Anda di halaman 1dari 11

TERAPI SENTUHAN

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Terapi Komplementer

Disusun Oleh:

Nadia Fatmawati P17320115093


Neneng Sartika Selviani P17320115045
Nina Mardiana P17320115068
Nisrina Khaerunnisa P17320115043
Puspita Sandra Dewi P17320115028

Tingkat 2A
Kelompok 6

Program Studi D III Jurusan Keperawatan


Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Bandung
Jalan Dr. Otten Nomor 32 Bandung Jawa Barat
2016-2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan
makalah tentang Terapi Sentuhan.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai pengertian hingga pelaksanaan terapi
sentuhan. Kami juga menyadari bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan
dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik dan
saran demi perbaikan makalah ini.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami dan dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Akhir kata kami sampaikan terima
kasih.

Bandung, November 2016

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan...................................................................................2
BAB II TINJAUAN TEORI............................................................................
2.1 Pengertian terapi sentuhan.....................................................................
2.2 Perkembangan terapi sentuhan................................................................
2.3 Praktek pengobatan terapi sentuhan........................................................
2.4 Dampak terapi sentuhan.........................................................................
BAB III PENUTUP...................................................................................
3.1 Kesimpulan..........................................................................................
3.2 Saran....................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Managemen nyeri bisa dilakukan dengan intervensi farmakologis dan
intervensi non farmakologis, terapi intervensi farmakologis untuk mengatasi
nyeri diberikan oleh dokter melalui intra vena atau rute epidural (Smeltzer dan
Bare, 2004).
Dalam rangka mengembangkan managemen nyeri intervensi non
farmakologis yang efektif dibidang keperawatan pada pasien yang terpasang
ventilator mekanik maka perawat perlu mengetahui jenis-jenis managemen
nyeri intervensi non farmakologis, yang bisa dilakukan oleh seorang perawat.
Menurut Pellino, dkk (2005). Managemen nyeri intervensi non farmakologis
dapat digunakan untuk kombinasi dengan intervensi farmakologis dalam
mengatasi nyeri hasil penelitian menunjukan bahwa kombinasi intervensi
farmakologis dan intervensi non farmakologis mempunyai efek lebih baik
daripada hanya mengunakan analgesik opiod saja. Managemen nyeri
intervensi non farmakologis yang dapat digunakan untuk mengatasi nyeri pada
pasien yang terpasang ventilator mekanik di ruang ICU adalah relaksasi, terapi
musik, terapi sentuhan, terapi pijat (Pellino dkk, 2005).
Berdasarkan teori, pada prinsip-prinsip fisika kuantum, darah yang
mengandung besi menghasilkan bidang elektromagnetik saat bersirkulasi di
dalam tubuh. Berdasarkan teori ini, kadang-kadang kita bisa melihat bidang
ini yang disebut dengan medan elektromagnetik tubuh. Secara umum, terapi
sentuhan didasarkan pada ide bahwa keseimbangan aliran gelombang energi
yang menghasilkan kesehatan optimal. Saat menerima terapi sentuhan. Pasien
biasanya akan merasa hangat, rileks, nyaman serta hilangnya rasa sakit. Pada
kasus-kasus tertentu akan mengeluarkan emosi negatif dan semua penyakit
(yang berhubungan dengan racun, kuman penyakit) keluar dari tubuh baik
melalui keringat maupun muntahan.
Berbagai penelitian mengenai terapi sentuhan telah dilakukan, diantaranya:
 Efektifitas dari Therapy Touch (TT) adalah menimbulkan relaksasi dan
mengurangi rasa sakit, selain itu kreiger meneliti (1979) menemukan
bahwa TT dapat meningkatkan kadar haemoglobin
 Wood, Craven, Whitney (2005) bahwa TT dapat menurunkan perilaku
gelisah pada pasien dengan demensia
 Gregory, Vendouw (2005) membuktikan bahwa TT dapat menurunkan
stress dan kecemasan dan meningkatkan lama dan kualitas tidur pada
lansia
 Movalfaghi. Hasanpoor, Farsi, Hooshmand et al (2006) bahwa TT dapat
meningkatkan kadar hemoglobin dan hematokrit darah
 Selain itu TT dapat menurunkan agitasi pada pasien dengan penyakit
Alzhmeir (Hawranik, Johnson dan Deatrich, 2008 )
 Aghabati, Mohammadi, Esmaiel (2010) menyatakan bahwa TT efektif
dalam menurunkan nyeri dan fatiq pada pasien kanker mendapat
kemoterapi
 Banyak penelitian tentang terapi sentuhan pada bayi, diantaranya
membuktikan bahwa terapi sentuhan pada bayi dapat meningkatkan
pertumbuhan berat badan, meningkatkan suhu dan membuat bayi lebih
nyaman dan lebih tenang pada saat tidur. (Dieter et al., 2003).
 Penelitian lain mengenai terapi sentuhan dilakukan oleh Scafidi, et al
(1986) memperlihatkan bahwa terapi sentuhan yang dilakukan pada bayi
prematur dapat memperbaiki pola tidur.
Bayi prematur yang mendapat terapi sentuhan sebelum tidur menunjukkan
pola tidurnya lebih baik dibandingkan dengan bayi yang tidak
mendapatkan terapi sentuhan. Dengan pola tidur yang lebih baik, bayi
menunjukkan kenaikan berat badan.

