Anda di halaman 1dari 28

KERJA PRAKTEK

PENGGUNAAN THERMOVISI UNTUK MENDETEKSI


HOTSPOT PADA PERALATAN GARDU INDUK KISARAN

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk


Menyelesaikan Program S-1

Oleh :
Irma Yulhana 160150036
Ahmad Maqhribi Daulay 160150057

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
BUKIT INDAH-LHOKSEUMAWE
2019
LEMBAR PENGESAHAN

I
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Puji syukur kepada Allah SWT karena kasih dan sayang serta kemudahanNya yang
diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan kerja praktek beserta laporan kerja praktek
untuk memenuhi salah satu syarat guna mendapatkan gelar S1 Teknik. Laporan yang berjudul
“PENGGUNAAN THERMOVISI UNTUK MENDETEKSI HOTSPOT PADA PERALATAN
GARDU INDUK KISARAN” ini disusun berdasarkan hasil pengamatan dan praktik lapangan
yang dilaksanakan selama satu bulan terhitung tanggal 8 Juli 2019 sampai dengan tanggal 19
Agustus 2019 di PT PLN (Persero) Gardu Induk Kisaran.
Kerja praktek dan penyusunan laporan ini merupakan salah satu syarat untuk
menyelesaikan mata kuliah Kerja Praktek dalam meraih gelar Sarjana Teknik pada Program S1
Teknik Elektro Universitas Malikussaleh Lhokseumawe.
Selama pelaksanaan kerja praktek hingga penyusunan laporan ini, banyak pihak yang telah
membantu, membimbing dan memberikan motivasi, saran dan kritik kepada penulis, untuk itu
penulis mengucapkan banyak terima kasih serta memberikan penghargaan yang sebesar –
besarnya kepada :
1. Tertinggi kepada Ayahanda dan Ibunda yang selalu memberikan dukungan dan do’a serta
materi kepada penulis.
2. Bapak Salahuddin, S.T., M.T. selaku Ketua Jurusan Teknik Teknik Elektro.
3. Bapak T Iqbal Faridiansyah, S.T., M.Eng. selaku Dosen Pembimbing Laporan yang telah
memberikan bimbingan dan masukan dalam penyusunan laporan ini.
4. Bapak Yudhi Arief Ekatama selaku Manager PT PLN (Persero) UIP3B SUMATERA ULTG
KISARAN yang telah memberikan izin dan bersedia menerima penulis magang kerja
praktek.
5. Rekan-rekan Pemeliharaan Listrik ULTG KISARAN Pak Ardian,Pak Andi Febriandi, Pak
Rudi, Pak Yovi Pratama, Pak Ribut Alias Adi, Pak Jaka Naldi, Bu Vivi Anggraini,Pak Oggi
Fahrizal yang telah berbagi ilmu dan pengalaman dalam bekerja.

II
6. Rekan-rekan out sourching operator dan pemelihaaraan gardu induk kisaran Pak Ajron Hasan
Naipospos, Pak DTM Falya Alfi, Pak Ranto Samosir, dan Pak Ngatibin yang membagi ilmu
dan pengalaman dalam bekerja.
7. Rekan-rekan CS(Cleaning Service) dan rekan-rekan security yang sangat ramah tamah.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan dan penyusunan laporan ini masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu, segenap kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis
harapkan untuk hasil yang lebih baik lagi dimasa mendatang. Akhir kata penulis berharap agar
laporan ini bermanfaat dan menambah ilmu pengetahuan bagi pembaca.

Wassalamu’alaikum wr. wb.

Kisaran, 19 Agustus 2019

Penulis

III
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN…………………………………………………….I
KATA PENGANTAR........................................................................................II
DAFTAR ISI.......................................................................................................IV
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................V
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang............................................................................1
1.2. Dasar dan Tujuan pelaksanaan PKL...........................................2
1.3. Maksud Pelaksanaan PKL...........................................................2

BAB II PROFIL PERUSAHAAN


2.1. Profil Perusahaan........................................................................3
2.2. Ruang Lingkup Usaha Perusahaan……………………………..4
2.3. Sejarah Perusahaan……………………………………………..5
2.4. Data peralatan Gardu Induk Kisaran…………………………...6
2.5. Struktur Organisasi Perusahaan………………………………..7
2.6. Single Line Diagram Perusahaan………………………………7
2.7. Atribut Perusahaan……………………………………………..8

BAB III DASAR TEORI


3.1 Pengertian Thermovisi…………………………………………10
3.2 Keuntungan Therrmovisi………………………………………10
3.3 Tempat atau Lokasi Thermovisi……………………………….10
3.4 Alat yang Digunakan Saat Thermovisi………………………...10
3.5 Informasi Umum Tentang FLIR E85…………………………..11

