Oleh :
Irma Yulhana 160150036
Ahmad Maqhribi Daulay 160150057
I
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Puji syukur kepada Allah SWT karena kasih dan sayang serta kemudahanNya yang
diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan kerja praktek beserta laporan kerja praktek
untuk memenuhi salah satu syarat guna mendapatkan gelar S1 Teknik. Laporan yang berjudul
“PENGGUNAAN THERMOVISI UNTUK MENDETEKSI HOTSPOT PADA PERALATAN
GARDU INDUK KISARAN” ini disusun berdasarkan hasil pengamatan dan praktik lapangan
yang dilaksanakan selama satu bulan terhitung tanggal 8 Juli 2019 sampai dengan tanggal 19
Agustus 2019 di PT PLN (Persero) Gardu Induk Kisaran.
Kerja praktek dan penyusunan laporan ini merupakan salah satu syarat untuk
menyelesaikan mata kuliah Kerja Praktek dalam meraih gelar Sarjana Teknik pada Program S1
Teknik Elektro Universitas Malikussaleh Lhokseumawe.
Selama pelaksanaan kerja praktek hingga penyusunan laporan ini, banyak pihak yang telah
membantu, membimbing dan memberikan motivasi, saran dan kritik kepada penulis, untuk itu
penulis mengucapkan banyak terima kasih serta memberikan penghargaan yang sebesar –
besarnya kepada :
1. Tertinggi kepada Ayahanda dan Ibunda yang selalu memberikan dukungan dan do’a serta
materi kepada penulis.
2. Bapak Salahuddin, S.T., M.T. selaku Ketua Jurusan Teknik Teknik Elektro.
3. Bapak T Iqbal Faridiansyah, S.T., M.Eng. selaku Dosen Pembimbing Laporan yang telah
memberikan bimbingan dan masukan dalam penyusunan laporan ini.
4. Bapak Yudhi Arief Ekatama selaku Manager PT PLN (Persero) UIP3B SUMATERA ULTG
KISARAN yang telah memberikan izin dan bersedia menerima penulis magang kerja
praktek.
5. Rekan-rekan Pemeliharaan Listrik ULTG KISARAN Pak Ardian,Pak Andi Febriandi, Pak
Rudi, Pak Yovi Pratama, Pak Ribut Alias Adi, Pak Jaka Naldi, Bu Vivi Anggraini,Pak Oggi
Fahrizal yang telah berbagi ilmu dan pengalaman dalam bekerja.
II
6. Rekan-rekan out sourching operator dan pemelihaaraan gardu induk kisaran Pak Ajron Hasan
Naipospos, Pak DTM Falya Alfi, Pak Ranto Samosir, dan Pak Ngatibin yang membagi ilmu
dan pengalaman dalam bekerja.
7. Rekan-rekan CS(Cleaning Service) dan rekan-rekan security yang sangat ramah tamah.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan dan penyusunan laporan ini masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu, segenap kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis
harapkan untuk hasil yang lebih baik lagi dimasa mendatang. Akhir kata penulis berharap agar
laporan ini bermanfaat dan menambah ilmu pengetahuan bagi pembaca.
Penulis
III
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN…………………………………………………….I
KATA PENGANTAR........................................................................................II
DAFTAR ISI.......................................................................................................IV
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................V
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang............................................................................1
1.2. Dasar dan Tujuan pelaksanaan PKL...........................................2
1.3. Maksud Pelaksanaan PKL...........................................................2
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan………………………………………………………17
5.2 Saran……………………………………………………………..17
IV
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR GAMBAR
V
BAB I
PENDAHULUAN
1
2. Menerapkan dan membandingkan antara ilmu yang didapat dari bangku
perkuliahan dengan ilmu yang diterapkan pada praktek nyata di industri.
3. Untuk mengetahui jenis-jenis pemeliharaan pada peralatan listrik di pembangkit.
Manfaat dari pelaksanaan PKL ini adalah untuk:
a. Membuka wawasan mahasiswa agar dapat mengetahui dan memahami aplikasi ilmunya
di dunia industri pada umumnya serta mampu menyerap dan berasosiasi dengan dunia
kerja secara utuh.
b. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami sistem kerja di dunia industri sekaligus
mampu mengadakan pendekatan masalah secara utuh.
c. Dapat Menumbuhkan dan menciptakan pola berpikir konstruktif yang lebih berwawasan
bagi mahasiswa.
d. Memberi kesempatan pada mahasiswa untuk mengetahui lebih spesifik permasalahan
industri dan perusahaan yang terkait dengan operasi dan ilmu Teknik Elektro.
