Anda di halaman 1dari 50

TERAPI KOMPLEMENTER

UNTUK MENGURANGI ASPEK


PSIKOLOGIS PADA PASIEN
KANKER PAYUDARA YANG
MENJALANI KEMOTERAPI

Lycia Dwi Lindiyani, S.Kep


Ns. Mareta Dea Rosaline, S.Kep. M.Kep
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAKARTA
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS
2021
Kata Pengantar
Puji Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan bookler ini dengan judul
“Terapi Komplementer Untuk Mengurangi Aspek Psikologis Pada Pasien Kanker Payudara Yang
Menjalani Kemoterapi”. Tujuan Booklet ini dibuat yaitu untuk yaitu sebagai bahan informasi
untuk pasien kanker payudara yang mengalami kecemasan, stress dan depresi pada saat
menjalani kemoterapi.

Penulis berharap booklet ini bisa bermanfaat untuk para pembacanya khususnya pada pasien
kanker payudara untuk menurunkan aspek psikologis saat menjalani kemoterapi. Penulis
sangat menyadari dalam pembuatan booklet ini masih banyak kekurangan. Terimakasih penulis
ucapkan kepada semua pihak, yang tidak dapat disebutkan satu persatu tanpa mengurangi rasa
hormat, yang telah banyak membantu dalam proses penulisan booklet ini.
Jakarta, April 2021
Penulis

Lycia Dwi Lindiyani


Daftar Isi
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB IV TERAPI KOMPLEMENTER UNTUK MENGURANGI
BAB I PENDAHULUAN KECEMASAN, STRES, DAN DEPRESI PADA KANKER PAYUDARA
Latar Belakang..............................................6 YANG MENJALANI KEMOTERAPI
A. Terapi Komplementer Untuk Mengurangi
BAB II KONSEP KANKER PAYUDARA Kecemasan. Stress Dan DepresI..........................................................................36
B. Kiat Hidup Sehat Untuk Pasien Kanker Payudara................46
A. Pengertian Kanker Payudara......................................................................................8
B. Siapa Saja Yang Beresiko Terkena Kanker Payudara?......9
C. Stadium Kanker Payudara............................................................................................15
BAB V PENUTUP
D. Tanda Gejala......................................................................................................................................16
E. Deteksi Dini SADARI...........................................................................................................19 A.Kesimpulan..........................................................................................................................................48
F. Penatalaksanaan Medis Pada Kanker Payudara.......................24 B. Saran............................................................................................................................................................48

BAB III ASPEK PSIKOLOGIS PADA PASIEN KANKER


DAFTAR PUSTAKA
PAYUDARA YANG MENJALANI KEMOTERAPI
A. Kemoterapi Pada Kanker Payudara.................................................................30
B. Aspek Psikologis Pada Kanker Payudara
Yang Menjalani Kemoterapi.........................................................................................31
BAB 1
PENDAHULUAN
LATAR Kanker payudara ialah kanker tumor ganas yang terjadi pada wanita. Kanker payudara seringkali
tidak terdeteksi ciri-ciri awalnya, hal ini tentu menyebabkan sel kanker akan membahayakan sel
BELAKANG atau organ lain, bahkan bisa menyebabkan kematian. Menurut data Riskesdas, di Indonesia
prevalensi tumor atau kanker mengalami peningkatan di tahun 2013 dari 1,4 per 1.000 penduduk
pada tahun 2018 menjadi 1,79 per 1.000 penduduk, untuk kanker payudara sebesar 1,4% atau
sekitar 347.792 orang (Riskesdas, 2018). Sedangkan angka kejadian kanker payudara pada tahun
2019 yaitu sebesar 42,1 per 1000 penduduk dengan rata-rata kematian 13,9 per 1000 penduduk
(Kemenkes RI, 2019).

