Di Susun Oleh :
Moh Al Anbiya Hidayatullah
G3A017047
PEMBIMBING
TANGGAL PENGUMPULAN
SARAN PEMBIMBING
PENDAHULUAN
KONSEP DASAR
A. PENGERTIAN
Kecemasan menurut Suliswati (2005) adalah respons emosi tanpa
objek yang spesifik yang secara subjektif dialami dan dikomunikasikan
secara interpersonal. Kecemasan adalah kebingungan, kekhawatiran
pada sesuatu yang akan terjadi dengan penyebab yang tidak jelas dan
dihubungkan dengan perasaan tidak menentu dan tidak berdaya.(1)
B. ETIOLOGI
Menurut Sylvia D. Elvira (2008 : 11) adalah sebagai beriku:
Ada beberapa faktor penyebab gangguan cemas yaitu faktor
oerganibiologi, faktor psikoedukatif. Faktor organobiologo adalah
terdapat ketidakseimbangan zat kimia dalam otak yang disebut
neurotransmitter disebabkan karena kurangnya oksigen. Faktor
psikoedukatif adalah faktor-faktor psikologi yang berpengaruh terhadap
perkembangan kepribadian seseorang, baik hal yang menyenangkan,
menentramkan, menyedihkan”.
Keluhan-keluhan yang sering dikemukan oleh orang yang mengalami
ansietas (Hawari, 2008), antara lain sebagai berikut :
1. Cemas, khawatir, firasat buruk, takut akan pikirannya sendiri, mudah
tersinggung.
2. Merasa tegang, tidak tenang, gelisah, mudah terkejut.
3. Takut sendirian, takut pada keramaian dan banyak orang.
4. Gangguan pola tidur, mimpi-mimpi yang menegangkan.
5. Gangguan konsentrasi dan daya ingat.
6. Keluhan-keluhan somatik, misalnya rasa sakit pada otot dan tulang,
pendengaran berdenging (tinitus), berdebar-debar, sesak nafas,
gangguan pencernaan, gangguan perkemihan, sakit kepala dan
sebagainya.
C. MANIFESTASI KLINIK
Timbul secara mendadak, dalam bentuk berdebar-debar misalnya
jantung dan nadimenjadi lebih cepat berdetaknya, nyeri pada dada,
pusing, keringat yang
berlebihan, pernafasan menjadi lebih cepat dan pendek, rasa seperti terce
kik. Gejala lainnya takutkehilangan kendali dan takut pada kematian
(Sylvia D. Elvira 2008 : 7)
D. PENATALAKSANAAN
Melihat berbagai macam jenis kecemasan dan penyebabnya
menimbulkan perasaancemas tersendiri, cemas dapat diatasi, yakni:
1. Mengembangkan Kepercayaan Diri. Tuhan di waktu menciptakan
manusia,Ia berfirman bahwa kita diciptakan mempunyai kemampuan
ilahi yang diberikan-Nyakepada kita. Itulah yang boleh kita sebut
sebagai potensi diri manusia.
2. Meninggalkan Hal yang Duniawi, kecemasan karena kebutuhan yang
biasanyamenyita hidup.
3. Mempercayakan Diri kepada Allah. Hal terpenting dalam
menghadapi kecemasanadalah mempercayakan diri kepada Allah.
Memang, seseorang dapat percaya kepada Allah setelah ia
mengalami bagaimana Allah bekerja dalam hidupnya. Oleh
karenaitu, kepercayaan merupakan proses yang mungkin
membutuhkan waktu yang tidak pendek. Tapi,satu hal yang mutlak
adalah mengenal Allah dengan benar.
E. TINGKATAN ANSIETAS
Ansietas memiliki dua aspek yakni aspek yang sehat dan aspek
membahayakan, yang bergantung pada tingkat ansietas, lama ansietas
yang dialami, dan seberapa baik individu melakukan koping terhadap
ansietas. Menurut Peplau (dalam, Videbeck, 2008) ada empat tingkat
kecemasan yang dialami oleh individu yaitu ringan, sedang, berat dan
panik.
1. Ansietas ringan adalah perasaan bahwa ada sesuatu yang berbeda dan
membutuhkan perhatian khusus. Stimulasi sensori meningkat dan
membantu individu memfokuskan perhatian untuk belajar,
menyelesaikan masalah, berpikir, bertindak, merasakan, dan
melindungi diri sendiri. Menurut Videbeck (2008), respons dari
ansietas ringan adalah sebagai berikut :
a. Respons fisik
- Ketegangan otot ringan
- Sadar akan lingkungan
- Rileks atau sedikit gelisah
- Penuh perhatian
- Rajin
b. Respon kognitif
- Lapang persepsi luas
- Terlihat tenang, percaya diri
- Perasaan gagal sedikit
- Waspada dan memperhatikan banyak hal
- Mempertimbangkan informasi
- Tingkat pembelajaran optimal
c. Respons emosional
- Perilaku otomatis
- Sedikit tidak sadar
- Aktivitas menyendiri
- Terstimulasi
- Tenang
RESUME ASKEP
A. PENGKAJIAN
Pengkajian ditujukan pada fungsi fisiologis dan perubahan perilaku
melalui gejala atau mekanisme koping sebagai pertahanan terhadap
kecemasan. Menurut Stuart dan Sundeen (1995), data fokus yang perlu
dikaji pada klien yang mengalami ansietas adalah sebagai berikut :
1. Perilaku
2. Ansietas dapat diekspresikan secara langsung melalui perubahan
fisiologis dan perilaku yang secara tidak langunsg melalui timbulnya
gejala atau mekanisme koping sebagai upaya untuk melawan
ansietas.
