Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN KERJA PRAKTEK

ANALISIS KEANDALAN JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV


PADA PENYULANG GARDU INDUK TUALANG CUT PT.PLN
UP3 LANGSA

21 SEPTEMBER 2020 – 21 OKTOBER 2020

Oleh :

NABILLA MAULIZA AMNA


1704105010020

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO DAN KOMPUTER


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM,BANDA ACEH

November 2020
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena
atas limpahan rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan
Kerja Praktek dengan baik yang berjudul “ANALISIS KEANDALAN
JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV PADA PENYULANG GARDU INDUK
TUALANG CUT PT.PLN UP3 LANGSA”.
Kerja Praktek ini merupakan salah satu mata kuliah yang wajib ditempuh
di Teknik Elektro Universitas Syiah Kuala. Laporan Kerja Praktek ini di susun
sebagai pelengkap kerja praktek yang telah di laksanakan selama 1 bulan di
PT.PLN UP3 Langsa. Dengan selesainya laporan kerja praktek ini tidak
terlepas dari bantuan banyak pihak yang telah memberikan masukan-masukan
kepada penulis.
Dengan selesainya laporan kerja praktek ini tidak terlepas dari bantuan
banyak pihak yang telah memberikan masukan-masukan kepada penulis. Untuk
itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Kedua orang tua dan keluarga yang selalu mengirimkan doa beserta
dukungan.
2. Bapak Dr. Ramzi Adriman, S.T, M.Sc selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro
dan Komputer 3. Bapak Mahdi Syukri, S.T.,MT selaku dosen Pembimbing
Kerja Praktek Program Studi Teknik Elektro.
4. Bapak Hendrix Reza selaku Manager PT. PLN (Persero) UP2D (Unit
Pelaksana Pengatur Distribusi) Wilayah Aceh.
5. Bapak Achmad Firdaus selaku pembimbing lapangan di PT. PLN (Persero)
UP2D (Unit Pelaksana Pengatur Distribusi) Wilayah Aceh.
6. Seluruh staff karyawan bagian Jaringan yang telah menerima dan membantu
kami dengan baik.
7. Teman-teman seperjuangan angkatan 2017 dan seluruh mahasiswa Teknik
Elektro serta semua pihak yang telah membantu penulis
Penulis menyadari bahwa penulisan laporan kerja praktek ini masih jauh
dari kata kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari para pembaca
sangat diharapkan demi kesempurnaan dari laporan kerja praktek ini.

Banda Aceh, 01 Agustus 2020


Penulis,

Nabilla Mauliza Amna


NIM. 170410501020

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG

Sejalan dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan


masyarakat, kebutuhan energi listrik juga semakin meningkat dari tahun ke tahun.
Perkembangan kebutuhan tenaga listrik perlu diimbangi dengan peningkatan
pembangkit listrik dan pertumbuhan kapasitas infrastruktur yang ada, sehingga
proses penyaluran tenaga listrik ke konsumen dapat terlaksana dengan lancar
dengan kualitas distribusi tenaga listrik yang memenuhi kebutuhan dasar.

Sistem distribusi di PT. PLN UP3 Langsa memiliki andil yang besar dalam
menjamin kualitas distribusi tenaga listrik yang memenuhi standar teknis dan non
teknis kepada konsumen atau pelanggan. Kualitas teknis distribusi tenaga listrik
dapat ditunjukkan dengan parameter besaran dari tegangan dan frekuensi yang
memenuhi faktor daya dan indikator keandalan standar nasional dan internasional.

Untuk mengetahui keandalan suatu penyulang maka dapat ditentukan dari


suatu indeks keandalan . Indeks keandalan pada dasarnya suatu angka pada
parameter yang menunjukkan tingkat pelayanan atau tingkat keandalan suplai dari
tenaga listrik sampai ke kosumen. Indeks keandalan yang sering digunakan dalam
sistem distribusi adalah SAIFI (sistem Indeks frekuensi interupsi rata-rata), SAIDI
(sistem Indeks frekuensi pemadaman rata-rata), CAIDI (Indeks frekuensi
gangguan rata-rata pelanggan).

1.2 BATASAN MASALAH


Batasan masalah dari laporan Kerja Praktek ini adalah menganalisis
keandalan jaringan distribusi 20 kv pada penyulang TC-3,TC-6 dan TC-7 yang
ada pada Gardu Induk Tualang Cut di PT.PLN UP3 Langsa berdasarkan
system yang ingin dipakai yaitu SAIFI (System Average Interruption
Frequency Index) dan SAIDI (System Average Interruption Duration Index)
serta melaksanakan evaluasi berdasarkan data gangguan yang sudah ada.
1.3 TUJUAN

Adapun tujuan dari kerja praktikyangpenulis laksanakan di PT PLN UP3


(Pelaksana Pelayanan Pelanggan) Langsa adalah untuk menganalisa nilai
keandalan system distribusi untuk penyulang TC-3, TC-6, TC-7 di Gardu Induk
Tualang Cut pada bulan Agustus 2020.

1.4 TEMPAT DAN WAKTU PELAKSANAAN

Kerja praktek dilaksanakan pada 21 September 2020 – 21 Oktober 2020 di


PT PLN UP3 (Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan) Langsa.

1.5 METODE PENULISAN


Untuk mendapatkan data-data yang diperlukan penulis dalam
menyelesaikan laporan kerja praktik ini, penulis menggunakan beberapa
metode yaitu sebagai berikut:
1. Konsultasi
Konsultasi dilakukan dengan cara mengadakan tanya jawab secara
langsung ataupun daring kepada pembimbing maupun karyawan lain.

