Anda di halaman 1dari 54

LAPORAN PRAKTEK PROFESI (NERS) STASE MANAJEMEN

KEPERAWATAN DI RUANG PERAWATAN BEDAH

Disusun Oleh :

Devi Rahmawati (211030230272)


Muh Bukatori A (211030230269)
Nabila Aldona (211030230287)
Robiatul Adawiyah (211030230288)
Shely Mariska (211030230157)

JURUSAN PROFESI NERS


STIKES WIDYA DHARMA HUSADA TANGERANG
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Praktek
Profesi (Ners) Stase Manajemen Keperawatan di Ruang Perawatan Utama dari
tanggal 6-18 Desember 2021. Penulisan Laporan Praktek Kerja Lapangan
Manajemen Keperawatan ini bertujuan untuk mengikuti dan memenuhi nilai
Profesi Ners pada Stase Manajemen Keperawatan. Pada kesempatan ini tidak lupa
kami ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada : ini no
1. Ns. Riris Andriati, S.Kep, M.Kep selaku ketua STIKes Widya Dharma Husada
Tangerang
2. Ns. Rahayu Nawang Wulan, S.Kep., M.Kep Selaku Manager Keperawatan RS
Annisa Tangerang
3. Ns. Dewi Fitriani, S. Kep, M.Kep., selaku ketua Jurusan Pendidikan Profesi
Ners STIKes Widya Dharma Husada Tangerang
4. Ns. Veri, S.Kep., M.Kep, selaku pembimbing praktik Stase Managemen
Profesi Ners dan selaku ketua Koordinator mata ajaran Manajemen
Keperawatan yang telah meluangkan waktu untuk bimbingan.
5. Ns. Puji Astuti, S.Kep., selaku kepala ruangan Ruang Perawatan Bedah yang
telah memfasilitasi kegiatan di Ruang Perawatan Bedah.
6. Kakak kakak perawat asosiet di Ruang Perawatan Bedah yang telah
membagikan ilmunya dan membantu dalam pelaksaan stase manajeman.
Dalam penyusunan laporan ini, kami menemui beberapa kesulitan dan hambatan.
Kami berharap, semoga Laporan Akhir Praktek Klinik Profesi (Ners) Stase
Manajemen Keperawatan ini dapat memberi manfaat bagi kita semua dan
menambah wawasan kita dalam menerapkan perencanaan manajemen
keperawatan, khusunya bagi kami sebagai penulis. Laporan ini memang masih
jauh dari sempurna, maka kami harapkan kritik dan saran dari pembaca demi
perbaikan menuju arah yang lebih baik.
Tangerang, 9 Desember 2021

Penulis

i
Daftar Isi

Kata Pengantar.....................................................................................................................…....i
Daftar Isi..............................................................................................................................…...ii
BAB I Pendahuluan.............................................................................................................…...1
A. Latar belakang.........................................................................................................…...1
B. Tujuan Penulisan ....................................................................................................…...2
BAB II Tujuan Teori...........................................................................................................…...4
A. Input
1. Profil Ruangan………………………………………………………………………4
2. Denah Ruangan……………………………………………………………...............4
3. Struktur Organisasi Ruangan………………………………………………………..5
4. Ketenagakerjaan Ruangan…………………………………………………………..6
5. Fasilitas Ruangan……………………………………………………………………7
B. Proses
1. Perencanaan…………………………………………………………………………9
2. Pengorganisasian………………………………………………………...…………14
3. Pengarahan……………………………………………………Bu……………………
15
4. Pengendalian……………………………………………………………….............18
C. Output
1. Indikator mutu umum………………………………………………………………20
2. Audit dokumentasi………………………………………………………………….21
3. Indikator penyakit………………………………………………………….............23
4. Indikator pelayanan………………………………………………………………...25
BAB III Analisa SITUASI
1. Analisis SWOT……………………………………………………………….…….27
2. Analisis data………………………………………………………………………..29
3. Perumusan masalah……………………………………………………….………..30
4. Perumusan alternatif penyelesaian masalah………………………………………..31
5. Plan Of Action (POA)……………………………………………………………...32
BAB IV Pembahasan………………………………………………………………………….33
A. Kesenjangan teori dan penyelesaian masalah..........................................................…..33

ii
BAB V Penutup...................................................................................................................…..35
A. Kesimpulan..............................................................................................................…..35
B. Saran........................................................................................................................…..35
Daftar Pustaka
Lampiran Dokumentasi Kegiatan

iii
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pemberian pelayanan kesehatan secara prima membutuhkan manajemen
kesehatan sebagai suatu system yang merupakan suatu proses yang dapat
mendukung dan menseragamkan proses pelayanan kesehatan. Dimana
keberhasilan suatu proses manajemen tergantung pada jenis dan kualitas
tanggapan yang berkembang pada para pekerja dimana upaya-upaya
manajemen tersebut diterapkan. Sebagaimana halnya proses keperawatan
maka manajemen kesehatan juga terdiri atas langkah-langkah pengumpulan
data, pendiagnosaan, perencanaan, implementasi dan evaluasi.

Manajemen kesehatan harus diaplikasikan dalam tatanan pelayanan


kesehatan nyata yaitu Rumah Sakit sehingga perawat perlu memahami
konsep dan aplikasinya. Konsep yang harus dikuasai adalah konsep
manajemen keperawatan, perencanaan yang berupa strategi melalui
pengumpulan data, analisa dan penyusunan langkah-langkah perencanaan,
pelaksanaan model keperawatan profesional dan melakukan pengawasan
serta pengendalian. Manajemen keperawatan merupakan suatu proses
keperawatan yang menggunakan konsep-konsep manajemen yang di
dalamnya meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan
pengawasan dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Unsur-unsurnya
dikelola oleh seorang manajer yang meliputi orang, metode, materi,
anggaran, waktu dan pemasaran.

Ada tiga komponen penting dalam manajemen asuhan keperawatan yang


salah satunya adalah Sistem pengorganisasian dalam pemberian asuhan
keperawatan (Marquis & Huston, 2015).

Salah satu dari beberapa sistem tersebut adalah Model Praktik Keperawatan
Profesional (MPKP). Model praktik keperawatan profesional (MPKP)
2

adalah suatu sistem (srtruktur, proses dan nilai-nilai profesional) yang


memungkinkan prawat profesional mengatur pemberian asuhan
keperawatan termasuk lingkungan, yang dapat menopang pemberian asuhan
tersebut (Murwani dan Herlambang, 2012).

MPKP adalah suatu sistem (struktur, proses, dan nilai-nilai profesional),


yang memfasillitasi perawat profesioanl, mengatur pemberian asuhan
keperawatan, termasuk lingkungan tempat asuhan tersebut diberikan
(Sitorus, 2016).

Salah satu Rumah sakit yang menerapkan metode MPKP adalah RS


ANNISA TANGERANG, praktek keperawatan professional yang di
terapkan diharapkan dapat memperbaiki asuhan keperawatan yang
diberikan untuk pasien dimana lebih diutamakan pelayanan yang bersifat
interaksi antar individu. Pernyataan tersebut juga sesuai dengan ciri-ciri
dari pelayanan keperawatan professional yaitu memiliki otonomi,
bertanggung jawab dan bertanggung gugat (Accountability). Menggunakan
metode ilmiah, berdasarkan standar praktik dan kode etik profesi, dan
mempunyai aspek legal.

