Anda di halaman 1dari 16

KEPERAWATAN MATERNITAS

TREND DAN ISSUE INTRA NATAL CARE MASASE COUNTERPRESURE


TERHADAP NYERI PERSALINAN KALA 1 FASE AKTIF

OLEH

KELOMPOK 2 :

1. CITA SETYO DEWI R011191029


2. INTAN SUNARYA R011191043
3. NELYANTI AR.HUSAIN R011191069
4. YULINDA UMAR R011191073
5. IFNA OKTAMILIA R011191085
6. LA DEMI R011191082

PRODI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah –Nya,sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul trend dan issue
keperawatan maternitas intranatalcare ”masase conterpressure terhadap penurunan intensitas
nyeri kala 1 fase aktif persalinan normal”.Penyusunan makalah ini untuk memenuhi salah satu
tugas mata kuliah keperawatan maternitas. Kami berharap dapat menambah wawasan dan
pengetahuan khususnya dalam bidang medis.serta pembaca dapat mengetahui tentang
bagaimana dan apa sebenarnya masase conterpressure terhadap penurunan intensitas nyeri kala
1 fase aktif persalinan normal itu.

Menyadari banyaknya kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Karena itu, kami
sangat mengharapkan kritikan dan saran dari para pembca untuk mrlrngkapi segala kekurangan
dan kesalahan dari makalah ini .

Kami juga mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu selama
proses penyusunan makalah ini.

Makasar, 14 Oktober 2019

Kelompok II

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………...ii

DAFTAR ISI…………………………………………………………………….iii

BAB 1 PENDAHUAN

1. LATAR BELAKANG…………………………………………………...1
2. TUJUAN………………………………………………………………....1
B AB II ISI
A. DEFENISI………………………………………………………………..2
B. ETIOLOGI……………………………………………………………….2
C. KLASIFIKASI…………………………………………………………...3
D. MANISFESTASI KLINIS……………………………………………….3
E. JENIS-JENIS PERSALINAN……………………………………………3
BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN…………………………………………………………..11
B. B. SARAN……………………………………………………………….12

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Nyeri saat persalinan merupakan kondisi fisiologis yang secara umum dialami oleh
semua ibu bersalin. Nyeri persalinan merupakan sebuah pengalaman subyektif , Nyeri
persalinan mulai timbul pada kala 1 fase laten dan fase aktif, pada fase laten terjadi
pembukaan serviks sampai 3 cm bisa berlangsung selama 8 jam.
Nyeri disebabkan oleh kontraksi uterus , seiring bertambahnya pembukaan,
intensitas dan frekuensi kontraksi bertambah kuat. Puncak nyeri terjadi pada fase aktif
di pembukaan 4-10 cm , dan berlangsung sekitar 12-14 jam untuk primipara, dan 6-10
jam untuk multipara. Nyeri dapat dikurangi dengan teknik farmakologi dan teknik non
farmakologis. Teknik farmakologis dengan menggunakan obat analgesic. Sedangkan
teknik non farmakologis dengan metode massage counterpressure, yang sangat efektif
dalam menanggulangi nyeri, tindakan massage counterpressure merupakan salah satu
metode yang dikemukakan oleh Melzak dan Wall. Massage counterpressure
merupakan analgesia psikologi yang dilakukan sejak saat bersalin (inpartu). Teknik
counterpressure ini mengurangi sensasi nyeri dengan menghambat rasa nyeri dari
sumbernya. Apabila nyeri tidak segera diatasi janin yang ada di dalam kandungan akan
terjadi hipoksia akibat asidosis, detak jantung janin semakin cepat yang akan
mengakibatkan kematian pada janin.

B. Tujuan
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui pengaruh massage counterpressure terhdap nyeri persalinan kala
1 fase aktif pada ibu bersalin.
2. Tujuan khusus
- Untuk mengetahui dan memanhami defenisi post partum.
- Untuk mengetahui dan memahami etiologi post partum.
- Untuk mengetahui dan memahami klasifikasi post partum
- Untuk mengetahui dan memahami manisfestasi klinis post partum
- Untuk mengetahui dan memahami jenis-jenis persalinan
- untuk mengetahui trend dan issue intrantalcare

