OLEH:
Yessi Novia
Nim. 1814901703
dirancang sebagai salah satu metode komunikasi yang relevan pada tim
Fenomena saat ini yang dijumpai dalam pelayanan keperawatan di rumah sakit
persepsi, isi (content) komunikasi yang tidak focus tentang masalah pasien,
The Joint Commission USA antara tahun 2007-2018 mencatat dari 25.000-
30.000 adverse events di Australia 11% adalah karena komunikasi yang salah
dalam handover (WHO, 20018). Tahun 2017 Agency for Health care Research
and Quality survey melaporkan hampir setengah dari 176.811 (49 %) staf
rumah sakit yang jadi responden mengatakan bahwa informasi penting tentang
perawatan pasien sering hilang pada saat pertukaran shif. (Sexton A1, Chan C,
kemungkinan efek samping, juga konsekuensi lain termasuk biaya yang lebih
keselamatan pasien dalam bulan januari s/d Desember 2019, yang disebabkan
karena proses timbang terima pasien yang tidak sesuai prosedur. Sehingga,
secara umum, tidak ada kontirbusi atau feedback dari pasien dan keluarga,
ketidak puasan dari pasien dan perawat karena tidak ada komunikasi antara
komunikasi efektif ini juga diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
ayat (2) salah satunya menyebutkan bahwa komunikasi merupakan kunci bagi
staf untuk mencapai keselamatan pasien. Upaya yang dilakukan JCI untuk
mutu pelayanan, tetapi juga dapat meningkatkan kualitas handover yang akan
metode yang digunakan salah satunya metode role play, bermain peran (role
tersebut dilakukan dengan memerankan sebagai tokoh hidup atau benda mati.
Metode pembelajaran ini juga memiliki nilai tambah, yaitu dapat menjamin
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ira Wahyuni (2014) dengan judul
jaga yang menjadi lebih baik dari sebelumnya dikarenakan telah diberikan
Seiring dengan penelitian lain yang telah dilakukan oleh Kharisah Diniyah,
Elsye Masia Rosa dengan judul penelitian Pengaruh Pelatihan SBAR Dengan
Metode
Role-play Terhadap Skill Komunikasi Handover Mahasiswa Kebidanan di
Bangsal Nifas RS Aisyiyah Muntilan dengan hasil pada pre test didapatkan
skill
komunikasi efektif responden hanya 3,45% termasuk dalam kategori baik, dan
efektif metode SBAR menjadi 62,1% dan menjadi 100% setelah melakukan
skill komunikasi efektif pada saat melakukan handover dan akan memberikan
hasil yang lebih baik jika dilakukan dengan menggunakan kasus nyata.
handover.
ruangan nusa indah Rumah Sakit umum Daerah Dr. Achmad Darwis Suliki
Tahun 2020.
1.2 Rumusan Masalah
Dalam Meningkatkan Mutu Operan Jaga (Hand Over) di Ruangan Nusa Indah
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Achmad Darwis Suliki Tahun 2020.
1.3 Tujuan
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Achamt Darwis Suliki Tahun 2020.
Ruangan Nusa Indah Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Achmad Darwis
Suliki
2. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian manajemen terkait dalam
Mutu Pelayanan Operan Jaga (Hand Over) Ruangan Nusa Indah Rumah
satu jurnal Metode SBAR terkait di Ruangan Nusa Indah Rumah Sakit
dengan Role-Play di Ruangan Nusa Indah Rumah Sakit Umum Daerah Dr.
oleh perawat
1.4.2 Bagi Rumah Sakit
Diharapkan angka kesalah pasien menurun dengan adanya metode baru
SBAR.
1.4.3 Bagi Perawat
Diharapkan dapat mengurangi resiko kesalahan dalam melakukan tindakan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
masyarakat.
utama untuk seluruh aktivitas yang lain atau fungsi-fungsi dari manajemen.
2012).
evaluasi hasil.
kegiatan atau usaha untuk mencapai tujuan organisasi melalui kerja sama
berikut:
1. Management keperawatan perencanaan
Perencanaan merupakan hal yang utama dalam serangkaian fungsi dan
pengawasan.
1. Planning
perubahan berencana.