2. Metode Kepustakaan
Metode keperpustakaan adalah melakukan pengumpulan serta
pencarian informasi melalui data-data dari perusahaan, laporan-laporan
dan jurnal online, yang terkait dengan keandalan system keadalan
system distribusi.

3. Observasi
Metode observasi adalah suatu cara melakukan pengumpulan data
dan informasi dengan cara terjun langsung ke lapangan.
1.6 SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika penulisan yang digunakan penulis dalam pembuatan laporan
kerja praktik ini yaitu sebagai berikut:

BAB 1: PENDAHULUAN

Pada bab ini menguraikan penjelasan mengenai latar belakang, Batasan


masalah, tujuan, tempat dan waktu pelaksanaan, metode penulisan, serta
sistematika penulisan yang menggambarkan secara umum bab-bab yang
ada dalam laporan kerja praktik ini.

BAB 2 : PROFIL PERUSAHAAN

Bab ini membahas gambaran umum PT PLN UP3 Langsa mengenai


sejarah dan struktur organisasi perusahaan.

BAB 3 :DASAR TEORI

Bab ini membahas tentang landasan teori yang dapat menunjang isi dari
Laporan Kerja Praktik ini, di antaranya menjelaskan tentang keandalan
system distribusi

BAB 4 :PEMBAHASAN DAN HASIL

Bab ini membahas mengenai perhitungan nilai keandalan system


distribusi untuk penyulang TC-3, TC-6 dan TC-7 dalan index SAIDI
dan SAIFI pada bulan agustus 2020.

BAB 5 : PENUTUP

Bab ini akan membahas kesimpulan dan saran yang diberikan penulis
mengenai keandalan system distribusi.

DAFTAR PUSTAKA

Berisi buku-buku rujukan dan referensi lainnya yang diperlukan dalam


proses Penulisan Laporan Kerja Praktek ini.
LAMPIRAN

Berisikan data-data yang perlu dilampirkan yang berhubungan


denganbahasan laporan kerja praktek.
BAB 2
PROFIK PERUSAHAAN

2.1 PROFIL SINGKAT PERUSAHAAN PT.PLN

Sejak akhir abad 19, kawasan pabrik gula dan pembangkit listrik di
Indonesia mulai membaik dan terus ditingkatkan.Beberapa perusahaan Belanda
yang bergerak di bidang pabrik gula dan produsen teh mendirikan pembangkit
listrik sendiri.

Antara tahun 1942 dan 1945, setelah Belanda menyerah kepada Jepang
yaitu pada awal Perang Dunia II, Jepang menyerahkan pengelolaan perusahaan-
perusahaan Belanda tersebut kepada Jepang.

Pada akhir Perang Dunia II bertepadatan pada bulan Agustus 1945, Jepang
menyerah kepada pasukan Sekutu, dan peralihan kekuasaan kembali terjadi.
Pemuda dan tenaga listrik memanfaatkan kesempatan ini melalui utusan tenaga
listrik dan tenaga gas bumi / karyawan.Bersama para pimpinan Kuomintang
Tengah, mereka berinisiatif menghadapi Presiden Sukarno dan menyerahkan
perusahaan tersebut kepada pemerintah Republik Indonesia. Pada 27 Oktober
1945, Presiden Soekarno mendirikan Biro Listrik dan Gas Bumi di bawah
Kementerian Pekerjaan Umum dan Ketenagalistrikan, dengan kapasitas
pembangkit 157,5 MW.

Pada tanggal 1 Januari 1961, Biro Listrik dan Gas Bumi diubah menjadi
BPU-PLN (Badan Pemimpin UMUM Perusahaan Listrik Negara) yang bergerak
di bidang kelistrikan, gas alam, dan kokas dan kemudian dibubarkan pada tanggal
1 Januari 1965. Pada saat yang bersamaan, diresmikan dua (dua) perusahaan yang
menyatakan, Perusahaan Listrik Negara (PLN) sebagai pengelola tenaga listrik
milik negara dan Perusahaan Gas Negara (PGN) sebagai pengelola gas bumi.

Pada tahun 1972, berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 17, ditetapkan


status Perusahaan Listrik Negara (PLN) sebagai pemegang Perusahaan Umum
Tenaga Listrik Nasional dan sebagai Pemegang Kuasa Usaha Kelistrikan
(PKUK), dan bertugas untuk menyediakan tenaga listrik bagi kepentingan umum.

Sesuai dengan kebijakan pemerintah dalam memberikan peluang usaha


ketenagalistrikan kepada swasta, sejak tahun 1994 status PLN telah diubah dari
perusahaan terbuka menjadi Perusahaan Perseroan (Persero), dan juga PKUK
menyediakan tenaga listrik untuk kepentingan umum hingga sekarang.

2.2 ROFIL PT PLN (PERSERO) UP3 LANGSA

PT. PLN (Persero) UP3 Langsa berlokasi di JL. Jend. Ahmad Yani No.6
Gampong Jawa, Kota Langsa. PT. PLN (Persero) UP3 Langsa memiliki tujuan
selaras dengan tujuan PLN Pusat yaitu menyelenggarakan usaha penyediaan
tenaga listrik bagi kepentingan umum dengan jumlah dan mutu yang memadai
serta memupuk kentungan dan melaksanakan penugasan pemerintah di bidang
ketenagalistrikan dalam rangka menunjang pembangunan dengan menerapkan
prinsip-prinsip perseroan terbatas, serta memberikan pelayanan kelas dunia.

Tugas utama PT. PLN (Persero) UP3 Langsa adalah :

1. Mengelola kegiatan pendistribusian teaga listrik dengan jumlah, mutu, dan


keandalan sesuai dengan standar yang ditetapkan.
2. Mengelola niaga dan penjualan tenaga listrik untuk meningkatkan kinerja
Perusahaan
3. Mengelola pelayanan pelanggan untuk memenuhi kebutuhan dan tingkat
kepuasan pelanggan.
4. Mengelola sumber daya dan aset Perusahaan secara efisien, efektif dan
sinergis untuk menjamin pengelolaan usaha secara optimal dan memenuhi
kaidah Good Corporate Governance.