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi
Persalinan adalah proses dimana bayi , plasenta dan selaput ketuban keluar dari uterus
ibu.
Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologis yang normal. Persalinan dan
kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup
bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala, tanpa
komplikasi baik pada ibu maupun pada janin.
B. Etiologi
Sampai sekarang sebab-sebab mulai timbulnya persalinan tidak di ketahui dengan jelas,
banyak teori yang di kemukakan, namun masing-masing teori ini mempunyai
kelemahan-kelemahan.
Beberapa teori timbulnya persalinan, menurut mochtar,1998):
1. Teori penurunan hormone
1-2 minggu sebelum partus mulai terjadi penurunan kadar hormone estrogen dan
progesterone.
2. Teori plasenta menjadi tua
Akan menyebabkan turunya kadar estrogen dan progesterone yang menyebabkan
kekejangan pembuluh darah.
3. Teori distensi Rahim
Rahim yang membesaar dan meregang menyebabkan iskemia otot-otot Rahim,
sehimgga mengganggu sirkulasi user 0- plasenter.
4. Teori iritasi mekanik
Di belakang serviks terletak ganglion serviks ( fleksus franskenhouse).
5. Induksi partus
Partus dapat pula di timbulkan dengan jalan.

C. Klasifikasi persalinan
1. Persalinan preterm : persalinan terjadi pada usia kehamilan <37 minggu.

2
2. Persalinan aterm : persalinan yang terjadi pada uusia kehamilan 37-42 minggu di
hitung dari HPHT.
3. Persalinan post term : kehamilan > 42 minggu.
D. Tanda dan gejala
Penipisan dan pembukaan serviks
1. Kontraksi uterus yang mengakibatkan perubahan serviks (frekuensi minilmmal 2
kali dalam 10 menit).
2. Cairan lendir bercampur darah keluar melalui vagina.

Factor-faktor Persalinan sesuungguuhnya Persaalinan palsu


Kontraksi uterus Interval teratur/regular Interval ireguler
Interval antar kontraksi Bertahap semakin pendek Tetapp sama
Intensitas kontraksi Bertahap semakin kuat Tetapp sama
Lokasi nyeri Ppunggung dan abdomen Kebanyakan diperut bagian
bawah
Efek analgesia Nyeri tdak dapat dihilangkan dengan Seringkali hilang dengan
sedasi pemberian sedasi
Perubahan serviks Pembukaan dan pendatarann Tidak ada perubahan
progresif

E. Jenis-jenis persalinan
1. Persalinan pervaginam atau normal
Dalam persalinan ini, bayi keluar melalui vagiina tanpa memakai alat atau
pertolongan istimewa serta tidak melukai ibu maupun bayi (episiotomi)
belangsung dalam waktu dalam 24 jam.
Ada 4 fase persalinan,yaitu:
 Kala I fase
laten
Ini fase pematangan dan pembukaan serviks sampai lengkap, kontraksi
timbul setiap 10 menit dengan durasi kontraksi selama 20—30 detik, serviks
terbuka sekitar 3-4cm, frekuansi atau insensitas kontraksi meniingkat untuk

3
lahiran anak petama, bukaan 1cm biasanya dilalui dalamm waktu sekitar 2-4
jam
Fase aktif
Fase pengeluaran bayi. Terjadi peningkatan nyeri dengan intensitas kontraksi
semakin tinggi, frekuensi konttraksi 2-4 kali setiap 10 menit durasi kontraksii
selama 60-90 detik/konttrakksi. Serviiks terbuka lengkap sampai diatas
10cm.
Anak pertama bukaan 1cm dilalui dalamm waktu 1-1,5 jam (wHO) proses ini
saampai bayi keluar tidak boleh lebih dari 18 jam.
 Kala II
Fase pengeluaran plasenta. Frekuensi kontraksi 3-4 kali setiap 10 menit. Ibu
biasanya berasa ingin mengejan akibat rangsangan tekanan bagian tterbawah
janin (kepala)
 Kala III
Masa observasii perdarahan , biaanya 1-2 jam setelah persalinan, frekuensi
kontraksi berkurang, aktifitas Rahim menurun, plasenta dapat lepas spontan,
namun bisa tetap menempel sehingga memerlukan bantuan untuk
mengeluarkannya.
 Kala IV
Dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir 2 jam setelah itu selama 2 jam
post partum pantau tekanan darah, nadi, TFU,masasse uterus, kandung
kemih dan darah yang keluar setiap 15 menit selama 1 jam pertama dan
setiap 30 menit selama 1 jam kedua, pantau temperature tubuh setiap jam
dalam 2 jam pertama pasca persalinan, nilai perdarahan
2. Persalinan dengan bantuan
Dalam persalinan ini bayi dikeluarkan melalui vagina denagn bantuan tindakan
atau alat, atau dikeluarkan melalui perut dengan operasi Caesar. Berikut beberapa
persalinan dengan bantuan :
a. Persalinan dengan vakum atau forcep
 forcep :Merupakan dua penjepit dari lubang yang digunakan untuk
memutar dan menarik bayi keluar