Kanker payudara merupakan tumor ganas yang terjadi pada kelenjar air susu. Sel payudara yang
normal akan mengalami perubahan menjadi sel kanker yang tidak normal, sel ini akan terus
menyebar dan menyebabkan kerusakan dan kegagalan fungsi pada organ tubuh yang lain
(Kurniawan, 2019). Sel kanker yang abnormal ini akan tubuh sangat cepat, sehingga penderita
kanker membutuhkan pengobatan, seperti kemoterapi. Kemoterapi merupakan terapi yang di
gunakan untuk membunuh sel kanker yang mengganggu fungsi organ tubuh manusia (Pratiwi,
2017).

Di Indonesia sendiri, lebih dari 80% kasus kanker payudara yang terjadi dan sudah berada pada
stadium lanjut dan pengobatan sulit dilakukan. Oleh karena itu, perlu pemahaman tentang upaya
pencegahan kanker payudara sejak dini dengan melakukan SADARI (Pemeriksaan Payudara
Sendiri). SADARI ini merupakan teknik pemeriksaan payudara sendiri yang bertujan untuk
mengetahui ada atau tidaknya benjolan yang dapat berkembang menjadi kanker payudara pada
wanita (Hardy, 2020).
BAB 2
KONSEP
KANKER PAYUDARA
Seperti apa kanker
payudara?
Kanker payudara merupakan salah satu jenis kanker paling
umum dialami pada wanita yang terjadi pada kelenjar
payudara. Kanker payudara dapat berkembang di kelenjar
penghasil susu atau di jaringan saluran yang membawa susu
ke puting. Sel-sel ini membelah diri secara tidak terkendali
dan kehilangan kemampuannya untuk dikendalikan oleh
tubuh (Harbeck & Gnant, 2017).
Siapa Saja Yang
Beresiko Terkena
Kanker Payudara?
Tidak semua wanita yang sedang menstruasi berisiko
terkena kanker payudara. Namun, wanita di atas usia 40
tahun memiliki risiko kanker payudara yang lebih tinggi
secara signifikan, dan seiring bertambahnya usia wanita,
risiko kanker payudara juga meningkat.
Faktor genetik
atau keturunan

Gen dalam suatu keluarga dapat ditutunkan dan


menyebabkan penyakit tertentu. Kanker
payudara juga bisa disebabkan oleh mutasi
genetik yang diwarisi dari keluarga.

Tim Edukasi Medis 2017


Faktor Usia

Kanker payudara terjadi pada perempuan


seiring bertambahnya usia, karena sebagian
besar organ di tubuh akan kehilangan
fungsinya jika sudah melewati usia lebih
dari 30 tahun.

Tim Edukasi Medis 2017


Faktor Reproduksi
Peremuan dibawah usia 12 tahun yang sudah
mengalami menstruasi lebih berisiko terkena
kanker payudara, karena peningkatan kadar
estrogen dalam tubuhnya. Hormon yang
disebut estrogen ini telah di kaitkan dengan
kanker payudara karena memicu terjadinya
pertumbuhan sel kanker.

Tim Edukasi Medis 2017


Penggunaan
Kontrasepsi Hormon

Kanker payudara juga dapat terjadi


karena penggunaan kontrasepsi oral
atau hormonal.

Tim Edukasi Medis 2017


Gaya Hidup

Kanker payudara dapat disebabkan oleh


gaya hidup yang tidak sehat, seperti
terlalu banyak mengkonsumsi makanan
junk food atau makanan cepat saji, tidak
rutin berolahraga dan merokok sejak
remaja.

Tim Edukasi Medis 2017


Stadium Kanker
Payudara
Penentuan stadium kanker didasarkan pada hasil pemeriksaan medis, ketika
pasien di diagnosis menderita kanker maka dokter akan menentukan dan sudah
sejauh mana sel kanker menyebar ke organ atau jaringan lain setelah melakukan
beberapa pemeriksaan yang lain. Menurut Jezdic (2018) berikut adalah tahapan
stadium kanker payudara :

Stadium 1 : tumor berukuran kecil dan hanya terletak pada payudara atau
kemungkinan kecil menyebar ke kelenjar getah bening dekat payudara.

