SKRIPSI
Skripsi ini dengan judul Analisa Susut Energi Listrik Sistem Distribusi 20 kV
Pada PT. PLN (Persero) Rayon Maros oleh Alifah Din Rakhmat NIM 421 15 002
Mengesahkan,
Mengetahui,
ii
HALAMAN PENERIMAAN
Pada hari ini, ........... tanggal ............ 2019 , Tim Penguji Seminar skripsi
menerima dengan baik hasil Seminar skripsi oleh mahasiswa Alifah Din Rakhmat
NIM 421 15 002 dengan judul “ Analisa Susut Energi Listrik Sistem Distribusi 20
Makassar, 2019
iii
KATA PENGANTAR
1. Kedua orang tua serta keluarga atas segala dukungan baik berupa moril,
materil, motivasi serta doa yang telah diberikan.
2. Bapak Prof Ir. Muhammad Anshar, M.si., Ph.D. selaku Direktur Politeknik
Negeri Ujung Pandang.
3. Ibu Dr. Ir. Hafsah Nirwana, M.T. selaku Ketua Jurusan Teknik Eketro
Politeknik Negeri Ujung Pandang.
4. Bapak Sofyan, S.T., M.T. selaku Ketua Program Studi Diploma IV Teknik
Listrik Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Ujung Pandang.
5. Bapak Ahmad Rosyid Idris, S.T., M.T. selaku Wali Kelas 4A DIV Teknik
Listrik.
7. Ibu Sarma Thaha, S.T., M.T. sebagai dosen Pembimbing II yang sedia
memberikan masukan yang berupa kritik dan saran demi mencapai
kesempurnaan skripsi ini.
8. Seluruh dosen dan staff Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Ujung
Pandang, khususnya Program Studi Diploma IV Teknik Listrik.
iv
10. Bapak Reyhan Revandy, selaku Supervisor Energy Transaction PT PLN
(Persero) ULP Maros.
11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu , yang telah
memberikan bimbingan dan bantuan kepada penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini.
Makassar, 2019
Penulis
v
DAFTAR ISI
hal.
DAFTAR GAMBAR........................................................................................ x
RINGKASAN................................................................................................. xii
vii
hal.
LAMPIRAN ................................................................................................... 50
viii
DAFTAR TABEL
hal.
Table 4. 1 Data dan hasil pengukuran trafo penyulang bandara lama ............ 30
Table 4. 3 Data dan hasil pengukuran trafo penyulang bandara lama ............ 32
ix
DAFTAR GAMBAR
hal.
Gambar 4. 4 Single Line Diagram dan Penentuan Jarak Penyulang Bandara Lama 33
Gambar 4. 5 Grafik Susut Energi Setiap Section Penyulang Bandara Lama ........... 40
x
DAFTAR LAMPIRAN
hal.
Lampiran 3. Single Line Diagram dan Penentuan Jarak Penyulang Bandara Lama 53
Lampiran 5. Data dan Hasil Pengukuran Trafo di Penyulang Bandara Lama Bandara Lama 55
xi
ANALISA SUSUT ENERGI LISTRIK SISTEM DISTRIBUSI
20 KV PADA PT. PLN (Persero) RAYON MAROS
RINGKASAN
Susut energi listrik perlu mendapatkan perhatian serius dari berbagai pihak,
khusunya PLN dan kalangan pemerintahan lainnya. Sebab hal ini akan berdampak
pada penunggakan biaya oprasional yang ditanggung oleh negara jika terjadi susut
energi yang tidak wajar. Maka penulis melakukan suatu pengamatan dan analisa
susut daya dan energi yang diakibatkan oleh penghantar pada jaringan distribusi
primer di penyulang Bandara Lama PT. PLN (Persero) Rayon Maros.
Besar nilai total susut daya saat beban puncak pada 5 Nopember 2018 di
Penyulang Bandara Lama adalah 267.379,6584 Watt, dengan besar persentase
0,20426 % dari total daya beban yaitu 130.900.104 Watt. Adapaun nilai total susut
energi sebesar 267,3797 kWh, (0,75024 % dari energi total yang dikirim yaitu
35.639 kWh). Persentase total susut tersebut masih dalam batas normal dengan
merujuk pada SPLN 1:1978 bahwa susut daya yang diisinkan sebesar 2%, sehingga
Penyulang Bandara Lama masih layak atau dapat dilakukan penambahan
pembebanan.
Cara meminimalisir susut yang terjadi pada penyulang bandara lama yang telah
dilakukan oleh pihak PT. PLN (Persero) Rayon Maros adalah dengan melakukan
pemeliharaan yang rutin untuk mengecek sambungan-sambungan sepanjang
jaringan penyulang, mengoptimalkan pendayagunaan transformator, dan
melakukan pemantauan beban dan pemecahan beban dengan memindahkan
bebannya ke penyulang lain jika diperlukan.
xii
BAB I PENDAHULUAN
Salah satu kriteria yang perlu dipenuhi untuk memperluas sistem jaringan
distribusi adalah efisiensi yang besar.Efisiensi yang baik akan dicapai bila susut
energi dapat ditekan sekecil mungkin.Susut atau rugi energi adalah suatu kondisi
atau keadaan dimana jumlah energi yang disalurkan tidak sama dengan energi yang
diterima pada sisi penerima. Pada sistem jaringan distribusi menjadi salah satu
maka studi mengenai susut energi pada sistem jaringan distribusi perlu dilakukan.
Susut energi listrik perlu mendapatkan perhatian serius dari berbagai pihak,
khusunya PLN dan kalangan pemerintahan lainnya. Sebab hal ini tentunya akan
berdampak pada penunggakan biaya oprasional yang ditanggung oleh negara jika
Hal inilah yang melatar belakangi penulis untuk mengadakan penelitian susut
daya dan energi yang diakibatkan oleh penghantar pada jaringan distribusi primer
atau jaringan tegangan menengah di salah satu penyulang yang ada di PT. PLN
dengan diketahuinya nilai susut daya dan energi maka diharapkan akan lebih
1
memudahkan PT. PLN (Persero) Rayon Maros untuk menganalisa dan
bandara lama ?
bandara lama ?
masalah yaitu:
susut daya persection yang mengalir pada penyulang , menghitung daya beban , dan
menghitung susut energi yang terjadi pada Penyulang Bandara Lama PT. PLN
2
1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Menghitung besar persentase susut daya dan susut energi listrik pada
Manfaat yang di dapat dari penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya
pengaruh susut daya dan energi listrik yang diakibatkan oleh penghantar pada
3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Sistem Tenaga Listrik adalah suatu sistem yang terdiri dari beberapa komponen
berupa pembangkitan, transmisi, distribusi dan beban yang saling berhubungan dan
berkerja sama untuk melayani kebutuhan tenaga listrik bagi pelanggan sesuai
kebutuhan. Secara garis besar Sistem Tenaga Listrik dapat digambarkan dengan
pada gambar 2.1. secara garis besar , sistem tenaga listrik tersebut dapat di
a. Sistem pembangkit
c. Sistem distribusi
4
2.1.1 Sistem pembangkit
tersebar luas pada daerah pelayanan sistem interkoneksi jaringan sistem tenaga
menjadi berbagai jenis seperti pusat pembangkitan listrik pusat Pusat-Pusat Listrik
Tenaga Air (PLTA) dan Pusat-Pusat Listrik Tenaga Termis (PLTT) ,hingga pusat-
pusat pembangkit tenaga listrik yang digerakkan oleh angin dan ombak laut pada
stations), biasanya jauh letaknya dari tempat-tempat dimana tenaga listrik itu
listrik dari Pusat-Pusat listrik ke pusat-pusat beban (load centers), baik langsung
dilakukan adalah menaikan tegnagan output generator terlebih dahulu pada nilai
tegangan yang lebih tinggi sesuai dengan tegangan sistem jaringan transmisi yang
direncanakan.Di Indonesia level tegangan listrik adalah 70 kV, 150 kV dan 500 kV.