2
BAB II
3
Perusahaan Umum menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) dan juga sebagai PUKK dalam
menyediakan listrik bagi kepentingan umum hingga sekarang. Sejak resmi unit kerja baru
pembangitan dan penyaluran pada taggal 7 january 1997, kepemimpinan PT PLN (Persero)
Sumbagut dipercayakan kepada Ir. Demdam R Sukada.
2.2 Ruang Lingkup Usaha PT. PLN (Persero) UI P3BS UPT Pematang Siantar
UPT (Unit Pelayanan Transmisi) Pematang Siantar berada dalam lingkup usaha P3B
Sumatera. UPT Pematang Siantar terdiri dari 4 Tragi (Transmisi dan Gardu Induk) yaitu : Tragi
Toba, Tragi Sidikalang, Tragi Kisaran, Tragi Sibolga. Berikut ini nama-nama tragi dan gardu
induk yang terdapat pada UPT Pematang Siantar.
Tragi Toba membawahi 6 Gardu Induk yaitu :
1. Gardu induk porsea
2. Gardu Induk Siantar
3. Gardu Induk Tarutung
4. Gardu Induk Asahan I
5. Gardu Induk Simangkok
6. Gardu Induk Gunung Para
Tragi Sidikalang membawahi 6 Gardu Induk, yaitu :
1. Gardu Induk Tele
2. Gardu Induk Brastagi
3. Gardu Induk Sidikalang
4. Gardu Induk Pangururan
5. Gardu Induk Siempat Rube
6. Gardu Induk Sanggul
Tragi Kisaran membawahi 6 Gardu Induk yaitu :
1. Gardu Induk Kisaran
2. Gardu Induk Sei Mangkei
3. Gardu Induk Aek Kanopan
4. Gardu Induk Tebing Tinggi
5. Gardu Induk Kuala Tanjung
6. Gardu Induk Rantau Prapat
4
Tragi Sibolga membawahi 7 Gardu Induk, yaitu :
1. Gardu Induk Sarulla
2. Gardu Induk Sibolga
3. Gardu Induk Sipan I
4. Gardu Induk Sipan II
5. Gardu Induk Gunung Tua
6. Gardu Induk Labuhan Angin
7. Gardu Induk Padang Sidempuan
2.3 Sejarah Singkat PT. PLN (Persero) UI P3B Sumatera Gardu Inuk Kisaran
Seiring pertumbuhan eknomi yang makin pesat di Kabupaten Asahan yang diikuti dengan
menigktnya kebutuhan energy listrik, maka pada tahun 1984 sudah dimulai dengan
pembangunan Gardu Induk Kisaran yang mulai beroperasi pada 21 Maret 1986 dengan beban
puncak siang 1,2 MW dan beban puncak malam 2,2 MW dengan tarfo daya terpasang 2x10
MVA dan satu penyulang (feeder) yang beroperasi pada waktu itu. Pada awal operasi Gardu
Induk Kisaran ini di dikepalai oleh Bapak Chairul Anwar. Suplai daya pada gardu induk kisaran
ini didapat dari Gardu Induk Kuala Tanjung yang lebih dahulu beroperasi.