Stadium 2 : Tumor terletak pada payudara atau kelenjar getah bening.

Stadium 3 : Sel kanker sudah menyebar dari payudara ke kulit atau dinding
payudara.

Stadium 4 : Stadium akhir, dimana sel kanker sudah menyebar ke bagian tubuh
yang lain.
Tanda dan Gejala
Untuk mencegah terjadinya kanker payudara, setiap wanita memiliki tanggung jawab untuk memahami
bentuk payudaranya. Berikut adalah tanda -tanda kelainan pada payudara yang harus kita sadari.
Adanya benjolan atau perubahan Perubahan warna permukaan
Puting susu masuk ke dalam
warna pada permukaan kulit payudara, areola atau puting susu
payudara atau ketiak mengerut

(Sumber: Sofi Ariani, 2015)


Keluarnya darah atau cairan Perubahan ukuran atau bentuk payudara
dari puting susu

(Sumber: Sofi Ariani, 2015)


Deteksi Dini
" s a d a r i "
SADARI adalah metode pemeriksaan yang dilakukan
sendiri dengan cara sederhana dan mudah, tujuan
SADARI ini untuk menentukan adanya pembengkakan
pada payudara. Jika kanker payudara dapat di deteksi
sejak awal dengan melakukan SADARI, maka angka
kesembuhannya bisa mencapai 95% (Kemenkes RI, 2019).
01 Langkah pertama

Mulailah dengan melihat payudara anda di cermin


dengan posisi pundak tegap dan kedua tangan di
pinggang dan warna yang biasa anda ketahui
Payudara yang sehat berbentuk sempurna tanpa
perubahan bentuk dan pembengkakan

Segera konsultasikan kepada dokter jika


melihat perubahan di bawah ini :

Kulit mengerut ada lipatan atau tonjolan


Puting berubah posisi biasanya seperti di tarik ke
dalam
Kemerahan, ruam, nyeri, atau bengkak

(Sumber: Sofi Ariani, 2015)


02

Langkah kedua

Angkat kedua tangan anda amati jika ada


perubahan-perubahan yang telah disebutkan
pada langkah pertama

(Sumber: Sofi Ariani, 2015)


03

Langkah ketiga

Sambil anda bercermin, amati apakah ada


cairan yang keluar dari kedua puting. Baik
berupa cairan bening, seperti susu, berwarna
kuning, atau bercampur darah

(Sumber: Sofi Ariani, 2015)


Langkah keempat

04 Berbaringlah kemudian rasakan atau pegang


payudara anda menggunakan tangan kanan begitu
juga sebaliknya
Lakukan pijatan pelan tetapi mantap (bukan keras)
dengan tiga ujung jari anda yaitu jari telunjuk, jari
tengah, dan jari manis.
Jaga posisi ujung jari agar tetap datar terhadap
permukaan payudara
Lakukan gerakan memutar, sekali putaran
mencakup seperempat bagian payudara
Pijat seluruh bagian payudara dari atas kebawah,
kiri ke kanan, atas pundak sampai atas perut, dan
dari ketiak sampai belahan payudara
Tips Pijatan : Buatlah pola memutar untuk memastikan bahwa
anda telahg memijat seluruh bagian payudara.
Pijatan ringan untuk memijat jaringan tepat di Mulailah dari puting, buatlah gerakan memutar
bawah kulit semakin lama semakin besar sampai andan
Pijatan sedang untuk bagian tengah payudara mencapai bagian tepi payudara. Anda juga dapat
Pijatan kuat unutk jaringan bagian dalam. saat melakukan gerakan naik turun. Bagi sebagian
mencapai jaringan bagian dalam anda harus bisa wanita gerakan ini di anggap lebih efektif.
merasakan tulang iga anda pastikan anda merasakan seluruh jaringan dari
depan (puting) sampai bagian belakang
(Sumber: Sofi Ariani, 2015)
Penatalaksanaan Medis Pada Kanker Payudara