5
Di beberapa daerah masih terdapat level tegangan transmisi yang lebih rendah yaitu
yang menghubungkan secara langsung antara sumber daya yang besar dengan
dsitribusi baik pengahantar udara maupun penghantar dibawah tanah mulai dari
lebih rendah yaitu dari 20kV menjadi 220/380 V , dari gardu-gardu ini kemudian
dengan kualitas persyaratan tegangan yang harus dipenuhi oleh PLN Persero selaku
operasi yang digunakan adalah 20kV, konstruksi JTM wajib memenuhi kriteria
antara fase dengan lingkungan dan antara fase dengan tanah, bila jaringan tersebut
menggunakan saluran udara atau ketahanan isolasi jika menggunkan kabel udara
pilin tegangan menengah atau kabel bawah tanah tegangan menengah serta
Rendah (JTR). Jaringan distribusi sekunder adalah jaringan antara gardu distribusi
Gardu Induk adalah gardu yang berfungsi menyalurkan energi listrik dari unit
tegangan tinggi dan ke gardu distribusi – gardu distribusi , stelah melalui proses
7
penurunan tegangan melalui penyulang (feeder) tegangan menengah yang ada di
gardu induk.
digunakan sebagai gardu distribusi ini lebih kecil dibandingkan dengan kapasitas
20kV/400V.Karena terjadi drop tegangan maka tegngan rendah dibuat di atas 380
V agar tegangan pada ujung penerima tidak lebih kecil dari 380 V.Pada kumparan
primer akan mengalir arus jika kumparan primer dihubungkan ke sumber tegangan
bolak-balik, sehingga pada inti transfromator yang terbuat dari bahan ferromagnet
akan terbentuk sejumlah garis-garis gaya magnet (fluks = Φ).Karena arus yang
mengalir merupakan arus bolak-balik , maka fluks yang terjadi akan mempunyai
arah dan jumlah yang berubah-ubah .Jika akan berbentuk sinusoidal pula.Karena
fluks tersebut mengalir melalui inti yang mana pada inti tersebut terdapat belitan
primer dan sekunder , maka pada belitan primer dan sekunder tersebut akan timbul
ggl (gaya gerak listrik) induksi, tetapi arah ggl induksi primer berlawanan dengan
8
arah ggl induksi sekunder.Sedangkan frekuensi masing-masing tegangan sama
PELANGGAN
JTR
GARDU INDUK JTM 220 V
150 / 20 Kv
TRAFO DIST
20 Kv / 220 V
PELANGGAN
JTM
JTM 220 V
PELANGGAN
INDUSTRI 20 kV TRAFO DIST PELANGGAN
20 Kv / 220 V 220 V
JTR PELANGGAN
220 V
sakit atau kampus biasanya berlangsung dengan tegangan menengah 20 kV. Untuk
9
menghindarkan rugi-rugi penyaluran (losses) dengan kwalitas persyaratan tegangan
yang harus dipenuhi oleh PT. PLN Persero selaku pemegang Kuasa Usaha Utama
5,2010 :3 ).
termurah untuk penyaluran tenaga listrik pada daya yang sama. Konstruksi ini
(Sumber : pln-buku-5,2010:3)
yang harus dipenuhi penghantar bertegangan 20 kV tersebut antar Fase atau dengan
terhadap tegangan sentuh yang dipersyaratkan akan tetapi untuk mengurangi resiko
(Sumber : pln-buku-5,2010:4)
11
2.3.3 Saluran Kabel Tanah Tegangan Menengah (SKTM)
Konstruksi SKTM ini adalah konstruksi yan aman dan andal untuk
dan pelindung mekanis yang dipersyaratkan. Pada rentang biaya yang diperlukan,
(Sumber : pln-buku-5,2010:4)
sebagai jaringan utama pendistribusian tenaga listrik adalah sebagai upaya utama
12
Selain lebih aman, namun penggunaan SKTM lebih mahal untuk penyaluran
daya yang sama, sebagai akibat konstruksi isolasi penuh penghantar per Fase dan
Penerapan instalasi SKTM seringkali tidak dapat lepas dari instalasi Saluran
Susut Daya merupakan rugi-rugi yang terjadi akibat adanya daya yang hilang
pada jaringan seperti daya aktif dan daya reaktif. Semakin panjang saluran yang ada
maka nilai tahanan dan reaktansi jaringan akan semakin besar , sehingga rugi-rugi
bertambah besar baik itu pada rugi-rugi daya aktif maupun rugi-rugi daya reaktif.
“Rugi daya adalah gangguan dalam sistem dimana sejumlah energi yang
hilang dalam proses pengaliran listrik mulai dari gardu induk sampai dengan
konsumen.Apabila tidak terdapat gardu induk , rugi daya dimulai dari gardu
tersebut menjelaskan bahwa ketika terjadi rugi daya maka sistem pendistribusian
13
listrik tidak bekerja secara efisien (Surat Keputusan Menteri Keungan Nomor:
431/KMK.06/2002(2002:4) ).
Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa rugi daya (losses) adalah suatu
bentuk kehilangan energi listrik yang berasal dari sejumlah energi listrik yang
disediakan PLN dengan sejumlah energi yang terjual kekonsumen dan mengganggu
Rugi daya yang terjadi pada sistem distribusi listrik disebabkan karena
Susut Energi adalah jumlah energi kwh yang hilang atau menyusut terjadi
karena sebab-sebab teknik maupun non teknik pada waktu penyediaan dan
penyaluran energi.
Energi (Kwh), Jenis susut (losses) energi listrik dapat dibedakan menjadi dua,
yaitu:
1. Berdasarkan sifatnya :
a. Susut Teknis, yaitu hilangnya energi listrik yang dibangkitkan pada saat
14
disalurkan karena berubah terjadi energi panas. Susut teknis ini tidak
penjualan.
yang digunakan secara umum oleh PLN. Perhitungan rugi-rugi energi secara teoritis
2.6.1 Daya
Daya listrik didefinisikan sebagai kecepatan aliran energi listrik pada suatu titik
jaringan listrik tiap satu satuan waktu atau joule per detik dalam SI , daya listrik
menjadi besaran terukur adanya produksi energi listrik oleh pembangkit , maupun
Daya listrik menjadi pembeda antara beban dengan pembangkit listrik, dimana
15
1. Daya Semu (VA)
Daya semu atau daya total (S), ataupun juga dikenal dalam Bahasa Inggris
Apparen Power, adalah hasil perkalian antara tegangan efektif dengan arus efektif
Hubungan antara daya nyata, daya reaktif dan daya semu dapat
diilustrasikan ke dalam sebuah segitiga siku-siku dengan sisi miring sebagai daya
semu, salah satu sisi siku-siku dengan sisi sebagai daya nyata dan sisi siku lainnya
Sesuai dengan hubungan segitiga di atas maka hubungan antara daya nyata, daya
reaktif dan daya semu dapat diekspresikan ke dalam sebuah persamaan pitagoras.
