Wr.Wb.
Terapi
Komplementer
Dalam
Keperawatan
Komunitas
KELOMPOK 4
01 Risna Siti Nuramanah
NIM C1814201066
Our
NIM C1814201067
03 07
Team
Nisa Hernissa Agustina Siti Desi Nadzila
NIM C1814201068 NIM C1814201082
05 Randi Pabyana
NIM C1814201071
PENDAHULUAN
Terapi komplementer akhir-akhir ini menjadi isu di
banyak negara. Masyarakat menggunakan terapi ini
dengan alasan keyakinan, keuangan, reaksi obat
kimia dan tingkat kesembuhan. Perawat mempunyai
peluang terlibat dalam terapi ini, tetapi memerlukan
dukungan hasil-hasil penelitian (evidence-based
practice). Pada dasarnya terapi komplementer telah
didukung berbagai teori, seperti teori Nightingale,
Roger, Leininger, dan teori lainnya. Terapi
komplementer dapat digunakan di berbagai level
pencegahan. Perawat dapat berperan sesuai
kebutuhan klien.
DEFINISI TERAPI
KOMPLEMENTER
Menurut WHO (World Health Organization),
pengobatan komplementer adalah pengobatan non-
konvensional yang bukan berasal dari negara yang
bersangkutan. Jadi untuk Indonesia, jamu misalnya,
bukan termasuk pengobatan komplementer tetapi
merupakan pengobatan tradisional. Pengobatan
tradisional yang dimaksud adalah pengobatan yang
sudah dari zaman dahulu digunakan dan diturunkan
secara turun – temurun pada suatu negara.
Terapi komplementer adalah cara Penanggulangan
Penyakit yang dilakukan sebagai pendukung kepada
Pengobatan Medis Konvensional atau sebagai
Pengobatan Pilihan lain diluar Pengobatan Medis yang
Konvensional.
1. Praktek-praktek penyembukan
tradisional seperti ayurweda dan
akupuntur.
Jenis- 2. Terapi fisik seperti chiropractic,
Jenis pijat, dan yoga.
3. Homeopati atau jamu-jamuan.
Terapi 4. Pemanfaatan energi seperti terapi
polaritas atau reiki
Komplem 5. Teknik-teknik relaksasi,
eneter termasuk meditasi dan
visualisasi.
6. Suplemen diet, seperti vitamin
dan mineral
KOMPLEMENTER
JENIS TERAPI
Portfolio Designed
You can simply impress your audience and
add a unique zing and appeal to your
Presentations. I hope and I believe that this
Template will your Time, Money and
Reputation.
Get a modern PowerPoint Presentation that is
beautifully designed.
Fokus Terapi Komplementer
FokusTerapi
Komplementer
Pasien Kanker
Peran Perawat Dalam
Terapi Komplementer
Pada Keperawatan
Komunitas
Peran perawat yang dapat dilakukan dari
pengetahuan tentang terapi komplementer
diantaranya sebagai konselor, pendidik kesehatan,
peneliti, pemberi pelayanan langsung, koordinator
dan sebagai advokat. Sebagai konselor perawat
dapat menjadi tempat bertanya, konsultasi, dan
diskusi apabila klien membutuhkan informasi ataupun
sebelum mengambil keputusan.
Perawat yang telah mendapatkan pengakuan dari organisasi profesi atau lembaga tersertifikasi
dapat melakukan intervensi terapi komplementer untuk praktik ataupun penelitian. Penelitian yang
dilakukan perawat tetap harus menggunakan pertimbangan etik dan standar yang sesuai dengan
batasan yang berlaku. Perawat yang terlibat aktif dalam penelitian terapi komplementer, salah satu
diantara ketua atau anggota tim interdisiplin harus memiliki kemampuan atau sertifikat tersebut
(Snyder & Lindquist, 2010).
“
TEKNIK DALAM TERAPI
KOMPLEMENTER PADA
KEPERAWATAN
KOMUNITAS
1. Meditasi
Teknik ini dengan cara menekan, mengusap dan memanipulasi otot dan
jaringan lunak lainnya pada tubuh. Pengertian massase telah mengalami
proses penyempurnaan berdasarkan ilmu-ilmu mengenai tubuh manusia serta
gerakan-gerakan tangan yang bersifat mekanis terhadap tubuh manusia yang
dilakukan dengan berbagai teknik (Snyder & Lindquist, 2010)massase dapat
berfungsi sebagai salah satu terapi untuk meredakan berbagai keluhan fisik,
seperti rasa kembung, menghilangkan nyeri dan meredakan stress serta
kelelahan fisik. Massase membantu mengurangi ketegangan otot dengan
menstimulasi sirkulasi darah dalam tubuh, relaksasi mengurangi nyeri,
sedangkan pada bayi melancarkan sirkulasi sehingga efektif meningkatkan
berat badan (Snyder & Lindquist; Mantle & Tiran, 2009).
3. Yoga
Yoga merupakan suatu sarana untuk mencapai suatu tingkat aktivitas untuk
pikiran dan jiwa agar berfungsi bersama secara harmonis (Shindu, 2013).