2. Organizing
3. Staffing
4. Directing
5. Controlling
shift saat penyerahan tanggung jawab dari perawatan kesatu ahli perawatan
informasi penting.
2. Tujuan Khusus
a. Menyampaikan kondisi dan keadaan pasien.
b. Menyampaikan hal yang sudah/belum dilakukan dalam hal asuhan
perawat.
d. Menyusun rencana kerja.Operan jaga (handoff) bertujuan
berkesinambungan.
d. Perawat dapat mengikuti perkembangan pasien secara paripurna.
2. Bagi Pasien
Klien dapat menyampaikan masalah secara langsung bila ada yang
belum terungkap.
3. Bagi Rumah SakitMeningkatkan pelayanan keperawatan klien secara
komperhenshif.
2.2.4 Hal -Hal yang Perlu di Perhatikan saat Operan Jaga
Menurut Nursalam (2013) hal-hal yang perlu diperhatikan saat operan jaga
antara lain:
1. Dilaksanakan tepat pada waktu pergantian shift.
2. Dipimpin oleh kepala ruang atau penanggung jawab pasien (PP).
3. Diikuti olehperawat yang telah melakukan dinas dan yang akan
melakukan dinas.
4. Informasi yang disampaikan harus akurat, singkat, sistematis dan
pasien.
5. Operan jaga harus berorientasi pada permasalahan pasien.
6. Pada saat operan yang dilakukan dikamar pasien menggunakan volume
di nurse station.
2.2.5 Komunikasi Saat Operan
dilakukan perawat. Tidak hanya tindakan yang sudah dilakukan namun juga
sesuai dengan asuhan keperawatan agar dapat berjalan dengan baik. Operan
dinas malam secara tertulis dan lisan. Informasi yang disampaikan saat
pertukarandinas yang dilakukan dua atau tiga kali sesuai dengan shift yang
yang biasanya terjadi berasal dari penyedia jasa perawatan yang terdidik
maupun tidak terdidik, kurangnya peran yang baik, dan sistem perawatan
kesehatan (WHO,2007).
adalah:
1. Pertama dengan mempersiapkan format pendokumentasian
2.3.1 Pengertiang
Komunikasi S-BAR menurut NHS (2012) adalah komunikasi yang
mengatur informasi yang sesuai secara jelas dan lengkap sehingga dapat
diterima oleh perawat lainnya secara akurat dan efisien pada saat operan
Assesment, Recomendation)
2.3.2 Tujuan
terjadi perubahan.
3. Membantu staf menjadi advokat pasien.
Tool:
1. Situation/Situasi
a. Menentukan nama pasien dan kondisi atau situasi saat ini
b. Jelaskan apa yang terjadi pada pasien untuk mengawali percakapan
kondisi.
2. Background/Latar Belakang
a. Menyatakan tanggal tanggal penerimaan pasien, diagnosisnya, dan
kelamin, latar belakang etnis dan perbedaan dalam gaya komunikasi antara
yang tidak terjawab dan telah terjadi melalui penggunaan asumsi, bantuan
tenaga kesehatan.
Alat S-BAR terdiri dari pertanyaan standar yang cepat dalam empat bagian,
merumuskan informasi dengan tepat dan detail. Alat S-BAR juga membantu
komunikasi pada tahap perjalanan pasien, dari isi rujukan dokter umum,
bentuk drama. Dalam metode ini, siswa diminta untuk bermain suatu drama,
tertentu yang digeluti orang tersebut. Selain itu, subjek juga diminta untuk
1. Kelebihan
a. apat berkesan dengan kuat dan tahan lama dalam ingatan siswa, di
baik sebesar 57% dan nilai post-test mayoritas memperoleh kategori baik
yang signifikan dari kategori kurang baik pada saat pre-test menjadi baik
pada saat post-test. Hasil uji Paired sample t-test juga menunjukkan
handover dan akan memberikan hasil yang lebih baik jika dilakukan
SBAR diruang perawatan interna I hal ini ditunjukkan dari hasil evaluasi
66,2 % Jadi ada peningkatan sekitar 17,6% . Hal ini ditunjang oleh
BAB III
ANALISIS SITUASIONAL
3.1 Pengkajian
3.1.2 Pengkajian Sejarah Rumah Sakit
Rumah Sakit Umum Daerah Achmad Darwis Suliki terletak di Kecamatan
Suliki Kabupaten Lima Puluh Kota yang mudah dijangkau dari berbagai
arah. Rumah sakit ini telah dikenal oleh masyarakat secara luas, tidak hanya
seperti pasien dari RSUD Adnaan WD Payakumbuh dan Rumah Sakit Yarsi
kepada masyarakat kabupaten Lima Puluh Kota khususnya. Rumah sakit ini
penyakit dalam (Asoka dan Nusa Indah, bedah (Anggrek), anak dan
sakit rujukan di kabupaten Lima Puluh Kota dan juga dijadikan sebagai
kabupaten Lima Puluh Kota yang bermodel RSUD, diurus oleh PEMDA
kabupaten dan tercatat dalam tipe C. rumah sakit ini telah teregistrasi sejak
tanggal surat izin 25/09/2015 dari BPMPPT Kab. Lima Puluh Kota. Setelah
sakit.
