Anda di halaman 1dari 49

PENDIDIKAN KESEHATAN: “TERAPI BACK MASSAGE TERHADAP

PENGURANGAN RASA NYERI PADA PENDERITA REMATIK”

PROPOSAL

oleh Rohmatun
Nazila NIM
152310101111

KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS
JEMBER
2017

1
PENDIDIKAN KESEHATAN: TERAPI BACK MASSAGE
TERHADAP PENGURANGAN RASA NYERI PADA PENDERITA
REMATIK

PROPOSAL

disusun guna melengkapi tugas mata kuliah Keperawatan Medikal


Dosen Penanggung jawab Ns. Jon Hafan S, M.Kep., Sp.Kep.MB

oleh Rohmatun
Nazila NIM
152310101111

KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS
JEMBER
2017

2
PRAKATA

Puji syukur kejadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pendidikan
Kesehatan: Terapi BACK MASSAGE Terhadap Pengurangan Rasa Nyeri pada
Penderita Rematik”. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas akhir mata
kuliah Keperawatan Medikal pada Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas
Jember.
Penyusunan makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh
karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Ns. Jon Hafan S, M.Kep., Sp.Kep.MB selaku dosen pembimbing dan dosen
penanggung jawab mata kuliah Keperawatan Medikal yang telah
membimbing dalam penulisan makalah ini;
2. bapak dan ibu kami yang telah memberikan dorongan dan doanya demi
terselesaikannya makalah ini;
3. keluarga bapak Abdul Rozek yang telah bersedia berpartisipasi dalam
penyuluhan;
4. teman-teman yang telah memberi dorongan dan semangat;
5. semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Penulis juga menerima segala kritik dan saran dari semua pihak demi
kesempurnaan makalah ini. Akhirnya penulis berharap, semoga makalah ini dapat
bermanfaat.

Jember, Oktober 2017

Penulis,

3
DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Judul...............................................................................................ii

Prakata............................................................................................................iii

Daftar Isi........................................................................................................iv

Daftar lampiran ............................................................................................. vi

BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................... 1

1.1 Analisa Situasi ............................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ......................................................................... 2

BAB 2 TUJUAN DAN MANFAAT ............................................................


3

2.1 Tujuan ........................................................................................... 3

2.2 Manfaat ......................................................................................... 3

BAB 3 KERANGKA PENYELESAIAN MASALAH ............................. 4

3.1 Dasar Pemikiran ............................................................................ 4

3.2 Kerangka Penyelesaian Masalah.................................................... 5

BAB 4. PELAKSANAAN KEGIATAN...................................................... 6

4.1 Realisasi Penyelesaian Masalah..................................................... 6

4.2 Khalayak sasaran............................................................................ 6

4.3 Metode Yang Digunakan ............................................................... 6

4.4 Aggaran dan Sumber Dana............................................................7

4
4.5 Organisasi Pelaksanaan ................................................................7

BAB 5. HASIL KEGIATAN ....................................................................... 8

5.1 Analisa Evaluasi ............................................................................. 8

5.2 Faktor Pendukung .......................................................................... 9

5.3 Faktor Penghambat ........................................................................ 10

BAB 6. PENUTUP ....................................................................................... 11

6.1 Kesimpulan .................................................................................... 11

6.2 Saran .............................................................................................. 11

DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 13

LAMPIRAN

Lampiran 1 : Berita Acara

Lampiran 2 : Daftar Hadir

Lampiran 3 : Materi

Lampiran 4 : SAP

Lampiran 5 : Media

Lampiran 6 : Foto Kegiatan

Lampiran 7 : Video Kegiatan

5
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Berita Acara Kegiatan

Lampiran 2 : Daftar Hadir

Lampiran 3 : Materi

Lampiran 4 : SAP

Lampiran 5 : Media

Lampiran 6 : Foto Kegiatan

Lampiran 7 : Video Kegiatan

6
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Analisa Situasi
Rematik merupakan penyakit yang menyerang pada sendi dan tulang atau
jaringan penunjang sekitar sendi. Bagian tubuh yang sering diserang biasanya
persendian pada jari, lutut, pinggul, dan tulang punggung. Keadaan ini
biasanya sebagai akibat aktivitas yang terlalu berlebihan atau trauma terhadap
tulang yang dialami sendi (kartilago) sendi yang menjadi bantal bagi tulang.
Akibatnya, akan terasa nyeri apabila sendi tersebut digerakkan. Persendian
yang jarang terserang adalah pergelangan tangan dan kaki, siku, serta bahu
(Purwoastuti, 2009).
Penyakit rematik ini tidak saja diderita oleh orang-orang yang tinggal
daerah perkotaan, akan tetapi terdapat didaerah pedesaan. Penderitanya pun
tidak pandang usia. Dalam kehidupan sehari-hari, sering dijumpai keluhan
nyeri bahkan pembekakan pada satu atau beberapa sendi tubuh, sampai
menghalangi aktivitas setiap hari (Stanley, 2007).
Masalah-masalah kesehatan akibat penuaan terjadi pada berbagai sistem
tubuh, salah satunya adalah penyakit rematik. Reumatik adalah penyakit
inflamasi non-bakterial yang bersifat sistemik,progesif, cenderung krpnik dan
mengenai seni serta jaringan ikat sendi secara simetris.
Indonesia akan mengalami peningkatan jumlah penduduk usia lanjut
secara dramatis pada abad 21 nanti. Berdasarkan data proyeksi penduduk
tahun 1990-2015 dari badan pusat statistic (BPS) pada tahun 2000, jumlah
penduduk usia lanjut mencapai 7,29% (sekitar 15,2 juta jiwa) dari total
jumlah penduduk Indonesia. Peningkatan jumlah lansia yang tinggi tersebut
berpotensi menimbulkan berbagai macam permasalahan baik dari aspek
social, ekonomi, budaya, mupun kesehatan. Salah satunya masalah kesehatan
yaitu banyaknya lansia mengalami rematik tanpa mengetahui bagaimana cara
menanganinya sendiri.
Untuk itu pada lanjut usia mampu mengenali dan mengelola dengan baik
masalah kesehatannya yang bertujuan untuk mengurangi kecacatan