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN


4.1. Langkah-langkah Thermovisi......................................................12
4.2. Data Peraaltan yang dithermovisi................................................12
4.3. Formula atau Rumus Thermovisi……………………………….13
4.4. Tindak Lanjut Thermovisi………………………………………14

BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan………………………………………………………17
5.2 Saran……………………………………………………………..17

IV
DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR GAMBAR

Gambar Single Line Gardu Induk Kisaran………………………………………19


Gambar Peralatan Swithyard ...............................................................................20
Gambar Dokumentasi Thermovisi........................................................................21

V
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


PT PLN (Persero) sebagai perusahaan listrik negara berusaha sebaik mungkin melayani
pelanggan dan selalu berusaha meningkatkan kualitas sistem penyaluran dan pencegahan
kerusakan peralatan saat beroperasi. Untuk menyalurkan listrik secara optimal maka diperlukan
sistem pengamanan dan pemeliharaan instalasi Gardu Induk yang baik. Hal tersebut harus
memperhatikan aspek teknis, ekonomis,dan yang sesuai dengan kondisi peralatan yang terdapat
di lapangan.
Untuk meningkatkan sistem penyaluran dan pencegahan kerusakan peralatan saat
beroperasi memerlukan perawatan secara intensif, rutin dan terjadwal pada setiap peralatan yang
dimiliki oleh PT PLN (Persero) khususnya di setiap Gardu Induk misalnya Gardu Induk Kisaran.
Dalam pengopersaian Gardu Induk terdapat dua macam sumber tegangan yaitu sumber
tegangan searah (DC) dan sumber tegangan bolak balik (AC). sistem DC di Gardu Induk harus
mempunyai keandalan dan stabilitas yang tinggi, agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan
yang akan menyebabkan kerusakan peralatan menyebar ke peralatan lain di Gardu Induk.

1.2 Dasar Pelaksanaan Kerja Praktek


1. Melaksanakan TRI DARMA perguruan tinggi sebagai mahasiswa di Univeristas
Malikussaleh (UNIMAL).
2. Program mata kuliah bersyarat yang harus dilaksanakan mahasiswa Jurusan Teknik
Elektro, Fakultas Teknik Univeristas Malikussaleh (UNIMAL).

1.3 Tujuan dan Manfaat


Tujuan dari Kerja Praktek ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk memenuhi beban satuan kredit semester (sks) yang harus ditempuh sebagai
persyaratan akademis di Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas
Malikussaleh.

1
2. Menerapkan dan membandingkan antara ilmu yang didapat dari bangku
perkuliahan dengan ilmu yang diterapkan pada praktek nyata di industri.
3. Untuk mengetahui jenis-jenis pemeliharaan pada peralatan listrik di pembangkit.
Manfaat dari pelaksanaan PKL ini adalah untuk:
a. Membuka wawasan mahasiswa agar dapat mengetahui dan memahami aplikasi ilmunya
di dunia industri pada umumnya serta mampu menyerap dan berasosiasi dengan dunia
kerja secara utuh.
b. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami sistem kerja di dunia industri sekaligus
mampu mengadakan pendekatan masalah secara utuh.
c. Dapat Menumbuhkan dan menciptakan pola berpikir konstruktif yang lebih berwawasan
bagi mahasiswa.
d. Memberi kesempatan pada mahasiswa untuk mengetahui lebih spesifik permasalahan
industri dan perusahaan yang terkait dengan operasi dan ilmu Teknik Elektro.

1.4 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah pada laporan ini:


1. Apa yang dimaksud thermovisi ?
2. Bagaimana cara menggunakan peralatan thermovisi sesuai standar ?
3. Bagaimana tindakan jika terjadi hotspot ?
4. Bagaimana pengaruh thermovisi pada system jaringan Gardu Induk ?

1.5 Batasan Masalah


Laporan praktikum ini membahas sistem pemeliharaan baterai, alat yang digunakan
dalam cara mengukur thermovisi pada peralatan gardu induk, dan analisis tindak lanjut setelah
thermovisi peralatan. Serta membahas secara umum proses pengukuran thermovisi pada Gardu
Induk .