Dengan demikian kami mahasiswa Jurusan Profesi Ners S1 Keperawatan


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Widya Dharma Husada
Tangerang, merasa perlu untuk mengkaji situasi dan kondisi Ruang
Perawatan Bedah yang hasilnya diharapkan dapat menemukan masalah
untuk dicari solusinya, sehingga dapat meningkatkan pelayanan dan asuhan
keperawatan di Ruang Perawatan Bedah.
3

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Setelah melakukan praktik keperawatan manajemen selama 2 minggu
mulai tanggal 06 Desember s/d 18 Desember 2021, calon praktisi
keperawatan mampu melakukan pengolahan manajemen asuhan dan
manajemen unit pelayanan di Ruang Perawatan Bedah sesuai dengan
konsep dan langkah-langkah manajemen keperawatan.
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan kajian situasi di Ruangan Perawatan Bedah II sebagai
dasar untuk menyusun strategi dan operasional unit.
b. Mengumpulkan data, menganalisis data dan memahami data masalah
dalam pengorganisasian pelaksanaan kegiatan keperwatan
c. Mengorganisasikan pelayanan keperawatan sesuai kondisi unit.
d. Melakukan implementasi sesuai dengan rancangan strategis dan
operasional.
e. Melakukan fungsi control dan evaluasi program

C. Cara Pengumpulan Masalah


Dalam melakukan pengumpulan data yang digunakan untuk identifikasi
masalah dilakukan dengan metode:
a. Observasi
Observasi dilakukan untuk memperoleh data kondisi fisik ruangan, proses
pelayanan, inventaris ruangan, sarana prasarana dan asuhan keperawatan
yang langsung dilakukan kepasien.
b. Wawancara
Wawancara dilakukan kepala ruangan, perawat dan keluarga pasien untuk
mengumpulkan data tentang proses orientasi pasien baru dan pelayanan
pasien.
c. Studi Dokumentasi
Kegiatan dilakukan untuk pengumpulan data mengenai karakteristik
pasien, ketenagaan, dokumentasi proses keperawatan, manajemen ruangan,
prosedur tetap ruangan, dan inventaris ruangan.
4

D. Manfaat Penulisan
a. Bagi Instansi Rumah Sakit
1) Memberikan kontribusi terhadap pengembangan mutu pelayanan dan
mutu asuhan keperawatan melalui manajemen keperawatan
khususnya di Ruangsn Perawatan Bedah II RS Annisa Tangerang,
bagi perawat atau tenaga kesehatan lainnya.
2) Dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan atau alternative dalam
menjalankan profesionalisme di lahan praktek guna meningkatkan
mutu pelayanan dan mutu asuhan keperawatan.
b. Bagi Mahasiswa
1) Mahasiswa dapat memperoleh pengalaman dengan menerapkan
teori manajemen keperawatan secara langsung pada tatanan unit
pelayanan yang ada.
2) Untuk mengaplikasikan dan meningkatkan keterampilan dalam
manajemen keperawatan.
5

BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Input Standar Ruang Perawatan Utama 2


1. Profil ruangan
Ruang Perawatan Bedah merupakan ruang perawatan umum yang terdiri
dari 9 ruangan. Dimana 1 ruangan untuk rawat inap tindakan, 1 ruangan
obat dan terdapat meja nurse station diawal pertama masuk RPB. Dari
masing-masing rungan rawat inap terdiri dari nomor rungan 201-208,
dimana kamar 202 terdiri dari 5 bed 1 kamar mandi, kamar 202 terdiri dari
3 Bed dan 1 kamar mandi, kamar 203 terdiri dari 3 bed dan 1 kamar
mandi, kamar 204 terdiri dari 5 bed dan 1 kamar mandi, 205 terdiri dari 5
bed dan 1 kamar mandi, 206 terdiri dari 5 bed dan 1 kamar mandi, 207
terdiri dari 2 bed dan 1 kamar mandi, 208 terdiri dari 2 bed dan 1 kamar
mandi, serta terdapat 2 CCTV diluar ruangan rawat inap utnuk memantau
lingkungan sekitaran RPB dan AC setiap ruangan yang ada di RPB RS
Annisa Tangerang.
6

2. Denah ruangan

DENAH RUANG PEARWATAN UATAMA II

tmpt
linen
tempa ktr
Ruang obat
t alat"
k.mandi 208
prwt kamar
mandi

nurse station

207
pintu kamar
masuk mandi

201 206
kamar kamar
mandi mandi

kamar
mandi
202 205
kamar
mandi

kamar
mandi
203 204
kamar
mandi

3. Struktur organisasi ruangan


7

Kepala Instalasi
dr. Puspasari Purwoko

Koordinator Ruangan
Ns. Puji Astuti, S.Kep

Perawat Primer Perawat Primer


Ns. Narulita Sari, S.Kep Ns. Elis Siti, S.Kep

SELURUH PA

Diagram 2.1 Susunan Organisasi dan Tata Kerja Instalsi Ruang Perawatan Bedah
di RS An-Nisa Tangerang
8

4. Ketenagaan Ruangan
Menentukan kebutuhan tenaga perawat berdasarkan pada tingkat
ketergantungan klien (Dauglass, 1975). Formula yang sering digunakan
untuk menghitung jumlah tenaga perawat di Ruang Model Praktek
Keperawatan Profesional adalah berdasarkan tingkat ketergantunagn
pasien. Pasien dengan kondisi tertentu diklasifikasikan berdasarkan tingkat
ketergantungannya. Semakin pasien tidak mampu melakukan pemenuhan
kebutuhan secara mandiri maka akan lebih banyak membutuhkan waktu
bagi perawat untuk memberikan asuhan. Dalam satu penelitian Douglas
(1975, dalam Sudarsono, 2000) tentang jumlah tenaga perawat di rumah
sakit, didapatkan jumlah perawat yang dibutuhkan pada pagi, sore dan
malam tergantung pada tingkat ketergantungan pasien seperti pada tabel
berikut.

Dari tabel diatas, dapat diambil contoh :


Suatu ruang rawat dengan 22 pasien (3 pasien dengan perawatan minimal,
14 pasien dengan perawat intermediet dan 5 pasien dengan perawatan
total), maka jumlah perawat yang dibutuhkan:
a. Dinas pagi :
3 x 0,17 = 0,51
14 x 0.27 = 3,78
5 x 0,36 = 1,90
9

Jumlah 6,90 → 6 orang


b. Dinas siang
3 x 0,14 = 0,42
14 x 0.15 = 2.10
5 x 0,30 = 1,50
Jumlah 4,02 → 4 orang
c. Dinas malam
3 x 0,10 = 0,30
14 x 0.07 = 0,98
5 x 0,20 = 1,00
Jumlah 2,26 → 2 orang
Total Akhir :
DP+DS+DM+LIBUR:
6+4+2+2=14
Berdasarkan perhitungan diatas diketahui bahwa total jumlah
kebutuhan perawat untuk dinas pagi, sore dan malam sebanyak 14
orang.
Pada ruang MPKP, penetapan jumlah perawat dilakukan dengan
menghitung jumlah pasien berdasarkan derajat ketergantungan selama 1
(satu bulan) dan jumlah perawat yang dibutuhkan untuk setiap hari.
Penetapan satu bulan diharapkan sudah dapat mencerminkan perubahan
jumlah dan variasi pasien di ruang rawat tersebut. Kepala ruangan
mengalokasikan setiap pasien baru pada tim tertentu dengan
mempertimbangkan beban kerja tim tersebut. Beban kerja dapat terkait
dengan jumlah pasien dan tingkat ketergantungan pasien.
10

5. Fasilitas ruangan
JENIS BARANG JUMLAH KONDISI
11
NO NAMA BARANG BARANG BARANG KET

NURSE STATION
1 Laptop 5 Baik
2 PC/Komputer 1 Baik
3 Tablet 1 Baik
4 Pesawat telpon 2 Baik
5 Lampu darurat 1 Baik
6 Kursi biasa & kursi hitam 10 Baik
beroda
7 AC 1 Baik
RUANG OBAT
1 AC 1 Baik
2 Dispenser+galon 1 Baik
3 Kulkas 1 Baik
4 Temperatur Suhu 1 Baik
5 Kursi Hitam 1 Baik
6 Bantex 3 Baik
7 Lemari linen 1 Baik
8 Lemari obat 1 Baik
9 Meja ½ biro 1 Baik
10 Troli 3 1 Baik
11 Lemari set steril 1 Baik
12 Handscoon bersih 2 Box Baik
13 Mask Bedah 2 Box Baik
14 Aflowmeter O2 10 Baik
RUANG TINDAKAN
1 Tabung O2 kecil + Aflowmeter 2 Baik
2 Gluco test 1 Baik
3 Set GV+ kom sedang 2
4 Tyroly 2 Baik
5 Infus Pump 1 Baik
6 Syring Pump 4 Baik
7 Oxymetri 1 Baik
8 Timbangan dewasa 0 Baik
9 Tensimeter dewasa digital 2 Baik
10 Turniquet 1 Baik
11 Stetoskop dewasa 3 Baik
12 Stetoskop neonatus 1 Baik
13 Termometer ketiak 1 Baik
12

