LAPORAN PKLI
Oleh:
Sahril
5182131004
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat,
rezeki dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan hasil laporan PKLI
tahun 2021yang berjudul “Pemeliharaan Papan Hubung Bagi Tegangan
Rendah (PHB-TR) di PT. PLN (Persero) ULP Siantar Kota”. Adapun tujuan
dalam pembuatan hasil laporan ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata kuliah
PKLI.
PKLI adalah salah satu dari mata kuliah wajib yang harus ditempuh oleh setiap
mahasiswa Pendidikan Teknik Elektro Universitas Negeri Medan. Penyusunan
laporan kerja praktik lapangan ini dilakukan untuk memenuhi persyaratan kelulusan
akademik pada Program Studi Pendidikan Teknik Elektro, Fakultas Teknik
Universitas Negeri Medan.
Selama lebih kurang satu bulan penulis telah melaksanakan Praktek Kerja
Lapangan di PT. PLN (Persero) ULP Siantar Kota. Penulis telah mendapatkan
pengalaman berharga, bantuan dan bimbingan, baik bimbingan dari pihak perusahaan
maupun bimbingan dari pihak kampus UNIMED. Namun penulis merasa masih harus
belajar lebih lagi, dikarenakan ilmu yang dipelajari akan sangat berguna untuk
diaplikasikan pada lapangan pekerjaan nantinya, terutama pada sector Jaringan Listrik
SUTM dan SUTR.
Pada kesempatan ini saya menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada kedua orang tua saya Ayahanda M. DAHLAN dan Ibunda tercinta
HADINI yang telah memberikan motivasi, doa, dan dukungan baik moral maupun
material serta perhatiannya selama ini dan penulis juga terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Harun Sitompul., M.Pd., selaku Dekan Fakultas Teknik UNIMED.
2. Dr. Zulkifli Matondang, M.Si., selaku Wakil Dekan Bidang Akademik
Fakultas Teknik UNIMED.
3. Dr. Salman Bintang, M.Pd., selaku ketua jurusan Pendidikan Teknik Elektro
Fakultas Teknik UNIMED, dan selaku dosen Pembimbing Akademik
4. Drs. Muhammad Amin, S.T., M.Pd., selaku ketua Prodi Pendidikan Teknik
Elektro Fakultas Teknik UNIMED.
i
5. Drs. Marsangkap Silitonga, M.Pd., selaku dosen pembimbing PKLI yang telah
memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis.
6. Drs. Dadang Mulyana, M.Pd. Selaku dosen penguji.
7. Prof. Dr. Hamonangan Tambunan, S.T., M.Pd. Selaku dosen penguji.
8. Bapak As’ari batubara, selaku manajer di PT.PLN (persero) ULP Siantar Kota.
9. Bapak putra sukanta ginting, selaku supervisor Teknik dan sekaligus
pembimbing lapangan.
10. Bg David situmorang.ST., selaku staff Teknik yang selalu memberikan
motivasi, masukan dan dukungan kepada penulis.
11. Kepada semua kawan-kawan prodi pendidikan teknik elektro 2018 yang telah
memberikan dukungan kepada penulis
Sahril
5182131004
ii
DAFTAR ISI
iii
9. Pelaporan pada pekerja pemeliharaan................................................. 28
BAB III PENGALAMAN LAPANGAN DAN PEMBAHASAN .................... 30
A. Pengalaman lapangan ............................................................................... 30
1. Alat dan bahan yang digunakan .......................................................... 31
2. Alat pelindung diri (APD) .................................................................. 35
3. Langkah Pemeliharaan PHB-TR di lapangan ..................................... 36
B. Pembahasan .............................................................................................. 37
1. Pemeliharaan PHB-TR dalam tidak keadaan betegangan .................. 38
2. Pemeliharaan PHB-TR dalam keadaan betegangan ........................... 39
3. Standar Operasional Procedure (SOP) Pemeliharaan PHB-TR .......... 41
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 48
A. Kesimpulan ............................................................................................... 48
B. Saran ......................................................................................................... 48
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 49
LAMPIRAN
iv
DAFTAR GAMBAR
v
DAFTAR TABEL
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
4
5
2. Fungsi PHB-TR
Fungsi dari PHB-TR adalah sebagai berikut:
a. Sebagai alat penghubung antara sumber tenaga listrik dari out put trafo sisi
tegangan rendah TR ke Rel pembagi dan diteruskan ke Jaringan Tegangan
Rendah (JTR) melalui kabel jurusan (opsty cable) yang diamankan oleh NH
Fuse (Nieder Spannung dan Hoch leistung) jurusan masing – masing.
b. Sebagai alat pembagi tenaga listrik ke instalasi pemanfaatan tenaga listrik.
c. sebagai pemutus atau pengaman terhadap Beban lebih dan arus hubung
singkat.