2
BAB II

TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Profil Perusahaan


Berawal di akhir abad ke 19, perkembangan ketenagalistrikan di Indonesia mulai di tingkatkan
saat beberapa perusahaan asal Belanda yang bergerak di bidang pabrik gula dan the yang
mendirikan pembangkit sendiri. Pada saat itu penyediaan tenaga listrik di Indonesia dikelola oleh
beberapa perusahaansalah satunya adalah NV OGEM (Overzeese Gasedan Electrictiest
Maathappy) yang berpusat di Belanda, sedangkan di Indonesia berpusat di Jakarta.
Tiga puluh tahun kemudian (1923) listrik mulai ada di Medan. Sentralnya dibangun di
pertapakan kantor PLN cabang Medan yang sekarang di jalan listrik no 12 Medan. Kemudian
menyusul pembangunan listrik di Tanjung Pura dan Pangkslsn Brandn 1924. Tebing tingi 1927,
sibolga , brastagi dan tarutung 1929, dan Tanjung Balai 1931, labuhan bilik 1936 dan tanjung
tiram 1937. Antara tahun 1942-1945 terjadi peralihan pengelolaan perusahaan Belanda tersebut
oleh Jepang proses peralihan kekuasan kembali terjadi di akhir Perang Dunia II pada Agustus
1945. Kesempatan ini dimanfaatka oleh pemuda Indonesia dan buruh listrik melalui delegasi
buruh/pegawai listrik dan gas bersama dengan pimpinan KNI pusat berinisiatif menghadap
presiden Soekarno untuk menyerahkan perusahaan tersebut kepada pemerintah republic
Indonesia.
Pada 27 Oktober 1945 presiden soekarno membentuk jawatan listrik dan gas dibawah
Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga dengan kapasitas pembangkit listrik sebesar 157,5
MW. Untuk mengenang peristiwa pengambilan alih maka pemerintah menetapkan tanggal 27
oktober sebagai hari listrik. Pada 01 Januari 1965 perusahaan negara yaitu PLN ( Perusahaan
Listrik Negara) sebagai pengelola tenaga litrik milik negara dan Perusahaan Gas Negara (PGN)
sebagai pengelola gas diresmikan. Pada tahun 1972 sesuai peraturan pemerintah no 17 status
PLN ditetapkn sebagai Perusahan Umum Listrik Negara dan Sebagai Pemegang Kuasa Usaha
Ketenagalistrikan (PUKK) dengan tugas menyediakan tenaga listrik bagi kepentingan umum.
Seirig dengan kebijakan pemerintah yang memberikan kesempatan kepada sector swasta untuk
bergerak dalm bidang bisnis penyediaan listrik. Maka sejak tahun 1994status PLN beralih dari

3
Perusahaan Umum menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) dan juga sebagai PUKK dalam
menyediakan listrik bagi kepentingan umum hingga sekarang. Sejak resmi unit kerja baru
pembangitan dan penyaluran pada taggal 7 january 1997, kepemimpinan PT PLN (Persero)
Sumbagut dipercayakan kepada Ir. Demdam R Sukada.

2.2 Ruang Lingkup Usaha PT. PLN (Persero) UI P3BS UPT Pematang Siantar
UPT (Unit Pelayanan Transmisi) Pematang Siantar berada dalam lingkup usaha P3B
Sumatera. UPT Pematang Siantar terdiri dari 4 Tragi (Transmisi dan Gardu Induk) yaitu : Tragi
Toba, Tragi Sidikalang, Tragi Kisaran, Tragi Sibolga. Berikut ini nama-nama tragi dan gardu
induk yang terdapat pada UPT Pematang Siantar.
Tragi Toba membawahi 6 Gardu Induk yaitu :
1. Gardu induk porsea
2. Gardu Induk Siantar
3. Gardu Induk Tarutung
4. Gardu Induk Asahan I
5. Gardu Induk Simangkok
6. Gardu Induk Gunung Para
Tragi Sidikalang membawahi 6 Gardu Induk, yaitu :
1. Gardu Induk Tele
2. Gardu Induk Brastagi
3. Gardu Induk Sidikalang
4. Gardu Induk Pangururan
5. Gardu Induk Siempat Rube
6. Gardu Induk Sanggul
Tragi Kisaran membawahi 6 Gardu Induk yaitu :
1. Gardu Induk Kisaran
2. Gardu Induk Sei Mangkei
3. Gardu Induk Aek Kanopan
4. Gardu Induk Tebing Tinggi
5. Gardu Induk Kuala Tanjung
6. Gardu Induk Rantau Prapat

4
Tragi Sibolga membawahi 7 Gardu Induk, yaitu :
1. Gardu Induk Sarulla
2. Gardu Induk Sibolga
3. Gardu Induk Sipan I
4. Gardu Induk Sipan II
5. Gardu Induk Gunung Tua
6. Gardu Induk Labuhan Angin
7. Gardu Induk Padang Sidempuan