S = √𝑃2 + 𝑄2 ....(2.2)
dimana,
16
Q = Daya reaktif tersalur (VAR)
Secara sederhana, daya nyata atau daya aktif adalah daya yang dibutuhkan
oleh beban resistif. Daya nyata menunjukkan adanya aliran energi listrik dari
lain. Sebagai contoh, daya nyata yang digunakan untuk menyalakan setrika listrik.
Energi listrik yang mengalir dari jaringan dan masuk menjadi energi panas oleh
Daya listrik pada arus listrik DC, dirumuskan sebagai perkalian arus listrik
dengan tegangan.
P=IxV ....(2.3)
P = V x I cos Φ ....(2.4)
Daya ini mengalir ke arah beban listrik dan tidak ada aliran baik ke arah
pembangkit, Inilah daya nyata , daya yang murni diserap oleh beban resistif, daya
yang menandai adanya energi listrik terkonversi menjadi energi lain pada beban
resistif.Daya nyata secara efektif menghasilkan kerja yang nyata di sisi beban
listrik.
17
reaktif diserap oleh beban-beban induktif, namun justru dihasilkan oleh beban
Q = V x I Sin Φ ....(2.5)
satuan daya reaktif adalah var dan bukannya watt , karena daya reaktif sebenarnya
bukanlah sebuah daya yang sesungguhnya. Daya reaktif adalah daya imajiner yang
akibat adanya beban reaktif.Daya reaktif memiliki fungsi yang sama dengan faktor
daya atau juga bilangan cos Φ.Daya reaktif ataupun faktor daya akan memiliki nilai
(≠0) jika terjadi pergeseran grafik sinusoidal tegangan ataupun arus listrik AC ,
yakni pada saat beban listrik AC bersifat induktif ataupun kapasitif.Sedangkan jika
beban listrik AC bersifat murni resistif , maka nilai dari daya reaktif akan
diperhatikan.Hal ini tidak lepas dari pengaruh beban reaktif terhadap kondisi
jaringan tersebut sangat menganggu proses ditribusi energi listrik dari pembangkit
18
listrik sepanjang jaringan distribusi. Maka dari itu disnilah peran kontrol daya
4. Faktor Daya
Faktor daya merupakan perbandingan daya aktif dan daya semu yang
𝑤 𝑎𝑘𝑡𝑖𝑓 𝑝𝑥ℎ 𝑝
Power factor = = = = cos φ ....(2.6)
𝑤 𝑠𝑒𝑚𝑢 𝑠𝑥ℎ 𝑠
dimana,
Faktor daya dikenal dengan nama Cos φ, dimana sudut φ adalah sudut fasanya.
𝑙
R =ρ ....(2.7)
𝐴
Keterangan :
19
A = Luas Penampang Penghantar (mm2)
pada sistem distribusi primer / JTM, dapat dilakukan persegman. Susut daya
didapatkan dari hasil pengukuran beban real yang terpakai pada masing-masin trafo
distribusi.Susut daya yang terjadi pada kawat penghantar suatu jariangan dapat
∆P = I2 × R ....(2.8)
Keterangan :
Daya beban ,
20
Keterangan :
Vl-l = Tegangan nominal phasa-phasa (20 kV untuk JTM dan 380 v untuk JTR)
Cosφ = Faktor daya , konstan 0,62 untuk JTM dan 0,87 untuk JTR
Sedangkan untuk total energi yang hilang pada penghantar akibat susut
∆E= ∆P x t ...(2.12)
Keterangan :
t = waktu (jam)
pemakaian kWh energi yang dikirim dalam kurun waktu tertentu dengan
menggunakan persamaan:
a. Kebutuhan (demand)
secara rata-rata dalam suatu universal waktu tertentu.Selang waktu itu ditentukan
oleh jenis peralatan apa yang ditinjau , yang mana ditentukan oleh konstanta thermis
dan peralatan yang ditinjau atau lamanya durasi dari beban tersebut mungkin hanya
21
sebentar, seperti listrik arus starter dari motor. Tetapi peralatan-peralatan
mempunyai konstanta waktu thermis yang lama dalam 15 menit , 30 menit, satu
Faktor rugi beban adalah perbandingan antara rugi daya rata-rata selama
interval tertentu dengan rugi beban puncak yang terjadi pada interval yang
sama.Beban rugi rata-rata dan rugi daya beban puncak dapat dinyatakan dalam
22
BAB III METODE PENELITIAN
Kegiatan ini dilaksanakan di PT. PLN (Persero) Rayon Maros yang akan
Rayon Maros. Mulanya dilakukan proses penyuratan untuk izin kegiatan di tempat
tersebut. Setelah mendapat surat balasan dari PT. PLN(Persero) Rayon Maros yang
data dapat dilakukan. Penting untuk menyusun secara runtut data-data yang
dibutuhkan agar setelah masa berlaku kegiatan berakhir tidak ada data yang terlupa.
dalam rumusan masalah.Rumusan tersebut Berapa besar persentase susut daya dan
susut energi listrik pada sistem distribusi 20 KV di wilayah PLN Rayon Maros pada
penyulang bandara lama dan bagaimana cara meminimalisir besarnya susut energi
listrik tersebut.
23
Gambar diagram alir penelitian sebagai berikut:
Mulai
Data pada
penyulang bandara
lama
TIDAK
Menghitung susut daya dan energi
Cara meminimalisir susut energi
Valid
YA
Selesai
24
3.3 Teknik Pengumpulan Data
tugas akhir atau teori (buku dan internet) yang berkaitan dengan sistem distribusi
primer.
3.3.2 Observasi
Teknik observasi adalah cara pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
PLN(Pesero) Rayon Maros. Data-data yang diperlukan dalam penelitian ini antara
lain; Diagram satu garis penyulang dan gardu induk , jenis penghantar, tahanan
penghantar, panjang penghantar, data pembacaan stand kWh meter dan data
3.3.3 Dokumentasi
mengambil data-data yang diperlukan dari karyawan PT. PLN (Pesero) Rayon
Maros.