Berdasarkan data ODIN (Organizational Data Mining) bulan Juni 2018, luas
wilayah kerja PLN UP3 Langsa mencapai 18.173 Km2
PT. PLN (Persero) UP3 Langsa membawahi 6 (enam) Unit Layanan Pelanggan
(ULP) dan 1 (satu) PLTD sebagai berikut :

1. Unit Layanan Pelanggan (ULP) Langsa Kota


2. Unit Layanan Pelanggan (ULP) Kuala Simpang
3. Unit Layanan Pelanggan (ULP) Idi
4. Unit Layanan Pelanggan (ULP) Peureulak
5. Unit Layanan Pelanggan (ULP) Kutacane
6. Unit Layanan Pelanggan (ULP) Blangkejeren
7. Unit Layanan Pusat Listrik (ULPL) Kuning

Berikut ini adalah data asset PT PLN UP3 Langsa :

PT. PLN (Persero) UP3 Langsa sampai dengan Oktober 2020 memiliki
panjang JTM 2.923,97 Kms, JTR 3.379,83 Kms, jumlah trafo distribusi 2.495
unit, kapasitas trafo terpasang 174.533 kVA dan jumlah SR 309.733 pelanggan.

Tabel 2.1 Jumlah Asset Distribusi dan Pelanggan PT. PLN (Persero) UP3
Langsa :

Juml
Kapasita SR
Unit Layanan JTM JTR ah
No s Trafo (Pelangg
Pelanggan (ULP) (kms) (kms) Trafo
(kVA) an)
(Unit)

UnitLayanan
1 Pelanggan (ULP) 477,95 910,31 625 53.235 79.643
Langsa Kota

Unit Layanan
2 Pelanggan (ULP) 665,72 956,2 574 39.683 63.862
Kuala Simpang

Unit Layanan
3 Pelanggan (ULP) 621,02 746,77 509 31.928 58.097
Idi
Unit Layanan
4 Pelanggan (ULP) 399,73 311,65 315 18.038 31.789
Peureulak

Unit Layanan
5 Pelanggan (ULP) 475,98 263,42 281 20.524 52.849
Kutacane

Unit Layanan
6 Pelanggan (ULP) 283,57 191,48 191 11.125 23.493
Blangkejeren

Total UP3 Langsa 2.923,97 3.379,83 2.495 174.533 309.733

Sampai Oktober 2020, PT. PLN (Persero) UP3 Langsa memiliki total
311.148 pelanggan yang meliputi 178.679 pelanggan Prabayar dan 132.469
pelanggan Pascabayar. Total pelanggan tersebut sudah termasuk pelanggan dari
tarif R sampai tarif L.

2.3 STRUKTUR PT PLN (PERSERO) UP3 LANGSA

2.4 VISI DARI PT. PLN

Menjadi perusahaan Listrik terkemuka se-Asia Tenggara dan #1 pilihan


pelanggan untuk solusi energi

2.5 MISI DARI PT. PLN

1. Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lainnya yang terkait,


berorientasi kepada pelanggan, anggota perusahaan dan pemegang saham.
2. Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas
kehidupan masyarakat.
3. Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi.
4. Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.
5. Saling percaya, integritas, peduli dan pembelajar.
6. Peka tanggapan terhadap kebutuhan pelanggan.
7. Penghargaan pada harkat dan martabat manusia.

2.6 MOTTO PLN

PLN Aceh memiliki motto yaitu “Listrik Untuk Kehidupan Yang Lebih Baik
(Electricity for a Better Life)”

2.7 LAMBANG PERUSAHAAN PLN

Gambar 2.1 Lambang PLN

Lambang PT PLN terdiri dari :

1. Bidang Persegi Panjang Vertikal


Menjadi bidang dasar elemen simbolik lainnya, melambangkan
bahwa PT PLN (Persero) adalah organisasi atau wadah yang terorganisir
dengan baik. Seperti yang diharapkan PLN, warna kuning melambangkan
pencerahan yang bermakna listrik bisa menjadi pencerahan bagi kehidupan
masyarakat. Warna kuning juga melambangkan antusiasme setiap orang
yang bekerja di perusahaan.
2. Petir atau Kilat
Melambangkan bahwa listrik yang terkandung di dalamnya
merupakan produk jasa utama yang dihasilkan perusahaan. Selain itu, Petir
juga memiliki arti bahwa karyawan PT PLN (Persero) akan bekerja
dengan cepat dan tepat untuk memberikan solusi terbaik kepada
pelanggannya. Warna merah melambangkan kedewasaan PLN sebagai
perusahaan listrik pertama di Indonesia, dan kedinamisan gerak laju
perusahaan beserta tiap insan di perusahaan, serta keberanian menghadapi
tantangan dengan berkambangnya zaman.
3. Tiga Gelombang
Memiliki arti gaya rambat energi listrik yang dialirkan oleh tiga
bidang usaha utama yang digeluti perusahaan yaitu pembangkit, distribusi
dan distribusi, selaras dengan kerja keras karyawan PT PLN (Persero)
untuk memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggannya. Diberi warna
biru untuk menampilkan kesan konstan (sesuatu yang tetap) sepertinya
listrik yang tetap dibutuhkan dalam kehidupan manusia. Selain itu, warna
biru juga melambangkan keandalan karyawan perusahaan dalam
memberikan layanan terbaik kepada pelanggan.