3.1.2 Visi. Mis Dan Moto RSUD Dr. Achmad Darwis Suliki
1. Visi RSUD Dr. Achmad Darwis Suliki
Terwujudnya pelayanan rumah sakit yang cepat, tepat, dan memuaskan
bagi masyarakat.
2. Misi dari RSUD Dr. Achmad Darwis Sulik
a. Menyelenggarakan pelayanan secara profesional, fokus pada kepuasan
dan efisien
c. Meningkatkan mutu dan penggunaan
d. Meningkatkan kualitas manajemen berbasis teknologi informasi
e. Mengembangkan program kemitraan dalam menunjang pelayanan
3. Moto RSUD DR. Achmad Darwis Suliki
“Melayani dengan sepenuh hati”
awal rumah sakit didirikan. Cakupan pelayanan diruang Nusa Indah yaitu
menerima rawat inap pasien umum, BPJS dengan diawasi oleh dokter
spesialis saraf, jantung paru serta konsul dengan spesialis lain yang
diperlukan sesuai kondisi pasien. Ruangan ini terdiri dari 5 ruang rawatan
ruangan.
a. Sikap Kekaryaan Ruangan
1) Fokus Telaah
Dalam bidang pelayanan fokus telaah ruang Nusa Indah adalah
meliputi :
a) Meningkatkan kesehatan pasien
b) Memberikan pelayanan kepada masyarakat
c) Menekan angka kejadian infeksi nosokomial
Elemen-elemen dalam lingkup garapan ruang rawat inap Nusa
Indah :
a) Pemeliharaan pola-pola normal dari fungsi-fungsi dasar
pemeliharaan kesehatan
3) Basis Intervensi
Basis intervensi ruang Nusa Indah merupakan suatu bagian dari
IV
I II V
III
IX VIII VII VI
Keterangan :
I. Ruang Isolasi
II. Kelas II Pria
III. Nurse Station
IV. Ruang Perawat
V. Kelas III Wanita
VI. Kelas I
VII. Kelas II Wanita
VIII. Ruang Kepala Ruangan
IX. Kelas III Pria
untuk kelas III, ruang kelas II memiliki 3 tempat tidur, ruang kelas I
Kelamin
1 Yayan Sopyan Laki Laki KaRu Ners
2 Fitraturrahmah Perempuan KaTim DIII
3 Yance Suci Ningsih Perempuan PP DIII
4 Susi Yetri Perempuan PP DIII
5 Deswita Afriyanti Perempuan PP DIII
6 Novera Yensi Perempuan PP DIII
7 Ella Rizki Yana Perempuan PP Ners
8 Debby Amanda Perempuan PP DIII
9 Rina Mutiara Perempuan PP DIII
10 Febby Mahardis Perempuan PP Ners
11 Cut Fitri Perempuan PP DIII
12 Rada Rahmadila Perempuan PP DIII
Ruangan Nusa Indah Rumah Sakit Umun Daerah Dr. Ahmad Darwis
Suliki di dapatkab rentang usia terbanyak yaitu berada pada rentang 31-
persentase 8,33%
b. Jenis kelamin
Diagram 3.2
Distribusi Frekunsi Jenis Kenlamin Perawat Di Ruangan
Nusa Indah RSUD Dr. Ahmad Darwis Suliki
ruangan nusa indah rumah sakit umum daerah Dr. Ahmad Darwis Suliki
nusa indah rumah sakit umum daerah Dr. Achmad Darwis di dapatkab
25%.
