SWASTIASTU
NAMA KELOMPOK
NI KOMANG YUNI UTARI KP1320004
MADE ARY WAHYU WIDIANTARI KP1320008
I NYOMAN CHANDIKA SANDYA S. KP1320010
I MADE WIJAYA KUSUMA KP1320014
I MADE ALIT PEBRIANTA KP1320022
KANSIANA FERLIN WADU KP1320027
I GUSTI PUTU SUDANA KP1320028
NIZARUL HIZOMI KP1320035
TERAPI
HIPERBARIK
Pengertian Terapi Hiperbarik
Terapi oksigen hiperbarik adalah pengobatan oksigenasi hiperbarik yang
dilaksanakan di sarana pelayanan kesehatan dengan menggunakan ruang udara
bertekanan tinggi (RUBT) dan pemberian pernapasan oksigen murni (O2 = 100%)
pada tekanan lebih dari satu atmosfer dalam jangka waktu tertentu
(Kemenkes, 2008).
Terapi ini awalnya digunakan untuk penyakit dekompresi, yaitu suatu penyakit
yang dialami oleh penyelam atau pekerja tambang bawah tanah akibat penurunan
tekanan saat naik ke permukaan secara mendadak. Dari berbagai penelitian diketahui
oksigen dengan tekanan tinggi memiliki manfaat lebih, tidak hanya pada kasus-
kasus penyelaman saja.
2. Sebagai pengobatan tambahan,
Manfaat Terapi Hiperbarik yaitu untuk :
Menurut Kemenkes (2008) tujuan •Gas gangrene
dan manfaat dari terapi oksigen •Komplikasi diabetes mellitus
hiperbarik ini adalah sebagai berikut: (gangrene diabeticum)
1. Sebagai pengobatan utama, yaitu •Eritema nodusum
penyakit-penyakit akibat •Osteomielitise.
penyelaman dan kegiatan kelautan: •Buerger’s disease
• Penyakit dekompresi •Morbus Hanseng
• Emboli udara •Psoriasis vulgaris
• Luka bakar •Edema serebrali.
• Crush injurye. •Kleroderm
• Keracunan gas karbon monoksida •Lupus eritematosus (SLE)
(CO) •Rheumatoid arthritis
4. Sebagai penunjang diagnostik, yaitu
• O2
• Heat
• Fuel
Sebab-Sebab Kebakaran
1. Faktor manusia
Kurangnya pengetahuan tentang prinsip dasar
pencegahan kebakaran dan peledakan
Menempatkan barang yang mudah terbakar tanpa
menghiraukan norma-norma pencegahan kebakaran
Kurangnya disiplin dan rasa tanggung jawab
Adanya unsur kesengajaan
Kurangnya pengawasan terhadap kegiatan pekerja
Sistem dan prosedur kerja tidak diterapkan dgn baik
Sebab-Sebab Kebakaran
2. Faktor teknis
Tenaga listrik, misal arus pendek dapat menimbulkan
panas atau bunga api yg apabila bertemu komponen
yg lain dpt menimbulkan kebakaran
Proses Kimia, misal pada saat pengangkutan bahan-
bahan kimia berbahaya, chemical handling tanpa
memperhatikan SOP
Proses fisik/mekanis yg dpt menimbulkan panas
ataupun bunga api
Sebab-Sebab Kebakaran
3. Faktor alam
Petir
Gunung meletus
dll
Klasifikasi Kebakaran
Menurut Per-04/MEN/1980
1. Kelas A : bahan padat kecuali logam
2. Kelas B : bahan cair atau gas yg mudah terbakar
3. Kelas C : instalasi listrik bertegangan
4. Kelas D : bahan logam
Klasifikasi Tingkat Potensi Bahaya Kebakaran
barang kulit
Klasifikasi Tingkat Potensi Bahaya Kebakaran
Aspek Normatif
Merupakan aspek-aspek yang dibutuhkan
untuk mencegah bahaya kebakaran yang
biasanya berupa hal-hal normal yang harus
dipenuhi untuk mencegah kebakaran, seperti:
adanya sistem proteksi kebakaran, tersedianya
pintu darurat, dsb.
Important!!
Aspek Administratif
Aspek - aspek yang ada disini berhubungan
erat dengan komitmen pihak manajemen
perusahaan untuk peduli terhadap pencegahan
bahaya kebakaran dalam perusahaan. Seperti
penyediaan tenaga ahli khusus pengawas
kebakaran dan perlengkapannya.
Important!!
Aspek Teknis
Aspek teknis merupakan aspek yang sangat penting,
karena aspek ini berkaitan erat dengan cara
penggunaan sarana proteksi yang ada dalam
perusahaan. Sehingga untuk menggunakannya
dengan cara yang benar dan sesuai dengan prosedur,
diperlukan pelatihan-pelatihan khusus bagi petugas
proteksi kebakaran dalam suatu perusahaan.
Penanggulangan Bahaya Kebakaran
• Kesehatan Lapangan;
• Kesehatan Kelautan dan Bawah Air
• Kesehatan Kedirgantaraan.