Semakin dini stadium kanker payudara saat ditemukan,


maka semakin besar kemungkinan keberhasilan terapi.
Berikut adalah beberapa penatalaksanaan medis yang
dapat dilakukan pada pasien kanker payudara.
Pembedahan
Pembedahan dilakukan untuk mengangkat
pertumbuhan jaringan kanker abnormal yang
sudah berkembang di organ tubuh dan sudah
menyebar ke organ lain. Pembedahan ini
dilakukan pada penderita kanker payudara
yang masih pada stadium dini untuk
mempertahankan payudaranya (Kemenkes RI,
2019).
Radioterapi
Terapi radiasi banyak digunakan dalam
pengobatan pasien kanker yang sudah stadium
lanjut. Tujuannya adalah untuk mengurangi
nyeri, meringankan gejala, atau kerusakan
struktur saraf pada daerah tumor (Sofi Ariani,
2015).
Kemoterapi
Kemoterapi adalah salah satu terapi medis
untuk pengobatan kanker yang menggunakan
bahan kimia atau obat-obatan. Pada kanker
stadium lanjut kemoterapi merupakan terapi
yang sangat efektif. Obat kemoterapi tidak
hanya membunuh sel kanker, tetapi juga
menyerang sel sehat yang tumbuh dengan
cepat dan menimbulkan efek samping (Ricky,
2018)
Terapi Hormon
Jika karakteristik tes kanker pasien sudah
mencukupi, dokter akan menggunakan terapi
hormon. Kebanyakan perawatan hormon
diberikan secara oral. Namun, beberapa pasien
ada juga yang di suntikkan pada jaringan lemak
dibawah kulit setiap 4 minggu. Secara umum,
efek samping terapi hormon tidak separah
kemoterapi.
BAB 3
ASPEK PSIKOLOGIS
PADA PASIEN
KEMOTERAPI
Kemoterapi Pada
Kanker Payudara
Kemoterapi ini bertujuan untuk menghambat
pertumbuhan sel kanker yang sudah menyebar
ke organ tubuh (Venessa Chin et al., 2018).
Tergantung pada tingkat keparahannya,
kemoterapi dapat menimbulkan efek samping
yang serius. Efek samping bisa disebabkan oleh
obat kemoterapi yang dapat menyebabkan
mual muntah, rambut rontok dan penyakit
saluran cerna (ACS, 2014).
Aspek Psikologis Pada Pasien
Kanker Payudara Yang
Menjalani Kemoterapi
Pasien kanker yang menjalani kemoterapi rentan terhadap

stress, kecemasan dan depresi karena kanker payudara sangat

mempengaruhi kesehatan fisik dan mental pasien. Oleh karena

itu, tingkat kecemasan pada penderita kanker payudara yang

menjalani kemoterapi memiliki efek yang sangat besar. Berikut

ini adalah aspek psikologis yang terjadi saat menjalani

kemoterapi pada pasien kanker payudara.