2.3 Sejarah Singkat PT. PLN (Persero) UI P3B Sumatera Gardu Inuk Kisaran
Seiring pertumbuhan eknomi yang makin pesat di Kabupaten Asahan yang diikuti dengan
menigktnya kebutuhan energy listrik, maka pada tahun 1984 sudah dimulai dengan
pembangunan Gardu Induk Kisaran yang mulai beroperasi pada 21 Maret 1986 dengan beban
puncak siang 1,2 MW dan beban puncak malam 2,2 MW dengan tarfo daya terpasang 2x10
MVA dan satu penyulang (feeder) yang beroperasi pada waktu itu. Pada awal operasi Gardu
Induk Kisaran ini di dikepalai oleh Bapak Chairul Anwar. Suplai daya pada gardu induk kisaran
ini didapat dari Gardu Induk Kuala Tanjung yang lebih dahulu beroperasi.
Menurut jenis, peranan dan letak peralatannya Gardu Induk Kisaran adalah jenis gardu
induk konvesional. Gardu Induk Konvensional merupakan gardu induk yang sebagian besar
peralatan atau komponennya ditempatkan diluar gedung, kecuali ruang control,system proteksi,
system kendaali, serta komponen bantu lainnya di dalam gedung. Gardu Induk Kisaran memiliki
7 bay yaitu :
a. Empat bay penghantar 150 kv diantaranya :
- Bay Sei Mangkei I
- Bay Sei Mangkei II
- Bay Aek Kanopan
- Bay Rantau Prapat
b. Satu Bay Couple Bus 150 kv
c. Dua Bay Trafo Daya diantaranya :
- Trafo Daya I 60 MVA dibebani 6 penyulang (feeder) diantaranya KS 1, KS 4,KS 2,
KS 3, KS 5, KN 3

5
- Trafo Daya II 60 MVA dibebani 4 penyulang (feeder) diantaranya KN 2, KN 4, KN
6, KN 7

2.4 Data peralatan Gardu Induk Kisaran


Berikut ini data-data peralatan yang terdapat pada Gardu Induk Kisaran yaitu :
1. Dua buah bay trafo daya 60 MVA kondisi operasi
2. Empata buah bay penghantar 150 kv kondisi operasi
3. Satu buah bay bus couple 150 kv kondisi operasi
4. Dua buah kubikel 20 kv
- kubikel KS (kilo sera) yaitu : KS 1, KS 2, KS 3, KS 4, KS 5 kondisi operasi
- kubikel KN (kilo nano) yaitu : KN 2, KN 3, KN 4, KN 6, KN 7 kondisi operasi
5. 10 sel feeder 20 kv kondisi operasi
6. Satu buah Bus Tie 20 kv kondisi operasi
7. Satu buah trafo PS (panel AC DC)
8. 130 Sel battery A (bank 1) 110 V kondisi operasi
9. 92 sel battery B (bank 2) 110 V kondisi operasi
10. 40 sel battery A 48 V kondisi operasi
11. 1 buah charger battery A 110 V dc bank 1 kondisi operasi
12. 1 buah charger battery B 110 V DC bank 2 kondisi operasi
13. 1 buah charger DC 48 V kondisi operasi

2.5 struktur organisasi PT. PLN (Persero) UI P3BS Gardu Induk Kisaran
Struktur organisasi merupakan suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian dan posisi
yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan dan again yang menjelskan kegiatan
operasioanal untuk mencapai tujuan. Dalam strukturborganisasi yang baik harus menjelaskan
hubungan wewenang siapa yang melapor kepada siapa. Berikut ini struktur organisasi pada PT.
PLN (Persero) UIP3BS Gardu Induk Kisaran.

6
Manager Tragi Kisaran
YUDHI ARIEF EKATAMA

PH Supv GI Kisaran
Supervisor Tragi Kisaran
NGATIBIN

Operator GI Kisaran
AJRON H NAIPOSPOS
RANTO FEBRIAN SAMOSIR
DTM FALYA ALFI
NGATIBIN

Security

Cleaning Service

Gambar 2.5 Flow chart

7
2.6 Single Line Diagram Gardu Induk Kisaran (Terlampir)

2.7 Atribut Perusahaan


2.7.1 Logo Perusahaan PT. PLN (Persero)

Menurut surat keputusan no 13/DIR/1976 penggunaan lambing PT. PLN (Persero)


diartikan sebagai berikut :
a. Petir atau kilat melambangkan tenaga listrik yang terkandung didalamnya.
b. Gelombang yang digunakan dalam lambing PLN berarti segala macam energy atau
tenaga dapat dinyataka dalam bentuk gelombang (cahaya,listrik,akuistik,dll)
c. Tiga buah gelombang yang sejajar melambangkan tiga sikap karyawan PT PLN (Persero)
dalam melaksanakan tugas negara yaitu bekerja keras,bergerak cepat dan bertindak tepat.
d. Warna kuning keemasan melambangkan keagungan Tuhan Yang Maha Esa, serta
agungnya kewajiban PT. PLN (Persero).
e. Warna merah darah melambangkn keberanian dan dinamika dalam melaksanakan tugas
untuk mecapai sasaran pembangunan.
f. Warna biru melmbngkan kesetiaan dan pengabdian pada tugas dan untuk mencapai
kemakmuran dan kesejahteraan rakyat Indonesia.

