LAPORAN
PRAKTIK KERJA LAPANGAN
OLEH:
UMI MAHMUDAH
1820403031
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan Mata Kuliah Praktik
Kerja Lapangan Program Studi D-III Teknik Listrik Politeknik Kotabaru
Mengetahui,
Menyetujui,
ii
HALAMAN PENGESAHAN
PRAKTIK KERJA LAPANGAN
Mengetahui:
Wakil Direktur I, Ketua Jurusan / Ka. Prodi,
iii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT Tuhan Semesta Alam dan junjungan kita
Rasulullah SAW yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada
mahasiswa/i sehingga mahasiswa/i dapat menyelesaikan laporan Praktik Kerja
Lapangan yang berjudul Sistem Distribusi Dan Gangguan Pada Jaringan Listrik
Di PT. PLN (Persero) UP3 Kotabaru. Laporan ini ditulis untuk sebagai salah satu
syarat untuk menyelesaikan Mata Kuliah Praktik Kerja Lapangan Program Studi
D-III Teknik Listrik Politeknik Kotabaru. Laporan ini disusun berdasarkan hasil
Praktik Kerja Lapangan yang telah dilaksanakan pada 31 Agustus 2020 sampai
dengan 30 Oktober 2020. Selama proses pelaksanaan dan penyusunan laporan
Praktik Kerja Lapangan ini, mahasiswa/i mendapatkan dukungan serta bantuan
dari berbagai pihak. Oleh karena ini, mahasiswa/i berterima kasih kepada :
1. Allah SWT atas hidayah, dan ridho-Nya telah diberikan kepada praktikan;
2. Nabi besar Muhammad SAW yang telah memberikan syafaat dan kecintaannya
kepada umatnya;
3. Orang tua yang telah mendukung praktikan baik secara moril maupun
materiil;
5. Bapak Hasbi Assidiq S., S.T., M.T. Selaku Wakil Direktur I Politeknik
Kotabaru
6. Bapak Muhammad Irsan. B, S.T., M.Eng. Selaku Ketua Jurusan Teknik Listrik
Politeknik Kotabaru dan Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu
untuk Praktikan dalam membantu penulisan laporan Praktik Kerja Lapangan
ini;
7. Seluruh dosen Politeknik Kotabaru yang telah memberikan ilmu yang
bermaanfaat selama mahasiswa duduk dibangku perkuliahan;
8. Dewan pimpinan dan semua pegawai PT.PLN (PERSERO) UP 3 KOTABARU
yang telah menerima dan membimbing praktikan;
9. Bapak Wira Bhakti Dharma selaku Manager PT. PLN (PERSERO) UP3
KOTABARU;
iv
10. Bapak Nurracmat Latief selaku Manager Bagian Jaringan PT. PLN
(PERSERO) UP3 KOTABARU yang telah menerimadan membimbing
praktikan;
11. Bapak Fatkhurrahim selaku Supervisor Jaringan PT. PLN (PERSERO) UP3
KOTABARU yang sangat baik membimbing praktikan;
12. Bapak Buyung Ramadhan selaku Supervisor Pemeliharaan PT. PLN
(PERSERO) UP3 KOTABARU yang sangat baik membimbing praktikan;
13. Semua pegawai PT. PLN (PERSERO) UP3 KOTABARU yang telah
menerima dan membimbing praktikan;
14. Serta teman-temah mahasiswa Politeknik Kotabaru yang selalu mengingatkan
dan membantu dalam penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan ini
Praktikan menyadari terdapat banyak kekurangan sehingga kritik dan saran
yang bersifat membangun sangat mahasiswa harapkan.
