PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Untuk mencegah terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja maka di setiap
perusahaan yang memiliki tenaga kerja lebih dari 100 orang dan memiliki risiko
besar terhadap kecelakaan dan penyakit akibat kerja wajib menerapkan program
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (Permenaker No. 5 Tahun 2011).
Menurut ILO, Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah menjaga dan
meningkatkan kesejahteraan fisik, mental dan sosial seluruh para pekerja dan pada
semua sektor pekerjaan, mencegah pekerja terjangkit penyakit yang disebabkan oleh
kondisi pekerjaan, melindungi pekerja dari risiko yang berdampak buruk pada
kesehatan, menempatkan dan menjaga pekerja dalam lingkungan yang sesuai dengan
kondisi fisiologi dan psikologi, menyesuaikan pekerjaan dengan pekerja serta pekerja
dengan pekerjaannya (Markkanen, P.K, 2004).
B. Rumusan Masalah
3. Apa saja upaya pencegahan risiko dan hazard pada tahap pengkajian asuhan
keperawatan ?
1
4. Apa saja upaya pencegahan risiko dan hazard pada tahap perencanaan asuhan
keperawatan ?
5. Apa saja upaya pencegahan risiko dan hazard pada tahap implementasi
asuhan keperawatan ?
6. Apa saja upaya pencegahan risiko dan hazard pada tahap evaluasi asuhan
keperawatan ?
C. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
B. Tujuan K3
Tujuan umum dari K3 adalah menciptakan tenaga kerja yang sehat dan
produktif.
3
b. Agar sumber-sumber produksi dapat berjalan secara lancar
tanpa adanya hambatan.
C. Manfaat K3
Manfaat K3 ini tidak hanya berdampak pada Rumah sakit saja , tapi
Perawat Rumah Sakit dan Pasien serta Pengunjung
4
a. Melindungi Perawat dari Penyakit Akibat Kerja (PAK)
5
3. Berdasarkan analisis sebab kecelakaan yang terjadi pada
umumnyadisebabkan oleh perbuatan yang memahayakan. Adapun
perbuatan yangmembahayakan itu bersumber dari4 :
a. Pemakaian alat-alat pelindung diri
b. Posisi seseorang yang sedang bekerja
c. Cara menggunakan perkakas
d. Tata cara kerja dan ketertiban
4. Kecelakaan tidak hanya disebabkan oleh suatu faktor,
penggolonganmenurut jenis akan dapat menunjukan peristiwa yang
langsungmengakibatkan kecelakaan dan menyatakan bagaimana suatu
benda atau zatmenyebabkan terjadinya kecelakaan. Menurut organisasi
perburuhaninternasional, klasifikasi berdasakan jenis kecelakaan
adalah 5 :
1) Terjatuh
2) Tertimpa benda tajam
3) Tertumbuk atau terkea benda-benda
4) Terjepit oleh benda
5) Gerakan-gerakan melebihi kemampuan
6) Pengaruh suhu tinggi
7) Terkena arus listrik
8) Kontak dengan bahan-bahan berbahaya.
a. Penerangan ruangan
b. Sirkulasi udara
c. Kebisingan
d. Ruang gerak
e. Kebersihan lingkungan kerja
f. Keselamatan kerja
6
E. Indikator Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) (Yahya, A. 2009)
Adapun indikator dari Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah
sebagai berikut:
1. Kecelakaan kerja
2. Stres pekerjaan
3. Kehidupan kerja yang berkualitas rendah
4. Alat-alat perlindung kerja
5. Kondisi ruang kerja
6. Penggunaan peralatan kerja
HAZARD
A. Pengertian Hazard
7
langsung terlihat) dan bersifat kronik. Hubungan sebab akibatnya
tidak mudah ditentukan. Risiko ini focus pada kesehatan manusia
terutama yang berada di luar tempat kerja atau fasilitas.
3. Risiko Lingkungan dan Ekologi (Environmental and Ecological Risk)
Risiko ini memiliki ciri-ciri antara lain melibatkan interaksi yang
beragam antara populasi dan komunitas ekosistem pada tingkat mikro
maupun makro, ada ketidakpastian yang tinggi antara sebab dan
akibat, risiko ini focus pada habitat dan dampak ekosistem yang
mungkin bisa bermanifestasi jauh dari sumber risiko.