8
2.7.2 Visi dan Misi PT PLN (Persero) UIP3S Gardu Induk Kisaran
Visi sebagai berikut :
“Diakui sebagia pengolah,penyalur dan pengatur beban system tenaga listrikdengan
tingkat pelayanan secara kelas dunia yang bertumbuh kembang unggul dan terpercaya
serta bertumpu pada potensi insani”

Misi sebagai berikut :


1. Mengelola system operasi secara handal
2. Melakukan dan mengolah penyaluran tenaga listrik tegangan tinggi secara
efisien,handal, ramah lingkungan
3. Mengelola tegangan listrik secara kompetitif, transparan dan adil
4. Melakukan emeliharaan instansi system tenaga listrik Sumatra

9
BAB III

DASAR TEORI
3.1 Pengertian Thermovisi
Thermovisi merupakan sebuah tindakan dimana dilakukannya pengukuran suhu pada sebuah peralatan
yang di tampilkan pada display yang didukung dengan inframerah. untuk mengetahui suhu panas pada
sambungan dan konduktor, agar mendapatkan nilai selisih suhu sambungan terhadap suhu konduktor,
sehingga dapat mendeteksi keadaan pada peralatan switchyard dalam keadaan normal atau tidak
normal. agar menyatakan bahwa nilai pengukuran suhu memiliki tingkat akurasi dan persisi yang baik.
Titik panas (hot spot) pada peralatan gardu induk (switchyard) merupakan sebuah parameter yang di
pantau dan di analisa perubahannya setiap saat. Hal ini berkaitan erat dengan proteksi dan keandalan
sistem yang ada di switchyard. Metode yang di gunakan yaitu mencari referensi penelitian,
mengumpulkan data penelitian di lokasi, analisa dan perhitungan matematis.

3.2 Keuntungan Thermovisi


Thermovisi memiliki beberapa keutungan atau kelebihan diantaranya yaitu :
1. Dapat mendeteksi gangguan yang menyebabkan kerusakan.
2. Mengetahui dimana saja titik hotspot pada peralatan
3. Dapat mnegetahui selisih suhu sambungan terhadap konduktor

3.3 Tempat atau lokasi yang biasa dilakukan pada peralatan gardu induk ada bebrapa diantaranya :
1. Klem pada bagian LA (lightning arrester), PMS(pemutus), PMT
2. Busbar
3. NGR (Neutral Grounding Resistant)
4. CT (Current Transformator)
5. PMT (Pemutus tenaga)

3.4 Alat yang digunakan saat thermovisi


Alat yang digunakan untuk thermovisi di Gardu Induk Kisaran adalah Infrared Thermovisi FLIR
E85. Prinsip dasar dari alat ini adalah semua objek memancarkan energi infra merah. Semakin
panas suhu benda,maka molekulnya semakin aktif dan semakin banyak energi infra merah yang
dipancarkan. Infrared Thermovisi mengukur suhu menggunakan radiasi kotak hitam (inframerah)
yang dipancarkan objek. untuk membantu pekerjaan pengukuran, atau thermovisi tanpa sentuhan

10
untuk menggambarkan kemampuan alat mengukur suhu dari jarak jauh. Dengan mengetahui
jumlah energi inframerah yang dipancarkan oleh objek dan emisi nya, Temperatur objek dapat
dibedakan. Desain utama dari Infrared Thermovisi yakni lensa pemfokus energy inframerah pada
detektor, yang mengubah energi menjadi sinyal elektrik yang bisa ditunjukkan dalam unit
temperatur setelah disesuaikan dengan variasi temperatur lingkungan.

3.5 Informasi umum tentang Flier E85


a. Instruksi kerja ini dilakasakan dalam keadaan bertegangan, berbeban
maupun tidak berbeban.
b. Alat ini membangkitkan energi radio frekuensi sehingga dapat
mempengaruhi frekuensi komunikasi, maka wajib memahami isi dari
buku manual alat.
c. Jangan menggunakan sinar laser langsung ke mata karena akan
menimbulkan iritasi.
d. Jangan membongkar baterai atau memodifikasi, karena baterai asli
telah dilengkapi dengan pengaman terhadap hubung singkat dan
pemanasan yang berlebihan.
e. Jangan melanjutkan penginderaan noktah panas jika diketahui
kapasitas baterai sudah rendah.
f. Jangan menggunakan kamera ini pada kondisi sinar matahari dalam kondisi penuh tanpa
dilengkapi dengan pelindung lensa. Seperti digunakan untuk mengukur panas matahari
langsung dalam waktu yang lama sebab akan merusak keakuratan kamera menyebabkan
rusaknya alat pendeteksi di dalam kamera.
g. Hindari pantulan sinar/cahaya dari objek yang akan diukur.
h. Hindari pemakaian kamera dalam kondisi hujan karena hasil pengukuran tidak optimal da
dapat merusak alat thermovision.
i. Jangan menggunakan kamera pada daerah atau ruangan dengan temperature diatas 50 0 C
sebab akan merusak alat termovision.
j. Buanglah baterai bekas sesuai penempatan jangan dibakar pada api.
k. Jangan menggunakan thinner atau cairan lain yang sama pada kamera,kabel, dan peralatan
bantu (accessories) yang lain.