3.3.4 Wawancara
25
Wawancara akan dilakukan pada berbagai narasumber yang dianggap mampu
menjadi sasaran dalam wawancara yaitu seseorang yang mengetahui tentang sistem
distribusi jaringan tegangan menengah pada PT. PLN (Pesero) Rayon Maros, dalam
hal ini Supervisor yang ditugaskan untuk mendampingi dan membimbing peneliti
Data penelitian yang diperoleh akan diolah untuk mendapatkan nilai yang
metode perhitungan yang dilakukan mulai dari pangkal saluran dan dihitung
daya. Setelah diketahui susut daya pada penghantar maka akan dihitung susut
energi. Perhitungan besar susut daya dan susut energi yang dihasilkan oleh
langsung arus yang terbaca pada sisi primer trafo distribusi. Analisa perbandingan
26
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis membahas mengenai perhitungan susut daya dan susut
energi saluran distribusi primer pada penyulang. Penyulang yang diambil adalah
penyulang Bandara Lama wilayah kerja PT. PLN (Persero) Rayon Maros, serta
membahas peresentase susut daya dan susut energi yang dihasilkan penyulang
Bandara Lama terhadap beban yang dipakai pada Nopember 2018. Pada bab ini
ditampilkan 16 data trafo. Data pengukuran arus beban puncak yakni di malam hari
dengan rentang waktu pukul 20.00 – 22.00 WITA, pada sisi primer trafo distribusi.
aplikasi MATLAB.
PLN Rayon Maros memiliki jumlah pelanggan 79.544 yang tersebar di seluruh
pelanggan rumah tangga (R) sejumlah 42.953 pelanggan, selanjutnya diikuti oleh
pelanggan tarif sosial (S) sebanyak 21.611. Pelanggan yang termasuk kategori
bisnis (B) berjumlah 13.442, pelanggan Pemerintah (P) 1233 pelanggan, dan yang
terakhir pelanggan Industri (I) sebanyak 305, berikut diagram data pelanggan PT
27
Jumlah Pelanggan PLN Rayon Maros
50.000
45.000 42.953
40.000
Pelanggan Per Tarif
35.000
30.000
25.000 21.611
20.000
13.442
15.000
10.000
5.000 1.233 305
0
R (Rumah P (Pemerintahan) S (Sosial) B (Bisnis) I (Industri)
Tangga)
Pada sisi distribusi Gardu Induk Mandai terdapat 2 buah trafo tenaga yaitu trafo
unit 1 dan trafo unit 2 yang masing-masing berkapasitas 20 MVA dan melayani 9
Penyulang yaitu:
e. Penyulang Maros
28
GI MANDAI
INCOMING-2
INCOMING-1
70 Kv 70 Kv
20 MVA 20 MVA
600 A 600 A
19.85 Kv 19.92 Kv
R R
GH BANDARA
LBS DAKOTA LBS LANDASAN LBS BENTOEL RLC PATENE LBS BATANGASE LBS ASRAMAHAJI
(INC.AIRPORT)
AURI BDR LAMA PALISI GOMBARA MAROS UJPDG AIRPORT ANGKASA_2 ANGKASA_1
Penyulang bandara lama terdiri dari 16 buah trafo distribusi, dan panjang
penyulang (4,44 kms). Berikut gambar 4.3 Line Diagram dan data trafo pada tabel
GT. MBL001 GP. MBL003A GT. MBL005 GT. MBL007 GP. MBL007A GT. MBL009
GI MANDAI LBS MOTORIZED THREE WAY
BATANGASE
GT. MBL003 NORMALLY OPEN
LBS MOTORIZED
GT. MBL002A UJUNG LANDASAN / PACUAN KUDA PERTEMUAN F. BANDARA LAMA, F. MAROS, &
NORMALLY CLOSED F. TURIKAEL
GT. MBL004 GP. MBL004A
PASAR BULU2 /
RM MELATI GP. MBL006A
GT. MBL002 GT. MBL008
200 KVA GT. MBL011
GT. MBL006
Kapasitas
No ID Gardu Kode Gardu Alamat
kVA
BTS Telkomsel Jl. Poros Maros
1 300001 GT.MBL001 25
Makassar Bulu Tanae
Perum.Citra Mutiara
2 300002 GT.MBL002 Residence.Jl. Poros Maros Makassar 200
Bulu Tanae
Pencucican Mobil. Jl. Poros
3 300003 GT.MBL003 Maros Makassar Dekat Gardu Induk 400
Mandai
Pasar Bulu-Bulu/Rm Melati
4 300004 GT.MBL004 Jl. Maros Makkasar Bulu-Bulu 250
Sebelum Pasar Bulu- Bulu
Sisipan Bulu-Bulu . Dekat Hotel
5 300005 GT.MBL005 160
Transit 1 Desa Marumpa
Padang Sessere Jl. Poros Bandara
6 300006 GT.MBL006 Lama Depan Kantor Lurah 200
Hasanuddin
Ongkoe , Jl. Poros Maros
7 300007 GT.MBL007 250
Makassar Samping Pos Polisi Bandar
Perum.Bumi Cipta Lestari
8 300008 GT.MBL008 Jl. Poros Makassar Kelurahan 50
Bontoa
Tk Roti Setia Kawan
9 300009 GT.MBL009 Jl. Poros Maros Makassar 315
Batangase
Perhubungan I
10 300011 GT.MBL011 Jl. Poros Komp. Perhubungan Btg 160
Ase Kadieng
Perhubungan II
11 300012 GT.MBL012 Jl. Poros Komp. Perhubungan Btg Ase 250
Kadieng
Depan Perum Citra Mutiara. Jl.
12 300573 GT.MBL002A Posor Marso Makssar, Depan Perum 100
Citra Mutiara
Sisipan Padang Sessere Jalan Masuk
13 300576 GT.MBL006A 160
Bandara Lama
Sisipan. Pasar Bulu Bulu
14 300659 GT.MBL004A 160
Jl. Poros Maros Makassar
Perum Cenranai
15 300677 GT.MBL003A 160
Jl. Poros Maros Makassar
Sisipan Ongkoe Dpn
16 300682 GP.MBL007A 160
Yuhana,Poros Maros-Makassar
(Sumber : Arsip dan Dokumentasi PT.PLN Persero ULP Maros ,2018)
30
4.2.2 Data Penghantar
Untuk menghitung susut daya, selain data beban trafo diperlukan juga data
penghantar yang digunakan penyulang yaitu jenis penghantar, luas penampang, dan
Data Penghantar
No Dari Ke Jenis Diameter Jarak
Penghantar (mm2) (m)
1 GI MANDAI GT.MBL001 XLPE 240 219,05
2 GT.MBL001 GT.MBL002A AAAC 150 90,48
3 GT.MBL002A GT.MBL002 AAAC 150 70,23
4 GT.MBL001 GT.MBL003 AAAC 150 293,54
5 GT.MBL003 GT.MBL004 AAAC 150 459,04
6 GT.MBL003A GT.MBL005 AAAC 150 313
7 GT.MBL005 GP.MBL004A AAAC 150 212
8 GP.MBL005 GT.MBL007 AAAC 150 248,69
9 GP.MBL007 GP.MBL006A AAAC 150 329,49
10 GP.MBL006A GT.MBL006 AAAC 150 126,72
11 GT.MBL007 GP.MBL007A AAAC 150 353,08
12 GP.MBL007A GT.MBL009 AAAC 150 659,06
13 GT.MBL008 GT.MBL009 AAAC 150 234,67
14 GT.MBL009 GT.MBL011 AAAC 150 165,55
15 GT.MBL011 GT.MBL012 AAAC 150 670,08
4444,68
Total Panjang
(Sumber : Perhitungan panjang penyulang berdasarkan data real hasil tagging gps per titik
/ mapsource)
Data beban penyulang yang diambil adalah data pengukuran pada beban puncak
yakni di malam hari dengan rentang waktu 20.00 – 22.00 WITA sesuai pada
(lampiran 5). Data pengukuran yaitu data arus pada sisi primer trafo distribusi yang
digunakan untuk mendapatakan besarnya arus saluran atau arus yang mengalir pada
31
penghantar saat berbeban, sebab arus saluran atau arus yang mengalir pada
penghantar sama dengan arus pada sisi perimer trafo. Adapun data dan hasil
dilakukan dipenyulang bandara lama sebagai berikut dapat dilihat pada tabel 4.4:
4.3 Perhitungan
GI MANDAI
GT. MBL001 GT. MBL003 GP. MBL003A GT. MBL005 GT. MBL007 GP. MBL007A
B D F I K
GT. MBL009
GT. MBL004
GT. MBL012
KETERANGAN
GT. MBL006
Gambar 4. 4 Single Line Diagram dan Penentuan Jarak Penyulang Bandara Lama
GT.MBL004.