BAB 3
DASAR TEORI
3.1 SISTEM TENAGA ENERGI LISTRIK

Sistem Tenaga Listrik adalah suatu sistem yang terdiri dari beberapa
komponen berupa pembangkitan, transmisi, distribusi dan beban yang saling
berhubungan dan berkerja sama untuk melayani kebutuhan tenaga listrik bagi
pelanggan sesuai kebutuhan. System tenaga listrik dapat dilihat pada gambar
skema di bawah ini.
Gambar 3. 1 Sistem Tenaga Listrik 1

Fungsi masing-masing komponen secara garis besar adalah sebagai berikut:

1. Pembangkitan

Pembangkitan merupakan komponen yang berfungsi membangkitkan


tenaga listrik, yaitu mengubah energi yang berasal dari sumber energi lain
misalnya: air, batu bara, panas bumi, minyak bumi dll. menjadi energi listrik.
Tenaga listrik dibangkitkan di pusat-pusat tenaga listrik seperti PLTA, PLTU,
PLTG, PLTGU, PLTP dan PLTD kemudian disalurkan melalui saluran
transmisi setelah terlebih dahulu dinaikkan tegangannya oleh transformator
penaik tegangan (step up transformer) yang ada di pusat listrik. Saluran
tenaga listrik yang menghubungkan pembangkitan dengan gardu induk (GI)
dikatakan sebagai saluran transmisi karena saluran ini memakai standard
tegangan tinggi yang sering disebut dengan singkatan SUTT.

2. Transmisi

Transmisi merupakan komponen yang berfungsi menyalurkan daya


atau energi dari pusat pembangkitan ke pusat beban. Saluran transmisi ada
yang berupa saluran udara dan ada pula yang berupa saluran kabel tanah.
Karena saluran udara harganya jauh lebih murah dibandingkan dengan kabel
tanah maka saluran transmisi PLN kebanyakan berupa saluran udara.
Kerugian dari saluran udara dibandingkan dengan saluran kabel tanah adalah
saluran udara mudah terganggu oleh gangguan yang ditimbulkan dari luar
sistemnya, misalnya karena sambaran petir, terkena ranting pohon, binatang,
layangan dan lain sebagainya.

3. Distribusi
Distribusi merupakan komponen yang berfungsi mendistribusikan
energi listrik ke lokasi konsumen energi listrik. Setelah tenaga listrik
disalurkan melalui saluran transmisi maka sampailah tenaga listrik di
Gardu Induk (GI) sebagai pusat beban untuk diturunkan tegangannya
melalui transformator penurun tegangan (step down transfomer) menjadi
tegangan menengah atau yang juga disebut sebagai tegangan distribusi
primer. Tegangan distribusi primer yang dipakai PLN adalah 20 KV.
4. Beban

Beban adalah peralatan listrik di lokasi konsumen yang memanfaatkan


energi listrik dari sistem tersebut. Setelah tenaga listrik disalurkan melalui
jaringan distribusi primer maka kemudian tenaga listrik diturunkan
tegangannya dengan menggunakan trafo distribusi (step down transformer)
menjadi tegangan rendah dengan tegangan standar 380/220 Volt.

3.2 SISTEM JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

Pada jaringan distribusi biasanya menggunakan tegangan yang lebih rendah


dari tegangan saluran transmisi. Hal ini karena daya yang didistribusikan oleh
masing-masing jaringan distribusi biasanya relatif kecil dibanding dengan daya
yang disalurkan saluran transmisi, dan juga menyesuaikan dengan tegangan
pelanggan atau pengguna energi listrik. Level tegangan jaringan distribusi yang
sering digunakan ada dua macam, yaitu 20 kV untuk jaringan Sistem tenaga listrik
tegangan menengah (JTM) dan 220 V untuk jaringan tegangan rendah (JTR).
Dengan demikian diperlukan gardu induk yang berisi trafo penurun tegangan
untuk menurunkan tegangan dari saluran transmisi ke tegangan distribusi 20 kV.
Diperlukan juga trafo distribusi untuk menurunkan tegangan dari 20 kV ke 220V
sesuai tegangan pelanggan.

Dilihat dari tegangannya sistem distribusi pada saat ini dapat dibedakan dalam 2
macam yaitu :

A. Sistem Jaringan Distribusi Primer

Pada Sistem distribusi primer ini berfungsi untuk menyalurkan


tenaga listrik dari gardu induk distribusi ke pusat beban. Sistem ini dapat
menggunakan saluran udara, kabel udara, maupun kabel tanah sesuai
dengan tingkat keandalan yang diinginkan, kondisi serta situasi
lingkungan. Saluran distribusi ini direntangkan sepanjang daerah yang
akan di suplay tenaga listrik sampai ke pusat beban dengan tegangan
operasi nominal 20 kV/ 11,6 kV.
Bagian-bagian sistem distribusi primer terdiri dari :
1. Transformator daya, berfungsi untuk menurunkan tegangan dari
tegangan tinggi ke tegangan menegah atau sebaliknya.
2. Pemutus tegangan, berfungsi sebagai pengaman yaitu pemutus daya
3. Penghantar, berfungsi sebagai penghubung daya
4. Busbar, berfungsi sebagai titik pertemuan / hubungan antara trafo daya
dengan peralatan lainnya
5. Gardu hubung, berfungsi menyalurkan daya ke gardu-gardu distribusi
tanpa mengubah tegangan.
6. Gardu distribusi, berfungsi untuk menurunkan tegangan menengah
menjadi tegangan rendah.
Gambar 3. 2 Bagian Sistem Distribusi Primer

B. Sistem Jaringan Distribusi skunder


Sistem distribusi sekunder ini merupakan salah satu bagian dalam
sistem distribusi, yaitu mulai dari gardu trafo sampai pada pemakai akhir
atau konsumen. Jadi, sistem ini berfungsi menerima daya listrik dari
sumber daya (trafo distribusi), juga akan mengirimkan serta
mendistribusikan daya tersebut ke konsumen. mengingat bagian ini
berhubungan langsung dengan konsumen dengan tegangan operasi
nominal 380 / 220 volt.