11
BAB IV

ANALISA DAN PEMBAHASAN


4.1 Thermovisi
4.1.1 Langkah-langkah dalam melakukan thermovisi yaitu :
1. Ambil Infrared thermovisi FLIR E85 dari tempat peralatan
2. Buka penutup lensa Infrared Thermovisi FLIR E85
3. Tekan dan tahan tombol power sampai monitor Infrared thermovisi FLIR E85
menyala
4. Cek batere Infrared thermovisi FLIR E85 apabila batere habis,cas batere sampai
penuh,cas batere pada posisi off
5. Sebelum thermovisi dilakukan di Switchyard pastikan thermographer memakai
peralatan APD (Alat Pelindung Diri) Sesuai dengan standar K3 seperti Sepatu safety
dan helm
6. Arahkan Infrared Thermovisi FLIR E85 pada Objek yang akan diukur
7. Catat hasil suhu objek yang diukur pada kertas ceklis Thermovision infrared.

4.2 Peralatan yang di thermovisi

Suhu (°C) Δ t (°C) REKOMENDASI


No. URAIAN R- S- T-
R Konduktor S Konduktor T Konduktor R
Kon Kon Kon S T
KISARAN - RANTAU PRAPAT
Klem PMS BUS 1 Arah
5.4 2.3 2.1
1 BUS1 31.5 26.1 27.9 25.6 27.5 25.4 1 1 1
Klem PMS Line Arah
0.5 6.6 0.6
2 CT 26.2 25.7 33.1 26.5 26.1 25.5 1 1 1
Klem PMS Line Arah
1.1 9.6 2.1
3 CVT 26.7 25.6 35.7 26.1 27.1 25 1 1 1
KISARAN-AEK KANOPAN
Klem PMS Bus 2 Arah
6.2 0.1 0.3
1 Bus 1 29.1 22.9 26.9 27 25.2 24.9 1 1 1
Klem PMS BUS2 Arah
3.6 2.7 3.9
2 BUS 27.9 24.3 27.2 24.5 28.4 24.5 1 1 1
3 Pisau PMS 30.8   28.6   28.7         1 1 1
Klem PMS Line Arah
1.8 1.2 1.2
4 CT 27.9 26.1 26.6 25.4 27 25.8 1 1 1

12
Klem PMS Line Arah
1.1 1.7 1.2
5 CVT 26.6 25.5 26.8 25.1 26.5 25.3 1 1 1
Kepala PMS Arah
     
6 BUS1 29.8   28.4   28.5   1 1 1
TD2
Klem PMS BUS II arah
3.3 0.5 11.9
1 Trafo 28.1 24.8 25.6 25.1 38.9 27 1 1 2
Klem PMS BUS II Arah
15.4 0.9 3.8
2 BUS 1 43.1 27.7 26 25.1 28.8 25 2 1 1
KOPEL BUS
1 Klem PMT Arah BUS 30.8 25.9 25.6 24.9 25.7 24.9 4.9 0.7 0.8 1 1 1
2 Klem PMT Arah PMS 26.1 25.5 26.1 25.3 32.6 27.2 0.6 0.8 5.4 1 1 1

4.3 FORMULA / RUMUS THERMOVISI

4.4 TINDAK LANJUT THERMOVISI

13
 Pada table peralatan yang di thermovisi bagian Bay Penghantar Kisaran-Rantau
Prapat di PMS arah bus 1 jika di hitung menggunakan rumus di dapat hasi sebagai
berikut :
Δ t phasa R = Suhu clamp – suhu konduktor
= 31,5 – 26,1
= 5,4
Δ t phasa S = Suhu clamp – suhu konduktor
= 27,9 – 25,6
= 2,3
Δ t phasa T = suhu clamp – suhu konduktor
= 27,5 – 25,4
= 2,1
Dari hasil perhitungan Δ t perphasa diatas terlihat bahwa hasil yang didapat < 10 (kurang
dari ) maka peraltan tersebut masuk kedalam KONDISI TAHAP 1 yang berarti kondisi normal,
dan pengukuran berikutnya dilakukan sesuai jadwal.