d. Lama Bekerja
Diagram 3.4
Distribusi Frekunsi Lama Kerja Perawat Di Ruangan
Nusa Indah RSUD Dr. Achmad Darwis Suliki
nusa indah rumah sakit umu daerah Dr. Ahmad darwis Suliki di dapatkan
bahwa lamak kerja rentang dari 0-5 tahun yaitu 9 orang dengan persentase
75% dan yang rentang lama kerja 11-15 tahun 2 orang dengan persentase
8,33%.
2. Metodhe
a. Kuesioner
1) Katim Membuat Daftar Pasien Dengan Karu
Diagram 3.5
Distribus Frekunsi Membuat Daftar Pasien Dengan Karu Di
Ruangan Nusa Indah RSUD Dr. Achmad
Darwis Suliki
dengan karu di ruangan nusa indah rumah sakit achmad darwis suliki di
66,7%
36,4%
63,6%
Ruangan Nusa indah rumah Sakit achamd Darwis Suliki bahwa 63.6%
metode SBAR.
Diagram 3.8
Distribusi Frekuensi Pelaksanaan Operan Tepat Waktu
di Ruangan Nusa Indah RSUD Achmad
Darwis Suliki
72,7%
a. Observasi
b. Kuesioner
keterampilan.
c. Wawancara
4. Komunikasi
a. Kuesioner
Diagram 3.9
Distribusi Frekunsi Interaksi Dengan Pasien saat Timbang Terima
Di Ruangan Nusa Inda RSUD Dr. Acmad Darwis Suliki
100%
timbang terima di ruangan nusa indah rumah sakit umum daerah achmad
b. Obsevasi
Berdasarkan hasil observasi perawat belum melakukan timbang terima
36,4%
64,6%
dalam operan
b. observasi
Dari hasil observasi tidak ada buku overan yang menerapkan penggunaan
overan hanya pasien yang dirawat, diagnosa medis dan jenis tindakan yang
diberikan.
c. Wawancara
Dari hasil wawancara dengan perawat ruangan, mengatakan karena overan
27,3%
72,7%
di ruangan nusa indah rumah sakit umum daerah Dr. Achmad Darwis
Tabel 3.3
No. Masalah Kekuatan (strength) Kelemahan (weakness) Peluang (opportunity) Ancaman (threatened)
1 Sistem overan atau Petugas tertarik dan mendukung - Tidak ada buku khusus Adanya kerjasama yang Makin tingginya kesadaran
timbang terima pasien adanya pelaksanaan metode untuk pelaporan overan baik antara mahasiswa masyarakat tentang kesehatan
yang belum efektif overan masing-masing perawat dan petugas sehingga
Petugas tertarik dan mendukung - Tidak ada buku khusus overan metode SBAR
adanya pelaksanaan metode untuk pelaporan overan dapat diterapkan
overan dengan menggunakan masing-masing perawat.
SBAR - Perawat kurang
mengetahui prinsip
tentang teknik
penyampaian overan
SBAR
3.4 Perumusan Masalah
Tabel 3.4
No DATA MASALAH
. KUESIONER OBSERVASI WAWANCARA
1 Berdasarkan diagram Hasil observasi tanggal 27-September 2019: Hasil wawancara Sistem overan atau timbang
diatas 100% perawat - Overan tidak diikuti oleh ke dua shift didapatkan: terima pasien yang belum
mengatakan ada yang akan melakukan timbang terima - Bahwa yang harus disiapkan efektif
melakukan interaksi saat - Jumlah perawat yang mengikuti sebelum overan adalah status,
timbang terima. overan 1- 2 orang buku overan, buku injeksi.
