PENDAHULUAN
Listrik merupakan salah satu energi yang sangat diperlukan bagi masyarakat
saat ini. Indonesia saat ini sedang melangsungkan pembangunan di segala bidang,
untuk menjamin ketersediaan tenaga listrik yang stabil. Oleh karena itu,
berkelanjutan dan harus selalu dijaga agar dapat memenuhi kebutuhan konsumsi
energi listrik.
Transformator atau yang biasa disingkat trafo adalah komponen utama yang
Transformator itu sendiri terdiri atas sebuah inti yang dibuat dari besi berlapis dan
dua buah lilitan kawat (kumparan), yaitu lilitan primer dan lilitan sekunder, lilitan
utama atau lilitan input terhubung ke sumber listrik, dan lilitan sekunder atau lilitan
Faraday dan hukum Ampere, yaitu medan magnet dapat menghasilkan arus listrik
primer ke tegangan 380/220 V di sisi sekunder agar tegangan tersebut sesuai dengan
Daya terjadi pembagian beban-beban yang pada awalnya merata tetapi, karena
1
ketidakserempakan waktu penyalaan, beban-beban tersebut akan menimbulkan
distribusi. Daya yang disuplai ke dalam transformator tidak sama dengan daya
memiliki komponen reaktif, dan ada juga pergeseran fasa antara tegangan input dan
Rayon Daya ?
2
3. Bagaimana pengaruh ketidakseimbangan beban terhadap rugi-rugi daya
Daya ?
Namun untuk mencapai tujuan penelitian ini, maka pembahasan hanya dibatasi
3
3. Mengetahui dan menjelaskan pengaruh ketidakseimbangan beban
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian tugas akhir ini antara lain:
rayon Daya.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Secara umum sistem tenaga listrik terdiri atas komponen tenaga listrik yaitu
pembangkit tenaga listrik, sistem transmisi dan sistem distribusi. Ketiga bagian ini
merupakan bagian utama pada suatu rangkaian sistem tenaga listrik yang bekerja
untuk menyalurkan daya listrik dari pusat pembangkit ke pusat pusat beban.
Rangkaian sistem tenaga listrik dapat dilihat pada gambar 2.1 dibawah berikut :
konsumen. Berikut ini penjelasan mengenai bagian utama pada sistem tenaga listrik
dibangkitkan, dimana terdapat turbin sebagai penggerak awal (Prime Mover) dan
5
generator yang membangkitkan listrik dengan mengubah tenaga turbin menjadi
energi listrik. Biasanya dipusat pembangkit listrik juga terdapat gardu induk.
Peralatan utama pada gardu induk antara lain : transformer, yang berfungsi untuk
menaikkan tegangan generator (11,5 kV) menjadi tegangan transmisi atau tegangan
tinggi (150 kV) dan juga peralatan pengaman dan pengatur. Secara umum, jenis
pusat pembangkit dibagi kedalam dua bagian besar yaitu pembangkit hidro yaitu
PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air) dan pembangkit thermal diantaranya yaitu
PLTU (Pusat Listrik Tenaga Uap), PLTG (Pusat Listrik Tenaga Gas), PLTN
(Pusat Listrik Tenaga Nuklir), dan PLTGU (Pusat Listrik Tenaga Gas Uap).
pusat pembangkitan listrik hingga saluran distribusi listrik sehingga nantinya dapat
3. Sistem Distribusi
Sistem distribusi ini adalah sub sistem tenaga listrik yang langsung
berhubungan dengan pengguna listrik dan pada umumnya berfungsi dalam hal
penyaluran tenaga listrik ke beberapa tempat. Sub sistem ini terdiri dari : pusat
pengatur atau gardu induk, gardu hubung, saluran tegangan menengah atau jaringan
primer (6 kV dan 20 kV) yang berupa saluran udara atau kabel bawah tanah, saluran
6
2.2 Klasifikasi Saluran Distribusi Tenaga Listrik
a. Saluran distribusi Primer, Terletak pada sisi primer trafo distribusi, yaitu
antara titik Sekunder trafo substation (Gardu Induk) dengan titik primer
jaringan distribusi.
searah.
tegangan bolak-balik.
pembungkus.
