Oleh :
November 2020
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena
atas limpahan rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan
Kerja Praktek dengan baik yang berjudul “ANALISIS KEANDALAN
JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV PADA PENYULANG GARDU INDUK
TUALANG CUT PT.PLN UP3 LANGSA”.
Kerja Praktek ini merupakan salah satu mata kuliah yang wajib ditempuh
di Teknik Elektro Universitas Syiah Kuala. Laporan Kerja Praktek ini di susun
sebagai pelengkap kerja praktek yang telah di laksanakan selama 1 bulan di
PT.PLN UP3 Langsa. Dengan selesainya laporan kerja praktek ini tidak
terlepas dari bantuan banyak pihak yang telah memberikan masukan-masukan
kepada penulis.
Dengan selesainya laporan kerja praktek ini tidak terlepas dari bantuan
banyak pihak yang telah memberikan masukan-masukan kepada penulis. Untuk
itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Kedua orang tua dan keluarga yang selalu mengirimkan doa beserta
dukungan.
2. Bapak Dr. Ramzi Adriman, S.T, M.Sc selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro
dan Komputer 3. Bapak Mahdi Syukri, S.T.,MT selaku dosen Pembimbing
Kerja Praktek Program Studi Teknik Elektro.
4. Bapak Hendrix Reza selaku Manager PT. PLN (Persero) UP2D (Unit
Pelaksana Pengatur Distribusi) Wilayah Aceh.
5. Bapak Achmad Firdaus selaku pembimbing lapangan di PT. PLN (Persero)
UP2D (Unit Pelaksana Pengatur Distribusi) Wilayah Aceh.
6. Seluruh staff karyawan bagian Jaringan yang telah menerima dan membantu
kami dengan baik.
7. Teman-teman seperjuangan angkatan 2017 dan seluruh mahasiswa Teknik
Elektro serta semua pihak yang telah membantu penulis
Penulis menyadari bahwa penulisan laporan kerja praktek ini masih jauh
dari kata kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari para pembaca
sangat diharapkan demi kesempurnaan dari laporan kerja praktek ini.
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Sistem distribusi di PT. PLN UP3 Langsa memiliki andil yang besar dalam
menjamin kualitas distribusi tenaga listrik yang memenuhi standar teknis dan non
teknis kepada konsumen atau pelanggan. Kualitas teknis distribusi tenaga listrik
dapat ditunjukkan dengan parameter besaran dari tegangan dan frekuensi yang
memenuhi faktor daya dan indikator keandalan standar nasional dan internasional.
2. Metode Kepustakaan
Metode keperpustakaan adalah melakukan pengumpulan serta
pencarian informasi melalui data-data dari perusahaan, laporan-laporan
dan jurnal online, yang terkait dengan keandalan system keadalan
system distribusi.
3. Observasi
Metode observasi adalah suatu cara melakukan pengumpulan data
dan informasi dengan cara terjun langsung ke lapangan.
1.6 SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika penulisan yang digunakan penulis dalam pembuatan laporan
kerja praktik ini yaitu sebagai berikut:
BAB 1: PENDAHULUAN
Bab ini membahas tentang landasan teori yang dapat menunjang isi dari
Laporan Kerja Praktik ini, di antaranya menjelaskan tentang keandalan
system distribusi
BAB 5 : PENUTUP
Bab ini akan membahas kesimpulan dan saran yang diberikan penulis
mengenai keandalan system distribusi.
DAFTAR PUSTAKA
Sejak akhir abad 19, kawasan pabrik gula dan pembangkit listrik di
Indonesia mulai membaik dan terus ditingkatkan.Beberapa perusahaan Belanda
yang bergerak di bidang pabrik gula dan produsen teh mendirikan pembangkit
listrik sendiri.
Antara tahun 1942 dan 1945, setelah Belanda menyerah kepada Jepang
yaitu pada awal Perang Dunia II, Jepang menyerahkan pengelolaan perusahaan-
perusahaan Belanda tersebut kepada Jepang.