Kecemasan
Pada Pasien kanker payudara, kecemasan akan
timbul ketika pasien menjalani kemoterapi dan
akan menimbulkan efek samping seperti gelisah,
nafsu makan berkurang, mual, sesak nafas yang
membuat pasien merasa tidak nyaman (Nurul &
Marlisa, 2018).
Stress
Pasien kanker payudara yang menjalani
kemoterapi dapat mengalami stres langsung
melalui perubahan fisik dan psikologis, seperti
gemetar, berkeringat, peningkatan detak
jantung, nyeri perut, sesak napas, kecemasan,
bicara cepat dan respons terhadap trauma dan
perubahan perilaku lainnya (Stuart, 2013).
Depresi
Gejala depresi pada penderita kanker payudara
yang menjalani kemoterapi antara lain
penurunan aktivitas, penurunan nafsu makan,
dan aktivitas sosial. Faktor risiko yang
mempengaruhi perkembangan depresi pada
pasien kanker antara lain rasa nyeri yang
dirasakan, menjalani kemoterapi, dan
kurangnya dukungan keluarga (Hawari, 2016).
BAB 4
TERAPI
KOMPLEMENTER
UNTUK MENGURANGI
KECEMASAN, STRES,
DAN DEPRESI
Terapi komplementer untuk mengurangi
kecemasan, stress, dan depresi
Terapi komplementer ialah terapi yang bisa di gunakan untuk mengurangi efek samping dari berbagai
penyakit dengan teknik yang mudah dan dapat dilakukan sendiri tanpa bantuan dari tim medis atau bisa
juga disebut sebagai pengobatan alternatif.
ROP (Relaksasi
Otot Progresif)
ROP adalah salah satu teknik relaksasi yang
paling sederhana dan paling banyak digunakan.
Teknik relaksasi progresif adalah teknik
relaksasi otot dalam yang tidak memerlukan
imajinasi, ketekunan dan sugesti. ROP dapat
dilakukan 3x dalam seminggu dengan waktu 10
menit (Budi Rustandi, Pitono, & Rahmad, 2018).
Manfaat terapi PMR adalah unutk mengurangi
kecemasan pada pasien kanker yang menjalani
kemoterapi.
Langkah Terapi ROP
(Relaksasi Otot Progresif)

1 Kerutkan alis dan dahi,

pejamkan mata sekuat-

kuatnya, rasakan otot-


3
otot sekitar mata. Tahan

4-10 detik

2
Kembungkan pipi,

tegangkan sekuat-
Kencangkan otot leher ke
kuatnya. Tahan 4-
belakang. Berikan tegangan.
10 detik
Tahan 4-10 detik
4
Kencangkan otot

leher ke depan,

berikan tegangan.

Tahan 4-10 detik


6

5
Naikkan bahu

sampai ke telingan

dan kencangkan, Busungkan dada

relaksasikan kencangkan otot, tarik

sampai 10 detik nafas dalam dan tahan


7 Kepalkan tangan,

letakkan

dibelakang leher.

Berikan tegangan
9
4-10 detik

8
Kepalkan jari

tangan. Berikan Tekuk tangan ke belakang

tegangan 4-10 tangan ke belakang.

detik Berikan tegangan 4-10

detik
10 11

Luruskan kaki, berikan Kencangkan otot betis,

tegangan 5-10 detik berikan tegangan 4-10 detik


Guided Imagery
Guided Imagery merupakan intervensi perilaku
untuk mengatasi kecemasan dan stress dengan
menggunakan imajinasi individu dengan imajinasi
terarah (Charalambous et al., 2016). Relaksasi guided
imagery berpengaruh terhadap proses fisiologi
dengan menurunkan tekanan darah, nadi,
pernapasan dan meningkatkan suhu tubuh.
Dilakukan 2x seminggu dengan waktu 15-20 menit
(Williams & Susan, 2016). Manfaat perawatan ini
adalah mengurangi stres, kecemasan, dan rasa sakit
yang di alami.
Atur posisi duduk anda senyaman mungkin

