berkarat akan
berakibat macet.

- Tang Pengelupas Kabel (Crimping Plier Tool Kit)


Tang ini dapat membantu untuk mengupas kabel dengan
mudah. Bagian rahang sebagai penjepit kabel. Di bawah rahang
yang tajam sebagai pemotong kabel. Dan gagang yang bergerigi
untuk mengelupas kabel.

- Tang Cucut (Long noise Pliers)


Bentuknya ibarat ikan cucut: moncong pipih, panjang, dan
berbentuk gergaji. Sebab itu, tang ini dikenal sebagai “tang cucut”.
Berfungsi sebagai penjepit kawat atau kabel. Namun Anda sanggup
memanfaatkan belahan dalam rahang yang tajam sebagai pemotong
kabel.

- Tang Sudut
Moncong rahang mempunyai sudut kemiringan 45derajat.
Fungsinya untuk menjepit kawat dan kabel yang sulit dijangkau,
ibarat di kolong
meja.
Kelemahannya,
hanya cocok untuk
belahan dengan
sudut kemiringan
45 derajat.

2. OBENG

Obeng adalah sebuah


alat yang digunakan untuk mengencangkan atau mengendorkan baut. Ada
beberpa model obeng yang digunakan. Jenis yang sangat umum di
Indonsia adalah model Philips yang populer disebut obeng kembang atau
plus (+) dan slotted yang sering disebut obeng minus(-). Pada job ini,
obeng juga memegang peranan besar,
terutama dalam pemasangan kabel
dan komponen yang digunakan pada
instalasi penerangfan atau pun pada
panel. Jenis obeng yang dipilih
disesuaikan dengan baut yang akan
dilepas atau di pasang.

3. TEST PEN / TESPEN


Merupakan suatu alat instalasi listrik yang digunakan untuk
mengetahui ada tidaknya tegangan pada suatu komponen instalasi. Bagian-
bagian tespen terdiri dari :
-Ujung tespen yang berguna untuk menyentuh benda yang
bertegangan listrik.
-Batang karbon berguna untuk menghabat sebagian arus listrik.
-Lampu AC digunakan sebagai indikator.
- Pegas untuk memberikan tekanan pada karbon dan lampu terhadap
pangkal tespen.
- Pangkal tespen terbuat dari logam sebagai ujung sentuh terhadap
jari.
- Gagang tespen terbuat dari bahan transparan yang gunanya agar
lampu ac yang ada didalam bisa terlihat nyalanya.
Pada Job Sheet ini, penggunaan tespen paling banyak digunakan pada
saat KWh meter telah terpasang ke terminal sumber menggunakan
kabel twisted, yang berfungsi untuk mengetahui apakah rangkaian
telah tersambung sempurna.

4. GERGAJI
Gergaji adalah suatu alat tipis dan tajam yang
dapat digunakan untuk memotong bahan yang
keras. Dalam jobdesk ini, gergaji digunakan untuk
memotong pipa PVC agar sesuai dengan ukuran
yang diinginkan pada papan.

5. UNCK
Unck
digunakan
untuk
memberi
tanda pada
benda
lunak. Pada
jobdesk ini, unck digunakan sebagai pemberi lubang agar skrup bisa
masuk dengan mudah pada saat diobeng.

6. PENGGARIS

Penggaris digunakan untuk mengukur kabel-kabel yang dibutuhkan


pengukuran dengan panjang tidak melebihi skala nominal dari penggaris.
Pada jobdesk ini, digunakan penggaris berukuran 1 meter, 30 cm, dan
penggaris siku.
7. PALU

Palu atau martil adalah alat yang


digunakan untuk memberikan
tumbukan kepada benda. Palu
umumnya digunakan untuk
memaku, memperbaiki suatu
benda, penempaan logam dan
mengancurkan suatu objek.
3.5 BAHAN – BAHAN INSTALASI PENERANGAN 1 FASA

1. PAPAN KERJA

Papan kerja merupakan media yang


digunakan untuk memasang instalasi
penerangan beserta komponen-
komponennya. Papan kerja yang digunakan
terbuat dari kayu tebal yang dilapisi dengan
triplek. Papan ini berukuran 122 × 122 cm.