7
penurunan kualitas hidup yang disebabkan oleh rematik. Untuk mengurangi
hal tersebut, umumnya dilakukan pengelolan nyeri dengan cara terapi back
massage. Back massage adalah salah satu tehnik memberikan tindakan
massase pada punggung dengan usapan secara perlahan. Usapan tersebut
dengan lation atau balsam guna memberikan sensasi hangat dengan
mengakibatkan dilatasi pada pembuluh darah local. Manfaat dari terapi ini
salah satunya adalah penurunan secara bermakna pada intensitas nyeri dan
kecemasan serta perubahan positif pada denyut jantung dan tekanan darah,
yang mengindikasikan relaksasi pada penderita rematik.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan analisa situasi di atas, maka perumusan masalah dalam kegiatan


yang akan dilakukan ini adalah pendidikan kesehatan tentang terapi back
message terhadap penurunan rasa nyeri pada penderita rematik, sebagai
berikut:

1. Berdasarkan data yang didapatkan dari keluarga Bapak Abdul Rozek yang tinggal
di Kelurahan Bintoro, RT/RW 002/10, Kabupaten Jember pada desa tersebut
sudah terbentuk layanan kesehatan seperti Puskesmas dan klinik kesehatan.
Namun, belum ada pemeriksaan penyakit rematik secara langsung dan khusus
pendidikan kesehatan yang terjadwal sebagai upaya promotif dan preventif untuk
menanggulangi masalah tingginya angka kejadian masyarakat yang mengalami
penyakit rematik.

2. Untuk itu pemberian penyuluhan kesehatan tentang manfaat terapi Back


Massage terhadap penurunan rasa nyeri pada penderita rematik pada
keluarga sangat tepat dalam rangka upaya promotif dan preventif untuk
menekan angka kejadian penyakit rematik.

3. Penyuluhan kesehatan selain mudah dilakukan dengan biaya yang cukup


murah diharapkan mampu menyadarkan keluarga maupun masyarakat
akan pentingnya menjaga kesehatan tubuhnya dan pentingnya
pendeteksian dini terhadap penyakit rematik.

BAB 2

TUJUAN DAN MANFAAT

2.1 Tujuan

2.1.1 Tujuan Umum

Setelah dilakukan pendidikan kesehatan tentang terapi back massage terhadap


penurunan rasa nyeri pada penderita rematik,penderita mampu memahami
konsep dasar penyakit rematik dan mampu melakukan terapi back massage
secara benar.

2.1.2 Tujuan Khusus

a. Mengetahui gambaran karakteristik penderita rematik.

b. Mengidentifikasi rasa nyeri sebelum dilakukan terapi Back Massage.

c. Mengidentifikasi rasa nyeri setelah dilakukan terapi Back Massage.

d. Menganalisis pengaruh terapi Back Massage terhadap penderita rematik.

2.2 Manfaat

Hasil pendidikan kesehatan ini diharapkan bermanfaat bagi:

1. Bagi Pendidikan
Dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan dan memperdalam pengalaman
penelitian tentang terapi back message terhadap penurunan rasa nyeri pada
penderita rematik.

2. Bagi Penderita/Keluarga

Memberikan masukan kepada penderita dan keluarga tentang tentang terapi


back message terhadap penurunan rasa nyeri pada penderita rematik,
sehingga penderita mampu melakukan secara maksimal dan didukung oleh
keluarga dan masyarakat lingkungan sekitar.

3. Bagi Keperawatan

Bagi dunia pendidikan dapat dapat memberikan tambahan khasanah


penilitian dan sebagai bahan kajian dibidang administrasi dan kebijakan
kesehatan masyarakat.

BAB 3

KERANGKA PENYELESAIAN MASALAH

3.1 Dasar Pemikiran

Rematik merupakan penyakit yang menyerang pada sendi dan tulang atau
jaringan penunjang sekitar sendi. Bagian tubuh yang sering diserang biasanya
persendian pada jari, lutut, pinggul, dan tulang punggung. Keadaan ini
biasanya sebagai akibat aktivitas yang terlalu berlebihan atau trauma terhadap
tulang yang dialami sendi (kartilago) sendi yang menjadi bantal bagi tulang.
Akibatnya, akan terasa nyeri apabila sendi tersebut digerakkan. Persendian
yang jarang terserang adalah pergelangan tangan dan kaki, siku, serta bahu
(Purwoastuti, 2009).

10
10
Penyakit rematik ini tidak saja diderita oleh orang-orang yang tinggal
daerah perkotaan, akan tetapi terdapat didaerah pedesaan. Penderitanya pun
tidak pandang usia. Dalam kehidupan sehari-hari, sering dijumpai keluhan
nyeri bahkan pembekakan pada satu atau beberapa sendi tubuh, sampai
menghalangi aktivitas setiap hari (Stanley, 2007).
Reumatik atau osteoarthritis merupakan penyakit degenaratif yang
disebabkan oleh banyak faktor antara lain: reaksi alergi, infeksi, genetic dan
proses penuaan. Osteoarthritis yang disebabkan karena proses penuaan
seseorang sebab tulang mulai kehilangan kartilago (jaringan tuulang rawan)
yang berfungsi sebagai bantalan antara tulang dengan sendi, yang kemudian
semakin tipis sehingga menyebabkan rasa nyeri pada sendi (Smeltzer, 2002).
Nyeri pada sendi merupakan nyeri yang dirasakan di bagian persendian
dan sekitarnya akibat proses inflamasi maupun terjadi secara idiopatik.
Penderita kemudian membatasi pergerakan pada bagian yang nyeri sehingga
luas gerak sendi kesemua arah berkurang dan mengalami penurunan aktifitas
fisik. (Isbagio, 2005).

3.2 Kerangka Penyelesaian Masalah


Tindakan untuk mengatasi nyeri adalah manajemen nyeri. Manajemen
nyeri terdiri dari non pharmacological treatment dan pharmalogical treatment.
Manajemen nyeri farmakologi meliputi pengguanaan analgesic, obat anti
inflamasi nonstreoit, dan narkotik yang bertujuan menurunkan nyeri. Untuk
itu pada lanjut usia mampu mengenali dan mengelola dengan baik masalah
kesehatannya yang bertujuan untuk mengurangi kecacatan penurunan kualitas
hidup yang disebabkan oleh rematik. Untuk mengurangi hal tersebut,
umumnya dilakukan pengelolan nyeri dengan cara terapi back massage.
Salah satu cara yang digunakan untuk menurunkan nyeri reumatik adalah
dengan cara back massage.