3. Desain PHB – TR
Menurut konstruksinya PBH–TR dibagi menjadi 2 (dua) macam konstruksi
yaitu:
a. Konstruksi PHB TR 2 jurusan
Konstruksi PHB TR 2 jurusan umumnya di gunakan pada gardu tiang
jenis cantol yang memiliki kapasitas 50 KVA – 100 KVA. Bentuk fisik dan
penempatan di gardu masing-masing di tunjukan oleh gambar.
8
Khususnya jika saklar utama dioperasikan atau pada saat penghubung pengaman
lebur dimasukkan atau dikeluarkan.
Empat jurusan dapat dimodifikasi menjadi delapan jurusan keluaran
hanya dengan menambah kerangka tambahan yang dibuat pada kerangka
pertama. Tambahan tersebut dilakukan tanpa banyak modifikasi dari peralatan
semula.
Susunan mencegah terjadinya loop magnet pada kerangka, dapat dipilih
sistem pencegahan seperti pemakaian bahan anti magnet atau menyisipkan
isolator diantara komponen baja. Penopang silang dibagian bawah kerangka
diperlukan untuk tempat penyangga ujung kabel keluaran, lengkap dengan klem
kabel.
4. Komponen-komponen PHB-TR
Adapun komponen-komponen yang ada pada PHB-TR yaitu:
1) Saklar utama (hendel)
2) NH/NT Fuse
Gambar 5. NT fuse
NH atau NT fuse merupakan alat proteksi (pengaman) yang ada di
dalam PHB TR. NH Fuse akan bekerja dengan cara melebur apabila nilai arus
melewati batas maksimum NH fuse yang terpasang, akibat adanya gangguan.
Apabila NH fuse melebur maka aliran listrik yang terhubung ke JTR terputus
3) Rel tembaga atau busbar
c) MCB
5. Bagian-Bagian PHB-TR
a. Unit Masukan
Sirkuit unit masukan dilengkapi dengan pemutus beban tiga kutub yang di
desain untuk tegangan nominal 400 V dengan unit – unit pemutus yang dapat
terlihat atau dengan unit –unit pemutus di dalam suatu kotak tertutup dengan
indikator posisi buka / tutup yang dapat dijamin keandalannya. Untuk
hubungan kabel dari transformator harus dilengkapi pelat/terminal
penghubung.
Saklar pemutus beban dalam posisi terbuka dapat dikunci dan dapat
dioperasikan buka/ tertutup dengan tangkai operasi (handle) yang terletak
didepan atau disebelah kanan jika dilihat dari depan saklar.
Jika saklar pemutus beban merupakan jenis putar, maka pusat tangkai
putar tidak boleh melebihi tinggi 1 Meter dari dasar PHB untuk PHB pasangan
dalam dan 0,5 Meter untuk PHB pasangan luar. Tangkai operasi dalam posisi
tertutup harus membentuk sudut kurang dari 30° dengan ventilasi.
b. Sistem Busbar
Sistem busbar terbuat dari Tembaga Elektrolit. Pemasangan dan
penyambungan hanya dapat dilakukan dengan mur – baut. Pemboran lubang
berulir pada tembaga tidak dianjurkan.
Kerangka harus disesuaikan untuk pemasangan busbar sebagai berikut:
15
1) Empat busbar kolektor (Netral ditempatkan paling bawah atau paling kiri),
khusus untuk PHB pasang dalam, setiap ujung busbar disebelah kanan
dibor dengan empat buah lubang untuk kemungkinan perluasan dengan
empat keluaran PHB tambahan.
Penyambungan dua PHB tersebut dapat dilakukan sebagai berikut:
- Menggunakan batang tembaga ukuran yang sama dengan busbar
kolektor
- Menggunakan pelat / pita tembaga anyaman dengan ukuran yang
sama dengan busbar kolektor
- Menggunakan kabel dengan konektor.