2. PIPA
Pada jobdesk ini, pipa pvc berfungsi sebgai
penghubung antara komponen satu ke
komponen yang lain. Selain itu, pipa juga
berfungsi sebagai pelindung kabel dari
debu, air dan lingkungan. Pipa ini juga
menjaga kerapian kabel serta keindahan
agar enak dipandang. Pada job ini
mahasiswa membutuhkan 4 meter pipa pvc
yang berukuran 5/8 inchi

3. KOTAK SAMBUNG (Cross-doss)


Cross-doss digunakan sebagai media penghubung untuk satu pipa yang
berisi kabel ke pipa yang lain. Cross-doss juga merupakan tempat dimana
mahasiswa diperbolehkan untuk menjumper kabel dengan menggunakan
bedang dan lasdop, yang hanya diperbolehkan pada kotak sambung ini
dengan alasan keamanan. Ketika melakukan penyambungan atau jumper
disarankan untuk
memeriksa sudah
rekat atau belum
sambungan tersebut.
Pada job ini
mahasiswa
membutuhkan 2 buah
Cross-doss yang
keempat lubangnya
pas denga pipa yang
berukuran 5/8 inchi

4. FITTING DUDUK
Terbuat dari bahan
keramik. Memiliki 2 terminal,
satu terminal untuk kabel
phasa dan satu lagi untuk
kabel netral. Fitting jenis ini
memiliki keunggulan yaitu
dapat digunakan untuk penerangan di luar ruangan dan tidak memerlukan
roset sebagai dudukannya, dan secara fisiknya jauh lebih kuat dari fitting
lokal. Pada job ini mahasiswa membutuhkan 1 buah fitting duduk.

5. FITTING LOKAL

Berfungsi untuk
dudukan lampu. Fitting ini
memiliki 2 terminal. Satu
terminal untuk kabel phasa
dan terminal keda untuk
kabel netral. Fitting ini
terbuat dari bahan plastik.
Digunakan didalam ruangan yang jauh dari pengaruh luar yang dapat
menyebabkan kerusakan serta mempengaruhi kinerjanya. Lampu yang
dapat dimasukkan dalam fitting ini adalah jenis lampu ulir baik LHE
ataupun lampu pijar. Pada jobdesk ini, dibutuhkan 3 buah fitting duduk.

6. SAKLAR SERI
Saklar seri merupakan saklar yang digunakan
untuk mengoprasikan duah buah lampu
sekaligus. Saklar ini memiliki dua tombol
dengan empat terminal, dua untuk fasa sumber
dan dua untuk ke beban lampu. Saklar ini
mampu bekerja pada tegangan hingga 250 Volt.
Pada jobdesk ini, dibutuhkan 1 buah saklar seri.

7. SAKLAR CAHAYA SELCON (LDR)


LDR (Light Direct Resistance)
adalah salah satu jenis resistor
yang dapat mengalami perubahan
resistansinya apabila mengalami
perubahan penerimaan cahaya.
Besarnya nilai hambatan pada
sensor cahaya LDR tergantung
pada besar kecilnya cahaya yang
diterima oleh LDR itu sendiri.
LDR sering disebut dengan alat
atau sensor yang berupa resistor yang peka terhadap cahaya. Biasanya LDR
terbuat dari cadmium sulfida yaitu merupakan bahan semikonduktur yang
resistansinya berubah-ubah menurut banyaknya cahaya(sinar) yang
mengenainya. Resistansi LDR pada tempat yang gelap biasanya mencapai
sekitar 10 MΩ, dan ditempat terang LDR mempunyai resistansi yang turun
menjadi sekitar 150Ω seperti halnya resistor konvensional, pemasangan
LDR dalam suatu rangkaian sama persis seperti pemasangan resistor biasa.
Saklar ini bekerja pada tegangan 220 V – 240 V dan dengan
kemampuan arus 10 A. Memiliki 3 terminal yang terdiri dari Line, Load,
dan Netral. Pada jobdesk ini dibutuhkan LDR 1 buah.