11
11
Back massage adalah salah satu tehnik memberikan tindakan massase
pada punggung dengan usapan secara perlahan. Usapan tersebut dengan
lation atau balsam guna memberikan sensasi hangat dengan mengakibatkan
dilatasi pada pembuluh darah local. Manfaat dari terapi ini adalah penurunan
secara bermakna pada intensitas nyeri dan kecemasan serta perubahan positif
pada denyut jantung dan tekanan darah, yang mengindikasikan relaksasi pada
penderita rematik.
Pengukuran nyeri sebelum dilakukan Back Massage menunjukkan bahwa
responden masih mampu menunjukkan lokasi nyeri yang dirasakan, serta
dapat mengikuti instruksi atau perintah. Semakin sulit responden dalam
mendeskripsikan nyerinya, dan disertai responden dalam mendeskripsikan
nyerinya, dan disertai mendesis akibat nyeri yang dirasakan, maka penilaian
tingkat nyeri semakin tinggi.

BAB 4

RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN

4.1 Rencana Realisasi Penyelesaian Masalah

Pendidikan kesehatan merupakan upaya untuk memberikan pengalaman


belajar atau menciptakan suatu kondisi yang kondusif bagi keluarga atau
masyarakat untuk menerapkan cara-cara hidup sehat yang meliputi pola hidup

12
12
yang sehat sehingga dapat berperan aktif mencegah terjadinya penyebaran
penyakit rematik. Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Kamis 19 Oktober 2017
jam 16.00 WIB di Kelurahan Bintoro RT/RW 002/10, Kecamatan Patrang,
Kabupaten Jember.

4.2 Khayalak Sasaran

Khalayak sasaran pada kegiatan pendidikan kesehatan ini adalah keluarga


penderita rematik di Kelurahan Bintoro RT/RW 002/10, Kecamatan Patrang,
Kabupaten Jember.

4.3 Metode yang Digunakan

1. Jenis model pembelajaran : Ceramah

2. Landasan teori : Diskusi dan Tanya jawab

3. Langkah pokok :

a. Menciptakan suasana pertemuan yang baik

b. Mengajukan masalah

c. Mengidentifikasi pilihan tindakan

d. Memberi komentar

e. Menetapkan tindakan lanjut

f. Melakukan simulasi secara langsung

13
13
4.4 Anggaran dan Sumber Dana

4.5 Organisasi Pelaksanaan

Ketua pelaksana : Rohmatun Nazila dari mahasiswi Fakultas Ilmu


Keperawatan Universitas Jember.

14
14
BAB 5

HASIL KEGIATAN

5.1 Analisa Evaluasi

Analisa evaluasi yang dapat dilakukan terkait kegiatan Pendidikan


Kesehatan Tentang: “Terapi Back Massage Terhadap Pengurangan Rasa
Nyeri pada Penderita Rematik” kepada penderita dan anggota keluarga di
rumah adalah sebagai berikut :
5.1.1 Evaluasi Persiapan
Persiapan yang dilakukan sebelum melaksanakan kegiatan Pendidikan
Kesehatan Tentang: “Terapi Back Massage Terhadap Pengurangan
Rasa Nyeri pada Penderita Rematik” meliputi:

15
15
a. Pelakasana mendapat surat permintaan memberikan pendidikan
kesehatan dari keluarga Bapak Abdul Rozek, yang berkaitan dengan
melakukan terapi Back Massage terhadap pengurangan rasa nyeri pada
penyakit rematik.
b. Pelaksana mencari literature yang berkaitan dengan terapi Back
Massage terhadap pengurangan rasa nyeri pada penderita rematik.
c. Pelaksana mengurus kelengkapan administrasi kegiatan kepada keluarga
Bapak Abdul Rozek
d. Pelaksana menyiapkan proposal kegiatan pendidikan kesehatan yang
berisi berita acara, daftar hadir, SAP, materi, serta media yang telah
dilampirkan.
e. Pelaksana melakukan kontrak waktu dengan keluarga Bapak Abdul
Rozek.
f. Pelaksana menyiapkan peralatan yang dibutuhkan keluarga untuk
melakukan kegiatan.
g. Pelaksana menyiapkan tempat yang nyaman dan sesuai dengan jenis
kegiatan yang dilakukan.
h. Pelaksana memastikan kesiapan anggota keluarga Bapak Abdul Rozek
untuk mengikuti kegiatan ini.

5.1.2 Evaluasi Proses


a. Pelaksana menyampaikan materi tentang terapi Back Message dengan
metode ceramah, praktik/simulasi dan diskusi menggunakan bahasa
yang jelas, sederhana dan mudah di mengerti.
b. Anggota keluarga kooperatif selama mengikuti kegiatan dapat mengikuti
instruksi pelaksana.
c. Anggota keluarga menunjukkan antusiasme selama kegiatan ini terlihat
dari banyaknya pertanyaan yang di ajukan oleh anggota keluarga terkait
terapi Back Massage untuk mengurangi rasa nyeri pada penyakit rematik
dan setelah diberikan penjelasan anggota keluarga menanyakan sudah
mengerti dan mampu melakukan terapi Back Massage secara maksimal.

16
16
5.1.3 Evaluasi Hasil
a. 90% anggota keluarga sudah mampu menjawab pertanyaan tentang
penyakit rematik yang diajukan oleh pelaksana dan mampu melakukan
terapi Back Message secara benar.
b. 90% anggota keluarga menunjukkan mampu untuk mengulangi
penjelasan tentang cara melakukan terapi Back Message yang sudah
diberikan oleh pelaksana.
c. Anggota keluarga menyatakan bersedia melakukan terapi Back Massage
secara rutin dalam kehidupan sehari-hari baik di rumah maupun dimana
saja.

5.2 Faktor Pendukung


Faktor pendukung yang dapat dilakukan terkait kegiatan pendidikan
kesehatan tentang terapi Back Massage pada penderita rematik di Kelurahan
Bintoro, Kecamatan Patrang, Kabupaten Jember kepada seluruh anggota
keluarga Bapak Abdul Rozek adalah sebagai berikut :
a. Suasana dan tempat yang sangat nyaman sehingga membuat
nyaman pada anggota keluarga selama mengikuti kegiatan ini.
b. Pemanfaatan media penunjang yang atraktif sehinga menarik.

c. Semangat yang tinggi untuk belajar kesehatan pada anggota


keluarga Bapak Abdul Rozek.