4
 Vakum : semacam mangkok khusus dari plastic atau logam untuk
menghisap bayi keluar. Calon ibu ttetap harus mengejan sehingga kepala
dan badan bayyi mulai terlihat
b. Persalinan dengan induksi
induksi biasanya dilakukan bila kehamiilan sudah melewati wakktu normal
atau sudah mencapai 42 minggu, kehamilan lebih bulan megakibatkan suplai
makanan oksigen dan cairran di plasenta tidak mencukupi kebutuhan janin
unttuk tetap hidup. Penuaan plasenta juga menyebabkan pembuangan
kotoran janin jadi terhambat, penumpukan kotoran janin dappat menjadii
racun bagi janin
juga dilakukan bila kantong keban peccah dini, namun persalian tidak terjadi
dalam 24—48 jam
c. Persalinan dengan episiotomy
merupakan yang paling menakutkan bagi kaum ibu, episiotomi adalah
sayatan darri daerah vagina kearah anuus untuk memuluskan jalan lahir
bayi.
pada umumnya proses melahirkan caesar atau normal tidak berdampak apapun
terhadap pertumbuhan dan perkembangan bayi, tetapi bagi ibu sangat berpengaruh
terhadap proses kelahiran selanjutnya, ibu yang melahirkan secar harus membatasi
jumlah kelahiran maksimal 4 anak dan jarak antaara anak 1 tahun.

Nyeri persalinan merupakan pengalaman tentang sensasi fisik yang terkait


dengan kontraksi uterus, dilatasi dan penipisan serviks, serta penurunan janin selama
persalinan. Pada umumnya untuk mengatasi nyeri selama persalinan digunakan
farmakologis yaitu dengan menggunakan obat-obatan yang dapat mengurangi nyeri
dan cara nonfarmakologis atau tanpa obat.Mengatasi nyeri persalinan ketika
memimpin persalinan, dapat melakukan teknik blockade nyeri, sehingga nyeri yang
terasa dapat dihambat. Salah satu cara yaitu dengan melakukan tehnik masase.

Masase adalah pemijatan secara lembut yang membantu ibu merasa lebih segar,
rileks dan nyaman selama persalinan. Hal ini terjadi karena pijat merangsang tubuh

5
melepaskan senyawa endhorphin yang merupakan pereda sakit alami. Endorphin juga
menciptakan perasaan nyaman dan enak.

Masase cuonterpressure merupakan pijatan terbaik dalam menghilangkan nyeri


punggung akibat persalinan. Pijatan pada leher, bahu, punggung, kaki dan tangan
dapat membuat nyaman. Respon responden terhadap penelitian terlihat dapat
mengendalikan diri, lebih tenang, dan terlihat lebih nyaman saat dilakukan masase
counterpressure

Hasil penelitian Wulandari, dkk (2015) menyatakan bahwa Ada pengaruh massase
effleurage terhadap tingkat nyeri persalinan kala I fase aktif pada primigravida.
Demikian pula Tazkiyah, dkk (2014) menyatakan pemberian massage pada nyeri ibu
bersalin inpartu kala I aktif memiliki pengaruh yang nyata. Pengaruh ini membuktikan
bahwa pemberian massage pada nyeri ibu bersalin inpartu kala I fase aktif dapat
menurunkan tingkat nyeri.

Hasil responden yang mengalami penurunan nyeri yaitu 13 responden dan


nyerinya tetap sebanyak 2 responden.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa skala nyeri sebelum dilakukan massase


counterpressure pada ibu bersalin kala I fase aktif mayoritas merasakan nyeri berat
sebanyak 9 responden(60,0%) dan 3 responden (20%) merasakan nyeri sangat berat.
Sebanyak 3 responden( 20%) merasakan nyeri sedang. Skala nyeri sesudah dilakukan
masase counterpressure yang mengalami nyeri ringan sebanyak 2 responden sebagian
besar mengalami nyeri sedang yaitu 9 responden, dan yang mengalami nyeri berat
sebanyak 4 responden(26,7%).
Table 1 distribusi frekuensi tingkat nyeri sebelum dan dilakukan masasse
counterpressure