Gambar 3. 3 Bagian Sistem Distribusi Sekunder


3.3 TIPE-TIPE JARINGAN DISTRIBUSI PRIMER BERDASARKAN
BENTUK JARINGAN

Jaringan Pada Sistem Distribusi tegangan menengah (Primer 20kV)


berdasarkan bentuk jaringan dapat dikelompokkan menjadi lima model, yaitu
Jaringan Radial, Jaringan hantaran,penghubung (Tie Line), Jaringan Lingkaran
(Loop), Jaringan Spindel dan Sistem Gugus atau Kluster.

3.3.1 Jaringan Radial

Sistem jaringan radial merupakan bentuk system jaringan distribusi


yang paling sederhana dan merupakan jenis system yang paling umum
digunakan untuk menyalurkan dan mendistribusikan tenaga listrik.
Jaringan ini ditarik secara radial dari gardu ke pusat pusat beban atau
konsumen. System ini terdiri dari saluran utama dan saluran cabang.

Gambar 3. 4 Gambar Jaringan Radial

3.3.2 Jaringan Hantaran Penghubung (Tie Line)

Sistem distribusi Tie Line merupakan bentuk tipe yang digunakan untuk
pelanggan penting yang tidak boleh padam (Bandar Udara, Rumah Sakit, dan
lain-lain).
Gambar 3. 5 Jaringan Hantaran Penghubung (Tie Line)

3.3.2 Jaringan Lingkaran (Loop)

Tipe ini merupakan jaringan rangkaian tertutup, gabungan dari dua tipe
jaringan radial dimana ujung kedua jaringan dipasang PMT. Pada keadaan
normal tipe ini bekerja secara radial dan pada saat terjadi gangguan PMT
dapat dioperasikan sehingga gangguan dapat terlokalisir.

Gambar 3. 6 Jaringan Loop (Tertutup)

Tipe ini lebih handal dalam penyaluran tenaga listrik dibandingkan tipe
radial namun biaya investasi lebih mahal. System tertutup banyak digunakan
untuk mensupplay daerah beban dengan kerapatan beban yang cukup tinggi,
seperti beban industry, beban komersial, rumah sakit dan lainnya. Sifat lain yang
dimiliki tipe jaringan tertutup ini adalah drop voltage nya yang rendah sehingga
tingkat keandalan system cukup tinggi.

3.3.3 Jaringan Spindel


Sistem jaringan ini merupakan kombinasi antara jaringan radial dengan
jaringan rangkaian terbuka (open loop). Titik beban memiliki kombinasi
alternatif penyulang sehingga bila salah satu penyulang terganggu, maka
dengan segera dapat digantikan oleh penyulang lain. Dengan demikian
kontinuitas penyaluran daya sangat terjamin. Pada bagian tengah penyulang
biasanya dipasang gardu tengah yang berfungsi sebagai titik manufer ketika
terjadi gangguan pada jaringan tersebut.

Gambar 3. 7 Jaringan Tipe Spindel

3.3.5 Kluster

Sistem kluster sebenarnya ini mirip dengan sistem spindle. Namun,


bedanya pada sistem cluster tidak digunakan gardu hubung atau gardu switching,
sehingga express feeder dari gardu hubung ke tiap jaringan. Express feeder ini
dapat berguna sebagai titik manufer ketika terjadi gangguan pada salah satu
bagian jaringan.
Gambar 3. 8 Tipe Jaringan Kluster

3.4 GANGGUAN PADA SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

Gangguan adalah merupakan suatu kondisi fisik yang disebabkan kegagalan


suatu perangkat, komponen atau suatu elemen untuk bekerja sesuai dengan
fungsinya. Gangguan hampir selalu ditimbulkan oleh hubung singkat satu fase ke
tanah, suatu gangguan hampir selalu berupa hubung langsung atau melalui
impedansi. Hubung singkat ialah suatu hubungan abnormal (termasuk busur api)
pada impedansi yang relatif rendah terjadi secara kebetulan atau disengaja antara
dua titik yang mempunyai potensial yang berbeda.dalam operasional tenaga listrik
terjadinya gangguan adalah hal yang wajar.Klasisfikasi gangguan yang terjadi
pada jaringan distribusi dapat dibagi menjadi 2, yaitu :

A. Dari lama gangguan

1. Gangguan permanen adalah gangguan yang dapat disebabkan oleh


kerusakan peralatan, gangguan baru akan hilang setelah kerusakan
diperbaiki. Contoh lain yaitu karena ada sesuatu yang mengganggu secara
permanen, misalnya ada dahan yang menimpa kawat fasa dari saluran
udara dan dahan ini perlu diambil terlebih dulu agar sistem dapat
berfungsi kembali secara normal.
2. Gangguan temporer adalah gangguan yang tidak akan lama dan dapat
normal atau hilang dengan sendirinya yang disusul dengan penutupan
kembali peralatan hubungnya. Namun perlu diingat bahwa gangguan
temporer yang terjadi berulang kali dapat berakibat timbulnya kerusakan
pada peralatan

B. Dari jenis gangguan :

1. Gangguan satu fasa ke tanah


Gangguan hubung singkat satu fasa ke tanah merupakan gangguan
asmetris, sehingga memerlukan metode komponen simetris untuk
menganalisa tegangan dan arus pada saat terjadinya gangguan. Gangguan
hubung singkat satu fasa ke tanah merupakan gangguan yang sering
terjadi pada sistem distribusi tenaga listrik, prosentase dari gangguan ini
sekitar 70% dari gangguan hubung singkat yang lain.