Umi Mahmudah
v
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL............................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN..............................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN..............................................................................iii
KATA PENGANTAR...........................................................................................iv
DAFTAR ISI..........................................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................ix
DAFTAR TABEL..................................................................................................x
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................xi
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................13
vi
3.1 Landasan Teori.......................................................................................28
3.2 Konstruksi Motor Induksi.......................................................................28
3.3 Prinsip Kerja Motor Asinkron/motor induksi.........................................40
3.4 Kelebihan dan Kekurangan Motor Induksi............................................42
3.5 Sebab Kerusakan Pada Motor Listrik.....................................................42
3.6 Standar Tahanan Isolasi Motor..............................................................45
3.7 Alat-alat (tools).......................................................................................53
BAB IV..................................................................................................................58
5.1 Kesimpulan.............................................................................................69
5.2 Saran.......................................................................................................70
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................71
LAMPIRAN..........................................................................................................73
vii
DAFTAR GAMBARY
viii
Gambar 3.28 Obeng 1 Set......................................................................................52
Gambar 3.29 Tang Kombinasi...............................................................................52
Gambar 3.30 Multimeter........................................................................................53
Gambar 3.31 Air Compressor................................................................................53
Gambar 3.32 Kunci Pas.........................................................................................53
Gambar 3.33 Palu...................................................................................................54
Gambar 3.34 Treker Bearing.................................................................................54
Gambar 3.35 Heater bearing..................................................................................54
Gambar 4.1 Pelepasan pondasi dan baut Motor.....................................................57
Gambar 4.2 Pelepasan Komponen Motor..............................................................58
Gambar 4.3 Pelepasan Rotor..................................................................................59
Gambar 4.4 Memasang Bearing.............................................................................60
ix
DAFTAR TABEL
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
BAB I PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
11
I.1 Latar Belakang Masalah
Pada era globalisasi ini, kita di tuntut untuk belajar dan mencari
pengalaman yang sebanyak – banyaknya dengan giat, agar kita mampu untuk
menyesuaikan diri sesuai dengan perkembangan zaman agar kita tidak
ketinggalan dengan yang lain. Pada masa sekarang ini, dunia industri mencari
orang yang berkualitas dan mampu bekerja dengan baik serta mempunyai
pengalamann yang banyak untuk dapat bekerja di suatu perusahaan / industri,
untuk itu kita harus mempunyai pengalaman yang memadai apabila ingin
bekerja di suatu perusahaan agar mampu memberikan sumbangsih kepada
industri / perusahaan.
Untuk mengantisipasi hal di atas maka perlu dilakukan suatu penelitian
atau pembelajaran kepada calon tenaga kerja untuk menambah pengalaman di
dunia industri serta siap bekerja nantinya, dan salah satu usaha penelitian
diiantaranya adalah Praktek Kerja Lapangan ( PKL ), karena PKL sangat
membantu dalam menyiapkan kita pada dunia kerja yang nyata dan
menambah wawasan kita dalam bekerja, karena dengan PKL kita bias
mengetahui dunia kerja, cara kerja serta menajemen yang digunakan di suatu
perusahaan / industri.
12
3. Mengembangkan hubungan dan kerjasama yang menguntungkan antara
Politeknik dengan dunia usaha dalam rangka meningkatkan mutu dan
daya serap terhadap lulusan Politeknik.
4. Memenuhi persyaratan mengikuti mata kuliah praktek kerja lapangan.
5. Agar mahasiswa dapat memperoleh gambaran yang nyata tentang hal –
hal yang dihadapi di dunia kerja sesuai dengan jurusan yang diambil.
Adapun tujuan praktek kerja lapangan secara khusus adalah:
1. Mengembangkan ilmu teori dan pengalaman tentang perawatan motor 3
phase
2. Mengetahui flow proses, pendistribusian air, spesifikasi mesin-mesin
peralatan, unit utilities yang digunakan, dan bahan baku proses produksi
pada PDAM Kotabaru.
3. Mengetahui struktur organisasi perusahaan dan tugas-tugasnya pada
PDAM Kotabaru.
I.3 Waktu Praktek Kerja Lapangan
Program ini dilaksanakan pada semester 5 atau semester 6 dan bersifat
wajib dari kurikulum jurusan / progam studi : Diploma 3 yang waktunya
disesuaikan dengan jadwal akademik. Sebagai pekerja Praktek Kerja
Lapangan, Mahasiswa diwajibkan memenuhi segala ketentuan jam kerja yang
ditentukan oleh Perusahaan/ Instansi/ Industri tempat Praktek Kerja
Lapangan. Untuk tujuan supervise dan proses bimbingan minimal sekali
seminggu mahasiswa kembali ke kampus untuk menyampaikan laporan
kegiatan Praktek Kerja Lapangan pada minggu sebelumnya, serta
berkonsultasi mengenai segala sesuatu berkaitan dengan pelaksanaan Praktek
Kerja Lapangan pada minggu sebelumnya kepada pembimbing institusi yang
bersangkutan.
13
- Istirahat : 12.00 s/d 14.00 WITA
- Pulang : 17.00 WITA
14
menyelesaikan permasalahan yang terdapat di dunia industri.
2. Untuk memperoleh, mempraktekkan dan mamperdalam ilmu yang telah
diperoleh di bangku perkuliahan untuk terjun langsung ke dunia
kerja/industri.
3. Mengenal cara kerja perusahaan secara umum.
4. Menambah wawasan dan pengalaman kerja melalui praktek kerja
lapangan.
5. Menambah pengetahuan dan pemahaman teknik kelistrikan yang
diterapkan pada perusahaan.