Pada akhir Perang Dunia II bertepadatan pada bulan Agustus 1945, Jepang
menyerah kepada pasukan Sekutu, dan peralihan kekuasaan kembali terjadi.
Pemuda dan tenaga listrik memanfaatkan kesempatan ini melalui utusan tenaga
listrik dan tenaga gas bumi / karyawan.Bersama para pimpinan Kuomintang
Tengah, mereka berinisiatif menghadapi Presiden Sukarno dan menyerahkan
perusahaan tersebut kepada pemerintah Republik Indonesia. Pada 27 Oktober
1945, Presiden Soekarno mendirikan Biro Listrik dan Gas Bumi di bawah
Kementerian Pekerjaan Umum dan Ketenagalistrikan, dengan kapasitas
pembangkit 157,5 MW.
Pada tanggal 1 Januari 1961, Biro Listrik dan Gas Bumi diubah menjadi
BPU-PLN (Badan Pemimpin UMUM Perusahaan Listrik Negara) yang bergerak
di bidang kelistrikan, gas alam, dan kokas dan kemudian dibubarkan pada tanggal
1 Januari 1965. Pada saat yang bersamaan, diresmikan dua (dua) perusahaan yang
menyatakan, Perusahaan Listrik Negara (PLN) sebagai pengelola tenaga listrik
milik negara dan Perusahaan Gas Negara (PGN) sebagai pengelola gas bumi.
PT. PLN (Persero) UP3 Langsa berlokasi di JL. Jend. Ahmad Yani No.6
Gampong Jawa, Kota Langsa. PT. PLN (Persero) UP3 Langsa memiliki tujuan
selaras dengan tujuan PLN Pusat yaitu menyelenggarakan usaha penyediaan
tenaga listrik bagi kepentingan umum dengan jumlah dan mutu yang memadai
serta memupuk kentungan dan melaksanakan penugasan pemerintah di bidang
ketenagalistrikan dalam rangka menunjang pembangunan dengan menerapkan
prinsip-prinsip perseroan terbatas, serta memberikan pelayanan kelas dunia.
Berdasarkan data ODIN (Organizational Data Mining) bulan Juni 2018, luas
wilayah kerja PLN UP3 Langsa mencapai 18.173 Km2
PT. PLN (Persero) UP3 Langsa membawahi 6 (enam) Unit Layanan Pelanggan
(ULP) dan 1 (satu) PLTD sebagai berikut :
PT. PLN (Persero) UP3 Langsa sampai dengan Oktober 2020 memiliki
panjang JTM 2.923,97 Kms, JTR 3.379,83 Kms, jumlah trafo distribusi 2.495
unit, kapasitas trafo terpasang 174.533 kVA dan jumlah SR 309.733 pelanggan.
Tabel 2.1 Jumlah Asset Distribusi dan Pelanggan PT. PLN (Persero) UP3
Langsa :
Juml
Kapasita SR
Unit Layanan JTM JTR ah
No s Trafo (Pelangg
Pelanggan (ULP) (kms) (kms) Trafo
(kVA) an)
(Unit)
UnitLayanan
1 Pelanggan (ULP) 477,95 910,31 625 53.235 79.643
Langsa Kota
Unit Layanan
2 Pelanggan (ULP) 665,72 956,2 574 39.683 63.862
Kuala Simpang
Unit Layanan
3 Pelanggan (ULP) 621,02 746,77 509 31.928 58.097
Idi
Unit Layanan
4 Pelanggan (ULP) 399,73 311,65 315 18.038 31.789
Peureulak
Unit Layanan
5 Pelanggan (ULP) 475,98 263,42 281 20.524 52.849
Kutacane
Unit Layanan
6 Pelanggan (ULP) 283,57 191,48 191 11.125 23.493
Blangkejeren
Sampai Oktober 2020, PT. PLN (Persero) UP3 Langsa memiliki total
311.148 pelanggan yang meliputi 178.679 pelanggan Prabayar dan 132.469
pelanggan Pascabayar. Total pelanggan tersebut sudah termasuk pelanggan dari
tarif R sampai tarif L.