8. ROSET KAYU
Roset kayu digunakan sebagi tempat dudukan pada papan untuk fitting
lokal. Memiliki bentuk
yang tebal, sehingga
untuk menempelkannya
pada papan harus
menggunakan sekrup
yang tebal. Pada jobdesk
ini, dibutuhkan 3 buah
roset kayu untuk 3 fitting
lokal.
9. KOTAK KONTAK 1 FASA

Kotak kontak ini terbuat


dari bahan keramik.
Mampu bekerja pada
tegangan sebesar 250 V.
Memiliki 3 buah terminal
(phasa, netral, dan PE)
dan kotak kontak ini
mempunyai daya 500
VA. Letak dari terminal
phasa di sebelah kiri dan
netrel di sebelah kanan, PE
berada pada atas atau bawah
dari kotak kontak. Pada
jobdesk ini digunakan 1 buah
kotak kontak.

10. BENANG
Benang merupakan serat
yang berfungsi sebagai isolator
pada instalasu penerangan.
Benang membalut sambungan
ekor babi yang akan ditutup dengan lasdop kemudian. Fungsi benang
adalah sebagai pengerat agar
lasdop tidak lepas dan berfungsi
dengan baik sebagai isolator.
Pemasangan benang haruslah
pas, sehingga tidak dapat
dilepas dengan mudah. Pada
jobdesk ini, digunakan 10 helai
benang.

11. LASDOP

Lasdop adalah isolasi untu sambungan


ekor babi. Fungsi dari lasdop yaitu sebagai
penutuo dari sambungan kabel. Dengan
mengunakan lasdop dapat mencegah terjadinya
hubung singkat antar penghantar. Serta aman
apabila ada sentuhan dari tangan manusia.
Bahan dari lasdop adalah plastik sehingga tidak
menghantarkan arus. Pada jobdesk ini, lasdop yg
digunakan sebanyak 10 buah.

12. LAMPU PIJAR 40 WATT


Lampu pijar digunakan sebagai indikator
apakah instalasi penerangan yang telah kita

rancang sudah benar penempatan antara fasa


dengan netralnya. Lampu pijar dipasang di fitting

duduk dan fitting lokal. Pada jobdesk ini,


dibutuhkan 4 buah lampu pijar.

13. BOX PANEL 40 × 30 CM


Box panel berfungsi sebagai tempat pengaman serta line up terminal
yang menghubungkan kabel sumber dengan kabel beban. Box panel yang
digunakan berukuran kecil dengan ukuran 40 × 30 cm.
Panel listrik adalah sebuah papan hubung
bagi yang berisi koponen-komponen listrik,
yang disesuaikan dengan fungsi panel tersebut.
Terdiri dari fuse, saklar impuls, dan terminal.
Pada jobdesk ini, digunakan box panel sebanyak
1 buah.

14. SEKRING (fuse)


Sekering adalah suatu perlatan proteksi yang umum digunakan.
Sekring adalah suatu peralatan proteksi kerusakan yang disebabkan oleh
arus berlebihan yang mengalir dan memutuskan rangkaian dengan
meleburannya elemen sekring. Jumlah sekering tergantung jumlah gruo
dalam suatu instalasi. Sekering berisi fuse yang jika terjadi trip harus
dilakukan penggantian. Pada jobdesk ini digunakan 3 sekering dengan arus
nominal masing-masing 10 A.

15. LINE UP TERMINAL


Line up terminal adalah tempat penyambungan kabel dari sumber di
hubungkan pada titik-titik kontrol dan saya yg diperlukan. Dimana penghantar
yang di ijinkan untuk masuk pada terminal ini adalah maksimum 2,5 mm2.
Line up terminal terdapat di dalam panel. Kabel dari sumber masuk ke
line up terminal utama kemudian untuk kabel fasa masuk ke fuse dan
untuk kabel netral dan ground masuk ke busbar. Dari busbar dan fuse,
sebelum ke beban kabel harus melewati line up terminal terlebih dahulu.
Saat memasukkan kabel pada line up terminal harus dicek terlebih dahulu
erat atau tidaknya, karena jika kabel ini belum erat masuk ke line up
terminal ini, dipastikan elektronnya tidak akan mengalir. Pada jobdesk ini,
line up terminal yang dibutuhkan
sebanyak 3 buah kabel dari
sumber dan 10 buah untuk
kabel keluaran menuju beban.