Berdasarkan diagram - Perlengkapan overan ada (tidak - Hal yang harus dioperkan
didapatkan bahawa lengkap). adalah obat-obat pasien,
72,7% perawat - Operan tidak berfokus pada masalah tindakan medis yang akan
mengatakan overan keperawatan yang ada pada pasien saat itu dilakukan dan keadaan pasien
dilakukan tepat waktu. (here and now) secara umum.
Sekitar 63,6% perawat - Dari hasil observasi tidak ada buku - Dari hasil wawancara dengan
mengatakan overan di overan yang menerapkan penggunaan perawat ruangan, mengatakan
ruangan belum SBAR didalamnya dan penyampaian karena overan menggunakan
dilakukan secara SBAR pasien atau tindakan yang dilakukan SBAR sudah mulai dilakukan
belum sepenuhnya mengandung SBAR namun hanya secara lisan dan
tidak dituliskan
3.5 Priorotas Masalah
Tabel 3.5
Keterangan :
terima pasien yang belum efektif - Roleplay mengenai pelaksanaan overan dengan menggunakan SBAR
Tabel 3.7
N Kegiatan Tujuan Sasaran Metode Media Dana Waktu
o.
1 Desiminasi ilmu mengenai Untuk menambah Petugas ruang Penyuluhan Lembar balik/PPT Mahasiswa 12 okt 2019
pelaksanaan overan dengan pengetahuan Nusa Indah (Sesuai jam dinas
menggunakan SBAR petugas tentang petugas)
pelaksanaan overan
dengan
menggunakan
Roleplay mengenai SBAR
pelaksanaan overan dengan
2 menggunakan SBAR Memberikan contoh Seluruh petugas Role play
mengenai medis yang
pelaksanaan overan berperan di Nusa
dengan Indah
menggunakan
SBAR
3.8 Impelementasi
disepakati untuk diangkat dan ditindak lanjuti di ruangan Nusa Indah RSUD
keperawatan, sistem overan atau timbang terima pasien yang belum efektif,
Adapun pemecahan dari masalah sesuai dengan Planning of Action yang telah
Sistem overan atau timbang terima pasien yang belum efektif di ruang
Tindak lanjut untuk masalah Sistem overan atau timbang terima pasien yang
1. Desiminasi ilmu
3.2 Evaluasi
Sistem overan atau timbang terima pasien yang belum efektif di ruang
Setelah dilakukan desiminasi ilmu dan Role Play tentang komunikasi dan
dokumentasi SBAR diruang Nusa Indah hasil evaluasi yang diperoleh melalui
observasi yaitu pada saat overan sudah tampak berjalannya overan secara
masih belum dilakukan dengan tepat waktu, hal ini dikarenakan keadaan
tercapai (95%), namun ada beberapa hal yang menjadi kendala dalam
penulisan laporan secara SBAR dengan ringkas tepat dan jelas namun tetap
PEMBAHASAN
dengan 4 oktober 2019 di ruang nusa indah RSUD Dr. Ahmad Darwis Siliki.
12 perawat di ruang nusa indah RSUD Dr. Achmad Darwis Suliki. Pengkajian
yang dilakukan yaitu mengenai data umum dan masalah yang berhubungan
mengandung SBAR. Hal yang disampaikan dalam overan hanya pasien yang
dirawat, diagnosa medis dan jenis tindakan yang diberikan sedangkan dari
indah rumah sakit umum daerah achmad darwis suliki di dapatkan 36,4%
menggunakan SBAR sudah mulai dilakukan namun hanya secara lisan dan
tidak dituliskan.