B. Proses
1. Perencanaan
Perencanaan merupakan fungsi dasar management. Perencanaan dalam keperawatan
merupakan upaya dalam meningkatkan profesionalisme pelayanan keperawatan
sehingga mutu pelayanan keperawatan dapat dipertahankan bahkan ditingkatkan.
Dengan melihat pentingnya fungsi perencanaan, dibutuhkan perencanaan yang baik
dan profesional. Perencanaan yang baik harus berdasarkan sasaran, bersifat
sederhana, mempunyai standar, fleksibel, seimbang, dan menggunakan sumber-
sumber yang tersedia terlebih dahulu secara efektif dan efisien (Swansburg, 1993
dalam Hadinto Ariel dkk, 2016).
Perencanaan adalah sejumlah keputusan yang menjadi pedoman untuk mencapai
suatu tujuan tertentu (Hasibuan, 2010 dalam Hadinto Ariel dkk, 2016).
Perencanaan diruang MPKP adalah kegiatan perencanaan yang melibatkan seluruh
perawat ruang MPKP mulai dari kepala ruangan, ketua tim dan anggota tim/perawat
pelaksana. Perencanaan yang disusun oleh perawat yang terlihat di ruang MPKP
disesuaikan dengan peran dan fungsi masing-masing.
a. Perencanaan di ruang MPKP
Kegiatan di ruang MPKP meliputi perumusan visi, misi, filosofi, kebijakan
dan standar kerja.
1) Perumusan falsafah, visi, misi, motto
Kegiatan di ruang MPKP meliputi perumusan filosofi, visi, misi, dan
tujuan.
a) Falsafah
Rumah Sakit  An-Nisa Tangerang sebagai lahan ibadah
b) Visi
Menjadi Rumah Sakit Berciri Islam Yang Dipercaya Dan Dipilih
Oleh Masyarakat
c) Misi
1. Menyediakan pelayanan bermutu dan profesional
2. Mewujudkan citra Islam diseluruh jajaran dalam segala tindakan
dan penampilan 
3. Mengembangkan jiwa melayani secara ihsan dalam
setiap karyawan
13

d) Motto
Ihsan dalam Pelayanan

2) Jenis Perencanaan yang diterapkan di MPKP


Jenis perencanaan yang diterapkan diruang MPKP adalah perencanaan jangka
pendek yang terdiri dari rencana harian, bulanan dan tahunan.
a) Rencana Harian
Rencana harian adalah rencana aktifitas pada tiap shift yang dilakukan
oleh perawat asosiet/perawat pelaksana, perawat primer/ketua tim dan
kepala ruangan. Rencana harian dibuat sebelum operan dilakukan dan
dilengkapi pada saat operan dan pre conference.
(a) Rencana harian kepala ruangan
Isi kegiatan harian kepala ruangan meliputi semua kegiatan yang
dilakukan oleh seluruh SDM yang ada di ruangan dalam rangka
menghasilkan pelayanan asuhan keperawatan yang berkualitas.
Kepala ruangan harus mengetahui kebutuhan ruangan dan
mempunyai hubungan keluar dengan unit yang terkait untuk
memenuhi kebutuhan tersebut. Demikian pula dengan asuhan
keperawatan, kepala ruangan sebagai narasumber utama atau
konsultan untuk menjamin terlaksananya asuhan keperawatan
pada semua tim di ruangan.
Berikut isi rencana harian kepala ruangan meliputi :
- Asuhan keperawatan
- Supervisi Katim dan perawat pelaksana
- Supervisi tenaga selain perawat
- Kerja sama dengan unit yang terkait
(b) Rencana Harian Ketua Tim
Isi rencana harian ketua tim antara lain adalah:
- Penyelenggaraan asuhan keperawatan pada pasien di
timnya,
- Melakukan supervisi perawat pelaksana untuk menilai
kompetensi secara langsung dan tidak langsung, serta on the
job trainning yang dirancang,
- Kolaborasi dengan dokter atau tim kesehatan lainnya.
14

- Ketua tim sebaiknya hanya dinas pagi, karena pada pagi


hari banyak kegiatan atau tindakan yang dilakukan dan
merencanakan kegiatan sore dan malam.
(c) Rencana Harian Perawat Pelaksana
Isi rencana harian perawat pelaksana adalah tindakan
keperawatan untuk sejumlah klien yang dirawat pada shif
dinasnya. Rencana harian perawat pelaksana shif sore dan malam
agak berbeda jika hanya satu orang dalam satu tim maka perawat
tersebut berperan sebagai ketua tim dan perawat pelaksana
sehingga tidak ada kegiatan pre dan post conference. Perawat
pelaksana akan membuat rencana yang ditujukan pada tindakan
keperawatan untuk sejumlah pasien yang dirawat pada shift
dinasnya.
b) Rencana Bulanan
Ketua tim dan kepala ruangan membuat rencana bulanan berhubungan
dengan peningkatan asuhan keperawatan dan pelayanan keperawatan.
(a) Rencana Bulanan Kepala Ruangan
Setiap akhir bulan kepala ruangan melakukan evaluasi hasil ke
empat pilar atau nilai MPKP dan berdasarkan hasil evaluasi
tersebut, kepala ruangan akan membuat rencana tindak lanjut
dalam rangka peningkatan kualitas hasil. Dalam fungsi
perencanaan, kepala ruangan membuat laporan tentang evaluasi
rencana harian yang dibuat oleh ketua tim dan perawat
pelaksana.
Kegiatan yang termasuk rencana bulanan karu
- Membuat jadwal dan memimpin case conference
- Membuat jadwal dan memimpin pendidikan kesehatan
kelompok keluarga
- Membuat jadwal dinas
- Membuat jadwal petugas TAK
- Membuat jadwal memimpin rapat bulanan perawat
- Membuat jadwal dan memimpin rapat tim kesehatan
- Membuat jadwal supervisi dan penilaian kinerja ketua tim
dan perawat pelaksana
15

- Melakukan audit dokumentasi


- Membuat laporan bulanan
(b) Rencana Bulanan Ketua Tim
Setiap akhir bulan ketua tim melakukan evaluasi tentang
keberhasilan kegiatan yang dilakukan didalam timnya yaitu askep
dan kinerja perawat pelaksana. Berdasarkan hasil tersebut, dibuat
rencana tindak lanjut untuk perbaikan pada bulan berikutnya. Ketua
tim membuat laporan evaluasi rencana kegiatan harian asuhan
keperawatan yang dilakukan oleh perawat pelaksana dan
melaporkan hasil audit asuhan keperawatan serta melakukan
perbaikan asuhan keperawatan dengan merencanakan diskusi
langsung.
Kegiatan-kegiatan yang mencakup rencana bulanan katim adalah:
- Mempersentasikan kasus dalam case conference
- Memimpin pendidikan kesehatan kelompok keluarga
- Melakukan supervisi perawat pelaksana.
c) Rencana tahunan
Setiap akhir tahun kepala ruang melakukan evaluasi hasil kegiatan
dalam satu tahun yang dijadikan sebagai acuan rencana tindak lanjut
serta penyusunan rencana tahunan berikutnya.
Rencana kegiatan tahunan mencakup :
(a) Menyusun laporan tahunan yang berisi tentang kinerja MPKP
baik proses kegiatan (aktifitas yang dilakukan dari 4 pilar praktek
profesioanal) serta evaluasi mutu pelayanan
(b) Melaksanakan rotasi tim untuk penyegaran anggota masing-
masing tim
(c) Penyegaran terkait dengan materi MPKP khusus kegiatan yang
masih rendah pencapaianya yang bertujuan mempertahankan
kinerja yang telah dicapai MPKP bahkan meningkatkanya dimasa
mendatang
(d) Pengembangan SDM dalam bentuk rekomendasi peningkatan
jenjang karir perawat (pelaksana menjadi katim, katim menjadi
karu), rekomendasi untuk melajutkan pendidikan formal,
membuat jadual untuk mengikuti pelatihan-pelatihan.
16