Menurut jenis, peranan dan letak peralatannya Gardu Induk Kisaran adalah jenis gardu
induk konvesional. Gardu Induk Konvensional merupakan gardu induk yang sebagian besar
peralatan atau komponennya ditempatkan diluar gedung, kecuali ruang control,system proteksi,
system kendaali, serta komponen bantu lainnya di dalam gedung. Gardu Induk Kisaran memiliki
7 bay yaitu :
a. Empat bay penghantar 150 kv diantaranya :
- Bay Sei Mangkei I
- Bay Sei Mangkei II
- Bay Aek Kanopan
- Bay Rantau Prapat
b. Satu Bay Couple Bus 150 kv
c. Dua Bay Trafo Daya diantaranya :
- Trafo Daya I 60 MVA dibebani 6 penyulang (feeder) diantaranya KS 1, KS 4,KS 2,
KS 3, KS 5, KN 3
5
- Trafo Daya II 60 MVA dibebani 4 penyulang (feeder) diantaranya KN 2, KN 4, KN
6, KN 7
2.5 struktur organisasi PT. PLN (Persero) UI P3BS Gardu Induk Kisaran
Struktur organisasi merupakan suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian dan posisi
yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan dan again yang menjelskan kegiatan
operasioanal untuk mencapai tujuan. Dalam strukturborganisasi yang baik harus menjelaskan
hubungan wewenang siapa yang melapor kepada siapa. Berikut ini struktur organisasi pada PT.
PLN (Persero) UIP3BS Gardu Induk Kisaran.
6
Manager Tragi Kisaran
YUDHI ARIEF EKATAMA
PH Supv GI Kisaran
Supervisor Tragi Kisaran
NGATIBIN
Operator GI Kisaran
AJRON H NAIPOSPOS
RANTO FEBRIAN SAMOSIR
DTM FALYA ALFI
NGATIBIN
Security
Cleaning Service
7
2.6 Single Line Diagram Gardu Induk Kisaran (Terlampir)
8
2.7.2 Visi dan Misi PT PLN (Persero) UIP3S Gardu Induk Kisaran
Visi sebagai berikut :
“Diakui sebagia pengolah,penyalur dan pengatur beban system tenaga listrikdengan
tingkat pelayanan secara kelas dunia yang bertumbuh kembang unggul dan terpercaya
serta bertumpu pada potensi insani”
9
BAB III
DASAR TEORI
3.1 Pengertian Thermovisi
Thermovisi merupakan sebuah tindakan dimana dilakukannya pengukuran suhu pada sebuah peralatan
yang di tampilkan pada display yang didukung dengan inframerah. untuk mengetahui suhu panas pada
sambungan dan konduktor, agar mendapatkan nilai selisih suhu sambungan terhadap suhu konduktor,
sehingga dapat mendeteksi keadaan pada peralatan switchyard dalam keadaan normal atau tidak
normal. agar menyatakan bahwa nilai pengukuran suhu memiliki tingkat akurasi dan persisi yang baik.
Titik panas (hot spot) pada peralatan gardu induk (switchyard) merupakan sebuah parameter yang di
pantau dan di analisa perubahannya setiap saat. Hal ini berkaitan erat dengan proteksi dan keandalan
sistem yang ada di switchyard. Metode yang di gunakan yaitu mencari referensi penelitian,
mengumpulkan data penelitian di lokasi, analisa dan perhitungan matematis.
3.3 Tempat atau lokasi yang biasa dilakukan pada peralatan gardu induk ada bebrapa diantaranya :
1. Klem pada bagian LA (lightning arrester), PMS(pemutus), PMT
2. Busbar
3. NGR (Neutral Grounding Resistant)
4. CT (Current Transformator)
5. PMT (Pemutus tenaga)
10
untuk menggambarkan kemampuan alat mengukur suhu dari jarak jauh. Dengan mengetahui
jumlah energi inframerah yang dipancarkan oleh objek dan emisi nya, Temperatur objek dapat
dibedakan. Desain utama dari Infrared Thermovisi yakni lensa pemfokus energy inframerah pada
detektor, yang mengubah energi menjadi sinyal elektrik yang bisa ditunjukkan dalam unit
temperatur setelah disesuaikan dengan variasi temperatur lingkungan.