33
𝑙
R =ρ
𝐴
752,58
R = 0,036 x
150
R = 0,1806 Ω
untuk perhitungan dengan MATLAB juga diperoleh nilai sebesar 0,180619 Ω dan
Perhitungan section berikutnya dapat dilihat pada tabel (4.4) sebagai berikut:
Perhitungan susut daya atau rugi daya (∆P) yang terjadi pada penghantar
34
Kabel penghantar yang digunakan dengan nilai resistansi penghantar (R) dan
arus beban puncak penyulang (I). Berdasarkan data Tabel 4.4 tahanan saluran telah
GP.MBL003A, dan GT.MBL004. Arus beban puncak pada sisi primer gardu
GT.MBL003:
Untuk Fasa R,
∆P(R) = IR 2 × R
= 3022 A x 0,1806 Ω
= 16471,4424 W
Untuk Fasa S,
∆P(S) = IS 2 × R
= 2802 A x 0,1806 Ω
= 14159,04 W
Untuk Fasa T,
∆P(T) = IT 2 × R
= 3382 A x 0,1806 Ω
= 20632,4664 W
( 2.9)
= 51.262,9488 W
35
Berdasarkan perhitungan manual untuk gardu GT.MBL003, diperoleh ∆P(R)
36
Untuk menghitung daya beban menggunakan persamaan (2.10):
= 19.735.840 W
Jadi total daya beban yang terjadi pada penyulang bandara lama sebesar
130.900.104 W.
juga diperoleh Ptotal sebesar 130.900.104 W, dapat dilihat pada (lampiran 7).
Dapat kita lihat pada tabel (4.6) dan (4.7) diperoleh total rugi daya dan total
daya beban sehingga kita dapat menghitung besar presentase susut daya total pada
= 0,20426 %
Jadi total susut daya yang terjadi pada penyulang bandara lama sebesar
0,20426 %
persamaan (2.12)
∆E = ∆P x t
GI Mandai
1 18 386.136 386.136
GT.MBL001
GT.MBL001 18 386.136
2 GT.MBL002A 6 128.712 9.567.592
GT.MBL002 422 9.052.744
GT.MBL003 920 19.735.840
3 GP.MBL003A 424 9.095.648 42.131.728
GT.MBL004 620 13.300.240
GT.MBL005 363 7.787.076
4 13.150.076
GP.MBL004A 250 5.363.000
GT.MBL007 527 11.305.204
GP.MBL006A 251 5.384.452
5 34.151.584
GT.MBL006 703 15.080.756
GP.MBL007A 111 2.381.172
GT.MBL008 42 900.984
GT.MBL009 501 10.747.452
6 31.512.988
GT.MBL011 414 8.881.128
GT.MBL012 512 10.983.424
Total daya beban 130.900.104
38
= 51.262,9488 W x 1 hour
= 51.262,9488 Wh
= 51,2629 kWh
Jadi susut energi yang terjadi di gardu GT.MBL003 sebesar 51,2629 kWh
Untuk menghitung susut energi total pada penyulang bandara lama menggunakan
persamaan (2.12)
∆Etotal = ∆Ptotal x t
= 267.379,6584 W x 1 hour
= 267.379,6584 Wh
= 267,3797 kWh
Jadi susut energi total terjadi pada penyulang bandara lama sebesar
267,3797 kWh
Untuk hasil perhitungan berikutnya, dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
39
Table 4. 7 Hasil perhitungan susut energi
∆Ptotal ∆Etotal
∆Ptotal ∆Etotal
Section Kode Gardu (Watt) kWh
(Watt) kWh
Persetion Persetion
GI Mandai
1 4,935 4,935 0,0049 0,0049
GT.MBL001
GT.MBL001 5,79 0,0058
2 GT.MBL002A 0,4632 2301,0232 0,0005 2,3010
GT.MBL002 2294,77 2,2948
GT.MBL003 51262,9488 51,2629
3 GP.MBL003A 10825,8864 85872,7716 10,8259 85,8728
GT.MBL004 23783,9364 23,7840
GT.MBL005 5583,69 5,5837
4 8298,738 8,2987
GP.MBL004A 2715,048 2,7150
GT.MBL007 24372,8602 24,3729
GP.MBL006A 6618,989 6,6190
5 74726,3556 74,7264
GT.MBL006 42684,5978 42,6846
GP.MBL007A 1049,9086 1,0499
GT.MBL008 253,98 0,2540
GT.MBL009 35379,995 35,38
6 96175,835 96,1758
GT.MBL011 23869,97 23,8700
GT.MBL012 36671,89 36,67189
Total Susut Energi 267,3797
∆Etotal
120
96,18
Susut Energi (kWh)
100 85,87
74,73
80
60
40
20 8,30
0,00494 2,30
0
1 2 3 4 5 6
Persection
40
Pada Gambar 4.5 terlihat bahwa susut energi terbesar terjadi pada section 6
sebesar 96,18 kWh, selanjutnya section 3 sebesar 85,87, section 5 sebesar 74,73
kWh, section 4 sebesar 8,30 kWh, section 2 sebesar 2,30 kWh, dan yang terakhir
section 1 sebesar 0,000494 kWh. Besarnya susut energi yang terjadi dipengaruhi
oleh jumlah gardu yang ada disetiap sectionnya semakin banyak gardu maka nilai
pembebanannya semakin tinggi sehingga susut energi yang terjadi semakin tinggi
pula.