2. Pengorganisasian
Pengorganisasian adalah rangkaian kegiatan manajemen untuk menghimpun
semua sumber daya (potensi) yang dimiliki oleh organisasi dan memanfaatkanya
secara efisien untuk mencapai tujuan organisasi dengan mengintegrasikan semua
sumber daya (potensi) yang dimiliki oleh sebuah organisasi, Dalam sistem
kerjasama secara jelas diatur siapa menjalankan apa, siapa bertanggung jawab
atas siapa, arus komunikasi dan memfokuskan sumber daya pada tujuan,
Pengorganisasian diruangan perawatan MPKP menggunakan pendekatan
sistem/metode antara lain adalah pembuatan struktur organisasi, daftar dinas dan
daftar pasien.
1) Struktur organisasi
Pengorganisasian diruangan MPKP menggunakan pendekatan sistem/metode
penugasan tim. SDM perawat diorganisasikan dengan menggunakan metode
penugasan perawat primer dan tim keperawatan yang dimodifikasi. Perawat
dibagi dalam tim sesuai dengan jumlah pasien diruangan. Jumlah pasien
untuk tiap tim 8- 10 orang, dan jumlah perawat antara 6-10 orang, untuk itu
akan dibuat struktur organisasi daftar dinas dan daftar pasien. Struktur
organisasi Ruang MPKP menggunakan sistem penugasan Tim-primer
keperawatan. Ruang MPKP dipimpin oleh kepala ruang yang membawahi
dua atau lebih ketua tim. Ketua tim berperan sebagai perawat primer
membawahi beberapa perawat pelaksana yang memberikan asuhan
keperawatan secara menyeluruh kepada sekelompok klien.
Uraian tugas masing-masing personil diatas antara lain adalah :
a) Kepala ruangan
(1) Membuat rencana tahunan, bulanan, mingguan dan harian.
(2) Mengorganisir pembagian tim dan pasien
(3) Memberi pengarahan kepada seluruh kegiatan yang ada di
ruangannya,
(4) Melakukan pengawasan terhadap seluruh kegiatan yang ada di
ruangannya,
(5) Memfasilitasi kolaborasi tim dengan anggota tim kesehatan yang
lainnya,
(6) Melakukan audit asuhan dan pelayanan keperawatan di ruangannya,
17

kemudian menindak lanjutinya,


(7) Mewakili MPKP dalam koordinasi dengan unit kerja lainnya.
b) Ketua tim/perawat primer:
(1) Membuat rencana tahunan, bulanan, mingguan dan harian.
(2) Mengatur jadual dinas timnya yang dikoordinasikan dengan kepala
ruangan,
(3) Melakukan pengkajian, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi asuhan
keperawatan bersama-sama anggota timnya.
(4) Memberi pengarahan pada perawat pelaksana tentang pelaksanaan
asuhan keperawatan,
(5) Melakukan kolaborasi dengan tim kesehatan lainnya dalam
pelaksanaan asuhan keperawatan,
(6) Melakukan audit asuhan keperawatan yang menjadi tanggungjawab
timnya,
(7) Melakukan perbaikan pemberian asuhan keperawatan.
c) Uraian tugas perawat pelaksana:
(1) Membuat rencana harian asuhan keperawatan yang
menjadi tanggungjawabnya.
(2) Melaksanakan asuhan keperawatan dengan melakukan interaksi
dengan pasien dan keluarganya
(3) Melaporkan perkembangan kondisi pasien kepada ketua tim.

3. Pengarahan
Pengarahan adalah proses memberikan bimbingan kepada staff agar mereka
mampu bekerja secara optimal dalam melaksnaakan tugas- tugasnya sesuai
dengan ketrampilan yang mereka miliki. Pengarahan ini termasuk didalamnya
adalah kejelasan komunikasi, pengembangan motivasi yang efektif. Pelaksanaan
(actuating) merupakan fungsi yang paling fundamental dalam manajemen, karena
merupakan pengupayaan berbagai jenis tindakan itu sendiri, agar semua anggota
kelompok mulai dari tingkat teratas sampai terbawah, berusaha mencapai sasaran
organisasi sesuai rencana yang telah ditetapkan semula, dengan cara terbaik dan
benar. Memang diakui bahwa usaha- usaha perencanaan dan pengorganisasian
bersifat vital, tetapi tidak akan ada output konkrit yang akan dihasilkan sampai
kita mengimplementasi aktivitas-aktivitas yang diusahakan dan yang diorganisasi.
18

Untuk maksud itu maka diperlukan tindakan pengawasan (actuating) atau usaha
untuk menimbulkan action.
Pengarahan diruang perawatan dapat dilakukan dalam beberapa kegiatan yaitu
program motivasi, manajemen konflik, pendelegasian, supervisi dan komunikasi
efektif.
a. Program motivasi
Program motivasi dimulai dengan membudayakan cara berfikir positif bagi
setiap SDM dengan mengungkapkannya melalui pujian (reinforcement)
pada setiap orang yang bekerja bersama-sama. Kebersamaan dalam
mencapai visi, dan misi merupakan pendorong kuat untuk fokus pada
potensi masing-masing anggota.
b. Manajemen konflik
MPKP merupakan pendekatan baru, maka kemungkinan menimbulkan
konflik yang disebabkan oleh persepsi, pandangan dan pendapat yang
berbeda. Untuk itu dilakukan pelatihan tentang sistem pelayanan dan asuhan
keperawatan bagi semua SDM yang ada (MPKP). Selain itu dalam
implementasi MPKP, Kepala subdepartemen keperawatan (Manajer
keperawatan), kepala ruangan (kalak) dan katim agar melakukan
komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) untuk mencegah dan
menyelesaikan konflik. Komunikasi yang terbuka diarahkan kepada
penyelesaian konflik dengan win-win solution.
c. Supervisi atau Pengawasan
Pengawasan merupakan hal yang penting dilakukan untuk memastikan
pelayanan dan asuhan keperawatan berjalan sesuai standar mutu yang
ditetapkan. Pelayanan tidak diartikan sebagai pemeriksaan dan mencari
kesalahan, tetapi lebih pada pengawasan partisipatif yaitu perawat yang
mengawasi pelaksanaan kegiatan memberikan penghargaan pada
pencapaian atau keberhasilan dan memberi jalan keluar pada hal-hal yang
belum terpenuhi. Dengan demikian pengawasan mengandung makna
pembinaan.

Pengawasan dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung.


Pengawasan langsung dilakukan saat tindakan atau kegiatan sedang
berlangsung, misalnya perawat pelaksanan sedang melakukan ganti balutan,
19

maka katim mengobservasi tentang pelaksanaan dengan memperhatikan


apakah standar kerja dijalankan. Pengawasan terkait pula dengan kinerja
dan kompetisi perawat, yang akan berguna dalam program jenjang karir
perawat bersangkutan. Pengawasan tidak langsung dilakukan melalui
pelaporan atau dokumen yang menguraikan tindakan dan kegiatan yang
telah dilakukan.

Pengawasan biasanya dilakukan oleh perawat yang lebih berpengalaman,


ahli atau atasan kepada perawat dalam pelaksanaan kegiatan atau tindakan.
Agar hasil pengawasan dapat ditindaklanjuti maka sebaliknya disediakan
instrumen pengawasan. Tindak lanjut dapat berupa penghargaan,
penambahan pengetahuan atau keterampilan, promosi untuk tahap
kemampuan lanjutan. Pelaksanaan pengawasan dapat direncanakan harian,
mingguan, bulanan, atau tahunan dengan fokus yang telah ditetapkan.Di
ruang rawat pengawasan dilakukan kepada kepala ruangan, ketua tim dan
perawat pelaksana. Pengawasan terhadap kepala ruangan dilakukan oleh
manajer keperawatan. Pengawasan terhadap ketua tim dilakukan oleh
manajer keperawatan, dan kepala ruangan. Pengawasan terhadap perawat
pelaksana dilakukan oleh manajer keperawatan, kepala ruangan dan katim.