2. Gangguan dua fasa ke tanah


Gangguan hubung singkat dua fasa ketanah misalnya ketika terjadi
tegangan lebih yang tinggi pada salah satu fasa, di samping isolator dari
fasa itu flashover, juga terjadi flashover ke isolator dari fasa di
sebelahnya.

3. Gangguan fasa ke fasa


Gangguan hubung singkat antar fasa pada system distribusi
biasanya diakibatkan oleh adanya kerusakan isolasi antar fasanya, juga
gangguan hewan karena system distribusi banyak melintasi area hutan.

4. Gangguan tiga fasa ke tanah


Hubung singkat tiga fasa ke tanah, sekalipun tipe gangguan ini
jarang terjadi, namun tetap harus mendapat perhatian. Penyebabnya antara
lain petir yang menyambar ketiga kawat fasa ataupun pohon yang
mengenai ketiga kawat fasa.
3.4.1 Penyebab Gangguan pada Sistem Jaringan Distribusi

Pada dasarnya gangguan yang sering terjadi pada sistem distribusi


saluran 20 kV digolongkan menjadi dua macam yaitu gangguan dari dalam
sistem dan gangguan dari luar sistem. Gangguan yang berasal dari luar sistem
dapat disebabkan oleh sentuhan pohon/ ranting pada penghantar, sambaran
petir, manusia, binatang, cuaca dan lain-lain. Gangguan yang berasal dari
dalam sistem dapat berupa kegagalan dari fungsi peralatan jaringan, kerusakan
dari peralatan jaringan dan kerusakan dari peralatan pemutus beban. Selain
itu,Gangguan biasanya diakibatkan oleh kegagalan isolasi di antara kawat
penghantar fasa atau antara penghantar fasa dengan tanah, sehingga kawat
penghantar menyentuh kawat penghantar lain atau kawat penghantar
menyentuh tanah.

1. Pada SUTM (Saluran Udara Tegangan Menengah)


 Alam (petir, pohon, angin, hujan, panas)
 Kegagalan atau kerusakan peralatan dan saluran
 Manusia
 Binatang dan benda-benda asing.
2. Pada SKTM (Saluran Kabel Tegangan Menengah)
 Gangguan dari luar (External Fault), yaitu gangguan-gangguan mekanis
karena pekerjaan galian saluran air dan lain-lain. Kendaraan yang lewat
diatasnya, impuls petir lewat saluran udara, binatang dan deformasi tanah.
 Gangguan dari dalam (Internal Fault), yaitu terjadinya tegangan dan arus
abnormal, pemasangan yang kurang baik, penuaan, dan beban lebih

3.4.2 Akibat Dari Gangguan pada Sistem Jaringan Distribusi

Akibat yang paling serius dari gangguan adalah kebakaran yang tidak
hanya akan merusak peralatan dimana gangguan itu terjadi, melainkan bisa
berkembang ke sistem dan akan mengakibatkan kegagalan total dari sistem
tersebut. Berikut merupakan contoh dari akibat yang disebabkan oleh gangguan
pada sistem jaringan distribusi :
a. Bahaya kerusakan pada peralatan yang diakibatkan oleh arcing (busur api
listrik).
b. Bahaya keruakan pada peralatan akibat panas berlebih (overheating).
c. Penurunan tegangan yang cukup besar pada sistem daya, sehingga dapat
merugikan pelanggan atau mengganggu kerja peralatan listrik.
d. Terganggunya stabilitas sistem dan dapat menimbulkan pemadaman
menyeluruh pada sistem tenaga listrik, yang dapat menyebabkan
menurunya keandalan sistem distribusi.

3.5 KEANDALAN SISTEM

Keandalan merupakan tingkat keberhasilan kinerja suatu sistem atau


bagian dari sistem untuk dapat memberikan hasil yang lebih baik pada
periode waktu dan dalam kondisi operasi tertentu. Untuk dapat menentukan
tingkat keandalan dari suatu sistem, harus diadakan pemeriksaan melalui
perhitungan maupun analisis terhadap tingkat keberhasilan kinerja atau
operasi dari sistem yang ditinjau pada periode tertentu kemudian
membandingkannya dengan standar yang ditetapkan sebelumnya.

Keandalan tenaga listrik adalah menjaga kontinuitas penyaluran


tenaga listrik kepada pelanggan terutama pelanggan daya besar yang
membutuhkan kontinuitas penyaluran listrik secara mutlak. Apabila
penyaluran tenaga listrik tersebut putus atau tidak tersalurkan akan
mengakibatkan proses produksi dari pelanggan besar tersebut terganggu.
Struktur Jaringan Tegangan Menengah (JTM) memegang peranan penting
dalam menentukan keandalan penyaluran tenaga listrik, karena JTM
memungkinkan dapat melakukan manuver tegangan dengan mengalokasikan
tempat gangguan dan beban dapat dipindahkan melalui jaringan lainnya.

Tingkat keandalan dari sistem distribusi diukur dari sejauh mana


penyaluran tenaga listrik dapat berlangsung secara kontinu kepada para
pelanggan tanpa perlu terjadi pemadaman. Seiring dengan kemajuan zaman,
terjadi pertumbuhan beban ditandai munculnya kawasan industri, bisnis, serta
pemukiman yang baru, dan hal ini tentunya menuntut tingkat keandalan yang
semakin tinggi.

3.5.1 Perhitungan Indeks Keandalan

Ada beberapa faktor yang harus diketahui dan dihitung sebelum


melakukan perhitungan analisis keandalan antara lain : frekuensi gangguan,
lama/durasi gangguan.