 Pada table peralatan yang di thermovisi bagian Bay Penghantar Kisaran-Aek Kanopan
di Klem PMS Bus 2 Arah Bus 1 jika di hitung menggunakan rumus di dapat hasi sebagai
berikut :
Δ t phasa R = Suhu clamp – suhu konduktor
= 29,1 – 22,9
= 6,2
Δ t phasa S = Suhu clamp – suhu konduktor
= 26,9 – 27
= - 0,1
Δ t phasa T = suhu clamp – suhu konduktor
= 25,2 – 24,9
= 0,3

14
Dari hasil perhitungan Δ t perphasa diatas terlihat bahwa hasil yang didapat < 10 (kurang
dari ) maka peraltan tersebut masuk kedalam KONDISI TAHAP 1 yang berarti kondisi normal,
dan pengukuran berikutnya dilakukan sesuai jadwal.

 Pada table peralatan yang di thermovisi bagian Bay Penghantar Transformator 2 di


klem PMS bus 2 arah trafo jika di hitung menggunakan rumus di dapat hasi sebagai
berikut :

Δ t phasa R = Suhu clamp – suhu konduktor


= 28,1 – 24,8
= 3,3
Δ t phasa S = Suhu clamp – suhu konduktor
= 25,6 – 25,1
= 0,5
Δ t phasa T = Suhu clamp – suhu konduktor
= 38,9 – 27
= 11,9
Dari hasil perhitungan Δ t phasa R dan S diatas terlihat bahwa hasil yang didapat < 10
(kurang dari ) maka peralatan tersebut masuk kedalam KONDISI TAHAP 1 yang berarti
kondisi normal, dan pengukuran berikutnya dilakukan sesuai jadwal.
Namun pada Phasa T dari hasil perhitungan Δ t diatas terlihat bahwa hasil yang didapat > 10
(lebih dari ) maka peralatan tersebut masuk kedalam KONDISI TAHAP 2 yang berarti perlu
dilakukan pengukuran satu bulan lagi.

 Pada table peralatan yang di thermovisi bagian Bay Penghantar Transformator 2 di


klem PMS bus 2 arah bus 1 jika di hitung menggunakan rumus di dapat hasi sebagai
berikut :

Δ t phasa R = Suhu clamp – suhu konduktor


= 43,1 – 27,7

15
= 15,4
Δ t phasa S = Suhu clamp – suhu konduktor
= 26 – 225,1
= 0,9
Δ t phasa T = Suhu clamp – suhu konduktor
= 28,8 – 25
= 3,8
Pada Phasa R dari hasil perhitungan Δ t diatas terlihat bahwa hasil yang didapat > 10 (lebih
dari ) maka peralatan tersebut masuk kedalam KONDISI TAHAP 2 yang berarti perlu
dilakukan pengukuran satu bulan lagi.
Dan hasil perhitungan Δ t phasa S dan T diatas terlihat bahwa hasil yang didapat < 10 (kurang
dari ) maka peralatan tersebut masuk kedalam KONDISI TAHAP 1 yang berarti kondisi
normal, dan pengukuran berikutnya dilakukan sesuai jadwal.

Berdasarkan uraian diatas diketahui bahwa yang terjadi titik hotspot berada pada trafo dua
dibagian klem pms bus 2 arah trafo dan klem pms bus dua arah bus 1. Karena kondisi
hotspot masih berada pada kondisi tahap dua maka tindakan yang perlu dilakukan yaitu
pengukuran kembali pada bulan berikutnya.
Jika pada saat pengukuran ada beberapa peralatan yang telah berada pada kondisi tahap
tiga brulah dilakuan perencanaan perbaikan peralatan .

16
BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang bisa di ambil dari yaitu :
1. Tujuan thermovisi ialah digunakan untuk melihat suhu panas pada titik-titik
sambungan peralatan Gardu Induk,dengan menggunakan infrared thermovisi untuk
mengetahui ada tidaknya titik panas (hotspot) yang timbul pada daerah konektor
(Klem) atau sambungan antara peralatan gardu induk dengan konduktor.
2.  Hotspot bisa terjadi akibat , terdapat jarak atau space antara kuku pada klam dengan
konduktor, yang menyebabkan terjadi hotspot di peralatan tersebut.
3. Berdasarkan table hasil thermovsi di atas diketahui bahwa selisih suhu antara klem
dengan suhu konduktor rata-rata berada pada kondisi 1 yang berarti peraltan tersebut
masih berfungsi secara normal.

5.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan yaitu :
1. Sebelum memulai thermovisi lengkapi diri dengan alat pelindung sesuai standar yang
telah di tetapkan.
2. Diperlukan pendamping saat melakukan thermovisi agar tidak terjadi kesalahan
dalam melakukan pengukuran atau thermovisi.
3. Pastikan alat atau peralatan thermovisi berfungsi secara baik.

17
DAFTAR PUSTAKA
[1] P. P. (PERSERO),KEPDIR 0520 Buku Pedoman Pemeliharaan Primer Gardu Induk

[2] Huges, Thomas W. (2001). “Thermal Imaging and the Fourth Amendment” American
Journal Of Criminal Justice ; Reaserch Library.