4. Risiko Kesejahteraan Masayarakat (public Welfare/Goodwill Risk)
Ciri dari risiko ini lebih berkaitan dengan persepsi kelompok atau
umum tentang performance sebuah organisasi atau produk, nilai
property, estetika dan penggunaan sumber daya yang terbatas.
Fokusnya pada nilai-nilai yang terdapat dalam masyarakat dan
persepsinya.
5. Risiko Keuangan (Financial Risk)
Ciri-ciri dari risiko ini antara lain memiliki risiko yang jangka panjang
dan jangka pendek dari kerugian property, yang terkait dengan
perhitungan asuransi, pengembalian investasi. Fokusnya diarahkan
pada kemudahan pengoperasian dan aspek financial. Risiko ini pada
umumnya menjadi pertimbangan utama, khususnya bagi stakeholder
seperti para pemilik perusahaan/pemegang saham dalam setiap
pengambilan keputusan dan kebijakan organisasi, dimana setiap
pertimbangan akan selalu berkaitan dengan financial dan mengacu
pada tingkat efektifitas dan efisiensi.
1. PENGKAJIAN
Pengkajian adalah pemikiran dasar dari proses keperawatan yang
bertujuan untuk mengumpulkan informasi atau data tentang pasien,
agar dapat mengidentifikasi, mengenali masalah-masalah,kebutuhan
8
kesehatan dan keperawatan pasien baik fisik,mental,social,dan
lingkungan. Pengkajian yang sistematis(effendi,2007)
Contoh Hazard dan Resiko Bagi Perawat Saat Melakukan
Pengkajian :
a. Pelecehan verbal saat berkomunikasi dengan pasien dan
keluarga
b. Kekerasan fisik pada perawat ketika melakukan pengkajian
c. Pasien dan keluarga acuh tak acuh dengan pertanyaan yang di
ajukan perawat
d. Resiko tertular penyakit dengan kontak fisik maupun udara
saat pemeriksaan fisik.
e. Perawat menjadi terlalu empati dengan keadaan pasien dan
keluarganya
Beberapa macam upaya perlu di lakukan sebagai tindakan
pencegahan upaya-upaya tersebut dapat dilakukan baik dari pihak
pasien,perawat itu sendiri maupun dari pihak manajemen rumah
sakit.berikut beberapa upaya yang perlu di lakukan untuk
mencegah terjadinya kekerasan fisik dan verbalpada perawat saat
melakukan pengkajian:
1) Perawat harus melakukan setiap adanya tindakan kekerasan
dalam bentuk apapun kepada pihak rumah sakit
9
5) Ketika pasien terlihat sedang dalam keadaan tidak terkontrol
dan susah untuk di dekati, perawat dapat melakukan
pengkajian kepada keluarga pasien terlebih dahulu.
10
g. Bersihkan kaki dengan di semprot ketika meninggalkan ruangan
tempat melepas APD.
2. PERENCANAAN
Upaya Mencegah Dan Meminimalkan Risiko Dan Hazard Pada Tahap
Perencanaan Asuhan Keperawatan.
Rumah sakit harus membuat perencanaan yang efektif agar
tercapai keberhasilan penerapan sistem manajemen K3 dengan sasaran
yang jelas dan dapat diukur.Perencanaan K3 di rumah sakit dapat mengacu
pada standar sistem manajemen K3RS diantaranya self assesment
akreditasi K3 rumah sakit dan SMK3.
Perencanaan meliputi:
11
3) Pengendalian faktor risiko
a. Membuat peraturan
Rumah sakit harus membuat, menetapkan dan melaksanakan
standar operasional prosedur (SOP) sesuai dengan peraturan,
perundangan dan ketentuan mengenai K3 lainnya yang berlaku.
SOP ini harus dievaluasi, diperbaharui dan harus dikomunikasikan
serta disosialisasikan pada karyawan dan pihak yang terkait.
b. Tujuan dan sasaran
Rumah sakit harus mempertimbangkan peraturan perundang-
undangan, bahaya potensial, dan risiko K3 yang bisa diukur,
satuan/indikator pengukuran, sasaran pencapaian dan jangka waktu
pencapaian (SMART)
c. Indikator kinerja
Indikator harus dapat diukur sebagai dasar penilaian kinerja K3
yang sekaligus merupakan informasi mengenai keberhasilan
pencapaian SMK3 rumah sakit.
d. Program kerja
Rumah sakit harus menetapkan dan melaksanakan proram K3
rumah sakit, untuk mencapai sasaran harus ada monitoring,
evaluasi dan dicatat serta dilaporkan.
e. Pengorganisasian
Pelaksanaan K3 di rumah sakit sangat tergantung dari rasa
tanggung jawab manajemen dan petugas terhadap tugas dan
kewajiban masing-masing serta kerja sama dalam pelaksanaan K3.