5.3 Faktor Penghambat

Faktor penghambat yang dapat dilakukan terkait kegiatan pendidikan


kesehatan tentang terapi Back Massage terhadap penurunan nyeri pada
penderita rematik di Kelurahan Bintoro, Kecamatan Patrang, Kabupaten
Jember kepada seluruh keluarga Bapak Sugianto adalah sebagai berikut :

a. Sulitnya waktu penyuluhan

17
17
b. Ruangan terasa panas, sehingga peserta merasa kepanasan

c. Pencahayaan yang kurang memadai karena lampu ruangan tidak


dinyalakan

BAB 6

18
18
PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Dalam upaya meningkatkan pengetahuan serta kemampuan kesehatan


tentang penderita rematik pada masyarakat, maka dapat dilakukan dengan
berbagai metode salah satunya melalui dengan pendidikan kesehatan.
Pendidikan kesehatan ini merupakan salah satu cara menyebarluaskan
informasi kesehatan kepada khalayak umum. Salah satunya melalui
penyuluhan yang dilakukan pada keluarga Bapak Abdul Rozek Kelurahan
Bintoro Kecamatan Patrang Kabupaten Jember. Kegiatan ini di hadiri oleh
anggota kelurga Bapak Abdul Rozek sebanyak 3 orang. Waktu pelaksanaan
selama 10 menit. Kegiatan ini dapat berlangsung secara tertib dan baik tanpa
mengalami hambatan yang berarti. Dari penyuluhan ini, banyak pengetahuan
dan informasi yang di dapatkan oleh keluarga Bapak Abdul Rozek yang
awalnya kurangnya informasi dan sekarang mengetahui tentang masalah terapi
Back Massage terhadap penurunan rasa nyeri pada penderita rematik.

6.2 Saran
Penelitian yang dilakukan ini selain memberikan suatu kesimpulan hasil,
tetapi juga memberikan saran pada berbagai pihak untuk dapat membantu
penurunan rassa nyeri pada penderita rematik didaerahtersebut.Saran-saran
tersebut adalah sebagai berikut:
a. Bagi
Masyarakat
Setelah mengetahui terapi back massage terhadap penurunan rasa nyeri pada
penderitarematik,makamasyarakatterutamakeluargadaripenderitarematik dapat
berusaha untuk mencari informasi yang benar mengenai penanganan rematik
yang tepat sehingga dapat memberikan caregiver dan dukungan penuh
terhadap anggota keluarganya yang menyandang rematik agar dapat
meminimalisir terjadinya rematik.

19
19
b. Bagi Pelayanan Kesehatan
Bagi pelayanan kesehatan diharapkan kinerja petugas kesehatan dalam
memberikan pelayanan yang lebih komprehensif dan juga dapat menjadi
refrensi untuk petugas kesehatan mengulas kembali hasil pemeriksaan rematik.
Petugas diharapkan menjadi promotor agar penderita rematik dapat mengontrol
bagaimana cara mengatasinya sendiri dengan cara terapi back massage.

c. Bagi Institusi Pendidikan


Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan tambahan literatur serta kajian
pustaka bagiinsanpendidikanmengenaipencegahanuntukpenderitarematik
jugadan aplikasinya dalam dunia keperawatan.
d. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini sangat memerlukan penelitian lanjutan agar mampu
menelaah lebih lanjut tentang penderita rematik yang lebih spesifik untuk dapat
di jelaskan secara lebih detail.

20
20
DAFTAR PUSTAKA

Kusyati E (2006). Ketrampilan dan prosedur laboratorium keperawatan dasar.


Jakarta:EGC

Nugroho, Wahyudi. (2008). Keperawatan Gerontik & Geriatrik Edisi ke 3.


Jakarta:EGC

Purwoastuti,E,th. (2009). Waspadai gangguan rematik. Yogyakarta:Kanisius.

Stanley, M,. (2007). Buku ajar keperawatan gerontik.(edisi 2). Jakarta:EGC.

Smeltzer, Suzanne C dan Brenda G Bare. 2002. Buku ajar keperawatan

bedah
Brunner & Studarth. Jakarta:EGC.

Isbagio, H. (2005). Pendekatan diagnostic penyakit rematik, Subbagian


Reumatologi. Bagian ilmu penyakit dalam fakultas kedokteran universitas
Indonesia/ Rumah sakit Dr. Cipto Mangunkusumo.Jakarta: Cermin Dunia
Kedokteran

Potter & Perry. (2006). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses dan
Praktek, Volume 2. Jakarta:EGC

Thomas, K.,& Arina, M., Pengaruh terapi Back Massage Terhadap Intensitas
Nyeri Reumatik pada Lansia di wilayah Puskesmas Pembantu Karang
asem.hal110115.https://publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstream/handle/11617/366
0/THOMAAS%20KRISTANTO%20%20ARINA%20MALIYA%20Fix.pdf?
sequence=1 (di akses pada tanggal 12 oktober 2017, 14.46)

https://www.slideshare.net/yohanes12345/standar-operating-procedure-sop-
prosedur- pijat-refleksibagi-mahasiswa-keperawatan (di akses pada tanggal 15
oktober 2017,
21
21
16.46)

22
22
LAPORAN KEGIATAN PENDIDIKAN
KESEHATAN TENTANG “TERAPI BACK
MASSAGE TERHADAP PENURUNAN RASA NYERI
PADA PENDERITA REMATIK” DI WILAYAH
BINTORO KABUPATEN JEMBER

23
23
Lampiran 1 : Berita Acara

23
Lampiran 2: Daftar Hadir

Lampiran 3 : Materi

24
24
MATERI PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG TERAPI BACK
MASSAGE TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA
PENDERITA REMATIK

1. Definisi Rematik

Rematik merupakan penyakit yang menyerang pada sendi dan


tulang atau jaringan penunjang sekitar sendi. Bagian tubuh yang sering
diserang biasanya persendian pada jari, lutut, pinggul, dan tulang
punggung. Keadaan ini biasanya sebagai akibat aktivitas yang terlalu
berlebihan atau trauma terhadap tulang yang dialami sendi (kartilago)
sendi yang menjadi bantal bagi tulang. Akibatnya, akan terasa nyeri
apabila sendi tersebut digerakkan. Persendian yang jarang terserang adalah
pergelangan tangan dan kaki, siku, serta bahu (Purwoastuti, 2009).
Reumatik atau osteoarthritis merupakan penyakit degenaratif yang
disebabkan oleh banyak faktor antara lain: reaksi alergi, infeksi, genetic
dan proses penuaan. Osteoarthritis yang disebabkan karena proses penuaan
seseorang sebab tulang mulai kehilangan kartilago (jaringan tuulang
rawan) yang berfungsi sebagai bantalan antara tulang dengan sendi, yang

25
25
kemudian semakin tipis sehingga menyebabkan rasa nyeri pada sendi
(Erwati, 2010).