[3] M. Omar, K. Kuwana and K. Saito, Christopher Couch. (2007). “The Use of Infrared
Thermograph Tecniqiue to Investigate Welding Related Industrial Fires” Clemson University,
Clemson, SC 29634, USA.

18
LAMPIRAN
DIAGRAM SATU GARIS GARDU INDUK KISARAN 2016

SEI
CATATAN SEI AEK
M = UNTUK MANGKEI
ACFR. 3x315 ACFR. 3x315 R. PRAPAT
ACSR. 3x240 ACSR. 3x240
KANOPAN
MANGKEI 2
METERING 1
mm² mm² mm² mm²
P = UNTUK PT: PT: PT: PT:
PROTEKSI LA: 10KA 150KV/v3/100V/v
LA: 10KA 150KV/v3/100V/ 150KV/v3/100V/v
LA: 10KA LA: 10KA 150KV/v3/100V/v3
= SISI 150 KV 3 Trap
Line v3
Line Trap Line3Trap Line Trap
= SISI 20KV Earthing Earthing CT: Earthing CT: Earthing CT:
CT:
= BELUM Switch Switch M=P. Switch M=P. Switch M=P.
M=P.
OPERASI 800/1A 1600/1A 800/1A 500/1A
PMT: PMT: PMT: PMT:
1250A
PMS: 3 1250A
PMS: 1600A
PMS: 1250A
PMS:
I BUS 150 KV - 2000A 1250A 1250A
150KV/v3/100V/v 1250A 1250A
II 20KA 20KA
PT: CT: PT:
20KA 20KA
PMS:
20KA 40KA 2500A P=M.150KV/v3/100V/v
40KA 40KA
PMT:
CT: 16KA 1000/1A
3 CT:
PMT:
3150A
P=M. KOPEL BUS 150KV P=M.
3150A
PMT:
LA: 10KA 150/5A 150/5A
PAUWELS
35KAPAUWELS
3150A LA: 10KA
NGR: 40 NGR: 40 NGR: 40
35KATD-2
TD-1 (60 MVA) (60 MVA)
Ohm Ohm Ohm
20KA
300A 300A 2000/ 300A
CT: 300/5A CT: 300/5A 5A PT:
CT: 300/5A
2000A
20KV/v3/100V/v3
BUS 20KV- 2000A- ABB 25kA 2000A
25kA
630A 630A BUS 20KV- 2000A- AREVA
1000/
25kA 600/5
25kA 16
5A A PT: 630A 630A 630A 1250A 1250A
PT: 2000/ BUS A
25kA 600/5
25kA 600/5
600/5 25kA PT: 25kA 400/5
400/5 25kA
BBVT
20KV/v3/100V/v3 5A 20KV/v3/100V/v3 RISER A A A 20KV/v3/100V/v3A A
SETIP 2000A BBVT
BUSTIE
KN-3 25kA
BUS 20KV- 2000A- AREVA KN 7 KN 6 KN 4 PS KN 2
MAFF MISTARSETIP 2 BUKU
1250A 1250A 1250A 1250A 1250A 1250A 1250A
25kA 400/5
400/5 25kA 400/5
25kA 400/5 25kA 400/5 25kA 400/5
25kA 400/5 25kA PT:
A A A A A A A 20KV/v3/100V/v3
BBVT
KS 3 KS 4
KN 1 PS 1 KS 2 KS 1 BUS
BOLPE KERTA KS5 BUSTIE
NOTES 50 KVA PENSIL PENA RISER
N S

17
Gambar Peralatan

Gambar LA Gambar Transformator 60MVA Gambar CVT

Gambar CT Gambar PMS Gambar Wafe Trap

Gambar Baterai Gambar PMT Gambar Genset

Gambar Rectifier Gambar Trafo Daya

17
Dokumentasi Thermovisi

18
NILAI KERJA PRAKTEK

Nama Mahasiswa : IRMA Nama Pembimbing : YUDHI


YULHANA ARIEF
EKATAMA
Nim : 160150036 Jabatan : Manager
ULTG
Kisaran
Jurusan : Teknik Elektro Bagian :
PTN : Universitas Tempat Praktek : GARDU
Malikussaleh INDUK
KISARAN
Lama Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan : 08 Juli 2019 – 19 Agustus
2019

No Uraian Nilai (A-E) Keterangan


1 Praktek Kerja A: Sangat Baik
Pengetahuan
Inisiatif B: Baik
Disiplin C: Cukup
Kerajinan
Rata – rata D: Kurang
2 Laporan
Isi E: Sangat Kurang
Kedalaman Materi

Rata – rata
Rata – rata 1 dan 2

Kisaran, 19 Agustus 2019


Mengetahui, Manager ULTG Kisaran

YUDHI ARIEF EKATAMA

19

Anda mungkin juga menyukai