2) Tiga busbar penghubung untuk menghubungkan busbar kolektor ke saklar
pemutus beban. Busbar netral ditempatkan paling kiri jika dilihat dari
depan PHB.
3) Setiap keluaran tertuju ke dasar kerangka dengan tiga busbar fasa vertikal.
Dalam hal ini konduktor netral tersambung pada bagian bawah penjepit
pemisah netral keluaran.
Jarak bebas dan jarak rambat untuk busbar tembaga dan hubungannya
sekurang-kurangnya harus sesuai dengan jarak bebas dan jarak rambat pada
peralatan yang langsung berhubungan dengannya (sebagai contoh: sakelar
utama). Jarak tersebut harus tetap dipertahankan sepanjang bingkai dan harus
terpasang kuat pada dudukannya sehingga tidak akan berubah jika terjadi gaya
dinamis dan termis akibat hubung singkat.
Tabel 1. Ukuran Busbar Tembaga (Tri Joko Pramono, 2017)
16
Catatan:
- Faktor kali 0,9 adalah factor keamanan untuk beban trafo
- KHA NH Fuse untuk daya trafo dan jurusan dapat dilihat tabel di bawah
ini: (Beban = 90%)
Tabel 3. KHA NH Fuse (Tri Joko Pramono, 2017)
17
2) Penghubung netral
Nilai pengenal arus dan penghubung netral harus sama dengan nilai
pengenal nominal unit pengaman lebur untuk fase. Jepitan harus sama juga
dengan urut pengaman lebur untuk fase.
3) Hubungan keluaran
Hubungan keluaran melalui bagian bawah dari perangkat hubung bagi
dan harus terdiri dari tiga terminal penghubung fase dan satu terminal
penghubung netral. Terminal penghubung harus didesain sehingga dapat
digunakan untuk kabel tembaga dengan luas penampang maksimum 150
mm2 dan harus disediakan lubang yang sesuai dengan diameter 13 mm
lengkap dengan ring dan mur baut.
4) Pemisah isolasi
Setiap dua atau lebih unit-unit pengaman lebur kutub tunggal fase yang
sama, harus dipisahkan dari fase-fase lainnya dengan pemisah isolasi. Di
bagian bawah PHB, pemisah vertikal harus dipasang untuk memisahkan
setiap keluaran. Pemisah vertikal tersebut dapat dipindahkan sepanjang
palang isolasi dan terbuat dari bahan yang kokoh dan tahan air.
5) Penghalang
Penghalang di desain untuk menutup setiap keluaran utama jika tiga buah
pelebur HRC dilepas. Terbuat dari bahan yang kokoh dan tahan air serta dapat
diukur untuk pengamanan.
6) Pemeriksaan
Pemeriksaan harus dapat dilakukan dengan memasukkan tang-ampere
meter pada setiap fase keluaran, tepat di bawah setelah penjepit bawah urut
pengaman lebur. Untuk maksud tersebut harus tersedia ruang bebas sepanjang
50 mm.
7) Penandaan
Netral dan fase dari setiap keluaran harus diberi penandaan yang sesuai:
N; 1 ; 2 ; 3 / N ; R ; S ; T / Biru, Merah, Kuning, Hitam. Penulisan tanda harus
ditempatkan dekat dengan terminal kabel dan harus tetap terlihat jika
konektor kabel terpasang pada terminal keluaran. Di atas setiap unit keluaran
18
harus terpasang tempat label / penandaan yang terbuat dari bahan tahan karat
dengan ukuran 80 x 30 mm.
d. Peralatan Bantu
Suatu panel secara permanen terpasang pada kerangka perangkat hubung
bagi untuk menampung atau tempat pemasangan berapa peralatan sebagai
berikut:
a. Satu keluaran untuk lampu penerangan gardu distnbusi
b. Satu keluaran untuk lampu penerangan umum
c. Tiga Amperemeter kebutuhan maksimum
d. Satu keluaran untuk lampu indikator hubung singkat
e. Kotak-kontak dan lain-lain.
e. Hubungan Pembumian
Terminal pembumian harus terpasang pada kerangka yang terbuat dari
tembaga atau kuningan dan dilengkapi dengan dua buah mur dan tiga buah ring.
Sesuai untuk hubungan konduktor pembumian tembaga 50 mm2. Terminal
pembumian tersebut ditempatkan dipermukaan bagian depan salah satu dari
kerangka penopang pada ketinggian 30 cm dari dasar PHB.