Supaya hasil pengawasan dapat ditindaklanjuti maka sebaliknya disediakan


instrumen pengawasan. Tindak lanjut dapat berupa penghargaan,
penambahan pengetahuan atau keterampilan, promosi untuk tahap
kemampuan lanjutan. Pelaksanaan pengawasan dapat direncanakan harian,
mingguan, bulanan, atau tahunan dengan fokus yang telah ditetapkan.Di
ruang rawat pengawasan dilakukan kepada kepala ruangan, ketua tim dan
perawat pelaksana. Pengawasan terhadap kepala ruangan dilakukan oleh
manajer keperawatan. Pengawasan terhadap ketua tim dilakukan oleh
manajer keperawatan, dan kepala ruangan. Pengawasan terhadap perawat
pelaksana dilakukan oleh manajer keperawatan, kepala ruangan dan katim.
Diruang MPKP supervsi berjenjang dilakukan sebagai berikut :
a. Kepala seksi keperawatan atau konsultan melakukan pengawasan
terhadap kepala ruangan, ketua tim dan perawat pelaksana
b. Kepala ruangan melakukan pengawasan terhadap ketua tim dan
20

perawat pelaksana
c. Ketua tim melakukan pengawasan terhadap perawat pelaksana
d. Materi supervisi disesuaikan dengan uraian tugas dari masing- masing
staf perawat yang disupervisi. Untuk kepala ruang materi supervisi
adalah kemampuan manajerial dan kemampuan asuhan keperawatan.
Ketua tim supervise terkait dengan kemampuan pengelolahan di
timnya dan kemampuan asuhan keperawatan, sedangkan untuk
perawat pelaksana disupervisi terkait dengan kemampuan asuhan
keperawatan yang dilaksanakan. Agar supervise dapat menjadi alat
pembinaan dan tidak menjadi momok bagi staff maka perlu disusun
standart dan jadual pasti dalam supervise.Untuk evaluasi fungsi
pengarahan ini, kepala ruangan menyusun rencana terhadap ketua tim
dan perawat pelaksana sebagai rencana bulanan.

4. Pengendalian
adalah melakukan pekerjaan melalui orang lain agar aktifitas organisasi tetap
berjalan. Pendelegasian dilaksanakan melalui proses sebagai berikut :
a. Buat rencana tugas yang perlu dituntaskan
b. Identifikasi ketrampilan dan tingkat pendidikan yang diperlukan untuk
melaksanakan tugas
c. Pilih orang yang mampu melaksanakan tugas yang didelegasikan
d. Komunikasikan dengan jelas apa yang akan dikerjakan dan apa tujuaanya
e. Buat batasan waktu dan monitor penyelesaian tugas
f. Jika bawahan tidak mampu melaksanakan tugas karena menghadapi
masalah tertentu, manajer harus bisa menjadi model peran dan menjadi
narasumber untuk menyelesaikan masalah yang terjadi.
g. Evaluasi kinerja setelah tugas selesai
h. Pendelegasian terdiri dari tugas dan kewenangan

Penerapan delegasi di MPKP dalam bentuk pendelegasian tugas oleh kepala


ruangan kepada ketua tim dan ketua tim kepeda perawat pelaksana.
Pendelegasian dilakukan melalui mekanisme pelimpahan tugas dan wewenang.
Pendelegasian tugas dilakukan secara berjenjang yang penerapanya dibagi
menjadi 2 jenis, yaitu pendelegasian terencana dan pendelegasian insidentil.
21

a. Pendelegasian terencana adalah pendelegasian yang secara otomatis


terjadi sebagai konsekuensi sistem penugasan yang diterapkan diruang
MPKP. Bentuknya antara lain adalah :
b. Pendelegasian tugas kepala ruangan kepada ketua tim untuk
menggantikan tugas sementara tugas kepala ruang karena alasan tertentu
c. Pendelegasian tugas kepala ruangan kepada penanggung jawab shif
d. Pendelegasian ketua tim kepada perawat pelaksana dalam pelaksanaan
tindakan keperawatan yang telah direncanakan.
e. Pendelegasian insidentil, yang terjadi apabila salah satu personil ruang
MPKP berhalangan hadir , sehingga pendelegasian tugas harus dilakukan.
Dalam hal ini yang mengatur pendelegasian adalah kepala seksi
perawatan, kepala ruangan, ketua tim atau penanggung jawab shif dan
tergantung pada personil yang berhalangan.

Mekanisme yang dilakukan adalah sebagai berikut :


1) Bila kepala ruangan berhalangan, kepala seksi menunjuk salah satu
ketua tim untuk menggantikan tugas kepala ruang
2) Bila ketua tim berhalangan hadir, maka kepala ruangan menunjuk salah
satu anggota tim (perawat pelaksana) menjalankan tugas ketua tim
3) Bila ada perawat pelaksana yang berhalangan hadir, sehingga satu tim
kekurangan personil maka kepala ruangan berwenang memindahkan
perawat pelaksana dari tim lain masuk tim yang kekurangan
personiltersebut atau katim melimpahkan pasien kepada perawat
pelaksana yang hadir.
Prinsip pendelegasian tugas di MPKP antara lain adalah :
1) Pendelegasian tugas harus menggunakan format pendelegsaian
2) Personil yang menerima pendelegasian adalah personel yang
berkompetemn dan setara dengan kemampuan yang digantikan tugasnya
3) Uraian tugas yang didelegasikan harus dijelaskan secara verbal, terinci
dan tertulis
4) Pejabat yang mengatur pendelegasian wajib memonitor pelaksanaan
tugas dan menjadi rujukan bila ada kesulitan yang dihadapi
5) Setelah selesai pendelegasian dilakukan serah terima tugas yang sudah
dilaksanakan dan hasilnya
22

C. Output
1. Indikator mutu umum RD
Indikator-indikator pelayanan rumah sakit dapat dipakai untuk mengetahui
tingkat pemanfaatan, mutu, dan efisiensi pelayanan rumah sakit. Indikator-
indikator berikut bersumber dari sensus harian rawat inap:
a. BOR (Bed Occupancy Ratio = Angka penggunaan tempat tidur)
BOR menurut Huffman (1994) adalah the ratio of patient service days to
inpatient bed count days in a period under consideration. Sedangkan
menurut Depkes RI (2015), BOR adalah prosentase pemakaian tempat tidur
pada satuan waktu tertentu. Indikator ini memberikan gambaran tinggi
rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur rumah sakit. Nilai parameter
BOR yang ideal adalah antara 60-85% (Depkes RI, 2015).
Rumus :
(jumlah hari perawatan di rumah sakit) × 100%
(jumlah tempat tidur × jumlah hari dalam satu periode)
Dari ruang RPB BOR yang didapatkan per bulan November adalah:
118 X 100%
18 X 30
=118X 100%
540
= 21,8%
(Maka BOR yang di dapatkan di RPB ialah 19%)

b. LOS
AVLOS (Average Lengt Of Stay) = jumlah lama dirawat / jumlah pasien keluar
(hiudp + mati). Angka yang menunjukkan rata-rata lamanya seorang pasien
dirawat, AVLOS ideal = 3 -12 hari.
Dari RPB LOS yang didapatkan per bulan November adalah:
Lama perawatan
LOS=
Jumlah pasien
5 hari
LOS=
103 pasien
= 4,8 (100%) = 48%
c. TOI
23

TOI (Turn Over Interval) = (jumlah kapasitas tempat tidur – rata jumlah pasien
keluar) * periode / jumlah hari perawatan. Rata-rata  jumlah hari sebuah tempat
tidur tidak terisi, yaitu waktu antara sebuah tempat tidur ditinggalkan pasien
sampai dengan saat ditempati lagi oleh pasien lain berikutnya, TOI ideal = 1 – 3
hari.

Dari RPB TOI yang didapatkan per bulan November adalah:


jumlah kapasitas tempat tidur −rata jumlah pasien keluar x periode
LOS=
Jumlah hari perawatan
(18−3,4) x 30
LOS=
5
Lama perawatan
LOS=
Jumlah pasien
= 88
(Maka LOS yang di dapatkan di RPB ialah 88%)
d. BTO
BTO (Bed Turn Over) = jumlah hari perawatan / jumlah kapasitas tempat tidur.
Angka yang menunjukkan tingkat penggunaan sebuah tempat tidur, rata-rata
jumlah pasien yang menggunakan setiap tempat tidur dalam tahun yang
bersangkutan. BTO ideal => 30 kali.