Kesehatan lapangan
• kesehatan perpindahan penduduk;
• kesehatan migran;
• kesehatan haji dan umrah;
• kesehatan penanggulangan bencana;
• kesehatan bawah tanah;
• kesehatan gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat
• kesehatan dalam tugas operasi dan latihan militer di darat
• kesehatan pada arus mudik
• kesehatan pada kegiatan di area tertentu
• kesehatan dalam penugasan khusus kepolisian
Kesehatan kelautan dan bawah air
• kesehatan penyelaman;
• kesehatan pelayaran dan lepas pantai
• kesehatan dalam tugas operasi dan latihan
militer di laut.
Kesehatan Kedirgantaraan
•Kesetaraan
•Bermanfaat
•Mejaga kehormatan
•Aplikatif
•Tanggung jawab
•Kesatuan komando
Sifat
• Realistis
• Sistematis
• Terkordinasi
• Tepat sasaran
• Partisipatif
• Selaran dan seimbang
• integratif
Kesehatan Dalam Penugasan Khusus
Kepolisian
Sengatan
Matahari (Noer, et, al, 2006)
Derajat Kedalam Luka Bakar
1. Fase Akut /fase syok / fase awal : Fase ini dimulai saat kejadian sampai
penderita mendapat perawatan di Unit Gawat darurat, pada fase ini
penderita mengalami ancaman ganguan airway (jalan nafas), breathing
(mekanisme bernafas) dan gangguan circulation.
2. Fase sub Akut: Fase ini berlangsung setelah fase syok berakhir atau paska
syok. Masalah yang umum dijumpai pada fase ini adalah entitas klinis yang
disebut Systemic inflammatory Response Syndrome (SIRS), yang diikuti
Multi Organ Dysfunction Syndrome (MODS).
3. Fase Lanjut : Penderita sudah di nyatakan sembuh, tetapi masih tetap di
pantau melalui rawat jalan.
Luas luka bakar
Anggota Tubuh Prosentasi
Kepala dan leher 9%
Lengan 18%
Badan Depan 18%
Badan Belakang 18%
Tungkai 36%
Genetalia/ Perineum 1%
TOTAL : 100%
9 9 9 9 9 9
18 18 18 18 18 18
18 18 16 16 14 14
HARI PERTAMA :
DEWASA :RL 4 CC X BB X % LUAS LB / 24 JAM
ANAK : RL : DEXTRAN = 17 : 3
2 CC X BB X % LUAS LB + KEBUTUHAN FAALI
KEBUTUHAN FAALI :
< 1 TAHUN: BB X 100 CC
1-3 TAHUN : BB X 75 CC
3-5 TAHUN : BB X 50 CC
Penanganan Triage
Penangganan di Ruang
Emergency
Penanganan di Unit Luka
Bakar
Pemberian Antibiotika
Penyembuhan Luka Bakar
Menurut Syamsul hidayat dan
Jong (2005), proses penyembuhan
luka bakar terbagi dalam tiga fase
yaitu fase inflamasi, fase
proliferasi, dan fase maturasi.
(Syamsul hidayat dan Jong, 2005),
ASUHAN
KEPERAWATAN
LUKA BAKAR
Pengkajian
• Identifikasi Pasien: Yang perlu dikaji adalah nama, umur, jenis kelamin,suku
bangsa, agama, pekerjaan, alamat, tanggal MRS, diagnose medis. (Eviana S
Tambunan, 2012)
• Keluhan Utama: Keluhan utama yang dirasakan oleh klien luka
bakar (Combustio) adalah nyeri, sesak nafas. Nyeri dapat disebabakna kerena
iritasi terhadap saraf. Dalam melakukan pengkajian nyeri harus diperhatikan
paliatif, severe, time, quality (p,q,r,s,t). sesak nafas yang timbul beberapa jam /
hari setelah klien mengalami luka bakar dan disebabkan karena pelebaran
pembuluh darah sehingga timbul penyumbatan saluran nafas bagian atas, bila
edema paru berakibat sampai pada penurunan ekspansi paru. (Eviana S
Tambunan, 2012)
Riwayat Penyakit
• Riwayat Penyakit Sekarang: Perlu diketahui mengenai tanggal, jam dan penyebab luka bakar,
pada pasien luka bakar derajat-derajat kerusakan jaringan kulit sampai dermis dengan
keluhan nyeri yang hebat yang terus, menerus pada luka, perasaan panas dan haus dapat
menggunakan aktivitas sehari-hari. (Eviana S Tambunan, 2012)
• Riwayat Penyakit Dahulu: Perlu dikaji tentang riwayat penyakit yang dahulu dan pasien yaitu
seperti penyakit jantung karena pada pasien luka bakar dengan kelainan jantung memerlukan
tindakan khusus seperti resusitasi selain itu penyakit jantung perlu dikaji riwayat penyakit
diabetes militus, karena pasien diabetes militus dengan luka bakar akan mengakibatkan luka
memerlukan perawatan yang lebih lama, penyakit-penyakit syaraf seperti epilepsi, juga
memrlukan perawatan atau penatalaksanaan khusus pada pasien luka bakar. (Eviana S
Tambunan, 2012)
• Riwayat Penyakit Keluarga : Merupakan gambaran keadaan kesehatan keluarga dan penyakit
yang berhubungan dengan kesehatan klien, meliputi : jumlah anggota keluarga, kebiasaan
keluarga mencari pertolongan, tanggapan keluarga mengenai masalah kesehatan, serta
kemungkinan penyakit turunan. (Eviana S Tambunan, 2012)
Pola Fungsi Kesehatan