2. Klasifikasi

Kalsifikasi penyakit remati dapat dikelompokkan atas beberapa golongan,


yaitu:

a. Osteoarthritis

Penyakit ini merupakan penyakit kerusakan tulang rawan sendi yang


berkembang lambat dan berhubungan dengan usia lanjut. Secara klinis
ditandai dengan nyeri, deformitas, pembesaran sendi dan hambatan
gerak pada sendi-sendi dan sendi besar yang mengganggu beban.

b. Arthritis Rematoid

Arthritis rematoid adalah suatu penyakit inflamasi sistemik kronik


dengan manifestasi utama poliartritis progresif dan melibatkan sekuruh
organ tubuh. Terlibatnya sendi pada pasien arthritis rematoid terjadi
setelah penyakit ini berkembang lebih lanjut sesuai dengan sifat
progresifnya. Pasien dapat juga nenunjukkan gejala berupa kelemahan
umum cepat lelah.

c. Polimialgia Reumatik

Penyakit ini merupakan suatu sindrom yang terdiri dari rasa nyeri dan
kekakuan yang terutama mengenai otot ekstremitas proksimal, bahu
dan panggul. Terutama mengenai usia pertengahan atau usia lanjut
sekitar 50 tahun ke atas.

d. Arthritis Gout (Pirai)

Arthritis Gout adalah suatu sindrom klinik yang mempunyai gambaran


khusus, yaitu arthritis akut. Arthritis gout lebih banyak terdapat pada

26
26
pria daripada wanita. Pada pria sering mengenai usia pertengahan,
sdangkan pada wanita biasanya mendekati masa menopause.

3. Etiologi

Penyebab penyakit ini tidak diketahui secara pasti. Namun ada beberapa
faktor resiko yang diketahui berhubungan dengan penyakit ini, antara lain:

a. Penuaan / usia lebih dari 40 tahun

Dari semua faktor resiko timbulnya osteoarthritis, faktor penuaan


adalah yang terkuat. Akan tetapi perlu diingat bahwa osteoarthritis
bukan akibat penuaan saja.

b. Kegemukan

Berat badan yang berlebih, nyata berkaitan dengan meningkatnya


resiko untuk timbulnya osteoarthritis, baik pada wanita maupun pria.
Kegemukan ternyata tidak hanya berkaitan dengan osteoarthritis pada
sendi yang menanggung beban berlebihan, tapi juga dengan
osteoarthritis sendi lain (tangan atau sternoklavikula).

c. Cedera sendi dan jatuh

Pekerjaan berat maupun dengan pemakaian satu sendi yang terus


menerus berkaitan dengan peningkatan resiko osteoartritis tertentu.
Kelainan pertumbuhan

d. Kepadatan tulang

Tingginya kepadatan tulang dikatakan dapat meningkatkan resiko


timbulnya osteoartritis. Hal ini mungkin timbul karena tulang yang

27
27
lebih padat (keras) tidak membantu mengurangi benturan beban yang
diterima oleh tulang rawan sendi. Akibatnya tulang rawan sendi
menjadi lebih mudah robek.

e. Kelelahan
Kelelahan akibat banyaknya aktivitas akan menyebabkan nyeri sendi.

4. Tanda dan gejala klinis

Gejala utama dari osteoartritis adalah adanya nyeri pada sendi yang
terkena, terutama waktu bergerak. Umumnya timbul secara perlahan-
lahan. Mula-mula terasa kaku, kemudian timbul rasa nyeri yang berkurang
dengan istirahat. Terdapat hambatan pada pergerakan sendi, krepitasi,
pembesaran sendi dan perubahan gaya jalan. Lebih lanjut lagi terdapat
pembesaran sendi dan krepitasi.
Tanda-tanda peradangan pada sendi tidak emnonjol dan timbul
belakangan, mungkin dijumpai karena adanya sinovitis, terdiri dari nyeri
tekan, gangguan gerak, rasa hangat yang merata dan warna kemerahan,
antara lain;
a. Nyeri sendi
Keluhan ini merupakan keluhan utama. Nyeri biasanya bertambah dengan
gerakan dan sedikit berkurang dengan istirahat. Beberapa gerakan tertentu
kadang-kadang menimbulkan rasa nyeri yang lebih dibandingkan gerakan
yang lain.

b. Hambatan gerakan sendi


Gangguan ini biasanya semakin bertambah berat dengan pelan-pelan
sejalan dengan bertambahnya rasa nyeri.

c. Kaku pagi
Pada beberapa pasien, nyeri sendi yang timbul setelah immobilisasi,
seperti duduk dari kursi, atau setelah bangun dari tidur.

28
28
d. Krepitasi
Rasa gemeretak (kadqang-kadang dapat terdengar) pada sendi yang sakit.

e. Pembesaran sendi
Pasien mungkin menunjukkan bahwa salah satu sendinya (lutut atau
tangan yang paling sering) secara perlahan-lahan membesar.

f. Perubahan gaya hidup

Hampir semua pasien osteoartritis pergelangan kaki, tumit, lutut atau


panggul berkembang menjadi pincang. Gangguan berjalan dan gangguan
fungsi sendi yang lain merupakan ancaman yang besar untuk kemandirian
pasien yang umumnya tua (lansia).