rumuah sakit umum daerah Dr. Achmad darwis suliki di dapatkan Sistem
Berdasarkan dari hasil pengkajian awal yang dilakukan pada tanggal 2s/d 4
sakit umum daerah Dr. Achmad Darwis sistem ovean atau timbang terima
yang belum efektif. Sehingga telah dilakukan logmin pertama pada tanggal 11
manajemen rumah sakit umum daerah Dr. Achmad Darwis Suliki maka untuk
mengatasi masalah sistem overan atau timbang terima belum efektif akan di
Achmad Darwis Suliki pukul 13.00 WIB. Pemaparan materi tentang overan
di ruangan Nusa Indah yaitu mulai tanggal 28 september -20 Oktober 2019
dimana setiap harinya ada mahasiswa yang berperan sebagai kepala ruangan,
sesuai dengan peran yang dimainkannya termasuk melakukan pre dan post
Dimana role play sendiri dapat digunakan karena dalam penerapan metode
role play ini langsung memperankan atau langsung bermain peran dengan
Over) di Bangsal
sebesar 57% dan nilai post-test mayoritas memperoleh kategori baik sebesar
signifikan dari kategori kurang baik pada saat pre-test menjadi baik pada saat
Yogyakarta Unit II. Perbedaan mutu operan jaga yang menjadi lebih baik dari
sebelumnya dikarenakan telah diberikan sebuah perlakuan pelatihan
Penelitian yang sama juga telah dilakukan oleh Khairisah Diniyah dalam
Postpartum Ward RS Aisyiyah Muntilan dengan hasil ada pre test didapatkan
skill
dan
efektif metode SBAR menjadi 62,1% dan menjadi 100% setelah melakukan
akan memberikan hasil yang lebih baik jika dilakukan dengan menggunakan
salah satu standar komunikasi efektif yang dapat diterapkan pada saat
melakukan handover.
yang belum efektif di ruangan nusa indah rumah sakit Dr achmad darwis
metode Role Play atau berperan main langsung dalam melakukan metode
5.1.1 Memahami konsep SBAR Dengan Metode Role Play Dalam Hand Over
Darwis Suliki
Ruangan Nusa Indah Rumah Sakit umum Daerah Dr. Achmad Darwis
operan belum efektif di ruangan nusa indah rumah sakit achmad darwis
suliki
5.1.4 Menerapkan Pelatihan SBAR dengan Metode Role Play pada perawat di
Metode Role Play dari salah satu jurnal Pelatihan SBAR dengan
5.1.6 Hasil evaluasi dari penerapan SBAR dengan role play di Ruangan nusa
95%.
5.2 Saran
5.2.1 Bagi Rumah Sakit
Untuk rumah sakit agar dapat menyediakan program pelatihan, seminar,
SBAR.
5.2.2 Bagi Ruang Rawat Bedah
Pemberian edukasi media audio visual kepada petugas tenaga kesehatan
kami yang terabatas, mungkin hanya ini yang sempat terkaji dan
DAFTAR PUSTAKA
Bhabra, G., Mackeith, S., Monteiro, P., & Pothier, D. D. (2007). An Experimental
Comparison of Handover Methods. The Annals of The Royal College of
Surgeons of England, 89(3), 298–300.
http://doi.org/10.1308/003588407X168352
Chaboyer, W., McMurray, A., & Wallis, M. (2010). Bedside nursing handover: A
case study. International Journal of Nursing Practice, 16(1), 27–34.
http://doi.org/10.1111/j.1440-172X.2009.01809.x
Horwitz, L. I., Dombroski, J., Murphy, T. E., Farnan, J. M., Johnson, J. K., &
Arora, V. M. (2013). Validation of a handoff assessment tool: the Handoff
CEX. Journal of Clinical Nursing, 22(9-10), 1477–1486.N
http://doi.org/10.1111/j.1365-2702.2012.04131.x
Manser, T., Foster, S., Flin, R., & Patey, R. (2013). Team Communication During
Patient Handover From the Operating Room: More Than Facts and Figures.
Human Factors: The Journal of the Human Factors and Ergonomics Society,
55(1), 138–156. http://doi.org/10.1177/0018720812451594
Novak, K., & Fairchild, R. (2012). Bedside Reporting and SBAR: Improving
Patient Communication and Satisfaction. Journal of Pediatric Nursing,
27(6), 760–762. http://doi.org/10.1016/j.pedn.2012.09.001
Street, M., Eustace, P., Livingston, P. M., Craike, M. J., Kent, B., & Patterson, D.
(2011). Communication at the bedside to enhance patient care: A survey of
nurses’ experience and perspective of handover. International Journal of
Nursing Practice, 17, 133–140. http://doi.org/10.1111/j.1440-
172X.2011.01918.x
H., & Zegers, M. (2015). Improving clinical handover between intensive care unit
and general ward professionals at intensive care unit discharge. Intensive
Care Medicine, 41(4), 589–604. http://doi.org/10.1007/s00134-015-3666-8