6. Memberikan bekal sebelum terjun ke lapangan kerja secara nyata.
15
II.1 Sejarah Singkat Perusahaan
Sebelum dibangunnya sarana air bersih kabupaten Kotabaru yang ada
sekarang ini, masyarakat Kotabaru mendapatkan pelayanan air minum dengan
sistem penyediaan air yang dibangun oleh pemerintah Belanda pada sekitar
Tahun 1918 dengan kapasitas It/dtk. Dengan sumber air dari Sungai Baharu
(Jalan Bima Sekarang), dikelola oleh Perusahaan Air Pemerintah Belanda
yang dipimpin oleh Ami Sultan.
Pada tahun 1954, Pengelolaan pelayanan air minum dikelola oleh Pemda
Tingkat II Kotabaru yang bisa melayani ± 400 Sambungan Rumah (Cq. Dinas
Saluran Air Minum). Tahun 1973 : Pemerintah Pusat melalui proyek Air
Bersih Kalimantan Selatan Feasibility Study dan Master Plan Air Bersih
Kotabaru untuk memenuhi kebutuhan air sampai Tahun 1991.
16
Tahun 1990, Dibangun IKK Cabang Kusan Hilir dengan kapasitas 10
Lt/dtk dengan sumber air baku diambil dari air permukaan (Sungai Saring
Pagatan).
Secara umum pengolahan air bersih terdiri dari 3 cara, yaitu pengolahan
secara fisika, kimia, dan biologi. Pengolahan secara fisika dilakukan dengan
memanfaatkan sifat mekanis dari air, contohnya dengan melakukan
pengendapan, filtrasi (penyaringan), adsorpsi (penyerapan) tanpa adanya
17
penambahan bahan kimia, dilakukan dengan menambahkan zat kimia
seperti tawas dan klor. Zat ini yang biasa digunakan untuk menyisihkan
logam-logam berat yang terkandung dalam air. Serta pada proses
pengolahan secara biologi, dilakukan pemanfaatan mikroorganisme tertentu
sebagai media pengolah yang dapat membantu menjernihkan air.
1. Intake Building
Air yang telah berada di bak besar dalam intake building kemudian
di pompa ke WTP. WTP merupakan bangunan utama pengolahan air
bersih. Biasanya yang terdapat 5 bagian dalam bangunan ini yang
membuat air menjadi layak untuk digunakan. Bagian-bagian tersebut
yaitu:
18
Setelah air berada di unit koagulasi, selanjutnya air melalui proses
pengadukan perlahan (slow mixing) agar tawas yang tercampur
dalam air dapat mengikat partikel kotoran dan membentuk flok yang
lebih besar agar nantinya kotoran lebih mudah mengendap.
Air yang telah terpisah dari lumpur, selanjutnya disaring agar benar-
benar bersih. Proses ini dilakukan dengan bantuan gaya grafitasi.
19
4. Senantiasa beriteraksi dengan pelanggan untuk memenuhi kebutuhan
mereka.
5. Memenuhi persyaratan undang-undang dan regulasi pangan serta
persyaratan pelanggan yang berkaitan dengan mutu dan keamanan
pangan yang di setujui bersama.
20
II.3 Struktur Organisasi Perusahaan
21
II.4 Visi dan Misi Perusahaan
Di perusahaan PDAM Kotabaru Memiliki 3 visi misi perusahaan yakni :
22
-Tanggungan pekerja, karena menganggap perusahaan merasa sudah
membayar ( menggaji ) maka resiko kecelakaan menjadi tanggungan
pekerja. Karena pekerja mengalami kelalaian sehingga terjadi kecelakaan.
Potensi bahaya dapat berasal dari mesin-mesin, alat kerja, dan bahan-
bahan serta energi, dari lingkungan kerja,sifat pekerjaan dan proses produksi
yang beresiko akan munculnya bahaya.