16. KABEL LISTRIK

Kabel listrik adalah media untuk menyalurkan energi listrik.


sebuah kabel listrik harus terdiri dari isolator dan konduktor. Isolator
adalah bahan pembungkus kabel
yang biasanya terbuat dari karet atau
plastik. Sedangkan konduktor
terbuat dari serabut tembaga atau
tembaga pejal.
Ada beberapa
kabel listrik yang
digunakan pada
jobdesk ini, yaitu :

-NYA
Kabel NYA
berdiameter
2
1,5 mm berfungsi sebagai penghantar arus listrik. Pemasangan
kabell ini dilakukan NYA 3 warna. Yaitu merah untuk kabel fasa,
biru untuk kabel netral, dan hijau-kuning untuk kabel PE.

- NYM

Kabel NYM digunakan untuk menyambungkan saklar


cahaya(LDR) dengan sumber tegangan dari dalam panel. Terdapat
3 kabel dalam NYM, yaitu kabel NYA fasa, netral, dan PE. Yang
nantinya dihubungkan dengan ketiga kabel yang ada di saklar
cahaya.

17. CONNECTOR
Connector merupakan komponen yang
menghubungkan kabel distribusi dan kotak APP.
Connector mempunyai gigi-gigi yang menancap
langsung ke kabel sehingga tegangan dapat
tersalurkan. Cara memasangnya hanya dengan
memasukkan kabel ke lubang yang ada pada
connector, kemudian merapatkanmur yang ada
pada bagian atasnya dengan pengunci. Pada
jobdesk ini, dibutuhkan connector sebanyak 2
buah yaitu untuk netral dan fasa.
18. SAKLAR TUNGGAL

Saklar tunggal merupakan saklar yang terdiri


dari satu buah tuas. Bisa mematikan dan menghidupkan lampu dengan
sekali tekan.

3.6 KOMPONEN DAN ALAT DALAM


MEMBUAT PROPIL U
1. Pelat besi ukuran 82 × 43 × 65 mm

2. Ragum
Ragum digunakan untuk menjepit benda kerja saat melaksanakan pekerjaan
mekanik seperti mengikir, menggergaji, mengebor, memahat dan lain-lain.
Agar benda kerja tidak mengalami kerusakan/luka maka pada mulut ragum
dilengkapi dengan vice klem. Pemasangan ragum pada meja kerja harus
disesuaikan dengan tinggi pekerja yang akan bekerja. Sebagai patokan adalah
apabila ragum dipasang pada meja kerja, maka tinggi mulut ragum harus
sebatas siku dari pekerja pada posisi berdiri sempurna.
Hal-hal yang perlu diperhatikan atau
yang perlu dipedomani dalam
penjepitan benda kerja pada ragum
adalah sebahai berikut :
a. Gunakan pelapis rahang ragum
untuk mencegah benda kerja agar
tidak rusak permukaannya.
b. Penjepitan benda kerja harus rata,
artinya permukaan benda kerja
yang Untuk penjepitan benda kerja
yang tipis (pelat tipis) gunakan landasan dari kayu. Landasan tersebut
dijepit pada rahang ragum

3. Kikir
Material kikir adalah dari baja karbin tinggi/baja
special. Alat ini digunakan untuk mengurangi
sebagian material dengan jalan memarut sehingga
menjadi rata, cekung, cembung, bulat, dan lainnya.