Dapat kita lihat pada tabel (4.7) diperoleh total susut energi dan susut energi
(2.14):
267,3797
= 24
= 11,1408 kWh
Dapat dilihat pada tabel (4.7) diperoleh rugi energi yang paling tinggi yaitu
sebesar 51,2629 sehingga beban puncak terjadi pada pukul 20.49 WITA (lampiran
4), kemudian faktor beban dapat dihitung dengan menggunakan persamaan (2.15):
41
𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑟𝑢𝑔𝑖 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎
𝐹𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑟𝑢𝑔𝑖 𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 = 𝑥 100%
𝑅𝑢𝑔𝑖 𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑝𝑢𝑛𝑐𝑎𝑘
11,1408
= 51,2629 𝑥100%
= 21.73%
Jadi faktor rugi beban yang terjadi pada penyulang bandara lama adalah
sebesar 21.73%
dimana berdasarkan data PLN GI Mandai, pemakaian kWh energi yang dikirim
pada 5 Nopember 2018 adalah sebesar 35.639 kWh dapat dilihat pada
(lampiran 5).
267,3797
= 𝑥 100%
35.639
= 0,75024 %
Jadi total susut energi yang terjadi pada penyulang bandara lama adalah sebesar
0,75024 %
42
4.3.3 Pembahasan
Panjang saluran utama penyulang bandara lama ialah 4,44 kms (Tabel 4.2) dan
melayani 16 buah trafo distribusi (Tabel 4.1). Sesuai dengan persamaan (2.8) dan
(2.9) yang digunakan untuk menghitung susut daya. Dari hasil perhitungan
sebesar 267.379,6584 Watt (Tabel 4.5), dan persentase untuk susut daya, sesuai
dengan persamaan (2.11) yang terjadi terhadap daya beban sebesar 0,20426 %.
Persentase total susut tersebut masih dalam batas normal dengan merujuk pada
SPLN 1:1978 sebuah Jaringan Tegangan Menengah (JTM) dengan kriteria susut
daya yang diizinkan tidak boleh lebih dari 2%, sehingga penyulang Bandara Lama
digunakan untuk menghitung susut energi, maka diperoleh total keseluruhan susut
energi yang dihasilkan penghantar sebesar 267,3797 kWh (Tabel 4.7). Adapun
(2.16) yaitu sebesar 21.73 %, dan persamaan (2.13) digunakan untuk menghitung
persentase susut energi. Adapun persentase susut energi terhadap pemakaian kWh
energi yang dikirim pada 5 Nopember 2018 sebesar 35.639 kWh dengan persentase
penyulang bandara lama tidak terhitung sebagai pendapatan kWh bagi PT.PLN
43
2. Pembahasan Penyebab Terjadinya Susut Daya dan Susut Energi
Ada beberapa hal yang menyebabkan terjadinya susut daya dan susut energi
pada jaringan tenaga listrik dalam hal ini jaringan tegangan menengah (JTM) pada
4444,68 m atau 4,44 kms (kilometer-sirkuit) terdiri dari dua jenis konstruksi
penghantar yaitu jaringan udara atau SUTM dan jaringan bawah tanah atau SKTM
penyulang maka susut energinya juga makin besar karena arus yang mengalir lebih
lama. Semakin lama arus yang mengalir maka semakin panas penghantar tersebut
dan semakin banyak energi listrik yang hilang karena energi tersebut berubah
menjadi panas. Semakin banyak energi yang menjadi panas maka semakin banyak
besar Resistansi (R) berbanding terbalik dengan Luas penampang (L). Semakin
kecil luas penampang (mm2) maka semakin besar rugi daya (Watt). semakin besar
44
penghantar memiliki sendiri nilai tahanan jenis (ρ) sesuai ketahanan bahannya nilai
tahanan itu sendiri akan mengurangi daya yang mengalir pada penghantar tersebut.
Penyusutan secara non teknis disebabkan oleh adanya kesalahan diluar sistem
b. Pembacaan atau pencatatan angka stand kWh meter yang tidak tepat oleh
45
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Besar nilai total susut daya saat beban puncak pada 5 Nopember 2018 di
Adapaun nilai total susut energi sebesar 267,3797 kWh, (0,75024 % dari
energi total yang dikirim yaitu 35.639 kWh). Persentase total susut tersebut
masih dalam batas normal dengan merujuk pada SPLN 1:1978 bahwa susut
daya yang diisinkan sebesar 2%, sehingga Penyulang Bandara Lama masih
2. Cara meminimalisir susut yang terjadi pada penyulang bandara lama yang
telah dilakukan oleh pihak PT. PLN (Persero) Rayon Maros adalah dengan
46
5.2 Saran
1. Penelitian ini dapat dijadikan masukan kepada pihak PT. PLN (Persero)
susut yang terjadi apakah masih dalam keadaan normal atau tidak dengan
2. Sesuai dengan program PLN saat ini yaitu membentuk TIM penganalisa
rugi-rugi yang terjadi pada sistem distribusi, sehingga skripsi ini dapat
sekunder dengan beracuan pada hasil pengolahan data rugi-rugi daya pada
sisi primer.
47
DAFTAR PUSTAKA
Nur,Andi Muhammad ,dan Asri. 2014. Penentuan Susut Energi Listrik Sistem
Distribusi 20 KV PT. PLN (Persero) Ranting Maros Berdasarkan Metode
KWH-Meter.Laporan Tugas Akhir.Makassar:Universitas Cokrominoto
Makassar.
Rachman, Ria Fitriani. 2018. Analisis Ketidak Seimbangan Beban Pada Penyulang
Palisi PT.PLN (Persero) Rayon Maros.Laporan Tugas Akhir.
Makassar:Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Ujung Pandang.
48
Surat Keputusan Direksi PT. PLN (Persero) No.217-1.K/DIR/2005
(2005:2)).Pedoman Penyusunan Laporan Neraca Energi (Kwh)
49
LAMPIRAN
50
Lampiran 1. Single Line Diagram GI Mandai
INCOMING-1 INCOMING-2
70 Kv 70 Kv
20 MVA 20 MVA
600 A 600 A
19.85 Kv 19.92 Kv
R R
Lampiran 1. Single Line Diagram GI Mandai
GH BANDARA
LBS DAKOTA LBS LANDASAN LBS BENTOEL RLC PATENE LBS BATANGASE LBS ASRAMAHAJI
(INC.AIRPORT)
AURI BDR LAMA PALISI GOMBARA MAROS UJPDG AIRPORT ANGKASA_2 ANGKASA_1
51
Lampiran 2. Single Line Diagram Penyulang Bandara Lama
GT. MBL001 GP. MBL003A GT. MBL005 GT. MBL007 GP. MBL007A GT. MBL009
GI MANDAI LBS MOTORIZED THREE WAY
BATANGASE
GT. MBL003 NORMALLY OPEN
LBS MOTORIZED
GT. MBL002A UJUNG LANDASAN / PACUAN KUDA PERTEMUAN F. BANDARA LAMA, F. MAROS, &
NORMALLY CLOSED F. TURIKAEL
GT. MBL004 GP. MBL004A
PASAR BULU2 /
RM MELATI GP. MBL006A
GT. MBL002 GT. MBL008
200 KVA GT. MBL011
GT. MBL006
LBS MOTORIZED
GT. MBL012
BANDARA / AEROPRIMA
NORMALLY OPEN
GB. MBL-PT. AEROPRIMA
PERTEMUAN F. BANDARA LAMA & F. AURI 321801332343 (PT. AERO PRIMA)
B3-690.000 VA
TRAFO 1250 KVA
Lampiran 2. Single Line Diagram Penyulang Bandara Lama
52
Lampiran 3. Single Line Diagram dan Penentuan Jarak Penyulang Bandara Lama
A Section I
GI MANDAI
GT. MBL001 GT. MBL003 GP. MBL003A GT. MBL005 GT. MBL007 GP. MBL007A
B D F I K
GT. MBL009
GT. MBL004
GT. MBL012
KETERANGAN
GT. MBL006
53
Lampiran 4. Daftar Pembacaan Stand KWh Meter GI Mandai
PT PLN (PERSERO) WILAYAH SULSEL, SULTRA, & SULBAR AP2B SISTEM SULSELRABAR
Unit Transmisi Dan Gardu Induk Tello
54
Lampiran 5. Data dan Hasil Pengukuran Trafo di Penyulang Bandara Lama Bandara Lam
DATA PENGUKURAN
NO KODE GARDU ALAMAT / LOKASI / NOMOR-SERI ARUS (amper)
TANGGAL UKUR JAM
R S T
BTS TELKOMSEL JL. POROS MAROS
1 GT.MBL001 05 Nop 2018 20.42 10 1 7
MAKASSAR BULU TANAE
2 GT.MBL002 PERUM.CITRA MUTIARA RESIDENCE 05 Nop 2018 20.37 148 139 135
PENCUCICAN MOBIL JL. POROS MAROS
3 GT.MBL003 05 Nop 2018 20.49 302 280 338
MAKASSAR DEKAT GARDU INDUK MANDAI
PASAR BULU-BULU/RM MELATI JL.