1. Faktor fisik
2. Faktor kimia
3. Faktor biologi
4. Faktor fisiologi
5. Faktor psikologi
1. Perubahan
2. Kekayaan dan bahan baku
3. Prosedur dan aktifitas proses
4. Teknologi dan perawatan
5. Personel
6. Tempat kerja dan lingkungan
7. Lingkungan alam, keadaan iklim
8. Eksternal/pihak-pihak yang terkait
23
Kesehatan (Health) adalah derajat/tingkat keadaan fisik dan psikologi
individu. Kesehatan ini sangat besar sekali adilnya dalam hal keselamatan dan
kecelakaan kerja Ini dikaitkan dengan kondisi fisikologis dari manusia,
seperti contoh :
Ketidakseimbangan fisik/kemampuan fisik tenaga kerja, antara lain :
1. Tidak sesuai berat badan, kekuatan dan jangkauan
2. Posisi tubuh yang dapat menyebabkan mudah lemah
3. Kepekaan tubuh
4. Kepekaan panca indera terhadap bunyi
5. Cacat fisik
6. Cacat sementara
Ketidakseimbangan kemampuan psikologis tenaga kerja, antara lain :
1. Rasa takut/phobia
2. Gangguan emosional
3. Sakit jiwa
4. Tingkat kecakapan
5. Tidak mampu memahami
6. Sedikit ide/pendapat
7. Gerakannya lamban
8. Keterampilan kurang
Stres mental, antara lain :
1. Emosi berlebihan
2. Beban mental berlebihan
3. Pendiam dan tertutup
4. Problem sesuatu yang tidak dipahami
5. Frustasi
6. Sakit mental
Stres Fisik, antara lain :
1. Badan sakit
2. Beban tugas berlebihan
24
3. Kurang istirahat
4. Kelelahan sensorik
5. Kekurangan oksigen
6. Gerakan terganggu
7. Gula darah menurun
25
II.8 Alat Pelindung Diri (APD)
Sejatinya, APD merupakan singkatan dari Alat Pelindung Diri. Di mana,
APD digunakan untuk melindungi diri dari berbagai macam bahaya. Fungsi
yang dimiliki APD pun berbeda-beda sesuai dengan jenisnya. Ada beberapa
alat APD yang di gunakan di PT. PLN (Persero) UP3 Kotabaru
1. Helm
2. Kaca mata
3. Sepatu safety
4. Full body Harness
KAJIAN PUSTAKA
26
Motor induksi sangat banyak di gunakan di dalam kehidupan sehari-hari
baik di industri maupun di rumah tangga. Motor induksi yang umum dipakai
adalah motor induksi 3 phase dan motor induksi 1 phase. Motor induksi 3
phase dioperasikan pada sistem tenaga 3 phase yang banyak digunakan
didalam berbagai bidang industri, sedangkan motor induksi 1 phase
dioprasikan pada sistem tenaga 1 phase yang banyak digunakan terutama
pada pengunaan untuk peralatan rumah tangga seperti kipas angin, lemari es,
pompa air, mesin cuci, dan sebagainya karena motor induksi 1 fase
mempunyai daya keluaran yang rendah.( Hagendorn, JJ, M. 1992).
berikut.
27
3 Shaft
4 End bracket
5 Bearing
6 Stop ring bearing
7 Frame
8 Rotor
9 Eye bolt
10 Stator
11 Stop ring bearing
12 Bearing
13 End bracket
14 Fre load pring
15 External fan
16 Fan cover
1. Box Terminal
aliran listrik dari sumber ke motor. Dari terminal box, pengaturan starter
star atau delta dapat dilakukan. Pengaturan star atau delta mengacu pada
disinilah tempatnya.
28
3.III-4 Sambungan Star
2. Key/spin
3. Shaft
Poros utama adalah
3.III- 6 Key.
29
sebagai tempat menenpelnya beberapa komponen. Selain rotor coil,
komponen yang menempel pada poros ini adalah drive pulley dan Bearing.
Secara umum poros utama terbuat dari bahan aluminium, stainless stell,
brass alloy, yang anti karat. Selain itu komponen ini juga harus stabil pada
3.III-7 Shaft
30
Karena Rotor menghasilkan putaran, maka diperlukan komponen
yang memiliki gaya gesek ringan dan tidak berkarat. Sehingga tidak
3.3III-9 Bearing
31
7. Frame
3.III-11 Frame
8. Rotor
Rotor adalah bagian yang berputar dari motor. Rotor terdiri dari
satu set laminasi baja beralur ditekan bersama dalam bentuk jalur
magnetik silinder dan sirkuit listrik. Rangkaian listrik dari rotor dapat
berupa:
a. Rotor Sangkar tupai: yang terdiri dari satu set tembaga atau
potongan aluminium yang dipasang ke dalam slot, yang terhubung
ke sebuah akhir-cincin pada setiap akhir rotor. Konstruksi gulungan
rotor ini menyerupai 'kandang tupai'. Potongan aluminium rotor
biasanya dicor mati ke dalam slot rotor, yang membuat
konstruksinya sangat kasar. Meskipun potongan rotor aluminium
berada dalam kontak langsung dengan laminasi baja, hampir semua
arus rotor melalui jeruji aluminium dan tidak di laminasi.
32
3.III-12 Rotor Sangkar Tupai Dan Gulungan Aluminium
33
3. III-14 Kontruksi Rotor Belitan
Rotor Bilitan
9. Eye bolt
34
Eye bolt adalah suatu benda yang terdapat pada motor bagian
luar atas frame yang gunanya untuk mengaitkan salah satu tali atau
katrol untuk mengangkat motor.