A. Laju Kegagalan (λ)


Laju kegagalan dari suatu komponen atau sistem
merupakan obyek yang dinamik dan mempunyai performa yang
berubah terhadap waktu t (detik, menit, jam, hari, minggu, bulan
dan tahun). Keandalan komponen atau sistem sangat erat kaitannya
dengan laju kegagalan tiap satuan waktu. Sehingga laju kegagalan
dapat disimpulkan frekuensi suatu sistem/komponen gagal bekerja,
biasanya dilambangkan dengan λ (lambda), laju kegagalan sistem
biasanya tergantung dari waktu tertentu selama sistem tersebut
bekerja.

Laju kegagalan dapat dirumuskan :

d
λ LP= (3.1)
T

Keterangan :

λ LP: Laju Kegagalan Konstan (kegagalan/bulan)

d : Banyaknya Kegagalan yang terjadi Selama Selang Waktu

T : Jumlah selang Waktu pengamatan

B. Durasi Kegagalan (U)


Durasi Kegagalan atau Laju perbaikan atau downtime rate
adalah frekuensi lamanya suatu sistem/komponen dalam masa
perbaikan (kondisi OFF). Laju perbaikan dapat dirumuskan :
Σt
U LP= (3.2)
T

Keterangan
U LP: Durasi Kegagalan
t : Lamanya Gangguan
T : Jumlah selang waktu pengamatan

C. SAIFI (System Average Interruption Frequency Index)


menginformasikan tentang frekuensi pemadaman rata-rata
untuk tiap konsumen dalam kurun waktu setahun pada suatu area
yang dievaluasi, cara menghitungnya yaitu total frekuensi
pemadaman dari konsumen dalam setahun dibagi dengan jumlah
total konsumen yang dilayani. Secara matematis dituliskan sebagai
berikut :
λ LP x Σ N LP
SAIFI = (3.3)
ΣN

Keterangan :

N LP: Jumlah konsumen pada Load point

N : Jumlah konsumen pada section

λ LP: Frekuensi Gangguan peralatan pada load point

D. SAIDI (System Average Interruption Duration Index)


Durasi pemadaman rata-rata untuk tiap konsumen dalam
kurun waktu setahun pada suatu area yang dievaluasi, cara
menghitungnya yaitu total durasi pemadaman dari konsumen
dalam setahun dibagi dengan jumlah total konsumen yang dilayani.
Secara matematis dituliskan sebagai berikut :
U LP x Σ N LP
SAIDI = (3.4)
ΣN
Keterangan :
U LP: Durasi gangguan peralatan pada load point
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 SISTEM DISTRIBUSI LISTRIK BANDA ACEH

Sistem jaringan distribusi listrik di Langsa kebanyakan menggunakan tipe


Loop yaitu dimana system ini merupakan gabungan dari dua tipe jaringan radial
dimana ujung kedua jaringan dipasang PMT.Kontuinitas daya lebih terjamin
karena antara sumber dan titik beban terdapat alternative saluran lain sehingga
bila saluran tersebut mengalami gangguan maka tidakakan mengalami drop
voltage yang besar.

Pada system distribusi di Langsa pemasukan aliran listrik berasal dari gardu
induk (GI), setelah itu listrik akan di salurkan melalui Gardu Hubung (GH).
DiLangsa sendiri terdapat 4 Gardu Induk yaitu (GI),GITualang Cut, GI Alur Dua,
GI Idi, GI Panton dan terdapat4 Gardu Hubung yaitu, GH Pulo Tiga, GH
Sriwijaya, GH Terban, GH Langsa Lama, GH Langsa Kota, GH Bayeun, GH
Peurelak, GH Rantau Panjang, GH Idi, GH Kutabinje, GH Spu.Setelah itu aliran
listrik akan di distribusikan ke penyulang penyulang di setiap GH nya.

Gambar 4.1 Diagram Online Sistem UP3 Langsa


Gambar 4.2 Diagram Online Sistem UP3 Langsa (Lanjutan)

4.2 ANALISA SISTEM KELISTRIKAN PENYULANG GARDU INDUK


TUALANG CUT

Sistem kelistrikan di Aceh terdiri dari system interkoneksi 150 Kv Sumut-


Aceh dan subsistem isolated dengan tegangan distribusi 20 Kv. Sekitar 30 % dari
system kelistrikan Aceh dipasok olh interkoneksi 150 Kv sumbagut dan sisanya
70% dilayani oleh PLTU Nagan Raya dengan kapasitas 2x 200 MW, PLTG Arun
185 MW dan pembangkit PLTD isolated tersebar. Untuk Banda Aceh beban
puncak mencapai kurang lebih 27 MW dengan jumlah pelanggan berkisar
309.733.

A. Penyulang TC-3
Pada penyulang TC-3 merupakan penyulang tegangan menengah
dengan operasi 20 Kv, penyulang ini di suplai dari GI Tualang Cut dengan
jumlah pelanggan sebesar 3072. Jaringan ini merupakan jaringan radial
karena tidak tersambungan dengan Penyulang lain.
Gambar 4.3 Penyulang TC-3

B. Penyulang TC-6
Pada penyulang TC-6 merupakan penyulang tegangan menengah
dengan operasi 20 Kv, penyulang ini di suplai dari GI Tualang Cut dengan
jumlah pelanggan sebesar 5145. Jaringan ini merupakan jaringan loop
karena tidak tersambungan dengan Penyulang TC-7.

Gambar 4.4 Penyulang TC-6


Gambar 4.5 Penyulang TC-6 (Lanjutan)

C. Penyulang TC-7
Pada penyulang TC-7 merupakan penyulang tegangan menengah
dengan operasi 20 Kv, penyulang ini di suplai dari GI Tualang Cut dengan
jumlah pelanggan sebesar 3323. Jaringan ini merupakan jaringan loop
karena tidak tersambungan dengan Penyulang TC-6.