Menurut (PUIL 2011) nilai tahanan pembumian tidak boleh melebihi 5 Ohm
agar mendapatkan keandalan yang efektif apabila terjadi gangguan pada PHB-
TR.
Tahanan pembumian dari elektrode bumi tergantung pada jenis tanah dan
keadaan tanah serta pada ukuran dan susunan elektrodenya. Tahanan
pembumian pada tahanan jenis q1 = 100 ohm meter. Untuk tahanan jenis yang
lain ( p ), maka tahanan pentanahan adalah perkalian nilai di atas dengan:
f. Pengawatan
Kabel tembaga berisolasi PVC sekurang – kurangnya 2,5 mm2 untuk
rangkaian kontrol dan 4 mm2 untuk pengukuran harus digunakan untuk semua
instalasi di dalam PHB. Kabel tembaga harus memiliki warna yang sama atau
penandaan yang sama dengan penandaan fase atau label yang dihubungkan.
g. Perlengkapan
Setiap perangkat hubung bagi harus dikirim sebagai satu kesatuan dengan
semua perlengkapan yang diperlukan, antara lain sebagai berikut:
a. Satu kunci berisolasi untuk menyetel penjepit unit pengaman lebur
b. Empat penghalang
c. Satu alat berisolasi untuk memasang dan melepas unit pengaman lebur.
h. Papan Hubung Bagi tegangan rendah Pasang Dalam
PHB tegangan rendah pasangan dalam (tidak berselungkup) akan
ditempatkan secara khusus dalam suatu bangunan Gardu Distribusi sehingga
harus sesuai untuk pemasangan di atas lantai dan dinding beton atau tembok.
Empat saluran keluaran dapat dimodifikasi menjadi 8 saluran keluaran hanya
menggunakan kerangka tambahan yang dibaut dengan kerangka PHB utama.
Penopang silang pada bagian bawah dari kerangka akan digunakan untuk
menahan ujung kabel keluaran.
PHB tegangan rendah pasangan dalam terdiri atas:
a. Satu unit masukan 400A, 500A, 630A, 800A, 1200A, atau 2000A.
b. Sistem busbar 400A, 500A, 630A, 800A, 1200A, atau 2000A
c. Empat unit keluaran utama
d. Satu keluaran untuk penerangan Gardu Distribusi
e. Satu keluaran untuk penerangan umum
f. Satu keluaran untuk lampu indikator hubung singkat
g. Tiga ampere meter kebutuhan maksimum dan trasformator arus 600–800–
1200 – 2000/5A
h. Dua kotak – kontak 32/6A
i. Papan Hubung Bagi Tegangan Rendah pasang Luar
PHB tegangan rendah pasang luar harus dilengkapi dengan kabinet kedap
air dan akan terpasang di luar bangunan sebagai gardu distribusi pasangan tiang
21
pada ketinggian 1,2 m dari permukaan tanah. Kabinet harus dilengkapi dengan
gantungan perangkat dan perlengkapan lain yang sesuai termasuk mur dan baut
untuk pemasangan pada lengan penopang yang terpasang pada tiang beton atau
besi. Konstruksi kabinet harus kokoh dan kedap air. Terbuat dari pelat baja
dengan ketebalan tidak kurang dari 3 mm. Kabinet harus memiliki pintu yang
dilengkapi engsel di bagian depan dan harus bisa dikunci. Kabinet harus dibuat
sedemikian sehingga air, rayap, dan burung tidak dapat masuk kedalamnya.
j. Persyaratan Khusus
1) Kondisi Pelayanan Normal
Papan Hubung Bagi (PHB) berdasarkan standart ini digunakan dalam
kondisi pelayanan sebagai berikut: a. Suhu udara sekitar Suhu udara sekitar
tidak melebihi + 40°C dan rata – ratanya dalam 24 jam tidak lebih 35°C b. Suhu
udara sekitar untuk pasangan luar Suhuh udara sekitar tidak melebihi + 40°C
dan rata – rata dalam 24 jam tidak melebihi + 35°C.
2) Kondisi udara untuk pasangan dalam
Kondisi udara harus bersih dan kelembaban nisbinya tidak melebihi 50%
pada suhu maksimum +40°C. Kelembaban nisbi yang lebih tinggi diijinkan
pada suhu yang lebih rendah, misalnya 90% pada +20°C. Harus diperhatikan
bahwa pengembunan sewaktu – waktu dapat terjadi karena perubahan suhu.