7
b. Saluran Bawah Tanah, dipasang di dalam tanah, dengan menggunakan
garis vertikal.
primer, yaitu :
8
Jaringan Distribusi Radial, dengan model: Radial tipe pohon,
ialah sistem radial. Sistem ini dapat menggunakan kabel yang berisolasi
sebagai berikut :
Alat Pembatas dan pengukur daya (kWh meter) serta fuse atau
9
Gambar 2.2 Komponen Sistem Distribusi
2.3 Transformator
Transformator atau trafo adalah suatu alat listrik yang dapat memindahkan
dan mengubah energi listrik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian listrik
yang lain melalui suatu gandengan magnet dan berdasarkan prinsip induksi-
jarak jauh.
gandengan impedansi antara sumber dan beban untuk memisahkan satu rangkaian
dari rangkaian yang lain dan untuk menghambat arus searah sambil tetap
10
4. Trafo RF drengan frekuensi > 455KHZ
menjadi:
1. Transformator Daya
2. Transformator Distribusi
3. Transformator Pengukuran
Gandengan magnet ini berupa inti besi tempat melakukan fluks bersama.
Berdasarkan cara melilitkan kumparan pada inti, dikenal dua macam transformator,
1. Inti besi
karena arus listrik dalam belitan atau kumparan trafo, sedang bahan ini
11
terbuat dari lempengan-lempengan baja tipis, hal ini dimaksudkan untuk
baik antar kumparan maupun antara kumparan dan inti besi. Terdapat dua
sekunder, bila salah satu kumparan tersebut diberikan tegangan maka pada
kumparan lainnya sehingga pada kumparan sisi lain akan timbul tegangan.
3. Minyak trafo
Belitan primer dan sekunder pada inti besi pada trafo terendam
minyak trafo, hal ini dimaksudkan agar panas yang terjadi pada kedua
kumparan dan inti trafo oleh minyak trafo dan selain itu minyak tersebut
4. Isolator bushing
keluar menjadi terminal melalui isolator yang juga sebagai penyekat antar
perubahan temperatur.
12
6. Katub pembuangan dan pengisian
penggantian minyak trafo, hal ini terdapat pada trafo diatas 100 kVA,
7. Oil level
Fungsi dari oil level tersebut adalah untuk mengetahui minyak pada
tangki trafo, oil level ini pun hanya terdapat pada trafo diatas 100 kVA.
8. Pernapasan trafo
Karena naik turunnya beban trafo maupun suhu udara luar, maka
permukaan minyak keluar dari tangki, sebaliknya bila suhu turun, minyak
akan menyusut maka udara luar akan masuk kedalam tangki. Kedua
minyak akan bersinggungan dengan udara luar, udara luar tersebut lembab.
Oleh sebab itu pada ujung pernapasan diberikan alat dengan bahan yang
Hygrokopis (Clilicagel).
9. Pendingin trafo
komponen trafo akan menjadi panas, guna mengurangi panas pada trafo
13
terdapat dua macam yaitu : alamiah/natural (Onan) dan paksa/tekanan
yang bersirkulasi dengan udara luar dan untuk trafo yang besar minyak
paksa pada sirip-sirip trafo terdapat fan yang bekerjanya sesuai setting
temperaturnya.
atau disebut dengan “Off Load Tap Changer” serta dilakukan secara
manual.
14
menimbulkan ggl (gaya gerak listrik) induksi (sesuai dengan induksi
fluks terhubung dan hukum Lenz yang menyatakan arah dari emf
𝑑Ψ
𝑒 = −( ) ............................................................................... (2.1)
𝑑𝑡
Keterangan :
Keterangan :
E = tegangan (rms)
N = jumlah lilitan
ƒ = frekuensi
15
Atau :
𝐸1 𝑁1
= ................................................................................. (2.3)
𝐸2 𝑁2
yang lainnya tanpa adanya leakage flux maupun loss lain misalnya
berubah menjadi panas (Yon Rijono, 1997). Atas dasar inilah didapatkan
pula persamaan :
P1 = P2 .................................................................................... (2.4)
V1 ∙ I1 = V2 ∙ I2 ....................................................................... (2.5)
N1 ∙ I1 = N2 ∙ I2 ...................................................................... (2.6)
adalah sangat kecil. Arus ini disebut arus primer tanpa beban atau arus
penguat.
16
Arus I0 adalah terdiri dari arus pemagnet (IM) arus tembaga (IC).
mengakibatkan timbulnya rugi histerisis dan rugi eddy curent (arus pusar).