4 GT.MBL004 05 Nop 2018 20.27 193 254 173
POROS MAROS MAKKASAR
SISIPAN BULU-BULU DEKAT HOTEL
5 GT.MBL005 05 Nop 2018 20.59 107 121 135
TRANSIT 1 DESA MARUMPA
PADANG SESSERE JL. POROS BANDARA
6 GT.MBL006 05 Nop 2018 20.20 187 282 234
LAMA DEPAN Kntr LURAH HASANUDDIN
ONGKOE JL. POROS MAROS MAKASSAR
7 GT.MBL007 05 Nop 2018 21.03 226 139 162
SAMPING POS POLISI BANDAR
PERUM.BUMI CIPTA LESTARI, JL. POROS
8 GT.MBL008 05 Nop 2018 20.12 12 12 18
MAKASSAR KELURAHAN BONTOA
ROTI SETIA KAWAN JL. POROS MAROS
9 GT.MBL009 05 Nop 2018 21.14 143 198 160
MAKASSAR BATANGASE
PERHUBUNGAN I , JL. POROS KOMP.
10 GT.MBL011 05 Nop 2018 20.00 147 122 145
PERHUBUNGAN BTG ASE KADIENG
PERHUBUNGAN II , JL. POROS KOMP.
11 GT.MBL012 05 Nop 2018 20.04 146 177 189
PERHUBUNGAN BTG ASE KADIENG
Dpn PERUM CITRA MUTIARA , JL. POSOR
12 GT.MBL002A 05 Nop 2018 20.31 2 2 2
MAROS MAKSSAR
SISIPAN PADANG SESSERE, JL. MASUK
13 GP.MBL006A 05 Nop 2018 20.16 132 30 89
BANDARA LAMA
SISIPAN PASAR BULU BULU, POROS
14 GP.MBL004A 05 Nop 2018 20.24 90 98 62
MAROS MAKASSAR
PERUM CENRANAI, POROS MAROS
15 GP.MBL003A 05 Nop 2018 20.54 138 142 144
MAKASSAR
SISIPAN ONGKOE DPN YUHANA,POROS
16 GP.MBL007A 05 Nop 2018 21.09 35 33 43
MRS-MKS
55
Lampiran 6. Hasil Perhitungan MATLAB1
Script MATLAB1
p =0.036;
l= 752.58;
A=150;
R3= p*(l/A);
disp ('')
disp(' oleh ')
disp(' Alifah Din Rakhmat ')
disp(' 421 15 002 ')
disp('Perhitungan Resistansi Penghantar')
disp(' di section 3 ')
disp(' Penyulang Bandara Lama ')
disp('=================================')
disp ('')
disp (' p = 0.036 Ohm.mm2/ m ')
disp (' l = 752.58 m ')
disp (' A = 150 mm2 ')
disp ('')
fprintf ('Resistansi jenis alumunium pada penghantar adalah %f
ohm-mm2/ m . ',p)
fprintf ('Panjang Penghantar section III adalah %f meter. ',l)
fprintf ('Luas Penampang Penghantar adalah %f mm2. ',A)
fprintf ('\nTotal besar tahanan pada penghantar adalah %f
Ohm.',R3)
56
Lampiran 7. Hasil Perhitungan MATLAB2
Script MATLAB2
Ir=302;
Is=280;
It=338;
R=0.180619;
APr=Ir^2*R;
APs=Is^2*R;
APt=It^2*R;
AP=APr+APs+APt;
disp('')
disp(' oleh ')
disp(' Alifah Din Rakhmat ')
disp(' 421 15 002 ')
disp('Perhitungan Susut Daya Penghantar')
disp(' Gardu GT.MBL003 di section 3 ')
disp(' Penyulang Bandara Lama ')
disp('=================================')
disp('')
disp(' Ir = 302 ampere ')
disp(' Is = 280 ampere ')
disp(' It = 338 ampere ')
disp(' R = 0.180619 ohm')
disp('')
fprintf('arus yang mengalir pada penghantar adalah %f
Ampere.',Ir, Is, It)
fprintf('resitansi pada penghantar adalah %f Ohm.',R)
fprintf('\nSusut daya pada fasa r adalah %f Watt.',APr)
fprintf('\nSusut daya pada fasa s adalah %f Watt.',APs)
fprintf('\nSusut daya pada fasa t adalah %f Watt.',APt)
fprintf('\nSusut daya pada penghantar adalah %f Watt.',AP)
V=20000;
akar3=1.73;
Ir=302;
Is=280;
It=338;
cospi=0.62;
P=V*akar3* (Ir+Is+It) *cospi;
disp('')
disp(' V = 20000 volt' )
disp(' akar3 = 1.73' )
disp(' Ir = 302 ampere' )
disp(' Is = 280 ampere' )
disp(' It = 338 ampere' )
disp(' cospi = 0.62 ' )
disp('')
fprintf ('tegangan pada penghantar adalah %f volt.',V)
fprintf ('arus yang mengalir pada penghantar adalah %f
Ampere.',Ir, Is, It)
fprintf ('\nsusut daya pada penghantar adalah %f Watt.',AP)
fprintf ('\ntotal daya beban adalah %f Watt.',P)
AP1=4.935;
AP2=2301.0232;
57
AP3=85872.7716;
AP4=8298.738;
AP5=74726.3556;
AP6=96175.835;
APtotal=AP1+AP2+AP3+AP4+AP5+AP6;
disp('')
disp(' oleh ')
disp(' Alifah Din Rakhmat ')
disp(' 421 15 002 ')
disp('Perhitungan Susut Daya,Daya Beban ')
disp(' dan Persentase Susut Daya ')
disp(' Penyulang Bandara Lama ')
disp('==================================')
disp('')
disp(' AP1 = 4.935 Watt ' )
disp(' AP2 = 2301.0232 Watt')
disp(' AP3 = 85872.7716 Watt ')
disp(' AP4 = 8298.738 Watt ')
disp(' AP5 = 74726.35568 Watt ')
disp(' AP6 = 96175.835 Watt ')
disp('')
fprintf ('susut daya yang mengalir pada setiap section di
penghantar adalah %f Ampere.',AP1, AP2, AP3, AP4, AP5, AP6)
fprintf ('\ntotal susut daya yang terjadi pada penghantar adalah
%f Watt.',APtotal)
P1=386136;
P2=9567592;
P3=42131728;
P4=13150076;
P5=34151584;
P6=31512988;
Ptotal=P1+P2+P3+P4+P5+P6;
PersentasesusutdayaAP=(APtotal/Ptotal)*100%;
disp('')
disp(' P1 = 386136 Watt ')
disp(' P2 = 9567592 Watt ')
disp(' P3 = 42131728 Watt ')
disp(' P4 = 13150076 Watt ')
disp(' P5 = 34151584 Watt ')
disp(' P6 = 31512988 Watt ')
disp('')
fprintf ('daya beban yang mengalir pada setiap section di