Dari ruang Eboni BTO yang didapatkan per bulan September adalah:
103
18
= 5,7%
(Maka BTO yang di dapatkan di RPB ialah 5,7%)

2. Daftar Intrument
24

JENIS BARANG
N KONDISI
JUMLAH KET
O NAMA BARANG BARANG
BARANG
25

NURSE STATION
1 Laptop 4 Baik
2 PC/Komputer 1 Baik
3 Tablet 1 Baik
4 Pesawat telpon 1 Baik
5 Lampu darurat 1 Baik
6 Kursi biasa 10 Baik
7 AC 1 Baik
Tabung O2 kecil +
8 1 Baik
Aflowmeter
9 Gluco test 1 Baik
10 Set GV+ kom kecil 2 Baik
11 Infus Pump 1 Baik
12 Syring Pump 1 Baik
13 Oxymetri 1 baik
14 Timbangan dewasa 1 Baik
15 Turniquet 1 Baik
16 Stetoskop dewasa 4 Baik
17 Termogun 1 Baik
18 Termometer ketiak 1 Baik
19 Troly obat 3 Baik
20 Kursi roda 3 Baik
21 Monitor TTV 1 Baik
Tempat sampah
22 1 Baik
medis besar
Tempat sampah
23 1 Baik
non medis Besar
1
Tempat sampah
24 2 Baik Sedang,
botol vial/ampul
1 kecil
Tempat Sampah
25 3 Baik
Hazard
2 Baik,
26 Tensimeter Digital 3 Baik
1 eror
27 Tensimeter Analog 2 Baik
28 Bengkok 2 Baik
RUANG OBAT
1 AC 1 Baik
2 Dispenser+galon 1 Baik
4 Temperatur Suhu 1 Baik
5 Kursi Hitam 1 Baik
6 Bantex 3 Baik
7 Lemari linen 1 Baik
8 Lemari obat 1 Baik
9 Meja ½ biro 1 Baik
10 Troli 3 Baik
26

11 Lemari set steril 1 Baik


12 Handscoon bersih 9 Box Baik
13 Mask Bedah 10 Box Baik
14 Aflowmeter O2 10 Baik
RUANG PERAWATAN
1 Tempat tidur 27 Baik
2 AC 9 Baik
3 TV 9 Baik
4 Kursi 27 Baik
5 Jam Dinding 8 Baik
6 Tiang infus 27 Baik
7 Hepafilter 27 Baik
8 Bantal 27 Baik
9 Tempat sampah 8 Baik
10 Gayung 8 Baik
11 Ember 8 Baik
12 Pispot 2 Baik
13 Gelas ukur 1 Baik

3. Indikator Penyakit
Pasien dengan kebutuhan akan melakukan tindakan operasi atau setelah
melakukan operasi di RS An-Nisa Tangerang.

4. Indikator pelayanan
Indikator Pelayanan Mutu Kesehatan Dan Keperawatan
27

Depkes RI (2012) Menetapkan indicator mutu pelayanan kesehatan sebagai


berikut :
a.Indikator yang mengacu pada aspek medis.
b. Indikator mutu pelayanan untuk mengukur tingkat efisiensi
RS.Indikator mutu yang mengacu pada keselamatan pasien.
c.Indikator mutu yang berkaitan dengan tingkat kepuasaan pasien.

Depkes RI (2012) menetapkan indikator mutu pelayanan keperawatan


meliputi:
a. Keselamatan pasien
b. Pasien aman dari kejatuhan, dekubitus, kesalahan pemberian obat
dan cidera akibat restrain.Perawatan diri
c. Kebersihan dan perawatan diri merupakan kebutuhan dasar manusia yang
harus terpenuhi agar tidak menimbulkan masalah lain, misalnya penyakit
kulit, rasa tidak nyaman, infeksi saluran kemih, dan lain- lain.
d. Kepuasan pasien
e. Tingginya tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan ke perawatan
tercapai, jika terpenuhinya kebutuhan pasien atau keluarga terhadap
pelayanan keperawatan yang diharapkan.
f. Kecemasan
Cemas adalah perasaan was-was, kuatir atau tidak nyaman seakan- akan
terjadi suatu yang dirasakan sebagai ancaman.
g. Kenyamanan
Rasa nyaman (comfort) adalah bebas dari rasa nyeri atau nyeri terkontrol.

h. Pengetahuan
Kemampuan pasien mengetahui informasi tentang penyakitnya, kondisi
dan perawatan yang diterimanya. Indikator pengetahuan terdiri dari
pengetahuan tentang penyakitnya.
28
29

BAB III
ANALISA SITUASI

A. Kondisi Rumah Sakit Annisa Tangerang


RS ANNISA Kota Tangerang merupakan RS Tipe C terbaik yang telah memberikan pelayanan
BPJS dan Ansuransi kesehatan terbaik. RS ANNISA TANGERANG memiliki tenaga perawat
yang memiliki pendidikan S1 keperawatan Ners. Ruang Perawatan Bedah merupakan ruang
perawatan umum yang terdiri dari 9 ruangan. Dimana 1 ruangan untuk rawat inap
tindakan, 1 ruangan obat dan terdapat meja nurse station diawal pertama masuk RPB.
Dari masing-masing rungan rawat inap terdiri dari nomor rungan 201-208, dimana
kamar 202 terdiri dari 5 bed 1 kamar mandi, kamar 202 terdiri dari 3 Bed dan 1 kamar
mandi, kamar 203 terdiri dari 3 bed dan 1 kamar mandi, kamar 204 terdiri dari 5 bed
dan 1 kamar mandi, 205 terdiri dari 5 bed dan 1 kamar mandi, 206 terdiri dari 5 bed
dan 1 kamar mandi, 207 terdiri dari 2 bed dan 1 kamar mandi, 208 terdiri dari 2 bed
dan 1 kamar mandi, serta terdapat 2 CCTV diluar ruangan rawat inap utnuk memantau
lingkungan sekitaran RPB dan AC setiap ruangan yang ada di RPB RS Annisa
Tangerang.

B. SDM Ruang Perawata Bedah 2 RS Annisa


No Nama Pendidikan Jabatan
1. Ns.Puji Astuti S.Kep S1 Koordinator Ruangan
2. Ns.Narulita Sari, S.Kep S1 Perawat Primer
3. Ns. Naya Andini, S.Kep S1 Perawat Asosiate
4. Ns.Murniza, S.Kep S1 Perawat Asosiate
5. Ns.Dian Kurnia Prastiwi, S.Kep S1 Perawat Asosiate
6. Ns.Pajar Prihatin, S.Kep S1 Perawat Asosiate
7. Ns.Miftakhul Jannah, S.Kep S1 Perawat Asosiate
8. Ns.Puji Eka, S.Kep S1 Perawat Asosiate
9. Ns.Ellis Siti, S.Kep S1 Perawat Primer
10. Ns.Siti Masrogyah, S.Kep S1 Perawat Asosiate
11. Ns.Nofiana, S.Kep S1 Perawat Asosiate
12. Ns.Rati Lisnawati, S.Kep S1 Perawat Asosiate
13. Ns.Eka Resti Anggraeni, S.Kep S1 Perawat Asosiate
30

14. Ns.Devin Iriyadi, S.Kep S1 Perawat Asosiate


15. Ns.Euis Sri Mulyani, S.Kep S1 Perawat Asosiate
11. Ns.Andi, S.Kep S1 Perawat Asosiate
12. Ns.Ina Rusniawati, S.Kep S1 Perawat Asosiate

C. Peralatan Di Ruangan Utama 2 Rs Annisa


JENIS BARANG JUMLAH KONDISI
NO NAMA BARANG BARANG BARANG KET

NURSE STATION
1 Laptop 4 Baik
2 PC/Komputer 1 Baik
3 Tablet 1 Baik
4 Pesawat telpon 1 Baik
5 Lampu darurat 1 Baik
6 Kursi roda warna hitam 5 Baik
7 Kursi biasa 10 Baik
8 AC 1 Baik
RUANG OBAT
1 AC 1 Ba
ik
2 Dispenser+galon 1 Ba
ik
3 Kulkas+ 1 Ba
ik
4 Temperatur Suhu 1 Ba
ik
5 Kursi Hitam Beroda 1 Ba
ik
6 Bantex 3 Ba
ik
7 Lemari linen 1 Ba
ik
31