5. Komplikasi

a. Dapat menimbulkan perubahan pada jaringan lain seperti adanya


proses granulasi di bawah kulit yang disebut subcutan nodule.

b. Pada otot dapat terjadi myosis, yaitu proses granulasi jaringan otot

c. Pada pembuluh darah terjadi tromboemboli

d. Terjadi splenomegali

6. Prognosis

Pada umumnya pasien artritis reumatoid akan mengalami


manifestasi penyakit yang bersifat monosiklik (hanya mengalami satu
episode artritis reumatoid dan selanjutnya akan mengalami remisi

29
29
sempurna). Tapi sebagian besar penyakit ini telah terkena artritis
reumatoid akan menderita penyakit ini selama sisa hidupnya dan hanya
diselingi oleh beberapa masa remisi yang singkat (jenis polisiklik).
Sebagian kecil lainnya akan menderita artritis reumatoid yang progresif
yang disertai dengan penurunan kapasitas fungsional yang menetap pada
setiap eksaserbasi.

Seperti telah disebutkan sebelumnya, bahwasannya penyakit ini


bersifat sistemik. Maka seluruh organ dapat diserang, baik mata, paru-
paru, jantung, ginjal, kulit, jaringan ikat, dan sebagainya. Bintik-bintik
kecil yang berupa benjolan atau noduli dan tersebar di seluruh organ di
badan penderita. Pada paru-paru dapat menimbulkan lung fibrosis, pada
jantung dapat menimbulkan pericarditis, myocarditis dan seterusnya.
Bahkan di kulit, nodulus rheumaticus ini bentuknya lebih besar dan
terdapat pada daerah insertio dan otot-otot atau pada daerah extensor. Bila
RA nodule ini kita sayat secara melintang maka kita akan dapati
gambaran: nekrosis sentralis yang dikelilingi dengan sebukan sel-sel
radang mendadak dan menahun yang berjajar seperti jeruji roda sepeda
(radier) dan membentuk palisade. Di sekitarnya dikelilingi oleh deposit-
deposit fibrin dan di pinggirnya ditumbuhi dengan fibroblast. Benjolan
rematik ini jarang dijumpai pada penderita-penderita RA jenis ringan.
Disamping hal-hal yang disebutkan di atas gambaran anemia pada
penderita RA bukan disebabkan oleh karena kurangnya zat besi pada
makanan atau tubuh penderita. Hal ini timbul akibat pengaruh imunologik,
yang menyebabkan zat-zat besi terkumpul pada jaringan limpa dan sistema
retikulo endotelial, sehingga jumlahnya di daerah menjadi kurang.
Kelainan sistem pencernaan yang sering dijumpai adalah gratitis dan ulkus
peptik yang merupakan komplikasi utama penggunaan obat antiinflamasi
nonsteroid (OAINS) atau obat pengubah perjalanan penyakit (desease
modifying antiremathoid drugs, DMARD) yang menjadi faktor penyebab
morbiditas dan mortalitas utama pada artritis reumatoid. Komplikasi saraf
yang terjadi tidak memberikan gambaran jelas, sehingga sukar dibedakan

30
30
antara akibat lesi artikular dan lesi neuropatik. Umumnya berhubungan
dengan mielopati akibat ketidakstabilan vertebra servikal dan neuropati
iskemik akibat vaskulitis.

7. Pencegahan

a. Istirahat yang cukup


b. Hindari kerja berat
c. Minum minuman yang tinggi kalsium seperti susu
d. Olahraga ringan secara teratur
e. Berjemur dipanas matahari pagi (jam 07.00-08.00)
f. Hindari makanan yang mengandung asam urat
g. Periksa kesehatan ke puskesmas minimal 6 bulan sekali

8. Penatalaksanaan
a. Obat obatan
Sampai sekarang belum ada obat yang spesifik yang khas untuk
osteoartritis, oleh karena patogenesisnya yang belum jelas, obat yang
diberikan bertujuan untuk mengurangi rasa sakit, meningkatkan mobilitas
dan mengurangi ketidak mampuan. Obat-obat anti inflamasinon steroid
bekerja sebagai analgetik dan sekaligus mengurangi sinovitis, meskipun
tak dapat memperbaiki atau menghentikan proses patologis osteoartritis.
b. Perlindungan sendi
Osteoartritis mungkin timbul atau diperkuat karena mekanisme
tubuh yang kurang baik. Perlu dihindari aktivitas yang berlebihan pada
sendi yang sakit. Pemakaian tongkat, alat-alat listrik yang dapat
memperingan kerja sendi juga perlu diperhatikan. Beban pada lutut
berlebihan karena kakai yang tertekuk (pronatio).
c. Diet

31
31
Diet untuk menurunkan berat badan pasien osteoartritis yang
gemuk harus menjadi program utama pengobatan osteoartritis. Penurunan
berat badan seringkali dapat mengurangi timbulnya keluhan dan
peradangan.
d. Dukungan psikososial
Dukungan psikososial diperlukan pasien osteoartritis oleh karena
sifatnya yang menahun dan ketidakmampuannya yang akan
ditimbulkannya. Disatu pihak pasien ingin menyembunyikan
ketidakmampuannya, dan dipihak lain dia ingin orang lain turut
memikirkan penyakitnya. Pasien osteoartritis sering kali keberatan untuk
memakai alat-alat pembantu karena faktor-faktor psikologis.
e. Persoalan Seksual
Gangguan seksual dapat dijumpai pada pasien osteoartritis
terutama pada tulang belakang, paha dan lutut. Sering kali diskusi karena
ini harus dimulai dari dokter karena biasanya pasien enggan
mengutarakannya.
f. Fisioterapi
Fisioterapi berperan penting pada penatalaksanaan osteoartritis,
yang meliputi pemakaian panas dan dingin dan program latihan ynag
tepat. Pemakaian panas yang sedang diberikan sebelum latihan untk
mengurangi rasa nyeri dan kekakuan. Pada sendi yang masih aktif
sebaiknya diberi dingin dan obat-obat gosok jangan dipakai sebelum
pamanasan. Berbagai sumber panas dapat dipakai seperti Hidrokolator,
bantalan elektrik, ultrasonic, inframerah, mandi paraffin dan mandi dari
pancuran panas. Program latihan bertujuan untuk memperbaiki gerak sendi
dan memperkuat otot yang biasanya atropik pada sekitar sendi
osteoartritis. Latihan isometric lebih baik dari pada isotonic karena
mengurangi tegangan pada sendi. Atropi rawan sendi dan tulang yang
timbul pada tungkai yang lumpuh timbul karena berkurangnya beban ke
sendi oleh karena kontraksi otot. Oleh karena otot-otot periartikular.