Tingkat nyeri Sebelum masase Sesudah masase


n % n %

6
Nyeri ringan 1 0% 2 13,3%
Nyeri sedang 3 20,0% 9 60,0%
Nyeri berat 9 60,0% 4 26,7%
Nyeri sangat berat 3 20,0% 0 0%

Total 15 100% 15 100%

Hasil uji Wilcoxon dapat di ketahui responden yang mengalami penurunan nyeri
yaitu 13 responden dan nyerinya tetap sebanyak 2 responden. Nilai p-value = 0,000
yang berarti lebih kecil dari = 0,005(table 2).
Table 2 pengaruh masase counterpresure terhadap penurunan nyeri prsalinan
kala 1 fase aktif pada ibu bersalin.

N meanrunk Surn of p-value


Nyeri Negative 13 7,00 91,00 0,000
sesudah rank
masase
Nyeri Positive O ,00 ,00
sebelum rank
masase
Ties total 2
15

Berdasarkan hasil analisis menunjukkan adanya penurunan nilai nyeri persalinan


sesudah dilakukan masase counterpressure (posttest). Tingkatan nyeri pada persalinan
kala I fase aktif nyeri yang dirasakan responden setelah intervensi dengan masase
counterpressure, terjadi pengurangan intensitas nyeri, ada responden yang mengalami
nyeri sedang, nyeri berat, dan nyeri sangat berat, dikarenakan selama persalinan
membuat seorang wanita merasa cemas saat menjalani fase laten sampai fase aktif
pada kala I.

7
Proses persalinan pada wanita berbeda-beda. Nyeri yang dirasakan juga sebelum
melahirkan juga tidak sama antara wanita yang satu dengan yang lainnya. Hal ini
didukung oleh Judha 2012 yang menyatakan nyeri persalinan sebagai kontraksi
fisiologis dengan intensitas yang berbeda beda pada masing-masing individu. Nyeri
pada saat persalinan merupakan nyeri yang fisiologis,
selain nyeri persalinan merupakan pengalaman subjektif tentang sensasi fisik
yang terkait dengan kontraksi uterus, dilatasi dan penipisan serviks, serta penurunan
janin selama persalinan. Respon fisiologis terhadap nyeri meliputi peningkatan
tekanan darah, denyut nadi, pernafasan, keringat, diameter pupil, dan ketegangan otot
uterus.
Menurut peneliti, perbedaan nyeri yang dirasakan oleh setiap responden
disebabkan oleh usia,yaitu:
1. Usia < 20 tahun merasakan nyeri sangat berat karena usia sangat menentukan
kesehatan ibu dankualitas kehamilan atau berkaitan dengan kesiapan ibu dalam
reproduksi.
2. Responden yang mengalami nyeri berat mayoritas pada usia > 20 - 35 tahun
karena responden sudah matang dan siap dalam reproduksi. yaitu variabel usia 20-
35 tahun dianggap aman menjalani persalinan karena usia tersebut dalam rentang
kondisi prima.
3. Rahim sudah mampu memberi perlindungan, mental untuk menghadapi persalinan.
Sedangkan untuk paritas mayoritas responden yaitu multigravida. Pada saat
penelitian ditemukan ibu dengan primigravida sebanyak 3 orang, dan peneliti
menyatakan responden dengan primigravida tidak tahan dengan nyeri yang
dirasakan terutama pada kala I fase aktif. Responden merasakan nyeri dibagian
perut, pinggang, dan menjalar ketulang belakang yang menyatakan bahwa
penyebab terjadinya nyeri persalinan kala I nyeri sifatnya visceral yaitu bersifat
lambat dan sakit akibat kontraksi uterus dan pembukaan serviks.
Ibu dengam primigravida mengalami persalinan yang lebih panjang karena
periode/kala I pematangan dan pembukaan serviks pada primigravida lebih lama,
karena terjadi penipisan serviks terlebih dahulu sebelum terjadi pembukaan dan
ostium internum membuka lebih dulu daripada ostium eksternum.