3) Kondisi udara untuk pasangan luar
Kelembaban nisbinya boleh mencapai 100% pada suhu maksimum +
25°C.
4) Tinggi tempat
Ketinggian tempat pemasangan tidak boleh melebihi 1000 m diatas
permukaan laut.
5) Kondisi selama pengangkutan, penyimpanan, dan pemasangan
Bila kondisi selama pengangkutan, penyimpanan dan pemasangan tidak
sesuai, maka harus dibuat persetujuan terlebih dahulu antara pemakai dan
pembuat. Jika tidak ada ketentuan lain, maka julat suhu selama pengangkutan,
penyimpanan, dan pemasangan diantara -25°C dan +55°C. Untuk periode
waktu singkat tidak melebihi 24 jam dijinkan sampai dengan +70°C.
6) Karateristik listrik
22
1) Kunci shok
2) kunci ring
3) tang pres
4) tang kombinasi
5) obeng,
6) gergaji besi,
7) cutter
b. Alat bantu
Alat bantu terdiri dari:
1) Tangga,
2) skakel – stok,
3) radio HT,
4) tongkat Tester 20 kV,
5) kendaraaan roda empat.
c. APD / K3:
1) Sepatu isolasi 20kV,
2) sepatu kerja,
3) pakaian kerja,
4) sarung tangan kulit,
5) helm pengaman
d. Alat ukur
1) Alat ukur yang digunakan yaitu:
2) Megger 1000V,
3) earth – tester (megger tanah),
4) multi – tester,
5) cek fasa.
6) Tang amper
2. Material
Material terdiri dari:
1) Thinner,
2) vaselin elektrik,
3) kertas ampelas,
25
4) isolasi,
5) NH fuse,
6) sepatu kabel sesuai yang dibutuhkan.
3. Prosedur Komunikasi
a. Iformasi kepada konsumen dan pihak-pihak terkait 2 s/d 3 hari sebelum
pekerjaan dilaksanakan melalui surat, media cetak dan atau media elektronik.
b. Membuat SPK untuk pelaksana 10 s/d 20 hari sebelum pelaksanaan pekerjaan
untuk pemeliharaan rutin.
c. Laporan ke SPV Distribusi dan pengawas pekerjaan sebelum pelaksanaan.
d. Laporan ke MUPJ bahwa pelaksanaan akan dimulai.
4. Pemeriksaan dan Pengukuran
Prosedur Pemadaman Sebelum Pemeliharaan:
a. Mengukur beban dan tegangan pada gardu
b. Melepas satu-persatu NH Fuse (untuk pelanggan 1 fasa), kemudian saklar
utama atau melepas sakelar Utama (untuk pelanggan 3 fasa), kemudian
NHFuse satu-persatu
c. Buka FCO
d. Hubungkan kabel pentanahan yang sudah dihubungkan ke elektroda
pentanahan dimulai dari ke 4 bushing Trafo sisi tegangan rendah, lalu ke 3
bushing trafo sisi tegangan menengah
e. Buka kabel kawat yang terhubung pada terminal kabel masuk & kabel keluar
f. Kabel yang sudah terlepas hubungkan jadi satu dan sambungkan pada kabel
pentanahan
g. Lakukan pemeriksaan kondisi PHB-TR
h. Dari hasil kegiatan diatas diambil kesimpulan:
1) PHB-TR dalam keadaan baik dan layak dioperasikan
2) PHB-TR dalam keadaan kurang baik, perlu ada perbaikan sebelum
dioperasikan
3) PHB-TR dalam keadaan rusak, perlu penggantian
5. Pemeriksaan pemeliharaan
a. Kelainan pada saklar utama, antara lain:
26
1) Sebagian atau seluruh alat kontak hangus akibat terjadi busur api yang
besar.
2) Sebagian atau seluruh alat kontak kotor akibat terjadinya loss kontak.
3) Buka tutup alat kontak tidak serempak karena terjadinya alat mekanis
sudah tidak benar lagi.