 Sentuhan sangat penting bagi bayi, terutama pada bayi yang lahir prematur
dan bayi yang sedang dalam perawatan khusus. Bayi-bayi yang lahir
melalui operasi caesar dan karenanya tidak menerima pijatan melalui jalan
lahir juga membutuhkan banyak sentuhan. (Becker, 2007: 133-134).
Dalam makalah ini, akan membahas lebih lanjut yang berkaitan
dengan managemen nyeri intervensi non farmakologis terapi sentuhan.

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang masalah yang telah dijelaskan diatas, maka dibuat
rumusan masalah sebagai berikut:
1.2.1 Apa pengertian dari terapi sentuhan?
1.2.2 Bagaimana perkembangan terapi sentuhan saat ini?
1.2.3 Apa saja fase-fase dalam terapi sentuhan?
1.2.4 Apa saja yang masuk ke dalam terapi sentuhan?
1.2.5 Apa manfaat dari terapi sentuhan?

1.3 Tujuan
Dari rumusan masalah diatas, maka diperoleh tujuan penulisan makalah
diantaranya:
1.3.1 Mengetahui pengertian dari terapi sentuhan
1.3.2 Mengetahui bagaimana perkembangan terapi sentuhan yang ada saat ini
1.3.3 Memahami secara jelas fase-fase terapi sentuhan
1.3.4 Memahami apa saja yang termasuk ke dalam terapi sentuhan
1.3.5 Mengetahui manfaat yang diperoleh dari terapi sentuha
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian Terapi Sentuhan