8
Hal inilah yang menyebabkan intervensi masase counterpressure berupa
pemijatan secara lembut akan membantu ibu merasa lebih segar, rileks dan nyaman
selama persalinan.Hal itu terjadi karena masase merangsang tubuh melepaskan
senyawa endorphin yang merupakan pereda sakit alami. Endorphin juga dapat
menciptakan perasaan nyaman dan enak.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hadriani dan Eka
Purwaningsih, Tahun 2018 dengan judul “Pengaruh Massase Counterpressure
Terhadap Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif Persalinan Pada Ibu Bersalin Di
BPM Setia Palu Sulawesi Tengah.
sebelum dilakukan counterpressure yaitu semua responden berada pada nyeri sangat
berat dan setelah dilakukan counterpressure nyeri yang dirasakan menurun menjadi
nyeri berat dan nyeri sedang sehingga dapat diketahui bahwa masase counterpressure
efektif dapat menurunkan intensitas nyeri kala I fase aktif persalinan normal di Rumah
Sakit BPM Setia palu. Nyeri yang dirasakan oleh ibu bersalin kala I fase aktif disini
dikarenakan terjadinya kontraksi yang semakin lama semakin sering dan terjadinya
pembukaan serviks yang semakin bertambah.
Selain hal tersebut dalam menghadapi persalinan responden juga merasa cemas dan
takut yang diliat dari mimic wajah saat peneliti melakukan observasi. Perasaan cemas
dan takut juga akan mempengaruhi bertambahnya rasa nyeri pada persalinan kala I
fase aktif.
Menurut analisa peneliti pada kala I fase aktif mayoritas responden mengalami nyeri
berat sehingga peneliti tertarik untuk memberikan terapi nonfarmakologis yaitu
dengan melakukan masase counterpressure untuk meredakan nyeri persalinan kala I
fase aktif.
Kesimpulan bahwa terdapat pengaruh pijat counterpressure terhadap tingkat nyeri ibu
bersalin kala 1 fase aktif. Hasil tersebut menunjukkan bahwa dengan dilakukannya
masase counterpressure pada ibu bersalin kala I fase aktif memberikan pengaruh
terhadap pengurangan tingkat nyeri persalinan yang terlihat dari hasil posttes tingkat
nyeri persalinan mengalami pengurangan dibandingkan dengan hasil pretest.
Diberikan masase counterpressure ada pengaruh terhadap nyeri persalinan. Dimana
masase counterpressure dapat diberikan pada ibu inpartu kala I fase aktif disaat ada

9
kontraksi, dimana lama pemberian masase counterpressure dalam penelitian ini
diberikan 5 kali saat ada kontraksi dan berlangsung selama 50-60 detik6. Sesuai
dengan hasil penelitian ini bahwa pemberian masase counterpressure terhadap nyeri
persalinan kala I fase aktif pada ibu bersalin di BPM Setia dapat menurunkan nyeri
persalinan pada ibu bersalin, hal ini dibuktikan berdasarkan adanya penurunan hasil
posttest. Oleh karena itu, pemberian masase counterpressure merupakan metode yang
efektif untuk menurunkan nyeri pada ibu bersalin.

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dalam makalah ini yaitu, dari hasil analisa uji wilcoxzon
menunjukkan bahwa pemberian massase counterpressure terhadap ibu inpartum kala
1 fase aktif, berpengaruh signifikan terhadap penurunan nyeri persalinan kala 1 fase
aktif pada ibu bersalin.

B. Saran
1. Pemberian massase counterpressure pada ibu saat akan melahirkan ( kala 1 fase
aktif ) dapat merangsang serabut taktil dikulit sehingga sinyal nyeri dapat dihambat
Oleh karena itu , teknik massase counterpressure perlu dilakukan pada ibu bersalin,
terutama pada kala 1 fase aktif untuk menurunkan tingkat nyeri.
2. Pada perbedaan tingkat nyeri antara sebelum dan sesudah pemberian massase
countepressure dan manfaatnya dapatmenimbulkan rasa nyaman dan rileks,
sehingga mampu mengurangi rasa nyeri pada ibu saat melahirkan . Oleh karena itu
penelitian ini merekomendasikan teknik massase counterpressure untuk
dipertimbangkan sebagai bagian dari asuhan pada ibu inpartu terutama pada kala 1
fase aktif

11
12
DAFTAR PUSTAKA

1. Wulandari, p. & Nurbina, D. P. 2015. Pengaruh massage effleurage terhadap


pengurangan tingkat nyeri kala 1 fase aktif persalinan normal di rumah skait
manado. Voll II (02) : 16
2. buku saku obstetric edisi 2018
3. Ns. Reny yuli aspiani, s.kep, 2017. Asuhan keperawatn maternitas.Jakarta.
4. jurnal kesehatan masyarakat “Pengaruh Massase Counterpressure Terhadap Nyeri
Kala I Fase Aktif Pada Ibu Bersalin”.

Anda mungkin juga menyukai