Langkah Terapi Tutup mata perlahan-lahan

Guided Imagery Tarik nafas yang dalam secara perlahan

Lanjutkan pernapasan dengan sedikit lebih

dalam dan lama

Tetap fokus pada pernapasan dan rasakan

bahwa tubuh anda semakin santai dan lebih

santai

Bayangkan jika anda berada di tempat yang

anda sukai (misal, pantai atau gunung) yang

begitu sejuk dan anda merasa senang di

tempat tersebut

Tarik napas dalam secara perlahan, rasakan

kesejukan di tempat yang anda sukai

Nikmati suasana di tempat tersebut, hilangkan

rasa sedih, cemas dan gangguan yang ada di

dalam pikiran anda

Jika sudah selesai, maka buka mata anda

secara perlahan
Autogenic Relaxation
Relaksasi autogenic mengacu pada relaksasi diri dalam
bentuk kata-kata dan kalimat pendek yang membuat pikiran
menjadi tenang. (Lee, Dodd, 2011).
Guided imagery sangat efektif bila dilakukan 6x dalam
seminggu dengan waktu 10-15 menit.
Langkah Terapi Pilihlah satu kata atau kalimat yang dapat membuat

kita tenang misalnya “Astagfirullah”. Jadikan kata-


Relaksasi Autogenic kata/kalimat tersebut sebagai “mantra” untuk

mencapai kondisi rileks

Buat posisi senyaman mungkin

Pejamkan mata secara perlahan

Rilekskan seluruh anggota tubuh secara perlahan mulai

dari kepala sampai kaki secara perlahan-lahan

Tarik nafas yang dalam melalui hidung dan hembuskan

melalui mulut, lakukan secara perlahan

Saat nafas di hembuskan, ucapkan dalam hati

“mantra/kalimat” yang sudah di pilih

Ulangi cara tersebut selama kurang lebih 10 menit,

tetap fokus pada kalimat tersebut agar pikiran tidak

mudah beralih.

Bila sudah merasakan nyaman, tetap dengan posisi

tersebut sambil mata terpejam untuk beberapa saat

Langkah terakhir, buka mata secara perlahan sambil

merasakan kondisi yang lebih rileks


Kiat Hidup Sehat Untuk Pasien Kanker Payudara
Pola hidup sehat bisa menjadi solusi untuk menghindari risiko kanker payudara. Berikut
adalah beberapa teknik praktis yang direkomendasikan untuk meminimalkan risiko kanker
payudara (Tim Edukasi Medis, 2017).
Makan makanan yang seimbang dan bergizi
dengan bahan yang alami.
Makan lebih banyak buah dan sayur setiap hari.
Melakukan aktivitas fisik secara teratur selama 30
menit, 5 kali dalam seminggu.
Memiliki postur tubuh yang seimbang, dengan
indek massa tubuh (IMT) pada kisaran 20-25
Setiap perempuan wajib mengenali dengan baik
payudaranya sendiri sehingga lekas menyadari
jika terdapat kelainan pada payudaranya.
Tidur malam berkualitas minimal enam jam sehari
Menghindari rokok atau asap rokok dan tidak
mengkonsumsi alkohol
Mengupayakan pernah mengalami kehamilan
hingga melahirkan, sebelum usia 35 tahun
Melakukan skrining rutin untuk kanker payudara,
terutama setelah berusia 40 tahun
Kesimpulan
Berdasarkan dari isi booklet ini di dapatkan bahwa terdapat terapi-

terapi untuk menurunkan tingkat kecemasan, stress dan depresi pada

pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi. Terapi ini akan

terasa manfaatnya jika dilakukan secara rutin. Oleh karena itu, penyusun

berharap booklet ini dapat membantu meringankan kecemasan, stress

dan depresi yang di alami pada pasien kanker payudara yang menjalani

kemoterapi. Penyusun juga berharap booklet ini dapat di baca oleh

semua masyarakat.

Saran
Melihat tingginya angka kejadian dan kematian kanker payudara yang

ada di Indonesia, maka terapi ini sangat penting dilakukan sebagai

pilihan yang aman pada pasien kanker payudara yang menjalani

kemoterapi untuk menurunkan kecemasan, stress dan depresi. Pasien

kanker payudara yang menjalani kemoterapi juga perlu menerapkan

kiat-kiat hidup sehat seperti menjaga pola makan, istirahat yang cukup

dan olahraga yang teratur


DAFTAR PUSTAKA
Adam, R. H., & Medan, M. (2018). Gambaran Tingkat Kecemasan Pada Pasien Kanker Payudara Dalam Menjalani Kemoterapi Di Ruang Kemoterapi
Picture Of The Level Of Anxiety In Breast Cancer Patients Undergoing Chemotherapy In The Chemotherapy Room RSUP H . Adam Malik Medan.