PLN Aceh memiliki motto yaitu “Listrik Untuk Kehidupan Yang Lebih Baik
(Electricity for a Better Life)”
BAB 3
DASAR TEORI
3.1 SISTEM TENAGA ENERGI LISTRIK
Sistem Tenaga Listrik adalah suatu sistem yang terdiri dari beberapa
komponen berupa pembangkitan, transmisi, distribusi dan beban yang saling
berhubungan dan berkerja sama untuk melayani kebutuhan tenaga listrik bagi
pelanggan sesuai kebutuhan. System tenaga listrik dapat dilihat pada gambar
skema di bawah ini.
Gambar 3. 1 Sistem Tenaga Listrik 1
1. Pembangkitan
2. Transmisi
3. Distribusi
Distribusi merupakan komponen yang berfungsi mendistribusikan
energi listrik ke lokasi konsumen energi listrik. Setelah tenaga listrik
disalurkan melalui saluran transmisi maka sampailah tenaga listrik di
Gardu Induk (GI) sebagai pusat beban untuk diturunkan tegangannya
melalui transformator penurun tegangan (step down transfomer) menjadi
tegangan menengah atau yang juga disebut sebagai tegangan distribusi
primer. Tegangan distribusi primer yang dipakai PLN adalah 20 KV.
4. Beban
Dilihat dari tegangannya sistem distribusi pada saat ini dapat dibedakan dalam 2
macam yaitu :
Sistem distribusi Tie Line merupakan bentuk tipe yang digunakan untuk
pelanggan penting yang tidak boleh padam (Bandar Udara, Rumah Sakit, dan
lain-lain).
Gambar 3. 5 Jaringan Hantaran Penghubung (Tie Line)
Tipe ini merupakan jaringan rangkaian tertutup, gabungan dari dua tipe
jaringan radial dimana ujung kedua jaringan dipasang PMT. Pada keadaan
normal tipe ini bekerja secara radial dan pada saat terjadi gangguan PMT
dapat dioperasikan sehingga gangguan dapat terlokalisir.
Tipe ini lebih handal dalam penyaluran tenaga listrik dibandingkan tipe
radial namun biaya investasi lebih mahal. System tertutup banyak digunakan
untuk mensupplay daerah beban dengan kerapatan beban yang cukup tinggi,
seperti beban industry, beban komersial, rumah sakit dan lainnya. Sifat lain yang
dimiliki tipe jaringan tertutup ini adalah drop voltage nya yang rendah sehingga
tingkat keandalan system cukup tinggi.
3.3.5 Kluster
Akibat yang paling serius dari gangguan adalah kebakaran yang tidak
hanya akan merusak peralatan dimana gangguan itu terjadi, melainkan bisa
berkembang ke sistem dan akan mengakibatkan kegagalan total dari sistem
tersebut. Berikut merupakan contoh dari akibat yang disebabkan oleh gangguan
pada sistem jaringan distribusi :
a. Bahaya kerusakan pada peralatan yang diakibatkan oleh arcing (busur api
listrik).
b. Bahaya keruakan pada peralatan akibat panas berlebih (overheating).
c. Penurunan tegangan yang cukup besar pada sistem daya, sehingga dapat
merugikan pelanggan atau mengganggu kerja peralatan listrik.
d. Terganggunya stabilitas sistem dan dapat menimbulkan pemadaman
menyeluruh pada sistem tenaga listrik, yang dapat menyebabkan
menurunya keandalan sistem distribusi.
d
λ LP= (3.1)
T
Keterangan :
Keterangan
U LP: Durasi Kegagalan
t : Lamanya Gangguan
T : Jumlah selang waktu pengamatan
Keterangan :
Pada system distribusi di Langsa pemasukan aliran listrik berasal dari gardu
induk (GI), setelah itu listrik akan di salurkan melalui Gardu Hubung (GH).