8 Lemari obat 1 Ba
ik
9 Meja ½ biro 1 Ba
ik
10 Troli 1 1 Ba
ik
11 Lemari set steril 1 Ba
ik
12 Handscoon bersih 9 Box Ba
ik
13 Mask Bedah 10 Ba
Box ik
14 Aflowmeter O2 10 Ba
ik
RUANG TINDAKAN
1 Tabung O2 kecil + Aflowmeter 2 B
a
i
k
2 Gluco test 1 B
a
i
k
3 Set GV+ kom sedang
4 Tyroly 3 B
a
i
k
5 Infus Pump 1 B
a
i
k
6 Syring Pump 1 B
32

a
i
k
7 Oxymetri 1
B
a
i
k
8 Timbangan dewasa 1 B
a
i
k
9 Tensimeter dewasa digital 2 B
a
i
k
10 Turniquet 1 B
a
i
k
11 Stetoskop dewasa 2 B
a
i
k
12 Stetoskop neonatus 1 B
a
i
k
13 Termometer ketiak 2 B
a
i
k
14 Troly obat 1 B
a
33

i
k
15 Troly Emergency 1 B
a
i
k
16 Dc shock/defebrilator 1 B
a
i
k
17 Kursi roda 2 B
a
i
k
18 EKG + Troly 1 B
a
i
k
19 Monitor TTV 1 B
a
i
k
20 Lampu Emergency 2 B
a
i
k
21 Food step 1 B
a
i
k
22 Over bed table 1 B
a
i
34

k
23 Tempat sampah non medis kecil 1 B
a
i
k
24 Tempat sampah medis besar 1 B
a
i
k
25 Tempat sampah non medis 1 B
Besar a
i
k
28 Box kontainer kecil (tempat 1 B
aksesoris EKG) a
i
k
29 Laci penyimpanan 2 B
a
i
k
30 Tensi portable 2 B
a
i
k
31 Bengkok 2 B
a
i
k
RUANG PERAWATAN
1 Tempat tidur 5 B
a
i
35

k
2 AC 1 B
a
i
k
3 TV 1 B
a
i
k
4 Nakas 5 B
a
i
k
5 Kursi 5 B
a
i
k
6 Jam Dinding 1 B
a
i
k
7 Tiang infus kaki 5 3 B
a
i
k
8 Tiang infus kaki 3 2 B
a
i
k
9 Infus bed 2 B
a
i
k
36

10 Hepafilter 1 B
a
i
k
11 Bantal 5 B
a
i
k
12 Tempat sampah 10 B
a
i
k
13 Gayung 1 B
a
i
k
14 Ember 1 B
a
i
k
15 Pispot 1 B
a
i
k
16 Gelas ukur 1 B
a
i
k
17 Trolly mandi + baskom stainless 1 B
a
i
k

D. Analisis SWOT
37

1. Analisa SWOT RS An-Nisa Tangerang

Strength
(Kekuatan) a. RS An-Nisa Tangerang merupakan Rs tipe C terbaik yang
telah memberikan pelayanan BPJS dan Ansuransi kesehatan
terbaik.
b. RS An-Nisa Tangerang memiliki tenaga perawat yang
memiliki pendidikan S1 keperawatan Ners
c. RS memiliki program dan anggota PPI yang berkualitas untuk
mencegah dan meminimalkan terjadinya infeksi pada pasien,
petugas, pengunjung, dan masyarakat sekitar fasilitas
pelayanan kesehatan.
d. Kewenangan fungsi setiap profesi tenaga kesehatan
sesuai dengan tugasnya
e. Rumah sakit telah Menggunakan alur evakuasi bencana.
f. Di Ruang Perawatan Bedahsudah menerapkan asuhan
keperawatan MPKP dan sudah berjalan dengan cukup baik
g. Pelaksanaan asuhan keperawatan dan tindakan yang dilakukan
diRuang Perawatan Bedahsudah mengacu pada standard
prosedur atau SOP yang telah di buat oleh RS ANNISA Kota
Tangerang
h. Komunikasi efektif dan komunikasi terapeutik
sudah berjalan dengan baik.
i. Pelaksanaan 6 SKP safety pasien sudah berjalan
j. Ruang Perawatan Bedahsangat bersih, nyaman dan rapih
karena setiap shift selalu di bersihkan oleh cleaning service
atau office boy yang selalu ada di ruangan
k. Fasilitas alat perawatan yang memadai dan sesuai standart
l. Pendataan rekam medis pasien sudah menggunakan system
komputer, kecuali data yang memerlukan tanda tangan
menggunakan rekam medis tertulis
m. Berada di wiliyah yang trategis yaitu diantara kota dan
kabupaten Tangerang
Weakness a. Tidak tersedia informasi tambahan seperti poster disekitaran
38

(Kelemahan) ruangan
b. Jumlah Oxcimetri yang terbatas sehingga memperlambat
kinerja perawat
c. Tidak tersedia nya box untuk mengantarkan sample pasien ke
laboratorium

Opportunity a. Keluarga pasien merasa nyaman dengan perlakuan perawat


(peluang) b. Lokasi RS Annisa Kota Tangerang strategis dan mudah diakses
dan dijangkau
c. RS Annisa Kota Tangerang dapat berkerja sama dengan
Rumah Sakit lain
d. RS Annisa Tangerang memiliki perawat, bidan, dan dokter
spesalis yang berkualitas dan memiliki pendidikan yang
minimal S1
e. Rumah sakit tipe C disekitaran RS Annisa Kota
Tangerang memiliki pelayanan BPJS dan pelayanan
umum terbaik
f. RS Annisa Tangerang termasuk RS pendidikan
Threat a. Adanya persepsi masyarakat tentang lokasi RS yang
(Ancaman) kurang aman
b. Sudah banyak pelayanan perawat primer di RS lain
c. Banyak RS yang menawarkan pelayanan yang lebih baik
dari RS Annisa Kota Tangerang
d. Banyak bermunculan inovasi-inovasi yang baru dari RS lain
dengan berbagai bentuk tawaran yang menarik
e. Sudah banyak RS lain yang memiliki fasilitas dan kualitas yang
lebih memadai
39

2. Analisa Data

No. Masalah S = Kekuatan W= Kelemahan O= Peluang T = Ancaman

1 Ketidakk Perawa Pasien merasa Keluarga Pasien dan keluarga


onsistena t dapat kurang nyaman pasien tidak merasa nyaman
n dalam dengan apabila merasa pada saat menerima
menerapk mudah bertemu nyaman asuhan keperawatan
an 5 S menda dengan dengan
patkan perawat perlakuan
keperca perawat
yaan
dari
pasien
dan
keluarg
a
pasien

2. Tidak Perawa Dapat Perawat Perawat tid


tersediany t dapat meninggalkan dapat
a dengan bekas tinta dan melihat
40

whiteboar mudah mudah dengan jelas


d mencat terhapus catatan yang
at di tulis
jadwal
dokter
visit/ha
l-hal
penting
lainnya
30

3. Perumusan masalah
Prioritas Masalah
Penghitungan prioritas berdasarkan metode CARL. Metode CARL merupakan
metode yang cukup baru di kesehatan. Metode CARL juga didasarkan pada
serangkaian kriteria yang harus diberi skor 0-10.
Kriteria CARL tersebut mempunyai arti:
a. C = Capability yaitu ketersediaan sumber daya (dana, sarana dan peralatan)
b. A = Accessibility yaitu kemudahan, masalah yang ada mudah diatasi atau
tidak. Kemudahaan dapat didasarkan pada ketersediaan metode/cara/teknologi
serta penunjang pelaksanaan seperti peraturan atau juklak.
c. R = Readiness yaitu kesiapan dari tenaga pelaksana maupun kesiapan sasaran,
seperti keahlian atau kemampuan dan motivasi.
d. L = Leverage yaitu seberapa besar pengaruh kriteria yang satu dengan yang
lain dalam pemecahan masalah yang dibahas.
Setelah masalah atau alternatif pemecahan masalah diidentifikasi, kemudian
dibuat tabel kriteria CARL dan diisi skornya. Bila ada beberapa pendapat
tentang nilai skor yang diambil adalah rerata. Nilai total merupakan
hasil perkalian: C x A x R x L.
Identifikasi untuk memprioritaskan masalah didapatkan dari pendapat beberapa
perawat yang didiskusikan bersama dan diambil reratanya.
31