penghantar adalah %f Ampere.',P1, P2, P3, P4, P5, P6)
fprintf ('\ntotal susut daya yang terjadi pada penghantar adalah
%f Watt.',Ptotal)
fprintf ('\ntotal persentase susut daya pada penghantar adalah
%f Persen.',PersentasesusutdayaAP)
>> latihan
oleh
Alifah Din Rakhmat
421 15 002
Perhitungan Susut Daya Penghantar
58
Gardu GT.MBL003 di section 3
Penyulang Bandara Lama
=================================
Ir = 302 ampere
Is = 280 ampere
It = 338 ampere
R = 0.180619 ohm
V = 20000 volt
akar3 = 1.73
Ir = 302 ampere
Is = 280 ampere
It = 338 ampere
cospi = 0.62
oleh
Alifah Din Rakhmat
421 15 002
Perhitungan Susut Daya,Daya Beban
dan Persentase Susut Daya
Penyulang Bandara Lama
==================================
AP1 = 4.935 Watt
AP2 = 2301.0232 Watt
AP3 = 85872.7716 Watt
AP4 = 8298.738 Watt
AP5 = 74726.35568 Watt
AP6 = 96175.835 Watt
59
susut daya yang mengalir pada setiap section di penghantar
adalah 4.935000 Ampere.susut daya yang mengalir pada setiap
section di penghantar adalah 2301.023200 Ampere.susut daya
yang mengalir pada setiap section di penghantar adalah
85872.771600 Ampere.susut daya yang mengalir pada setiap
section di penghantar adalah 8298.738000 Ampere.susut daya
yang mengalir pada setiap section di penghantar adalah
74726.355600 Ampere.susut daya yang mengalir pada setiap
section di penghantar adalah 96175.835000 Ampere.
0.2043
P1 = 386136 Watt
P2 = 9567592 Watt
P3 = 42131728 Watt
P4 = 13150076 Watt
P5 = 34151584 Watt
P6 = 31512988 Watt
60
Lampiran 8. Hasil Perhitungan MATLAB3
Script MATLAB3
AP=51268.341912;
t=1;
AE=(AP*t)/1000;
disp('')
disp(' oleh ')
disp(' Alifah Din Rakhmat ')
disp(' 421 15 002 ')
disp(' Perhitungan Susut Energi ')
disp(' Gardu GT.MBL003 di section 3 ')
disp(' Penyulang Bandara Lama ')
disp('=================================')
disp('')
disp(' AP=51268.341912 Watt ')
disp(' t=1 hour ')
disp('')
fprintf('susut daya pada penghantar adalah %f Watt.',AP)
fprintf('DWaktu yang digunakan %f hour.',t)
fprintf('\nSusut energi yang terjadi pada penghantar adalah %f
kWh .',AE)
APtotal=267379.658400 ;
t=1;
AEtotal=(APtotal*t)/1000;
disp('')
disp(' oleh ')
disp(' Alifah Din Rakhmat ')
disp(' 421 15 002 ')
disp(' Perhitungan Total Susut Energi ')
disp(' Penyulang Bandara Lama ')
disp('===========================================')
disp('')
disp(' APtotal=267379.658400 Watt')
disp(' t=1 hour ')
disp('')
fprintf ('susut daya total yang mengalir pada penghantar adalah
%f Watt.',APtotal)
fprintf ('\ntotal susut energi total yang terjadi pada
penghantar adalah %f kWh.',AEtotal)
>> latihan4
oleh
Alifah Din Rakhmat
421 15 002
Perhitungan Susut Energi
Gardu GT.MBL003 di section 3
Penyulang Bandara Lama
61
=================================
AP=51268.341912 Watt
t=1 hour
susut daya pada penghantar adalah 51268.341912 Watt.DWaktu
yang digunakan 1.000000 hour.
Susut energi yang terjadi pada penghantar adalah 51.268342
kWh .
oleh
Alifah Din Rakhmat
421 15 002
Perhitungan Total Susut Energi
Penyulang Bandara Lama
===========================================
APtotal=267379.658400 Watt
t=1 hour
susut daya total yang mengalir pada penghantar adalah
267379.658400 Watt.
total susut energi total yang terjadi pada penghantar
adalah 267.379658 kWh.>>
62
Lampiran 9. Hasil Perhitungan MATLAB4
Script MATLAB4
AEtotal=267.379658;
t=24;
E= 35639 ;
RBebanpuncak=51.268342;
BebanRugiratarata=AEtotal/t;
FaktorRugibeban=(BebanRugiratarata/RBebanpuncak)*100;
PersentaseSusutEnergi=(AEtotal/E)*100;
disp('')
disp(' oleh ')
disp(' Alifah Din Rakhmat ')
disp(' 421 15 002 ')
disp(' Perhitungan Faktor Rugi Beban')
disp(' & Persentase Susut Energi ')
disp('=================================')
disp('')
disp(' AE=267.379658 kWh ')
disp(' t= 24 hour ')
disp(' RBebanpuncak=51.268342 kwh ')
disp(' E= 35639 kwh ')
disp('')
fprintf('total susut pada penghantar adalah %f kWh.',AE)
fprintf('Waktu yang digunakan %f 24 .',t)
fprintf('Pemakaian kWh energi yang dikirim pada 5 Nopember 2018
adalah sebesar %f kWh .',E)
fprintf('\nBeban rugi rata-rata adalah %f kWh
.',BebanRugiratarata)
fprintf('\nFaktor Rugi beban adalah %f persen
.',FaktorRugibeban)
fprintf('\nTotal Persentase Susut Energi adalah %f persen
.',PersentaseSusutEnergi)
63
dikirim pada 5 Nopember 2018 adalah sebesar 35639.000000 kWh
.
Beban rugi rata-rata adalah 11.140819 kWh .
Faktor Rugi beban adalah 21.730406 persen .
Total Persentase Susut Energi adalah 0.750245 persen .>>
64