Rugi histerisis dan rugi eddy curent inilah yang menimbulkan rugi inti
vektoris hubungan antara arus penguat, fluks magnet bersama dan gaya
𝐼0 = 𝐼𝐶 + 𝐼𝑀 .............................................................................. (2.7)
besar Ө = 90°. Dengan demikian pada trafo tersebut hanya ada rugi inti
sebesar :
17
𝐼𝑀2 ∙ 𝑋𝑀 = 𝐼02 ∙ 𝑋𝑀 ................................................................. (2.10)
𝑉2
𝐼2 = ................................................................................. (2.11)
𝑍𝐿
berbeban.
N2 I2 yang cenderung menentang fluks (ϕ) bersama yang telah ada akibat
arus pemagnetan IM. Agar fluks bersama itu tidak berubah nilainya, pada
dibangkitkan oleh arus beban I2, hingga keseluruhan arus yang mengalir
18
𝐼2 = 𝐼0 + 𝐼2′ ............................................................................. (2.12)
Untuk menjaga agar fluks tetap tidak berubah sebesar GGM yang
𝑁1 ∙ 𝐼𝑀 = 𝑁1 ∙ 𝐼1 − 𝑁2 ∙ 𝐼2 ....................................................... (2.14)
Sehingga
Jadi,
𝐼1 𝑁2
𝑁1 ∙ 𝐼1 = 𝑁2 ∙ 𝐼2 atau 𝐼2 = ................................................. (2.17)
𝑁1
(Zuhal, 1991)
dikarenakan pemakaian inti besi pada transformator tiga fasa akan jauh lebih sedikit
primer ataupun kumparan sekunder dari transformator tiga fasa dapat dihubungkan
19
1. Hubungan bintang (Y)
ujung-ujung awal atau akhir dari lilitan disatukan. Titik dimana tempat
2. Hubungan delta
ialah ujung akhir lilitan fasa pertama disambung dengan ujung mula lilitan
kedua dan akhir fasa kedua disambung dengan ujung mula fasa ketiga atau
boleh juga awal lilitan dari fasa pertama dengan akhir fasa kedua, awal fasa
kedua dengan akhir fasa ketiga dan awal fasa ketiga dengan akhir fasa
pertama.
20
Hubungan delta mempunyai ciri-ciri antara lain :
3. Hubungan zig-zag
Masing masing lilitan tiga fasa pada sisi tegangan rendah dibagi
menjadi dua bagian dan masing masing dihubungkan pada kaki yang
21
2.5 Ketidakseimbangan Beban
di mana salah satu atau kedua syarat keadaan seimbang tidak terpenuhi.
1. Ketiga vektor sama besar tetapi tidak membentuk sudut 120º satu
sama lain.
2. Ketiga vektor tidak sama besar tetapi membentuk sudut 120º satu
sama lain.
3. Ketiga vektor tidak sama besar dan tidak membentuk sudut 120º satu
sama lain.
(a) (b)
Gambar 2.11 Vektor Diagram Arus
(Sumber : Syarifuddin. Mesin Arus Searah dan Transformator)
22
Gambar 2.11 (a) menunjukkan vektor diagram arus dalam keadaan
adalah sama dengan nol sehingga tidak muncul arus netral (IN).
IN = Ia + Ib + Ic = 0 ............................................................................. (2.18)
tidak seimbang. Disini terlihat bahwa penjumlahan ketiga vektor arusnya (Ia,Ib,Ic)
tidak sama dengan nol sehingga muncul sebuah besaran yaitu arus netral (IN) yang
IN = Ia + Ib + Ic ................................................................................... (2.19)
Dengan :
Sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh IEEE (Institute of Electrical and
ini.
23
Tabel 1.1 Paramater ketidakseimbangan beban
Parameter Range
phases)
for 0.2 ms
operating
24
2.6 Pengaruh Ketidakseimbangan Beban
Apabila beban tidak seimbang maka muncul sebuah besaran yaitu arus
ketidakseimbangannya.