4. Penggores
Alat ini digunakan untuk menandai ukuran pada benda kerja atau bahan yang
akan diolah. Ada bermacam-macam jenis penggores yaitu penggores tangan
sedukan, penggores dengan satu ujung bengkok, penggores dengan satu ujung
dirubah.
5. Penitik
Penitik dapat digunakan untuk menitik bagian benda kerja yang akan di bor.
Bentuk penitik yang sering digunakan adalah silinder yang dikartel dengan ujung
tirus yang bersudut 250° sampai 300°.
6. Penggaris Baja
Mistar baja ini berfungsi untuk mengukur benda kerja yang berukuran pendek,
selain itu juga dapat dipakai
untuk membimbing
penggoresan dalam melukis
batangan pada pelat yang
digunakan, ukuran panjang dari
mistar baja ini bermacam
macam, ada yang berukuran 300 mm, 500mm, 600mm dan 1000mm.

7. Penggaris Siku
Alat ini digunakan untuk menyiku ketelitian dari benda
kerja, ukuran panjangnya 300mm, terbuat dari bahan
baja.

8. Gergaji Besi
Gergaji besi dengan fungsi untuk menggergaji lapisan besi atau besi tipis,
karena bentuknya yang demikian beda dengan gergaji kayu, geriginya yang
kecil dan ujung depan dan belakangnya ada pemuntir yang gunanya untuk
mengencangkan dan menggendorkan gergaji besi. Gergaji besi terdiri dari
sengkang dan daun gergaji., sengkang adalah alat pegangan untuk menggergaji
sedangkan daun gergaji ada yang mempunyai gigi berbentuk lurus dan
berbentuk zig zag
9. Mesin Bor
  Alat ini berfungsi untuk membuat lubang pada benda kerja mulai dari
diameter kecil hingga yang
besar.Yang harus menjadi perhatian
Kita pada saat menggunakan bor
adalah perhatikan jenis mata bor nya.
Sesuaikan bahan mata bor dengan
pengaplikasiannya. Mata bor untuk benda kerja berbahan besi tentu berbeda
dengan mata bor untuk benda kerja berbahan kayu
atau objek seperti tembok misalnya.

10. Tap
Alat yang digunakan untuk membuat ulir dalam dengan tangan dimanakan
“TAP” dalam hal ini disebut saja “Tap Tangan” untuk membedakan
penggunaannya dengan yang dipakai mesin. Bahannya terbuat dari baja karbon
atau baja suat cepat (HSS) yang dikeraskan
3.7 KOMPONEN DAN ALAT DALAM MEMBUAT MATA ITIK
1. Kabel
Kabel tipe NYA ukuran 1,5 mm2 dan ukuran 2,5 mm2
Kabel NYA 1,5mm Kabel NYA 2,5mm

2. Satu Set Tang


Terdiri dari: tang potong, tang kupas, tang kombinasi, tang bengkok

3. Pelat Ring Kabel

3.8 ALAT UKUR DALAM INSTALASI PENERANGAN

1. MULTIMETER / AVOMETER
Multimeter adalah suatu alat yang dapat berfungsi sebagai
amperemeter, voltmeter, dan ohmmeter. Kegunaan : mengukur arus AC/DC,
mengukur tegangan AC/DC, dan mengukur tahanan.
Cara menggunakan:
a. Sebagai amperemeter  dipasang secara seri dengan rangkaian.
Tentukan jenis arus yang diukur dan batas ukur yang digunakan.
b. Sebagai voltmeter  dipasang secara paralel dengan rangkaian.
Tentukan jenis tegangan yang diukur dan batas ukur yang
digunakan.
c. Sebagai ohmmeter  dipasang secara paralel atau seri.
2. Jangka Sorong
Kegunaan Jangka sorong biasa digunakan untuk mengukur kedalaman,
mengukur diameter luar dan dalam suatu benda.
3. Mikrometer
Adalah sebuah alat ukur yang dapat menilai dan menguku benda dengan
satuan ukur yang memiliki ketelitian hingga 0.01 mm.
4. Tespen
Kegunaan untuk mendeteksi tegangan, membedakan polaritas, menguji atau
memeriksa fuse atau MCB yang putus.