No. Masalah Capability Assesibility Readiness Laverage Total Nilai P

1. Ketidakkonsistenan 8 8 7 9 4.032
dalam menerapkan 5 S

2. Tidak tersedianya 9 10 9 10 8.100


whiteboard
32

D. Plan Of Action (POA)


No. Masalah Tujuan Uraian Kegiatan Sasaran Metode Media Dana Waktu Pj
1. Ketidakkonsistenan Perawat dapat Membeli dan Petugas Observasi Tidak 9 Mahasiswa
dalam menerapkan dengan mudah memberi lebel Medis memerlukan Desember Ners
5S mendapatkan identitas pada bagian biaya 2021
kepercayaan dari depan box
pasien dan
keluarga pasien

2. Tidak tersedianya Untuk dapat Menyiapkan materi ,petugas Penyediaan Whiteboard Rp.40.000,0 9 Mahasiswa
whiteboard mencatat jadwal yang akan medis 0.,- Desember Ners
dokter visit dan hal disampaikan, 2021
hal penting lainnya. kemudian diolah ke
aplikasi untuk
dimasukan ke TV,
lalu informasi akan
dapat di nikmati
oleh pasien,
keluarga ataupun
pegawai yang ada di
lingkungan RS
E. Penyelesaian Masalah
No Masalah Implementasi Evaluasi
1. Tidak tersedia nya box Sudah membelikan dan Sample pasien yang di antar ke
untuk mengantarkan memberikan box untuk laboratorium lebih aman.
sample pasien ke penyimpanan samle pasien
laboratorium oleh Mahasiswa pada
tanggal 3 Desember 2021
2. Kurangnya informasi Sudah dibuat lembar balik Video hanya ditampilkan saat
tambahan seperti lembar digital untuk menambah presentasi kelompok, sehingga
balik digital (leaflet) di informasi atau wawasan belum dapat didistribusikan secara
ruang RPB kepada pasien, keluarga menyeluruh kepada staff perawat
pasien pada tanggal 3 di rumah sakit.
Desember
BAB IV
PEMBAHASAN

A. Kesenjangan Teori Dan Penyelesaian Masalah


Box sampel merupakan alat yang digunakan untuk mengirimkan specimen sampel ke
laboratorium, pengirimian sampel lingkungan dari ruangan harus segera dilakukan untuk
menjaga integritas sampel, keterlambatan pengiriman sampel dapat mengubah komposisi
sampel tersebut. (EPA sample submission procedures rev 13-2014)
Semua spesimen harus pra-kemas untuk mencegah kerusakan dan tumpahan. Tabung
spesimen harus disegel dengan Parafilm dan ditempatkan dalam plastik ziplock.
Tambahkan bahan penyerap cukup untuk menyerap seluruh isi wadah kedua dan
pisahkan tiap tabung spesimen untuk mencegah kerusakan. Hal ini untuk mencegah
bocor dan munculnya tumpahan. Bila terdapat sejumlah besar spesimen yang akan
dikirim, gunakan cryobox untuk mengatur spesimen secara berurutan. Spesimen dari
pasien yang diduga MERS-CoV harus dikemas, dikirim, dan diangkut sesuai dengan
International Air Transport Association (IATA) yang terbaru. Spesimen harus disimpan
dan dikirim pada suhu yang sesuai (lihat Tabel ). Spesimen harus tiba di laboratorium
segera setelah pengambilan. Penanganan spesimen dengan tepat saat pengiriman adalah
hal yang sangat penting. Sangat disarankan agar pada saat pengiriman spesimen tersebut
ditempatkan di dalam cool box dengan kondisi suhu 2-8 C atau bila diperkirakan lama
pengiriman lebih dari tiga hari spesimen dikirim dengan menggunakan es kering (dry
ice).Formulir permintaan pemeriksaan spesimen dan surat pengantar dari dinas kesehatan
Provinsi/kab/kota harus dimasukkan kedalam cool box (Kemenkes, 2020).
Pubhtml5 Pubhtml5 adalah aplikasi flipbook berbasis web yang dapat digunakan untuk
mengubah file PDF ke bentuk flipbooks. Dengan Pubhtml5, teman dapat membuat
majalah, katalog, e-brosur, eBook atau e-surat kabar menakjubkan berbentuk 3D..dengan
kata lain dengan software ini kita dapat membuat majalah online atau epaper dengan cara
menjadikan file flash lalu embed ke page html halaman web atau blog. Software ini
sangat bagus menurut saya bagi sobat yang inginmembuat majalah untuk toko online
maupun katalog product, selainitu juga bisa membuat buku dari file office dengan
tampilan 3Ddengan template yang keren selain itu kita bisa memasukkan filevideo yang
bisa kita tautkan kedalamnya (Andri, 2018).
Ternyata penggunaan tanpa box untuk mengirim sampel ke laboratorium sangatlah
penting, karena bisa menimbulkan resiko lingkungan ataupun keutuhan dari sampel itu
sendiri. Dengan adanya box untuk menampung sampel ke laboratorium dapat mencegah
terjadinya hal yang tidak diinginkan serta untuk menjaga keutuhan bahan sampel yang
diambil. Adapun pembuatan lembar balik digital ini bisa digunkan untuk edukasi kepada
pasien dengan teknologi digital yang bisa diakses menggunakan handphone, laptop, dan
tablet. Adapun edukasi yang kita berikan berupa lembar balik digital yang beisi materi
edukasi yang berkaitan dengan masalah atau penyakit yang sering muncul di ruang RPU
2 yaitu DHF.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pelaksanaan kegiatan praktek manajemen di Ruangan Perawatan Utama 2 RS An-
Nisa Tangerang pada tanggal 22 November - 4 Desember 2021. Kelompok melakukan
pengkajian selama 2 minggu dari 22 November - 4 Desember 2021 kemudian diolah atau
dianalisa dan merumuskan masalah dimana kelompok menemukan beberapa masalah
yang perlu di intervensi. Dari masalah- masalah tersebut kelompok sudah melakukan
intervensi yaitu :
1. Tidak tersedia nya box untuk mengantarkan spesimen sample pasien ke
laboratorium
2. Kurangnya informasi tambahan seperti lembar balik digital (leaflet) di ruang
RPB

B. Saran
1. Pihak rumah sakit
Untuk melakukan timbang terima dengan lebih terkoordinasikan sehingga dapat
berjalan sesuai dengan MPKP yang ada.
2. Pihak perawat ruangan
1) Mengembangkan timbang terima pasien yang sudah ada dengan menyesuaikan
metode MPKP serta menjalankan peran sesuai dengan pembagian tugas dan
tanggung jawab yang menjadi standarisasi.
Daftar Pustaka

Depkes RI, (2012). Standart Manajemen Pelayanan Keperawatan dan Kebidanan di


Sarana Kesehatan, Jakarta Direktorat Pelayanan Keperawatan Depkes RI Depkes RI,
(2012).

Standart Tenaga Keperawatan di Rumah Sakit, Jakarta Direktorat Pelayanan Keperawatan


Depkes RI Keliat, B.A., dkk (2012).

Pedoman manajemen sumber daya manusia perawat ruang model praktek keperawatan
profesional rumah sakit Marzoeki Mahdi Bogor. Makalah : tidak dipublikasikan
Sitorus, R, Yulia (2016).

Model Praktik Keperawatan Profesional di Rumah Sakit; Penataan Struktur dan Proses
(Sistem) Pemberian Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat, Penerbit Buku
Kedokteran, Jakarta Sudarsono, R.S. (2010).

Berbagai model praktek keperawatan profesional di rumah sakit. Makalah seminar dan
semiloka MPKP II. Jakarta : tidak dipublikasikan Suryati. (2014).

Keperawatan manajemen di rumah sakit. Erlangga. Jakarta Swansburg & swansburg,


(1999). introductory managemen and leaderships for nurses: An Interactive text (2
ed.) Canada : Jones & Bartlett Publishers Nursalam. 2011.

Manajemen Keperawatan Aplikasi dalam Praktik Keperawatan Profesional. Jakarta :


Salemba Medika Yanti,Imelda.2012.TeknologiNurseCall diunduh pada artikel
https://www.kompasiana.com/imelda_yanti/551b0006981331 c67f9de3bc/nur ce-call
pada tanggal 25 Desember 2018
LAMPIRAN DOKUMENTASI KEGIATAN

Box Penyimpanan sample untuk mengirim ke Labaratorium

Before after

Lembar Balik Digital

Before After

Anda mungkin juga menyukai