Dalam sistem tiga-fasa, jumlah arus saluran sama dengan arus In dalam jalur
In = Ia + Ib + Ic
Dengan :
25
Ic = Arus pada fasa T (A)
Jika tidak ada jalur yang melalui netral dari sistem tiga-fasa, In adalah
nol, dan arus saluran tidak mengandung komponen urutan-nol. Suatu beban
dengan hubungan-∆ tidak menyediakan jalur ke netral, dan karena itu arus
Tegangan pada penghantar netral sebanding dengan arus netral dan impedansi
Dengan :
26
2.6.3 Rugi daya penghantar netral
merupakan kehilangan kWh energi yang tidak dapat dimanfaatkan, sehingga hal ini
terbuang. Panas tersebut merupakan kerugian daya dan energi yang dinyatakan
sebagai berikut:
Dengan :
t = Waktu (jam)
persamaan :
𝐿
Rn = 𝜌 𝐴 ......................................................................................... (2.27)
27
Dengan :
perbandingan antara komponen urutan negatif dengan komponen urutan positif dari
|𝐼𝑎2|
𝐹 = |𝐼𝑎1| ....................................................................................... (2.28)
1
𝐼𝑎𝑜 = (𝐼𝑎 + 𝐼𝑏 + 𝐼𝑐 ) .................................................................... (2.29)
3
1
𝐼𝑎1 = (𝐼𝑎 + 𝑎 𝐼𝑏 + 𝑎2 𝐼𝑐 ) ............................................................. (2.30)
3
1
𝐼𝑎2 = (𝐼𝑎 + 𝑎2 𝐼𝑏 + 𝑎 𝐼𝑐 ) .............................................................. (2.31)
3
Dengan :
𝑎 = 1∠1200
𝑎2 = 1∠2400
28
dan persentase ketidakseimbangan beban yaitu :
Dengan :
29
2.8 Efisiensi Transformator
Keterangan :
η = efisiensi (%)
Dimana,
30
BAB III
METODE PENELITIAN
Paccerakkang PT. PLN (Persero) Rayon Daya yang beralamat di Jl. Batara Bira No.
Metode pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah sebagai
berikut :
referensi buku yang berhubungan dengan judul tugas akhir ini untuk mendapatkan
dan mengetahui dasar-dasar teori yang ada hingga dapat menunjang dalam
penulisan ini.
31
3.2.3 Metode wawancara
masalah sistem ketenagalistrikan yang berkaitan dengan kasus yang akan dikaji.
buku dan jurnal yang berkaitan dengan topik tugas akhir ini.
langsung ke lapangan untuk mengukur beban tiap fasa dan arus yang
melalaui observasi ini adalah kapasitas trafo, Arus full load, Arus rata-
dalam (%), Rugi-rugi tembaga, dan rugi-rugi akibat adanya arus netral
32
diharapkan dapat diketahui berapa rugi daya yang terjadi pada gardu
distribusi tersebut.
4. Setelah mengetahui jumlah rugi daya pada trafo tersebut maka penulis
Mulai
Observasi,
Studi Literatur,
Wawancara
Data Lengkap ?
YA
Perhitungan menggunakan
Persamaan dan Menganalisis Data
Selesai
33
BAB IV
data beban tiap fasa, panjang penghantar, luas penampang penghantar dan jenis
Paccerakkang yaitu disuplai dari gardu induk Daya. Memperoleh gambar single line
dari penyulang Paccerakkang sehingga dari gambar tersebut dapat dilihat berapa
Dari data yang diperoleh setelah melakukan penelitian di PT. PLN (Persero)
yaitu data triwulan I penyulang Paccerakkang pada tahun 2018. Dapat di Analisis
perhitungan beban tak seimbang dari gardu distribusi. Yaitu perthitungan besar rugi
34
daya penghantar netral, kemudian faktor ketidakseimbangan berdasarkan hasil
dilakukan dengan mengambil salah satu sampel pada gardu distribusi. Setelah
efisiensi transformator.
Setelah dilakukan Analisis dapat dilihat berapa besar rugi energi, total rugi
memperoleh nilai efisiensi tertinggi dan terendah pada transformator distribusi, dan
35
BAB V
KESIMPULAN
4.1. Kesimpulan
Efisiensi Transformator Distribusi Pada PT. PLN (Persero) Rayon Daya, maka
penulis dapat menarik kesimpulan yaitu besar rugi daya penghantar netral yang
Paccerakkang, rugi energi yang paling besar, total rugi daya yang ada pada
penyulang Paccerakkang, dan nilai efisiensi yang tertinggi dan terendah pada
transformator distribusi.
4.2. Saran
Berhubung dengan pengambilan data pada PT. PLN (Persero) Rayon Daya,
setiap fasa yang tidak merata, sehingga dapat memperkecil rugi daya
yang timbul.
2. Untuk mengurangi rugi daya yang timbul akibat adanya arus pada
36
DAFTAR PUSTAKA
Paramita.
IEEE. 1995. “Recommended Practice for Emergency and Standby Power System
for Industrial and Commercial Application.” IEEE Std 446 - 1995 53.
37
Nurul Ambiya. 2013. Analisa Pemerataan Beban Untuk Meningkatkan Efisiensi
38