PenggunaanPeralatan,RingandanBerat,PeralatanKerjadanPerkakas(tools),
AlatTransportasiyangtidaksesauispesifikasi, dan sebagainya.
PenggunaanTeknologi,PemilihanMetodeKerja,prosedurkerja/tatacarakerja
yangtidaktepat.
LingkunganKerjayangtidakaman.
Pemilihan material.
Pekerja(orang)yangtidakmemilikikompetensi.
3. Konsep Pengendalian Kecelakaan Kerja adalah :
Sebuah perusahaan yang baik dan sehat adalah perusahaan yang selalu
memperhatikan kondisi karyawannya, dalam hal ini keselamatan kerja
karyawannya. Penerapan program keselamatan kerja yang optimal bagi karyawan
secara langsung erat hubungannya dengan produktivitas kerja karyawan, karena
penerapan program keselamatan kerja merupakan salah satu cara memotivasi
karyawan untuk meningkatkan produktivitas kerja mereka.
Motivasi akan timbul dari diri karyawan untuk bekerja sebaik mungkin apabila
mereka merasa aman dan nyaman dalam melaksanakan pekerjaannya tanpa ada
resiko yang dapat mengancam keselamatan jiwanya, selain itu karyawan juga
akan senang karena mereka merasa diperhatikan oleh perusahaan tempat mereka
bekerja. Akan tetapi sebaliknya, apabila program keselamatan kerja tidak
dijalankan secara intensif dan optimal, maka dapat menurunkan produktivitas
kerja karyawan, yaitu penurunan semangat dan gairah kerja karyawan akibat
mereka merasa takut mengambil resiko untuk membahayakan jiwanya dan
tentunya karena mereka merasa tidak diperhatikan oleh perusahaan tempat mereka
bekerja.
Perihal mengenai uraian di atas semakin diperkuat oleh beberapa teori yang
dikemukakan oleh beberapa ahli. Sebagaimana disebutkan oleh Andriana
Pusparini, Jusuf, dan Sugeng Budiono (2008 : 5), bahwa program keselamatan
kerja salah satu tujuannya adalah melindungi tenaga kerja atas hak
keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan
meningkatkan produksi dan produktivitas.
4. Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan Penyakit Akibat Hubungan Kerja (PAHK) :
Penyakit Akibat Kerja (PAK) adalah penyakit yang disebabkan oleh
pekerjaan atau lingkungan kerja (Permennaker No. Per. 01/Men/1981)
yang akan berakibat cacat sebagian maupun cacat total.Cacat Sebagian
adalah hilangnya atau tidak fungsinya sebagian anggota tubuh tenaga kerja
untuk selama-lamanya. Faktor-Fakor Penyebab Penyakit Akibat Kerja :
1. Faktor Fisik, contohnya : Suara tinggi/bising : menyebabkan ketulian ;
Temperatur/suhu tinggi : menyebabkan Hyperpireksi, Milliaria, heat
Cramp, Heat Exhaustion, Heat Stroke ; Tekanan udara tinggi :
menyebabkan Coison Disease ; Getaran :menyebabkan Reynaud’s
Disease, Gangguan proses metabolisme, Polineurutis.
2. Golongan Kimia, contohnya : Asal : bahan baku, bahan tambahan,
hasil antara, hasil samping, hasil (produk), sisa produksi atau bahan
buangan ; Efek terhadap tubuh : iritasi, alergi, korosif, Asphyxia,
keracunan sistemik, kanker, kerusakan/kelainan janin,
pneumoconiosis, efek bius (narkose), Pengaruh genetic ; Cara masuk
tubuh dapat melalui saluran pernafasan, saluran pencernaan, kulit dan
mukosa.
3. Golongan Biologi, contohnya: Berasal dari virus, bakteri, parasit,
jamur, serangga, binatang buas ; Golongan Ergonomi/fisiologi ;
Masuknya dapat secara akut dan secara kronis.
4. Golongan mental Psikologi, contohnya: Akibat : suasana kerja
monoton dan tidak nyaman, hubungan kerja kurang baik, upah kerja
kurang, terpencil, tak sesuai bakat ; Manifestasinya berupa stress.