Gambar 1.1. Terapi sentuhan

Terapi sentuhan adalah suatu metode penyembuhan dengan sentuhan


tangan ringan yang menerapkan prinsip resonansi dan entrainment untuk
memberikan fasilitas penyembuhan. Terapi sentuhan atau terapeutic touch
adalah seni penyembuhan (As Hornby, dalam Nurjannah, 2005). Dalam
menggunakan manajemen terapeutik perawat menggunakan pendekatan
terencana mempelajari klien (Potter, 2005). Untuk mempelajari klien
diperlukan proses keperawatan guna mengidentifikasi kebutuhan perawatan
kesehatan klien, menentukan prioritas, menetapkan tujuan dan hasil asuhan
yang diperkirakan, menetapkan dan mengkomunikasikan rencana asuhan
yang berpusat pada klien, memberikan intervensi keperawatan yang
dirancang untuk memenuhi kebutuhan klien, dan mengevaluasi keefektifan
asuhan keperawatn dalam mencapai hasil dan tujuan klien yang diharapkan
(Potter, 2005).
2.2 Perkembangan Terapi Sentuhan
Terapi energi seperti therapeutic touch (TT) telah dikenal di dalam
profesi keperawatan semenjak tahun 1970 dimana seorang dosen di New
York University Amerika bernama Dolores Krieger mengembangkan terapi
ini berdasarkan kepada praktek pengobatan para leluhur (Krieger,1975).
Krieger menyatakan bahwa pada analisis terakhir hanya pasienlah yang
menyembuhkan dirinya sendiri dan terapis hanya berperan sebagai sistem
pendukung dalam penyaluran energi dan pada akhirnya sistem imun dari
pasien yang berperan (Krieger ,1993)
Pada tahun 1999 telah dilakukan review oleh physic of complementary
therapy yang menetapkan keberadaan bio-field atau bio-energic field" secara
langsung berlawanan dengan prinsip prinsip dalam ilmu fisika, kimia dan
biologi, karena masih terbatas dalam metodologi penelitian dan perlu
dilakukan penelitian lebih lanjut.
Terapi ini berkembang dengan pesat di komunitas keperawatan yang
bergerak kearah metoda saintifik. Linda Rosa RN telah berusaha meneliti TT
dan telah diterima oleh Journal American Medical Association (JAMA)
dengan hasil tidak menunjukan tingkat keberhasilannya. Pilot study telah
dilaksanakan oleh Denison (2004) dan telah dipublikasikan dalam Holistic
Nursing Practice menemukan bahwa TT efektif dalam mengurangi nyeri pada
sindrom fibromyalgia.
Pada tahun 2005-2006 the North American Nursing Diagnosis
Association (NANDA) telah menetapkan diagnosis keperawatan Energy field
disturbance pada pasien merefleksikan suatu pendekatan yang disebut
"postmodern atau anti-scientific pada asuhan keperawatan dan hal ini banyak
ditentang oleh para saintis.
2.3 Praktek pengobatan Terapi Sentuhan
Praktek pengobatan terapi sentuhan terdiri dari beberapa fase diantaranya :
 Centering : Proses dimana tubuh, jiwa dan emosi disatukan secara sadar
menuju keseimbangan equilibrium pada lingkungan yang tenang, baik
pasien maupun terapis dan memfokuskan penyaluran energi.
 Assessing/ Scanning : Tangan terapis pada jarak 2- 5 inchi menyalurkan
energi ke tubuh pasien dimulai dari arah kepala sampai dengan kaki, yang
ditandai dengan adanya rasa hangat dingin, seperti kesemutan yang
menandai adanya ketidak seimbangan energi pada pasien yang
mengganggu tubuh pasien (Lihat gambar)
 Intervention Clearing: Pemberian intensitas energi ditingkatkan untuk
menyeimbangkan lapangan bioenergik pada diri pasien pembersihan
dilakukan dengan telapak tangan terapis menghadap kearah tubuh pasien,
lalu digerakan dari bagian tengah tubuh pasien kearah bagian luar tubuh
dari bagian kepala kemudian dilanjutkan kearah kaki, dilakukan berulang-
ulang.
 Evaluation/ Closure : Terapis mengakhiri terapi berasarkan pertimbangan
intuisi.
2.4 Dampak Terapi Sentuhan
Berikut empat dampak positif dari sentuhan terapi :
1. Perkembangan otak
Klien yang sakit sangat membutuhkan sentuhan hangat. Menurut
penelitian yang dilakukan Alice Sterling Honig, PhD, seorang profesor di
Syracuse University, klien yang jarang disentuh otaknya lebih kecil 20%
dibandingkan dengan yang sering disentuh.
2. Tingkah laku
Tingkah laku anak yang sering disentuh penuh dengan kasih sayang akan
lebih baik dibandingkan dengan yang jarang disentuh. Sentuhan juga bisa
membuat orang dewasa lebih bahagia dan berefek menenangkan.
Seseorang yang memiliki gangguan tingkah laku, juga bisa ditenangkan
dengan terapi sentuhan
3. Kesehatan
Sentuhan terbukti memiliki kekuatan untuk menurunkan tekanan darah
tinggi dan mengurangi hormon stres. Saat seseorang diberikan sentuhan
kadar oxytocin akan meningkat dan menimbulkan efek menenangkan.
4. Penyembuhan
Menurut American Hospital Association, sekitar 37 % rumah sakit di
Amerika memiliki terapi penyembuhan alternatif selain secara medis.
Salah satunya adalah terapi sentuhan. Terapi sentuhan yang biasanya
dilakukan dengan pemijatan bisa mengatasi saraf yang tegang pada pasien.
Hal tersebut bisa membantu proses penyembuhan menjadi lebih cepat.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Terapi sentuhan atau terapeutic touch adalah seni penyembuhan (As Hornby,
dalam Nurjannah, 2005). Terapi ini berkembang dengan pesat di komunitas
keperawatan yang bergerak kearah metoda saintifik. Terapi sentuhan sendiri
meliputi masase, akupresur, dan pijat refleksi. Terapi sentuhan juga memiliki
pengaruh yang positif terhadap perkembangan otak, tingkah laku, kesehatan, dan
penyembuhan.
Hal ini juga telah dibuktikan oleh berbagai penelitian mengenai terapi
sentuhan, diantaranya menurut Wood, Craven, Whitney (2005) bahwa Therapy
Touch (TT) dapat menurunkan perilaku gelisah pada pasien dengan demensia;
Gregory, Vendouw (2005) membuktikan bahwa TT dapat menurunkan stress dan
kecemasan dan meningkatkan lama dan kualitas tidur pada lansia; Movalfaghi.
Hasanpoor, Farsi, Hooshmand et al (2006) bahwa TT dapat meningkatkan kadar
hemoglobin dan hematokrit darah, dan lain sebagainya.
3.2 Saran
Dalam hal ini, perawat sebagai sarana untuk memfasilitasi proses
penyembuhan dalam hal ini perawat menggunakan sentuhan terapeutik sebagai
sarananya, dimana terapeutik adalah suatu hal wajib dilakukan dan diharapkan
akan akan memberikan kontribusi dalam melakukan pelayanan kesehatan atau
keperawatan kepada masyarakat. Untuk itu, perawat perlu memahami jenis terapi
sentuhan apa yang baik dan sesuai dengan keadaan dan kebutuhan pasien.
DAFTAR PUSTAKA

Nurgiwiati, Endeh. (2015). Terapi alternatif dan komplementer dalam bidang


keperawatan. In media: Bogor
http://istiqomahrosidah.blogspot.co.id/2015/10/makalah-terauptik.html Diakses
tanggal 18 Oktober 2016.
https://eprints.uns.ac.id/10539/1/78721807200903211.pdf. Diakses pada 20
Oktober 2016.
lib.ui.ac.id/file?file=digital/137195-T%20Ema%20Hikmah.pdf. Diakses pada 20
Oktober 2016.
rumahsakit.unair.ac.id/.../Manfaat%20Sentuhan%20di%20Segala%20Usia.pdf.
Diakses pada 20 Oktober 2016.
www.budhinersalindo.com/blog/jenis-tindakan-komplementer-keperawatan
Diakses tanggal 18 Oktober 2016.

Anda mungkin juga menyukai