BAB IV

ALAT DAN BAHAN


4.1 JANGKA SORONG (VERNIER CALIPER)
A. Pengertian Jangka Sorong
Jangka sorong adalah alat ukur panjang atau linier yang dipergunakan untuk
mengukur bidang luar, bidang dalam dan kedalaman lubang suatu benda kerja dengan
satuan (mm) ataupun inchi. Jangka sorong disebut juga dengan vernier caliper, mistar
ingsut, mistar geser, atau schuifmaat.
B. Bagian-Bagian Jangka Sorong.

C. Macam-macam jangka sorong


a. Dilihat dari satuannya
 Jangka sorong dengan satuan metris (mm)
 Jangka sorong dengan satuan inchi
 Jangka sorong dengan satuan metris (mm) dan inchi
b. Dilihat dari ketelitiannya
 Jangka sorong dengan ketelitian 0,1 mm
 Jangka sorong dengan ketelitian 0,05 mm
 Jangka sorong dengan ketelitian 0,02 mm
 Jangka sorong dengan ketelitian 1/128 inchi
c. Dilihat dari pembacaannya
 Jangka sorong dengan garis skala dan nonius
 Jangka sorong dengan jam ukur
 Jangka sorong dengan pembacaan digital

D. Pembacaan Ukuran
Sebelum membaca ukuran pada jangka sorong harus memperhatikan hal-hal
sebagai berikut:
1. Skala ukuran yang terdapat pada badan/batang jangka sorong.
Angka-angka yang tercantum pada skala utama terdapat angka 0, 1, 2, .. dan
seterusnya menunjukkan ukuran dalam centimeter.
2. Garis batas skala nonius pada rahang geser.
Pada rahang geser terdapat angka-angka 0, 1, 2, 3,.. dan sterusnya
menunjukkan desimal 0,1; 0,2; 0,3;.. dan seterusnya.
3. Perhatikan garis awal (0) pada skala utama sampai garis awal (0) pada skala
nonius, yang disebut ukuran pada skala utama.
4. Perhatikan garis awal (0) pada skala nonius sampai garis sejajar atau segaris
dengan skala utama yang menunjukkan desimal, yang disebut ukuran pada
skala nonius.
5. Dari skala utama dan ukuran pada skala nonius kita jumlahkan, maka didapat
ukuran total atau ukuran dari benda yang diukur.
E. Jangka sorong dengan ketelitian 0,1 mm
Pada skala utama tercantum angka 1, 2, 3, .. dan seterusnya yang
menunjukkan ukuran 10 mm, 20 mm, .. dan seterusnya. Pada skala noniusnya
terdapat 10 strip, jarak antara satu strip dengan lainnya menunjukkan ukuran desimal
0,1 mm.

Contoh Pembacaan:

0 10 20 mm

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Ukuran pada skala utama : 12 mm


Ukuran pada skala nonius : 0,7 mm
+
Ukuran Total : 12,7 mm
F. Jangka sorong dengan ketelitian 0,05 mm
Pada skala utama tercantum angka 1, 2, 3, .. dan seterusnya yang
menunjukkan ukuran 10 mm, 20 mm, .. dan seterusnya. Pada skala noniusnya
terdapat 20 strip, jarak antara satu strip dengan lainnya menunjukkan ukuran desimal
0,05 mm.

Contoh Pembacaan:

0 10
1 20 30 40 50 mm

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Ukuran pada skala utama : 14 mm


Ukuran pada skala nonius : 0,35 mm
+
Ukuran Total : 14,35 mm
G. Jangka sorong dengan ketelitian 0,02 mm
Pada skala utama tercantum angka 1, 2, 3, .. dan seterusnya yang
menunjukkan ukuran 10 mm, 20 mm, .. dan seterusnya. Pada skala noniusnya
terdapat 50 strip, jarak antara satu strip dengan lainnya menunjukkan ukuran desimal
0,02 mm.
Contoh Pembacaan:

0 10 20 30 40 50 mm

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Ukuran pada skala utama :2 mm


