Anda di halaman 1dari 6

JURNAL TINDAKAN KEPERAWATAN PENGKAJIAN NYERI (PQRST) PADA NY.

T DENGAN POST ORIEF TIBIA DI RUANG IBS RSUD RA KARTINI JEPARA

Disusun oleh:

Nama : Sukma Dewi

Nim : 62019040059

Prodi : Profesi Ners

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

JalanGanesha 1 Purwosari Kudus Telp./Faks.(0291)442993/437218 Kudus 59316


Website : http://www.stikesmuhkudus.ac.id
JURNAL TINDAKAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN NYERI (PQRST) PADA NY. T DENGAN POST ORIEF
TIBIA DI RUANG IBS RSUD RA KARTINI JEPARA

Nama Mahasiswa : Sukma Dewi

NIM : 62019040059

Hari/Tanggal : Selasa, 25 Februari 2020

Tempat Praktek : R. IBS/RSUD RA KARTINI JEPARA

A. PENGKAJIAN
1. IDENTITAS
a. Identitas Pasien
Nama : Ny. T
Umur : 58 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Buruh
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Status Perkawinan : Menikah
Alamat : Damarjati, Rt 3/ Rw 2, Kalinyamatan, Jepara
Tanggal Masuk RS: Senin, 24 Februari 2020
No. RM : 000635xxx
Diagnosa Medis : Post Orif Tibia

b. Identitas Penanggung Jawab


Nama : Tn. A
Umur : 28 tahun
Jenis Kelamin : Laki laki
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Damarjati, Rt 3/ Rw 2, Kalinyamatan, Jepara
Hubungan dengan pasien: Anak

B. PENGKAJIAN
DS:
 Pasien mengatakan nyeri pada bagian pembedahan
 Penilaian nyeri (OPQRST)

(O)nset : Post pembedahan


(P)rovovation: Menggerakkan
tubuh memperburuk
nyeri
(Q)uality : Terasa senut-senut
(R)adiation : Pada kaki kiri
(S)everity : 5 (Nyeri lebih berat)

(T)ime : Terus menerus

DO:

 Pasien tampak meringis menahan sakit


 Wajah pasien pucat
 TTV
TD 94/62mmHg T 36oC
RR 20x/menit N 80x/menit
SPO2 98%

C. TINDAKAN
1. Pengertian
Nyeri adalah bentuk suatu rasa sensorik ketidaknyamanan yang bersifat
subyektif dan pengalaman emosional yang tidak menyenangkan berkaitan dengan
kerusakan jaringan yang aktual atau potensial yang dirasakan dalam kejadian-
kejadian di mana terjadi kerusakan. Nyeri akut adalah nyeri yang terjadi setelah
cidera akut,penyakit atau intervensi bedah dan memiliki awalan yang cepat dengan
intensitas yang bervariasi dari ringan sampai berat dan berlangsung untuk waktu
yang singkat, atau dari beberapa detik kurang dari 6 bulan (Andarmoyo,2016).
Nyeri tidak dapat diukur secara objektif misalnya dengan X-Ray atau tes
darah. Namun tipe nyeri yang muncul dapat diramalkan berdasarkan tanda dan
gejalanya. Kadang-kadang perawat hanya bisa mengkaji nyeri dengan bertumpu
pada ucapan dan perilaku klien karena hanya klien yang mengetahui nyeri yang
dialaminya. Oleh sebab itu perawat harus mempercayai bahwa nyeri tersebut
memang ada. Gambaran skala dari berat nyeri merupakan makna yang lebih
objektif yang dapat diukur. Gambaran skala nyeri tidak hanya berguna dalam
mengkaji beratnya nyeri, tetapi juga dalam mengevaluasi perubahan kondisi klien
(Potter dan Perry, 2015).
Menurut Hayward (1975) dalam Mubarak (2017), mengembangkan sebuah
alat ukur nyeri (painometer) dengan skala longitudinal yang pada salah satu
ujungnya tercantum nilai 0 (untuk keadaan tanpa nyeri) dan ujung lainnya nilai 10
(untuk kondisi nyeri paling hebat). Untuk mengukurnya, penderita memilih salah
satu bilangan yang menurutnya paling menggambarkan pengalaman nyeri yang
terakhir kali ia rasakan, dan nilai ini dapat dicatat pada sebuah grafik yang dibuat
menurut waktu. Intensitas nyeri ini sifatnya subyektif dan dipengaruhi oleh banyak
hal, seperti tingkat kesadaran, konsentrasi, jumlah distraksi, tingkat aktivitas, dan
harapan keluarga. Intensitas nyeri dapat dijabarkan dengan beberapa kategori
(Mubarak, 2017).
Pengkajian nyeri yang terkini, lengkap dan akurat akan memudahkan perawat di
dalam menetapkan data dasar, dalam menegakkan diagnosa keperawatan yang tepat,
merencanakan terapi pengobatan yang cocok, dan memudahkan perawat dalam
mengevaluasi respon klien terhadap terapi yang diberikan (Prasetyo, 2010).
Pengkajian merupakan tahap awal dan landasan dalam proses keperawatan, untuk itu
diperlukan kecermatan dan ketelitian dalam menangani masalah-masalah klien
sehingga dapat menentukan tindakan keperawatan yang tepat. Pada anamnesis,
keluhan utama yang paling sering ditemukan adalah nyeri. Pengkajian dengan
pendekatan
PQRST dapat membantu perawat dalam menentukan rencana intervensi yang sesuai
(Muttaqin, 2017).
Tabel 2.2 Pengkajian nyeri dengan pendekatan PQRST (Muttaqin, 2017):
Variabel Deskripsi dan Pertanyaan

