Satuan Acara Penyuluhan Ini Dususun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah KMB3
Disusun Oleh :
FAKULTAS KEPRAWATAN
PROGRAM STUDI S1 KEPRAWATAN
UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
2020
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Hari / tanggal :
Waktu : 40 menit
Sasaran : masyarakat
Tempat pelaksanaan : desa
Tujuan pelaksanaan
1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Lampiran
1. Definis
Miopia disebut dengan rabun jauh akibat berkurangnya kemampuan untuk melihat
jauh akan tetapi dapat melihat dekat dengan lebih baik (Ilyas, 2008).
2. Etiologi
Faktor genetik merupakan salah satu penyebab terjadinya miopia, Selain faktor
genetik, menurut Curtin (2002) ada 2 mekanisme dasar yang menjadi penyebab
miopia yaitu:
a. Hilangnya bentuk mata (hilangnya pola mata), terjadi ketika kualitas gambar
dalam retina berkurang.
b. Berkurangnya titik fokus mata maka akan terjadi ketika titik fokus cahaya berada
di depan atau di belakang retina.
3. Tanda dan gejala
Gejala utama adalah gangguan penglihatan jarak jauh (buram). Tanda-tanda mata
miopik antara lain adalah bola mata memanjang, kamera okuli anterior dalam, dan
pupil melebar.
4. Penatalaksanaan
Pengobatan terhadap miopia dapat dilakukan diantaranya dengan :
a. Kacamata, terapi yang diberikan pada pasien yang menderita miopia adalah
dengan pemakaian kacamata negatif untuk memperbaiki penglihatan jarak jauh.
b. Lensa kontak, lensa kontak yang biasanya digunakan ada 2 jenis yaitu, lensa
kontak keras yang terbuat dari bahan plastik polimetilmetacrilat (PMMA) dan
lensa kontak lunak terbuat dari bermacam-macam plastik hidrogen.
c. Bedah keratoretraktif, mencakup serangkaian metode untuk mengubah
kelengkungan permukaan anterior bola mata diantaranya adalah keratotomi radial,
keratomileusis, keratofakia, dan epikeratofakia
d. Lensa intraokuler, penanaman lensa intraokuler merupakan metode pilihan untuk
koreksi kesalahan refraksi pada afakia
e. Operasi laser refraktif, dapat mengurangi kondisi refraksi miopia, namun tidak
menurunkan laju kondisi kebutaan karena ablasio retina, degenerasi makula, dan
glaukoma akibat miopia derajat tinggi
f. Farmakologi, antikolinergik seperti atropin telah digunakan dengan kombinasi
kacamata bifokus untuk menghambat progresivitas miopia. Walaupun
progresivitas miopia terhambat selama terapi namun efek jangka pendek
nampaknya dengan perbedaan ukuran tidak lebih dari 1-2 D dan tidak ada kasus
miopia patologis yang telah dicegah dengan terapi ini (Seet, 2001)
g. Nonfarmakologi, menjaga higiene visual dengan iluminasi yang adekuat, postur
tubuh yang nyaman dan alami saat melakukan kerja, dan menghindari kelelahan
mata (Abrams, 1993).