Tanggung jawab ini harus ditanamkan melalui adanya aturan yang
12
jelas. Pola pembagian tanggung jawab, penyuluhan kepada semua
petugas, bimbingan dan latihan serta penegakan disiplin. Ketua
organisasi/satuan pelaksana K3 rumah sakit secara spesifik harus
mempersiapkan data dan informasi pelaksanaan K3 di semua
tempat kerja, meruuskan permasalahan serta menganalisis
penyebab timbulnya masalah bersama unit-unit kerja, kemudian
mencari jalan pemecahannya dan mengkomunikasikannya kepada
unit-unit kerja, sehingga dapat dilaksanakan dengan baik.
Selanjutnya memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan program,
untuk menilai sejauh mana program yang dilaksanakan telah
berhasil. Kalau masih terdapat kekurangan, maka perlu
diidentifikasi penyimpangannya serta dicari pemecahannya.
3. IMPLEMENTASI
Upaya Mencegah Dan Meminimalkan Risiko Dan Hazard Pada
Tahap Implementasi Asuhan Keperawatan
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan
oleh perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang
dihadapi ke status kesehatan yang lebih baik yang menggambarkan
kreteria hasil yang di harapkan ( Gordon, 1994, dalam potter dan perry,
1997 )
b. konseling
13
e. Teknik tepat dalam memberikan perawatan dan menyiapkan klien
utnuk prosedur.
Contoh Kasus
14
Seorang perawat di RSUD Gunung Jati, kota Cirebon, diketahui positf difteri
pasca menangani pasien yang menderita penyakit yang sama.
Analisa Kasus 1
Hazard biologis yaitu perawat tertular penyakit difteri dari pasien pasca
menangani dan melakukan tindakan awal pada pasien positif difteri.
Alasan : cuci tangan merupakan cara penanganan awal jika kita sudah
terlanjur terpapar cairan pasien baik pasien beresiko menularkan atau tidak
15
menularkan. Cuci tangan merupakan tindakan aseptic awalawal sebelum
ke pasien maupun setelah ke pasien.
Alasan : bila sampah medis dan non medis tercampur dan di kelola dengan
baik akan menimbulkan penyebaran penyakit.
Alasan : agar perawat tidak tertular penyakit dari pasien yang di tangani
meskipun pasien dari UGD dan memakai APD adalah salah satu SOP RS.
Alasan : meskipun pasien di ruang UGD dan pertama masuk RS, perawat
sebaiknya lebih berhati-hati atau jangan terburu-buru dalam melakukan
tindakan ke pasien dan perawat menciptakan dan menjaga keselamatan
tempat kerja supaya dalam tindakan perawat terhindar dari tertularnya
penyakit dari pasien dan pasien juga merasa aman.
16
Pada dasarnya pemantauan dan evaluasi K3 di rumah sakit adalah salah
satu fungsi manajemen K3 rumah sakit yang berupa suatu langkah yang
diambil untuk mengetahui dan menilai sampai sejauh mana proses
kegiatan K3 rumah sakit itu berjalan dan mempertanyakan efektivitas dan
efisiensi pelaksanaan dari suatu kegiatan K3 rumah sakit dalam mencapai
tujuan yang ditetapkan.
c. Melaksanakan audit K3
17
Perbaikan dan pencegahan didasarkan atas hasil temuan dari audit,
identifikasi, penilaian risiko direkomendasikan kepada manajemen
puncak.
18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Sebaiknya tenaga kesehatan harus lebih bisa menjaga
keamanan diri dengan selalu memakai APD dan memenuhi SOP
saat melakukan tindakan dan menambah pengetahuan tentang
upaya pencegahan resiko dan hazard agar mampu menerapkannya
dalam ruang lingkup keperawatan.
19
DAFTAR PUSTAKA
20