10. Stator
1. Stator
Stator adalah bagian stasioner sebelah luar dari motor, yang terdiri
dari:
a. Bingkai silinder luar dari motor, yang terbuat baik dari
lembaran baja yang dilas, besi cor atau paduan aluminium cor.
Bagian ini bisa termasuk kaki atau flens untuk pemasangan.
b. Jalur magnetik, yang terdiri dari satu set laminasi baja beralur
yang ditekan ke dalam ruang silinder dalam bingkai terluar.
Jalur magnetik dilaminasi untuk mengurangi arus eddy,
memperkecil kerugian dan memperkecil pemanasan.
c. Satu set gulungan listrik terisolasi, yang ditempatkan di dalam
slot dari jalur magnetik yang dilaminasi. Ukuran area untuk
lilitan ini harus cukup besar untuk rating daya motor. Untuk
motor 3-phase, 3 set gulungan yang diperlukan, satu gulungan
untuk setiap phase.
35
3.III-17 Stator
Pada stator terdapat susunan
3.III-18 kawatStator
konstruksi yang dimasukkan kedalam alur
untuk menerima belitan stator dari motor akan membawa belitan menurut
jenis motornya misalkan motor satu phase, maka statornya akan membawa
belitan satu phase, dimana diumpan dari penyedia tegangan satu phase.
Sedangkan untuk motor jenis tiga phase, maka statornya akan membawa
belitan tiga phase yang diumpan dengan penyedia tegangan tiga phase.
Jumlah kutub dari suatu motor akan menentukan cepat lambatnya putaran
suatu motor. Makin banyak jumlah kutub yang terpasang maka makin
lambat putaran yang dihasilkan sedangkan apabila jumlah kutubnya makin
sedikit maka putaran yang dihasilkan makin cepat.
36
3. III-19 Pre-Load Spring
komponen mesin. Hal ini menyebabkan kipas terus menyala selama mesin
hidup.
yang berputar mengikuti putaran rotor, hal itu akan berbahaya tanpa
37
adanya penutup (fan cover) gunanya untuk tidak membahayakan orang
38
Perbedaan kecepatan antara stator dan rotor disebut slip (s) yang dapat
dinyatakan dengan rumus s= (ns - nr) / ns. Apabila nr = ns, maka GGL
induksi tidak akan timbul, dan arus tidak akan mengalir pada batang
konduktor (rotor), dengan demikian tidak dihasilkan kopel. Berdasarkan cara
kerja tersebut, motor 3 phase juga dapat disebut sebagai motor tak serempak
atau motor asinkron.
III.4 Kelebihan dan Kekurangan Motor Induksi.
Berikut adalah kelebihan dan kekurangan dari motor listrik 3 phase:
1. Kelebihan motor listrik 3 phase :
a. Konstruksi motor terbilang sangat kuat dan sederhana
b. Harga motor relatif murah dengan ketahanan tinggi
c. Effesiensi relatif tinggi pada saat keadaan normal
d. Biaya pemeliharaan relatif rendah
2. Kekurangan motor listrik 3 phase :
a. Kecepatan sulit dikontrol
b. Arus start besar, yakni 5 sampai 7 kali dari arus nominal
c. Power faktor yang rendah pada beban ringan
III.5 Sebab Kerusakan Pada Motor Listrik
Kerusakan motor dibagi menurut asal sebab kerusakan:
kerusakan dari luar motor : kwalitas masukan tenaga listrik, misalignment,
kondisi lingkugan panas/lembab/tidak ada ventilasi, kondisi beban. Dan
kerusakan dari dalam motor : ageing/penuaan, degradasi.
1. Panas / over-heating: Penyebab terbesar kerusakan motor sehingga motor
tidak dapat mencapai umur pakai yang seharusnya ialah over-heating atau
panas berlebihan, Setiap mengalami Kenaikan temperature 10 derajat, dari
temperature normalnya, berakibat memotong umur motor 50%. Sebab
over-heating:
39
a. Memilih motor terlalu kecil, sehingga motor harus mengalami over-
current, berarti kondisi operasinya lebih panas. Tetapi jika memilih
motor terlalu besar berakibat pemakaian listrik tidak efisien berarti
pemborosan.
b. Sistem starting, kebanyakan motor dipasang dengan direct starting.
sistem ini menimbulkan arus Starting-current terlampau besar (5 kali
lebih), sehingga menimbulkan panas yang besar, apalagi jika sering
start-stop. Untuk itu perlu dipasang sistem start misalnya: star-delta,
fluid-couplig, pengubah frekuensi dan lain-lain.