4) Tahanan isolasi sudah turun dibawah minimal karena faktor usia atau
kebanjiran.
b. Pemeliharaan pelebur atau fuse dan penjepitanya
1) Permukaan jepit (ground plate) dan alat kontak pelebur serta permukaan
sepatu kabel bersih dan dilapisi dengan vaselin jenis netral
2) Seluruh permukaan alat kontak pelebur harus terhubung dengan
penjepitnya
3) Jenis sepatu kabel yang terhubung antara busbar, pelebur dan kabel jurusan
harus terbuat dari bahan yang sama dengan busbar dan kabel jurusan
4) Ukuran sepatu kabel harus sesuai dengan ukuran kabel
5) Luas permukaan sepatu kabel yang terhubung dengan busbar minimal
sama dengan penampang kabelnya
6) Luas penampang bagian dalam selongsong sepatu kabel minimal sama
dengan penampang kabelnya
7) Pengencangan mur baut untuk menghubungkan sepatu kabel dengan
busbar harus disesuaikan
c. Pemeliharaan alat ukur peralatan bantunya
1) Alat ukur peralatan bantunya yang terpasang diperiksa kondisi
pengawatannya
2) Alat ukur peralatan bantu yang terpasang di uji ketelitiannya
d. Prosedur pemeliharaan PHB – TR
1 Pemeliharaan PHB-TR pada gardu distribusi dalam keadaan bertegangan:
a) Ukur dan catat beban dan tegangan pada saklar utama dan saluran keluar
b) Bandingkan hasil ukur arus pada amper meter di PHB – TR dengan hasil
pengukuran dengan tang amper meter
c) Ukur dan catat suhu alat sambung – hubung pada saklar utama dan fuse
pengaman saluran
27
A. Pengalaman Lapangan
Selama satu bulan penuh melakukan kegiatan Praktek Kerja Lapangan Industri
(PKLI) di mulai pada tanggal 15 januari – 15 februari 2021 yang dilaksanakan di
PT. PLN (Persero) ULP siantar Kota, tentunya banyak kegiatan yang sudah
dilakukan sehingga menambah pengalaman dan pengetahuan secara langsung
tentang pemeliharaan papan hubung bagi tegangan rendah (PHB-TR). Dulunya
hanya bisa mendengar dan melihat dari gambar saja tentang pemeliharaan PHB-TR
dan pengenalan PHB-TR, tetapi setelah PKLI akhirnya dapat melihat secara
langsung tentang komponen, bagian-bagian PHB-TR dan dapat mengetahui
bagimana prinsip kerja dari PHB-TR tersebut. dimana hal ini akan dapat menambah
pemahaman dan mengalaman secara langsung mengenai PHB-TR.
Selain mengetahui komponen PHB-TR dan prinsip kerjanya juga dapat
mengetahui mengenai proses pemeliharaan dan prosedur-prosedur yang dilakukan
pada saat pemeliharaan PHB-TR guna menghindari kerusakan – kerusakan pada
komponen dan menambah daya tahan pemakaian PHB-TR tersebut.
Sebelum dilakukan pemeliharan/perbaikan PHB-TR terlebih dahulu tim
Teknik yang terdiri dari (Gangguan dan HAR). Tim Gangguan adalah tim yang
khusus menangani permasalahan serta keluhan dari masyarakat rumah tangga
dengan memakai aplikasi khusus PLN dengan sistem kerjanya masyarakat yang
mengalami permasalahan listrik di rumah bisa di sampaikan melalui call center
PLN 123, setelah menghubung call center PLN maka PLN area akan menerima dan
mengkonfirmasikan keluhan permasalahan tersebut kepada tim rayon berdasarkan
tempat terjadinya gangguan. Sedangkan tim HAR adalah tim PLN yang khusus
menangani masalah-masalah di jaringan distribusi, Gardu Hubung yang salah
satunya yaitu PHB-TR, sehingga setelah mendapatkan informasi dari petugas
Operator Call center maupun arahan langsung dari Spv Teknik maka tim gangguan
maupun HR bergegas melakukan persiapan untuk dilakukan penanganan perbaikan
terhadap masalah yang ada dilapangan.
30
31
Stik
Gambar16. Stik
b. Tang ampere
Tang Amper digunakan untuk mengukur arus fasa pada rak PHB TR, tang
amper dapat juga digunakan untuk menguji NH Fuse dengan merubah selektor
switch ke posisi Ohm. System kerja dari pada tang ampere menggunakan system
induksi pada jepit (Clamp) tang ampere.
i. Kunci inggris
Kunci inggris ini digunakan untuk membuka atau mengetatkan baut atau
mur yang tidak bisa dilakukan oleh kunci ring atau kunci pas.