Gambar 4.6 Penyulang TC-7


Gambar 4.7 Penyulang TC-7 (lanjutan)

4.2.1 Laju Kegagalan

Berdasarkan data lampiran dan menggunakan persamaan (3.1)


maka dapat dihitung nilai laju kegagalan di penyulang TC-3, TC-6 dan
TC-7yaitu :

1. Penyulang TC-3
2
λ LP= = 0.066 kali/hari
30

2. Penyulang TC-6
3
λ LP= = 0.1 kali/hari
30

3. Penyulang TC-7
6
λ LP= = 0.2 kali/hari
30

Maka dapat dihitung jumlah laju kegagalan pada penyulang TC-3, TC-6
dan TC-7 yaitu :
∑ λLP = 0.066 + 0.1 + 0.2 = 0.366 kali/hari

4.2.2 Durasi Kegagalan

Berdasarkan data lampiran dan menggunakan persamaan (3.2) maka


dapat dihitung nilai durasi kegagalan di penyulang TC-3, TC-6 dan TC-7
yaitu :

1. Penyulang TC-3

70/60
U LP= = 0.038 menit/hari
30

2. Penyulang TC-6
52/60
U LP= = 0.028 menit/hari
30

3. Penyulang TC-7
537/60
U LP= = 0.2983 menit/hari
30

Maka dapat dihitung jumlah durasi kegagalan pada penyulang TC-3, TC-
6 dan TC-7 yaitu :

∑ U LP = 0.038 + 0.028 + 0.2983 = 0.3643 menit/hari

4.2.3 Menghitung SAIFI

Berdasarkan data lampiran A dan menggunakan persamaan (3.3) maka


dapat dihitung nilai SAIFI di penyulangTC-3, TC-6 dan TC-7 yaitu :

1. Penyulang TC-3
0.066 x 3072
SAIFI= = 0.0023 kali/bulan
85028
2. Penyulang TC-6
0.1 x 5145
SAIFI = = 0.0060 kali/bulan
85028

3. Penyulang TC-7
0.2 x 3323
SAIFI = = 0.0078 kali/bulan
85028

Maka, dapat dihitung jumlah SAIFI pada penyulang TC-3, TC-6 dan TC-
7 yaitu :

∑ SAIFI = 0.0023 + 0.0060 + 0.0078 = 0.0161 kali/bulan

4.2.4 Menghitung SAIDI

Berdasarkan data lampiran B dan menggunakan persamaan (3.4) maka


dapat dihitung nilai SAIDI di penyulang TC-3, TC-6 dan TC-7yaitu :

1. Penyulang TC-3
0.028 x 3072
SAIDI= = 0.0010 menit/bulan
85028

2. Penyulang TC-6
0.038 x 5145
SAIDI = = 0.0022 menit/bulan
85028

3. Penyulang TC-7
0.298 x 3323
SAIDI = = 0.1164 menit/bulan
85028

Maka, dapat dihitung jumlah SAIDI pada penyulang TC-3, TC-6 dan
TC-7yaitu :
∑ SAIDI = 0.0010 + 0.0022 +0.1164 = 0.1196 kali/bulan
4.3 HASIL DAN ANALISIS

Setelah dilakukan perhitungan indeks keandalan system jaringan distribusi


listrik PT.PLN (Persero) UP3 Langsa pada sub-bab 4.2 yaitu menghitung laju
kegagalan,durasi kegagalan, SAIDI, dan SAIFI maka di dapatkan hasil
perbandingan nya seperti pada table 4.1 berikut :

Tabel 4.1 Perbandingan indeks keandalan

SPLN SPLN
SAIFI SAIDI
No PENYULANG SAIFI SAIDI
(Kali /Bulan) (Menit/bulan)
1 TC-3 0.0023 0.0010
2 TC-6 0.0060 0,27 0.0022 1,75
3 TC-7 0.0078 0.1164
Total 0.0161 0.1196

Sesuai dengan SPLN system dapat dikatakan andal apanila mempunyai


nilai SAIFI 0.27 kali/bulan dan SAIDI 1.75 jam/bulan. Berdasarkan data pada
table 4.1 di atas dapat dilihat bahwa pada ke 3 penyulang yaitu TC-3, TC-6 dan
TC-7 pada bulan setember 2020 mempunyai indeks keandalan SAIFI sebesar
0.0161 dan SAIDI sebesar 0.1196. Sehingga, dapat dikatakan keandalan listrik
pada penyulang TC-3, TC-6 dan TC-7 memenuhi standart nilai SAIFI dan SAIDI
yang telah di tetapkan oleh PLN.

Indeks keandalan system distribusi listrik Langsa pada dasarnya dapat


melebihi SPLN yaitu standart yang telah ditetapkan oleh PLN. Hal ini dapat
disebabkan oleh tipe dari system jaringan yang digunakan di Langsa sendiri
umumnya digunakan tipe radial dan juga tipe loop. Pada tipe radial ini hanya
terdapat satu jalur utama yang menyuplai gardu distribusi,yaitu memiliki
kelemahan yang dimiliki pada system jaringan radial ini adalah voltage drop nya
yang besar sehingga jika ada gangguan pada system maka yang terjadi adalah
jatuhnya sebagian ataupun keseluruhan pada system. Kurangnya keandalan ini
disebabkan kareana hanya terdapat satu jalur utama yang menyuplai gardu
distribusi. Di balik kelemahan tipe ini , tipe system jaringan radial memiliki
system yang tidak terlalu rumit dan lebih ekonomis di bandingkan dengan tipe
system jaringan lainnya.

Anda mungkin juga menyukai