DiLangsa sendiri terdapat 4 Gardu Induk yaitu (GI),GITualang Cut, GI Alur Dua,
GI Idi, GI Panton dan terdapat4 Gardu Hubung yaitu, GH Pulo Tiga, GH
Sriwijaya, GH Terban, GH Langsa Lama, GH Langsa Kota, GH Bayeun, GH
Peurelak, GH Rantau Panjang, GH Idi, GH Kutabinje, GH Spu.Setelah itu aliran
listrik akan di distribusikan ke penyulang penyulang di setiap GH nya.
A. Penyulang TC-3
Pada penyulang TC-3 merupakan penyulang tegangan menengah
dengan operasi 20 Kv, penyulang ini di suplai dari GI Tualang Cut dengan
jumlah pelanggan sebesar 3072. Jaringan ini merupakan jaringan radial
karena tidak tersambungan dengan Penyulang lain.
Gambar 4.3 Penyulang TC-3
B. Penyulang TC-6
Pada penyulang TC-6 merupakan penyulang tegangan menengah
dengan operasi 20 Kv, penyulang ini di suplai dari GI Tualang Cut dengan
jumlah pelanggan sebesar 5145. Jaringan ini merupakan jaringan loop
karena tidak tersambungan dengan Penyulang TC-7.
C. Penyulang TC-7
Pada penyulang TC-7 merupakan penyulang tegangan menengah
dengan operasi 20 Kv, penyulang ini di suplai dari GI Tualang Cut dengan
jumlah pelanggan sebesar 3323. Jaringan ini merupakan jaringan loop
karena tidak tersambungan dengan Penyulang TC-6.
1. Penyulang TC-3
2
λ LP= = 0.066 kali/hari
30
2. Penyulang TC-6
3
λ LP= = 0.1 kali/hari
30
3. Penyulang TC-7
6
λ LP= = 0.2 kali/hari
30
Maka dapat dihitung jumlah laju kegagalan pada penyulang TC-3, TC-6
dan TC-7 yaitu :
∑ λLP = 0.066 + 0.1 + 0.2 = 0.366 kali/hari
1. Penyulang TC-3
70/60
U LP= = 0.038 menit/hari
30
2. Penyulang TC-6
52/60
U LP= = 0.028 menit/hari
30
3. Penyulang TC-7
537/60
U LP= = 0.2983 menit/hari
30
Maka dapat dihitung jumlah durasi kegagalan pada penyulang TC-3, TC-
6 dan TC-7 yaitu :
1. Penyulang TC-3
0.066 x 3072
SAIFI= = 0.0023 kali/bulan
85028
2. Penyulang TC-6
0.1 x 5145
SAIFI = = 0.0060 kali/bulan
85028
3. Penyulang TC-7
0.2 x 3323
SAIFI = = 0.0078 kali/bulan
85028
Maka, dapat dihitung jumlah SAIFI pada penyulang TC-3, TC-6 dan TC-
7 yaitu :
1. Penyulang TC-3
0.028 x 3072
SAIDI= = 0.0010 menit/bulan
85028
2. Penyulang TC-6
0.038 x 5145
SAIDI = = 0.0022 menit/bulan
85028
3. Penyulang TC-7
0.298 x 3323
SAIDI = = 0.1164 menit/bulan
85028
Maka, dapat dihitung jumlah SAIDI pada penyulang TC-3, TC-6 dan
TC-7yaitu :
∑ SAIDI = 0.0010 + 0.0022 +0.1164 = 0.1196 kali/bulan
4.3 HASIL DAN ANALISIS
SPLN SPLN
SAIFI SAIDI
No PENYULANG SAIFI SAIDI
(Kali /Bulan) (Menit/bulan)
1 TC-3 0.0023 0.0010
2 TC-6 0.0060 0,27 0.0022 1,75
3 TC-7 0.0078 0.1164
Total 0.0161 0.1196