4) Setelah koordinasi dengan SPV, baru melepas FCO dengan mengguakan stik
agar team HAR dan mahasiswa PKL bekerja secara aman untuk melakukan
pemeliharaan di PHB-TR
5) Setelah melakukan pelepasan FCO, baru melakukan pekerjaan pemeliharaan
PHB TR secara aman
6) Tahap yang dilakukan untuk pemeliharaan yaitu memeriksa tegangan dengan
mengukur menggunakan voltmeter yaitu mengukur tegangan pada fasa R, S,
T dengan Netral
7) Setelah dipastikan tidak adanya tegangan/arus di PHB-TR baru kemudian
dilanjutkan pekerjaan pemeliharaan PHB TR yaitu pemeriksaan Tegangan
pada bagian NH Fuse
8) Melakukan pemeliharaan dengan mengganti NH Fuse sebanyak 4 buah dan
merapikan serta mengukur grounding NH Fuse di 160 A
9) Melakukan pemberian gemuk kepada kaki NH fuse supaya untuk
pengambilan NH Fuse berikutnya dapat dilakukan dengan mudah dan kondisi
NH Fuse tetap dalam keadaan sedikit dingin dan tidak berkarat sesuai dengan
karakterikstik gemuk tersebut
10) Kemudian dilakukan penguncian NH Fuse setelah diganti
11) harus dipastikan semua konekting kabel harus posisi ketat, jika tidak itu akan
menimbulkan induksi listriknya yang akan mengakibatkan permasalahan di
trafo PHB TR
12) setelah itu mengunci PHB TR dikarenakan sudah selesai
13) kembali melakukan pemasangan FCO ke fasa RST, sembari dikoordinasikan
ke koordinator untuk memasukkan FCO bahwa pekerjaan untuk
pemeliharaan PHB TR telah selesai dilaksanakan
14) Setelah itu kembali ke posko
B. Pembahasan
pemeliharaan PHB-TR sangatlah penting. Sebab dengan melakukan
pemeliharaan yang baik akan terhindar dari resiko yang tidak diinginkan seperti
pemadaman listrik akibat gangguan pada PHB-TR, bahkan waktu yang lebih parah
lagi adanya trafo over load yang sewaktu-waktu bisa saja meledak dan mengancam
38
b. Apabila bekerja di dekat instalasi yang lebih tinggi dari pada tegangan
perlengkapan yang dikerjakan maka harus dipastikan bahwa perlengkapan
tersebut bebas dari kebocoran isolasi dan sebaiknya dibumikan
c. Dilarang menggunakan pengukur Panjang, tali logam atau tali dengan ayaman
benang logam
d. Dilarang menggunakan tangga kayu atau bambu pada lokasi yang bertegangan
e. Jika jarak aman tidak terpenuhi maka petugas harus menggunakan pengaman
dari bahan isolasi
41
B. Saran
1 Yantek PT.PLN (persero) ULP siantar kota Hendaknya dalam pelaksanaan
pekerjaan, selalu mengacu pada SOP yang berlaku agar tidak terjadi
kecelakaan kerja.
2 Manajer PT.PLN (persero) ULP siantar kota Hendaknya untuk masalah
peralatan kerja agar lebih diperhatikan apabila ada yang sudah tidak sesuai
sekiranya bisa diganti, agar lebih memudahkan pekerja dalam melaksanakan
pekerjaannya dan dapat menghemat waktu.
3 Manajer PT.PLN (persero) ULP siantar kota Hendaknya suku cadang bahan-
bahan keperluan listrik agar disediakan lebih banyak lagi dan melengkapi
barang-barang yang tidak tersedia sehingga apabila ada gangguan secara
mendadak maka tidak menunggu lama lagi untuk membeli suku cadang yang
tidak tersedia.
48
DAFTAR PUSTAKA
49
KUMPULAN LAMPIRAN TERKAIT PELAKSANAAN
PRAKTEK KERJA LAPANGAN INDUSTRI (PKLI) DI
PT.PLN (PERSERO) ULP SIATAR KOTA PADA
TANGGAL 15 JANUARI - 15 FEBRUARI 2021
Dokumentasi Di Lapangan