Teknik ini mengkombinasikan postur fisik, teknik nafas dalam, dan emditasi
atau relaksasi. Teknik yoga bermacam-macam tetrgantung aliran yang ada
(Snyder & Lindquist, 2010; Kinasih, 2010). Yoga mengkombinasikan postur,
pernapasan, dan meditasi ataupun relaksasi, untuk mampu melakukan dengan
benar menggunakan buku-buku panduan yanga da, mengikuti kelas yoga atau
video.
4. Bekam
Bekam dikenal dari masa kuno, cina dan timur tengah sebagai salah satu
teknik pengobatan tertentu didunia. Pengertian bekam adalah melakukan
suction pada bagian tertentu (lokal) dengan menggunakan cups pada area
yang telah dipilih pada tubuh. Tujuan utama terapi ini untuk mempercepat
aliran darah dan membantu mengeluarkan darah yang sudah tidak memiliki
manfaat bagi tubuh. Bekam juga bermanfaat untuk mengeluarkan racun dari
sirkulasi kulit dan kompartemen interstisial (Kim et al, 2012).
5. Akupuntur
Terapi herbal medic yaitu terapi dengan menggunakan obat bahan alam, baik
berupa herbal terstandar dalam kegiatan pelayanan penelitian maupun
berupa fitofarmaka. Herbal terstandar yaitu herbal yang telah melalui uji
preklinik pada cell line atau hewan coba, baik terhadap keamanan maupun
efektivitasnya. Terapi dengan menggunakan herbal ini akan diatur lebih lanjut
oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
ANALISIS
JURNAL
No Kriteria Jawab Pembenaran/Critical Thinking
HANGAT PADA dari penyakit GOUT dan menurunkan kadar asam urat
melalui program promosi kesehatan di instansi kesehatan
PENDERITA
dan menerapkan dalam praktek sehari hari.
GOUT
No Kriteria Jawab Pembenaran/Critical Thinking
1. P Ya Subjek penelitian ialah seluruh pasien yang
menggunakan TOHB di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou
Manado periode tahun 2013- 2016.
Pola Jenis penelitian ialah deskriptif retrospektif.
2. I Ya
penggunaan
3. C Tidak Tidak ada jurnal pembanding
terapi hiperbarik
4. O Ya Hasil: Hasil penelitian mendapatkan 128 pasien yang
di RSUP Prof.
menggunakan TOHB sebagai berikut: decompression
Dr. R. D. Kandou sickness sebanyak 60 pasien (46,87 %), luka bakar
Manado periode sebanyak 29 pasien (22,65%), ulkus diabetik
tahun 2013- sebanyak 19 pasien (14,84%), diikuti crush injury, skin
2016 graft dan
pre-post amputation masing-masing sebanyak 6
pasien (4,68%), dan gangren 2 pasien (1 ,56%).
No Kriteria Jawab Pembenaran/Critical Thinking
1. P Ya Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat yang
berada di Wilayah Kerja Puskesmas Putri Ayu Kota
Jambi Tahun 2015 yang menderita hipertensi, yaitu
sebanyak 563 penderita dengan jumlah sampel 82
responden dengan teknik pengambilan sampel
TIGA FAKTOR
menggunanakan proporsional random sampling.
PENGGUNAAN
Metode pengambilan data dilakukan dengan
OBAT HERBAL 2. I Ya
wawancara menggunakan kuesioner dan dianalisis
HIPERTENSI DI secara univariat dan bivariat menggunakan uji statistik
chi-square.
KOTA JAMBI
3. C Tidak Tidak ada jurnal pembanding
4. O Ya Hasil: Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan
yang bermakna antara sikap dan penggunaan obat
herbal pada pasien hipertensi. Dimana respoden yang
mempunyai sikap negatif tidak menggunakan obat
herbal untuk mengobati hipertensinya.
No Kriteria Jawab Pembenaran/Critical Thinking
1. P Ya Populasi dalam penelitian ini sebanyak 58 orang. Sampel diambil
sebanyak 16 orang dengan teknik Accidental Sampling.
Pengumpulan data menggunakan lembar observasi Skala
Efektifitas Terapi Penilaian (Numeric Rating Scale) dan dianalisa menggunakan uji
Masase Wilcoxon.
Terhadap 2. I Ya
Desain penelitian ini menggunakan metode Pra eksperimental
dengan One Group Only pretest and post-test design.
Respon Nyeri
3. C Tidak Tidak ada jurnal pembanding
Yang Mengalami
4. O Ya Hasil: Hasil penelitian didapatkan respon nyeri sebelum diberikan
Cedera terapi masase pada wasit yang mengalami cedera spasme
Spasme di sebagian besar terdapat nyeri sedang (4 – 6) yaitu 10 responden
Komunitas (62,5%), sedangkan respon nyeri sesudah diberikan terapi
Wasit Assosiasi masase sebagian besar terdapat nyeri ringan (1 – 3) yaitu 14