c. Start-stop terlalu sering tanpa memperhatikan jeda antar waktu start
sangat menimbulkan kerusakan.
d. Environment–ambient temperatur tinggi, mengakibatkan operating
temperature motor lebih tinggi dari seharusnya.
e. Ventilasi ruang kurang bagus, sehingga menimbulkan sistem
pendinginan motor tidak baik. Mengakibatkan operating temperature
motor naik.
f. Kondisi motor: fan rusak, bodi motor kotor, saluran pendingin
buntu/kotor. Mengganggu proses pendinginan.
g. Kondisi beban : kopling misaligment, beban terlalu besar dan beban
tidak normal.
2. Kotor : Debu atau kotoran yang terakumulasi akan merusak komponen
listrk maupun mekanikal. Umumnya terakumulasi pada permukaan badan
motor, saluran pendinginan, mengakibatkan pendinginan terganngu dan
panasan motor berlebihan. Jika kotoran debu masuk dan terkumpul kedalam
winding menimbulkan kerusakan isolasi winding.
3. Lembab atau embun: merusak komponen listrik dan mekanikal, yang
mengakibatkan pengkaratan pada poros, bearing, rotor, stator, laminasi. Jika
penetrasi ke isolasi mengkibatkan degradasi isolasi rusak.
4. Vibrasi: merupakan indikasi bahwa kondisi motor sedang mengalami
masalah, Besar Vibrasi yang melebih harga yang diijinkan dapat
menyebabkan kerusakan yang lebih parah. Sumber vibrasi dapat dari motor
40
atau dari mesin yang digerakan (load) bahkan mungkin juga dari keduanya.
Sebab vibrasi antara lain dari kondisi berikut ini :
a. Kendor pada pondasi nya Motor atau load
b. Kondisi Soft-foot pada pondasi nya Motor atau load
c. Rotor unbalance ( Motor atau load)
d. Bearing aus atau rusak, meyebabkan poros berputar tidak sentris.
e. Akumulasi karat atau kotoran pada komponen putar (rotor)
f. Sewaktu memasang rotor/bearing motor setelah overhaul/rewinding
tidak alligment.
5. Kualitas Listrik: sumber tenaga sangat menentukan umur motor listrik, hal
yang harus dihindari antara lain:
a. Voltage sering naik-turun melebihi harga toleransi, under/over voltage
dapat menimbulkan overheating didalam winding, berakibat umur motor
menjadi pendek.
b. Voltage spike akibat power switching atau serangan halilintar (lightening
strikes) juga menyebabkan kerusakan isolasi winding.
Voltage 3 phase tidak balance melebihi harga toleransi, sering terjadi
sebagai sebab kerusakan winding.
6. Sebab-Sebab Lain diantaranya:
a. Pemilihan pelumas harus sesuai spesifikasi, penggantian/penambahan
dilakukan dan terjadwal dengan baik.
b. Seting bearing dan komponen lain harus sesuai dengan standard.
III.6 Standar Tahanan Isolasi Motor
Menurut Institute of electrical and electronic engineers , reference
IEEE 43. Standar pengukuran tahanan isolasi motor . Berikut adalah tabel
nilai tahanan isolasi pada motor induksi.
Tabel 3.2 Standar Tahanan Isolasi Motor Induksi
41
Untuk sebagian besar belitan dibuat sebelum
armature DC.
42
Pengetesan dilakukan dengan pengukuran tingkat kebocoran antar phase
dan phase dengan ground. Sebelum melakukan pengetesan terlebih dahulu
dilakukan pemutusan hubungan antara motor dengan sumber tegangan.
Metode pengetesan bisa dilakukan dengan tegangan yang berbeda sesuai
dengan kebutuhan yaitu sesuai dengan tegangan kerja motor. Pengukuran
tahanan isolasi dengan cara megger pada kisaran megeohmmeter.
Dc voltege untuk insulasi daya tahan uji coba dari lokomotif yang rusak
tergantung pada teganggan listrik normal motor. Motor listrik sampai 200 v
ac diuji pada 100 sampai 200 dc, motor yang dioperasikan pada 440 sampai
600 v teruji pada 500 dan 1000 V DCP nilai dari resistansi yang diukur dapat
43
berkisar dari kilohms ke 1000 megohm dan bahkan lebih tinggi, akan tetapi
daya tarik motor yang khas adalah dalam kisaran puluhan atau ratusan meter.
diterapkan antara gulungan dan ground motor.