Penyakit Akibat Hubungan Kerja (PAHK) adalah Penyakit yang
berhubungan / terkait dengan pekerjaan, namun bukan akibat karena
pekerjaan. Terdapat jaminan seperti kecelakaan kerja. Contoh : asma,
TBC, hipertensi.
f. PERSUASI
Cara penyuluhan & pendekatan di bidang K3, bukan melalui penerapan &
pemaksaan melalui sanksi-sanksi.
g. ASURANSI
Insentif finansial untuk meningkatkan pencegahan kecelakaan dengan
pembayaran premi yg lebih rendah terhadap peusahaan yang memenuhi syarat
K3.
2. Penahan jatuh (Safety Deck), berfungsi untuk menahan benda jatuh agar tidak
membahayakan dibawah.
3. Pembatas area (Restricted Area) , berfungsi untuk pemisah antara area umum
dan area proyek, sehingga tidak setiap orang bisa keluar masuk dengan
mudah.
7. RISIKO adalah ukuran kemungkinan kerugian yang akan timbul dari sumber
bahaya (hazard) tertentu yang terjadi
Hirarki Pengendalian Risiko pada dasarnya berarti prioritas dalam pemilihan dan
pelaksanaan pengendalian yang berhubungan dengan bahaya k3. Ada beberapa
kelompok kontrol yang dapat dibentuk untuk menghilangkan atau mengurangi
bahaya k3, yakni diantaranya:
1. Eliminasi
2. Substitusi
3. Kontrol Teknik / Perancangan
4. Kontrol Administratif
5. Alat Pelindung Diri.
− Safety meeting; yaitu rapat dalam proyek yang membahas hasil laporan safety
patrol maupun safety supervisor
12. Pembuatan terowongan adalah pekerjaan yang banyak mengandung bahaya, termasuk
pekerjaan penggalian tanah, penggunaan alat berat, bahan peledak dan pekerjaan
pembetonan. Pekerja dengan jumlah besar harus bekerja sama dan membutuhkan pengalaman
yang cukup serta pengawas yang terampil, program kerja efektif dan aman haruslah
direncanakan secara terpadu dan kompak, pekerja diperintahkan mematuhi peraturan setiap
waktu dan harus melaporkan segera bila ada dalam kondisi tidak aman.
13. Pekerjaan Fasilitas dan Pelayanan Pengujian Logistik mempunyai potensi bahaya
terhadap tenaga kerja yaitu :
1) Bahaya akibat bahan dan peralatan yang digunakan tidak memenuhi syarat,
4) Bahaya akibat pembuangan bahan dan material tidak terpakai kurang memenuhi syarat.
Antisipasi pencegahan terhadap bahaya yang ditimbulkan akibat Pekerjaan Fasilitas dan
Pelayanan Pengujian Logistik yaitu :
1) Harus tersedia pemadam kebakaran dan kebutuhan P3K yang memadai diseluruh barak,
kantor, gudang dan bengkel,
3) Pengangkutan bahan harus sesuai dengan beban lalu lintas pada jalan yang akan dilewati,
4) Bahandan material berbahaya harus disimpan tersendiri dan terlindung dengan baik,
5) Pembuangan bahan atau material harus pada tempat yang telah ditetapkan, aman dan tidak
mengganggu lalu lintas.
Sistem keselamatan yang dirancang untuk mencegah pekerja mendekati daerah yang
memiliki potensi bahaya jatuh
Berfungsi menahan tubuh pekerja agar tidak jatuh membentur tanah atau permukaan lain
yang dapat mencederai pekerja
Carabiner Screw
Carabiner Snap
Carabiner/Cincin kait ini tak mempunyai pengunci pada pintu pengait sehingga mudah
dibuka dan ditutup, cara biner jenis ini banyak digunakan pada aktifitas panjat tebing
15. - Pekerja yang bertugas mengoperasikan alat penyemprot harus memakai APD yang
cukup antara lain : masker pelindung pernafasan, kacamata pelindung debu, sarung tangan
dan sepatu karet
Campuran semen dapat menyebabkan penyakit kulit. Iritasi dan alergi dapat disebabkan oleh
adanya kontak langsung dengan semen basah, dan apabila paparan dalam waktu yang lama
dapat menyebabkan kulit terbakar.
16. Prinsip Penerapan K3 pada Pekerjaan Pembongkaran adalah yang paling utama harus
diperhatikan yaitu faktor lingkungan, seperti pada saat pembongkaran dilakukan di
pemukiman padat, maka terdapat beberapa unsur-unsur k3 yang harus diterapkan, yaitu :
Menentukan pola pembongkaran yang jelas untuk memberikan batas-batas area
bangunan dapat dikendalikan secara lebih efektif.
Melakukan pencegahan kecelakaan dengan upaya yang tepat