Ukuran pada skala nonius : 0,48 mm
+
Ukuran Total : 2,48 mm

4.2 MIKROMETER
A. Pengertian Mikrometer
Mikrometer adalah suatu alat ukur presisi dengan ketelitian yang akurat dan
berfungsi untuk mengukur ketebalan, mengukur lubang, mengukur kedalaman, atau
mengukur celah dari suatu benda kerja.
B. Macam-macam Mikrometer
a. Ditinjau dari ketelitiannya
 Mikrometer ketelitian 0,01 mm
 Mikrometer ketelitian 0,002 mm
 Mikrometer ketelitian 0,001 mm
b. Ditinjau dari pembacaan ukuran
 Mikrometer dengan pembacaan ukuran skala langsung
 Mikrometer dengan pembacaan skala ukuran dan nonius
 Mikrometer dengan jam ukur
 Mikrometer denga pembacaan digital
C. Bagian-bagian micrometer

Keterangan:
1. Frame (Bingkai/rangka)
2. Anvil (landasan tetap)
3. Spindle (poros geser)
4. Lock (Pengunci)
5. Sleeve (Tabung ukur)
6. Timble (Tabung Putar)
7. Ratchet (Ratset)
Fungsi Bagian-bagian mikrometer:
1. Bingkai (Frame),
Bingkai ini berbentuk huruf C terbuat dari bahan logam yang tahan panas serta
dibuat agak tebal dan kuat. Tujuannya adalah untuk meminimalkan
peregangan dan pengerutan yang mengganggu pengukuran. Selain itu, bingkai
dilapisi plastik untuk meminimalkan transfer panas dari tangan ketika
pengukuran karena jika Anda memegang bingkai agak lama sehingga bingkai
memanas sampai 10 derajat celcius, maka setiap 10 cm baja akan memanjang
sebesar 1/100 mm.
2. Landasan (Anvil)
Landasan ini berfungsi sebagai penahan ketika benda diletakan dan diantara
anvil dan spindle.
3. Spindle (poros geser)
Spindle ini merupakan silinder yang dapat digerakan menuju landasan.
4. Pengunci (lock)
Pengunci ini berfungsi sebagai penahan spindle agar tidak bergerak ketika
mengukur benda.
5. Sleeve (Tabung ukur)
Tempat skala utama.
6. Thimble (Tabung putar)
Tempat skala nonius berada, dan untuk memajukan dan memundurkan
spindel. . Tabung putar memiliki ulir yang dihubungkan dengan ujung poros
geser. Jika tabung putar diputar satu putaran maka poros geser akan bergerak
satu speed atau satu kisar ulir. Kisar ulir pada tabung putar ada yang
mempunyai ukuran 1 mm dan ada pula yang memiliki kisar ulir 0,5 mm. Satu
keliling tabung putar dibagi menjadi 50 garis skala ukuran, sehingga jarak
antara masing-masing garis skala ukuran menunjukkan bergeraknya tabung
putar atau poros geser sejauh 0,5/50 = 0,01 mm.
7. Ratchet Knob
Untuk memajukan atau memundurkan spindel agar sisi benda yang akan
diukur tepat berada diantara spindle dan anvil.
D. Pembacaan Ukuran
Untuk membaca nilai pada mikrometer sekrup ada 2 bagian yang harus
diperhatikan yaitu skala utama dan skala nonius. Untuk melihat ke-2 bagian
tersebut dapat dilihat dari sleve untuk skala utama dan thimble untuk melihat skala
nonius.
Agar lebih jelas tentang cara membaca mikrometer sekrup, kalian dapat
perhatikan contoh gambar dibawah ini :
Penyelesaian cara membaca dari gambar diatas :
1. Perhatikan letak garis skala di bagian sleve yang dilewati oleh bagian timhble yaitu 5
mm
2. Lihat garis skala bawah yaitu 0,5 mm
3. Perhatikan nilai di skala nonius yang berada dibagian thimble yaitu 30 mm maka
rumusnya dikalikan 0,01 mm maka hasilnya 30 x 0,01 = 0.3 mm
4. Jumlahkan lah hasil dari ketiga nilai diatas yaitu nilai skala atas + nilai skala bawah +
nilai di skala nonius = 5 + 0,5 + 0,3 = 5,8 mm
Maka hasil pengukuran dari contoh gambar diatas adalah 5,8 mm

4.3 Daftar kebutuhan bahan Praktikum Bengkel semester 1 :

NO. Nama peralatan Spesifikasi Sa J KE


tu u T
an m
la
h
A. Pipa dan alat bantu
1. Pipa PVC 5/8 dim M 4
2. Kotak Sambung Lokal 5/8 dim B 2
h
3. Klem PVC 5/8 dim B 1
h 2
4. Klem NYM 10 mm B 3
h
5. L-bow PVC 5/8 dim B 6
h
B. Saklar dan Peralatannya
6. Saklar seri on plaster 220 V AC B 1
h
7. Saklar cahaya 220 V AC B 1
h
8. Saklar tekan on plaster 220 V AC B 1
h
9. Fitting duduk lokal E 27 / 220 B 3
V h
10. Fitting duduk import 220 V / E B 1
27 h
11. Roset kayu Lokal B 3
h
12. Stop kontak 1 fasa 220 V AC B 1
h
C. Panel IML dan Kelengkapannya
14. Kotak panel 35 X 40 B 1
CM h
15. Saklar relay impuls 220 V B 1
h
16. Fuse lengkap on plaster 220 V B 3
AC / 10 A h
17. Profil V / dudukan relay Aluminiu C 2
m m 0
Profil G / untuk line up C 1
18. 220 V AC
terminal m 5
19. Busbar Cu dan mur baut 28 X 5 cm B 1
h
20. Line up terminal 4 mm B 1
h 3
21. End plate 4 mm B 2
h
22. End piece 4 mm B 1
h
D. Panel APP
23. OAK tipe 1 B 1
h
24. Deksel B 1
h
25. kWh meter 1 fasa B 1
h
26. MCB 1 fasa 220 V / 10 B 1
A h
27. Terminal blok 16 mm B 1
h
E. Penghantar
28. Kabel NYM 3 x 1,5 M
mm/re
30. Plug 1 fasa 220 V/10 B 1
A h
31. NYA merah 1,5 mm M
32. NYA kuning 1,5 mm M
33. NYA hitam 1,5 mm M
34. NYA biru 1,5 mm M
35. NYA kuning-hijau 1,5 mm M
36. Lasdop Bh
37. Sekrup kayu 3,5 x 15 mm Bh
38. Sekrup kayu 3,5 x 30 mm Bh
39. Sekrup kayu 3,5 x 20 mm Bh
40. Sekrup kayu 3,5 x 50 mm Bh

BAB V
PENUTUP

5.1 KESIMPULAN

Pada praktikum bengkel semester 1 “Instalasi ” ini, mahasiswa telah


mendapatkan keterampilan dan pengetahuan tentang pemasangan komponen-
komponen instalasi. Mahasiswa dapat memahami Jobsheet yang telah diberikan,
fungsi pemasangan dan penggunaan komponen-komponen instalasi, dan melakukan
pemipaan serta pengkawatan.
Mahasiswa harus mencari dan mengetahui mengapa terjadi kesalahan dan
mampu menyelesaikannya. Kesalahan yang biasa terjadi yaitu short circuit. Terjadi
short circuit karena pada saat pemasangan kabel fasa dan netral berbenturan.

5.2 SARAN

1. Pahami job kerja sebelum melakukan praktikum.


2. Bekerja menggunaka APD ( Alat Pelindung Diri )
3. Perhatikan instruksi yang diberikan oleh dosen pembina guna memperlancar proses
praktikum.
4. Apabila ada instruksi yang kurang jelas/kurang dimengerti segera tanyakan pada
dosen pembina.
5. cek semua keadaaan alat dan bahan sebelum digunakan agar benar benar layak
sehingga tidak merugikan.
6. pastikan kita membuat sendiri.

Anda mungkin juga menyukai