Phasa ke grounding (U – G , V – G , W – G)
Dalam berbagai kegiatan industri yang tentunya penuh dengan proses-proses yang
ada, motor listrik merupakan salah satu equipmentatau peralatan yang banyak
44
digunakan untuk menunjang berbagai proses tersebut. Biasanya motor listrik
digunakan sebagai pemutar pompa, blower, atau juga compressor.
45
Lalu apa yang kita perlu lakukan sebagai user untuk dapat menunjang perawatan
motor listrik sehingga selalu bekerja secara normal, saya membaginya dalam 2
(dua) hal; pertama preventif maintenence dan breakdown maintenance.
Perawatan Motor Listrik - Preventif maintenence
Jenis perawatan ini diperlukan selama motor listrik masih berjalan artinya masih
difungsikan baik sebagai penggerak pompa, fan atau juga compressor. ada
beberapa hal yang dapat kita lakukan untuk me monitor keadaan motor listrik
kita.
1. Current Check
Ketika motor dalam keadaan berjalan kita dapat me monitor keadaan
motor dengan melakukan pengecekan atas arus listrik yang bekerja pada
motor. Pastikan arus listrik yang bekerja pada motor masih dibawah arus
maksimal yang tertera pada nameplate motor. atau juga kita dapat melakukan
perhitungan:
Jika arus kerja motor masih dibawah arus max yang tertera pada nameplate atau
hasil perhitungan maka motor masih dalam keadaan baik.
Jika arus melebihi full load ampere yang tertera di nameplate motor. Kita harus
periksa beban yang digerakkan oleh motor baik pompa, kompresor atau apapun.
Bisa juga arus lebih dikarenakan internal motor, misalnya kondisi bearing yang
sudah aus sehingga terjadi gesekan antara rotor dan bearing.
46
Kalau hal ini tidak kita atasi, akan terjadi short circuit pada motor karena
kegagalan isolasi dikarenakan arus berlebih yang ditanggung oleh motor induksi.
Ukur tahanan isolasi tiap phasa terhadap ground jika tahanan isolasinya lebih dari
5 Mega Ohm artinya motor dalam keadaan baik karena jika lebih kecil dari 1
mega Ohm artinya keadaan lilitan terhadap ground lembab dan bisa
3. Temperature Check
47
Perawatan Motor Listrik - Breakdown Maintenance
Lalu langkah apa yang dapat kita lakukan jika terjadi kerusakan terhadap motor
artinya motor tersebut mati total dan tidak dapat dijalankan. Pada dasarnya sesuai
dengan prinsip kerja motor bahwa gerakan pada motor dihasilkan dari induksi
elektromagnetik yang terjadi sehingga jika tidak terjadi putaran hal pertama yang
perlu kita periksa adalah apakah lilitan pada motor yang menghasilkan induksi
elektromagnetik itu dalam kondisi baik atau tidak.
Kerusakan seperti ini terjadi jika motor mengalami short circuit pada lilitan, baik
dikarenakan proteksi yang gagal bekerja atau juga kerusakan isolasi akibat
kualitas isolasi yang memburuk karena usia maupun air.
2. Penggantian Bearing
Penggnatian bearing dilakukan karena bearing mempunyai lifetime sehingga
sebaik apapun pelumasan yang kita berikan, penggantian bearing tetap
dilakukan. lifetime bearing sesuai dengan ukuran dan speed motor induksi misal
10000 running hour untuk speed 3000 rpm.
Jika kita tidak melakukan penggantian bearing sesuai ketentuan, maka akan bisa
menimpulkan vibrasi pada motor bahkan dapat menyebabkan motor mengalami
short circuit karena putaran rotor yang tidak balanca dapat menyentuh lilitan dan
merusaknya.
3. Balancing Rotor
Balancing rotor juga diperlukan ketika kita mengganti bearing. Karena bearing
yang aus bisa jadi telah menyebabkan vibrasi dan membuat konstruksi rotor tidak
balanca lagi.
Untuk itu ketika kita melakukan penggantian bearing, ada baiknya kita juga
melakukan balancing pada rotor sehingga perbaikan yang kita lakukan lebih baik.
48
III.7 Alat-alat (tools)
1. Megger: berfungsi sebagai alat untuk memeriksa tahanan isolasi pada
motor pump antara phasa dengan phasa maupun antara bodi dengan
3. III-28 Megger
2. Obeng satu set (+ -): digunakan pada saat membuka baut – baut pada
49
3.III-30 Tang Kombinasi
3.III-31 Multimeter
50
6. Kunci pas: digunakan untuk membuka dan memasang mur bodi motor
3.III-34 Palu
induksi.
51
9. Heater bearing dipakai untuk memanaskan bearing, agar memudahkan
pemasangan bearing ke shaft.