3. Faktor predisposisi
4. Faktor presipitasi
5. Sumber koping
6. Mekanisme koping
B. PROSES KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Primary Survey
1) Airway
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
- Ansietas b/d perubahan dalam (status ekonomi, lingkungan,
status kesehatan, pola interaksi, fungsi peran, status peran)
3. INTERVENSI
A. Identitas Pasien :
1. Nama : Tn. A
2. Jenis kelamin : Laki-Laki
3. Tanggal lahir : 07/06/1997 Umur : 21 thn
4. Alamat :-
5. Pekerjaan : Mahasiswa
6. Status Perkawinan : Belum menikah
B. Data Fokus
Tn.A (21)Thn datang ke IBS RSUD Keraton Pekalongan
dengan diagnose ABSES dan dan akan melakukan oprasi insisi.
Pasien mengatakan bisul sudah 2 minggu, pasein tampak cemas,
tampak menoleh kiri kanan (waspada), pasien selalu bertanya
kondisinya, tampak pasien memukul mukul paha. Klien pucat, TTV
: TD : 130/85 mmHg, N : 130 x/m, RR : 24 x/m, SpO2 : 98 %, S :
370C, GCS : M: 4 E: 5 V: 6, TB : 165 cm, BB : 61 kg. skor HARS
38
C. Diagnosa Keperawatan
Ansietas b/d perubahan dalam (status ekonomi, lingkungan, status
kesehatan, pola interaksi, fungsi peran, status peran)
D. Aplikasi Jurnal Efektivitas Terapi Murotal Klasik Terhadap
Penurunan Tingkat Kecemasan Pasien Pra Operasi
E. Analisa Sintesa
Tn.A (21 Thn)
Abases
Dibawa ke RSUD Keraton Pekalongan
terdiagnosa Abses
Dilakukan Operasi Insisi
dibawa ke IBS ruang serah terima pasien
Monitor Hemodinamika : TTV : TD : TD : 130/85 mmHg, N : 130 x/m, RR : 24
x/m, SpO2 : 98 %, S : 370C, GCS : M: 4 E: 5 V: 6, TB : 165 cm, BB : 61 kg.
Ansietas
Hasil yang dicapai Setelah diterapkan EBN Pada Pasien Tn.A Dengan Abses
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian nilai tingkat kecemasan berpengaruh
terhadap terapi murotal hal ini sesuai dengan teori spritual,
Berdasarkan hasil penelitian tentang perbedaan tingkat efektivitas
antara pemberian terapi musik dengan terapi pembacaan Al-Qur’an
terhadap penurunan tingkat kecemasan pasien pre-operasi di Rumah Sakit
Islam Pekajangan dapat ditarik simpulan: tingkat kecemasan antara
sebelum dan sesudah terapi musik terdapat perbedaan yang signifikan,
sehingga pemberian terapi musik efektif menurunkan tingkat kecemasan
pasien, tingkat kecemasan antara sebelum dan sesudah terapi murotal
terdapat perbedaan yang signifikan, sehingga pemberian terapi murotal
efektif menurunkan tingkat kecemasan pasien, tingkat kecemasan antara
sesudah mendapatkan terapi musik dan murotal terdapat perbedaan yang
signifikan, sehingga pemberian terapi murotal lebih efektif menurunkan
tingkat kecemasan pasien dibandingkan dengan terapi musik. Perlu
dipertimbangkan berbagai hal untuk pasien pra operasi sebagai berikut:
bagi profesi keperawatan diharapkan untuk senantiasa melaksanakan dan
meningkatkan peran mandirinya dalam upaya mengatasi masalah
kecemasan pada pasien sebelum pembedahan melalui pemberian terapi
musik atau terapi Al-Quran; bagi institusi pendidikan kesehatan
diharapkan terus mengkaji berbagai terapi yang lebih efektif dalam
penanganan cemas dan untuk meningkatkan ilmu pengetahuan khususnya
dibidang keperawatan; bagi Rumah Sakit terkait, diharapkan setelah
diperoleh hasil yang signifikan maka dapat diterapkan sebagai terapi tetap
dalam proses penyiapan pasien sebelum operasi; dalam pemberian terapi,
sebaiknya musik yang diberikan sesuai dengan jenis musik yang disukai
oleh pasien.
B. SARAN
1. Bagi Pelayanan Keperawatan
Pelaksanaan terapi murotal dapat dijadikan salah satu intervensi
keperawatan mandiri pada pasien dengan ansietas. Namun demikian
untuk dapat melaksanakan terapi ini, perawat pelaksana harus dapat
melaksanakannya dengan benar sehingga diperlukan peningkatan
pengetahuan dan ketrampilan melalui pelatihan atau seminar terkait
2. Bagi Pendidikan Keperawatan
Pelaksanaan terapi murotal dapat dijadikan sebagai evidence based
nursing practice untuk dijadikan materi yang diajarkan kepada para
mahasiswa dalam mengurangi cemas pada pasien pre operasi. Hasil
penelitian ini dapat dijadikan sumber ilmu atau referensi baru para
pendidik dan mahasiswa sehingga dapat menambah wawasan yang
lebih luas dalam hal intervensi keperawatan mandiri.
DAFTAR PUSTAKA