Oleh:
Aksi peningkatan tekanan LES Defek kelemahan pada hiatus Kelemahan otot dan kehilangan
diafragma elastsitas hiatus diafragma
Respons psikologis
Nyeri retrosternal
Port de entree Risiko injuri
Heartburn
Kecemasan
pemenuhan informasi Risiko infeksi
Nyeri
5. Manifestasi Klinis
Keluhan yang dirasakan dapat dari yang ringan hingga yang berat. Karena pada
dasarnya hernia merupakan isi rongga perut yang keluar melalui suatu celah di
dinding perut, keluhan berat yang timbul disebabkan karena terjepitnya isi perut
tersebut pada celah yang dilaluinya (yang dikenal sebagai strangulasi). Jika masih
ringan, penonjolan yang ada dapat hilang timbul.benjolan yang ada tidak dirasakan
nyeri atau hanya sedikit nyeri dan timbul jika mengedan, batuk, atau mengangkat
beban berat. Biasanya tonjolan dapat hilang jika kita beristirahat. Jika pada
benjolan yang ada dirasakan nyeri hebat, maka perlu dipikirkan adanya penjepitan
isi perut. Biasanya jenis hernia inguinialis yang lateralis yang lebih memberikan
keluhan nyeri hebat dibandingkan jenis hernia inguinalis yang medialis. Terkadang,
benjolan yang ada masih dapat dimasukkan kembali kedalam rongga perut dengan
tangan kita sendiri, yang berarti menandakan bahwa penjepitan yang terjadi belum
terlalu parah. Namun, jika penjepitan yang terjadi sudah parah, benjolan tidak dapta
dimasukkan kembali, dan nyeri yang dirasakan sangatlah hebat. Nyeri dapat
diseratai mual dan muntah. Hal ini dapat terjadi jika sudah terjadi kematian jaringan
isi perut yang terjepit tadi.
6. Gejala klinis
Penderita sliding hernia hiatal mencapai lebih dari 40% orang, tetapi kebanyakan
tanpa gejala. Gejala yang terjadi biasanya ringan. Hernia hiatal paraesofageal
umumnya tidak menyebabkan gejala. Tetapi bagian yang menonjol ini bisa
terperangkap atau terjepit di diafragma dan mengalami kekurangan darah. Bila
keadaannya serius dan timbul nyeri, disebut penjeratan (strangulasi), yang
membutuhkan pembedahan darurat. Kadang terjadi perdarahan mikroskopis atau
perdarahan berat dari lapisan hernia, yang bias terjadi pada kedua jenis hernia hiatal
tersebut.
keterangan gambar
a. Foto polos thoraks. Untuk menilai adanya masa jaringan lunak pada area
retrokardia atau untuk menilai adanya pola gas lambung pada area retrokardia
dan posisi mediastinum.
b. Radiografi dengan barium. Walaupun pemeriksaan foto thoraks dapat melihat
hiatal hernia yang besar, tetapi sering sulit untuk menegakkan diagnostik.
Pemeriksaan dengan barium akan meningkatkan keakuratan pemeriksaan,
khususnya untuk membedakan sliding hiatal hernia dengan rolling hiatal hernia.
c. Pemeriksaan endoskopi. Untuk menilai adanya retrograde lambung dan untuk
menilai kerusakan mukosa esofagus akibat dari kontak asam lambung yang lama
9. Penatalaksanan
Penatalaksanaan medis untuk hiatal hernia adalah secara terapi farmakologis dan
terapi bedah (Qureshi,2009)
1. Pengkajian
a. Pengumpulan Data
Identitas Klien
Pada pasien hernia adalah riwayat pekerjaan biasanya mengangkat benda berat,
nyeri seperti tertusuk pisau yang akan semakin memburuk dengan adanya batuk
dan bersin Discharge Planing pasien adalah hindari mengejan, mengangkat
benda berat, menjaga balutan luka operasi tetap kering dan bersih, biasanya
penderita hernia yang sering terkena adalah laki-laki pada hernia inguinalis dan
pada heria femoralis yang sering terkena adalah perempuan untuk usia antara
45-75 tahun (Baradero, 2005).
b. Keluhan Utama
Pada umumnya keluhan utama pada kasus hernia adalah terasa nyeri. Nyeri
tersebut adalah akut karena disebabkan oleh diskontinuitas jaringan akibat
tindakan pembedahan (insisi pembedahan). Dalam mengkaji adanya nyeri, maka
digunakan teknik PQRST.
Q= Quality of pain : seperti apa rasa nyeri yang dirasakan atau digambarkan
klien. Apakah seperti terbakar, ditekan, ditusuk-tusuk,
diremas.
R= Region : apakah rasa sakit bisa reda, apakah rasa sakit menjalar
atau menyebar dan dimana rasa sakit terjadi.
S= Scale of pain : Biasanya klien hernia akan menilai sakit yang dialaminya
dengan skala 5 - 7 dari skala pengukuran 1 - 10.
2. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum Keadaan klien dengan hernia biasanya mengalami kelemahan
serta tingkat kesadaran composmentis. Tanda vital pada umumnya stabil kecuali
akan mengalami ketidakstabilan pada klien yang mengalami perforasi
appendiks.
b. Sistem Pernafasan (Breathing)
Bentuk hidung simetris keadaan bersih tidak ada sekret, pergerakan dada
simetris, Irama nafas regular tetapi ketika nyeri timbul ada kemungkinan terjadi
nafas yang pendek dan cepat. Tidak ada nyeri tekan pada dada, tidak ada retraksi
otot bantu nafas, gerakan fokal fremitus antara kanan dan kiri sama, pada hernia
inkarcerata dan strangulata di jumpai adanya peningkatan RR (> 24 x /mnt) pada
perkusi terdapat bunyi paru resonan, suara nafas vesikuler tidak ada suara
tambahan seperti ronkhi dan whezzing.
Kaji PQRST.
P= Provoking : Merupakan hal - hal yang menjadi faktor presipitasi
timbulnya nyeri, biasanya berupa trauma pada bagian
tubuh yang menjalani prosedur pembedahan dan biasanya
nyeri akan bertambah apabila berdin mengejan batuk
kronik dll.
Q= Quality of pain : seperti apa rasa nyeri yang dirasakan atau digambarkan
klien. Apakah seperti terbakar, ditekan, ditusuk-tusuk,
diremas.
R= Region : apakah rasa sakit bisa reda, apakah rasa sakit menjalar
atau menyebar dan dimana rasa sakit terjadi.
S= Scale of pain : Biasanya klien hernia akan menilai sakit yang dialaminya
dengan skala 5 - 7 dari skala pengukuran 1 - 10.
i. Sistem Endokrin
Pada sistem endokrin tidak terdapat pembesaran kelenjar thyroid dan kelenjar
parotis.
3. Analisa Data
Penurunan HGB :
HGB normal : Wanita : 12 g/dL
Laki-laki : 13 g/dL
4. Diagnosa Keperawatan
a. Mual berhubungan dengan distensi asam lambung ditandai dengan pasien
mengatakan mual dan muntah, rasa asam di dalam mulut, pasien mengatakan
saat ini nafsu makannya menurun, merasa lemas, dan muntah jika makan.
b. Resiko infeksi berhubungan dengan penurunan hemoglobin dan peningkatan
leukosit
c. Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan sekresi yang
tertahan ditandai dengan, pasien mengatakan sesak dan nyeri dada
5. Intervensi Keperawatan
N Diangnosa Tujuan Kreteria
Intervensi Rasional
o Keperawatan Hasil
1 Mual berhubungan Setelah NIC label: NIC label:
dengan distensi
dilakukan Manajemen Nutrisi Manajemen
asam lambung
ditandai dengan asuhan 1. Atur diet yang Nutrisi
pasien mengatakan
keperawatan diperlukan 1. Manajemen diet
mual dan muntah,
mulu terasa pahit, selama 3x24 2. Anjurkan pasien yang tepat
pasien mengatakan
jam diharapkan terkait dengan 2. Manajemen diet
saat ini nafsu
makannya mual pasien kebutuhan diet yang tepat
menurun, merasa
berkurang untuk kondisi sakit 3. Monitor
lemas, dan muntah.
dengan kriteria 3. Monitor terjadinya
hasil: kecenderungan perubahan yang
NOC label: terjadinya signifikan
Status Nutrisi penurunan atau
1. Asupan gizi kenaikan berat NIC label:
dipertahank badan Manajemen Berat
an pada NIC label: Badan
skala Manajemen Berat
2(banyak Badan 1. Berat badan
menyimpan 1. Diskusikan dengan pasien dapat
g) pasien mengenai ideal
ditingkatkan hubungan antara 2. Pasien
ke skala 4 asupan makanan, memahami
(sedikit peningkatan berat dampak dari
menyimpan badan, atau kelebihan berat
g) penuruna berat badannya
2. Rasio berat badan 3. Tidak terjadi
badan per 2. Diskusikan dengan komplikasi yang
tinggi badan pasien mengenai fatal akibat
dipertahank kondisi medis kelebihan berat
an pada apasaja yang badan
skala 2 berpengaruh Mengetahui ideal
berat badan pasien
(banyak terhadap berat
menyimpan badan
g) ke skala 4 3. Diskusikan resiko
(sedikit yang mungkin
menyimpan muncul jika
g) terdapat
kekurangan berat
NOC label: badan atau berat
Perilaku patuh badan kurang
: Diet yang Hitung berat badan
pasien
disarankan
1. Mengikuti
rekomendasi
dipertahank
an dari skala
2 ( jarang
menunjukan
)
ditingkatkan
ke skala 5
( konsisten
menunjukka
n)
2. Memilih
makanan
dan cairan
dipertahank
an pada
skala 2
(jarang
menunjukka
n)
ditingkatkan
ke skala 5
(konsisten
menunjukka
n)
NOC label:
Status
Pernafasan:
Ventilasi
1. Frekuensi
pernafasan
dipertahanka
n pada skala
2 (berat)
ditingkatkan
ke skala 4
(ringan)
2. Suara nafas
tambahan
dipertahanka
n pada skala
2 (berat)
ditingkatkan
ke skala 4
(ringan)
3. Retraksi
dinding dada
dipertahanka
n pada skala
2 (berat)
ditingkatkan
ke skala 4
(ringan)
NOC label:
Tanda-
Tanda Vital
1. Suhu tubuh
dipertahanka
n pada skala
2 ( berat)
ditingkatkan
ke skala 4
(ringan)
2. Tekanan nadi
dipertahanka
n pada skala
2 (berat)
ditingkatkan
ke skala 4
(ringan)
B. Impemantasi Keperawatan
C. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan yang merupakan perbandingan
yang sistematis dan terencana antara hasil akhir yang teramati dan tujuan atau kriteria
hasil yang dibuat pada tahap perencanaan (Asmadi, 2008).
DAFTAR PUSTAKA
Arief, Muttaqin, (2008). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem
Pernafasan. Jakarta: Salemba Medika.
Mansjoer, Arif, dkk. (2000). Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media Aesculapius
(Fakultas Kedokteran Indonesia).
Nurarif, Amin Huda, Kusuma Hardi, 2015, NANDA NIC NOC, Jakarta : Mediaaction
Jogja.
Nuari Afrian Nian, 2015. Buku Ajar Asuhan Pada Gangguan Sistem Gastrointestinal.
Jakarta: TIM.