32
32
memegang peran penting terhadap perlindungan rawan senadi dari beban,
maka penguatan otot-otot tersebut adalah penting
g. Operasi
Operasi perlu dipertimbangkan pada pasien osteoartritis dengan
kerusakan sendi yang nyata dengan nyari yang menetap dan kelemahan
fungsi. Tindakan yang dilakukan adalah osteotomy untuk mengoreksi
ketidaklurusan atau ketidaksesuaian, debridement sendi untuk
menghilangkan fragmen tulang rawan sendi, pebersihan osteofit.

9. Definisi terapi Back Massage

Back Massage adalah salah satu teknik memberikan tindakan


massage pada punggung denagan usapan secara perlahan. Usapan tersebut
dengan lation/balsam memberikan sensasi hangat dengat mengakibatkan
dilatasi pada pembuluh darah local. Vasodilatasi pembuluh darah akan
meningkatkan peredaran darah pada area yang di usap sehingga aktivitas
sel meningkat dan akan mengurangi rasa sakit serta menunjang proses
penyembuhan luka. Sensasi hangat dapat meningkatkan meningkatkan
rasa nyaman. (Kusyati E, 2006)

33
33
10. Manfaat Terapi Back Massage

Menurut (perry & Potter, 2006) back massage dapat memberikan rasa
ringan pada saraf yang terganggu disebabkan oleh ketidaknyamanan akibat
nyri rematik, insomnia, tegang, sakit kepala, dan kondisi stress lainnya
yang berhubungan dengan beban pikiran. Aktifitas massage meningkatkan
aktifitas otot, pembuluh darah, dan kelenjar.

Menurut peneliti back massage lebih berpengaruh karena responden


dalam keadaan rileks yang diberi pijatan/usapan dengan minyak urut
diberikan sensasi hangat, mengakibatkan pembuluh darah mengalami
vasodilatasi, akan meningkatkan peredaran darah pada area yang di usap
sehingga aktivitas sel meningkat dan akan mengurangi rasa nyeri.

11. Standar prossedur Operasional (SOP) Terapi Back Massage

Standar Operating Procedure (SOP)


PROSEDUR PIJAT REFLEKSI
Pengertian Pijat dengan melakukan
penekanan pada titik-titik syaraf.
Titik-titik syaraf tersebut berada
pada kaki, kebanyakan titik-titik
syaraf tersebut berada ditelapak
kaki, selain kaki pada tangan juga
memiliki titik-titik syaraf tertentu.
Tujuan 1. Melancarkan peredaran
darah
2. Mencegah berbagai macam
penyakit
3. Mengobati berbagai
macam penyakit
4. Menjaga meningkatkn
daya tahan tahan tubuh
5. Membantu mengatasi
stress
6. Mengurangi
ketergantungan obat
7. Menyebuhkan rasa capek
dan pegal

34
34
Petugas Perawat
Persiapan Pasien Menjelaskan prosedur dan tujuan
tindakan yang akan dilakukan
Persiapan Alat 1. Minyak
2. Lotion/ handbody
Persiapan Lingkungan 1. Memberikan lingkungan
yang aman dan nyaman
2. Tutup sketsel
prosedur 1. Waktu pijat refleksi bisa
dilakukan selama 30 menit
sampai 45 menit. Tetapi
bagi penderita penyakit
kronis, lanjut usia harus
lebih pendek disesuaikan
dengan kemampuan
penderitanya.
2. Setiap titik refleksi hanya
dipijat 5 sampai 9 menit
dalam sekali pengobatan
3. Bisa menggunakan minyak
atau lotion agar kulit tidak
lecet saat dipijat
4. Daerah refleksi yang
terdapat di kaki, cara
pijatnya dari arah bawah
keatas. Kesemuanya ini
disesuaikan menurut arah
aliran darah mengalir.
Tahap Akhir 1. Evaluasi perasaan pasien
2. Kontrak waktu untuk
kegiatan selanjutnya
3. Dokumentasikan prosedur
dan hasil observasi

35
Lampiran 4 : Satuan Acara Penyuluhan (SAP)

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Bidang Studi :Promosi Kesehatan


Topic :Penyakit Reamtik
Sub Topik :Terapi Back Massage terhadap Penurunan Rasa
Nyeri pada Penderita Rematik
Sasaran :Ibu Maryati dan keluarga yang berisiko terkena
penyakit rematik
Jam :16.00-16.30 WIB
Waktu :30 menit
Hari/tanggal :Kamis, 19 Oktober 2017
Tempat : Kediaman Bapak Abdul Rozek di Kelurahan Bintoro
RT/RW 002/10, Kecamatan Patrang, Kabupaten
Jember.
Penyuluh :Rohmatun Nazila, mahasiswi dari Program Studi Ilmu
Keperawatan Universitas Jember

I. Analisa Data

1. Kebutuhan Peserta Didik

Masyarakat Kelurahan Bintoro RT/RW 002/10, Kecamatan


Patrang, Kabupaten Jember merupakan salah satu kelurahan yang
warganya

36
36
mayoritas suku Madura. Kelurahan tersebut memiliki prevalensi penderita
rematik yang cukup tinggi, hal tersebut memiliki gaya hidup yang kurang
baik serta mayoritas warganya memiliki pekerjaan sebagai petani yang
sibuk dengan pekerjaaannya dan bahkan berjam-jam di sawah untuk
menyelesaikan pekerjaannya yang berat hingga tidak peduli dengan
kesehatannya, salah satunya penderita rematik. Hal ini menyebabkan,
penderita rematik semakin meningkat di kelurahan tersebut. Maka dari itu
perlu diadakan penyuluhan yang berfungsi untuk member pengetahuan
kepada masyarakat tentang hal penting yang harus diketahui tentang
rematik dan memahami bagaimana pengaruh terapi back massage terhadap
penurunan rasa nyeri pada penderita rematik.

2. Karakteristik Peserta Didik

Ibu Maryati dan keluarga yang tinggal di Kelurahan Bintoro RT/RW


002/10, Kecamatan Patrang, Kabupaten Jember, mayoritas berpendidikan
SD.

II. Tujuan Instruksional Umum (TIU)

Setelah dilakukan pendidikan kesehatan, penderita dan keluarga dapat


memahami pengaruh terapi back massage terhadap penurunan rasa nyeri
pada penderita rematik dan dapat melakukan terapi secara benar.

III. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)

Setelah mengikuti pendidikan kesehatan selama 1 x 30 menit tentang


Terapi Back Massage terhadap penurunan Rasa Nyeri pada Penderita
Rekmatik diharapkan Ibu Maryati dan keluarga yang tinggal di Kelurahan
Bintoro RT/RW 002/10, Kecamatan Patrang, Kabupaten Jember mampu
menjelaskan:

37
37
1. Menjelaskan definisi rematik
2. Menjelaskan penyebab rematik
3. Menjelaskan tanda gejala rematik
4. Menjelaskan Pencegahan rematik
5. penatalaksanaan rematik
6. Menjelaskan definisi teknik back massage
7. Menjelaskan manfaat terapi back massage
8. Menjelaskan langkah-langkah terapi back massage
9. Mempraktekkan terapi back massage

IV. Materi (Terlampir)

1. Definisi rematik

2. Penyebab rematik

3. Tanda dan gejala rematik

4. Pencegahan rematik

5. Penatalaksanaan rematik

6. Definisi terapi Back Massage

7. Manfaat terapi Back Massage

8. Langka-langkah terapi Back Massage

V. Metode

Ceramah, diskusi Tanya jawab dan mempraktekkan terapi Back Massage

VI. Media

38
38
Leaflet, PPT, dan Video

VII. Kegiatan penyuluhan

No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta


1 Pembukaan  Memberikan salam  Menjawab
16.00-16.05 WIB  Perkenalan salam
 Menjelaskan TIU dan TIK  Mendengarkan
 Menjelaskan pokok bahasan  Memperhatikan
 Kontrak waktu
2. Inti  Menanyakan kepada Ibu  Menjawab
16.05-16.30 WIB Maryati dan keluarga pertanyaan
tentang rematik dan cara penyuluhan
menangananinya sesuai  Mendengarka
pengetahuan.  Memperhatikan
 Melakukan pemeriksaan  Bertanya pada
rematik kepada Ibu penyuluh bila
Maryati dan keluarga. masih ada yang
 Menjelaskan materi belum jelas
tentang :
a. Menjelaskan definisi
rematik
b. Menjelaskan tanda
gejala rematik
c. Menjelaskan penyebab
rematik
d. Menjelaskan
pencegahan rematik
e. Menjelaskan
penatalaksanaan
rematik

39
39
f. Menjelaskan definisi
terapi back massage
g. Menjelaskan Manfaat
terapi back massage
h. Menjelaskan langkah-
langkah terapi back
massage

i. Mempraktekan terapi
back massage

3 Penutup  Evaluasi  Menjawab


5 menit  Menyimpulkan pertanyaan
 Mengucapkan salam  Mempraktikan
penutup terapi back
massage
 Memperhatikan
 Menjawab
salam

VIII. Evaluasi

1. Mampu menjelaskan definisi rematik

2. Mampu menjelaskan tanda dan gejala rematik

3. Mampu menjelaskan penyebab rematik

4. Mampu menjelaskan pencegahan rematik

5. Mampu menjelaskan penatalaksanaan rematik

40
40
IX. Refrensi

 Kusyati E (2006). Ketrampilan dan prosedur laboratorium


keperawatan dasar. Jakarta:EGC

 Nugroho, Wahyudi. (2008). Keperawatan Gerontik & Geriatrik


Edisi ke 3. Jakarta:EGC

 Purwoastuti,E,th. (2009). Waspadai gangguan rematik.


Yogyakarta:Kanisius.

 Stanley, M,. (2007). Buku ajar keperawatan gerontik.(edisi 2).


Jakarta:EGC.

 Smeltzer, Suzanne C dan Brenda G Bare. 2002. Buku ajar


keperawatan bedah Brunner & Studarth. Jakarta:EGC.

 Isbagio, H. (2005). Pendekatan diagnostic penyakit rematik,


Subbagian Reumatologi. Bagian ilmu penyakit dalam fakultas
kedokteran universitas Indonesia/ Rumah sakit Dr. Cipto
Mangunkusumo.Jakarta: Cermin Dunia Kedokteran

 Potter & Perry. (2006). Buku Ajar Fundamental Keperawatan:


Konsep, Proses dan Praktek, Volume 2. Jakarta:EGC

 Thomas, K.,& Arina, M., Pengaruh terapi Back Massage


Terhadap Intensitas Nyeri Reumatik pada Lansia di wilayah
Puskesmas Pembantu Karang
asem.hal110115.https://publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstream/han
dle/11617/3660/THOMAAS%20KRISTANTO
%20%20ARINA%20MALIYA%20Fix.pdf?sequence=1 (di
akses pada tanggal 12 oktober 2017, 14.46)

41
41
Lampiran 5 : Media

1. Leaflet

2. PPT

42
42
3. Vi deo

43
44
Lampiran 5 : Foto Kegiatan

Gambar 1. Kegiatan penyuluhan pendidikan kesehatan terapi back


massage terhadap penurunan rasa nyeri pada penderita
rematik di kediaman Bapak Abdul Rozak Kelurahan Bintoro
Oleh Rohmatun Nazila mahasiswi Program Studi Ilmu
Keperawatan Universitas Jember

45
45
Gambar 2. Kegiatan penyuluhan pendidikan kesehatan terapi back
massage terhadap penurunan rasa nyeri pada penderita
rematik di kediaman Bapak Abdul Rozak Kelurahan Bintoro
Oleh Rohmatun Nazila mahasiswi Program Studi Ilmu
Keperawatan Universitas Jember

46
46
Gambar 3. Kegiatan penyuluhan pendidikan kesehatan terapi back
massage terhadap penurunan rasa nyeri pada penderita
rematik di kediaman Bapak Abdul Rozak Kelurahan Bintoro
Oleh Rohmatun Nazila mahasiswi Program Studi Ilmu
Keperawatan Universitas Jember

47
47
Gambar 4. Kegiatan penyuluhan pendidikan kesehatan terapi back
massage terhadap penurunan rasa nyeri pada penderita
rematik di kediaman Bapak Abdul Rozak Kelurahan Bintoro
Oleh Rohmatun Nazila mahasiswi Program Studi Ilmu
Keperawatan Universitas Jember

48
48

Anda mungkin juga menyukai