11
BAB IV
12
Klem PMS Line Arah
1.1 1.7 1.2
5 CVT 26.6 25.5 26.8 25.1 26.5 25.3 1 1 1
Kepala PMS Arah
6 BUS1 29.8 28.4 28.5 1 1 1
TD2
Klem PMS BUS II arah
3.3 0.5 11.9
1 Trafo 28.1 24.8 25.6 25.1 38.9 27 1 1 2
Klem PMS BUS II Arah
15.4 0.9 3.8
2 BUS 1 43.1 27.7 26 25.1 28.8 25 2 1 1
KOPEL BUS
1 Klem PMT Arah BUS 30.8 25.9 25.6 24.9 25.7 24.9 4.9 0.7 0.8 1 1 1
2 Klem PMT Arah PMS 26.1 25.5 26.1 25.3 32.6 27.2 0.6 0.8 5.4 1 1 1
13
Pada table peralatan yang di thermovisi bagian Bay Penghantar Kisaran-Rantau
Prapat di PMS arah bus 1 jika di hitung menggunakan rumus di dapat hasi sebagai
berikut :
Δ t phasa R = Suhu clamp – suhu konduktor
= 31,5 – 26,1
= 5,4
Δ t phasa S = Suhu clamp – suhu konduktor
= 27,9 – 25,6
= 2,3
Δ t phasa T = suhu clamp – suhu konduktor
= 27,5 – 25,4
= 2,1
Dari hasil perhitungan Δ t perphasa diatas terlihat bahwa hasil yang didapat < 10 (kurang
dari ) maka peraltan tersebut masuk kedalam KONDISI TAHAP 1 yang berarti kondisi normal,
dan pengukuran berikutnya dilakukan sesuai jadwal.
Pada table peralatan yang di thermovisi bagian Bay Penghantar Kisaran-Aek Kanopan
di Klem PMS Bus 2 Arah Bus 1 jika di hitung menggunakan rumus di dapat hasi sebagai
berikut :
Δ t phasa R = Suhu clamp – suhu konduktor
= 29,1 – 22,9
= 6,2
Δ t phasa S = Suhu clamp – suhu konduktor
= 26,9 – 27
= - 0,1
Δ t phasa T = suhu clamp – suhu konduktor
= 25,2 – 24,9
= 0,3
14
Dari hasil perhitungan Δ t perphasa diatas terlihat bahwa hasil yang didapat < 10 (kurang
dari ) maka peraltan tersebut masuk kedalam KONDISI TAHAP 1 yang berarti kondisi normal,
dan pengukuran berikutnya dilakukan sesuai jadwal.
15
= 15,4
Δ t phasa S = Suhu clamp – suhu konduktor
= 26 – 225,1
= 0,9
Δ t phasa T = Suhu clamp – suhu konduktor
= 28,8 – 25
= 3,8
Pada Phasa R dari hasil perhitungan Δ t diatas terlihat bahwa hasil yang didapat > 10 (lebih
dari ) maka peralatan tersebut masuk kedalam KONDISI TAHAP 2 yang berarti perlu
dilakukan pengukuran satu bulan lagi.
Dan hasil perhitungan Δ t phasa S dan T diatas terlihat bahwa hasil yang didapat < 10 (kurang
dari ) maka peralatan tersebut masuk kedalam KONDISI TAHAP 1 yang berarti kondisi
normal, dan pengukuran berikutnya dilakukan sesuai jadwal.
Berdasarkan uraian diatas diketahui bahwa yang terjadi titik hotspot berada pada trafo dua
dibagian klem pms bus 2 arah trafo dan klem pms bus dua arah bus 1. Karena kondisi
hotspot masih berada pada kondisi tahap dua maka tindakan yang perlu dilakukan yaitu
pengukuran kembali pada bulan berikutnya.
Jika pada saat pengukuran ada beberapa peralatan yang telah berada pada kondisi tahap
tiga brulah dilakuan perencanaan perbaikan peralatan .
16
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang bisa di ambil dari yaitu :
1. Tujuan thermovisi ialah digunakan untuk melihat suhu panas pada titik-titik
sambungan peralatan Gardu Induk,dengan menggunakan infrared thermovisi untuk
mengetahui ada tidaknya titik panas (hotspot) yang timbul pada daerah konektor
(Klem) atau sambungan antara peralatan gardu induk dengan konduktor.
2. Hotspot bisa terjadi akibat , terdapat jarak atau space antara kuku pada klam dengan
konduktor, yang menyebabkan terjadi hotspot di peralatan tersebut.
3. Berdasarkan table hasil thermovsi di atas diketahui bahwa selisih suhu antara klem
dengan suhu konduktor rata-rata berada pada kondisi 1 yang berarti peraltan tersebut
masih berfungsi secara normal.
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan yaitu :
1. Sebelum memulai thermovisi lengkapi diri dengan alat pelindung sesuai standar yang
telah di tetapkan.