Faktor Pengkajian untuk mengindentifikasi


Pencetus faktor yang menjadi
P: Provoking predisposisi nyeri.
Incident) - Bagaimana peristiwa sehingga terjadi
Kualitas nyeri?
- Faktor apa saja yang bisa menurunkan
nyeri?
Kualitas Pengkajian untuk menilai bagaimana
(Q: Quality of rasa nyeri dirasakan secara
Pain) subyektif. Karena sebagian besar
deskripsi sifat dari nyeri sulit
ditafsirkan.
- Seperti apa rasa nyeri yang dirasakan
pasien?
- Bagaimana sifat nyeri yang
digambarkan pasien?
Lokasi Pengkajian untuk mengindentifikasi letak
(R: Region) nyeri secara tepat,
adanya radiasi dan penyebabnya.
- Dimana (dan tunjukan dengan satu jari)
rasa nyeri paling hebat
mulai dirasakan?
- Apakah rasa nyeri menyebar pada area
sekitar nyeri?
Keparahan Pengkajian untuk menentukan seberapa
(S: Scale of jauh rasa nyeri yang
Pain) dirasakan pasien. Pengkajian ini dapat
dilakukan berdasarkan skal
nyeri dan pasien menerangkan seberapa
jauh rasa sakit
memengaruhi kemampuan fungsinya.
Berat ringannya suatu
keluhan nyeri bersifat subyektif.
- Seberapa berat keluhan yang
dirasakan.
- Dengan menggunakan rentang 0-9.
Keterangan:
0 = Tidak ada nyeri
1-2-3 = Nyeri ringan
4-5 = Nyeri sedang
6-7 = Nyeri hebat
8-9 = Nyeri sangat
10 = Nyeri paling hebat
Waktu Pengkajian untuk mendeteksi berapa
(T: Time) lama nyeri berlangsung,
kapan, apakah bertambah buruk pada
malam hari atau siang hari.
- Kapan nyeri muncul?
- Tanyakan apakah gejala timbul
mendadak, perlahan-lahan atau
seketika itu juga?
- Tanyakan apakah gejala-gejala timbul
secara terus-menerus
atau hilang timbul.
- Tanyakan kapan terakhir kali pasien
merasa nyaman atau
merasa sangat sehat.

2. Tujuan
a. Untuk mengetahui frekuensi nyeri
b. Untuk mengetahui skala nyeri

3. Prosedur
a. Ciptakan lingkungan yang tenang
b. Usahakan untuk rileks dan tenang
c. Tanyakan penyebab, qualitas, regional, lokasi, skla dan waktu nyeri berlangsung

D. ANALISA
Awalnya pasien tidak kooperatif dengan mengatakan bahwa dirinya merasa
nyeri. Setelah diberikan pengertian, tujuan untuk mengetahui skala nyeri agar perawat
mengetahui dan mampu memberikan solusi selanjutnya, pasien bersedia untuk di kaji
nyerinya dengan (PQRST).

E. REFERENSI

Andarmoyo. 2016. Buku Panduan Penyusunan Tugas Akhir Karya Tulis Ilmiah  Dengan
Metode Studi Kasus. Surakaarta. STIKES Kusuma HusadA
Muttaqin, A. 2017. Asuhan Keperawatan Perioperatif Konsep, Proses, dan Aplikasi.
Jakarta: EGC.
Mubarak Wahit Iqbal, dkk. 2008. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia Teori & Aplikasi
Dalam Praktik . Jakarta: EGC

Potter & Perry.2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep Proses dan
Praktik . Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai