Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PENDAHULUAN

PADA PASIEN DENGAN TUMOR WILMS

Oleh :

KELOMPOK III / KELAS PAJ DI.C

1. Luh Made Sri Yulian Wulan Dewi C2121110


2. Sang Ayu Wini Anarky C2121111
3. Ni Kadek Andri Yuniati C2121112
4. Ni Putu Sri Udayani C2121113
5. Ni Ketut Ari Riantini C2121114
6. Anatasia Melani C2121115
7. Ni Putu Dian Purnami Artha C2121116
8. Ni Made Juita Kama Perastika Yanthi C2121117

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


BINA USADA BALI
2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil
menyelesaikan laporan yang berjudul “Laporan Pendahuluan dan Konsep asuhan
keperawatan pada anak dengan Tumor Wilms”. Laporan ini berisikan tentang tinjauan
teori tentang Tumor Wilms serta konsep keperawatan pada anak dengan Tumor Wilms.
Diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua serta sebagai
bahan dalam proses pembelajaran terutama dalam lingkup keperawatan.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua
pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir.

Mangupura , 14 Oktober 2021

Tim Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tumor Wilms yang merupakan keganasan genitourianaria paling sering terjadi
pada anak-anak neoplasma embrional trifase yang merupakan hasil proliferasi dari
blastema, stroma dan epithelium. Tumor ini merupakan 8% keganasan pada anak-
anak dan menduduki peringkat kelima dari tumor pada anak-anak , setelah tumor pada
sentral nervus sistem, limfoma, neuroblastoma dan soft tissue sarcoma. Namun, tumor
ini adalah salah satu kanker penyebab utama kematian pada anak.

Tumor Wilms merupakan tumor ginjal primer paling sering pada anak, yang
menjadi salah satu penyebab utama kematian pada anak. Sekitar 90% kasus tumor
Wilms terjadi sporadik dan unilateral, dengan puncak kejadian pada anak berusia 3
tahun. Kondisi klinik yang dikeluhkan biasanya berkaitan dengan massa abdomen.
Pengobatan multimodal dapat memberikan angka harapan hidup dua tahun hingga
90%, namun angka kematian tumor Wilms di negara berkembang masih tinggi.
Publikasi mengenai gambaran klinik dan patologik tumor Wilms di Indonesia masih
sangat terbatas. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini dibuat untuk memperoleh data
tampakan klinik dan patologik tumor Wilms.

Insidens tumor ini hampir sama di setiap negara, oleh karena tidak ada
perbedaan ras, yaitu sekitar 2-5 kasus per 1 juta penduduk. Dan sekitar 500 kasus baru
dari tumor Wilms ditemukan tiap tahun di Amerika. Dari keseluruhan kasus kanker
pada anak 6% nya adalah tumor Wilms. Tumor Wilms paling sering terjadi pada
anak-anak dengan usia yang masih sangat muda dan jarang terjadi pada anak-anak
setelah umur 6 tahun. Tumor wilms ditemukan sama banyak pada kedua jenis kelamin
dan tidak ada predileksi bangsa atau ras.

B. Rumusan Masalah
1) Apa yang dimkasud dengan Tumor Wilms?
2) Bagaimana Etiologi dari Tumor Wilms?
3) Bagaimana Epidemiologi dari Tumor Wilms?
4) Bagaimana Patofisiologi dari Tumor Wilms?
5) Apa saja Tanda dan Gejala dari Tumor Wilms?
6) Bagaimana Klasifikasi dari Tumor Wilms?
7) Apa saja Pemeriksaan Penunjang/diagnostic dari Tumor Wilms?
8) Bagaimana Penatalakasanaan (penanganan medis maupun nonmedis dan edukasi
yang diberikan) pada Tumor Wilms?
9) Bagaimana Pathway (Web of causation (WOC) sampai masalah keperawatan pada
Tumor Wilms?
10) Bagaiaman Konsep asuhan keperawatan pada anak dengan Tumor Wilms?

C. Tujuan Studi Kasus


Tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk memberikan  pengetahuan serta dapat
memberikan informasi dan pemahaman mengenai Laporan Pendahuluan dan Konsep
asuhan keperawatan pada klien anak yang menderita Tumor Wilms
D. Manfaat Studi Kasus
1) Manfaat Umum
Secara teoritis makalah ini dapat menambah wawasan atau pengetahuan bagi para
pembaca mengenai Laporan Pendahuluan dan Konsep asuhan keperawatan pada
anak dengan Tumor Wilms
2) Manfaat Khusus
Hasil dari penyusunan makalah ini diharapkan dapat dijadikan sebagai suatu
pembelajaran bagi mahasiswa keperawatan yang intinya ilmu tersebut dapat
dipahami dan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, khususnya untuk
mengetahui Laporan Pendahuluan dan Konsep asuhan keperawatan pada anak
dengan Tumor Wilms.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar Penyakit

1. Definisi Tumor Wilms


Tumor Wilms (Nefroblastoma) adalah tumor ganas ginjal yang tumbuh dari sel
embrional primitive di ginjal. Tumor Wilms biasanya ditemukan pada anak-anak
yang berumur kurang dari 5 tahun, tetapi kadang ditemukan pada anak yang lebih
besar atau orang dewasa. Tumor Wilms merupakan tumor ganas intraabdomen yang
tersering pada anak-anak dan tumbuh dengan cepat (progesif).
Tumor wilms adalah tumor ginjal campuran ganas yang tumbuh dengan cepat,
terbentuk dari unsur embrional, biasanya mengenai anak-anak sebelum usia lima
tahun (Kamus Kedokteran Dorland).
Tumor wilms adalah tumor padat intraabdomen yang paling sering dijumpai
pada anak. Tumor ini merupakan neoplasma embrional dari ginjal, biasanya muncul
sebagai massa asimtomatik di abdomen atas atau pinggang. Tumor sering ditemukan
saat orang tua memandikan atau mengenakan baju anaknya atau saat dokter
melakukan pemeriksaan fisik terhadap anak yang tampak sehat. (Basuki,2011).
2. Etiologi Tumor Wilms
Penyebabnya tidak diketahui, tetapi diduga melibatkan faktor genetik.
Tumor wilms berhubungan dengan kelainan bawaan tertentu, seperti :
1. WAGR syndrome :
Kelainan yang mempengaruhi banyak sistem tubuh diantaranya
a. Aniridia – bayi lahir tanpa iris mata
b. Genitourinary malformation
c. Retardasi mental
Orang dengan sindrom WAGR memiliki kemungkinan 45 sampai 60 persen
untuk bisa terjadi tumor Wilms, bentuk kanker ginjal yang langka. Jenis
kanker ini paling sering didiagnosis pada anak-anak namun terkadang
terlihat pada orang dewasa.
2. Deny-Drash Syndrome
Sindrom ini menyebabkan kerusakan ginjal sebelum umur 3 tahun dan sangat
langka. Didapati perkembangan genital yang abnormal. Anak dengan sindrom
ini berada dalam resiko tinggi terkena tipe kanker lain, selain Tumor Wilms.
3. Beckwith- Wiedemann Syndrom
Bayi lahir dengan berat badan yang lebih tinggi dari bayi normal, lidah yang
besar, pembesaran organ – organ.
Tumor wilms berasal dari proliferasi patologik blastema metanefron akibat
tidak adanya stimulasi yang normal dari duktus metanefron untuk menghasilkan
tubuli dan glomeruli yang berdiferensiasi baik. Perkembangan blastema renalis
untuk membentuk struktur ginjal terjadi pada umur kehamilan 8-34 minggu.
Beberapa kasus disebabkan karena defek genetik yang diwariskan dari orang tua.
Ada dua gen yang ditemukan mengalami defek yaitu Wilms Tumor 1 atau Wilms
Tumor 2. Dan juga ditemukan kelainan mutasi di kromosom lain
Sekitar 1,5% penderita mempunyai saudara atau anggota keluarga lain
yang juga menderita Tumor wilms. Hampir semua kasus unilateral tidak bersifat
keturunan yang berbeda dengan kasus Tumor bilateral. Sekitar 7-10% kasus
Tumor wilms diturunkan secara autosomal dominan
3. Epidemiologi Tumor Wilms
Epidemiologi Wilms tumor merupakan keganasan ginjal atau tumor ginjal
padat yang cukup sering, dengan insidensi sebesar 6-7% dari seluruh kasus keganasan
pada anak dan dapat menyerang anak pada usia dibawah 10 tahun sekitar 10% kasus.
Dari keseluruhan tumor ginjal, 90% penyebabnya adalah Wilms Tumor.
Berdasarkan data dunia, sekitar 1 dari 10.000 anak dibawah usia 15 tahun
mengalami Wilms tumor. Di Amerika Serikat, kejadian kasus baru Wilms tumor
adalah sekitar 500-600 kasus tiap tahunnya. Wilms tumor cukup sering terjadi pada
ras afrika dan amerika-afrika dan cukup jarang pada ras asia timur. Pasien dengan ras
asia cenderung memiliki sedikit tumor dengan histologi buruk sehingga memiliki
penyakit dengan stadium lebih rendah dan akhirnya memiliki hasil luaran atau angka
kesintasan lebih baik.
4. Patofisiologi
Tumor Wilm’s ini terjadi pada parenkim ginjal. Tumor tersebut tumbuh
dengan cepat di lokasi yang dapat unilateral atau bilateral. Pertumbuhan tumor
tersebut akan meluas atau menyimpang ke luar renal. Mempunyai gambaran khas
berupa glomerulus dan tubulus yang primitif atau abortif dengan ruangan bowman
yang tidak nyata, dan tubulus abortif di kelilingi stroma sel kumparan.
Pertama-tama jaringan ginjal hanya mengalami distorsi, tetapi kemudian di
invasi oleh sel tumor. Tumor ini pada sayatan memperlihatkan warna yang putih atau
keabu-abuan homogen,lunak dan encepaloid (menyerupai jaringan ikat). Tumor
tersebut akan menyebar atau meluas hingga ke abdomen dan di katakan sebagai suatu
massa abdomen. Akan teraba pada abdominal dengan di lakukan palpasi.
Wilms Tumor seperti pada retinoblastoma disebabkan oleh 2 trauma mutasi
pada gen supresor tumor. Mutasi pertama adalah inaktivasi alel pertama dari gen
suppressor tumor yang menyangkut aspek prozigot dan postzigot. Mutasi kedua
adalah inaktivasi alel kedua dari gen tumor supresor spesifik.
Gen WT1 pada kromosom 11p13 adalah gen jaringan spesifik untuk sel
blastema ginjal dan epitel glomerolus dengan dugaan bahwa sel precursor kedua ginjal
merupakan lokasi asal terjadinya Wilms Tumor. Ekspresi WT1 meningkat pada saat
lahir dan menurun ketika ginjal telah makin matur. WT1 merupakan onkogen yang
dominan sehingga bila ada mutasi yang terjadi hanya pada 1 atau 2 alel telah dapat
menimbulkan Wilms Tumor. Gen WT2 pada kromosom 11p15 tetap terisolasi tidak
terganggu.
Gambaran klasik tumor Wilms bersifat trifasik, termasuk sel epitel, blastema
dan stroma. Berdasarkan korelasi histologis dan klinis, gambaran histopatologik tumor
Wilms dapat dikelompokkan dalam dua kelompok, yaitu tumor risiko rendah
(favourable), dan tumor risiko tinggi (unfavourable)
Munculnya tumor Wilm’s sejak dalam perkembangan embrio dan akan
tumbuh dengan cepat setelah lahir. Pertumbuhan tumor akan mengenai ginjal atau
pembuluh vena renal dan menyebar ke organ lain.
5. Tanda dan Gejala
Keluhan utama biasanya hanya benjolan perut, jarang dilaporkan adanya
nyeri perut dan hematuria, nyeri perut dapat timbul bila terjadi invasi tumor yang
menembus ginjal sedangkan hematuria terjadi karena invasi tumor yang menembus
sistim pelveokalises. Demam dapat terjadi sebagai reaksi anafilaksis tubuh terdapat
protein tumor dan gejala lain yang bisa muncul adalah :
a. Hipertensi diduga karena penekanan tumor atau hematom pada pembuluh-
pembuluh darah yang mensuplai darah ke ginjal, sehingga terjadi iskemi jaringan
yang akan merangsang pelepasan renin atau tumor sendiri mengeluarkan renin.
b. Anemia
c. Penurunan berat badan
d. Infeksi saluran kencing
e. Malaise
f. Anoreksia
Tumor Wilms tidak jarang dijumpai bersama kelainan kongenital lainnya, seperti
aniridia, hemihiperttofi, anomali saluran kemih atau genitalia dan retardasi mental

6. Klasifikasi
A. Penyebaran tumor wilms menurut TNM sebagai berikut:

1. T: Tumor primer

a) T1: Unilateral permukaan (termasuk ginjal) < 80 cm


b) T2: Unilateral permukaan > 80 cm
c) T3: Unilateral ruptur sebelum penanganan
d) T4: Bilateral
2. N: Metastasis limfa

a) No: Tidak ditemukan metastasis


b) N1: Ada metastasis limfa
3. M: Metastasis jauh

a) M0: Tidak ditemukan


b) M+: Ada metastasis jauh
B. The National Wilms Tumor Study (NWTS) membagi lima stadium tumor Wilms,
yaitu :

a. Stadium I: tumor terbatas di dalam jaringan ginjal tanpa menembus kapsul.


Tumor ini dapat direseksi dengan lengkap.
b. Stadium II: Tumor menembus kapsul dan meluas masuk ke dalam jaringan
ginjal dan sekitar ginjal yaitu jaringan perirenal, hilus renalis, vena renalis dan
kelenjar limfe para-aortal. Tumor masih dapat di reseksi dengan lengkap.
c. Stadium III: Tumor menyebar ke rongga abdomen (perkontinuitatum),
misalnya ke hepar, peritoneum, dll.
d. Stadium IV: Tumor menyebar secara hematogen ke rongga abdomen, paru-
paru, otak, tulang.
7. Pemeriksaan Penunjang/diagnostic
Tumor Wilms harus dicurigai pada setiap anak kecil dengan massa di
abdomen. Pada 10-25% kasus, hematuria mikroskopik atau makroskopik memberi
kesan tumor ginjal.
1. IVP → Dengan pemeriksaan IVP tampak distorsi sistem pielokalises
(perubahan bentuk sistem pielokalises) dan sekaligus pemeriksaan ini
berguna untuk mengetahui fungsi ginjal.
2. Foto thoraks merupakan pemeriksaan untuk mengevaluasi ada tidaknya
metastasis ke paru-paru. Arteriografi khusus hanya diindikasikan untuk
pasien dengan tumor Wilms bilateral
3. Ultrasonografi → USG merupakan pemeriksaan non invasif yang dapat
membedakan tumor solid dengan tumor yang mengandung cairan.
Dengan pemeriksaan USG, tumor Wilms nampak sebagai tumor padat di
daerah ginjal. USG juga dapat digunakan sebagai pemandu pada biopsi.
Pada potongan sagital USG bagian ginjal yang terdapat tumor akan
tampak mengalami pembesaran, lebih predominan digambarkan sebagai
massa hiperechoic dan menampakkan area yang echotekstur heterogenus.
4. CT-Scan → memberi beberapa keuntungan dalam mengevaluasi tumor
wilms. Ini meliputi konfirmasi mengenai asal tumor intrarenal yang
biasanya menyingkirkan neuroblastoma; deteksi massa multipel;
penentuan perluasan tumor, termasuk keterlibatan pembuluh darah besar
dan evaluasi dari ginjal yang lain. Pada gambar CT-Scan Tumor Wilms
pada anak laki-laki usia 4 tahun dengan massa di abdomen.
5. CT scan memperlihatkan massa heterogenus di ginjal kiri dan metastasis
hepar multiple. CT scan dengan level yang lebih tinggi lagi menunjukkan
metastasis hepar multipel dengan thrombus tumor di dalam vena porta.
6. Magnetic Resonance Imaging (MRI) → MRI dapat menunjukkan
informasi penting untuk menentukan perluasan tumor di dalam vena cava
inferior termasuk perluasan ke daerah intarkardial. Pada MRI tumor
Wilms akan memperlihatkan hipointensitas (low density intensity) dan
hiperintensitas (high density intensity).
7. Laboratorium → Hasil pemeriksaan laboratorium yang penting yang
menunjang untuk tumor Wilms adalah kadar lactic dehydrogenase (LDH)
meninggi dan Vinyl mandelic acid (VMA) dalam batas normal.
Urinalisis juga dapat menunjukkan bukti hematuria, LED meningkat, dan
anemia dapat juga terjadi, terlebih pada pasien dengan perdarahan
subkapsuler. Pasien dengan metastasis di hepar dapat menunjukkan
abnormalitas pada analisa serum.

8. Penatalakasanaan (penanganan medis maupun nonmedis dan edukasi yang


diberikan)
Tujuan pengobatan tumor wilms adalah mengusahakan penyembuhan dengan
komplikasi dan morbiditas serendah mungkin. Biasanya dianjurkan kombinasi
pembedahan, radioterapi dan kemoterapi. Dengan terapi kombinasi ini dapat
diharapkan hasil yang memuaskan. Jika secara klinis tumor masih berada dalam
stadium dini dan ginjal di sebelah kontra lateral normal, dilakukan nefrektomi
radikal.
Ukuran tumor pada saat datang menentukan cara pengobatan. masing- masing
jenis ditangani secara berbeda, tetapi tujuannya adalah menyingkirkan tumor dan
memberikan kemoterapi atau terapi radiasi yang sesuai. Apabila tumor besar maka
pembedahan definitive mungkin harus di tunda sampai kemoterapi atau radiasi
selesai. Kemoterapi dapat memperkecil tumor dan memungkinkan reaksi yang lebih
akurat dan aman.
1. Penatalaksanaan Medis :
a. Farmakologi
1) Kemoterapi
Tumor Wilms termasuk tumor yang paling peka terhadap obat
kemoterapi. Prinsip dasar kemoterpai adalah suatu cara penggunaan obat
sitostatika yang berkhasiat sitotoksik tinggi terhadap sel ganas dan
mempunyai efek samping yang rendah terhadap sel yang normal.
Terapi sitostatika dapat diberikan pra maupun pasca bedah
didasarkan penelitian sekitar 16-32% dari tumor yang mudah ruptur.
Biasanya, jika diberikan prabedah selama 4 – 8 minggu. Jadi tujuan
pemberian terapi adalah untuk menurunkan resiko ruptur intraoperatif dan
mengecilkan massa tumor sehingga lebih midah direseksi total.
Ada lima macam obat sitostatika yang terbukti efektif dalam
pengobatan tumor Wilms, yaitu Aktinomisin D, Vinkristin, Adriamisin,
Cisplatin dan siklofosfamid. Mekanisme kerja obat tersebut adalah
menghambat sintesa DNA sehingga pembentukan protein tidak terjadi
akibat tidak terbentuknya sintesa RNA di sitoplasma kanker, sehingga
pembelahan sel-sel kanker tidak terjadi.
a) Aktinomisin D
Golongan antibiotika yang berasal dari spesies Streptomyces,
diberikan lima hari berturut-turut dengan dosis 15 mg/KgBB/hari
secara intravena. Dosis total tidak melebihi 500 mikrogram.
Aktinomisin D bersama dengan vinkristin selalu digunakan
sebagai terapi prabedah.
b) Vincristine
Golongan alkaloid murni dari tanaman Vina rossa, biasanya
diberikan dalam satu dosis 1,5 mg/m2 setiap minggu secara
intravena (tidak lebih dari 2 mg/m2). Bila melebihi dosis dapat
menimbulkan neurotoksis, bersifat iritatif, hindarkan agar tidak
terjadi ekstravasasi pada waktu pemberian secara intravena.
Vinkristin dapat dikombinasi dengan obat lain karena jarang
menyebabkan depresi hematologi, sedangkan bila digunakan
sebagai obat tunggal dapat menyebab relaps.
c) Adriamisin
Golongan antibiotika antrasiklin diisolasi dari streptomyces
pencetius, diberikan secara intravena dengan dosis 20 mg/m2/hari
selama tiga hari berturut-turut. Dosis maksimal 250 mg/m2. obat
ini tidak dapat melewati sawar otak dapat menimbulkan toksisitas
pada miokard bila melebihi dosis. Dapat dikombinasi dengan
Aktinomisin D.
d) Cisplatin
Dosis yang umum digunakan adalah 2-3 mg/KgBB/hari atau 20
mg/m2/hari selama lima hari berturut-turut.
e) Cyclophospamide
Dari nitrogen mustard golongan alkilator. Dosis 250 – 1800
mg/m2/hari secara intravena dengan interval 3-4 mg. Dosis peroral
100-300 mg/m2/hari.
b. Non Farmakologi
1) Pembedahan
a) Keperawatan perioperative
Karena banyak anak dengan tumor wilms mungkin mendapat obat
kemoterapi kardiotoksik, maka mereka harus diperiksa oleh ahli onkologi
dan di izinkan untuk menjalani operasi. Mereka perlu menjalani
pemeriksaan jantung yang menyeluruh untuk menentukan status fungsi
jantung. Tumor wilms jangan di palpasi untuk menghindari rupture dan
pecahnya sel-sel tumor. Pasien di letakkan dalam posisi telentang dengan
sebuah gulungan di bawah sisi yang terkena. Seluruh abdomen dan dada di
bersihkan.
b) Hasil akhir pada pasien pascaoperatif
Pasien tumor wilms menerima kemoterapi dan terapi radiasi yang
sesuai dengan lesi. Gambaran histologik lesi merupakan suatu indicator
penting untuk prognosis, karena gambaran tersebut menentukan derajat
anaplasia. Anak yan histologiknya relative baik. Maka memiliki prognosis
baik. Sedangkan anak yang gambaran histologiknya buruk, maka memilii
prognosis buruk. Terapi dibuat sespesifik mungkin untuk masing-masing
anak, karena terapi yang lebih sedikit menghasilkan kualitas hidup yang
lebih baik dengan lebih sedikit efek sampingnya.
Nefrektomi radikal dilakukan bila tumor belum melewati garis tengah
dan belum menginfiltrasi jaringan lain. Pengeluaran kelenjar limfe
retroperitoneal total tidak perlu dilakukan tetapi biopsi kelenjar di daerah
hilus dan paraaorta sebaiknya dilakukan. Pada pembedahan perlu
diperhatikan ginjal kontralateral karena kemungkinan lesi bilateral cukup
tinggi. Apabila ditemukan penjalaran tumor ke vena kava, tumor tersebut
harus diangkat.
2) Radioterapi
Tumor Wilms dikenal sebagai tumor yang radiosensitif, tapi radioterapi dapat
mengganggu pertumbuhan anak dan menimbulkan penyulit jantung, hati dan
paru. Karena itu radioterapi hanya diberikan pada penderita dengan tumor
yang termasuk golongan patologi prognosis buruk atau stadium III dan IV.
Jika ada sisa tumor pasca bedah juga diberikan radioterapi. Radioterapi dapat
juga digunakan untuk metastase ke paru, otak, hepar serta tulang.

3) Penatalaksanaan Keperawatan
a. Meredakan kecemasan yang dihadapi pasien dan keluarga
b. Memberikan informasi tentang proses/kondisi penyakit, prognosis, dan
kebutuhan pengobatan.
c. Mengalihkan rasa nyeri yang dihadapi pasien
d. Melakukan kompres untuk menurunkan suhu pasien
e. Membantu aktivitas pasien karena sebagian besar terganggu dengan
adanya tumor diperut
f. Melakukan pemasangan infus untuk menjaga keseimbangan cairan pasien

9. Pathway (Web of causation (WOC) sampai masalah kep


10. Konsep Asuhan Keperawatan Pada anak dengan Tumor Wilms
a. Identitas
Menanyakan nama,nama panggilan,tanggal lahir, tanggal penggajian, tanggal di
rawat, diagnose medis, informan,identitas orang tua/wali, jenis kelamin, agama
,alamat, nomor telepon yang bisa dihubungi
b. Keluhatan Utama
c. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat Kesehatan Saat ini
Klien mengeluh kencing berwarna seperti cucian daging, bengkak sekitar
perut. Tidak nafsu makan, mual , muntah dan diare. Badan panas hanya sutu
hari pertama sakit. Perhatikan keluhan pasien saat pengkajian seperti
karakteristik dan perkembangan penyakit.
2) Riwayat Kesehatan Dahulu
Apakah klien pernah mengeluh kelainan pada ginjal sebelumnya, atau gejala-
gejala tumor wilms. Perhatikan Kesehatan pasein terdahulu seperti kehamilan,
kelahiran, post natal, penyakit sebelumnya seperti operasi/cidera.
3) Riwayat Kesehatan Keluarga dan Genogram
Apakah ada riwayat keluarga klien pernah mengidap kanker atau tumor
sebelumnya serta genogram.
4) Status Kesehatan saat ini
Perawatan Kesehatan, obat-obatan, alergi, imunisasi, nutrisi dan tidur.
d. Pemeriksaan Fisik
Perhatikan Keadaan umum pasien, tanda vital, antropometri, kulit, rambut dan
kuku, kepala leher, hidung dan sinus, mulut, mata penglihatan, telinga dan
pendengaran, hidung, mulut dan gigi, tenggorokan, pernafasan dan dada,
kardiovaskuler dan hematologi, gastrointestinal, urinary, reproduksi,
musculoskeletal, abdomen, anus dan rectum, ekstremitas, neurologi, dan endokrin.

e. Status Pertumbuhan dan Perkembangan

Usia Usia
Tengkurap : Mengoceh :
Duduk tanpa suport : 1-2 kata :
Berdiri : Kombinasi 2 kata :
Merangkak : Kalimat 3 kata :
Berjalan sendiri : Kalimat 4 kata :
Berjalan Mundur : Bercerita :
Naik Kursi : Tumbuh gigi :
Naik Tangga : Gigi Tanggal :
Bersepeda roda tiga : Tinggi badan 2 tahun :
Berat Badan Lahir : Berat Badan 6 bulan :
Berat Badan 1 tahun Berat Badan 2 tahun :
f. Program Terapi
Nama obat/Theraphy, dosis dan rute.
g. Pemeriksaan Penunjang.
h. Pola Aktivitas
1) Pola nutrisi dan metabolik :

Suhu badan normal hanya panas hari pertama sakit. Dapat terjadi kelebihan
beban sirkulasi karena adanya retensi natrium dan air, edema pada sekitar mata
dan seluruh tubuh. Klien mudah mengalami infeksi karena adanya depresi
sistem imun. Adanya mual , muntah dan anoreksia menyebabkan intake nutrisi
yang tidak adekuat. BB meningkat karena adanya edema. Perlukaan pada kulit
dapat terjadi karena uremia.

2) Pola eliminasi :
Eliminasi fekal tidak ada gangguan, sedangkan eliminasi urin : gangguan pada
glumerulus menyebakan sisa-sisa metabolisme tidak dapat diekskresi dan
terjadi penyerapan kembali air dan natrium pada tubulus yang tidak mengalami
gangguan yang menyebabkan oliguria sampai anuria ,proteinuri, hematuria.

3) Pola Aktifitas dan latihan :

Pada klien dengan kelemahan, malaise, kelemahan otot dan kehilangan tonus
karena adanya hiperkalemia. Dalam proses perawatan klien perlu istirahat
selama 2 minggu dan mobilisasi duduk dimulai bila tekanan darah sudah
normal selama 1 minggu.

4) Pola tidur dan istirahat :

Klien tidak dapat tidur terlentang karena sesak dan gatal karena adanya uremia.
keletihan, kelemahan malaise, kelemahan otot dan kehilangan tonus.

5) Persepsi diri :

Klien cemas dan takut karena urinenya berwarna merah, edema, dan perawatan
yang lama. Anak berharap dapat sembuh kembali seperti semula

6) Hubungan peran :

Lingkungan perawatann yang baru dan kondisi penyakit yang kritis


menyebabkan anak banyak diam.

i. Pada penderita tumor wilm pengkajian dilakukan dengan melihat adanya :


1) Massa tumor pada abdomen
2) Kaji manifestasi tumor wilm
3) Kaji hasil pemeriksaan laboratorium
11. Analisa Data
No Data Fokus Etiologi Problem
1 DS
DO

12. Penegakkan masalah keperawatan


Diagnosa keperawatan yang muncul adalah :
1) Nyeri akut berhubungan dengan agen injury biologis

2) Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan kebutuhan dan suplai


oksigen

3) Perubahan Nutrisi : Kurang dari Kebutuhan berhubungan dengan peningkatan


kebutuhan metabolisme, kehilangan protein dan penurunan intake

4) Kecemasan (orang tua) berhubungan dengan kurang pengetahuan

13. Rencana Tindakan Keperawatan (Tujuan,Kriteria hasil, dan Intervensi)

DIAGNOSA TUJUAN DAN CRITERIA


NO INTERVENSI (NIC)
KEPERAWATAN HASIL (NOC)

1 Nyeri akut Kriteria Hasil: a. Monitor Tanda Vital


a. Klien menunjukkan b. Monitor kelembaban
berhubungan dengan
perfusi jaringan yang kulit
agen injury biologis adekuat c. Monitor sianosis
yang ditunjukkan Monitor
dengan terabanya
nadi perifer, ukuran, bentuk,
b. kulit kering dan simetrifitas, dan
hangat, reaktifitas pupil
c. tidak ada distres d. Monitor
pernafasan. tingkat kesadaran klien
d. Tanda vital dalam e. Kaji adanya tanda-
batas normal tanda dehidrasi (turgor
kulit jelek, mata
cekung, dll)
f. Kolaborasikan
pemberian tranfusi
darah
g. Persiapkan pemberian
transfusi (seperti
mengecek
darah
dengan identitas
pasien, menyiapkan
terpasangnya
alat
transfusi darah
h. Awasi pemberian
komponen
darah/transfusi
i. Awasi respon klien
selama pemberian
komponen darah
j. Monitor hasil
laboratorium (kadar Hb,
Besi serum, angka
trombosit)

2 Intoleransi Kriteria Hasil: a. Tentukan keterbatasan


a. Klien aktifitas fisik pasien
aktifitas berhubungan dapat melakukan b. Monitor intake nutrisi
dengan aktifitas yang untuk meyakinkan
ketidakseimbangan dianjurkan sumber energi yang
kebutuhan dan suplai b. Tanda vital dalam cukup
oksigen batas normal c. Monitor pola dan
kuantitas tidur
d. Bantu

pasien menjadwalkan
istirahat dan aktifitas
e. Ajari pasien
untuk
mengenali tanda dan
gejala
kelelahan
sehingga dapat
mengurangi
aktifitasnya.
f. Kolaborasikan dengan
ahli gizi tentang cara
peningkatan energi
melalui makanan
g. Kolaborasikan
pemberian

terapi oksigen
3 Ketidakseimbangan Kriteria Hasil: a. Monitor
nutrisi: kurang dari a. Pencapaian berat
kebutuhan tubuh badan normal yang adanya penurunan BB
berhubungan dengan diharapkan b. Ciptakan lingkungan
Ketidakmampuan b. Berat badan sesuai nyaman selama klien
mengabsorpsi nutrien dengan umur dan makan.
tinggi badan c. Monitor kulit (kering)
c. Bebas dari tanda dan
malnutrisi
d. Nafsu makan baik perubahan pigmentasi
d. Monitor turgor kulit
e. Monitor mual
dan muntah
f. Monitor

kadar albumin, total


protein,
Hb, kadar hematokrit
g. Monitor kadar limfosit
dan elektrolit
h. Monitor pertumbuhan
dan perkembangan.
i. Anjurkan masukan
kalori yang tepat yang
sesuai

dengan kebutuhan
energi
j. Anjurkan

makan sedikit tapi


sering
k. Sajikan diit dalam
keadaan hangat
l. Kolaborasi dengan ahli
gizi tentang jumlah
kalori dan tipe nutrisi
yang

dibutuhkan (TKTP)
m. Kolaborasikan
pemberian

nutrisi
parenteral bila
diperlukan

4 Kecemasan (orang Kriteria Hasil: a. Gunakan pendekatan


tua) berhubungan a. Klien dan keluarga dengan
dengan mampu
mengidentifikasi konsep atraumatik care
kurang pengetahuan dan b. Jelaskan semua
mengungkapkan prosedur dan
gejala cemas dengarkan keluhan klien
b.Mengidentifikasi, c. Pahami harapan pasien
mengungkapkan, dalam situasi stres
dan d. Temani pasien untuk
menunjukkan memberikan keamanan
teknik untuk dan mengurangi takut
mengontrol cemas e. Bersama tim
c. Tanda vital kesehatan, berikan
dalam batas informasi mengenai
normal diagnosis, tindakan
d.Postur tubuh, prognosis
ekspresi wajah, f. Anjurkan keluarga
bahasa tubuh, dan untuk menemani anak
tingkat aktivitas dalam pelaksanaan
menunjukkan tindakan keperawatan
berkurangnya g. Lakukan massage pada
kecemasan. leher dan punggung,
e. Menunjukkan bila perlu
peningkatan h. Lakukan
konsentrasi
dan akurasi terapi bermain atas
dalam indikasi
berpikir i. Bantu pasien mengenal
penyebab kecemasan
j. Dorong
pasien/keluarga
untuk
mengungkapkan
perasaan,

ketakutan, persepsi

tentang
penyakit
k. Instruksikan pasien
menggunakan teknik
relaksasi (sepert tarik
napas dalam, distraksi,
dll)
l. Kolaborasi pemberian
obat untuk mengurangi
kecemasan

14. Implementasi Keperawatan


15. Evaluasi Keperawatan
1
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tumor Wilms adalah semacam tumor ganas pada ginjal yang menyerang anak-
anak, penyebabnya adalah kelainan genetika artinya penyakit ini adalah penyakit bawaan.
Tumor Wilms yang merupakan keganasan genitourianaria paling sering terjadi pada
anak-anak neoplasma embrional trifase yang merupakan hasil proliferasi dari blastema,
stroma dan epithelium. Tumor ini merupakan 8% keganasan pada anak-anak dan
menduduki peringkat kelima dari tumor pada anak-anak , setelah tumor pada sentral
nervus sistem, limfoma, neuroblastoma dan soft tissue sarcoma. Namun, tumor ini adalah
salah satu kanker penyebab utama kematian pada anak.

Tumor Wilm’s ini terjadi pada parenkim ginjal. Tumor tersebut tumbuh dengan
cepat di lokasi yang dapat unilateral atau bilateral. Pertumbuhan tumor tersebut akan
meluas atau menyimpang ke luar renal. Mempunyai gambaran khas berupa glomerulus
dan tubulus yang primitif atau abortif dengan ruangan bowman yang tidak nyata, dan
tubulus abortif di kelilingi stroma sel kumparan. Penatalaksanaan dari Tumor Wilms ini
ada 2 cara yaitu dengan cara Medis dan Non-Medis. Pemeriksaan dari penyakit Tumor
Wilms ini mulai dari pengkajian sampai dengan evaluasi keperawatan
B. Saran
1. Bagi Mahasiswa
Dalam penyusunan makalah dan pemecahan kasus kelompok sudah berusaha
semaksimal mungkin. Namun jika ada saran yang bersifat perbaikan kelompok sangat
senang menerima masukan tersebut.
2. Bagi Intitusi Pendidikan
Dalam penyusunan makalah kelompok melakukan konsultasi dengan pihak Bapak /
Ibu dosen yang bersangkutan. Saran yang Bapak / Ibu dosen berikan sangat membantu
untuk perbaikan makalah dan pemecahan kasus.
3. Bagi Perawat
Dalam melakukan tindakan keperawatan seperti dalam pengkajian dan pemeriksaan
perawat harus lebih memperhatikan klien dan keluarganya karena klienya adalah
anak-anak. Karena selain Sifat klien anak-anak berbeda dengan klien yang dewasa
klien anak juga melibatkan keluarganya karena kemandirian dari anak-anak masih
rendah
DAFTAR PUSTAKA

Bambang Permono, Mia Ratwita. Tumor Wilms. Edisi 2010. Diunduh dari
http://www.pediatrik.com/isi03.php?page=html&hkategori=pdt&direkt
ori=pdt&filepdf=0&pdf=&html=07110-ybwd242.htm. Pada tanggal 29
Oktober 2010

Christian Nordgvist. What is a Wilm’s Tumor. Edisi 2013. Diunduh dari URL
http://www.medicalnewstoday.com/articles/188130.php.

Hardjowijoto S, Djuwantoro D, Rahardjo EO, Djatisoesanto W. Management of


Wilms’ Tumor in Department of Urology Soetomo Hospital : report of 70
cases. Jurnal Ilmu Bedah Indonesia vol. 33 no. 1 Januari-Maret 2010.1-5

J.Crowin, elizabeth . 2013 . Buku Saku patofisiologi . Jakarta : Penerbit Buku


kedokteran EGC

Nelson, Behrman, Kliegman. 2010. Ilmu Kesehatan Anak (Textbook of


Pediatrics). Edisi 15. Jakarta : EGC

Nurarif, A. H. dan Hardhi, K. (2015) Aplikasi NANDA NIC NOC,Edisi Revisi Jilid
I. Yogyakarta: Media Action Publishing

Pudjiadi, A. H. Dan Hegar, B. (2010) Pedoman Pelayanan Medis Ikatan Dokter


Anak Indonesia. Jakarta: IDAI.
Seputra,sonny 2016, Tumor Wilms, Jakarta : alomedika.

Smeltzer, S. C. (2010). Handbook for Brunner & Suddarth’s textbook of medical-


surgical nursing. —12th ed. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins

Tongaonkar HB, Qureshi SS, Kurkure PA, Muckaden MA, Arora B, Yuvaraja TB.
Wilms’ tumor: An update. Indian Journal of Urology. October 2011.
https://www.alomedika.com/penyakit/onkologi/wilms-tumor/epidemiologi

Anda mungkin juga menyukai