2. Diperlukan pendamping saat melakukan thermovisi agar tidak terjadi kesalahan
dalam melakukan pengukuran atau thermovisi.
3. Pastikan alat atau peralatan thermovisi berfungsi secara baik.
17
DAFTAR PUSTAKA
[1] P. P. (PERSERO),KEPDIR 0520 Buku Pedoman Pemeliharaan Primer Gardu Induk
[2] Huges, Thomas W. (2001). “Thermal Imaging and the Fourth Amendment” American
Journal Of Criminal Justice ; Reaserch Library.
[3] M. Omar, K. Kuwana and K. Saito, Christopher Couch. (2007). “The Use of Infrared
Thermograph Tecniqiue to Investigate Welding Related Industrial Fires” Clemson University,
Clemson, SC 29634, USA.
18
LAMPIRAN
DIAGRAM SATU GARIS GARDU INDUK KISARAN 2016
SEI
CATATAN SEI AEK
M = UNTUK MANGKEI
ACFR. 3x315 ACFR. 3x315 R. PRAPAT
ACSR. 3x240 ACSR. 3x240
KANOPAN
MANGKEI 2
METERING 1
mm² mm² mm² mm²
P = UNTUK PT: PT: PT: PT:
PROTEKSI LA: 10KA 150KV/v3/100V/v
LA: 10KA 150KV/v3/100V/ 150KV/v3/100V/v
LA: 10KA LA: 10KA 150KV/v3/100V/v3
= SISI 150 KV 3 Trap
Line v3
Line Trap Line3Trap Line Trap
= SISI 20KV Earthing Earthing CT: Earthing CT: Earthing CT:
CT:
= BELUM Switch Switch M=P. Switch M=P. Switch M=P.
M=P.
OPERASI 800/1A 1600/1A 800/1A 500/1A
PMT: PMT: PMT: PMT:
1250A
PMS: 3 1250A
PMS: 1600A
PMS: 1250A
PMS:
I BUS 150 KV - 2000A 1250A 1250A
150KV/v3/100V/v 1250A 1250A
II 20KA 20KA
PT: CT: PT:
20KA 20KA
PMS:
20KA 40KA 2500A P=M.150KV/v3/100V/v
40KA 40KA
PMT:
CT: 16KA 1000/1A
3 CT:
PMT:
3150A
P=M. KOPEL BUS 150KV P=M.
3150A
PMT:
LA: 10KA 150/5A 150/5A
PAUWELS
35KAPAUWELS
3150A LA: 10KA
NGR: 40 NGR: 40 NGR: 40
35KATD-2
TD-1 (60 MVA) (60 MVA)
Ohm Ohm Ohm
20KA
300A 300A 2000/ 300A
CT: 300/5A CT: 300/5A 5A PT:
CT: 300/5A
2000A
20KV/v3/100V/v3
BUS 20KV- 2000A- ABB 25kA 2000A
25kA
630A 630A BUS 20KV- 2000A- AREVA
1000/
25kA 600/5
25kA 16
5A A PT: 630A 630A 630A 1250A 1250A
PT: 2000/ BUS A
25kA 600/5
25kA 600/5
600/5 25kA PT: 25kA 400/5
400/5 25kA
BBVT
20KV/v3/100V/v3 5A 20KV/v3/100V/v3 RISER A A A 20KV/v3/100V/v3A A
SETIP 2000A BBVT
BUSTIE
KN-3 25kA
BUS 20KV- 2000A- AREVA KN 7 KN 6 KN 4 PS KN 2
MAFF MISTARSETIP 2 BUKU
1250A 1250A 1250A 1250A 1250A 1250A 1250A
25kA 400/5
400/5 25kA 400/5
25kA 400/5 25kA 400/5 25kA 400/5
25kA 400/5 25kA PT:
A A A A A A A 20KV/v3/100V/v3
BBVT
KS 3 KS 4
KN 1 PS 1 KS 2 KS 1 BUS
BOLPE KERTA KS5 BUSTIE
NOTES 50 KVA PENSIL PENA RISER
N S
17
Gambar Peralatan
17
Dokumentasi Thermovisi
18
NILAI KERJA PRAKTEK
Rata – rata
Rata – rata 1 dan 2
19