Budi Rustandi, Pitono, A. J., & Rahmad, M. N. (2018). PENGARUH TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF TERHADAP NILAI KECEMASAN
PADA PASIEN CA PARU YANG SEDANG MENJALANI KEMOTERAPI DI RS. Dr. H.A ROTINSULU KOTA BANDUNG. Jurnal Keperawatan
‘Aisyiyah, 5(1), 25–30.

Charalambous, A., Giannakopoulou, M., Bozas, E., Marcou, Y., Kitsios, P., & Paikousis, L. (2016). Guided imagery and progressive muscle relaxation as
a cluster of symptoms management intervention in patients receiving chemotherapy: A randomized control trial. PLoS ONE, 11(6), 1–18.
https://doi.org/10.1371/journal.pone.0156911

Harbeck, N., & Gnant, M. (2017). Breast cancer. The Lancet, 389(10074), 1134–1150. https://doi.org/10.1016/S0140-6736(16)31891-8

Hawari, D. (2016). Manajemen Stress Cemas dan Depresi. Jakarta : Badan Penerbit FKUI.

Kemenkes RI. (2019). Prevalensi Kanker Payudara.

Kurniawan, D., Zulfitri, R., & Dewi, A. P. (2019). Pengaruh Progressive Muscle Relaxation Terhadap Kualitas Nyeri Pasien Kanker Payudara Dengan.
Jurnal Ners Indonesia, 10(1).
Lee, J., Dodd, M., Dibble, S., & Abrams, D. (2011). Review of Handgrip Relaxation for Chemotherapy-induced nausea and vomiting control’, Journal of
Pain and Symptom Management.

Nolen, S. C., Evans, M. A., Fischer, A., Corrada, M. M., Kawas, C. H., & Bota, D. A. (2017). Cancer—Incidence, prevalence and mortality in the oldest-old.
A comprehensive review. Mechanisms of Ageing and Development, 164, 113–126. https://doi.org/10.1016/j.mad.2017.05.002

Nurachma, E., & Hendriani, D. (2020). Pengaruh Motivasi Teman Sebaya Terhadap Pemeriksaaan Payudara Sendiri. Kalimantan Timur: Penerbit NEM.

Pratiwi, S. R., Widianti, E., & Solehati, T. (2017). Gambaran Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kecemasan Pasien Kanker Payudara dalam
Menjalani Kemoterapi. Jurnal Pendidikan Keperawatan Indonesia, 3(2), 167. https://doi.org/10.17509/jpki.v3i2.9422

PULUNGAN, R. M., & HARDY, F. R. (2020). Edukasi “Sadari” (Periksa Payudara Sendiri) Untuk Deteksi Dini Kanker Payudara Di Kelurahan Cipayung
Kota Depok. Diseminasi: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 2(1), 47–52. https://doi.org/10.33830/diseminasiabdimas.v2i1.756

Ricky, Z., Rini, R., & Yuliana, S. (2018). EFEKTIFITAS PROGRESSIVE MUSCLE RELAXATIONTERHADAP KECEMASAN PADA PASIEN KANKER
PAYUDARA YANG MENJALANI KEMOTERAPI. Journal of Chemical Information and Modeling.

Riskesdas. (2018). Prevalensi Kanker di Indonesia.

Sofi Ariani. (2015). STOP! KANKER.

Stuart, G. W. (2013). Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC.

Tim Edukasi Medis, K. P. (2017). Cerdas Menghadapi Kanker Payudara (1st ed.; Mardiati, Ed.). Gema Insani.

Anda mungkin juga menyukai