52
BAB IV
53
b. Mempersiapkan bearing yang baru
c. Mempersiapkan gris
d. Membuat izin untuk kerja (Permit to work) ke pembimbing PKL
2. Dismatling and cheking (pembongkaran dan pengecekan)
Setelah membuat izin untuk bekerja ke pembimbing PKL, dilakukan
pekerjaan melepas kabel power dan membuka baut pondasi dan coupling,
setelah itu motor Induksi dimobilisasi ke Workshop, untuk dilakukan
pembongkaran. Pembongkaran motor dilakukan sedetail mungkin seperti
pembongkaran di bagian stator, rotor dan bagian lainnya untuk mengetahui
apasaja lagi kerusakan yang ada pada motor induksi.
a) Pembongkaran motor induksi
Berikut ini langkah-langkah dalam pembongkaran motor induksi
yaitu :
3. Sebelum pembongkaran motor lakukan penandaan posisi pada
bagian body motor, agar saat pemasangan motor tidak terbalik.
Setelah itu lakukan pelepasan pondasi mur dan baut pada motor
54
Gambar 4.0-38Pelepasan Komponen Motor
55
Gambar 4.0-39 Pelepasan Rotor
56
Gambar 4.0-40 Memasang Bearing
3. Reassembly (pemasangan)
57
standar atau semula, karena jika tidak ,dapat memicu kerusakan
motor induksi kembali.
b. Perakitan motor induksi
Motor yang sudah ditandai atau dimarking pada bagian
bracket depan dan belakang ke body motor dijadikan acuan utama
dalam perakitan motor induksi ini.
Pada tahap perakitan motor induksi ini, bagian rotor dan
stator harus bersih dari debu dan kotoran. pembersihan dengan
mengunakan udara kering, ini dilakukan agar tidak terjadi short
pada saat motor dijalankan.
Untuk memasukkan bagian rotor ke bagian statornya
dilakukan dengan sangat hati-hati dan pelan-pelan dan harus sesuai
dengan penandaan yang telah dibuat sebelumnya pada bagian
bracket depan dan belakang ke body motor.
4. Testing (pengujian)
Pengujian dilakukan untuk mengetahui kinerja dari motor tersebut
setelah dilakukan (repair). Pengujian meliputi pengukuran:
a. Vibrasi
Dilakukan untuk mengetahui tingkat getaran pada motor,
pengetesan vibrasi mengunakan vibXr. Pengukuran vibrasi
hendaknya dilakukan tiga titik poin dalam pengambilan vibrasi.
(vertikal, horizontal, dan axial,) pada kedua sisi rumah bering
bearing housing.
58
1,8 2,8 4,5 7,1 SATISFACTORY
1,1 1,8 2,8 4,5
0,7 1,1 1,8 2,8 GOOD
0,5 0,7 1,1 1,8
59
BAB V PENUTUP
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
1. Tujuan Umum
Setelah saya menyelesaikan Prektek Kerja Lapangan di PDAM Kotabaru
banyak pengalaman yang saya dapatkan, salah satunya saya dapat mengetahui
secara langsung kegiatan yang ada di perusahaan sehinggga menambah ilmu
pengetahuan, pengalaman, dan menyerap teknologi baru di dunia industri.
2. Tujuan khusus
a. Setelah saya melakukan Praktek Kerja Lapangan, saya dapat
mengetahui bagaimana proses pengerjaan repair motor induksi 3 phase
yaitu :
Dilakukan pekerjaan melepas kabel power dan membuka baut
pondasi dan coupling, setelah itu motor Induksi dimobilisasi ke
workshop, untuk dilakukan pembongkaran dan perbaikan.
Pembongkaran motor dilakukan sedetail mungkin seperti
pembongkaran di bagian stator, rotor dan bagian lainnya untuk
mengetahui kerusakan yang ada pada motor.
b. Kerusakan yang terjadi pada motor induksi yang ditemui penulis di
lapangan adalah kerusakan pada bearing motor, cara mengatasi ini
adalah dengan mengganti baru bearing yang rusak, dan membawa ke
workshop untuk di lakukan rebushing, serta membersihkan bagian
cover yang korosi sebelum pengecatan..
V.2 Saran
Saran yang dapat diberikan penulis pada kegiatan maintenance motor
induksi di PDAM Kotabaru, adalah:
60
2. Sebaiknya motor induksi rutin di greasing agar bearing pada motor dapat
bekerja dengan optimal.
3. Sebaiknya pada saat melakukan prepentive maintenance motor induksi,
motor harus di cat ulang agar mencegah karat pada body motor.
61
DAFTAR PUSTAKA
62
LAMPIRAN
Lampiran 1
63